PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPAT PUPUK ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

12
PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPAT PUPUK UREA PADA V ARIETAS PADI IR 32 DI TANAH BERGAM- BUT PASANG SURUT** N. Abdullah * , W.H. Sisworo*, Suwandi*, dan Ruchyana* ABSTRAK - ABSTRACT PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPAT PUPUK UREA PADA VARIETAS PADI IR 32 Dl TANAH BERGAMBUT PASANG SURUT. Beberapa tingkat takaran pupuk urea yang diberikan seeara terpisah-empat telah diuji pada varietas padi IR 32 di tanah bergambut pasang surut Delta Upang, Sumatera Sdatan. Takaran pupuk yang diuji ada1ah 0, 60, 80,1 00,120,160,dan 200 kgN/ha,diberikan pada waktu 2,4,6,dan 8 minggu setdah tanam (MST). Pemberian poni pupuk nitrogen pada waktu tanam diikutsertakan dalam percobaan ini, khususnya untuk takaran 60, 80, dan 100 kg N/ha, sedang perlakuan tanpa pupuk P dan K diuji dengan takaran 100 kg N/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen dapat meningkatkan produbi gabah sekitar 477 - 1355 kg/ha. Hasil tertinggi diperoleh dari takaran 100 kg N/ha dengan pemberian poni pupuk pada waktu tanam, yaitu mencapai 4419 kg/ha. Tingkat keefisienan penggunaan N-pupuk berkisar antara 17 dan 27 penen. Tertinggi dihasilkan oleh rakaran 60 kg N/ha yang disertai dengan pemberian pupuk pada waktu tanam. Hasil yang tinggi tidak sdalu menunjukkan angka keeflSienan yang tinggi pula. Data mengenai serapan N-total, N-pupuk, N-tanah, dan keefisienan panial penggunaan pupuk dilaporkan pula dalam tulisan ini. STUDIES ON VARIOUS RATES OF UREA FERTn.IZER APPLIED IN FOURSPLITS TO IR 32 RICE VARIE1Y ON PEATY SOn.S OF TIDAL SWAMPS. An experiment on various rates of urea to IR 32 rice variety applied in four-splits has been carried out on peaty soils of Upang Delta tidal swamps, South Sumatera. Urea fertilizer at the rate of 0, 60, 80, 100, 120, 160, and 200 kg N/ha was applied in four-splits 2, 4, 6, and 8 weeks after transplanting (WAT). Application of N fertilizer at transplanting was also included, namely with 60, 80, and 100 kg N/ha. An optional treatment without any combination of p. and K fertilizen was introduced to 100 kg N/ha only. Results obtained showed that urea fertilizer could increase yield of grain of about 477 - 1355 kg/ha. The highest yield was obtained from 100 kg N/ha when a portion of urea was applied at transplanting. Rate of N utilization was in the range of 17 - 27 percent, with the highest rate amounted of 27 percent derived from 60 kg N/ha. A higher yield did not always correspond with the higher efficiency. Data on N-total, N-dff, N-dfs, and partial effciency of fertilizer use were also reported. PENDAHULUAN Penelitian pemupukan nitrogen pada tanaman padi di persawahan tanah mineral sudah banyak dilakukan, demikian pula berbagai aspek pemupukan nitrogen di tanah sawah sudah banyak dupublikasikan. Akan tetapi penelitian pemupukan di tanah bergambut pasang surut belum banyak dilakukan sehingga informasi mengenai aspek pemupukan sangat sedikit atau langka diketahui. * Pusat Aplikasi Isotop dan radiasi-, SATAN. 317

Transcript of PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPAT PUPUK ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

__ ~ __ n u_n n __ n __ n n _

PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPATPUPUK UREA PADA V ARIETAS PADI IR 32 DI TANAH BERGAM­BUT PASANG SURUT**

N. Abdullah * , W.H. Sisworo*, Suwandi*, dan Ruchyana*

ABSTRAK - ABSTRACT

PENGUJIAN BERBAGAI TINGKAT TAKARAN TERPISAH-EMPAT PUPUK UREAPADA VARIETAS PADI IR 32 Dl TANAH BERGAMBUT PASANG SURUT. Beberapatingkat takaran pupuk urea yang diberikan seeara terpisah-empat telah diuji pada varietas padiIR 32 di tanah bergambut pasang surut Delta Upang, Sumatera Sdatan. Takaran pupuk yangdiuji ada1ah 0, 60, 80,1 00,120,160,dan 200 kgN/ha,diberikan pada waktu 2,4,6,dan 8 minggusetdah tanam (MST). Pemberian poni pupuk nitrogen pada waktu tanam diikutsertakan dalampercobaan ini, khususnya untuk takaran 60, 80, dan 100 kg N/ha, sedang perlakuan tanpapupuk P dan K diuji dengan takaran 100 kg N/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwapemupukan nitrogen dapat meningkatkan produbi gabah sekitar 477 - 1355 kg/ha. Hasiltertinggi diperoleh dari takaran 100 kg N/ha dengan pemberian poni pupuk pada waktu tanam,yaitu mencapai 4419 kg/ha. Tingkat keefisienan penggunaan N-pupuk berkisar antara 17 dan27 penen. Tertinggi dihasilkan oleh rakaran 60 kg N/ha yang disertai dengan pemberian pupukpada waktu tanam. Hasil yang tinggi tidak sdalu menunjukkan angka keeflSienan yang tinggipula. Data mengenai serapan N-total, N-pupuk, N-tanah, dan keefisienan panial penggunaanpupuk dilaporkan pula dalam tulisan ini.

STUDIES ON VARIOUS RATES OF UREA FERTn.IZER APPLIED IN FOURSPLITS

TO IR 32 RICE VARIE1Y ON PEATY SOn.S OF TIDAL SWAMPS. An experiment onvarious rates of urea to IR 32 rice variety applied in four-splits has been carried out on peatysoils of Upang Delta tidal swamps, South Sumatera. Urea fertilizer at the rate of 0, 60, 80, 100,120, 160, and 200 kg N/ha was applied in four-splits 2, 4, 6, and 8 weeks after transplanting(WAT). Application of N fertilizer at transplanting was also included, namely with 60, 80, and100 kg N/ha. An optional treatment without any combination of p. and K fertilizen wasintroduced to 100 kg N/ha only. Results obtained showed that urea fertilizer could increaseyield of grain of about 477 - 1355 kg/ha. The highest yield was obtained from 100 kg N/hawhen a portion of urea was applied at transplanting. Rate of N utilization was in the range of17 - 27 percent, with the highest rate amounted of 27 percent derived from 60 kg N/ha.A higher yield did not always correspond with the higher efficiency. Data on N-total, N-dff,N-dfs, and partial effciency of fertilizer use were also reported.

PENDAHULUAN

Penelitian pemupukan nitrogen pada tanaman padi di persawahan tanahmineral sudah banyak dilakukan, demikian pula berbagai aspek pemupukan nitrogendi tanah sawah sudah banyak dupublikasikan. Akan tetapi penelitian pemupukandi tanah bergambut pasang surut belum banyak dilakukan sehingga informasimengenai aspek pemupukan sangat sedikit atau langka diketahui.

* Pusat Aplikasi Isotop dan radiasi-,SATAN.

317

Perluasan kegiatan pertanian di wilayah tanah bergambut pasang surut merupa­

kan salah satu upaya ekstensifikasi pertanian yan~ sekaligus dimanfaatkan pulauntuk pemukiman transrnigran dari daerah berpenduduk padat di Jawa dan Bali.

Dunia pertanian mengenal tanah bergambut pasang surut mempunyai kandung­an bahan organik yang tinggi sehingga merupakan sumber energi yang eukuptersedia bagi perkembangan jasad renik tanah. Meskipun kandungan N-total tanahbergambut pasang surut eukup tinggi, namun untuk memperoleh hasil gabah yangtinggi masukan berupa pupuk masih·diperlukan.

Pupuk nitrogen sebagai salah satu unsur makro yang diperlukan oleh tanaman,terbanyak dipakai dan diteliti seeara luas (1), karena unsur N dalam budidaya padimerupakan faktor pembatas produksi (2). Hasil penelitian terdahulu memakaipupuk urea bertanda 15N di tanah bergambut pasang surut Delta Upang, SumateraSelatan (3, 4) menunjukkan bahwa takaran terpisah-empat menghasilkan keetisien­an penggunaan N-pupuk yang terbaik, sedang hasil gabah tidak kalah dari hasil earapemupukan lainnya. Namun demikian tingkat keetisienan penggunaan N-pupukoleh tanaman yang dieapai, tidak melebihi 50 persen dari pupuk yang diberikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji berbagai tingkat takaran pupuk ureaseeara terpisah-empat pada varietas padi IR 32 di tanah bergambut pasang surutDelta Upang, Sumatera Selatan, sebagai lanjutan dari penelitian terdahulu.

BAHAN DAN METODE

Pereobaan ini bempa pereobaan faktorial dengan raneangan aeak kelompokmemakai 11 perlakuan pemupukan nitrogen dengan pola pemberian pupuk sepertiterlihat pada Lampiran 1. Tiap perlakuan diulangi 4 kali, mengambillo~asi di UnitPengujian Tata Air Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut IPB Delta Upang,Sumatera Selatan.

Pupuk nitrogen yang diuji berupa urea bertanda I5N dengan 2,3 dan 4,6 persenatom 15N memakai takaran'J, 60, 80,100,120,160, dan 200 kg N/ha yang diberi­kan pada waktu 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanam (MST). Perlakuan pemupukandilengkapi pula dengan takaran 60, 80, dan 100 kg N/ha dengan pemberian porsipupuk pada waktu tanam, untuk menguji apakah pemberian pupuk pada waktutanam diperlukan oleh tanaman atau tidak. Selain itu digunakan p-.YlaI takaran100 kg N/ha yang tidak disertai dengan penambahan pup uk P dan K untuk melihatpenting tidaknya kehadiran pupuk P dan K dalam pemupukan padi di tanahbergambut pasang surut. Pupuk diberikan seeara sebar di permukaan tanah padawaktu tanam dan topdressing pada waktu-waktu lainnya sebagai pupuk susulan.Pupuk TSP dan ZK diberikan sebagai pupuk dasar pada waktu tanam dengan taka ran60 kg P dan 45 kg K20 per hektar.

Pupuk urea bertanda I5N diberikan pada petak mikro perlakuan 15N denganukuran 1,25 x I,25 m 2 yang terdiri dari 4 petak mikro (Gambar I) terbuat dariseng plastik, tinggi 30 em yang dimasukkan IS em ke dalam tanah. Keempat petakmikro ini diletakkan pada salah sa tu sisi petak perlakuan yang berukuran 5,5 x 2,5 m2,

dan sisa dari petak perlakuan digunakan sebagai petak hasil (yieldplot). Pemberianpupuk urea bertanda 15N berlangsung sebagai berikut :

318

x x x x x x x x x x1. 15N +.

N+N+ N

x 0 0 0 X X 0 0 0 x

2.N +1SN +N+ N

11x 0 0 0 x x 0 0 0 x

23.N +N +1SN +,Nx 0 0 0 x x 0 0 0 x

4.N+ N+ N +1SNx x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx 0 0 0 x x 0 0 0 x4 Ix 0 0 0 x x 0 0 0 x 15

x 000 x x 0 0 0 xx x x x x x x x x xGambar 1.Petak mikro pedakuan 1~1,2,5,4( waktu panberianpupuk ~N.

Varietas padi yang dipakai IR 32 berasal dari basil tanaman perbanyakan diTest Farm tersebut. Bibit yang digunakan berumur sekitar 22 bari, untuk setiaprumpun ditanam 2-3 bibit dengan jarak tanam 2S x 25 cm2•

Parameter yang diamati ialah basil gabah, komponen basil, kandungan N-total,serapan N-pupuk, kontribusi N-tanah, tingkat keefisien!"1' dan keefisienan parsial

dari tiap kali pemberian porsi fupUk. Penetapan kandungan N-total dilakukanmenu rut Kjeldahl dan analisis 5N contoh dilakukan dengan alat Spektrometeremisi tipe NIA-I buatan lASCO, lepang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis contoh tanah komposit lapisan gambut dan lapisan liat berturut­turut untuk N = 0,646 dan 0,103 %, P = 0,546 dan 0,410 mg Pig, K = 51,78 dan42,24 ppm, pH (KCl) = 4,89 dan 4,81.

Rasil Gabah dan Keeftsienan PengguntJlln N-pupuk. Hasil gabah dan keefisien­an penggunaan N-pupuk oleh tanaman disajikan dalam Gambar 2. Dari gambartersebut jelas terlihat, bahwa pemberian pup uk nitrogen pada waktu tan ammemberikan hasil gabah yang lebih tinggi daripada basil gabah yang diperoleh dari

tanpa pemberian pupuk nitrogen pad a waktu tan am. Hasil gabah yang diperolehdengan pemberian pupuk berkisar antara 3541 dan 4419 kg/ba, sedang hasil gabahkontrol adalah 3064 kg/ha. Takaran pupuk sebesar 80 kg N/ba dan lebih, memberi­kan peningkatan basil yang nyata dibandingkan dengan basil tanaman kontrol.Hasil tertinggi diperoleh dari takaran 100 kg N/ha yang disertai dengan pemberianpup uk nitrogen pada waktu tan am. Takaran 100 kg N/ha yang tidak dilengkapidengan pup uk P dan K cenderung memberikan hasil gabah yang lebih rendahdaripada takaran yang sarna yang dilengkapi dengan pupuk P dan K.

Tingka t keefisienan penggunaan N-pup uk oleh tanaman mencapai antara 17dan 27 persen. Angka tertinggi dihasilkan pada takaran 60 kg N/ha dengan pembe­rian pupuk pada waktu tan am. Tanpa pemberian pupuk nitrogen pada waktu tanam,

319

pada takaran 60 dan 80 kg N/ha cenderung menghasilkan angka keefisienan yang

lebih rendah dibandingkan dengan takaran yang sarna tetapi diberi pupuk nitrogenpada waktu tanam. Takaran 100 kg N/ha tidak memperhatikan perbedaan yangmenyolok.

Keefisienan penggunaan N-pupuk terlihat lebih tinggi pada takaran pupuknitrogen yang lebih rendah, terutama pada perlakuan yang disertai dengan pemberi­an porsi pada waktu tanam. Angka keefisienan yang tinggi tidak harus diikuti olehhasil gabah yang tinggi (4);

5

a __ ---A.---c- -4/' _ ---"':4 - -

A. 0 '--4

co

S-.::41~ g\,.~.c

.'

o •••••••••••.··0•• ' 0

• • -.~Poccocu]u~ 120

+

3:/• Hasil gabah

.-. tanpa N/WT

0· •••.0 pakai N/WT)( -PK

Kc=c=fisic=nanpc=nggunaan

A--·A, tanpa N/WT pupukc-a pakai N/WT.•. -PK

10

o 60 80 100 120 160 200

takaran pupuk, kg N/ha

Gambar 2. Hasil gabah dan kc=disknan pc=nggunaan N-pupuk olc=htanaman padi IR 32.WT = waktu tanam

-PK = tanpa pupuk P dan K

Sifat Agronomi don Komponen Basil. Tabel I menyajikan tinggi tanaman,jumlah anakan maksimum,anakan produktif, dan bobot 1000 butir gabah. Pemupuk­an nitrogen meningkatkan tinggi tanaman secara nyata. Takaran pup uk yang tinggi,yaitu 160 dan 200 kg N/ha menghasilkan jumlah anakan maksimum dan anakanproduktif yang tertinggi, tetapi tidak menghasilkan bobot 1000 butir yang tertinggiyang mung kin menyebabkan hasil gabah yang diperoleh dari kedua takaran inisedikit lebih rendah daripada hasil takaran 100 kg N/ha yang disertai pemberianpupuk pada waktu tanam. Secara statistik tidak terlihat adanya perbedaan yangnyata pada bobot 1000 butir gabah sebagai pengaruh dari perbedaan takaranpemupukan nitrogen. ' .:'

Serapan N-total tanaman dan daun bendera pada umumnya meningkat denganbertambahnya takaran pupuk N. Keadaan yang agak berbeda terlihat pada perlaku-

320

an yang mendapat. pupuk N pada waktu tanam, yaitu N-total tanaman dan daunbendera cenderung lebih tinggi pada perlakuan dengan takaran pupuk yang lebihrendah. Pada umumnya N-total tanarnan yang diberi pupuk N menunjukkan per­bedaan yang sangat nyata lebih, sedangkan untuk N-total daun bendera perbedaanitu dari nyata sampai sangat nyata.

Serapan N-total tanaman tertinggi dihasilkan pada takaran 160 dan 200 kg N/ha,begitu pula untuk N-total daun bendera. Pemberian pupuk N pada waktu tanamtampaknya mendorong tanaman untuk menyerap N lebih banyak dibanding denganperlakuan tanpa N pada waktu tanam untuk tabran yang sarna. Tidak terlihatperbedaan yang menyolok pada N-total tanaman dan daun bendera untuk pedaku­an 100 kg N/ha antara yang dilengkapi pupuk PK dan yang tidak.

Sera pan N -pupuk tanaman dan daun bendera memperlihatkan pola yang sarnadengan sera pan N-total. Tanaman yang diberi pupuk N pada waktu tanam meng­hasilkan serapan N-pupuk yang lebih tinggi daripada serapan N-pupuk tanamanyang tidak mendapat pupuk N pada waktu tanam. Serapan N-pupuk tanaman lebihtinggi bila tanaman mendapat pemupukan lengkap, tetapi keadaan yang berbalikanterlihat pada serapan N-pupuk daun bendera, yaitu cenderung lebih banyak padaperlakuan pupuk N yang tidak disertai pupuk PK. Serapan N-tanah dalam tanaman

321

dan daun bendera tidak memperlihatkan pola yang jelas. Nampaknya pemberian

pupu1\ N padii wilktu tilnam menghilSilknn scmpnn N-tannh yang lebih tinggidaripada perlakuan yang tidak diberi pup uk N pada waktu tanam. Sekitar 51 - 77

persen kebutuhan N tanaman disuplai dari pool N-tanah. Takaran pupuk yanglebih tinggi cenderung mengurangi kebergantungannya dari suplai N-tanah. Pembe­

rian pupuk N pada waktu tanam cenderung membutuhkan suplai N-tanah yangsedikit lebih tinggi daripada tanam,an yang tidak diberi pupuk N pada waktu tanam.Dari data dalam tabel 2 ,t~Ii~hat actanya indikasi, bahwa pemupukan N memacupenyerapan N dari pool N"':':tanah. HasH yang ditemukan ini sejalan dengan hasilpenemuan yang dilakukan oleh penelitHain (~, 5,6).

Serapan N-total, N-pupuk, dan N-tanah daJam Gabah dan Jerami. Gambar

3 menyajikan sera pan N-total, N-pupuk, dan N-tanah dalam gabah dan jerami.N-total gabah dan jerami naik sedikit demi sedikit dengan meningkatnya

pupuk N. N-total tertinggi pada gabah mencapai 49,90 kg N/ha pada takaran160 kg N/ha, sedang tertinggi dalam jerami mencapai 34,48 kg N/ha pada takaran200 kg N/ha. N-total gabah dan jerami pada tanaman yang diberi pupuk padawaktu tanam menunjukkan angjal yang lebih' tinggi daripada N-total gabah danjerami perlakuan yang tidak mendapat pupuk N pada waktu tanam. N-total gabah

perlakuan pemupukan 100 kg N/ha yang dilengkapi pupuk PK cenderung lebihtinggi'daripada N-total gabah perlakuan tanpa pupuk PK, sedang N-total jeramicenderung lebih tinggi pada perlakuan tanpa dilengkapi pupuk PK.

N-pupuk gabah sedikit demi sedikit meningkat dengan meningkatnya takaranpupuk, dan mencapai angka tertinggi pada taka,ran 160 kg N/ha, yaitu 19,18 kgN/ha. N-pupuk gabah perlakuan pemupukan N pada waktu tanam lebih tinggidaripada N-pupuk gabah dari perlakuan tanpa pupuk N waktu tanam. Di sini

terlihat bahwa N-pup uk dalam gabah, juga berasal dari pupuk N yang diberikanpada waktu tanam, yang berarti bahwa tanaman padi tetap membutuhkan pemberianpupuk N pada waktu tanam. Tanpa pemberian pupuk PK nampaknya mempenga­ruhi N-pupuk gabah, yaitu kandungan N berasal dari pupuk di dalam gabah lebihrendah dibandingkan N-pupuk gabah yang mendapat pemupukan PI selain dari­pada pupuk N. N -pupuk jerami naik sedikit demi sedikit dengan meningkatnyatakaran pupuk N. Angka tertinggi dihasilkan pada takaran 160 kg N/ha yaitumencapai 15,59 kg N/ha. N-pupuk jerami juga memperlihatkan gambaran yangsama, kecuali N-pupuk yang diberi pupuk N pada waktu tanam yang cenderunglebih rendah daripada tanpa pemberian pupuk N.

N-tanah dalam gabah dan jerami umumnya lebih banyak daripada N-tanahgabah dan jerami tanaman kontrol. Keadaan ini sesuai dengan jumlah N-tanahtanaman, yang lebih banyak dalam tanaman yang diberi pup uk N daripada tanamanyang tidak dipupuk. lni sesuai dengan penemuan penelitian lain (4, 5,6).

Keeflsienan parsiaJ. Keefisienan parsial penggunaan N-pupuk tiap kali pembe­rian porsi pupuk N disajikan dalam Tabel 3. Terlihat bahwa pemberian porsi pup ukpada pertumbuhan tanaman yang, lebih lanjut, menunjukkan keefisienan parsialyang lebih tinggi. Pada umurnnya angka keefisienan parsial tertinggi dihasilkanoleh pemberian pupuk porsi ke 3, yaitu pada awal primordia (6 MST). Pemberianporsi pupuk setelah awal primordia tidak menghasilkan keefisienan parsial yang

322

lebih tinggi. Pemberian pupuk N pada waktu tanam cenderung meningkatkankeefisienan parsial pada takaran 100 kg N/ha, tetapi tidak dernikian halnya dengantakaran yang lebih rendah.

Pemupukan N tanpa disertai dengan pemberian pupuk P dan K cenderungmenghasilkan keefisienan parsial yang lebih rendah daripada keefisienan parsialpemupukan lengkap.

KESIMPULAN

Pemupukan 60 kg N/ha yang disertai dengan pemberian sebagian pupuk Npada waktu tanam ternyata paling efisien, yaitu menghasilkan gabah yang tinggi(4358 kg/ha), dengan nilai tambah yang tertinggi, yaitu mencapai 21,6 kg gabah/kghara N, serta keefisienan penggunaan N-pupuk yang tertinggi, yaitu 27,27 persen.lni berarti bahwa lebih dari 70 persen pupuk N yang diberikan tidak dimanfaatkanoleh tanaman .

.Keefisienan yang tertinggi tidak selalu harus diikuti oleh hasil gabah yang tinggipula. HaSil ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (1).

Keefisienan parsial meningkat dengan pemberian pup uk pada stadia pertum­buhan tanaman yang lebih lanjut. Angka tertinggi dihasilkan porsi pupuk yangdiberikan pada waktu awal primordia (6 MST), atau dari pemberian pupuk porsike3.

Pemberian sebagian pupukN pada waktu tanam nampaknya mutlak diperlukan,tercermin dari hasil gabah, serapan N-total dan N-pupuk tanaman, serta keefisien­an penggunaan N-pupuk yang lebih tinggi daripada tanpa pemberian N pada waktutanam. Begitu pula pemberian pupuk PK untuk melengkapi pup uk N tampaknyamemberikan dampak positif terutama terhadap hasil gabah.

UCAP AN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Pusat Aplikasi Isotop danRadiasi (PAIR), BATAN yang telah membiayai sepenuhnya penelitian ini. Ucapanyang sam a ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksana­nya percobaan dengan lancar, baik di lapangan maupun dalam laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

1. ABDULLAH, N., "Penelitian pemupukan nitrogen pada tanaman padi denganteknik Isotop I5N", Simposium Padi, Sukamandi, 27 - 29 Desember(1984 ).

2. BURESH, R.J., CASSELMAN, M.E., and PATRICK, W.H.Jr., Nitrogen fixationin flooded soil systems. A review, Adv. Agron. 33 (1980) 149.

3. ABDULLAH, N., SISWORO, W.H. dan GANDANEGARA, S., Pengaruh cara

pemberian pupuk nitrogen pada budidaya padi di lahan organik pasangsurut, Majalah BATAN XV 3 (1982) 39.

323

4. ALEKSIC, Z., BROESHART, H., and MIDDELBOE, V., The effect of nitrogenfertilization on the release of soil nitrogen, Plant Soil 3 (1968) 474.

5. PATRCIK, W.H.Jr., and REDDY, K.R., Fate of fertilizer nitrogen in a floodeerice soil, Soil Sci. Soc. Am. J. 40 (1976) 678.

6. GARBUCHEV, I.P., "The use of 15N in the study of nitrogen uptake andmetabolism in plants", Isotope Studies on the Nitrogen Chain (proc.Symp. Vienna, 1967), IAEA, Vienna (1968) 63.

324

Lampiran 1.

Pola pembcrian pupuk urea can terpisah'empat

Waktu pemberian pupuk, .. MSTPerlakuan

o

......................... kg N/ha

8

A. 0

B.

60 -15151515

C.

80 -20202020

D.

100 -25252525

E.

100 -PK-25252525

F.

120 -30303030

G.

160 -40404040

H.

200 -50505050

1.

60+ WT15-151515K.

80 + WT20-202020L.

100+ WT25-252525

-PK = tanpa diberi pupuk P dan K+WT= pemberian pupuk N pada waktu tanamB, C. I, K = pakai urea bertanda 4,6% atom 15ND, E, F, G, H, L = pakai urea bertanda 2,3 % atom 15N

325

w Tabd 2. Serapan N-total. N-pupuk. dan N-tanah dalarn tanarnan dan daun henderat-J C1\

Tanaman

Daun bendaraPerlakuan Pupuk

TanahTotalPupukTanah

.............................. kg N/ha ..........................A.

0 31,99a-31,99k3,21n -3,21x

B.

60 49,87b12,51 f37,36k4,5001,14g3,36xC.

80 59,32bc14,90f44,4 214,8001,29g3,51xD.

100 62,52bc22,05gh40,47k5,lDo1,51g3,59xE.

100-PK 62,03bc17,15g44,8815,5401,43g4,llxF.

120 69,44bc30,64ghi38,80k6,140p2,24r3,90xG

160 8\ ,56bce39,77gh41,7917,120p3,04rs4,08xH.

200 84,0 \ bee35 ,20gh48,8 II7,390p2,89rs4,5OyI.

60 + WT70,20bcd16,36 f53,841m6,5401,17g5,37yK.

80 + WT64,36bc19,72g44,641m5,3501,22g4,12xL.

100+ WT 68,27bc2\,52g46,75 15,4702,lOr3,37x

KK

(%) 11,6614,30 ]4,67]5,8418,00]9,09

Angka dengan notasi huruf yang sarna pada kolorn yang sarna tidak berbeda sscara nyata pada taraf P<O.05

-PK=tanpa diberi pupuk P dan K

+WT=pernberian pupuk N pada waktu tanarn

Tabel 11. Keefisienan panial penggunaan N-pupuk dari pemberian pupuk porsi I, 2,11dan 4.

Pemberian

,III GabahI I

pupuk 1SNI JeramiTanamanI·

t lea N/ha iI

I,I I I , ,I 2I 3: 4 r kg N/ha t%%I'kg N/h_:%I II, ,••I •

15

---1,1407,600,8515,671,9911',2715

--1,56010,400,7585,052,31915,45lS

-2,67017,801,4969,974,16627,77--151,3048,691,2688,462,57217,15

20---1,35'6,770,8774,382,23011,15

20--1,6158,080,812 4,072,42712,15

20-3,04315,221,843 9,214,88624,4'

203,23816,192,012 10,065,25026,25

25

---2,62010,481,842 7,374,46217,8525

--2,1818,721,575 6,303,75615,0225

-4,24116,96',127 12,517,36829,4725

3,59214,372,632 10,536,22424,9025-PK-

--1,S096,041,3305,322,83911,'625

--1,7507,001,370-5,483,12012,4825

-3,26713,C72,57' 10,295,84023,'6?5

2,94511,782,41? Q,655,35721,4'30

---3,12610,422,15' 7,17 5,27917,5930

--3,67212,241,445 4,82 5,11717,0630

-6,41121,375,5'4 18,45 11,94539,82304,1771',924,130 1',72 8,30727,64

40

---5,2581',154,168 10,42 9,4262',5740

--',3888,472,514 6,29 5,90214,7640

-7,44018,606,349 15,87 1',78934,4740

5,06112,655,595 13,99 10,65626,6450

---3,7907,582,671 5,34 6,46112,9250

--2,5625,122,091 4,19 4,6539,3150

-7,40214,806,364 12,7313,76627,5350

5,42810,864,886 9,7710,31420,6'15+'t/T-

--1,70311,350,986 6,58 2,68917,9315

--I,358:9,050,328 2,19 1,68611,2415

-2,48416,561,904 12,69 4,38829,2515

1,88412,561,360 9,07 3,24421,6320+WT-

--1,5998,000,771 3,85 2,37011,8520

--1,3716,861,274 6,37 2,6451',2320

-2,87414,372,723 13,62 5,59727,9920

2,64613,232,813 14,07 5,45927,'025+WT-

--2,85811,431,5266,11 4,38417,5425

--2,88511,541,065 4,26 3,95015,8025

-4,33817,352,576 10,31 6,91427,6625

3,66114,692,692 10,72 6,35325,41

-PK = tanpa pupuk P dan K.

+wr • pemberian N waktu tanam

327

DISKUSI

ZUHDl SRI WIBOWO:...Mohon dijelaskan faktor sifat tanah yang bagaimana yang menjadi pertimbangan?

NAZIR ABDULLAH :

Untuk percobaan P 12 di tanah bergambut pasang surut Delta Upang, faktor pertim­bangan ialah cara pengairan yang terjadi menurut alami, naik dan turunnya airpasang yang berperan tentangke~ersediaari hara bagi tanaman.

+

328