Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu...

29
MODUL PERKULIAHAN Manajemen Persediaan Penilaian dan Pengendalian Persediaan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen 03 31033 Dinar Nur Affini, SE., MM.

Transcript of Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu...

Page 1: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen PersediaanPenilaian dan Pengendalian Persediaan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi & Bisnis Manajemen 03 31033 Dinar Nur Affini, SE., MM.

Abstract KompetensiModul ini menjelaskan tentang: Penilaian persediaan Pengendalian persediaan

Diharapkan mahasiswa mampu menilai dan mengendalikan persediaan

Page 2: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Penilaian PersediaanPenilaian persediaan merupakan suatu pembahasan dengan menggunakan pendekatan

akuntansi. Persediaan disini diartikan sebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual

kembali dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan

keduanya.

Persediaan dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Persediaan barang dagangan (merchandise inventory)

2. Persediaan bahan baku yang diproses dalam perusahaan manufaktur.

Barang dagangan merupakan barang yang secara kontinyu dibeli dan dijual kembali,

sehingga merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan baik untuk

pedagang besar (grosir) maupun pedagang eceran (retail).

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mempunyai kegiatan menghasilkan

barang,sehingga persediaan yang dimaksudkan disini dapat berupa persediaan bahan

baku, barang dalam proses dan barang jadi. Pendekatan akuntansi yang digunakan adalah

akuntansi biaya yang bertujuan untuk menetapkan harga pokok produksi barang jadi.

Penentuan persediaan berperan penting dalam membandingkan biaya dengan pendapatan

dalam suatu periode tertentu.

Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya,

sehingga apabila terjadi kesalahan perhitungan pada akhir periode akan berakibat pada

pelaporan laba bersih yang salah pada periode yang bersangkutan dan periode berikutnya.

2017 2 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 3: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Pencatatan Persediaan

Dalam sistem akuntansi, persediaan dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Sistem pencatatan persediaan perpetual (Perpetual Inventory System) Metode BukuDisebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya dilakukan secara kontinyu

(perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya.

Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat.

Sistem ini seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan

dengan harga per unit relatif mahal dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki

variasi spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang

menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel, dan

peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa diterapkan oleh perusahaan

selain yang dicontohkan di atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang

disediakan oleh computer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap item

persediaan.

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai

berikut:

a. Pembelian barang dagangan akan di debit pada akun persediaan.

b. Beban angkut pembelian akan di debit pada akun persediaan.

c. Retur pembelian akan di kredit ke akun persediaan.

d. Potongan pembelian akan di kredit ke akun persediaan.

e. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good Sold) diakui

bersamaan dengan pengakuan penjualan dan akun persediaan akan di kredit.

f. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung dengan buku besar

pembantu untuk setiap jenis/item persediaan.

2. Sistem pencatatan persediaan periodik (Periodic Inventory System) Metode FisikDisebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai persediaan hanya akan

diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan keuangan.

Setiap terjadi transaksi pembelian barang maupun penjualan barang akun persediaan

tidak pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian atau dikredit jika ada

penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja

sebelum penyusunan laporan keuangan melalui penghitungan fisik persediaan (stock

opname) di gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang menerapkan sistem

periodik kecuali untuk perusahaan kecil yang menjual barang barang tertentu secara

eceran dengan harga yang murah misal permen, korek api, dan lain lain.

2017 3 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 4: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik adalah sebagai

berikut:

a. Pembelian barang dagangan akan didebit pada akun pembelian.

b. Tidak ada pencatatan pada akun persediaan.

c. Beban angkut pembelian akan didebit pada akun beban angkut pembelian.

d. Retur dan potongan pembelian akan dikredit ke akun retur dan potongan

pembelian.

e. Potongan tunai pembelian akun dikredit ke akun potongan tunai pembelian.

f. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good Sold) dihitung

pada akhir periode setelah melakukan penghitungan fisik dan penilaian persediaan

akhir.

Perbedaan dari metode perpetual dan periodik adalah sebagai berikut:

Metode Perpetual Metode PeriodikPerkiraan pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan biaya angkut

Tidak ada Ada

Pencatatan transaksi pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan biaya angkut pembelian

Dalam persediaan barang dagangan

Dalam perkiraan masing-masing

Penjualan Harus diikuti adanya pencatatan harga pokok penjualan

Tidak perlu dilakukan pencatatan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung pada akhir periode secara agregat

Penggunaan Lebih sesuai digunakan pada grosir, agen khusus atau distributor dengan sedikit macam barang yang diperdagangkan dan mudah untuk menentukan besarnya harga pokok penjualan setiap terjadi penjualan secara tepat

Lebih sesuai digunakan pada perusahaan eceran/retail yang mempunyai banyak macam persediaan barang dagangan dan sulit untuk ditentukan harga pokok setiap terjadi penjual

2017 4 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 5: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Perbedaan jurnal pencatatan persediaan menurut metode perpetual dan periodik adalah

sebagai berikut:

Metode Perpetual Metode Periodik

Transaksi Pembelian

a. Secara Tunai Dr. Persediaan (Inventory)Cr. Kas (Cash)

Dr. Persediaan (Inventory)Cr. Kas (Cash)

b. Secara Kredit Dr. Persediaan (Inventory)Cr. Hutang Dagang (Account Payable)

Dr. Pembelian (Purchases)Cr. Hutang Dagang (Account Payable)

Transaksi Retur Pembelian

a. Secara Tunai Dr. Kas (Cash)Cr. Penjualan (Sales)

Dr. Kas (Cash)Cr. Retur Pembelian (Purchases Return)

b. Secara Kredit Dr. Hutang Dagang (Account Payable)Cr. Penjualan (Sales)

Dr. Hutang Dagang (Account Payable)Cr. Retur Pembelian (Purchases Return)

Transaksi Penjualan

a. Secara Tunai Dr. Kas (Cash)Cr. Penjualan (Sales)

Dr. Harga Pokok Penjualan (COGS)Cr. Persediaan (Inventory)

Dr. Kas (Cash)Cr. Penjualan (Sales)

b. Secara Kredit Dr. Piutang Dagang (Account Receivable)Cr. Penjualan (Sales)

Dr. Harga Pokok Penjualan (COGS)Cr. Persediaan (Inventory)

Dr. Piutang Dagang (Account Receivable)Cr. Penjualan (Sales)

Dr. Harga Pokok Penjualan (COGS)Cr. Persediaan (Inventory)

Kesalahan dalam pencatatan persediaan akan berakibat kesalahan dalam menentukan

harga pokok persediaan yang pada akhirnya akan terjadi kesalahan pada laporan laba rugi.

Begitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi

perhitungan laba rugi, misalnya persediaan akhir yang benar adalah Rp. 40.000,- dan nilai

persediaan yang salah adalah Rp. 50.000,- dan Rp. 35.000,-

1. Pelaporan persediaan yang benar yaitu jumlah persediaan Rp.40.000,-

Penjualan Bersih…………………….. Rp. 40.000,-

Harga Pokok Penjualan…………….. Rp. 22.000,- (-)

Laba Kotor……………………………. Rp. 18.000,-

Biaya………………………………….. Rp. 7.000,- (-)

Laba bersih………………..………… Rp. 11.000,-

2. Pelaporan persediaan yang salah yaitu jumlah persediaan Rp.50.000,-

Penjualan Bersih…………………….. Rp. 40.000,-

Harga Pokok Penjualan…………….. Rp. 12.000,- (-)

Laba Kotor……………………………. Rp. 28.000,-

Biaya………………………………….. Rp. 7.000,- (-)

Laba bersih…………………..……… Rp. 21.000,-

2017 5 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 6: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

3. Pelaporan persediaan yang salah yaitu jumlah persediaan Rp.35.000,-

Penjualan Bersih…………………….. Rp. 40.000,-

Harga Pokok Penjualan…………….. Rp. 27.000,- (-)

Laba Kotor……………………………. Rp. 13.000,-

Biaya………………………………….. Rp. 7.000,- (-)

Laba bersih……………………..…… Rp. 6.000,-

Penentuan Harga Pokok Persediaan

Harga pokok persediaan terdiri atas harga beli persediaan/barang ditambah semua

pengeluaran yang terjadi pada saat pembelian barang tersebut. Jenis pengeluaran yang

umum adalah biaya transportasi, biaya masuk (impor) dan sauransi selama kerugian

perjalanan, harga barang lebih mudah diidentifikasi berdasarkan penentuan dari penjual,

sedangkan biaya yang nilainya sangat kecil dapat dibebankan pada biaya operasi periode

yang bersangkutan.

Apabila informasi harga tidak lengkap yaitu tidak diketahui sisa sisa persediaan berasal dari

harga yang mana,maka digunakan asumsi arus harga pokok (flow of cost) dari barang yang

keluar dari perusahaan. Asumsi ini meliputi :

1. Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian

2. Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian tetapi dibalik dan arus harga pokok

berdasarkan rata-rata seluruh pembelian.

Pada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya

yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

1. Biaya pabrik (manufacturing cost) merupakan biaya yang terjadi dalam pabrik selama

suatu periode tertentu, sehingga biaya disini terjadi mulai dari awal proses sampai

akhir proses produksi berlangsung. Biaya pabrik terdiri dari :

a. Biaya bahan baku (raw material cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dengan

mudah dapat diidentifikasi.

b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah biaya untuk tenaga yang

langsung menangani proses produksi

c. Biaya pabrikase (overhead) yaitu biaya yang tidak termasuk dalam biaya bahan

baku dan tenaga kerja langsung.

2017 6 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 7: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

2. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi

selama satu periode yang terdiri dari biaya yang di bebankan pada proses awal

ditambah biaya pabrik dan biaya-biaya yangdibebankan pada persediaan dalam

proses pada akhir periode.

3. Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) merupakan biaya-biaya yang

telah diselesaikan selama satu periode. HPP terdiri dari biaya pabrik ditambah

persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir

periode. Harga pokok produksi selama satu periode ini dilaporkan dalam laporan harga

pokok produksi (cost of goods manufactured statement) dan laporan ini merupakan

bagian dari harga pokok penjualan (cost of goods sold).

Metode Penaksiran dan Penilaian Persediaan

Penaksiran seringkali digunakan dalam mengembangkan harga dan jumlah persediaan.

Dalam melakukan penafsiran dan penilaian terhadap persediaan terdapat beberapa metode:

1. Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)Metode laba kotor didasarkan atas hubungan yang dianggap ada diantara laba kotor

penjualan. Diterapkan pada penjualan untuk menghitung harga pokok barang-barang

yang tersedia untuk dijual untuk mencapai suatu saldo persediaan yang ditaksir.

Metode laba kotor ini bermanfaat apabila :

a. Sistem berkala sedang digunakan dan persediaan diperlukan untuk laporan

sementara atau untuk menghitung persediaan dari minggu ke minggu atau dari

bulan ke bulan.

b. Suatu persediaan telah hancur atau hilang oleh bencana kebakaran, pencurian

atau yang lainnya dan data yang diperlukan untuk menilainya tidak ada

c. Dikehendaki untuk menguji atau memeriksa ketepatan angka-angka persediaan

yang dihitung dengan alat-alat lain yang disebut dengan uji laba kotor.

Untuk menggunakan metode ini harus memenuhi beberapa persyaratan :

a. Penggunaan metode laba kotor untuk perhitungan sementara persediaan.

Metode ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada pimpinan yang

tidak disediakan bila digunakan system berkala, memperkirakan persediaan yang

didasarkan pada periode jangka pendek (bulanan,mingguan dan lain-lain) dan

sebagai alat tindakan pengawasan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan

barang dalam persediaan.

2017 7 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 8: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Untuk mengetahui perputaran persediaan dalam satu tahun dapat menggunakan

rumus :

HargaPokok PenjualanPersediaanRata−Rata

Untuk memperoleh perhitungan perputaran persediaan dapat diperoleh dengan

menganalisis penjualan dan pembelian dengan menggunakan perkiraan

persediaan bulanan dengan metode laba kotor.

Contoh :

Dari catatan pembukuan yang diperiksa, diperoleh informasi yang berhubungan

dengan persediaan sebagai berikut:

Persediaan awal (1 Januari) Rp 75.000,-

Pembelian Rp. 705.000,-

Penjualan Rp. 930.000,-

Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, seperti

kebijaksanaan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir ini, maka besarnya nilai

persediaan akhir (31 Desember) dapat ditentukan sbb :

Persediaan Awal Rp. 75.000,-

Pembelian  Rp. 705.000,- (+)

Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 780.000,-

Hasil Penjualan Rp. 930.000,-

Laba Kotor  Rp. 232.500,-

Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp. 697.500,- (-)

Persediaan Akhir (Taksiran) Rp. 82.500,-

b. Penggunaan metode laba kotor untuk penghitungan kerugian karena bencana.

Metode ini digunakan untuk memperkirakan persediaan pada saat penghitungan

secara fisik tidak dapat dilakukan yang disebabkan oleh bencana/musibah seperti

banjir, kebakaran dan sebagainya.

Contoh :

Pada tanggal 10/11/2000 Gudang sebuah perusahaan terbakar. Berikut ini adalah

informasi yang berhubungan dengan persediaan yang berhasil dikumpulkan dari

awal bulan s.d kebakaran terjadi :

Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-

Pembelian Bersih Rp. 7.500.000,-

Penjualan Bersih Rp. 8.000.000,-

Perusahaan menetapkan Laba Kotor sebesar 25 % dari Penjualan .

2017 8 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 9: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Barang yang masih ada setelah kebakaran diperkirakan dapat dijual dengan harga

Rp 500.000,-

Berdasarkan informasi di atas maka dapat dihitung (ditaksir) nilai persediaan yang

terbakar sebagai berikut:

Persediaan 1 November 2000 Rp. 1.000.000,-

Pembelian Bersih  Rp. 7.500.000,- (+)

Barang Tersedia Untuk Dijual Rp. 8.500.000,-

Harga Pokok Penjualan  Rp. 6.000.000,- (-)

Persediaan Akhir Rp. 2.500.000,-

Persediaan yang masih ada  Rp. 375.000,- (-)

Persediaan yang terbakar Rp. 2.125.000,-

Apabila perusahaan menetapkan laba kotor sebesar 25 % dari Harga Pokok

Penjualan, maka nilai persediaan yang terbakar dihitung sebagai berikut:

Persediaan 1 November 2000 Rp. 1.000.000,-

Pembelian Bersih  Rp. 7.500.000,- (+)

Barang Tersedia Untuk Dijual Rp. 8.500.000,-

Harga Pokok Penjualan  Rp. 6.400.000,- (-)

Persediaan Akhir Rp. 2.100.000,-

Persediaan yang masih ada  Rp. 400.000,- (-)

Persediaan yang terbakar Rp 1.700.000,-

2. Metode Persediaan Dengan Harga JualMetode harga jual banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil

(pengecer/retailer) dengan tujuan untuk menentukan perkiraan keadaan persediaan

yang ada apabila dibutuhkan sewaktu-waktu. Metode ini dapat digunakan dengan

syarat pencatatan barang-barang yang dibeli dibedakan dengan harga jual.

Prosentase harga beli dihitung berdasarkan persediaan yang siap dijual dengan harga

beli persediaan dengan harga jual. Prosentase harga jual ini dapat digunakan untuk

persediaan akhir dengan harga jualnya yaitu dengan cara menguranngi penjualan

tahun yang bersangkutan dengan sejumlah persediaan yang siap dijual dengan harga

jualnya.

2017 9 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 10: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Persediaan Siap Jual Harga Jual

Persediaan barang, 1 jan………………………… Rp. 50.000 Rp. 65.000

Pembelian dalam bln januari…………………….. Rp. 35.000 Rp. 55.000

Barang tersedia dijual…………………………….. Rp. 85.000 Rp. 120.000

Prosentase harga (85.000:120.000) = 70,8%

Dikurangi penjualan bulan januari……………….. Rp. 60.000

Persediaan barang, 31 jan dengan harga jual Rp. 60.000

Persediaan barang, 31 jan dengan perkiraan harga

(Rp. 60.000x70,8%) RP. 42.480

Dengan menggunakan metode harga jual, maka dihasilkan penilaian persediaan

berdasarkan harga rata-rata dan prosentase harga terhadap harga jual untuk

persediaan akhir adalah sama dengan prosentase harga beli tehadap barang-barang

yang terjual.

Keuntungan penggunaan metode harga jual adalah perkiraan persediaan sementara

dapat diperoleh tanpa perhitungan fisik dan bila persediaan fisik dilakukan untuk

laporan berkala, maka persediaan tersebut dapat dihargai dengan harga jual dan

kemudian dirubah ke harga beli tanpa melihat biaya-biaya dan faktur satu-persatu,

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu, kerugian yang diakibatkan adanya

pencurian/kehilangan dapat dihitung dan diawasi karena perhitungan fisik persediaan

harus sesuai dengan persediaan menurut harga jual yang dihitung dan apabila terjadi

kehilangan harus dicatat sebagai kehilangan.

Meskipun demikian penggunaan metode ini masih memungkinkan terjadinya

kesalahan penaksiran nilai persediaan yang disebabkan oleh pencatatan ganda.

Idealnya dalam perhitungan persediaan tidak terjadi perubahan-perubahan harga jual,

akan tetapi dalam kenyataannya adalah sebaliknya yaitu sering kali terjadi perubahan

harga jual, permintaan dan faktor-faktor lain.

2017 10 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 11: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan kemungkinan melakukan penyesuaian

dengan cara:

a. Markup dan markdown.

Pada saat perusahaan menetapkan harga jualnya diatas harga beli, maka selisih

nilai yang ditetapkan tersebut merupakan nilai mark-up. Besarnya mark-up tidak

ada ketentuan tergantung masing-masing perusahaan dan mark-up dapat

dinaikkan lagi yang disebut dengan markdown. Sebagai ilustrasi perusahaan

membeli persediaan seharga Rp. 2.000,. per unit kemudian perusahaan akan

menjual kembali dengan harga jualnya sebesar Rp. 2.500,. (markup Rp. 500,-)

karena penentuan harga jual ini dirasa masih kurang, maka perusahaan

menaikkan harga jual menjadi Rp. 2.700,- (tambahan markup Rp. 200,-).

Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa terjadi kejenuhan dipasar,

sehingga perlu dilakukan penurunan harga dan bedasarkan penelitian pasar harga

yang dapat diterima pasar adalah Rp. 2.600., (pembatalan markup Rp. 100,-),

dengan harga yang sudah diturunkan ternyata pasar belum mampu menyerap oleh

karena perusahaan menurunkan lagi menjadi Rp. 2.200,- (markdown Rp. 300,-).

b. Biaya transportasi.

Dalam perhitungan persediaan, biaya transportasi harus dimasukkan dalam harga

pembelian, sedangkan potongan pembelian dan pembelian yang dikembalikan

serta cadangan harus dikurangkan. Adanya pengembalian barang yang dibeli akan

berpengaruh terhadap perhitungan baik menurut harga maupun harga jual,

sehingga pengembalian pembelian merupakan penyesuaian yang tepat terhadap

penjualan kotor karena persediaan kembali seperti semula. Sedangkan potongan

pembelian hanya mempengaruhi jumlah seluruh harga kecuali terdapat

penyesuaian harga jual terhadap potongan tersebut, sehingga potongan penjualan

dan cadangan penjualan tidak dikurangkan dalam menghitung taksiran persediaan

akhir menurut harga jual. Pengurangan hanya dilakukan pada saat harga suatu

barang ditambahkan pada perhitungan persediaan menurut harga jual pada waktu

barang dibeli dan dikurangkan pada waktu barang dijual yang semuanya

didasarkan pada harga penjualan kotor.

c. Permasalahan dalam metode harga jual.

Perhitungan prosentase harga untuk seluruh persediaan hanya berlaku apabila

persediaan dianggap homogen, sehingga apabila persediaan memiliki harga yang

bervariasi diperlukan pembukuan dan perhitungan yang terpisah. Kedua, metode

ini dapat digunakan apabila berkaitan dengan pajak pendapatan dengan syarat

pembayar pajak melaksanakan pencatatan yang valid dan memuaskan, sehingga

dapat mendukung perhatian persediaan yang konsisten terhadap laporan pajak.

2017 11 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 12: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

3. Metode First In First Out (FIFO). Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa perhitungan harga pokok didapatkan dari:

persediaan awal ditambah persediaan dikurangi persediaan akhir. Angka pembelian

bersih berasal dari saldo perkiraan yang bersangkutan dibuku besar, angka kuantitas

persediaan awal dan akhir diperoleh dengan cara melakukan perhitungan fisik. Harga

pokok persediaan dihitung dari perkalian kuantitas pada harga pokok per unit,

penentuan harga pokok yang digunakan tergantung pada metode penetapan harga

pokok yang dipilih.

Berikut contohnya:

Tanggal Keterangan Kuantitas HPP/unit Nilai HPP Total1 Jan Pers. Awal 200 Rp. 100 Rp. - Rp. 20.000,-

20 Feb Pembelian 1 150 Rp. 120 Rp. 18.000,-

15 Maret Pembelian 2 300 Rp. 130 Rp. 39.000,-

20 Okt Pembelian 3 250 (+) Rp. 200 Rp. 50.000,- Rp. 107.000,- (+)

31 Des Tersedia dijual 900 Rp. 127.000,-

Contoh diatas menunjukkan bahwa persediaan awal periode sudah ditentukan

kuantitas maupun harga pokok per unitnya, penentuan harga pokok persediaan ini

harus sama dengan penentuan akhir persediaan. Untuk melanjutkan pembahasan ini,

seandainya persediaan akhir periode 31 Desember bedasarkan perhitungan fisik

adalah 350 unit. Berdasarkan perhitungan dengan metode FIFO, maka persediaan

akan dinilai dengan harga pembelian yang terakhir dan apabila kuantitas pembelian

tidak mencakupi pada pembelian terakhir ini, maka akan diambilkan pada kuantitas

bulan sebelumnya dan seterusnya. Hal ini sesuai dengan metode FIFO yaitu biaya

yang akan dibebankan ke perhitungan laba rugi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan

lebih awal.

Bedasarkan hasil perhitungan dengan metode FIFO didapatkan:

Tanggal Pembelian Kuantitas HPP/unit Total Harga Pokok

15 Maret 300 Rp. 100,- Rp. 30.000,-

20 Okt 50 Rp. 120 Rp. 6.000,- (+)

Rp. 36.000,-

Sehingga harga pokok penjualan dengan menggunakan metode FIFO adalah sebagai

berikut:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000

Pembelian bersih selama periode ybs Rp. 107.000,-

Persediaan tersedia di jual Rp. 127.000,-

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 36.000,-

Harga pokok penjualan Rp. 91.000,-

2017 12 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 13: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

4. Metode Last In First Out (LIFO)Merupakan metode perhitungan harga pokok dengan cara menghitung persediaan

akhir bedasarkan ketentuan bahwa harga beli yang lebih awal yang didahulukan.

Tanggal Pembelian Kuantitas HPP/Unit Total Harga Pokok1 Jan 200 Rp. 130Rp. 39.000,-

20 Feb 150 Rp. 200Rp. 10.000,-

Rp. 49.000,-

Sehingga harga pokok penjualan dengan menggunakan metode FIFO adalah sebagai

berikut:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000,-

Pembelian bersih selama periode ybs Rp. 107.000,-

Pembelian tersedia dijual Rp. 127.000,-

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 49.000,-

Harga pokok penjualan Rp. 78.000,-

5. Metode rata-rataHarga pokok rata-rata persediaan barang yang akan dijual dapat dihitung dengan

menggunakan metode rata-rata dan hasilnya adalah:

Harga pokok= harga pokok persediaan yang tersediadijualrata−rata kuantitas yang pe rsediaan yang tersedia dijual

Harga pokok=Rp .127 .000 ,− ¿900

=Rp .141,1¿

Dengan menggunakan metode rata-rata, maka dapat ditentukan harga pokok

persediaan pada akhir desember sebesar Rp. 49.385,- (350 x Rp. 141,1), sehingga

harga pokok penjualannya adalah sebesar:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000

Pembelian bersih selama periode ybs Rp. 107.000,-

Persediaan tersedia dijual Rp. 127.000,-

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 49.385,-

Harga pokok penjualan Rp. 77.615,-

Pengaruh metode penetapan harga pokok. Dari tiga metode yang telah diterangkan

diatas terdapat perbedaan nilai persediaan dan harga pokok penjualannya, seperti

yang tertulis dibawah ini:

Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan

Metode FIFO Rp. 36.000,- Rp. 91.000,-

Metode LIFO Rp. 49.000,- Rp. 78.000,-

Metode rata-rata Rp. 49.385,- Rp. 77.615,-

2017 13 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 14: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Perbedaan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan ini mengakibatkan

jumlah laba bersih, total aktiva maupun total yang berbeda pula. Laba bersih tertinggi

diperoleh dengan menggunakan metode FIFO dan laba bersih terendah diperoleh

dengan menggunakan metode LIFO. Begitu juga dengan total aktiva dan total modal

tertinggi diperoleh dari perhitungan FIFO dan sebaliknya yang terendah dari

perhitungan LIFO. Sementara itu hasil perhitungan rata-rata berada diantara FIFO

dan LIFO. Pemilihan salah satu metode diantara metode yang ada bergantung pada

masing-masing perusahaan, yang jelas pemilihan tersebut harus didasarkan pada

manfaat yang akan diperoleh perusahaan. Yang perlu diingat analisis diatas hanya

terjadi apabila terjdi kenaikan harga, apabila harga mengalami penurunan tentu saja

akan terjadi hal sebaliknya. Penurunan harga akan berakibat, laba bersih dan nilai

persediaan terendah dengan menggunakan metode LIFO, laba bersih dan nilai

persediaan terendah dengan menggunakan metode FIFO. Sedangkan nilai rata-rata

tetap tidak berubah, dimana nilai persediaan dan harga pokok penjualan akan

berada diantar FIFO dan LIFO.

6. Metode identifikasi khususMerupakan metode yang digunakan untuk perhitungan harga pokok yang dibebankan

pada barang-barang yang dijual dan yang masih ada dalam persediaan didasarkan

atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang yang

bersangkutan. ,etode ini lebih cocok apabila digunakan untuk perhitungan barang-

barang yang jumlahnya terbatas dengan nila per unitnya tinggi seperti pada industry

otomotif dan elektronik. Sebagai gambaran sebuah perusahaan “laptop” yang bergerak

dalam jual beli laptop bekas memiliki persediaan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga pokok/unit2 januari Pentium 1 1 Rp. 1.500.000,-

7 januari Pentium 2 1 Rp. 3.500.000,-

15 januari Pentium 3 1 Rp. 4.700.000,-

26 januari Celeron 1 Rp. 1.400.000,-

30 januari Pentium 4 1 Rp. 5.600.000,-

Persediaan yang tersedia dijual 5 Rp. 16.700.000,-

Sedangkan persediaan pada akhir periode bulan januari adalah sebesar:

Laptop Celeron Rp. 1.400.000,-Laptop Pentium 4 Rp. 5.600.000,-Persediaan 31 jan Rp. 7.000.000,-

2017 14 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 15: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

7. Metode TaksiranMerupakan metode yang dalam menentukan jumlah persediaan dengan menggunakan

perhitungan fisik terhadap persediaan yang ada, hal ini dimungkinkan apabila pihak

manajemen menginginkan laporan setiap saat. Akan tetapi metode model ini

membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang lebih besar. Karena adanya kesulitan

mempertemukan dua kepetingan ini, maka diperlukan cara yang tepat untuk

menentukan harga pokok persediaan yaitu yang didasarkan pada metode taksiran.

Walaupun metode taksiran ini tidak setepat dengan metode perhitungan fisik, akan

tetapi berguna dalam pembuatan laporan secara periodik.

Pengendalian Persediaan

Pengendalian Persediaan

Masalah pengendalian persediaan merupakan masalah yang penting dalam fungsi

manajerial. Hal ini disebabkan karena nilai persediaan seringkali merupakan porsi yang

besar dalam neraca.

Persediaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi

yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan

Persediaan dapat meliputi bahan mentah, barang dalam proses barang jadi atau produk

akhir, bahan pembantu atau pelengkap serta komponen lain yang menjadi bagian dari

output suatu perusahaan.

Persediaan dapat juga diwujudkan dalam bentuk jenis persediaan yang lain seperti uang,

ruangan fisik (bangunan pabrik) peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan

permintaan.

2017 15 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 16: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Fungsi Utama Pengendalian Persediaan

Fungsi utama pengendalian perusahaan adalah untuk “menyimpan” dalam rangka melayani

kebutuhan perusahaan akan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi dan jenis

persediaan yang lain dari waktu ke waktu.

Fungsi tersebut akan ditentukan oleh :

1. Jangka waktu. Semakin lama jangka waktunya berarti kebutuhan persediaan semakin

banyak.

2. Produksi atau jumlah yang dibeli melebihi dari yang dibutuhkan, maka sisanya akan

menjadi persediaan. Dan ini akan berfungsi menurunkan biaya produksi.

3. Bila permintaan bersifat musiman, sementara produksi bersifat konstan maka

persediaan akan berfluktuasi.

Masalah dan Komponen Biaya Persediaan

Masalah utama pengendalian persediaan adalah membantu meminimalkan biaya total

operasi perusahaan.

Dengan demikian terdapat dua keputusan penting yang harus diambil agar tujuan tersebut

dapat tercapai yaitu :

1. Berapa jumlah persediaan yang dipesan/diadakan setiap kali pemesanan (pemesanan

optimal)

2. Kapan pemesanan harus dilakukan

Sebagai konsekuensi dari masalah tersebut maka ada biaya-biaya yang harus ditanggung

perusahaan dalam mengelola persediaan. Komponen biaya pengendalian persediaan dapat

terdiri dari :

1. Biaya pemesanan dan pengadaan (Ordering & procurement cost) yang mencakup

biaya pengangkutan, biaya pengumpulan, pemilikan, penempatan dan penyusunan di

gudang sampai pada biaya-biaya manajerial yang berhubungan dengan pemesanan

sampai penempatan di gudang.

2. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost ) yang terjadi karena perusahaan

menyimpan persediaan. Biaya-biaya ini sebagian besar merupakan biaya

penyimpanan secara fisik, disamping pajak, biaya asuransi dan lain-lain.

3. Biaya penyiapan (set up cost), terjadi bila barang tidak dipesan tetapi diproduksi

sendiri dalam pabrik di perusahaan.

2017 16 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 17: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

4. Biaya kekurangan bahan atau kehabisan barang (shortage cost) yaitu biaya yang

terjadi akibat persediaan tidak mencukupi kebutuhan permintaan. Termasuk dalam

biaya ini adalah kehilangan pelanggan, penjualan, biaya pemesanan khusus dan lain-

lain.

5. Biaya pembelian (purchasing cost), yaitu biaya untuk membeli persediaan.

Keakuratan Catatan dan Siklus Perhitungan

Tingkat kesalahan yang dapat diterima menurut rekomendasi APICS (The American

Production and Invetory Control) adalah ± 0,2% untuk item A, ± 1% untuk item B, dan ± 5%

untuk item C. Setiap sistem produksi harus memiliki kesepakatan antara persediaan yang

tercatat dan yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perbedaan diantara

keduanya.

Cara yang ditempuh perusahaan agar pencatatannya akurat :

1. Apabila memiliki gudang tempat persediaan, maka harus ada petugas yang

bertanggungjawab dan gudang harus dikunci dan setiap gudang penyimpanan harus

memiliki mekanisme pencatatan yang baik.

2. Setiap pengambilan/pengeluaran persediaan harus ada pencatatan dan tidak semua

orang diperbolehkan mengeluarkan persediaan.

3. Menghitung jumlah fisik persediaan sesering mungkin dengan menggunakan metode

siklus perhitungan.

Cara termudah melakukan perhitungan adalah pada saat gudang persediaan tidak ada

kegiatan, biasanya dilakukan di akhir pekan. Apabila tidak memungkinkan dilakukan

persediaan secara fisik, maka dalam pembelian persediaan yang baru harus lebih hati-hati

dan ditempatkan yang agak terpisah, sehingga memudahkan membedakan dan

menghitungnya.

Permasalahan dalam Persediaan

Permasalahan-permasalah yang biasanya timbul dalam persediaan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan biaya yang realistis.

Beberapa model yang ditawarkan dapat megoptimalkan masalah persediaan

menghadapi beberapa kendala yang cukup sulit. Secara praktek banyak mengalami

kesulitan dalam menentukan biaya-biaya yang nyata seperti biaya pemesanan,

penyimpanan, persiapan, dan kehabisan bahan. Hal ini disebabkan oleh data

2017 17 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 18: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

perhitungan yang biasanya dalam bentuk rata-rata, sementara yang dibutuhkan adalah

marginalnya.

Contoh Grafik sebagai berikut :

Asumsi Realisasi

2. Permasalahan yang sama juga terjadi dalam menentukan biaya penyimpanan,

misalnya pada biaya gudang mencapai nol sampai saat gudang kosong. Banyak

perusahaan yang memperkirakan biaya persediaan didasarkan pada biaya

penyimpanan yang riil seperti biaya keusangan, biaya modal, dan biaya asuransi.

3. Terhadap dua pendekatan terhadap data yang tidak akurat yaitu pertama melakukan

analisis terhadap efek kesalahan dengan cara melakukan analisis sensivitas terhadap

model persediaan untuk mengetahui kesalahan pada biaya pemesanan, persiapan,

penyimpanan, dan pengaruh biaya total tahunan. Kedua, melakukan analisis terhadap

investasi persediaan dan beban kerja dan dibandingkan dengan biaya pemesanan dan

penyimpanan.

Kesalahan Biaya

Model persediaan pada umumnya dalam bentuk kuadrat, oleh karena itu kesalahan yang

signifikan sering kali memiliki efek yang lebih kecil daripada yang diharapkan, artinya tingkat

keakuratan yang tinggi kurang begitu diperhitungkan dalam menerima keuntungan potensial.

Dengan kata lain bukan berarti pengurangan dapat dilakukan pada jumlah pesanan tetapi

lebih mengarah pada pencarian penyebab timbulnya biaya persediaan dan menekankan

pada pos pengurangan biaya persediaan yang tepat.

2017 18 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 19: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Tabel Perbandingan biaya

No. Biaya Pemesanan (S)

Pemesanan Optimal (Q)

Biaya Variabel ∆VC

1 Rp. 5,- 40 250 29%

2 Rp. 10,- 56,57 353,55 0%

3 Rp. 20,- 80 500 41%

Total selisih yang diguanakan dengan menggunakan nilai S dari setengah sampai dua

kalinya terdapat perbedaan terhadap biaya total sebesar Rp. 250,- biaya total ini bervariasi

dengan nilai kurang dari 1% yaitu antara 0,4% yang terendah sampai dengan 0,6% yang

tertinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan dapat mengurangi biaya persediaan

total dengan cara memotong biaya pemesanan sebesar 5-10% atau mengurangi tingkat

persediaan dengan lead time-nya.

Pengendalian Persediaan dalam Perusahaan Jasa

Berikut gambaran pentingnya pengendaian persediaan dalam perusahaan jasa :

1. Kebijakan persediaan swalayan.

Setiap swalayan harus memiliki bagian yang bertugas mengidentifikasi item

persediaan, perusahaan pemasok, dan biaya setiap item.

2. Jasa reparasi dan pemeliharaan kendaraan.

Perusahaan jasa ini berhubungan dengan beberapa distributor atau merupakan

perusahaan waralaba dari industry otomotif. Agar semua pelanggan dapat dilayani,

maka perusahaan dapat menyediakan berbagai komponen yang dibutuhkan oleh

setiap kendaraan. Untuk memudahkan menghitung jumlah persediaan yang tersedia

dan yang telah digunakan sebaiknya digunakan komputer yang akan memberikan

definisi ukuran, jenis, kemanfaatan, dan kesesuaiannya.

Pengaruh Perubahan Elemen Biaya

Biaya merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pembelian persediaan

karena biaya mempengaruhi jumlah pesanan dan jumlah produksi.

2017 19 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 20: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Dalam model EOQ, jumah pemesanan berbanding lurus dengan DS artinya perubahan

jumlah permintaan (D) ataupun jumlah pemesanan (S) akan meningkatkan EOQ. Pengertian

berbanding lurus adalah apabila D/S meningkat, maka EOQ meningkat dan sebaliknya.

Sedangkan hubungan EOQ dengan biaya penyimpanan berbanding terbalik artinya apabila

biaya penyimpanan meningkat, maka EOQ akan turun dan sebaliknya. Begitu juga dengan

iaya penyimpanan (C) dan harga barang/unit (P), peningkatan biaya penyimpanan dan

harga pembelian barang pemesanan akan menurunkan EOQ san sebaliknya.

Adanya perubahan-perubahan yang mugkin terjadi perlu diantisipasi dengan cara

mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan tersebut dapat disikapi dengan melakukan

analisis sensivitas, yaitu analisis yang menggambarkan kepekaan terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi artinya berapa besar perubahan satu variabel akan berdampak pada

variabel lain dan seberapa besar perubahan-perubahan itu diperbolehkan.

Pengaruh Perubahan Lead Time

Lead time merupakan waktu tunggu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan barang

sampai di perusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reorder point dan saat

penerimaan barang. Lead time muncul karena setiap pemesanan membutuhkan waktu dan

tidak semua pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada “jeda” waktu. Dalam EOQ,

lead time diasumsikan konstan yang artinya dari waktu ke waktu selalu tetap. Akan tetapi

dalam preakteknya lead time banyak yang berubah-ubah, untuk mengantisipasinya

perusahaan sering menyediakan safety stock.

Lead time dalam EOQ dapat digambarkan sebagai berikut :

2017 20 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1

Page 21: Penilaian PersediaanNur... · Web viewPada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah:

Daftar PustakaRichardus Eko Indrajit, (2005), Manajemen Persediaan, Grasindo, Jakarta

Heizer Jay, B. Rander, (2006), Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta

Hani Handoko (2002). Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogyakarta

Siswanto, (2005), Riset Operasi, Erlangga, Jakarta

M. Syamsul Ma’arif (2003). Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta

Sofyan Assauri (2001). Manajemen Operasi. BPFE. Yogyakarta

Martinich (2003). Operation Management. Prentice Hall. New York

2017 21 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDinar Nur Affini, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id 1