PENGUKURAN KAPABILITAS PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO BULK MUTU I-B-BC/W DI PTPN XII JEMBER

download PENGUKURAN KAPABILITAS PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO BULK MUTU I-B-BC/W DI PTPN XII JEMBER

of 20

description

Analisis kapabilitas proses ditentukan dengan 2 parameter, yakni: bean count dan kadar air. Pengukuran dilakukan di PTPN XII Jember unit bisnis pabrik biji kakao

Transcript of PENGUKURAN KAPABILITAS PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO BULK MUTU I-B-BC/W DI PTPN XII JEMBER

PENGUKURAN KAPABILITAS PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO BULK MUTU I-B-BC/W BERDASARKAN PARAMETER BEAN COUNT DAN KADAR AIR DI PTPN XII JEMBER

6.1 PENDAHULUAN6.1.1 Latar BelakangDewasa ini hampir di semua pasar industri agro terjadi kompetisi antarperusahaan. Kompetisi tersebut terjadi karena setiap perusahaan ingin memperluas pangsa pasarnya. Pangsa pasar erat kaitannya dengan loyalitas konsumen perusahaan terkait. Untuk mendapatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen, perusahaan harus menerapkan strategi khusus. Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan loyalitas konsumen dan konsumsi secara repeat yakni dengan mengutamakan kepuasan konsumen (customer satisfaction).Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah tepat produk. Artinya, setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus memiliki spesifikasi yang mampu untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan pengendalian produksi sesuai spesifikasi produk yang ditawarkan secara menyeluruh dan kontinu agar kualitas produknya sesuai dengan ekspektasi konsumen. Kesesuaian kualitas produk, informasi produk yang disampaikan kepada kosumen serta, ekspektasi konsumen terhadap produk, dapat memengaruhi tingkat kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk dalam jangka panjang.Pabrik pengolahan kakao Gerengrejo PTPN XII, merupakan salah satu pabrik penghasil biji kakao kering yang mampu memasarkan produknya sampai ke pasar internasional. Semakin luas pasar yang dapat dijangkau maka target pasar semakin besar, begitu halnya dengan kompetitornya. Produk biji kakao kering yang dipasarkan oleh pabrik kakao ini dapat menjagkau pasar Asia dan Eropa, yang mana sebagian besar konsumennya adalah perusahaan farmasi, makanan dan minuman. Terdapat dua jenis produk yang dihasilkan yakni kakao edel dan bulk. Produk varietas bulk mutu I merupakan produk yang paling banyak dihasilkan dan dieksor setiap tahunnya oleh PTPN XII.Berkaitan dengan produk pabrik kakao PTPN XII, parameter utama yang harus dijaga adalah kadar air dan hitungan biji (bean count). Ketidaksesuaian informasi produk dengan spesifikasi yang diterapkan dapat merugikan dan berdampak langsung kepada perusahaan serta konsumen. Kendali proses produksi kedua parameter ini berada di seluruh stasiun kerja. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan metode statistik proces control melalui penghitungan kapabilitas proses sortasi. Melalui pengukuran kapabilitas proses, maka dapat diketahui seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan produk dengan karakteristik kualitas sesuai dengan spesifikasi yang ada. Pengendalian ini diharapkan dapat digunakan untuk mempresentasikan kinerja proses mampu meningkatkan kinerja dari poses terkait dan secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk kakao PTPN XII. Dengan mdenganalisis kapabilitas proses nantinya dapat diukur keseragaman proses dalam menghasilkan produk sekaligus dapat merepresentasikan kinerja proses pada saat proses terkendali.

6.1.2 Batasan MasalahUntuk menghindari adanya bias dalam pengambilan kesimpulan di penelitian ini maka permasalahan di penelitian ini dibatasi beberapa hal sebagai berikut. 1) Obyek penelitian hanya pada stasiun kerja sortasi biji kakao kering di kantor pengolahan kakao Gerengrejo PTPN XII, Jember. 2) Faktor eksternal meliputi tahun tanam buah kakao dan blok asal pemanenan kakao tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.3) Perhitungan kapabilitas proses mencakup perhitungan indeks Cp dan Cpk.

6.1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai untuk mengukur kapabilitas dari produk biji kakao bulk mutu I-B-BC/W hasil produksi Pabrik Pengolahan Kakao Gerengrejo PTPN XII, Jember.6.1.4 ManfaatHasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait, diantaranya sebagai berikut.1) Mahasiswaa. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan proses produksi biji kakao di PTPN XII.b. Mengaplikasikan ilmu yang berkaitan dengan pengendalian mutu dalam bentuk analisis permasalahan yang diteliti2) PTPN XII Jembera. Mengetahui kapabilitas proses produksi biji kakao bulk mutu I-B-BC/W sesuai dengan parameter yang telah ditentukan perusahaan.b. Dapat digunakan sebagai salah satu masukan bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian produksi.

6.2 LANDASAN TEORIKualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk (Nasution, 2005).6.2.1 Pengendalian Mutu StatistikPengendalian mutu secara statistik (statistikal process control) adalah pengaplikasian teknik-teknik statistik untuk mengendalikan proses untuk menentukan stabilitasnya dan kemampuan menghasilkan produk/ jasa bermutu (Sugian, 2006).Pengumpulan data akan memiliki kegunaan antara lain (Wignjosoebroto,1993): a. Alat untuk memahami situasi yang sebenamya. Berdasarkan data, dapat di ketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. b. Alat untuk menganalisis keadaan nyata dan permasalahan yang ada. Berdasarkan data, dapat dicari hubungan antara penyimpangan yang terjadi dengan faktor-faktor yang di anggap sebagai sumber terjadinya kesalahan. c. Alat untuk mengendalikan proses. Berdasarkan data dapat diketahui apakah proses telah berlangsung normal atau tidak. d. Alat untuk pengambilan keputusan. Sesuai dengan informasi dapat disimpulkan tindakan-tindakan yang harus diambil terhadap hasil kerja yang diperoleh. e. Alat untuk membuat rencana-rencana perbaikan.

6.2.2 Peta Kontrol I-MRIndividuals and moving range control chart (I-MR) yang juga dikenali dengan nama X-MR atau Shewhart individuals control chart adalah peta kendali variabel yang digunakan jika jumlah observasi dari masing-masing subgrup hanya satu (n = 1). I-MR diperlukan dalam situasi-situasi sebagai berikut (Montgomery, 2005): 1. Menggunakan teknologi pengukuran dan inspeksi otomatis, dan setiap unit yang diproduksi dapat dianalisis sehingga tidak ada dasar untuk pengelompokan rasional ke dalam subgrup. 2. Siklus produksi sangat lama, dan menyulitkan jika mengumpulkan sampel sebanyak n> 1. 3. Pengukuran berulang pada proses akan berbeda karena faktor kesalahan (error) lab atau analisis, seperti pada proses kimia. 4. Beberapa pengukuran diambil pada unit produk yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan untuk I-MR adalah:1. Menghitung moving range, rata-rata nilai individu, dan rata-rata moving range. Moving range merupakan jarak atau range bergerak antara satu titik data (xi) dengan titik data sebelumnya (xi-1), dihitung sebagai MRi = |xi xi-1|. Untuk nilai-nilai individu m, terdapat range m-1. Selanjutnya rata-rata dari nilai nilai ini dihitung dengan:

rata nilai individu dihitung:

2. Menghitung garis pusat/CL, UCL dan LCL untuk peta kendali moving range yaitu sebagai berikut:CL = UCL = = 4. LCL = D3.3. Menghitung garis pusat/ CL, UCL dan LCL untuk peta kendali individu. Cara menentukannya sebagai berikut:CL =

Sebagai analisi pola pada prafik pengendali, ada beberapa kriteria peta kendali yang dianggap tidak terkendali jika (Laksono, 2013):1. Satu atau lebih titik terletak di luar batas kendali2. Terdapat 9 titik secara berurutan jatuh berada disisi yang sama dengan garis tengah (mean)3. Terdapat 6 titik secara berurutan menunjukkan trend naik atau turun4. Empat belas titik secara berurutan memiliki pola naik turun5. Dua dari tiga jatuh diluar batas kendali 26. Lima belas titik berada dalam batas kendali 7. Delapan titik secara berurutan jatuh di luat batas kendali 1

6.2.3 Analisa Kemampuan ProsesAnalisa kemampuan proses merupakan suatu studi guna menaksir kemampuan proses dalam bentuk distribusi probabilitas yang mempunyai bentuk, rata-rata (mean), dan penyebaran (standar deviasi). Analisa ini digunakan untuk memprediksi kinerja jangka panjang yang berada dalam batas pengendali statistik (Feigumbaum, 1991). Analisis kemampuan proses merupakan konsep yang penting dalam statistikal process control, karena analisis ini menguji variabilitas dalam karakteristik-karakteristik proses dan apakah proses mampu menghasilkan produk sesuai spesifikasi. Analisis kemampuan proses membedakan kesesuaian dengan batas- batas toleransi. Oleh karena itu ada tiga kondisi yang mungkin terjadi, yaitu (Montgomery, 2005) : a. Jika rata-rata proses diluar batas pengendali dan berada dalam batas spesifikasi. b. Berada dalam batas pengendali tetapi tidak berada dalam batas spesifikasi. c. Batas pengendali sama dengan batas spesifikasi Batas-batas pengendali menunjukkan penyimpangan atau variabilitas proses sedangkan batas spesifikasi yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karenanya, sering kali terjadi bahwa proses berada dalam pengendali statistik tetapi produk tidak memenuhi spesifikasi atau proses berada di luar batas pengendali statistik tetapi produk masih memenuhi spesifikasi. Perlu diingat kembali bahwa batas pengendali rata-rata proses mengukur variabilitas rata-rata sampel. Batas-batas spesifikasi mewakili batas-batas yang dikendaki oleh unitunit secara individu. Sementara itu, analisis kemampuan proses dapat digambarkan sebagai variasi pada karakteristik kualitas produk yang dapat dicapai melalui penghilangan sebab kesalahan karena penyebab khusus. Kinerja produk dapat diprediksi karena sebab-sebab khusus telah dihilangkan. Kemampuan proses juga mengukur keseragaman proses dalam membuat produk. Hal ini melibatkan perkiraan rata-rata dan penyimpangan standar dari karakteristik kualitas. Jika batas-batas spesifikasi telah diketahui, analisis proses dapat melibatkan pengumpulan dan analisa data yang berhubungan dengan parameter proses. Analisa kemampuan proses juga merupakan proses manufaktur yang berulang dan konsisten untuk memenuhi batas spesifikasi produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan (Crow,1997).

6.3 METODOLOGI PENELITIAN6.3.1 Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Pabrik Pengolahan Kakao Gerengrejo PTPN XII, yaitu pabrik yang berlokasi di afdeling Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Jember, Jawa Timur. Waktu pelaksanaan penlelitian mulai dari tanggal 12 Januari 2015 sampai dengan 09 Februari 2015.

6.3.2 Objek Penelitian Objek penelitian dengan judul Pengukuran Kapabilitas Produk Biji Kakao Bulk Mutu I-B-BC/W Berdasarkan Parameter Bean Count dan Kadar Air Di PTPN XII Jember adalah produk jadi biji kakao kering jenis bulk mutu I-B-BC/W yang ada di stasiun kerja sortasi pabrik pengolahan kakao PTPN XII.

6.3.3 Data6.3.3.1 Data PrimerData berikut ini diperoleh melalui pengamatan langsung oleh peneliti di bagian stasiun kerja sortasi dan penyimpanan biji kakao PTPN XII:a. Proses uji petik/ uji bean count b. Proses uji kadar air dengan aqua boyc. Proses sortasi dan pengkalsifikasian produkd. Pengendalian mutu produk berdasarkan standar

6.3.3.2 Data SekunderData sekunder merupakan data yang bersumber dari arsip PTPN XII berupa hasil pengujian bean count dan uji kadar air pada produk kakao bulk mutu I-B-BC/W. Data sekunder lain yang digunakan adalah literatur dan referensi terkait berdasarkan topik penelitian.

6.3.4 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang dilakukan oleh Peneliti untuk mengumpulkan data primer dan sekunder adalah sebagai berikut ini.a. Metode wawancaraMetode wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kepada tenaga kerja, karyawan dan mandor yang bertanggung jawab pada setiap stasiun kerja. Hasil wawancara yang didapatkan berupa gambaran umum proses produksi biji kakao kering, pengendalian mutu yang dilakukan dan tahapan pengujian pada stasiun kerja penerimaan dan sortasi.b. Metode observasi/ studi lapanganPengumpulan fakta yang terjadi selama proses produksi dan pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan pencatatan secara sistematis. Data observasi yang didapatkan meliputi metode pengujian, standar pengujian dan tahapan pengujian. c. Studi kepustakaanStudi kepustakaan yang dilakukan adalah dengan mencari dan mempelajari beberapa referensi yang berhubungan dengan pokok bahasan pengukuran kapabilitas produk biji kakao.

6.3.5 Tahapan PenelitianTahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah, ditunjukkan pada diagram alir penelitian sebagai berikut ini.a. MulaiDilakukan pengamatan pada bagian proses sortasi dan pengujian produk di stasiun kerja sortasi.b. Identifikasi Dilakukan identifikasi permasalahan yang akan diangkat sebagai objek penelitianc. Penetapan tujuanDitentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai

d. Pengumpulan dataDilakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian e. Pembuatan peta kontrol I-MRData yang diperoleh diolah dengan menggunakan control chart I-MRf. Pengukuran kapabilitas prosesDilakukan penghitungan indeks kapabilitas proses menggunakan rumus yang ada.g. Analisa dan pembahasan hasilDilakukan analisis hasil yang diperoleh dengan mengacu pada teori yang ada.h. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisa pembahasan ditentukan kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian dan saran bagi perusahaani. SelesaiPenelitian yang dilakukan dinyatakan selesai.

Mulai

Observasi

Identifikasi Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

1. Pengumpulan data:Arsip data uji bean count dan kadar air produk bulk mutu IBIdentifikasi proses produksi dan sortasiIdentifikasi pengujianIdentifikasi

Pembuatan Peta Kontrol I-MR

Pengukuran Kapabilitas Proses

Analisa dan Pembahasan Hasil

Penarikan kesimpulan

Selesai

Gambar. 3 Tahapan Penelitian

6.5 HASIL DATA DAN PEMBAHASANMengacu pada salah satu visi pabrik yaitu menghasilkan produk yang berkualitas, proses produksi yang ada di pabrik pengolahan kakao PTPN XII dilakukan seefektif dan seefisien mungkin untuk menghasilakan produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen lokal maupun internasional. Sejalan dengan hal itu, perusahaan memproduksi dua jenis produk kakao kering dengan berbagai tingkatan mutu dan harga. Baik produkkakao kering jenis bulk maupun edel yang dihasilkan, kedua jenis kakao ini diklasifikasikan berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Salah satu tujuan klasifikasi produk adalah pemberian informasi kepada target konsumen yang dituju. Kesesuaian informasi dengan kualitas produk secara kontinu merupakan hal pokok yang harus dijaga perusahaan untuk memenuhi kepuasan dan kepercayaan konsumen. Salah satu mutu yang dominan untuk diproduksi di pabrik pengolahan kakao Gerengrejo adalah kakao bulk mutu I-B-BC/W. Produk tersebut sebagian besar diekspor pada perusahan kecantikan, kesehatan, dan makanan. Harga yang ditawarkan untuk mutu IB jauh berbeda dengan mutu turunannya. Perusahaan konsumen yang menggunakan produk ini menajdikan kualitas biji kakao sebagai hal pokok dalam pengadaan bahannya. Mengingat pentingnya kualitas dalam produk biji kakao, maka diperlukan pengendalian mutu dalam kegiatan produksinya. Indikator kualitas yang perlu dijaga meliputi hitungan biji (bean count) dan kadar air biji. Spesifikasi khusus kakao bulk mutu I-B-BC/W yang ditetapkan oleh perusahaan mengacu pada SNI 2323:2008/Amd1:2010.

Tabel 6. Spesifikasi Biji Kakao Bulk Berdasarkan SNIPersyaratanSpesifikasi

Jumlah biji per 100 gram101-110 biji

Kadar air< 7,5%

Kadar biji berjamur< 2%

Kadar biji salty< 3%

Kadar biji berserangga 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik. Jika 1,00 < Cp < 1,33 maka kapabilitas proses baik, namun perlu pengendalian ketat apabila Cp mendekati 1,00. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah sehingga perlu ditingkatkan kinerjanya melalui peningkatan proses. Untuk perhitungan kapabilitas proses sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:Nilai Cp menunjukkan ukuran yang menunjukkan apakah proses memenuhi spesifikasi atau tidak dari proses, hanya mengukur presisi (variabilitas proses) yakitu mengukur kapabilitas proses bila titik tengah spesifikasi mendekati nilai rata-rata proses. Kapabilitas tidak mengukur akurasi proses. Untuk itu dalam pengukuran kapabilitas proses juga diukur akurasi dan presisi proses menggunakan indeks Cpk (indeks performansi Kane) .

= Min {CPL;CPU}. (11)

Dari data in control pada peta kendali I-MR maka dilakukan perhitungan nilai kapabilitas dan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Kapabilitas berdasarkan parameter bean countSpesifikasi bean count yang diterapkan oleh perusahaan dan diinginkan oleh konsumen untuk kakao bulk mutu I-B-BC/W adalah antara 101-110 biji. Berdasarkan data yang telah diolah, didapatkan nilai kapabilitas proses (Cp) sebesar 1,68 yakni berada di Cp > 1,33.

Cp 1,68101110

SpesifikasiGambar 11. Grafik nilai Cp bean countSehingga dapat dinyatakan bahwa proses produksi kakao ini telah memenuhi spesifikai berdasarkan parameter bean count yang diterapkan oleh perusahaan. Nilai toleransi yang dijadikan sebagai batas perusahaan: batas spesifikasi atas 110 dan batas spesifikasi bawah 110. Berdasarkan indeks kinerja Kane, nilai Cpk didapatkan sebesar 0,56 yang diambil dari nilai paling minimum, CPL.

Cpk 0,56110101

SpesifikasiGambar 12. Grafik nilai Cpk bean count

Dapat ditunjukkan bahwa pada proses produksi, produk yang dihasilkan cenderung mendekati batas spesifikasi atas. Nilai CPU sebesar 0,56 dan CPL 2,80. Hal ini menunjukkan bahwa dengan indeks kane (Cpk) berada dalam kriteria CPL atau CPU > 1,00 yang berati bahwa proses mampu memenuhi spesifikasi bawah (LSL) untuk produksi kakao bulk mutu I-B-BC/W. Proses berada dalam batas spesifikasi tetapi sebagian berada di luar batas spesifikasi. Indeks Cp dan Cpk didasarkan pada asumsi bahwa nilai-nilai x individu keluaran proses yang menyebar secara normal. Perhitungan indeks kemampuan nilai Cp yang menujukkan porses sangat capable namun indeks Cpk menunjukkan kurang baik/ kurang capable. Hal ini dapat dipengaruhi oleh ketidaknormalan pada sebaran data. Selain itu penghitungan Cpk merupakan penghitungan kapabilitas ditinjau dari dua sisi yang mana sebarannya didasarkan pada 3 sigma. Sedangkan untuk perhitungan dan penilaian Cp , data diitinjau dari satu sisi dengan sebaran . Pada tinjauan satu sisi, perhitungan berdasarkan pendekatan nilai precision saja, maksudnya nilai-nilai pengukruan yang dilakukan memiliki nilai kedekatan dan berada pada batas-batas spesifikasi. Dengan kata lain nilai Cp tidak memperhitungkan rata-rata proses, hanya terfokus pada spread (persebaran data). Jika sistem tidak centered di dalam batas spesifikasi, maka nilai Cp kurang memberikan gambaran yang sebenarnya. Sedangkan untuk perhitungan dua sisi (Cpk) dilakukan pendekatan acurancy, yakni nilai-nilai pengukuran mengikuti nilai target. Suatu proses dikatakan capable apabila nilainya memenuhi precision dan acurancy proses. Maka pada pendekatan perhitungan parameter bean count yang dilakukan dapat dikatakan bahwa secara kemampuan proses dalam memenuhi spesifikasi limit sudah sangat capable, namun ditinjau dari ukuran sebesarapa baik proses dapat memenuhi spesifikasi dapat dikatakan proses cukup capable. Oleh karena itu, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pengukuran kemampuan proses produksi produksi kakao bulk mutu I-B-BC/W pabrik pengolahan PTPN XII yang berada dalam sistem pengendalian, diperlukan monitoring secara terus menerus agar proses tetap berjalan stabil dan untuk meningkatkan tingkat kinerja dari proses terkait.

b. Kapabilitas berdasarkan parameter kadar airSpesifikasi yang terapkan oleh perusahaan untuk parameter kadar air adalah 6-7,5. Hasil perhitungan dari data kadar air menunjukkan bahwa nilai kapabilitas proses (Cp) kadar air sebesar 1,60 yang berati Cp>1,33. Berdasarkan hal itu maka dapat dinyatakan bahwa proses produksi kakao ini telah memenuhi spesifikai berdasarkan parameter kadar air yang diterapkan oleh perusahaan. Demikian halnya dengan pengukuran hasil indeks kinerja Kane, niali Cpk didapatkan sebesar 1,28 yang diambil dari nilai paling minimum, CPU. Nilai CPU sebesar 1,28 dan CPL 1,92. Hal ini menunjukkan bahwa dengan indeks kane (Cpk) berada dalam kriteria CPL atau CPU > 1,00 yang berati bahwa proses mampu memenuhi harapan spesifikasi bawah (LSL) maupun atas (USL) untuk produksi kakao bulk mutu I-B-BC/W yang diterapkan oleh perusahaan. Proses produksi produksi kakao bulk mutu I-B-BC/W pabrik pengolahan PTPN XII telah dalam pengendalian dan memiliki nilai kapabilitas yang tinggi untuk pengujian parameter kadar airnya. Untuk itu diperlukan monitoring secara terus menerus agar proses tetap berjalan stabil. Dari pengukuran kapabilitas proses baik parameter bean count dan kadar air yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai Cp memiliki nilai>1,33.

Cp 1,667.5

SpesifikasiGambar 13. Grafik nilai Cp kadar air

Nilai indeks ini Hal ini menunjukkan jika terjadi peningkatan variasi data pengamatan di masa mendatang, maka kecil kemungkinannya hasilnya akan menyimpang dari spesifikasi. Melihat dari kinerja proses yang ditunjukkan oleh nilai Cpk, jika dibandingkan dengan spesifikasi perusahaan (engineering tolerance), untuk parameter kadar air nilai Cpk > 1 menunjukkan variasi proses yang ditunjukkan berada dalam batas spesifikasi.

USL7.5LSL6Cp1,288

Spesifikasi

Gambar 14. Grafik Cpk kadar air

6.6 KESIMPULAN Perusahaan dikatakan capable apabila dapat memenuhi spesifikasi yang diterapkan pada setiap parameternya. Berdasarkan perhitungan kapabilitas proses dengan pendekatan indeks kapabilitas proses dan indeks kinerja Kane yang telah dilakukan untuk proses produksi biji kakao bulk mutu I-B-BC/W, didapatkan nilai Cp untuk parameter bean count memiliki nilai Cp = 1,68 dengan Cpk 0,56. Untuk parameter skadar air nilai Cp sebesar 1,60 dan Cpk sebesar 1,28. Berdasarkan tinjauan dari kedua parameter tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak capable dalam proses produksi produk biji kakao bulk mutu I-B-BC/W. Meskipun perusahaan capable dalam proses produksinya jika ditinjau dari parameter kadar air, tetapi perusahaan tidak memenuhi spesifikasi untuk parameter bean count.