pengunduran diri

11
PAPER MANAJEMEN PERSONALIA PENGUNDURAN DIRI OLEH: KELOMPOK III ( Tiga ) Wayan adi diantara Ni Kadek Kartika Sari Putu Decky Yodarya Paulus Maryo Loberto Bangkit Dwi satriyo Dwi Ayu Kirani Nur Arifin Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Transcript of pengunduran diri

Page 1: pengunduran diri

PAPERMANAJEMEN PERSONALIA

PENGUNDURAN DIRI

OLEH:

KELOMPOK III ( Tiga )

Wayan adi diantaraNi Kadek Kartika SariPutu Decky Yodarya

Paulus Maryo LobertoBangkit Dwi satriyo

Dwi Ayu KiraniNur Arifin

Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2009

Page 2: pengunduran diri

Bab IPendaluan

1.1 Latar Belakang

Hubungan kerja adalah suatu hubungan antara seorang buruh dengan seorang

majikan. Hubungan kerja menggambarkan kedudukan kedua pihak tersebut yang pada

dasarnya menunjukkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban buruh terhadap majikan serta

hak-hak dan kewajiban-kewajiban majikan terhadap buruh.

Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh dan majikan,

yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja

dengan menerima upah pada pihak lainnnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk

mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah. Pengertian ini berarti pihak buruh

dalam melakukan pekerjaan itu berada dibawah pimpinan pihak majikan atau pengusaha.

Di masyarakat Indonesia dikenal adanya bermacam-macam hubungan antara dua belah

pihak yang pada dasarnya adalah juga melakukan pekerjaan dengan pembayaran sebagai

balas jasa, tetapi tidak dinamakan hubungan kerja.

Dalam suatu perusahaan adalah wajar bila pengusaha atau majikan berusaha

untuk mengendalikan kegiatan perusahaan agar efektif dan efisien. Oleh karena itu

majikan atau pengusaha secara alamiah akan mempertahankan kekuasaan dan

kebebasannya dalam membuat keputusan yang akan berpengaruh terhadap jalannya

perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan, tentunya keputusan-keputusan yang diambil

atas pertimbangan-pertimbamngan ekonomis, termasuk di bidang ketenagakerjaan yang

meliputi penempatan dan pendayagunaan tenaga kerja di perusahaan.

  Berdasarkan nilai-nilai ekonomis tersebut, maka majikan atau pengusaha bebas

menentukan batasan-batasan mengenai tingkat produktivitas tenaga kerja. Dengan kata

lainnya bila pengusaha menganggap bahwa produktivitas akan meningkat bila dikerjakan

dengan banyak orang, maka pengusaha atau majikan akan meminta dilakuka penambahan

karyawan.

Page 3: pengunduran diri

Sebaliknya bila pengusaha atau majikan menganggap bahwa produktivitas akan

bartambah justru dengan adanya pengurangan karyawan, maka akan dipertimbangkan

mengenai adanya rasionalisasi perusahaan. Penambahan dan pengurangan karyawan

merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu bagian dari pertimbangan-pertimbangan

bisnis perusahaan.

Diantara pengurangan dan penambahan karyawan yang merupakan kebijakan

perusahaan sebagai bentuk pengakhiran hubungan kerja, terdapat juga suatu bentuk

pengakhiran hubungan kerja atas kemauan karyawan sendiri secara sukarela dengan cara

mengundurkan diri. Pengunduran diri oleh karyawan atas kemauan sendiri secara

sukarela merupakan bagian dari pemutusan hubungan kerja secara sepihak, yang dalam

hal ini oleh karyawan sendiri. Pengunduran diri oleh karyawan meskipun terlihat sebagai

suatu hal yang tidak kompleks, namun didalamnya terdapat berbagai permasalahan dalam

teori dan prakteknya.

Bagi pekerja masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan masalah

yang kompleks, karena mempunyai hubungan dengan masalah ekonomi maupun

psikologi. Masalah ekonomi karena PHK akan menyebabkan hilangnya pendapatan,

sedang masalah psikologi yang berkaitan dengan hilangnya status seseorang. Dalam skala

yang lebih luas, dapat merambat ke masalah pengangguran dan kriminalitas.

Jenis PHK Berdasarkan Jumlah Orang

1. PHK Perseorangan

PHK perseorangan merupakan PHK yang terjadinya sehubungan dengan

keinginan perseorangan atau perbuatan perseorangan. Dalam hal ini inisiatif PHK dapat

berasal dari pekerja maupun dari pengusaha. Contoh PHK perseorangan dengan inisiatif

dari pekerja : tidak cocok dengan manajemen perusahaan, ada konflik dengan rekan

sekerja, alasan keluarga, dan masalah kesehatan pekerja. PHK perseorangan dengan

inisiatif dari pengusaha misalnya : melanggar disiplin, prestasi kerja rendah, penciutan

perusahaan, dan kebangkrutan perusahaan.

Page 4: pengunduran diri

2. PHK Besar-besaran

PHK besar-besaran merupakan suatu PHK terhadap sepuluh karyawan atau lebih

dalam satu bulan, atau perusahaan melakukan serangkaian PHK yang dapat

menggambarkan suatu itikad untuk mengadakan PHK besar-besaran. Pada umumnya

PHK besar-besaran ini atas inisiatif dari pengusaha. Alasan nya : sejumlah pekerja

yang dipandang mengganggu ketenangan pekerja lain maupun ketenangan perusahaan,

terjadi perubahan metode kerja, perusahaan melakukan perubahan struktur organisasi,

perusahaan melakukan perampingan usaha, dan perusahaan mengalami kebangkrutan.

Jenis PHK Berdasar Berdasar Sumber Inisiatif

a. Inisiatif dari pengusaha

Dalam situasi dimana inisiatif PHK dari pengusaha, maka harus ada jaminan

bahwa

pekerja diperlakukan dengan adil.

b. Inisiatif dari pekerja

PHK dengan inisiatif dari pekerja juga dapat merugikan perusahaan, namun

dalam kondisi di mana penawaran tenaga kerja melimpah seperti Indonesia, maka

kerugian yang ditimbulkan tidak sebesar apabila inisiatif dari pengusaha.

Page 5: pengunduran diri

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja dan apa jenis – jenisnya ?

Apa yang yang dimaksud dengan pengunduran diri dan mengapa hal tersebut bisa

terjadi ?

Apakah akibat dari pengunduran diri tersebut ?

1.3 Tujuan

Mengetahui penjelasan dari tenaga kerja dan jenis – jenisnya.

Dapat mendeskripsikan tentang pengunduran diri.

Mengetahui akibat dari pengunduran diri itu sendiri.

Page 6: pengunduran diri

Bab II

Isi

Tenaga Kerja

Definisi tenaga kerja berkaitan erat hubungan dengan kualitas, dimana tenaga kerja sebagai jasa yang diberikan atau dicurahkan dalam proses produksi. Dalam konteks pengertian ini, maka tenaga kerja sering dipandang sebagai human atau intelectual capital perusahaan. Pada prakteknya, khususnya di Indonesia, istilah tenaga kerja meliputi buruh, karyawan, dan pegawai (Siswanto, 2002).

1. Buruhmereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan atau jasa kerjasecara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak,baik secara lisan maupun tertulis. Biasanya imbalan kerja tersebut disebut upahdan diberikan secara harian.

2. KaryawanMereka yang bekerja pada suatu perusahaan, baik swasta maupun pemerintah.Mereka diberi imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku. Biasanya imbalan kerjanya disebut upah dan/atau gaji dan diberikan secaramingguan atau bulanan.

3. Pegawai Merupakan mereka yang telah memenuhi syarat sesuai perundang-undangan yang berlaku. Mereka diangkat oleh pejabat negara yang berwenang untuk dikaryakan atau ditugaskan dalam pekerjaan tertentu di lembaga pemerintahan. Mereka diberi imbalan kerja menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Biasanya imbalan kerjanya disebut gaji dan diberikan secara bulanan.

Pengunduran Diri

Pengunduran diri merupakan suatu bagian dari pemutusan hubungan kerja dimana dalam hal ini pemutusan hubungan kerja tersebut dilakukan oleh buruh atau keryawan itu sendiri dengan mendapat persetujuan oleh majikan atau pengusaha. Hal ini sebenarnya didasarkan pada asas kebebasan berkontrak dalam hukum perjanjian, dan hukum perjanjian merupakan dasar dari hubungan kerja, sehingga wajarlah jika hal pengunduran diri oleh karyawan/atau buruh ini diletakkan dalam kerangka hukum perjanjian.

Page 7: pengunduran diri

Ketentuan mengenai pengunduran diri ini sangatlah sedikit pengaturannnya dalam undang-undang, hal ini sebenarnya dapatlah dipahami karena dasar dari pengunduran diri ini adalah suatu kesepakatan antara karyawan/buruh dengan majikan pengusaha sehingga hanya diperlukan sedikit pengaturannya dalam undang-undang. Pengunduran diri oleh karyawan ini harus senantiasa mengikuti ketentuan pengakhiran hubungan kerja yang diatur dalam undang-undang, dalam hal ini juga perlu diperhatikan ketentuan mengenai pernyataan pengakhiran dan tenggang waktu pengakhiran hubungan kerja. Pernyataan pengakhiran harus diberikan oleh karyawan/buruh dengan memperhatikan tenggang waktu pengakhiran hubungan kerja sesuai dengan ketentuan pasal 1603i KUHP , tenggang waktu ini menurut undang-undang adalah selama satu bulan.

Pengunduran diri ada dua macam, yaitu pengunduran diri dengan tanpa syarat dan pengunduran diri dengan syarat. Pengunduran diri tanpa syarat menyebabkan suatu putusnya hubungan dengan tidak perlu adanya izin sedang pengunduran diri dengan syarat memerlukan suatu izin bagi putusnya hubungan kerja.

 

Akibat Pengunduran Diri 

Pengunduran diri merupakan bagian dari pemutusan hubungan kerja dengan didasarkan kemauan sukarela dari pekerja, dengan demikian nyatalah akibat hukum dari pengunduran diri ini adalah putusnya hubungan kerja antara keryawan atau buruh dengan pengusaha atau majikan.

Selain itu menurut ketentuan Kepmen no 150/Men/2000 pasal 26, pengunduran diri secara baik atas kemauan sendiri memberikan hak bagi pekerja untuk mendapatkan uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian menurut ketentuan pasal 23 dan pasal 24 Kepmen 150/Men/2000.

Dalam kenyataannya, pengunduran diri oleh karyawan atau pekerja ini tidaklah mutlak atas kemauan dari pekerja namun ada kalanya terdapat unsur permintaaan dari pihak majikan atau pengusaha sebagai usaha menghindarkan diri dari kewajiban meminta izin dari P4D/P4P.

Selain itu ada juga pengusaha atau majikan yang tidak mau melakukan kewajiban pemberian uang penghargaan masa kerja dalam hal pengunduran diri dengan alasan kondisiyang tidak baik dalam akhir masa kerja, padahal sudah semestinyalah uang penghargaan masa kerja ini diberikan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Page 8: pengunduran diri