Pengoptimalan Kadar Proksimat pada Mocorin dengan ......Model yang akan digunakan dalam memodelkan...

21
xii PENDAHULUAN Mocorin yang merupakan hasil fermentasi dari jagung dengan penambahan bekatul dibuat dalam upaya pemenuhan kebutuhan makanan pokok khususnya untuk orang Indonesia dalam mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras, sehingga digali potensi lokal yang berbasis non beras. Ada lima macam proporsi penambahan bekatul yang digunakan, yaitu 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, dan 50% untuk masing-masing kandungan proksimat. Telah dilakukan penghitungan secara statistik dalam menentukan dan membandingkan nilai gizi mocorin antar berbagai perbandingan jagung dan bekatul untuk mengoptimalkan kandungan proksimat. Namun, kelemahan perhitungan secara statistik ini adalah tidak dapat dicari nilai-nilai kadar kandungan proksimat yang optimal yang terbentuk dari para pengoptimalnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai kandungan proksimat optimal dari hasil hubungan nilai-nilai pengoptimalnya dengan menggunakan algoritma genetik (AG). Pada penelitian yang pertama dilakukan pengoptimalan kadar karbohidrat dan protein. Fungsi tujuan yang digunakan adalah fungsi eksponensial, dan pencarian- pencarian parameter-parameter fungsi tujuan menggunakan metode kuadrat terkecil. Penelitan ini dipresentasikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema “Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baikyang diselenggarakan oleh jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY tanggal 9 November 2013. Penelitian kedua merupakan pengembangan dari penelitian yang pertama. Pada penelitian yang pertama dilakukan pengoptimalan dengan menggunakan AG pada masing-masing fungsi tujuan, sedangkan pada penelitian kedua dilakukan pengoptimalan dengan AG untuk semua fungsi tujuan. Rumusan Masalah Sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana menentukan proporsi penambahan bekatul dimana kadar kabohidrat dan kadar protein optimal dengan menggunakan AG untuk setiap fungsi tujuan? 2. Bagaimana menentukan proporsi penambahan bekatul yang baik untuk dikonsumsi penderita kolesterol dengan menggunakan AG untuk fungsi tujuan lebih dari satu?

Transcript of Pengoptimalan Kadar Proksimat pada Mocorin dengan ......Model yang akan digunakan dalam memodelkan...

  • xii

    PENDAHULUAN

    Mocorin yang merupakan hasil fermentasi dari jagung dengan penambahan

    bekatul dibuat dalam upaya pemenuhan kebutuhan makanan pokok khususnya untuk

    orang Indonesia dalam mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras, sehingga

    digali potensi lokal yang berbasis non beras. Ada lima macam proporsi penambahan

    bekatul yang digunakan, yaitu 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, dan 50% untuk masing-masing

    kandungan proksimat. Telah dilakukan penghitungan secara statistik dalam menentukan

    dan membandingkan nilai gizi mocorin antar berbagai perbandingan jagung dan bekatul

    untuk mengoptimalkan kandungan proksimat. Namun, kelemahan perhitungan secara

    statistik ini adalah tidak dapat dicari nilai-nilai kadar kandungan proksimat yang optimal

    yang terbentuk dari para pengoptimalnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk

    mengetahui nilai kandungan proksimat optimal dari hasil hubungan nilai-nilai

    pengoptimalnya dengan menggunakan algoritma genetik (AG).

    Pada penelitian yang pertama dilakukan pengoptimalan kadar karbohidrat dan

    protein. Fungsi tujuan yang digunakan adalah fungsi eksponensial, dan pencarian-

    pencarian parameter-parameter fungsi tujuan menggunakan metode kuadrat terkecil.

    Penelitan ini dipresentasikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

    Matematika dengan tema “Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika

    untuk Indonesia yang Lebih Baik” yang diselenggarakan oleh jurusan Pendidikan

    Matematika FMIPA UNY tanggal 9 November 2013.

    Penelitian kedua merupakan pengembangan dari penelitian yang pertama. Pada

    penelitian yang pertama dilakukan pengoptimalan dengan menggunakan AG pada

    masing-masing fungsi tujuan, sedangkan pada penelitian kedua dilakukan pengoptimalan

    dengan AG untuk semua fungsi tujuan.

    Rumusan Masalah

    Sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    1. Bagaimana menentukan proporsi penambahan bekatul dimana kadar kabohidrat dan

    kadar protein optimal dengan menggunakan AG untuk setiap fungsi tujuan?

    2. Bagaimana menentukan proporsi penambahan bekatul yang baik untuk dikonsumsi

    penderita kolesterol dengan menggunakan AG untuk fungsi tujuan lebih dari satu?

  • xiii

    Tujuan

    1. Mendapatkan proporsi penambahan bekatul dimana kadar kabohidrat dan

    kadar protein optimal dengan menggunakan AG untuk setiap fungsi tujuan.

    2. Mendapatkan proporsi penambahan bekatul yang baik untuk dikonsumsi

    penderita kolesterol dengan menggunakan AG dengan seluruh fungsi tujuan

    yang dioptimalkan secara simultan.

    Batasan Masalah

    Data yang digunakan adalah data sekunder dari hasil penelitian pembuatan

    mocorin yang dilakukan Silvia (2012).

    Penelitian ini dituangkan dalam dua makalah sebagai berikut :

    1. Penggunaan Algoritma Genetik dalam Mengoptimalkan Kandungan Karbohidrat

    dan Protein pada Mocorin. Dipublikasikan pada Seminar Nasional Matematika

    dan Pendidikan Matematika dengan tema “Penguatan Peran Matematika dan

    Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik” yang diselenggarakan

    oleh jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY tanggal 9 November 2013.

    2. Pencarian Proporsi Penambahan Bekatul pada Mocorin yang Baik Dikonsumsi

    Oleh Penderita Kolesterol dengan Menggunakan Algoritma Genetik

    Multiobjective Function. Dipresentasikan pada ujian skripsi pada tanggal 29

    Januari 2014.

  • xiv

    MAKALAH I

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIK DALAM

    MENGOPTIMALKAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT DAN

    PROTEIN PADA MOCORIN

    Ruth Kristianingsih 1, Hanna Arini Parhusip

    2, Tundjung Mahatma

    3

    1Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW

    2,3 Dosen Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga [email protected],

    [email protected],

    [email protected]

    Abstrak

    Makalah ini merupakan hasil penelitian tentang pengoptimalan kandungan

    karbohidrat dan protein pada mocorin. Data yang digunakan adalah

    kandungan kadar karbohidrat terhadap massa dan absorbansi, serta

    kandungan kadar protein terhadap absorbansi. Selanjutnya dibuat pemodelan

    data dan dicari masing-masing parameter dengan metode kuadrat terkecil.

    Masing-masing parameter diuji dengan mengamati nilai eigen matriks

    Hessian residual. Setelah parameter fungsi tujuan optimal, fungsi tujuan

    dioptimalkan dengan menggunakan Algoritma Genetik (AG). Diperoleh

    kadar karbohidrat maksimal pada penambahan bekatul sebanyak 12,5% dan

    kadar protein maksimal pada penambahan bekatul sebanyak 50%.

    Kata kunci: Mocorin, Algoritma Genetik, Metode Kuadrat Terkecil, matriks

    Hessian

    A. PENDAHULUAN Mocorin merupakan hasil fermentasi dari jagung dengan penambahan bekatul.

    Latar belakang dari pembuatan mocorin ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan makanan

    pokok khususnya untuk orang Indonesia dalam mengurangi ketergantungan masyarakat

    pada beras, sehingga digali potensi lokal yang berbasis non beras yaitu jagung. Salah satu

    varietas unggul jagung yang dipilih sebagai benih adalah Bisi 2 (Silvia, 2012). Hasil

    penelitian Silvia dianalisa secara statistik dalam menentukan dan membandingkan nilai

    gizi mocorin antar berbagai perbandingan jagung kuning varietas Bisi 2 untuk

    mengoptimalkan kandungan proksimat (kadar karbohidrat, protein, air, abu, lemak, dan

    serat). Ada lima macam proporsi penambahan bekatul yang digunakan, yaitu 0%, 12,5%,

    25%, 37,5%, dan 50%. Namun, kelemahan perhitungan secara statistik ini adalah tidak

    dapat dicari nilai-nilai kadar kandungan proksimat yang optimal yang terbentuk dari para

    pengoptimalnya. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

    mengetahui nilai kandungan proksimat optimal dari hasil hubungan nilai-nilai

    pengoptimalnya dengan menggunakan algoritma genetik (AG).

    AG dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi dan pemodelan

    pada berbagai bidang, seperti pada bidang kimia digunakan untuk mengestimasi

    parameter pada model kinetic (Katare, dkk., 2008) dan optimasi pada sekumpulan proses

    kimia (Mokeddem, 2010). Selain digunakan di bidang kimia, AG dapat digunakan di

    bidang ekonomi, seperti memodelkan cobweb-type (Dawid, dkk., 1998); di bidang

    penjadwalan telah digunakan untuk mengoptimasi masalah penjadwalan flow-shop

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    (Gunawan, 2003) dan optimasi penjadwalan kegiatan belajar mengajar (Nugraha, 2008);

    di bidang fisika diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan pada acelerator fisika

    (Hofler, dkk., 2013). Oleh karena itu, AG digunakan pada penelitian ini karena algoritma

    ini termasuk teknik pencarian yang telah terbukti robust (tangguh), adaptif, dan efisien

    (Goldberg, 1989).

    B. MODEL DAN ALGORITMA YANG DIGUNAKAN

    Di bawah ini adalah fungsi-fungsi yang digunakan untuk memodelkan fungsi

    tujuan untuk karbohidrat dan protein.

    Karbohidrat Model yang akan digunakan dalam memodelkan fungsi tujuan untuk karbohidrat adalah fungsi

    eksponensial:

    (1)

    Fungsi ini digunakan untuk menyatakan karbohidrat sebagai fungsi massa dan absorbansi dimana

    pada persamaan (1) dicari dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu meminimalkan :

    (2)

    dimana adalah persamaan (1) .

    Sebagaimana prosedur dalam kalkulus, titik

    kritis R yang diperoleh harus memenuhi kondisi 0

    R atau T

    RRRR

    = 0

    (3)

    Persamaan (3) merupakan sistem persamaan tak linier yang perlu diselesaikan secara numerik.

    Algoritma yang digunakan adalah metode Newton (Peressini, 1988). Penyelesaian yang diperoleh

    merupakan penyelesaian kritis untuk R, sebutlah ( ). Untuk menyelidiki sifat ( ) perlu diamati sifat Hessian R di ( ) (Parhusip, 2012) , yaitu

    [

    ]

    (4)

    Jika matrik semi positive definite dimana nilai eigen λ ≥ 0, maka ( ) merupakan

    peminimum R (Peressini, 1988). Setelah diketahui parameter optimal, dilakukan perhitungan

    dengan menggunakan algoritma genetik.

    Protein

    Model yang akan digunakan dalam memodelkan fungsi tujuan untuk protein adalah fungsi

    eksponensial :

    (5) Fungsi ini digunakan untuk menyatakan protein sebagai fungsi karbohidrat dimana a dan b pada

    persamaan (5) dicari dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu meminimalkan :

    (6)

    dimana adalah persamaan (5) .

    Sebagaimana prosedur dalam kalkulus, titik kritis

    R yang diperoleh harus memenuhi kondisi 0

    R atau T

    b

    R

    a

    RR

    = 0

    (7)

    Sama seperti persamaan (3), persamaan (7) merupakan sistem persamaan tak linier yang perlu

    diselesaikan secara numerik. Penyelesaian yang diperoleh merupakan penyelesaian kritis untuk R,

    sebutlah ( ). Untuk menyelidiki sifat ( ) perlu diamati sifat Hessian R di ( ), yaitu

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    [

    ] (8)

    Jika matriks semi positive definite yaitu dimana nilai eigen λ pada ≥ 0, maka ( )

    merupakan peminimum R (Peressini, 1988). Setelah diketahui parameter optimal, dilakukan

    perhitungan dengan menggunakan algoritma genetik.

    Prosedur Umum Algoritma Genetik Algoritma genetik adalah teknik pencarian dan optimasi yang meniru proses evolusi dan

    perubahan genetika pada struktur kromosom makhluk hidup (Goldberg, 1989). Algoritma genetik

    (AG) mulai bekerja pada sekumpulan solusi yang dinamakan solusi awal. Populasi awal ini

    dibangkitkan secara acak. Setiap individu yang ada dalam populasi awal dinamakan kromosom.

    Kromosom yang biasanya berbentuk bilangan biner (kode 0 dan 1), dikembangbiakkan oleh

    operator-operator genetik melalui beberapa generasi (iterasi). Dalam setiap generasi, masing-

    masing kromosom dievaluasi untuk mengukur nilai kebugaran atau nilai fitness.

    Untuk mencetak generasi berikutnya, dipilih beberapa kromosom-kromosom hasil evaluasi untuk

    disilangkan atau dimutasikan. Kromosom-kromosom yang terpilih disebut kromosom induk

    (parents), sedangkan kromosom-kromosom baru yang terbentuk disebut kromosom anak

    (offsprings). Proses penyilangan dan mutasi dilakukan oleh operator-operator genetik, yaitu

    operator penyilangan (crossover) dan operator mutasi (mutation). Setelah melewati beberapa

    generasi, nilai fitness kromosom akan membaik menuju suatu nilai optimum. Nilai optimum inilah

    yang diharapkan menjadi solusi masalah yang hendak diselesaikan. AG dapat menemukan solusi

    optimum walaupun fungsi tujuannya sangat ekstrim dan mempunyai beberapa titik optimum lokal

    (Yang, 2005).

    Komponen-komponen Algoritma Genetik

    Berikut ini adalah komponen-komponen dari algoritma genetic.

    Representasi Kromosom Untuk dapat mengaplikasikan AG, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengkodekan

    (encoding) calon solusi ke dalam suatu bentuk representasi kromosom. Representasi kromosom

    yang pertama kali diperkenalkan oleh Holland adalah representasi bilangan biner (Goldberg,

    1989). Sebuah kromosom terdiri dari beberapa elemen yang disimbolkan dengan angka nol (0) dan

    satu (1). Jika setiap calon solusi atau variabel desain dikodekan dalam kromosom sebanyak q, maka vektor desainnya direpresentasikan dalam kromosom dengan panjang nq (Rao,

    2009). Setiap untaian elemen memiliki arti khusus yang menunjukkan nilai fitness kromosom yang

    bersangkutan. Himpunan solusi-solusi ini disebut populasi.

    Seleksi dan Reproduksi Seleksi adalah pemilihan beberapa kromosom untuk dijadikan sebagai kromosom induk lagi bagi

    generasi berikutnya. Kromosom terpilih kemudian akan digandakan (direproduksi) lalu hasilnya

    ditempatkan di mating pool, yaitu tempat berkumpulnya kromosom-kromosom induk yang akan

    mengalami penyilangan maupun mutasi. Proses seleksi ini juga meniru proses seleksi alam dalam

    cara kerjanya, yaitu kromosom dengan nilai fitness lebih baik akan memiliki peluang bertahan

    hidup (survival of fittest) yang lebih baik pada generasi berikutnya, dan sebaliknya.

    Penyilangan (Crossover) Operator ini adalah operator utama atau primer dalam algoritma genetik. Operator ini bekerja pada

    sepasang kromosom induk untuk menghasilkan dua kromosom anak dengan cara menukarkan

    beberapa elemen (gen) yang dimiliki masing-masing kromsom induk. Probabilitas crossover digunakan dalam memilih kromosom induk yang akan disilangkan. Dengan demikian hanya 100%

    kromosom dalam mating pool yang akan digunakan dalam operasi penyilangan, sementara itu 100% kromosom akan tetap bertahan (tidak berubah) dalam generasi baru.

    Mutasi (Mutation) Mutasi adalah operator sekunder yang berperan dalam mengubah struktur kromosom secara

    spontan dengan probabilitas mutasi yang kecil. Perubahan ini menyebabkan terbentuknya mutan, yaitu kromosom baru yang secara genetik berbeda dari kromosom sebelumnya. Operator

    ini mengubah bilangan biner 1 menjadi 0 dan sebaliknya. Dipilih bilangan acak antara 0 dan 1, jika

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    bilangan tersebut lebih kecil dari maka bilangan biner diubah dan sebaliknya. Dalam mencari solusi optimum, mutasi sangat diperlukan yaitu untuk : (1) mengembalikan gen-gen yang hilang

    pada generasi-generasi sebelummnya, dan (2) memunculkan gen-gen yang belum pernah muncul

    pada generasi-generasi sebelumnya.

    Fungsi Fitness (Fungsi tujuan) Fungsi fitness adalah fungsi yang mengukur tingkat kebugaran suatu kromosom dalam suatu

    populasi. Semakin besar nilai fitness, semakin bugar pula kromosom dalam suatu pupulasi

    sehingga semakin besar kemungkinan kromosom tersebut untuk tetap bertahan pada generasi

    berikutnya. Suatu fungsi fitness dapat sama atau hasil modifikasi terhadap fungsi tujuan masalah

    yang akan diselesaikan.

    Secara ringkas, proses komputasi menyangkut memaksimalkan fungsi fitness

    ),...,,( 21 nxxxF dalam AG dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (Rao,

    2009) 1) Dipilih panjang kromosom yang tepat l = nq untuk menyatakan variabel desain sebanyak

    n dari vektor desain X. Asumsikan nilai-nilai parameter : ukuran populasi m,

    probabilitas crossover cp , probabilitas mutasi mp , nilai-nilai yang diijinkan untuk

    standar deviasi dari nilai-nilai fitness populasi maxj

    s untuk menggunakan kriteria

    konvergen, dan iterasi maksimum maxi . 2) Dibuat populasi acak dengan ukuran m, setiap populasi terdiri dari suatu kromosom

    dengan panjang l=nq. Nilai-nilai fitness miFi ...,2,1, dengan string sebanyak m

    dievaluasi.

    3) Proses reproduksi.

    4) Operasi crossover menggunakan probabilitas crossover cp

    5) Operasi mutasi menggunakan probabilitas mutasi mp

    6) Nilai-nilai fitness miFi ...,2,1, dari m string dari populasi yang baru dievaluasi.

    Dicari standard deviasi dari nilai-nilai fitness yang sebanyak m.

    7) Test konvergensi dari algoritma atau proses. Jika maxjj

    ss , kriteria konvergen

    terpenuhi dan oleh karena itu proses dapat berhenti. Sebaliknya menuju langkah 8.

    8) Test untuk bilangan generasi (iterasi). Jika maxii , komputasi telah dibentuk untuk

    banyaknya generasi maksimum yang diijinkan dan oleh karena itu proses dapat

    dihentikan. Sebaliknya , membuat banyaknya generasi adalah i = i + 1 dan menuju

    langkah 3.

    C. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data percobaan pembuatan Mocorin yang

    dilakukan Silvia (2012) dengan mengukur kadar karbohidrat dan protein dengan masing-masing

    proporsi penambahan bekatul sebesar 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, dan 50%. Kadar karbohidrat pada

    percobaan ini dipengaruhi oleh absorbansi dan massa, sedangkan protein dipengaruhi oleh

    absorbansi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui proporsi dimana kadar protein dan karbohidrat

    maksimal dengan menggunakan AG. Oleh karena itu, pertama-tama akan dilakukan pemodelan

    untuk menyusun fungsi tujuan. Pencarian parameter pada fungsi tujuan menggunakan metode

    kuadrat terkecil dengan bantuan fungsi lsqnonlin.m pada Matlab. Pada tahap selanjutnya,

    dilakukan analisa apakah parameter-parameter yang dicari sudah optimal dengan menyelidiki nilai

    eigen pada matriks Hessian residual. Setelah didapatkan bahwa parameter-parameter yang dicari

    optimal, fungsi tujuan diselesaikan dengan menggunakan AG dengan bantuan Matlab.

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini, maka masing-masing kadar karbohidrat

    dan protein dioptimasi dengan tahapan sebagai berikut :

    Karbohidrat

    Diasumsikan bahwa kadar karbohidrat dipengaruhi oleh massa sampel dan

    absorbansi. Menurut persamaan (1), dicari berdasarkan data. Sesuai persamaan (2) untuk mencari parameter maka perlu meminimalkan

    :

    ∑ (9)

    Pencarian parameter tersebut dilakukan dengan menggunakan Matlab dengan

    menggunakan fungsi lsqnonlin.m.

    Pada penelitian ini, dilakukan pengolahan data dengan mencari rata-rata dari

    masing-masing data (kasus 1) dan dibandingkan jika penelitian dilakukan dengan

    mengolah semua data tanpa mencari rata-rata (kasus 2). Hasilnya ditunjukkan pada Tabel

    1 berikut :

    Tabel 1. Hasil Pencarian paremeter dengan menggunakan lsqnonlin.m Penelitian Kasus 1 Kasus 2

    Error 3,3238 % 16,2568 %

    Parameter =0.7883, =-0.3661, =1.2490 Fungsi Tujuan

    Matriks Hessian R [

    ] [

    ]

    Nilai Eigen

    Matriks Hessian

    Dari tabel 1, dapat diketahui hasil untuk masing-masing kasus, sebagai berikut :

    Kasus 1

    Tabel 1 menunjukkan bahwa walaupun error untuk penelitian pada kasus 1

    cukup kecil yaitu sebesar 3,3238 % yang berarti nilai kadar karbohidrat pada data tidak

    jauh berbeda dengan nilai kadar karbohidrat pendekatan. Namun berdasarkan dari nilai

    eigen matriks hessian R pada , menunjukkan bahwa matriks Hessian tidak semi positive definite, sehingga nilai parameternya tidak optimal. Oleh karena itu, kita tidak

    dapat menggunakan rata-rata data untuk mewakili penelitian dari semua data.

    Kasus 2

    Sedangkan error pada kasus 2 menunjukkan bahwa error cukup kecil yaitu

    16,2568% dan nilai eigen matriks Hessian pada menunjukkan bahwa matriks Hessian residual positive definite, sehingga nilai paremeter optimal. Untuk tahap

    selanjutnya, dilakukan pengoptimalan kadar karbohidrat untuk kasus 2 dengan

    menggunakan AG.

    Diperoleh hasil kadar karbohirat maksimum yaitu pada sekitar 60,5871% dengan pemaksimum massa 0,1187 dan pemaksimum absorbansi 0,6266. Dapat

    disimpulkan bahwa diperoleh hasil karbohidrat maksimum adalah pada penambahan

    bekatul 0%, yang artinya karbohidrat akan maksimum jika tidak ada penambahan bekatul.

    Namun, diinginkan karbohidrat maksimum dengan ditambahkannya bekatul. Oleh karena

    itu, selanjutnya akan dilakukan penghitungan untuk menentukan pada proporsi

    penambahan bekatul berapakah kandungan karbohidrat akan maksimal.

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    Penelitian dilakukan dengan menghilangkan data dengan penambahan bekatul

    0%. Maka diperoleh nilai parameter =0,7799, =-0,2377, =1,2033 dengan error 13,4892% dan nilai eigen matriks Hessiannya adalah dimana menunjukkan bahwa matrik Hessian positive definite, sehingga dapat disimpulkan

    bahwa nilai parameter optimal. Dengan fungsi tujuan

    dicari nilai kadar karbohidrat yang optimal dengan AG. Diperoleh hasil kadar karbohidrat

    maksimum yaitu pada sekitar 51,4269% dengan pemaksimum massa 0,1230 dan pemaksimum absorbansi 0,6482. Dicari nilai eigen matriks Hessian fungsi tujuan w yaitu

    yang menunjukkan bahwa nilai x dan y optimal. Dapat disimpulkan karbohidrat maksimum diperoleh pada proporsi penambahan bekatul

    sebanyak 12,5% yang sesuai dengan hasil statistik.

    Protein

    Protein tergantung pada nilai absorbansi. Namun, pada penelitian ini, protein dinyatakan

    sebagai fungsi karbohidrat, karena keduanya tergantung pada nilai absorbansi. Data

    protein diinterpolasi dan diketahui hubungan antara karbohidrat dan protein, seperti

    ditunjukkan pada gambar 1. Proses ini menggunakan interp() pada Matlab. Dengan

    interpolasi fungsi tidak perlu didefinisikan secara eksplisit. Interpolasi ini bermanfaat

    untuk menyatakan data protein sebagai fungsi karbohidrat.

    Gb.1 Hasil interpolasi karbohidrat dengan protein

    Selanjutnya hubungan keduanya dianggap memenuhi fungsi eksponensial :

    dengan P(x) merupakan fungsi protein dan x karbohidrat, sehingga P(x) tergantung oleh

    karbohidrat. Gambar 2 menunjukkan grafik perbandingan data interpolasi dengan

    pendekatannya.

    0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 10.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    Gb. 2 Perbandingan hasil interpolasi dengan pemodelan

    Diperoleh error sebesar 33,2679% dengan nilai parameter a = 22,2143, b =

    11,8467, dan c = 0,3946. Untuk menguji optimalitas parameter, dicari matriks Hessian R

    untuk P(x) dan nilai eigen matriks Hessian, didapatkan hasil nilai eigen [0 0 2]’ yang

    merupakan semi positive definite sehingga parameter optimal.

    Dengan menggunakan parameter tersebut, nilai optimal kadar protein dicari

    dengan menggunakan AG, dan diperoleh hasil nilai optimal pada nilai sekitar 38,0104%

    dengan pemaksimum karbohidrat sebesar 19,9167 %. Dicari

    diperoleh 0,3946 yang

    berarti nilai bukan pemaksimal dari p. Hal inilah yang menyebabkan error cukup besar, sehingga protein yang diperoleh belum optimal. Namun diketahui bahwa nilai

    proporsi penambahan bekatul agar protein optimal adalah 50% yang sudah sesuai dengan

    hasil statistik.

    E. PENUTUP

    Pada makalah ini ditunjukkan optimasi karbohidrat dan protein pada mocorin

    dengan menggunakan AG. Tujuan untuk mendapatkan kadar karbohidrat optimal dicapai

    pada penambahan bekatul 12,5%. Nilai dari kadar karbohidrat optimal yaitu sebesar

    51,4269% dengan pemaksimum massa 0,1230 dan pemaksimum absorbansi 0,6482.

    Sedangkan kadar protein optimal pada penambahan bekatul 50%. Nilai dari kadar protein

    optimal yaitu 38,0104% dengan pemaksimum karbohidrat sebesar 1,9167 %.

    F. DAFTAR PUSTAKA

    Dawid, Herbert and Kopel, Michael. 1998. On economic applications of genetic

    algorithm : a model of cobweb-type. J Evol Econ 8 : 297-315.

    Goldberg, D.E., 1989. Genetic Algorithm in Search, Optimization, and Machine

    Learning. Canada: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

    Gunawan, H. 2003. Aplikasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Masalah Penjadwalan

    Flow-Shop. Skripsi. FTP. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

    Hofler, Alicia. Terzic, Balsa. Kramer, Matthew. Zvezdin, Anton. Morozov, Vasiliy.

    Roblin, Yves. Lin, Fanglei and Jarvis, Colin. 2013. Innovative applications of

    genetic algorithms to problems in accelerator physics. Phys. Rev. ST Accel.

    Beams 16.

    Mokeddem, D. and A. Khellaf. 2010. Multicriteria Optimization of Multiproduct Batch

    Chemical Process Using Genetic Algorithm. Journal of Food Process

    Engineering. Vol. 33 Issue 6, pages 979-991.

  • PROSIDING ISBN : 978–979–16353–9–4

    Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” PPeenngguuaattaann PPeerraann MMaatteemmaattiikkaa ddaann PPeennddiiddiikkaann

    MMaatteemmaattiikkaa uunnttuukk IInnddoonneessiiaa yyaanngg LLeebbiihh BBaaiikk"" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

    Nugraha, I. 2008. Aplikasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Penjadwalan Kegiatan

    Belajar Mengajar. Jurnal. ITB: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

    Program Studi Teknik Informatika. Bandung.

    Parhusip, H.A dan Martono, Y.2012. Optimization Of Colour Reduction For Producing

    Stevioside Syrup Using Ant Colony Algorithm Of Logistic Function, proceeding

    of The Fifth International Symposium on Computational Science. ISSN:2252-

    7761,Vol1, pp91-101, GMU.

    Peressini, A.L,et.all, 1988. The Mathematics of Nonlinear Programming, Springer

    Verlag, New York, Inc.

    Rao, S. S. 2009. Engineering Optimization, John Wiley & Sons, Inc, Canada.

    Silvia,L., 2012. Mocorin ( Modifikasi Tepung Jagung Kuning (Zea Mays L.) Varietas

    Bisi 2 – Bekatul) Ditelaah Dari Nilai Gizi Dan Uji Organoleptik, Skripsi,

    Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.

    Katare, S., A. Bhan, J. M. Caruthers, W. N. Delgass and V. Venkatasubramanian. 2004. A

    hybrid genetic algorithm for efficient parameter estimation of large kinetic

    models. Computers and chemical engineering, Vol. 28, pp. 2569–2581.

    Yang, W.Y, Cao,W, Chung, T-S, Morris,J . 2005, Applied Numerical Methods Using

    MATLAB ®. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, Hoboken.

  • MAKALAH II

  • Pencarian Proporsi Penambahan Bekatul pada Mocorin yang Baik

    Dikonsumsi oleh Penderita Kolesterol dengan Menggunakan Algoritma

    Genetik Multiobjective Function

    Ruth Kristianingsih 1)

    , Hanna Arini Parhusip 2)

    , Tundjung Mahatma 3)

    1)

    Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2), 3)

    Dosen Program Studi Matematika FSM UKSW

    Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 1)

    [email protected], 2)

    [email protected], 3)

    [email protected]

    Abstrak

    Makalah ini mengkaji penelitian tentang pencarian proporsi penambahan bekatul pada

    mocorin yang baik dikonsumsi oleh para penderita kolesterol. Kriteria makanan yang

    baik untuk dikonsumsi oleh para penderita kolesterol adalah makanan dengan protein

    dan lemak yang rendah, namun memiliki kandungan serat yang tinggi. Selanjutnya

    dibuat pemodelan data dan dicari parameter untuk fungsi tujuan. Fungsi tujuan

    dioptimalkan dengan menggunakan Algoritma Genetik (AG) multiobjective function.

    Diperoleh proporsi penambahan bekatul yang baik untuk dikonsumsi oleh para

    penderita kolesterol adalah 25%.

    Kata kunci: Mocorin, Algoritma Genetik Mutiobjective Function, SVD

    PENDAHULUAN

    Pada penelitian Kristianingsih dkk (2013), telah dibahas tentang penggunaan

    algoritma genetik (AG) dalam pengoptimalan kadar karbohidrat dan protein pada

    mocorin. Parameter fungsi tujuan karbohidrat dicari dengan menggunakan metode

    kuadrat terkecil dan menghasilkan error yang cukup kecil, yaitu 13,4892%. Selanjutnya

    nilai kadar karbohidrat dioptimalkan dengan menggunakan AG dan dihasilkan kadar

    karbohidrat maksimum yaitu pada sekitar 51,4269% dengan pemaksimum massa

    0,1230 dan pemaksimum absorbansi 0,6482 yaitu pada proporsi penambahan bekatul

    sebanyak 12,5%. Namun pada penelitian pencarian nilai parameter fungsi tujuan kadar

    protein, dihasilkan nilai error masih besar yaitu sebesar 33,2679% yang dimungkinkan

    karena pemilihan model data yang kurang tepat. Pada pengoptimalan dengan

    menggunakan AG dihasilkan nilai protein optimal 38,0104% dengan pemaksimum

    karbohidrat sebesar 19,9167 % dan diketahui pada proporsi penambahan bekatul agar

    protein optimal adalah 50%. Hasil ini diperoleh dimana fungsi tujuan dioptimalkan secara

    terpisah.

    Selanjutnya dalam makalah ini, dicari fungsi tujuan untuk protein sehingga didapat

    nilai error yang cukup kecil. Sekaligus juga dicari proporsi mocorin yang baik untuk

    dikonsumsi oleh para penderita kolesterol. Menurut hasil studi di University of Maryland

  • 2

    Medical Center, makanan yang baik dikonsumsi oleh para penderita kolesterol adalah

    makanan yang memiliki kandungan serat yang tinggi, namun rendah protein dan lemak

    (Kompas, 2012). Serat, protein, dan lemak akan dibuat dalam fungsi karbohidrat dan

    massa. Penelitian menggunakan AG dengan multiobjective function untuk mencari

    proporsi penambahan bekatul mocorin yang baik untuk dikonsumsi oleh para penderita

    kolesterol.

    DASAR TEORI

    Algoritma Genetik dengan Multiobjective Function

    Cukup sering, dalam tugas-tugas rekayasa, ada beberapa kriteria yang harus

    dipenuhi. Seringkali masing-masing dari kriteria tersebut bertentangan dan tidak dapat

    mencapai nilai optimum pada saat yang sama, sehingga pada saat meningkatnya nilai satu

    kriteria dapat memperburuk nilai kriteria yang lain. Hal ini menyebabkan timbulnya

    pertanyaan bagaimana menggunakan kriteria untuk menemukan solusi optimal dan

    bagaimana mencari ruang parameter.

    Oleh karena itu dibuat metode pemilihan yang dihitung kelompok metode Pareto.

    (Popov, 2005). Hal ini sejalan dengan prinsip dimana tidak ada satu pun solusi yang

    mampu memberikan hasil yang lebih optimal dari salah satu fungsi tujuan yang ada tanpa

    mengorbankan fungsi tujuan lainnya (Mahmudy, dkk, 2011).

    Diasumsikan ada k fungsi tujuan yang akan diminimumkan :

    ̅ ̅ ̅ ̅ , ̅ (1)

    Dimana k ≥ 2 dan C = ̅ ̅ ̅ ̅ dan ̅

    merupakan fungsi kendala, ̅ merupakan vektor dari variabel keputusan, merupakan

    batas bawah dan merupakan batas atas. Jika sebuah fungsi kendala mempunyai bentuk

    ̅ ≥ c maka dapat diubah menjadi – ̅ +c≤0. Konsep skalar dari nilai optimum

    tidak biasa diterapkan secara langsung pada kasus multiobjective. Konsep penggantinya

    adalah optimum pareto. Vektor ̅ dikatakan optimum pareto jika semua vektor ̅

    yang lain mempunyai nilai yang lebih tinggi setidaknya untuk satu fungsi objektif.

    Optimasi dengan mutiobjective function mendapatkan perhatian yang signifikan dari para

    peneliti. Telah dilakukan penelitian dalam menyelesaikan optimasi dengan mutiobjective

    function menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO) dengan hasil ditemukan

    beberapa solusi pareto-optimal secara efisien. (Xiaohui, dkk, 2002) Selain itu ada

    beberapa penelitian sejenis yaitu Ant Colony Optimization (ACO) untuk menyelesaikan

  • 3

    optimasi dengan mutiobjective function pada penentuan portofolio proyek. (Doerner, dkk,

    2004) Simulated Anneling (SA) juga cukup berhasil dalam menyelesaikan berbagai

    masalah optimasi dengan mutiobjective function. (Bandypadhyay, dkk, 2008)

    Salah satu pengembangan dari algoritma genetik adalah untuk mencapai suatu

    Multiple Objective Optimization dimana tujuan yang ingin dicapai lebih dari satu.

    Pengembangan algoritma genetik ini disebut algoritma genetik pareto yang diawali

    dengan suatu populasi dengan jumlah member yang banyak. Algortima genetik pareto

    disini bekerja dengan dua objective function atau lebih. Algoritma genetik pareto

    membutuhkan ukuran populasi yang besar untuk dapat bekerja dengan baik dalam

    usahanya untuk membentuk suatu grafik pareto. (Umi P., dkk, 2011)

    Pareto optimal set adalah sebuah kumpulan solusi non dominan yang

    berhubungan satu sama lain ketika berpindah ke solusi pareto yang lain. Kumpulan solusi

    optimal pareto seringkali mengacu kepada solusi tunggal karena dapat diaplikasikan

    berdasarkan pada masalah yang terdapat dalam kehidupan nyata. Pareto optimal set

    mempunyai ukuran yang bervariasi, namun ukuran pareto set bertambah seiring dengan

    bertambahnya fungsi tujuan.

    Model Fungsi Tujuan untuk Protein, Lemak, dan Serat

    Di bawah ini adalah fungsi-fungsi yang digunakan untuk memodelkan fungsi tujuan

    untuk protein, lemak, dan serat.

    Protein dan Lemak

    Pada penelitian ini, digunakan fungsi tujuan kuadratik untuk fungsi tujuan protein

    dan lemak dengan parameter-parameternya dicari menggunakan Singular Value

    Decomposition (SVD). Parameter-parameter fungsi tujuan yang akan dicari adalah

    (2)

    Persamaan (2) dalam bentuk matriks dapat ditulis:

    ⃑ ⃑ (3)

    dimana

    A=

    [

    ] (4)

  • 4

    ix = data ke- i variabel 1

    iy = data ke- i variabel 2

    ⃑ iS = data ke- i variabel 3 i = 1,2,...,n; n= banyaknya data

    = parameter fungsi tujuan j = 1,2,...,4

    (5)

    Menurut Watkins (1991) pada persamaan (5) jika matriks Aϵ R nxm mempunyai

    rank r, maka terdapat matriks dengan kolom-kolom dari nilai eigen U ϵ Rnxn, Σ

    adalah matriks diagonal dari akar nilai eigen Σ ϵ Rnxm, dan V adalah matriks dengan

    kolom-kolom dari vektor eigen V ϵ Rmxm.

    Dari persamaan (3) dan (5) diperoleh:

    ⃑ ⃑ atau ⃑

    ⃑ (6)

    Misal ⃗ ⃑ dan ⃗ ⃑ , maka ⃗ ⃗ sehingga ⃗ ⃗

    Persamaan (3) diselesaikan dengan:

    ⃑ ⃗ (7)

    Untuk mengetahui apakah parameter sudah optimal atau belum, dapat dicari error :

    Error= E = ‖ ̅ ̅ ‖

    ‖ ̅ ‖. 100%

    Serat

    Model yang akan digunakan dalam memodelkan fungsi tujuan untuk karbohidrat adalah

    fungsi eksponensial:

    (8)

    Fungsi ini digunakan untuk menyatakan Serat sebagai fungsi karbohidrat dan massa

    dimana pada persamaan (1) dicari dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu meminimalkan :

    (9)

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang diperoleh penelitian Silvia L. (2012).

    1. Data kandungan proksimat kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat

    dioptimalkan dengan menggunakan AG multiobjective function, dengan parameter

    fungsi tujuan ditentukan menggunakan SVD.

    2. Penyusunan dan penyelesaian model

    a) Pencarian masing-masing fungsi tujuan untuk kadar protein, kadar lemak, dan

    kadar serat menggunakan SVD.

  • 5

    b) Pengoptimalan fungsi tujuan menggunakan AG multiobjective function.

    3. Analisis hasil dan pembahasan

    4. Pembuatan kesimpulan.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini, maka dicari fungsi tujuan untuk masing-

    masing kadar protein, lemak, dan serat sebagai berikut :

    Fungsi Tujuan Protein

    Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa nilai error untuk menentukan

    parameter fungsi tujuan sangat besar yaitu 33,2679%, sehingga dapat diasumsikan model

    tidak terlalu cocok untuk data protein. Pada penelitian ini, akan dimodelkan kembali

    fungsi tujuan untuk kadar protein dengan menggunakan persamaan kuadratik.

    Diasumsikan nilai protein dipengaruhi oleh kadar karbohidrat dan massa. Menurut

    persamaan (2) nilai dicari. Untuk mencari parameter

    perlu diselesaikan persamaan :

    (10)

    dengan k adalah karbohidrat dan m adalah massa. Didapatkan hasil

    . Sedangkan nilai error-nya adalah 17.5005% yang

    cukup kecil jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Gambar 1 berikut

    menunjukkan nilai data asli dengan pendekatannya.

    Gambar 1. Grafik kadar protein data asli dan hasil pendekatan fungsi SVD

    Fungsi Tujuan Lemak

    0 5 10 15 20 25-0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    indeks

    fungsi tu

    juan

    hasil

    pendekatan

  • 6

    Diasumsikan pula nilai lemak dipengaruhi oleh kadar karbohidrat dan massa.

    Maka fungsi tujuan untuk lemak dengan menggunakan SVD adalah

    (11)

    Dengan nilai error 6.6190% yang diasumsikan bahwa model sudah sesuai dengan

    data lemak. Gambar 2 berikut menunjukkan nilai data asli dengan pendekatannya.

    Gambar 2. Grafik kadar lemak data asli dan hasil pendekatan fungsi SVD

    Fungsi Tujuan Serat

    Diasumsikan bahwa kadar serat dipengaruhi oleh karbohidrat dan massa.

    Selanjutnya, menurut persamaan (8), nilai parameter dicari agar fungsi tujuan dapat

    dioptimasi.

    Sesuai persamaan(9) untuk mencari parameter maka perlu meminimalkan:

    ∑ (12)

    Pencarian parameter tersebut dilakukan dengan menggunakan fungsi Matlab

    lsqnonlin.m. Dihasilkan parameter fungsi tujuan a= 1.4254, b=2.0401, dan c= -0.3639

    dengan error sebesar 21.2090%.

    Setelah fungsi tujuan dari masing-masing kadar dicari, ketiga fungsi tujuan dicari

    dengan menggunakan AG mutiobjective function.

    Pengoptimalan kadar serat, protein, dan lemak dengan menggunakan AG

    multiobjective function

    Telah diketahui bahwa makanan yang baik untuk dikonsumsi oleh para penderita

    kolesterol adalah makanan dengan kandungan serat yang tinggi namun rendah akan

    0 5 10 15 20 250.55

    0.6

    0.65

    0.7

    0.75

    0.8

    0.85

    0.9

    0.95

    1

    indeks

    fungsi tu

    juan

    hasil

    pendekatan

  • 7

    lemak dan protein. (Kompas, 2012) Oleh karena itu, fungsi tujuan untuk protein, lemak,

    dan protein berturut-turut adalah sebagai berikut :

    Min

    Min

    Max

    dengan 0 .

    Kemudian, fungsi-fungsi tujuan tersebut diolah dengan menggunakan AG multiobjective.

    Dipilih hasil yang optimal yaitu proporsi penambahan bekatul pada mocorin yang

    benar-benar baik untuk dikonsumsi oleh para penderita kolesterol pada penambahan

    bekatul sebanyak 25%, yaitu dengan kadar karbohidrat k = 44,32321% dan massa m =

    0.136 gram. Dengan kombinasi karbohidrat dan massa pada proporsi penambahan bekatul

    sebesar 25% didapatkan kadar protein sebanyak P = 23.127875%, lemak sebanyak L =

    7.5249%, dan serat sebanyak S = 3.83743%.

    Penutup

    Dalam makalah ini telah ditunjukkan bagaimana menggunakan Algoritma Genetik

    multiobjective function untuk mencari proporsi penambahan bekatul pada mocorin,

    sehingga baik untuk dikonsumsi oleh para penderita kolesterol. Dengan memaksimumkan

    kadar serat, dan meminimumkan kadar protein serta kadar lemak, diperoleh hasil yaitu

    mocorin dengan penambahan bekatul sebanyak 25%.

    Daftar Pustaka

    Bandypadhyay S,S. Saha, U. Maulik, and K. Deb. 2008. A Simulated Annealing-Based

    Multiobjective Optimization Algorithm: AMOSA.Evolutionary Computation,

    IEEE Transactions on 12(3): 269-283.

    Doerner, K. Gutjahr, W. Hartl R, Strauss C, and Stummer C. 2004. Pareto Ant Colony

    Optimization: A Metaheuristic Approach to Multiobjective Portfolio

    Selection.Annals of Operations Research. 131(1): 79-99.

    Kristianingsih, R. Parhusip, H.A. & Mahatma, T. 2013. Penggunaan Algoritma Genetik

    dalam Mengoptimalkan Kandungan Karbohidrat dan Protein pada Mocorin.

    Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema

    ”Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang

  • 8

    Lebih Baik” pada tanggal 9 November 2013. Yogyakarta : Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    Mahmudy, W.F. Rahman, M.A. 2011. Optimasi Fungsi Multi-Obyaktif Berkendala

    Menggunakan Algoritma Genetik Adaptif Dengan Pengkodean Real. Jurnal

    Ilmiah ”Kursor” Vol 6 No. 1 Januari 2011. ISSN 0216-0544.

    Mikail, Bramirus. 2012. 4 Makanan Sumber Kolesterol Baik. Kompas, 18 Mei 2012.

    Umi P, Fitria. Santoso, T.B. Kristalina, P. 2011. Simulasi Coverage pada Wireless Sensor

    Network dengan Menggunakan Algoritma Genetik Pareto. Surabaya : Institut

    Teknologo Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

    Popov, Andrey. 2005. Genetics Algorithm for Optimization.Germany : Hamburg.

    Silvia L., 2012. Mocorin ( Modifikasi Tepung Jagung Kuning (Zea Mays L.) Varietas

    Bisi 2 – Bekatul) Ditelaah Dari Nilai Gizi Dan Uji Organoleptik, Skripsi, Fakultas

    Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.

    Xiaohui, H. and Eberhart R. 2002. Multiobjective Optimization Using Dynamic

    Neighborhood Particle Swarm Optimization. In Proceedings of the 2002 Congress

    on Evolutionary Computation, pp. 1677-1681.

    Watkins, D.S. (1991). Fundamentals of Matrix Computations, John Wiley & Sons, New

    York.

  • KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan Berdasarkan kedua makalah tersebut dapat disimpulkan :

    1. Error yang diperoleh menggunakan Singular Value Decomposition (SVD) untuk

    menentukan parameter-parameter fungsi tujuan lebih kecil dibandingkan

    menggunakan Metode Kuadrat Terkecil.

    2. Algoritma Genetik dapat menyelesaikan berbagai permasalahan optimisasi baik

    dengan satu fungsi tujuan maupun banyak fungsi tujuan.

    3. Pada penelitian ini, diperoleh hasil kadar karbohidrat maksimum terdapat pada

    proporsi penambahan bekatul sebesar 12,5%, kadar protein maksimum terdapat

    pada proporsi penambahan bekatul sebesar 50%, dan proporsi penambahan

    bekatul pada mocorin yang baik untuk dikonsumsi pada penderita kolesterol

    adalah sebesar 25% dengan memaksimumkan serat, dan meminimumkan protein

    dan lemak.

    B. Saran

    Berdasarkan kedua makalah yang telah dikaji, saran yang dapat diberikan adalah :

    1. Untuk pengkajian lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengganti fungsi tujuan

    sehingga dapat diperoleh model yang lebih cocok dengan data.

    2. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan menggunakan optimasi-optimasi

    modern lainnya misalnya Ant Colony Optimization, Simulated Annealing, atau

    menggunakan Particle Swarm Optimization.