PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAGNET SISWA KELAS V SD (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI X7109109 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan...

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MAGNET SISWA KELAS V SD

(PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten

Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011)

Oleh:

SUKMA BUDI APIKAFRI

X7109109

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

“PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAGNET SISWA

KELAS V SD NEGERI 1 PETIR KECAMATAN KALIBAGOR

KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

Oleh :

Nama : Sukma Budi Apikafri

NIM : X7109109

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Rukayah, M. Hum

NIP. 19570827 198203 2 002

Pembimbing II

Dra. Yulianti, M. Pd

NIP. 19541116 198203 2 002

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

“Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir Kecamatan

Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011”

Oleh :

Nama : Sukma Budi Apikafri

NIM : X7109109

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd 1. …………..

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd 2. …………...

Anggota I : Dra. Rukayah, M. Hum 3. …………..

Anggota II : Dra. Yulianti, M.Pd 4. ……………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP.19600727 198702 1 001

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Sukma Budi Apikafri. “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAGNET SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PETIR KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011 Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan model pembelajaran Quantum, (2) Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Quantum dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Petir, Kalibagor, Banyumas yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatan pemahaman konsep magnet siswa, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Quantum.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penggunaan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan pemahaman konsep materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus, nilai rata-rata pemahaman konsep siswa kelas V sebesar 57,86, siklus I sebesar 72,9, dan pada siklus II naik menjadi 84,98. Sedangkan untuk siswa tuntas belajar (KKM 62) secara persentase, pada pra siklus sebesar 44,44%, pada siklus I sebesar 77,78%, dan pada siklus II semua siswa sudah mencapai ketuntasan yaitu sebesar 100%, (2) Penggunaan model pembelajaran Quantum untuk meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V yaitu guru harus terampil dalam menerapkan model pembelajaran quantum diantaranya: (a) Tumbuhkan adalah menumbuhkan minat, perhatian, motivasi siswa dengan interaksi dengan lingkungan dan bernyanyi bersama, (b) Alami yaitu dengan kerja kelompok atau individual siswa untuk mengalami sendiri, (c) Namai dengan siswa menamai hasil percobaan yang dilakukan, (d) Demonstrasi adalah memberi kesempatan siswa menerapkan pengetahuan, mengaitkan dan terlatih, (e) Ulangi adalah mengulang pembelajaran untuk memantapkan pembelajaran, (f) rayakan adalah member rasa rampung dan menghargai usaha siswa dengan acungan jempol, tepuk tangan, dan bernyanyi bersama.

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Sukma Budi Apikafri. " USAGE OF STUDY MODEL OF QUANTUM TO INCREASE UNDERSTANDING CLASS STUDENT MAGNET CONCEPT V SDN 1 PETIR DISTRICT OF KALIBAGOR SUB-PROVINCE BANYUMAS ACADEMIC YEAR 2010/2011". Minithesis. Surakarta: Teachership Faculty and Educational Faculty Sebelas Maret University Surakarta. 2011. Purpose of this research is for (1) Increases understanding of class student magnet concept V SDN 1 Petir academic year 2010/2011 through usage of study model Quantum, (2) description usage of study model of Quantum in the effort increasing understanding of class student magnet concept V SDN 1 Petir academic year 2010/2011.

Form of this research is clasroom action research counted 2 cycle. Every cycle consisted of 4 step, that is : planning, execution of action, observation, and reflection. As subject is class student V SDN 1 Petir, Kalibagor, Banyumas which amounts to 36 students. Data collecting technique applied is observation technique, documentation, and test. Data analytical technique applied is analysis model interaktif having three fruit of component that is reduction of data, sajian data, and conclusion withdrawal or verification. Variable becoming target change in research of action of this class is increase understanding of student magnet concept, while action variable applied in this research is usage of study model Quantum.

Based on result of inferential research: (1) Usage of study model of Quantum can increase understanding of class student magnetic force matter concept V SDN 1 Petir academic year 2010/2011. This thing is visible from average value experiences improvement at cycle pre, understanding average value of class student concept V 57,86, cycle I 72,9, and at cycle II rising becomes 84,98. While for complete student learnt (KKM equal to 44,44%, at cycle I equal to 77,78%, and at cycle II of all students has reached is complete that is equal to 100%, (2) Usage study model of Quantum to increase understanding of class student magnet concept V that is teacher must be skillful in applying study model of quantum between it: (a) Grows (Tumbuhkan) is grow enthusiasm, attention, motivation of student with interaction with area and singing together, (b) Natural (Alami) that is with team-work or individual of student to experience x'self, (c) Names (Namai) with student to name attempt result done, (d) Demonstration (Demonstrasikan) is giving opportunity of student applies knowledge, hook;correlates and trains, (e) Repeats (Ulangi) is repeat study to setle study, (f) celebrates (Rayakan) is member finished taste and esteems effort for student with thumbs-up, applause, and singing together.

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari pekerjaan/ tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh”.

( Terjemahan: QS. Al Insyirah 6-7 )

“Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri’.

( Terjemahan: QS. Ar- Ra’du: 11 )

Berusaha tanpa adanya doa tak berguna, berdoa tanpa adanya usaha sia-sia.

( Penulis)

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya sederhan ini penulis persembahkan kepada:

Ayah Budiyono dan ibu Ritem tercinta yang senantiasa memberi dukungan.

Adik-adikku Trendy Kurnia Budi Hananto dan Putri Funky Setiabudi tersayang

Rekan-rekan S1 PGSD

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk

Meningkatkan Pemahaman Knsep Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir, Kalibagor,

Banyumas ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Banyak sekali hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat

bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu

penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada :

1. Prof.Dr.HM.Furqon Hidayatullah,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto.M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Dra. Rukayah, M.Hum. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Yulianti, M. Pd. selaku pembimbing II yang mengarahkan dan

membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

7. Ibu Sumijati, A. Ma selaku Kepala SD Negeri 1 Petir, Kalibagor

Banyumas yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

melaksanakan penelitian.

8. Ibu Asriyanti S. Pd selaku guru kelas V yang telah memberikan ijin untuk

dilaksanakan penelitian di kelasnya dan membantu dalam pelaksanaan

peneltian.

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 1 Petir Kalibagor Banyumas yang banyak

memberikan bantuan, dorongan, dan semangat.

10. Semua pihak yang telah member bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… . ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. . iii

HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………. . iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. .. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. . xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... . xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………. 4

C. Pembatasan Masalah…………………………………………. 4

D. Rumusan Masalah ................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................... 7

1. Hakikat Pemahaman Konsep Magnet ............................... 7

a. Pengertian Konsep.......................................................... 7

b. Pengertian Pemahaman Konsep..................................... 8

c. Hakikat IPA (Sains)

1) Pengertian IPA (Sains).............................................. 8

2) Tujuan Mata Pelajaran IPA...................................... 10

3) Manfaat IPA............................................................. 11

4) Pembelajaran IPA di SD........................................... 11

5) Ruang Lingkup IPA.................................................. 13

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6) Materi Magnet........................................................... 14

2. Hakikat Model Pembelajaran Quantum ........................... 17

a. Hakikat Model Pembelajaran..................................... 17

b. Pengertian Model Pembelajaran Quantum................ 18

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum..................... 19

d. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum.......... 20

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Quantum................................................................... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………...... 22

C. Kerangka Berpikir..................................................................... 24

D. Hipotesis .............................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian .................................................................. 26

1. Tempat Penelitian ........................................................... 26

2. Waktu penelitian ............................................................ 26

B. Bentuk dan Strategi Penelitian................................................... 26

1. Bentuk Penelitian................................................................ 26

2. Strategi Penelitian................................................................ 27

C. Subjek Penelitian ................................................................... 28

D. Sumber Data ......................................................................... 28

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 28

F. Validitas Data ....................................................................... 29

G. Analisis Data ......................................................................... 30

H. Indikator Kinerja ................................................................... 32

I. Prosedur Penelitian ................................................................ 32

1. Siklus I ............................................................................ 33

2. Siklus II .......................................................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.......................................................................... 38

1. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………….... 38

2. Deskripsi Hasil Penelitian…………………….................. 39

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Deskripsi Pra Siklus….................................................. 39

b. Deskripsi Hasil Siklus I................................................ 42

c. Deskripsi Hasil Siklus II............................................... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 66

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………… 69

B. Implikasi……………………………………………………… 69

C. Saran………………………………………………………….. 71

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 73

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 76

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Sebelum Tindakan…………………………. 40

Tabel 2. Hasil Tes Awal…………………………………………………... 41

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Siklus I…………………………………….. 48

Tabel 4. Perkembangan Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V pada

Tes Awal dan Tes Siklus I……………………………………….. 49

Tabel 5. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V

SD Negeri 1 Petir antara Sebelum dan Setelah Siklus

I………………………………………………………………….. 50

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Siklus II…………………………………… 62

Tabel 7. Perkembangan Peningkatan Pemahaman Konsep Magnet Siswa

Kelas V pada Tes Awal, Tes Siklus I, dan Tes Siklus

II ………………………............................................................... 63

Tabel 8. Perbandingan Nilai Peningkatan Pemahaman Konsep Magnet

Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir antara Siklus I dan Siklus

II………......................................................................................... 65

Table 9. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V

SD Negeri 1 Petir antara Pra siklus ( Tes Awal ), Siklus I dan

Siklus II……………………………………………………. 67

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Garis Medan Magnet antara Dua kutub Senama dan Tidak

Senama…………………………………………………………... 15

Gambar 2. Bentuk-bentuk Magnet………………………………………... 15

Gambar 3. Batang Besi Bisa menjadi Bersifat Magnet dan Dapat Menarik

Isi Klip…………………………………………………………... 16

Gambar 4. Batang Besi Menjadi Bersifat Magnet Setelah Digosok pada

Magnet…………………………………………………………... 16

Gambar 5. Setelah Dialiri Listrik Paku menjadi bersifat Magnet………… 16

Gambar 6. Bagan Kerangka Berpikir……………………………………... 25

Gambar 7. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif……….. 31

Gambar 8. Alur Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas………….. 32

Gambar 9. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Magnet siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Sebelum Tindakan……………………………….. 40

Gambar 10. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Magnet siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Siklus I…………………………………………… 49

Gambar 11. Perbandingan IKetuntasan Pemahaman Konsep Magnet

Siswa antara Pra-Siklus dan Siklus I…………………………..... 51

Gambar 12. Garis medan magnet antara dua kutub magnet senama dan

tidak senama.................................................................................. 55

Gambar 13. Membuat Magnet dengan Didekatkan………………………. 58

Gambar 14. Membuat Magnet dengan Digosok Searah………………….. 58

Gambar 15. Membuat Magnet dengan Dialiri Listrik…………………….. 59

Gambar 16. Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Magnet siswa

Kelas V SD Negeri 1 Petir Siklus II…………………………...... 63

Gambar 17. Perbandingan Ketuntasan Pemahaman Konsep Magnet

Siswa Kelas V antara Siklus I dan Siklus II…………………….. 65

Gambar 18. Perkembangan Ketuntasan Pemahaman Konsep Magnet

Siswa antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II………………….. 67

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Kelas V Semester 2.......................................................... 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I........... 80

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II.......... 92

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I.......... 104

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II........ 117

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I................................... 129

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II.................................. 131

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I.................................. 133

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II................................ 135

Lampiran 10. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan I...................................... 137

Lampiran 11. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan II..................................... 138

Lampiran 12. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan I..................................... 139

Lampiran 13. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan II................................... 140

Lampiran 14. Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Sebelum Tindakan (Pra-Siklus)................................... 141

Lampiran 15. Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Siklus I........................................................................ 143

Lampiran 16. Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Siklus II....................................................................... 145

Lampiran 17. Peningkatan Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Petir.................................................................. 147

Lampiran 18. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I Pertemuan I............... 149

Lampiran 19. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I Pertemuan II............. 150

Lampiran 20. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II Pertemuan I............. 151

Lampiran 21. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II Pertemuan II............ 152

Lampiran 22. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Pembelajaran IPA

Kelas V SDN 1 Petir Siklus I............................................................. 153

Lampiran 23. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Pembelajaran IPA

Kelas V SDN 1 Petir Siklus II........................................................... 155

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 24. Deskriptor Penilaian Aktifitas Guru......................................... 157

Lampiran 25. Foto kegiatan Pembelajaran....................................................... 161

Lampiran 26. Jadwal Penelitian....................................................................... 167

Lampiran 27. Surat Ijin Penelitian

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kegiatan belajar-mengajar, berlangsung suatu proses

pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

berkualitas diharapkan kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan

dilaksanakan dengan baik dan berarti. Belajar merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. (Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001:

13). Perubahan tersebut berupa peningkatan kemampuan dalam bentuk

penampilan atau performen dan berupa watak yaitu sikap, minat, dan nilai.

Perubahan tersebut tidak terjadi secara sendiri, melainkan terjadi melalui suatu

proses. Proses tersebut dimulai dengan adanya rangsangan yaitu peserta didik

menangkap rangsangan kemudian mengolahnya sehingga terbentuk suatu

persepsi. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi strukturasi

perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

pembelajaran digunakan sebagai salah satu indikasi terselenggaranya proses

pembelajaran dengan baik. Namun, adanya persepsi dapat terganggu karena

terdapat kekurangan atau hambatan dalam alat indera, minat, pengalaman atau

kecerdasan serta perhatian siswa terdapat rangsangan yang diberikan.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang

optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental,

maupun emosional. Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang

diharapkan dari pembelajaran itu sendiri.

Tujuan pembelajaran bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam

SISDIKNAS 2003 yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak,

berkeahlian, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah negara Republik

Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan

lingkungannya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja

tinggi serta disiplin (BSNP, 2006: 5).

Tuntutan manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia

pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang

yang dimulai sejak anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan

kualitas Sumber Daya Manusia yaitu penguasaan IPA.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan

kualitasnya adalah IPA, dan SD merupakan tempat pertama siswa mengenal

konsep-konsep dasar IPA. Karena iti, pengetahuan yang diterima siswa hendaknya

menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tiunggi

disamping mempunyai kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam

kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuka betbagai pikiran dari siswa yang

bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam

penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk

memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat

hubungan antaa materi IPA dan penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan

sehari-hari.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat

berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA

memiliki upaya untuk membengkitkan minat siswa serta kemampuan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat beberapa

program pengajaran, salah satunya adalah pengajaran IPA yang bertujuan

diantaranya adalah mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Pembelajaran Sains

diarahkan pada pemberian pengalaman langsung dan siswa diharapkan aktif,

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Realitas menunjukkan bahwa berdasarkan informasi yang telah diperoleh

dari SD Negeri 1 Petir, sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran

IPA. Hal ini terbukti dari nilai ulangan harian khususnya materi magnet, masih

banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu kurang dari 62. Sebagian

siswa masih belum dapat memahami konsep magnet yang diberikan oleh guru.

Persentase siswa tuntas hanya 47, 22% dari 36 siswa (terlampir pada lampiran 14

halaman 140). Hal ini terjadi karena siswa hanya sebagai objek pendidikan yang

pasif yang hanya mendapatkan penjelasan dan informasi dari guru, tidak bertindak

aktif dan melakukan suatu kegiatan bermakna yang diwujudkan dalam sikap

ilmiah.

Untuk menggali potensi siswa agar selalu kreatif dan berkembang perlu

diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa siswa pada pengalaman

belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa makin berkesan

apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan

penemuannya sendiri yaitu proses yang melibatkan siswa sepenuhnya. Untuk itu

sudah menjadi tugas guru dalam mengelola proses belajar-mengajar adalah

memilih model yang sesuai, agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna.hal

ini juga disebabkan adanya tuntutan pada dunia pendidikan bahwa proses

pembelajaran tidak lagi hanya sekedar mentransfer pengetahuan dari guru ke

siswa, tetapi guru harus dapat mengubah paradigma tersebut dengan kegiatan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA khususnyan materi

magnet, guru perlu mencari alternatif strategi pembelajaran agar siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran, salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan

model pembelajaran quantum . Peneliti memilih model pembelajaran quantum

karena, model ini disajikan sebagai salah satu model yang dapat dipilih guru agar

pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan (enjoyful learning). Pembelajaran

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

quantum menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NPL

dengan teori, keyakinan dan metode sehingga akan membuat pembelajaran lebih

bermakna (DePorter & Hernacki, 2007: 16).

Berdasarkan uraian tersebut di atas kiranya perlu diadakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) sebagai peningkatan pemahaman konsep Sains khususnya

materi magnet, maka peneliti mengambil judul “Penggunaan Model Pembelajaran

Quantum untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran

2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan bahwa:

1. Siswa kurang tertarik karena guru masih menggunakan model pembelajaran

yang konvensional dalam menyampaikan materi pembelajaran tentang materi

magnet.

2. Pemahaman konsep magnet siswa rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan

harian siswa pada materi magnet masih banyak yang mendapat nilai rendah

yaitu kurang dari 62.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru belum bisa mengaktifkan siswa

dalam pembelajaran sehingga diperlukan model pembelajaran yang PAIKEM,

misalnya model pembelajaran Quantum.

4. Penggunaan media yang masih sangat terbatas.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan agar permasalahan tidak meluas dari

inti penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini memfokuskan pada

penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk meningkatkan pemahaman

konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

D. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan

pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran

2010/2011?

2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan

pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran

2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir

tahun pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan model pembelajaran

quantum.”

2. Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran quantum dalam upaya

meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir

tahun pelajaran 2010/2011?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat diantaranya Manfaat Teoritis dan

Manfaat Praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan dalam khasanah keilmuan serta meningkatan

mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di SD pada khususnya.

b. Mengembangkan kreativitas guru dalam penggunaan model pembelajaran

Quantum pada mata pelajaran IPA tentang gaya magnet.

c. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kerjasama dalam kelompok belajar.

2) Meningkatkan semangat dan komunikasi ilmiah yang terarah.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Dengan digunakannya model pembelajaran Quantum dapat

meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa.

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan model

pembelajaran IPA agar siswa memiliki pemahaman konsep magnet

yang lebih baik.

2) Dapat meningkatkan gairah guru untuk menciptakan kondisi belajar

yang menarik dan menyenangkan.

3) Dengan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan

profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukan.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kinerja sekolah dengan optimalnya kinerja guru

2) Mewujudkan pembelajaran efektif di sekolah, khususnya

pembelajaran IPA tentang gaya magnet melalui model pembelajaran

Quantum.

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pemahaman Konsep Magnet

a. Pengertian Konsep

Konsep merupakan sesuatu yang harus dipahami dalam materi

pembelajaran yang kemudian dapat dikembangkan sehingga bermanfaat dan

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep adalah kategori-

kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik

berdasarkan properti umum (Zack & Tversky, dalam John W. Santrock 2008:

352). Menurut Hahn dan Ramscar (dalam John W. Santrock 2008: 352)

mengemukakan konsep adalah elemen dari kognisi yang membantu

menyederhanakan dan meringkas informasi. Konsep bukan hanya membantu

mengembalikan ingatan, tetapi juga membuat komunikasi menjadi lebih

efisien. Jadi, konsep membantu murid menyederhanakan dan meringkas

informasi, dan meningkatkan efisiensi memori, komunikasi, dan penggunaan

waktu mereka (John W. Santrock 2008: 352). Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007: 588) “Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakan

dari peristiwa konkret.

Walgito (1992) mengemukakan bahwa konsep merupakan konstruksi

simbolik yang menggambarkan ciri-ciri suatu obyek atau kejadian. Konsep

adalah sesuatu yang abstrak yang menunjuk pada kategori atau kelas dari

suatu kejadian atau hubungan. (http://id.answers.yahoo.com diunduh tgl 2

Februari 2011). Moore dalam (Tim Dosen IPS PGSD, 2002:2)

mengungkapkan bahwa konsep merupakan sesuatu yang tersimpan dalam

pikiran yang berupa suatu pemikiran, idea tau gagasan. Menurut Woodruff

(dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu

gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian

tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang

membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).

(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035426-pengertian-konsep/

diunduh tanggal 2 februari 2011).

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

konsep adalah kategori-kategori yang membantu murid menyederhanakan

dan meringkas informasi sehingga murid akan lebih memahami materi yang

dipelajari.

b. Pengertian Pemahaman Konsep

Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau

memahamkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 811). John W.

Santrock (2008: 351) mengemukakan “pemahaman konseptual adalah aspek

kunci dari pembelajaran”. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah

membantu murid memahami konsep utama dalam suatu objek, bukan sekadar

mengingat fakta yang terpisah-pisah. Pemahaman konsep akan berkembang

apabila guru dapat membantu murid mengeksplorasi topik secara mendalam

dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman

konsep harus diterapkan guru pada setiap pembelajaran agar siswa lebih

memahami materi secara mendalam dan menarik siswa dalam pembelajaran

sehingga materi akan selalu diingat siswa.

c. Hakikat IPA (Sains)

1) Pengertian IPA (Sains)

Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”

merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science”

secara singkat sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah,

berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science

artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science

itu secara harfiah sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. (Srini M. Iskandar, 2001: 2)

Webster’s: New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan “natural science-knowledge concerned with the physical word and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Purnell’s; Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and axperiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dielaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Ada pula yang mendefinisikan IPA adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA (http://ayahalby.wordpress.com/ diakses 10 Juli 2011). Ucar dan Sanala (2011) berpendapat “Science courses are art- and

science-based courses, including both theoretical and laboratory

practices. Besides the physics, chemistry, and biology courses, other

subjects such as earth science, environmental science, and astronomy

courses are offered too”.

Menurut Suyoso (1998: 23) IPA merupakan “pengetahuan hasil

kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta

diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek,

bermetode, dan berlaku secara universal”. Sedangkan menurut Abdullah

(1998: 18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi,

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain”

(http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/19/pengertian-pendidikan-

ipa/ diakses 25 Januari 2011).

Patta Bundu (2006:9) mengemukakan bahwa sains secara harfiah

dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Penggunaan istilah

sains disini tak lain merupakan sains sebagai Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Sumaji (1998:31) mendeskripsikan IPA (Sains) sebagai upaya

untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan

dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya.

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

pembelajaran IPA merupakan proses belajar mengajar yang menelaah

tentang masalah-masalah yang terdapat di alam sekitarnya. Melalui

pembelajaran IPA, siswa dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan sikap pada dirinya dan mempelajari mengenai alam di sekitarnya.

2) Tujuan Mata Pelajaran IPA

Tujuan mata pelajaran IPA merupakan hasil akhir yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran IPA. Tujuan mendasar dari

pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek

terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-

aspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Fokus pembelajaran sains hendaknya ditujukan untuk memupuk

pemahaman, minat, dan penghargaan anak didik terhadap dunia di tempat

mereka hidup (Sumaji,1988 dalam Ali Nugroho, 2005: 27).

Menurut Badarudin (http://ayahalby.wordpress.com/ diakses 10 Juli

2011) Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa :

memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses,

mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu

menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam

sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:43) bahwa tujuan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaannya, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan pembelajaran

IPA adalah agar siswa dapat menguasai konsep, memiliki keterampilan

dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Manfaat IPA

Menurut Srini M. Iskandar (2001: 17), manfaat atau faedah dari IPA

sehingga mata pelajaran IPA dapat dimasukkan dalam kurikulum suatu

sekolah, yaitu:

a) Mata pelajaran IPA berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari.

b) Mata pelajaran IPA merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. c) Mata pelajaran IPA melatih anak berfikir kritis. d) Mata pelajaran IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa kita.

Makin banyak orang menyadari bahwa dalam kehidupan ini makin banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil IPA. Maka dengan sendirinya IPA menjadi bagian dari kebudayaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat IPA pada

dasarnya adalah untuk membentuk siswa agar menyadari bahwa IPA

sangat berpengaruh dalam kehidupan yang ditemuinya sehari-hari. Selain

itu mata pelajaran IPA juga bermanfaat untuk siswa dalam kehidupan dan

pekerjaan siswa dikemudian hari.

4) Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-

unsur manusia, materi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1995: 57).

Pembelajaran IPA yang baik menuntut penggunaan metode-metode, media

dan pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Oleh karena itu guru harus

bisa menciptakan pembelajaran yang bervariasi. Guru tidak boleh

memaksa menciptakan program belajar bagi individu, tetapi harus

menciptakan program pembelajaran bagi komunitas banyak. Pembelajaran

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

IPA akan lebih baik dilaksanakan dengan mengaitkan keadaan real (nyata)

yang terdapat di lingkungan siswa, dengan begitu pembelajaran akan lebih

mudah dipahami siswa serta bermanfaat untuk memecahkan masalah-

masalah yang kontekstual.

Menurut Badarudin (2011) “Pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik. Selain itu dalam kondisi ketergantungan hidup manusia akan ilmu dan teknologi yang sangat tinggi, maka pembelajaran IPA di SD harus dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dan diarahkan untuk menghasilkan warga Negara yang melek IPA (http://ayahalby.wordpress.com/ diakses 10 Juli 20011).

Connor (1990) mengemukakan, pendidikan IPA di SD harus secara

konsisten berorientasi pada (a) pengembangan keterampilan proses, (b)

pengembangan konsep, (c) aplikasi, dan (d) isu social yang berdasar pada

IPA (http://ayahalby.wordpress.com/ diakses 10 Juli 20011).

Ilmu Pengetahua Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Tetapi dalam

pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan siapa yang mempelajarinya.

Struktur kognitif anak-anak usia SD tidak dapat dibandingkan dengan

struktur kognitif ilmuan, padahal anak perlu diberi kesempatan untuk

berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sebab diharapkan akhirnya

mereka berfikir dan memiliki sikap ilmiah, maka pembelajaran IPA dan

keterampilan proses IPA hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap

perkembangan kognitif anak.

IPA tidak dapat diajarkan sebagai suatu materi pengetahuan yang

hanya disampaikan dengan metode ceramah, tetapi melalui pembelajaran

siswa aktif. Model pembelajaran Quantum merupakan model pembelajaran

yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA dengan siswa aktif

mengalami dan menamai sendiri suatu pengetahuan, siswa belajar dan

berlatih untuk memiliki dan mengusai konse-konsep dasar IPA secara

tuntas.

Selain penguasaan konsep dan kecakapan proses yang merupakan

keterampilan ilmiah, siswa juga seharusnya memperoleh nilai religius,

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

karena pada dasarnya IPA adalah bagaimana mempelajari ciptaan Allah

SWT. Pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

Quantum mengajak siswa dengan kegiatan yang akan mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA dengan mengalaminya

sendiri melalui kegiatan percobaan.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas nampak bahwa semuanya dalam

rangka menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa senang

sehingga mereka akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk menunjang

penerapan tersebut di atas guru dalam mengelola pembelajaran perlu :

a) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena

belajar akan bermakna apabila berhubungan langsung pada

permasalahan lingkungan sekitar siswa.

b) Menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi dan sesuai

dengan tahap perkembangan serta Kreatif menghadirkan alat bantu

pembelajaran.

c) Menyajikan kegiatan yang bervariasi sehingga tidak membuat siswa

jenuh.

5) Ruang Lingkup IPA

Asy’ari (2006:23-24) mengemukakan bahwa ruang lingkup

pembelajaran sains meliputi dua aspek yaitu: kerja ilmiah atau proses sains

dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah yang dimaksud disini

adalah memfasilitasi keberlangsungan proses ilmiah yang meliputi

penyelidikan/ penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas

dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Sedangkan lingkup

pemahaman konsep kaitannya dengan materi sains yang disajikan. Materi

yang ada harus lebih jelas pengorganisasiannya, antara materi pokok yang

satu dengan yang lain tidak boleh tumpang tindih. Secara garis besar,

lingkup materi mata pelajaran IPA di SD kelas V semester II mencakup

beberapa pokok bahasan seperti berikut: (1) gaya, (2) pesawat sederhana,

(3) sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya, (4) pembentukan tanah, (5)

susunan bumi, (6) daur air, (7) peristiwa alam beserta dampaknya, (8)

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dampak kegiatan manusia terhadap permukaan bumi(Choiril Azmiyawati,

2008: dalam buku IPA Salingtemas 5).

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menekankan pada ruang lingkup

gaya magnet dengan alasan pemahaman konsep magnet siswa masih

rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes siswa pada materi gaya magnet

banyak yang mendapat nilai di bawah KKM ( .

6) Materi Magnet

Magnet atau besi berani adalah benda yang mampu menarik benda

lain yang mengandung besi, nikel atau kobalt dan benda magnet lain.

Magnet berasal dari kata Magnesia, yaitu kota tempat pertama kali magnet

ditemukan (Yohanes Surya, 2008: 2). Menurut Yohanes Surya (2008: 3)

“Sifat-sifat magnet, yaitu sebagai berikut: (1) magnet memiliki gaya tarik,

(2) gaya tarik magnet dapat menembus benda, (3) magnet mempunyai dua

kutub, (4) magnet memiliki gaya tolak dan gaya tarik magnet, (5) magnet

mempunyai medan magnet”.

Dalam Yohanes Surya (2008: 5) penggolongan magnet berdasarkan

kekuatannya, yaitu: (a) Ferromagnetik : logam yang dapat ditarik kuat oleh

magnet. Contoh : besi, baja, (b) Paramagnetik : logam yang ditarik lemah

oleh magnet (hampir tidak terasa). Contoh : aluminium, (c) Diamagnetik :

logam yang tidak dapat ditarik sama sekali oleh magnet. Contoh : emas,

perak. Menurut Choiril Azmiyawati, 2008 dalam buku IPA Salingtemas 5

“Benda magnetis adalah benda yang dapat ditarik magnet. Benda

nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet.

Pengelompokkan magnet berdasarkan asalnya, yaitu:

a) Magnet alam adalah magnet yang ditemukan di alam tanpa proses

pembuatan atau batuan dari alam yang mempunyai sifat magnet.

b) Magnet buatan adalah magnet yang dibuat sengaja oleh manusia.

1. Magnet Mempunyai Dua Kutub

Choiril Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati & Rohana

Kusumawati (2008: 90-92) mengemukakan bahwa pada keadaan bebas,

magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet

yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung

magnet diberi warna yang berbeda untuk membedakan kedua kutub

magnet itu. Saat kutub yang sama dari dua magnet saling didekatkan,

keduanya akan saling menolak. Sebaliknya, jika kutub yang berbeda

dari dua magnet didekatkan, akan terjadi tarik-menarik. Perhatikan

gambar di bawah ini!

Gambar 1. Garis medan magnet antara dua kutub magnet senama dan

tidak senama 2. Magnet Buatan

Magnet buatan merupakan magnet yang sengaja dibuat. Ada

beberapa bentuk magnet buatan, misalnya magnet batang, tabung

(silinder), jarum, huruf U, dan magnet berbentuk ladam (tapal kuda).

Gambar 2. Bentuk-bentuk magnet 1. Magnet batang 4. Magnet U 2. Magnet silinder 5. Magnet ladam 3. Magnet jarum (tapal kuda)

Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi

magnet dengan cara-cara tertentu.ada 3 cara membuat magnet, yaitu:

a) Cara induksi

Caranya dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari

logam (besi atau baja) dengan magnet. Besi atau baja tersebut akan

menjadi bersifat magnet dan dapat menarik benda lain.

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 3. Batang besi menjadi bersifat magnet dan dapat menarik isi

klip b) Cara gosokan

Caranya dengan menggosok magnet pada sebatang besi atau baja

secara teratur (satu arah saja).semakin lama waktu penggosokkan,

semakin lama pula sifat kemagnetan bertahan di dalam batang besi

atau baja tersebut.

Gambar 4. Batang besi menjadi bersifat magnet setelah digosokkan pada

magnet c) Dialiri arus listrik

Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke

dalam suatu penghantar. Caranya dengan melilitkan kabel pada

paku kemudian hubungkan kedua ujung kabel dengan baterai dan

dekatkan ujung paku dengan logam (peniti atau jarum). Magnet

yang ditimbulkan disebut elektromagnet.

Gambar 5. Setelah dialiri listrik paku menjadi bersifat magnet

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Cara Menghilangkan Sifat Magnet

Magnet dapat menjadi hilang sifat kemagnetannya jika:

a) Dibanting-banting

b) Dibakar

c) Dipukul-pukul (Yohanes Surya 2008: 19).

Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa materi magnet

kelas V menuntut guru agar cermat dalam proses pembelajaran. Guru

harus benar-benar mengajarkan materi dengan cara siswa mengalami

langsung materi yang diajarkan dan mengkaitkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan pembelajaran tersebut pengetahuan akan melekat pada siswa

dan tidak mudah hilang. Selain itu siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Hakikat Model Pembelajaran Quantum

a. Hakikat Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Model

pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode,

atau prosedur. Menurut Joyce dan Weil dalam Soli Abimanyu dkk (2008: 4)

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 14) model pembelajaran merupakan

rencana, pola atau pengaturan kegiatan guru dan peserta didik yang

menunjukkan adanya interaksi antara unsur-unsur yang terkait dalam

pembelajaran. Model pembelajaran sebagai suatu rencana atau pola yang

digunakan dalam mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada

pengajar di kelas dalam setting pembelajaran

(http://penddk.inyouge.com/modelpembelajaran diakses 20 Agustus 2011).

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

model pembelajaran merupakan kerangka konseptual, rencana, atau

pengaturan kegiatan guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar

yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran Quantum

Quantum teaching dimulai di SuperCamp, sebuah program percepatan

Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah

perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan

keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (DePorter, 2010:32).

DePorter, Reardon, dan Nourie (2010: 34) menyatakan bahwa:

Quantum: Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching, dengan demikian, adalah penggubahan bermacam-macam interaksiyang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan

belajar, dan NLP (neurolinguistik) dengan teori, keyakinan, dan metode kami

sendiri (DePorter & Henarcki, 2007:16). Menurut Suyatno (dalam

http://garduguru.blogspot.com/2008/03/beda-quantum-teaching-dan-quantum

.html diakses pada 18 Maret 2011) Quantum Learning merupakan konsep

untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip

sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan.

Quantum model of learning is one used as a guide in planning and executing classroom learning which include the strategy called, in Indonesian language, TANDUR (Tumbuhkan – grow, Alami – experience, Namai – give a name, Demonstrasikan – demonstrate, Ulangi – repeat, and Rayakan – celebrate), context, content, principle, and main paradigm. Quantum learning is a combination of various interactions which are available in the learning moment. This interaction covers all element which effective in enabling students’ success (De Porter, 2000).

Asas utama pembelajaran quantum adalah “Bawalah dunia siswa ke

dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa” (Made Wena,2009:161).

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Hal ini berarti bahwa langkah pertama seorang guru dalam kegiatan PBM

adalah memahami atau memasuki dunia siswa, sebagai bagian kegiatan

pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan apa yang akan diajarkan guru.

Setelah kaitan itu terbentuk, siswa dapat dibawa ke dunia guru, dan memberi

siswa pembelajaran tentang isi pembelajaran.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran quantum adalah pembelajaran yang menggunakan unsur belajar

efektif yang dapat merangsang siswa untuk belajar lebih menyenangkan

karena mengalami langsung apa yang sedang dipelajari, konsep untuk

pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah

ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan serta tidak hanya

mengajar materi sehingga pemahaman siswa meningkat.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum

Pembelajaran Quantum mempunyai prinsip-prinsip dasar. Menurut

Sugiyanto ( 2009: 80-81 ), prinsip-prinsip dasar ini ada lima macan, yaitu:

1) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara Dalam pembelajaran quantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.

2) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.

3) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan Proses pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia berkembang pesat dengan adanya stimulan yang kompleks, yang selanjutnya akan menggerakkan rasa ingin tahu.

4) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran Pembelajaran atau belajr selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pambelajar melakukan langkah keluar ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kepercayaan diri mereka.bahkan sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan.

5) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajar.

Pembelajaran Quantum mengingatkan guru pada pentingnya

memasuki dunia siswa. Guru harus membangun jembatan memasuki dunia

murid. Hal ini akan memudahkan guru membangun jalinan, menyelesaikan

bahan pelajaran lebih cepat, membuat pemahaman konsep lebih melekat, dam

memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan. Lingkungan kelas

mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi.

Pengaturan bangku mendukung pemahaman konsep siswa meningkat. Geser

bangku secara berkelompok agar siswa dapat berfokus pada tugas yang

dihadapi. Pengorkestrasian unsur-unsur dalam lingkungan sangat berpengaruh

pada kemampuan guru untuk mengajar lebih banyak dengan usaha lebih

sedikit.

d. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum

Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran

quantum, dikenal dengan singkatan “TANDUR” yang merupakan

kepanjangan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan

Rayakan (DePorter, Reardon & Nourie, 2010:127).

Kerangka perancangan pembelajarn kuantum TANDUR adalah sebagai berikut: 1) Tumbuhkan Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka. Buatlah siswa tertarik atau penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan. 2) Alami

Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.

3) Namai Berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4) Demonstrasikan Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.

5) Ulangi Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan post-test, ataupun penugasan, atau membuat rangkuman hasil belajar.

6) Rayakan Ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan!Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif (Sugiyanto 2009: 84).

Kerangka perancangan pembelajaran Quantum di atas menjamin

siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pembelajaran. Kerangka ini

juga memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih,

menjadikan isi pembelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses.

Dalam pembelajaran Quantum guru dituntut mengajak siswa ke dalam

proses belajar seumur hidup yang dinamis yang tidak terlupakan. Guru

menciptakan suasana prima yang unik bagi siswa, yang membuat siswa

merasa aman tetapi tertantang, dimengerti dan dirayakan. Guru

mendengarkan para siswa membacakan hasil kegiatan diskusi, berbagi, dan

merayakan belajar siswa.

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum

Model pembelajaran Quantum juga mempunyai beberapa kelebihan

dan kekurangan bila diterapkan dalam pembelajaran. Kelebihan dan

kekurangan mdel pembelajaran Quantum, yaitu sebagai berikut:

1) Kelebihan Model Pembelajaran Quantum a) Pembelajaran quantum menekankan perkembangan akademis

dan keterampilan. Dalam pendekatan pembelajaran quantum, pendidik/ guru mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga guru bisa lebih memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajara-mengajar yang lebih menyenangkan.

b) Penyajian materi pelajarannya yang secara alami merupakan proses belajar yang paling baik yaitu terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari sehingga siswa berada pada zona nyaman untuk kemudian sedikit demi sedikit keluar dari zona

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

nyaman untuk melakukan penjelajahanyang sesungguhnya yaitu kegiatan belajaritu sendiri.

c) Pada pembelajaran quantum , objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami.

2) Kekurangan Model Pembelajaran Quantum a) Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru

lebih khusus. b) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran

yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik. c) Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut

situasi dan kondisi serta waktu yang lebih baik (http://www.google.co.id/gwt/x?q=Kelebihan+model+quantum+learning&ei=NOPJTZjdCMTrkAWHIKe2AQ&ved=OCA4QFjAE&hl=id&source=m&rd=1&u=http://leliana85.blogspot.com/20011/02/model-pembelajaran-quantum-learning.html).

Dari uraian di atas diketahui bahwa pada setiap pembelajaran pasti ada

kelebihan dan kekurangan yang harus dihadapi oleh guru. Oleh sebab itu,

maka guru harus pintar-pintar mengatasi kekurangan yang dihadapi dan

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kelebihan yang ada. Dalam model

pembelajaran Quantum ini, guru harus mempersiapkan pembelajaran

dengan matang dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara tepat agar

siswa dapat belajar secara nyaman dan alami.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelaah penelitian yang relavan diperlukan untuk mempertajam

penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti relevan

dengan beberapa penelitian, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Isna Noor Izzati (2009) dalam skripsi

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model

Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2008/2009 ”

dengan hasil penelitiannya adalah:

a. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 pada materi

energi bunyi meningkat dengan menerapkan model pembelajaran

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kuantum baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotoriknya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kelas terjadi

peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 5,50; siklus I 6,47; siklus II

7,33; dan pada siklus III naik menjadi 8,4. Ketuntasan belajar pada tes

awal 43,33%, tes siklus I 80%, tes siklus II 96,67%, dan tes siklus III

semua siswa sudah mencapai ketuntasan yaiti 100%.

b. Cara meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kuantum adalah dengan menggunakan kerangka

TANDUR.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lika Deri Yofriadi (2010) dalam skripsi

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sifat-

sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Siklus Belajar di Kelas V SD

Negeri 1 Bancar Kecamatan Bancar Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran

2009/2010”. Dengan hasil penelitiannya adalah penerapan model

pembelajaran siklus belajar ini dapat membuat siswa lebih kreatif,

meningkatkan pengembangan konsep, dan dapat meningkatkan

kemampuan kognitif siswa. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil

belajar yang meningkat dari ketuntasan sebelum siklus yaitu 16,13%

menjadi 64,52% pada siklus 1 menjadi 90,32% pada siklus 2.

Penelitian di atas memperkuat penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian dengan mengacu pada penelitian di

atas. Peneliti mengambil tolak ukur penelitian di atas karena adanya persamaan

mata pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan yaitu

mata pelajaran IPA. Perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan.

Pada penelitian di atas menggunakan model siklus belajar. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan model pembelajaran Quantum . Selain itu terdapat

perbedaan variabel terikat, pada penelitian di atas variabel terikatnya adalah hasil

belajar, sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah pemahaman

konsep magnet.

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan

model pembelajaran quantum guru masih menggunakan pembelajaran

konvensional sehingga siswa menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang

disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreatifitas dan

partisipasi siswa. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi dari pada

pemahaman siswa terhadap materi. Komunikasi pembelajaran hanya satu arah

sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siwa untuk aktif dan

kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasan. Siswa masih merasa malu

untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga

membuat siswa kurang aktif dalam pembelajara, siswa menganggap bahwa IPA

merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya.

Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman konsep

magnet siswa cenderung rendah.

Hal di atas dapat diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang

inovatif. Penerapan model pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat lebih

meningkatkan siswa dalam kualitas belajarnya khususnya dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa khususnya materi magnet. Sehingga pengetahuan yang

didapat menjadi lebih bermakna dan siswa dapat mengalami sendiri pengetahuan

tersebut. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran

quantum. Pembelajaran quantum adalah pembelajaran yang menggunakan unsur

belajar efektif yang dapat merangsang siswa untuk belajar lebih menyenangkan

karena mengalami langsung apa yang sedang dipelajari sehingga diharapkan

pemahaman konsep magnet siswa meningkat. Dalam proses belajar-mengajar

model pembelajaran quantum, guru lebih sedikit memberikan materi pelajaran

kepada siswa. Sebaliknya, siswa belajar dan memperoleh pengalaman lebih

banyak.

Setelah melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran

quantum, pemahaman konsep magnet siswa serta proses pembelajaran yang

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dilaksanakan siswa dapat lebih bermakna. Sehingga pada akhirnya pemahaman

konsep magnet siswa meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 6. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti yang diungkapkan

di atas, maka dalam penelitian ini akan diajukan rumusan hipotesis tindakan yaitu:

“Dengan penggunaan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan

pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor

Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/ 2011”.

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru menggunakan metode konvensional

Penerapan model pembelajaran quantum

Setelah diterapkan model pembelajaran quantum, pemahaman konsep magnet siswa meningkat

Pemahaman konsep magnet siswa rendah

Siklus I

Siklus II

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Petir

Jln. Kalianja No. 1 Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas 53191.

Ditentukkan di tempat ini karena mempertimbangkan kemudahan pihak sekolah

mengadakan kerjasama dengan peneliti. Alasan lain peneliti memilih sekolah

tersebut karena banyak siswa yang belum dapat memahami konsep magnet

dengan baik. Hal ini terjadi karena guru masih menggunakan metode

konvensional sehingga kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

akibatnya siswa cenderung pasif

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran

2010/2011 yaitu mulai Februari 2011 sampai dengan Juni 2011. Kegiatan yang

dilakukan peneliti, yaitu pengajuan judul, pengajuan proposal, revisi proposal,

pembuatan instrumen penelitian, pengajuan surat ijin, pelaksanaan siklus I dan

siklus II, analisis data, dan pembuatan proposal (jadwal penelitian terlampir).

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research). Kasihani Kasbolah (2001: 8) mendefinisikan “Penelitia Tindakan Kelas

adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan

dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang

diangkat dari kegiatan tegas sehari-hari di kelas”. Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

pemahaman konsep siswa menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari

permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,

kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindak lanjuti

dengan tindakan –tindakan terencana dan terukur. Oleh karena itu maka penelitian

tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa dan staf

sekolah yang lebih baik. dan ditindak lanjuti degan tindakan-tindakan terencana

dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama

antara peneliti, guru, siswa dan staf sekolah yang lebih baik. Langkah-langkah

pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan (planning),

tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

2. Strategi Penelitian

Strategi yang diambil dalam penelitian ini adalah stategi tindakan kelas

model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu sekolah. Adapun

rancangan penelitiannya meliput beberapa tahap sebagai berikuti:

a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan sesuai dengan standar kompetensi

4) Mengajukan solusi alternatif

b. Tindakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dirancang setiap tindakan perlu diadakan

refleksi.

c. Setiap pengamatan perlu diadakan pengkajian yang lebih mendetail untuk

mengetahui apakah penerapan tindakan pada pembelajaran sudah dapat

mengatasi masalah yang ada.

d. Analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

sehingga diperoleh suatu simpulan tentang pelaksanaan tindakan. Dari hasil

penarikan kesimpulan Tahap tersebut, dapat diketahui apakah penelitian telah

mencapai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1

Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011.

Jumlah siswa kelas V adalah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19

siswa perempuan. Tidak ada ABK (anak berkebutuhan khusus) di kelas V.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Petir

Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/2011, arsip

nilai, guru, Kepala Sekolah, hasil observasi, dan hasil tes.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data dan keterangan

yang benar serta dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data ini

digunakan teknik yang tepat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar

lebih efektif dan efisien ( Amir, 2009: 134). Observasi juga digunakan untuk

mengetahui cara belajar dan model pembelajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran terhadap pengaruh dalam meningkatkan pemahaman

konsep magnet siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah

suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati secara teliti dan cermat

terhadap fenomena yang menjadi sasaran pengamatan. Observasi dapat

dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu observasi partisipatif (pengamatan

terlibat) dengan observasi non partisipatif. Observasi partisipatif adalah

observasi yang dilakukan selama pembelajaran dan observer (pengamat) ikut

aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam bentuk yang sedang diselidiki.

Sedangkan observasi non partisipatif adalah pengamatan yang dilakukan

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

secara sepintas pada saat tertentu dalam kegiatan obyeknya dan pengamat

tidak melibatkan diri dalam kegiatan tesebut.

Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif

dimana peneliti (pengamat) dalam penelitian ini ikut aktif berpartisipasi

dalam pembelajaran tentang gaya magnet.

2. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan berupa foto kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran dan pada saat melakukan diskusi, daftar nilai siswa, daftar hadir

siswa, dan hasil dari kegiatan diskusi (portofolio).

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan sesuatu, keterampilan,

pengetahuan, penguasaan, dan sebagainya (St. Y. Slamet, 2007b: 167).

Peneliti menggunakan teknik tes guna mengukur pemahaman konsep dan

penguasaan materi magnet dengan baik. Dengan demikian peneliti dapat

mengetahui tingkat pencapaian pemahaman konsep siswa.

F. Validitas Data

Validitas data menunjukan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauhmana fakta

yang terkumpul dari gambar tentang variabel yang dimaksud. Trianggulasi

merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi

perspektif (St. Y. Slamet, 2007: 54). Artinya, untuk menarik simpulan yang

mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang, melainkan bisa

dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik

simpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Dalam

penelitian ini untuk memperoleh validitas data melalui triangulasi:

1. Trianggulasi data ( sumber ) dengan mengumpulkan data sejenis dari sumber

berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

lebih tepat sesuai dengan keadaan siswa. Di dalam penelitian ini sumber data

yang digunakan adalah data nilai semester 1 siswa dan data nilai tes siswa

pada materi magnet..

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Trianggulasi metode. Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

mengumpulkan data yang berbeda. Yang ditekankan adalah penggunaan

teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas

untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji

kemantapan informasinya. Di dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi, dokumentasi, dan tes.

3. Triangulasi peneliti, yaitu dengan melibatkan peneliti, guru kelas dan kepala

sekolah.

Sebelum memasuki siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan tes

penjajagan atau pretest. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Dalam melaksanakan

tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai peneliti dan pengumpul

data. Data yang telah dikumpulkan selama tindakan berlangsung kemudian

dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, peneliti dapat mengetahui tingkat

keberhasilan dan kegagalan yang kemudian dilaksanakan perbaikan. Pelaksanaan

penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus.

G. Analisis Data

Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi diklarifikasikan

sebagai data kualitatif. Data ini diinterpretasikan kemudian dihubungkan dengan

data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Data dari hasil tes dianalisis secara deskriptif, yakni dengan

membandingkan hasil tes antar siklus. Analisa data yang digunakan adalah model

analisis interaktif, meliputi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama

dan terus menerus selama pengumpulan data yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,

menyederhanakan dan mengabsraksi data kasar yang ada dalam fieldnote

(catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

penelitian. Data reduksi adalah sesuatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan

2. Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data,

maka akan dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk

mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan

pengertian tersebut.

3. Penarikan kesimpulan, dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat,

maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang, peneliti

dalam hal ini bersifat terbuka.

Reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan sebagai sesuatu

yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data

dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut

“analisis”. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan pada

gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7. Komponen-komponen analisis data model interaktif (Miles

dan Huberman, 2007: 20)

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

H. Indikator Kinerja

Dalam pembelajaran Sains terutama dalam upaya meningkatkan

pemahaman konsep siswa dengan penggunaan model pembelajaran quantum,

diharapkan: “Indikator kerja yang peneliti tetapkan dalam penelitian ini adalah

kriteria keberhasilan siswa dalam penelitian ini yaitu apabila siswa menguasai

materi 80% atau lebih dengan pencapaian nilai melalui tes

diakhir pembelajaran”.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti memilih prosedur

penelitian yang meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi, (4) refleksi.

Proses pelaksanaan tindakan kelas ini selanjutkan dituangkan dalam

bentuk rancangan penelitian yang memiliki cirri khusus yang berupa alur

pelaksanaan tindakan yang dilakukan, yaitu:

Gambar 8. Alur Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas

SIKLUS II

SIKLUS SELANJUTNYA

PELAKSANAAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

REFLEKSI

PENGAMATAN PERENCANAAN

SIKLUS I

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan kegiatan antara lain:

1) Meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD Negeri 1 Petir

untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

2) Mengadakan observasi keadaan lingkungan kelas dan sekolah. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui gambaran awal tentang keadaan kegiatan

belajar mengajar.

3) Peneliti melakukan pretest untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

siswa sehingga diperoleh data awal.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

6) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

7) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

8) Merancang tes siklus 1 dan kunci jawabannya.

9) Membuat lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan perencanaan yang dipersiapkan yaitu

pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum pada mata

pelajaran IPA. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tumbuhkan

Maknanya menumbukan minat siswa akan materi pelajaran yang akan

dipelajari dengan bernyanyi sehingga siswa betul-betul merasa tertarik

akan materi pengelompokkan magnet dan sifat-sifat magnet.

2) Alami

Dengan kerja kelompok, siswa dibimbing untuk mengalami sendiri

bagaimana mengelompokkan benda magnetis dan benda non magnetis

serta sifat magnet yang dapat menembus benda.

3) Namai

Pada tahap ini siswa secara berkelompok membuat kesimpulan tentang

percobaan yang sudah dilaksanakan. Siswa menuliskan pengertian benda

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

magnetis dan benda non magnetis. Kemudian siswa bersama guru

menamai hasil pekerjaan siswa dan kesimpulan yang telah disampaikan

sehingga siswa mendapat pemahaman konsep pengelompokkan benda

magnetis dan non magnetis serta benda yang dapat ditembus oleh magnet.

4) Demonstrasikan

Setelah percobaan dan diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok

maju ke depan membacakan hasil percobaan di depan kelas.

5) Ulangi

Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang pengertian benda

magnetis dan non magnetis dan benda yang dapat ditembus magnet

sehingga siswa lebih memahami materi. Guru memberikan soal latihan

yang dikerjakan secara individual.

6) Rayakan

Setelah siswa berhasil mengerjakan soal latihan maka sebelum ditutup

perlu dirayakan sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran.

c. Observasi

Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti melakukan

observasi atau pengamatan yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung serta bertanya jawab dengan siswa guna mengetahui kesulitan

yang dihadapi siswa. Observer pada penelitian ini adalah peneliti dan guru

kelas V. Selama pelaksanaan tindakan baik pertemuan I maupun II pada

siklus I, observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa dalam kegiatan

pembelajaran IPA kelas V dengan model pembelajaran Quantum. Observasi

yang dilakukan oleh guru kelas difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran

yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

lembar pengamatan/observasi aktivitas siswa, lembar pengamatan/observasi

guru dan dokumentasi yang berupa foto.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menerapkan

model pembelajaran Quantum dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar

pembelajaran IPA materi gaya magnet yang dilaksanakan dapat

menghasilkan perubahan pada pemahaman konsep siswa tentang gaya

magnet.

d. Tahap Evaluasi-Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama guru kelas V dan kepala sekolah

menganalisis kegiatan pembelajaran Quantum yang dilakukan. Hasil refleksi

ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang

karena hasil yang diperoleh belum maksimal. Setelah dilaksanakannya siklus

I telah ada peningkatan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri 1 Petir

yaitu dari 44,44% menjadi 77,78%. Jadi, pemahaman konsep siswa

mengalami kenaikan sebesar 33,34%. Akan tetapi, peningkatan ini masih

belum maksimal, masih ada siswa yang belum mendapatkan nilai di atas

KKM yaitu 8 siswa, sehingga diperlukan adanya tindakan penelitian siklus II.

2. Siklus II

Pada rancangan siklus 2 ini tindakan diambil dari hasil yang telah dicapai

pada siklus 1 sebagai usaha perbaikan. Langkah-langkah yang dilaksanakan

peneliti dalan siklus 2 hampir sama dengan siklus pertama.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

indentifikasi masalah dan penempatan alternatif pemecahan masalah. Kegiatan

ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran quantum.

2) Mengembangkan skenario pembelajaran.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

4) Menyiapkan sumber belajar dan media.

5) Mengembangkan format evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran Quantum dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1) Tumbuhkan

Maknanya menumbukan minat siswa akan materi pelajaran yang akan

dipelajari dengan bernyanyi sehingga siswa betul-betul merasa tertarik

akan materi sifat-sifat magnet dan cara membuat magnet.

2) Alami

Pada tahap ini siswa melakukan kerja kelompok, siswa dibimbing untuk

mengalami sendiri bagaimana jarak mempengaruhi kekuatan magnet dan

cara membuat magnet yaitu dengan induksi, penggosokkan, dan dialiri

listrik.

3) Namai

Pada tahap ini siswa secara berkelompok membuat kesimpulan tentang

percobaan yang sudah dilaksanakan. Siswa menuliskan kekuatan magnet

dipengaruhi oleh jarak dan cara-cara mmbuat magnet. Kemudian siswa

bersama guru menamai hasil pekerjaan siswa dan kesimpulan yang telah

disampaikan sehingga siswa mendapat pemahaman konsep kekuatan gaya

magnet pada berbagai jarak dan mengetaui cara membuat magnet buatan.

4) Demonstrasikan

Setelah percobaan dan diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok

maju ke depan membacakan hasil percobaan di depan kelas.

5) Ulangi

Siswa bersama guru mengulang hasil percobaan tentang cara membuat

magnet. Siswa secara bersama-sama mengulang cara-cara membuat

magnet sehingga siswa lebih memahami materi. Guru memberikan soal

latihan yang dikerjakan secara individual.

6) Rayakan

Setelah siswa berhasil mengerjakan soal latihan maka sebelum ditutup

perlu dirayakan sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti melakukan

observasi atau pengamatan yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Tindakan yang dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pertama dan memonitor serta membantu siswa jika menemui kesulitan.

Observer pada penelitian ini adalah peneliti dan guru kelas V. Selama

pelaksanaan tindakan baik pertemuan I maupun II pada siklus I, observasi

dilakukan oleh peneliti kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA kelas

V dengan model pembelajaran Quantum . Observasi yang dilakukan oleh guru

kelas difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar

pengamatan/observasi aktivitas siswa, lembar pengamatan/observasi guru dan

dokumentasi yang berupa foto.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menerapkan

model pembelajaran Quantum dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar

pembelajaran IPA materi gaya magnet yang dilaksanakan dapat

menghasilkan perubahan pada pemahaman konsep siswa tentang gaya

magnet.

d. Tahap Evaluasi-Refleksi

Peneliti dengan guru kelas V dan kepala sekolah melakukan kembali

evaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Setelah

dilaksanakannya siklus II jumlah siswa yang mengalami peningkatan

pemahaman konsep sudah sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Pada

pelaksanaan siklus I, jumlah siswa yang mengalami peningkatan pemahaman

konsep dan nilai tes lebih tinggi atau sudah mencapai kriteria ketuntasan

adalah 28 siswa (77,78% dari jumlah siswa kelas V). Sedangkan pada siklus

II, jumlah siswa yang mengalami peningkatan pemahaman konsep dan nilai

tes lebih tinggi atau sudah mencapai kriteria ketuntasan adalah 36 siswa

(100% dari jumlah siswa kelas V), sehingga penelitian dianggap cukup dan

berhasil.

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Petir Kecamatan Kalibagor

Kabupaten Banyumas. Sekolah ini berdiri pada tahun 1962 dan berstatus negeri

dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101030210013. SD Negeri 1 Petir

dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang membawahi 6 (enam) guru kelas, 4

(empat) guru mata pelajaran, dan 1 (satu) penjaga sekolah. Kepala SD Negeri 1

Petir saat ini adalah Ibu Sumijati, A. Ma. Pd. SD Negeti 1 Petir mempunyai siswa

berjumlah 207 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 29 siswa, kelas II sebanyak

32 siswa, kelas II sebanyak 36 siswa, kelas IV sebanyak 39 siswa, kelas V

sebanyak 36 siswa, dan kelas VI sebanyak 35 siswa.

Secara geografis SD Negeri 1 Petir terletak di jalan Kalianja Desa Petir

RT 01 RW II Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Sekolah Dasar Negeri

1 Petir berdiri di atas tanah seluas 1863 m2 dengan luas bangunan 243 m2, luas

halaman 280 m2. Bangunan yang ada di SD Negeri 1 Petir diantaranya 1 ruang

guru dan kepala sekolah, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 dapur, dan 1

kamar mandi guru dan siswa. SD Negeri1 Petir juga memiliki halaman yang

cukup luas yang digunakan untuk upacara dan senam kesehatan jasmani. Dalam

pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Petir belum melaksanakan model

pembelajaran Quantum khususnya pada pembelajaran IPA kelas V pada materi

magnet, sehingga nilai siswa masih banyak yang belum mencapai KKM yang

ditentukan sekolah pada awal semester. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti

mengadakan penelitian di kelas V menggunakan model pembelajan yang dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa yaitu dengan model pembelajaran

Quantum.

Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat

peraga dan media untuk berbagai mata pelajaran, namun ada beberapa yang tidak

terawat dengan baik dan jarang sekali digunakan. Media tersebut berupa kit IPA

dan Matematika. Kit IPA berupa jenis batuan, magnet,dan lain-lain.

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Pra-Siklus

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan observasi. Observasi ini dilakukan kepada guru dan siswa pada saat

proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Petir dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi pembelajaran IPA yang dilakukan guru. Jumlah siswa

kelas V adalah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa

perempuan.

Berdasarkan data hasil observasi pada bulan Januari terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi

magnet di kelas V SD Negeri 1 Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas masih terdapat banyak kekurangan, antara lain siswa kurang aktif

dalam mengikuti pembelajaran, dan guru kurang dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, siswa kurang cekatan bila diberikan suatu alat

peraga atau suatu benda untuk membuktikan suatu teori IPA yang baru

diajarkan guru.

Peneliti melaksanakan tes awal pada hari Sabtu tanggal 23 April 2011.

Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang dibagikan oleh peneliti dengan

pemahaman konsep yang telah dimiliki siswa. Berdasarkan hasil tes sebelum

diadakan siklus, yang mendapat nilai di bawah KKM ( 62) sebanyak 19

siswa dan yang mendapat nilai di atas KKM (>62) sebanyak 17 siswa. Untuk

lebih jelasnya mengenai uraian di atas, dapat dilihat pada tabel 1 sebagai

berikut :

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir Sebelum Tindakan

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 30-37 7 19,44%

2 38-45 1 2,78%

3 46-53 5 13,89%

4 54-61 6 16,67%

5 62-69 14 38,89%

6 70-77 1 2,78%

7 78-85 0 0%

8 86-93 2 5,56%

Jumlah 36 100%

Dari Tabel 1 hasil rekapitulasi nilai tes pemahaman konsep magnet siswa

kelas V SD Negeri 1 Petir sebelum tindakan yang telah diterangkan di atas

dapat disajikan dalam gambar 9 di bawah ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

30-37

38-45

46-53

54-61

62-69

70-77

78-85

86-93

30-37

70-77

30-37

38-45

46-53

54-61

62-69

70-77

78-85

86-93

Gambar 9. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir Sebelum Tindakan

FREKUENSI

INTERVAL NILAI

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas V SD Negeri 1 Petir sebanyak 36 siswa hanya 17 siswa

atau 47,22% yang memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Sebanyak 19 siswa atau 52,78% memperoleh nilai di bawah batas

nilai ketuntasan yaitu 62.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa masih rendahnya pemahaman

konsep magnet siswa. Maka dari itu diperlukan suatu pembaharuan

pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Quantum dalam

pembelajaran. Dengan model Pembelajaran Quantum diharapkan

pemahaman konsep magnet siswa akan mengalami peningkatan. Data awal

nilai pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir pra siklus,

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 2. Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai terendah 30

Nilai tertinggi 92

Rata-rata nilai 57,86

Siswa belajar tuntas 47,22%

Analisis hasil nilai pemahaman konsep pra-siklus siswa kelas V

SD Negeri 1 Petir, diperoleh nilai rata-rata pemahaman konsep siswa

dalam pembelajaran IPA khususnya magnet adalah 57,86. Hasil

tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan yaitu sebesar

62 (KKM). Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada

pemahaman konsep magnet pra-siklus pada materi magnet sebesar

47,22%.

Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep magnet siswa masih rendah. Maka dilakukan tindakan

lanjutan untuk meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas

V SD Negeri 1 Petir khususnya dalam materi magnet.

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Deskripsi Hasil Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 29

April dan 30 April 2011. Penelitian dilakukan dengan menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap

siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Tahap Perencanaan

a) Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti yang

sekaligus sebagai guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) mata pelajaran IPA dengan materi magnet kelas V dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum yang disusun 2 kali

pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran. Pertemuan

pertama tentang benda magnetis dan non magnetis, dan pertemuan

kedua tentang benda yang dapat ditembus magnet.

b) Menyusun Lembar Kerja Siswa.

c) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran.

d) Membuat lembar observasi siswa.

e) Setiap kali akan melaksanakan pembelajaran, peneliti menata,

mempersiapkan, dan mengatur ruangan sebaik mungkin sehingga

dapat mempermudah terciptanya suasana model pembelajaran

Quantum dalam pembelajaran IPA.

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

a) Pertemuan I

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

pada tahap perencanaan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Jumat, 29 April 2011 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

Pada pertemuan pertama ini terdiri dari 3 indikator, yaitu

mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan benda

nonmagnetis, merumuskan hasil diskusi benda magnetis dan benda

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

nonmagnetis, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai

benda magnetis dan benda nonmagnetis. Kegiatan pembelajaran ini

diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengabsen

siswa satu persatu. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan

siswa mengenai hal-hal yang berkaitan denga materi yang akan

dipelajari yaitu tentang gaya magnet. Apersepsi pada pembelajaran IPA

siklus I pertemuan I ini adalah siswa diajak menyanyikan lagu yang

berjudul “Magnet” yang dinyanyikan versi “Layang-layang”. Lagu ini

berisi tentang benda-benda yang bisa ditarik oleh magnet serta bahan

pembuatannya. Setelah siswa sedikit mengetahui/mengingat mengenai

magnet, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

pada pembelajaran ini.

Siswa memperhatikan cerita guru tentang asal-usul magnet. Siswa

bertanya jawab dengan guru tentang pengertian magnet. Siswa

memperhatikan penjelasan guru tentang penggolongan magnet

berdasarkan asal dan kekuatannya. Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang heterogen. Siswa diberi lembar kerja oleh guru. Siswa

mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan

percobaan. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang maksud

pembelajaran dan tugas kelompok. Siswa secara berkelompok

melakukan percobaan tentang benda magnetis dan nonmagnetis. Setiap

kelompok berdiskusi membuat kesimpulan yang ada di lembar kerja.

Setelah percobaan dan diskusi kelompok selesai, masing-masing

kelompok maju ke depan membacakan hasil percobaan di depan kelas.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward

(hadiah) yaitu tepuk tangan bagi kelompok yang paling baik. Kemudian

meminta siswa untuk mengumpulkan laporan hasil percobaan.

Siswa secara bersama-sama mengidentifikasi pengertian benda

magnetis dan benda nonmagnetis. Siswa bersama guru menyimpulkan

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

hasil percobaan. Siswa bersama guru mengulang hasil percobaan

tentang pengelompokkan benda-benda magnetis dan benda-benda

nonmagnetis.

Siswa secara bersama-sama mengulang pengertian benda magnetis

dan benda nonmagnetis. Siswa diberi kesempatan menanyakan hal yang

belum jelas tentang materi yang telah dipelajari. Siswa bersama guru

menyimpulkan materi pelajaran. Siswa mencatat hal-hal yang penting.

Siswa mengerjakan tes akhir. Siswa diberi motivasi agar lebih giat

belajar. Siswa bersama guru mengakhiri pembelajaran.

Pada pertemuan pertama ini siswa masih kebingungan untuk

melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum.

Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran siswa kurang

menunjukkan keaktifan dan dalam melakukan percobaan masih

memerlukan bimbingan dan masih timbul banyak pertanyaan dari siswa

mengenai langkah-langkah percobaan dan cara merangkai alat dan

bahan yang harus mereka lakukan.

b) Pertemuan II

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

pada tahap perencanaan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Sabtu, 30 April 2011 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

Pada pertemuan kedua ini terdiri dari 3 indikator, yaitu

menyebutkan benda-benda yang dapat ditembus oleh gaya magnet,

menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda

melalui percobaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

mengenai benda-benda yang dapat ditembus oleh gaya magnet.

Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan berdoa bersama dan

dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu. Guru melakukan

apersepsi untuk membuka ingatan siswa mengenai hal-hal yang

berkaitan denga materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya yaitu mengenai benda magnetis dan benda nonmagnetis.

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Setelah siswa teringat mengenai pengertian benda magnetis dan non

magnetis serta benda-benda yang termasuk benda magnetis dan

nonmagnetis, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai pada pembelajaran ini. Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang kutub-kutub magnet. Guru memberikan pertanyaan pancingan

tentang sifat-sifat magnet. Siswa menyebutkan sifat-sifat magnet. siswa

satu-persatu maju ke depan kelas menuliskan sifat-sifat magnet di

papan tulis. Siswa memperhatikan demonstrasi guru tentang magnet

mempunyai gaya tolak dan gaya tarik magnet. Salah satu siswa

mencoba di depan kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

Siswa diberi lembar kerja oleh guru. Siswa mempersiapkan peralatan

yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan. Siswa memperhatikan

penjelasan guru tentang maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

Siswa memulai melaksanakan percobaan. Siswa secara

berkelompok melakukan percobaan tentang gaya magnet dapat

menembus benda. Setiap siswa dalam kelompok mencoba

mempraktekkan benda yang dapat ditembus magnet, yaitu dengan cara

meletakkan isi klip di atas benda yang akan ditenbus gaya magnet

seperti ketras, plastik, buku, meja dan kain. Kemudian magnet

diletakkan di bawah benda tersebut. Setiap kelompok berdiskusi

membuat kesimpulan yang ada di lembar kerja. Setelah percobaan dan

diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok maju ke depan

membacakan hasil percobaan di depan kelas.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward

(hadiah) yaitu tepuk tangan bagi kelompok yang paling baik. Guru

meminta siswa untuk mengumpulkan laporan hasil percobaan.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan

percobaan yang telah dilakukan dan materi yang telah dipelajari yaitu

mengenai kekuatan gaya magnet dalam menembus benda. Guru

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang

kurang dimengerti. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

memahami pelajaran yang baru saja dipelajari, guru memberikan tes

formatif yang dikerjakan saat itu juga kemudian dikumpulkan. Setelah

selesai evaluasi, guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran dan

mengingatkan siswa untuk giat belajar dan jangan takut untuk mencoba.

Pada pertemuan kedua ini beberapa siswa mengalami peningkatan

dalam hal antusias dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Selain itu

siswa juga sedikit mampu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

serta mampu melaksanakan percobaan yang ditunjukkan dengan

berkurangnya bimbingan yang diberikan guru dan sedikitnya

pertanyaan dari siswa mengenai langkah-langkah penelitian dan

perangkaian alat dan bahan.

3) Tahap Observasi/Pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pertemuan I maupun II pada

siklus I, observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa dalam kegiatan

pembelajaran IPA kelas V dengan model pembelajaran Quantum.

Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan

yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar

pengamatan/observasi aktivitas siswa, dan dokumentasi yang berupa foto.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa

besar pembelajaran IPA materi gaya magnet yang dilaksanakan dapat

menghasilkan perubahan pada pemahaman konsep siswa tentang gaya

magnet.

Pada pertemuan I siklus I, siswa sudah masuk semua sehingga

tidak ada yang terlambat. Saat pembelajaran dimulai, siswa menunjukkan

kurangnya kesiapan untuk mengikuti pembelajaran. Susana pembelajaran

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

ini kelihatan menegangkan. Sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajaran. Apabila guru memberikan pertanyaan, siswa takut

menjawab dan kalau menjawab hanya berbisik-bisik. Siswa juga tidak

berani maju apabila diperintah guru menulis di papan tulis. Setelah

pembelajaran berjalan lama siswa mulai terlihat bersemangat mengikuti

pembelajaran. Pada saat guru memancing suatu permasalahan yaitu

tentang gaya magnet yang terjadi dalam sehari-hari siswa aktif dalam

menjawab dan dengan suara yang sedikit lantang. Ketika guru mengajak

siswa membentuk kelompok siswa masih bingung tetapi siswa terlihat

antusias. Dalam berkelompok dan mulai membaca petunjuk percobaan

dengan dibimbing guru, siswa masih merasa bingung dalam melakukan

percobaan. Sehingga beberapa siswa dalam kelompok tersebut sering

bertanya mengenai cara melakukan percobaan. Ketika melakukan

percobaan masih banyak terjadi hal-hal yang mengganggu kegiatan

perobaan seperti bermain sendiri dengan alat dan bahan yang digunakan

dalam percobaan, bercerita sendiri, bahkan pasif tidak melakukan kegiatan

apapun. Hal tersebut mengakibatkan kelompok-kelompok tersebut

kehilangan waktu banyak untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan saat

waktu percobaan habis, kelompok-kelompok tersebut pun belum selesai

dalam bereksperimen.

Pada pertemuan II siklus I tidak jauh berbeda dengan pertemuan I.

tetapi ada sedikit peningkatan yaitu mengenai kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran dan aktivitas siswa dalam berkelompok. Beberapa

siswa sudah menunjukkan semangatnya untuk melakukan percobaan dan

juga beberapa siswa lain hanya bermain sendiri, mengobrol, pasif (jarang

melakukan kegiatan). Akan tetapi, secara kelompok siswa sudah sedikit

meningkat dalam melakukan percobaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan

sudah berkurangnya pertanyaan siswa tentang cara melakukan percobaan

dan percobaan pun dapat berjalan baik dengan berkurangnya bimbingan

guru terhadap kelompok. Selain itu, juga adanya peningkatan nilai tes

formatif.

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-

rata pemahaman konsep magnet siswa pada siklus I adalah 72,9. Pada

siklus I ini masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria minimum yang

telah ditetapkan yaitu sebanyak 8 siswa atau 22,22% dari jumlah siswa

kelas V. Sedangkan siswa yang tuntas atau melebihi KKM sebanyak 28

siswa atau 77,78%.

Pencapaian keberhasilan nilai pemahaman konsep magnet siswa

kelas V berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan dalam tabel 3 di

bawah ini:

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Siklus I

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 37-44 2 5,56%

2 45-52 1 2,78%

3 53-60 5 13,89%

4 61-68 8 22,22%

5 69-76 5 13,89%

6 77-84 8 22,22%

7 85-92 6 16,67%

8 93-100 1 2,78%

Jumlah 36 100%

Dari Tabel 3 hasil rekapitulasi nilai tes pemahaman konsep magnet

siswa kelas V SD Negeri 1 Petir siklus I yang telah diterangkan di atas

dapat disajikan dalam gambar 10 di bawah ini:

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

01234

567

8

37-44

45-52

53-60

61-68

69-76

77-84

85-92

93-100

37-44

85-92

37-44

45-52

53-60

61-68

69-76

77-84

85-92

93-100

Gambar 10. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Petir Siklus I

Berdasarkan tabel 3 dan gambar 10, dapat diketahui bahwa pada

siklus I ini siswa yang mendapatkan nilai pemahaman konsep antara 37-44

sebanyak 2 siswa atau 5,56%, yang mendapat nilai antara 45-52 sebanyak

1 siswa atau 2,78%, yang mendapat nilai antara 53-60 sebanyak 5 siswa

atau 13,89%, yang mendapat nilai antara 61-68 sebanyak 8 siswa atau

22,22%, yang mendapat nilai antara 69-76 sebanyak 5 siswa atau 13,89%,

yang mendapat nilai antara 77-84 sebanyak 8 siswa atau 22,22%, yang

mendapat nilai antara 85-92 sebanyak 6 siswa atau 16,67%, dan yang

mendapat nilai antara 93-100 sebanyak 1 siswa atau 2,78%.

Tabel 4. Perkembangan Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V pada

Tes Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir

Keterangan Tes Awal Siklus I

Nilai terendah 30 40

Nilai tertinggi 92 100

Rata-rata nilai 57,86 72,9

Siswa belajar tuntas 47,22% 77,78%

FREKUENSI

INTERVAL NILAI

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep magnet

siswa pada tes siklus I tabel 4 dapat disimpulkan bahwa persentase nilai tes

siswa yang tuntas naik 33,34% dengan nilai batas tuntas (KKM) 62 ke

atas, siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 77,78% yang semula

pada tes awal hanya terdapat 47,22% siswa yang mencapai batas tuntas.

Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 30

dan pada siklus I menjadi 40. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari

92 menjadi 100, dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 57,86

naik pada tes siklus I menjadi 72,9.

4) Tahap Refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi di atas, dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan dari sebelum tindakan (pra siklus)

dan setelah tindakan yaitu siklus I.

Berdasarkan tabel 1 dan 3, dapat dibuat perbandingan nilai

pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir sebelum

diterapkannya model pembelajaran Quantum dan setelah diterapkannya

model pembelajaran Quantum dalam pembelajaran IPA (siklus I). Berikut

dituliskan pada tabel 4 yaitu tabel perbandingan pra siklus dan siklus I

sebagai berikut:

Tabel 5. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Antara Sebelum dan Setelah Siklus I

No

Uraian

Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum

Tuntas

Frekuensi % Frekuensi %

1.

2.

Tes Awal

Siklus I

17

28

47,22

77,78

19

8

52,78

22,22

Berdasarkan tabel 5 di atas, agar lebih jelas tentang meningkatnya

pemahaman konsep siswa dari pra siklus (tes awal) ke siklus I

digambarkan dalam gambar 11 sebagai berikut:

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

0

5

10

15

20

25

30

Tes Awal Siklus I

Tes AwalSiklus I

Gambar 11. Perbandingan Ketuntasan Pemahaman Konsep Magnet Siswa

antara Pra-Siklus dan Siklus I

Berdasarkan tabel 5 dan gambar 11 di atas, dapat dikemukakan

bahwa setelah dilaksanakannya siklus I, pemahaman konsep magnet siswa

mengalami peningkatan walaupun hanya sedikit. Pada kegiatan pra siklus

(tes awal) hanya ada 17 siswa atau 47,22% dari jumlah siswa kelas V yang

memiliki pemahaman konsep magnet yang sudah melebihi kriteria

ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan setelah dilaksanakan siklus I,

jumlah siswa yang memiliki pemahaman konsep magnet yang sudah

mencapai kriteria ketuntasan bertambah 11 siswa yaitu menjadi 28 siswa

atau 77,78% dari jumlah siswa kelas V.

Berdasarkan uraian di atas, telah ada peningkatan pemahaman

konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir yaitu dari 47,22% menjadi

77,78%. Jadi, pemahaman konsep magnet siswa mengalami kenaikan

sebesar 30,56%. Akan tetapi, peningkatan ini masih belum maksimal,

masih ada siswa yang belum mendapatkan nilai di atas KKM. Sehingga

diperlukan adanya tindakan penelitian siklus II.

Beberapa tindakan perlu direfleksikan ke dalam tindakan

selanjutnya (siklus II) agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model

FREKUENSI

PEMAHAMAN KONSEP MAGNET

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pembelajaran Quantum dapat meningkat dalam hal pemahaman konsep

magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir. Beberapa hal tersebut antara lain

berupa:

1) Guru harus lebih mempersiapkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih

baik lagi.

2) Guru harus memeriksa terlabih dahulu kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

3) Guru harus mempersiapkan media pembelajaran atau alat dan bahan

eksperimen sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan siswa,

dan lebih mudah digunakan dalam kegiatan eksperimen.

4) Guru menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan bahasa yang

lebih mudah dipahami siswa dan dengan langkah-langkah yang lebih

sederhana.

5) Guru harus memberi petunjuk yang jelas saat kegiatan percobaan

sehingga tidak menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa.

6) Guru harus selalu mengajak siswa untuk berperan aktif dalam

pembelajaran.

7) Guru selalu menciptakan suasana yang harmonis antar siswa seperti

bekerja sama saat melaksanakan percobaan.

8) Guru lebih memperjelas dalam mendemonstrasikan hasil percobaan

sehingga siswa lebih jelas dalam menerimanya dan mudah dalam

memahaminya.

9) Pengelolaan percobaan harus lebih diperbaiki baik dalam persiapan

maupun pelaksanaan serta penyampaian hasil akhirnya.

10) Untuk mengurangi aktivitas siswa yang negatif dalam kelompok

seperti bermain sendiri, maka setiap kelompok hendaknya dibentuk

lebih kecil jumlahnya dari pada siklus I, yaitu 3-4 siswa tiap

kelompok.

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

c. Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan refleksi tindakan pada siklus I, maka pada siklus II ini akan

diadakan tindakan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2 x 35 menit.

Karena pada siklus I sudah ada peningkatan tetapi kurang maksimal, pada

siklus II ini lebih memaksimalkan dan lebih meningkatkan pemahaman

konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Pomah1 Petir. Tindakan siklus II

dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 6 Mei dan 7 Mei 2011

dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,

dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)”.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun

tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

a) Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan

materi gaya magnet kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum yang disusun 2 kali pertemuan dan masing-

masing pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama

tentang jarak benda ke magnet dapat mempengaruhi kekuatan gaya

magnet dan pertemuan kedua tentang cara membuat magnet.

b) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi dengan

mengacu pada hasil refleksi pada siklus I. Sehingga dalam

penyusunan akan menjadi lebih baik sesuai yang diharapkan.

c) Membentuk kelompok yang heterogen dan tiap kelompok terdiri dari

4 siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan banyak

membuang waktu untuk membentuk kelompok.

d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan

percobaan.

e) Membuat lembar observasi/ pengamatan siswa.

f) Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti menata,

mempersiapkan, dan mengatur ruangan sebaik mungkin sehingga

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dapat mempermudah terciptanya suasana model pembelajaran

Quantum dalam pembelajaran IPA.

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

1) Pertemuan I

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

pada tahap perencanaan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Jumat, 6 Mei 2011 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

Pada pertemuan pertama ini terdiri dari 3 indikator, yaitu

mengidentifikasi sifat kutub magnet, melakukan percobaan jarak

magnet dengan benda magnetik mempengaruhi kekuatan gaya

magnet,dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai jarak

magnet dengan benda magnetik mempengaruhi kekuatan gaya magnet.

Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan berdoa bersama dan

dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu. Guru melakukan

apersepsi untuk membuka ingatan siswa mengenai hal-hal yang

berkaitan denga materi yang akan dipelajari yaitu tentang gaya magnet.

Apersepsi pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan I ini adalah siswa

diajak bernyanyi dengan judul lagu “Gaya Magnet” yang dinyanyikan

versi lagu “Anak Gembala”. Lagu ini berisi tentang sifat gaya magnet

yaitu dapat menarik benda yang terbuat dari logam. Setelah siswa telah

sedikit banyak mengingat mengenai sifat-sifat gaya magnet yang pernah

diajarkan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

pada pembelajaran ini. Siswa memperhatikan demonstrasi guru tentang

bentuk-bentuk magnet. Salah satu siswa maju ke depan menunjukkan

bentuk magnet yang ditanyakan guru. Siswa bertanya jawab dengan

guru tentang bentuk-bentuk magnet. Siswa bertanya jawab dengan guru

tentang kegunaan bentuk-bentuk magnet tersebut dalam kehidupan

sehari-hari seperti bentuk batang digunakan pada dinamo sepeda,

bentuk magnet jarum digunakan pada kompas. Siswa dipancing

pertanyaan oleh guru tentang sifat-sifat magnet. Siswa memperhatikan

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

demonstrasi guru tentang bukti adanya sifat-sifat magnet dengan

peralatan berupa dua buah magnet.

Gambar 12. Garis medan magnet antara dua kutub magnet senama dan tidak senama

Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa

dan diberi nama dengan nama bentuk magnet. Pada siklus II pertemuan

pertama ini semua siswa masuk sekolah, sehingga pembelajaran dapat

berjalan sesuai rencana. Setelah siswa selesai membentuk kelompok

dan sudah berada dalam kelompoknya masing-masing, guru

membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) yang berisi beberapa hal

yang harus dilakukan siswa dalam melakukan percobaan. Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) yang disusun guru untuk pelaksanaan siklus II

ini lebih mudah dan lebih sederhana untuk dilakukan oleh siswa, serta

terdapat sedikit perbedaan pada kegiatan-kegiatan percobaannya. Guru

menjelaskan petunjuk pelaksanaan percobaan dengan lebih jelas dan

meminta tiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang dibawa oleh

tiap kelompok dari rumah.

Siswa memulai melaksanakan percobaan. Siswa melakukan

percobaan tentang jarak benda dengan magnet dapat mempengaruhi

kekuatan gaya magnet. Pada percobaan ini, siswa melakukan percobaan

dengan alt dan bahan berupa penggaris panjang, magnet dan isi klip.

Caranya dengan menaruh magnet pada skala nol kemudian menaruh isi

klip pada skala 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5.

Pada percobaan pertemuan pertama siklus II ini, guru membimbing

satu per satu kelompok dan percobaan sampai selesai, tetapi guru juga

mengurangi bimbingan tersebut. Guru terus memberikan semangat

kepada siswa untuk selalu aktif dalam berkelompok. Pada kegiatan

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

percobaan siklus II pertemuan I ini juga sudah menunjukkan banyak

peningkatan dibuktikan dengan sedikitnya kelompok yang bertanya

mengenai hal-hal yang dilakukan dalam percobaan, sangat sedikitnya

siswa yang bermain sendiri atau pasif. Siswa mendiskusikan hasil

percobaan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari percobaan

yang telah mereka laksanakan. Dengan bimbingan guru, perwakilan tiap

kelompok mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas. Siswa dan guru beserta siswa lain

memberikan penguatan yang berupa tepuk tangan maupun pujian (ya,

bagus, tingkatkan, dan lain-lain) kepada siswa yang mempresentasikan

hasil percobaan dan diskusi kelompoknya.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward

(hadiah) bagi kelompok yang paling baik. Kemudian meminta siswa

untuk mengumpulkan laporan hasil percobaan.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan

percobaan yang telah dilakukan dan materi yang telah dipelajari yaitu

mengenai sifat-sifat gaya magnet. Guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti. Untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa dalam memahami pelajaran yang

baru saja dipelajari, guru memberikan tes formatif yang dikerjakan saat

itu juga kemudian dikumpulkan. Setelah selesai evaluasi, guru dan

siswa merefleksi kegiatan pembelajaran dan mengingatkan untuk giat

belajar.

Pada siklus II pertemuan pertama ini, siswa sudah terlihat aktif dan

antusias dalam pembelajaran. Model pembelajaran Quantum sudah

berjalan sesuai yang diharapkan peneliti walaupun masih ada beberapa

hal yang perlu diperbaiki lagi.

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2) Pertemuan II

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

pada tahap perencanaan. Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada

hari Sabtu, 7 Mei 2011 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

Pada pertemuan kedua ini terdiri dari 3 indikator, yaitu

menjelaskan pengertian magnet alam dan buatan, merumuskan

kesimpulan hasil percobaan cara membuat magnet, dan melakukan

percobaan membuat magnet.

Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan berdoa bersama dan

dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu persatu. Guru melakukan

apersepsi untuk membuka ingatan siswa mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya yaitu mengenai sifat-sifat gaya magnet. Setelah siswa

teringat mengenai sifat-sifat gaya magnet, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai pada pembelajaran ini. Siswa bertanya

jawab dengan guru tentang pengelompokkan magnet berdasarkan

asalnya. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pengertian

magnet alam dan magnet buatan. Siswa maju ke depan menuliskan

pengertian magnet alam dam magnet buatan di papan tulis. Siswa

bertanya jawab dengan guru tentang cara membuat magnet. Siswa

dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Pada pertemuam II

ini semua siswa berangkat sehingga dapat dibentuk kelompok dengan 4

siswa tiap kelompok. Sehingga ada 9 kelompok. Siswa diberi lembar

kerja siswa (LKS) oleh guru. Guru menjelaskan petunjuk pelaksanaan

percobaan dengan jelas dan meminta tiap kelompok menyiapkan alat

dan bahan yang digunakan. Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

Siswa secara berkelompok melakukan percobaan cara membuat

magnet. Ada 3 cara membuat magnet yang dilakukan siswa yaitu

dengan didekatkan, digosok searah, dan dialiri listrik (elektromagnetik).

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Cara pembuatan magnet dengan didekatkan dapat dilihat pada gambar

13 berikut ini:

Gambar 13. Membuat magnet dengan didekatkan

Gambar di atas menunjukkan bahwa dengan menempelkan benda-

benda yang terbuat dari logam (besi atau baja) dengan magnet, besi atau

baja tersebut akan menjadi bersifat magnet dan dapat menarik benda

lain. Cara pembuatan magnet dengan digosok searah dapat dilihat pada

gambar 14 berikut ini:

Gambar 14. Membuat magnet dengan digosok searah

Pada kegiatan kedua ini siswa membuat magnet dengan digosok,

yaitu menggosok-gosokkan batang besi pada magnet secara searah saja.

Kemudian besi tersebut didekatkan pada isi klip, maka isi klip tersebut

akan menempel pada batang besi. Kegiatan ketiga siswa melakukan

percobaan membuat magnet dengan cara dialiri listrik

(elektromagnetik). Cara pembuatan magnet dengan dialiri listrik dapat

dilihat pada gambar 15 berikut ini:

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 15. Membuat magnet dengan dialiri listrik (elektromagnetik)

Gambar di atas menunjukkan bahwa paku yang dialiri listrik

bersifat magnet yaitu ditunjukkan dengan isi klip yang menempel pada

ujung paku tersebut. Pada percobaan ini, guru membimbing satu per

satu kelompok dan satu per satu percobaan sampai selesai dengan

intensitas yang lebih sedikit sambil menilai aktivitas siswa dalam

berkelompok. Guru juga selalu menciptakan suasana yang harmonis

dan akrab serta mendorong siswa untuk selalu aktif mengikuti kegiatan

kelompoknya. Setiap kelompok berdiskusi membuat kesimpulan yang

ada di lembar kerja. Setelah percobaan dan diskusi kelompok selesai,

masing-masing kelompok maju ke depan membacakan hasil percobaan

di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan

pada kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa

yang mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward

(hadiah) yaitu tepuk tangan bagi kelompok yang paling baik. Meminta

siswa untuk mengumpulkan laporan hasil percobaan. Kemudian guru

menjelaskan cara menghilangkan sifat kemagnetan pada batang besi

yang telah bersifat magnet pada percobaan tersebut yaitu dengan cara

dibanting, dipukul, dan dibakar. Tetapi yang didemonstrasikan hanya

dibanting dan dipukul saja. Siswa secara bersama-sama

mengidentifikasi cara-cara membuat magnet. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil percobaan. Siswa bersama guru mengulang hasil

percobaan tentang cara membuat magnet. Siswa secara bersama-sama

mengulang cara-cara membuat magnet.

Pada akhir pembelajaran, siswa diberi kesempatan menanyakan hal

yang belum jelas tentang materi yang telah dipelajari. Siswa bersama

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

guru menyimpulkan materi pelajaran. Siswa mencatat hal-hal yang

penting. Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa, guru

memberikan tes akhir pada siswa. Siswa diberi motivasi agar lebih giat

belajar. Siswa bersama guru mengakhiri pembelajaran.

Pada pertemuan kedua ini semua siswa mengalami peningkatan.

Peningkatan ini terjadi pada aktivitas siswa selama pembelajaran yaitu

mengenai keaktifan saat mengikuti pembelajaran, berani bertanya dan

menjawab, dan lain-lain. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada

pemahaman konsep siswa tentang materi magnet dibuktikan dari hasil

tes yang dikerjakan oleh siswa.

3) Tahap Observasi/Pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pertemuan I maupun II pada

siklus II, observasi dilakukan oleh guru yang juga sebagai peneliti kepada

siswa pada pembelajaran IPA kelas V dengan model pembelajaran

Quantum . Observasi ini difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu

kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

lembar pengamatan/observasi aktivitas siswa, penilaian kegiatan

percobaan, dan dokumentasi yang berupa foto.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa

besar pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Quantum materi gaya

magnet yang dilaksanakan dapat menghasilkan perubahan pada

pemahaman konsep siswa pada materi gaya magnet.

Pada pertemuan I siklus II, siswa sudah masuk semua sehingga

tidak ada yang terlambat. Saat pembelajaran dimulai, siswa menunjukkan

kesiapan yang cukup untuk mengikuti pembelajaran. Susana pembelajaran

ini sangat menyenangkan. Sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran,

seperti bertanya apabila kurang jelas mengenai materi yang sedang

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dipelajari. Apabila guru memberikan pertanyaan, siswa sudah berani

menjawab pertanyaan tersebut dengan mengacungkan jari terlebih dahulu

dan dengan suara yang lantang dan jelas. Siswa juga sudah berani maju

menuliskan jawaban yang ditanyakan oleh guru. Pada saat guru

memancing suatu permasalahan yaitu tentang kegunaan gaya magnet yang

terjadi dalam sehari-hari, siswa aktif dalam menjawab dan dengan suara

yang lantang. Begitu guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan

tentang sifat-sifatmagnet dan cara membuat magnet, siswa langsung

berkelompok dan meminta lembar kegiatannya. Setelah berkelompok dan

mulai mempelajari langkah-langkah percobaan, siswa langsung memulai

percobaan karena mereka sudah merasa jelas dengan alat dan bahan yang

dibutuhkan dan cara bekerjanya walaupun ada satu atau dua percobaan dan

kelompok yang masih perlu bimbingan guru. Dalam melakukan kegiatan

percobaan, hampir semua siswa aktif dalam kelompok. Pada saat kegiatan

kelompok siswa masih terdengar ramai karena jumlah siswa yang banyak.

Tetapi siswa dapat menyelesaikan percobaan dengan baik dan tepat waktu.

Pada percobaan di pertemuan I siklus II ini sudah lebih baik dari pada

siklus sebelumnya.

Pada pertemuan II siklus II tidak jauh berbeda dengan pertemuan I

tetapi mengalami perubahan yang cukup berarti. Antara pertemuan I dan II

pada siklus II, mengalami peningkatan pada keseriusan, keaktifan, dan

kesiapan siswa dalam melakukan percobaan, dan hubungan kerja yang

saling bertanggung jawab. Hal tersebut ditunjukkan dengan sudah

berkurangnya pertanyaan siswa tentang langkah-langkah percobaan dan

percobaan dapat berjalan baik dengan berkurangnya bimbingan guru

terhadap kelompok.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-

rata pemahaman konsep materi gaya magnet siswa pada siklus II

pertemuan I adalah 81,87 dan pertemuan II adalah 88,09. Dan nilai rata-

rata pada siklus II adalah sebesar 84,98. Pada siklus II pertemuan pertama

masih ada 1 siswa yang belum memenuhi kriteria minimum, tetati pada

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

siklus II pertemuan II semua siswa sudah memenuhi kriteria minimum

yang telah ditetapkan. Sehingga persentase yang dicapai sudah 100% dari

jumlah siswa kelas V yaitu 36 siswa yang mendapat nilai sama dengan

atau melebihi KKM yaitu 62.

Pencapaian keberhasilan nilai pemahaman konsep magnet siswa

kelas V SD Negeri 1 Petir pada siklus II berdasarkan pada uraian di atas

dapat dinyatakan dalam tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Petir Siklus II

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 61-65 1 2,78%

2 66-70 3 8,33%

3 71-75 0 0%

4 76-80 6 16,67%

5 81-85 11 30,56%

6 86-90 6 16,67%

7 91-95 3 8,33%

8 96-100 6 16,67%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat disajikan dalam bentuk gambar

16 sebagai berikut:

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

0

2

4

6

8

10

12

61-65

66-70

71-75

76-80

81-85

86-90

91-95

96-100

61-65

66-70

71-75

76-80

81-85

86-90

91-95

96-100

Gambar 16. Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Petir Siklus II

Berdasarkan tabel 6 dan gambar 16, dapat diketahui bahwa pada

siklus II ini siswa yang mendapatkan nilai pemahaman konsep antara 61-

65 sebanyak 1 siswa atau 2,78%, yang mendapat nilai antara 66-70

sebanyak 3 siswa atau 8,33%, yang mendapat nilai antara 76-80 sebanyak

6 siswa atau 16,67%, yang mendapat nilai antara 81-85 sebanyak 11 siswa

atau 30,56%, yang mendapat nilai antara 86-90 sebanyak 6 siswa atau

16,67%, yang mendapat nilai antara 91-95 sebanyak 3 siswa atau 8,33%,

dan yang mendapat nilai antara 96-100 sebanyak 6 siswa atau 16,67%.

Tabel 7. Perkembangan Peningkatan Pemahaman Konsep Magnet Siswa pada Tes Awal, Tes Siklus I, dan Tes Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri 1

Petir Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 30 40 62,5

Nilai tertinggi 92 100 100

Rata-rata nilai 57,86 72,9 84,98

Siswa belajar tuntas 47,22% 77,78% 100%

FREKUENSI

INTERVAL NILAI

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep siswa

pada tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II tabel 7 dapat disimpulkan

bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 30, pada siklus I

naik menjadi 40, dan pada siklus II naik lagi menjadi 62,5. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 92, dan pada siklus I dan siklus

II naik menjadi 100. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu

dari tes awal sebesar 57,86, siklus I sebesar 72,9, dan pada siklus II naik

menjadi 84,98. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 62) pada tes

awal 47,22%, tes siklus I 77,78%, setelah dilakukan refleksi terdapat 8

siswa yang tidak tuntas (nilai tes dibawah 62), namun secara keseluruhan

sudah meningkat pemahaman konsepnya bila dilihat dari presentase

ketuntasan siswa, dan pada tes siklus II semua siswa sudah mencapai

ketuntasan.

4) Refleksi

Data-data observasi yang telah diperoleh, kemudian dianalisis

untuk mengetahui perkembangan hasil penelitian. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum pada siklus II ini

menunjukkan adanya peningkatan dalam hal pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan tabel 4 dan 6 dapat dibuat perbandingan nilai pemahaman

konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir setelah diterapkannya

model pembelajaran Quantum dalam pembelajaran IPA siklus I dan

setelah dilaksanakannya pembelajaran pada siklus II. Berikut dituliskan

pada tabel 7 yaitu tabel perbandingan dari siklus I, dan siklus II sebagai

berikut:

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 8. Perbandingan Nilai Peningkatan Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir antara Siklus I dan Siklus II

No

Uraian

Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum

Tuntas

Frekuensi % Frekuensi %

1.

2.

Siklus I

Siklus II

28

36

77,78

100

8

0

22,22

0

Berdasarkan tabel 8 di atas, pada siklus II mengalami kenaikan

pemahaman konsep siswa yang sangat bagus. Untuk lebih jelas tentang

perkembangan pemahaman konsep siswa dari siklus I dan dilanjutkan ke

siklus II digambarkan dalam gambar 17 sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Siklus I Siklus II

Siklus I

Siklus II

Gambar 17. Perbandingan Ketuntasan Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V antara Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 8 dan gambar 17 di atas, dapat dikemukakan

bahwa setelah dilaksanakannya siklus II jumlah siswa yang mengalami

peningkatan pemahaman konsep sudah sesuai yang diharapkan oleh

peneliti. Pada pelaksanaan siklus I, jumlah siswa yang mengalami

peningkatan pemahaman konsep magnet dan nilai tes lebih tinggi atau

FREKUENSI

PEMAHAMAN KONSEP MAGNET

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

sudah mencapai kriteria ketuntasan adalah 28 siswa (77,78% dari jumlah

siswa kelas V). Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang mengalami

peningkatan pemahaman konsep magnet dan nilai tes lebih tinggi atau

sudah mencapai kriteria ketuntasan adalah 36 siswa (100% dari jumlah

siswa kelas V). Dapat dikatakan peningkatan pemahaman konsep magnet

siswa kelas V dari siklus I ke siklus II sebesar 22,22%.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dan mencermati hasil

observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Quantum

sudah berhasil bahkan melebihi target pencapaian yang telah ditentukan

sebelumnya pada indikator kinerja keberhasilan sehingga tidak perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dari uaraian di atas, dapat dicermati bahwa pembelajaran IPA

dengan menggunakan model pembelajaran Quantum sudah berhasil. Hal

ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pemahaman konsep siswa

kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011, yaitu semua siswa

mendapat nilai di atas KKM (>62).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan

nilai ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan peningkatan pemahaman

konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum . Peningkatan terlihat dari sebelum

tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini:

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 9. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 1 Petir antara Pra Siklus (Tes Awal), Siklus I dan Siklus II

No

Uraian

Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum

Tuntas

Frekuensi % Frekuensi %

1.

2.

3.

Tes Awal

Siklus I

Siklus II

17

28

36

47,22

77,78

100

19

8

0

52,78

22,22

0

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat digambarkan ke dalam bentuk gambar

18 seperti di bawah ini:

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 18. Perkembangan Ketuntasan Pemahaman Konsep Magnet Siswa antara Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tabel 9 dan gambar 18 di atas, dapat dikemukakan bahwa

pemahaman konsep magnet siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada pra

siklus, jumlah siswa yang mendapat nilai pemahaman konsep magnet di atas

KKM (>62) hanya 17 siswa atau 47,22% dari jumlah siswa kelas V. Sedangkan

setelah pelaksanaan siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai pemahaman

konsep lebih tinggi atau sudah mencapai kriteria ketuntasan bertambah 11 siswa

FREKUENSI

PEMAHAMAN KONSEP MAGNET

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

yaitu menjadi 28 siswa (77,78% dari jumlah siswa kelas V). Sedangkan pada

siklus II, jumlah siswa yang mendapat nilai pemahaman konsep magnet lebih

tinggi atau sudah mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 36 siswa atau 100%.

Dapat dikatakan peningkatan pemahaman konsep magnet siswa kelas V dari pra

siklus ke siklus I naik 30,56% dan dari siklus I ke siklus II naik sebesar 22,22%.

Berdasarkan perkembangan nilai pemahaman konsep magnet siswa yang

memperoleh nilai 2 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini

merefleksikan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum yang dilaksanakan guru dapat dinyatakan berhasil untuk

meningkakan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran

2010/2011.

Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan

bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri

1 Petir dengan menggunakan model pembelajaran Quantum. Hal ini tampak jelas

dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh siswa dari hasil

observasi yang dilakukan guru baik secara individual maupun secara kelompok

pada setiap siklus. Pada saat kegiatan kelompok siswa masih terdengar ramai

karena jumlah siswa yang banyak. Tetapi siswa dapat menyelesaikan percobaan

dengan baik dan tepat waktu. Kendala tersebut dapat diatasi dengan cara guru

menghampiri setiap kelompok pada saat melakukan percobaan.

Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu

rekomendasi bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum dapat

meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir

Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas khususnya dan siswa kelas V

Sekolah Dasar lain pada umumnya.

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Quantum

pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan pemahaman

konsep materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran

2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mengalami peningkatan

yaitu pada pra siklus, nilai rata-rata pemahaman konsep siswa kelas V sebesar

57,86, siklus I sebesar 72,9, dan pada siklus II naik menjadi 84,98. Sedangkan

untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 62) secara persentase, pada pra

siklus sebesar 44,44%, pada siklus I sebesar 77,78%, dan pada siklus II

semua siswa sudah mencapai ketuntasan yaitu sebesar 100%.

2. Penggunaan model pembelajaran Quantum untuk meningkatkan pemahaman

konsep magnet siswa kelas V yaitu guru harus terampil dalam menerapkan

model pembelajaran quantum diantaranya 1) Tumbuhkan adalah

menumbuhkan minat, perhatian, motivasi siswa melalui interaksi dengan

lingkungan dan bernyanyi bersama, 2) Alami yaitu dengan kerja kelompok

atau individual siswa untuk mengalami sendiri, 3) Namai dengan siswa

menamai hasil percobaan yang dilakukan, 4) Demonstrasi adalah memberi

kesempatan siswa menerapkan pengetahuan, mengaitkan dan terlatih,

5) Ulangi adalah mengulang pembelajaran untuk memantapkan pembelajaran,

6) Rayakan adalah memberi rasa rampung dan menghargai usaha siswa

dengan acungan jempol, tepuk tangan, dan bernyanyi bersama.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil dari penelitian ini, dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa yaitu

sebagai berikut:

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa.

Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum, siswa dapat

mengalami, menamai, mendemonstrasikan dan menemukan sendiri suatu

konsep sehingga konsep itu dapat terus bertahan dalam ingatan siswa.

Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan seperti pada kehidupan

sehari-hari karena siswa terlibat langsung di dalamnya. Selain itu, siswa juga

akan terbiasa dengan kegiatan percobaan apabila dalam kesehariannya

menemukan suatu hal yang perlu dicoba dan diselidiki. Siswa merasa tidak

canggung dan takut untuk melakukan percobaan karena sudah terbiasa. Sikap

percaya diri siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat pun sudah

meningkat. Siswa juga sudah memiliki rasa kebersamaan dan tanggung jawab

dalam mengerjakan tugas baik kelompok maupun individu.

Dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan kegiatan untuk

mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mencoba dan menemukan sendiri,

pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa dan pada akhirnya pemahaman

konsep siswa kelas V SD Negeri 1 Petir meningkat.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan efektivitas guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar ilmu yang diperoleh siswa

tidak mudah luntur atau hilang dan siswa juga mempunyai kemampuan untuk

mencari dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan tersebut. Kemampuan

tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran,

metode dan media yang tepat bagi siswa dan tujuan pembelajaran.

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

dalam menghadapi dan meningkatkan permasalahan yang sejenis. Adapun

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi

semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru sangat

diperlukan dalam meningkatkan pemahaman konsep magnet siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran

Quantum pada siswa kelas V SD Negeri 1 Petir tahun pelajaran 2010/2011, maka

saran-saran yang diberikan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya

dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri 1 Petir khususnya sebagai

berikut:

1. Kepada Sekolah

a. Dalam rangka menambah wawasan guru dalam dunia pendidikan,

hendaknya sekolah secara aktif mengirimkan guru dalam setiap diskusi,

seminar, maupun kegiatan ilmiah lainnya. Sehingga dalam

pembelajaran, guru dapat lebih inovatif, kreatif dan efektif dalam

pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran

Quantum.

b. Pihak sekolah hendaknya selalu aktif mengadakan hubungan kerjasama

dengan instansi pendidikan lain maupun masyarakat dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana semaksimal

mungkin agar proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran

dengan model pembelajaran Quantum lebih optimal dan hendaknya

meningkatkan perawatan sarana dan prasarana yang telah dimiliki.

2. Kepada Guru

a. Guru hendaknya lebih banyak melibatkan peran siswa secara aktif

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA, dimana siswa dapat

mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mencoba dan menemukan

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM... · (PTK ini dilaksanakan di SD Negeri I Petir Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011) Oleh: SUKMA BUDI APIKAFRI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

sendiri suatu pengetahuan sehingga siswa tidak pernah lupa tentang hal

yang dipelajari. Cara yang dilakukan antara lain, memilih model

pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara

maksimal, sebagai contoh model pembelajaran Quantum.

b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik untuk

melaksanakan pembelajaran misalnya dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum, terutama dalam penyusunan RPP, Lembar

Kegiatan Siswa (LKS), dan evaluasi.

3. Kepada Siswa

a. Siswa diharapkan selalu aktif dan kreatif dalam mengikuti

pembelajaran, tanya jawab, diskusi tentang materi yang diajarkan.

b. Sebelum materi dibahas, siswa hendaknya mempelajari sendiri materi

tersebut dan berusaha untuk mencari sumber lain agar pengetahuannya

lebih berkembang.

c. Siswa hendaknya dapat menerapkan hasil pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.