PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA...
Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA...
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang)
Skripsi
Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Oleh:
Tri Wahyuni Putri
NIM: 108018300008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ABSTRAK
Tri Wahyuni Putri (108018300008), “Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation” Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan aktivitas belajar
matematika siswa melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.
Penelitian dilaksanakan di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang Tahun Ajaran
2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas,
wawancara, dan tes.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model Pembelajaran
Kooperati tipe Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa terlihat dari persentase pada
siklus I sebesar 62%, yaitu meliputi aktivitas visual 66%, aktivitas menulis 64%,
aktivitas oral 60% aktivitas mental 56%, dan aktivitas emosional 70%. Pada siklus II
meningkat menjadi 76% yang meliputi aktivitas visual 76,67%, aktivitas menulis
73,33%, aktivitas oral 76,67%, aktivitas mental 73,33%, dan aktivitas emosional
80%.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, aktivitas belajar
matematika.
ii
ABSTRACT
Tri Wahyuni Putri (108018300008), “Improving Mathematics Learning
Activites Students through Cooperative Learning Model of Group Investigation
Type” Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of
Tarbiyah Science and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
The purpose of this research is to analyze the increasing of students
mathematics learning activity through Cooperative Learning Model of Group
Investigation Type. This research was conducted at SDN West Kebayoran Lama 10
Evening in academic Year 2013/2014. The methods used in this research in Class
Action Research which consists of four stages of planning, implementation,
observation, and reflection. The research instrument used is the observation sheet
activities, interviews, and tests.
Research result revealed that the application of Cooperative Learning Models
of Group Investigation type can improve students mathematics learning activities.
The increase in student mathematics learning activity seen from the percentage in
first cycle by 62% which includes 66% of visual activity, 64% of writing activity, 60%
of oral activity, 56% of mental activity and 70% of emotional activity. In the second
cycle increased to 76% which includes 76,67% of visual activity, 73,33% of writing
activity, 76,67% of oral activity, 73,33% of mental activity, and 80% of emotional
activity.
Keywords: Cooperative Learning of Group Investigation Type, mathematics learning
activities.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta
umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta. Disadari sepenuhnya
bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya
bimbingan, pengarahan, dukungan dan doa dari berbagai pihak sangat membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan
pengarahan dan motivasi kepada penulis.
3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan
perhatian yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Dra. Sururin M.Ag selaku dosen pembimbing akademik. Terima Kasih atas
bimbingan dan motivasi yang Ibu berikan selama ini, mulai dari awal kuliah
hingga sampai saat ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iv
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang
dibutuhkan.
7. Kepala sekolah SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang Bapak H. Muh. Sadelih,
S.Pd beserta guru stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam
proses penelitian skripsi ini.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua ayahanda (Jamal Neto) dan ibunda
(Tamimah) tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih
sayang, dan memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak-kakakku (Yeni Auliawati dan Fatwa Arifah) dan adikku (M. Khafid)
tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat-sahabat terbaikku Khusnul Khotimah, Amalina Mahmudah, Nurlaelah,
Anna Yuliana serta sahabt-sahabtku tercinta KOBE 08, dan teman-teman
seperjuangan Jurusan PGMI angkatan 2008, terima kasih atas ketersediannya
dalam memberikan dukungan, kasih sayang, semangat, canda tawa, dan perhatian
kepada penulis
Serta semua pihak dan para motivator yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,
semoga bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan
menjadi pintu datanganya Ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, Juni 2015
Penulis
Tri Wahyuni Putri
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... ix
DAFATAR BAGAN ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Perumusan Masalah.................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A. Kajian Teori............................................................................. 7
1. Aktivitas Belajar Matematika .................................................. 7
a. Pengertian Belajar ............................................................... 7
b. Pengertian Matematika........................................................ 9
c. Aktivitas Belajar Matematika .............................................. 11
d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Matematika ........................... 13
2. Hasil Belajar Matematika ......................................................... 14
3. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................. 16
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................... 16
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................ 18
c. Prinsi-prinsip Pembelajaran Kooperatif .............................. 19
vi
d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ..................................... 20
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation..... 21
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 25
C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 28
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................. 28
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................... 30
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian ........................................... 30
E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................. 31
F. Indikator Keberhasilan Kinerja ................................................ 31
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................... 32
H. Data dan Sumber Data.............................................................. 32
I. Instrumen Penelitia .................................................................... 33
J. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi 34
L. Analisis Data ............................................................................. 36
M. Tindak Lanjut dan Pengembangan Perencanaan Tindakan ..... 36
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................... 39
B. Pemeriksaan Keabsahan Data.................................................. 62
C. Analisis Data ........................................................................... 63
D. Pembahsan Penemuan Penelitian ............................................. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 74
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada
Pembelajaran Siklus I ....................................................................... 49
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Matematika Siklus I ................................................... 54
Tabel 4.3 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada
Pembelajaran Siklus II ..................................................................... 59
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Matematika Siklus II .................................................. 61
Tabel 4.5 : Rekapitulasi persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa ......... 63
Tabel 4.6 : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II .................. 66
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS ............................................. 52
Gambar 4.2 : Aktivitas Siswa Menjelaskan Hasil Kerja Kelompok ................. 53
Gambar 4.3 : Kegiatan Tes Akhir Siklus I ........................................................ 54
Gambar 4.4 : Kegiatan Tes Akhir Siklus II....................................................... 62
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 : Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Berdasarkan
Indikator Aktivitas ...................................................................... 64
Diagram 4.2 : Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................................. 65
Diagram 4.3 : Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan II ......................... 67
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 : Siklus Dalam PTK ......................................................................... 30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajarn…………………………… 74
Lampiran 2 : Bahan Ajar……………………………………………………. 98
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………………………109
Lampiran 4 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
sebelum Uji Validitas…………………………………………..133
Lampiran 5 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I sebelum Uji
Validitas……………………………………………………….134
Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
sebelum Uji Validitas………………………………………….138
Lampiran 7 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II sebelum Uji
Validitas……………………………………………………….139
Lampiran 8 : Lembar Wawancara dengan Guru Pra Penelitian……………..143
Lampiran 9 : Lembar Wawancara dengan Siswa Pra Penelitian………….....144
Lampiran 10 : Lembar Wawancara dengan Guru setelah Penelitian……….....145
Lampiran 11 : Lembar Wawancara dengan Siswa setelah Penelitian…………146
Lampiran 12 : Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
Siklus I…………………………………………………………147
Lampiran 13 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
setelah Uji Validitas……………………………………………148
Lampiran 14 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I setelah Uji
Validitas………………………………………….…………….149
Lampiran 15 : Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
Siklus II..………………………………………………………153
Lampiran 16 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
setelah Uji Validitas……………………………………………154
Lampiran 17 : Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II setelah Uji
Validitas……………………………………………………….155
Lampiran 18 : Daftar Nilai Tes Siklus I dan Siklus II………………………..159
xii
Lampiran 19 : Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pra Penelitian………………………………………………….163
Lampiran 20 : Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa………………………………………………………….166
Lampiran 21 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I………………………………………………………..170
Lampiran 22 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus II………………………………………………………..171
Lampiran 23 : Distribusi Frejuensi Hasil Belajar Siklus I……………………172
Lampiran 24 : Distribusi Frejuensi Hasil Belajar Siklus II…………………...174
Lampiran 25 : Hasil Wawancara dengan Guru Pra Penelitian………………..176
Lampiran 26 : Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Penelitian……………….178
Lampiran 27 : Hasil Wawancara dengan Guru setelah Penelitian…………….180
Lampiran 28 : Hasil Wawancara dengan Siswa setelah Penelitian……………182
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bernartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, aktivitas belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan
perilaku baik potensial maupun aktual yang bersifat relatif permanen sebagai
akibat dari latihan dan pengalaman. Sedangkan kegiatan pembelajaran adalah
kegiatan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran siswa dituntut
keaktifannya. Aktif yang dimaksud adalah siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan dan terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, karena belajar memang merupakan suatu proses aktif dari siswa
dalam membangun pengetahuannya. Sehingga, jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.2
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2008), hal. 8 2 Joko Sulianto, Ryky Manadar Sary, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kreatifitas
Siswa pada materi Matematika di Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Pemecahan masalah,
(Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 2013), h. 1
2
Proses belajar membutuhkan aktivitas karena pada prinsipnya belajar
adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar.
Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah siswa, sedang guru memberikan bimbingan dan
merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari tingkat sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif.
Mengingat betapa pentingnya pembelajaran matematika, maka cara untuk
meningkatkan aktivitas belajar matematika di Sekolah Dasar adalah dengan
menggunakan kurikulum, penguasaan materi, strategi mengajar, penggunaan
model pembelajaran, penggunaan metode dan media yang tepat dan sesuai
dengan pokok bahasan. Pelajaran matematika harus dikuasai oleh anak sejak
dari SD, sehingga anak terampil dan dapat menggunakan atau menerapkan
ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian tersebut secara
nyata menunjukkan bahwa mata pelajaran Matematika sangat penting dan
bermanfaat bagi peserta didik ke depan. Sehingga diharapkan pembelajaran di
sekolah dapat membantu peserta didik untuk bepikir kritis dan dapat
mengambil keputusan secara rasional. Pembelajaran matematika diharapkan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai atau mudah diterima oleh
siswa agar aktivitas belajar meningkat dan tidak membuat siswa jenuh. Guru
3
dikatakan berhasil dalam mengajar bila ada peningkatan dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.3
Pembelajaran matematika perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
tugas dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang
lain. Disamping itu juga agar pembelajaran matematika terutama untuk kelas
V tidak membosankan dan monoton maka diperlukan langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dan terarah.
Langkah-langkah tersebut memrlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk
itu perlu adanya model pembelajaran yang melinatkan siswa secara langsung
dalam pembelajaran. Adapun model yang dimaksud adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil
untuk saling berinteraksi.4 Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar
bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua
tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesame anggota kelompok untuk belajar.
Dalam proses pembelajaran para siswa dibagi ke dalam kelompok-
kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi
dan berdiskusi memecahkan masalah.
Dari hasil observasi awal di SDN Kebayoran Lama Selatan 10 Petang
kelas V, mengalami permasalah dalam proses pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Pra penelitian diawali dengan melakukan observasi
di kelas selama kurang lebih seminggu. Setiap melakukan pengamatan selalu
3 Siti Hanisah, dkk, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika, (Universitas Sebelas Maret, 2013),
h. 1-2 4 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010), Cet ke-1,
h.203
4
ditemukan masalah yang sama, yaitu persiapan siswa yang sangat kurang
dalam menerima pelajaran, aktivitas siswa masih belum Nampak pada saat
pembelajaran dan masih banyak siswa mendapatkan nilai dibawah KKM.
Masalah di atas ternyata terjadi pada setiap kelas, hal ini sesuai dengan
pernyataan guru kelas V yang dibenarkan dengan guru-guru lain yaitu untuk
pelajaran matematika jangan dilihat hasilnya terlebih dahulu tapi motovasi
siswa di sini untuk mengikuti pelajaran matematika sangat rendah.
Kecenderungan menggunakan metode ceramah di depan kelas masih
mendominasi strategi pembelajaran yang dipergunakan. Hal ini disebabkan
karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat
menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak peduli
bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya
hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru
sering mengatakan, “ paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa”.
Rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain
disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak
ceramah, guru kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat
belajar rendah, tidak tahu manfaat belajar. Penggunaan metode ceramah dalam
proses pembelajaran, akan melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk,
dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan duduk,
dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi permasalahan ini
ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe group
investigation.
Group investigation adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 2
sampai 6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan
materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok.5 Pembelajaran kooperatif tipe group
5 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet ke-3,
h.220
5
investigation adalah salah satu model pembelajaran yang mudah diterapkan
karena melibatkan aktivitas seluruh siswa.
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka
masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti
dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung
jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan
pertanyaan tersebut kepada guru.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti memberikan alternatif untuk
menjadikan pembelajaran matematika di kelas V menjadi suatu pembelajaran
yang menarik perhatian siswa dan siswa dapat mengetahui dengan jelas makna
dari pembelajaran matematika tersebut.
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar matematika siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengadakan
penelitian dengan judul: “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajran Kooperatif Tipe GI (Grouop Investigation)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Orientasi pembelajaran masih berpusat pada guru
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika
3. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran matematika belum
maksimal karena masih bersifat konvensional.
4. Pasifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika menyebabkan
rendahnya hasil belajar matematika.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan, maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation.
b. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe group investigation.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu
sebagai berikut:
a. Bagi sekolah, melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
baik bagi sekolah dalam rangka peningkatan mutu proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika.
b. Bagi guru, menambah alternatif dalam menggunakan model dan
strategi pembelajaran di kleas yang selama ini masih menggunakan
proses pembelajaran yang konvensional menjadi proses yang
menyenangkan yang dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
c. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat menggunakan model
pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
7
pembelajaran, sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar
matematikanya.
d. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya yang berminat meneliti kembali mengenai pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar
matematika siswa atau penelitian yang terkait dengan itu.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Aktivitas Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar dalam kacamata psikologi dan dunia pendidikan dapat
dijelaskan dan didefinisikan dengan beragam cara oleh kalangan
psikolog. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai tindakan dan
perilaku manusia yang kompleks yang hanya dialami oleh manusia itu
sendiri.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan
kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun orang lain baik dalam bidang keterampilan, kebiasaan, sikap,
dan lain sebagainya. Belajar juga merupakan suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur
hidup. Satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tesebut baik
perubahan yang bersifat kognitif dan psikomotor maupun yang
menyangkut afektif.1
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua
dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau
materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau
penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang sudah ada.
Adapun struktur kognitif ialah fajta-fakta, konsep-konsep, dan
generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.
Sudjana (1996) berpendapat, belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan
1 Haroan Sirega, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN 1 Tanjung Pura Pada
Pelajaran Kimia, (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, no. 1, Juni 2013), h. 42
9
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang
ada pada individu yang belajar. Sedangkan menurut John Dewey,
belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya.
Hamalik (2003) menyajikan dua definisi yang umum tentang
belajar, yaitu:
1) Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.2
Sejalan dengan pendapat di atas menurut Slameto, belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Lebih
jauh Slameto memberikan ciri-ciri tentang perubahan tingkah laku
yang terjadi dalam belajar, yaitu perubahan terjadi secara sadar;
bersifat kontinu dan fungsional; bersifat positif dan aktif; bukan
bersifat sementara; bertujuan dan terarah; dan mencakup seluruh aspek
tingkah laku.
Dengan demikian, tidak semua perubahan perilaku adalah belajar
dan tidak selalu menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai sosial.
Perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau
kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah
tidak termasuk belajar.
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi yang
2 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),
h.2 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.2
10
terjadi dalam diri manusia sehingga tingkah laku, sikap, pemahaman,
kecakapan, kebiasaan, serta kepandaiannya berkembang dengan hasil
dari praktik atau pengalaman tertentu dalam interaksi dengan
lingkungannya.
b. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematika yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematika
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi
berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengn berpikir. Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika
terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan
ide, proses, dan penalaran.4
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “matematika adalah ilmu
yang mempelajari tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelsaian masalah
mengenai bilangan.”5
Menurut beberapa ahli mengungkapkan, “James dan James
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya”. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu
aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising juga berpendapat,
matematika adalah pola mengorganisasika, pembuktian yang logis,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
4 Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h.3 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), h.723
11
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan
simbol dan padat, lebih berupa bahas simbol mengenai ide dari pada
mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau
teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya.6
Menurut Jhonson & Myklebust (1967:224) “matematika adalah
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berfikir.”7
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan-
hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan
dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Dapat dikatakan
juga bahwa matematika adalah bahasa yang melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan pada
orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa:
1) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang struktur yang
terorganisir.
2) Matematika adalah ilmu deduktif.
3) Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan.
4) Matematika mencakup empat wawasan besar, yakni aritmatika,
aljabar, geometrid an analisis.
5) Matematika adalah ilmu tentang logika.
6) Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang serta
operasinya.
6 Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2006), h.4 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.252
12
c. Aktivitas Belajar matematika
Belajar pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun di lingkungan non
formal seperi di alam sekitar. Pada kenyataannya sekolah lebih dikenal
sebagai pusat kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sadirman A.M. yang menyatakan bahwa “sekolah adalah salah satunya
pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk
mengembangkan aktivitas”.8 Lebih lanjut ia mengatakan “pada
prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak aktivitas”.9 Ini
berarti seseorang yang belajar pasti mengalami perubahan tingkah laku
menjadi suatu kegiatan aktivitas.
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya
“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan
suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. (Rosalia, 2005:2). Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.10
Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
sehari-hari di dalam kelas (dalam istilah kata proses belajar mengajar).
8 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. 10. h. 100 9 Ibid., h. 95
10 Pengertian Aktivitas menurut Para Ahli, dalam
http://soddis.blogspot.com/2013/08/pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli.html, Tanggal 26
Desember 2013
13
Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru
dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa kehadiran, pembahasan materi
pelajaran, adanya diskusi antar guru dan siswa.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa
itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar
dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari
siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap,
dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara
sengaja.11
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukian dalam
proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses
belajar, mulai dari kegiatan fisik samapai kegiatan psikis. Kegiatan
fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan
psikis berupa ketermapilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu
mengobeservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variable, membuat tabulasi
data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan
antar variable, hipotesis, mengidentifikasi variable secara operasional,
merancang penelitian dana melaksanakan eksperimen.
11
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran, dalam
http://www.zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html, Tanggal 26
Desember 2013
14
Jadi dapat dismpulkan bahwa aktivitas belajar matematika adalah
rangkaian kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa.
d. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian,
di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Oleh
karena itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di
sekolah. Aktivita siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat
seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B.
Deidrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa
yang antar lain dapat digolongkan sebgai berikut:12
1) Visual Activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi.
3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4) Writing Activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola.
6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat
kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7) Mental Activities, seperti: menanggap, mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
12
Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003), h.101
15
Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan
psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui
pengamatan dan pengalaman sisiwa sendiri. Guru mempunyai tugas
merangsang keaktifan dan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan
yang mengelola dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai dengan
kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari
keaktifan siswa.
Dari aktivitas yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan
indikator aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, yaitu:
Indikator
Aktivitas
Aspek yang diamati
Visual Memperhatikan penjelasan guru atau teman
Oral -Menanyakan materi yang belum dipahami
-Merespon/menjawab pertanyaan
Writing -Menyalin/mencatat materi
-Mengerjakan tugas
Mental Memecahkan/menjawab permasalahan
Emotional Minat dan antusias siswa
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan tolok ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata
pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nila yang berupa huruf atau angka-
angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah
siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar
diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta
perubahan-perubahan pada dirinya.
16
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-
proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar, setelah
mengalam belajar siswa berubah perilakunya.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang
menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.13
Menurut Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.14
Di sisi lain Benyamin Bloom mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,
13
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h.44-45 14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. 14, h. 22.
17
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.15
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas maka
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
sadar dan menyeluruh yang diperoleh seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan siswa dan juga dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor dimana ketiga ranah tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja
atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam
struktur ini adalah lima unsur pokok (Jhonson & Jhinson, 1993), yaitu
saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam strategi
pembelajaran kooperatif, siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja,
mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.16
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).17
15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,..., h.22-23 16
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam DEPAG RI, 2009), Cet.1. h.232 17
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7. h. 242.
18
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk
memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-
kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota
kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu
masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik
pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman
yang lain.18
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi
(Nurulhayati, 2002:25). Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa
belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa
memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya
sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa
belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat
melakukannya seorang diri.19
Melalui pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan
menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran,
melainkan bisa juga dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai
kesempatan untuk membelajarkan siswa lain.
Pada pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai
satu-satunya narasumber dalam proses pembelajaran, tetapi berperan
sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran.
Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di
simpulkan bahwa pendekatan kooperatif adalah suatu variasi
18
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 56. 19
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 3, h.203
19
pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada
kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa
belajar dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi
pelajaran sesuai pada pengalaman individu maupun pengalaman
kelompok. Dalam kooperatif, dikatakan belajar belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran
karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi dan berargumen
serta membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan
membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan
memberikan pengutatn kepada siswa yang sudah memahami materi.
Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisisatif,
menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan
yang baik.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas
tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu:20
1) Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan
menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang
memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2) Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan
latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agam,
kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
3) Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan
sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya,
20
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 60
20
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok dan sebagainya.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur
dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:21
1) Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran
kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada
usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Kenerhasilan kerja
keompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota
kelompok.
2) Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok
sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh
karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3) Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan
interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain.
4) Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan
pembelajaran.
5) Evaluasi prose kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekrja sama dengan lebih
efektif.
21
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2010), Cet.3. h. 212
21
d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Slavin membagi pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe,
diantaranya: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Teams
Games Tournament (TGT), JIGSAW, Team Assisted Individualization
(TAI) dan Group Investigation (GI). Dari semua tipe tersebut pada
dasarnya sama yaitu lebih mengutamakan kerja sama kelompok, akan
tetapi dalam pengelompokan tugas tipe-tipe tersebut berbeda.
1) Pembelajaran tipe STAD, materi dirancang untuk pembelajaran
kelompok, siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan dalam bentuk LKS. Setiap anggota kelompok saling
membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan tugasnya
masing-masing sehingga semua anggota kelompok dapat materi
dengan tuntas.
2) Pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa belajar dalam
kelompoknya untuk mempersiapkan diri agar soal-soal yang
diberikan melalui turnamen dapat terselesaikan. Dalam turnamen
akademik ini, perwakilan dari masing-masing kelompok dengan
kemampuan akademik yang sama akan bersaing secara sehat.
3) Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, setiap kelompok
ditugaskan untuk mempelajari satu topik tertentu, kemudian akan
bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik
yang sama. Setelah berdiskusi dan bertukar pikiran, para siswa
kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan atau
mendiskusikan apa yang telah dipelajarinya kepada teman-teman
kelompoknya.
4) Dalam pembelajaran tipe TAI, siswa secara individu belajar dan
menyelasaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah tertentu,
selanjtunya siswa yang memiliki kemampuan unggul diminta untuk
memeriksa jawaban yang dibuat anggota kelompoknya apabila
menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat
terjawab semuanya.
22
5) Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), salah satu
model yang cocok untuk mempersatukan proyek belajar yang
menuntut kemahiran dari setiap kelompok dalam menganalisis
untuk memecahkan permasalahan. Dari hasil analisis terbus
kemudian setiap kelompok melaporkannya dalam diskusi kelas.22
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
a. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Model pembelajaran group investigation dikembangkan oleh
Sholomo dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv. Pembelajaran
dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan
empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan
akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat
siswa siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi
jenis kelamin, klompok ras dan etnis atau klompok sosial lainnya.23
Strategi belajar kooperatif tipe GI dikembangkan oleh Sholomo
Sharan dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum
perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik
kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari
keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan
kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok.
Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan
mereka. Menurut Slavin (1995), strategi kooperatif GI sebenarnya
dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey. Teknik kooperatif ini telah
secara meluas digunakan dalam penelitian dan memperlihatkan
22
Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), Cet.1, h.164 23
Robert E. Slavin, Cooperative Learning teori, riset dan praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2009), Cet. IV, h.24
23
kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan
tugas-tugas spesifik.
Pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu premis
bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain
sosial dan intelektual, dan proses yang terjadi merupakan
penggabungan nilai-nilai kedua doamin tersebut (Slavin, 1995). Oleh
karena itu, group investigation tidak dapat diimplementasikan ke
dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya
dialog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif
pembelajaran). Aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran
intelektualnya, dan materi yang bermakna, merupakan sumber primer
yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usaha-
usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif
di antara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika
pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompok belajar kecil.24
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation
dapat melatih siswa untuk menumbunkan kemampuan berfikir
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
24
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-3. h. 220-221
24
b. Komponen Utama dalam Group Investigation
Menurut Sharan & Sharan, karakteristik unik investigasi kelompok
ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi,
penafsiran, dan motivasi intrinsik.25
1) Investigasi
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang
menantang dan rumit kepada kelas. Ditengah-tengah
berlangsungnya penelitian mereka mencari jawaban masalah, siswa
membangun pengetahuan yang mereka peroleh, bukannya
menerima apa saja yang diberikan guru kepada mereka. Proses
investigasi menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dengan sumber yang
mereka temukan, dan jawaban yang mereka rumuskan. Siswa
mencari informasi dan gagasan dengan bekerja sama dengan rekan
mereka menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan,
ketertarikan, dan pengalaman yang masing-masing mereka bawa
ketika mengerjakan tugas. Bersama-sama mereka menempa
informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui proses
penafsiran.
2) Interaksi
Interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok. Ini
adalah kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan
dorongan, saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling
membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas,
dan bahkan saling mempertentangkan gagasan dengan
menggunakan sudut pandang yang bersebrangan. Menurut Thelen,
bahwa interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang
digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal
25
Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 75-76
25
mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan oleh
kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan.
3) Penafsiran
Pada saat para siswa menjalankan penelitian, mereka secara
individual, berpasangan, dan dalam bentuk kelompok kecil, mereka
mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber
berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok
mereka untuk bertukar informasi dan gagasan. Bersama-sama
mereka mencoba membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka.
Penafsiran atas temuan-temuan yang telah mereka gabung
merupakan proses negoisasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi
siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota
lain dalam kelompok itu. Dalam konteks ini, penafsiran merupakan
proses sosial-intelektual yang sesungguhnya.
4) Motivasi Intrinsik
Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-
masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan,
pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok
meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang
mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan motivasi
kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan orang lain.
c. Implementasi Pembelajaran Group Investigation
Implementasi pembelajaran group investigation secara umum
dibagi menjadi enam langkah, yaitu:26
1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok (para siswa menalaah sumber-sumber informasi,
memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran; para siswa
bergabung ke dalam kelompokbelajar dengan pilihan topik yang
26
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 3. h. 221-222
26
sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang
sama dan heterogen; guru membantu atau memfasilitasi dalam
memperoleh informasi).
2) Merencanakan tugas-tugas belajar (direncanakan secara bersama-
sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang
meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana kita melakukannya,
siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini
diinvestigasi).
3) Melaksanakan investigasi (siswa mencari informasi, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota kelompok harus
berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran,
mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide).
4) Menyiapkan laporan akhir (anggota kelompok menentukan pesan-
pesan esnsial proyeknya; merencanakan apa yang akan dilaporkan
dan bagaimana membuat presentasinya; membentuk panitia acara
untuk mengkoordinasikan rencana presentasi)
5) Mempresentasikan laporan akhir (presntasi dibuat untuk
keselurahan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian
presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar
(kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi
menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas).
6) Evaluasi (para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang
dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-
pengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk
mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Siti Hanisah, Tri Saptuti, H. Setyo Budi. “Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Peningkatan
Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan pada Siswa Kelas V SD”,
27
memberikan kesimpulan bahwa pada pelaksanaan tindakan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V.27
2. Titik Mugiati. “Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika
Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Model Pembelajaran
Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 187/I Teratai”,
memberikan kesimpulan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar matematika siswa kelas IV SDN 187/I Teratai.28
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran koopertaif tipe group investigation dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa.
2. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa.
27
Siti Hanisah, dkk, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika, (Universitas Sebelas Maret, 2013) 28
Titik Mugiati, Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan
Model Group Investigation, (Universitas jambi, 2013)
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2013/2014, yaitu pada bulan April – Mei 2014 di SDN 10 Petang Kebayoran
Lama Selatan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukian oleh siswa.1 PTK harus tertuju atau mengenail hal-
hal yang terjadi di dalam kelas. Istilah PTK mengandung makna sekelompok
peserta didik yang sedang belajar. Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.2
Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari rangkaian beberapa siklus yang
berulang. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran
kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula,3 dimana tiap-tiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus
1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-
CAR), dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9,
h.3 2 Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan
Profesi Guru, dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h.61 3 Suharsimi Arikunto, penelitian Tindakan Kelas, …, h.20
29
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam
proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat
instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar,
catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir siklus.
2. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan
kelas.
3. Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan
pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan
mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala indikator
yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti melakukan pengamatan
dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan
kolaborator. Sebagai observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dan memberi penilaian terhadap peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud
untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan
pada penelitian berikutnya.
30
Adapun desain penelitian tindakan tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut.4
Bagan 3.1
Siklus Dalam PTK
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus II. Apanila dengan hasil dari siklus II sudah
menunjukan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian
dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai
acuannya.
C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 10 Petang
Kebayoran Lama Selatan dan guru kelas V sebagai kolaborator dan observer.
Pada saat pelaksanaan tindakan guru matematika kelas membantu peneliti
mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses
4 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h.16.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Siklus selanjutnya
31
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatakan informasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam rangka
perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran penelti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian.
Peneliti bekerja sama dengan guru matematika kelas sebagai kolaborator dan
observer. Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan
pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada
siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu member penilaian terhadap peneliti
dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama
proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian ini diawali dengan mengamati kondisi real pembelajaran yang
terjadi di kelas, mencari akar masalahnya, kemudian peneliti mengidentifikasi
dan merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan
tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian tindakan. Hasil
perencanaan ini akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan pada
siklus I. Setelah semua rangkaian tahapan siklus I dilalui, hasilnya dianalisis
dan dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Jika hasil siklus I sudah
memenuhi indikator keberhasilan, maka untuk lebih meyakinkan lagi peneliti
akan memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I dalam siklus II. Sebaliknya,
jika hasil siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian
tindakan dilanjutkan dengan siklus II dengan menggunakan hasil refleksi pada
siklus I. Jika hasil siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka
penelitian tindakan dihentikan. Sebaliknya, jika hasil siklus II belum
memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan
dengan siklus III dan seterusnya hingga memenuhi indikator keberhasilan.
32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika
siswa menunjukan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivtas
mencapai rata-rata 70%.
2. Ketuntasan belajar (siswa yang memperoleh hasil belajar lebih dari atau
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
sekolah yaitu 65) mencapai 70%.
Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian
tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah
satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan
penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan
adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan
evaluasi tindakan penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa,
serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)
2. Data kuantitatif: hasil tes siswa pada setiap akhir siklus
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari seluruh siswa kelas V
SDN 10 Petang Kebayoran Lama Selatan tahun pelajaran 2013/2014
sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan peneliti.
H. Instrumen-instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis,
yaitu:
1. Instrumen Tes
33
Instrumen tes berbentuk tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada
setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian
hasil belajar subjek penelitian pada siklus tersebut.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Instrumen aktivitas belajar matematika siswa, untuk mengukur
aktivitas belajar matematika siswa saat tindakan dikenakan terhadap
subjek penelitian tindakan.
b. Catatan evaluasi tindakan penelitian/keterangan, bertujuan untuk
mengevaluasi apakah pelaksanaan tindakan penelitian telah sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan hal-hal
lain yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian berlangsung.
Sehingga dapat memperbaiki tindakan selanjutnya.
c. Pedoman wawancara, wawancara dilakukan terhadap subjek penelitia.
Tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa
pada indikator-indikator aktivitas serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan model pembelajaran koopertif tipe group investigation.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan ini data-data yang dikumpulkan berupa
informasi tentang:
1. Data aktivitas belajar matematika siswa
Data aktivitas belajar matematika siswa dieproleh dari hasil observasi
aktivitas belajar matematika siswa, catatan evaluasi tindakan
penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa, serta hasil
dokumentasi aktivitas pembelajaran saat tindakan berlangsung.
2. Data hasil belajar matematika siswa
Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari tes formatif setiap akhir
siklus.
34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Study
Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi, yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa,
dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang
sama. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa
dilakukan wawancara dengan guru dan siswa.
3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejangalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah valid dan reliabel,
maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini digunakan
validitas butir soal (empiris). Pengujian validitas butir soal instrument dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi poin biserial, yaitu:5
Keterangan :
= koefisien korelasi point biserial
= mean (nilai rata-rata) skor dari subjek yang menjawab benar untuk
butir soal yang dicari validitasnya
= mean (nilai rata-rata) skor total
= Deviasi standar skor total
= proporsi subjek yang menjawab benar
= proporsi subjek yang menjawab salah (1-p)
5 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2005), cet. Ke-15, h. 258
35
Hasil validitas/hasil uji coba menyimpulkan siklus I yang terdiri dari 25
butir soal (lampiran 4) terdapat 18 butir soal yang valid (lampiran 14) dan 7
tidak valid. Butir tidak valid adalah no 1, 9, 13, 20, 21, 23, dan 24. Pada siklus
II yang terdiri dari 25 butir soal (lampiran 6) terdapat 20 butir soal yang valid
(lampiran 18) dan 5 tidak valid. Butir tidak valid adalah no 4, 7, 16, 22, dan
25.
Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengukur ketetapan atau keajegan alat
tes, untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder-
Richardson (KR-20).6
Rumus:
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= banyaknya butir soal yang valid
1 = bilangan konstan
= Varian total
= proporsi siswa yang menjawab item soal dengan benar
= proporsi siswa yang menjawab item soal dengan salah
= jumlah hasil perkalian antara dan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reabilitas siklus I
adalah 0,69 (lampiran 13) dan nilai koefisien reabilitas siklus II adalah 0,83
(lampiran 17).
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh dalam penlitian ini, kemudian selanjutnya
diinterpretasikan melalui analisis perhitungan. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara,2009), cet. Ke-9, h.101
36
Data kuantitatif berupa data skor aktivtas belajar matematika siswa dan
nilai tes formatif akhir siklus. Data-data tersebut peneliti sajikan ke dalam
bentuk tabel, diagram batang (grafik), serta mengelompokannya ke dalam
tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan aturan sturgess. Kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, deskriptif berupa nilai
persentase, rata-rata (ukuran pemusatan data), nilai tertinggi, nilai
terendah, dan standar deviasi (ukuran penyebaran data). Statistik deskriptif
merupakan statistic yang berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan, dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan)
tanpa pengambilan keputusan.7
Rumus persentase yang digunakan adalah:8
Keterangan:
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Menganalisis data dengan standar deviasi bertujuan untuk mengukur
sejauh mana variabilitas atau sebaran/penyebaran data-data tersebut. Jika
semakin besar nilai standar deviasi maka kualitas data semakin tidak baik.
Sebaliknya semakin kecil nilai standar deviasi yang digunakan maka
kualitas data semakin baik pula.
Rumus standar deviasi yang digunakan adalah:9
Keterangan:
= Standar deviasi
7 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output
Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), h.4. 8 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 43. 9 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output
Program SPSS, ..., h. 43.
37
xi = Data ke-i
f = frekuensi
n = banyaknya individu
setelah menganalisis data-data, selanjutnya adalah memberikan interpretasi
terhadap nilai persentase, rata-rata, dan standar deviasi sehingga diperoleh
suatu kesimpulan yang tepat.
2. Data kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas belajar matematika siswa yang
diperoleh dari instrument catatan observasi aktivitas belajar matematika
siswa, catatatan evaluasi tindakan penelitian, dan hasil wawancara peneliti
terhadap subjek penelitian. Dianalisi secara kualitatif dengan proses
koding untuk mengorganisasi data, selanjutnya membuat interpretasi data
dan mendeskripsikannya secara jelas atas dasar data sehingga menjadi
suatu kesimpulan.
L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai criteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika maka sebagai rencana perbaikan
pembelajaran, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Siklus ini terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian
ini telah berhasil menguji penerapan pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Kegiatan penelitian yang penulis lakukan diantaranya adalah
memepersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi aktivitas
belajar matematika siswa, lembar observasi aktivitas kelompok, LKS, soal-
soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga
dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau
yang dianjurkan oleh sekolah.
38
Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi berkolaborasi dengan
observer. Observer berperan dalam membantu kelancaran penelitian dan dapat
juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus
selanjutnya.
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN
PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Peneleitian
1. Observasi Pendahuluan
Observasi pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke SDN
Kebayoran Lama Selatan 10 Petang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan
pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8, 10, dan 12 April 2014.
Pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 peneliti menemui kepala sekolah
untuk menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke SDN Kebayoran Lama Selatan
10 Petang. Diperoleh informasi bahwa model Pembelajaran Kooepartif tipe Group
Investigation belum pernah diterapkan di SDN Kebayoran Lama Selatan 10
Petang karena biasanya guru matematika menerapkan pembelajaran konvensional
dan belum pernah menerapkan pembelajaran berkelompok seperti Pembelajaran
Kooperatif tipe Group Investigation. Peneliti menjelaskan secara singkat contoh
penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Peneliti juga
menjelaskan bahwa kelas yang akan dijadikan objek penelitian adalah kelas V.
Setelah diizinkan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, kepala sekolah
meminta peneliti menemui guru matematika kelas V.
Berdasarkan obesrvasi dan wawancara yang peneliti lakukan dalam survei
pendahuluan didapat bahwa aktivitas belajar matematika siswa, ada siswa yang
aktif, ada yang biasa-biasa saja, dan ada juga siswa yang kurang aktif. Pada saat
pembelajaran dimulai, terlihat sebagian siswa belum siap untuk memulai
pembelajaran. Guru pun berusaha untuk mengambil perhatian siswa dengan
menjelaskan materi. Metode yang digunakan pada saat pembelajaran adalah
eskpositori, tanya jawab, dan penugasan. Selama proses pembelajaran, perhatian
siswa pada saat guru menjelaskan materi hanya sekitar 20-30 menit saja selama
dua jam pelajaran, itupun masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa terlihat mengobrol dan
40
bercanda pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru harus berkali-kali
mengur siswa untuk tidak melakukan hal yang tidak bermanfaat selama proses
pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang duduk dibagian depan yang benar-
benar memperhatikan. Setiap pertemun selama pembelajaran berlangsung,
beberapa siswa izin untuk keluar kelas secara bergantian. Hal ini dapat berdampak
kurang baik bagi siswa tersebut karena tidak mendengarkan penjelasan guru
secara keseluruhan.
Respon siswa dalam proses pembelajaran terlihat biasa-biasa saja, tidak ada
yang aktif mengemukakan pendapatnya, malah kebanyakan siswa acuh tak acuh
terhadap pembelajaran matematika. Pada saat guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya sebagian besar siswa hanya diam dan menunduk.
Jarang sekali siswa yang menjawab atau menanggapi pertanyaan teman atau guru.
Bahkan dari 36 siswa hanya 20 siswa yang mencatat materi yang sudah guru
sampaikan dan catatan merekapun kurang lengkap. Mereka akan mencatat materi
jika disuruh atau ditegur guru saja.
Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika dapat dikatakan
kurang. Ini terlihat dari respon siswa yang kurang menyukai ketika guru
memberikan tugas pada saat materi selesai. Sehingga ada beberapa siswa
menyalin tugas temannya dengan alasan tidak mengerti dan malas mengerjakan.
Berdasrkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa pada tanggal 10
dan 12 April 2014, dapat disimpulkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai
pelajaran matematika dengan alasan karena matematika itu pelajaran yang sulit
dan memusingkan. Siswa terlihat bosan pada saat mengikuti pelajaran
matematika. Siswa terlihat bosan pada saat mengikuti pelajaran matematika. Dari
observasi survei pendahuluan didapat bahwa hasil presentase aktivitas belajar
siswa, rata-ratanya hanya mencapai 47,5%.
Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara tersebut
digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.
41
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat
penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan
dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.
Pada pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaiakn yaitu mengenai
sifat-sifat bangun datar.
a) Tahap perencanan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti juga
membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar
siswa, lembar observasi kerjasama siswa dalam kelompok, lembar catatan
lapangan, alat dokumentasi, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta
LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I.
Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu
proses pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Lembar soal tes siklus I
dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika siswa. Lembar
observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation.
Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami
peningkatan aktivitas belajar dengan model pembelajaran kooepratif tipe group
investigation.
b) Tahap Pelaksanaan dan observasi
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam enam pertemuan yang
terdiri dari 5x pertemuan untuk meberikan materi dan 1x pertemuan untuk tes
siklus I dengan alokasi waktu (2x35 menit) tiap peretemuannya..
1) Pertemuan ke-1 (Kamis, 17 April 2014)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2x 35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 13.50 sampai dengan 15.00 WIB, pokok bahasan yang dibahas
adalah sifat-sifat bangun datar segitiga.. Kegiatan ini diawali dengan membuka
42
kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir di
kelas .
Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan
memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat
pada lembar observasi.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dan langkah-langkah yang terdapat pada
pembelajaran tersebut serta menjelaskan bahwa setiap pembelajaran kooperatif
tipe group investigation dilakukan secara berkelompok, yang setiap kelompok
terdiri atas 6 orang siswa. Peneliti memberi penjelasan bahwa setiap kelompok
akan diberikan LKS yang di dalamnya terdapat perintah dan soal latihan, setelah
siswa mengerjakan seluruh perintah dan soal latihan dalam LKS (1) kemudian
siswa perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil
kerja kelompoknya dan kelompok yang lain ikut menanggapi.
Pembagian kelompok sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu
pada saat peneliti melakukan pra penelitian, peneliti bersama guru kelas membagi
siswa menjadi 6 kelompok dari 36 siswa yaitu 20 prempuan dan 16 laki-laki.
Sesuai perintah siswa duduk bersama kelompok yang telah ditentukan,
peneliti memberikan gambaran umum atau sedikit penjelasan mengenai materi
sifat bangun datar segitiga. Kemudian peneliti bersama observer membagikan
LKS (1) kepada masing-masing kelompok. Peneliti meminta kepada setiap siswa
untuk aktif dalam mengerjakan tugas dalam LKS (1) tanpa harus mengandalkan
salah satu siswa atau siswa yang pintar saja. Ketua dari setiap kelompok mulai
membagi tugas yang sesuai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
GI. Misal ada siswa yang bertugas membaca soal dengan benar dan
mengumpulkan data, ada yang bertugas mencari penyelesaian soal, ada yang
bertugas mencatat jawaban akhir penyelsaian soal, dan ada yang melaporkan hasil
kerja kelompok ke depan kelas.
Masing-masing kelompok terlihat ribut karena berebutan tugas dengan
teman sekelompoknya. Peneliti mencoba menjelaskan bahwa setiap siswa dalam
43
kelompok akan mendapatkan tugas secara bergiliran sesuai dengan yang
ditentukan oleh ketua kelompok. Dalam setiap pertemuan tugas akan dirolling.
Setelah semua siswa mendengar penjelasan peneliti, keributan kelas sedikit demi
sedikit berkurang dan semua siswa dalam kelompok sepakat atas tugas yang
didapatnya.
Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti bersama observer berkeliling
memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk
memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat
itu pula peneliti bersama observer melakukan observasi pembelajaran terhadap
aktivitas belajar matematika siswa dengan lembar yang sudah dipegang.
Masing-masing kelompok membaca LKS yang diberikan oleh peneliti. Pada
awal pertemuan hanya sedikit kelompok yang benar-benar membaca LKS yang
diberikan peneliti. Yang lain masih terlihat benrcanda dan mengobrol dengan
teman kelompoknya, sehingga kelas terkadang berisik. Begitu pula pada saat
mengerjakan LKS sebagian besar siswa terlihat kurang memperhatikan apa yang
diperintahkan peneliti dan masih terlihat belum kompak dalam bekerja sama.
Banyak siswa yang mengandalkan siswa pintar dalam menrjakan LKS padahal
dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama walaupun dengan tugas yang
berbeda-beda.
Setelah semua kelompok menyelesaikan LKS dalam waktu kurang lebih 20
menit dan mencatat hasil diskusi dari kelomooknya, kini saatnya perwakilan dari
setiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya
secara bergiliran. Terlihat siswa perwakilan dari semua kelompok kurang
bersemangat dan malu pada saat mempresentasikan hasil laporan kelompoknya di
depan kelas.
Pada pertemuan ini hanya sedikit siswa yang memberikan tanggapan atas
laporan kelompok lain. Berikut ini contoh siswa S13 dari kelompok 4 yang
menanggapi kelompok 1 pada saat siswa mempresentasikan hasil laporan
kelompoknya di depan kelas:
“Bu, kelompok 1 ada yang salah. Kenapa segitiga sama sisi setiap sudutnya
1800?, bukannya setiap sudut segitiga sama sisi 60
0. Dan penelitipun menjawab,
44
“iya benar sekali”. Setiap sudut pada segitiga sama sisi adalah 600, kalau 180
0
adalah jumlah besar sudut pada setiap segitiga.”
Tanggapan kelompok 4 cukup bagus dalam menanggapi hasil laporan
kelompok 1. Lalu siswa dari kelompok 1 mencatat tanggapan yang diberikan oleh
siswa S13 dari kelompok 4.
Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 19 April 2014)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan
menanyakan siswa yang yidak masuk pada hari tersebut. Tercatat dua orang siswa
tidak hadir. Pada pertemuan kedua ini sesuai perintah guru para siswa langsung
duduk berkumpul dengan kelompoknya sama seprti pertemuan sebelumnya.
Sebelum diskusi berlangsung, peneliti memberikan gambaran atau sedikit
penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar segi empat. Terlihat sebagian siswa
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.. Sama halnya
dengan pertemuan sebelumnya suasana kelas masih nampak terlihar ribut.
Masing-masing ketua pada setiap kelompok mulai membagi tugas. Pada
pertemuan kedua ini, siswa saling berpindah tugas atau mendapatkan tugas yang
berbeda dengan sebelumnya, missal siswa yang pertemuan pertama mendapat
tugas nomor 1, kini dipertemuan kedua mendapat tugas nomor 2. Begitu juga
seterusnya, sehingga ada perollingan tugas pada setiap pertemuan. Hal ini
bertujuan agar semua siswa pada setiap kelompok dapar merasakan tugas-tugas
yang berbeda.
Terliht masih ada saja siswa dari beberapa kelompok yang mengobrol dan
tidak melakukan apa yang diperintahkan peneliti. Ada 3 kelompok yaitu
kelompok 2, 3, dan 4 yang terlihat bekerja sama dalam melakukan tugas. Dalam
pertemuan kedua ini, masih terlihat belum banyak siswa yang aktif bertanya
kepada peneliti, hanya beberapa saja diantarnya siswa S09 yang menanyakan,
“Bu, besar sudut siku-siku 900 ya?”. Peneliti menjawab, “iya benar”.
Dipertemuan kedua ini masih banyak siswa sepertinya mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS, dan masih ada siswa
45
yang mengandalkan siswa yang pintar. Setelah semua siswa menyelesaikan LKS,
setiap siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk
melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dari hasil laporan 6 kelompok terlihat
sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam LKS. Tapi ada 1
kelompok yang hasil laporannya salah yaitu kelompok 5.
Setelah semua kelompok malaporkan hasil kerja kelompoknya, peneliti
bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta diakhir
pertemuan peneliti memberikan jurnal harian kepada siswa.
3) Pertemuan ketiga (Kamis, 24 April 2014)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulang sedikit materi
sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa hadir. Siswa sudah mulai
mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus sudah duduk dengan
kelompoknya masing-masing. Seperti biasa guru memberikan LKS (3) kepada
masing-masing kelompok. Keadaan kelas pada saat itu tidak seribut pertemuan-
pertemuan yang lalu. Siswa terlihat sibuk membagi tugas kepada teman-teman
dalam kelompoknya dan perollingan tugas pun dilakukan.
Selama mengerjakan LKS (3), peneliti bersama observer berkeliling seperti
sebelumnya untuk memamntau pekerjaan siswa dari kelompok satu ke kelompok
lainnya. Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan LKS (3) dan peneliti senang
karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat dan siswa mulai aktif bertanya
kepada peneliti apa-apa yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi
berisik dan masih ada siswa yang masih malu-malu untuk bertanya. Observer
berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas
dalam LKS (3) dan siswa terlihat lebih tenang. Pada saat kelompok siswa bertanya
kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
kelompok tersebut agar mereka menjadi paham.
Kelompok siswa sudah ada yang mulai terbiasa dengan langkah-langkah
Group Investigation dan tugas mereka masing-masing. Sehingga sebagian siswa
sudah mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Sebagian siswa pada masing-
masing kelompok sudah mulai terlihat kompak dalam bekerja sama, walaupun
masih ada siswa yang mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, dan observer
46
mengambil tindakan yang lebih tegas dengan cara siswa yang berisik akan berdiri
di depan kelas. Teguran tersebut membuat siswa diam dan melanjutkan aktivitas
bersama kelompoknya. Setelah waktu habis untuk menyelesaikan LKS (3), seperti
biasa secara bergiliran siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan
kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siswa lain bersiap mencatat
tanggapan dari kelomok lain.
Pada pertemuan ketiga ini, terlihat siswa dari kelompok 1 terlihat bingung
dengan soal latihan 3 nomor 2. Dan ini terlihat pada saat siswa perwakilan
kelompok 2 melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Ternyata
kelompok 2 tidak mengerjakan soal latihan nomor 2. Sehingga ketika ada siswa
lain dari kelompok 4 mempresentasikan hasil laporannya peneliti menyuruh siwa
tersebut untuk menulis jawaban soal nomor 2 di white board agar siswa dari
kelompok 2 mencatat jawaban yang ditulis oleh kelompok 4
Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari hari ini. Peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa
lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas. Dan
terakhir guru memberikan jurnal harian yang diisi oleh siswa.
4) Pertemuan keempat (Sabtu, 26 April 2014)
Pertemuan keempat berlangsung pukul 14.00-15.10 WIB. Kegitan
pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada
pertemuan keempat ini semua siswa hadir. Kelas sudah mulai rapih karena siswa
sudah duduk ditempatnya masing-masing.
Seperti biasa guru menjelaskan mengenai penerapan model Pembelajaran
Koopertaif tipe Group Investigation dan langkah-langkahnya. Siswa sudah begitu
menegrti tentang model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
sehingga guru tidak terlalu banyak menjelaskan kepada siswa. Sebelum
berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti menjelaskan materi
mengenai ketidak samaan pada sisi segitiga. Sebagian siswa sudah mulai
memperhatikan penjelasan tentang materi yang guru sampaikan. Kemudian siswa
mulai bergabung dengan kelompoknya. Masing-masing kelompok membagi
tugas, pergantian tugas pun dilakukan agar terjadi pemerataan tugas.
47
Peneliti memberikan LKS (4) kepada masing-masing kelompok. Setiap
kelompok harus mebaca dengan cermat LKS tersebut. Proses Group Investigation
sudah mulai dilakukan, siswa terlihat aktif dalam melakukan tugasnya dan
kekompakan pu sudah mulai terlihat. Disela-sela diskusi timbul pertanyaan dari
siswa S05 yang kurang paham dengan perintah yang terdapat pada LKS (4).
Ternyata tidak hanya siswa S02 saja yang belum mengerti tentang perintah
yang terdapat pada LKS (4), siswa lainpun juga sama. Tetapi setelah guru
menjelaskan, siswa menjadi mengerti dan mulai melanjutkan aktivitasnya
kembali. Siswa yang bertugas mencatat sibuk mencatat apa yang diucapkan oleh
siswa lain.
Setelah waktu selesai, seperti biasa siswa perwakilan setiap kelompok mulai
bersiap-siap untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Terlihat
siswa mulai antusias utnuk memberikan tanggapan apabila ada jawaban hasil
laporan kelompok lain yang berbeda dengan hasil laporan kelompoknya.
Dilihat dari hasil laporan setiap kelompok sudah cukup bagus. Seluruh
kelompok sudah melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Seperti biasa peneliti
memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi hari ini. Diakhir pertemuan
peneliti meberikan jurnal harian kepada siswa.
5) Pertemuan kelima (Selasa, 29 April 2014)
Pada pertemuan kelima ini terdapat 1 orang siswa yang tidak hadir tanpa
keterangan yaitu siswa S01 dari kelompok 6. Peneliti mengulang pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas
sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing dan
sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Sebelum
pelajaran dimulai, seperti biasa peneliti menginformasikan pembelajaran yang
akan digunakan yaitu model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
dan menyampaikan prosedurnya.
Peneliti memberikan sedikit materi mengenai sifat bangun datar jajar
genjang kepada siswa. Kemudian siswa mulai berkumpul dengan teman
kelompoknya masing-masing. Pembagian tugas pun dilakukan, sama denga
pertemuan sebelumnya terjadi pertukaran tugas atau rolling. Masing-masing
48
kelompok terlihat sudah siap untuk mengerjakan LKS (5). Peneliti bersama
observer membagikan LKS (5) kepada masing-masing kelompok. Setiap
kelompok sudah mulai sibuk membaca dan melakukan tugasnya masing-masing.
Siswa nomor 1 sibuk membaca soal dan mencari unsur-unsur yang dapat
membantu siswa nomor 2 dalam menyelesaikan soal, begitu pula dengan siswa
nomor 3 yang sibuk mencatat hal-hal yang akan dilaporkan oleh siswa selanjutnya
ke depan kelas.
Kejadian yang pada pertemuan ketiga terulang lagi, pada kelompok 6 ada
siswa yang tidak masuk sehingga seperti pertemuan lalu tugas siswa nomor 1
dilakukan bersama-sama. Sedangkan unutk tugas siswa nomor 1 dilakukan
bersama-sama. Sedangkan untuk tugas siswa noomor selanjutnya dapat
didiskusikan oleh teman kelompoknya. Pada pertemuan ke lima ini terlihat siswa
dari masing-masing kelompok sudah mengerti tentang tugas-tugasnya pada Group
Investigation.
Siswa dari masing-masing kelompok terlihat sibuk mencari penyelesaian
soal. Nampak siswa dari beberap kelompok tidak mengandalkan siswa yang pintar
saja dan kerja sama pun terlihat. Dalam mengerjakan soal, masih ada saja
kelompok yang kurang teliti dalam meyelesaikan soal. Ini terlihat setelah semua
kelompok selesai mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS.
6) Pertemuan keenam (Sabtu, 03 Mei 2014)
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memriksa absensi siswa, dan semua
siswa hadir. Pertemuan ini tidak kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir
siklus I. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika
siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya.
Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang
sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini
dilaksnakan selama 60 menit. Selama proses berlangsuang, suasan pun menjadi
sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan
teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa
49
segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak
diberikan lembar jurnal harian siswa.
c) Tahap Observasi dan analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada
setiap pertemuan. Guru dan observer melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan model Pembelajaran Kooperati tipe Group Investigation dan aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar
siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5
Rata-
rata
1 Visual
Activities
Membaca LKS pada saat
kegiatan diskusi
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Memperhatikan guru atau
teman pada saat menjelaskan
materi dan pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 60%
Rata-rata aktivitas visual 40 % 50% 60% 70% 80% 66%
2 Writing
Activities
Mencatat materi yang guru
sampaikan
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 64%
Rata-rata aktivitas menulis 40% 60% 60% 80% 80% 64%
3 Oral
Activities
Mengajukan pertanyaan
pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Menanggapi laporan hasil
kerja kelompok
2
(40%)
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
52%
Rata-rata aktivitas oral 40% 40% 50% 60% 80% 54%
4 Mental
Activities
Memecahkan masalah yang
terdapat dalam LKS
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Rata-rata aktivitas mental 40% 40% 60% 60% 80% 56%
5 Emotional
Activities
Minat/antusias siswa selama
belajar
3
(60%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 68%
Senang selama belajar 3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% 70% 80% 80% 70%
Rata-rata Aktivitas Total
62 %
50
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa pada
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Visual Activities
Visual activities terdiri atas aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan
diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada
saat diskusi. Rata-rata persentase aktivitas visual mencapai 66%. Siswa yang
membaca LKS pada saat itu sebanyak 72%. Hal ini menunjukan bahwa siswa
yang membaca LKS pada saat kegiatan diskusi sudah cukup banyak. Namun,
masih ada siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman kelompoknya
maupun kelompok lain. Begitu pula dengan siswa yang memperhatikan guru pada
saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi sebanyak 60%. Persentase ini sudah
terbilang cukup baik karena sudah banyak siswa yang memperhatikan guru pada
saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi, walaupun masih saja ada siswa
yang suka mencari kesibukan sendiri seperti menggambar dan bercanda dengan
teman sebangkunya.hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya
perbaikan pada siklus II mengenai aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan
diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada
saat diskusi.
2) Oral activities
Oral activities terdiri atas mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi
dan menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain. Rata-rata persentase aktivitas
oral sebanyak 60%. Siswa yang mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi
hanya sebanyak 56%. Persentase ini terbilang kurang, karena masih banyak siswa
yang belum berani bertanya kepada guru atau teman pada saat diskusi
berlangsung, walaupun terkadang masih ada beberapa siswa yang berani bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata persentase siswa
pada aktivitas menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain sebanyak 52%. Hal
ini menunjukan bahwa siswa belum sepenuhnya berani memberikan tanggapan
terhadap hasil laporan kelompok lain. Berdasarkan penilaian observer siswa masih
banyak yang takut dan ragu pada saat mengemukakan pendapatnya jadi masih
banyak siswa yang hanya diam saja. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pada
51
siklus II dengan membuat suasan belajar yang lebih santai dan menyenangkan,
dan peneliti juga memberikan motivasi yang lebih baik lagi agar siswa lebih
semangat dalam belajar.
3) Writing activities
Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang guru
sampaikan. Rata-rata siswa yang mencatat sebanyak 64%. Dalam membuat
catatan siswa dinyatakan cukup baik karena siswa tidak hanya menulis apa yang
telah guru jelaskan dan tulis di papan tulis tetapi siswa melihat dari LKS yang
telah guru bagikan. Hanya beberapa dari mereka yang menambahkan catatannya
dari LKS padahal selain dari LKS siswa juga dapat menambahkan catatannya dari
buku cetak matematika.
4) Mental activities
Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan maslah yang diberikan
guru di dalam LKS, persentase aktivitas siswa memecahkan masalah masih
kurang, karena hanya mencapai 56% saja, hal ini disebabkan soal yang ada di
dalam LKS terbilang susah menurut siswa karena siswa terlihat bingung pada saat
mengerjakan LKS.
5) Emotional activities
Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 70% diantaranya minat siswa
dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mencapai 68%,
menurut observer siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan
tugas-tugas yang ada di LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan
sangat menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri dan bekerja sama
dengan kelompoknya. Siswa terlihat senang dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan persentase yang
diperoleh 72%. Walaupun masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan bosan
dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena
bingung mengerjakannya. Tetapi karena setiap kelompok terdapat siswa yang
pandai jadi siswa yang kurang pandai jadi bersemangat karena dibantu siswa yang
lebih pandai.
52
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus I
rata-rata aktivitas yang dieproleh sebesar 62%. Rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I ini meningkat dibandingkan pada saat penelitian yang hanya mencapai
47,5% tetapi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I masih banyak yang kurang
yaitu keaktifan bertanya, menanggapi laporan hasil kerja kelompok, dan
memecahkan masalah. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada
siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena aktivitas belajar siswa
belum mencapai 70%.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas yang diperoleh pada pembelajaran
siklus I aktivitas siswa memperoleh hasil yang cukup baik, hanya saja kendalanya
adalah kurang mengoptimalkan waktu pada saat diskusi dan mengerjakan LKS,
siswa masih terlihat bingung denga tugas-tugasnya, dan belum terbiasa siswa
mengerjakan secara berkelompok serta masih banyak juga siswa yang hanya
mengandalkan teman yang pintar saja sehingga menyebabkan kurang kerjasama
siswa dalam kelompok.
Selama proses diskusi, peneliti mengamati aktivitas belajar di dalam
kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS
53
Gambar 4.1 menunjukan pada saat siswa kelompok berdiskusi terlihat serius
dan tampak pada gambar di atas bahwa siswa sedang berusaha menyelesaikan soal
dalam LKS dengan teman kelompoknya.
Pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dalam
menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe GI siswa masih terlihat kaku dan
bingung dalam pembagian tugas maupun dalam melaksanakan tugas, karena
belum pernah diajarkan belajar secara berkelompok apalagi berusaha membagi
tugas-tugas kepada anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas. Pada gambar di bawah ini terlihat siswa dari kelompok 5 yang
nampak malu dan berusah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa Menjelaskan Hasil Kerja Kelompok
Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada
pertemuan ke-6, kriteria ketuntasan minimal (KKM) siklus I adalah 6,5. Berikut
merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus I.
54
Tabel 4.2
Hasil Belajar Matematika Siklus I
Interval F f relatif f relatif kumulatif ≥
33 – 41 2 5,5% 100%
42 – 50 4 11,1% 94,5%
51 -59 4 11,1% 83,4%
60 – 68 9 25% 72,3%
69 – 77 11 30,6% 47,3%
78 -86 6 16,7% 16,7%
Keterangan:
Nilai tertinggi = 83,33 Jumlah siswa = 36
Nilai terebdah = 33,33 Rata-rata = 64,77
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
ini mencapai rata-rata 64,77. Hal ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan
penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai
lebih dari atau sama dengan 65 (sesuai dengan KKM).
Gambar 4.3
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
55
d) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh persentase rata-rata
aktivitas siswa mencapai 62%. Hasil observasi yang telah didapat mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan, namun belum menunjukan bahwa indikator
aktivitas belajar matematika siswa tercapai dari aspek yang diharapkan dan perllu
ditingkatkan lagi hingga rata-rat mencapai 70%.
Refleksi terhadap hasil tindakan kelas berdasarkan semua data dan fakta
yang terkumpul, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa pada tindakan siklus I
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan kekurangan tersebut
diantaranya:
1) Siswa terlihat belum mampu mengambil inisiatif untuk mengembangkan
potensinya karena sifat individual. Dengan permasalahan tersebut peneliti
berusaha meyakinkan pada siswaa bahwa ini adalah kepentingan kelompok
dan kelompok yang akan mendapat nilai.
2) Proses diskusi yang dilakukan siswa masih kurang optimal. Hal ini disebabkan
karena masih ada siswa yang terlihat kurang serius dalam berdiskusi.
Disamping itu siswa yang mempunyai kemampuan tinggi masih belum bisa
secara optimal membantu kelompoknya.
3) Proses presentasi masih terlihat monoton. Hal ini dikarenakan siswa masih
terlihat kurang berani untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya.
Hasil refleksi pada tindakan siklus I dievaluasi bersama rekan kolaborasi dan
diperoleh kesepakatan, bahwa perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan
yang diangkat pada penelitian ini sementara dapat disimpulkan. Kesimpulan dari
kekurangan pada siklus I, akan ditindak lanjuti dengan tindakan guru pada siklus
II, dengan beberapa perbaikan-perbaikan yang didsarkan pada hasil refleksi siklus
I.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran siklus II, dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak
3x pertemuan (6 x 35 menit) yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap
56
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi
tindakan.
a. Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini disesuaikan dengan hasil
refleksi pada siklus I.
1) Kelompok yang sudah dibentuk pada siklus II ditata kembali disesuaikan
dengan kondisi/kendala yang dijumpai pada siklus I.
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran,
serta tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil dalam
pembelajaran siklus I. Memberikan reward bagi kelompok yang aktif.
3) Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan lebih baik
dibandingkan dengan siklus I. Guru meningkatkan intensitas bimbingan
pada setiap kelompok, agar hasil yang dicapai siswa lebih optimal.
4) Penggunaan alat peraga bangun ruang dan mendemonstrasikan alat peraga
dalam kegiatan pembelajaran yang mengacu pada proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi agar siswa dapat menerapkannya dalam
lingkungannya.
5) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumen-
instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa,
catatan lapangan dan membuat LKS serta tes akhir siklus II.
b. Tahap pelakasanaan
Siklus II ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan
untuk pemberian materi dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus II dengan
alokasi wakti (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana pembelajaran siklus II
dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan ke-7 (Selasa, 06 Mei 2014)
Pertemuan ketujuh ini merupakan awal dari siklus II yang berlangsung
selama 2 x 35 menit dan dimulai pada pukul 14.00 s/d 15.10 WIB. Sebelum
pembelajaran dimulai guru memberi tahu hasil tes pada siklus I, siswa pun terlihat
57
antusias untuk mengetahui hasil tes mereka. Guru mengulas kembali mengenai
penilaian observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus I.
Selanjutnya guru menyampaikan bahwa pada pertemuan ke-7 ini materi
yang akan dipelajari adalah sifat-sifat bangun ruang. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II dan memberikan
penjelasan dan pengarahan agar proses pembelajaran lebih baik lagi dan siswa
semakin aktif dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation.
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, siswa langsung diperintahkan untuk
duduk bersama kelompok sebelumnya.
Peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai
terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa perintah peneliti
terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada
teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai terlihat membaik ketika
mengerjakan LKS.
Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam
mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran di pertemuan ini sudah terlihat
mengalami banyak peningkatan, walaupun masih saja ada dala kelompok siswa
yang hanya diam saja. Peneliti menegur siswa tersebut agar berperan aktif dalam
kelompoknya. LKS dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
walaupun masih ada 1 kelompok yang belum tuntas tetapi peneliti harus menutup
sesi mengerjakan LKS sesuai perjanjian.
Setelah selesai mengerjakan LKS, dengan cara acak memilih kelompok
untuk mempresesntasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Semua
kelompok sudah mulai terlihat berani dan percaya diri untuk maju ke depan.
2) Pertemuan ke-8 (Kamis, 08 Mei 2014)
Pertemuan 8 berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan
pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada
pertemuan kedelapan ini terdapat 1 orang yang tidak hadir karena sakit. Kela
sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing
kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali
ini.
58
Peneliti membagikan LKS yang berisi materi “sifat-sifat bangun ruang”
kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada
di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah
sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin
terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam
mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan
ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut
dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan
sendirinya.
3) Pertemuan ke-9 (Sabtu, 10 Mei 2014)
Pertemuan 9 berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan
pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi. Kelas sudah
mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan
sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini.
Peneliti membagikan LKS yang berisi materi “sifat-sifat bangun ruang”
kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada
di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah
sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin
terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam
mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan
ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut
dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan
sendirinya.
4) Pertemuan ke-10 (Kamis, 15 Mei 2014)
Pertemuan kesepuluh ini sama halnya dengan pertemuan sebelumnya yang
berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 14.00-15.10.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan memerikasa
absensi siswa, dan semua siswa hadir.
59
Pertemuan tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus
II. Tes ini berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reabilitas soal,
soal berjumlah 20 soal. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil
belajar matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya.
Sebelum dilaksakan tes , 10 menit dilakukan review sekilas materi yang
telah dipelajari.
c. Tahap observasi dan analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru
kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan
pembelajaran group investigation dan aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar melalu lembar observasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
pada Pembelajaran Siklus II
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati Pert.7 Pert.8 Pert.9
Rata-
rata
1 Visual
Activities
Membaca LKS pada saat
kegiatan diskusi
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 80%
Memperhatikan guru atau
teman pada saat menjelaskan
materi dan pada saat diskusi
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 73,33%
Rata-rata aktivitas visual 70 % 80% 80% 76,67%
2 Writing
Activities
Mencatat materi yang guru
sampaikan
4
(80%)
3
(60%)
4
(80%) 73,33%
Rata-rata aktivitas menulis 80% 60% 80% 73,33%
3 Oral
Activities
Mengajukan pertanyaan pada
saat diskusi
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 80%
Menanggapi laporan hasil
kerja kelompok
4
(80%)
3
(60%)
4
(80%)
73,33%
Rata-rata aktivitas oral 80% 70% 80% 76,67%
4 Mental
Activities
Memecahkan masalah yang
terdapat dalam LKS
4
(80%)
3
(60%)
4
(80%) 73,33%
Rata-rata aktivitas mental 80% 80% 80% 73,33%
5 Emotional
Activities
Minat/antusias siswa selama
belajar
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 80%
Senang selama belajar 4 4 4 80%
60
(80%) (80%) (80%)
Rata-rata aktivitas emosional 80% 80% 80% 80%
Rata-rata Aktivitas Total
76%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Visual Activities
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang meperhatikan penjelasan guru atau
teman pada saat diskusi sebanyak 76,67%. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang
memperhatikan guru atau teman pada saat diskusi berlangsung sudah cukup
banyak dan memperoleh nilai baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi. Aspek ini
sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan
dengan hasil persentase pada siklus I.
2) Oral Activities
Rata-rata persentase aktivitas oral mencapai 76,67%. Rata-rata persentase
mengajukan pertanyaan sebanyak 80%. Hal ini menunjukan bahwa pada saat
diskusi berlangsung sudah terbilang cukup, karena sudah banyak siswa yang
berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata
menanggapi pertanyaan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 73,33%. Hal
ini menunjukan bahwa pada saat memberi penjelasan siswa sudah berani
mengemukakan pendapatnya dan percaya diri akan pendapatnya. Kedua aspek ini
sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan
dengan hasil persentase pada siklus I.
3) Writing Activities
Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang
disampaikan guru dan membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok. Rata-rata
aktivitas menulis siswa mencapai 73,33% . dalam aktivitas ini siswa sudah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
61
4) Mental Activities
Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan soal dalam bahan
diskusi, rata-rata persentase aktivitas mental mencapai 73,33% dengan persentase
aktivitas siswa memecahkan masalah mencapai 73,33%, siswa sudah mampu
mengerjakan soal-soal dengan kelompoknya. Aspek ini sudah menunjukan adanya
peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada
siklus I.
5) Emotional Activities
Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 80% diantaranya minat siswa
dengan pembelajaran group investigation mencapai 80%, menurut observer siswa
terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas yang ada di
LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat menarik, siswa
dilatih untuk memahami materi sendiri. Siswa cukup senang dengan
diterapkannya model pembelajaran group investigation dengan persentase yang
diperoleh 80%. Kedua aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang
sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus II
rata-rata aktivitas yang diperoleh sebesar 76%. Rata-rata aktivitas siswa pada
siklus II ini meningkat dibandingkan pada siklus I yang hanya mencapai 62%. Hal
ini menunjukan bahwa aktivitas siswa ketika proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran group investigation sudah cukup baik.
Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari nilai tes akhir siklus II pada
pertemuan ke-10, kriteria ketuntasan minimal (KKM) siklus II adalah 6,5. Berikut
merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus II.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Matematika Siklus II
Interval F f relatif f relatif kumulatif ≥
55 – 60 9 25% 100%
61 – 66 3 8,3% 75%
67 – 72 6 16,7% 66,7%
62
73 – 78 10 27,8% 50%
79 – 84 4 11,1% 22,2%
85 – 90 4 11,1% 11,1%
Keterangan:
Nilai tertinggi = 90 Jumlah siswa = 36
Nilai terebdah = 55 Rata-rata = 71
Dari tabel di atas terlihat nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
diperoleh sebesar 71. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa
mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa jauh lebih besar
dibandingkan dengan siklus I yang hanya mendapat nilai rata-rata 64,77. Pada
siklus II ini indikator keberhasilan penelitian sudah sepenuhnya tercapai dimana
rata-rata hasil belajar siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 65 (sesuai
dengan KKM).
Gambar 4.4
Kegiatan Tes Akhir Siklus II
d. Tahap refleksi
Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika
sudah mengalami peningkatan sesuai dengan aktivitas yang diharapkan pada
63
penelitian ini. Peningkatan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu
memperhatikan penjelasan guru, menanyakan materi yang belum dipahami,
merespon pertanyaan dari guru dan siswa lain, mencatat materi pelajaran,
memecahkan masalah/menyelsaikan soal yang diberikan.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh persentase rata-rata
aktivitas siswa mencapai 76%, dengan hasil ini indikator keberhasilan telah
tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan
indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas instrumen tes dan non tes. Instrument tes berupa soal dan dilaksanakan
pada setiap akhir siklus. Instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas
belajar matematika siswa, lembar wawancara siswa, serta catatan lapangan.
Lembar observasi aktivitas belajar diisi pada setiap pertemuan sedangkan
wawancara dilakukan pada akhir siklus II. Tes ini bertujuan untuk menganalisis
peningkatan hasil belajar matematika siswa pada tiap siklus sebagai implikasi dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Untuk mendapatkan data yang abash dilakukan teknik triangulasi. Hal ini
bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan
menggunakan cara yang berbeda, yaitu: 1) melihat hasil observasi dari aktivitas
belajar matematika siswa, 2) menilai hasil tes siklus I dan II, dan 3)
mendiskusikan bersama kolaborator mengenai hasil catatan lap
angan beserta lembar observasi. Data dikatan abash jika ketiga cara tersebut
menghasilkan data yang sama, yaitu: 1) berdasarkan lembar observasi aktivitas
belajar matematika siswa menunjukan rata-rata aktivitas tinggi dan mencapai
indikator keberhasilan. 2) berdasarkan hasil tes siklus I dan II menunjukan rata-
rata nilai siswa mencapai sama dengan atau lebih dari 70%. 3) berdasarkan hasil
catatan lapangan dan lembar wawancara disimpulkan bahwa aktivitas belajar
siswa cukup baik dan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
64
C. Analisis data
1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa, salah satunya diperoleh
dari instrument aktivitas belajar matematika siswa. Rata-rata persentase aktivitas
belajar matematika siswa pada siklus I dan II, penulis sajikan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati Siklus I Siklus II
1 Visual
Activities
Membaca LKS pada saat kegiatan
diskusi (72%) (80%)
Memperhatikan guru atau teman pada
saat menjelaskan materi dan pada saat
diskusi
(60%) (73,33%)
Rata-rata aktivitas visual 66% 76,67%
2 Writing
Activities
Mencatat materi yang guru sampaikan (64%) (73,33%)
Rata-rata aktivitas menulis 64% 73,33%
3 Oral
Activities
Mengajukan pertanyaan pada saat
diskusi (60%) (80%)
Menanggapi laporan hasil kerja
kelompok (60%) (73,33%)
Rata-rata aktivitas oral 60% 76,67%
4 Mental
Activities
Memecahkan masalah yang terdapat
dalam LKS (56%) (73,33%)
Rata-rata aktivitas mental 56% 73,33%
5 Emotional
Activities
Minat/antusias siswa selama belajar (68%) (80%)
Senang selama belajar (72%) (80%)
Rata-rata aktivitas emosional 70% 80%
Rata-rata Aktivitas Total 62% 76%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 14%. Data pada tabel tersebut juga
menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat meperbaiki
atau meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus
I. Rata-rata persentase setiap aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan II,
penulis sajikan pada grafik di bawah ini:
65
01020304050607080
visual writing oral mental emotional
siklus I 66 64 60 56 70
siklus II 76.67 73.33 76.67 73.33 80
Grafik 4.1
Persentase aktivitas belajar matematika siswa berdasarkan indikator
aktivitas
Berdasarkan grafik 4.1 di atas diketahui bahwa persentase aktivitas belajar
matematika pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan. Aspek
peningkatan tertinggi terjadi pada indikator mental activities yang meningkat
sebesar 20%. Peningkatan aspek aktivitas yang belum maksimal terjadi pada
writing activities yaitu hanya mengalami peningkatan sebesar 9%.
Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II
penulis sajikan pada grafik di bawah ini:
Grafik 4.2
Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
66
Berdasarkan grafik 4.2 tersebut diketahui bahwa persentase aktivitas belajar
matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 14% dari siklus I 62% menjadi 76%, hal ini menunjukan bahwa tindakan
perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian
pendahuluan) diperoleh beberapa informasi diantaranya siswa jarang sekali
bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang sering
tidak memperdulikan saat guru menjelaskan. Keterangan yang sama tersebut
diperoleh melalui wawancara siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa setelah siklus II
diperoleh informasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation yang diterapkan sudah dilaksanakan dengan sangat baik, beberapa
aktivitas yang dianggap kurang telah menunjukan peningkatan sehingga dapat
dikatakan berhasil.
3. Hasil Belajar Matematika Siswa
Hasil belajar belajar diperoleh dari tes akhir siklus I dan II, data persentase
ketuntasan hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Perbandingan statistic hasil
belajar matematika siswa siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II
No Statistik Deskriptif Siklus I Siklus II
1 Nilai tertinggi 83,33 90
2 Nilai terendah 33,33 55
3 Jangkauan 50 35
4 Rata-rata 64,77 71
67
5 Standar Deviasi 12,52 10,07
6 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 16 9
7 Jumlah siswa tuntas belajar 20 27
8 Persentase ketuntasan 55,56% 75%
9 Nilai Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM) 65 65
Terlihat pada siklus I, rata-rata nilai siswa 64,77 dengan persentase siswa
yang tuntas hanya 55,56%, hal ini menunjukan penguasaan materi pada siklus I
masih rendah. Sedangkan standar deviasi yang relatif besar yaitu 12,52 ini
menunjukan hasil belajar belum merata, hal ini diperkuat dengan jangkauan yang
relatif besar yaitu 50 dengan nilai tertinggi 83,33 dan nilai terendah 33,33. Hasil
refleksi pada siklus I menjadi dasar untuk melakukan perbaikan pada siklus II dan
hasil belajar yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan, terlihat dari
standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan siklus I yaitu menjadi 10,07 ini
berarti hasil belajar sudah cukup merata. Rata-rata nilai siswa pada siklus II
meningkat menjadi 71 dan persentase ketuntasan sebesar 75%. Dari hasil tersebut
menunjukan indikator keberhasilan kinerja sudah tercapai yaitu persentase siswa
yang tuntas belajar sudah mencapai ≥ 70.
Data hasil belajar matematika siswa siklus I dan siklus II penulis sajikan
juga dalam bentuk diagram batang (grafik) sebagai berikut:
Grafik 4.3
Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
68
Hasil yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika
siswa pada siklus II. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata tes akhir siklus II mencapai
71 dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 75%. Sedangkan
standar deviasi data tes akhir siklus II relatif kecil yaitu 10,07.
D. Pembahasan Penemuan Penelitian
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa
Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa karena pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk mandiri,
aktif dalam memahami suatu materi. Jadi dalam setiap pembelaran yang lebih
berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika pada
observasi pendahuluan diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa yaitu 47,5%. Dan
setelah tindakan siklus I diperoleh skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 62%
sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar
siswa sebesar 76% ini artinya terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika, hal ini terjadi karena pada siklus II siswa sudah mulai
berani dalam mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaaran group investigation memberikan pengaruh yang besar terhadap
aktivitas belajar matematika siswa.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa
Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran group investigation maka hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai
tes akhir siklus I menunjukan rata-rata yang cukup baik yaitu mencapai 64,77
dengan tingkat ketuntasan sebesar 55,56% . Rata-rata nilai pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 71 dengan tingkat ketuntasan sebesar 75%.
3. Pemberian reward berupa souvenier dalam pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif.
69
Pemberian reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang
penting bagi anak yang dapat memperbesar kemungkinan bertambah giatnya
usaha untuk mempertinggi atau memperbaiki prestasi, maka pemberian reward
sangat penting untuk meningkatkan motivasi kegiatan yang produktif
(Kartamihardja dan Ardiwinata, 1997:142).
Pada siklus II diadakan reward berupa souvenier sebagai upaya untuk
perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini diberikan kepada
siswa yang paling aktif dan kelompok yang paling aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan reward ini masing-masing kelompok berusaha menunjukan
keaktifannya dalam pembelajaran.
4. Penerapan metodologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian
dapat memperkecil nilai standar deviasi tes formatif akhir siklus.
Pernyataan ini berdasrakan data statistik deskriptif nilai tes akhir siklus I dan
II. Nilai standar deviasi tes akhir siklus II lebih kecil dibandingkan siklus I,
artinya pada siklus II sebaran data nilai tes menyebar dan merata diantara siswa
berkemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini tidak terlepas dari
karakteristik kegiatan PTK yang berusaha dan berupaya memperbaiki tujuan akhir
penelitian yang tercantum dalam indikator keberhasilan kinerja.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika
siswa ini dapat terlihat dari persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah
62% yaitu meliputi visual activities sebesar 66%, writing activities sebesar 64%,
oral activities sebesar 60%, mental activities sebesar 56%, dan emotional
activities sebesar 70%. Pada siklus II meningkat menjadi 76% yang meliputi
visual activities sebesar 76,67%, writing activities sebesar 73,33%, oral activities
sebesar 76,67%, mental activities sebesar 73,33%, dan emotional activities
sebesar 80% . Secara keseluruhan, indikator aktivitas belajar matematika siswa
meningkat pada setiap siklusnya.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa. Tingkat ketuntasan siswa dalam tes akhir siklus I masih
rendah yaitu 55,56% dengan rata-rata 64,77. Sedangkan hasil belajar matematika
pada siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan sebesar 75% dengan rata-rata 71.
B. Saran
1. Apabila pembelajaran ini akan dilakukan maka guru perlu melakukan
persiapan yang matang agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Oleh
karena itu, perlu dipersiapkan beberapa hal diantaranya:
a. Mempersiapkan RPP, soal latihan, lembar observasi aktivitas siswa.
b. Mempersiapkan LKS yang menarik dan memuat strategi pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dalam proses pembelajaran.
71
c. Dalam membuat kelompok siswa sebaiknya terdapat siswa yang lebih
pintar pada setiap kelompoknya untuk mempermudah dalam diskusi.
2. Siswa sebaiknya bisa dilibatkan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran
pada siklus berikutnya agar peneliti mengetahui keinginan siswa sebagai
bahan pertimbangan perencanaan yang akan dipakai.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat menjadi salah
satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar matematika
terutama dari segi keaktifan siswa.
4. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian
lanjutan mengenai pembelajaran kooperatif tipe group investigation baik pada
strategi intruksional, variable penelitian, maupun pada jenjang pendidikan
yang lainnya. Sehingga turut memperkuat pembuktian teori-teori
pembelajaran kooperatif tipe group investigation secara empiris.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahma, Mulyono. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
AM, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-
CAR), dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Bahri, Syaiful. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Defriahmadchaniago, Aktivitas Belajar, http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/. (26 Desember 2013)
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Jihad, Asep, Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008.
Juliantara, Ketut, Aktivitas Belajar,
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/. (26
Desember 2013)
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output
Program SPSS. Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010.
Masitoh, Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Sajaya, Wina. Penetian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2010.
73
Siregar, Haroan. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMAN
1 Tanjung Pura Pada Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas,
no. 1, Juni 2013.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2005.
Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi
Guru, dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Suwangsih, Erna, Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI
Press, 2006.
Taniredja, Tukiran, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta,
2011.
Lampiran 1 74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga
Ssiswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun Datar Segitiga dan Sifat-sifatnya
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi
b. Mengingat kembali pelajaran tentang bangun datar
Lampiran 1 75
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam belajar
matematika menggunakan model pembelajaran group investigation.
d. Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok. Masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Guru menawarkan sebuah topik (segitiga) yang akan dipelajari hari ini
pada siswa.
b. Guru membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai pedoman
kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompoknya.
c. Siswa secara mandiri bersama kelompoknya bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Elaborasi
a. Siswa mengkaji, menginvestigasi dan mengumpulkan informasi
tentang sifat-sifat bangun datar segitiga secara kooperatif.
b. Siswa dalam kelompoknya saling memberikan kontribusi, saling
bertukar dan berdiskusi tentang semua gagasan.
c. Siswa secara berkelompok mengisi lembar kegiatan siswa yang telah
dibagikan.
d. Siswa merencanakan dan membuat laporan hasil diskusi.
e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topik.
f. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
g. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji, berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Lampiran 1 76
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
c. Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang)
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
Lampiran 1 78
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi:
b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas oada hari ini.
c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar persegi dan
persegi panjang
Elaborasi
a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun
datar persegi dan persegi panjang.
b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
f. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
Lampiran 1 79
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
hari ini.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium
Mengambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar trapesium
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 Menit)
e. Apersepsi dan motivasi:
f. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
Lampiran 1 81
g. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
h. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
5. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
d. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
e. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas oada hari ini.
f. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar trapesium.
Elaborasi
h. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun
datar trapesium.
i. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
j. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
k. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
l. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
m. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
n. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Lampiran 1 82
Konfirmasi
d. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
e. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
f. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
6. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
hari ini.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
4
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun datar jajargenjang
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar jajargenjang
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat
Siswa dapat menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar segi empat (jajargenjang dan belah ketupat)
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
Lampiran 1 84
D. Langkah-langkah Pembelajaran
7. Kegiatan Awal (10 Menit)
i. Apersepsi dan motivasi:
j. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
k. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
l. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
8. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
g. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
h. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas oada hari ini.
i. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar jajargenjang dan
belah ketupat.
Elaborasi
o. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun
datar jajargenjang dan belah ketupat.
p. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
q. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
r. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
s. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
t. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
Lampiran 1 85
u. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Konfirmasi
g. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
h. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
i. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
9. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
hari ini.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
5
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun datar layang-layang
Meyebutkan sifat-sifat bangun datar lingkaran
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar layang-layang
Siswa dapat meyebutkan sifat-sifat bangun datar lingkaran
Menggambarkan bangun datar sesuai sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun datar layang-layang dan lingkaran
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
Lampiran 1 87
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi:
b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan.
d. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai pada pertemuan
sebelumnya.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Masing-masing kelompok mengecek alat dan bahan yang diperlukan
untuk kegiatan hari ini.
b. Guru membagikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai pedoman
kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompoknya.
c. Siswa belajar memahami konsep dan sifat-sifat bangun datar
jajargenjang secara berkelompok.
Elaborasi
a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk untuk mengkaji sifat-sifat
bangun datar layang-layang dan lingkaran.
b. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya untuk mengisi lembar
kegiatan siswa yang telah dibagikan.
c. Siswa secara kooperatif membuat laporan hasil investigasi materi yang
akan dipresentasikan di depan kelas.
d. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
e. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
f. Siswa dari kelompok lain memperhatikan kelompok penyaji dan
bersiap untuk memberikan pertanyaan atau tambahan jawaban
Lampiran 1 88
terhadap materi yang disajikan, berdasarkan kriteria yang telah
disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
c. Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
hari ini.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
7
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus
Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok
Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.
Siswa dapat menggambarkan bangun ruang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang kubus dan balok
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
Lampiran 1 90
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi:
b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas pada hari ini.
c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang kubus dan
balok.
Elaborasi
a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat bangun
ruang kubus dan balok.
b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
f. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
Lampiran 1 91
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
hari ini.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
8
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak
segitiga dan tabung
Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak segitiga
dan tabung
Siswa dapat menggambarkan ruang sesuai dengan sifat-sifatnya
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
Lampiran 1 93
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi:
b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas pada hari ini.
c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak
segitiga dan tabung.
Elaborasi
a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat prisma
tegak segitiga dan tabung.
b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
f. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
Lampiran 1 94
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 1 95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
:
:
V/2
9
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator : Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas dan kerucut
Menggambarkan bangun ruang sesuai sifat-sifatnya
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas dan kerucut
Menggambarkan bangun ruang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, rasa hormat dan perhatian, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, komunikatif, teliti dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Bangun ruang limas dan kerucut
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Group Investigation
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Penemuan, Latihan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
a. Apersepsi dan motivasi:
b. Mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
Lampiran 1 96
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
d. Siswa siswa diarahkan untuk membentuk kelompok sesuai kelompok
yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Eksplorasi
a. Siswa bersama guru membahas tugas rumah yang telah diberikan pada
pertemua sebelumnya.
b. Guru membagikan LKS sebagai pedoman bagi siswa untuk
menyelesaik tugas oada hari ini.
c. Siswa memahami konsep dan sifat-sifat bangun ruang limas dan
kerucut..
Elaborasi
a. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk mengkaji sifat-sifat limas dan
kerucut.
b. Siswa melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi secara
kooperatif yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
c. Siswa dengan bimbingan guru menjawab soal-soal yang ada di lembar
kegiatan siswa.
d. Siswa membuat laporan hasil investigasi materi yang telah diperoleh
secara kooperatif.
e. Guru mengawasi kegiatan kerja kelompok yang sedang berlangsung
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami
kendala dalam pengkajian topiknya masing-masing.
f. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing di depan
kelas.
g. Siswa dari kelompok lain memperhatikan pemaparan hasil diskusi dari
kelompok penyaji dan bersiap untuk memberikan pertanyaan atau
tambahan jawab pada materi yang telah disajikan, berdasarkan kriteria
yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh kelompok.
Lampiran 1 97
Konfirmasi
a. Guru mengumumkan perolehan poin yang telah diraih masing-masing
kelompok pada hari ini.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
c. Siswa bersama guru membuat refleksi untuk pembelajaran pada hari
ini.
3. Kegiatan Penutup (5 Menit)
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan tugas rumah pada siswa.
E. Alat Bahan dan Sumber Belajar
Alat bahan : Buku, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar : Matematika untuk SD/MI kelas 5
F. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok (terlampir)
Mengetahui,
Jakarta, …………….2014
Guru Matematika
(________________)
Observer
(________________)
Lampiran 2 98
Bahan Ajar
Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis
lurus atau lengkung. Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata
yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai
tinggi atau tebal.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar
merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain segitiga, segi empat
(persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang),
dan lingkaran. Tiap bangun datar mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
A. Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang terbentuk dari tiga buah ruas garis
yang berpotongan membentuk sudut. Ruas garis pada segitiga disebut sisi.
Jumlah ketiga sudutnya pada segitiga adalah 180o.
Segitiga ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis
segitiga memiliki sifat-sifat yang berbeda.
1. Segitiga berdasarkan besar sudut
a. Segitiga Lancip
Sifat-sifat segitiga lancip, yaitu:
a. Segitiga lancip ketiga sudutnya merupakan
sudut lancip.
b. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya
kurang dari 90o.
c. GHI, HIG, dan IGH merupakan
sudut lancip.
Lampiran 2 99
b. Segitiga Siku-siku
Sifat-sifat segitiga siku-siku, yaitu:
a. Salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku ABC=90o.
b. Mempunyai 2 buah sisi yang saling tegak
lurus, yaitu AB dan BC
c. Mempunyai 1 buah sisi miring yaitu AC
c. Segitiga Tumpul
Sifat-sifat segitiga tumpul, yaitu:
a. Salah satu sudutnya adalah sudut tumpul.
QPR adalah sudut tumpul.
b. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya
lebih dari 90o.
2. Segitiga berdasarkan panjang sisi
a. Segitiga Sama Kaki
Sifat-sifat segitiga sama kaki adalah:
a. Mempunyai 2 buah sisi sama panjang
AC=BC
b. Mempunyai 2 buah sudut yang sama besar
yaitu A= C
b. Segitiga Sama Sisi
Sifat-sifat segitiga sama sisi adalah:
a. Mempunyai 3 buah sisi sama panjang yaitu
DE=EF=DF
b. Sudut pada segitiga sama sisi sama besar
yaitu
603
180 sehingga ketiga sudut
pada segitiga sama sisi sama besar yaitu
D=E=F
Lampiran 2 100
c. Segitiga sembarang
Sifat-sifat segitiga sembarang adalah:
a. Ketiga sisinya tidak sama panjang yaitu
AB BC AC
b. Ketiga sudutnya tidak sama besar yaitu
BAC ACB ABC
B. Segi empat
Segi empat adalah bangun datar yang dibentuk dengan menghubungkan
empat buah titik yang tidak segaris. Segi empat ada bermacam-macam seperti
disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segi empat memiliki sifat-sifat yang
berbeda.
1. Persegi (Bujur Sangkar)
Persegi adalah suatu bangun datar segi empat yang keempat sisinya
adalah sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku
Sifat-sifat bangun persegi, adalah:
a. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
AB=BC=CD=DA.
b. Memiliki 2 pasang sisi yang sejajar dan
sama panjang AB//DC=AD//BC
c. Keempat sudutnya merupakan sudut
siku-siku.
Lampiran 2 101
2. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah suatu bangun datar segi empat yang kedua
sisinya berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.
Sifat-sifat bangun persegi panjang, adalah:
a. Memiliki 2 pasang sisi yang sama
panjang, AD=BC dan AB=DC
b. Memiliki 2 pasans sisi yang sejajar,
AD//BC dan AB//DC
c. Memiliki 2 buah diagonal sama panjang
d. Sudut yang dibentuk keempat sudutnya
masing-masing 90o atau sudut siku-siku.
3. Trapesium
Trapesium adalah bangun segi empat yang mempunyai sepasang sisi
yang berhadapan sejajar. Ada 3 jenis trapesium yaitu trapesium sama kaki,
trapesium siku-siku, dan trapesium sembarang.
a. Trapesium Sembarang
Sifat-sifat trapesium sembarang, adalah:
a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar,
sisi PS//QR.
b. Keempat sisinya tidak sama panjang,
sisi PQ QR RS SP.
c. Keempat sudutnya tidak sama besar,
P Q R S.
d. Diagonalnya tidak sama panjang.
Lampiran 2 102
b. Trapesium Sama Kaki
Sifat-sifat trapesium sama kaki, adalah:
a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar,
sisi PS//QR.
b. Memiliki sepasang sisi yang sama
panjang, sisi PQ=SR dan QR PS.
c. Memiliki 2 pasang sudut yang sama
besar, P=S dan Q=R.
d. Diagonal sama panjang.
c. Trapesium Siku-siku
Sifat-sifat trapesium siku-siku, adalah:
a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar,
sisi PS//QR.
b. Sisi PQ QR RS SP.
c. Mempunyai 2 sudut siku-siku, yaitu
P =Q.
d. Diagonal tidak sama panjang.
4. Jajar genjang
Jajargenjang adalah bangun datar segiempat yang sisi sejajarnya sama
panjang dan sudutnya yang berhadapan sama besar.
Sifat-sifat bangun jajar genjang, adalah:
a. Sisi-sisi yang sejajar sama panjang
b. Sudut yang berhadapan sama besar
c. Kedua diagonal berpotongan di
tengah dan membagi dua bagian yang
sama.
Lampiran 2 103
5. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah suatu bangun datar jajaran genjang yang keempat
sisinya sama dengan perpotongan diagonalnya membentuk sudut siku-
siku.
Sifat-sifat bangun belah ketupat, adalah:
a. Sisi yang berhubungan adalah sejajar
b. Kedua diagonalnya adalah sumbu
simetri
c. Kedua diagonalnya berpotongan tegak
lurus dan berpotongan ditengah
d. Sudut-sudut yang berhadapan sama
besar
6. Layang-layang
Sifat-sifat bangun layang-layang, adalah:
a. Memiliki 2 pasang sisi yang sama
panjang
b. Memiliki 2 sudut yang sama besar
A=C, dan B D
c. Diagonalnya saling berpotongan tegak
lurus
d. Salah satu diagonalnya membagi
diagonal yang lain sama panjang
Lampiran 2 104
C. Lingkaran
Lingkaran adalah bangun datar yang jarak semua titik pada semua
lingkaran dengan titik pusat (P) sama panjang.
Sifat-sifat bangun datar lingkaran, yaitu:
a. P adalah titik pusat lingkaran
b. Ruas garis AB adalah garis tengah atau
diameter (d) lingkaran.
c. PA=PB adalah radius (r) atau jari-jari
lingkaran. Jari-jari lingkaran adalah ruas
garis yang menghubungkan antar pusat
lingkaran dengan tepi garis pada
lingkaran. Panjang jari-jari lingkaran
adalah 2
1 kali diameter.
d. Besar sudutnya dalah 360o.
Lampiran 2 105
Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sebuah bidang yang mempunyai unsur panjang, lebar
dan volume. Bagian – bagian bangun ruang ada tiga, yaitu
1. Sisi yaitu bagian bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar
bangun ruang tersebut.
2. Rusuk yaitu garis pertemuan antara dua sisi pada bangun ruang tersebut.
3. Titik sudut yaitu pojok bangun ruang tersebut.
Contoh-contoh bangun ruang :
a. Kubus
Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi atau
bujursangkar yang sama.
Perhatikan kubus berikut!
sisi
sisi
sisi
Rumus Volumenya adalah sisi x sisi x sisi
Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD,AEHD, DHGC, CGFB. BFEA, EFGH.
Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB,BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF,FG, GH, HE.
Titik sudutnya = 8 buah, yaitu : A, B, C, D, E, F, G, H.
Lampiran 2 106
Langkah-langkah untuk menggambar kubus adalah:
• Gambarlah belah ketupat sebagai alas. Panjang sisi belah ketupat sama dengan
panjang rusuk alas kubus.
• Gambarkan 4 ruas garis tegak lurus pada keempat titik sudut belah ketupat, yang
panjangnya sama dengan panjang rusuk alas kubus.
• Hubungkan ke-4 ujung ruas garis seperti tampak pada gambar.
• Jadilah kubus yang kita inginkan.
b. Balok
Balok adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawah sama.
Prisma tegak ABCD. EFGH pada gambar disamping disebut prisma tegak
segiempat atau balok.
Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE,
BCGF, CGHD, DHEA
Rusuknya = 12 buah, yaitu: AB, BC, CD, DA, AE,
BF, CG, DH, EF, FG, GH, HE.
Titik sudut= 8 buah, yaitu: A, B, C, D, E, F, G,H
Lampiran 2 107
c. Prisma tegak segitiga
Prisma tegak segitiga adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian
bawahnya sama berbentuk segitiga
Sifat-sifatnya :
1. Memiliki 5 buah sisi, yaitu: DEF, ABC, ABED, BCFE, ACFD
2. Memiliki 9 rusuk yaitu: AD, BE, CF, DE, EF, CB, BA, AC, DF
3. Memiliki 6 titik sudut yaitu : A, B.C, D, E, F
4. Memiliki 2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi
panjang
d. Limas segi empat
Limas segi empat adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas yang
berbentuk segi empat dan segi empat yang bertemu pada satu titik puncak.
Sifat-sifatnya :
1. Memiliki 5 buah, yaitu:PQRS, PQT, QRT, RST, PST
2. Memiliki 8 rusuk yaitu: PT, PQ, QT, QR, RT, RS, ST,SP,
Memiliki 5 titik sudut yaitu : P, Q,R, S, T
4. Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi lainnya berbentuk
segitiga
e. Limassegitiga
Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas yang
berbentuk segitiga dan segitiga yang bertemu pada satu titik puncak
Sifat-sifatnya :
1. Memiliki 4 buah sisi, yaitu: KLM, KLT, LMT, MKT
2. Memiliki 6 rusuk yaitu: KL, LM, MK, KT, LT, MT
3. Memiliki 4 titik sudut yaitu : K, L, M, T
4. Memiliki 4 sisi berbentuk segitiga
Lampiran 2 108
f. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan dan
sejajar, berbentuk lingkaran, dan satu sisi lengkung.
Perhatikan gambar tabung di samping:
P : titik pusat lingkaran
r : jari-jari
t : tinggi tabung
Sifat-sifat tabung :
1. Tidak mempunyai titik sudut
2. Tabung memiliki sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas,
sisi alas dan selimut tabung
3. Memiliki 2 sisi berbentuk lingkaran, dan 1 sisi lengkung
(selimut tabung)
4. Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung
g. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh satu sisi alas yang
berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung
Sifat-sifatnya :
1. Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi
lengkung (selimut kerucut).
2. Mempunyai titik puncak. Jarak dari titik puncak
kebidang lingkaran (alas) disebut tinggi kerucut.
Lampiran 3 109
Lembar Kegiatan Siswa 1
Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas
pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
I. Tahap Pemilihan Topik
Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing.
a. Segitiga Siku-siku d. Segitiga Sama Kaki
b. Segitiga Lancip e. Segitiga Sama Sisi
c. Segitiga Tumpul f. Segitiga Sembarang
II. Tahap Perencanaan Kooperatif
1. Buatlah bentuk segitiga dari karton sesuai dengan topik yang kalian pilih. Kemudian
gambarlah segitiga tersebut pada lembar kegiatan!
2. Amati dan selidiki bentuk segitiga yang kalian buat. Kemudian identifikasikan sifat-
sifat bangun datar segitiga tersebut!
3. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Datar Segitiga
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 110
III. Tahap Implementasi
1. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
2. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
Gambar Sifat-sifat
IV. Tahap Analisis dan Sintesis
1. Tempelkan bentuk bangun bangun datar segitiga yang telah kalian buat pada kertas
pleno yang telah disediakan
2. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
3. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
V. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
Lampiran 3 111
VI. Tahap Evaluasi
Buatlah rangkuman dari setiap topik yang telah disajikan serta gambarlah bentuk-
bentuk segitiganya!
No Jenis Segitiga Sifat-sifatnya
Berdasarkan besar sudut
1. Segitiga Lancip
2. Segitiga Siku-siku
3. Segitiga Tumpul
Berdasarkan panjang sisi
1. Segitiga Sama Sisi
2. Segitiga Sama Kaki
3. Segitiga Sembarang
Lampiran 3 112
Lembar Kegiatan Siswa 2
Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas
pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
VII. Tahap Pemilihan Topik
Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing.
a. Subtopik: sifat-sifat persegi (bujur sangkar)
Amati dan selidiki persegi di samping.
Berapa banyak sisi persegi?
Berapa banyak titik sudutnya?
Apakah semua sudutnya siku-siku?
b. Subtopik: sifat-sifat persegi panjang
Amati dan selidiki persegi panjang di samping.
Berapa banyak sisi persegi panjang?
Berapa banyak titik sudutnya?
Apakah semua sudutnya siku-siku?
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 113
VIII. Tahap Perencanaan Kooperatif
4. Buatlah bentuk persegi (bujur sangkar) dari karton dengan panjang sisi 15 cm. Dan
untuk persegi panjang dengan panjang sisi 15 cm dan lebar 10 cm. Kemudian
gambarlah persegi atau persegi panjang tersebut pada lembar kegiatan!
5. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun datar tersebut!
6. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
IX. Tahap Implementasi
3. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
4. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
Gambar Sifat-sifat
X. Tahap Analisis dan Sintesis
4. Tempelkan bentuk bangun bangun datar persegi yang telah kalian buat pada kertas
pleno yang telah disediakan
5. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
6. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3 114
XI. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XII. Tahap Evaluasi
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing!
a. Persegi (Bujur sangkar)
Identifikasikan sifat-sifat persegi (bujur sangkar di
samping!
KLMN berbentuk perseg (bujur sangkar)
a. Sisi yang sejajar dengan KL adalah . . . .
b. Apabila KLMN dilipat terhadap AC, tentukan
pasangan sudut yang berimpit . . . .
c. Apabila dilipat tehadap BD, tentukan pasangan
sudut yang berimpt . . . .
b. Persegi panjang
1. Sisi yang sejajar dengan sisi AB adalah sisi . . . .
2. Nama-nama sudut pada bangun di atas adalah . . . ,
. . . , . . . dan . . .
3. Sudut yang berhadapan dengan ABC adalah sudut .
. . .
4. Sisi BC sejajar dengan sisi . . . .
Lampiran 3 115
Lembar Kegiatan Siswa 3
Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas
pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XIII. Tahap Pemilihan Topik
Pilihlah salah satu topik yang akan kalian pelajari dengan kelompok masing-masing.
d. Trapesium Siku-siku
e. Trapesium Sama Kaki
f. Trapesium Sembarang
XIV. Tahap Perencanaan Kooperatif
7. Buatlah bentuk trapesium dari karton sesuai dengan topik yang kalian pilih. Kemudian
gambarlah trapesium tersebut pada lembar kegiatan!
8. Amati dan selidiki bentuk trapesium yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun datar trapesium tersebut!
9. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XV. Tahap Implementasi
5. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
6. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 116
Perhatikan gambar trapesium di atas.
1. Berapa banyak sisi trapesium?
2. Berapa banyak titik sudurtnya?
3. Berapa pasang sisi yang sejajar?
4. Pada trapesium sama kaki, apakah sisi-sisi yang tidak sejajar sama panjang?
5. Pada trapesium siku-siku, ada berapa sudut siku-sikunya?
Gambar Sifat-sifat
XVI. Tahap Analisis dan Sintesis
7. Tempelkan bentuk bangun bangun datar trapesium yang telah kalian buat pada
kertas pleno yang telah disediakan
8. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
9. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3 117
XVII. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XVIII. Tahap Evaluasi
Gunakan busur derajat untuk menentukan besar sudut.
1. ABCD merupakan trapesium siku-siku.
Bad = 90o
ADC = 90o
ABC = . . .
BCD = . . .
AB // . . .
BAD + ADC = 180o dan ABC + BCD = . . . o
2. KLMN merupakan trapesium sama kaki.
LKN = 60o
KNM = 120o
LKM = . . .
LMN = . . .
KL // . . .
LKN + KNM = . . . o dan KLM + LMN = . . . o
3. PQRS merupakan trapesium sembarang.
PQS = . . .
PSR = . . .
PQR = . . .
QRS = . . .
PQ // . . .
QPS + PSR = . . . o dan PQR + QRS = . . .o
Dari kegiatan melengkapi di atas dapat diketahui sifat-sifat trapesium sebagai berikut:
a. Mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
b. Jumlah besar sudut yang berdekatan di antar sisi sejajar 180o.
c. Jumlah keempat sudutnya 360o.
Lampiran 3 118
Lembar Kegiatan Siswa 4
Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas
pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XIX. Tahap Pemilihan Topik
a. Sifat-sifat Jajargenjang b. Sifat-sifat Belah Ketupat
XX. Tahap Perencanaan Kooperatif
10. Buatlah bentuk bangun datar yang kalian pilih dari karton. Dengan ketentuan:
a. Jajargenjang : panjang sisi AB = 20 cm dan AD = 18 cm
b. Belah ketupat : panjang diagonal masing-masing 24 cm dan 18 cm
Kemudian gambarlah bangun datar tersebut pada lembar kegiatan!
11. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun datar tersebut!
12. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Datar (Jajargenjang dan Belah Ketupat)
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 119
XXI. Tahap Implementasi
7. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
8. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
Gambar Sifat-sifat
XXII. Tahap Analisis dan Sintesis
10. Tempelkan bentuk bangun bangun datar yang telah kalian buat pada kertas pleno
yang telah disediakan
11. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
12. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
XXIII. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
Lampiran 3 120
XXIV. Tahap Evaluasi
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing!
1. Diketahui ABCD jajargenjang
a. ADC = . . . o
b. DAB = . . . o
c. ABC = 55o
d. BCD = . . . o
e. AB sejajar dengan . . .
2. Diketahui EFGH jajargenjang
a. Panjang EO = . . . cm
b. Panjang OH = . . . cm
c. Panjang GH = . . . cm
d. HEF + EFG = . . . o
e. EF//HG dan FG// . . .
3. Perhatikan gambar di samping
a. Gambar di samping adalah bangun . . . .
b. Bangun di samping mempunyai . . . . pasang sisi sejajar
c. Sisi KL sejajar dengan sisi . . . .
d. Panjang sisi KL = . . . = . . . = . . . = . . .
e. KNM besarnya 50o, maka KLM adalah . . . .
Lampiran 3 121
Lembar Kegiatan Siswa 5
Alat dan bahan : gunting, penggaris busur, jangka, spidol warna-warni, karton, lem, dan
kertas pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXV. Tahap Pemilihan Topik
a. Sifat-sifat Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang balasnya sama panjang dan
berimpit. Dari gambar di atas, didapat ACD dan ABC merupakan segitiga sama kaki
dengan alas AC.
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Datar (Layang-layang dan Lingkaran)
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 122
b. Sifat-sifat lingkaran
XXVI. Tahap Perencanaan Kooperatif
13. Buatlah bentuk bangun datar yang kalian pilih dari karton. Dengan ketentuan:
a. Layang-layang : panjang diagonal 1 = 25 cm dan diagonal 2 = 18 cm.
b. Lingkaran : panjang jari-jari 10 cm.
Kemudian gambarlah bangun datar tersebut pada lembar kegiatan!
14. Amati dan selidiki bentuk bangun datar yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun datar tersebut!
15. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XXVII. Tahap Implementasi
9. Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
10. Gunakan penggaris busur untuk mengetahui besar sudut-sudutnya
11. Gunakan jangka untuk menggambar lingkaran
Gambar Sifat-sifat
Lampiran 3 123
XXVIII. Tahap Analisis dan Sintesis
13. Tempelkan bentuk bangun bangun datar yang telah kalian buat pada kertas pleno
yang telah disediakan
14. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
15. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
XXIX. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XXX. Tahap Evaluasi
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompok masing-masing!
1. Diketahui PQRS berbentuk layang-layang
a. PQ = PS dan QR = . . .
b. PQR = . . . . = . . .o
c. Jenis segitiga PQR adalah segitiga . . . .
2. Coba amati lingkaran di samping.
a. Apakah PA = PE?
b. Apakah PB = PF?
c. Apakah PA = PB?
d. Apakah jarak titik P ke setiap titik
pada lingkaran sama panjang?
Lampiran 3 124
Lembar Kegiatan Siswa 6
Alat dan bahan : gunting, penggaris, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXXI. Tahap Pemilihan Topik
c. Sifat-sifat Kubus b. Sifat-sifat Balok
XXXII. Tahap Perencanaan Kooperatif
16. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan
ketentuan:
c. Kubus : panjang sisi 15 cm
d. Balok : panjang = 15 cm, lebar = 10 cm dan tinggi = 10cm
Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan!
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Ruang (Kubus dan Balok)
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 125
17. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun ruang tersebut!
18. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XXXIII. Tahap Implementasi
Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
Gambar Sifat-sifat
XXXIV. Tahap Analisis dan Sintesis
16. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno
yang telah disediakan
17. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
18. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3 126
XXXV. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XXXVI. Tahap Evaluasi
Isilah titik-titik pada tabel di bawah ini!
NO Bangun Ruang
Sifat-sifat Bangun Ruang
Jumlah sisi Jumlah
rusuk
Jumlah
titik sudut
Ciri khusus
1 Kubus
2 Balok
Lampiran 3 127
Lembar Kegiatan Siswa 7
Alat dan bahan : gunting, penggaris, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XXXVII. Tahap Pemilihan Topik
d. Sifat-sifat Prisma Tegak Segitiga
e. Sifat-sifat Tabung
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Ruang (Prisma Tegak Segitiga dan Tabung)
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 128
XXXVIII. Tahap Perencanaan Kooperatif
19. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan
ketentuan:
e. Prisma tegak segitiga : panjang alas segitiga sama sisi 9 cm dan tinggi 15 cm
f. Tabung : jari jari alas 5 cm dan tinggi 15 cm
Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan!
20. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun ruang tersebut!
21. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XXXIX. Tahap Implementasi
Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
Gambar Sifat-sifat
XL. Tahap Analisis dan Sintesis
19. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno
yang telah disediakan
20. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
21. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3 129
XLI. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XLII. Tahap Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Perhatikan prisma tegak segitiga di bawah ini.
a. sebutkan sisi yang sama luas dengan ABC!
b. Sebutkan sisi yang sama luas dengan ABED!
c. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AD!
d. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AB
e. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan BC!
2. Perhatikan gambar tabung di bawah ini.
a. Tentukan banyak sisi, rusuk, dan titik sudutnya!
b. Tunjukan sisi-sisi yang sejajar!
c. Berbentuk apakah sisi-sisi yang sejajar itu?
Lampiran 3 130
Lembar Kegiatan Siswa 8
Alat dan bahan : gunting, penggaris,jangka, spidol warna-warni, karton, lem, dan kertas
pleno
Petunjuk:
Bacalah setiap petunujuk sebelum melakukan kegiatan
Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntunmu
Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan
Tanyakan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas
XLIII. Tahap Pemilihan Topik
a. Sifat-sifat Limas Segitiga c. sifat-sifat Limas segi empat
b. Sifat-sifat Kerucut
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Subtopik : Sifat-sifat Bangun Ruang (Limas dan Kerucut)
Ketua Kelompok : . . . . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . .
Anggota : 1 . . . . . . . . . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . . . .
2 . . . . . . . . . . . . . . 5 . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 3 131
XLIV. Tahap Perencanaan Kooperatif
22. Gambarlah bentuk bangun ruang yang telah kalian pilih pada karton. Dengan
ketentuan:
g. Limas segitiga : panjang alas segitiga sama sisi 9 cm dan tinggi 15 cm
h. Limas segi empat : panjang alas persegi 5 cm dan tinggi 15 cm
i. Kerucut : jari-jari alas 5 cm dan tinggi 15 cm
Kemudian gambarlah bangun ruang tersebut pada lembar kegiatan!
23. Amati dan selidiki bentuk bangun ruang yang kalian buat. Kemudian identifikasikan
sifat-sifat bangun ruang tersebut!
24. Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya masing-masing.
XLV. Tahap Implementasi
Gunakan sumber yang ada disekitarmu untuk mengumpulkan informasi
Gambar Sifat-sifat
XLVI. Tahap Analisis dan Sintesis
22. Tempelkan bentuk bangun bangun ruang yang telah kalian buat pada kertas pleno
yang telah disediakan
23. Tulislah hasil kegiatan kalian pada kertas pleno tersebut untuk dipresentasikan di
depan kelas.
24. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian
Lampiran 3 132
XLVII. Tahap Presentasi
Pilih salah satu anggota kelompok kalian untuk mewakili presentasi hasil kegiatan kalian
di depan kelas!
XLVIII. Tahap Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
3. Gambar di bawah ini merupakan limas segitiga beraturan T.ABC
f. sebutkan rusuk-rusuk tegaknya!
g. Sebutkan sisi-sisi selimutnya!
h. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan AT!
4. T.ABCD merupakan limas segi empat beraturan.
d. berapa banyak sisi limas T.ABCD?
e. Sebutkan rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD?
f. Sebutkan rusuk yang sama dengan AB!
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Sebutkan banyak rusuk, sisi, dan titik sudutnya
b. Berbentuk apakah alas kerucut?
133 Lampiran 4
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Sebelum Uji Validitas
Tingkat Satuan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester
Materi
:
:
V/2
Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
No. Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah C1 C2 C3
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar
1, 3, 5, 6, 7,
8, 9,15, 16,
19, 21, 24
12
2.
Menjelaskan pengertian
dan jenis-jenis bangun
datar
10, 11, 12,
13, 14, 22,
23
7
3.
Menghitung besar salah
satu sudut apabila sudut
lainnya diketahui
2, 4, 17,
18, 20,25 6
Jumlah 25
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
Lampiran 5 134
Tes Hasil Belajar Siklus I (sebelum uji validitas)
Mata Pelajaran : Matematika Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Petunujuk Pengisian:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Sudut-sudut segitiga sama sisi besarnya ….
a. 90o b. 80
o c. 75
o d. 60
o
2. Segitiga sama kaki ABC, sudut B adalah 40o.
Besar sudut A adalah ….
a. 45o c. 60
o
b. 50o d. 70
o
3. Berikut ini termasuk sifat-sifat dari persegi, kecuali ….
a. keempat sisinya sama panjang c. besar seluruh sudutnya 180o
b. keempat sudutya siku-siku d. besar setiap sudutnya 90o
4. Besar sudut EFD pada segitiga di samping adalah ….
a. 30o c. 60
o
b. 45o d. 90
o
5. Berikut ini yang termasuk sifat bangun trapesium, kecuali ….
a. bangun segiempat c. mempunyai empat titik sudut
b. mempunyai 2 sudut siku-siku d. dua pasang sisinya sejajar
6. Jarak titik pusat ke tepi lingkaran disebut ….
a. garis tengah b. garis tegak c. jari-jari d. diameter
7. Pada belah ketupat sudut yang berhadapan besarnya ….
a. sama b. lebih kecil c. lebih besar d. 90o
Lampiran 5 135
8. Garis AB disebut ….
a. jari-jari c. garis atas
b. diameter d. garis tegak
9. Bangun datar yang memiliki sepasang sisi sama panjang, sudut sama besar dan satu
sumbu simetri adalah ….
a. segitiga sama kaki c. layang-layang
b. trapesium d.. jajargenjang
10. Sisi yang sejajar dengan KN pada persegi di
samping adalah …
a. AC c. LM
b. KL d. BD
11. Garis yang sejajar dengan garis PS adalah ….
a. QR c. RS
b. PR d. PQ
12. Diagonal pada gamabar di samping adalah ….
a. KL dan KN c. LM dan NM
b. KM dan LM d. KM dan LN
13. Apabila KLMN dilipat terhadap AC, maka sudut
yang berimpit adalah ….
a. K dan M c. K dan N
b. N dan M d. L dan N
14. Sudut yang sama besar dengan PQR adalah ….
a. PSR c. SPQ
b. QRS d. OPQ
15. Segitiga yang memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90o adalah ….
a. segitiga siku-siki c. segitiga lancip
b. segitiga tumpul d. segitiga sembarang
Lampiran 5 136
16. Bangun datar yang mempunyai 2 buah sudut berhadapan sama besar disebut …
a. segitiga b. trapesium c. belah ketupat d. persegi panjang
17. Besar sudut KLM pada gambar di samping adalah ….
a. 50o c. 75
o
b. 60o d. 90
o
18. Besar sudut EFG adalah ….
a. 40o
c. 90o
b. 105o
d. 75o
19. Berikut ini merupakan sifat-sifat layang-layang, kecuali ….
a. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
b. kedua diagonalnya tidak saling berpotongan
c. jumlah besar sudutnya 360o
d. memiliki sepasang sudut yang sama besar
20. Panjang EO pada jajargenjang di samping adalah ….
a. 5 cm c. 10 cm
b. 7 cm d. 12 cm
21. Bangun di samping namanya ….
a. trapesium sama kaki c. trapesium sembarang
b. trapesium siku-siku d. jajargenjang
22. Berikut ini merupakan sifat bangun datar jajar genjang, yaitu ….
a. sisi-sisinya sama panjang c. diagonalnya berpotongan tegak lurus
b. memiliki dua sudut siku-siku d. sisi yang berhadapan sama panjang
23. Sisi yang sama panjang dengan AB adalah ….
a. CD c. BC
b. AD d. AC
24. Layang-layang mempunyai …. buah diagonal
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
25. Besar sudut BCD adalah ….
a. 35o c. 145
o
b. 90o d. 180
o
Lampiran 5 137
KUNCI JAWABAN
1. D 11. A 21. A
2. D 12. D 22. D
3. C 13. B 23. A
4. C 14. A 24. B
5. D 15. C 25. C
6. C 16. C
7. A 17. A
8. B 18. B
9. A 19. B
10. C 20. C
138 Lampiran 6
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Sebelum Uji Validitas
Tingkat Satuan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester
Materi
:
:
V/2
Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
No. Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah C1 C2 C3
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
1, 2, 3, 6, 9,
11, 15, 16, 23 9
2.
Menjelaskan pengertian
dan jenis-jenis bangun
ruang
4, 8, 10, 12,
18, 19, 21 7
3. Menentukan rusuk dan
sisi pada bangun ruang
5, 7, 13,
14, 17, 20,
22, 24, 25
9
Jumlah 25
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
Lampiran 7 139
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II (sebelum uji validitas)
Mata Pelajaran : Matematika Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Petunujuk Pengisian:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Bangun yang mempunyai bentuk alas dan atap yang sama dinamakan ….
a. limas b. prisma c. kerucut d. lingkaran
2. Bangun ruang yang memiliki 12 rusuk, 8 sudut, 6 buah sisi sama besar adalah ….
a. kerucut b. kubus c. balok d. limas
3. Alas pada bangun di samping berbentuk ….
a. persegi c. jajargenjang
b. persegi panjang d. belah ketupat
4. Yang merupakan sifat bangun prisma segitiga adalah ….
a. Memiliki 2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi panjang
b. Memiliki 2 rusuk lengkung dan tidak mempunyai titik sudut
c. Memiliki 9 rusuk dan sisi alas dengan atap berbeda
d. Memiliki 4 sisi tegak dan 5 titik sudut
5. Yang bukan termasuk rusuk tegak pada bangun di
samping adalah ….
a. KN c. KL
b. LO d. MP
6. Jumlah sisi tabung adalah ….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
7. Sisi yang saling sejajar atau berhadapan pada gambar
di samping adalah ….
a. ABED dan ABC c. ABC dan DEF
b. ACFD dan BCFE d. DEF dan BCFE
Lampiran 7 140
8. Bangun ruang yang meiliki rusuk-rusuk tegak dan bertemu di satu titik adalah ….
a. limas b. tabung c. prisma d. kubus
9. Jumlah rusuk tegak pada limas segitiga adalah ….
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
10. Bangun ruang yang tidak memiliki titik sudut dan hanya memiliki 1 titik puncak
adalah ….
a. kubus b. limas c. kerucut d. tabung
11. Berikut ini merupakan sifat-sifat tabung, kecuali ….
a. sisi alas dan atap yang berbeda c. memiliki 2 buah rusuk
b. memiliki 3 buah sisi d. tidak mempunyai titik sudut
12. Kubus dan balok merupakan bangun ruang ….
a. prisma tegak segi empat c. limas segitiga
b. prisma tegak segitiga d. limas segi empat
13. Sisi alas limas segitiga di samping adalah ….
a. ADB c. ACD
b. ABC d. CBD
14. Sisi manakah yang berhadapan dengan sisi ABFE ….
a. CDHG c. BCGF
b. ADHE d. EFGH
15. Yang merupakan sifat limas segitiga adalah ….
a. mempunyai 3 sisi tegak dan 4 titik sudut
b. mempunyai 4 sisi tegak dan 5 titik sudut
c. mempunyai 3 sisi tegak dan 6 titik sudut
d. mempunyai 4 sisi tegak dan 8 titik sudut
16. Prisma tegak ABCD.EFGH mempunyai titik sudut
Sebanyak ….
a. 4 c. 8
b. 6 d. 24
Lampiran 7 141
17. Bangun di samping mempunyai sisi sebanyak ….
a. 4 c. 8
b. 6 d. 10
18. Yang termasuk bangun ruang prisma adalah ….
a. kubus, balok, dan kerucut c. kubus, balok, dan tabung
b. tabung, kerucut, dan limas d. balok, prisma segitiga, kerucut
19. Bangun ruang yang sisi alas berbentuk persegi dan mempunyai empat sisi tegak
berbentuk segitiga adalah ….
a. prisma segitiga c. limas segitiga
b. prisma segi empat d. limas segi empat
20. Bidang-bidang yang sejajar pada bangun di
samping adalah ….
a. ABC//BCFE c. DEF//ABED
b. ABC//DEF d. ABED//BCFE
21. Yang termasuk bangun ruang limas adalah ….
a. kerucut dan tabung c. limas segi empat dan kerucut
b. limas segitiga dan balok d. tabung dan limas segitiga
22. Sisi-sisi selimut dari bangun ruang di samping adalah ….
a. ABC, BCT, dan ACT c. ABT, BCT, dan ACT
b. ACT, BCT, dan ABC d. BCT, ABC, dan ACT
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat kerucut, kecuali ....
a. mempunyai satu rusuk c. mempunyai dua rusuk
b. tidak mempunyai titik sudut d. mempunyai dua sisi
24. Rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD adalah ….
a. AT, BT, AD, BC c. AD, AB, BC, CD
b. AT, BT, CT, DT d. AD, AB, AT, BT
25. Banyak rusuk bangun disamping adalah …. Buah
a. 18 c. 14
b. 16 d. 12
Lampiran 7 142
KUNCI JAWABAN
1. B 11. A 21. C
2. B 12. A 22. C
3. B 13. B 23. C
4. A 14. A 24. B
5. C 15. A 25. B
6. C 16. C
7. C 17. C
8. A 18. C
9. B 19. D
10. C 20. B
Lampiran 8 143
Lembar Wawancara dengan Guru
(Pra Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika
di kelas tersebut.
Daftar pertanyaan:
1. Bagaimana tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V ?
2. Metode apa saja yang bapak terapkan pada pembelajaran matematika di kelas?
3. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang bapak sampaikan?
4. Apakah usaha yang bapak lakukan dalam mengantipasi siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan tersebut?
5. Apakah siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah bapak
sampaikan?
6. Bagaimana antusias atau respon siswa saat bapak memberikan pertanyaan?
7. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada ssat pembelajaran matematika
berlangsung?
8. Bagaimana hasil belajar matematika siswa?
9. Upaya apa yang telah bapak lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa?
10. Apakah Bapak sudah pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation?
Lampiran 9 144
Lembar Wawancara Siswa
(Pra Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pembelajaran matematika
1. Apa yang kamu lakukan saat guru menjelaskan materi?
2. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk
berdiskusi dengan teman lain?
3. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya pada guru atau
menjawab pertanyaan guru, apakah kamu memperhatikannya?
4. Apakah kamu pernah bertanya pada guru jika ada materi yang kurang kamu
mengerti?
5. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika?
145 Lampiran 10
Lembar Wawancara dengan Guru
(Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan tanggapan guru mengenai penerapan pembelajaran dengan
model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Daftar pertanyaan:
1. Menurut Bapak, apakah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ini
sudah diterapkan dengan baik?
2. Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut
mencoba untuk berdiskusi dengan siswa lainnya?
3. Bagaimana respon siswa pada saat pembelajaran matematika yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
4. Bagaiman perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah
menggunakan model pembelajaran kooepratif tipe group investigation?
5. Berdasarkan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat
dikatakan berhasil? Mengapa?
146 Lampiran 11
Lembar Wawancara dengan Siswa
(Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation
Daftar pertanyaan:
1. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika dengan model pembelajaran
Kooperatif tipe Group Investigation?
2. Apa yang kamu lakukan saat guru membahas materi?
3. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk
berdiskusi dengan teman yang lain?
4. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya kepada guru atau
menjawab pertanyaan guru, apakah kami memperhatikannya?
5. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I dan II, apakah kamu bisa mengerjakannya
dengan benar?
lampiran 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 18 324
R2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 361
R3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 18 324
R4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 12 144
R5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 21 441
R6 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 169
R7 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 169
R8 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 13 169
R9 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169
R10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17 289
R11 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 12 144
R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 21 441
R13 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 14 196
R14 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 196
R15 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 17 289
R16 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 12 144
R17 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 100
R18 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 169
R19 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 9 81
R20 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14 196
R21 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14 196
R22 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 21 441
R23 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 15 225
R24 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 10 100
R25 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 9 81
R26 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 361
R27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484
R28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21 441
∑ 16 19 18 15 20 9 22 9 22 15 19 8 9 19 20 18 18 14 22 17 13 17 19 26 20 424 6844
p 0.5714 0.6786 0.6429 0.5357 0.7143 0.3214 0.7857 0.3214 0.7857 0.5357 0.6786 0.2857 0.3214 0.6786 0.7143 0.6429 0.6429 0.5 0.7857 0.607 0.464 0.6071 0.6786 0.9286 0.7143
q 0.4286 0.3214 0.3571 0.4643 0.2857 0.6786 0.2143 0.6786 0.2143 0.4643 0.3214 0.7143 0.6786 0.3214 0.2857 0.3571 0.3571 0.5 0.2143 0.393 0.536 0.3929 0.3214 0.0714 0.2857
p/q 1.3333 2.1111 1.8 1.1538 2.5 0.4737 3.6667 0.4737 3.6667 1.1538 2.1111 0.4 0.4737 2.1111 2.5 1.8 1.8 1 3.6667 1.545 0.867 1.5455 2.1111 13 2.5
pq 0.2449 0.2181 0.2296 0.2487 0.2041 0.2181 0.1684 0.2181 0.1684 0.2487 0.2181 0.2041 0.2181 0.2181 0.2041 0.2296 0.2296 0.25 0.1684 0.239 0.249 0.2385 0.2181 0.0663 0.2041 5.321
Mp 16.375 16.526 16.556 16.933 16.2 17.444 16 17.778 14.636 17.667 16.316 18.125 13.889 16.474 16.4 16.556 16.278 16.714 16.136 15.12 15.31 16.353 14.789 15.231 16.2
Mt 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.143 15.14 15.14 15.143 15.143 15.143 15.143
St 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601 3.96 3.96 3.9601 3.9601 3.9601 3.9601
St2
15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.683 15.68 15.68 15.683 15.683 15.683 15.683
rpbis 0.3593 0.5076 0.4786 0.4857 0.4221 0.4 0.4145 0.4579 -0.245 0.6846 0.4303 0.4763 -0.218 0.4883 0.5019 0.4786 0.3845 0.3968 0.4804 -0.008 0.039 0.3799 -0.13 0.08 0.4221
rtabel 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388
Validts TV V V V V V V V TV V V V TV V V V V V V TV TV V TV TV V
r11 0.6851
Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda Siklus I
tinggi
Resp ∑ ∑2Nomor Item Pertanyaan
147
148 Lampiran 13
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Sesudah Uji Validitas
Tingkat Satuan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester
Materi
:
:
V/2
Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
No. Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah C1 C2 C3
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar
3, 5, 6, 7, 8,
15, 16, 19 8
2.
Menjelaskan pengertian
dan jenis-jenis bangun
datar
10, 11, 12,
14, 22 5
3.
Menghitung besar salah
satu sudut apabila sudut
lainnya diketahui
2, 4, 17,
18, 25 5
Jumlah 18
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
Lampiran 14 149
Tes Hasil Belajar Siklus I (setelah uji validitas)
Mata Pelajaran : Matematika Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Petunujuk Pengisian:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Segitiga sama kaki ABC, sudut B adalah 40o.
Besar sudut A adalah ….
a. 45o c. 60
o
b. 50o d. 70
o
2. Berikut ini termasuk sifat-sifat dari persegi, kecuali ….
a. keempat sisinya sama panjang c. besar seluruh sudutnya 180o
b. keempat sudutya siku-siku d. besar setiap sudutnya 90o
3. Besar sudut EFD pada segitiga di samping adalah ….
a. 30o c. 60
o
b. 45o d. 90
o
4. Berikut ini yang termasuk sifat bangun trapesium, kecuali ….
a. bangun segiempat c. mempunyai empat titik sudut
b. mempunyai 2 sudut siku-siku d. dua pasang sisinya sejajar
5. Jarak titik pusat ke tepi lingkaran disebut ….
a. garis tengah b. garis tegak c. jari-jari d. diameter
6. Pada belah ketupat sudut yang berhadapan besarnya ….
a. sama b. lebih kecil c. lebih besar d. 90o
7. Garis AB disebut ….
a. jari-jari c. garis atas
b. diamter d. garis tegak
Lampiran 14 150
8. Sisi yang sejajar dengan KN pada persegi di
samping adalah …
a. AC c. LM
b. KL d. BD
9. Garis yang sejajar dengan garis PS adalah ….
a. QR c. RS
b. PR d. PQ
10. Diagonal pada gamabar di samping adalah ….
a. KL dan KN c. LM dan NM
b. KM dan LM d. KM dan LN
11. Sudut yang sama besar dengan PQR adalah ….
a. PSR c. SPQ
b. QRS d. OPQ
12. Segitiga yang memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90o adalah ….
a. segitiga siku-siki c. segitiga lancip
b. segitiga tumpul d. segitiga sembarang
13. Bangun datar yang mempunyai 2 buah sudut berhadapan sama besar disebut ….
a. Segitiga c. belah ketupat
b. trapesium d. persegi panjang
14. Besar sudut KLM pada gambar di samping adalah ….
a. 50o c. 75
o
b. 60o d. 90
o
15. Besar sudut EFG adalah ….
a. 40o
c. 90o
b. 105o
d. 75o
Lampiran 14 151
16. Berikut ini merupakan sifat-sifat layang-layang, kecuali ….
a. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
b. kedua diagonalnya tidak saling berpotongan
c. jumlah besar sudutnya 360o
d. memiliki sepasang sudut yang sama besar
17. Berikut ini merupakan sifat bangun datar jajar genjang, yaitu ….
a. sisi-sisinya sama panjang c. diagonalnya berpotongan tegak lurus
b. memiliki dua sudut siku-siku d. sisi yang berhadapan sama panjang
18. Besar sudut BCD adalah ….
a. 35o c. 145
o
b. 90o d. 180
o
Lampiran 14 152
KUNCI JAWABAN
1. D 11. A
2. C 12. C
3. C 13. C
4. D 14. A
5. C 15. B
6. A 16. B
7. B 17. D
8. C 18. C
9. A
10. D
lampiran 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 16 256
R2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 19 361
R3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 18 324
R4 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 10 100
R5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 529
R6 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 49
R7 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 8 64
R8 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 7 49
R9 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9 81
R10 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 19 361
R11 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 8 64
R12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 361
R13 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 18 324
R14 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13 169
R15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 400
R16 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 64
R17 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 9 81
R18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
R19 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9 81
R20 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 19 361
R21 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 11 121
R22 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 17 289
R23 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
R24 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 9 81
R25 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 81
R26 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 19 361
R27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
R28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 17 289
∑ 15 18 17 16 18 17 19 12 15 14 16 10 17 17 15 18 12 15 18 17 16 17 18 19 18 404 6624
p 0.5357 0.6429 0.607 0.571 0.643 0.607 0.679 0.429 0.536 0.5 0.571 0.357 0.607 0.607 0.536 0.643 0.429 0.536 0.643 0.607 0.571 0.607 0.643 0.679 0.643
q 0.4643 0.3571 0.393 0.429 0.357 0.393 0.321 0.571 0.464 0.5 0.429 0.643 0.393 0.393 0.464 0.357 0.571 0.464 0.357 0.393 0.429 0.393 0.357 0.321 0.357
p/q 1.1538 1.8 1.545 1.333 1.8 1.545 2.111 0.75 1.154 1 1.333 0.556 1.545 1.545 1.154 1.8 0.75 1.154 1.8 1.545 1.333 1.545 1.8 2.111 1.8
pq 0.2487 0.2296 0.239 0.245 0.23 0.239 0.218 0.245 0.249 0.25 0.245 0.23 0.239 0.239 0.249 0.23 0.245 0.249 0.23 0.239 0.245 0.239 0.23 0.218 0.23 5.944
Mp 17.733 16.111 16.94 14.94 16.22 16.63 13.42 17.83 18.53 17.43 16.56 18.9 17.06 16.29 17.4 13.94 17.42 16.8 16.06 17.18 17.94 14.18 17.11 16.63 13.67
Mt 14.429 14.429 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43 14.43
St 5.4258 5.4258 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426 5.426
St2
29.439 29.439 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44 29.44
rpbis 0.6543 0.416 0.576 0.108 0.444 0.503 -0.27 0.543 0.813 0.553 0.454 0.614 0.603 0.427 0.588 -0.12 0.477 0.469 0.402 0.63 0.747 -0.06 0.663 0.59 -0.19
rtabel 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388
Validts V V V TV V V TV V V V V V V V V TV V V V V V TV V V TV
r11 0.8277
Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda siklus II
tinggi
Resp ∑ ∑2Nomor Item Pertanyaan
153
154 Lampiran 16
Kisi- Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Sesudah Uji Validitas
Tingkat Satuan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester
Materi
:
:
V/2
Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hunbungan antar
bangun
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
No. Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah C1 C2 C3
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
1, 2, 3, 6, 9,
11, 15, 23 8
2.
Menjelaskan pengertian
dan jenis-jenis bangun
ruang
8, 10, 12,
18, 19, 21 6
3. Menentukan rusuk dan
sisi pada bangun ruang
5, 13, 14,
17, 20, 24 6
Jumlah 20
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
Lampiran 17 155
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II (setelah uji validitas)
Mata Pelajaran : Matematika Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Petunujuk Pengisian:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakannya
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
4. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Bangun yang mempunyai bentuk alas dan atap yang sama dinamakan ….
a. limas b. prisma c. kerucut d. lingkaran
2. Bangun ruang yang memiliki 12 rusuk, 8 sudut, 6 buah sisi sama besar adalah ….
a. kerucut b. kubus c. balok d. limas
3. Alas pada bangun di samping berbentuk ….
a. persegi c. jajargenjang
b. persegi panjang d. belah ketupat
4. Yang bukan termasuk rusuk tegak pada bangun di
samping adalah ….
a. KN c. KL
b. LO d. MP
5. Jumlah sisi tabung adalah ….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
6. Bangun ruang yang meiliki rusuk-rusuk tegak dan bertemu di satu titik adalah ….
a. limas b. tabung c. prisma d. kubus
7. Jumlah rusuk tegak pada limas segitiga adalah ….
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
8. Bangun ruang yang tidak memiliki titik sudut dan hanya memiliki 1 titik puncak
adalah ….
a. kubus b. limas c. kerucut d. tabung
9. Berikut ini merupakan sifat-sifat tabung, kecuali ….
a. sisi alas dan atap yang berbeda c. memiliki 2 buah rusuk
b. memiliki 3 buah sisi d. tidak mempunyai titik sudut
Lampiran 17 156
10. Kubus dan balok merupakan bangun ruang ….
a. prisma tegak segi empat c. limas segitiga
b. prisma tegak segitiga d. limas segi empat
11. Sisi alas limas segitiga di samping adalah ….
a. ADB c. ACD
b. ABC d. CBD
12. Sisi manakah yang berhadapan dengan sisi ABFE ….
a. CDHG c. BCGF
b. ADHE d. EFGH
13. Yang merupakan sifat limas segitiga adalah ….
a. mempunyai 3 sisi tegak dan 4 titik sudut
b. mempunyai 4 sisi tegak dan 5 titik sudut
c. mempunyai 3 sisi tegak dan 6 titik sudut
d. mempunyai 4 sisi tegak dan 8 titik sudut
14. Bangun di samping mempunyai sisi sebanyak ….
a. 4 c. 8
b. 6 d. 10
15. Yang termasuk bangun ruang prisma adalah ….
a. kubus, balok, dan kerucut c. kubus, balok, dan tabung
b. tabung, kerucut, dan limas d. balok, prisma segitiga, kerucut
16. bangun ruang yang sisi alas berbentuk persegi dan mempunyai empat sisi tegak
berbentuk segitiga adalah ….
a. prisma segitiga c. limas segitiga
b. prisma segi empat d. limas segi empat
17. Bidang-bidang yang sejajar pada bangun di
samping adalah ….
a. ABC//BCFE c. DEF//ABED
b. ABC//DEF d. ABED//BCFE
Lampiran 17 157
18. Yang termasuk bangun ruang limas adalah ….
a. kerucut dan tabung c. limas segi empat dan kerucut
b. limas segitiga dan balok d. tabung dan limas segitiga
19. Berikut ini merupakan sifat-sifat kerucut, kecuali ....
a. mempunyai satu rusuk c. mempunyai dua rusuk
b. tidak mempunyai titik sudut d. mempunyai dua sisi
20. Rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD adalah ….
a. AT, BT, AD, BC c. AD, AB, BC, CD
b. AT, BT, CT, DT d. AD, AB, AT, BT
Lampiran 17 158
KUNCI JAWABAN
1. B 11. B
2. B 12. A
3. B 13. A
4. C 14. C
5. C 15. C
6. A 16. D
7. B 17. B
8. C 18. C
9. A 19. C
10. A 20. B
Lampiran 18 159
NILAI TES AKHIR SIKLUS I
No Siswa Nilai Siklus I Kategori
1 S1 61,11 Tidak tuntas
2 S2 83,33 Tuntas
3 S3 72,22 Tuntas
4 S4 55,55 Tidak tuntas
5 S5 72,22 Tuntas
6 S6 55,55 Tidak tuntas
7 S7 44,44 Tidak tuntas
8 S8 55,55 Tidak tuntas
9 S9 72,22 Tuntas
10 S10 44,44 Tidak tuntas
11 S11 61,11 Tidak tuntas
12 S12 72,22 Tuntas
13 S13 83,33 Tuntas
14 S14 72,22 Tuntas
15 S15 72,22 Tuntas
16 S16 61,11 Tidak tuntas
17 S17 83,33 Tuntas
18 S18 61,11 Tidak tuntas
19 S19 44,44 Tidak tuntas
20 S20 83,33 Tuntas
21 S21 44,44 Tidak tuntas
22 S22 72,22 Tuntas
23 S23 33,33 Tidak tuntas
24 S24 72,22 Tuntas
25 S25 61,11 Tidak tuntas
Lampiran 18 160
26 S26 61,11 Tidak tuntas
27 S27 72,22 Tuntas
28 S28 33,33 Tidak tuntas
29 S29 66,66 Tuntas
30 S30 72,22 Tuntas
31 S31 83,33 Tuntas
32 S32 66,66 Tuntas
33 S33 66,66 Tuntas
34 S34 83,33 Tuntas
35 S35 72,22 Tuntas
36 S36 55,55 Tidak tuntas
Rata-rata 64,77
Nilai tertinggi 83,33
Nilai terendah 33,33
Standar deviasi 12,52
Siswa yang tuntas 20
Siswa yang tidak tuntas 16
Persentase siswa yang tuntas 55,56 %
Lampiran 18 161
NILAI TES SIKLUS II
No Siswa Nilai Kategori
1 S1 70 Tuntas
2 S2 80 Tuntas
3 S3 70 Tuntas
4 S4 60 Tidak tuntas
5 S5 70 Tuntas
6 S6 75 Tuntas
7 S7 55 Tidak tuntas
8 S8 65 Tuntas
9 S9 65 Tuntas
10 S10 60 Tidak tuntas
11 S11 75 Tuntas
12 S12 65 Tuntas
13 S13 90 Tuntas
14 S14 70 Tuntas
15 S15 60 Tidak tuntas
16 S16 75 Tuntas
17 S17 90 Tuntas
18 S18 60 Tidak tuntas
19 S19 60 Tidak tuntas
20 S20 85 Tuntas
21 S21 60 Tidak tuntas
22 S22 80 Tuntas
23 S23 60 Tidak tuntas
24 S24 70 Tuntas
25 S25 75 Tuntas
Lampiran 18 162
26 S26 75 Tuntas
27 S27 75 Tuntas
28 S28 55 Tidak tuntas
29 S29 75 Tuntas
30 S30 80 Tuntas
31 S31 90 Tuntas
32 S32 70 Tuntas
33 S33 75 Tuntas
34 S34 80 Tuntas
35 S35 75 Tuntas
36 S36 75 Tuntas
Rata-rata 71
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 55
Standar deviasi 10,07
Siswa yang tuntas 27
Siswa yang tidak tuntas 9
Persentase siswa yang tuntas 75 %
Lampiran 21 170
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Rata-rata
1 Visual
Activities
Membaca LKS pada
saat kegiatan diskusi
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Memperhatikan guru
atau teman pada saat
menjelaskan materi dan
pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 60%
Rata-rata aktivitas visual 40 % 50% 60% 70% 80% 66%
2 Writing
Activities
Mencatat materi yang
guru sampaikan
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 64%
Rata-rata aktivitas menulis 40% 60% 60% 80% 80% 64%
3 Oral
Activities
Mengajukan pertanyaan
pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Menanggapi laporan
hasil kerja kelompok
2
(40%)
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
52%
Rata-rata aktivitas oral 40% 40% 50% 60% 80% 54%
4 Mental
Activities
Memecahkan masalah
yang terdapat dalam
LKS
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Rata-rata aktivitas mental 40% 40% 60% 60% 80% 56%
5 Emotional
Activities
Minat/antusias siswa
selama belajar
3
(60%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 68%
Senang selama belajar 3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% 70% 80% 80% 70%
Rata-rata Aktivitas Total
62 %
Lampiran 21 170
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Rata-rata
1 Visual
Activities
Membaca LKS pada
saat kegiatan diskusi
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Memperhatikan guru
atau teman pada saat
menjelaskan materi dan
pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 60%
Rata-rata aktivitas visual 40 % 50% 60% 70% 80% 66%
2 Writing
Activities
Mencatat materi yang
guru sampaikan
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 64%
Rata-rata aktivitas menulis 40% 60% 60% 80% 80% 64%
3 Oral
Activities
Mengajukan pertanyaan
pada saat diskusi
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Menanggapi laporan
hasil kerja kelompok
2
(40%)
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
4
(80%)
52%
Rata-rata aktivitas oral 40% 40% 50% 60% 80% 54%
4 Mental
Activities
Memecahkan masalah
yang terdapat dalam
LKS
2
(40%)
2
(40%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%) 56%
Rata-rata aktivitas mental 40% 40% 60% 60% 80% 56%
5 Emotional
Activities
Minat/antusias siswa
selama belajar
3
(60%)
3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%) 68%
Senang selama belajar 3
(60%)
3
(60%)
4
(80%)
4
(80%)
4
(80%) 72%
Rata-rata aktivitas emosional 60% 60% 70% 80% 80% 70%
Rata-rata Aktivitas Total
62 %
172 Lampiran 23
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Siklus I
1. Distribusi Frekuensi
a. Banyaknya data (n) = 36
b. Menentukan banyak kelas (K) = 1+ 3.3 log n
= 1+ 3.3 log 36
= 1+ 3.3 (1,556)
= 6,134 = 6 (pembulatan ke bawah)
c. Menentukan rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil
= 83,33 – 33,33
= 50
d. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas (P) =
= 8,33 = 9 (pembulatan ke atas)
e. Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval Tepi
Atas
Frekuensi
.xi Absolut
( )
Kumulatif
1 33 – 41 41,5 37 2 2 1369 74 2738
2 42 – 50 50,5 46 4 6 2116 184 8464
3 51 – 59 59,5 55 4 10 3025 220 12100
4 60 – 68 68,5 64 9 19 4096 576 36864
5 69 – 77 76,5 72 11 30 5184 792 57024
6 78 – 86 85,5 81 6 36 6561 486 39366
Jumlah 36 22351 2332 156556
2. Perhitungan Mean
x = =
173 Lampiran 23
3. Perhitungan Median (Me)
Me = Bbme + P [ ]
= 59,5 + 9 [ ]
= 59,5 + 9 [ ]
= 59,5 + 8
= 67,5
4. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = Bbmo + P [ ]
= 68,5 + 9 [ ]
= 68,5 + 9 [ ]
= 68,5 + 2,6
= 71,1
5. Perhitungan Standar Deviasi
= 12,52
174 Lampiran 24
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Siklus II
1. Distribusi Frekuensi
a. Banyaknya data (n) = 36
b. Menentukan banyak kelas (K) = 1+ 3.3 log n
= 1+ 3.3 log 36
= 1+ 3.3 (1,556)
= 6,134 = 6 (pembulatan ke bawah)
c. Menentukan rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil
= 90 – 55
= 35
d. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas (P) =
= 5,83 = 6 (pembulatan ke atas)
e. Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval Tepi
Atas
Frekuensi
.xi Absolut
( )
Kumulatif
1 55 – 60 60,5 57,5 9 9 3306,25 517,5 29756,25
2 61 – 66 66,5 63,5 3 12 4032,25 190,5 12096,75
3 67 – 72 72,5 69,5 6 18 4830,25 417 28981,5
4 73 – 78 78,5 75,5 10 28 5700,25 755 57002,5
5 79 – 84 84,5 81,5 4 32 6642,25 326 26569
6 85 – 90 90,5 87,5 4 36 7656,25 350 30625
Jumlah 36 32167,5 2556 185031
2. Perhitungan Mean
x = =
175 Lampiran 24
3. Perhitungan Median (Me)
Me = Bbme + P [ ]
= 66,5 + 6 [ ]
= 66,5 + 6 [ ]
= 66,5 + 6
= 72,5
4. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = Bbmo + P [ ]
= 72,5 + 6 [ ]
= 72,5 + 6 [ ]
= 72,5 + 2,4
= 74,9
5. Perhitungan Standar Deviasi
= 10,078
Lampiran 25 176
Hasil Wawancara dengan Guru
(Pra Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan
permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas
tersebut.
Daftar pertanyaan:
1. Bagaimana tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V ?
Tingkat kemampuan matematika siswa di kelas V secara keseluruhan sama seperti kelas-
kelas lainnya yaitu tinggi, sedang dan rendah. Di kelas V sendiri, ada 5 anak yang memiliki
kemampuan matematika paling rendah disbanding siswa lainnya.
2. Metode apa saja yang bapak terapkan pada pembelajaran matematika di kelas?
Biasanya saya menerapkan metode ceramah, penugasan, dan sesekali diskusi kelompok.
3. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang bapak sampaikan?
Selama pembelajaran berlangsung, paling hanya 1 jam pelajaran saja siswa dapat
memperhatikan penjelasan saya dengan baik. Selebihnya, siswa mulai mengobrol,
mengantuk, dan bahkan tidak memperhatikan sama sekali.
4. Apakah usaha yang bapak lakukan dalam mengantipasi siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan tersebut?
Untuk mengantipasinya saya bertanya pada siswa yang tidak memperhatikan. Biasanya
mereka kaget dan kembali memperhatikan penjelasan saya.
5. Apakah siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah bapak sampaikan?
Jarang sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Mereka lebih sering diam jika ditanya
apakah ada yang mau bertanya. Jika siswa bertanya biasanya mengenai soal yang sulit.
6. Bagaimana antusias atau respon siswa saat bapak memberikan pertanyaan?
Jika saya memberikan pertanyaan untuk keseluruhan, jarang sekali yang menjawab, sehingga
saya menunjuk salah satu siswa. Hanya beberapa siswa yang berani bertanya, itu juga tidak
setiap pembelajaran.
Lampiran 25 177
7. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada ssat pembelajaran matematika berlangsung?
Aktivitas belajar matematika siswa masih kurang, banyak siswa yang suka mengobrol, main
handphone, bercanda.
8. Bagaimana hasil belajar matematika siswa?
Hasil belajar matematika siswa masih banyak yang di bawah KKM, dalam pembelajaran pun
hanya beberapa siswa yang terlihat aktif, dan tingkat pemahaman siswa pun masih rendah.
9. Upaya apa yang telah bapak lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa?
Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa biasanya saya melakukan tanya
jawab seputar materi yang saya sampaiakan.
10. Apakah Bapak sudah pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation?
Saya belum pernah menggunakan model pembelajaran tersebut.
Lampiran 26 178
Hasil Wawancara Siswa
(Pra Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pembelajaran matematika
1. Apa yang kamu lakukan saat guru menjelaskan materi?
S1 : kadang memperhatikan, kadang enggak
S2 : memperhatikan
S3 : memperhatikan
S4 : tergantung, kalau materinya mudah saya memperhatikan
S5 : memperhatikan
2. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk
berdiskusi dengan teman lain?
S1 : jarang, biasanya langsung tanya ke guru
S2 : iya, soalnya kalau nanya guru malu
S3 : iya
S4 : iya
S5 : enggak
3. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya pada guru atau
menjawab pertanyaan guru, apakah kamu memperhatikannya?
S1 : kadang-kadang
S2 : memperhatikan
S3 : enggak
S4 : memperhatikan
S5 : jarang
Lampiran 26 179
4. Apakah kamu pernah bertanya pada guru jika ada materi yang kurang kamu
mengerti?
S1 : iya, tapi paling sering nanya cara negrjain soal
S2 : jarang, lebih sering tanya teman
S3 : enggak
S4 : iya, paling sering nanya kalau lagi ngerjain soal
S5 : enggak
5. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika?
S1 : kadang-kadang senang
S2 : senang, soalnya gampang
S3 : tergantung, kalau materinya mudah saya senang
S4 : senang
S5 : kalau materinya susah saya enggak senang
Lampiran 27 180
Hasil Wawancara dengan Guru
(Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan tanggapan guru mengenai penerapan pembelajaran dengan
model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Daftar pertanyaan:
1. Menurut Bapak, apakah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ini
sudah diterapkan dengan baik?
Penerapannya menurut saya sudah baik, guru mengarahkan aktivitas siswa di
kelas dengan baik
2. Jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa, apakah siswa tersebut
mencoba untuk berdiskusi dengan siswa lainnya?
Ya saya melihat siswa mau berdiskusi dengan teman lainnya jika ada materi yang
kuarang dimegerti oleh mereka.
3. Bagaimana respon siswa pada saat pembelajaran matematika yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation?
Saya melihat siswa merasa lebih senang dan antusias dalam pembelajaran ini,
walaupun masih ada siswa yang belum fokus dalam mengikuti pembelajaran.
4. Bagaiman perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah
menggunakan model pembelajaran kooepratif tipe group investigation?
Perkembangan aktivitas siswa cukup bagus, siswa sudah mulai lebih
memperhatikan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa menjadi
lebih berani untuk maju ke depan kelas, bertanya dan menjawab pertanyaan, dan
mengajukan pendapatnya.
Lampiran 27 181
5. Berdasarkan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat
dikatakan berhasil? Mengapa?
Penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil, karena aktivitas siswa menjadi lebih
terarah dari sebelumnya. Jadi aktivitas-aktivitas siswa yang tidak terkait dengan
pembelajaran di kelas menjadi lebih berkurang.
Lampiran 28 182
Hasil Wawancara dengan Siswa
(Setelah Penelitian)
Hari/Tanggal :
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation
Daftar pertanyaan:
1. Apa yang kamu rasakan selama belajar matematika dengan model pembelajaran
Kooperatif tipe Group Investigation?
S1: senang, bisa diskusi sama teman
S2: senang
S3: senang, jadi lebih paham
S4: senang sekali kalo belajarnys sama ibu
S5: senang
2. Apa yang kamu lakukan saat guru membahas materi?
S1: memperhatikan dan mengikuti pembahasan guru
S2: memperhatikan
S3: memperhatikan
S4: memperhatikan
S5: memperhatikan
3. Jika ada materi yang kurang kamu mengerti, apakah kamu mencoba untuk
berdiskusi dengan teman yang lain?
S1 : iya
S2 : iya
S3 : jarang
S4 : iya
Lampiran 28 183
S5 : iya
4. Apabila ada teman yang mengajukan pendapat, bertanya kepada guru atau
menjawab pertanyaan guru, apakah kami memperhatikannya?
S1: memperhatikan, soalnya kan membahas materinya bersama-sama
S2: kadang-kadang
S3: memperhatikan, kalau nggak memperhatikan nanti nggak ngerti materinya
S4: memperhatikan
S5: jarang
5. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I dan II, apakah kamu bisa mengerjakannya
dengan benar?
S1: bisa, walaupun susah-sisah soalnya
S2: ada yang bisa, ada yang nggak
S3: bisa
S4: bisa, tapi susah
S5: bisa, tapi ada yang nggak saya kerjain