Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

32
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENGUJIAN EFEK CAIRAN REHIDRASI TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Disusun oleh: Pius Pradana Bekti Indramawan (128114001) Fransisca Melani (128114002) Agatha Herny (128114003) Petra Annie Anjani (128114004) Venny Valeria (128114005) Sherlina Pattatan (128114006) Osmond Bobby Gunarso (128114007) Dewi Anugrah F. (128114008) Maria Magdalena Lita (128114009) LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

description

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

Transcript of Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Page 1: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PENGUJIAN EFEK CAIRAN REHIDRASI TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Disusun oleh:

Pius Pradana Bekti Indramawan (128114001)

Fransisca Melani (128114002)

Agatha Herny (128114003)

Petra Annie Anjani (128114004)

Venny Valeria (128114005)

Sherlina Pattatan (128114006)

Osmond Bobby Gunarso (128114007)

Dewi Anugrah F. (128114008)

Maria Magdalena Lita (128114009)

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah

memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktu.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi

Fisiologi Manusia dengan judul “Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap

Denyut Nadi dan Tekanan Darah”  semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Terima kasih disampaikan kepada ibu Dr. Fenty selaku dosen mata

kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah membimbing. Serta asisten dosen

yang ikut membimbing, sehingga pengerjaan dari proyek ini dapat terlaksana

dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajiaanya makalah ini masih jauh

dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi kehidupan kita

semua, serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi Fisiologi

Manusia.

                                                   Yogyakarta , 26 April 2013

                                                                   

Penyusun

Page 3: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

3

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Menurut Gunawan (2001), tekanan darah merupakan kekuatan yang

diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar

mencapai semua jaringan dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan

menjadi 2, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik

adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun tekanan

darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali

(diastole).

Menurut Ramali dan Pamoentjak (1996), dehidrasi adalah kehilangan air

dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air

abnormal. Dan menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari

semua pangkalan cairan tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dehidrasi

merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh. Dehidrasi biasanya dapat

disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan. Ada 3 jenis dehidrasi, yaitu: hipotonik

(hyponatremic), hipertonik (hypertremic), dan isotonik (isonatremic). Pada

manusia, jenis yang paling sering terlihat dehidrasi sejauh ini adalah isotonik,

sehingga kelompok kami mengambil penelitian tentang dehidrasi dengan

mengukur tekanan darah.

Semakin berat suatu aktivitas yang dilakukan, salah satunya seperti

olahraga, maka dehidrasi akan meningkat dan tekanan darah akan menjadi

Page 4: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

4

menurun. Pada saat melakukan aktiitas olahrga terjadi peningkatan metabolisme

dalam tubuh manusia sehingga tubuh mengeluarkan banyak keringat

dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas.

Efek pemberian cairan yang diamati pada penelitian-penelitian

sebelumnya adakah pada aspek rehidrasinya melalui kadar urin. Belum ada

penelitian yang mengamati efek pemberian cairan terhadap perubahan denyut

nadi, dan tekanan darah. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang efek rehidrasi pada atlet dengan pemberian berbagai jenis cairan baik

pemberian air mineral, elektrolit maupun elektrolit glukosa, sebagai pemulihan

bagi atlet setelah melakukan olahraga.

1. Pembatasan Masalah

Agar makalah ini terfokus dan tidak menyimpang, maka penulis memberi

pembatasan masalah yang akan dibahas:

a. Probandus yang akan digunakan sebanyak 6 orang yang terdiri dari: 3

probandus pria dan 3 probandus wanita.

b. Cairan rehidrasi yang digunakan adalah cairan elektrolit, dan air mineral.

2. Rumusan masalah

a. Apa kelebihan dan kekurangan dari permberian cairan rehidras (elektrolit,

elektrolit dan glukosa), serta air mineral terhadap perubahan denyut nadi

dan tekanan darah?

b. Bagaimana perbandingan denyut nadi dan tekanan darah setelah latihan

fisik antara probandus yang diberikan cairan rehidrasi (berupa elektrolit,

elektolit dan glukosa) dan probandus yang tidak diberikan apa-apa?

Page 5: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

5

B. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui efek

pemberian cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap peubahan

denyut nadi dan tekanan darah.

Page 6: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap

pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas

pembuluh darah. Peningkatan pembuluh darah disebabkan peningkatan

volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya

penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Rony, 2008).

Darah yang dipompa oleh jantung akan mengakir ke dalam pembuluh

darah arteri. Pada saat darah mengalir ke dalam arteri, arteri meregang, karena

sifatnya yang elastisitas arteri akan kembali ke ukuran semula dan demikian darah

akan mengalir ke daerah yang lebih distal (Rony, 2008).

Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada

saat ventrikel kiri jantung berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari

jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah teregang maksimal.

Pada pemeriksaan fisik bunyi “lup” pertama yang terdengar adalah

tekanan darah sistole. Tekanan darah sistole pada orang normal rata-rata

120mmHg. Sedangkan tekanan darah distole merupakan tekanan darah

yang terjadi pada saat jantung berelaksasi(distole). Pada saat distole, tidak

ada darah mengalir dari jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh

darah dapat kembali ke ukuran normalnya, sementara darah didorong ke

bagian arteri yang lebih distal. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah

Page 7: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

7

diastol dapat ditentukan dengan bunyi “dup” terakhir yang terdengar. Pada

orang normal rata-rata diastole adalah 80mmHg (Rony, 2008).

Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan

untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila

dilakukan secara benar dan teratur. Latihan olahraga merupakan suatu

aktivitas aerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,

otot-otot, dan sendi-sendi. Perubahan fungsi kardiovaskuler akibat latihan

olahraga secara teratur akan mempengaruhi nilai tekanan darah yang

didapat (Getchel, 1979).

Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh

darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan

olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga

tekanandarah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan

menurunkan tekanan air. Latihan olahraga merupakan suatu aktivitas

aerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,

otot-otot, dan sendi-sendi. Olahraga fisik mempunyai 4 komponen dasar

yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan daya tahan

kardiorespirasi (Ganong, 1995).

Page 8: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

8

B. Denyut Nadi

Denyut jantung, atau denyut nadi, adalah berapa kali jantung

berdetak setiap menit. Sebelum memulai olahraga, sebaiknya dilakukan

pengukuran denyut nadi istirahat terlebih dahulu. Idealnya, denyut nadi

istirahat adalah antara 60 dan 90 kali per menit (Yahya, 2010).

Kecepatan rata-rata denyut nadi pada orang dewasa normal adalah

60 sampai 90 denyut per menit; pada anak-anak kecepatannya 90 sampai

140, dan pada orang lanjut usia, 70 sampai 80. Percepatan denyut nadi,

normal terjadii selama dan sesudah melakukan kegiatan jasmaniah.

Kecepatan denyut nadi mengalami perubahan selama pernafasan; menjadi

lebih cepat selama inspirasi jika dibandingkan selama ekspirasi (Mohlan,

1996).

C. Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh

yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. Menurut Mann dan

Stewart (2007) dan Gavin (2006), dehidrasi disebabkan karena

meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau oleh

kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh munculnya rasa haus. Apabila

rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum air dalam jumlah yang

cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa haus ini akan

Page 9: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

9

semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya usia.

Akibatnya, rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan

lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Bompa, 1998).

Dehidrasi menimbulkan gejala yang berbeda menurut tingkatan

dehidrasinya. Dehidrasi ringan menimbulkan gejala haus, lelah, kulit

kering, mulut dan tenggorokan kering. Dehidrasi tingkat sedang dapat

mengakibatkan detak jantung semakin cepat, pusing, tekanan darah

rendah, lemas, konsentrasi urin menjadi pekat namun volumenya kurang.

Sedangkan dehidrasi tingkat berat dapat mengakibatkan kejang, lidah

membengkak, dan kegagalan fungsi ginjal (Bompa, 1998).

Dehidrasi ada 2 jenis, yaitu:

1. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibanding kekurangan

elektrolit (dehidrasi isotonis). Dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan

eksrtaseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel

yang menyebabkan terjadi dehidrasi intrasellular. Bila cairan intrasel

berkurang lebih dari 20%, maka sel akan mati. Dehidrasi jenis ini

terjadi bila seseorang minum air laut pada saat kehausan berat.

2. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding

kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan

eksrtaselular bersifat hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari

ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadi bila seseorang yang

mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni

tanpa mengandung elektrolit.

Page 10: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

10

(Asmandi, 2008)

D. Larutan Elektrolit

Air (H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak

terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang

dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak &

otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi

antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka

tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet

biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non

atlet. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi

tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal

konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total

jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara ratarata tubuh orang

dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan

tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml

keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100

ml keluar bersama dengan feces (tinja) (Cheng, 2003).

Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air

mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti

karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai

Page 11: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

11

pembawa oksigen (O2) ke dalam 2 sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam

tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil

metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat

(Graves-Freeland, 2003)

Air metabolik adalah air yang dihasilkan dari proses metabolisme

lemak, protein, dan karbohidrat di dalam tubuh Elektrolit yang terdapat

pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara

umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan

anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit

tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut

mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai

anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na+) dan Kalium (K+) & contoh

dari anion adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO-). Elektrolit-elektrolit

yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah

natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (Mg+), klorida

(Cl-), bikarbonat (HCO-), fosfat (HPO-) dan sulfat (SO42-) (Cheng, 2003)

E. Hipotesis

1. Pemberian caira rehidrasi setelah melakukan latihan fisik dapat menurunkan

tekanan darah dan denyut nadi dibandingkan dengan air mineral.

Page 12: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengujian Efek Cairan Rehidrasi

Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah” merupakan penelitian

eksperimental karena pada penelitian ini diberikan perlakuan pada subjek

uji, sehingga terdapat hubungan sebab akibat di dalamnya.

B. Objek, Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian, probandus yang akan diteliti sebanyak 6 orang

yang terdiri dari: 3 probandus pria dan 3 probandus wanita.

Dalam penelitian digunakan:

Bahan yang digunakan adalah cairan rehidrasi elektrolit POCARI

SWEAT, dan air mineral ADES.

Alat yang digunakan adalah sphygmomanometer (Corona),

stethoscope (OneMed).

C. Tata Cara Penelitian

1. Pemberian Cairan Rehidrasi Elektrolit:

Probandus yang telah melakukan aktivitas fisik (olahraga) diberi

asupan cairan rehidrasi elektrolit, setelah itu probandus diukur tekanan darah

dan denyut nadi.

Page 13: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

13

a. Pengukuran Tekanan Darah:

i. Dilakukan pencarian denyut nadi pada tangan kiri

probandus.

ii. Setelah ditemukan denyut nadi probandus, dipasangkan

kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.

iii. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam

iv. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara

memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang

membesar akan menekan pembuluh darah lengan (branchial

artery) sehingga aliran darah berhenti sementara.

v. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan

memutar sumbat udara.

vi. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan,

diperhatikan penurunan air raksa pada sphygmomanometer.

Saat terdengar denyut yang terjadi, nilai tersebut

menunjukkan nilai tekanan sistolik.

vii. Seiring dengan turunnya tekanan udara, bunyi dengar yang

terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang

ditunjukkan pada saat bunyi denyut terakhir adalah nilai

tekanan diastolik.

Page 14: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

14

b. Pengukuran denyut nadi:

i. Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri radialis pada

pergelangan tangan.

ii. Dihitung denyut nadi dalam 1 menit.

2. Pemberian Air Mineral

Probandus yang telah melakukan aktivitas fisik (olahraga) diberi

asupan air minerl, setelah itu probandus diukut tekanan darah dan denyut nadi.

a. Pengukuran Tekanan Darah

i. Dilakukan pencarian denyut nadi pada tangan kiri

probandus.

ii. Setelah ditemukan denyut nadi probandus, dipasangkan

kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.

iii. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam

iv. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara

memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang

membesar akan menekan pembuluh darah lengan (branchial

artery) sehingga aliran darah berhenti sementara.

v. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan

memutar sumbat udara.

vi. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan,

diperhatikan penurunan air raksa pada sphygmomanometer.

Page 15: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

15

Saat terdengar denyut yang terjadi, nilai tersebut

menunjukkan nilai tekanan sistolik.

vii. Seiring dengan turunnya tekanan udara, bunyi dengar yang

terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang

ditunjukkan pada saat bunyi denyut terakhir adalah nilai

tekanan diastolik.

b. Pengukuran denyut nadi:

i. Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri radialis pada

pergelangan tangan.

ii. Dihitung denyut nadi dalam 1 menit.

Page 16: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Nama PerlakuanTekanan Darah Denyut Nadi

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

BertoAir Mineral

ADES

110/80 120/80 85 92

Indra 116/80 130/80 87 93

Annie 120/84 130/90 91 103

Titus Larutan elektorlit

POCARI SWEAT

118/80 130/80 73 85

Agatha 110/85 125/90 83 92

Dewi 100/85 105/70 63 72

2. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian

cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap peubahan

denyut nadi dan tekanan daraah.

Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air

mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti

karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai

pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam

tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil

metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat.

Page 17: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

17

Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam

bentuk ion bebas. Elektrolit-elektrolit ini memiliki fungsi antara lain dalam

menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam

kompartemen badan air (body’s fluid compartement), menjaga pH tubuh

dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut

berperan dalam setiap proses metabolisme.

Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh

yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. dehidrasi disebabkan

karena meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau

oleh kedua hal tersebut.

Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada

saat ventrikel kiri jantung berkontraksi. Pada pemeriksaan fisik bunyi

“dug” pertama yang terdengar adalah tekanan darah sistole. Tekanan darah

diastole merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat jantung

berelaksasi. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah diastol dapat ditentukan

dengan bunyi “dug” terakhir yang terdengar.

Persiapan awal dari percobaan ini adalah menyiapkan probandus.

Dipilih probandus yang tidak memiliki kelainan jantung atau kondisi

khusus agar tidak membaurkan data pengamatan. Probandus dikondisikan

tidak minum atau makan sebelum percobaan. Sebelum melakukan

aktivitas voli, tekanan darah dan denyut nadi probandus diukur dan dicatat

terlebih dulu. Lalu probandus melakukan aktivitas fisik dengan bermain

voli selama 45 menit. Setelah itu probandus langsung diberi minuman air

Page 18: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

18

mineral dan minuman elektrolit. 5 menit setelah itu tekanan darah serta

frekuensi denyut nadi diukur.

Dari hasil pengamatan probandus Berto, Annie, dan Indra yang

tidak diberi perlakuan elektrolit, didapat kenaikan tekanan darah dan

denyut nadi yang besar. Dari hasil pengamatan terhadap probandus Titus,

Agatha, dan Dewi yang diberi perlakuan pengkonsumsian larutan

elektrolit, didapati bahwa tekanan darah dan denyut nadinya meningkat

dari sebelum beraktivitas, tetapi lebih rendah daripada yang hanya diberi

asupan air mineral saja. Dari hasil pengamatan ditemukan hasil yang sama

pada pengukuran denyut nadi. Dilihat dari probandus yang diberikan

larutan elektrolit denyut nadinya lebih rendah dibandingkan dengan

probandus yang diberikan air mineral. Hal ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa konsumsi cairan elektrolit berpengaruh pada

penurunan tekanan darah dan denyut jantung, sebagai efek rehidrasi

setelah beraktivitas fisik yang mengeluarkan banyak cairan tubuh.

Page 19: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

19

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa

adanya efek dari pemberian cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi

maupun tekanan darah setelah melakukan latihan fisik, namun apabila

dibandingkan dengan pemberian air mineral lebih rendah denyut nadi dan tekanan

darah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang

diberikan oleh penulis adalah untuk meminimalkan peningkatan tekanan

darah diastolik setelah melakukan latihan fisik, sebaiknya diberikan cairan

rehidrasi.

Page 20: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

20

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta, pp. 55-56.

Bompa, T., 1998, Serious Strength Training, 1st edition, United Graphics, United

States of America, pp. 297-298.

Cheng, Y. L., 2003, Water-Electrolyte Balance. In Encyclopedia of Food &

Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.

Ganong, W. F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 14, Jakarta, EGC,

pp. 535-607.

Getchel, B., 1979, Physical Fitness, 2nd edition, Canada, John Wiley and Sons.

Inc., p. 10.

Grave-Freeland, 2003, Mineral-Diatery Importance. In Encyclopedia of Food &

Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.

Mohlan, H., 1996, Major Diagnosis Fisik, Edisi 9, Jakarta, EGC, p. 281.

Rony, 2008, Fisiologi Kardiovaskuler, EGC, Jakarta, pp. 26.

Yahya, F., 2010, Menaklukan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi

Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Benar, Bandung, Qanita, p.

154.

Page 21: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

21

Lampiran:

Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri brakialis pada lengan atas pada

probandus pria

Dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat spygmomanometer

Diperika lagi dengan cara palpasi pada arteri brakilais pada lengan atas pada

probandus wanita

Dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat spygomomanometer

Permainan voli oleh para probandus selama 45 menit

Setelah latihan, diberikan air mineral dan larutan elektrolit pada para

probandus

Page 22: Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

22

Dilakukan pengukuran tekanan darah setelah selesai melakukan latihan fisik

Dilakukan pengukuran denyut nadi setelah selesai melakukan latihan fisik