Pengujian amina dan turunanny1
-
Upload
sabila-izzati -
Category
Documents
-
view
795 -
download
11
Transcript of Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian Amina dan Turunannya
(Laporan Praktikum Organik II)
Oleh
Sabila Izzati
1113023058
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
Judul Percobaan : Pengujian Amina dan Turunannya
Tanggal Percobaan : -
Tempat Percobaan : -
Nama : Sabila Izzati
NPM : 11130230658
Jurusan : P. MIPA
Prodi : P. Kimia
Kelompok : 3
Bandar Lampung, 17 Januari 2014
Mengetahui,
Asisten
Endri Wahyuni
NPM. 1013023038
ASAM KARBOKSILAT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Bila suatu gugus hidroksil
terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus karbonil maka akan
terbentuk suatu gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil. Senyawa-
senyawa yang mengandung gugus karbosil merupakan asam, karena dalam
air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami ionisasi dengan
pelepasan protondan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asam-asam
organik pada ummnya lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral
dan hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya
membentuk garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah natrium
bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada
senyawa-senyawa itu.
Asam organik biasa juga kita kenal dengan asam karboksilat, contohnya
asam formiat dan asam asetat. Asam-asam karboksilat bersifat asam lemah
karena asam-asam karboksilat sedikit mengurai di dalam larutan berair.
Selain itu, asam-asam karboksilat ini juga memiliki nilai tetapan disosiasi
(Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang nilai Ka-nya hanya 1,28 x 10-
4 atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya berkisar sekitar 1,8 x10-5.
Selain asam-asam karboksilat ini bersifat asam lemah, masih banyak
lagi sifat fisika dan kimia dari asam-asam karboksilat. Dengan demikian,
sifat fisika dan kimia dapat diketahui dari asam karboksilat dan turunannya
dapat diketahui secara spesifik melalui percobaan asam karboksilat dan
turunannya.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah memahami reaksi-reaksi analisis
gugus karboksilat dalam suatu senyawa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan
sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna,
merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia:
asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan
aldehida (Riawan, 1990).
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling
penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam
asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam
asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih
80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak
pelarut organik (Fessenden, 1997).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh
pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi
adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat
seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat
lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat,
reaksi oksidasi, reaksi Grignat (Fessenden, 1997).
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering
juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol
primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil
sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil
halida, dan reagen organolitium (Wilbraham, 1992).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pemanas bunsen, botol
semprot, pipet tetes, gelas bekker, tabung reaksi, gelas ukur, penjepit.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah KMnO4, Natrium
asetata, asam formiat, fehling A, fehling B, NaOH, H2SO4 pekat, Etil asetat,
Asam asetat, etanol 70%, Asam propionat, dan FeCl3.
3.2 PROSEDUR KERJA
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi aldehid
1. Dimasukkan 0,5 ml KMnO4 ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes
H2SO4 pekat. Dikocok.
2. Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas air.
3. Diperhatikan bau yang timbul.
b. Hidrolisis ester
1. Dimasukkan 0,25 ml H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
0,5 ml etil asetat.
2. Ditutup tabung reaksi dengan sumbat karet.
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
1. Dimasukkan 0,5 ml larutan Na-asetat dan 0,5 ml H2SO4 encer.
2. Dikocok dan dipanaskan.
3. Diperhatikan bau yang timbul.
2. Pembentukan Garam Karboksilat
1. Dimasukkan 0,5 ml larutan asam asetat ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 0,5 ml NaOH.
2. Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam format.
3. Esterifikasi
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml etanol 70% lalu ditambahkan 0,5
ml asam asetat dan 3 tetes H2SO4 pekat.
2. Dikocok dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit.
3. Dituang isi tabung reaksi ke dalam air dan dicatat bau ester yang timbul.
4. Diulangi percobaan dengan etanol absolut.
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO4
1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 2 tetes
KMnO.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang
terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
b. Osidasi dengan pereaksi fehling
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5
ml fehling A dan B.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang
terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
5. Reaksi Garam Karboksilat
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml Na-Asetat dan ditambahkan 0,5 ml
FeCl3 hingga terbentuk warna merah.
2. Diamati perubahan yang terjadi.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Pembentukan asam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
Oksidasi Aldehid
0,5 ml KMnO4 + 2 tetes
H2SO4Pekat
Dikocok
Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid lalu
dipanaskan dalam penangas air.
Diperhatikan bau yang timbul.
Hidrolisis ester
0,25 ml H2SO4 + 0,5 ml etil asetat.
Diperhatikan bau yang timbul.
Reaksi garam karboksilat dengan
asam sulfat.
0,5 ml larutan Na-asetat + 0,5 ml
H2SO4 encer.
Diperhatikan bau yang timbul.
Panas, dari ungu menjadi cokelat,
Ada gelembung, ada endapan.
Bau menyengat, 3 lapisan (putih,
cokelat, cokelat muda)
Panas, warna bening, bau balon
Warna bening, bau kapur barus.
2. Pembentukan garam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
0,5 ml larutan garam asetat + 0,5 ml
NaOH.
Dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi.
Diulangi percobaan dengan asam
format
Diulangi percobaan dengan asam
propionat.
Warna bening
Warna bening
Warna bening, ada gelembung.
3. Esterifikasi
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
0,5 ml etanol 70% + 0,5 ml asam
asetat + 3 tetes H2SO4 pekat
Dikocok dan dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit.
Dituang isi tabung reaksi ke dalam
air dan dicatat bau ester yang timbul.
Sampel asam format
Sampel asam propionat
Diulangi percobaan dengan etanol
absolut.
Sampel asam asetat
Sampel asam format
Sampel asam propionat
Warna bening, setelah
dipanaskan tetap, bau
menyengat.
Warna bening, setelah
dipanaskan ada gelembung, bau
menyengat.
Warna bening, setelah
dipanaskan ada 2 lapisan (atas
bening, bawah kuning), bau
sangat menyengat.
Warna bening, setelah
dipanaskan tetap, bau tidak
menyengat
Warna bening, setelah
dipanaskan bau menyengat
Warna bening, setelah
dipanaskan ada 2 lapisan (atas
bening, bawah kuning), bau
menyengat
4. Oksidasi
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
a. oksidasi dengan KMnO4
0,5 ml asam format + 2 tetes KMnO.
Dipanaskan dalam penangas selama
2 menit dan diamati perubahan.
Diulangi percobaan dengan asam
asetat.
Diulangi percobaan dengan asam
propionat.
b. oksidasi dengan pereaksi fehling
0,5 ml asam format + 0,5 ml fehling
A dan B.
Dipanaskan dalam penangas selama
2 menit dan diamati perubahan.
Diulangi percobaan dengan asam
asetat.
Diulangi percobaan dengan asam
propionat.
Warna cokelat
Warna bening, tidak ada
endapan.
Warna ungu, dipanaskan ada
endapan merah bata.
Warna merah kekuningan,
dipanaskan ada endapan cokelat
tua.
Warna biru
Tetap
Warna biru, dipanaskan tetap.
Warna biru, dipanaskan tetap.
5. Reaksi garam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
0,5 ml Na-Asetat + 0,5 ml
FeCl3hingga terbentuk warna
merah. Dipanaskan
Diamati perubahan yang terjadi.
Warna orange
Warna orange tua
4.2 Pembahasan
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi aldehid
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml KMnO4 ke
dalam tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat. Kemudian dikocok
agar larutan homogen. Menambahkan 0,5 ml sampel asetaldehid lalu dipanaskan
dalam penangas air, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang
berlangsung. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas,
mengalami perubahan warna dari ungu menjadi cokelat, muncul gelembung, dan
bau menyengat. Percobaan di atas menunjukkan adanya reaksi positif dari sampel
asetaldehid karena terbentuknya asam karboksilat yang dibuktikan dengan bau
yang menyengat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
O
R C H + [ O ] RCO2H
b. Hidrolisis ester
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan ke dalam tabung
reaksi 0,25 ml H2SO4 dan 0,5 ml etil asetat. Maka didapatkan perubahan yang
terjadi adalah larutan terasa panas berwarna bening, dan bau yang dihasilkan
adalah bau balon. Hal tersebut menunjukkan adanya reaksi positif dari etil asetat
karena munculnya bau balon yang menunjukkan ada proses pembentukan asam
karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
O
H+ / OH-
R C – OR + H2O RCO2H + HOR
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml larutan Na-
asetat dan 0,5 ml H2SO4 encer. Kemudian mengocok agar larutan menjadi
homogen dan dipanaskan agar reaksi berlangsung lebih cepat. Maka didapatkan
perubahan yang terjadi adalah larutan berwarna bening, dan bau yang dihasilkan
adalah bau kapur barus. Hal tersebut menunjukkan adanya reaksi positif dari Na-
asetat karena munculnya bau kapur barus yang menunjukkan ada proses
pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2CH3CO2Na + H2SO4 Na2SO4 + 2CH3CO2H
2. Pembentukan Garam Karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan 0,5 ml larutan sampel
(asam asetat, asam format, asam propionat) ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 0,5 ml NaOH. Kemudian dikocok agar larutan homogen. Maka
didapatkan perubahan yang terjadi secara berturut-turut adalah pada sampel asam
asetat larutan berwarna bening, sampel asam format larutan berwarna bening,
sampel asam propionat larutan berwarna bening dan terdapat gelembung. Hal
tersebut menunjukkan hanya asam propionat yang bereaksi positif pada
pembentukan garam karboksilat, yang ditunjukkan dengan munculnya
gelembung. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Asam asetat
HCOOH + NaOH HCOONa + H2O
Asam format
C2H5COOH + NaOH C2H5COONa + H2O
Asam propionat
3. Esterifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 0,5 ml etanol 70% lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes
H2SO4 pekat Kemudian dikocok agar larutan homogen dan dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi
yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada sampel asam format
warna larutan bening, ada gelembung, setelah dipanaskan bau menyengat. Sampel
asam propionat warna larutan bening, setelah dipanaskan tetap bau sangat
menyengat. Sampel asam asetat warna larutan bening, setelah dipanaskan
bau menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam propionat lebih reaktif
daripada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat menyengat.
Sampel asam asetat yang paling tidak bereaksi.
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
0,5 ml etanol absolut lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes
H2SO4 pekat Kemudian dikocok agar larutan homogen dan dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi
yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada sampel asam format ada
gelembung, setelah dipanaskan bau menyengat. Sampel asam propionat warna
larutan bening, ada 2 lapisan (atas bening, bawah kuning) setelah dipanaskan
tetap bau menyengat. Sampel asam asetat warna larutan bening, setelah
dipanaskan bau tidak menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam
propionat lebih reaktif dari pada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang
menyengat. Asam asetat paling tidak bereaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
H+, kalor
CH3CO2H + CH3CH2OH CH3CO2CH2CH3 + H2O
Asam asetat etanol H2SO4 etil asetat
Reaksi yang terjadi pada etanol 70% dan etanol absolut adalah sama seperti di
atas. Bedanya hanya pada bau yang dihasilkan. Etanol 70% baunya adalah bau
balon dan sedikit bau asetat (menyengat). Sedangkan pada etanol absolut berbau
balon (keton) saja. Hal ini disebabkan pada etanol 70% terdapat 30% air, yang
berfungsi sebagai pengikat air, sehingga ketika larutan dituangkan ke air
menghasilkan bau yang menyengat.
4. Esterifikasi dan Hidroksamat Test
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan ditambahkan
alkohol dan asam sulfat pekat, lalu dipanaskan. Setelah itu, larutan ditambahkan
dengan 0,5 ml NaOH 2 % dan dipanaskan sampai mendidih, kemudian
ditambahkan dengan asam klorida encer, 1 ml etanol, dan beberapa tetes feri
klorida.
Hasil percobaan yaitu semua larutan sampel memberikan bau harum yang
menandakan terbentuknya ester. Sedangkan warna pada larutan berubah menjadi
merah bata yang menunjukkan bahwa larutan asam karboksilat bereaksi dengan
pereaksi pada uji hidroksamat.
5. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO4
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukan ke dalam tabung reaksi
0,5 ml asam format dan ditambahkan 2 tetes KMnO4. Kemudian dipanaskan
dalam penangas selama 2 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi
yang berlangsung. Maka didapatkan utnuk sampel asam format warna cokelat,
kemudian warna larutan menjadi bening setelah ditambah sampel, setelah
dipanaskan tidak ada endapan. Sampel asam asetat didapatkan warna ungu,
setelah dipanaskan ada endapan merah bata. Sampel asam propionat didapatkan
warna merah kekuningan, setelah dipanaskan ada endapan cokelat tua. Hal
tersebut menunjukkan bahwa asam asetat dan asam propionat lebih reaktif dari
pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO4. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
KMnO4-
HCOOH + O CO2+ H2O
Asam format
Kalor
CH3COOH + KMnO4- CH2 + CO2 + H2O
Asam asetat
Kalor
CH2CH3COOH + KMnO4- 2CH2 + CO2 + H2O
Asam propionat
b. Oksidasi dengan pereaksi fehling
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B. Kemudian
dipanaskan dalam penangas selama 2 menit pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang berlangsung. Pada sampel asam format larutan terdiri
atas dua bagian, lapisan atas berwarna biru tua dan lapisan bawah berwarna
kuning kecoklatan. Pada asam asetat, setelah dilakukan pemanasan pada larutan,
tidak terjadi perubahan secara fisik pada larutan, yakni larutan tetap berwarna
biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat tidak bisa dioksidasi oleh
reagen fehling disebabkan karena asam asetat tergolong asam lemah, sehingga
memiliki daya oksidasi yang lemah pula dan tidak dapat mereduksi larutan
fehling. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
Fehling A dan B (Kalor)
HCOOH + 2CuO CO2 + H2O + Cu2O
Asam format
Fehling A dan B (Kalor)
CH3COOH + 2CuO CH2CO2 + H2O + Cu2O
Asam asetat
Fehling A dan B (Kalor)
CH2CH3COOH + 2CuO CH2CH2CO2 + H2O + Cu2O
Asam Propionat
5. Reaksi garam karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 0,5 ml Na-Asetat dan ditambahkan 0,5 ml FeCl3 hingga terbentuk warna
merah. Maka didapatkan larutan berwarna orange setelah dipanaskan warna
larutan berubah lagi menjadi warna orange tua. Hal tersebut menunjukan bahwa
terjadi reaksi positif dari na-asetat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
3NaCH3COO + FeCl3 3NaCl + 3CH3COO- + Fe3+
6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O [Fe (OH)2 (CH3COO)6]+ + 2H+
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Percobaan dengan oksidasi aldehid didapatkan asetaldehid reaktif dalam
pembentukan asam karboksilat.
2. Percobaan hidrolisis ester didapatkan reaksi positif dari etil asetat karena
timbulnya bau balon yang menunjukkan proses pembentukan asam karboksilat.
3. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat didapatkan reaksi positif dari Na-
asetat karena timbulnya bau kapur barus yang menunjukkan proses pembentukan
asam karboksilat.
4. Percobaan pembentukan garam karboksilat didapatkan asam propionat yang
bereaksi positif pada pembentukan garam karboksilat, ditunjukkan dengan
munculnya gelembung.
5. Percobaan esterifikasi, dengan etanol diketahui sampel asam propionat lebih
reaktif dari pada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat
menyengat. Asam asetat yang paling tidak bereaksi.
6. Percobaan oksidasi dengan KMnO4 didapatkan asam asetat dan asam propionat
lebih reaktif dari pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO4.
7. Percobaan reaksi garam karboksilat terjadi reaksi positif dari Na-asetat karena
terjadi perubahan pada saat pemanasan, dengan terbentuknya warna orange tua.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik.
Bina Aksara. Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung