Pengobatan Tukak Duodenum

6
I. Pengobatan Tujuan utama pengobatan adalah : 1) Mengurangi rasa sakit; 2) Menyembuhkan tukak; 3) Mencegah residif dan komplikasi. Obat-obat spesifik yang dewasa ini tersedia dan dianjurkan dalam pengobatan tukak duodenum adalah : 1) Antasida Antasida yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: mampu menetralkan asam, tidak diadsorbsi oleh saluran cerna, sedikit atau tidak mengandung natrium, dengan pemberian dosis berulang dapat ditoleransi oleh penderita dan tidak menimbulkan efek samping. Kalsium karbonat merupakan antasida yang kuat dan murah. Pada proses penetralan asam, kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida dalam lambung. Kalsium karbonat dapat menyebabkan acid rebound, konstipasi, mual, muntah, perdarahan saluran cerna dan disfungsi ginjal. Keadaan gawat sekali yang dapat terjadi akibat pemberian kalsium karbonat adalah hiperkalsemia, kalsifikasi metastatik, alkalosis, azotemia, terutama terjadi pada penggunaan yang kronik dari kalsium karbonat bersama susu dan antasida lain (milk alkali syndrome ). Karena efek samping yang sangat merugikan ini, kalsium karbonat tidak.dianjurkan untuk pengobatan ulkus peptikum. Natrium bikarbonat dapat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi dan reaksi kimianya sebagai berikut :

description

Contoh contoh obat pada tukak duodenum

Transcript of Pengobatan Tukak Duodenum

Page 1: Pengobatan Tukak Duodenum

I. Pengobatan

Tujuan utama pengobatan adalah : 1) Mengurangi rasa sakit; 2) Menyembuhkan

tukak; 3) Mencegah residif dan komplikasi. Obat-obat spesifik yang dewasa ini tersedia

dan dianjurkan dalam pengobatan tukak duodenum adalah :

1) Antasida

Antasida yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: mampu

menetralkan asam, tidak diadsorbsi oleh saluran cerna, sedikit atau tidak

mengandung natrium, dengan pemberian dosis berulang dapat ditoleransi oleh

penderita dan tidak menimbulkan efek samping. Kalsium karbonat merupakan

antasida yang kuat dan murah. Pada proses penetralan asam, kalsium karbonat

diubah menjadi kalsium klorida dalam lambung. Kalsium karbonat dapat

menyebabkan acid rebound, konstipasi, mual, muntah, perdarahan saluran

cerna dan disfungsi ginjal. Keadaan gawat sekali yang dapat terjadi akibat

pemberian kalsium karbonat adalah hiperkalsemia, kalsifikasi metastatik,

alkalosis, azotemia, terutama terjadi pada penggunaan yang kronik dari

kalsium karbonat bersama susu dan antasida lain (milk alkali syndrome ).

Karena efek samping yang sangat merugikan ini, kalsium karbonat

tidak.dianjurkan untuk pengobatan ulkus peptikum. Natrium bikarbonat dapat

menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi dan reaksi kimianya

sebagai berikut :

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

Karbondioksida yang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan efek

karminatif yang menyebabkan sendawa. Dapat terjadi distensi lambung dan

perforasi. Selain itu natrium bikarbonat cenderung meneetuskan timbulnya

alkalosis sistemik, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai

antasida dalam pengobatan ulkus peptikum.

Aluminium hidroksida; reaksi yang terjadi di lambung adalah :

Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H20

Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerjanya lebih

panjang. Efck samping yang utama adalah konstipasi. Hal ini dapat diatasi

dengan memberikan antasida garam Mg. Gangguan absorbsi fosfat dapat

terjadi sehingga menimbulkan sindrom deplesi fosfat disertai osteomalasia.

Page 2: Pengobatan Tukak Duodenum

Magnesium hidroksida merupakan antasida yang kuat yang menetralkan asam

klorida dengan menghasilkan magnesium kloridadan air. Magnesium

hidroksida menyebabkan pelunakan tinja. Efek laksatif magnesium hidroksida

dan efek konstipasi aluminium hidroksida dapat diatasi dengan menggunakan

preparat kombinasi kedua antasida tersebut.

2) Antagonis reseptor H2

Simetidin dan ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan

reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan

lambung, sehingga pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam

lambung dapat dihambat. Walaupun tidak lengkap, simetidin dan ranitidin

dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan muskarinik

atau gastrin. Efek samping kedua obat ini kira-kira sama, terutama nyeri

kepala, mual, muntah dan reaksi-reaksi kulit. Simetidin dapat menimbulkan

ginekomastia, sedangkan ranitidin tidak karena tidak berefek antiadrogenik.

3) Obat-obat antikolinergik

Obat-obatan antikolinergik seperti sulfasatrofin, bekerja dengan menghambat

efek asetilkolin pada reseptor muskarinik. Obat obat ini menurunkan sekresi

asam lambung, namun tidak seefektif antagonis reseptor H2. Banyak

penelitian membuktikan bahwa obat-obat antikolinergik ini memperlambat

penyembuhan atau memperberat gejala-gejala tukak duodenum; oleh karena

itu tidak dianjurkan untuk pengobatan tukak duodenum. Pirenzepin

merupakan derivat benzodiazepin yang memiliki khasiat antikolinergik yang

lebih kurang selektif. Reseptor - reseptor muskarin di sel-sel lambung yang

memegang peran pada sekresi HCI dan pepsin dirintangi, sehingga

produksinya dikurangi. Produksi lendir tidak dikurangi(5). Pirenzepin

mempunyai kemampuan menghambat sekresi asam lambung lebih besar

dibanding obat-obat antikolinergik yang lain. Selain itu pirenzepin memiliki

daya protektif, yaitu melindungi mukosa lambung terhadap HCI.

4) Obat pelapis mukosa (coating agent)

Yang termasuk jenis obat ini adalah sukralfat dan senyawa bismut koloid.

Obat-obat ini bekerja dengan cara meningkatkan produksi prostaglandin

endogen dan meningkatkan sekresi mukus, sehingga dapat meningkatkan daya

sitoprotektif mukosa. Sukralfat juga dapat membentuk suatu kompleks dengan

protein dari dasar ulkus, yang melindunginya terhadap HC1, pepsin dan

Page 3: Pengobatan Tukak Duodenum

empedu. Efek samping sukralfat adalah konstipasi. Senyawa bismut koloid

juga bekerja dengan membentuk suatu koagulan bismut-protein yang dapat

melindungi ulkus terhadap proses digesti asam-pepsin.

5) Prostaglandin

Berbagai prostaglandin, terutama prostaglandin E (PGE1dan PGE2)

mempunyai sifat selain sitoprotektif juga anti-sekretoris. Prostaglandin akan

merangsang sekresi bikarbonat dan memproduksi lendir dari mukosa gastro-

duodenal, dan akan mcningkatkan aliran darah di mukosa, serta

memperbaharui sel epitel yang rusak. Pada dosis terapeutis yang diberikan

dapat mengurangi sekresi asam lambung baik basal maupun, setelah

rangsangan. Efek samping obat ini yaitu diare pada 10% penderita. Mengingat

bahwa obat ini juga mempengaruhi kontraksi uterus, maka merupakan

kontraindikasi pada wanita hamil.

6) Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)

Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari

proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah

omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.

7) Diet

Berbagai macam diet dianjurkan dalam pengobatan tukak duodenum. Namun

tidak ada bukti bahwa bland diet (diet yang digunakan untuk menetralkan

keasaman cairan lambung) seperti susu, krim, gelatin, sup, nasi, mentega,

telur, daging lunak, ikan, keju dan tapioka cukup bermanfaat. Diet susu dan

krim tidak memperlihatkan perbaikan tukak duodenum.

Page 4: Pengobatan Tukak Duodenum