PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN...

57
1 PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN...

Page 1: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

1

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR

DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

2

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 4 November 2009

Fikriyah Fuadiyah

Page 3: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

3

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA

BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT

BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009

Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466

Pembimbing

dr. Yanti Susianti, Sp.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 4: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

4

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 yang diajukan oleh Fikriyah Fuadiyah (NIM : 106103003466), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 4 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 4 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr(hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR

Page 5: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

5

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga

laporan penelitian ini akhirnya rampung disusun. Shalawat dan salam senantiasa

disanjungkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga

akhir zaman. Laporan penelitian ini disusun sebagai syarat kelulusan Program Studi

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Penulis menyadari bahwa tanpa

bimbingan dan dukungan berbagai pihak, maka penyelesaian laporan penelitian ini

tidaklah mudah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas

bimbingan beliau selama menimba ilmu di kampus tercinta ini.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp,KFR selaku Kaprodi Pendidikan Dokter,

yang telah bermurah hati mengizinkan pengajuan penelitian ini.

3. dr. Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen pembimbing dan dosen penguji, yang

telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan data-data acuan penelitian untuk

mengarahkan penulis dalam pembuatan laporan penelitian di tengah

kesibukan beliau. Semoga kritik dan saran yang diberikan selalu menjadi

motivasi tersendiri bagi penulis.

4. dr. Witri Ardini, Sp.GK selaku dosen penguji, yang berkenan memberikan

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan penelitian ini.

5. dr. Abdillah Assegaf, Kepala Puskesmas Ciputat; dr. Muchlis Lubis, Sp.OG,

pemilik RSIA Buah Hati; Bidan Ny. Marlina Pratowo, yang telah bermurah

hati mengizinkan pengambilan sampel penelitian.

Page 6: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

6

6. Para dosen pengajar dari FKIK UIN, FKUI, dan rumah sakit pendidikan.

Semoga ilmu pengetahuan dan bimbingan yang diberikan senantiasa

bermanfaat untuk masa mendatang.

7. Seluruh mahasiswa PSPD angkatan 2006, terutama untuk kelompok riset

(Dhimas Naufal, Endah Purbasari, Harry Agung Pratama, dan Ullia

Rahmatika) dan teman sepermainan terbaik (Gianisa Adisaputri, Gita

Ruryatesa, Santi MD, dan Zuhriyah Rosa).

8. Ibunda, Hj. Triyana Hawiyah, dan ayahanda, H. Endang Samlawi, terima

kasih atas doa dan kesabaran yang tak kenal lelah serta sumbangan

semangatnya untuk penulis.

9. Kakak-kakak penulis, Akbar Sutanto dan istri Diah Syahbar Viana serta kedua

anaknya, Enuh Nugraha dan istri Della Sarah Distrianda beserta ketiga

anaknya, serta Djam’an Nur dan istri Retno Pujiati, yang selalu menjadi

semangat hidup.

10. Septian Noor Cahyo, serta keluarga besar, terima kasih atas dukungannya

selama penyusunan laporan penelitian.

11. Berbagai pihak yang menyempatkan waktu, dukungan moril dan materiil,

terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dengan tulus. Semoga

Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang tulus dengan kebaikan pula.

Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat di

kemudian hari bagi berbagai pihak atau penelitian di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Ciputat, 4 November 2009

Penulis

Page 7: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

7

ABSTRAK

Fikriyah Fuadiyah, Pendidikan Dokter, Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur di Kecamatan Ciputat Bulan

September Tahun 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan balita di Kecamatan Ciputat. Parameter status gizi balita yang terdiri dari status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih dinilai berdasarkan pengukuran berat badan terhadap umur. Metode Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang deskriptif. Data berat badan akan diplot dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan yang digunakan adalah kurva pertumbuhan berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000. Sampel yang diambil adalah balita di kecamatan Ciputat pada bulan September 2009. Sampel penelitian berjumlah 241 subyek, yang terdiri dari 141 subyek laki-laki dan 100 subyek perempuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi balita dengan status gizi buruk sebanyak 1.2% (3 subyek), status gizi kurang 15.8% (38 subyek), status gizi baik 52.3% (126 subyek), dan status gizi lebih 30.7% (74 subyek). Pada penelitian ini juga digambarkan status gizi balita berdasarkan jenis kelamin. Kata Kunci : Status gizi balita, Kecamatan Ciputat, studi potong-lintang, kurva pertumbuhan CDC-NCHS 2000.

ABSTRACT

Fikriyah Fuadiyah, Medical Doctor, Assessment of Toddler’s Nutritional Status Based On Weight For Age At Kecamatan Ciputat On September 2009

This research describes toddler’s health level at Kecamatan Ciputat. Toddler’s nutritional status parameters were assessed based on weight-for-age measurement. Methods Research method uses descriptive cross-sectional study. Data of weight will be plotted on growth curve of weight-for-age CDC-NCHS 2000 curve. Sample’s taken are toddlers at kecamatan Ciputat on September 2009. The samples were 241 subjects, consisting of 141 male subjects and 100 female subjects. Results The results showed that the prevalence of children with poor nutritional status as much as 1.2% (3 subjects), 15.8% moderate malnutrition (38 subjects), good nutritional status of 52.3% (126 subjects), and overweight nutritional status 30.7% (74 subjects). This research also describes nutritional status based on gender. Keywords : Toddler’s nutritional status, Kecamatan Ciputat, cross-sectional methode, CDC-NCHS 2000 growth curve.s

Page 8: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

8

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii Lembar Persetujuan Pembimbing iii Lembar Pengesahan iv Kata Pengantar v Abstrak vii Abstract viii Daftar Isi ix Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran xi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Penelitian 3 1.3.2 Manfaat Penelitian 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Landasan Teori 5 2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung 6 2.1.1.1 Antropometri 6 2.1.1.2 Klinis 13 2.1.1.3 Biokimia 13 2.1.1.4 Biofisik 14 2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 14 2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan 14 2.1.2.2 Statistik Vital 14 2.1.2.3 Faktor Ekologi 15 2.1.3 Parameter Status Gizi Balita 15 2.2 Kerangka Konsep 15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 16 3.1 Desain Penelitian 16 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 16 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 16 3.4 Kriteria Penelitian 16 3.4.1 Kriteria Inklusi 16 3.4.2 Kriteria Ekslusi 17

Page 9: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

9

3.5 Besar Sampel Penelitian 17 3.6 Cara Kerja Penelitian 18 3.6.1 Alur Kerja Penelitian 18 3.6.2 Variabel Penelitian 18 3.6.3 Manajemen Data 18 3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data 19 3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian 19 3.7 Definisi Operasional 19 3.7.1 Batasan Operasional 20 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 21 4.1 Hasil Penelitian 21 4.2 Keterbatasan Penelitian 23 4.3 Pembahasan Penelitian 25 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 26 5.1 Simpulan 26 5.2 Saran 26 Daftar Pustaka 27 Lampiran 30

Page 10: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 2 Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi 14 Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 15

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 2 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 21 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 21 Tabel 4.3 Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita 22 Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin 23 Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur 23

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan 30 Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun 31 Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan 32 Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 Tahun 33 Lampiran 2. Kurva Pertumbuhan z-scores 34 Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan 34 Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan 34 Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan – 2 tahun 35

Page 11: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

11

Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan – 2 tahun 35 Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 – 5 tahun 36 Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 – 5 tahun 36 Lampiran 3. Data Penelitian 37 Lampiran 4. Riwayat Penulis 44

Page 12: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap

orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita

didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat

ireversibel (tidak dapat pulih). (Khomsan A, 2007)

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun

penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan

pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor,

oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor

yang terkait. (Konsep Masalah Gizi, 2009)

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan

tingkat kesejahteraan masyarakat. (Depkes, 2005) Pada dasarnya ada beberapa

penyebab perubahan status gizi balita, bukan hanya disebabkan oleh kondisi

kesehatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar kesehatan sangat

mempengaruhi, seperti kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain.

(Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008)

Menurut Susenas 1989-2003, prevalensi status gizi kurang pada balita di

Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 24.7% (17.904.128 dari 203.456.005

balita), mengalami peningkatan menjadi 26.1% (18.134.208 dari 206.070.543

balita) pada tahun 2001. Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar

27,5% (18.608.762 dari 211.463.203 balita), kondisi ini jauh lebih baik

dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5%, atau terjadi penurunan

sebesar 10 %. (Azrul A, 2004) Tahun 2007, terjadi peningkatan perbaikan status

gizi Nasional sehingga prevalensi status gizi kurang menurun menjadi 13%.

(Riskesdas, 2007)

Page 13: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

13

Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 (Riskesdas, 2007)

No Provinsi Status Gizi Balita (%)

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 1 DKI Jakarta 2.9 10 80.6 6.5 2 Jawa Barat 3.7 11.3 81.5 3.5 3 Jawa Tengah 4 12 80.4 3.6 4 DI Yogyakarta 2.4 8.5 85 4 5 Jawa Timur 4.8 12.6 78 4.5 6 Banten 4.4 12.2 79.9 3.4

Ciputat merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada

tahun 2008, Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang.

(Wikipedia, 2010) Dari gambaran status gizi balita di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa penurunan untuk gizi kurang menjadi

6,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 19,61%. (Dinkes Kabupaten

Tangerang, 2008)

Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007

(Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008)

Keadaan gizi buruk ini sebenarnya dapat dapat diawali dengan antisipasi

pada balita dengan status rawan gizi yaitu status gizi kurang. Penyebab lain

terjadinya kurang gizi adalah keengganan orang tua untuk membawa balitanya

ke posyandu untuk diperiksa perkembangan kesehatannya. (Siswono, 2006)

Pada tahun 2008, sekitar 43 balita di wilayah Kecamatan Ciputat

mengalami gizi buruk. Sikap para orang tua kerap kali masih malu untuk

Page 14: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

14

mendatangi Puskesmas atau Posyandu ketika anaknya dinyatakan gizi buruk.

Padahal dengan adanya keterbukaan tersebut orang tua nantinya bisa mengubah

pola hidup untuk meningkatkan kesehatan anaknya. (Positive Deviance Resource

Center, 2008) Penulis mengadakan penelitian di wilayah Kecamatan Ciputat

karena wilayah mudah terjangkau dan untuk membaktikan diri bagi masyarakat

sekitar kampus.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana cara pengukuran status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat?

• Bagaimana penilaian status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

•••• Mengetahui tingkat kesehatan balita di wilayah Kecamatan Ciputat

Tujuan Khusus :

•••• Mengetahui prevalensi status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat

yang mencakup status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang,

dan status gizi buruk.

•••• Mengetahui kelompok umur dengan status rawan gizi di wilayah

Kecamatan Ciputat.

1.3.2 Manfaat Penelitian

•••• Mengetahui tingkat kesehatan balita berdasarkan status gizi balita di

wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009.

•••• Sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai status

gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat.

Page 15: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

15

•••• Sebagai gambaran untuk upaya lebih lanjut institusi pelayanan

kesehatan terhadap kelompok umur dengan rawan gizi di wilayah

Kecamatan Ciputat.

Page 16: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah

gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi

pada periode siklus kehidupan berikutnya. Masa balita sering dinyatakan sebagai

masa kritis dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas,

terlebih pada periode 2 tahun pertama merupakan masa emas untuk pertumbuhan

dan perkembangan otak yang optimal. (Azwar A, 2004)

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

(Supriasa, 2002)

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan

antara asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses

biologis. Kurang gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh kurangnya intake zat

gizi dibandingkan dengan kebutuhannya, sedangkan lebih gizi adalah keadaan

yang diakibatkan oleh intake zat gizi yang berlebih dibandingkan dengan

kebutuhannya. Keadaan gizi yang baik adalah jika intake zat gizi sesuai dengan

kebutuhan. Oleh karena itu sering juga disebut dengan gizi seimbang. (Tumbuh

Kembang Anak Di Bawah Usia 2 Tahun, 2009)

Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung

dan tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan

pada masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali dengan

terjadinya interaksi antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan.

Page 17: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

17

Ketidakseimbangan ketiga faktor ini, misalnya terjadinya ketidakcukupan

zat gizi dalam tubuh, maka simpanan zat gizi akan berkurang dan lama-kelamaan

simpanan menjadi habis. Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi

perubahan faali dan metabolisme, dan akhirnya memasuki ambang klinis. Proses

itu berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit. Tingkat kesakitannya dimulai

dari sakit tingkat ringan sampai berat. (Riwayat Alamiah Penyakit Gizi, 2009)

Patogenesis gizi kurang melalui 5 tahapan. Pertama diawali dari

ketidakcukupan gizi yang bila berlangsung lama maka persediaan cadangan

jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu, kedua penurunan

berat badan, ketiga terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan

pemeriksaan laboratorium, keempat terjadi perubahan fungsi yang ditandai

dengan tanda yang khas, dan kelima terjadi perubahan anatomi yang dapat

dilihat dari munculnya tanda yang klasik. (Supriasa, 2002)

2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-

masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.

2.1.1.1 Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri dapat digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Hal ini terlihat pada pola pertumbuhan

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah

air dalam tubuh. (Supriasa, 2002)

Page 18: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

18

Parameter yang digunakan dalam antropometri :

1) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi

status gizi salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang

Gizi Bogor, 1980) :

• Tahun umur penuh (completed year)

Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun

5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun

• Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur

0-2 tahun

Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan

2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

2) Berat Badan (BB)

Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling

sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu

dapat digunakan sebagai indikasi:

• Digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR.

• Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan

untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi,

kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema,

atau adanya tumor).

• Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat

dan makanan.

• Menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral

pada tulang.

• Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein

otot menurun.

Page 19: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

19

• Pada pasien dengan edema dan asites, terjadi

penambahan cairan dalam tubuh.

• Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan

otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Pengukuran berat badan merupakan pemilihan terbaik,

dikarenakan :

• Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan

dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi

makanan dan kesehatan.

• Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika

dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan.

• Umum dan luas dipakai di Indonesia.

• Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh

keterampilan pengukur.

• Digunakan dalam KMS.

• Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) merupakan

indeks yang tidak tergantung umur

• Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian

tinggi : dacin. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009)

Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan terdiri

dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah

umur tersebut digunakan timbangan injak atau elektronik.

Prosedur pengukuran berat badan bayi :

• Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur

berat bayi sambil menjaga agar tidak jatuh dan orang

kedua mencatat hasil pengukuran.

• Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya

menggunakan popok yang kering.

• Tempatkan bayi di tengah alat timbangan.

Page 20: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

20

• Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.

Prosedur pengukuran berat anak / remaja :

• Timbangan sebaiknya diletakkan di ruangan tertutup.

• Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam

saja.

• Anak/remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan.

• Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. (Standar

Pelayanan Medis Kesehatan Anak, 2004)

3) Tinggi Badan (TB)

Tinggi Badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. (Pengukuran

Antropometri Gizi, 2009) Untuk bayi, pengukuran

pertumbuhan linear adalah panjang badan; untuk anak yang

lebih tua, pengukurannya berdasarkan tinggi badan. (Nelson,

2004) Tinggi Badan merupakan parameter paling penting

bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika

umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan

sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan

menghubungkan BB terhadap TB (quack stick) faktor umur

dapat dikesampingkan. (Supriasa, 2002)

Alat ukur tinggi badan meliputi :

• Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak

yang belum dapat berdiri.

• Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri.

4) Lingkar Lengan Atas

Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang

keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar

Page 21: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

21

lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat

mencerminkan :

• Status KEP pada balita

• KEK pada ibu hami : risiko bayi BBLR

Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur

dari fiberglass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.

Ambang batas (Cut of Points) :

• LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia : < 23,5 cm

• Pada bayi 0-30 hari : ≥9,5 cm

• Balita dengan KEP : <12,5 cm

5) Lingkar Kepala

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan

tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama

tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak

menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam

antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada

cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar

Kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam

pengukuran umur.

6) Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena

pertumbuhan Lingkar Dada pesat sampai anak berumur 3

tahun. Rasio Lingkar Dada dan Kepala dapat digunakan

sebagai indikator KEP pada balita.

7) Tinggi Lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga

data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak

dapat berdiri atau lansia.

Page 22: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

22

8) Jaringan Lunak

Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang

bervariasi. Antropometri dapat dilakukan pada jaringan

tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Salah satu

jenis yang diukur adalah lemak subkutan (subcutaneous fat).

Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh

(jumlah dan distribusi lemak subkutan) :

• Ultrasonik

• Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer

atau underwater weighting)

• Teknik Isotop Dilution

• Metode Radiologi

• Total Electrical Body Conduction (TOBEC)

• Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak

menggunakan caliper atau skin-fold calipers) (Pengukuran

Antropometri Gizi, 2009)

Ambang batas antropometri diperlukan untuk interpretasi

hasil pengukuran. Ambang batas dapat disajikan dalam 3 cara :

• Persen Terhadap Median

Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi.

Dalam antropometri gizi, median sama dengan persentil

50. Nilai median ini dinyatakan dengan 100% (untuk

standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai

median untuk mendapatkan ambang batas.

Menurut Berat Badan terhadap Umur (BB/U), ambang

batasnya adalah :

- Status Gizi Buruk : ≤ 60%

- Status Gizi Kurang : 61-80%

- Status Gizi Baik : > 80%

Page 23: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

23

- Status Gizi Lebih : > 100%

Contohnya : berat badan anak umur 2 tahun adalah 12

kg, maka 80% terhadap median = 9,6 kg, 60 median = 7,2

kg. jika 60% dan 80% dianggap sebagai batas, maka anak

umur 2 tahun mempunyai berat badan antara 7,2 – 9,6 kg

(60-80% median) berstatus gizi kurang, dan di bawah 7,2

kg (<60 % median) dinyatakan berstatus gizi buruk.

• Persentil

Persentil 50 sama dengan median dan nilai tengah dari

jumlah populasi. NCHS merekomendasikan persentil ke-5

sebagai batas gizi baik dan kurang, dan persentil 95

sebagai batas gizi lebih dan baik.

Contoh : ada 100 anak diukur tingginya kemudian

diurutkan dari yang terkecil. Ali berada pada urutan 15

berarti persentil 15, 14 anak berada di bawahnya dan 85

anak berada di atasnya.

• Standar Deviasi (SD-Unit) atau z-scores

SD disebut juga z-scores. WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau

pertumbuhan. Ambang batasnya :

- 1 SD Unit (1 z-scores) sama dengan 11 dari median

Berat Badan terhadap Umur (BB/U).

- 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 10% dari median Berat

Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)

- 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 5% dari median Tinggi

Badan terhadap Umur (TB/U). (Pengukuran

Antropometri Gizi, 2009)

Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah

pengukuran secara antropometrik yang menggunakan

Page 24: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

24

indeks berat badan menurut umur balita kemudian

disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS

utuk mengetahui status gizinya.

Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut Berat

Badan/Umur (BB/ U). Diantaranya adalah :

• Gizi Buruk : < - 3 SD

• Gizi Kurang : - 3 SD sampai – 2 SD

• Gizi Baik : - 2 SD sampai + 3 SD

• Gizi Lebih : > + 3 SD (Depkes, 2005)

2.1.1.2 Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan

mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan

tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya

untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini

dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum

dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Survey juga

digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan

melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit. (Supriasa, 2002)

2.1.1.3 Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

Page 25: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

25

antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh

seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan

bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih

parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka

penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik. (Supriasa, 2002)

2.1.1.4 Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya

jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya

dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan

adalah tes adaptasi gelap. (Supriasa, 2002)

2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei

konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.

2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status

gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat

gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan

dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi

pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Page 26: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

26

2.1.2.2 Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat

penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan

gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. (PSG

Secara Langsung, 2009)

2.1.2.3 Faktor Ekologi

Schrimshaw melaporkan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik,

biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia

sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat

penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu

masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi

gizi (Schrimshaw, 1964).

Page 27: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

2.1.3 Parameter Status Gizi Balita

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada

balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (Khomsan A,

2007) Data yang digunakan untuk pengukuran dapat berupa :

(1) Berat Badan terhadap Umur

(2) Tinggi Badan (panjang dan t

(3) Lingkar Kepala Terhadap Umur

(4) Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan tinggi) (BB/TB)

(5) Body Mass Indeks

27

Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan

Terjadinya Malnutrisi (Supriasa, 2002)

Parameter Status Gizi Balita

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada

balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (Khomsan A,

2007) Data yang digunakan untuk pengukuran dapat berupa :

Berat Badan terhadap Umur (BB/U)

Tinggi Badan (panjang dan tinggi) Terhadap Umur (TB/U)

Lingkar Kepala Terhadap Umur

Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan tinggi) (BB/TB)

Body Mass Indeks (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT)

Ekologi

Penyakit

Infeksi

Sosial

Ekonomi

Produksi

Pangan

Pelayanan

Kesehatan &

Pendidikan

Hubungannya dengan

Terjadinya Malnutrisi (Supriasa, 2002)

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada

balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (Khomsan A,

2007) Data yang digunakan untuk pengukuran dapat berupa :

inggi) Terhadap Umur (TB/U)

Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan tinggi) (BB/TB)

Indeks Massa Tubuh (IMT). (Nelson, 2004)

Konsumsi

Makanan

Pengaruh

Budaya

Page 28: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

2.2 Kerangka Konsep

Status Gizi Buruk

Jenis Kelamin

28

Kerangka Konsep

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Status Gizi

Status Gizi Buruk Status Gizi Kurang Status Gizi Baik

Kurva BB/U CDC-NCHS 2000

Ambang Batas Persen Terhadap Median

Balita

Jenis Kelamin Berat Badan Kelompok Umur

Status Gizi Lebih

Kelompok Umur

Page 29: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

29

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi potong-lintang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap penilaian status gizi pada

balita di Wilayah Kecamatan Ciputat September 2009.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan

Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan

Ciputat. Waktu penelitian adalah bulan September 2009.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target adalah semua balita yaitu anak dengan umur 0-59 bulan.

Populasi terjangkau adalah balita yang berobat di wilayah Kecamatan Ciputat.

Sampel yang diambil adalah balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan

Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB

Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009.

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1. Kriteria Inklusi

- Balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak

Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB

Marlina.

- Balita yang dapat dilakukan pengukuran berat badan secara objektif

menggunakan timbangan.

Page 30: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

30

3.4.2. Kriteria Ekslusi

- Balita yang tidak kooperatif dalam pengukuran berat badan.

- Balita dengan orang tua yang tidak memberikan informed consent.

3.5 Besar Sampel Penelitian

Pada penentuan rumus besar sampel, terdapat faktor yang harus diambil

dari kepustakaan dan juga terdapat faktor yang ditetapkan oleh peneliti. Faktor

yang berasal dari kepustakaan adalah faktor yang nilainya tergantung dari data

sebelumnya (misalnya prevalensi pada penelitian terdahulu yang berkaitan).

Faktor yang ditetapkan oleh peneliti adalah faktor yang nilainya ditetapkan oleh

peneliti berdasarkan pertimbangan statistik dan pertimbangan klinis (misalnya

tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki harus memenuhi syarat jumlah

sampel (n) dikalikan proporsi atau keadaan yang dicari (p) harus lebih dari 5,

jika prevalensi penelitian sebelumnya kurang dari 20%). (Dahlan MS, 2005)

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan

dengan rumus untuk metode studi potong-lintang dekriptif kategorik

(Sastroasmoro S, 2004) yaitu :

� =(Zα)�p. q

��

Keterangan

n = jumlah sampel yang diperlukan

α = tingkat kemaknaan/tingkat kesalahan

= 1.96

p = proporsi/keadaan yang akan dicari (prevalensi sebesar 6.33%

berdasarkan Dinkes, 2007)

= 0.06

q = (1 – p)

= 0.94

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (n x p > 5, jika d

bernilai 0.03)

Page 31: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

Maka jumlah sampel

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.6.1. Alur Kerja Penelitian

3.6.2. Variabel Penelitian

Variabel

badan dan umur subyek. Variabel terikat

kelamin subyek, karena terkait dengan kurva pertumbuhan berdasarkan

berat badan terhadap umur CDC

interpretasi data pengukuran berat badan.

3.6.3. Manajemen Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita

yang dicatat pada waktu dan tempat penelitian. Responden dengan balita

yang masuk kriteria inklusi akan diminta persetujuan dan dilakukan

pengukuran berat badan sang anak. Pengumpulan data dilakukan sampai

memenuhi jumlah sampel minimal yang diperlukan, kemudia

dilakukan pengolahan dan interpretasi data. Manajemen data dilakukan

oleh penulis. Urutan manajemen data adalah pengkodean (

pemasukan data ke komputer (

Pengukuran Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) Pada Balita

31

� =(1.96���0.06�. �0.94�

�0.03��

� � 241

Maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 241 balita.

Cara Kerja Penelitian

Alur Kerja Penelitian

Variabel Penelitian

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

badan dan umur subyek. Variabel terikat yang digunakan adalah j

subyek, karena terkait dengan kurva pertumbuhan berdasarkan

berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000 yang digunakan untuk

interpretasi data pengukuran berat badan.

Manajemen Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita

dicatat pada waktu dan tempat penelitian. Responden dengan balita

yang masuk kriteria inklusi akan diminta persetujuan dan dilakukan

pengukuran berat badan sang anak. Pengumpulan data dilakukan sampai

memenuhi jumlah sampel minimal yang diperlukan, kemudia

dilakukan pengolahan dan interpretasi data. Manajemen data dilakukan

oleh penulis. Urutan manajemen data adalah pengkodean (

pemasukan data ke komputer (entry).

Pengukuran Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) Pada

Plot Data Dalam Kurva Pertumbuhan CDC-NCHS 2000

Interpretasi Data Berdasarkan Ambang Batas Persen Terhadap Median

Pembagian Kategori Status Gizi

minimal yang diperlukan adalah 241 balita.

yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat

yang digunakan adalah jenis

subyek, karena terkait dengan kurva pertumbuhan berdasarkan

NCHS 2000 yang digunakan untuk

Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita

dicatat pada waktu dan tempat penelitian. Responden dengan balita

yang masuk kriteria inklusi akan diminta persetujuan dan dilakukan

pengukuran berat badan sang anak. Pengumpulan data dilakukan sampai

memenuhi jumlah sampel minimal yang diperlukan, kemudian akan

dilakukan pengolahan dan interpretasi data. Manajemen data dilakukan

oleh penulis. Urutan manajemen data adalah pengkodean (coding) dan

Pembagian Kategori Status Gizi

Penilaian Status Gizi Balita Di Kecamatan Ciputat Bulan September Tahun 2009

Page 32: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

32

3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data

Data pengukuran berat badan akan dikode (coding)

berdasarkan persen terhadap median. Data umur anak akan

dikode berdasarkan kelompok umur, dan juga pengkodean data

jenis kelamin.

Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan ke

komputer (entry) dengan program SPSS for Windows versi 15,0.

Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel

yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi

frekuensi (tabulating). Interpretasi data dilakukan secara

dekriptif kategorik.

Data pengukuran berat badan yang diplot dalam kurva

pertumbuhan diinterpretasikan berdasarkan berdasarkan ambang

batas persen terhadap median, dikategorikan menjadi status gizi

buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih.

Kemudian data berupa prevalensi status gizi balita disajikan

dalam bentuk tekstular dan tabular.

3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian

Pelaporan hasil penelitian akan disusun dalam bentuk

karya tulis ilmiah.

3.7. Definisi Operasional

Balita adalah kelompok anak dengan usia 0 bulan hingga 59 bulan. Status

gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture

dalam bentuk variabel tertentu. Ambang batas antropometri terdiri dari persen

terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit (z-scores). Parameter

antropometri dapat diukur berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U),

Page 33: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

33

Tinggi Badan Terhadap Umur (TB/U), Berat Badan Terhadap Tinggi Badan

(BB/TB), Lingkar Kepala Terhadap Umur (LK/U), dan Indeks Massa Tubuh

(IMT).

3.7.1 Batasan Operasional

- Penilaian status gizi akan dilakukan berdasarkan parameter Berat

Badan terhadap Umur (BB/U).

- Balita di bawah 2 tahun akan diukur berat badannya pada timbangan

bayi, balita berusia 2 tahun atau lebih akan diukur berat badannya

pada timbangan injak.

- Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk memplot berat badan

terhadap umur adalah kurva CDC-NCHS 2000

- Interpretasi status gizi akan dinilai berdasarkan persen terhadap

median.

- Status gizi balita dikategorikan menjadi status gizi lebih, status gizi

baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk.

Page 34: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

34

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Pengobatan Anak Puskesmas Ciputat, Poli

Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina yang berada di wilayah Kecamatan

Ciputat sejak 1 September 2009 sampai 6 Oktober 2009. Pengambilan sampel

dilakukan sampai jumlah sampel minimal penelitian tercukupi.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 141 58.5 Perempuan 100 41.5 Total 241 100

Besar sampel yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu tersebut

sebanyak 241 subyek, terdiri dari 141 subyek laki-laki (58,5%) dan 100 subyek

perempuan (41,5%). (Tabel 4.1) Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan

dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung tahun 2007 didapatkan

53,1% bayi laki-laki mengalami gizi kurang.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur (bulan) Jumlah Persentase (%) 0-12 95 39.4 13-24 65 27.0 25-36 40 16.6 37-48 26 10.8 49-59 15 6.2 Total 241 100

Penelitian ini membagi subjek menjadi lima kelompok umur, yaitu

kelompok umur 0-12 bulan sebanyak 95 subyek (39,4%), kelompok umur 13-24

bulan sebanyak 65 subyek (27%), kelompok umur 25-36 bulan sebanyak 40

Page 35: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

35

subyek (16,6%), kelompok umur 37-38 bulan sebanyak 26 subyek (10,8%), dan

kelompok umur 49-59 bulan sebanyak 15 subyek (6,2%). (Tabel 4.2)

Tabel 4.3. Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita

Status Gizi Balita Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk 3 1.2 Gizi Kurang 38 15.8 Gizi Baik 126 52.3 Gizi Lebih 74 30.7 Total 241 100

Dari keseluruhan kelompok umur dalam sampel penelitian, balita dengan

status gizi buruk sebanyak 3 subyek (1,2% dari total sampel penelitian), balita

dengan status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8% dari total sampel

penelitian), balita dengan status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3% dari total

sampel penelitian), balita dengan status gizi lebih sebanyak 74 subyek (30,7%

dari total sampel penelitian). (Tabel 4.3)

Pada penelitian hubungan pengetahuan dan perilaku ibu buruh pabrik

tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi anak balita di Kabupaten Ungaran

didapatkan 15,4% balita termasuk kategori kurus pada kelompok umur 12-36

bulan. Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita

di Propinsi Bangka Belitung Tahun 2007 didapatkan 18% dari 1148 balita

mengalami gizi kurang. Kelompok umur terbanyak adalah 13-36 bulan yaitu

sebanyak 43,5%.

Pada penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status

gizi balita pada kelompok umur 12-60 bulan di Kecamatan Klapanunggal

Kabupaten Bogor tahun 2009, ditemukan 65,8% balita dengan status gizi baik,

11,89% balita dengan status gizi kurang, dan 1,3% balita dengan status gizi

buruk.

Page 36: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

36

Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin

Status Gizi Balita Laki-laki Perempuan

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk 1 0.7 2 2 Gizi Kurang 21 14.9 17 17 Gizi Baik 73 51.8 53 53 Gizi Lebih 46 32.6 28 28 Total 141 100 100 100

Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur

Status Gizi Balita Kelompok Umur (bulan) Jumlah %

0-12 % 13-24 % 25-36 % 37-48 % 49-59 % Gizi Buruk 1 0 2 0 0 3 Gizi Kurang 7 13 9 5 4 38 Gizi Baik 48 40 19 12 7 126 Gizi Lebih 39 12 10 9 4 74 Jumlah 95 39.4 65 27 40 16.6 26 10.8 15 6.2 241 100

Dari 3 balita dengan status gizi buruk (1,2%), 1 subyek laki-laki dan 2

subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 25-36 bulan

(16,6%). Dari status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8%), 21 subyek laki-

laki dan 17 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 13-

24 bulan (27%). Dari status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3%), 73 subyek

laki-laki dan 53 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok

umur 0-12 bulan (39,4). Dari 74 subyek status gizi lebih (30,7%), 46 subyek

laki-laki dan 28 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok

umur 0-12 bulan (39,4%). Tidak nampak adanya perbedaan mencolok pada

prevalensi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih baik antara

balita laki-laki dan perempuan. (Tabel 4.4 dan 4.5)

4.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam keakuratan data sampel.

Pengambilan data berat badan anak seharusnya dilakukan oleh peneliti langsung

atau pengambilan data primer namun pengambilan data berat badan juga diambil

dari rekam medis anak atau pengambilan data sekunder. Kendala dalam

Page 37: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

37

pengambilan data di lapangan sebenarnya dapat menjadi bias dalam penelitian

yang dilakukan, diantaranya :

1. Hasil penimbangan dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu anak yang

berpegangan pada orang tua pada saat ditimbang, pakaian anak cukup tebal,

pampers telah dipakai dalam jangka waktu lama, dan anak sedang sakit.

2. Waktu responden yang terbatas mengakibatkan pengukuran data berat badan

dilakukan secara tergesa-gesa sehingga mengabaikan keakuratan pengukuran

pada saat anak bergerak-gerak di timbangan.

3. Keterbatasan waktu penelitian membuat pengambilan sampel hanya

memenuhi jumlah batas minimal sampel.

4. Peneliti tidak mengetahui sudah berapa lama alat ukur timbangan berat badan

tidak ditera atau dikalibrasi.

Penelitian ini tidak meneliti faktor yang mempengaruhi status gizi pada

sampel, baik dari banyaknya asupan nutrisi, pengaruh penyakit seperti diare,

infeksi kronis seperti tuberkulosis, yang dapat mempengaruhi berat badan

sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi di wilayah Kecamatan Ciputat.

Dalam penelitian status gizi balita, data pengukuran berat badan terhadap

umur (BB/U) sebaiknya diikuti oleh data pengukuran lain, yaitu tinggi badan

terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), dan lingkar

lengan atas (LILA) sehingga analisis data status gizi memberikan gambaran yang

lebih objektif dibandingkan penghitungan berdasarkan data pengukuran berat

badan terhadap umur saja.

Distribusi pengambilan sampel yang tidak merata di wilayah Kecamatan

Ciputat seharusnya dapat ditanggulangi dengan lebih banyaknya lokasi

pengambilan sampel dan waktu pengambilan sampel yang lebih lama.

Page 38: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

38

4.3 Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan balita dengan status gizi kurang terbanyak

pada kelompok umur 13-24 bulan. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan

nafsu makan akibat periode penyapihan. Orang tua dan pengasuh sering cemas

akan nutrisi anak. Anak biasanya mengatur asupan makanan mereka berdasarkan

kebutuhan somatik akan perasaan lapar dan kenyang. Asupan makan harian si

anak akan beragam, tetapi asupan dalam periode mingguan biasanya relatif

stabil. Keinginan orang tua untuk mengendalikan asupan makan si anak sering

membuat anak mengadakan mekanisme penerimaan atau penolakan diri terhadap

tekanan orang tua. Hal ini kemudian menimbulkan keadaan makan berlebih atau

kurang dalam asupan makanan. Masa ini disebut sebagai second years

transitional. Orang tua dan pengasuh sebaiknya mengantisipasi hal ini agar

keadaan rawan gizi sang anak tidak berkelanjutan. (Nelson, 2004 dan Supriasa,

2002)

Pada balita dengan status gizi buruk dan status gizi lebih terdapat pada

kelompok umur 0-12 bulan. Hal ini memerlukan analisis diagnosis lebih lanjut

karena berat bayi lahir rendah (BBLR) atau berat berat bayi lahir lebih juga

dipengaruhi faktor prenatal sang ibu selama masa kehamilan. Namun, karena

penelitian ini tidak membahas masalah tersebut di atas, maka faktor tersebut

dapat dianalisis pada penelitian lain.

Page 39: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

39

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Prevalensi status gizi balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 orang

(1,2%), status gizi kurang sebanyak 38 orang (15,8%), status gizi baik

sebanyak 126 orang (52,3%), dan status gizi lebih sebanyak 74 orang

(30,7%).

2. Kelompok balita rawan gizi paling banyak berada pada kelompok umur 13-

24 bulan sebanyak 13 orang (31,7%), dengan rata-rata berat badan balita

adalah 10,5 kg. Rata-rata berat badan balita di kelompok umur 13-24 bulan

dengan jenis kelamin laki-laki adalah 10,35 kg dan 10,66 kg untuk jenis

kelamin perempuan.

5.2 Saran

1. Dengan penambahan jangka waktu pengambilan sampel, maka penelitian

dapat dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

status gizi pada balita.

2. Modifikasi penelitian yang dapat dilakukan adalah perluasan lokasi

pengambilan sampel dengan tujuan pemerataan distribusi pengambilan

sampel berdasarkan pembagian wilayah di Kecamatan Ciputat.

3. Selain itu dapat dilakukan penambahan data pengukuran status gizi balita

lain misalnya berat badan terhadap tinggi badan agar penilaian status gizi

balita menjadi lebih objektif.

4. Data pengukuran berat badan sebaiknya dilakukan secara pengambilan

primer untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian.

5. Alat ukur timbangan berat badan yang digunakan sebaiknya ditera atau

dikalibrasi secara teratur.

Page 40: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

40

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. 2004.

Diakses 21 Sept 2009. Disadur dari :

http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20Dirjen-Sahid%202.PDF

Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. London : Saunders Elseviers.

2004. h195-203.

Depkes. 2005. BAB III profil kesehatan provinsi kalimantan tengah. Diakses 20 Sept

2009. Diunduh dari :

http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kalteng/narasi_profil05/narasi_profil05/B

AB%20III_profil.doc

Dinkes Kabupaten Tangerang. Derajat kesehatan [Online]. 2008. Diakses 20 Sept

2009. Diunduh dari : http://dc314.4shared.com/doc/rSZW6TsD/preview.html

Empat Puluh Tiga Balita di Ciputat Alami Gizi Buruk [Online]. 2008. Diakses 26

Sept 2009. Diunduh dari :

http://www.pdrc.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=139&Itemid=

51

Kecamatan Ciputat. 2009 [Online]. 2009. Diakses 21 Sept 2009. Diunduh dari :

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:Buku&bookcmd=download&coll

ection_id=77ec7afe4be64d8e&writer=rl&return_to=Ciputat%2C+Tangerang+Selatan

Khomsan Ali. Status gizi balita. [Online]. 2007. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari :

http://www.medicastore.com

Konsep masalah gizi [Online]. 2009. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari :

http://statusgizi.blogspot.com/2009/06/konsep-masalah-gizi.html

Page 41: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

41

Menghitung Besar Sampel. Dalam : Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian

kedokteran dan kesehatan (Evidence based medicine seri 2). Jakarta: Arkans. 2005.

h20.

Metode PSG [Online]. 2009. Diakses 22 Sept 2009. Diunduh dari :

http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/metode-psg.html

Pengukuran antropometri gizi. [Online]. 2009. Diakses 25 Sept 2009. Disadur dari :

http://www.scribd.com/doc/32188804/pengukuran-antropometri-gizi

PSG secara langsung. [Online]. 2009. Diakses 23 Sept 2009. Diunduh dari :

http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/psg-secara-langsung.html

Pusponegoro, et al. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Ed 1. Jakarta : Badan

Penerbit IDAI. 2004. h36-7.

Riskesdas 2007. Diakses 21 Sept 2009. Diunduh dari :

http://www.gizi.net/download/statgizi-nas-riskesdas%202007.pdf

Riwayat alamiah penyakit gizi. [Online]. 2009 . Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari : http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/riwayat-alamiah-penyakit-gizi.html

Siswono. Ribuan balita kurang gizi [Online]. 2006. Diakses 26 Sept 2009. Diunduh

dari: http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1166689548,57463

Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro Sudigmo. Metodologi riset dan

penelitian. Jakarta : EGC. 2004. h97-107.

Supariasa IDN, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC. 2002. h8-25, h173-90.

Page 42: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

42

Lampiran 1

Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan

Page 43: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

43

Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun

Page 44: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

44

Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan

Page 45: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

45

Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 tahun

Page 46: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

46

Lampiran 2

Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar

Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan

Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan StandarDeviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan

Page 47: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

47

Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan – 2 tahun

Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan – 2 tahun

Page 48: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

48

Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 – 5 tahun

Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 – 5 tahun

Page 49: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

Lampiran 3

Kelompok Umur 0-12 Bulan (Laki

49

Data Penelitian

12 Bulan (Laki-laki)

Page 50: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

50

Page 51: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

Kelompok Umur 0-12 Bulan (Perempuan)

51

12 Bulan (Perempuan)

Page 52: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

52

Kelompok Umur 13-24 Bulan (Laki-laki)

Page 53: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

53

Kelompok Umur 13-24 Bulan (Perempuan)

Page 54: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

54

Kelompok Umur 25-36 Bulan (Laki-laki)

Kelompok Umur 25-36 Bulan (Perempuan)

Page 55: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

55

Kelompok Umur 37-48 Bulan (Laki-laki)

Kelompok Umur 37-48 Bulan (Perempuan)

Page 56: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

56

Kelompok Umur 49-59 Bulan (Laki-laki)

Kelompok Umur 49-59 Bulan (Perempuan)

Data Statistik Berat Badan Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur (bulan)

0-12 13-24 25-36 37-48 49-59

Jenis Kelamin L P L P L P L P L P Mean (kg) 7,1 6,9 10,3 10,6 12,4 12,6 18,6 13,9 19,6 13,3 Modus (kg) 10 7,6 10 10 12 11 10 15 17 15 Median (kg) 7,3 6,9 10 10,5 12 11,2 16 14 17,5 13,5

Page 57: PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25893/1/Fikriyah... · Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik

57

Lampiran 4

RIWAYAT PENULIS

Identitas:

Nama : Fikriyah Fuadiyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 19 Februari 1989

Alamat : Jl. Prabu Siliwangi Raya No. 141 RT 007/014

Perumnas 4 Tangerang 15138

No. Telpon : +62878 789 25204

+6221 5565 8244

Email : [email protected]

Pendidikan:

2006-sekarang : Pendidikan Dokter FKIK UIN SH Jakarta

2003-2006 : SMA Negeri 1 Tangerang

2000-2003 : SMP Negeri 9 Tangerang

1995-2000 : SD Negeri Karawaci 10 Tangerang