PENGGUNAAN TELEVISI

21
PENGGUNAAN TELEVISI No. Dokumen No. Revisi Halaman TanggalTerbit Di Tetapkan Direktur, dr. AdriantoGazali. M.Kes SPO Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit Terkait Televisi ( TV ) berasal dari dua kata, yaitu (tele) yang artinya jauh, (visi) artinya pandangan, yang bermakna pandangan jarak jauh.Pengertian secara global televisi adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah. Untuk menyampaikan informasi, seperti Berita, Olahraga, Nasional maupun Internasional. - KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS. - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. - Semua orang dapat menggunakannya. 1. PersiapaanAlat : Televisi, Antena, dan Remote TV 2. Pelaksanaan : a. Tancapkan/ colokan stop kontak/ stekerkesumberlistrik. b. Tekan tombol power pada panel yang tersedia di bagian muka TV. c. Ambil remot control (bila ada) berguna untuk memindah chanel televisi yang anda inginkan. d. Usahakan duduk lebih kurang dua sampai tiga meter dari desktop televisi anda. - Seluruhruangandaninstalasiterkait PEMAKAIAN AC (AIR CONDITIONER) No. Dokumen No. Revisi Halaman TanggalTerbit Di Tetapkan Direktur, dr. AdriantoGazali. M.Kes SPO Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Air Conditioner merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan udara di ruangan yang kita inginkan. Untuk penyejuk udara yang didinginkan dan nyaman bagi tubuh. - KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS. - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. - Semua orang dapat menggunakannya. Persediaannya : 1. 1 unit AC 2. Arus listrik Cara penggunaannya: 1. Tekan tombol on / off pada remote 2. Atur suhu AC sesuai kebutuhan yang diinginkan Pemeliharaannya :

description

PENGGUNAAN TELEVISI.

Transcript of PENGGUNAAN TELEVISI

Page 1: PENGGUNAAN TELEVISI

PENGGUNAAN TELEVISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Televisi ( TV ) berasal dari dua kata, yaitu (tele) yang artinya jauh, (visi) artinya pandangan, yang bermakna pandangan jarak jauh.Pengertian secara global televisi adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah.

Untuk menyampaikan informasi, seperti Berita, Olahraga, Nasional maupun Internasional.

- KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

- Semua orang dapat menggunakannya.

1. PersiapaanAlat : Televisi, Antena, dan Remote TV2. Pelaksanaan :

a. Tancapkan/ colokan stop kontak/ stekerkesumberlistrik.b. Tekan tombol power pada panel yang tersedia di bagian muka TV.c. Ambil remot control (bila ada) berguna untuk memindah chanel televisi yang anda inginkan.d. Usahakan duduk lebih kurang dua sampai tiga meter dari desktop televisi anda.

- Seluruhruangandaninstalasiterkait

PEMAKAIAN AC (AIR CONDITIONER)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Air Conditioner merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan udara di ruangan yang kita inginkan.

Untuk penyejuk udara yang didinginkan dan nyaman bagi tubuh.

- KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

- Semua orang dapat menggunakannya.

Persediaannya :1. 1 unit AC2. Arus listrik

Cara penggunaannya:1. Tekan tombol on / off pada remote2. Atur suhu AC sesuai kebutuhan yang diinginkan

Pemeliharaannya :1. Setiap 3 bulan di service / di cuci2. Jika sewaktu-waktu terjadi masalah segera diatasi

1. Seluruh ruangan dan instalasi terkait.

Page 2: PENGGUNAAN TELEVISI

STERILISASI DAN DISENFEKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

1. Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi / menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi

2. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat kontaminasi alat yang tidak steril

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor- Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai dengan KepMenKes RI Nomor:

1244/MenKes/SK/XII/1994

1. Sterilisasi Ruangan/BangunanSterilisasi ruangan dilaksanakan pada saat pergantian pasien yang menderita penyakit menular, bial ada pasien baru yang mau masuk maka ruangan terlebih dahulu disterilkan dengan alat blue light

2. Sterilisasi AlatSterilisasi alat dilaksanakan di masing-masing ruangana. Ruangan bangsal perawatan, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik sterilisasi

pemanasan basah menggunakan sterilisatorb. Ruangan OK, IGD, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan dengan uap

air jenuh menggunakan autoclavec. Ruangan OK central, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan dengan uap

air jenuh menggunakan autoclaved. Ruangan Laboratorium, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan kering

menggunakan oven

Bidang Pelayanan Bidang Keperawatan Semua ruangan yang membutuhkan kegiatan Sterilisasi

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Alat Pemadam Api Ringan (Apar) adalah alat pemadam api yang ringan dan mudah digunakan oleh satu orang pada saat awal terjadinya kebakaran.

Untuk memadamkan api atau mencegah meluasnya api.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Nomor, tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai dengan KepMenKes RI Nomor: 1244/MenKes/SK/XII/1994

- SK Direktur Nomor

1. Jika terjadi kebakaran, karyawan yang pertama kali melihat api, segera menuju ke lokasi APAR.

2. Ambil APAR dan bawa ke area kebakaran3. Gunakan APAR dengan cara :

a. Cabut pen pengamanb. Tarik keluar selang

Page 3: PENGGUNAAN TELEVISI

Unit Terkait

c. Tekan pengatup dengan mengarahkan corong ke sumber api

Semua instalasi, Bidang, Bagian, Ruangan Rumah Sakit

PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA GAS BERTEKANAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Suatu kegiatan penyimpanan gas bertekanan

1. Untuk pengamanan bahan kimia berbahaya gas bertekanan sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan

2. Untuk kenyamanan dan keberlangsungan pelayanan

Penyimpana bahan berbahaya gas bertekanan disimpan pada ruangan khusus berlantai beton dengan syarat ruangan :

1. Ruangannya dingin, tidak terkena sinar matahari2. Berventilasi3. Jauhkan dari sumber nyala api dan ganas4. Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak keran dan katup5. Pisahkan gas yang mudah terbakar dari gas yang bersifat oksidator6. Tersedia APD (Alat Pelindung Diri) seperti Gogle, pakaian kerja dan sarung

tangan

Komite K3 Rumah Sakit Instalasi Farmasi Bagian Sarana Prasarana

KACA MATA X-RAY DENTALNo. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Kaca mata X-Ray dental adalah kaca mata khusus yang di pakai oleh dokter gigi yang bahannya terbuat dari PB berbentuk kaca yang dipakai pada saat pemeriksaan anatomi gigi

PB adalah nomor atom pada susunan kimia berkoloni atau dikenal dengan nama Timah Hitam yang berbentuk kaca

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor, tentang 1. Sebelum melaksanakan pemeriksaan anatomi gigi, dokter gigi terlebih dahulu

memakai kaca mata X-Ray dental2. Setelah selesai bekerja buka kaca mata dan simpan pada tempatnya

Poli Gigi

KACA MATA LAS LISTRIK

Page 4: PENGGUNAAN TELEVISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.KesSPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Kaca mata las listrik adalah kaca mata yang digunakan pada saat pengelasan

Melindungi mata dari sinar dan percikan api las

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum melakukan pengelasan petugas terlebih dahulu memakai kaca mata khusus yang digunakan untuk pengelasan

2. Setelah selesai pengelasan, simpan kembali kaca mata tersebut ditempat penyimpanannya

Semua Unit Sarana dan Prasarana

EAR MUFF DAN EAR PLUG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Ear muff adalah alat yang digunakan untuk menyumbat telinga dari kebisinganEar plug adalah alat yang digunakan untuk menutup teling

Melindungi telinga dari gangguan kebisisngan

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum memasuki lokasi kerja yang suaranya bising terlebih dahulu pakai Ear Muff atau Ear Plug pada telinga sehingga gendang telinga tidak rusak

2. Setelah petugas keluar dari lokasi, lepaskan Ear Muff atau Ear Plug dan simpan kembali alat tersebut.

Sub-bagian Sarana dan Prasarana

HAND SCUN

Page 5: PENGGUNAAN TELEVISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Hand scun adalah alat pelindung tangan yang terbuat dari bahan karet yang bentuknya menyerupai jari-jari tangan

Melindungi tamngan dari cairan kimia dan cairan infeksius lainnya

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memeriksa hand scun yang akan dipakai, apakah ada kebocoran atau tidak

2. Memakai hand scun dalam bekerja sehingga tangan terhindar dari bahaya cairan kimia dan cairan infeksi lainnya

3. Setelah selesai bekerja buka hand scun dan buang pada tempatnya4. Hand scun hanya dipakai 1 kali dalam pemakaian

Ruang O.K Ruang ICU Ruang Perawat IGD Poliklinik Ruangan Ranap Instalasi Farmasi Ruang Loundry Instalasi laboratorium Instalasi Pengolahan Air Limbah Cleaning service (SAS)

MASKER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Masker adalah alat pelindung pernapasan yang digunakan untuk menutupi hidung dan mulut

Meindungi diri dari asap, debu, bau dan bahaya penyakit menular melalui pernapasan

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah 1. Jika petugas bekerja pada tempat yang banyak asap, debu, bau dan ditempat

yang beresiko penyakit yang penularannya melalui pernapasan maka sebelum bekerja pakailah masker terlebih dahulu

2. Setelah selesai bekerja lepaskan masker3. Masker yang terbuat dari kain seperti di OK setelah dipakai, masker tersebut

dapat dicuci dan didesinfektan kembali sebelum dipakai lagi4. Sedang masker yang dari kertas dapat dipakai berulang

Ruang O.K

Page 6: PENGGUNAAN TELEVISI

Ruang ICU Ruang Perawat IGD Poliklinik Ruangan Ranap Instalasi Farmasi Ruang Loundry Instalasi laboratorium Instalasi Pengolahan Air Limbah Cleaning service (SAS)

SARUNG TANGAN KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Sarung tangan kulit adalah alat pelindung tangan yang terbuat dari bahan kulit yang bentuknya menyerupai jari-jari tangan

Meindungi tangan dari benda tajam dan panas agar tidak terluka atau memar

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memakai sarung tangan kulit , sehingga tangan terhindar dari benda tajam dan panas agar tidak terluka atau memar.

2. Setelah selesai bekerja buka sarung tangan dan simpan pada tempatnya3. Setelah selesai bekerja buka sarung tangan dan simpan pada tempatnya4. Sarung tangan kulit dapat dipakai berulang sampai sarung rusak /usang

Sub bagian Sarana dan Prasarana Instalasi gizi

CELEMEK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Celemek adalah alat pelindung tubuh yang terbuat dari bahan kain

Melindungi tubuh dari kotoran saat pengelolaan makanan

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum mengolah makanan terlebih dahulu petugas memakai celemek sehingga badan terhindar dari kotoran

2. Setelah selesai bekerja buka celemek, dan simpan pada tempatnya3. Celemek dapat dipakai berulang dan apabila kotor bisa dicuci, setelah bersih

Page 7: PENGGUNAAN TELEVISI

Unit Terkait

dapat digunakan kembali

Instalasi gizi

JAS LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Jas laboratorium adalah jas yang berwarna ungu yang dibuat khusus untuk petugas di laboratorium

Melindungi tubuh dari percikan cairan kimia, darah dan cairan infeksius lainnya.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memakai jas Laboratorium2. Setelah selesai bekerja buka jas dan simpan pada tempatnya3. Jas laboratorium dapat dipakai berulang dan apabila kotor dapat dicuci,

setelah bersih dapat dipakai kembali

Instalasi Laboratorium

SABUK PENGAMAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Sabuk pengaman adalah alat yang diikatkan pada tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh pada saat bekerja pada tempat yang tinggi agar tidak jatuh.

Melindungi diri dari bahaya jatuh

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan yang tempatnya tinggi terlebih dahulu memeakai sabuk pengaman

2. Jika sudah posisi diatas sabuk pengaman dikaitkan3. Setelah pekerjaan selesai sabuk pengaman dilepas dari kaitannya4. Lepaskan sabuk pengaman dari petugas5. Simpan sabuk pengaman pada tempatnya

Sub bagian Sarana Prasarana

Page 8: PENGGUNAAN TELEVISI

Unit Terkait

SEPATU BOOT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Sepatu boot adalah sepatu yang dapat menutup kaki dari ujung jari sampai lutut yang terbuat dari bahan karet.

Melindungi kaki dari benda tajam, cairan kimia dan infeksius.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, petugas terlebih dahulu memkai sepatu boot sehingga kaki tidak terkena benda tajam, cairan kimia dan infeksius

2. Setelah bekerja simpan kembali sepatu bootnya3. Apabila sepatu bootnya sudah robek/bocor jangan digunakan lagi

Semua unit kerja di

PEMAKAIAN PERALATAN AUTOCLAVE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

1. Autoclave merupakan mesin sterilisasi dengan menggunakan system tekanan uap.

2. Autoclave bekerja secara otomatis.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan mesin Autoclave.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

PERSIAPAN1. Penutup dibuka pastikan air selalu ada dan merendam elemen.2. Kran pembuang air dan pembuang uap ditutup.3. Apabila air kosong maka isilah air dengan air ± 2 liter sampai elemen

terendam.4. Letakkan bar keranjang kawat ang yang akan disterilkan dalam keranjang

kawat kemudian dimasukkan kedalamruangan dan penutup dikunci.

PELAKSANAAN STERILISASI1. Temperatur diatur pada suhu 121°C dan timer 30 menit lalu listrik dihidupkan.2. Proses sterilisasi berjalan dengan sendirinya.3. Bel akan berbunyi selama satu menit aliran listrik putus dan proses sterilisasi

Page 9: PENGGUNAAN TELEVISI

sempurna.4. Buka kran pembuangan uap sampai tekanan menunjukkan angka “0” buka

penutup sedikit untuk proses pengeringan aliran listrik dilaksanakan.5. Atur timer pada posisi 20 menit putar selector pada posisi drying.6. Proses berjalan dengan sendirinya,7. Bel berbunyi selama 1 menit dan aliran terputus proses pengeringan selesai.

Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan Instalasi Bedah Sentral

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA FISIK GEDUNG(GEDUNG RUMAH SAKIT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Suatu kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan gedung yang ada di Rumah Sakit agar selalu terawat, baik dan layak pakai.

1. Terciptanya kondisi gedung Rumah Sakit yang aman dan layak pakai.2. Terciptanya kenyamanan bagi pengguna.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Adanya laporan kerusakan / perbaikan dari unit kerja dengan cara mengisi form yang sudah disediakan Bagian Sarana dan Prasarana

2. Pengecekkan dari sarana tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana ke unit kerja yang melapor.

3. Pelaksanaan pemeliharaan/perbaikkan dari tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana bila bisa diatasi sendiri.

4. Laporan dari tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana kepada ka. Bagian Sarana dan Prasarana bila kerusakkan tersebtu tidak bisa diatasi sendiri.

5. Pengecekkan lapangan dari oleh ka. Bagian Sarana dan Prasarana atas laporan teknisi dan melaksanakan perbaikan bila memungkinkan.

6. Ka Bagian Sarana dan Prasarana menyampaikkan laporan kepada Direktur Umum, Bagian Logistik, dan Keuangan tentang kerusakkan tersebut dan atas pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Utama.

7. Bila Direktur Umum dan Keuangan atau Direktur Utama. Memberikan persetujuan maka kerusakkan tersebut dapat segera diatasi oleh pihak ketiga(rekanan).

8. Pelaksanaan perbaikan/pemeliharaan oleh pihak ketiga didampingi oleh teknisi Bagian Sarana dan Prasarana

9. Serah terima hasil perbaikan/pemeliharaan kepada unti keerja pelapor dengan penanda tanganan buku perbaikan/pemeliharaan alat Bagian Sarana dan Prasarana oleh kedua belah pihak Bagian Sarana dan Prasarana) dan unit kerja pelapor.

1. Bagian Keuangan2. Bagian Logistik3. Subag Sarana dan Prasarana

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK

Page 10: PENGGUNAAN TELEVISI

RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Suatu kegiatan pemeliharaan terhadap instalasi listrik Rumah Sakit agar selalu dalam keadaan baik, lancar, aman, dan layak pakai.

2. Terciptanya instalasi listrik yang sesuai standar.3. Menghindari terjadinya kebakaran (konsleting)

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Laporan kerusakan instalasi listrik dari unit kerja dengan cara mengisi form yang ada atau menghubungi Bagian Sarana dan Prasarana.

2. Pengecekan rutin dari teknisi Bagian Sarana dan Prasarana disetiap jala-jala jaringan listrik

3. Pelaksanaan pengamanan oleh teknisi Bagian Sarana dan Prasarana ke unit kerja pelapor atau jaringan listrik yang rusak dengan cara memutuskan sementara jaringan atau instalasi listrik nya.

4. Teknisi melaksanakan perbaikan seperlunya bila mampu5. Teknisi segera menyampaikan laporan kepada Ka. Bagian Sarana dan

Prasarana bila kerusakan tersebut tidak dapat diatasi6. Ka. Bagian Sarana dan Prasarana segera menyampaikan laporan kepada

Direktur Utama dan atas pertimbangan nya laporan diteruskan kepada Direktur Umum dan Keuangan dan atas persetujuannya kerusakan dapat segera diatasi oleh pihak ketiga (PLN). Instalatir.

7. Teknisi membuat laporan kronologis kejadian dan penanggulangan unit terkait satu bidang penanggulangan.

1. Bidang Pelayanan2. Bidang Keperawatan3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan4. K3 Rumah Sakit.

PEMUSNAHAN SAMPAH MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Pemusnahan sampah medis dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.

Terhindarnya pencemaran dan penularan penyakit dan terhindarnya infeksi nosokomial.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor ,tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Subag Sarana dan prasaran melaporkan waktu pemusnahan sampah medis

Page 11: PENGGUNAAN TELEVISI

Unit Terkait

2. Petugas PT. KIES melakukan pengangkatan sampah medis dri TPS ke luar TPS

3. Petugas melakukan penimbangan sampah medis dengan PT.KIES 4. Transporter PT. KIES membawa sampah medis ke Incenerator yang

mempunyai izin pembangunan incenerator.5. Petugas mendapatkan manifeast dari PT. KIES.

Instalasi SanitasiSubag Sarana dan PrasaranaPT. Kenali Indah Sejahtera (orang ketiga)

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANARUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

1. Suatu proses untuk menjaga dan pengendalian semua sarana dan prasarana Rumah Sakit selalu dalam kondisi siap pakai.

2. Sarana Rumah Sakit meliputi :- Alat Medis Non Medis- Peralatan penunjang medis- Bangunan beserta Instalasi listrik, Instalasi limbah, air bersih,

telepon/peralatan komunikasi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perencanaan pemeliharaan penggantian sarana dan prasarana dilingkungan RSUD Raden Mattaher.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

A. PERENCANAAN Kepala Bagian Sarana Prasarana membuat perencanaan kerja Pemeliharaan sarana dan prasarana yang meliputi :1. Rencana pemeliharaan dan rencana kebutuhan alat sarana sebagai

stock cadangan atau sebagai pengganti alat/sarana yang rusak.2. Rencana kerja dibuat setiap tahun kepada Direktur Utama untuk

mendapat persetujuan anggaran.

B. PEMELIHARAAN SARANA1. Pemeliharaan sarana dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

dibuat ka. Bagian Sarana Prasarana 2. Khusus untuk pemeliharaan alat medis dilaksanakan oleh tenaga

Pelaksana lulusan ATEM (Akademi Teknik Elektromedik).3. Dalam keadaan mendesak petugas dapat melaksananan perbaikan

Kepala Instalasi/ Ruangan sarana dan prasarana berdasarkan permintaan Kepala Instalasi/ Ruangan

4. Dalam keadaan tidak mendesak petugas Bagian Sarana Prasarana melaksanakan pemeliharaan berdasarkan jadwal dalam rencana kerja.

5. Setelah selesai melaksanakan tugasnya petugas Bagian Sarana Prasarana meminta tanda tangan dari Kepala Ruangan yang bersangkutan dalam formulir khusus yang berisikan rincian alat yang telah digunakan.

6. Formulir yang telah ditanda tangani oleh kepala ruangan yang bersangkutan diarsipkan kemudian dilakukan rekapitulasi alat bahan yang telah digunakan.

C. Rekapitulasi pemeliharaan dan penggunaan alat dan bahan dilaporkan PENGGANTIAN SARANA SERTA PEMELIHARAAN RUMAH SAKIT

Penggantian alat-alat kecil misalnya : Lampu, kunci, kran air dll. Dapat

Page 12: PENGGUNAAN TELEVISI

langsung melapor ke bagian Logistik Bagian Sarana Prasarana dengan prosedur:1. Adanya laporan kerusakan/perbaikan dari unit kerja dengan cara

mengisi form yang sudah disediakan di Bagian Sarana Prasarana.2. Alat bisa langsung dibawa ke Bagian Sarana Prasarana apabila

memungkinkan.3. Pengecekan dan pelaksanaan teknis Bagian Sarana Prasarana unit kerja

yang melapor apabila alat tersebut tidak memungkinkan dibawa ke Bagian Sarana Prasarana

4. Pelaksanaan pemeliharaan perbaikan dari Teknisi Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut bisa diatasi sendiri.

5. Laporan dari tekhnisi Bagian Sarana Prasarana kepada Ka. Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut tidak dapat diatasi sendiri.

6. Pengecekan lapangan oleh Ka. Bagian Sarana Prasarana atas laporan Teknisi dan melaksanakan perbaikan bila memungkinkan.

7. Ka. Bagian Sarana Prasarana menyampaikan laporan kepada Direktur Umum & Keuangan tentang kerusakan tersebut dan datas pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Utama.

8. Bila Direktur Umum & Keuangan atau Direktur Utama memberikan persetujuan maka kerusakan tersebut dapat segera diatasi oleh pihak ketiga (rekanan)

9. Pelaksanaan perbaikan/ pemeliharaan oleh pihak ke tiga didampingi oleh teknisi Bagian Sarana Prasarana

10. Serah terima hasil perbaikan/ pemeliharaan kepada unit kerja pelapor dengan penanda tanganan buku kegiatan perbaikan/ pemeliharaan alat Bagian Sarana Prasarana oleh kedua belah pihak (Bagian Sarana Prasarana dan unit kerja pelapor )

1. Bagian Keuangan 2. Bidang pelayanan medik3. Bidang keperawatan4. Subag Rumah Tangga dan Perlengkapan

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN ALAT MEDIS DAN NON MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Memperpanjang umur pemakaian alat-alat medis dan non medis serta menjaga agar alat-alat tersebut selalu dalam keadaan layak pakai.

Terpenuhinya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit kepada pasien.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Adanya laporan kerusakan/ perbaikan dari unit kerja dengan cara mengisi form yang sudah disediakan atau menghubungi di Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis

2. Pengecekan dari pelaksana tekhnis Bagian Sarana Prasarana Medik dan Non Medis ke unit kerja yang melapor untuk melakukan perbaikan sarana dan prasarana.

3. Laporan dari teknisi Bagian Sarana Prasarana kepada ka. Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut bisa diatasi sendiri

4. Apabila alat tersebut tidak memungkinkan di bawa ke Bagian Sarana Prasarana Ka. Bagian Sarana Prasarana menyampaikan laporan Kepada Direktur Umum & Keuangan tentang kerusakan tersebut dan atas

Page 13: PENGGUNAAN TELEVISI

pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Umum dan Keuangan.5. Pelaksanaan perbaikan/pemeliharaan pihak ketiga (rekanan). Didampingi oleh

teknisi Bagian Sarana Prasarana6. Serah terima hasil perbaikan/pemeliharaan kepada unit pelapor dengan

penanda tanganan buku perbaikan/pemeliharaan alat Bagian Sarana Prasarana oleh kedua belah pihak (Bagian Sarana Prasarana Dan unit kerja pelapor).

1. Bidang Keuangan2. Bidang Pelayanan Medis3. Bidang Keperawatan4. Subag Sarana dan Prasarana

KALIBRASI PERALATAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

1. Suatu proses untuk menjaga dan menjamin agar semua peralatan medis selalu dalam kondisi siap pakai dan kebenaran nilai keluaran sesuai dengan standar yang ditentukan.

2. Peralatan medik meliputi : - Alat medis rawat inap- Alat medis rawat jalan- Alat medis penunjang ( Radiologi, Laboratorium, IGD, Rehabilitasi,Kamar Operasi, ICU)

Rumah Sakit Melindungi pengguna dan pasien dari adanya alat medis yang tidak memenuhi standar ( keamanan, mutu dan manfaat ).

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

B. PERENCANAAN.Kepala Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis membuat perencanaan kalibrasi peralatan medis yang meliputi :

1.Rencana dari peralatan medis yang memerlukan proses2.Kalibrasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Menyusul jadwal pelaksanaan kalibrasi sesuai dengan kriteriadariperalatan medis yang ada . Rencana kerja dibuat setiap tahun kepada Direktur untuk dapat persetujuan anggaran.

C. PELAKSANAAN KALIBRASI2. Pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

dibuat oleh Ka. Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis3. Jadwal kalibrasi dapat juga disesuiaikan dengan jadwal kunjungan dari

institusi eksternal yang berwenang melaksanakan kalibrasi.4. Dalam hal pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan pihak luar maka pelaksanaan

harus didampingi oleh tenaga Teknisi Bagian Sarana Prasarana.5. Pelaksanaan kalibrasi minimal satu tahun dilaksanakan satu kali kecuali

peralatan khusus yang bisa dilaksanakan setiap ada kelainan dari output dan nilai kebenaran yang dihasilkan dan dimintakan oleh user atau penggunaan alat.

6. Untuk peralatan medis yang telah dikalibrasi dan memenuhi syarat wajib di tempel ” Label Kalibrasi” yang ditertibkan oleh institusi yang berwenang sehingga akan diketahui kelayakan alat dan waktu kalibrasi berikutnya.

7. Pelaksanaan kalibrasi disesuaikan dengan jadwal BPFK (BalaiPengamanan

Page 14: PENGGUNAAN TELEVISI

Fasilitas Kesehatan )

1. Bidang Pelayanan Medik 2. Subag Sarana dan Prasarana3. Bidang Keperawatan4. Bagian Keuangan

PEMELIHARAAN MESINRS ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Kegiatan Pemeliharaan agar mesin-mesin selalu dalam keadaan baik dan laik pakai.

Menjaga kelayakan dari mesin-mesin yang ada sesuai dengan jadwal pemeliharaan yang ditentukan.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

JENIS MESIN1. Mesin Genset2. Mesin laundry (cuci)3. Mesin incenerator4. Mesin pompa air5. Mesin pengolah limbah6. Mesin pemadam kebakaran (Hydrant)7. Mesin tungku(Dapur).

STANDAR TAHAPAN1. Tersedianya tenaga tekhnis tekhnis yang terampil dan berkualitas2. Tersedianya alat-alat perbengkelan yang cukup dan lengkap.3. Tersedianya buku catatan pemeliharaan berkala.4. Tersedianya kartu pemeliharaan yang dapat ditempel pada semua mesin.

TEKNIS PEMELIHARAAN1. Pencatatan dan pelaporan serta pengisian kartu pemeliharaan yang

meliputi : Kebersihan mesin Penggantian oli mesin Penggantian filter-filter Penggantian elemen dan suku cadang

2. Pengecekkan berkala mesin-mesin Mingguan Bulanan Triwulan Semester Tahunan

Sub Bagian Sarana dan Prasarana

PEMUSNAHAN SAMPAH MEDIS

Page 15: PENGGUNAAN TELEVISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,

dr. AdriantoGazali. M.Kes

SPO

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Pemusnahan sampah medis dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.

Terhindarnya pencemaran dan penularan penyakit dan terhindarnya infeksi nosokomial.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- SK Direktur Utama Nomor ,tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

1. Subag Sarana dan prasaran melaporkan waktu pemusnahan sampah medis2. Petugas PT. KIES melakukan pengangkatan sampah medis dri TPS ke luar TPS3. Petugas melakukan penimbangan sampah medis dengan PT.KIES 4. Transporter PT. KIES membawa sampah medis ke Incenerator yang mempunyai

izin pembangunan incenerator.5. Petugas mendapatkan manifeast dari PT. KIES.

Instalasi SanitasiSubag Sarana dan PrasaranaPT. Kenali Indah Sejahtera (orang ketiga)