Pengujian hipotesis

16
PENGUJIAN HIPOTESIS BY TENIA WAHYUNINGRUM,SKOM TATAP MUKA KE 7

Transcript of Pengujian hipotesis

Page 1: Pengujian hipotesis

PENGUJIAN HIPOTESIS

BY TENIA WAHYUNINGRUM,SKOM

TATAP MUKA KE 7

Page 2: Pengujian hipotesis

HIPOTESIS

HIPO : LEMAH TESIS : SUATU PERNYATAAN

KEBENARAN YANG DIDUKUNG FAKTA

HIPOTESIS : PERNYATAAN KEBENARAN YANG MASIH LEMAH KARENA BELUM TERBUKTI (Armien, 2008)

Page 3: Pengujian hipotesis

HIPOTESIS

Adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut (Sudjana, 1995)

Contoh :Peluang lahirnya bayi laki-laki 0,530% masyarakat termasuk golongan ARata-rata pendapatan keluarga suatu daerah

Rp. 35.000,-

Page 4: Pengujian hipotesis

Setiap hipotesis dapat bernilai benar atau salah dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak

Jika hasil yang didapat dari penelitian jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika sebaliknya, hipotesis diterima.

Page 5: Pengujian hipotesis

DUA MACAM KEKELIRUAN Dalam melakukan pengujian hipotesis,

ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama

Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima

Kekeliruan tipe II : ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak

Page 6: Pengujian hipotesis

KESIMPULAN KEADAAN SEBENARNYA

HIPOTESIS BENAR HIPOTESIS SALAH

TERIMA HIPOTESIS BENAR KELIRU (TIPE I)

TOLAK HIPOTESIS KELIRU (TIPE II) BENAR

Page 7: Pengujian hipotesis

Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas kiranya bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin.

Agar penelitian dapat dilakukan, maka kedua tipe kekeliruan itu kita nyatakan dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α (baca : alpha)

Page 8: Pengujian hipotesis

Peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β (baca : beta).

Dalam penggunaannya, α disebut juga taraf signifikan atau taraf arti atau taraf nyata.

Besar kecilnya α dan β yang dapat diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan tsb.

Page 9: Pengujian hipotesis

Untuk keperluan praktis, α akan diambil lebih dulu dengan harga yang biasa digunakan, yaitu α = 0,01 atau α = 0,05.

Besarnya α ditentukan oleh penguji sendiri. Biasanya untuk penelitian bidang teknik, digunakan ketelitian

α = 0,01, dan untuk bidang sosial

α = 0,05

Page 10: Pengujian hipotesis

Dengan α = 0,05, misalnya atau sering disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari setiap 100 kesimpulan bahwa kita menolak hipotesis yang seharusnya diterima.

Dengan kata lain, 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar.

Page 11: Pengujian hipotesis

LANGKAH PENGUJIAN

Tuliskan hipotesis dalam bentuk kalimat Tuliskan hipotesis dalam simbol Tentukan statistik hitung Tentukan daerah penerimaan/penolakan

hipotesis Buatlah kesimpulan

Page 12: Pengujian hipotesis

Uji dua pihak

Jika h0 mengandung pembanding = Dan h1 mengandung pembanding ≠

Page 13: Pengujian hipotesis

Uji satu pihak

Jika H0 mengandung pembanding = Dan H1 mengandung pembanding >

atau <

Page 14: Pengujian hipotesis

KAPAN MEMAKAI UJI SATU PIHAK(ARAH) /DUA PIHAK(ARAH)?

Uji t 2-arah digunakan apabila peneliti tidak memiliki informasi mengenai arah kecenderungan dari karakteristik populasi yang sedang diamati.

Sedangkan uji t 1-arah digunakan apabila peneliti memiliki informasi mengenai arah kecenderungan dari karakteristik populasi yang sedang diamati.

Page 15: Pengujian hipotesis

Uji satu pihak (ada info kecenderungan lebih besar dari )

Kasus 1: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu yang berkembang, rata-rata uang saku yang dimiliki mahasiwa univ X LEBIH BESAR DARI Rp. 500 ribu/bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.

Page 16: Pengujian hipotesis

Uji dua pihak (tidak ada info kecenderungan lebih besar/kurang dari)

kasus 2: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu yang berkembang, rata-rata uang saku mahasiswa univ X adalah SEKITAR Rp.500 ribu /bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.