PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/771/1/FILE...

140
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I 11511010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/771/1/FILE...

  • 1

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

    MELALUI METODE MAKE A MATCH

    PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

    KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2015/2016

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Disusun Oleh :

    MUHAMMAD RIFA’I

    11511010

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2016

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

    MELALUI METODE MAKE A MATCH

    PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

    KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2015/2016

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Disusun Oleh :

    MUHAMMAD RIFA’I

    11511010

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2016

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

    MELALUI METODE MAKE A MATCH

    PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

    KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN AJARAN 2015/2016

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Disusun Oleh :

    MUHAMMAD RIFA’I

    11511010

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2016

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    ى ِفى ى فى َم ِف ْن ِف ى َم ُه َم ى ِففى َم َم ِفى اْن ِف ْن ِف ى َم ى َم َم َم ْن

    „‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟

    (HR.Turmudzi)

    PERSEMBAHAN

    Karya ini penulis persembahkan untuk :

    1. Bapak Slamet Wahyudi dan Ibu Siti Marfu‟ah yang telah membesarkan

    dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara

    lahir maupun batin dengan iringan do‟a restu sehingga penulis bisa seperti

    sekarang.

    2. Untuk adik, Kakak dan Keluarga besar yang telah memberi semangat,

    motivasi serta dukungan yang tak pernah usai kepadaku.

    3. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd, yang telah membimbingku dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    4. Bapak Dr. Muh Saerozi, M. Ag, yang telah membimbingku dan memberi

    motivasi dari awal semester sampai sekarang.

    5. Sahabat-sahabatku, Mamah Haikal, Plengeh, Sotib, Kak Dirjo, dan teman-

    teman CyCgu MI 2011 yang telah Memberi warna dalam hari-hari

    indahku.

    6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbingku dalam

    perkuliahan.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

    Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan

    pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai

    pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan

    terima kasih dan penghargaan kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah IAIN Salatiga

    4. Bapak Dr. Winarno. S,Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam

    penulisan skripsi ini.

    5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang

    telah memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik.

    6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan

    pengetahuan kepada penulis.

  • ix

  • x

    ABSTRAK

    Rifa‟i, Muhammad.2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan

    Permukaan Bumi Melalui Metode Make a Match Pada Siswa Kelas III di

    MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun

    Ajaran 2015/2016, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd

    Kata Kunci: Hasil Belajar dan Metode Make a Match

    Hasil belajar merupakan hasil usaha peserta didik yang digunakan untuk

    mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk

    mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Hasil belajar yang baik merupakan

    sesuatu yang sangat diharapkan oleh peserta didik, termasuk juga siswa kelas III

    di MI Muhammadiyah Suruh. Siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh masih

    banyak yang mendapatkan prestasi yang bisa dibilang jauh dari memuaskan,

    Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena metode yang

    digunakan Guru kelas III adalah metode konvensional saja yaitu dengan metode

    ceramah dan pemberian tugas saja. Untuk itu guru harus dapat membenahi

    pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang lain yaitu dengan

    memilih metode yang tepat dengan materi yang akan di sampaikan yaitu metode

    Make a Match. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah

    metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

    Kenampakan Kermukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh

    Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

    Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak dua

    siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa

    kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

    Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 20 terdiri atas 12 siswa laki-laki

    dan 8 siswi perempuan. Data yang didapat berupa hasil belajar IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi yang didapat dari test dan hasil pengamatan

    Berdasarkan hasil temuan dan analisis didapatkan kesimpulan bahwa

    metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi materi

    Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh

    Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Dari jumlah

    siswa keseluruhan kelas III sejumlah 20 siswa pada siklus I persentase siswa yang

    mencapai KKM adalah sebanyak 15 siswa atau 75% dan yang belum tuntas

    sebanyak 5 siswa atau 25% dengan rata-rata kelasnya adalah 70,15 dan pada

    siklus ke II mengalami peningkatan yang sangat signifikan siswa yang mencapai

    KKM adalah 18 siswa atau 90% dan 10% atau 2 siswa yang belum tuntas di

    karenakan memang benar memiliki kemampuan dibawah rata-rata anak normal

    lainnya, serta kedua anak tersebut cenderung pasif dalam pembelajaran. Dengan

    rata-rata kelasya adalah 76,5.

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL JUDUL ............................................................................................... i

    LEMBAR LOGO ................................................................................................ ii

    JUDUL ................................................................................................................ iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................

    ....................................................................................................................... viii

    ABSTRAK .......................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ...............................................................................................

    ....................................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

    DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................

    ....................................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................... 5

    E. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 6

    1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 6

    2. Manfaat Praktis .............................................................................. 7

    F. Definisi Operasional ............................................................................. 8

    G. Metode Penelitian ................................................................................. 10

  • xii

    1. Jenis Penelitian .............................................................................. 10

    2. Subyek Penelitian .......................................................................... 11

    3. Langkah-langkah Penelitian .......................................................... 11

    4. Instrument Penelitian ..................................................................... 15

    5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 16

    6. Analisis Data .................................................................................. 17

    H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 19

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Hasil Belajar IPA .................................................................................. 21

    1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 21

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 24

    a. Faktor Internal......................................................................... 24

    b. Faktor Eksternal ...................................................................... 25

    3. Macam-macam Hasil Belajar ......................................................... 26

    a. Pemahaman Konsep ................................................................ 26

    b. Ketrampilan Proses ................................................................. 27

    c. Sikap ....................................................................................... 27

    B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................................................... 28

    1. Pengertian IPA ............................................................................... 28

    2. Tujuan IPA ..................................................................................... 28

    3. Ruang Lingkup IPA ....................................................................... 30

    4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi .......................................... 30

    a. Daratan ...................................................................................... 32

    b. Lautan ....................................................................................... 34

    C. Metode Make a Match ........................................................................... 36

    1. Pengertian Metode Make a Match ................................................. 36

  • xiii

    2. Langkah-langkah Cooperatif learning type make a match ............ 36

    3. Kelebihan Cooperatif learning type make a match ....................... 37

    4. Kekurangan Cooperatif learning type make a match .................... 38

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ..................................................... 39

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................ 41

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................ 45

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus ...................................................... 50

    1. Hasil Sebelum PTK ....................................................................... 51

    2. Siklus I ........................................................................................... 52

    3. Siklus II .......................................................................................... 58

    B. Pembahasan ............................................................................................ 62

    1. Siklus I ........................................................................................... 64

    2. Siklus II .......................................................................................... 66

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 70

    B. Saran-saran ............................................................................................ 71

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang

    sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di

    sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya

    pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar

    mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif

    yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa

    dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

    Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

    diberbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan

    merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana

    dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dikemukakan bahwa :

    “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat

    jelas bahwa pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan dan

    mengembangkan manusia seutuhnya. Karena dalam Al-Qur‟an Allah

    berfirman bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia yang menuntut

    ilmu beberapa derajat. Sehingga jelas bahwa orang yang menuntut ilmu

  • 2

    maupun orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam

    pandangan Allah.

    Sebagaimana berfirman Allah SWT:

    اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرؤيَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَاُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ

    Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

    orang-orang yang baerilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

    Maha Mengetahui apa yaang kamu kerjakan.

    (Q.S. Mujadillah/58:11)

    Orang-orang yang menuntut ilmu dalam hidupnya akan selalu

    dirahmati oleh Allah SWT, dan akan mendapat atau diberi pahala, yaitu

    apabila ia mengajarkan apa yang ia punya untuk di berikan kepada anak

    didiknya, agar anak-anak tahu mana yang benar untuk dikerjakan dan mana

    yang salah untuk ditinggalkan. Pentingnya ilmu pendidikan memberikan

    kesempatan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi

    tempat menimba ilmu. Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang

    mempunyai peran penting dalam membentuk karakter seorang anak, supaya

    menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak karimah.

    Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus

    dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA

    merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat

    luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA

    memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam

    sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di Madrasah Ibtida‟iyah (MI)

  • 3

    adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat

    mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep-konsep IPA yang

    bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata

    pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh

    dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata

    pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman

    konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi

    hasil belajar siswa.

    Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai hasil

    belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang masih cenderung

    kurang menarik, kemudian peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode

    pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai pusat

    pembelajaran.

    Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang

    memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di

    MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang untuk

    mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak

    35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum mencapai KKM khususnya pada

    materi Kenampakan permukaan bumi pada kelas III MI Muhammadiyah

    Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Maka dalam kelas ini dapat

    dijadikan penelitian agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

  • 4

    Menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif (Cooperative

    learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan

    bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

    terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

    heterogen, disini penulis akan menerapkan model Cooperative learning type

    make a match (membuat pasangan), ini diharapkan mampu membuat siswa

    lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil

    pembelajaran di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten

    Semarang.

    Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul

    “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENEMPAKAN

    PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA

    SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN

    SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

    2015/2016“

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

    penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah

    Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016?

  • 5

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi melalui metode make a match pada siswa

    kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

    tahun pelajaran 2015/2016.

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

    dihadapi sampai terbukti kebenarannya melalui data yang dikumpulkan

    untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti.

    Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”

    (Arikunto, 2010:110).

    Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis

    adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas

    rumusan masalah yang masih perlu di buktikan di lapangan atau masih

    perlu di uji melalui penelitian. Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis

    “melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA

    materi Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI

    Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun

    pelajaran 2015/2016”.

  • 6

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode make a match bisa dikatakan efektif apabila

    yang diharapkan dapat tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan

    adalah sebagai berikut :

    a) Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya

    85% secara klasikal, sedangkan secara indvidual siswa telah

    mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75.

    b) Aktvitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat apabila 80%

    dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPA Materi

    Kenampakan Permukaan Bumi melalui penggunaan metode make

    a match sesuai dengan aspek aktvitas belajar dalam kegiatan

    belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya hasil belajar

    siswa di tiap akhir siklus.

    E. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis

    dan praktis.

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

    pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang

    berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi. Selain itu juga diharapkan dapat menarik

    minat siswa dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dan

  • 7

    memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan

    metode pembelajaran yang tepat dapat mengatasi kendala pembelajaran

    bagi siswa yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi penulis

    Penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan suatu desain

    pembelajaran yang kreatif untuk menghasilkan ide-ide, mencatat

    pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.

    b. Bagi siswa

    Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

    IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. Melatih siswa agar

    lebih aktif, kreatif, percaya diri dan mandiri dalam belajar

    menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat

    meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir kritis,

    inovatif, dan sistematis.

    c. Bagi guru

    Penerapan metode make a match dapat membantu guru

    mengaitkan konsep mata pelajaran dan memotivasi siswa yang

    diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan

    pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

    dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat

    meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana

  • 8

    untuk perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang sudah

    pernah dilakukan.

    d. Bagi sekolah

    Memberi sumbangan dalam memperbaiki pembelajaran IPA.

    Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk

    meningkatkan hasil belajar, mengembangkan kualitas pendidikan

    dan mutu pembelajaran IPA di MI khususnya siswa kelas III MI

    Muhammadiyah Suruh.

    F. Definisi Operasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    siswa, dan fokus pada aspek kognitif berupa nilai hasil dari belajar IPA.

    2. Metode make a macth

    make a match merupakan salah satu type cooperative learning.

    Jadi, model coopertive learning type make a match adalah model

    pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara

    mencari pasangan soal/jawaban yang tepat. (Rusman,2011:202)

  • 9

    3. Ilmu Pengetahuan Alam

    IPA atau disebut Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu

    Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,

    termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip

    (Maslikah dan Susapti, 2009 : 04).

    4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi

    Permukaan bumi tidak rata. Hal ini karena permukaan bumi terdiri

    dari dataran dan lautan. Wilayah perairan lebih luas di bandingkan wilayah

    dataran. Sepertiga bagian dari bumi berupa dataran, sedangkan dua per

    tiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan.

    Hamparan permukaan bumi merupakan suatu bentang alam yang

    terdiri dari daratan dan perairan. Daratan terdiri dari dataran tinggi, dataran

    rendah., pegunungan, gunung, bukit, sungai, danau,dan rawa. Jadi

    permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata.

    5. Siwa MI

    Siswa adalah pelajar, atau peserta didik yang ada di MI

    Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun

    Pelajaran 2015/2016.

    Jadi yang dimaksud dengan judul: peningkatan hasil belajar IPA

    materi Kenampakan Permukaan Bumimelalui metode make a match pada

    siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh

  • 10

    Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 adalah pengetahuan,

    kemampuan dan kemahiran intelektual dalam memecahkan masalah IPA

    tentang materi Kenampakan Permukaan Bumi dengan metode make a

    match siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan

    Suruh Kabupaten Semarang.

    G. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yakni

    metode make a macth. Menurut Kunandar (2011:47) PTK adalah suatu

    penelitian yang berbasis kepada kelas. Penelitian dapat dilakukan secara

    mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif,

    baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, dosen dan pihak

    lain yang relevan dengan PTK. Hasil PTK dapat digunakan untuk

    memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi

    dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat

    mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan

    kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber

    belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara

    berkesinambungan diharapkan PBM disekolah (kelas) tidak kering dan

    tidak membosankan serta menyenangkan siswa.

  • 11

    2. Subjek penelitian

    a. Siswa

    Yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III

    semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten

    Semarang dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki

    dan 8 siswa perempuan.

    b. Peneliti

    Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

    c. Tempat dan waktu penelitian

    Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah di

    MI Muhammadiyah Suruh Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten

    Semarang.

    d. Waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama 2 minggu, mulai dari

    tanggal 1 sampai 13 februari 2015/2016.

    3. Langkah-langkah penelitian/siklus penelitian

    Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu

    penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui

    beberapa siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu : Perencanaan,

    Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi.

  • 12

    Menurut (Arikunto, 2007:16) dalam melaksanakan penelitian

    tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 1.1

    Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

    Perencanaan

    Refleksi Siklus I Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Refleksi Siklus II Pelaksanaan

    Pengamatan

    ?

  • 13

    a. Perencanaan (Plainning)

    Dalam perencanaan ini meliputi :

    1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,

    wawancara dan pencatatan arsip.

    2) Observasi wali kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat

    menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah

    mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat

    merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam

    penelitian.

    3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

    menggunakan metode make a macth.

    4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

    saat proses pembelajaran.

    5) Mempersiapkan soal mengenai materi Kenampakan permukaan

    bumi.

    6) Pembuatan instrument tes tiap akhir siklus sebagai alat evaluasi

    pelaksanaan pembelajaran.

    b. Tindakan (Action)

    Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan-

    tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi

    tugas sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

  • 14

    1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah

    direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode make a match

    sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti

    (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.

    2) Memberikan motivasi

    3) Menyajikan materi pelajaran

    4) Memberi penjelasan tahapan metode make a match

    5) Memberikan bimbingan

    6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

    7) Memberikan penguatan dan kesimpulan

    8) Melakukan pengamatan

    c. Pengamatan (Observation)

    Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian

    Tindakan Kelas. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa,

    keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses

    pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan

    pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi

    dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengamatan tersebut

    digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

    dicapai guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa.

  • 15

    d. Refleksi (Reflection)

    Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas, refleksi

    merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil

    evaluasi apakah metode make a match yang digunakan oleh peneliti

    menghasilkan perubahan yang signifikan. Data yang diperoleh dari

    tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan

    refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui

    apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.

    Apabila dalam siklusi I belum mencapai indikator yang diharapkan,

    maka perlu siklus II seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang

    signifikan.

    4. Instrumen penelitian

    Berdasarkan metode pengumpulan data diatas diperoleh instrumen

    penelitian sebagai berikut :

    a. Lembar Observasi

    Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan

    observasi, dengan begitu peneliti akan mengetahui permasalahan yang

    terdapat dilapangan. Lembar observsi yang diperlukan peneliti adalah

    untuk mengetahui guru pada saat proses pembelajaran berlangsung

    menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi.

  • 16

    b. Soal Tes

    Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

    mengikuti pembelajaran dengan metode make a match materi

    Kenampakan Permukaan Bumi. Soal tes berisi pertanyaan tertulis yang

    berhubungan dengan materi Kenampakan permukaan bumi.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat

    penelitian yang berisi tentang profil madrasah dan sarana

    prasarananya. Instrumen ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa

    sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, silabus, RPP, dan lain

    sebagainya yang dianggap penting.

    5. Teknik Pengumpulan data

    Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan

    dalam pengumpulan data adalah melalui :

    a. Observasi

    Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian,

    dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan

    Dwitagama dalam bukunya mengenal penelitian tindakan kelas , (2010

    : 66). Peneliti melakukan pengamatan di MI Muhammadiyah Suruh

    dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar mengajar

    dikelas III MI Muhammadiyah Suruh yang sudah berlangsung.

  • 17

    b. Tes

    Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat

    pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan guru kepada

    siswa. Tes ini terdiri dari pilihan ganda dan esay.

    c. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang

    jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang

    digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam

    penelitian ini. Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

    dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

    jumlah guru dan siswa, sarana prasarana, dan nilai siswa sebelum

    menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA.

    6. Analisis data

    Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan oleh penulis,

    maka analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis dan

    refleksi pada setiap tahapan siklusnya berdasarkan hasil observasi terhadap

    penggunaan metode make a match dalam pembelajaran IPA materi

    Kenampakan Permukaan Bumi kelas III semester II di MI Muhammadiyah

    Suruh dan berdasarkan format pengamatan lainnya yang terekam dalam

    catatan lapangan. Analisis refleksi dilakukan peneliti sebagai pijakan

  • 18

    untuk menentukan progam aksi pada siklus selanjutnya atau untuk

    mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tercapai tujuannya.

    Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan

    dilakukan analisis dengan rumusan sebagai berikut :

    a. Penelitian rata-rata

    Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian

    membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-

    rata.

    Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut

    𝑋 = 𝑋

    𝑁𝑋 100

    Keterangan :

    ∑ X = jumlah nilai keseluruhan siswa

    ∑ N = jumlah siswa

    X = nilai rata-rata

    Aqib, dkk.(2010 : 40)

    b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

    Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan

    kriteria B sebagai batas ketuntasan minimum, kemudian menganalisis

    dengan rumus berikut :

    P = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

    𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

  • 19

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian utama,

    yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat

    dirinci sebagai berikut :

    Bagian awal berisi halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul,

    lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan

    keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

    daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

    Bagian inti skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu :

    Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,

    Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator

    Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian

    dan Sistematika Penulisan.

    Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisi Hasil Belajar IPA, Materi

    Kenampakan Permukaan Bumi, dan Metode Make A Macth.

    Bab IV Deskripsi Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi

    Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, dan

    Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi analisis

    hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, dan Analisis Hasil Siklus II, dan

    pembahasan.

  • 20

    Bab V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang

    selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek

    bidang yang di teliti.

    Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran,

    daftar riwayat penulis.

  • 21

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Hasil Belajar IPA

    1. Pengertian Hasil Belajar

    Menurut R. Gagne (1989) dalam buku Susanto. Teori belajar dan

    pembelajaran di sekolah dasar (2013), belajar dapat didefinisikan sebagai

    suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

    pengalaman. (Hamalik 2003:71) menjelaskan bahwa belajar adalah

    memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is

    defined as the modificator or strengthening of behaviour through

    experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu

    kegiatan, dan merupakan suatu hasil atau tujuan. Adapun menurut Burton

    dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai

    perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

    individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

    mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

    Istilah hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

    sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

    sebagaimana diuraikan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2007:39) yang

    menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

    siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam

  • 22

    skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

    tertentu. Menurut Susanto (2013:5), yang dimaksud dengan hasil belajar

    siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

    belajar mengajar.

    Gambar 2.1

    Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar

    (Dimyati, 2002: 19)

    Bagan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan

    oleh guru berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Tujuan

    pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut

    pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar pengalaman dan

    kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

    merupakan tindak pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan

    mengajar dari berbagai bidang studi di sekolah. Proses belajar merupakan hal

    yang dialami oleh siswa, sebagai wujud respon terhadap pembelajaran yang

    Guru

    Siswa

    Tujuan

    Pembelajaran

    Kegiatan belajar

    mengajar

    Bahan Belajar

    Proses belajar

    peningkatan

    kemampuan

    kognitif, afektif,

    Psikomotorik

    Perilaku

    Hasil

    Belajar

  • 23

    telah direncanakan oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan

    kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil

    proses belajar, dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

    Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

    penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

    demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari

    disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

    berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Secara

    sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang

    diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri

    merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

    suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil

    dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau

    tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai

    telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi

    (Susanto, 2013:5-6).

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi merupakan hasil belajar yang

    berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual dalam

    memecahkan masalah IPA tentang Kenampakan Permukaan Bumi yang

    dibuktikan dengan prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan

    Minimal), yakni nilai ulangan siswa minimal mencapai 6,00 dan siswa yang

  • 24

    mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedikitnya 80% dari jumlah

    keseluruhan siswa di kelas.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Wasliman dalam buku Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai

    oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

    mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,

    uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

    a. Faktor internal

    Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

    peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

    internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

    belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

    kesehatan (Susanto, 2013:12). Sedangkan menurut, Djamarah

    (2011:176-205) faktor dalam yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

    Kondisi fisiologis, kondisi fisiologis ini diakui mempengaruhi

    pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal yang perlu

    memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik.

    Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

    kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan

    sebagai alat untuk mendengar. Selain kondisi fisiologis dipengaruhi

    juga kondisi psikologis, kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam

    tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas

  • 25

    belajar seorang anak. Minat, bakat, motivasi, dan kemampuan-

    kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama

    mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.

    b. Faktor eksternal

    Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

    peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah

    dan masyarakat. Sedangkan menurut, Djamarah (2011:176-205) faktor

    luar yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor lingkungan,

    lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam

    lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Selama hidup anak

    didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungnan alami dan

    lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah lingkungan tempat

    tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Dalam lingkungan

    sosial budaya, sebagai anggota masyarakat siswa tidak bisa melepaskan

    diri dari ikatan sosial. Kecenderungan untuk hidup bersama dan saling

    membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.

    Selain faktor lingkungan faktor instrumental juga mempengaruhi

    hasil belajar siswa, Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan

    dicapai, tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Kurikulum dapat

    dipakai oleh guru dalam merencanakan progam pengajaran. Progam

    sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar

    mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan

  • 26

    sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak didik di

    sekolah.

    3. Macam-macam hasil belajar

    Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar meliputi pemahaman

    konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan

    sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    a. Pemahaman konsep

    Pemahaman menurut Bloom dalam buku Susanto (2013:6)

    diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

    bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa

    besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran

    yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

    memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,

    atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

    yang ia lakukan.

    Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman

    konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat

    dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara

    lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes

    diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian,

    ulangan semester, maupun ulangan umum.

  • 27

    b. Keterampilan Proses

    Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawan dalam buku

    (Susanto,2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses

    merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan

    kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

    kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

    c. Sikap

    Menurut Sardiman dalam buku Susanto (2013:11), sikap

    merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

    metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa

    individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada

    perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya

    dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian

    pemahaman konsep.

    Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

    adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

    mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa

    perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur

    dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam rangka atau pernyataan

    serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi antara

    individu dengan lingkungan dari hasil pengalamannya sendiri.

  • 28

    (Syah, 2003:88) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat

    dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu : kebiasaan,

    ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir

    rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif.

    B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    1. Pengertian IPA

    Menurut Lord Bullock (dalam Garnida dan Budiman, 2002:6) IPA

    merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang

    banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi

    yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis.

    Salirawati dalam bukunya ilmu alamiah dasar (2008:21) mempertegas,

    Ilmu Pengetahuan Alam merupakansuatu pengetahuan teoritis yang

    diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu

    melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan

    demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang

    lain.

    2. Tujuan IPA

    Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran

    ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep Ilmu Pengetahuan Alam disekolah

    dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan

    secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

  • 29

    (Susanto,2013:171). Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar

    dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yang

    dimaksudkan adalah:

    a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

    berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam ciptaan-

    Nya.

    b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu

    Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

    adanya hubungan yang saling memengaruhi antara Ilmu Pengetahuan

    Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

    d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

    memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

    e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

    menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

    f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

    keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

    g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu

    Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

    SMP.

  • 30

    3. Ruang Lingkup IPA

    Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

    meliputi aspek-aspek berikut :

    a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

    tumbuhan dan interaksinya.

    b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan

    batuan.

    c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,

    cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.

    d. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya

    (Garnida dan Budiman, 2002:254).

    4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi

    Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang

    melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia

    terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di

    antara pulau-pulau terdapat lautan

    Gambar 2.2

    Peta Indonesia

  • 31

    Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia,

    beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan.

    1. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut.

    Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang

    dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas

    terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di

    bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk

    kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal

    tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak

    menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat.

    Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh,

    permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya.

    Dengan kata lain, tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya

    melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu

    mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi?

    2. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar.

    Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran

    yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung

    lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan

    permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung

    lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih

    dari 6.000meter.

  • 32

    a) Daratan

    Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi

    air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran,

    dan lembah.

    Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang

    tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah

    padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian

    daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.

    Gambar 2.3

    Bagian-bagian Daratan

    1. Gunung

    Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya

    menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng.

    Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk

    dalam waktu jutaan tahun.

  • 33

    2. Pegunungan

    Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah

    yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah

    daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut

    perbukitan.

    3. Dataran

    Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah

    dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi

    dan dataran rendah.

    Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan.

    Ketinggiannya dari 500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.

    Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung.

    Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai.

    Ketinggiannya dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya,

    dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.

    Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang

    rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai.

    Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan

    lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan

    memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah

    lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai

    Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah.

  • 34

    b) Lautan

    Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan

    bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut

    terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut

    disebut palung laut.

    Gambar 2.4

    Kenampakan Dasar Laut

    Wilayah lautan terdiri atas

    1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.

    2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.

    3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.

    4. Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam.

  • 35

    Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan.

    Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai

    dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit.

    Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap

    negara lainnya.

    Gambar 2.5

    Globe

    Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 2.4? Benda tersebut

    dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda

    bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada

    sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di

    permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan

    penunjuk

  • 36

    C. Metode Make a Macth

    1. Pengertian Make a Macth

    Menurut Rusman (2011: 202) Cooperative Learning merupakan

    bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

    dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

    heterogen.

    make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe

    pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning type make a

    match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan

    cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah

    menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin

    (Rusman , 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib

    menunjukan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Model

    pembelajaran tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran

    (1994).

    2. Langkah-langkah Cooperative learning type make a match

    a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

    topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi

    soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

    b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau

    soal dari kartu yang dipegang.

  • 37

    c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

    dengan kartunya.

    d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

    diberi poin.

    e. Setelah satu babak, kartu dicocokan lagi agar setiap siswa

    mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

    seterusnya.

    f. Kesimpulan.

    3. Kelebihan Cooperative learning type make a match

    Kelebihan dari Cooperativee learning type make a match adalah :

    a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan .

    b. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik

    perhatian.

    c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

    belajar secara klasikal.

    d. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.

  • 38

    4. Kekurangan Cooperative learning type make a match

    Sedangkan kekurangan model Cooperative laerning type make a

    match adalah :

    a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

    b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa bermain-

    main dalam pembelajaran.

    c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadahi.

    d. Pada kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa/kelas) jika kurang

    bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan

    keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan

    mengganu ketenangan belajar di kelas kiri kanannya. Apalagi jika

    gedung kelas tidak kedap suara

  • 39

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

    Kondidsi awal merupakan tindakan awal pembelajaran dilakukan

    tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan

    untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran

    IPA di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

    Hasil prasilkus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai

    sebelum diadakan penelitian pada pelajaran IPA.

    Berdasrkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa

    pada mata pelajaran IPA masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang

    telah ditetapkan yaitu 6,00. Sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh hanya

    5,08 dengan presentase klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 65%

    dan siswa yang tuntas 35%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh

    guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monoton pada

    penerapan pendekatan didalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan

    dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga

    hasil pembelajaran kurang maksimal atau kurang memuaskan. Hasil belajar

    pada bembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 40

    Tabel : 3.1

    Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus

    No Absen Nilai KKM Ketuntasan

    1 3,92 6,00 Tidak Tuntas

    2 3,60 6,00 Tidak Tuntas

    3 5,30 6,00 Tidak Tuntas

    4 4,70 6,00 Tidak Tuntas

    5 7,80 6,00 Tuntas

    6 7,50 6,00 Tuntas

    7 7,74 6,00 Tuntas

    8 5,04 6,00 Tidak Tuntas

    9 5,60 6,00 Tidak Tuntas

    10 4,87 6,00 Tidak Tuntas

    11 2,60 6,00 Tidak Tuntas

    12 7,34 6,00 Tuntas

    13 4,00 6,00 Tidak Tuntas

    14 7,34 6,00 Tuntas

    15 2,21 6,00 Tidak Tuntas

    16 4,29 6,00 Tidak Tuntas

    17 2,44 6,00 Tidak Tuntas

    18 6,67 6,00 Tuntas

    19 7,20 6,00 Tuntas

    20 1,60 6,00 Tidak Tuntas

    Rata-rata 5,08

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

    Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal

    03 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester

    mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami

    kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

    hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

    Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di

    lingkungan sekitar.

  • 41

    Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu

    perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

    (reflecting) :

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

    peneliti adalah sebagai berikut :

    a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

    serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

    Make a Match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA

    tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema Daratan.

    Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran

    menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan

    kenampakan permukaan bumi.

    b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi daratan sebagai

    bahan ajar

    c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar

    mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make

    a match.

    d. Mengajar dengan metode make a acth untuk melaksanakan proses

    pembelajaran.

    e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil

    belajar peserta didik.

  • 42

    2. Pelaksanaan

    a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

    yang dibuat sebelumnya.

    b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada

    peserta didik.

    c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.

    d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi

    pembelajaran

    e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran

    f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan

    permukaan bumi daratan.

    h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri

    dari 4 orang

    i. Guru membagikan perangkat metode make a match.

    j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.

    k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan

    pendidik.

    l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal

    evaluasi yang telah dibagikan guru

    m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang

    telah dipelajari dalam metode make a match.

  • 43

    3. Observasi

    Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan

    observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar

    peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan

    tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel : 3.2

    Hasil Belajar Siswa Siklus I

    No Absen

    Nilai

    siklus I

    Keterangan

    Tuntas Belum tuntas

    1 56 √

    2 80 √

    3 73 √

    4 93 √

    5 56 √

    6 66 √

    7 60 √

    8 66 √

    9 80 √

    10 60 √

    11 86 √

    12 73 √

    13 50 √

    14 40 √

    15 56 √

    16 73 √

    17 86 √

    18 93 √

    19 80 √

    20 76 √

    Rata-rata 70,15

  • 44

    4. Refleksi

    Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan

    pembelajaran dengan metode make a match. Hasil belajar siklus I

    menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

    meningkat. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses

    pembelajaran dengan metode make a match. Guru berperan sebagai

    fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada

    siswa. Metode make a match ini membuat siswa aktif karena permainan

    terpusat pada individu siswa. Siswa-siswa terlihat aktif dalam melakukan

    pembelajaran make a match dengan kartu yang dibagikan guru.

    Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-

    masalah, yaitu :

    a. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan

    make a match berlangsung.

    b. Saat bertukar jawaban dan soal kelas menjadi ramai dan kurang

    terkontrol.

    c. Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang aturan

    make a match.

    d. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM

    yang ditentukan yaitu ≥ 85% siswa mendapat nilai 6,00. Sehingga

    siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan.

  • 45

    Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan

    melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada

    siklus I.

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal

    08 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester

    mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami

    kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

    hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

    Dengan kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di

    lingkungan sekitar.

    Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu

    perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

    (reflecting) :

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

    peneliti adalah sebagai berikut :

    a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

    serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

    make a match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA

    tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema lautan.

    Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran

  • 46

    menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan

    kenampakan permukaan bumi lautan.

    b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi Lautan sebagai

    bahan ajar

    c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar

    mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make

    a match.

    d. Mengajar dengan metode make a match untuk melaksanakan proses

    pembelajaran.

    e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil

    belajar peserta didik.

    2. Pelaksanaan

    a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

    yang dibuat sebelumnya.

    b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada

    peserta didik.

    c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.

    d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi

    pembelajaran

    e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran

    f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

  • 47

    g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan

    permukaan bumi lautan.

    h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri

    dari 4 orang

    i. Guru membagikan perangkat metode make a match.

    j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.

    k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan

    pendidik.

    l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal

    evaluasi yang telah dibagikan guru

    m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang

    telah dipelajari dalam metode make a match.

    3. Observasi

    Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan

    observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar

    peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan

    tindakan siklus kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  • 48

    Tabel : 3.3

    Hasil Belajar Siswa Siklus II

    No Absen

    Nilai

    siklus II

    Keterangan

    Tuntas Belum tuntas

    1 66 √

    2 86 √

    3 80 √

    4 96 √

    5 73 √

    6 60 √

    7 76 √

    8 66 √

    9 93 √

    10 76 √

    11 73 √

    12 73 √

    13 56 √

    14 43 √

    15 86 √

    16 100 √

    17 76 √

    18 80 √

    19 76 √

    20 86 √

    Rata-rata 76,5

    4. Refleksi

    Hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam

    proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat sangat antusias dalam

    melaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a match hingga

    waktu pembelajaran selesai. Siswa mulai mandiri melakukan proses

    pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan

    motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode make a match ini

    membuat semua siswa aktif karena dalam pola pembalajaran terpusat pada

    individu siswa. Selama pengamatan berlangsung, kebingungan siswa dalam

  • 49

    belajar dengan make a match semakin menurun. Namun hal itu masih bisa

    diatasi dengan bimbingan guru.

    Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui bahwa

    nilai yang didapatkan lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada

    siklus II ini telah mencapai hal yang diharapkan, yakni keterlibatan aktif

    seluruh siswa. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai standar

    minimal KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah

    mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah

    mencapai standar minimal KKM dan siswa telah mencapai kriteria

    ketuntasan klasikal ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu

    mengadakan tindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada siswa.

  • 50

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus

    Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas

    (PTK) dengan menggunakan metode make a match. Acuan penilaian pada

    penelitian kali ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal ≥ 85%

    dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 6,00.

    Berdasarkan data nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum

    menggunakan metode make a match mata pelajaran IPA materi kenampakan

    permukaan bumi yang diperoleh kelas III MI Muhammadiyah Suruh

    Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk

    mata pelajaran IPA adalah 6,00. Peneliti menggunakan evaluasi formatif

    dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu berupa multiple choice dan essay.

    Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru wali kelas III

    untuk mengetahui kondisi awal peserta didik yang akan dijadikan objek

    penelitian. Peneliti meminta rekapan nilai siswa untuk mengetahui tingkat

    pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode make a

    match, kemudian melakukan post test setiap berakhirnya siklus.

    Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti

    menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan

    tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai pada post

    test dan hasil pengamatan peneliti untuk menilai aspek afektif dan psikomotor

  • 51

    siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan menggunakan metode

    make a match.

    Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II

    adalah sebagai berikut :

    1. Hasil sebelum PTK

    Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA

    sebelum menggunakan metode make a match, nilai tes evaluasi siklus I,

    dan nilai tes evaluasi siklus II. Adapun hasil nilai rata-rata belajar siswa

    sebelum menggunakan metode make a match dapat dilihat dalam tabel

    berikut:

    Tabel : 4.1

    Hasil Nilai Rata-Rata Pra Siklus

    No Absen Nilai KKM Ketuntasan

    1 7,20 6,00 Tuntas

    2 3,60 6,00 Tidak Tuntas

    3 7,50 6,00 Tuntas

    4 4,70 6,00 Tidak Tuntas

    5 7,80 6,00 Tuntas

    6 5,30 6,00 Tidak Tuntas

    7 7,74 6,00 Tuntas

    8 5,04 6,00 Tidak Tuntas

    9 5,60 6,00 Tidak Tuntas

    10 4,87 6,00 Tidak Tuntas

    11 2,60 6,00 Tidak Tuntas

    12 7,34 6,00 Tuntas

    13 4,00 6,00 Tidak Tuntas

    14 2,21 6,00 Tidak Tuntas

    15 7,34 6,00 Tuntas

    16 4,29 6,00 Tidak Tuntas

    17 2,44 6,00 Tidak Tuntas

    18 6,67 6,00 Tuntas

  • 52

    19 3,92 6,00 Tidak Tuntas

    20 1,60 6,00 Tidak Tuntas

    Rata-rata 5,08

    Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang

    memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di

    MI Muhammadiyah Suruh untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang

    telah mencapai KKM sebanyak 35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum

    mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa guru jarang

    menggunakan media pembelajaran lain. Hal ini menjadi salah satu faktor

    kurangnya motivasi dan keaktifan siswa. Maka dari itu perlu didesain metode

    yang bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa, sehingga hasil belajar

    siswa meningkat. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan dalam

    siklus I menggunakan metode make a match.

    2. Siklus I

    Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan

    post-test dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data

    tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

    a. Data Hasil Pengamatan Siswa

    1) Nilai Hasil Belajar Siswa

    Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan

    yang signifikan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada

    siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang tidak

    tuntas, dengan demikian 75% dari jumlah seluruh siswa yang

  • 53

    mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

    siswa pada siklus I belum memenuhi target yang peneliti tentukan,

    yaitu ≥ 85% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM.

    Tabel 4.2

    Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I

    No Absen

    Nilai

    siklus I

    Keterangan

    Tuntas Belum tuntas

    1 56 √

    2 80 √

    3 73 √

    4 93 √

    5 56 √

    6 66 √

    7 60 √

    8 66 √

    9 80 √

    10 60 √

    11 86 √

    12 73 √

    13 50 √

    14 40 √

    15 56 √

    16 73 √

    17 86 √

    18 93 √

    19 80 √

    20 76 √

    Rata-rata 70,15

  • 54

    2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

    Tabel: 4.3

    Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

    Nomor

    absen

    Aspek yang di nilai Skore

    Partisipasi Keaktifan Ketepatan

    4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

    1 √ √ √ 6

    2 √ √ √ 7

    3 √ √ √ 8

    4 √ √ √ 8

    5 √ √ √ 9

    6 √ √ √ 8

    7 √ √ √ 6

    8 √ √ √ 8

    9 √ √ √ 7

    10 √ √ √ 8

    11 √ √ √ 8

    12 √ √ √ 8

    13 √ √ √ 7

    14 √ √ √ 7

    15 √ √ √ 6

    16 √ √ √ 9

    17 √ √ √ 8

    18 √ √ √ 8

    19 √ √ √ 8

    20 √ √ √ 8

    Kategori :

    A = Baik sekali 9-12

    B = Baik 8

    C = Cukup 7

    D = Perlu latihan ≤ 6

  • 55

    Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa dari nilai

    hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Siklus I dapat disimpulkan siswa

    yang mendapat predikat A sebanyak 2 siswa, predikat B sebanyak 11 siswa,

    predikat C sebanyak 4 siswa dan predikat D sebanyak 3 siswa dari

    keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa yang ada di kelas III MI

    Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

    3) Performa Guru Dalam Pembelajaran

    Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama

    melaksanakan pembelajaran menggunakan metode make a match

    pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Sutuh

    Kabupaten Semarang mata pelajaran IPA materi kenampakan

    permukaan bumi

    Tabel 4.4

    Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I

    No

    Aspek yang dinilai

    Skala penilaian

    B C K

    1. 1. A. pendahuluan

    1. Memotivasi Siswa

    2. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsep-

    konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh

    siswa.

    3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai

  • 56

    2. 2. B. Pembelajaran

    1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas

    2. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan

    make a match

    3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode

    pembelajaran yang akan dilakukan

    4. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan

    pembelajaran dengan menggunakan make a

    match

    5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam

    mempelajari materi dengan make a match

    6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil

    diskusi.

    3. 3. C. Penutup

    1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja

    dipelajari.

    2. Memberikan tugas/post test.

    Jumlah - 7 4

    Total 18

    Kategori Cukup

    Keterangan penilaian :

    K : Kurang, (skor 1)

    C : Cukup, (skor 2)

    B : Baik, (skor 3)

    Rentangan nilai :

    Nilai 0 – 9 (kurang)

    Nilai 10 – 19 (cukup)

    Nilai 20 – 29 (Baik)

    Nilai 30 – 40 (Sangat Baik)

  • 57

    Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada

    siklus I, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran

    sebagai berikut :

    a) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat pembelajaran

    dengan metode make a match.

    b) Beberapa siswa belum paham tentang aturan make a match.

    c) Nilai Hasil evaluasi siswa belum mencapai batas KKM yang di

    tentukan yaitu ≥ 85% siswa mencapai 6,00.

    Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti

    akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil

    belajar pada siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk

    perbaikan pada siklus II diantaranya:

    a) Guru memberikan arahan tentang petunjuk teknis peraturan

    make a match, hal ini bertujuan untuk meminimalisir

    kesalahpahaman aturan dalam pembelajaran.

    b) Penekanan materi yang dirasakan sulit oleh sebagian besar

    siswa dengan latihan soal saat kerja tim/ tugas kelompok

    sebelum pembelajaran make a match.

  • 58

    3. Siklus II

    a. Data Hasil Pengamatan Siswa

    1) Nilai Hasil Belajar Siswa

    Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan

    yang cukup dibandingkan siklus I. Pada siklus II, 90% dari jumlah

    siswa mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Terdapat 18

    siswa yang tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar pada

    siklus II sudah memenuhi target penelitian, yaitu dari ≥ 85%

    seluruh siswa mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar tersebut,

    maka metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    pada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi.

    Tabel 4.5

    Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II

    No Absen

    Nilai

    siklus

    II

    Keterangan

    Tuntas Belum tuntas

    1 66 √

    2 86 √

    3 80 √

    4 96 √

    5 73 √

    6 60 √

    7 76 √

    8 66 √

    9 93 √

    10 76 √

    11 73 √

    12 73 √

    13 56 √

    14 43 √

    15 86 √

  • 59

    16 100 √

    17 76 √

    18 80 √

    19 76 √

    20 86 √

    Rata-rata 76,5

    2) Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa

    Tabel: 4.6

    Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

    Nomor

    absen

    Aspek yang di nilai Skore Partisipasi Keaktifan Ketepatan

    4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

    1 √ √ √ 8

    2 √ √ √ 9

    3 √ √ √ 8

    4 √ √ √ 10

    5 √ √ √ 9

    6 √ √ √ 8

    7 √ √ √ 8

    8 √ √ √ 10

    9 √ √ √ 7

    10 √ √ √ 8

    11 √ √ √ 8

    12 √ √ √ 9

    13 √ √ √ 7

    14 √ √ √ 9

    15 √ √ √ 8

    16 √ √ √ 11

    17 √ √ √ 9

    18 √ √ √ 8

    19 √ √ √ 11

    20 √ √ √ 8

  • 60

    Kriteria :

    A = Baik sekali 9-12

    B = Baik 8

    C = Cukup 7

    D = Perlu latihan ≤ 6

    Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui

    bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Siklus II

    dapat disimpulkan siswa yang mendapat predikat A sebanyak 9

    siswa, mendapat predikat B sebanyak 9 siswa dan siswa yang

    mendapat predikat C sebanyak 2 siswa dari keseluruhan siswa

    yang berjumlah 20 siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah

    Suruh kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

    3) Performa Guru Dalam Pembelajaran

    Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama

    melaksanakan pembelajaran menggunakan metode make a match

    pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh

    Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA materi kenampakan

    permukaan bumi:

    Tabel 4.7

    Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II

  • 61

    No

    Aspek yang dinilai

    Skala penilaian

    B C K

    4. 1. A. pendahuluan

    1. Memotivasi Siswa

    2. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsep-

    konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh

    siswa.

    3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai

    5. 2. B. Pembelajaran

    1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas

    2. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan

    make a match

    3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode

    pembelajaran yang akan dilakukan

    4. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan

    pembelajaran dengan menggunakan make a

    match

    5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam

    mempelajari materi dengan make a match

    6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil

    diskusi.

    6. 3. C. Penutup

    1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja

    dipelajari.

    2. Memberikan tugas/post test.

    Jumlah 4 7 -

    Total 26

    Kategori Baik

    Keterangan penilaian :

  • 62

    K : Kurang, (skor 1)

    C : Cukup, (skor 2)

    B : Baik, (skor 3)

    Rentangan nilai :

    Nilai 0 – 9 (kurang)

    Nilai 10 – 19 (cukup)

    Nilai 20 – 29 (Baik)

    Nilai 30 – 40 (Sangat Baik)

    a. Refleksi

    Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan

    dengan siklus I. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar mencapai 90%

    dengan kriteria ketuntasan minimal 6,00.

    Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar IPA

    materi kenampakan permukaan bumi melalui metode make a match

    pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh

    Kabupaten Semarang.

    B. Pembahasan

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dari data yang

    diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa yang cukup

    baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga

    sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan maka dengan menggunakan metode

    make a match dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar

  • 63

    siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten

    Semarang. Hal ini dapat dilihat dari tabel gabungan nilai evaluasi dari siklus

    ke siklus sebagai berikut :

    Tabel 4.8

    Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus

    No Ab