PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

28
PENGGUNAAN PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf. Sebuah paragraf atau alinea adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman- halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. 1

Transcript of PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

Page 1: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

PENGGUNAAN PARAGRAF

1. Pengertian Paragraf.

Sebuah paragraf atau alinea adalah suatu jenis tulisan yang memiliki

tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.

Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa

memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh

pilcrow.

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok

yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai

dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan

argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang

sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari

tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf

tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa

terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau

berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat.

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah

karangan. Dalam sebuah paragraf terdapat satu unit buah pikiran yang di

dukung oleh oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat

utama, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.

Contoh

Di masa hidupnya R.A. Kartini merintis perjuangan emansipasi

yang sampai sekarang gaungnya hanya “sekadar di perdengarkan” dalam

berbagai ranah kehidupan. Emansipasi perempuan yang di perjuangkan

oleh R.A. Kartini pada dasarnya merupakan embrio feminisme, yaitu

kelompok atau pergerakan perempuan yang menganut persamaan hak

1

Page 2: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

sepenuhnya terutama dalam bidang politik,ekonomi dan sosial budaya

antara perempuan dan laki-laki. Selain itu perlu dicatat pula bahwa

feminisme bukan merupakan upaya pemberontakan kaum perempuan

terhadap laki-laki dan upaya perempuan untuk mengingkari kodratnya,

melainkan merupakan upaya mengakhiri penindasan dan eksploitasi

perempuan.

2. Jenis-jenis Paragraf

a. Berdasarkan fungsinya

1). Paragraf pembuka

Paragraf pembuka merupakan pintu masuk suatu karangan yang

akan menentukan minat banyak pembaca.

Elmer Wheeler menyatakan “ceritakanlah dalam sepuluh

perkataan pertama, atau anda tidaklah beroleh kesempatan

mempergunakan sepuluh ribu perkataan berikutnya”, pernyataan

Elmer cukup menyadarkan kita bahwa sepuluh kata pertama itu dapat

menentukan.

Gorys keraf menganjurkan bahwa mulailah dengan sebuah kutipan,

peribahasa, anekdot, atau mulai dengan membatasi arti subjek tersebut;

menunjukkan mengapa subjek itu penting; membuat tantangan atas

suatu pernyataan atau pendapat; mengemukakan pengalaman pribadi

yang menyenangkan atau yang pahit, dan sebagainya.

Paragraf pembuka terletak pada bagian awal tulisan di dalam bab

atau sub bab. Sebagai pembuka tulisan, paragraf pembuka mempunyai

tiga macam fungsi yaitu :

a. Menarik perhatian pembaca terhadap pokok pikiran yang disajikan

dalam tulisan.

b. Memberikan harapan kepada pembaca, yaitu sesuatu yang akan

diperoleh pembaca setelah selesai membaca tulisan seluruhnya.

c. Membentuk penalaran pada diri pembaca untuk untuk membaca

tulisan seluruhnya.

2

Page 3: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

Penyusunan paragraf pembuka dapat dilakukan dengan dua cara

sebagai berikut.

a. Secara langsung mengemukakan isi

Paragraf pembuka dapat di susun dengan mengemukakan isi

tulisan secara langsung,singkat, dan jelas tentang isi tulisan yang

akan disajikan.Penulisan paragraf secara langsung ini digunakan

untuk menyusun karanganbagi pembaca-pembaca yang

sibuk.Karena yang mereka perlukan adalah informasi yang dapat

mereka peroleh secara cepat dan tepat. Contoh karangan yang

menggunakan paragraf pembuka secara langsung antara lain:

laporan singkat tentang berbagai hal, proposal dan laporan

penelitian.

b. Tidak secara langsung mengemukakan isi karangan

Penyusunan paragraf pembuka untuk jenis-jenis karangan

tertentu tidak mengemukakan isi secara langsung. Untuk menarik

perhatian para pembaca paragraf pembuka dapat disusun denga

menggunakan anekdot atau cerita yang kita kaitkan dengan isi

karangan yang kita susun.

2). Paragraf Penjelas.

Paragraf penjelas terletak di tengah karangan, artinya berada

diantara paragraf pembuka dan paragraf kesimpulan. Fungsi paragraf

penjelas terdiri atas dua macam, yaitu a). Menjelaskan berbagai

macam uraian ide-ide pokok yang disampaikan oleh pengarang, dan

b). Mempertahankan perhatian pembaca.

Sesuai dengan fungsinya sebagai paragraf yang menyajikan

uraian yang mengenai berbagai ide pokok karangan, maka paragraf

penjelas merupakan paragraf yang panjang. Seberapa panjangnya

3

Page 4: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

suatu paragraf bergantung pada banyaknya informasi yang perlu

diberikan berkenaan dengan ide pokoknya.

3). Paragraf kesimpulan

Paragraf kesimpulan terletak di akhir paragraf . Fungsi paragraf

kesimpulan adalah: 1). Memberi pemahaman pembaca terhadap isi

karangan, 2). Menutup pembahasan bagian karangan dan seluruh

karangan. Dalam paragraf pembuka, pembaca memperoleh harapan

tentang harapan suatu informasi yang menarik perhatiannya, dalam

paragraf penjelas pembaca memperoleh informasi yang disajikan

penulis dalam paragraf pembuka, dan dalam pargraf penutup pembaca

memperoleh intisari pembahasan dalam karangan.

Paragraf kesimpulan dapat berupa:

a. Ringkasan temuan-temuan dan rekomendasi

b. Peryantaan kembali konsep-konsep dasar, argumen-

argumenpokok yang melandasi seluruh pembahasan.

c. Intisari uraian yang di kemukakan

3. Syarat-syarat pembentukan Paragraf

Untuk mengorganisasikan gagasan ke dalam paragraf-paragraf harus

memperhatikan beberapa persyaratan untuk menyusun sebuah paragraf yang

baik dan efektif. Meliputi : kesatuan. Kepaduan, dan pengembangan.

1. Kesatuan Paragraf

Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu

pikiran utama. Oleh karena itu semua kalimat yang dikembangkan dalam

paragraf harus berpusat pada gagasan pokok. Tidak boleh ada kalimat

yang menyimpang.

2. Kelengkapan Paragraf

Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat

kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran

atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan

berupa rincian, keterangan, contoh dan lain-lain.Selain itu, kalimat

4

Page 5: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

penjelas dapat di hubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya

dalam sebuah paragraf.

4. Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:

1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-

gagasan penjelas.

2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-

gagasan penjelas.

Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang

cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola

pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh

gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan

yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola

pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau

proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat

suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,

Argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan

penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.

1. Pola spansial

Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas

ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan,

dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan

sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat

dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur

atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat

dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir,

5

Page 6: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari

siang, sore, hingga malam hari.

Contoh:

Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi

dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari

luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat

bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar

menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.

2. Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang

didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola

sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini

penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap

objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat

atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu.

Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda

demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat

kepada yang terjauh.

Contoh:

Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas

jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia

pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain.

Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya

sejajar dengan dia.

Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah;

dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia

melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di

bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-

6

Page 7: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam.

Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah,

tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam

yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi

dan sepi pula.

3. Pola Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-

perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari

suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut.

1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.

2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.

3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas

sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.

Contoh :

Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan

minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih

wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai

halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu

sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah

dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit

wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

4. Pola Sebab Akibat

Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan

menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai

gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.

Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,

7

Page 8: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan

sejumlah sebab sebagai perinciannya.

Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya

dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-

bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.

Contoh :

Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor

beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah

swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita

mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada

tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras

kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada

tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

5. Pola Ilustrasi

Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi

konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak

berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut

dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini

pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling

efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis

ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih

meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula

perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran

sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara

umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk

domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04

8

Page 9: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian

merosot dari tahun ke tahun.

5. Macam –Macam Paragraf

1.Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau

menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan

para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-

jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf

eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan

data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf

eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.

2.Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa

atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami

sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga

unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.

Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam

dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.

Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa

imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.

Contohnya: novel dan cerpen.

Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa

faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga

narasi ekspositori.

9

Page 10: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

Contohnya biografi dan laporan perjalanan.

Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah

sebagai berikut:

Narasi Fiksi

1. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana

rekreasi rohaniah.

2. Menggugah majinasi.

3. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu

dapat diabaikan.

4. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan

konotasi.

Narasi Nonfiksi

1. Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

2. memperluas pengetahuan atau wawasan.

3. Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan

rasional.

4. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan

makna denotasi.

3. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu

dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi,

antara lain, meliputi pola pengembangan spansial dan pola sudut

pandang.

10

Page 11: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

a. Pola Spansial

Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan

atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari

kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke

belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu

daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi

(misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi

mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat

pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran

terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang,

sore, hingga malam hari.

Contoh:

Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.

Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru

rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan

pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu

taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu

hangat. Begitu indah.

b. Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang

didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.

Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini

penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis

terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan

sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil

sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan

berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat

11

Page 12: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang

terjauh.

Contoh:

Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing

diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke

muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara

pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari

perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.

Diantara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah;

dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara,

bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan

bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus

dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar

bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya

yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu

lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu

tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.

4. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau

menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini

diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu

dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang

dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta

berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola

pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab

dan akibat, serta ilustrasi.

12

Page 13: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

a. Pola Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau

perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan

sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk

menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut.

1. penulis harus mengetahui perincian-perincian secara

menyeluruh.

2. penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap

kejadiannya.

3. penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail

yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose

dengan jelas.

Contoh :

Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk

pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai

bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur

secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil

tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai

mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan

setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah.

Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-

seri.

b. Pola Sebab Akibat

Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan

menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak

sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian

13

Page 14: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik.

Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami

sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab

sebagai perinciannya.

Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya

dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara

bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.

Contoh :

Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya,

Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun

1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984,

pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras,

bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun

1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak

itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5

juta ton.

c. Pola Ilustrasi

Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-

ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi

tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat.

Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan

maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi

merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam

menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :

14

Page 15: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas

krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya,

perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65

persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen.

Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan

masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-

sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB)

meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal

selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari

tahun ke tahun.

4. Paragraf Argumentasi

Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian

alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf

argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh,

dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti,

dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca

agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.

Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara

paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu,

dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain

bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data

dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula

perbedaan yang mencolok antara keduanya.

Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph

eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.

15

Page 16: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

a. persamaan

1. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan

pendapat, gagasan dan keyakinan kita.

2. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta

yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik,

diagram, gambar, dan lain-lainnya.

3. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan

analisis dan sintesis dalam pembahasannya.

4. Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya

dari:

pengalaman,

pengamatan dan penelitian,

sikap dan keyakinan.

b. Perbedaan

1. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan

sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-

jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi

pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat,

sikap dan keyakinan kita benar.

2. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya

untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan.

Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya

untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan

itu benar.

3. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi

dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

4. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa

kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

16

Page 17: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

Contoh:

Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya

bertujuan pada satu hal: anda harus menjadi seorang pengamat

manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti manusia atau

orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka

akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut.

Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati

mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir.

Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset

raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun

jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat

mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan,

bukan satu studi ilmiah.

Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah

pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang

pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas

argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan,

bahwa dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan

memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif

dengan orang lain.

5. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

1. Kesatuan

Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu

topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok

atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya

tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan

dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap

mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak

17

Page 18: PENGGUNAAN PARAGRAF(kelompok 5)

telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah

koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang

harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara

satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia.

Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan

pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan.

Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan

pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat

lainnya.

Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan

gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail

ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari

satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan

mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.

Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia,

ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata

atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

3. Perkembangan Paragraf

Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai

mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan

gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti

yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan,

maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi

dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang

pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf

diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau

mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang

disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

18