Komunikasi Televisi

31
KOMUNIKASI TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta 2016 1

Transcript of Komunikasi Televisi

KOMUNIKASI TELEVISI

Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Ibnu Chaldun Jakarta2016

1

1. Televisi2

Televisi, merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yangdiketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. (DeddyIskandar Muda, Jurnalistik Televisi, 2005) .

Televisi adalah : “sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna”.

Kata “Televisi" merupakan gabungan dari kata ”tele”  yang dalam bahasa Yunani berarti ”jauh” dan ”visio” yang dalam bahasa Latin berarti “pengelihatan”.

3

Sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”

Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

Para ahli itu berpikir, bila suara bisa dikirimkan melalui kabel atau udara, gambar bergerak pun pasti bisa dikirimkan dengan kabel atau udara. 

4

Banyak sumber yang mengatakan bahwa televisi pertama kali diciptakan pada tahun 1920an oleh Philo Farnsworth.

Pada tahun terciptanya televisi pertama oleh Philo Farnsworth yang tersedia secara komersial sejak tahun 1920-an.

Pesawat televisi telah menjadi biasa atau umum di rumah-rumah, bisnis dan institusi, khususnya sebagai wahana periklanan, sumber hiburan, dan berita.

Televisi pertama yang diciptakan masih berwarna hitam putih atau bisa disebut tidak berwarna dan masih belum bersuara.

5

Tahun 1927, akhirnya televisi dapat mengeluarkan suara walaupun masih dalam bentuk yang sederhana dan tanpa warna. Acara televisi pertama yang memiliki atau mengeluarkan suara adalah The Jazz Singer pada tahun 1927.

Penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV. 

6

Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio VHF dan UHF dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz.

Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di banyak negara.

Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.

7

Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. 

Perangkat tampilan visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi.

Sebuah sistem televisi dapat memakai berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL,NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Di negara Indonesia memakai sistim PAL.

2. Perkembangan TV8

Peran Joseph Henry : “awal 1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University, dan fisikawan Inggris Michael Faraday mengembangkan teori induksi. Percobaan mereka terhadap elektromagnet membuktikan arus listrik di sebatang kawat dapat menimbulkan arus di batang kawat lain, meski keduanya tidak berhubungan”.

 Peran James Clerk Maxwel : “Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Camridge dan James ClerkMaxwel terpilih sebagai ketua pertama.

9

Laboratorium itu disebut Cavendish.  Dari hasil penelitian nya, Maxwel kemudian menghasilkan sebuah teori yangmengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya.

Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis.

10

Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. 

Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter. (Onong Uchjana, 146-147).

11

Peran David E. Hughes : “Sebelumnya Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.

Peran Guglielmo Marconi : “Baru kemudian Guglielmo Marconi pada 1895, berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km.

12

Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio.

Dia lahir di Bologna, Italia, 25 April 1874. Sejak kecil ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell, Hertz, Righi, sampai Lodge. Dalam usia 21 tahun, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya, di Pontecchio dan mengadakan penelitian soal gelombang radio "Gelombang Hertzian" untuk mengirim sinyal telegraf. Ia sudah berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2 km.

13

1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorangmelihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.

1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepinganlogam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.

1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

14

 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila ditembakan elektron. Inilah yang menjadi dasar televisi layar tabung.

 1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.

1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

15

1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.

 1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.

1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.

16

1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.

1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.

LCD1968 - Layar pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.

1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.

17

1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Speardan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.

18

1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

Dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

19

TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.

3.Sejarah Pertelevisian Indonesia

20

Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik (Effendy, 1993).

Selama beberapa decade TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia, dan menjadi “ corong “ pemerintah. Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu andalan.

21

Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu andalan. Bahkan Dunia dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama. Bahkan Metro TV menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang fokus pada pemberitaan, layaknya CNN atau Al-Jazeera.

Dalam perkembangannya, TV swasta melahirkan siaran berita yang lebih variatif. Siaran berita yang bersifat straight news, seperti Liputan 6 (SCTV), Metro Malam (Metro TV), dan Seputar Indonesia (RCTI) tidak jadi satu-satunya pakem berita televisi. Kurang dalamnya straight news disiasati stasiun TV dengan tayang depth reporting, yang mengulas suatu berita secara lebih mendalam.

22

Tayangan itu antara lain Metro Realitas (Metro TV), Derap Hukum dan Sigi (SCTV) dan Kupas Tuntas (Trans TV). Sementara itu, berita kriminal mendapat tempat tersendiri dalam dunia pemberitaan televisi, sebutlah Buser (SCTV), Sergap (RCTI) dan Patroli (Indosiar).

Tonggak kedua dunia pertelevisian adalah pada tahun 1987, yaitu ketika diterbitkannya Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.

23

Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 agustus 1989 televisi swasta, RCTI, resmi mengudara, dan tahun-tahun berikutnya bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta baru, berturut-turut adalah :

SCTV ( 24/8/90 ), TPI ( 23/1/1991 ), Anteve ( 7/3/1993 ), indosiar ( 11/1/1995 ), metro TV ( 25/11/2000 ), trans TV ( 25/11/2001 ), dan lativi ( 17/1/2002 ). Selain itu, muncul pula TV global dan TV 7, sejumlah stasiun televisi swasta Nasional tersebut belum mencakup stasiun televisi lokal – regional.

24

Penyiaran TV saat ini tidak lagi menjadi monopoli Jakarta. Fenomena menjamurnya televisi lokal di berbagai daerah dapat dijadikan indikator telah menyebarnya sumber daya penyiaran.

Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah organisasi tempat bergabungnya televisi lokal yang berdiri pada 26 Juli 2002, hingga saat ini telah menghimpun sebanyak 23 industri televisi lokal. 

Realitas tersebut merupakan angin surga bagi kehidupan media massa pertelevisian di tanah air.

25

Setidaknya, media massa pada orde ini dapat lebih memberdayakan dirinya sembari tetap mempertahankan empat fungsi pokoknya, yakni, memberikan informasi (to inform), menjadi media pendidikan (to educate), sarana hiburan bagi masyarakat (to entertain), dan kontrol sosial (social control).

Keempat fungsi pokok tersebut harus dikayuh dalam bingkai-bingkai norma yang berlaku, baik norma hukum, norma agama, norma susila, maupun norma kesopanan.

4. Karakteristik Televisi26

Audiovisual : Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

Berpikir dalam Gambar : Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual sedemikian rupa.

27

Pengoperasian Lebih Kompleks : Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.

5. Jenis-Jenis Frekuensi Televisi

28

1. PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan dalam televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phose Alternating Line” digunakan untuk garis alternasi fase. PAL terdiri dari 625 baris dan ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan dunia Amerika, karena di Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua dalam system televisi broadcast

29

2. NTSC adalah system elevise analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak televisi lainnya. Berbeda halnya dengan PAL , NTSC membagi 25 baris per frame dan sebanyak 30 frame dalam satu detiknya atau 29,97 frame perdetik (fps).

3. SECAM singkatan dari Systeme Electronique pour Couleur Avec Memoire adalah standar pemancar televisi analog yang digunakan di Perancis, Rusia dan daerah-daerah Afrika. SECAM berbeda dengan PAL, tapi jumlah baris data yang dikirimnya sama.

6. Contoh Program TV30

Berita TV Iklan TV: ad-lib, spot, dan program

khusus Jingle TV Talkshow interactive Infotainment radio: info-entertainment,

infotainment, information TV dan entertainment, dan sajian informasi.

Film TV

6.Referensi31

Effendy, Heru. 2008. INDUSTRI PERTELEVISIAN INDONESIA: Sebuah Kajian. Jakarta: Penerbit Erlangga

Wardhana, Veven SP. 1997. KAPITALISME TELEVISI dan Strategi Budaya Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI)

Agoeng Nugroho, S.Sos, M.Si, Teknologi Komunikasi, graha ilmu, Yogyakarta,

Sutarman, 2009, Pengantar Teknologi Informasi, Bumi Aksara Jakarta, Hidayat, Rudi. 2006. Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta : Erlangga, Sutisno P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video

(Jakarta: PT Grasindo, 1993). 24 Onong Uchijana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, cet ke-3

(Bandung: PT. Itra Aditya Bakti, 2003). Rema Karyanti S. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2005)