Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

12
LAPORAN PENGUKURAN DERAJAT KEASAMAN DENGAN PH METER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis – jenis tanah di Indonesia memiliki keanakaragaman sifat fisik maupun sifat kimia. Sifat fisik itu sendiri adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara, bahan, air dan zat terlarut melalui tanah. Sifat ini sangat beranekaragam dalam tanah tropika termasuk beberapa yang tidak dikenal diwilayah iklim sedang. Beberapa sifat fisik tanah antara lain adalah kadar air, kadar pori, kepadatan relative, permeabilitas, pembagian butir dan sebagainya. Sedangkan sifta kimia itu sendiri dapat diartikan sebagai keseluruhan reaksi fisiokimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan antara penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada tanah in situ (Bolt dan Bruggenwart, 1978). Faktor semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat berhitungan dengan menit dan yang luar biasa lama berhitungan abad. Reaksi kimia tanah merupakan parameter tanah yang dikendalikan oleh sifat-sifat elektrokimia koloid – koloid tanah. Yang mengunjuk pada

Transcript of Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

Page 1: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

LAPORAN PENGUKURAN DERAJAT KEASAMAN DENGAN PH

METER

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jenis – jenis tanah di Indonesia memiliki keanakaragaman sifat

fisik maupun sifat kimia. Sifat fisik itu sendiri adalah sifat yang

bertanggung jawab atas peredaran udara, bahan, air dan zat terlarut melalui

tanah. Sifat ini sangat beranekaragam dalam tanah tropika termasuk

beberapa yang tidak dikenal diwilayah iklim sedang. Beberapa sifat fisik

tanah antara lain adalah kadar air, kadar pori, kepadatan relative,

permeabilitas, pembagian butir dan sebagainya.

Sedangkan sifta kimia itu sendiri dapat diartikan sebagai

keseluruhan reaksi fisiokimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun

tanah dan antara penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada

tanah in situ (Bolt dan Bruggenwart, 1978). Faktor semua reaksi kimia

yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang

sangat singkat berhitungan dengan menit dan yang luar biasa lama

berhitungan abad.

Reaksi kimia tanah merupakan parameter tanah yang dikendalikan

oleh sifat-sifat elektrokimia koloid – koloid tanah. Yang mengunjuk pada

keasaman dan kebasaan tanah. Dimana hal tersebut dapat kita ketahui dari

nilai pH tanah. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini, dilakukan

percobaan yang bertujuan untuk mengukur derajat keasaman tanah dengan

menggunakan pH meter.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum pada kali ini adalah :

1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap derajat

keasaman tanah.

2) Mengetahui pengaruh pH terhadap kesuburan tanah.

Page 2: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

3) Dapat menentukan jenis tanah yang cocok untuk pertanian,

berdasarkan nilai pH tanah.

1.3 Kegunaan Praktikum

1) Mahasiswa mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur

derajat keasaman tanah.

2) Mahasiswa dapat menentukan sifat tanah berdasarkan nilai pH

yang diperoleh.

3) Mahasiswa mampu mengetahui cara mengatasi masalah tanah, bila

tanahnya terlalu asam ataupun basa, sehingga cocok digunakan

untuk pertanian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman dan kebasaan tanah yang

dinyatakan dengan nilai pH. (Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985) pH tanah

adalah suatu ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan air tanah dan dipakai

sebagai ukuran keasaman tanah. Sebetulnya keasaman dan kebasaan tanah

merupakan pencerminan kadar, baik ion H+ maupun ion OH-.

Kadar ion H+ biasanya dinyatakan dalam besaran pH, yaitu log negative

H+, yang kadar H+ dinyatakan dalam satuan g per liter. Didalam tanah selain ion

H+ ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan

banyaknya H+. Pada tanah – tanah yang asam, jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada

jumlah ion OH-. Sedangkan pada tanah alkalis, kandungan OH- lebih banyak

dibandingkan ion H+. Bila kandungan OH- sama dengan H+ maka tanah bereaksi

netral, yaitu mempunyai pH = 7.

(Menurut Hardjowigeno, 1995) hubungan konsentrasi ion H+ dan ion OH-

dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

Page 3: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

Asam pH 7 Basa

Nilai pH berkisar dari 0 – 14. Dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari

7 disebut asam, dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besaran nilai pH tersebut

didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni, yaitu:

HOH H+ + OH-

H+ + OH- = 1.10-14 = konstan

Penentuan nilai pH dapat dikerjakan secara elektrometrik dan kalorimetrik.

Baik dilaboratorium maupun dilapangan. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan

antara lain dengan pH meter, sedangkan kalorimetrik dapat dikerjakan dengan

kertas pH dan larutan pH universal. Biasanya nilai pH yang lebih besar dari 7

menunjukkan adanya karbonat – karbonat Ca atau Mg yang bebas, tanah yang

mempunyai lebih tinggi dari 8,5 hampir selalu mengundang sejumlah Na yang

dapat ditukarkan.

(Menurut Notohadiprawiro, 1985) tanah dapat dipilahkan berdasarkan

reaksi tanah atau pH sebagai berikut:

Reaksi Tanah pH

Luar biasa asam <4

Sangat Asam 4,0 – 5,0

Asam 5,0 – 6,0

Agak Asam 6,0 – 7,0

Agak basa 7,0 – 8,0

Basa 8,0 – 9,0

Page 4: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

Sangat basa 9,0 – 10

Luar biasa Asam > 10

Walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0 – 9,0. Di Indonesia

umumnya tanah bereaksi asam dengan pH 6,0 – 6,5 sering dikatakan cukup netral,

meskipun masih agak asam. Tanah permukaan dikawasan kering dicirikan oleh

pH 7,0 sampai 9,0. Disini sebagian basa ada yang membentuk garam yang

mengendap berupa CaCO3, Na2CO3 dan NaCl. Garam – garam ini menjadi

cadangan kation basa yang dapat mempertahankan kejenuhan basa tinggi pada

kompleks jerapan.

Keasaman atau kebasaan tanah bersumber dari sejumlah senyawa. Air

adalah sumber kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Sumber – sumber

besar adalah asam – asam organic dan anorganik. Proses yang menghasilkan ion

H+ adalah respirasi akar dan jasad penghuni tanah, perombakan bahan organic,

pelarutan CO2 udara dalam lengas tanah, hidrolisis Al, nitrifikasi, oksidasi N2,

oksidasi S, dan pelarutan, serta penguraian pupuk kimia. Sedangkan sumber –

sumber kebasaan adalah garam – garam basa, amonifikasi, dan hasil batuan basa,

ultrabasa.

(Menurut Hardjawigeno, 1995) pentingnya mengetahui pH adalah :

1. Menentukan mudah tidaknya unsure-unsur hara diserap

tanaman. Pada umumnya unsure hara mudah diserap tanaman pada pH

sekitar 7 atau pH netral. Karena pada pH tersebut kebanyakan unsure hara

mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsure P tidak dapat diserap

tanaman karena diikat atau difiksasi oleh unsure Al. Sedangkan pada tanah

alkalis unsure P juga tidak dapat diserap tanaman karena difiksasi oleh Ca.

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun.

- Pada reaksi tanah asam, unsure-unsur juga menjadi

mudah larut, sehingga ditemukan unsure mikro dalam jumlah yang

banyak. Sedangkan kebutuhan tanaman akan unsure mikro sangatlah

sedikit.

Page 5: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

- Pada tanah-tanah rawa, pH yang terlalu rendah (sangat

asam) menunjukkan kandungan sulfat yang tinggi, yang juga merupakan

racun bagi tanaman.

- Tanah yang terlalu basa juga sering mengandung

banyak garam-garam yang terlalau tinggi, yang juga dapat menjadi racun

bagi tanaman.

3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

- Bakteri berkembang baik pada pH 5,5 atau lebih,

sedangkan pada pH kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terhambat.

Untuk mengubah pH tanah dapat dilakukan dengan cara :

1. Tanah yang terlalu asam dapat dinaikkan pHnya dengan menambah

unsure kapur didalamnya.

2. Tanah yang terlalu basa dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan

unsure belerang kedalamnya.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah :

1) pH meter

Alat yang berfungsi untuk mengukur derajat keasaman tanah.

2) Stopwatch

Alat yang berfungsi untuk mengukur waktu.

3) Cangkul

Alat yang berfungsi untuk menggali tanah.

Bahan yang dipergunakan dalam praktikum adalah:

1) Tanah.

Page 6: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

3.2 Pelaksanaan Praktikum

1. Menentukan tiga buah titik pengukuran.

2. Menggali tanah pada disetiap titik pengukuran.

3. Menancapkan pH meter pada setiap titik yang telah digali.

4. Mengusahakan agar pH meter tetap tertancap ditanah selama 10 menit.

5. Mencatat data yang terlihat pada pH meter.

6. Melakukan pelaksanaan praktikum pada point 2 sampai 5 pada titik – titik

pengukuran selanjutnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Hasil Praktikum pada kali ini, diperoleh data mengenai nilai pH dan kadar

air pada setiap pengukuran.

Titik Pengukuran pH Kadar Air %

1 6,8 12

2 7 11

3 6,9 10

4.2 Pembahasan

Pengukuran pH meter yang dilakukan pada tiga titik memiliki kadar air

dan Ph yang berbeda yang diukur dalam waktu 10 menit.

pH pada titik 1 adalah 6,8 dengan kadar air 12 %

pH pada titik 2 adalah 7 dengan kadar air 11 %

pH pada titik 3 adalah 6,9 dengan kadar air 10 %

Page 7: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

pH tanah pada titik 1,2 dan 3 memiliki derajat yang netral, tanah tersebut

tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Karena harga pH tanah itu sekitar 4,0 –

10,0. Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo, klasifikasi pH adalah sebagai berikut:

Reaksi Tanah pH

Sangat asam <4,5

Asam sekali 4,6 – 5,0

Agak Asam 5,1 – 5,5

Sedikit Asam 5,6 – 6,0

Kurang Asam 6,1 – 6,5

Netral 6,6 – 7,5

Sedikit Alkalis atau basa 7,6 – 8,0

Agak Alkalis atau basa 8,1 - 9,0

Sangat Alkalis > 9,0

Maka jelas kita perhatikan bahwa ketiga titik yang diuji derajat keasaman

bersifat netral. Dimana harga pH adalah log dari harga kebalikan konsentrasi ion

hydrogen. Dalam air terjadi disosiasi H+ + OH- menjadi (H2O → H+ + OH- ). Bila

kita mengambil suatu titik dari 3 hasil pengamatan itu, diperoleh harga rata-rata

6,9 dan tanah tersebut berada dalam kondisi netral.

Menurut Sarfuddin Sarief, jenis tanah pada kondisi ini memiliki kadar

unsur hara yang terkandung cukup tinggi, tetapi tergantung pada bahan induknya.

Tanah jenis ini disebut juga tanah kapur merah atau red lateric limestone soil,

bahan induknya adalah batu kapur dan batu endapan. Daya menahan airnya

sedang begitu juga dengan nilai permeabilitasnya.

Kita ketahui bahwa reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur

hara bagi tanaman. Pada reaksi tanah yang netral, yaitu pH 6,6 – 7,5 maka unsur

hara tersedia dalam jumlah yang banyak. pH tanah juga mempunyai pengaruh

langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman. Tanaman langsung dapat

tumbuh dengan baik antara pH 5,0 – 8,0. Pada pH yang kita peroleh pada

tanah ini yaitu 6,9 artinya tanah jenis ini masih terdapat unsure-unsur yang

diperlukan dan mudah diserap bagi tanaman. Hal ini terjadi karena pada pH

Page 8: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter

tersebut merupakan pH yang tanah yang mendekati nilai normal atau netral.

Dimana, pada pH netral banyak unsure hara mudah larut dalam air. Pada tanah

yang mempunyai derajat keasamanyang tinggi atau ada yang rendah, unsure yang

mempunyai pH 6,9 ini, unsure-unsur yang tersedia pada tanah ini adalah unsure k,

Na, Ca dan Mn.

BAB V

KESIMPULAN

1. pH tanah pada titik 1,2,3 memiliki derajat yang netral, dimana tanah

tersebut tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa.

2. pH tanah adalah log dari harga kebalikan konsentrasi ion

hydrogen dan dalam air terjadi disosiasi.

3. Jenis tanah pada keadaan netral, kadar kadar unsure hara pada umumnya

tinggi, tetapi banyak bergantung pada bahan induknya, dan tanah jenis ini

termasuk tanah kapur merah, yang bahan induknya adalah batu kapur,

batuan endapan.

4. Pada pH tanah netral berkisar antara 6,6 – 7,5 unsur yang tersedia adalah

K, Mg. Ca dan Mn.

5. Tanah yang terlalu asam dapat dinaikkan pHnya dengan

menambah unsure kapur didalamnya.

6. Tanah yang terlalu basa dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan

unsure belerang kedalamnya.

Page 9: Pengukuran Derajat Keasaman Dengan pHmeter