Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

15
pengukuran kelembaban relatif udara LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM PERCOBAAN VI pengukuran kelembaban relatif udara NAMA : HARMIN ADIJAYA PUTRI NIM : H41110251 KELOMPOK : V (LIMA) HARI/TGL : SELASA/5 APRIL 2011 SISTEN : SUWARDI YUSDAR M. LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 BAB BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan

description

Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

Transcript of Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

Page 1: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

pengukuran kelembaban relatif udara

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN VI

pengukuran kelembaban relatif udara

NAMA           : HARMIN ADIJAYA PUTRI

NIM                : H41110251

KELOMPOK : V (LIMA)

HARI/TGL    : SELASA/5 APRIL 2011

ASISTEN        : SUWARDI

                            YUSDAR M.

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

BAB

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

            Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh

terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara,

sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan

sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per kilogram udara). Jumlah upa air

yang terdapat di udara (pada kejenuhan tertentu) dipengaruhi oleh temperature dan

Page 2: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

tekanan, sehingga kelembaban nisbi adalah persentase uap air sebenarnya ada

dibandingkan dengan kejenuhan di bawah temperature dan tekanan tertentu.

Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas

organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal.

Kelembaban relatif dapat dihitung dengan menggunakan berbagai metode dan

instrumen. Ini adalah perhitungan untuk mengetahui berapa gram uap air dapat

diadakan pada suhu tertentu. Biasanya udara, hangat, kapasitas yang semakin tinggi

untuk menahan uap air. Setiap suhu tertentu memiliki batas memegang air, dan

jumlah aktual air diselenggarakan di udara pada saat pengukuran dapat

direpresentasikan dalam persentase (Umar, 2010).

            Irama harian kelembaban sangat bervariasi, tinggi pada malam hari dan

rendah pada siang hari, juga adanya perbedaan horizontal dan vertikal. Kelembaban

sejalan dengan temperatur dan sinar matahari mempunyai peranan penting dalam

mengatur aktifitas organisme dan dalam membatasi penyebarannya (Umar, 2010).

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan kelembaban relative udara pada

tempat/lokasi yang berbeda serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan

peralatan sederhana dalam mengukur kelembaban relatif udara, maka dilakukanlah

percobaan ini.

I.2 Tujuan percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1.      Mengetahui perbedaan kelembaban relatif udara pada tempat / lokasi yang berbeda.

2.      Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam

mengukur kelembaban udara relative.

I.3   Waktu dan Tempat Percobaan

             Percobaan Kelembaban Relatif Udara Pada Tempat Berbeda dilakukan pada

hari Selasa, 22 Maret 2011, pada pukul 14.30 WITA bertempat di Laboratorium Biologi

Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Hasanuddin, Makassar, dan pengambilan data dilakukan di dalam ruangan, di bawah

pohon, dan di pelataran MIPA.

Page 3: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

            Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot

sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai

kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka

biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persentase uap

air sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan tekanan

yang sedang ada (Michael, 1994).

            Kelembaban adalah faktor ekologis yang penting mempengaruhi aktifitas

organisme dan membatasi penyebarannya dengan keragaman harian, serta keragaman

tegak dan mendatar. Kandungan uap air itu sendiri atau bersama-sama dengan suhu

merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi ekologi mahluk-mahluk

hidup daratan. Untuk mahluk-mahluk hidup darat, kandungan uap air harus dianggap

sebagai kelembaban dalam astmosfir, air tanah untuk tanaman dan air minum untuk

hewan-hewan. Banyak hewan-hewan darat seperti moluska, amfibia, isopoda,

nematoda, sejumlah serangga dan antropoda lainnya di temukan hanya pada habitat-

habitat atmosfernya jenuh dengan uap air (Michael, 1994).

            Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan

demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting

dari iklim. Interaksi antara temperature dengan kelembaban, seperti pada kasus

Page 4: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap

faktor. Sehingga temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap

organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apakah keadaan tadi

sangat tinggi atau sangat rendah, daripada keadaan itu adalah sedang-sedang saja.

Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih gawat dalam keadaan

temperature ekstrim. Dengan kata lain, hal ini adalah aspek laindari asas mengenai

factor interaksi (Odum, 1994).

            Organisme dapat hidup di lingkungan fisik serta dapat mengadakan adaptasi

dan mengubah keadaan lingkungan fisik untuk mengurangi efek hambatan terhadap

pengaruh temperature, cahaya, air dan sebagainya. Keadaan kompensasi demikian

yang terutama efektif untuk tingkat komunitas meskipun juga terjadi pada tingkat

spesis (Soegiarto, 1990).

            Di alam organisme tidak hanya beradaptasi terhadap lingkungan fisik dalam

arti tolenrasi saja, akan tetapi juga memamfaatkan periodesitas alami untuk mengatur

kegiatan dan memprogram kehidupannya. Misalnya di daratan iklim sedang, kegiatan

organisme disesuaikan dengan panjang hari (Soegiarto, 1990).

            Pada ekosistem, faktor-faktor tidak bekerja sendiri-sendiri akan tetapi bekerja

bersama-sama. Temperatur dan kelembaban sangat berpengaruh pada lingkungan

darat. Efek pembatas dari temperature bertambah hebat apabila kelembaban dalam

keadaan ekstrim, yaitu tinggi maupun rendah interaksi antara temperature dan

kelembaban seperti interaksi pada faktor lain yaitu tergantung kepada nilai nisbi dan

nilai mutlak dari setiap factor (Soegiarto, 1990).

Sebagai pilihan lain atau alternatif yang dapat diguanakan kertas indicator

untuk mengukur kelembaban relatif. Indiokator kelembaban dibuat dengan

menggunakan kobalt klorida. Kobalt klorida berwarna biru bila kering, dan berubah

menjadi merah jambu bila basah. Apabila kobalt klorida berubah menjadi warna merah

jambu maka konsentrasinya tinggi dan memberikan kelembaban relatif (Michael,

1994)

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh

terhadap aktifitas organisme di alam.Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara,

Page 5: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan

sebagai berat air per satuan udara. Jumlah uap air yang tersimpan di udara

dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, sehingga lelembaban nisbi adalah

persentase uap air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kejenuhan dibawah

temperatur dan tekanan tertentu. Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat

sangat bergantung pada beberapa faktor seperti ketersediaan air di suatu tempat,

kuantitas dan kualitas penyinaran, suhu, tekanan udara, pergerakan angin, dan

vegetasi. Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer basah

atau kering (Umar, 2010).

Kelembaban udara dalam ruangan tertutup dapat diatur sesuai dengan

keingunan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkankan atas prinsip kesetaraan

potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke

dalam suatu ruangan tertutup dimasukkan larutan, maka air dalam larutan tersebut

akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan

potensi larutan. Demikian pula halnya jika hidrat Kristal garam-garam tertentu

dimasukkan dalam ruang tertutup, maka air dari hidrat Kristal garam akan menguap

sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada

beberapa faktor yaitu (Umar, 2010):

a.         Suhu

b.        Tekanan udara

c.         Pergerakan angin

d.        Kuantitas dan kualitas penyinaran

e.         Vegetasi

f.         Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).

              Irama harian kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi pada malam hari dan

rendah pada siang hari dan sebaliknya. Irama harian kelembaban ini juga dapat disebabkan

karena perbedaan letak tempat baik secara horizontal maupun vertikal. Pengaruh kelembaban

udara sejalan dengan temperatur dan intensitas   udara serta sinar matahari yang mempunyai

Page 6: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

peranan pemting dalam mengatur aktifitas organisme dan dalam membatasi penyebarannya

(Umar, 2010).

            Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Istilah

kelembaban biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa kelembaban

relatif (Buck, 1970). Menurut Lakitan (1994), data klimatologi untuk kelembaban

udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relatif (relative humidity, disingkat

RH). Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air aktual (yang

terukur) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh. Rumus untuk

menentukan relative humidity(RH) adalah sbb (Lakitan, 1994):

Dimana:

ρA : Tekanan uap air aktual;

ρa : Tekanan uap air pada kondisi jenuh.

Selain kelembaban relatif, kelembaban juga ada yang disebut kelembaban absolut.

Kelembaban absolut dianalogikan jika semua air dalam satu m3 dikondensasikan ke

dalam suatu wadah, wadah tersebut dapat menjadi timbangan kelembaban absolut.

Kelembaban absolut memiliki nilai yang berkisar dari 0 gram/m3 saat udara kering

hingga 30 gram/m3 saat uap air menjadi jenuh pada suhu 30°C. Kelembaban relatif

sangat penting dalam memperkirakan cuaca (Lakitan, 1994).

              Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer basah dan kering,

baik secara manual maupun dengan alat Sling Psychrometer dan Hygrograf. Apabila pembacaan

pada kedua termometer basah dan kering sama, maka kelembaban nisbinya adalah 100%, tetapi

apabila pembacaan termometer basah di bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya

kurang dari 100%. Nilai sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling

Psychrometer dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya (Umar, 2010).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban

relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat

digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan

sebuah alat pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah

termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di

Page 7: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat

permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30o C (86o F), dan tidak melebihi 0,5% pada

0o C (32o F). Kelembaban absolut mendefenisikan massa uap air pada volume tertentu

campuran udara atau gas, dan umumya dilaporka dalam gram per meter kubik.

Kelembaban relatif (RH) dan suhu udara merupakan salah satu parameter yang

penting dalam pengukuran meteorologi. Pengukuran kelembaban relatif (RH) secara

kontinyu dan kemudahan dalam  perawatan diperlukan dalam bidang perikanan dan

kelautan, antara lain: perekam data RH lingkungan pantai dan lepas pantai secara in

situ, manajemen cold storage untuk hasil perikanan tangkap, pengukuran

dalam Hazard Analysis Critical Control Point(HACCP), analisis penyimpanan dalam

kontainer, dan dengan kandungan air di dalam udara. Udara dikatakan mempunyai

kelembaban yang tinggi apabila uap air yang diakandungnya tinggi, begitu juga

sebaliknya. Secara matematis, kelembaban dihubungkan sebagai rasio berat uap air di

dalam suatu volume udara dibandingkan dengan berat udara kering (udara tanpa uap

air) di dalam volume yang sama (Odum, 1994).

Kelembaban relatif adalah rasio yang digambarkan sebagai persentase antara

tekanan uap air aktual e terhadap tekanan uap jenuh es, pada suhu udara T  tertentu

(Brock dan Scott, 2001) Sedangkan suhu udara adalah jumlah panas yang terkandung

di udara (Lakitan, 1994).

Faktor suhu / temperatur dan kelembaban seperti pada kasus interaksi

kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Jadi,

suhu atau temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap

organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim yakni, apakah keadaan tadi

sangat tinggi atau sangat rendah, daripada apabila keadaan demikian itu adalah

sedang saja (Odum, 1994).

Kelembaban udara dalam ruangan tertutup dapat diatur sesuai dengan

keingunan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkankan atas prinsip kesetaraan

potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke

dalam suatu ruangan tertutup dimasukkan larutan, maka air dalam larutan tersebut

akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan

Page 8: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

potensi larutan. Demikian pula halnya jika hidrat Kristal garam-garam tertentu

dimasukkan dalam ruang tertutup, maka air dari hidrat Kristal garam akan menguap

sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan. 1994).

  

BAB III

                                               METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat

Alat yang digunakan adalah  thermometer, sling psychrometer, botol air/ hand

sprayer, kipas, dan karet gelang.

III. 1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah kapas, dan air.

III. 3 Cara Kerja

Cara kerja dari percobaan ini adalah :

1.            Memyediakan dua buah thermometer.

2.            Membasahi kapas tersebut secukupnya dengan mencelupkan ke dalam botol air atau

dengan menyemprotkan dengan hand sprayer.

3.            Menggantung kedua thermometer tersebut (satu basah dan satu kering pada tempat

yang dipilih) sambil mengipas-ngipas selama kurang lebih 5 menit.

4.            Melakukan pengamatan setiap selang waktu 10 menit sebanyak 4 kali pada setiap

tempat yang dipilih (dalam ruangan, luar ruangan,tempat terbuka dan di bawah

pohon).

5.            Mencatat nilai dari hasil pembacaan pada kedua thermometer (basah dan kerimg).

6.            Menarik keluar thermometer kering dan basah dengan menggunakan Sling

Psychometer.

7.            Memperhatikan sumbu yang menghubungkan antara tempat pembahasan dengan

ujung thermometer basah. Kalau tidak tersambung, menyambung pada ujung

thermometer basah.

Page 9: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

8.            Membasahi sumbu tersebut dengan air secukupnya, kemudia mengayunkan alat

tersebut dengan cara memutar-mutarnya.

9.             Melakukan pengamatan setiap 5 menit pada thermometer basah dan kering. Untuk

pembacaan kelembaban relatifnya dapat mencocokannya pada skala yang terdapat

pada alat.

    

DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. 1994. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.

Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Soegiarto. 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Umar, M. Ruslan. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Page 10: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan

AlatTermometer wet and

dry sling psychrometer

Page 11: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

Tempat wet dry KR Wet Dry KR

Dalam

ruanga

n LBD

27.0 29.0 78.0 28.5 26.0  88.8

26.0 28.0 87.0 26.5 28.5 88.0

26.0 28.0 87.0 26.5 28.5 88.0

rata-

rata 26.3 28.3 84.0 27.2 27.7 88.0

Dibawa

h pohon

Canopy

25.5 28.0 84.0 27.0 28.0 94

25.5 27.0 90.0 26.5 28.090

25.5 27.0 90.0 25.0 26.590

rata-

rata 25.5 27.3 88.0 26.2 27.5

91,3

Pelatar

an

MIPA

27.0 28.5 90.0 27.0 29.088

25.5 28.0 84.0 27.0 29.088

25.5 29.0 84.0 27.0 28.091

rata-

rata 26.0 28.5 86.0 27.0 28.7

89

IV.2 Pembahasan

            Pada percobaan kelembaban udara dilakukan pada tiga tempat berbeda yaitu

dalam ruangan (Laboratorium Biologi Dasar), di lapangan terbuka (pelataran MIPA),

dan di bawah pohon (Canopy). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

termometer dan sling psychrometer. Dan setiap alat dibagi atas yang basah dan

kering. Pengukuran menggunakan kedua alat ini untuk membandingkan apakah hasil

pengukuran kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda sama atau berbeda.

Termometer digunakan dengan cara dikipas-kipas dan sling psychrometer dengan cara

diputar-putar.

            Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda pada

setiap tempat, yaitu sebagai berikut :

Page 12: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

1.        Dalam Ruang Laboratorium

Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam laboratorium sangat

tinggi yaitu 84% pada termometer dan 88% pada sling psychrometer. Hal ini dimungkinkan

karena dalam ruangan tersebut tertutup sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan

angin dan dalam ruangan juga terdapat kipas angin, kondisi dalam ruangan relatif tetap sehingga

dalam udara terkandung banyak uap air.

2.        Di Bawah Pohon (Canopy)

Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di bawah pohon pada

pembacaan termometer 88% dan sling psychrometer 82%. Kelembaban pada daerah ini cukup

tinggi dikarenakan banyaknya vegetasi pada areal tersebut, kondisi tanah yang becek dan

mengandung banyak air, serta penyinaran matahari yang terhalangi oleh pohon.

3.        Di Lapangan Terbuka (pelataran MIPA)

Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan terbuka pada

termometer 86% dan sling psychrometer 89%. Nilai yang diperoleh pada pembacaan termometer

sangat tinggi baik pada thermometer dry and wet maupun pada sling psychrometer. Ini terjadi

disebabkan oleh faktor penyinaran matahari dan cuaca saat pengukuran. Saat pengukuran

dilakukan waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 sehingga matahari mulai terbenam dan daerah

yang terkena cahaya matahari secara langsung berkurang apalagi pelataran MIPA yaitu titik

percobaan terhalangi oleh bayangan Laboratorium Fisika. Cuaca pada saat itu cukup mendung

terbukti dengan banyaknya awan yang terkumpul di langit.

Berdasarkan analisis data, terlihat bahwa kondisi udara pada beberapa titik saat itu

lembab atau cukup lembab. Ini terbukti dengan nilai kelembaban udara pada saat itu yang cukup

tinggi sekitar 80 % keatas. Ini terjadi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yang cukup mendung

dan keadaan sekitar yang masih basah karena hujan pada malam hari sebelum percobaan.

Sebagai tambahan, tingginya persentasi kelembaban relatif mungkin juga disebabkan oleh

kualitas penyinaran matahari pada pukul 17.00 WITA.

Page 13: Pengukuran Kelembaban Relatif Udara

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diraik kesimpulan sebai

berikut:

1.      Terdapat perbedaan kelembaban relatif pada tiga tempat pengukuran kelembaban begitupun

dengan perbedaan nilai yang  dengan menggunakan termometer dry and wet dan sling

psychrometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kelembaban relatif pada lokasi

berbeda ialah kualitas penyinaran matahari, vegetasi, pergerakan angin, suhu, dan ketersediaan

air.

2.        Alat yang digunakan dalam percobaan adalah termometer yang digunakan dengan cara

digantung sambil dikipas-kipas dan sling psychrometer dengan cara diputar-putar diudara.

V.2 Saran

 Setelah melakukan percobaan ini, maka saya sarankan sebaiknya pihak

laboratorium mengganti alat-alat laboratorium yang telah rusak dan menambah alat-

alat yang akan digunakan agar pelaksanaan praktikum lebih efektif.