Pengolahan Karet

14
PROSES PENGOLAHAN KARET 1. KOMPOSISI KIMIA Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning- kuningan yang diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman karet (Hevea brasiliensis L.) Secara menyeluruh komposisi lateks Hevea brasiliensis L. adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kompisisi Lateks Hevea brasiliensis L. NO. FRAKSI LATEKS ZAT YANG DIKANDUNG 1. Fraksi karet (37 %) Karet (Isoprene) Protein Lipida Ion Logam 2. Fraksi Frey Wyssling (1-3 %) Karotenoida Lipida Air Karbohidrat & Inositol Protein dan turunannya 3. Fraksi Serum (48 %) Senyawa Nitrogen Asam Nucleat & Nucleosida Senyawa Organik Ion Anorganik & Logam 4. Fraksi Dasar (14 %) Air Protein & senyawa Nitrogen Karet & Karotenoida Lipida & Ion Logam

description

Pengolahan lateks menjadi karet

Transcript of Pengolahan Karet

Page 1: Pengolahan Karet

PROSES PENGOLAHAN KARET

1. KOMPOSISI KIMIALateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning-kuningan yang

diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman

karet (Hevea brasiliensis L.) Secara menyeluruh komposisi lateks Hevea brasiliensis

L. adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kompisisi Lateks Hevea brasiliensis L.NO. FRAKSI LATEKS ZAT YANG DIKANDUNG1. Fraksi karet

(37 %) Karet (Isoprene) Protein Lipida Ion Logam

2. Fraksi Frey Wyssling(1-3 %)

Karotenoida Lipida Air Karbohidrat & Inositol Protein dan turunannya

3. Fraksi Serum(48 %)

Senyawa Nitrogen Asam Nucleat & Nucleosida Senyawa Organik Ion Anorganik & Logam

4. Fraksi Dasar(14 %)

Air Protein & senyawa Nitrogen Karet & Karotenoida Lipida & Ion Logam

Partikel karet murni (isoprene) tersuspensi dalam serum lateks dan bergabung

membentuk rantai panjang yang disebut Poli Isoprene (C5H8) seperti Gambar 1.

H3 C H H3 C H3CH H

C = C C = C C = C

Page 2: Pengolahan Karet

Gambar 1. Rumus Molekul Poli Isoprene

2. PENGGUMPALAN LATEKS KEBUNPartikel karet dapat terdispensi dengan baik pada larutan, disebabkan adanya

gerakan zigzag (gerakan Brown) dari partikel. Besarnya gerakan Brown dapat

mengatasi gaya gravitasi dari partikel karet sehingga tidak terjadi creaming maupun

pengendapan

Didalam lateks, isoprene ini diselaputi oleh lapisan protein sehingga partikel karet

bermuatan listrik. Protein merupakan rangkaian gabungan dari asam-asam amino

yang bersifat dipolar (dalam keadaan netral mempunyai dua muatan listrik) dan

amphoter (dapat bereaksi dengan asam basa) dengan rumus molekul seperti

Gambar 2.

Gambar 2. Rumus Molekul Protein Dalam Berbagai Tingkat Keasaman

Lateks segar mempunyai pH = 6,9 (bermuatan negatif). Ion bermuatan negatif

tersebut diserap oleh permukaan partikel karet membentuk lapisan disebut lapisan

stern. Lapisan yang sama-sama bermuatan negatif tersebut menyebabkan

terjadinya tolak menolak antara partikel sehingga lateks tidak menggumpal. Jadi

selama lateks bermuatan negatif, akan tetap stabil.

Pada titik isoelektris, muatan listrik akan mencapai nol sehingga protein tidak stabil

dan menggumpal serta lapisan stern akan hilang sehingga antar butir karet terjadi

kontak mengakibatkan lateks menggumpal.

C H2 H2 C C H2------ ------H2 C H2 C ------C H2

H OH+

HH O

R----C---- C

N H2 O========

=======

NH3+OH-

R----C---- C

O

O

R----C---- C

NH3+ O

Protein NegatifpH > 4,7

Protein PositifpH < 4,7

Protein NetralpH = 4,7Titik isoelektris

Page 3: Pengolahan Karet

Gambar 3. SKEMA PENGOLAHAN LATEKS PEKAT KKK > 28 %

VKA < 0,05 NH3 : HA (0,5-0,7 %) LA (0,4-0,5 %)

DAP 10 % = 1 ml/ltr Lateks Kebun (LA)

I. PABRIK PENGOLAHAN RIBBED SMOKE SHEET (RSS)Proses Pengolahan Sheet

1. Di lapangan

a. Penderesan

b. TPH (Tempat Pemungutan Hasil)

c. TPH Pabrik

2. Pabrik

LATEKS KEBUNONVANGEN TANK

TANGKI SEDIMENTASI

MESIN SEPARATOR(Centrifuge)

TANGKI CAMPUR

TANGKICAMPUR

TANGKI TIMBANG

TANGKI PENYIMPANAN

KELDER TANK SERUM

BAKPENGIPASAN

BAK PENGGUMPALAN

BAK SERUM SECUNDER

BAK PENGENDALIAN LIMBAH

Page 4: Pengolahan Karet

a. Penerimaan

b. Pengenceran

V : Volume yang diperlukan untuk pengenceran A : Volume Lateks sebelum diencerkan S : KKK Lateks sebelum diencerkan R : KKK pengenceran yang dikehendaki

c. Pembekuan

d. Penggilingan

e. Penirisan

f. Pengasapan

g. Sortasi dan pengepakan

h. Coating & pemberian merk

i. Gudang Ball

Gambar 4. SKEMA PENGOLAHAN SHEET

S - RV = X A

R

Page 5: Pengolahan Karet

CRC NH3 10% 20% : 4,5 ml atau 3,25 ml/ltr Lateks KebunLateks 30%

Saringan 20 dan 40 mesh

DRC Lateks = 13-15%

Saringan 40 dan 60 mesh Formic Acid = 2-2,5 %

2 - 4 jam

5 hari

P x L x T = 50 cm x 50 cm x 50 cm

Ball Sheet + 113,3 – 113,5 kg

Ball Sheet siap ekspor

II. PABRIK PENGOLAHAN CRUMB RUBBER

Tangki Penerimaan di TPH

Tangki Penerimaan Pabrik/

Tangki Pengecoran

Bak Pembekuan

Penggilingan

Penirisan

Pengasapan Sheet

Sortasi & Pengepakan

Coating & Pemberian Merk

Gudang Ball

Page 6: Pengolahan Karet

Produksi Crumb Rubber ada 2 :

1. High Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Lateks Kebun

(SIR 3 CV, SIR 3L, SIR 3WF, SIR 5)

2. Low Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Kempa

(SIR 10 dan SIR 20)

A. Pengolahan High Grade1. Di lapangan

a. Penderesan

b. TPH

c. TPH Pabrik

2. Pabrik

a. Penerimaan

b. Pengenceran

c. Pembubuhan bahan kimia

d. Pembekuan

e. Penggilingan

f. Pengeringan

g. Pendinginan

h. Sortasi

i. Press Ball (Pengempaan)

j. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutu

k. Pengepakan dan Penyimpanan panen/Pengiriman

Page 7: Pengolahan Karet

Gambar 5. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER High Grade : SIR 3L, 3 CV, 3 WF

TIMBANGAN

UJI MUTU

BAHAN BAKU

TANGKI FORMIC ACID

TANGKI PENERIMAAN

BAK PENGGUMPAL

MOBIL CRUSHER

MACERATOR REDUCER

CREPPER 1

CREPPER 2

CREPPER 3

SHREDDER

VIBRATING SCREEN

DRYER

COOLING FAN

KEMPA

PENGEPAKAN

GUDANG

EKSPOR

Page 8: Pengolahan Karet

B. Pengolahan Low Grade1. Di lapangan

a. Penderesanb. TPHc. TPH Pabrik

2. Pabrika. Penerimaanb. Penggilinganc. Peremahand. Pengeringan dan Pendinginane. Pendinginanf. Sortasig. Press Ballh. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutui. Pengepakan dan Penyimpanan

Page 9: Pengolahan Karet

Gambar 6. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER Low Grade : SIR 10 dan SIR 20

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KARET

BAHAN BAKU KOAGULUM

MAKROBLENDING I

BAK AIR (Pencucian)

PREBREAKER/GRANULATOR 18MAKROBLENDING II

MACERATOR – HAMMERMILLMAKROBLENDING III

MACERATOR

CREPPER

PENGERING GANTUNG

PENGERINGAN GANTUNG

BAK AIR (Pelunakan)

CREPPER

CREPPER HAMMERMILL/SHREDDER

DRYER

TIMBANG

PRESS

PACKING

GUDANG

Page 10: Pengolahan Karet

1. Spesifikasia. Spesifikasi Limbah Cair Mentah

Limbah cair yang berasal dari serum sisa asam penggilingan, cucian tangki dan

pencucian peralatan.

Karakteristik limbah cair dari pabrik karet yang masuk ke IPAL adalah sebagai

berikut :

Tabel 2. Karakteristik Limbah Cair Pabrik Karet masuk ke IPAL

No. Parameter/Satuan Pabrik KaretSit

(Kisaran)

Pabrik KaretRemah(Kisaran)

Pabrik KaretLateks Pekat

(Kisaran)

1. BOD (mg/l) 2.500 - 2.700 150 - 2.000 3.500 - 4.000

2. COD (mg/l 3.300 - 4.000 2.700 - 3.000 6.500 - 7.000

3. Suspended Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 300 - 800

4. Total Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 6.000 - 8.000

5. N –NH3 (mg/l) 10 - 15 40 - 70 450 - 700

6. pH 4,9 - 5 5 - 6 4,0 - 4,8

b. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik karet

Limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan (badan penerima) harus

memenuhi baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh Pemerintah

(Kep.51/MENLH/10/1991) sebagai berikut :

Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Karet

No. PARAMETER KADAR MAKSIMUM(mg/l)

BAHAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton)

1. BOD5 150 6,02. COD 300 12,03. TSS 150 6,04. Amonia Total

sebagai (NH3-N)10 0,4

5. pH 6,0 – 9,06. Debit Limbah Maksimum -

Page 11: Pengolahan Karet

Gambar 8. SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK LATEKS PEKAT BIOLOGIS SYSTEM dan OXIDATION DITCH

Bulking fit

0 POMPA

Maxing Tank

I POMPA AQUA FLOC

Settling Bak

Oxidation Ditch

Clarifier Bak

Pengeringan Lumpur(Drying Bak)

AIR PEMBUANGAN RUBBER TRAP

BAK PENGUMPUL

0===0===0

- I - - I - -I - - I - - I -

I I I

KOLAM FAKULTATIF – IIIHRT = 10 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IHRT = 10 HARI

KOLAM ANAEROBIC - IHRT = 30 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IIHRT = 10 HARI

KOLAM FAKULTATIF – IVHRT = 10 HARI

Air Buangan Memenuhi Baku Mutu

Air Buangan Memenuhi Baku Mutu

KOLAM ANAEROBIC - IIHRT = 12 HARI