Pengukuran struktur batuan

32

Transcript of Pengukuran struktur batuan

Page 1: Pengukuran struktur batuan
Page 2: Pengukuran struktur batuan

PENGUKURAN STRUKTUR BATUAN DAN KESTABILAN

LERENG

Page 3: Pengukuran struktur batuan

313/04/23 r. hariyanto

Page 4: Pengukuran struktur batuan

413/04/23 r. hariyanto

Page 5: Pengukuran struktur batuan

Pengukuran struktur batuan

• Kedudukan struktur batuan (sesar, perlapisan, dan kekar) dapat ditentukan dengan menggunakan kompas geologi.

• Untuk menyatakan kedudukan struktur batuan, maka harus dilakukan pengukuran tentang jurus (strike), kemiringan (dip), dan arah kemiringan (dip direction).

• Kedudukan struktur batuan dapat dinyatakan dengan strike/dip atau dip/dip direction.

Page 6: Pengukuran struktur batuan
Page 7: Pengukuran struktur batuan
Page 8: Pengukuran struktur batuan
Page 9: Pengukuran struktur batuan
Page 10: Pengukuran struktur batuan

Contoh

• Misalkan suatu kekar mempunyai strike

N 60o E dan dip 40o maka penulisan kedudukannya adalah N60oE/40o.

• Jika suatu kekar mempunyai dip 70o dan dip direction nya N30oE maka penulisan kedudukannya adalah 70o/030o.

• Penulisan dip direction selalu dalam tiga digit.

Page 11: Pengukuran struktur batuan

Penggambaran bidang diskontinu dan kutub (pole) diskontinu :

1113/04/23 r. hariyanto

Page 12: Pengukuran struktur batuan

Penggambaran bidang & Kutub

• Perhatikan sebuah bidang yang mempunyai kemiringan 50o dan arah kemiringan 130o.

• Langkah 1 : Kertas transparan diletakkan di atas Equatorial equal-area stereonet, gambarkan lingkaran jaring dan beri tanda titik utara dan pusat jaring. Ukurkan arah kemiringan 130o searah jarum jam dari titik utara dan beri tanda posisi ini pada lingkaran jaring.

Page 13: Pengukuran struktur batuan

lanjutan• Langkah 2 : Putar tanda arah

kemiringan ke arah utara sampai berimpit dengan sumbu W – E. Ukurkan kemiringan 50o dari lingkaran luar ke arah pusat jaring. Dan gambar busur lingkaran besar.

• Untuk menggambarkan kutub bidang, ukurkan 50o dari pusat jaring ke arah lingkaran luar jaring dan beri tanda titik, yang merupakan kutub bidang tersebut.

• Langkah 3 : Putarkan ke posisi semula sehingga arah utara yang ditandai pada langkah 1 berimpit dengan arah utara jaring. Dengan demikian, bidang dengan orientasi kemiringan 50o dan arah kemiringan 130o telah tergambar.

Page 14: Pengukuran struktur batuan
Page 15: Pengukuran struktur batuan

Penentuan kedudukan umum bidang-bidang diskontinu

• Setelah terbentuk garis-garis kontur, maka akan didapat kutub kontur, yaitu daerah yang menggambarkan konsentrasi kutub bidang tertinggi.

• Titik pusat kutub kontur merupakan kutub kedudukan umum bidang-bidang diskontinu,

• Kedudukan umum bidang-bidang diskontinu adalah kebalikan dari cara penentuan kutub bidang diskontinu.

Page 16: Pengukuran struktur batuan

Penentuan arah dan penunjaman garis perpotongan dua bidang

Dua bidang mempunyai kemiringan 50o dan 30o dan arah kemiringan 130o dan

250o, yang saling berpotongan, sehingga perlu ditentukan arah (trend) dan penunjaman (plunge) dari garis

perpotongannya  

 

Langkah 1 : Satu bidang (50o/130o) telah tergambarkan, dan penentuan lingkaran besar bidang kedua ditentukan dengan arah kemiringan 250o diputar sampai berimpit dengan sumbu W – E. Dan gambarkan lingkaran besar menurut

kemiringan 30o.

1613/04/23 r. hariyanto

Page 17: Pengukuran struktur batuan

Langkah 2 : Titik perpotongan dua lingkaran besar diputar sampai berimpit dengan sumbu W – E jaring dan plunge dari garis perpotongan diukur sebesar 20,5o.

 

 

 

 

Langkah 3 : Kemudian gambar tersebut dikembalikan ke kedudukan semula sehingga tanda utara pada gambar berimpit dengan titik utara pada stereonet. Dan arah (trend) dari garis perpotongan didapat sebesar 200,5o.

1713/04/23 r. hariyanto

Page 18: Pengukuran struktur batuan
Page 19: Pengukuran struktur batuan

Metode kinematika

• "Kinematic" refers to the motion of bodies without reference to the forces that cause them to move (Goodman, 1989).

• Untuk mengetahui potensi jenis longsoran yang mungkin terjadi pada suatu lereng

• Data yang digunakan kombinasi orientasi bidang diskontinyu, muka lereng bersama sudut geser dalam

• Analisis dilakukan menggunakan proyeksi stereografis

• Asumsi dasarnya kohesi = 0

Page 20: Pengukuran struktur batuan
Page 21: Pengukuran struktur batuan

Longsoran bidang

Page 22: Pengukuran struktur batuan

2213/04/23 r. hariyanto

Page 23: Pengukuran struktur batuan

Longsoran baji

Page 24: Pengukuran struktur batuan

2413/04/23 r. hariyanto

Page 25: Pengukuran struktur batuan

2513/04/23 r. hariyanto

Page 26: Pengukuran struktur batuan

Longsoran guling

Page 27: Pengukuran struktur batuan

Longsoran bidang, baji, guling

2713/04/23 r. hariyanto

Page 28: Pengukuran struktur batuan

Longsoran busur

Page 29: Pengukuran struktur batuan
Page 30: Pengukuran struktur batuan

Dalam satu kawasan dapat terbentuk bermacam potensi jenis longsor

Page 31: Pengukuran struktur batuan

summary

Page 32: Pengukuran struktur batuan