Pengukuran SWR Dan Daya Pada Trnsceiver VHF

download Pengukuran SWR Dan Daya Pada Trnsceiver VHF

of 8

description

Pengukuran SWR Dan Daya Pada Trnsceiver VHF

Transcript of Pengukuran SWR Dan Daya Pada Trnsceiver VHF

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCEIVER VHF KELOMPOK 3 Disusun oleh : Penanggung Jawab : Rekan Kerja : 1. Arya Wahyu Wibowo 2. Ira selfianthy 3. Panji Agung Pambudi 4. Syahrul Ramadhan (1309030197) (1309030243) (130903009Y) (1309030479)

Teknik Telekomunikasi 4 A Politeknik Negeri Jakarta 2010

PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCEIVER VHF

I.

TUJUAN 1. Mengetahui dan mengukur SWR antara antenna dari pemancar VHF. 2. Mengetahui dan mengukur daya output dari transceiver VHF. 3. Mengetahui pengaruh AWG pada kabel yang terhubung dari antenna pemancar ke SWR meter. 4. Mencari matching tidaknya perangkat transceiver dengan antenna. 5. Mengetahui beberapa jenis transceiver dan antenna VHF.

II.

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RIG VHF HT VHF SWR meter Antena Ring O Antena HT Dummy Load untuk 20 Watt Multimeter Digital Kabel Coaxial Power supply Alat Jumlah 1 set 1 set 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 set 2 Buah

III.

PENDAHULUAN Untuk mengetahui besarnya SWR pada suatu antenna terdapat dua faktor yang mempengaruhi besarnya SWR tersebut. Dua faktor tersebut adalah forward RF power dan reflected RF power. SWR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

SWR =

Dimana Pf = forward RF power Pr = reflected RF power Pengukuran seberapa besar power RF output yang digunakan pada peralatan radio ke antenna. Pada forward RF power semakin besar indicator mengidikasikan RF power, semakin besar pula RF power yang digunakan antenna. Dengan kata lain power reflected RF nya minimum. Dalam pengukuran power reflected RF, semakin kecil indicator

mengindikasikan power reflected RF nya maka semakin bagus transmisi propagasi power pada antenna.

IV.

GAMBAR RANGKAIAN

V.

LANGKAH KERJA 1. Mengatur power supply dan mengukur voltmeter agar tegangan output didapat 13,8 volt. Jika sudah tercapai, kemudian mematikan power supply.

2. Menghubungkan power supply ke HT. Polaritas tegangan jangan sampai terbalik. 3. Menghubngkan SWR meter dengan HT. Terminal antenna pada HT dihubungkan dengan kabel coaxial dan ujung lainnya dihubngkan ke terminal TX pada SWR meter (lihat gambar 1). 4. Menghubungkan SWR meter dengan antenna. Terminal antenna pada SWR meter dihubungkan dengan antenna melalui kabel coaxial. 5. Memperhatikan langkah 1-4 untuk memastikan tidak ada yang tidak terpasang. 6. Menghidupkan tombol power pada power supply, begitu juga pada HT. 7. Mengatur frekuensi pada batas terendah range frekuensi VHF. 8. Mengatur daya yang tepat pada SWR meter, untuk HT pilih dayanya 5 Watt. 9. Mengkalibrasi SWR meter terlebih dahulu untuk mengatur VSWR. Mengatur saklar pada kalibrasi dengan menekan tombol PTT di HT, mengatur potensio di SWR meter sampai angka yang tepat. Mengubah saklar ke mode pengukuran VSWR setelah selesai. 10. Melakukan pengukuran VSWR dengan menekan tombol PTT yang ada di HT. Mencatat hasilnya pada table 1. 11. Mengkalibrasi SWR meter pada mode daya terlebih dahulu untuk mengukur daya. 12. Melakukan pengukuran daya dengan menekan tombol PTT yang ada di HT. Mencatat hasilnya di table 1. 13. Mengubah frekuensi pada batas tertinggi range VHF dan mengulangi langkah 7 sampai 12. 14. Mengubah kembali frekuensi pada batas tengah range frekuensi VHF dan mengulangi langkah 7 sampai 12. 15. Mencari frekuensi yang menghasilkan SWR dan daya yang tertinggi. Mencatat hasilnya pada table 2. 16. Mengulangi langkah 4 sampai 15 dengan mengganti antenna HT dengan antenna Ring O dan setelah itu Dummy Load.

17. Jika langkah 16 telah selesai, mengganti HT dengan RIG. 18. Mengulangi langkah 1 sampai 16. Daya RIG adalah 20 Watt. VI. TABEL PERCOBAAN Tabel 1 Pengukuran SWR dan daya untuk tiga frekuensi yang berbeda Transceiver Antena Frekuensi (MHz) 140 Antena HT 144.4 146.7 Antena Ring O 140 144.4 146.7 140 Dummy Load 144.4 146.7 136 Antena HT 154 173 Antena Ring O 136 154 173 136 Dummy Load 154 173 SWR 1 1 1 1 1 1.1 1 1.1 1 1 1 1 1 1 1 1.1 1 1.1 Daya (Watt) 0.6 1 0.7 1 1.4 0.6 1 1.4 0.6 8 3 1 7 5 3 7 6 2.5

HT

RIG

Tabel 2 Pengukuran SWR dan daya tertinggi Transceiver Antena Frekuensi (MHz) Antena HT Antena Ring O 140.9 143 1.3 1 1.4 1.5 SWR Daya (Watt)

HT

Dummy Load Antena HT RIG Antena Ring O Dummy Load

143.26 136 139 140

1.1 1.4 1.1 1.05

1.5 9 7.5 7

VII.

ANALISA DATA Pada percobaan ini mengunakan dua buah pemancar yaitu RIG VHF dan HT VHF yang bertujuan untuk mengukur SWR dan Daya yang diterima. Antenna yang digunakan yaitu antenna HT, antenna Ring O, dan antenna Dummy Load. Untuk mengukur SWR dan Daya menggunakan SWR meter dengan terlebih dahulu menghubungkan SWR ke antenna penerima dan pemancar . Untuk menghitung SWR dapat menggunakan rumus sebagai berikut : SWR =

Dimana Pf = forward RF power Pr = reflected RF power Pada Tabel 1, frekuensi yang digunakan antara lain 140 MHz, 144.4 MHz, dan 146.7 MHz untuk tranceiver HT. Nilai SWR adalah 1 kecuali pada saat menggunkan antenna Ring O pada frekuensi 146.7 MHz nilai SWR = 1.1 dan pada saat menggunakan antenna Dummy Load pada frekuensi 144.4 MHz nilai SWR = 1.1. Hal ini terjadi karena antenna yang digunakan tidak sama antara antenna HT dengan antenna Ring O dan antenna HT dengan antenna Dummy Load. Pada pengukuran daya dengan menggunakan

antenna HT daya yang dipancarkan maksimum sebesar 1 Watt, pada saat menggunakan antenna Ring O dan Dummy Load sebesar 1.4 Watt. Hal ini terjadi karena gain dari antenna Ring O dan Dummy Load lebih besar daripada antenna HT. Pada saat menggunakan Transceiver RIG frekuensi yang digunakan 136 MHz, 154 MHz, dan 173 MHz. Nilai SWR adalah 1 kecuali pada saat

menggunakan antenna Dummy Load dengan frekuensi 136 MHz dan 173 MHz nilai SWR = 1.1. Hal ini terjadi karena antara transceiver RIG dengan antenna Dummy Load tidak match. Pada pengukuran daya dari ketiga

antenna daya maksimum yang dipancarkan yaitu pada saat frekuensi 136 MHz. Hal ini terjadi karena semakin kecil frekuensi yang digunakan maka semakin besar daya yang dipancarkan. Pada Tabel 2, pengukuran SWR dan Daya Tertinggi. Pada saat

menggunkan transceiver HT dan antenna HT pengukuran daya tertinggi sebesar 1.4 Watt pada frekuensi 140.9 MHz dengan SWR = 1.3. Pada antenna Ring O daya tertinggi = 1.5 Watt pada frekuensi 143 MHz dengan SWR = 1. Pada antenna Dummy Load daya tertinggi sebesar 1.5 Watt pada frekuensi 143.26 MHz dengan SWR = 1.1. Dari data diatas transceiver HT bekerja dengan baik pada frekuensi 143 MHz. Pada saat menggunkan transceiver RIG daya tertinggi = 9 Watt ketika menggunakan antenna HT pada frekuensi 136 MHz dengan SWR = 1.4. Pada antenna Ring O daya tertinggi yang didapat sebesar 7.5 Watt pada frekuensi 139 MHz dengan SWR = 1.1. Pada antenna Dummy Load daya tertinggi yang didapat sebesar 7 Watt pada frekuensi 144 MHz dengan SWR = 1.05. Dari data diatas transceiver RIG bekerja dengan baik pada frekuensi 136 MHz.

VIII.

KESIMPULAN y y y Perbandingan sinyal RF pantul dengan sinyal RF datang merupakan suatu indikasi kecocokan (match) antara pemancar, saluran transmisi dengan antena.

Daftar Pustaka http://erikbw.multiply.com/journal/item/20