Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet...

28
Kesadaran Akan Keamanan Diri Dalam Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook pada Kalangan Pengguna Remaja dan Mahasiswa Disusun oleh Hersinta Sherly Haristya Olivia Hutagaol Fiona Suwana Agnes Amelia STIKOM The London School of Public Relations Jakarta, 2010 I. Latar Belakang Fenomena penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Twitter, Plurk dan lain-lain semakin meluas dan mendunia, terutama sejak 3 (tiga) tahun belakangan. Awalnya, pada 1997 mulai muncul cikal-bakal media jejaring sosial dengan SixDegrees.com, yang kemudian disusul dengan generasi-generasi penerusnya, seperti LiveJournal, Friendster, LinkedIn hingga kemunculan MySpace, Facebook dan Hi5 di kurun waktu 2003-2005 (Boyd & Ellison, 2007). Situs-situs jejaring sosial ini dikenal dengan teknologi web 2.0, yang menurut istilah salah satu praktisi internet, Tim O’Reilly, merupakan generasi terbaru teknologi web interaktif seperti situs jejaring sosial, blog, RSS, dan lain-lain (Kompas, 8 Juni 2009) http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/06/08/09092245/kasus.prita. dan.teknologi.marketing.2.0

description

an abstract from joint research of ICTWatch & research team from STIKOM LSPR about the usage of facebook and awareness of self-privacy in the suburban areas in Indonesia.

Transcript of Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet...

Page 1: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Kesadaran Akan Keamanan Diri Dalam Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook pada

Kalangan Pengguna Remaja dan Mahasiswa

Disusun oleh

Hersinta

Sherly Haristya

Olivia Hutagaol

Fiona Suwana

Agnes Amelia

STIKOM The London School of Public Relations Jakarta, 2010

I. Latar Belakang

Fenomena penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Twitter, Plurk dan lain-

lain semakin meluas dan mendunia, terutama sejak 3 (tiga) tahun belakangan. Awalnya, pada

1997 mulai muncul cikal-bakal media jejaring sosial dengan SixDegrees.com, yang kemudian

disusul dengan generasi-generasi penerusnya, seperti LiveJournal, Friendster, LinkedIn hingga

kemunculan MySpace, Facebook dan Hi5 di kurun waktu 2003-2005 (Boyd & Ellison, 2007).

Situs-situs jejaring sosial ini dikenal dengan teknologi web 2.0, yang menurut istilah salah satu

praktisi internet, Tim O’Reilly, merupakan generasi terbaru teknologi web interaktif seperti situs

jejaring sosial, blog, RSS, dan lain-lain (Kompas, 8 Juni 2009)

http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/06/08/09092245/kasus.prita.dan.teknologi.marketin

g.2.0

Kepopuleran media baru ini meningkat dengan cepat berkat kelebihannya yang memungkinkan

individu-individu menampilkan diri sesuai dengan keinginan mereka, membangun jaringan

sosial yang terdiri dari lingkaran pertemanan, serta berfungsi pula untuk memperkuat dan

memelihara hubungan pertemanan. Menurut Ellison, Steinfeld dan Lampe dalam Journal of

Computer Mediated Communication (2007), situs-situs jaringan sosial ini memiliki orientasi

yang bervariasi, mulai dari konteks pekerjaan (LinkedIn.com), penjajakan hubungan romantis

(tujuan awal didirikannya Friendster.com), berbagi kesamaan minat di bidang musik atau politik

Page 2: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

(MySpace.com), maupun populasi mahasiswa kampus (awal terbentuknya Facebook.com).

(http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue4/ellison.html)

Merebaknya fenomena penggunaan situs jejaring sosial ini didukung oleh Data Nielsen NetView

(April 2009) Menurut riset mereka, waktu yang dibutuhkan untuk bersosialisasi di situs jejaring

sosial nomor satu, Facebook, naik 700 persen dibandingkan dengan April tahun sebelumnya

(2008). Menurut www.checkfacebook.com (11 Maret 2009) total jumlah pengguna Facebook di

Indonesia adalah 11.746.760 berjenis kelamin wanita di Indonesia tercatat sebanyak 4,922,240

orang dan jumlah pria sebanyak 6,824,520 orang. Rentang usia pengguna bervariasi, mulai di

bawah 13 tahun sebanyak 228,240 (1,9%), kategori 14-17 tahun sebanyak 2,486,380 (21,0%), 18

-24 tahun sebanyak 4,749,580 (40%), 25-34 tahun sebanyak 3,000,200 (25,3%), 35-44 tahun

sebanyak 1,009,920 (8,5 %), 45-54 tahun sebanyak 252,800 (2,1%), serta 55-64 tahun sebanyak

(0,7%)

Namun, meluasnya fenomena situs jejaring sosial belakangan ini ternyata juga diikuti oleh

munculnya kasus-kasus akibat dari penggunaan media komunikasi ini, khususnya facebook. Dari

kejadian remaja yang melarikan diri dari rumah karena berkenalan dengan pacarnya dari

facebook, penculikan hingga kasus pencabulan dan pemerkosaan, bahkan pembunuhan yang

dilakukan oleh pelaku yang dikenal korban dari situs jejaring sosial Facebook. Berikut adalah

data-data sebagian kasus akibat penyalahgunaan Facebook di Indonesia dalam kurun waktu

2009-2010, berdasarkan pantauan di beberapa media.

Tabel 1.1

Kasus-kasus Akibat Penyalahgunaan Facebook (2009-2010)

No Waktu Peristiwa Sumber1. 23/02/2009 Kasus impersonation mahasiswi perguruan tinggi

swasta di Jakarta. Foto dan profil dirinya ”dibajak” dari Facebook dan terpampang di sebuah blog dengan keterangan yang mencemarkan nama baik.

Detikinet

2. 1/02/2010 Prostitusi anak di Facebook yang melibatkan remaja SMP dan SMU. Komnas Anak diberitakan menangani 11 ABG korban prostitusi lewat internet.

Vivanews.com

Page 3: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

3. 3/02/2010 Kepolisian Surabaya melacak akun prostitusi 'Tiduri Aku' di Facebook.Modus para ABG pelaku prostitusi, memasang foto di facebook dan transaksi via chatting.

Vivanews.com

4. 04/02/2010 Penipuan dengan membuat group di Facebook dan mengatasnamakan perusahaan Coca-cola dan Sony

Detikinet

5. 04/02/2010 Di Mataram, seorang pria menyebarkan foto bugil kekasihnya karena akan diputus hubungan kekasih

detikNews

6. 09/02/2010 Febriari alias Ari (18) terancam 15 tahun penjara karena telah membawa kabur dan merayu Nova (14) yang dikenal melalui Facebook

detikNews

7. 10/02/2010 Di Makasar, Palopo, seorang gadis diperkosa oleh pria yang dikenalnya lewat Facebook

Tribun Timur

8. 11/02/2010 Di Semarang, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), ditengarai dibawa lari pria yang dikenalnya dari Facebook.

detikNews

11. 11/02/2010 Di Jakarta, Abelina Tiur Napitupulu (14), hilang selama 5 hari karena ditengarai dibawa kabur teman yang dikenalnya lewat Facebook dan mengalami kehilangan ponsel.

detikNews

12. 11/02/2010 Di Tangerang, terjadi kasus persetubuhan terhadap anak dibawah umur (14 tahun) dengan pria berusia 22 tahun yang dikenalnya lewat Facebook.

detikNews

13. 12/02/2010 Di Grobogan, Jawa Tengah, seorang gadis dibunuh oleh pria yang dikenalnya di Facebook.

Liputan 6 SCTV

14. 15/02/2010 Di Yogyakarta, Bantul, seorang wanita (20 tahun) menghilang seminggu, diduga pergi bersama pria yang dikenalnya lewat Facebook.

detikNews.

15. 15/02/2010 Di Riau, Tanjung Pinang seorang guru SMU negeri diancam dibunuh dan dimutilasi melalui situs jejaring sosial Facebook. oleh siswanya. Keempat siswa yang melakukan hal tersebut dikenai sanksi dikeluarkan dari sekolah.

ANTARA News

16. 16/02/2010 Seorang perempuan bernama Farah divonis 2 bulan penjara karena terbukti melakukan penghinaan atas seseorang.

detikNews.

17. 16/02/2010 Di Jakarta, seorang perempuan bernama Selly detikNews

Page 4: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

melakukan penipuan di Facebook.

18. 9/03 2010 Di Jakarta, terjadi penipuan dengan membajak akun Facebook milik seseorang. Kemudian pelaku menipu dengan cara mengaku sebagai pemilik akun dan meminta uang pada kenalan si pemilik akun.

detikNews

Sumber: Hasil pengamatan dari berbagai media, 2009-2010

Dilihat dari data-data seputar kasus penyalahgunaan Facebook yang dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang selama 3 (tiga) bulan terakhir (Januari-Maret 2010) yang terbanyak

adalah kasus menghilangnya perempuan (remaja/mahasiswi) sebanyak 4 (empat) kasus, disusul

oleh penipuan sejumlah 3 (tiga) kasus, pemerkosaan serta penghinaan melalui situs jejaring

sosial sebanyak 2 (dua) kasus. Sementara yang lainnya (pembunuhan, prostitusi, penyebaran foto

porno masing-masing hanya satu kasus.

Dari data di atas juga dapat kita lihat bahwa sebanyak 5 (lima) kasus dampak Facebook terjadi di

Jakarta, sementara 8 (delapan) lainnya terjadi di daerah, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi. Ini menandakan bahwa penggunaan media

jejaring sosial tersebut sudah tersebar hingga ke daerah-daerah di Indonesia, tidak hanya di

Jakarta maupun kota-kota besar saja.

Selain itu, dari data tersebut di atas dapat dilihat pula bahwa yang terbanyak menjadi korban

adalah perempuan (sebanyak 10 kasus) dan berusia 14 -20 tahun, sebagian merupakan pelajar

SMP, SMU dan mahasiswi. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok tersebut merupakan

golongan yang rentan terhadap dampak negatif penyalahgunaan media jejaring sosial ini,

walaupun sebagian korban kasus penipuan adalah pria (kasus Selly dan penipuan dengan

pembajakan akun, lihat lampiran).

Sementara menurut informasi dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak)

dilaporkan telah memperoleh sebanyak 36 laporan terkait kasus anak dan remaja yang menjadi

korban kejahatan lewat situs jejaring Facebook sepanjang Januari hingga Februari 2010, tujuh

diantaranya terkait dengan kasus penculikan (detikinet, 23 Februari 2010).

Page 5: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Hal ini diperkuat oleh jajak pendapat yang dilakukan oleh harian Kompas terhadap 838

responden di Indonesia (Kompas, 21 Februari 2010, hal 23), sebesar 25,5% dari responden yang

memiliki anak ber-akun facebook menjawab mereka tidak mengetahui teman-teman facebook

anak-anak mereka. Padahal, pengawasan orangtua merupakan hal yang penting dibutuhkan

dalam membimbing anak-anak dan remaja ketika menggunakan media internet, termasuk situs

jejaring sosial seperti facebook, mengingat mereka termasuk golongan yang masih rentan dan tak

dapat dilepaskan begitu saja di tengah kebebasan informasi dalam dunia internet.

Maraknya dampak negatif yang terjadi seputar penggunaan facebook ini akhirnya

melatarbelakangi timbulnya sikap kontra berbagai kalangan, baik masyarakat, lembaga maupun

pemerintah terhadap media jejaring sosial ini. Departemen Komunikasi dan informasi

(Depkominfo) sempat mengusulkan dibuatnya Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Komunikasi

dan Informatika mengenai pengaturan konten multimedia, yang timbul akibat kasus-kasus

penyalahgunaan facebook ini muncul. Langkah pemerintah ini mendapat tentangan keras dari

berbagai lapisan masyarakat, diantaranya adalah dari kalangan jurnalis, seperti AJI (Aliansi

Jurnalis Independen) dan juga masyarakat luas pengguna jejaring sosial seperti facebook dan

twitter.

Menarik untuk diketahui, faktor-faktor apa yang menyebabkan kasus-kasus ini terjadi. Salah satu

faktor yang diasumsikan menjadi pemicunya diantaranya adalah rendahnya tingkat kesadaran

pengguna internet terhadap rambu-rambu dan aturan dalam berkomunikasi dengan menggunakan

media ini. Sebuah penelitian di tahun 2008 dari Ofcom, lembaga regulator komunikasi

independen di Inggris (http://www.ofcom.org.uk/what-is-ofcom/) menyebutkan bahwa

sejumlah 27% dari anak-anak usia 8-11 tahun di Inggris memiliki profil pribadi di situs jejaring

sosial, padahal sebagian besar situs jejaring sosial diperuntukkan untuk mereka yang berusia 13-

17 tahun ke atas. (http://www. ofcom.org.uk/media/news/2008/04/nr_20080402. )

Penelitian yang dilakukan Ofcom ini juga menggambarkan, bahwa sebesar 34% dari pengguna

berusia 16-24 tahun bersedia membuka informasi pribadi yang sifatnya sensitif seperti alamat e-

mail dan nomor telepon di situs jejaring sosial. Lebih jauh lagi, sejumlah 17% dari kalangan

pengguna dewasa (adult) mengaku bahwa mereka mengobrol dengan orang-orang yang tidak

Page 6: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

mereka kenal di situs jejaring sosial. Serta 41% pengguna anak-anak dan 44% dari pengguna

dewasa membiarkan profil pribadi mereka terbuka terhadap publik

(http://www.ofcom.org.uk/media/news/2008/04/nr_20080402).

Dari paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa banyak pengguna situs jejaring sosial yang belum

menyadari rambu-rambu atau aturan yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan

media jejaring sosial. Padahal, banyak kasus-kasus terjadi seputar dampak negatif penggunaan

media jejaring sosial ini diakibatkan oleh faktor ketidakpahaman akan keamanan diri pengguna

ketika berinternet dan mengakses situs jaringan sosial. Sehingga mereka termasuk kelompok

rawan untuk menjadi target kejahatan di dunia maya (online) yang dapat berlanjut di dunia nyata

(offline) seperti beberapa contoh kasus yang telah dipaparkan di awal.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kesadaran (awareness) pengguna situs

jejaring sosial di kalangan remaja dan mahasiswa dalam menggunakan media tersebut.

Pengguna yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah kelompok remaja dan

mahasiswa, mereka yang berusia 15-25 tahun, mengingat data para pengguna Facebook

terbanyak ada di kelompok usia tersebut. Penelitian akan dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner di SMU, universitas serta warnet di area Jakarta, Sukabumi serta Cilegon. Pemilihan

SMU dan universitas dimaksudkan untuk membidik responden yang menggunakan situs jejaring

sosial dengan akses di luar warnet. Dan pemilihan area Jakarta, Sukabumi serta Cilegon dipilih

dengan maksud membandingkan responden yang berlokasi di perkotaan (urban) dengan di

daerah (rural).

Signifikansi Penelitian

Signifikansi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan hasil bagi kajian penggunaan dan

konsumsi media baru, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan situs jejaring sosial.

Lebih khususnya lagi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola

penggunaan dan kesadaran akan keamanan diri dalam menggunakan media baru, dalam hal ini

adalah situs jejaring sosial.

Page 7: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Signifikansi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa masukan bagi pemerintah (khususnya

Depkominfo), lembaga-lembaga yang terkait dengan penggunaan media internet dan kalangan

remaja, serta masyarakat luas, khususnya orangtua untuk menjadi pijakan dalam merancang dan

merumuskan solusi bagaimana menyikapi dampak negatif yang bisa dari penggunaan situs

jejaring sosial ini.

II. KERANGKA TEORETIS

Situs Jejaring Sosial (Social Networking Sites/SNS)

Definisi situs jejaring sosial menurut Boyd & Ellison (2007) adalah “layanan berbasis web yang

mengizinkan individu untuk: (1) mengkonstruksi profil publik/semi-publik di dalam sistem

terikat, (2) menghubungkan sekelompok pengguna yang saling berbagi koneksi, dan (3)

“melintasi” koneksi-koneksi ini dan lainnya dalam sebuah sistem. Jenis dan tatacara koneksi ini

mungkin beragam satu sama lain.

Keunikan situs jejaring sosial adalah bukan karena semata-mata media ini mampu membuat

individu bertemu orang tak dikenal (strangers), namun karena media ini dapat membuat para

penggunanya terhubung dan memperlihatkan jaringan sosial mereka. Pada sebagian situs jejaring

sosial besar, para anggotanya tidak menggunakan jaringan untuk bertemu dengan orang baru,

namun lebih untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang memang telah menjadi bagian dari

perpanjangan jejaring sosial mereka (Boyd & Ellison, 2007).

Media jejaring sosial sendiri termasuk kategori media baru (new media). Media baru, secara

umum mengacu pada panggunaan teknologi Internet, terutama pengunaan publik seperti berita

online, iklan, penyiaran, aplikasi broadcasting (misalnya mengunduh musik), forum dan

aktivitas diskusi, world wide web, pencarian informasi, dan potensi pembentukan komunitas

tertentu (McQuail,2005:136). Lebih lanjut lagi, McQuail (2005:138) menyatakan bahwa

karakteristik media baru menembus keterbatasan model media cetak dan penyiaran dengan (1)

Page 8: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

kemampuan many-to-many conversations; (2) kemampuan penerimaan, perubahan dan re-

distribusi obyek cultural, (3) dislokasi tindakan komunikatif (4) menyediakan kontak global

secara instan, dan (5) memasukkan subyek modern ke dalam seperangkat mesin berjaringan.

Situs jejaring sosial memiliki beragam fitur teknis, namun pada umumnya mereka memuat dan

memperlihatkan profil penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam

sistem tersebut (Boyd & Ellison, 2007). Profil merupakan halaman yang unik, dimana pengguna

dapat “menampilkan sosok mereka” (Sundén, 2003, p. 3). Umumnya, profil disusun berdasarkan

pertanyaan yang mengacu ada usia, lokasi, minat serta bagian “tentang saya”. Beberapa situs

juga mengizinkan penggunanya meng-upload foto profil, konten multimedia (mis. video) serta

memodifikasi tampilan profil, status serta aplikasi (seperti Facebook) untuk membuat profil

profil mereka tampil semakin menarik.

Penggunaan Media Jejaring Sosial

Dalam penelitian ini, salah satu pendekatan yang digunakan dalam melihat penggunaan media

adalah jejaring sosial adalah pendekatan berbasis Uses and Gratification yang telah diadaptasi

untuk penggunaan media internet.

Beberapa konsep awal dari pendekatan ini adalah apa yang dikemukakan oleh Blumler (1979)

dalam mengidentifikasi makna konsep “aktivitas” dalam konsep uses and gratifications dapat

dilihat dari sejumlah faktor, yaitu: (1) utility (kegunaan), (2) intentionality (motivasi/tujuan

penggunaan, (3) selectivity (pemilihan dan minat), (4) imperviousness to influence (penolakan

terhadap pengaruh.

McQuail, Blumler dan Brown (1972) mengemukakan bahwa beberapa kategori “uses of the

media” adalah: (1) sexual arousal (membangkitkan seks), (2) emotional release (pelepasan

emosi), (3) filling time (pengisi waktu), (4) getting intrinsic culture/aesthetic enjoyment

(menikmati budaya), (5) relaxing (relaksasi), (6) escaping from problems (pelepasan diri dari

masalah) dan (7) having a substitute for real-life companinionship (pengganti/substitusi

pertemanan di dunia nyata) (Baran, 2000:255).

Berangkat dari studi mengenai motif komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah

mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan Internet. Papacharissi dan

Page 9: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Rubin (2000) mengidentifikasi 5 (lima) motif dalam penggunaan Internet, yaitu: (1) kegunaan

interpersonal, (2) mengisi waktu luang, (3) pencarian informasi, ($)

kemudahan/kenyamanan, dan (5) hiburan (Nabi dan Oliver, 2009:153).

Facebook

Facebook merupakan aplikasi jejaring sosial online yang membuat penggunanya dapat

menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah “teman” yang dapat mem-posting

komentar serta saling melihat profil satu sama lain (Ellison, Steinfeld, et al, 2007). Para

anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual berbasis kesamaan minat, seperti kelas,

hobi, minat, selera musik dan status hubungan romantis melalui profil mereka.

Di Facebook, tingkat visibilitas untuk melihat profil pengguna lainnya cukup tinggi. Para

pengguna yang merupakan bagian dari jaringan yang sama dapat bebas melihat profil satu sama

lain, kecuali jika si pemilik profil memutuskan untuk menutup profil mereka, membatasi hanya

dapat dilihat oleh lingkaran teman terdekat saja.

Seperti yang dikutip dalam Ellison, Steinfeld & Lampe (2007), sebagian besar riset awal

mengenai komunitas online berasumsi bahwa individu menggunakan situs jejaring sosial untuk

berhubungan dengan orang lain di luar kelompok sosial dan lokasi tempat mereka berada. Media

jejaring sosial membebaskan penggunanya untuk membentuk komunitas dalam berbagi

kesamaan minat, berbagi lokasi geografis (Wellman, Salaff, Dimitrova, Garton, Gulia, &

Haythornthwaite, 1996)

Pengukuran mengenai penggunaan Internet yang diadaptasi dari LaRose, Lai, Lange, Love, dan

Wu (2005) dalam Ellison, Steinfeld & Lampe (2007) yang diaplikasikan dalam penelitian ini

diantaranya meliputi: (1) intensitas penggunaan, seperti durasi/frekuensi, jumlah waktu yang

dihabiskan serta berapa jumlah teman yang dimiliki, (2) alasan/motivasi penggunaan (mis.

apakah untuk bertemu orang baru, atau memperkuat hubungan), serta (3) preferensi dan fungsi

dari situs jejaring sosial tersebut.

Page 10: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Kesadaran Terhadap Keamanan Diri Dalam Menggunakan Situs Jejaring Sosial

Riset-riset sebelumnya mengenai Facebook menyatakan, pengguna media ini lebih memilih

untuk mencari orang-orang yang mereka telah kenal sebelumnya di dunia nyata dibanding

mereka browsing untuk berkenalan dengan orang asing yang belum dikenal (Lampe, Ellison, &

Steinfield, 2006).

Namun dari kasus-kasus yang terjadi di Indonesia mengungkapkan bahwa sebagian kasus seperti

penculikan dan pelecehan seksual terjadi karena pengguna berkenalan dan bertemu dengan

orang yang baru dikenal (stranger) . Temuan dari riset sebelumnya mungkin dapat menjelaskan

hal ini, bahwa ternyata hubungan online yang dibangun cenderung mengarah ke pertemuan

offline (pertemuan tatap muka di dunia nyata). Parks and Floyd (1996) menyatakan bahwa

sepertiga dari responden mereka pada akhirnya bertemu dengan koresponden yang awalnya

mereka kenal secara online (Ellison, Steinfeld & Lampe, 2007).

Sebagian riset akademik yang telah dilakukan mengenai Facebook memfokuskan pada

bagaimana pengguna menampilkan identitas diri dan terkait dengan isu privasi (e.g., Gross &

Acquisti, 2005; Stutzman, 2006). Melihat banyaknya jumlah informasi yang ditampilkan oleh

pengguna Facebook, kecenderungan terbukanya informasi yang mereka tampilkan serta

kurangnya kontrol pengguna akan privasi, Gross and Acquisti (2005) dalam (Ellison, Steinfeld &

Lampe, 2007) mengemukakan bahwa kemungkinan besar pengguna mempertaruhkan keamanan

diri mereka di dunia nyata (offline) (mis. dibuntuti/stalking) sekaligus di dunia maya (online)

(mis. pencurian identitas).

Selain cyberstalking, dampak lainnya dari bahaya penggunaan internet, termasuk situs jejaring

sosial adalah ancaman eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan

(cybersexploitation), ancaman terhadap anak-anak untuk menjadi target kaum penyimpangan

seksual (cyberpaedophilia) serta pengungkapan rasa kebencian terhadap suatu isu atau fenomena

tertentu (cyberhate) (Carter & Weaver, 2003).

Isu privasi dan keamanan diri dalam penggunaan stus jejaring sosial umumnya tidak

terdefinisikan atau tidak disadari secara luas (Dwyer, 2007 dalam Dwyer, et.al, 2007). Kita bisa

Page 11: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

melihat sendiri dalam berbagai jenis interaksi, seringkali transaksi serta data-data pengguna

tersebar secara eksplisit dalam situs jejaring sosial. Selain itu, terdapat salah satu karakteristik

dalam komunikasi bermediasi komputer (CMC) yang dianggap rentan menyebabkan dampak

negatif di internet, yaitu anonimitas (Thurlow, Lengel & Tomic, 2007:99). Anonimitas ini

mendorong ke arah timbulnya disembodiment- sebuah identitas yang tidak tergantung atau

dibatasi oleh tampilan fisik. Seperti yang diungkapkan oleh Turkle (1995): “Anda dapat menjadi

siapa saja di internet. Anda dapat sepenuhnya menciptakan identitas baru sesuai keinginan.”

(Thurlow, Lengel & Tomic, 2007:99)

Pada umumnya, pengguna situs jejaring sosial tidak menyadari akan bahaya yang tersembunyi

di balik karakteristik anonimitas ini. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

(Acquisti and Gross, 2006, Lampe, Ellison, and Steinfield, 2007, Stutzman, 2006) menunjukkan

bahwa para pengguna Facebook membuka lebar informasi tentang diri mereka, dan tidak sadar

dengan opsi privasi mengenai siapa yang dapat menyaksikan profil mereka (Acquisti and Gross,

2006 dalam Dwyer, et.al, 2007).

Dalam penelitian ini, yang akan dilihat adalah kesadaran (awareness) akan keamanan diri yang

terkait dengan privacy concern (data-data pribadi) terhadap dampak penggunaan situs jejaring

sosial seperti yang terkait dalam kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, seperti cyberstalking,

cybersexploitation serta cyberpaedophilia.

Dari paparan di atas, yang menjadi dimensi dari variabel kesadaran diri (awareness) terhadap

keamanan diri saat menggunakan situs jejaring sosial adalah kesadaran mengenai isu privasi,

perilaku pengungkapan diri (self-disclosure) saat berbagi informasi, serta kesediaan pengguna

dalam menjalin pertemanan. Dimensi-dimensi ini kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk

pertanyaan, seperti: informasi pribadi apa saja yang pengguna tampilkan di profil mereka,

seberapa besar kemungkinan/kesediaan mereka dalam menjalin pertemanan dan membuka

hubungan dengan orang yang tidak dikenal, serta bagaimana pemahaman mereka mengenai

setting privasi di situs jejaring sosial Facebook.

Page 12: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Kerangka Pemikiran

Sumber: Hasil Olahan Literatur, 2010

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Untuk memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai topik penelitian maka peneliti

menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala

atau fenomena (Prasetyo & Jannah 2005:42)

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja dan mahasiswa di Jakarta dan luar Jakarta

(Cilegon dan Sukabumi) usia 15-25 tahun (yang dibagi menjadi 3 kategori: 14-17 thn, 18-

21 thn, 22-25 thn) yang memiliki akun facebook.

Sementara sampel untuk dibagikan kuesioner adalah remaja dan mahasiswa usia 15-25

tahun pemilik akun facebook yang akan diambil secara acak dari satu sekolah (satu SMU

dan satu universitas) dan satu warnet dari wilayah Jakarta dan luar Jakarta. Untuk tiap

wilayah, akan diambil sampel sejumlah 180 tiap wilayah, dengan perincian 60 untuk tiap

tingkat populasi (SMU, universitas dan warnet). Dari jumlah 60 tiap kategori tersebut, 30

sampel diambil untuk keperluan uji validitas serta 30 sisanya untuk penelitian.

Kesadaran Akan Keamanan Diri Dalam Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook

1. Akses dan cara penggunaan

2. Pengunaan untuk pemenuhan

kebutuhan

3. Pemahaman mengenai privasi

4. Self-disclosure dalam berbagi

informasi pribadi (information

revelation)

5. Kesediaan menjalin pertemanan

Page 13: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

3.3. Metode Pengumpulan Data

a. Data primer: data primer pada penelitian ini akan dikumpulkan melalui:

1. Wawancara mendalam semi terstruktur

 Dalam jenis wawancara semi terstruktur, pertanyaan penelitian akan termuat

pada  panduan wawancara. Urutan pertanyaan tidak sama untuk setiap

narasumber, tergantung dari proses dan respon tiap individu. Panduan

wawancara memungkinkan peneliti untuk memastikan bahwa kita

mengumpulkan data yang serupa dari tiap informan. Panduan wawancara juga

memperbolehkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan dalam proses

wawancara dan memperbolehkan peneliti untuk agak mengendalikan proses

wawancara agar kita bisa mengeksplorasi topik dan tujuan penelitian kita.

(Daymon & Holloway, 2002:171)

2. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang berisikan pertanyaan

penelitian yang didesain untuk memperoleh informasi yang layak dianalisis

(Babbie, 2008: 521)

3. Focus Group Discussion yaitu teknik pengumpulan data yang di dalamnya

terdapat moderator yang memimpin interaksi dan diskusi di dalam teknik yang

terstruktur dan tidak terstruktur. (Denzin & Lincoln, 1994:365) Pelaksanaan

focus group discusion ini akan disesuaikan lagi dengan tujuan penelitian

b. Data sekunder:

Peneliti memperoleh data sekunder melalui studi kepustakaan dari buku-buku

referensi, surat kabar, website, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur yang terkait

dengan topik penelitian

3.4.Metode Analisa

Metode analisa untuk data hasil wawancara dan diskusi adalah:

Page 14: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

a. Mengorganisir data: memastikan bahwa data telah dikumpulkan secara sistematis dan

layak untuk dianalisa lebih jauh.

b. Melakukan koding dan kategorisasi data: Setelah membaca semua data yang

terkumpul maka kemudian Peneliti akan mengidentifikasi dan membandingkan

persamaan dan perbedaan kategori, pola, dan konsep antara data satu dengan data

lainnya untuk menyatukannya pada tahap interpretasi selanjutnya. Dengan koding

akan membantu Peneliti untuk mereduksi dan menyederhanakan bukti-bukti agar

mulai didapatkan ide tertentu dari keseluruhan gambar besar data tersebut.

c. Menginterpretasi data: di sini Peneliti menentukan data mana saja yang disertakan

dan membuat benang merah di antara data tersebut dengan meletakkan analisa dan

pengertian Peneliti serta membandingkannya dengan hasil penelitian terdahulu

d. Mengevaluasi hasil interpretasi data: Mengingat peranan Peneliti yang terikat di

dalam proses analisa hasil penelitian maka Peneliti akan melakukan evaluasi pada

metode, nilai, serta bias yang mungkin muncul pada hasil interpretasi dengan cara

melakukan refleksi diri secara kritikal dengan cara membandingkan antara hasil

pengumpulan data satu dengan lainnya serta melihat kembali literatur terkait.

(Daymon & Holloway, 2002:234-244)

Berikut adalah metode analisa untuk data dari kuesioner:

a. Validitas dan reliabilitas

validitas: menjelaskan “goodness of fit” atau kesesuaian antara apa yang telah

didefinisikan peneliti sebagai karakteristik sebuah fenomena dan apa yang dilaporkan

peneliti di dalam pengukuran atau secara singkat adalah pengukuran yang dipakai

secara akurat menunjukkan konsep yang ingin diukur.

Reliabilitas: menunjukkan konsistensi pengukuran di dalam hal jika teknik

pengukuran diaplikasikan secara berulang pada objek dan fenomena yang sama

apakah akan mendapatkan hasil yang sama. (Williams, 1992:29)

Page 15: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

b. Distribusi Frekuensi

Adalah susunan data dalam suatu tabel yang telah diklasifikasikan menurut kategori

tertentu (Prasetyo & Jannah 2005:185)

c. Ukuran Pemusatan

Adalah suatu ukuran yang digunakan untuk melihat seberapa besar kecenderungan

data memusat pada nilai tertentu. Ukuran pemusatan yang akan dipakai adalah rata-

rata atau mean. (Prasetyo & Jannah 2005:186)

Page 16: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

3.5 Operasional Konsep

Tabel 2

Operasional Konsep

Variabel Dimensi Indikator

Kesadaran akan

keamanan diri

dalam penggunaan

situs jejaring

sosial

1. Akses dan cara penggunaan situs jejaring sosial

2. Penggunaan situs jejaring sosial untuk pemenuhan kebutuhan

3. Pemahaman mengenai hal privasi

4. Self-disclosure dalam berbagi informasi pribadi

5. Kesediaan menjalin pertemanan dengan orang yang tidak dikenal

1. Cara akses

2. Intensitas penggunaan

1. Motivasi/alasan

2. Preferensi penggunaan

3. Fungsi penggunaan

1. Tingkat pemahaman dan kepedulian

1. Jenis informasi yang ditampilkan

2. Intensitas keterbukaan informasi

1. Sejauh mana pengguna bersedia membuka hubungan baru

Page 17: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Carter, Cynthia & C. Kay Weaver. Violence and The Media. Philadelphia: Open University Press, 2003.

Daymon, Christine and Immy Holloway. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications. London: Routledge, 2002.

Denzin, Norman K. Yvonna S.Lincoln. Handbook of Qualitative Research. USA: Sage Publications, 1994.

Lister, Martin. et al. New Media A Critical Introduction . New York: Routledge. 2009.

McQuail, Dennis. McQuail’s Mass Communication Theory Fifth Edition. London: Sage Publication Ltd, 2005.

Nabi, Robin L & Mary Beth Oliver. Media Processes and Effects. London: Sage Publication Ltd, 2009

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005

Safko, Lon & David Brake. The Social Media Bible. Wiley & Sons, 2009

Thurlow, Crispin, Laura Engel and Alice Tomic. Computer Mediated Communication: Sosial Interaction and the Internet. London: Sage Publication Ltd, 2007

Williams, Frederick. Reasoning with Statistics. USA: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers, 1992.

Sumber Lain

Jurnal Online

Boyd, d. m., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html

Lampe, C., Ellison, N. and Steinfield, C. (2007). The Benefits of Facebook "Friends:" Social Capital and College Students' Use of Online Social Network Sites . Journal of Computer- Mediated Communication, 12 (4). Retrieved January 14, 2009 from http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue4/ellison.html

Page 18: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

Penelitian

Dwyer, C., Roxanne Hiltz, S and Passerini (2007) Trust and Privacy Concern within Social Networking Sites: A Comparison of Facebook and MySpace. Proceedings of the Thirteenth Americas Conference on Information Systems, Keystone, Colorado August 9th – 12th

Lampe, C., Ellison, N. and Steinfield, C. (2007) A Face(book) in the Crowd: Social Searching Versus Social Browsing. Proceedings of the 20th Anniversary Conference on Computer Supported Cooperative Work, Banff, Alberta, Canada, 2007, pp. 167-170.

OfCom (2008) Social Networking: Quantitative and Qualitative Research Report into Attitudes, Behaviours and Use. Available at http://www.ofcom.org.uk

Young, Alyson L., Anabel Quan-Haase. Information Revelation and Internet Privacy Concerns on Social Network Sites: A Case Study of Facebook. C&T’09, June 25-27, 2009, University Park, Pennsylvania, USA

Situs Internet

http://www.antaranews.com/berita/1266227063/guru-takutkan-ancaman-pembunuhan-via-facebook

http://asia.cnet.com/blogs/toekangit/post.htm?id=63008431

http://www.checkfacebook.com/

http://www.detiknews.com/read/2010/03/09/092949/1314145/10/penipuan-korban-di-kemayoran-kasus-pertama-dalam-bahasa-indonesia

http://www.detikinet.com/read/2010/03/09/072554/1314067/323/waspadai-penipuan-di-facebook-menggunakan-akun-milik-teman

http://www.detiknews.com/read/2010/02/16/171514/1300805/10/4-siswa-yang-dipecat-akhirnya-diterima-di-sekolah-lain

http://www.detiknews.com/read/2010/02/16/134623/1300580/10/terbukti-menghina-lewat-facebook-farah-divonis-2-bulan-bui

http://www.detiknews.com/read/2010/02/15/173921/1300034/10/nurhayati-hilang-diduga-pergi-dengan-kenalan-di-facebook

http://www.detiknews.com/read/2010/02/11/233854/1297989/10/setubuhi-anak-di-bawah-umur-gara-gara-fb-pemuda-ditangkap

http://www.detiknews.com/read/2010/02/11/181047/1297869/10/abelina-tak-alami-perlakuan-senonoh-cuma-hp-dicuri

Page 19: Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dan Tingkat Awareness Akan Keamanan Diri Dalam Berinternet Di Kalangan Pengguna

http://www.detiknews.com/read/2010/02/11/131500/1297559/10/mahasiswi-kedokteran-undip-hilang-diduga-diculik-kenalan-di-facebook

http://www.detiknews.com/read/2010/02/04/170559/1293244/10/diancam-putus-pria-sebar-foto-bugil-pacar-di-facebook

http://www.ictwatch.com/internetsehat

http://www.insidefacebook.com/2008/12/31/facebook-indonesia-outpaces-southeast-asian-counterparts-in-2008/

http://nasional.vivanews.com/news/read/126311-polisi_lacak_akun__tiduri_aku__di_facebook

http://nasional.vivanews.com/news/read/125793-membedah_prostitusi_di_kalangan_abg

http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/06/08/09092245/kasus.prita.dan.teknologi.marketing.2.0

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/77242/Kenalan_di_Facebook_Gadis_Palopo_Diperkosa

http://video.liputan6.com/videodetail/201002/263460/Lagi.Facebook.Memakan.Korban