PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA KELAS V SD N JUWOK 2 SUKODONO SRAGEN TAHUN 2011/2012 Oleh : GIYOTO NIM. X 7111504 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya...

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET

MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA

KELAS V SD N JUWOK 2 SUKODONO SRAGEN

TAHUN 2011/2012

Oleh :

GIYOTO

NIM. X 7111504

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2012

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET

MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA

KELAS V SD N JUWOK 2 SUKODONO SRAGEN

TAHUN 2011/2012

Oleh :

GIYOTO

NIM. X 7111504

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2012

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Giyoto, NIM X 7111504. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA KELAS V SDN JUWOK 2 TAHUN 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang gaya magnet melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas V SD N Juwok 2 Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan model siklus. Siklus yang dilakukan terdiri dari siklus I dan siklus II, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Juwok 2. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Tehnik analisis data menggunakan tehnik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Juwok 2 pada materi gaya magnet meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai Awal sebesar Nilai Awal 50; pada Siklus I masih 50; dan pada Siklus II naik menjadi 70. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada Nilai Awal 17 siswa atau 65,38%, Siklus I 21 siswa atau 80,76% dan setelah dilakukan refleksi tidak ada siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 70), dan pada tes Siklus II menjadi 100% .

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan: ” Penggunaaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Juwok 2 dapat meningkatkan kemampuan memahami materi tentang gaya magnet”.

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Giyoto, NIM X 7111504. ENHANCEMENT OF LEARNING STYLE MAGNET MATERIALS IPA contextual APPROACH TO STUDENTS IN CLASS V SDN JUWOK 2 YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta, Faculty of Teacher Training and Education. University of Surakarta March eleventh, in June 2012.

The purpose of this study is to improve learning outcomes of Natural Sciences of magnetic force through a contextual approach to grade V SD N Juwok 2 District Sukodono, Sragen.

Form of research is classroom action research (PTK) with the model cycle. Cycle consisted of cycles I and II siklus, each cycle consisting of four stages, namely planning, implementation, observation and reflection. As a research subject is a class V Elementary School students Juwok 2. Data collection technique used observation and tests. Techniques of data analysis using an interactive model analysis technique which consists of three components, namely the reduction of data analysis, presentation of data, and drawing conclusions or verification.

Science learning outcomes Elementary School fifth grade students

Juwok 2 in the material increases with the applied magnetic force model of contextual learning whether viewed from the aspect of cognitive, affective and psikomotoriknya. It can be seen from the average grade is also an increase in the Initial Value of Initial Value 50; the cycle I was 50, and in Cycle II rose to 70. For students thoroughly studied (exhaustiveness value 70) on the Initial Value 17 students or 65.38%, Cycle I 21 students or 80.76%, and after reflection there are no students who did not complete (test scores below 70), and the test cycle II to 100%.

Based on the above findings can be summed up: "The use of a contextual approach in teaching science to elementary school students in grade V Juwok 2 can enhance the ability to understand the material of the magnetic force".

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Setiap apa yang diusahakan dengan niat baik, insyaAlloh akan ada kebaikan dan

manfaat yang baik dalam hasilnya.”

(Penulis)

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh."

(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-7).

“Yakin dalam setiap awal pekerjaan adalah kunci dalam keberhasilan.”

(Penulis)

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

© Istriku tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tak pernah lekang

oleh waktu dan selalu mendoakan, memberikan motivasi, dorongan,

bimbingan dengan tulus ikhlas.

© Anak-anakku terkasih yang senantiasa memberi semangat yang besar dalam

hidupku, terimakasih atas dukungannya dan motivasi yang selalu kalian

berikan.

© Rekan-rekan S1 PGSD dan Almamaterku.

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Magnet

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V SD N Juwok 2, Kecamatan

Sukodono, Kabupaten Sragen. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juni 2012 Ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing

dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

4. Drs. sukarno, M.Pd. selaku pembimbing II yang membimbing hingga selesainya

skripsi ini.

5. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan kritik yang

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini

dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

PERSETUJUAN……………………………………………………….................

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………........

HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………….. ......

HALAMAN ABSTRACT .....................................................................................

HALAMAN MOTTO…………………………………………………….............

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….............

HALAMAN PENGANTAR………………………………………………...........

DAFTAR ISI... ................................................................................................. ......

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...........

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..........

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….......

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

B. Identifikasi Masalah ............................................................................

C. Pembatasan Masalah............................................................................

D. Perumusan Masalah ............................................................................

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ …..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………

A. Kajian Pustaka ……………………………………………….…………..

1. Hasil Belajar …………………………………………………………

2. Pembelajaran IPA di SD …………………………………………….

3. Pendekatan Kontekstual ……………………………………………..

B. Kerangka Berfikir ………………………………………………………..

C. Hipotesis Tindakan …………………………………………………........

ii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xii

viv

xv

xvi

1

1

4

4

4

5

5

6

6

6

16

22

28

29

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN …………………………………........

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………........

B. Subyek Penelitian………………………………………...........................

C. Bentuk dan Strategi Penelitian …………………………………………...

D. Sumber Data ………………………………………..................................

E. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………………….............

F. Tehnik Validitas Data ……………………………………………………

G. Tehnik Analisis Data ……………………………………….....................

H. Indikator Kinerja ………………………………………...........................

I. Prosedur Penelitian ………………………………………........................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………..

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………………...

B. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian ………………………………....

C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………………..

D. Pembahasan ……………………………………………………………...

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...............................................

A. Simpulan ....................................................................................................

B. Implikasi ....................................................................................................

C. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………

LAMPIRAN

30

30

30

31

31

31

32

33

35

35

39

39

39

55

61

65

65

66

67

69

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian ……………………………………………..

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai awal hasil belajar IPA siswa kelas V ……….

Tabel 3. Hasil nilai awal ………………………………………………………...

Tabel 4. Distribusi frekuensi nilai awal hasil belajar IPA siklus I ……………...

Tabel 5. Hasil nilai siklus I ……………………………………………………...

Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai awal hasil belajar IPA siklus II …………….

Tabel 7. Hasil tes kognitif siswa kelas V SD N Juwok 2 ………………………

Tabel 8. Distribusi frekuensi nilai awal hasil belajar IPA siswa kelas V SD N

Juwok 2 nilai awal dan siklus I ………………………………………..

Tabel 9. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa nilai awal dan siklus I ……

Tabel 10. Frekuensi nilai hasil belajar IPA awal, siklus I dan siklus II ………….

Tabel 11. Hasil tes kognitif siswa kelas V SD N Juwok 2, nilai awal, siklus I dan

Siklus II ………………………………………………………………..

Tabel 12. Hasil tes kognitif siswa kelas V SD N Juwok 2, nilai awal, siklus I dan

Siklus II ………………………………………………………………..

30

40

40

46

47

53

54

57

57

59

60

63

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model kerangka berpikir ……………………………………………

Gambar 2. Model analisis interaktif ……………………………………………

Gambar 3. Prosedur penelitian tindakan kelas …………………………………

Gambar 4. Grafik frekuensi nilai awal hasil belajar IPA kelas V SD N Juwok 2

Gambar 5. Grafik frekuensi nilai siklus I hasil belajar IPA kelas V SD N

Juwok 2 …………………………………………………………….

Gambar 6. Model pembuatan magnet secara induksi ………………………….

Gambar 7. Model pembuatan magnet secara gosokan …………………………

Gambar 8. Model pembuatan magnet secara elektromagnetik …………………

Gambar 9. Grafik nilai siklus I siswa kelas V SD N Juwok 2 …………………

Gambar 10. Grafik frekuensi nilai hasil belajar IPA siswa SD N JUwok 2 nilai

awal, siklus I dan siklus II …………………………………………

Gambar 11. Grafik frekuensi nilai hasil belajar IPA siswa SD N JUwok 2 nilai

awal, siklus I dan siklus II ………………………………………….

Gambar 12. Grafik frekuensi hasil tes kognitif nila awal, siklus I dan siklus II …

29

34

35

41

46

49

50

50

53

57

59

60

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator energi dan perubahannya ………………………………..

Lampiran 2. Panduan wawancara untuk guru …………………………………..

Lampiran 3. Panduan wawancara untuk siswa ………………………………….

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan pembelajaran siklus I ………………………

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan pembelajaran siklus II ……………………..

Lampiran 6. Lembar soal siklus I ……………………………………………….

Lampiran 7. Kunci jawaban soal siklus I ………………………………………..

Lampiran 8. Lembar soal siklus II ………………………………………………

Lampiran 9. Kunci jawaban soal siklus II ………………………………………

Lampiran 10 Aktifitas guru dalam pembelajaran siklus I ………………………

Lampiran 11. Hasil observasi belajar afektif siswa siklus I …………………….

Lampiran 12. Hasil observasi belajar psikomotorik siswa siklus I ……………...

Lampiran 13. Aktifitas guru dalam pembelajaran siklus II ……………………..

Lampiran 14. Hasil observasi belajar afektif siswa siklus II ……………………

Lampiran 15. Hasil observasi belajar psikomotorik siswa siklus II …………….

Lampiran 16. Deskriptor lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran ...

Lampiran 17. Deskriptor penilaian aktivitas siswa ……………………………..

Lampiran 18. Daftar nilai hasil belajar siswa awal pembelajaran ………………

Lampiran 19. Daftar nilai hasil belajar siswa siklus I …………………………..

Lampiran 20. Daftar nilai hasil belajar siswa siklus I …………………………..

Lampiran 21. Foto kegiatan pembelajaran sebelum tindakan siklus ……………

Lampiran 22. Foto kegiatan pembelajaran siklus I ……………………………..

Lampiran 23. Foto kegiatan pembelajaran siklus I ……………………………..

70

71

72

73

78

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

95

96

98

100

102

104

106

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung suatu proses

pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

berkualitas diharapkan kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan

dilaksanakan dengan baik. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila

terjadi perubahan tingkah laku siswa.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang

optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik,

mental, maupun emosional. Tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang

diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari

pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran diharapkan mampu membentuk

manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya

pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak

anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas Sumber

Daya Manusia yaitu penguasaan IPA.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan

kualitasnya adalah IPA. Sekolah Dasar merupakan tempat pertama siswa

mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena itu pengetahuan yang diterima

siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah

yang lebih tinggi di samping mempunyai kegiatan praktis yang dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam

kehidupan sehari-hari. Guru dapat menggali pengetahuan dari siswa yang

bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam

penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk

memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat

hubungan antara materi IPA dan penerapannya yang berkaitan dalam

kehidupan sehari-hari.

1

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai

hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupana manusia. Pembelajaran

IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan

teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat siswa

serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang

belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga fakta penemuannya

dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan

demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang

lain”. Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan

kurang disukai siswa dan dianggap IPA sulit untuk dipelajari.

Pada kenyataannya, hasil observasi yang telah dilakukan oleh

peneliti di kelas V SD Negeri Juwok 2 pada tanggal 9 Januari 2012 dan data

hasil ulangan materi gaya magnet, prestasi belajar siswa masih rendah.

Terdapat siswa tuntas sebanyak 17 siswa dengan persentase 65, 38 % dan 12

siswa yang belum tuntas dengan persentasi 34, 42 %.

Rendahnya hasil belajar IPA siswa dibanding mata pelajaran lain

karena guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan

siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal

datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat, dan mengulang kembali di

rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini

membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas yang membosankan

sehingga pembelajaran kurang menarik. Hal ini disebabkan karena

pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, kemudian

menghafalkan materi dan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan

mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga

pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Mata Pelajaran IPA kurang diminati siswa, karena mata pelajaran IPA sulit

dipelajari

2. Rendahnya prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA

3. Pembelajaran IPA selama ini kurang menarik

Untuk menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang

perlu diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa siswa pada

pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa

makin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil

dari pemahaman dan penemuannya sendiri yaitu proses yang melibatkan siswa

sepenuhnya untuk merumuskan suatu konsep.

Solusi untuk mengatasi akibat belum optimalnya hasil belajar siswa

kelas V SDN Juwok 2, maka penulis berupaya menerapkan model

pembelajaran Kontekstual sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang

bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Menurut Blanchard (2001) dalam Triyanto (2007) menyatakan

bahwa pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching

and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru

mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi

siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan warga negara Indonesia.

Artinya pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata untuk

menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

akademik siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Bertitik tolak daripada latar belakang masalah di atas, maka

penelitian ini mengambil judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA dengan

Materi Gaya Magnet melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V

SD N Juwok 2 Sukodono, Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”.

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas antara lain:

1. Mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa.

Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk dipelajari.

2. Hasil ulangan siswa SDN Juwok 2 pada mata pelajaran IPA khususnya

materi gaya magnet, prestasi belajar siswa masih rendah.

3. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan

siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif.

4. Pembelajaran yang pasif menjadikan siswa berada pada rutinitas yang

membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya permasalahan di atas, maka penelitian ini perlu

dibatasi pada :

1. Pembelajaran IPA dengan materi gaya magnet.

2. Peningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD.

3. Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

4. Tempat penelitian di SD Negeri Juwok 2 Kecamatan Sukodono Kabupaten

Sragen pada siswa kelas IV.

5. Waktu penelitian pada semester II tahun ajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran IPA kelas V SD N

Juwok 2 tentang gaya magnet, maka rumusan masalah dari penelitian adalah:

Apakah penggunaan pendekatan konstektual dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran IPA tentang gaya magnet bagi siswa kelas V

SD N Juwok 2, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen?.

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam tentang gaya magnet melalui pendekatan kontekstual pada

siswa kelas V SD N Juwok 2 Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan penguasaan siswa dalam pembelajaran IPA tentang

materi gaya magnet sehingga pemahaman siswa mengenai konsep IPA

yang dipelajari menjadi lebih baik.

2. Bagi Guru

Memiliki keterampilan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran IPA

khususnya dengan pendekatan kontekstual.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini merupakan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka

perbaikan dalam pembelajaran IPA.

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Fudyartanto (2002) dalam Baharudin dan Nur W

(2007:13) menyatakan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini usaha untuk mencapai kepandaian

atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

mendapatkan ilmu atau atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti,

dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Morgan dkk (1986) dalam Baharudin dan Nur W (2007:14),

belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai

hasil latihan atau pengalaman.

Belajar suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepribadian atau suatu pengartian. (H.C. Witherington dalam

Aunurrahman 2009:35)

Para ahli secara umum mendefinisikan bahwa belajar sebagai

suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman.

Pendapat beberapa ahli tentang pengertian belajar sebagai berikut :

1. Morris L. Biege

Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang

tidak diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman,

perilaku, persepsi, motivasi yang bercampur secara sistematis.

2. Marle J. Moskowitz dan Arhur R.Orgel

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman

dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawah

6

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sejak lahir. Perilaku dapat diramalkan bukan dari apa yang kita ketahui

tentang sifat-sifat umum dari sistem syaraf seseorang, melainkan dari apa

yang kita ketahui tentang pengalaman yang khusus dan unik dari orang

tersebut.

3. James O.Whittaker

Belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui

latihan atau pengalaman. Lebih jauh James O.Whittaker menyatakan

bahwa perubahan fisik, perubahan karena kematangan perubahan perilaku

karena kelelahan, akibat sakit dan akibat obat tidak termasuk belajar.

4. Aaron Quinn Sartain dkk

Belajar sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

Perubahan akibat dari cara merespon suatu sinyal, cara menguasai suatu

keterampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.

5. W.S Winkel

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasikan perubahan dalam

pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.

M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang

baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.( http://indramunawar.blogspot.com/2012/06/hasil-belajar-

pengertian-dan-definisi.html.)

Belajar menurut Abdilah (2002) dalam Aunurrahman (2009:35),

adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan

tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Belajar adalah

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Ciri-ciri Belajar

Jika kita simpulkan pandangan definisi belajar, kita menemukan

beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :

Pertama, belajar menunjukkan sesuatu aktivitas pada dan

seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita

pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam

bentuk aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang

dalam melakukan semua kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek

jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya

perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu

kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan

jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya

meskinpun mental rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan

secara intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak aktivitas

seseorang yang merupakan cerminan dari belajar, walaupun diri individu

tersebut tidak secara nyata memahaminya.

Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan

lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau

obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-

pengalaman baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh sebelumnya akan

tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu dengan

lingkungan ini mendorong seseorang untuk lebih intensif meningkatkan

keaktifan jasmaniah maupun mentalnya guru lebih mendalami sesuatu

yang menjadi perhatian. Sebagai contoh, ketika seseorang anak

meperhatikan bagaimana seorang pemanjat tebing melakukan aktifitasnya.

Semakin kuat interaksi individu tersebut dengan obyek, maka akan

semakin besar pula perhatian dan dorongan individu untuk memahami

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pemanjat tebing tersebut. Oleh

sebab itu, di dalam proses pembelajaran bilamana guru berhasil

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menumbuhkan hubungan yang intensif dengan siswa dalam proses

pembelajaran, maka akan terjadi interaksi yang semakin kokoh dan pada

giliranya memungkinkan siswa semakin terdorong untuk memahami atau

mengetahui lebih mendalam sesuatu yang dipelajari. Sebaliknya ketika

interaksi indivisu dengan lingkungan semakin lemah, maka dorongan

mental untuk mendalami sesuatu menjadi sumber belajar juga akan

semakin lemah. Dalam keadaan ini akan semakin sulit bagi individu untuk

mendapatkan dorongan guna memperoleh pengalaman atau pengetahuan

yang diharapkan.

Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar,

akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku.

Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu

perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu

perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut

dapat di amati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan

berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik, sebagai contoh setelah

seorang siswa mengikuti dengan cermat pembahasan tetang cara-cara

memasang peralatan elektronik pada sebuah perabot, untuk selanjutnya

tanpa bimbingan dan arahan, siswa tersebut maupun melakukan dengan

benar. Melalui penayanggan sebuah acara di televisi tetang

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Oemar Hamalik

dalamhttp://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-

dan-definisi.html, 8 Feb 2012).

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka

studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: 1) kognitif, 2) afektif,

3) psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :

Page 26: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Dari ketiga ranah tersebut

tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga

harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di

sekolah.

Hasil belajar dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar

dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard

Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu : 1) Keterampilan dan

kebiasaan, 2) Pengetahuan dan pengertian dan 3) Sikap dan cita-cita.

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan

dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa

karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang yang akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta

dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang

lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan

perilaku kerja yang lebih baik.

Menurut Fudyartanto (2002) dalam Baharudin dan Nur W (2007:13)

menyatakan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Di sini usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

Page 27: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu

atau atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan

belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan

dan memiliki tentang sesuatu.

Morgan dkk (1986:47) belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Mengemukakan bahwa belajar suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengartian.

(Aunurrahman (2009:35)

Belajar menurut Abdilah (2002) dalam Aunurrahman (2009:35),

adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan

tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan

respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah

input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah

apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi

atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk

diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat

diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh

guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat

diamati dan diukur.

1) Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku,

dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya

penambahan pengetahuan saja.

2) Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada

keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi

sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan lainya.

Page 28: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar.

Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku,

tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.

4) Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.

Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat reflek atau perilaku yang

bersifat naluriah

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah aktifitas yang mengahasilkan perubahan tingkah laku sebagai akibat

interaksi dengan lingkungan yang sifatnya sedikit banyak permanent yang

meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai – nilai. Dengan demikian

keberhasilan belajar dapat diketahui melaui perubahan tingkah laku pada

individu yang belajar sesuai dengan tujuan belajar.

d. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut :

a. Aspek Kognitif

Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang

terkait dengan percobaan yang dilakukan untuk aspek pengetahuan

evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis yang relevan dengan

materi pokok tersebut.

Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan keterampilan

intelektual yang meliputi: pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan

evaluasi. Klasifikasi tujuan kognitif oleh Bloom (1956) domain kognitif

terdiri atas enam bagian sebagai berikut:

1) Ingatan/recall

Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang

sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang

sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan

benar.

Page 29: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Pemahaman

Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu

tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang

rendah.

3) Penerapan

Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan

materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan

menyangkut penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan

tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada

pemahaman.

4) Analisis

Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen atau faktor penyebab dan mampu memahami

hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga

struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan

tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada aspek

pemahaman maupun penerapan.

5) Sintesis

Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-

komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur dan bentuk baru.

Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan

kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan

sebelumnya.

6) Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-

nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang tinggi.

b. Aspek Afektif

Evaluasi aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap,

derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Evaluasi aspek

afektif dalam hal ini digunakan untuk penilaian kecakapan hidup meliputi

Page 30: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kesadaran diri, kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial, dan

kecakapan akademis. Aspek ini belum ada patokan yang pasti dalam

penilaiannya.Klasifikasi tujuan afektif terbagi dalam lima kategori sebagai

berikut:

1) Penerimaan

Mengacu pada kesukarelaan dan kemampuanm emperhatikan dan

memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan

merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

2) Pemberian respon

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi

tersangkut secara aktif, menjadi peserta, dan tertarik.

3) Penilaian

Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek

atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak,

atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan

menjadi ‘sikap’ dan ‘apresiasi’.

4) Pengorganisasian

Mengacu kepada penyatuan nilai. Sikap-sikap yang berbeda yang

membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal

membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang

tercermin dalam falsafah hidup.

5) Karakterisasi

Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat

berkembang dengan teratur sehingga, tingkah laku menjadi lebih

konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini

bisa ada hubungannya dengan ketentuan pribadi, sosial, dan emosi

siswa.

c. Aspek Psikomotor

Pengukuran keberhasilan pada aspek psikomotor ditunjukkan pada

keterampilan dalam merangkai alat keterampilan kerja dan ketelitian

dalam mendapatkan hasil. Evaluasi dari aspek keterampilan yang dimiliki

Page 31: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

oleh siswa bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik

praktikum. Aspek ini menitikberatkan pada unjuk kerja siswa.

Klasifikasi tujuan psikomotor terbagi dalam lima kategori sebagai

berikut:

1) Peniruan

Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberikan

respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan

kontrol otot-otot syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk

global dan tidak sempurna.

2) Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,

penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu

penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan

sesuatu menurut petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

3) Ketetapan

Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi

dalam penampilan. Respons-respons lebih terkoreksi dan kesalahan-

kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4) Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat

urutan yang tepat dengan mencapai yang diharapkan atau konsistensi

internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda.

5) Pengalamiahan

Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit

mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan

secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi

dalam domain psikomotorik.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.

Page 32: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Pembelajaran IPA di SD

1) Hakikat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam”.

Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata

bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat disebut “Science”. Natural

artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam.

Science artinya ilmu pengetahuan ( Maridi, dkk, 2005:2). Jadi Ilmu

Pengetahuan Alam atau Science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu

tentang alam mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam.

New Lollegiate Dictionary (1981) dalam Maridi, dkk (2005:2)

menyatakan natural science Knoledge with the physical and its phenomena,

yang artinya Ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan

gejala-gejalanya. Sedangkan di dalam purnell’s : Concise Dictionary of

Science (1983) dalam Maridi, dkk (2005:2) tercantum definisi “Science the

broad field of human knowledge, acuired by sistematic observation and

experiment, and explained by means of rules, law, principles, theories, and

hypotheses”, yang artinya Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan

manusia yang luas yang didapat dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,

prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa.

IPA dikatakan terjadi dari dua unsur, hasil IPA dan cara kerja

memperoleh hasil itu. Hasil produk IPA berupa fakta-fakta seperti hukum-

hukum, prinsip-prinsip, klasifikasi, struktur dan lain sebagainya. Cara kerja

memperoleh hasil itu disebut proses IPA. Dalam proses IPA terkandung cara

kerja, sikap dan cara berpikir, kemajuan IPA yang pesat disebabkan oleh

proses ini. Dalam memecahkan suatu masalah seorang ilmuwan sering

berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil

yang diharapkan. Sikap itu dikenal dengan nama sikap ilmiah.

Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan

dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses,

dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga

Page 33: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar

mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.

1) IPA Sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut juga sebagai

produk IPA. Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan

kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-

abad. Bentuk Ilmu pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih

lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik IPA

sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA

merupakan hasil kegiatan analitik.

Yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan

tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

betul terjadi dan sudah diinformasikan secara objektif. Contoh-contoh

fakta : atom Hidrogen mempunyai satu electron, merkurius adalah planet

yang terdekat dengan matahari, ular termasuk golongan reptilia.

Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta

IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada

hubungannya. Berikut ini merupakan adalah contoh-contoh konsep IPA :

semua zat tersusun atas partikel-partikel, makhluk hidup dipengaruhi

oleh lingkungan, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap

dan melepaskan energi.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-

konsep IPA. Contohnya : Udara dipanaskan memuai, adalah prinsip-

prinsip yang berhubungan dengan konsep-konsep udara, panas dan

pemuaian. Prinsip ini menyatakan jika udara dipanaskan maka akan

memuai. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi

induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuan prinsip

merupakan diskripsi yang paling tepat tenyang objek atau kejadian.

Prinsip dapat berubah bila obserfasi baru dilakukan, sebab prinsip

bersifat tentatif (bersifat sementara).

Page 34: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima

meskipun juga bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian –

pengujian yang lebih keras dari pada prinsip, maka hukum alam bersifat

lebih kekal, hukum kekekalan energi misalnya berkata bahwa dalam

suatu interaksi tidak ada yang diciptakan maupun dimusnakan, tetapi

hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam tahun 1905,

sesudah hukum kekekalan energi dirumuskan Eintain menunjukkan

bahwa energi dapat diciptakan dari materi kondisi khusus. Penemuan ini

dinyatakan dalam persamaan einstain yang kekal: E = m.c2. Hal ini

hukum kekekalan energi harus diperluas.

Teori alamiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta,

konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Suatu teori

merupakan model, atau gambaran yang dibuat para ilmuan untuk

menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip dan hukum alam,

teoripun dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan

teori tersebut. Contoh : Model atom yang sepeti susunan tata surya

dengan elektron berputar pada orbitnya disekitar intinya tumbang dan

digantikan oleh teori kuantum yang menggambarkan elektron seperti

awan bermuatan negatif meliputi inti atom.

2) IPA Sebagai Proses

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh

para ilmuwan, diantaranya ialah : mengamati, mengukur, menarik

kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesa, membuat

grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan

eksperimen.

Pengertian mengamati didalam IPA adalah proses mengumpulkan

informasi mempergunakan semua alat pengindera atau mempergunakan

instrumen untuk membantu alat pengindera. Mengamati adalah proses

emperik di dalkam IPA. Bahkan dapat dikatakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam dimulai dari pengamatan terhadap alam.

Page 35: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Penarikan kesimpulan (inferensi) adalah kesimpulan setelah

melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya. Jadi inferensi mencakup tiga komponen, yaitu : observasi

yang merupakan pernyataan-pernyataan yang dibuat mempergunakan

semua alat pengindera dan alat bantu pengindera, pengetahuan

sebelumnya atau pengetahuan yang diorganisasikan secara mental dalam

struktur kognitif atau disebut juga skemata, dan kesimpulan.

Keterampilan proses IPA berikutnya adalah melakukan penelitian

atau penyelidikan kemudian menginterprestasikan hasil penelitian dan

mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Terlaksanaya penelitian

adalah suatu proses yang rumit, terdiri dari beberapa langkah yang

sederhana. Diantaranya yang penting adalah bekerja dengan variabel.

Ada tiga macam variabel dalam suatu penelitian, yaitu variabel bebas,

variabel tergantung, dan variabel terkontrol ( terkendali) ; variabel bebas

adalah variabel yang dengan disengaja dimanipulasi oleh si peneliti,

variabel tergantung adalah variabel yang berubah-ubah dalam penelitian

sebagai akibat dari perubahan-perubahan variabel bebas, sedangkan

variabel terkontrol adalah variabel yang sengaja dibuat konstan dalam

penelitian agar tidak mengacaukan penelitian.

.Merumuskan hipotesa adalah menyusun suatu pernyataan

berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang merupakan jawaban

sementara untuk masalah. Hipotesa ini bersifat tentatif dan diuji apakah

hipotesa dapat diterima atau ditolak.

Mengiterprestasikan data adalah menganalisa data yang diperoleh

dan menyusunnya dengan cara menentukan pola keterhubungan pada

data secara keseluruhan. Membuat pengukuran-pengukuran adalah

membuat observasi - observasi kuantitatif dengan jalan membandingkan

dengan alat-alat ukur standar. Memprediksi adalah membuat ramalan

akan kejadian atau kondisi yang diharapkan dalam bagian selanjutnya

akan diuraikan secara rinci mengenahi ketrampilan proses IPA.

Page 36: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Pengembangan Sikap

Beberapa sikap ilmiah itu adalah : (1) objektif terhadap fakta,

artinya tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang, (2) tidak

tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang

menyokong kesimpulan itu, (3) berhati terbuka, artinya

mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain sekalipun

pendapat atau penemuan itu bertentangan dengan penemuan sendiri,

(4) tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat, (5) bersifat hati-

hati, dan (6) ingin msenyelidiki.

The Liang Gie (2000) dalam Leo Sutrisno, dkk (2007:16),

menyatakan bahwa ilmu pengetahuan (science) adalah kumpulan sistematis

dari pengetahuan.

IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain”. ( Abdullah (1998:18) dalam http://juhji-science-sd.blogspot.com

/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html diakses 7 Februari 2012)

JS. Sukardjo, dkk (2005:1), menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau

secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis tentang gejala alam.

Science is continuing effort to disciver and increase human knowledge and understanding though disciplined research. Using controlled methods, scientist collect observable evidence of natural or social phenomena, record measurable data relating to the observations, and analize this information to contruct theoretical explanations of how things work. The method of scientific research include the generation of hypotheses about how phenomena work, and experimentation that tests these hypotheses under controled conditions. Scientists are also expected to publish their information so other scientists can do similar experments to double-check their conclusions. The result of this prosses enable betther understanding of past event, and better ability to perdict future event of the same kind as those that have been tested ( Parkin, 1991) dalam http://juhji-science-sd.blog.com/. )

Page 37: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Yang artinya ilmu pengetahuan adalah usaha yang melanjutkan dan

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan manusia untuk melakukan

penelitian. Penggunaan metoda dikendalikan, ilmuwan mengumpulkan bukti

yang tampak tentang gejala sosial atau alami, merekam data terukur

berkenaan dengan pengamatan, dan analize informasi ini ke penjelasan [yang]

teoritis bagaimana hal-hal bekerja. Metode tentang penelitian ilmiah meliputi

pembuatan hipotesis tentang bagaimana pekerjaan gejala, dan percobaan yang

menguji hipotesis ini di bawah kondisi-kondisi yang terkontrol. Ilmuwan juga

diharapkan untuk menerbitkan informasi mereka, ilmuwan lain dapat

melakukan serupa experments untuk cek sekali lagi kesimpulan mereka. Hasil

prosses ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik dari peristiwa masa

lampau, dan kemampuan lebih baik ke peristiwa masa depan yang telah diuji

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Ilmu

Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya

dengan bersikap almiah.

2) Tujuan IPA

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa: 1)

Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat. 2) Mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4)

Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari. 5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan

pemahaman ke bidang pengajaran lain. 6) Ikut serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 7) Menghargai berbagai macam

bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini,

2007: 40).

2) Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

Dasar menurut Sri Sulistyorini (2007:40) meliputi aspek-aspek :

Page 38: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b) Benda atau materi,sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan

gas

c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu

Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan sebagai mata pelajaran sejak

kelas IV, sedang kelas I sampai kelas III diberikan secara tematik dengan

pelajaran yang lain.

3. Pendekatan Konstektual

a. Pengertian Pendekatan

Wardani (2001:6.4) mengemukakan bahwa pandekatan (approach)

adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa,

hakikat pengajaran bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan

bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersioalkan atau tidak

perlu dibuktikan lagi.

Lebih lanjut Brown (2009:9) memperjelas konsep pembelajaran

dengan menambahkan kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu: (1)

pembelajaran menyangkut hal praktis, (2) pembelajaran adalah penyimpanan

informasi, (3) pembelajaran adalah penyusunan organisasi, (4) pembelajatran

memerlukan keaktifan dan kesadaran , (5) pembelajaran relatif permanen, (6)

pembelajaran adalah perubahan tingkah laku.

Mulyasa (2003:100) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007)

menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali factor

yang mempegaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Page 39: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,

di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat

pada guru (teacher centered approach), (http://www.google.co.id_ Desember

2011)

Pengertian pendekatan adalah cara umum dalam memandang

permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah - semua

tampak kemerah-merahan. (Ujang Sukandi (2003:39) dalam

http://banjar.wordpress.com/2011/09/10/pendekatanpembelajaran).

Dari semua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran adalah seperangkat asumsi atau pandangan guru tentang hakikat

bahasa yang diajarkan kepada siswa dalam suatu proses interaksi belajar-

mengajar di kelas yang fasilitasi guru dengan dengan baik (materi, metode,

media, evauasi) ssehingga pencapaian tujuan pembelajaran (bahasa) bisa

dicapai.

b. Pendekatan Konstektual

Menurut Blanchard dalam Triyanto (2007:110) menyatakan bahwa

pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan

konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa

membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga.

University of washington dalam Triyanto (2007:107), Pengajaran

kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai

dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan

dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam

Page 40: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia

nyata atau masalah masalah yang disimulasikan.

Menurut Blanchard dalam Triyanto (2007:101) menyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan

yang erat dengan pengalaman yang sesungguhnya.

Menurut Triyanto (2007:105), Pembelajaran kontekstual (Contextual

Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:

konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (

Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling),

dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bawa

pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata untuk

menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

akademik siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

c. Strategi Pendekatan Konstektual

Menurut Triyanto (2007:105-115), Pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:

konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (

Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling),

dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Page 41: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Adapun penjelasan tiap-tiap komponen tersebut di atas diantaranya

sebagai berikut :

1) Konstruktivisme (contruktivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berpikir atau filosofi

pendekatan kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia

sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas

(sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta. Konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan

diingat. Manusia harus mengkonstruksikan pengetahuan itu dan member

makna melalui pengetahuan nyata.

Dengan demikian siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-

ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada

siswa. Siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak siswa sendiri.

Esensi dan teori ini bahwa siswa harus menemukan dan

mentranformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan bila

perlu informasi itu menjadi milik sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran

harus dikemas menjadi proses “mengonstruksi” bukan “menerima”

pengetahuan.

Dalam pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih

diutamakan dari pada seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan. Pendekatan untuk memperoleh pengetahuan itu dapat

dilakukan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi

artinya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur

pengetahuan yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah struktur

pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan

menyesuaikan dengan hasil pengalaman baru.

2) Menemukan (Inquiri)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

barbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari

Page 42: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menemukan sendiri. Untuk itu guru harus merancang kegiatan menemukan

apapun materi pembelajaran.

Untuk merancang pembelajaran yang merujuk pada kegiatan

menemukan ini, ada empat langkah yang dapat diikuti antara lain: 1)

merumuskan masalah, 2) mengamati dan mengobservasi, 3) menganalisis

dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan

karya lainnya, dan 4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya

para pembaca, teman sekelas, guru kelas audien lainnya.

3) Bertanya (Questioning)

Questioning atau bertanya merupakan strategi utama utama dalam

pendekatan kontekstual. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang

sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berpikir siswa. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran

bermanfaat untuk : 1) menggali informasi, 2) mengecek pemahaman

siswa, 3) membangkitkan respon pada siswa, 4) mengetahui sejauh mana

keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6)

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7)

untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, 8) untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4) Masyarakat belajar ( learning community )

Konsep learning community atau masyarakat belajar menyarankan

agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.

Dengan demikian, hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman,

antar kelompok, antara yang tahu dan yang belum tahu baik diruang kelas,

juga dengan orang yang ada diluar kelas, maupun yang menjadi anggota

masyarakat belajar. Untuk itu, pembelajaran selalu disarankan dalam

kelompok- kelompok belajar yang anggotanya bersifat heterogen sehingga

yang pandai dapat membimbing yang lemah, yang tahu dapat

membimbing yang belum tahu, yang cepat menangkap dan mendorong

yang lambat, yang mempunyai gagasan dapat memberi usulan pendapat,

dan seterusnya. Jadi learning community ini dapat terwujud apabila dalam

Page 43: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pembelajaran itu terjadi proses komunikasi dua arah. Sehingga dalam

pembelajaran itu tidak ada pihak yang di mana dalam komunikasi, dan

tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang

menganggap paling tahu, semua pihak saling mendengarkan.

5) Permodelan

Yang dimaksud permodelan dalam pembelajaran kontekstual ini

adalah bahwa dalam pembelajaran baik itu berkaitan dengan pengetahuan

ataupun keterampilan diperlukan model yang biasa ditiru oleh siswa.

Permodelan ini dapat berkenaan dengan cara mengerjakan atau melakukan

sesuatu. Dalam pendekatan ini guru bukannya satu-satunya model. Model

dapat dirancang dengan melibatkan siswa, dapat pula model didatangkan

dari luar kelas tergantung materi yang diperlukan permodelannya.

6) Refleksi (reflection)

Refleksi atau (reflection) merupakan cara berfikir tentang apa yang

baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang dilakukan di

masa lalu. Siswa mengandalkan apa yang baru dipelajari sebagai struktur

pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya. Dengan demikian, refleksi ini merupakan respon

terhadap apa yang baru saja diterima.

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Artinya

pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas sedikit demi sedikit dalam hal

ini, guru berkewajiban membantu siswa dengan menciptakan hubungan

antara pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan

baru, sehingga siswa merasakan manfaat pengetahuan yang baru saja

diperoleh. Jadi, yang menjadi kunci dalam refleksi ini adalah bagaimana

menciptakan agar pengetahuan yang baru itu dapat mengendap pada benak

siswa.

7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic assessment)

Penilaian atau assessment yaitu proses pengumpulan berbagai data

yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar ini perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan

Page 44: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bahwa siswa telah mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila

data yang dikumpulkan guru dapat segera mengambil langkah yang tepat

untuk perkembangan belajar ini perlu diketahui oleh guru agar dapat

memastikan bahwa siswa teleh mengalami proses pembelajaran dengan

benar. Apabila data yang dikumpulkan guru dapat segera mengambil

langkah yang tepat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi pada siswa.

Untuk itu, assessment ini dilakukan sepanjang proses, bukan hanya pada

akhir periode baik semester akhir, melainkan assessment ini dilakukan dan

secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,

penilaian tentang kemajuan belajar siswa dilakukan secara proses, bukan

hanya dari hasil. Untuk itu penilaian tidak hanya oleh guru, tetapi dapat

pula dilakukan teman siswa.

B. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di awal pembelajaran masih

banyak siswa yang belum memahami materi energi dan kegunaanya. Siswa

masih terlihat tidak aktif dalam pembelajaran. Hal ini mungkin dipengaruhi

oleh beberapa hal diantaranya guru kurang mengoptimalkan dalam proses

pembelajaran, metode atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran

kurang tepat sehingga siswa sangat bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Guru masih menggunakan metode yang monoton dengan ceramah, pemberian

tugas tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Oleh sebab itu perlu adanya pembenahan dalam pembelajaran yang

berlangsung. Dengan menggunkaan pendekatan kontekstual ini dapat

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan

dan keterampilan akademik siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari.

Page 45: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penggunaan pendekatan konstektual dapat menarik perhatian siswa,

membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar serta membatu siswa

untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi gaya magnet.

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru

mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi

siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam

kehidupan.

Kerangka berfikir dari penelitian tindakan kelas tergambar pada

gambar berikut :

Gambar 1. Model Kerangka berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Dalam hal ini yang menjadi hipotesis dari penelitian tindakan kelas

yang akan dilakukan adalah melalui penggunaan pendekatan konstekstual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang gaya

magnet pada siswa kelas V SD N Juwok 2, Kecamatan Sukodono, Kabupaten

Sragen.

AWAL

PROSES TINDAKAN

Guru belum memakai pendekatan konstektual

pada pembelajaran

Pemahaman siswa rendah

Guru telah menggunakan pendekatan konstektual pada pembelajaran IPA

Dengan pendekatan konstektual yang

optimal pemahaman siswa pada pembelajaran IPA dapat optimal sesuai target yang diharapkan

Dengan pendekatan konstektual yang optimal maka dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada pembelajaran IPA tentang energi dan perubahannya

AKHIR

Page 46: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODOLOGI PENELITAIN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri Juwok 2

Sragen. Dengan alasan SD tersebut merupakan tempat peneliti mengajar

sehingga memudahkan melaksanakan penelitian.

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan Januari

sampai bulan April pada semester II tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari

tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian. Waktu tersebut

dirinci dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April

1 Penyusunan proposal xxx

2 Ijin Penelitian xxx

3 Kegiatan Penelitian xxx xxx

4 Mengumpulkan data xxx xxx

5 Analisis data xxx

6 Membuat laporan xxx

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas V SD N Juwok 2, Kec.

Sukodono, Kab. Sragen tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 26 anak

terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kelas V merupakan

kelas dengan nilai IPA paling rendah dibanding kelas-kelas lain. Hal ini

mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan pendekatan konstektual untuk meningkatkan hasil belajar IPA

kelas V.

30

Page 47: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C. Bentuk dan Stategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Data yang diperoleh serta dikumpulkan berupa data yang langsung

tercatat dari kegiatan peneliti di lapangan sehingga bentuk model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan

pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah

penelitain tindakan kelas.

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah

strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti

hanya satu sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut : a)

Perencanaan, b) Tindakan, c) Pengamatan dan d) Refleksi.

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari :

1. Sumber data primer (pokok), yaitu siswa kelas V, Kepala Sekolah dan

pihak lain yang berhubungan.

2. Sumber data sekunder yaitu arsip atau dokumen, nilai hasil belajar

siswa, dan lembar observasi.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti

adalah dengan cara :

a) Pengamatan

Observasi/observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa

dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung

dengan atau tanpa alat bantu (Sarwiji Suwandi, 2008:46). Observasi

dilakukan oleh penliti dan pengamat (guru kelas). Pengamatan ditujukan

kepada guru dan siswa kelas V SD N Juwok 2 tentang aktivitas

pembelajaran IPA materi gaya magnet. Observasi dilakukan untuk

Page 48: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk

menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien.

b) Dokumen

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan

sekolah mengenai kegiatan pembelajarn yang dilakukan guru dan siswa.

Digunakan untuk memeproleh data berupa nama siswa kelas V, data nilai

siswa, dan sejarah perkembangan SD N Juwok 2. Selain itu, saat proses

pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto.

c) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan sesuatu, keterampilan,

pengetahuan, penguasaan dan sebagainya. Teknik pengumpulan data

penelitian ini berupa soal-soal yang disajikan ini guna mengetahui hasil

atau nilai yang dicapai siswa dalam IPA. Peneliti menggunakan tes awal,

tes proses, tes akhir untuk membandingkan hasil tes siswa.

F. Tehnik Validitas Data

Suharsimi Arikunto (2008:128) menuliskan bahwa di dalam

penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data

yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur

atau diteliti. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan

triangulasi data dan triangulasi metode.

Adapun ynag dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda.

2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data

sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.

Misalnya wawancara dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan

data yang berbeda ini untuk menguji kemantapan informasinya.

Page 49: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

G. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model

interaktif ( Miles dan Huberman, 1984 ) dalam ( Slamet dan Suwarto, 2007 :

112), yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu (1) reduksi data, (2) sajian

data, (3) penarikan simpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,

menyederhanakan dan mengabtraksi data kasar yang ada dalam catatan

lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.

Data reduksi adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan.

Dalam reduksi data yang diperoleh dari hasil obsrvasi yang ditulis dalam

bentuk data, dikumpulkan, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok

kemudain dicari polanya.

b. Penyajian Data (Display Data)

Sajian data adalah sutu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian

data, maka akan dimengerti apa yang akan terjadi dan memungkinkan

untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain

berdasarkan pengertian tersebut.

c. Penarikan kesimpulan

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyaian data diambil dari suatu

simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap

mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada siklus I, dan

simpulan terakhir yaitu pada siklus II. Simpulan yang pertama sampai

dengan terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi

untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Page 50: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Proses analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Langkah-langkah analisis antara lain :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka

dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun data yang berguna

untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan antar kasus.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau

kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi kebijaksanaan sebagai bagian dari pengembangan

dalam laporan akhir penelitian.

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Penarikan simpulan/verivikasi

Page 51: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H. Indikator Kinerja

Penelitian ini berbentuk PTK, istilah dalam Bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). I.G.A.K Wardani (2006:13) penelitian

kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu aksi

yang dilakukan di kelas. PTK adalah penelitiann yang dilakukan oleh guru di

kelas di tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan praktek dan proses pembelajaran. Dalam PTK ini digunakan

pendekatan konstekstual dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

tentang gaya magnet pada kelas V SD N Juwok 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Maka dalam penelitian tindakan kelas ini, indikator keberhasilannya

adalah apabila 90% dari jumlah siswa kelas V dapat memperoleh nilai di atas

KKM (70).

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

?

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

Page 52: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Rancangan Siklus I

1). Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan

observasi terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru

dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran

yang berlangsung, penggunaan metode, model, strategi serta media

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berdasarkan pengamatan dan

pencatatan terhadap proses pembelajaran masih terdapat sebagian

besar siswa kelas V yang masih enggan untuk menyampaikan

pendapat, ide maupun gagasannya secara lisan.

Urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam

siklus I adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kompetensi dasar serta indikator yang sesuai dengan

materi gaya magnet.

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Menyiapkan media pembelajaran.

d. Menyiapkan sumber pelajaran yang diperlukan

e. Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat

bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas V SD N juwok 2.

f. Membuat lembar penilaian untuk kerja siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam

sekali pertemuan di ruang kelas V SD N Juwok 2, pertemuan

berlangsung selama 2x35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak

sebagai observer.

3) Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan proses pembelajaran atau pelaksanaan

tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan:

a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

b) Keaktifan siswa dalam menikuti pembelajaran.

Page 53: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

d) Kemampuan siswa dalam bertanya dan belajar aktif pada saat proses

pembelajaran.

4) Tahap Refleksi

Tahap ini peneliti bersama kepala sekolah menganalisis hasil

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian. Hasil yang

diperoleh pada pembelajaran siklus I pada mata pelajaran IPA tentang

gaya magnet pada siswa kelas V SD N Juwok 2 dijadikan langkah

untuk melakukan tindakan siklus II.

2. Rancangan siklus II

Pada rancangan siklus 2 ini tindakan diambil dari hasil yang telah

dicapai pada siklus 1 sebagai usaha perbaikan.

Langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti antara lain :

1) Perencanaan ulang

a) Mengidenifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan pada

permasalahan yang muncul dari siklus I.

b) Guru menyusun dan menyiapkan rencana pembelajaran tentang

gaya magnet.

c) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

d) Merancang skenario pembelajaran model kontekstual.

e) Merancang tes siklus 2 dan kunci jawaban.

f) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dan

perencanaan yang dipersiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA.

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual dengan skenario yang telah dibuat.

Page 54: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Observasi

Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan:

a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

b) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

d) Kemampuan siswa dalam bertanya dan belajar aktif pada saat

proses pembelajaran.

4) Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan tahap observasi serta pencapaian indikator

keberhasilan. Hasil pengamatan pada pengamatan siklus 2 dikumpulkan

untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti dan observer. Hal tersebut

ditandai dengan perubahan sebagai berikut :

a. Pada saat pembelajaran siswa lebih aktif

b. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran

c. Pembelajaran lebih bermakna

d. Siswa yang kurang jelas pada siklus kedua, pada siklus ketiga lebih

jelas dan paham.

e. Siswa antusias dalam proses pembelajaran.

Page 55: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti berlangsung di

kelas V SD N Juwok 2 Kecamatan Sukodono. Sekolah Dasar Negeri Juwok 2

tepatnya berada di dukuh Juwok, Kelurahan Juwok, Kecamatan Sukodono

Kabupaten Sragen. SD N Juwok 2 dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang

membawahi 6 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru olah raga, 1 penjaga sekolah dan

157 siswa.

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Juwok 2

belum melaksanakan pembelajaran Kontekstual khususnya pembelajaran

IPA kelas V pada materi konsep energi dan perubahannya, sehingga hasil

belajar siswa banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yang ditentukan sekolah pada awal semester. Untuk mengantisipasi

hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas V, maka peneliti

menggunakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dengan pembelajaran Kontekstual.

B. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian

1. Tindakan siklus 1

Tindakan Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit)

dan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2012. Adapun tahapan yang

dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tindakan perencanaan ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui gambaran awal kegiatan pembelajaran di kelas V SDN

Juwok 2 mata pelajaran IPA tentang Gaya Magnet. Berdasarkan data

hasil pengamatan langsung tanggal 8 Februari 2012 terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran IPA masih terdapat banyak kekurangan, antara

39

Page 56: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

lain guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan (respon siswa kurang), pembelajaran yang dilakukan

guru masih bersifat monoton artinya guru masih menggunakan

metode ceramah tanpa mengajak siswa untuk aktif dalam

pembelajaran sehingga membuat siswa banyak yang bosan. Aktivitas

siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang, hal ini dibuktikan

dengan ada beberapa siswa yang enggan dan bermalas-malasan ketika

guru melakukan pembelajaran. Selain itu hasil belajar siswa juga

masih banyak yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Nilai prestasi belajar kognitif siswa diperoleh dari tes objektif

yang telah diujicobakan terhadap siswa kelas V SD N Juwok 2. Dari

10 item soal pilihan ganda ternyata valid atau memenuhi syarat untuk

dapat dipergunakan sebagai alat tes prestasi. Hasil Nilai Awal materi

gaya magnet dapat pada lampiran 18.

Berdasarkan pada lampiran 18 dapat diketahui ada beberapa siswa

yang masih mendapat nilai di bawah nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal

70). Dari 26 siswa di atas ada 9 anak yang mendapat nilai di bawah KKM. Hal

ini membuktikan bahwa pada pembelajaran sebelum adanya tindakan siklus

hasil belajar siswa belum dapat dikatakan mencapai keberhasilan.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Awal Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

Nomor Interval Nilai Nilai Awal

Frekuensi Prosentase

1 41-50 3 11,5%

2 51-60 6 23,1%

3 61-70 9 34,6%

4 71-80 5 19,2%

5 81-90 3 11,5%

6 91-100 - 0%

Jumlah 26 100%

Page 57: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan tabel 2 maka dapat digambarkan grafik, sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Frekuensi

41-5051-6061-7071-8081-9091-100

Gambar 4. Grafik Frekuensi Nilai Awal Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

Dari data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas V SDN Juwok 2 sebanyak 26 siswa ada 17 siswa atau

65,38% siswa yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal.

Sebanyak 9 siswa atau 34,62% memperoleh nilai di bawah batas nilai

ketuntasan yaitu 70.

Tabel 3. Hasil Nilai Awal

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 90

Rata-rata nilai 69,23

Siswa belajar tuntas 65,38%

Page 58: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Analisis hasil evaluasi dari Nilai Awal siswa diperoleh nilai

rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 69,23

di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan

dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 70. Sedangkan

besarnya persentase siswa tuntas pada materi gaya magnet sebesar

65,38%, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai

lebih dari 75%. Dari hasil analisis Nilai Awal tersebut, maka

dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman, prestasi

belajar, aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran, khususnya untuk

materi pokok gaya magnet.

Dari hasil Nilai Awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara

bahwa penguasaan materi gaya magnet oleh siswa kelas V SDN Juwok 2

masih kurang. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki porsi jawaban

yang kurang dari 70% memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu

paham pada beberapa indikator belajar materi pokok gaya magnet.

b. Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan yang dilakukan, direncanakan

secara teliti oleh peneliti yang kemudian dikonsultasikan dengan guru

pengampu untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan.

Peneliti menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama proses

pembelajaran dan observasi keterampilan mengajar guru dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan

sebagai alat evaluasinya guru dan peneliti membuat soal ulangan

berbentuk soal pilihan ganda dan isian untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi gaya magnet.

Dalam tahapan ini guru menerapkan pendekatan pembelajaran

kontekstual sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berusaha

Page 59: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menyampaikan materi gaya magnet dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual.

Pada pertemuan pelaksanaan tindakan siklus I materi IPA

adalah tentang sumber energi dan perubahannya dengan indikator : a)

Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak

magnetis. b) Siswa dapat Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam

menembus beberapa benda melalui percobaan, c) Siswa dapat

Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-

hari, d) Siswa dapat membuat magnet.

Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, berdoa

bersama dan mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi

“Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan kompetensi

yang diharapkan?”

Kegiatan inti guru menjelaskan tentang gaya magnet, muali

dari sejarah ditemukannnya magnet, macam-macam magnet, membuat

magnet sampai benda-benda dalam kehidupan sehari-hari yang

mengguankan magnet. Guru mengajak siswa melakukan kegiatan

percobaan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya magnet,

macam-macam magnet dan kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-

hari. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dengan alat dan

bahan yang sehari sebelumnya diminta guru untuk membawa yaitu

paku payung, klip kertas dari besi, saputangan, kertas, karet

penghapus, pensil, uang logam, batu kerikil, selembar karton,

selembar mika, kardus, pensil, penggaris. Siswa mengambil satu

persatu benda yang dibawa kemudian meletakkannya di dekat magnet

yang disediakan oleh guru. Beberapa siswa melihat dan mengamati

benda mana sajakah yang dapat ditarik magnet dan yang tidak dapat

ditarik oleh magnet. Setelah itu guru mengajak siswa untuk

melakukaan percobaan tentang cara-cara membuat magnet yaitu

dengan cara gosokan, elektromagnetis dan induksi. Setelah itu siswa

Page 60: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru serta

menuliskan rangkuman di buku tulis masing-masing.

Dalam kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi dengan membagikan

soal pada siswa dan siswa mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru

yang terdiri dari 20 soal yaitu 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama

ketika melakukan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

1) Hasil observasi bagi guru

Dari data observasi dalam siklus 1 diperoleh hasil observasi

sebagai berikut :

a) Guru telah menyiapkan rencana pembelajaran dengan baik.

b) Guru telah membuka pelajaran dengan baik, guru telah memberi

pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna

meningkatkan motivasi siswa.

c) Guru cukup dalam bertanya jawab pada siswa pada saat pembelajarn

berlangsung.

d) Guru cukup baik dalam memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

e) Guru masih kurang dalam memberikan teguran secara tegas pada

siswa yang kurang memperhatikan pelajaran sehingga dalam

pengkondisian kelas kurang.

f) Guru masih kurang dalam memberi motivasi kepada siswa yang belum

mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

g) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah baik

h) Guru sudah baik dalam mengelola kelas.

i) Guru memanfaatkan media dan alat pembelajaran dengan baik.

Page 61: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

j) Pengelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati

oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik.

2) Hasil observasi bagi siswa

Dari data observasi pada Siklus I diperoleh data hasil belajar

afektif siswa sebagai berikut :

a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan

peningkatan.

b) Perhatikan siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang

disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.

c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d) Siswa aktif dalam pembelajaran.

e) Dua per tiga dari keseluruhan siswa sudah berani mengajukan

pertanyaan dan pendapat.

f) Siswa menunjukkan peningkatan kerjasama dalam kelompok.

g) Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas baik tugas

individu atau tugas kelompok.

h) Keberanian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas

observasi masih kurang.

Dari data observasi pada Siklus I diperoleh data hasil belajar

psikomotorik siswa sebagai berikut :

a) Siswa sudah memasuki kelas pada waktu guru datang.

b) Siswa mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan

sistematis.

c) Siswa sudah dengan segera membentuk kelompok diskusi tanpa harus

diperintah oleh guru.

d) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang belum jelas.

e) Siswa sudah terlihat akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

Page 62: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada 5

siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti melanjutkan siklus ke II

untuk materi gaya magnet dengan menindak lanjuti Siklus I. Hasil refleksi

selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan pada lampiran 19 yaitu nilai hasil belajar siswa pada

siklus I, didapatkan distribusi frekuensinya diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4 . Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

(Siklus I)

Nomor Interval Nilai Nilai Awal

Frekuensi Prosentase

1 41-50 1 3,8%

2 51-60 1 3,8%

3 61-70 7 26,9%

4 71-80 10 38,5%

5 81-90 4 15,4%

6 91-100 3 11,5%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel 4 maka dapat digambarkan grafik, sebagai berikut :

0

2

4

6

8

10

Frekuensi

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-100

Gambar 5. Grafik Frekuensi Nilai Siklus I Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

Page 63: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari data nilai di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I pada

pembelajaran IPA tentang gaya magnet pada siswa kelas V SDN Juwok 2

sebanyak 26 siswa ada 21 siswa atau 80,76% siswa yang memperoleh nilai di

atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 5 siswa atau 19,23%

memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 70.

Tabel 5. Hasil Nilai Siklus I

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 100

Rata-rata nilai 76,15

Siswa belajar tuntas 80,76%

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes

Siklus I tabel 6 dan 7 siswa yang tuntas belajar pada Nilai Awal hanya

terdapat 17 Siswa atau 65,38% dan siswa yang tuntas belajar di Siklus I

sebesar 21 siswa atau 80,76% sehingga dapat disimpulkan bahwa persentasi

hasil tes siswa yang tuntas naik 15, 38% (80,76% - 65,38%) dengan nilai batas

tuntas 70. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat Nilai Awal

sebesar 50 dan pada Siklus I masih tetap 50. Untuk nilai tertinggi terdapat

kenaikan dari 90 naik menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas yang pada Nilai

Awal sebesar 69,23 naik menjadi 76,15. Nilai tersebut sudah di atas rata-rata

nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah.

Dalam penelitian tindakan kelas Siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain:

1) Bagi Guru

a) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada

saat proses belajar mengajar.

b) Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan

pelajaran

Page 64: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c) Guru hanya menunjuk siswa yang berada di barisan belakang.

d) Guru belum optimal memberikan pujian bagi siswa yang telah

menjawab pertanyaan dengan benar.

e) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik.

f) Guru belum optimal dalam memantau kegiatan siswa dalam kelas.

2) Bagi Siswa

a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami perbedaan cara

pembuatan magnet.

b) Beberapa siswa kesulitan memahami cara-cara membuat magnet.

c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun

masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal.

2. Tindakan siklus 1I

Pada Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2012. Adapun

tahapan yang dilakukan pada Siklus II meliputi :

a. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan ini peneliti membuat perancanaan sebagai

berikut :

1) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Lebih mengoptimalkan pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran.

3) Memberikan pengulangan pada materi tentang gaya magnet.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual dilaksanakan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II materi IPA adalah

tentang sumber energi dan perubahannya dengan indikator : a)

Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak

magnetis. b) Siswa dapat Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam

Page 65: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

menembus beberapa benda melalui percobaan, c) Siswa dapat Memberi

contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari, d) Siswa

dapat membuat magnet.

Kegiatan awal dimulai dari berdoa bersama, mengabsen siswa,

guru memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan kepada siswa untuk

menyebutkan macam-macam magnet dan cara-cara membuat magnet.

Guru merangsang motivasi siswa dengan melakukan percobaan

tentang benda-benda yang dapat ditarik magnet dan yang tidak dapat

ditarik oleh magnet. Guru mambagi siswa menjadi 5 kelompok dengan

masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak. Dalam hal ini guru

membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Siswa menyiapkan

benda-benda yang dibutuhkan dalam percobaan, antara lain : magnet

batang, peniti, paku payung, klip kertas dari besi, saputangan, kertas, karet

penghapus, pensil, uang logam, batu kerikil, selembar karton, selembar

mika, kardus, pensil, penggaris. Denganbantuan table pengamatan siswa

melakukan percobaan dengan mendekatkan magnet pada masing-masing

benda yang telah disiapkan. Kemudian siswa mengelompokkan benda apa

saja yang ditarik oleh magnet dan benda yang tidak dapat ditarik megnet.

Guru menjelaskan bahwa benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet

disebut dengan benda magnetis dan benda yang tidak dapat ditarik oleh

magnet disebut dengan benda non magnetis.

Setelah itu siswa juga melakukan percobaan untuk mengetahui

cara-cara membuat magnet.

1. Membuat magnet dengan cara induksi.

Gambar. 6 Model pembuatan magnet secara induksi

Page 66: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Membuat magnet dengan cara gosokan

Gambar. 7 Model pembuatan magnet secara gosokan

3. Membuat magnet dengan cara elektro magnetis

Gambar. 8 Model pembuatan magnet secara elektromagnetik

Guru menjelaskan secara singkat menjelaskan tentang cara

pembuatan gaya magnet dan siswa melakukan percobaan sendiri melalui

arahan yang diberikan oleh guru. Siswa dapat menemukan cara dan

mengetahui secara mandiri tentang cara membuat magnet tanpa arahan

berupa ceramah yang monoton dari guru. Siswa diberi kesempatan untuk

membedakan cara-cara membuat magnet melalui percobaan dan

menggambarkan di buku tugas masing-masing.

Di dalam kegiatan akhir pembelajaran, guru mengadakan

evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Guru membagikan soal

yang terdiri daro 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian. Setelah siswa

selesai mengerjakan soal evaluasi, guru segera mengadakan penilaian

terhadap hasil pekerjaan siswa. Dari hasil penilaian inilah dapat diketahui

apakah ketuntasan belajaran siswa pada pelaksanaan siklus II sudah

berhasil atau belum.

Page 67: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama

proses pembelajaran serta keterampilan guru dalam mengajar dengan model

pembelajaran kontekstual pada materi energi dan perubahannya.

1) Hasil observasi guru.

a) Guru telah menyiapkan rencana pembelajaran dengan baik.

b) Guru telah membuka pelajaran dengan baik, guru telah memberi

pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna

meningkatkan motivasi siswa.

c) Guru sudah baik dalam bertanya jawab pada siswa yang duduk di

bagian depan dan belakang, untuk yang dibagian tengah kurang

diperhatikan.

d) Guru cukup baik dalam memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas.

e) Guru sudah baik dalam memberikan teguran secara tegas pada siswa

yang kurang memperhatikan pelajaran sehingga dalam pengkondisian

kelas kurang.

f) Guru sudah baik dalam memberi motivasi kepada siswa yang belum

mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

g) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah baik

h) Guru sudah baik dalam mengelola kelas-kelas.

i) Guru memanfaatkan media dan alat pembelajaran dengan baik.

j) Pengelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati

oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik.

2. Hasil observasi siswa.

Dari data observasi pada Siklus II di peroleh data hasil belajar

afektif siswa sebagai berikut :

a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah tinggi.

b) Perhatian siswa sudah meningkat dalam memperhatikan pelajaran

yang disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.

c) Keberanian siswa maju ke depan kelas sudah mengalami peningkatan.

Page 68: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d) Siswa sudah menerapkan hasil pelajaran dengan biak.

e) Keseluruhan siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan

pendapat.

i) Siswa terlihat bersemanagn dalam kegiatan pembelajaran yang

berlangsung.

j) Kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik

Dari data observasi pada Siklus II diperoleh data hasil belajar

psikomotorik siswa sebagai berikut :

a) Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

b) Siswa mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik

dan sistematis.

c) Siswa segera membentuk kelompok diskusi.

d) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

e) Siswa akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan Siklus II selesai dilakukan diketahui kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berdasarkan pada

lampiran 20 dapat dikemukakan pada table berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

(Siklus II)

Nomor Interval Nilai Siklus II

Frekuensi Prosentase

1 41-50 0 0%

2 51-60 0 0%

3 61-70 7 20,9%

4 71-80 7 20,9%

5 81-90 8 30,8%

6 91-100 4 15,4%

Jumlah 26 100%

Page 69: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dari tabel 6 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

7

8

41-5051-6061-7071-8081-9091-100

Gambar 9. Grafik Nilai Siklus II Kelas V

Dari analisa data frekuensi nilai hasil belajar IPA Siklus II pada tabel 8

dan 9 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 41-50 dan 51-60

tidak ada, siswa yang mendapat nilai 61-70 sebanyak 7 siswa atau 20,9%,

siswa mendapat nilai 71-80 sebanyak 7 siswa atau 20,9%, siswa yang

memperoleh nilai 81-90 sebanyak 8 siswa atau 30,8%, dan siswa yang

memperoleh nilai 91-100 sebanyak 4 siswa atau 15,4%.

Tabel 7. Hasil Tes Kognitif Siswa Kelas V

Keterangan Nilai Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 50 50 70

Nilai tertinggi 90 100 100

Rata-rata nilai 69,23 76,15 83,46

Siswa belajar tuntas 65,38% 80,76% 100%

Page 70: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada Nilai Awal 50; pada Siklus I

naik menjadi 50 dan pada Siklus II naik lagi menjadi 70

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Nilai Awal sebesar 90; pada

Siklus I naik menjadi 100; dan pada Siklus II tetap menjadi 100.

3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai Awal sebesar

69,23; Siklus I 76,15; dan pada Siklus II 80,76.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada Nilai Awal 17 Siswa

atau 65,38%, Siklus I menjadi 21 siswa atau 80,76% setelah dilakukan

refleksi terdapat 5 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 70),

namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat

dari presentase ketuntasan siswa. Pada tes Siklus II kembali meningkat

menjadi 26 siswa atau 100%.

Dari data di atas diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan dan

penurunan indikator penilaian yang terjadi pada Nilai Awal, tes Siklus I dan

tes Siklus II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif, sebab siswa lebih banyak mengeluarkan pendapat,

tidak hanya mendengar menyimak dan mencatat. Siswa diberi kesempatan

berdiskusi, melakukan percobaan dan mendemonstrasikan hasil percobaan,

siswa juga diberi penguatan dan pujian sehingga lebih termotivasi belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas Siklus II sudah mengalami banyak

peningkatan.

1) Bagi guru

a) Guru dapat meningkatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran.

b) Guru sudah menegur siswa yang kurang memperhatikan proses

pembelajaran.

c) Guru meningkatkan interaksi dengan siswa.

d) Guru sudah memberi bimbingan individu/kelompok.

e) Guru sudah memberi pujian dan perayaan bagi siswa yang menjawab

pertanyaan dengan baik dan kelompok yang bekerja atau melakukan

kegiatan dengan baik dan kooperatif.

Page 71: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2) Bagi siswa

a. Sebagian besar siswa sudah paham mengenai gaya magnet.

b. Siswa mampu menyebutkan contoh dan manfaat dari gaya magnet.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh hasil

peningkatan hasil belajar IPA pada konsep gaya magnet dengan menggunakan

model pembelajaran Kontekstual. Pada Siklus I disampikan kompetensi dasar

Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan

(gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) dengan indikator: a)

Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak

magnetis. b) Siswa dapat Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam

menembus beberapa benda melalui percobaan, c) Siswa dapat Memberi

contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari, d) Siswa dapat

membuat magnet.

Perkembelajaran dengan pendekatan kontekstual sedikit mengalami

kesulitan karena adanya ketidak kompakan dalam kelompok. Selama

melaksanakan percobaan hanya beberapa siswa tertentu yang aktif, selain itu

keberanian siswa maju ke depan untuk mendemonstrasikan dan

mempresentasikan hasil percobaan masih kurang. Kegiatan berikutnya guru

lebih memperhatikan dan membimbing siswa sehingga mereka dapat bekerja

sama dengan baik serta memberi motivasi agar lebih berani mempresentasikan

hasil percobaan di depan kelas.

Analisis hasil penelitian berdasarkan pelaksanaan tindakan, observasi

dari sikap dan perilaku siswa pada Siklus I dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Hasil belajar dilihat dari segi afektif adalah

a. Kemauan siswa untuk menerima pelajaran cukup.

b. Perhatikan siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang

disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.

c. Siswa sudah menghargai guru yang mengajar

Page 72: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d. Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran sudah baik namun perlu

ditingkatkan.

e. Hasrat dan keberanian bertanya siswa cukup.

f. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas masih perlu ditingkatkan.

g. Keberanian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas

observasi masih kurang.

h. Kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik.

2. Hasil belajar dilihat dari segi psikomotorik adalah :

a) Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

b) Siswa mau menyiapkan kebutuhan belajar.

c) Mau mencatat dan merangkum hasil pelajaran meskipun masih

menunggu instruksi guru.

d) Siswa sudah berani mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

e) Siswa mulai mencoba akrab dan berkomunikasi dengan guru.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Juwok 2 Nilai Awal dan Siklus I

No Interval

Nilai

Awal No

Interval

Nilai

Siklus I

F % F %

1 41-50 3 11,5% 1 41-50 1 3,8%

2 51-60 6 23,1% 2 51-60 1 3,8%

3 61-70 9 34,6% 3 61-70 7 26,9%

4 71-80 5 19,2% 4 71-80 10 38,5%

5 81-90 3 11,5% 5 81-90 4 15,4%

6 91-100 - 0% 6 91-100 3 11,5%

Jumlah 26 100% Jumlah 26 100%

Page 73: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dari Tabel 8, maka dapat dibuat Grafik sebagai berikut :

a. Grafik Frekuensi Nilai Awal b. Grafik Frekuensi Siklus I

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Frekuensi

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-100

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Frekuensi

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-100

Gambar 10. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Juwok 2 Nilai Awal dan Siklus I

Tabel 9. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa Nilai Awal dan Siklus I

Keterangan Nilai Awal Siklus I

Nilai terendah 50 50

Nilai tertinggi 90 100

Rata-rata nilai 69,23 76,15

Siswa belajar tuntas 65,38% 80,76%

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar kognitif siswa

Siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik

15,38% (80,76% - 65,38% ) dengan nilai batas tuntas 70 ke atas, siswa yang

tuntas belajar di Siklus I sebesar 80,76% yang semula pada Nilai Awal

hanya terdapat 65,38% siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah

yang diperoleh siswa pada saat Nilai Awal sebesar 50 dan pada Siklus I 50.

Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90 naik menjadi 100 dan nilai

rata-rata kelas yang pada Nilai Awal sebesar 69,23 naik ada tes Siklus I

menjadi 76,15.

Page 74: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Peneliti melaksanakan tindakan pada Siklus II dengan materi gaya

magnet. Pembelajaran menggunakan media nyata, melakukan percobaan

yang lebih kompleks dan pemberian pertanyaan. Situasi kelas yang kondusif

dengan penggunaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual. Dari data

penelitian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran

sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Setelah pelaksanaan

tindakan Siklus II ditemukan perkembangan hasil belajar siswa baik hasil

belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik.

1. Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut :

1) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.

2) Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.

3) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

4) Siswa aktif dalam pembelajaran.

5) Siswa aktif mengajukan pertanyaan dan pendapat.

6) Kerjasama dalam kelompok meningkat.

7) Tugas individu atau tugas kelompok terlaksana dengan baik.

8) Siswa sudah berani mempresentasikan hasil observasi ke depan kelas

2. Perkembangan hasil balajar psikomorik siswa sebagai berikut :

a. Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

b. Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.

c. Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan

sistematis.

d. Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai

bahan pelajaran yang masih belum jelas.

e. Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

Page 75: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 10. Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Juwok 2 Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II

No Interval

Nilai Awal

No Interval

Nilai Siklus I

No Interval

Nilai Siklus II

F % F % F %

1 41-50 3 11,5% 1 41-50 1 3,8% 1 41-50 0 0%

2 51-60 6 23,1% 2 51-60 1 3,8% 2 51-60 0 0%

3 61-70 9 34,6% 3 61-70 7 26,9% 3 61-70 7 20,9%

4 71-80 5 19,2% 4 71-80 10 38,5% 4 71-80 7 20,9%

5 81-90 3 11,5% 5 81-90 4 15,4% 5 81-90 8 30,8%

6 91-

100 - 0%

6 91-

100 3 11,5%

6 91-

100 4 15,4%

Jumlah 26 100% Jumlah 26 100% Jumlah 26 100%

Dari tabel 10 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

a. Grafik Frekuensi Nilai Awal b. Grafik Frekuensi Siklus I

0

2

4

6

8

10

Frekuensi

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-1000

2

4

6

8

10

Frekuensi

41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-100

c. Grafik Frekuensi Siklus II

0

2

4

6

8 41-50

51-60

61-70

71-80

81-90

91-100

Gambar 11. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SDN Juwok 2 Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II

Page 76: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 11. Hasil Tes Kognitif Siswa Kelas V SDN Juwok 2

Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II

Keterangan Nilai Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 50 50 70

Nilai tertinggi 90 100 100

Rata-rata nilai 69,23 76,15 83,46

Siswa belajar tuntas 65,38% 80,76% 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa

pada Siklus I 50; dan pada Siklus II naik menjadi 70. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada tes Siklus I 100 tetap menjadi 100. Nilai rata-rata kelas

juga terjadi peningkatan yaitu pada tes Siklus I 76,15; naik pada Siklus II

83,46, siswa belajar tuntas pada Siklus I 80,76%, pada Siklus II naik 100%.

Setelah dilakukan refleksi II semua siswa sudah mencapai ketuntasan.

1721

26

0

5

10

15

20

25

30

Nilai Awal Siklus I Siklus II

belajar tuntas

Gambar 12. Grafik Hasil Tes Kognitif Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II Siswa

Kelas V SDN Juwok 2

Page 77: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada Nilai Awal 50; pada

Siklus I masih tetap 50; dan pada Siklus II naik menjadi 70.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Nilai Awal sebesar 90;

pada Siklus I naik menjadi 100; dan pada Siklus II maih tetap 100.

3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai Awal

sebesar 69,23, Siklus I 76,15; dan pada Siklus II 83,46.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada Nilai Awal

17 siswa atau 65,38%, Siklus I 21 siswa atau 80,76% setelah

dilakukan refleksi secara keseluruhan sudah meningkat hasil

belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan pada

tes Siklus II menjadi 100%.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada

Siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan

kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.

Prosentase hasil belajar kognitif afektif dan psikomotorik siswa

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa mencetuskan pendapat,

mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu

mendemonstrasikan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan

menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan

kreatis siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun

menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN Juwok 2 meningkat. Berdasarkan peningkatan hasil

belajar yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada Siklus Ini.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus I dan II dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Juwok 2, baik hasil

belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Page 78: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1. Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut :

a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.

b. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.

c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.

d. Siswa aktif dalam pembelajaran.

e. Siswa aktif mengajukan pertanyaan dan pendapat.

f. Kerjasama dalam kelompok meningkat.

g. Tugas individu atau tugas kelompok terlaksana dengan baik.

h. Siswa sudah berani mempresentasikan hasil observasi ke depan kelas.

2. Perkembangan hasil belajar psikomorik siswa sebagai berikut :

a. Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.

b. Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.

c. Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan

sistematis.

d. Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai

bahan pelajaran yang masih belum jelas.

e. Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.

f. Segera membentuk kelompok diskusi.

g. Akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

h. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa

3. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa.

Pada Siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan

dengan siswa menerima materi gaya magnet. Proses pembelajaran

disampaikan dengan strategi dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti

dan penutup. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa mulai dari

memperhatikan penjelasan, melakukan pengamatan dan percobaan untuk

memperoleh kesimpulan, mendemonstrasikan, tugas kelompok, berdiskusi,

tugas individual yang diakhiri dengan LKE. Setelah dilaksanakan Siklus I dan

dievaluasi dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu masih

ada 5 siswa memperoleh nilai kurang dari 70 atau siswa yang tuntas 80,76%

dan nilai rata-rata siswa 76,15.

Page 79: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk

memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang

disampaikan tentang gaya magnet. Kegiatan belajar mengajar disampaikan

dengan strategi terencana sebagaimana Siklus I dan kegiatan pembelajaran

dilaksanakan lebih optimal. Hasil Siklus II menunjukkan peningkatan hasil

belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa 83,46, siswa belajar tuntas mencapai

100% atau tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah batas nilai

ketuntasan.

Tabel 12. Hasil Tes Kognitif Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II siswa

kelas V SDN Juwok 2

Keterangan Nilai Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 50 50 70

Nilai tertinggi 90 100 100

Rata-rata nilai 69,23 76,15 83,46

Siswa belajar tuntas 65,38% 80,76% 100%

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada Nilai Awal 50; pada

Siklus I masih 50; dan pada Siklus II naik menjadi 70.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Nilai Awal sebesar 90;

pada Siklus I naik menjadi 100; dan pada Siklus II masih tetap 100.

3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada Nilai Awal

sebesar 69,23; Siklus I 76,15; dan pada Siklus II 83,46.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada Nilai Awal 17

siswa atau 65,38%, Siklus I 21 siswa atau 80,76% dan setelah

dilakukan refleksi tidak ada siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan

dibawah 70), dan pada tes Siklus II menjadi 100% .

Page 80: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

5) Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa meningkat, baik hasil belajar kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Dengan demikian penggunaan pendekatan

pembelajaran kontekstual pada pembelajaran IPA konsep gaya

magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN

Juwok 2 Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen.

Page 81: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kontekstual

pada siswa kelas V SD Negeri Juwok 2 Kecamatan Sukodono Kabupaten

Sragen tahun pelajaran 2011/2012, maka dapat dianalisis kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Juwok 2 pada materi

gaya magnet meningkat dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotoriknya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas juga

terjadi peningkatan yaitu pada Nilai Awal sebesar Nilai Awal 50;

pada Siklus I masih 50; dan pada Siklus II naik menjadi 70. Untuk

siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada Nilai Awal 17 siswa

atau 65,38%, Siklus I 21 siswa atau 80,76% dan setelah dilakukan

refleksi tidak ada siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah

70), dan pada tes Siklus II menjadi 100% .

2. Cara meningkatkan hasil belajar IPA dapat menggunakan

pendekatan pembelajaran Kontekstual dengan cara mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif, yakni: 1) konstruktivisme (Constructivisme)

yaitu dengan membangun pengetahuan siswa sedikit demi sedikit

yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan

tidak sekonyong-konyong, 2) menemukan ( Inquiri) yaitu

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan

sendiri, 3) bertanya (Questioning) berfungsi untuk mendorong,

65

Page 82: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, 4)

masyarakat belajar (Learning Community) bertujuan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain, 5)

pemodelan (Modeling) dalam pembelajaran baik itu berkaitan

dengan pengetahuan ataupun keterampilan diperlukan model yang

biasa ditiru oleh siswa, dan penilaian sebenarnya (Authentic

Assessment) yaitu proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa .

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini

didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Model yang dipakai dalam

penelitian ini adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus.

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2012 sedangkan siklus II

dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2012. Siklus II dilaksanakan untuk

mengulang materi yang belum berhasil dan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada siklus I.

Dalam setiap pelaksanaan siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini

dilaksanakan berdaur ulang dalam beberapa siklus samapi kegiatan

pembelajaran memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melaksanakan

tindakan dalam tiap siklus perlu adanya perencanaan. Perencanaan ini selalu

memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi pokok gaya magnet mendapatkan respon positif dari

siswa. Hal tersebut dapat ditinjau dari pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual meningkatkan hasil belajar IPA siswa

karena pendekatan pembelajaran kontekstual melibatkan interaksi antara siswa

dan lingkungan, kebebasan bertanya dan berpendapat, pujian dan perayaan dari

Page 83: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

guru saat siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik dan melibatkan unsur

musik dalam pembelajaran.

Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam

mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan

dengan prestasi dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Hasil belajar siswa

dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran dan media yang

tepat bagi siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti

untuk membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di

samping itu, perlu penelian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan

atau menjaga dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada hakikatnya dapat

digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang

sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa,

yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.

C. Saran

1. Bagi Sekolah

Penelitian Tindakan Kelas membantu dalam meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan hasil belajar materi gaya magnet diharapkan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan

pembelajaran diharapkan menerapkan pendekatan pembelajaran

kontekstual.

Page 84: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET …...peningkatan hasil belajar ipa materi gaya magnet melalui pendekatan konstektual pada siswa kelas v sd n juwok 2 sukodono sragen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian

disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat

yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran kontekstual.

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan pendekatan pembelajaran

kontekstual.

3. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide

atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari

hari.