PENGGUNAAN METODE PERMAINAN WHISPER RACE …... · bahasa inggris siswa kelas iv sdn 1 adikarso ......
Click here to load reader
Transcript of PENGGUNAAN METODE PERMAINAN WHISPER RACE …... · bahasa inggris siswa kelas iv sdn 1 adikarso ......
i
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 1 ADIKARSO
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: ISNAENI X7210066
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isnaeni
NIM : X7210066
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
PENGGUNAAN METODE
PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV
SDN 1 ADIKARSO TAHUN AJARAN 2011/2012 ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Isnaeni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN WHISPER RACE
DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK
BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 1ADIKARSO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
ISNAENI
X7210066
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Januari 2013
Pembimbing I
Drs. Suhartono, M.Pd. NIP. 19551211 198403 1 001
Pembimbing II
Kartika Chrysti S, M. Si NIP. 19770401 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 14 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Imam Suyanto, M.Pd. ......................
Sekretaris : Warsiti, M.Pd. ......................
Anggota I : Drs. Suhartono, M.Pd. ......................
Anggota II : Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. ......................
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof.Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Isnaeni.PENGGUNAAN METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 1ADIKARSO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.Januari 2013.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk: (1)mendeskripsikan penggunaan metode permainan whisper race dalam peningkatan keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso, (2) meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggrissiswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso melalui metode permainan whisper race.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.Setiap siklusdilaksanakan selama 3 pertemuan, dengan masing-masing pertemuan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Adikarso tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 38 siswa.Sumber data berasal dari siswa, guru, dan teman sejawat.Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dan tes.Validitas data menggunakan triangulasi teknik dan sumber.Analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan didukung data kualitatif dan kuantitatif.Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode permainanwhisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV dari pratindakan ke siklus I, dari siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III.
Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) penggunaan metode permainan whisper raceyang dapat meningkatkan keterampilan menyimak yaitu dengan langkah-langkah: membagi siswa menjadi beberapa kelompok, membimbing siswa berbaris, memberikan daftar kosakata untuk dihafalkan selama 3 menit, siswa paling akhir membisikkan kosakata sesuai yang dihafalkan, siswa paling depan menuliskan hasilnya di papan tulis, menentukan kosakata yang dibisikkan, pembahasan, dan memberikan reward, (2) penggunaan metode permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012, hal ini terlihat dari keterampilan menyimak siswa pada siklus III, bahwa lebih dari 85% siswa telah mencapai KKM (60).Hal ini dapat dibuktikan dari hasil tes listening.Pada tes awal persentase ketuntasan siswa adalah 24%. Pada siklus I persentase ketuntasan siswa adalah 28,9%. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa adalah 87%. Pada siklus III persentase ketuntasan siswa adalah 92,1%.
Kata kunci:metode permainanwhisper race, keterampilan menyimak, Bahasa Inggris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Isnaeni.THE USINGOF WHISPER RACE GAMES METHODIN IMPROVEMENT OF ENGLISH LISTENING SKILLFOR FOURTH GRADE STUDENT IN STATE ELEMENTARY SCHOOL 1 ADIKARSOACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Education and Teacher Training of Sebelas Maret University Surakarta.Januari 2013.
The purpose of this research are: (1) to describe the use of thewhisper race game methods in improving the understanding of English listening skill for fourth grade student in state elementary school 1 Adikarso, (2) to enhanceEnglish listening skills in fourth grade student in state elementary school 1 Adikarso through whisper race game methods.
This research is a classroom actionresearch. The research was conducted in three cycles. Each cycle were conducted during three meetings where each meeting consisted of planning, implementation of the action, observation, and reflection.The Subject of this research was third grade student in state elementary school 1 Adikarso academic year 2011/2012 which amounted to 38 students. The sources of data came from students, teacher and peer.The techniques of data collecting are by interview, observation, and test. The validity of the data used triangulation technique and source.The data analysis used descriptive technique supported by qualitative and quantitative data. The research procedure is spiral model interrelated each other.
The result of this research showed that the use of thewhisper race game methodcan increase the English listening skillsfor fourth grade studentfrom pra action to cycle I, from cycle I to cycle II, and from cycle II to cycle III.
The conclusions of this study are: (1) the use ofthe whisper race game methodcan increase the English listening skillswith the following steps:divide students into groups, guide students lined up, givevocabulary list to be memorized for 3 minutes, the last student of ranks whispering the vocabulary that had been memorized, students who stood in the front of rankswrites the results on the board, specifying the vocabulary whispered, discussions, and rewarding. (2) the use of thewhisper race game methodcan increase the English listening skills for fourth grade student in state elementary school 1 Adikarso academic year 2011/2012, it is seenfrom thelistening skillsof studentsin cycle III, that more than 85% of studentshave achievedKKM(60).It can be proved by the results of listening tests. In preliminary test the percentage of completeness of students is 24%. In the first cycle the percentage of students is 28,9% completeness. In the second cycle the percentage of students is 87% completeness. In the third cycle the percentage of students is 92,1% completeness.
Keywords: whisper race game method, listening skills, English
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Carilah ilmu, jika kamu tidak bisa, cintailah orang yang berilmu. Dan
andaipun kamu tidak bisa mencintai mereka, maka janganlah membenci
mereka (Abu Darda)
Janganlah mengecilkan semangatmu sesungguhnya aku tak pernah diam dari
hal-hal yang dibenci, yaitu orang-orang yang kecil semangatnya (Umar bin
Khathab)
Kaena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnnya
sesudah kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah: 5-6)
Bentangkanlah sayap saat seseorang menjatuhkanmu dari ketinggian,
terbanglah seperti burung mencintai angin (Fahd Djibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ayah dan ibu tercinta, terima kasih atas pembelajaran tentang hakikat hidupdan
kebermanfaatan
Saudara-saudaraku, keberadaan kalian selalu memberikan warna di setiap
langkahku dalam menempuh pendidikan ini.
Sahabat-sahabatku, terimakasihtelah berkenan berbagi serta menemani perjuangan
ini dalam suka maupun duka.
Dosen pembimbing, terimakasih telah membimbing dengan penuh kesabaran.
Semoga engkau mendapatkan sesuatuyang lebih baik dari Tuhan.
FKIP UNS, almamater tercinta kampus tempat menimba aneka ilmu.
Semoga engkau terjaga selalu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna
memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan kritikan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi;
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS Surakarta yang telah
memberikan persetujuan skripsi;
3. Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP UNS Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi;
4. Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku Koordinator Pelaksana Program S1
PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen yang telah memberikan izin
penulisan skripsi;
5. Drs. Suhartono, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah dengan sabar
membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan dalam menulis
skripsi;
6. Kartika Chrysti Suryandari M.Si. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi;
7. Esti Karnasih, S.Pd. selaku Kepala SDN 1 Adikarso yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
kegiatan penelitian;
8. Keluarga besar SDN 1 Adikarso yang telah mendukung segalanya;
9. Berbagai pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan
di sekolah dasar dan semua pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan.
Surakarta,Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ............................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 6
1. Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris Siswa
Kelas IV SD .................................................................................. 6
2. Penggunaan Metode Permainan Whisper Race ............................. 16
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 26
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 26
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 27
C. Sumber Data ........................................................................................ 28
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 29
1. Teknik Pengumpul Data ................................................................ 29
2. Alat Pengumpul Data .................................................................... 31
3. Penyusunan Instrumen .................................................................. 32
E. Validasi Data ....................................................................................... 34
F. Indikator Kinerja ................................................................................. 35
G. Analisis Data ....................................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 37
1. Siklus I .......................................................................................... 39
2. Siklus II ......................................................................................... 42
3. Siklus III ........................................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan ....................................................................... 49
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................................. 51
1. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 51
2. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 70
3. Deskripsi Siklus III ....................................................................... 89
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ........................................ 105
D. Pembahasan ......................................................................................... 109
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 114
B. Implikasi .............................................................................................. 114
C. Saran .................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
LAMPIRAN .................................................................................................... 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran Menggunakan MetodePermainan Whisper Race ............................................................ 33
3.2. Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Keterampilan Menyimak ................... 34 4.1. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal ...................... 50 4.2. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-1
Siklus I ................................................................................................ 60 4.3. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1
Siklus I ................................................................................................ 61 4.4. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-2
Siklus I ................................................................................................ 62 4.5. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2
Siklus I ................................................................................................ 63 4.6. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-3
Siklus I ................................................................................................ 64 4.7. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3
Siklus I ................................................................................................ 65 4.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I ........................................... 68 4.9. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-1
Siklus II ................................................................................................ 78 4.10. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1
Siklus II ................................................................................................ 79 4.11. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-2
Siklus II ................................................................................................ 80 4.12. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2
Siklus II ................................................................................................ 81 4.13. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-3
Siklus II ................................................................................................ 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.14. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus II ................................................................................................ 83
4.15. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II .......................................... 86 4.16. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-1
Siklus III ................................................................................................ 95 4.17. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1
Siklus III ................................................................................................ 96 4.18. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-2
Siklus III ................................................................................................ 97 4.19. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2
Siklus III ................................................................................................ 98 4.20. Analisis Observasi terhadap Guru olehObserver Pertemuan ke-3
Siklus III ................................................................................................ 99 4.21. Analisis Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3
Siklus III ................................................................................................ 100 4.22. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus III ......................................... 103 4.23. Ketuntasan Belajar .................................................................................. 105 4.24. Perbandingan Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang Dilakukan
Siswa oleh Observer ............................................................................... 107 4.25. Perbandingan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran ....................... 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Jadwal PenelitianTindakan Kelas .......................................................... 27 3.2. Bagan Triangulas .................................. 34 3.3. ................................. 35 3.4. Indikator Kinerja Penelitian ................................................................... 35 3.5. Model Penelitian Tindakan Kelas Spiral Kemmis dan Taggart ............ 38 4.1. Diagram Penilaian Proses Siklus I, Pertemuan 1, 2, dan 3 ..................... 67 4.2. Diagram Penilaian Proses Siklus II, Pertemuan 1, 2, dan 3 ................... 85 4.3. Diagram Penilaian Proses Siklus III, Pertemuan 1, 2, dan 3 .................. 102 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar ................................................. 106 4.5. Perbandingan Penilaian Proses Siswa saat Proses Pembelajaran ........... 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa ................................................................................. 121
2. Daftar Nilai Evaluasi Kondisi Awal ....................................................... 122
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................................... 124
4. Lembar Evaluasi Siklus I ........................................................................ 138
5. Lembar Observasi Guru .......................................................................... 139
6. Lembar Observasi Siswa ........................................................................ 143
7. Pedoman Wawancara.............................................................................. 146
8. Skenario Pembelajaran Siklus I ............................................................. 148
9. Daftar Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ......................................... 152
10. Penilaian Proses Siklus I ........................................................................ 153
11. DaftarNilai Siklus I ................................................................................. 155
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................ 157
13. Lembar Evaluasi Siklus II ...................................................................... 169
14. Skenario Pembelajaran Siklus II ............................................................ 170
15. Daftar Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II ........................................ 174
16. Penilaian Proses Siklus II ...................................................................... 175
17. Daftar Nilai Siklus II .............................................................................. 177
18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ....................................... 179
19. Lembar Evaluasi Siklus III ..................................................................... 191
20. Skenario Pembelajaran Siklus III .......................................................... 192
21. Daftar Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus III ....................................... 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
22. Penilaian Proses Siklus III ..................................................................... 197
23. Daftar Nilai Siklus II .............................................................................. 199
24. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I, II, dan III .................................. 201
25. Silabus .................................................................................................. 202
26. Surat Keterangan .................................................................................... 203
27. Foto Pembelajaran Siklus ...................................................................... 204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dikuasai oleh generasi
muda Indonesia. Di era yang semakin canggih dan modern ini, tuntutan
globalisasi yang notabene berbasisBahasa Inggris tak dapat dielakkan. Bahasa
Inggris memegang peranan penting, mengingat Bahasa Inggris merupakan alat
komunikasi internasional. Selain itu untuk dapat mengoperasikan berbagai media
komunikasi serta mengetahui transformasi ilmu pengetahuan secara mahir dan
mendalam, diperlukan kemampuan yang cukup dalam berbahasa Inggris.
Siswa yang merupakan generasi muda Indonesia yang kelak akan
memikul tugas memutar roda kemajuan bangsa,perlu dibekali dengan Bahasa
Inggris sejak dini. Jika tidak, mereka tentu akan kehilangan media dalam
berinteraksi dengan peradaban yang sedang berkembang. Mereka akan lebih
banyak mengalami ketertinggalan di bidang informasi dan teknologi, serta
kesulitan berinteraksi dalam lingkup internasional.
Mengingat pentingnya penguasaan Bahasa Inggris oleh generasi muda
Indonesia, kesadaran tentang pentingnya penguasaan Bahasa Inggris di beberapa
sekolah dasar pun semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari adanya
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah tersebut walaupun masih sekedar mulok.
Meskipun masih berstatus pelajaran mulok, pembelajaran Bahasa Inggris tetap
mendapat perhatian yang sama seperti halnya mata pelajaran yang lain. Berbagai
pendekatan, strategi, metode dan media pun dikembangkan. Semuanya itu tidak
lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris khususnya
di sekolah dasar.
Di Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso yang berada di Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen, pembelajaran Bahasa Inggris pun telah mendapat
perhatian yang serius. Terbukti pembelajaran Bahasa Inggris telah diajarkan sejak
masuk kelas 1. Akan tetapi yang selama ini berlangsung di kelas-kelas
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
BahasaInggris adalah proses pembelajaran yang masih berorientasi pada
penguasaan pengetahuan. Pembelajaran Bahasa Inggris seringkali masih
disamakan dengan pelajaran lain yang berorientasi pada pengetahuan semata.
Padahal seharusnnya pembelajaran bahasa berorientasi keterampilan (skill) yang
diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemikiran bahwa pembelajaran Bahasa Inggris tidak ada bedanya dengan
pembelajaran lain yang beorientasi pengetahuan inilah yang membuat proses
pembelajaran Bahasa Inggris cenderung menjadi monoton, hanya terfokus pada
penyampaian-penyampaian materi tanpa berpikir pengetahuan tersebut akan
termemori dengan baik dan bermanfaat di kemudian hari atau tidak. Terlebih
sekarang ini telah banyak beredar buku paket-buku paket Bahasa Inggris dan
LKS-LKS Bahasa Inggris. Guru memang terbantu dengan diterbitkannya buku
paket serta LKS Bahasa Inggris tersebut, namun disadari atau tidak secara
langsung dan tidak langsung hal itu telah mengikis kreativitas serta keinovatifan
guru.
Adanya buku paket serta LKS Bahasa Inggris yang semakin bervariatif
ini ternyata memberikan andil yang besar dalam menjadikan kelas-kelas Bahasa
Inggris sebagai ajang penyampaian informasi atau pengetahuan belaka. Guru
cenderung mengikuti buku paket dan LKS, sehingga learning by doing yang
menjadi ciri pembelajaran bahasa berubah menjadi learningby the books. Karena
pemahaman bahasa yang seharusnya dibangun melalui proses pembiasaan dan
praktek berkomunikasi secara terus-menerus kini telah bergeser menjadi sebatas
pengkajian pengetahuan saja tanpa mengindahkan tujuan pembelajaran bahasa
yang sebenarnya.
Tujuan pembelajaran bahasayang sebenarnya yaitu siswa dapat berbicara
menggunakan BahasaInggris dengan baik dan benar. Bukan hanya sekedar
penguasaan-penguasaan pengetahuan.Agar siswa mampu berbicara dalam Bahasa
Inggris dengan baik, siswa perlu mendasarinya dengan keterampilan menyimak.
Karena dengan memiliki keterampilan menyimak berarti telah memiliki modal
utama belajar bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Menyimak merupakan landasan pokok belajar bahasa. Melalui
menyimak siswa dapat mengenal berbagai konsep, pengetahuan dan informasi.
Namun kenyataan di lapangan yaitu pada siswa kelas IV SDN 1 Adikarso
penguasaan keterampilan menyimak tersebut masih sangat kurang. Hal ini terlihat
dari hasil pre-tes yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan, rata-rata
nilai yang diperoleh siswa dari pengerjaan soal listening yang diberikan yaitu
40,5.Hasil tersebut masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan
sekolah tersebut yaitu 60.
Ketidaktuntasan pada keterampilan menyimak ini jika dibiarkan akan
menghampat penguasaan keterampilan-keterampilan bahasa yang lain. Untuk itu
sudah saatnya guru dan siswa memperhatikan keterampilan berbahasa yang satu
ini. Dan dalam rangka meningkatkan ketermpilan menyimak itulah peneliti
berupaya memberikan alternatif penggunakan metode permainan whisper race
(bisik berantai) dalam proses belajar mengajar, agar tercipta iklim belajar yang
menyenangkan namun tetap mengutamakan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan anggapan bahwa dunia anak merupakan dunia bermain,
peneliti berusaha mendesain metode pembelajaran yang sudah tidak asing bagi
siswa yaitu dengan metode permainan. Pada dasarnya permainan memang
digunakan sebagai media hiburan, namun kemudian banyak dikembangkan dalam
dunia pendidikan. Permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
permainan yang telah didesain dan disesuaikan dengan tujuan-tujuan
pembelajaran. Dan dalam penelitian ini permainan yang didesain peneliti adalah
permainan whisper race.
Permainan whisper race (bisik berantai) ini merupakan permainan yang
sudah tidak asing lagi bagi siswa. Dalam memainkan permainan ini siswa dibagi
menjadi beberapa tim. Untuk melakukan permainan ini siswa satu tim ini harus
berdiri berbaris. Siswa yang berdiri di baris paling depan dan paling belakang
diberi daftar kata. Siswa yang berdiri diurutan paling belakang kemudian diberi
waktu untuk membaca kata-kata yang ada didaftarnya, untuk kemudian dia
berbisik kepada teman di depannya sesuai kosa kata dalam daftar. Kegiatan
berbisik ini berlangsung secara berurutan hingga sampai pada siswa terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dalam tim, yaitu siswa yang berdiri diurutan paling depan. Selanjutnya siswa yang
terakhir dibisiki tersebut harus melingkari kata/kalimat dalam daftar yang
diberikan oleh guru tadi sesuai dengan apa yang didengarnya.
Daftar kata/kalimat yang telah dilingkari siswakemudian dibandingkan
antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Bagi kelompok yang paling
tepat melingkari daftar kata tersebut akan diberikan reward sehingga siswa
menjadi lebih termotivasi. Pada akhirnya, dengan penggunaan metode permainan
whisper race dalam pembelajaran Bahasa Inggris tersebut diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif, terutama bagi peningkatan keterampilan
menyimakBahasa Inggris.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode permainan whisper
raceyang dapatmeningkatkan keterampilan menyimakBahasa Inggris
siswa kelas IV SD?
2. Apakah penggunaan metode permainan whisper racedapatmeningkatan
keterampilan menyimakBahasa Inggris siswa kelas IV SDN 1 Adikarso?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan menyimakBahasa Inggris siswa kelas IV SDN 1 Adikarso
Kecamatan Kebumen, sedangkan tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk:
1. Mendeskripsikanpenggunaan metode permainan whisper
racedalampeningkatan keterampilan menyimakBahasa Inggris siswa
kelas IV SDN 1 Adikarso.
2. Meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggrissiswa kelas IV
SDN 1 Adikarso melalui metode permainan whisper race.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan
metode permainan whisper race dalam peningkatan keterampilan
menyimak Bahasa Inggris.
2. Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan agar mereka
lebih termotivasi dan tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris,
serta membangkitkan semangat belajar agar mereka menjadi aktif dan
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dengan
penggunaan metode permainan whisper race ini diharapkandapat
tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan, bahkan mungkin
dapat berlangsung proses belajar tanpa sadar.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
kinerja guru atau pun para praktisi pendidikan. Selain itu juga
memberikan alternatif metode pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, serta memberikan solusi tentang
peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di jenjang sekolah
dasar.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang baik
berupa masukan tentang perbaikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris Siswa Kelas IV
SD
a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 10)
sia SD (sekitar 6;0 12;0) merupakan tahapan
perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan
Karakteristik anak usia sekolah dasar secara umum sebagaimana
dikemukakan oleh Basset, Jack, dan Logan (1983) adalah sebagai
berikut:
1) Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; 2) Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang; 3) Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; 4) Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan; 5) Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; 6) Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya (Sumantri dan Permana, 2001: 11). Menurut Piaget pemikiran seorang anak berkembang melalui
serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Dalam
hal ini Piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4
tahap, yaitu: tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun),
tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional
(usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke
atas) (Desmita, 2009: 101).
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berdasarkan fase perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh
Piaget, siswa kelas IV yang berusia antara9-11 tahun masuk dalam fase
konkret-operasional.Menurut Piaget, pada tahap ini, egosentris anak
sudah semakin berkurang. Anak sudah sudah dapat mengamati,
menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain
dengan lebih obyektif. Meskipun demikian cara berpikir yang masih
bersifat konkrit menyebabkan anak belum mampu berpikir abstrak
(Asrori, 2009: 50).
Dari berbagai pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik siswa kelas IV SD adalah tahapan perkembangan penting
dan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya yaitu pada
tahap opearasional formal, dimana pada tahap ini egosentris anak sudah
semakin berkurang, rasa ingin tahunya kuat, senang bermain, suka
mencoba hal-hal baru, dan dapat belajar secara efektif ketika mereka
merasa puas dengan situasi yang terjadi. Selain itu anak sudah sudah
dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-
pikiran orang lain dengan lebih obyektif, meskipun cara berpikir yang
masih bersifat konkrit menyebabkan anak belum mampu berpikir secara
abstrak.
b. Bahasa Inggris SD
1) Pengertian Bahasa Inggris
komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi
Sehubungan dengan pengertian tersebut, Alya mengartikan bahasa
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama (2009). Hal tersebut
sesuai pendapat Brown bahwa bahasa dipergunakan sebagai alat
komunikasi atau sarana pergaulan sesama insan (Tarigan, 2009: 4).
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bahasa
adalah simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dipergunakan sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan
sesama insan yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Begitu pula dengan Bahasa Inggris, Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas, 2009) menyebutkan BahasaInggrissebagai
alat untuk berkomuniksi secara tertulis dan lisan.Bahasa Inggris
saat ini sudah menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat,
bahkan sampai di tingkat Sekolah Dasar (SD). Oleh sebab itu
Bahasa Inggris sudah diajarkan di Sekolah Dasar sejak kelas satu.
Hal ini dimaksudkan untuk mengakrabkan siswa dengan Bahasa
Inggris, sesuai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris. Dimana
Bahasa Inggris di tingkat SD dimaksudkan tidak hanya untuk
mengenalkan bahasa ini lebih dini tetapi juga untuk membangun
sikap positif terhadap Bahasa Inggris itu sendiri (Depdiknas, 2009).
2) Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris
Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan pembelajaran
bahasa. Dalam pembelajaranbahasa hendaknya mencakup empat
kemampuan yang perlu dikembangkan dalam penggunaan bahasa,
yaitu performatif (performative),fungsional (funcional),
informasioanal (informational), dan epistemik (epistemic)
(Depdiknas, 2009: 232).
a) Performatif, siswa mampu membaca dan menulis, dan
berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan dan
berkomunikasi dalam konteks yang terbatas.
b) Fungsional, siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
c) Informasional, siswa diharapkan dapat mengakses
pengetahuan dengan kemampuan bahasanya.
d) Epistemik, siswa diharapkan dapat mentransformasikan
pengetahuan dalam bahasa tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Menurut Depdiknas (2009: 277) fungsi pembelajaran bahasa
Inggris di sekolah dasar meliputi dua hal, yaitu:
a) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (lenguage
accompaning action) dalam konteks sekolah.
b) Memiliki kesadaran dan hakikat tentang pentingnya bahasa
Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
masyarakat global.
3) Ruang Lingkup Bahasa Inggris
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah
dasar mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas
dalam konteks sekolah yang meliputi aspek mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2009: 277).
Ruang lingkup Bahasa Inggris tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a) Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana
yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah,
dan lingkungan sekitar.
b) Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana
interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam
bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah,
dan lingkungan sekitar.
c) Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi,
informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif
bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis
dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d) Menulis
Menuliskan kata, ungkapan dan teks fungsional pendek
sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
(Depdiknas, 2009)
Pada penelitian tindakan kelas kali ini, peneliti menekankan
pada aspek menyimak, sedangkan keterampilan yang lain hanya
digunakan sebagai penunjang pembelajaran saja.
4) Fungsi Bahasa Inggris
Seperti halnya bahasa yang lain, BahasaInggris juga memiliki
fungsi yang penting.Menurut Depdiknas (2009) fungsi
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar meliputi dua hal,
yaitu:
a) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (lenguage
accompaning action) dalam konteks sekolah.
b) Memiliki kesadaran dan hakikat tentang pentingnya Bahasa
Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
masyarakat global.
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat
dibutuhkan pada masa global seperti sekarang ini. Oleh karena itu
Bahasa Inggris telah mendapat banyak perhatian, yaitu dengan
dimasukkannya mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar.
Dimasukkannya mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar
akan meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris siswa, khususnya
siswa SD. Dalam penelitian tindakan kelas ini, kemampuan Bahasa
Inggris yang akan peneliti tekankan adalah aspek
mendengarkan/menyimak (listening). Dengan begitu nantinya
siswa SDN 1 Adikarso khususnya kelas IV dapat menggunakan
Bahasa Inggris dengan baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas keterampilan diartikan sebagai
kecakapan untuk menyelesaikan tugas (2008). Lebih lanjut Tarigan
mengatakan bahwa guru harus benar-benar memahami bahwa tujuan
akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa yaitu
terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (2009:
2).Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan merupakan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang
merupakan tujuan akhir pengajaran bahasa.
Keterampilan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak. Untuk lebih memahami
tentang pengertian keterampilan menyimak, menurut Pusat Bahasa
Depdiknas menyimak diartikan sebagai kegiatan mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau yang dibacakan
orang(2008). Sedangkan Santosa, dkk.mengemukakan bahwamenyimak
sebagai sebuah seni artinya kegiatan menyimak memerlukan adanya
kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian
(2009).
Lebih lanjut Tariganmenyebutkan menyimak sebagai suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh pembicara yang disampaikan melalui ujaran atau
bahasa lisan (2009). Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan
(memperhatikan) lambang-lambang lisan dengan penuh konsentrasi,
pemahaman, dan partisipasi aktif untuk memperoleh pesan yang
disampaikan melalui ujaran (bahasa lisan).
Menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat penting selain
keterampilanbahasa yang lain. Kegiatan menyimak juga dapat
menambahilmu, pengetahuan, informasi maupun wawasan yang belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dimiliki di antaranya melalui radio, televisi, atau langsung dari
narasumbernya. Untuk itulah menyimak memegang peranan penting
sebelum tiga keterampilan lainnya yaitu keterampilan berbicara,
membaca, dan menulis.Dan tanpa mengesampingkan keterampilan lain,
penelitian ini lebih ditekankan pada aspek keterampilan meyimak. Tiga
keterampilan lainnya hanya sebagai keterampilan pendukung saja.
Keterampilan menyimak sering kali diabaikan, khususnya dalam
proses belajar mengajar. Hal ini karena tanpa diajarkan pun keterampilan
ini telah dilakukan, hanya saja kurang mendapat perhatian. Apabila
memahami konsep menyimak dengan teliti, apapun yang dilakukan
tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Karena melalui proses
menyimak inilah seseorang mengenal konsep segala informasi baik
berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.
Kenyataan semacam ini terjadi di segala sektor kehidupan, tidak
terkecuali dalam lingkup pendidikan.
Menyimak yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu kegiatan
mendengarkan yang dilakukan secara sengaja untuk mendengarkan suatu
pesan tertentu. Untuk dapat dikatakan sebagai bagian dari keterampilan
berbahasa, kegiatan menyimak ini perlu direncanakan sehingga perlu
adanya tahapan-tahapan dalam menyimak.Dalam menyusun tahapan-
tahapan menyimak perlu memperhatikan beberapa faktor yang
memperngaruhi kegiatan menyimak, yaitu 1) faktor fisik berupa alat
penyimak atau pendengaran dan situasi lingkungan tempat
berlangsungnya kegiatan menyimak, 2) faktor kebahasaan berupa
kosakata dan stuktur, 3) faktor isi, berupa intisari berita atau bahan
simakan (Santosa, dkk., 2009).
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menemukan intisari
atau isi bahan simakan yaitu dapat dilakukan dengan cara: 1)
mendengarkan dengan penuh konsentrasi, 2) mendengar sambil
melakukan pencatatan pokok-pokok isi bahan simakan, 3) merekam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan alat bantu, misalnya foto/kamera, video, tape recorder, dan
sebagainya (Susanti, 2008).
Dalam proses menyimak, penyimak tidaklah selalu dapat
memusatkan perhatiannya secara penuh terhadap setiap kata yang
disimaknya. Penyimak terkadang dapat tidak menangkap apa yang
didengarnya. Tidak tertangkapnya beberapa hal itu disebabkan oleh
kurangnya keterlibatan siswa, tidak ketertarikan siswa pada topik, dan
kurangnya pemahaman siswa terhadap kata yang disimaknya.
Kegiatan menyimak bukan hanya sekedar kegiatan mendengarkan,
tetapi proses mendapatkan informasi atau pesan. Sebagai proses, menurut
Tarigan(mengutip simpulan Wolvin dan Coakley, 1985, dalam Tompkins
dan Hoskissn, 1995) kegiatan menyimak paling tidak terdiri dari tiga
tahapan: 1) Penyimak menerima rangsangan lisan berupa bunyi-bunyi
bahasa, 2) Penyimak memusatkan perhatian untuk memilih hal-hal yang
dianggapnya penting, 3) Penyimak menentukan dan memahami makna
atau pesan yang disampaikan pembicara sesuai pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya (1997: 2.38).
Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan
kemampuan/kompetensi menggunakan bahasa, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai sarana berpikir. Dikarenakan pengajaran
bahasa juga mencakup keterampilan menyimak maka menilaian
(pengetesan) kemampuan menyimak juga perlu dilakukan. Dalam
melakukan penilaian perlu diperhatikan beberapa hal yang erat kaitannya
dengan kegiatan menyimak. Menurut Santosa, dkk. (2009) hal-hal
tersebut yaitu 1) faktor fisik berupa alat penyimak atau pendengaran dan
situasi lingkungan tempat menyimak, 2) faktor kebahasaan berupa
kosakata dan struktur, 3) faktor isi, berupa pesan yang disampaikan
secara lisan. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan karena sangat
berpengaruh pada pembelajaran menyimak.
Berdasarkan uraian tentang keterampilan dan menyimak di atas
dapat diambil sebuah pengertian bahwa keterampilan menyimak adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kecakapan dalam kegiatan mendengarkan (memperhatikan) lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interprestasi, untuk memperoleh pesan yang disampaikan melalui ujaran
(bahasa lisan) sebagai tujuan akhir pengajaran bahas.
d. Materi Menyimak Bahasa Inggris
1) Silabus
Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu tentang memahami instruksi sangat sederhana dengan
tindakan dalam konteks kelas. Sedangkan kompetensi dasar yang
digunakan yaitu: a) merespon dengan melakukan tindakan sesuai
dengan instruksi secara berterima dalam konteks kelas dan dalam
berbagai permainan, b) merespon instruksi sangat sederhana secara
verbal (lampiran 25).
2) Materi Menyimak
Materi yang disampaikan pada penelitian ini yaitu tentang:
a) Shopping
Dengar dan ulangi setelah gurumu!
- Chasier
- Supermarket
- Shirt
- Jacket
- Bag
- Shoes
- Camera
- Cap
- Sharpener
- Pen
- Ruler
- Pencil case
- Doll
- Fruitstall
- Greengrocer
- Stationary
(Tim Penulis, 2012).
b) School Activity
Dengar dan ulangi setelah gurumu!
- Play in the school yard
- Study the lesson
- Have a flag ceremony
- Library
- Laboratory
- Canteen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
- Read a book
- Do exercise
- Clean the classroom
- Do an experiment
- Marching band
- Cap
- Tie
- Dictionary
- Book
- Sport shoes
(Tim Penulis, 2012).
c) Fruits and Vegetables
Dengar dan ulangi setelah gurumu!
- Apple
- Apricot
- Banana
- Carrot
- Cherry
- Cucumber
- Grape
- Lemon
- Onion
- Orange
- Peach
- Potato
- Strawberry
- Tomato
- Watermelon
- Cabbage
(Cansiz & Salih, 2004).
e. Pengertian Peningkatan
Sugono, Burhanuddin, Sutini, dan Haryanto. (2010) menyatakan
Peningkatan (hlm. 402).
Sedangkan menurut Mulyono peningkatan adalah suatu proses, cara,
perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya) (Sukarni,
2006). Lebih lanjut Pusat Bahasa Depdiknas (2008) mengemukakan
bahwa peningkatan merupakan proses, cara, perbuatan meningkatkan
usaha atau kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa peningkatan adalah suatu proses, cara, usaha, atau perbuatan yang
dilakukan untuk meningkatkan sesuatu/menjadi lebih baik.
Uraian tentang Bahasa Inggris, keterampilan, menyimak,dan
peningkatan di atas dapat diambilan sebuah kesimpulan tentang
peningkatan keterampilan menyimak Bahasa Inggris, yaitu meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kecakapan dalam kegiatan mendengarkan (memperhatikan) lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interprestasi, untuk memperoleh pesan yang disampaikan melalui ujaran
(bahasa lisan) dalam Bahasa Inggris secara efisien dan efektif.
2. Penggunaan Metode PermainanWhisper Race
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa metode
merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi yang
menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar sehingga
tercapai prestasi belajar siswa yang memuaskan. Selanjutnya Sanjaya
(2009) mengemukakan bahwa metode merupakan cara yang digunakan
guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata untuk mencapai tujuan yang telah disusun secara optimal.
Yamin (2009) mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
salah satu bagian dari strategi instruksional yang berfungsi sebagai cara
menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan latihan kepada siswa
guna mencapai tujuan tertentu. Sehingga dari tiga pengertian metode di
atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa metode merupakan cara
yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun untuk menciptakan suasana yang menyenangkan yang
mendukung kelancaran proses belajar siswa guna mencapai tujuan
tertentu.
b. Kedudukan Metode Pembelajaran
Mahmud (2012) menyatakan bahwa metode pembelajaran memiliki
kedudukandalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
1) Sebagai alat motivasi ekstrinsik, maksudnya metode berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
belajar seseorang.
2) Sebagai strategi pengajaran, maksudnya metode berfungsi sebagai
strategi pengajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif
sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Sebagai alat untuk mencapai tujuan, maksudnya metode merupakan
salah satu komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode pembelajaran
merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi keberhasilan
suatu kegiatan belajar mengajar.
c. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar. Sanjaya (2009) mengemukakan
macam-macam metode pembelajaran sebagai berikut: a) Ceramah, b)
Metode Demonstrasi, c) Metode Diskusi, d) Metode Simulasi.
Sehubungan dengan hal itu Sumantri dan Permana (2001)
menyebutkan macam-macam metode pembelajaran yaitu: a) Metode
Ceramah, b) Metode Tanya Jawab, c) Metode Diskusi, d) Metode Kerja
Kelompok, e) Metode Pemberian Tugas, f) Metode Demonstrasi, g)
Metode Eksperimen, h) Metode Simulasi, i) Metode Inkuiri, j) Metode
Pengajaran Unit.
Yamin (2009) mengatakan macam-macam metode pebelajaran
meliputi a) Metode Ceramah (Iecture), b) Metode Demonstrasi dan
Eksperimen, c) Metode Tanya Jawab, d) Metode Penampilan, e) Metode
Diskusi, f) Metode Studi Mandiri, g) Metode Pembelajaran Terprogram,
h) Metode Latihan Bersama Teman, i) Metode Simulasi, j) Metode
Pemecahan Masalah, k) Metode Studi Kasus, l) Metode Insiden, m)
Metode Praktikum, n) Metode Proyek, o) Metode Bermain Peran,
p)Metode Seminar, q) Metode Simposium, r) Metode Tutorial, s) Metode
Deduktif, t) Metode Induktif, u) Metode CAL.
d. Permainan Whisper Race dalam Bahasa
1) Pengertian Permainan Bahasa
Pusat Bahasa Depdiknas menyatakan bahwa permainan adalah
sesuatu yang digunakan untuk bermain (2008). Selanjutnya
Wikipedia (2012) mendefinisikan permainan sebagai sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu
luang, atau berolahraga ringan yang dilakukan sendiri atau
berkelompok. Lebih lanjutSadiman, Rahardjo, Haryono &
Rahardjito. permainan (games) adalah setiap
kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk
bermainsendiri atau berkelompok dengan mengikuti aturan-aturan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Pengertian permainan dalam hal ini erat kaitannya dengan
permainan edukatif dan permainan bahasa. Permainan edukatif
adalah permainan yang memiliki unsur mendidik yang didapatkan
dari sesuatu yang ada dan melekat serta menjadi bagian dari
permainan itu sendiri (Mujib, 2011 dalam Wahyutianingsih, 2012).
Sedangkan permainan bahasa adalah mempelajari bahasa melalui
permainan (Wahyutianingsih, 2012).
Subana (2011) menambahkan bahwa orang yang sedang
bermain bukan saja dapat menikmati permainan itu melainkan juga
memperoleh sejumlah pengalaman (Wahyutiasningsih, 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa
permainan memiliki unsur mendidik yang melekat pada permainan
itu sendiri untuk memperoleh sejumlah pengalaman dalam
mempelajari bahasa.
2) Jenis-Jenis Permainan Bahasa
Wahyutianingsih (mengutip simpulan N.F. Mackey, 2009
dalam Subana, 2011) membagi permainan bahasa menjadi empat
jenis:
a) Permainan mendengarkan, yang di antaranya bisik berantai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b) Permainan berbicara, yang di antaranya: tunjuk sebut, ambil-
ambilan, permainan kim, anda terka, permainan mengarang
lisan.
c) Permainan membaca yang di antaranya; permainan mengenal,
permainan pengertian.
d) Permainan menulis yang di antarany; silang datar, cattegori
bingo (2012).
Asti mengelompokkannya menjadi dua kategori, permainan
aktif dan permainan pasif (2009).
a) Permainan Aktif
Permainan yang menuntut anak aktif bergerak dan berperan
serta ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi
- Drama
- Bermain musik
- Mengumpulkan atau megoleksi sesuatu
- Permainan olahraga
b) Permainan Pasif
Permainan yang hanya melihat atau mendengarkan saja tanpa
berpartisipasi di dalam permainan tersebut contohnya:
- Membaca
- Mendengarkan radio
- Menonton televisi
Apapun jenis permainan itu, baik permainan aktif maupun
pasif pasti memiliki sisi kelebihan dan kelemahannya masing-
masing. Meskipun begitu, dalam pelaksanaan permainan tersebut
tetap bergantung pada ada atau tidaknya pengarahan dari orang tua
maupun guru. Permainan aktif jika dalam pelaksanaannya tidak ada
bimbingan guru atau orang tua, kemungkinan bermanfaat bagi
perkembangan anak tersebut akan kecil. Demikian sebaliknya
meskipun permainan pasif, namun dilaksanakan dalam bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
atau arahan guru/orang tua maka dapat memberi manfaat yang besar
bagi perkembangan anak.
3) Manfaat Permainan Bahasa
Menurut Wahyutianingsih (2012) permainan baahasa
bermanfaat untuk:
a) Menyingkirkan keseriusan yang menghambat proses belajar.
b) Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar.
c) Mengajak orang terlibat sercara peruh.
d) Meningkatkan prose belajar.
e) Membangun kreatifitas diri.
f) Mencapai tujuan dengan ketidaksadaran.
g) Meraih makna belajar melalui pengalaman.
h) Memfokuskan siswa sebagai subjek.
Selain itu kegiatan bermain yang telah akrab dengan dunia
anak tersebut ternyata memiliki manfaat bagi tumbuh kembang anak.
Manfaat bermain bagi perkembangan anak antara lain: 1)
mempengaruhi perkembangan fisik anak, 2) dapat digunakan sebagai
terapi, 3) dapat menambah atau mempengaruhi pengetahuan anak, 4)
mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, 5) mengembangkan
tingkah laku sosial anak, 6) mempengaruhi nilai moral anak (Asti,
2009).
Berdasarkan perdapat tentang manfaat permainan tersebut
dapat diketahui bahwa permainan memiliki berbagai manfaat untuk
membantu proses belajar mengajar lebih efektif dan menyenangkan.
4) Pengertian Whisper Race
Whisper race berasal dari dua kata, whisper yang artinya
bisikan atau berbisik-bisik dan race yang artinya perlombaan atau
balapan, sehingga whisper race dapat diartikan sebagai perlombaan
berbisik (Echols dan Shadily, 2000).
Whisper race sama artinya dengan perlombaan berbisik atau
bisik berantai. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas perlombaan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
u kecepatan (keterampilan, ketangkasan,
-lahan (seakan hanya mendesis dan
dengan hal itu Sriyono mengartikannya sebagai bisik berantai, yaitu
suatu pesan yang dilakukan secara berantai (2009). Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa whisper race atau perlombaan
berbisik merupakan kegiatan mengadu kecepatan dalam berkata
dengan suara perlahan-lahan secara berantai.
Anak tentu tidak asing dengan jenis permainan ini. Seringkali
anak melakukan kegiatan berbisik seperti ini pada saat latihan
pramuka. Dalam latihan pramuka anak biasanya melakukan whisper
race ini secara beregu, sehingga akan terjadi perlombaan antar regu.
Selain melatih kecepatan, ketepatan serta daya ingat, permainan ini
juga cukup memberikan hiburan (kesenangan). Dan dalam penelitian
ini peneliti mencoba menginovasikan permainan tersebut agar dapat
menunjang kegiatan pembelajan Bahasa Inggris, sehingga anak
menjadi aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran.
5) Kelebihan dan Kekurangan Permainan Whisper Race
Menurut Wahyutianingsih (2012) kelebihan permainan
whisper race ini yaitu:
a) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
b) Melatih empat keterampilan bahasa.
c) Menarik minat siswa dalam pembelajaran kosakata.
d) Menimbulkan rasa bahagia tanpa beban dalam proses belajar
mengajar.
e) Meningkatkan rasa sosialis seperti kerja sama.
Selain itu masih menurut Wahyutianingsih (2012) permainan
whisper race ini juga memiliki kelemahan yaitu:
a) Menimbulkan situasi kelas yang ramai.
b) Memerlukan waktu yang cukup lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c) Menimbulkan siswa yang terlalu aktif.
d) Menimbulkan interaksi siswa dan guru kurang kondusif.
Setiap permainan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal
bagaimana caranya memperkecil kekurangan tersebut sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai metode pembelajaran.
6) Langkah-Langkah Permainan Whisper Race
Menurut Fandy (2011) dalam permainan ini anakdibagi
menjadi beberapa tim. Salah satu anak dari setiap tim diberi daftar
kata-kata yang harus mereka hafalkan kemudian whisper (berbisik)
pada teman di belakangnya kata-kata tersebut. Kemudian anak
berikutnya harus melakukan hal yang sama sampai pada anak
terakhir dalam tim. Anak terakhir itulah yang harus melihat daftar
aslinya dan membandingkan apa saja yang hilang atau berubah.
Selain itu Subana (2011) mengungkapkan langkah permainan
bisik berantai meliputi:
a) Bagi kelas dalam beberapa kelompok
b) Guru membisikkan sebuah kata pendek atau kalimat pendek
kepada seorang siswa dari setiap kelompok.
c) Ia harus membisikkannya lagi kepada teman yang di
sebelahnya atau di belakangnya.
d) Siswa terakhir harus mengatakan dengan keras kepada gurunya
atau ditulis pada papan tulis.
e) Kelompok yang terbanyak menuliskan kosakata dengan benar,
kelompok tersebut pemenangnya (Wahyutianingsih, 2012).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui langkah
permainan whisper race yang dapat memicu siswa menjadi aktif dan
senang dalam mengikuti pembelajaran yaitu: 1) Guru membagi
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok; 2) Siswa berbaris sesuai
kelompoknya dengan dibimbing guru; 3) Guru memberikan daftar
kosakata pada siswa yang berdiri di urutan paling akhir untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dihafalkan; 4) Siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi waktu
oleh guru untuk menghafalkan kosakata selama 3 menit; 5) Siswa
yang berdiri di urutan paling akhir mulai membisikkan kata dalam
daftar kosakata yang telah dihafalkan dengan tetap dipantau oleh
guru; 6) Guru membimbing siswa yang berdiri di urutan paling
depan untuk menuliskan kosakata sesuai yang dibisikkan temannya;
7) Siswa bersama guru menentukan kosakata yang dibisikkan; 8)
Siswa membahas hasil whisper racebersama guru; 9) Kelompok
yang melakukan permainan whisper race mendapat penghargaan
(reward) dari guru.
Berdasarkan uraian tentangpermainan, whisper race,dan metode di
atas dapat diambil sebuah pengertian tentang metode permainanwhisper
race yaitu cara yangdigunakan guru untuk mengimplementasikan rencana
pembelajaran dalam kegiatan bermain mengadu kecepatan berkata dengan
suara perlahan-lahan secara berantai yang dilakukan berkelompok dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.
B. Penelitian yang Relevan
Saefudin dan Dhamayanti (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan Metode Permainan Menggunakan Kartu Kosakata dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD
penggunaan metode permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.Selain itu Suganda, Hidayat, Widyastuti, dan
Rini(2008 Upaya Meningkatkan
Kemampuan Bicara Siswa dalam Bahasa Inggris melalui Permainan Snake and
Ladder permainan snake and ladder dapat meningkatkan
kemampuan bicara siswa dalam Bahasa Inggris.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama menerapkan penggunaan permainan dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris. Akan tetapi perbedaannya, peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menggunakan metode permainan whisper race, sedangkan penelitian di atas
tersebut masing-masing menggunakan permainan kartu kosakata dan
permainan snake and ladder. Selain itu subjek penelitiannya juga tidak sama,
peneliti menggunakan subjek kelas IV, sedangkan penelitian di atas
menggunakan subjek kelas V dan kelas VII.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan (skill) yang diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sesuai tujuan pembelajaran bahasa yang sebenarnya yaitu siswa
dapat berbicara menggunakan Bahasa Inggris dengan baik dan benar dalam
kesehariannya, tidak hanya sekedar penguasaan-penguasaan pengetahuan. Agar
siswa mampu berbicara dalam Bahasa Inggris dengan baik, siswa perlu
mendasarinya dengan keterampilan menyimak, karena dengan memiliki
keterampilan menyimak berarti siswa telah memiliki modal utama belajar
bahasa.
Keterampilan menyimak merupakan landasan pokok belajar bahasa yang
berguna untuk mengenal berbagai konsep, pengetahuan, dan informasi dengan
cara memperhatikan lambang-lambang lisan. Siswa yang memiliki
keterampilan menyimak yang baik akan bisa memperoleh berbagai informasi
maupun ilmu pengetahuan dengan baik pula. Dan dalam rangka meningkatkan
keterampilan menyimak ini peneliti berupaya memberikan alternatif
pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode permainan whisper race
(bisik berantai).
Metode permainan whisper race merupakan kegiatan mengadu kecepatan
berbicara dengan cara berbisik yang didesain sedemikian rupa untuk proses
belajar mengajar Bahasa Inggris guna melatih keterampilan menyimak.
Penggunakan metode permainan whisper racedalam proses belajar mengajar
dimaksudkan agar tercipta iklim belajar yang menyenangkan tanpa
mengabaikan tujuan pembelajaran bahasa yang sebenarnya. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Siswa belum mampu berbicara Bahasa Inggris dengan baik
Belajar bahasa masih berorientasi pada penguasaan pengetahuan
Keterampi-lan menyi-mak rendah
Guru menggunakan metode permainan whisper race dalam pembelajaran
Keterampi-lan menyi-mak naik
permainan whisper race juga sudah tidak asing lagi bagi siswa, karena siswa
telah terbiasa memainkannya.
Metode permainan whisper race merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris.
Dengan digunakannya metode permainan whisper race sesuai langkah
pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 1 Adikarso.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jika metode permainan whisper race dilaksanakan sesuai skenario
pembelajaran maka dapat meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa
Inggris siswa kelas IV SDN 1 Adikarso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Adikarso, Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen. Sekolah ini biasa peneliti datangi setiap hari sebagai
tempat mengabdi berwiyata bhakti. Dilihat dari segi geografis, SDN 1
Adikarso memiliki letak yang dekat dengan kota Kebumen.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Adikarso, Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 pada siswa kelas IV, mata
pelajaran Bahasa Inggris semester II. Peneliti melakukan penelitian di kelas
IV karena peneliti mengganggap keterampilan menyimak siswa kelas IV pada
pelajaran Bahasa Inggris masih rendah sehingga siswa membutuhkan inovasi
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Alasan dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena: (a)
SD tersebut merupakan tempat peneliti mengajar, (b) melihat dari hasil nilai
latihan harian siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Inggris yang masih
rendah, (c) peneliti ingin membuktikan tentang penggunaan metode
permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak
Bahasa Inggris, dan (d) tempat ini belum pernah digunakan sebagai objek
penelitian sejenis sehingga terhindar kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua, menurut kalender
pendidikan Sekolah Dasar, khususnya SDN 1 Adikarso. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 hingga Agustus 2012, dengan tabel
jadwal sebagai berikut:
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kegiatan Penelitian Bulan
Okt 2011
Nop 2011
Des 2011
Feb 2012
Mar 2012
Apr 2012
Juni 2012
Juli 2012
Ags 2012
Jan 2013
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan
kepala sekolah dan guru kelas IV
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian
e. Pelaksanaan Tes Awal 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
c. Siklus III - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 3
siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan
laporan
Gambar 3.1.Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 1 Adikarso
yang berjumlah 38 siswa, terdiri dari siswa 25 laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Sebagian besar dari mereka adalah penduduk setempat yang berasal dari keluarga
kurang mampu yang ekonomi orang tua mereka rata-rata menengah ke bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Latar belakang keluarga yang berbeda-beda menjadikan siswa-siswi kelas
IV SDN 1 Adikarso memiliki karakter yang berbeda-beda,namun perbedaan itu
tidak membuat mereka menjadi terkotak-kotak, mereka tetaplah seperti anak-anak
pada umumnya yang lebih bersemangat jika melakukan sesuatu bersama-sama
dengan temannya. Hal ini memungkinkan terciptanya iklim belajar yang baik di
dalam kelas IV ini. Akan tetapi guru pun perlu mengarahkan sehingga
kekompakkan mereka akan cenderung ke dalam hal-hal yang positif.
C. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian yaitu subjek dari mana data dapat
diperoleh (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2011: 129). Dalam penelitian
tindakan kelas ini sumber data yang digunakan meliputi:
1. Siswa
Siswa yang menjadi sumber data pada penelitian ini yaitu siswa kelas
IV SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012. Data yang didapatkan adalah
berupa hasil penilaian proses yang dilakukan peneliti sebagai guru terhadap
siswa selama pembelajaran berlangsung yang tertuang dalam lembar
observasi. Selain data dari hasil pengamatan guru juga dapat memperoleh
data berupa hasil evaluasi belajar melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan
setiap pembelajaran berakhir.
2. Teman Sejawat
Pada penelitian ini peneliti juga melibatkan teman sejawat sebagai
sumber data. Pelibatan teman sejawat oleh peneliti yaitu untuk mendapatkan
data berupa hasil pengamatan tentang kegiatan selama pembelajaran Bahasa
Inggris.
3. Guru
Guru yang setiap hari bertemu dengan siswa merupakan sumber data
yang pokok. Data yang diperoleh dari guru berupa data hasil wawancara
tentang kegiatan selama pembelajaran Bahasa Inggris yang menggunakan
metode permainan whisper race.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan latar belakang siswa kelas IV SDN 1
Adikarso maupun dengan perkembangan akademiknya.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data selama pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini berlangsung, peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan
data baikyang diperoleh secara langsung maupun melalui narasumber.
Adapun teknik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi (observation) atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung (2010: 220). Selanjutnya Hadi mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis (Sugiyono, 2009: 145). Lebih lanjutArikunto,
dkk. mengungkapkan observasi sebagai kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran (2011: 127).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dan
dalam penelitian tindakan ini observasi dilakukan untuk mengetahui
keadaan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yaitu pada saat
pembelajaran awal dan pada saat pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini sesuai dengan tiga
fase observasi yang diungkapkan oleh Wiriaatmadja yaitu meliputi
fase pertemuan perencanaan, fase observasi kelas, dan diskusi balikan
(2008). Dalam fase pertemuan perencanaan guru dan pengamat
mendiskusikan rencana pembelajaran, kemudian pengumpulan data
dilakukan pada saat observasi kelas. Selanjutnya, data tersebut
dianalisis pada fase diskusi balikan.
b. Tes
an teknik evaluasi dengan
menggunakan seperangkat pertanyaan, pernyataan, atau tugas yang
harus dilakukan oleh (2009: 23). Dalam penelitian ini tes yang
digunakan yaitu tes lisan. Lebih lanjut Padmono mengemukakan tes
hasil belajar merupakan alat pengumpul data atau informasi yang
dirancang khusus dengan karakteristik informasi yang diinginkan oleh
evaluator (2009).
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah tes tertulis yang dilakukan pada setiap akhir tindakan
penelitian. Teknik tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang
hasil belajar siswasetelah dilakukan tindakan.
c. Wawancara
Moleong menyatakan bahwa wawancara merupakan percakapan
dengan maksud tertentu (2010). Percakapan ini dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan dari pewawancara.
Sukmadinata mengartikan wawancara atau interviu (interview)
sebagai salah satu bentuk teknik pengumpul data yang banyak
digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif (2010). Selanjutnya Denzin mengemukakan bahwa
wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
verbal kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan yang diperlukan (Wiriaatmadja, 2008).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
wawancara merupakan teknik pengumpul data melalui percakapan
yang diajukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan verbal kepada
orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
untuk maksud tertentu. Teknik wawancara pada penelitian ini
berbentuk wawancara terstruktur yang ditujukan kepada teman
sejawat, guna memperoleh data tentang kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2. Alat Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik yang digunakan, maka dapat ditentukan alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
a. Lembar observasi
Alat pengumpulan data dalam teknik observasi yang dilakukan
oleh teman sejawat kepada peneliti ialah menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur secara
individual tentang keterlibatan siswa, ketertarikan siswa, dan
pemahaman siswa. Dengan lembar observasi ini diharapkan dapat
menjelaskan tentang aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode permainan whisper race.
b. Soal tes
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu
berupa soal-soal tes yang dapat mengukur keterampilan menyimak
siswa. Bentuk tes dapat berupa isian singkat, soal menjodohkan maupun
pilihan ganda.
c. Lembar wawancara
Alat pengumpulan data dengan teknik wawancara ini yaitu
wawancara terstruktur yang dilakukan oleh peneliti kepada teman
sejawat. Lembar wawancara ini merupakan pedoman melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
interview untuk mengetahui tanggapan terwawancara terhadap proses
belajar mengajar yang menggunakan metode permainan whisper race.
3. Penyusunan Instrumen
a. Instrumen Pembelajaran Menggunakan Metode Permainan Whisper
Race
1) Definisi Konsep
Metode permainan whisper race yaitu cara yangdigunakan
guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran dalam
kegiatan bermain mengadu kecepatan berkata dengan suara
perlahan-lahan secara berantai yang dilakukan berkelompok
dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu pula.
2) Definisi Operasional
Data tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode permainan whisper race diperoleh dengan menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik wawancara dan
observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi. Adapun indikator dari metode permainan whisper race
yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak untuk teknik
observasi dan wawancara adalah sebagai berikut:
a) Keterampilan tahap awal
b) Keterampilan tahap inti
c) Pelaksanaan whisper race
d) Listening
3) Kisi-kisi Penggunaan Metode Permainan whisper race
Berikut ini adalah kisi-kisi penggunaan metode permainan
whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.1.Kisi-kisi Instumen Pembelajaan Menggunakan Metode Permainan Whisper Race
Indikator Alat Pengumpul Data
No Pertanyaan
Keterampilan tahap awal
Obsevasi 1A Wawancara 1
Keterampilan tahap inti Obsevasi 2A Wawancara 2
Pelaksanaan whisper race
Obsevasi 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A, 9A
Wawancara 3,4,5,6,7,8,9
Listening Obsevasi 10A, 1B Wawancara 10
(lampiran 5)
b. Instrumen Peningkatan Keterampilan Menyimak
1) Definisi Konsep
Peningkatan keterampilan menyimak adalah kecakapan
dalam kegiatan mendengarkan (memperhatikan) lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interprestasi, untuk memperoleh pesan yang disampaikan melalui
ujaran (bahasa lisan) sebagai akhir dari tujuan pengajaran bahasa.
2) Definisi Operasional
Data tentang keterampilan menyimak adalah skor-skor yang
menunjukkan keterampilan siswa dalam menyimak khususnya
menyimak kosakata Bahasa Inggris. Adapun indikatornya adalah
sebagai berikut:
a) Perhatian
b) Pemahaman
c) Apresiasi
d) Intrepretasi
3) Kisi-kisi Peningkatan Keterampilan Menyimak
Berikut ini adalah kisi-kisi penggunaan metode permainan
whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instumen Peningkatan Keterampilan Menyimak
Indikator Alat Pengumpul Data
No Pertanyaan
Perhatian Obsevasi 2B Wawancara 11
Pemahaman Obsevasi 3B Wawancara 12
Apresiasi Obsevasi 4B Wawancara 13
Intrepretasi Obsevasi 5B Wawancara 14
(lampiran 6)
E. Validasi Data
Untuk menjamin dan memperoleh kesahihan data, dilakukan dengan
triangulasi teknik pengumpul data dan triangulasi sumber. Penggunaan triangulasi
teknik bertujuan untuk memperoleh data dari sumber yang sama tetapi
menggunakan teknik yang berbeda. Triangulasi teknik ini meliputi: tes,
wawancara, dan observasi.
Triangulasi sumber data dilakukan dengan pengecekan kembali data yang
telah diperoleh melalui ketiga sumber untuk menarik suatu kesimpulan tentang
hasil tindakan. Triangulasi sumber data meliputi siswa, guru/peneliti, dan teman
sejawat. Penggunaan triangulasi sumber data ini bertujuan untuk memperoleh
validasi data dari sumber yang berbeda. Data dari sumber yang berbeda tersebut
kemudian dicocokkan. Berikut adalah bagan triangulasi teknik dan sumber.
Gambar 3.2.
Tes
Wawancara Sumber
data sama
Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 3.3.Bagan Triang
Dengan demikianakan memungkinkan terjadinya triangulasi data dalam
penelitian tindakan kelas kali ini. Hal ini sangat penting untuk menentukan valid
atau tidaknya data yang diperoleh.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang menunjukkan keberhasilan penelitian meliputi
indikator dari variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu langkah penggunaan
metode permainan whisper race dalam peningkatan keterampilan menyimak
Bahasa Inggris. Rumusan indikator kinerja dapat dilihat pada gambar 3.2.
Aspek yang diukur Persentase yang
Ditargetkan Cara Mengukur
Langkah penggunaan metode permainan whisper race
75% Diamati oleh observer saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah nilai deskriptor dalam lembar observasi
Peningkatan keterampilan menyimak Bahasa Inggris
85% Diukur dari hasil tes listening dan dihitung dari jumlah siswa yang memiliki keterampilan menyimak Bahasa Inggris >60
Gambar 3.4. Indikator Kinerja Penelitian
Siswa
Guru Teman
Sejawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif dengan didukung data kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif
untuk menganalisis perubahan sikap, perilaku dan peningkatan keterampilan
menyimak, sedangkan deskripsi kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
yang berupa hasil penilaian. Adapun prosedur analisis data yang dilakukan adalah
berdasarkan pendapat Miles dan Huberman yaitu, reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing/verification) (Sugiyono, 2009).
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstarakkan, dan transformasi data
-catatan lapangan. Data yang dihasilkan
dari observeri dan wawancara merupakan data yang masih mentah, untuk
itu peneliti perlu melakukan pemilihan data yang relevan dan bermakna
untuk disajikan dengan cara memilih data yang pokok, memfokuskan data
yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih data yang mampu
menjawab permasalahan penelitian.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis itu sendiri, karena
proses reduksi data berlangsung ini secara terus-menerus selama
pengumpulan data sampai penyusunan laporan akhir tersusun. Dengan
dilakukannya tahap ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam proses penyajian data ini peneliti memadukan informasi secara
terorganisir yang memungkinkan mengambil kesimpulan dan tindakan.
Informasi pada penelitian tindakan ini berupa data naratif dan angka
yang diperoleh selama tindakan berlangsung. Data yang diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
hasil pengamatan, hasil tes, dan hasil wawancara ini kemudian dipaparkan
dengan jelas untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Dari data inilah, peneliti dan guru kelas mengadakan refleksi,
mengevaluasi serta berusaha memahami proses, masalah, persoalan, serta
kendala yang muncul dalam pelaksanaan tindakan. dari setiap siklusnya
sehingga akan memperoleh data yang lengkap. Dengan display yang
lengkap dan transparan akan memungkinkan pengambilan keputusan tepat
untuk siklus selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan
Data yang telah diproses dengan langkah-langkah seperti diatas, kemudian
ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yang berangkat
dari hal-hal khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang objektif.
Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat kembali
pada reduksi data maupun pada penyajian data sehingga kesimpulan yang
diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian. Hal ini sesuai
dengan fungsi verifikasi data yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa
data yang diperoleh telah memenuhi syarat sebagai data yang baik.
H. Prosedur Penelitian
Ide pokok dari penelitian ini adalah penerapan metode permainanwhisper
racedalam pembelajaran Bahasa Inggris. Rencana tindakan yang akan dilakukan
adalah 3 siklus. Setiap satu siklus untuk 3 kali pertemuan.Gambaran siklus
penelitian ini sesuai dengan alur yang digambarkan oleh Kemmis dan Taggart
(Kasbolah; Sutejo, 2009) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 3.5.Model Penelitian Tindakan Kelas Spiral Kemmis dan Taggart
Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode siklus.
Gambaran pelaksanaan metode ini seperti halnya bagan di atas, yang berlangsung
secara siklikal dengan cara putaran atau berputar berkali-kali sampai diperoleh
hasil penelitian yang diinginkan. Dalam model siklus ini terdapat beberapa tahap,
yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang secara sengaja disusun untuk
memperbaiki situasi, mengubah, atau meningkatkan suatu kondisi yang
dilaksanakan secara khas dengan perspektif dan pandangan ke depan.
Perencanaan harus mengakui semua tindakan dalam batas waktu tertentu
ditentukan, sehingga mengandung resiko. Perencanaan juga harus fleksibel
untuk dapat disesuaikan dengan pengaruh yang muncul tidak terduga dan
berbagai hambatan yang tidak diperhitungkan dan tidak diperkirakan
sebelumnya.
2. Tindakan
Tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali yang merupakan variasi praktik secara cermat dan bijaksana.
Pada pelakasanaan tindakan, guru berperan sebagai pemberdaya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pembimbing, serta pengawas siswa.Tindakan yang akan dilaksanakan
mengacu pada program yang telah direncanakan dan disepakati bersama
dengan guru maupun dosen pembimbing. Untuk mengetahui perubahan
yang diperoleh setelah tindakan diberikan, peneliti mengukurnya
menggunakan instrument tes yang disampaikan secara lisan (tes nontertulis).
3. Observasi
Observasi memiliki fungsi untuk mendokumentasikan berbagai
pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan berorientasi ke masa yang akan
datang, artinya observasi yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh
berbagai keterangan yang digunakan untuk perbaikan pada langkah-langkah
yang akan datang, sehingga hasil pengamatan akan mempengaruhi
perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
Proses observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Adapun aspek-aspek yang diobsevasi yaitu isi tindakan,
pelaksanaan tindakan, akibat yang timbul dari tindakan tersebut, serta
pelaksanaan penilaian.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali
suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Proses refleksi ini bersifat
evaluasi. Melalui refleksi peneliti berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, serta kendala yang muncul dalam pelaksanaan tindakan.
Berikut ini adalah uraian rinci tentang gambaran rencana tindakan yang
akan dilakukan.
1. Siklus I
a. Tahapan Perencanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, peneliti
menyiapkan dan menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan.
Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan daftar kosa kata
Bahasa Inggris yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
permainan whisper race ini. Langkah selanjutnya membuat alat pedoman
observasi dan wawancara untuk mengetahui kinerja, keaktifan dalam proses
belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap penjelasan
tentang peraturan permainan maupun materi yang telah dijelaskan guru.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Pertemuan ke-1
Kegiatan pada pertemuan ke-1 ini diawali dengan berdoa,
mengabsen, dan menyiapkan media yang mendukung. Materi yang
disampaikan guru pada pertemuan ini yaitu shopping, sehingga guru
memberikan apersepsi berupa menyusun puzzle dengan gambar market
yang disesuai dengan materi tersebut. Kegiatan selanjutnya guru
membagi siswa menjadi 6 siswa/kelompok. 3 kelompok yang terpilih
akan bermain permainan whisper race lebih pada pertemuan I ini. 3
keompok yang belum maju, akan bermain pada pertemuan ke 2.
Kelompok yang memenangkan permainan pada pertemuan ke-1 dan ke-2
nantinya akan bermain whisper race pada pertemuan ke-3.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-1 siklus I ini meliputi
pelaksanaan pembelajaran, membacakan langkah-langkah permainan
whisper race dan melakukan permainan whisper race dengan bimbingan
guru. Dilanjutkan siswa melaporkan hasil permainan dan membahasnya.
Setelah selesai membahas materi serta permainan yang telah
diaksanakan, pembelajaran diakhiri dengan penarikan kesimpulan,
penjelasan pertemuan selanjutnya, dan memberi motivasi serta menutup
pertemuan dengan salam.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 diawali dengan kegiatan seperti pada pertemuan
ke-1 yaitu dengan berdoa, mengabsen, dan menyiapkan media/alat
peraga yang mendukung. Materi pada pertemuan ke-2 siklus I ini
melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, masih membahas
tentang shopping. Apersepsi pada pertemuan ini juga masih berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
menyusun puzzel, namun dengan gambar yang berbeda dengan puzzel
pada pertemuan sebelumnya, yaitu puzzel dengan gambar greengrocer.
Kegiatan inti meliputi pelaksanaan pembelajaran, membacakan
langkah-langkah permainan whisper race dan melakukan permainan
whisper race dengan bimbingan guru. Kelompok yang maju pada
pertemuan ini yaitu kelompok yang belum maju pada pertemuan ke-1.
Dilanjutkan siswa melaporkan hasil permainandan membahasnya.
Pembelajaran diakhiri dengan penarikan kesimpulan, penjelasan
pertemuan selanjutnya, dan memberi motivasi serta menutup dengan
salam.
3) Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 sama dengan kegiatan sebelumnya, diawali
dengan berdoa, mengabsen, dan menyiapkan media/alat peraga yang
mendukung. Materi pada pertemuan ke-3 siklus I ini masih melanjutkan
materi pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang shopping. Apersepsi
pada pertemuan ini juga masih berupa menyusun puzzel dengan gambar
stationary.
Kegiatan inti meliputi pelaksanaan pembelajaran, mengingat
kembali langkah-langkah permainan whisper race dan melakukan
permainan whisper race dengan bimbingan guru. Kelompok yang
memainkan whispr race adalah kelompok yang memenangkan permainan
pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Dilanjutkan siswa melaporkan hasil
permainan dan membahasnya.
Pembelajaran diakhiri dengan penarikan kesimpulan, penjelasan
pertemuan selanjutnya, dan memberi motivasi serta menutup dengan
salam.
c. Tahapan Observasi Siklus I
Tahap observasi atau pengamatan atau pemantauan dilaksanakan
seiring pelaksanakan tindakan, dalam tahap ini akan dikumpulkan data-data
yang diperlukan sebagai bukti pelaksanaan yang nantinya akan dianalisis.
Observasi siklus pertama peneliti sebagai guru bekerja sama dengan teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sejawat. Teman sejawat itulah yang nantinya akan melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah dibuat guru.
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu alat pengumpul data
yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi digunakan peneliti untuk
melihat semua kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas
selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian berdasarkan lembar yang
telah dibuat.
d. Tahapan Refleksi Siklus I
Untuk mengetahui keberhasilan siklus 1 perlu diadakan analisis data.
Kemudian data yang telah dianalisis akan dijadikan dasar dalam tahap
refleksi. Di tahap ini juga akan ditentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan di siklus selanjutnya. Melalui triangulasi data, pada tahap refleksi
ini juga akan mencari kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada siklus 1
untuk kemudian diperbaiki pada siklus selanjutnya. Sedangkan untuk
perencanaan yang telah berhasil, peneliti berusaha terus meningkatkan atau
mempertahankan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Kebenaran refleksi
pada temuan siklus pertama memberi arahan pada peneliti untuk menambah
upaya kegiatan perbaikan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di
siklus II.
2. Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Pelaksanaan siklus II ini
diharapkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dapat diperbaiki.
Tahapan pada siklus II sama dengan tahapan yang dilakukan pada siklus I yaitu
terdiri dari empat tahap berupa, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi.
a. Tahapan Perencanaan Tindakan Siklus II
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini peneliti juga
menyiapkan dan menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
beserta skenario tindakan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan tindakan.
Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan daftar kosa kata
Bahasa Inggris yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan metode
permainan whisper race ini. Langkah selanjutnya menyiapkan alat pedoman
observasi dan wawancara untuk mengetahui kinerja, keaktifan dalam proses
belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap penjelasan
tentang peraturan permainan maupun materi yang telah dijelaskan guru.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Pertemuan ke-1
Kegiatan pada pertemuan ke-1 siklus II ini diawali dengan
berdoa, mengabsen, dan menyiapkan media yang mendukung. Materi
yang disampaikan guru pada pertemuan ini yaitu tentangschool activity,
sehingga untuk menunjukkan sebuah gambar tentang aktifitas di sekolah
sebagai apersepsi. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa mengingat
kembali kelompok-kelompok yang telah dibagi pada siklus I. 3 kelompok
yang terpilih akan bermain permainan whisper race lebih pada pertemuan
I siklus II ini, sedangkan 3 keompok yang belum maju, akan bermain
pada pertemuan ke 2. Kelompok yang memenangkan permainan pada
pertemuan ke-1 dan ke-2 nantinya akan bermain whisper race pada
pertemuan ke-3.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-1 siklus II ini sama seperti pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu meliputi pelaksanaan
pembelajaran, membacakan langkah-langkah permainan whisper race
dan melakukan permainan whisper race dengan bimbingan guru.
Kegiatan selanjutnya siswa melaporkan hasil permainandan
membahasnya. Setelah selesai membahas materi serta permainan yang
telah diaksanakan, pembelajarandiakhiri dengan penarikan kesimpulan,
penjelasan pertemuan selanjutnya, dan memberi motivasi serta menutup
pertemuan dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 siklus II ini diawali dengan kegiatan seperti pada
pertemuan ke-1 yaitu dengan berdoa, mengabsen, dan menyiapkan
media/alat peraga yang mendukung. Materi pada pertemuan kali ini
melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, yaitu masih membahas
tentang school activity, namun apersepsi pada pertemuan ke-2 ini siswa
disuruh mewarnai gambar tentang aktifitas di sekolah.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-2 siklus II meliputi pelaksanaan
pembelajaran, mengingat kembali langkah-langkah permainan whisper
race dan melakukan permainan whisper race dengan bimbingan guru.
Kelompok yang maju pada pertemuan ini yaitu kelompok yang belum
maju pada pertemuan ke-1 siklus II. Selanjutnya siswa melaporkan hasil
permainan dan membahasnya bersama guru.
Pembelajaran pada pertemuan ke-2 siklus II diakhiri dengan
penarikan kesimpulan, penjelasan pertemuan selanjutnya, dan memberi
motivasi serta menutup pertemuan dengan salam.
3) Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 pada siklus II sama dengan kegiatan pada
pertemuan sebelumnya, diawali dengan berdoa, mengabsen, dan
menyiapkan media/alat peraga yang mendukung. Materi pada pertemuan
ke-3 siklus I ini masih melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya
yaitu tentang school activity. Guru menirukan suatu kegiatan yang
termasuk school activity untuk ditebak siswa sebagai apersepsi.
Kegiatan inti meliputi pelaksanaan pembelajaran, mengingat
kembali langkah-langkah permainan whisper race dan melakukan
permainan whisper race dengan bimbingan guru. Kelompok yang
memainkan whispr race adalah kelompok yang memenangkan permainan
pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Dilanjutkan siswa melaporkan hasil
permainandan membahasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pembelajaran pada pertemuan kali ini juga diakhiri dengan
penarikan kesimpulan, penjelasan pertemuan selanjutnya, dan memberi
motivasi serta menutup pertemuan dengan salam.
c. Tahapan Observasi Siklus II
Tahap observasi atau pengamatan atau pemantauan dilaksanakan
seiring pelaksanakan tindakan, dalam tahap ini akan dikumpulkan data-data
yang diperlukan sebagai bukti pelaksanaan yang nantinya akan dianalisis.
Observasi pada siklus ini peneliti sebagai guru juga bekerja sama dengan
teman sejawat. Teman sejawat itulah yang nantinya akan melakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat guru.
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu alat pengumpul data
yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi digunakan peneliti untuk
melihat semua kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas
selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian berdasarkan lembar yang
telah dibuat.
d. Tahapan Refleksi Siklus II
Untuk mengetahui keberhasilan siklus II perlu diadakan analisis
data. Kemudian data yang telah dianalisis akan dijadikan dasar dalam tahap
refleksi. Di tahap ini juga akan ditentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan di siklus selanjutnya. Melalui triangulasi data, pada tahap refleksi
ini juga akan mencari kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada siklus II
untuk kemudian diperbaiki pada siklus selanjutnya. Sedangkan untuk
perencanaan yang telah berhasil, peneliti berusaha terus meningkatkan atau
mempertahankan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Kebenaran refleksi
pada temuan siklus II memberi arahan pada peneliti untuk menambah upaya
kegiatan perbaikan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Siklus III
Siklus III merupakan lanjutan dari siklus II. Pada siklus III ini
diharapkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II dapat diperbaiki
dalam pelaksanaannya. Tahapan pada siklus III sama dengan tahapan yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II yaitu terdiri dari empat tahap berupa,
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Tahapan Perencanaan Tindakan Siklus III
Seperti halnya pada siklus I dan II, pada siklus III ini peneliti juga
menyiapkan dan menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
beserta skenario tindakan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.
Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan tindakan.
Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan daftar kosa kata
Bahasa Inggris yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan metode
permainan whisper race ini. Langkah selanjutnya membuat alat pedoman
observasi dan wawancara untuk mengetahui kinerja, keaktifan dalam proses
belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap penjelasan
tentang peraturan permainan maupun materi yang telah dijelaskan guru.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Siklus III
1) Pertemuan ke-1
Kegiatan pada pertemuan ke-1 siklus III ini diawali dengan
berdoa, mengabsen, dan menyiapkan media yang mendukung. Materi
yang disampaikan guru pada pertemuan ini yaitu fruits and vegetables,
sedangkan apersepsi pada pertemuan ini guru menggunakana gerak dan
lagu coconut untuk dimainkan oleh siswa. Kegiatan selanjutnya guru
membantu siswa mengingat kembali kelompoknya. 3 kelompok yang
terpilih akan bermain permainan whisper race lebih dahulu, sedangkan 3
kelompok yang belum maju akan bermain pada pertemuan ke-2 siklus
III.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-1 siklus III ini juga meliputi
pelaksanaan pembelajaran, mengingat kembali langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
permainan whisper race dan melakukan permainan whisper race dengan
dibimbing guru, dilanjutkan kegiatan siswa melaporkan hasil permainan
dan membahasnya bersama dengan guru. Setelah selesai membahas
materi serta permainan yang telah diaksanakan, pembelajaran diakhiri
dengan penarikan kesimpulan, penjelasan pertemuan selanjutnya, dan
memberi motivasi serta menutup pertemuan dengan salam.
2) Pertemuanke-2
Pertemuan ke-2 siklus III diawali dengan kegiatan seperti pada
pertemuan ke-1 yaitu dengan berdoa, mengabsen, dan menyiapkan
media/alat peraga yang mendukung. Materi pada pertemuan ke-2 siklus
III ini masih melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, yaitu
membahas tentang fruits and vegetables. Apersepsi pada pertemuan ini
siswa disuruh menggambar tentang sayuran, setiap siswa satu jenis
sayuran.
Kegiatan inti pada pertemuan ini meliputi pelaksanaan
pembelajaran, mengingat kembali langkah-langkah permainan whisper
race dan melakukan permainan whisper race dengan bimbingan guru.
Kelompok yang maju pada pertemuan ini yaitu kelompok yang belum
maju pada pertemuan ke-1 siklus III, selanjutnya siswa melaporkan hasil
permainan dan membahasnya bersama guru.
Pembelajaran pada pertemuan ini diakhiri dengan penarikan
kesimpulan, penjelasan pertemuan selanjutnya, dan memberi motivasi
serta menutup pertemuan dengan salam.
3) Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 siklus III sama dengan kegiatan sebelumnya,
diawali dengan berdoa, mengabsen, dan menyiapkan media/alat peraga
yang mendukung. Materi pada pertemuan ke-3 siklus III ini masih
melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang fruits and
vegetables. Apersepsi pada pertemuan ini sama seperti apersepsi pada
pertemuan ke-1 siklus III yaitu siswa melakukan gerak dan lagu coconut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kegiatan inti pada pertemuan ini meliputi pelaksanaan
pembelajaran, mengingat kembali langkah-langkah permainan whisper
race dan melakukan permainan whisper race dengan dibimbing oleh
guru. Kelompok yang memainkan whispr race adalah kelompok yang
memenangkan permainan whispr race pada pertemuan ke-1 dan ke-2
siklus III ini, dilanjutkan siswa melaporkan hasil permainandan
membahasnya bersama guru.
Pembelajaran pada pertemuan ke-3 siklus III ini diakhiri dengan
penarikan kesimpulan, dilanjutkan pemberian motivasi serta menutup
kegiatan dengan salam.
c. Tahapan Observasi Siklus III
Observer atau pengamat bertugas mengamati/melakukan
pengamatan berdasarkan lembar pengamatan pada proses pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Inggris yang berfokus pada inti kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa.
d. Tahapan Refleksi Siklus III
Tahap refleksi pada siklus III merupakan tahap terakhir pada siklus
III. Pada tahap ini peneliti mengkaji hasil dari pelaksanaan siklus III dengan
cara membandingkan hasil siklus II dengan hasil siklus I, siklus II dan
kondisi awal. Kebenaran refleksi pada temuan siklus ketiga memberi arahan
pada peneliti mengenai tingkat keberhasilan penelitian secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Penelitian yang dilaksanakan di SDN Adikarso 1 Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen. SDN 1 Adikarso terletak di dukuh Kayuapu desa Adikarso
dekat dengan Kantor Kepala Desa Adikarso. Sekolah ini juga bersebelahan
dengan PP. Al-Munawaroh, sehingga memungkinkan adanya kerjasama dalam
bidang keagamaan.
Penelitian ini diawali dengan pre-test yang dilakukan pada tanggal 1Maret
2012 dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun subjekpenelitian tindakan kelas
ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 25 siswa laki-
laki dan 13 siswa putri (lampiran 1).
Di kelas IV SDN 1 Adikarso ini terindikasi adanya masalah dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Letak sekolah yang tidak terlalu dekat dengan jalan
raya, seharusnya dapat membantu proses belajar mengajar sehingga berlangsung
secara optimal. Akan tetapi ganguan datang dari siswa-siswi itu sendiri, yang
berasal dari pribadi siswa kelas IV yang belum dapat sepenuhnya aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Sebagian besar dari mereka masih kurang fokus dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa sering ribut sendiri dan kurang memperhatikan
penjelasan guru ketika pembelajaran berlangsung. Kondisi yang demikian
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar belum mampu berlangsung secara
efektif, sehingga mempengaruhi keterampilan menyimak siswa.
Keterampilan menyimak siswa kelas IV SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran
2011/2012 nampaknya kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari arsip nilai
siswa pada pelajaran Bahasa Inggris, masih banyak siswa yang belum mencapai
ketuntasan dalam pelajaran ini.
Pembelajaran Bahasa Inggris di kelas IV SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran
2011/2012 sebenarnya sudah berlangsung cukup baik. Guru mengajarkan materi-
materi pelajaran Bahasa Inggris sesuai dengan kurikulum untuk Sekolah Dasar.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Akan tetapi penggunaan metode dan alat peraga dalam pembelajaran Bahasa
Inggris masih belum optimal, sehingga siswa kurang antusias pada saat
pembelajaran berlangsung.
Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012
sangat kurang dalam penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Banyak siswa yang
kurang memperhatikan saat guru menyampaikan kosakata baru. Kosakata Bahasa
Inggris yang pada dasarnya asing bagi siswa, semakin sulit dimengerti ketika
siswa tidak memiliki ketrampilan menyimak yang baik. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada saat siswa mengerjakan soal tes awal/pre-test, hampir sebagian
besar siswamengalami kesulitan ketika diberikan soal listening.Hal ini karena
siswa belum terbiasa dengan soal disampaikan secara lisan. Siswa cenderung
menuliskan jawaban sesuai pengucapannya, tidak memperhatikan penulisan yang
benar.
Deskripsi kondisi awal pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes
awal/pre-test yang dilakukan sebelum pelaksanaan siklus 1 ini membuktikan
bahwa kegiatan pembelajaran memang belum optimal. Berikut ini adalah tabel
distribusi frekuensi nilai evaluasi kondisi awal. Adapun daftar nilai evaluasi
kondisi awal terdapat pada lampiran 2.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menyimak Kondisi Awal
No Interval Frekuensi Persentase Ket 1. 10 19 4 10,5 % BT 2. 20 29 6 15,8 % BT 3. 30 39 4 10,5 % BT 4. 40 49 6 15,8 % BT 5. 50 59 9 23,7 % BT 6. 60 69 6 15,8 % T 7. 70 79 3 7,9 % T
Jumlah 38 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan tabel 4.1. di atas hasil kondisi awal, rata-rata nilai siswa untuk
keterampilan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Inggrisa dalah 40,53. Hal ini
menggambarkan tingkat keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Inggris yang masih rendah, kemampuan menyimak siswa masih kurang.
Kurangnya kemampuan menyimak siswa pada pelajaran Bahasa Inggris
terindikasi oleh pelaksanaan pembelajaran yang belum efektif. Siswa terlibat
secara pasif dan tidak diberi kesempatan untuk belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan, sehingga timbul ketidakkeantusiasan siswa terhadap pelajaran
Bahasa Inggris.
Ditinjau dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, tampaknya kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir cenderung menciptakan kebosanan bagi
siswa. Sikap aktif dan keantusiasan siswa belum muncul. Hal tersebut disebabkan
karena guru belum mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat untuk
menggairahkan dan mengaktifkan siswa. Strategi pembelajaran yang dimaksud
adalah strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi senang dan aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan tinjauan di atas, tampaknya kegiatan pembelajaran tersebut
belum dapat mengoptimalkan siswa sebagai subjek belajar. Strategi pembelajaran
yang ada belum berhasil menampakkan sikap aktif dan keantusiasan siswa. Oleh
karena itu peneliti mencoba untuk memberi suasana baru terhadap proses
pembelajaran agar siswa lebih tertarik, aktif dan antusisas. Suasana baru itu
diciptakan melalui penggunaan metode permainan whisper race dengan tujuan
untuk meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris pada siswa.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Kegiatan penelitian pada siklus I akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan (tatap muka). Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus ini sesuai dengan prosedur penelitian,
yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
tahap refleksi. Berikut uraian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam
siklus ini:
a. Perencanaan
Sebelum dilaksanakannya tindakan pada siklus I baik pertemuan
1,2maupun 3 peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahap
perencanaan antara lain sebagai berikut: (1) Membuat skenario
pembelajaran (2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus I yang memuat materi tentang shopping (lampiran 3), (3) Membuat
langkah-langkah permainan whisper race (4) Menyiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan, pertemuan 1 menggunakan media
benda-benda konkret yang ada dilingkungan kelas seperti buku, pensil,
penghapus, kemeja, kotak pensil, dan lailn-lain, pertemuan 2
menggunakan media gambar benda-benda yang ada dilingkungan kelas
dan lingkungan tempat tinggal siswa, pertemuan 3 menggunakan media
benda-benda konkret yang ada dilingkungan kelas dan media gambar
benda-benda yang ada dilingkungan kelas dan lingkungan tempat tinggal
siswa; (5) Membuat lembar evaluasi (lampiran 4) (6) Menyiapkan lembar
observasi untuk guru (lampiran 5) dan lembar observasi siswa (lampiran 6)
serta mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer. Peneliti
sebagai pelaksana tindakan dan observer pada penelitian ini adalah teman
sejawat yang dalam hal ini adalah guru kelas IV; (7) Menyiapkan pedoman
wawancara untuk observer (lampiran 7); (8) Mempersiapkan alat untuk
dokumentasi; (9) Melakukan penataan ruang kelas dan menyiapkan media
yang akan digunakan ketika kegiatan pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti merancang pelaksanaan pembelajaran
dengan permainan whisper race. Peneliti memilih melaksanakan
pembelajaran dengan permainan whisper race karena peneliti ingin
mengajak siswa untuk belajar sambil bermain dan bekerja kelompok
dalam sebuah permainan yang telah dirancang untuk pembelajaran.
Dengan begitu siswa akan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran
dan tanpa disadari siswa telah melalui proses belajar secara aktif, kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dan menyenangkan, sehingga siswa tidak lagi menganggap Bahasa Inggris
sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Selain itu,
penggunaan metode permainan whisper race ini juga dapat membantu
menanamkan pemahaman terhadap siswa bahwa belajar Bahasa Inggris
mudah dan menyenangkan. Dengan dilaksanakannya pembelajaran seperti
langkah-langkah di atas diharapkan dapat menumbuhkan sikap aktif dan
antusias siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan ke-1
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 ini dilaksanakan
sesuai jadwal pelajaran Bahasa Inggris kelas IV pada hari Selasa, 27
Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pada
pukul 07.00 08.10. Pada pertemuan ini peneliti melaksanakan
tindakan dari rancangan yang telah dibuat dengan kegiatan
pelaksanaan yang terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Skenario pembelajaran siklus I terdapat pada
lampiran 8. Berikut tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti
sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswa. Kegiatan
selanjutnya yaitu penyampaian apersepsi dengan menyusun puzzel di
papan flanel. Kegiatan akhir dalam kegiatan awal ini adalah
penyampaian acuan yang berupa penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan awal yaitu kegiatan inti
yang berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan inti ini didukung dengan penggunaan
beberapa media seperti daftar kosakata dan benda-benda nyata (buku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pensil, kemeja, dan lailn-lain). Dalam kegiatan inti ini juga berlansung
permainan whisper race yang menjadi inti dari tindakan yang
dilakukan. Sebelum melakukan permainan whisper race guru terlebih
dahulu membacakan langkah-langkah permainan whisper race dan
menampilkan model permainan whisper race oleh siswa yang
sebelumnya telah dilatih oleh guru.
Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.
Siswa akan melakukan permainan whisper racesecara berkelompok.
Untuk menentukan kelompok yang akan maju, guru memberikan
beberapa pertanyaan. Kelompok yang dapat menjawab pertanyaan
dengan benar berhak melakukan permainan whisper race dulu.
Ada 3 kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan
benar. 3 kelompok itu kemudian melakukan permainan whisper race
dengan dibimbing oleh guru. Setelah masing-masing kelompok
berbaris, siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi daftar
kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit. Kemudian, siswa
mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman yang ada di
depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai pada siswa
yang berdiri di urutan paling depan.
Siswa yang berdiri diurutan paling depan siswa yang berdiri
diurutan paling depan mengambil daftar kosakata di tempat yang
sudah disediakan guru, kemudian siswa mencentang kosakata tertentu
sesuai dengan apa yang didengar. Jika semua kelompok telah selesai
melaksanakan permainan whisper race, langkah selanjutnya guru
bersama siswa menentukan kosakata yang digunakan dalam
permainan whisper race.
Guru memberikan instruksi pada siswa untuk menunjuk benda
tertentu dalam Bahasa Inggris. Guru bertanya pada siswa tentang
benda yang ditunjuk siswa. Guru bersama siswa membahas hasil
whisper race. Kelompok yang dapat melakukan whisper race dengan
benar mendapatkan reward. Setelah pemberian reward, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
memberikan instruksi pada siswa tertentu untuk menunjukkan suatu
benda. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar benda yang
ditunjuk oleh siswa. Selanjutnya kegiatan inti ini pun berakhir ketika
siswa dan guru telah menyimpulkan pelajaran yang telah berlangsung.
Penutup dari rangkaian tindakan di siklus ini yaitu pada kegiatan
akhir yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami. Dalam kegiatan ini guru juga mereview
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
Terakhir, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
2) Pertemuan ke-2
Pada pertemuan 2 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal
pelajaran Bahasa Inggris kelas IV pada hari Selasa, 17 April 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap
kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang
dilakukan peneliti sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan
selama 10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca
doa sebelum belajar bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang
pada pertemuan kali ini tidak masuk. Setelah selesai mengecek
kehadiran siswa, guru memberikan tes penjajagan. Guru bertanya
What do you buy in the supermarket tes
penjajagan, guru menyampaikan apersepsi dengan menyusun puzzel
di papan flanel. Gambar puzzel pada pertemuan ini berbeda dengan
gamar puzzel pada pertemuan pertama. Gambar puzzel telah tersusun
dengan benar. Guru menanyakan gambar yang terbentuk dari susunan
puzzel tersebut, mengaitkannya dengan materi yang akan dibahas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Guru mengakhiri kegiatan awal ini dengan menyampaikan acuan yang
berupa penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti pada pertemuan 2 ini sama seperti pertemuan
sebelumnya, berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Selama
berlangsung, kegiatan inti pada pertemuan 2 ini juga didukung dengan
penggunaan beberapa media seperti daftar kosakata dan gambar
benda. Daftar kosakata tersebut digunakan untuk melakukan
permainan whisper race. Sedangkan gambar benda digunakan
sebagai media penunjang. Sebelum melakukan permainan whisper
race guru terlebih dahulu membacakan langkah-langkah permainan
whisper race untuk kembali mengingatkan siswa tentang aturan
mainnya.
Selama melakukan permainan whisper race yang menjadi inti
dari tindakan dalam penelitian ini, siswa dibagi siswa 6 kelompok
sesuai kelompok yang kemarin telah terbentuk. Kelompok yang
melakukan permainan whisper race pada pertemuan 2 ini adalah
kelompok yang pada pertemuan kemarin belum sempat maju, yaitu
ada 3 kelompok,sehingga pada pertemuan 2 ini ada 3 kelompok yang
melakukan permainan whisper race secara bersama, mereka saling
berlomba.
Pada pertemuan 2, kelompok yang belum melakukan permainan
whisper race pada pertemuan 1 disuruh maju ke depan kelas. Masing-
masing berbaris sesuai kelompoknya. Setelah semua kelompok telah
berbaris dengan benar, siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi
daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit. Kemudian,
siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman yang
ada di depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai pada
siswa yang berdiri di urutan paling depan.
Seperti pada pertemuan 1, siswa yang berdiri diurutan paling
depan mengambil daftar kosakata di tempat yang sudah disediakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
guru, kemudian siswa mencentang kosakata tertentu sesuai dengan
apa yang didengar. Jika semua kelompok telah selesai melaksanakan
permainan whisper race, langkah selanjutnya guru bersama siswa
menentukan kosakata yang dibisikkan dalam permainan whisper race.
Gurubersama siswa membahas hasil whisper race dan
memberikan reward pada kelompok yang memenangkan permainan
whisper race. Setelah pemberian reward, gurumenunjukkan gambar
benda yang dapat dibeli di greengrocer dan fruitstall. Siswa disuruh
mengelompokkan gambar benda yang dapat dibeli di greengrocer dan
gambar benda yang dapat dibeli di fruitstall. Selanjutnya guru
memberikan instruksi pada siswa untuk menunjukkan gambar suatu
benda. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar benda yang
ditunjuk oleh siswa. Kegiatan inti dalam pertemuan 2 ini pun berakhir
setelah siswa dan guru membuatkesimpulan tentang benda-benda
yang dapat dibeli di fruitstall dan greengrocer.
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam
kegiatan ini guru juga mereview kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencatat hal-hal yang penting. Terakhir, guru menutup pelajaran
dengan memberikan salam.
3) Pertemuan ke-3
Pada pertemuan 3 ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan
sebelumnya, tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran Bahasa
Inggris kelas IV yaitu pada hari Selasa, 24 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Dalam tahap ini pun peneliti melaksanakan
tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan
terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai
skenario tersebut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan
selama 10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca
doa sebelum belajar secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang
tidak hadir pada pertemuan 3 ini. Setelah selesai mengecek kehadiran
siswa, guru memberikan tes penjajagan. Guru bertanya What do you
buy in the fruitstall
menyampaikan apersepsi dengan menyusun puzzle di papan flanel.
Gambar puzzel pada pertemuan ini berbeda dengan gambar puzzel
pada pertemuan 1 dan 2. Setelah gambar puzzel telah tersusun dengan
benar, guru menanyakan gambar yang terbentuk dari susunan puzzel
tersebut, kemudian mengaitkannya dengan materi yang akan dibahas.
Guru mengakhiri kegiatan awal ini dengan menyampaikan acuan yang
berupa penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
Kegiatan inti pada pertemuan 3 ini sama seperti pertemuan
sebelumnya, berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Selama
berlangsung, kegiatan inti pada pertemuan 3 ini juga didukung dengan
penggunaan beberapa media seperti daftar kosakata, benda-benda
konkrit dan gambar benda. Daftar kosakata tersebut digunakan untuk
melakukan permainan whisper race. Sedangkan benda konkrit dan
gambar benda digunakan sebagai media penunjang. Sebelum
melakukan permainan whisper race guru kembali mengingatkan siswa
tentang langkah-langkah permainan whisper race.
Pelaksanaan permainan whisper race yang menjadi inti dari
tindakan dalam penelitian ini, kali ini berbeda dengan pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan 3 ini yang melakukan
permainan whisper race adalah kelompok-kelompok yang menang
dalam permainan whisper race di pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Kelompok pemenang dalam pertemuan 1 dan pertemuan 2
disuruh maju ke depan kelas untuk mempersiapkan diri. Masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
masing siswa berbaris sesuai kelompoknya. Setelah semua kelompok
telah berbaris dengan benar, siswa yang berdiri di urutan paling akhir
diberi daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit.
Kemudian, siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada
teman yang ada di depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung
sampai pada siswa yang berdiri di urutan paling depan.
Seperti pada pertemuan 1 dan 2, siswa yang berdiri diurutan
paling depan mengambil daftar kosakata di tempat yang sudah
disediakan guru, kemudian siswa mencentang kosakata tertentu sesuai
dengan apa yang didengar. Jika semua kelompok telah selesai
melaksanakan permainan whisper race, langkah selanjutnya guru
bersama siswa menentukan kosakata yang dibisikkan dalam
permainan whisper race dengan cara menunjukkan gambar suatu
benda. Guru bersama siswa memilah gambar benda yang dibisikkan
dengan gambar benda yang tidak dibisikkan.
Guru menuliskan daftar kosakata yang dibisikkan, siswa
mengecek hasil pekerjaannya. Guru bersama siswa membahas hasil
whisper race dan memberikan reward pada kelompok yang
memenangkan permainan whisper race. Setelah pemberian reward,
guru menunjukkan gambar benda yang dapat dibeli di supermarket,
greengrocer, fruitstall dan stationery. Siswa disuruh
mengelompokkan gambar benda-benda yang dapat dibeli di
supermarket, greengrocer, fruitstall dan stationery. Selanjutnya guru
memberikan instruksi pada siswa untuk menunjuk suatu benda dalam
Bahasa Inggris. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa
tentang benda yang ditunjuk oleh siswa. Siswa bersama dengan guru
membuat kesimpulan tentang benda-benda yang dapat dibeli
supermarket, greengrocer, fruitstall dan stationery. Dengan demikian
kegiatan inti dalam pertemuan 3 ini pun berakhir setelah pembuatan
kesimpulan ini selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam
kegiatan ini guru juga mereview kegiatan pembelajaran mulai dari
pertemuan 1, 2 sampai dan pertemuan 3 secara keseluruhan. kemudian
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal
yang dianggap penting. Dan sebelum pembelajaran ditutup, guru
terlebih dahulu melaksanakan evaluasi siklus I. Setelah siswa selesai
melaksanakan evaluasi, guru menutup pelajaran dengan memberikan
motivasi dan mengucapkan salam.
c. Observasi
1) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
a) Pertemuan ke-1
Observer mengamati proses pembelajaran mulai dari
persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran berakhir dengan
menggunakan pedoman lembar observasi yang telah disediakan
oleh peneliti. Hasil observasi siklus I terdapat pada lampiran 9.
Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus I
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase Ket
1. Keterampilan tahap awal 3,5 87,5% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3 75% Baik 4. Listening 3 75% Baik
Dari tabel 4.2. secara garis besar pembelajaran yang
berlangsung pada pertemuan 1 ini sudah cukup lancar. Skor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
diperoleh guru yaitu 3,25 denganpersentase 81%. Guru telah
menampilkan model untuk permainan whisper race terlebih
dahulu sebelum siswa praktek. Keterampilan guru dalam
pelaksanaan tahap awal dan inti sudah baik, lancar, dan dapat
mengembangkannya disesuaikan dengan kehidupan siswa dan
media yang digunakan. Oleh sebab itu nilai yang diperoleh guru
sangat baik yaitu dengan skor 3,5 untuk masing-masing indikator.
Pelaksanaan permainan whisper race sudah baik, sesuai
yang diperagakan namun belum tertib. Selanjutnya dalam
penyampaian langkah-langkah permainan whisper race sudah
komunikatif, namun belum mampu mengaktifkan siswa secara
keseluruhan, sehingga indikator pelaksanaan permainan whisper
race skor yang diperoleh yaitu 3 dengan persentase 75%.
Demikian pula dengan indikator listening, guru memperoleh skor
3 dengan persentase 75%, karena suara guru cukup lantang, jelas
dan mudah dipahami siswa. Guru sudah melafalkan kosakata
dalam Bahasa Inggris dengan baik sesuai pronounciation-nya.
Selaino bservasi terhadap guru, juga ada observasi terhadap
siswa. Adapun data analisis hasil observasi untuk siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus I
No Indikator Rata2 skor
Persen-tase
Ket
1. Listening 2,5 62,5 % Cukup Baik 2. Perhatian 2,5 62,5 % Cukup Baik 3. Pemahaman 2 50 % Tidak Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,5 62,5 % Cukup Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pada tabel 4.3. secara keseluruhan hasil analisis terhadap
kegiatan siswa tidak baik, siswa mendapatkan skor 2,4 dan
persentase 60 %. Siswa telah melaksanakan tahapan permainan
whisper race, walaupun belum sesuai prosedur langkah-langkah
permainan yang tepat.
Indikator listening cukup baik. Skor yang diperoleh 2,5 dan
persentasenya 62,5 %. Hal ini karenaperhatian siswa yangmasih
belum terpusat pada bahan simakan. Siswa sudah memiliki minat
yang baik dalam menyimak, namun masih mudah terganggu saat
melakukan kegiatan menyimak. Perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang masih kurang, sehingga indikator pemahaman
siswa juga kurang dan bernilai tidak baik karena mendapat skor 2.
Indikator apresiasi siswa sudah cukup baik. Hal ini terlihat
dari sikap siswa yang sudah cukup senang, antusias dan
bersemangat meskipun belum cukup aktif dalam mengikuti
permainan whisper race. Sama halnya dengan indikator apresiasi,
indikator intrepretasi siswa juga mendapat skor 2,5. Siswa masih
terlihat kesulitan dalam menguasai kosakata meskipun sudah
dibantu guru.
b) Pertemuanke-2
Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer pada
pertemuan ke-2 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4.Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus I
No Indikator Rata2 Skor
Persen- Tase
Ket
1. Keterampilan tahap awal 3,5 87,5% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3 75% Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3 75% Baik 4. Listening 3 75% Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan tabel 4.4.secara umum pembelajaran yang
berlangsung pada pertemuan 2 ini sudah baik. Skor yang
diperoleh guru yaitu 3,1 denganpersentase 78%. Keterampilan
dalam melaksanakan tahap awal pembelajaran bernilai sangat
baik. Skor yang diperoleh yaitu 3,5 dengan persentase 87,5%.
Pelaksanaan keterampilan tahap inti masih belum sempurna
sehingga guru memperoleh skor 3 dengan persentase 75%. Hal ini
karena guru terlihat kesulitan mengatur waktu akibat dari sulitnya
siswa diatur. Namun demikian pelaksanaan permainan whisper
race tetap dapat berjaalan dengan baik, sehingga skor yang
diperoleh yaitu 3 dengan persentase 75%.
Pada indikator listening guru hanya memperoleh nilai baik,
dengan skor 3 dan persentase 75%, karena dalam penyampaian
materi, guru sudah cukup jelas, keras dan komunikatif. Begitu
pula dengan pengucapan guru dalam Bahasa Inggris sudah cukup
jelas sesuai pronounciation yang benar.
Adapun data analisis hasil observasi untuk siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus I
No Indikator Rata2 skor
Persen- Tase
Ket
1. Listening 2,5 62,5 % Cukup Baik 2. Perhatian 3 75 % Baik 3. Pemahaman 2 50 % Tidak Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,5 62,5 % Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.5. secara keseluruhan hasil analisis
terhadap kegiatan siswa cukup baik, siswa mendapatkan skor 2,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dan persentase 62,5%. Siswa telah melaksanakan tahapan
permainan whisper race sesuai prosedur langkah-langkah dengan
baik.
Pelaksanaan indikator listening, apresiasi, dan intrepretasi
sudah cukup baik, sama seperti pada pertemuan 1. Skor yang
diperoleh 2,5 dengan persentasenya 62,5%. Pada saat siswa
melakukan whisper race, siswa yang membisiki masih harus
mengulang beberapa kali agar teman yang dibisikinya dapat
memahami apa yang dibisikkan padanya. Hal ini menjadikan
indikator perhatian meningkat menjadi 3, sedangkan untuk
indikator pemahaman skornya tetap 2.
c) Pertemuan ke-3
Observer mengamati proses pembelajaran dengan
menggunakan pedoman lembar observasi yang telah disediakan
oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus I
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase
Ket
1. Keterampilan tahap awal 3 75% Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3 75% Baik 4. Listening 3 75% Baik
Dari tabel 4.6. terlihat pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik. Meskipun skor yang diperoleh guru masih sama
yaitu 3,1 denganpersentase 78%. Pada indikator keterampilan
melaksanakan tahap awal guru hanya memperoleh nilai baik
dengan skor 3 dan persentase 75%. Sedangkan pada tahap inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dalam pembelajaran pertemuan 3 ini, nilai yang diperoleh guru
sangat baik, dengan skor 3,5 dan persentase 87,5%.
Pada indikator pelaksanaan whisper race nilai yang
diperoleh siswa sudah baik dengan skor 3 danpersentase 75%.
Pada saat pelaksanaan permainan ini, guru sudah cukup
memberikan stimulus agar siswa aktif, senang, dan dapat
melaksanakan permainan sesuai dengan langkah-langkah yang
telah dijelaskan oleh guru. Hal ini karena guru dalam menjelaskan
langkah-langkah permainan whisper race ini sudah cukup jelas,
komunikatif dan sesuai dengan pronounciation, sehingga untuk
indikator listening guru juga memperoleh nilai yang baik, karena
sudah baik dalam membantu mengembangkan keterampilan
menyimak siswa.
Penilaian observasi pada pertemuan 3 ini selain berdasarkan
pada hasil observasi terhadap guru, juga diperkuat dengan hasil
observasi terhadap siswa. Adapun data analisis hasil observasi
untuk siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus I
No Indikator Rata2 skor
Persen- tase Ket
1. Listening 2,5 62,5 % Cukup Baik 2. Perhatian 3 75 % Baik 3. Pemahaman 2,5 50 % Cukup Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,5 62,5 % Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.7. secara keseluruhan hasil analisis
terhadap kegiatan siswa sudah cukup baik, siswa mendapatkan
skor 2,6 dan persentase 65 %. Indikator listening cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Skor yang diperoleh 2,5 dan persentasenya 62,5 %. Begitu pula
dengan indikator pemahaman, apresiasi, dan intrepretasi, masing-
masing juga mendapat nilai cukup baik dengan skor 2,5.
Sedangkan untuk indikator perhatian skornya meningkat menjadi
3, itu berarti perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah baik.
Selain data hasil observasi, perolehan data pada siklus I
juga didukung dari hasil wawancara dengan observer dalam
bentuk pertanyaan/wawancara terstruktur setelah pelaksanaan
pembelajaran. Berdasarkan analisis wawancara dengan observer,
diperoleh data bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus I
pertemuan 1-3 sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat secara
keseluruhan mulai dari persiapan, pelaksanaan, pembahasan serta
tindak lanjut dari permainan whisper race itu sendiri, meskipun
pelaksanaannya belum optimal.
Pembelajaran menggunakan metode permainan whisper
race dapat membuat siswa lebih antusias terhadap pelajaran
Bahasa Inggris. Dengan metode permainan ini pembelajaran
menyenangkan karena siswa diajak melakukan sesuatu yang baru.
Siswa juga menjadi lebih aktif, semangat, dan riang, meskipun hal
itu masih hanya sebatas dalam proses permainannya saja.
2) Analisis Hasil
a) Penilaian Proses
Hasil penilaian proses dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan peneliti adalah seperti di bawah ini. Secara lengkap
untuk siklus I terdapat pada lampiran 10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 4.1.Diagram Penilaian Proses siklus 1, pertemuan1, 2 dan
3 Ket: 1. Keaktifan 2. Kesenangan 3. Sikap
Berdasarkan gambar 4.1 siklus 1 deskriptor 1 yaitu
keaktifan sudah cukup baik. Pada pertemuan 1 sekitar 62,5%
siswa, pada pertemuan 2 masih sama itu 62,5% dan pada
pertemuan 3 naik menjadi 75%. Deskriptor 2 yaitu kesenangan
juga sudah baik. Pada pertemuan 1 sekitar 75% siswa, pada
pertemuan 2 mengalami kenaikan menjadi 87,5% dan pada
pertemuan 3 tetap, sama seperti pertemuan 2 yaitu 87,5%.
Untuk deskriptor 3 yaitu tentang sikap yang ditunjukkan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Sikap siswa sudah baik,
hal ini terlihat pada pertemuan 1 sekitar 62,5% siswa, pada
pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 75% dan pada
siklus 3 tetap yaitu 75%.
b) Penilaian Hasil
Data evaluasi siklus 1 mata pelajaran Bahasa Inggris kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012
dengan menggunakan metode whisper race yaitu mendapatkan
nilai rata-rata 51,45. Deskripsi data nilai evaluasi dengan
menggunakan metode whisper race tertera pada tabel di bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
ini. Sedangkan data dan perhitungan selengkapnya terdapat pada
lampiran 11.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menyimak Siklus 1 No Interval Frekuensi Persentase Ket 1. 17 25 1 2.6% BT 2. 26 34 2 5.3% BT 3. 35 43 7 18.4% BT 4. 44 52 12 31.6% BT 5. 53 61 10 26.3% BT 6. 62 70 6 15.8% T
Jumlah 38 100%
Berdasarkan tabel 4.8. menunjukan bahwa keterampilan
menyimak yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari
sebelum diadakan tindakan, meskipun belum sesuai dengan
indikator yang diharapkan. Masih banyak siswa yang mendapat
nilai rendah dan sedikit siswa yang mendapat nilai tinggi. Dari
banyaknya siswa yang belum tuntas karena nilai masih dibawah
KKM (60) pada siklus 1 maka pembelajaran dengan
menggunakan permainan whisper race dapat dikatakan belum
cukup berhasil. Oleh karena itu, guru perlu lebih menekankan lagi
pada pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dan penguasaan
kelas. Dengan demikian siswa akan lebih terarahkan selama
proses pembelajaran Bahasa Inggris berlangsung sehingga dapat
mencapai indikator yang diharapkan.
d. Refleksi
Tahapan selanjutnya peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang
telah dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul
guna menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada
siklus I, keterampilan menyimak siswa telah mengalami sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
peningkatan. Pada hasil evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 11 siswa
yang tuntas belajar atau 28,9% dari jumlah siswa. Rata-rata kelas
mencapai 51,45. Meskipun keterampilan menyimak siswa telah
mengalami peningkatan namun pembelajaran dikatakan belum berhasil
karena masih banyak siswa yang belum 60) jumlahnya lebih dari
setengah jumlah siswa yaitu 27 anak atau 71,1% dari jumlah siswa.
Peneliti memberikan tindakan berupa pengawasan pelaksanaan whispe
race, penguasaan kelas dan apersepsi yang tidak sama pada setiap
pertemuannya.
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang menghambat
jalannya pembelajaran yaitu: (1) Apersepsi yang digunakan pada
pertemuan 1, 2 dan 3 sama yaitu penyusunan puzzle hal ini dapat memicu
kebosanan siswa, (2) Pada saat penampilan model didepan kelas, siswa
yang tidak ikut malah ribut sendiri sedangkan beberapa siswa hanya diam
saja, (3) Penguasaan kelas masih kurang, sehingga kelas cenderung ramai
karena siswa bercanda sendiri bukan ramai karena mengikuti permainan,
(4) Pada pelaksanaa whisper race siswa yang pintar lebih dominan
mengatur teman-temannya, (5) Ketika diberi pertanyaan oleh guru, siswa
terkadang menjawab seenaknya saja atau asal dalam menjawab, (6) Siswa
masih kurang tertib dalam melaksanakan permainan whisper race, yang
paling sering dilanggar siswa adalah jarak antara siswa satu dengan
temannya, sehingga barisan terlihat acak-acakan, (7) Mengecek hasil bisik
berbisik dengan menandai daftar kosakata setelah akhir kegiatan whisper
race ternyata terlalu mudah bagi siswa. Hal tersebut memicu siswa untuk
menebak kosakata pada daftar yang telah tersedia.
Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu: (1)
Apersepsi pada tiap pertemuan disarankan berbeda, agar tidak memicu
kebosanan siswa, (2) Penggunaan model memang penting untuk
memberikan gambaran pada siswa tentang permainan yang akan
dilaksanankan, namun siswa yang menjadi model harus sudah benar-benar
menguasai permainan tersebut, sehingga waktu pun tidak habis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mengatur model yang akan praktek, (3) Guru perlu berusaha
meningkatkan penguasaan kelas agar siswa tidak ramai karena bercanda
dan bermain sendiri tetapi siswa ramai karena mengikuti permainan, (4)
Guru membimbing siswa yang pintar bahwa mereka boleh mengatur
temannya namun tidak boleh semena-mena. Dalam hal ini siswa yang
pintar diberi kepercayaan oleh guru untuk mengatur temannya dalam
batasan-batasan tertentu, (5) Guru memberikan pengertian pada siswa
bahwa siapa saja yang dapat menjawab setiap pertanyaan guru dengan
baik akan mendapatkan penghargaan, (6) Guru selalu mengingatkan siswa
bahwa jarak antar pemain sangat penting, jika ada pemain yang
melanggar jarak tersebut maka akan akan mendapatkan kartu
kuning/peringatan, (7) Untuk mengecek hasil bisik berbisik, siswa yang
ada diurutan paling depan menuliskan hasil berbisiknya di papan tulis.
Berdasarkan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, maka peneliti perlu melaksanakan
siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran pada siklus I
serta untuk menuntaskan 27 siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar.
2. Deskripsi Siklus II
Kegiatan penelitian pada siklus II tidak jauh berbeda dengan kegiatan
pada siklus Iyang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,
tahap observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rinci, berikut peneliti sajikan
deskripsi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian siklus II ini:
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II ini meliputi beberapa tahap
perencanaan antara lain sebagai berikut: (1) Membuat skenario
pembelajaran; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus II dengan materi school activity(lampiran 12); (3) Menyiapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
media pembelajaran berupa Daftar kosakata, kartu kata, gambar tentang
school activity, dan benda-benda konkret (blackboard, book, dan lan-lain);
(5) Membuat lembar evaluasi(lampiran 13); (6) Menyiapkan lembar
observasi untuk guru dan siswa;(7) Menyiapkan lembar wawancara untuk
observer; (8) Mempersiapkan alat untuk dokumentasi; (9) Menata ruang
kelas.
Penyampaian materi dengan menggunakan permainan whisper race
yang sengaja dirancang untuk menunjang proses belajar Bahasa Inggris ini
diharapkan lebih menarik perhatian siswa dan lebih mengaktifkan siswa.
Guru akan membimbing siswa belajar secara menyenangkan, menciptakan
iklim persaingan yang sehat, serta murah dalam memberi penguatan baik
berupa pujian, acungan jempol, maupun tepuk tangan. Dengan begitu
diharapkan hasil pembelajaran pada siklus II ini akan mengalami
peningkatan.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan ke-1
Pelaksanaan tindakan siklus IIpertemuan ke-1 ini dilaksanakan
sesuai jadwal pelajaran Bahasa Inggris kelas IV pada hari Selasa, 1
Mei 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pada pukul
07.00 08.10. Pada pertemuan ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat dengan kegiatan pelaksanaan yang terdiri
dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Skenario pembelajaran siklus II terdapat pada lampiran 14. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai skenario yang
telah dibuat sebelumnya:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswa. Setelah mengecek
kehadiran siswa guru melakukan tes penjajagan,
mendapat piket membersihkan kelas hari ini? Apakah piket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
membersihkan kelas termasuk dalam school activity? Kegiatan
selanjutnya yaitu penyampaian apersepsi dengan memberikan tebakan
tentang gambar aktifitas siswa. Kegiatan akhir dalam kegiatan awal ini
adalah penyampaian acuan yang berupa penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan awal yaitu kegiatan inti
yang berlangsung kurang lebih selama 45 menit. Kegiatan pertama guru
membantu siswa mengingat kembali kelompoknya masing-masing.
Selanjutnya siswa secara berkelompok mencari tahu kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan di sekolah. Kemudian siswa kembali
mendengarkan penjelasan guru tentang permainan whisper race. Untuk
menentukan kelompok yang akan maju, guru memberikan beberapa
pertanyaan. Kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar
berhak melakukan permainan whisper race lebih dulu.
Terdapat 4 kelompok yang dapat menjawab pertanyaan guru
dengan benar, namun hanya diambil 3 kelompok yang menjawab paling
cepat. Kelompok itu kemudian melakukan permainan whisper race
dengan dibimbing oleh guru. Setelah masing-masing kelompok
berbaris, siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi daftar kosakata
untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit. Kemudian, siswa mulai
membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman yang ada di
depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai pada siswa
yang berdiri di urutan paling depan.
Siswa yang berdiri diurutan paling depan menuliskan kosakata
sesuai dengan apa yang didengar di papan tulis. Jika masing-masing
kelompok telah selesai menuliskan kosakata sesuai dengan apa yang
didengar di papan tulis, langkah selanjutnya guru bersama siswa
mengoreksi kosakata-kosakata yang ditulis masing-masing kelompok di
papan tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Guru bersama siswa membahas hasil whisper race, menetukan
kalimat tentang school activity dengan yang bukan. Kelompok yang
dapat melakukan whisper race dengan benar mendapatkan reward.
Setelah pemberian reward, guru memberikan instruksi pada siswa
tertentu untuk menunjukkan gambar aktifitas siswa. Guru bertanya
jawab dengan siswa tentang gambar yang ditunjuk oleh siswa.
Selanjutnya kegiatan inti ini pun berakhir ketika siswa dan guru telah
menyimpulkan materi pelajaran yang telah berlangsung.
Penutup dari rangkaian tindakan pada pertemuan ini yaitu dengan
kegiatan akhir yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami. Dalam kegiatan ini guru juga mereview kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencatat hal-hal yang penting. Terakhir, guru menutup
pelajaran dengan memberikan salam.
2) Pertemuanke-2
Pada pertemuan ke-2 ini tindakan dilaksanakan pada hari Senin,
7 Mei 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap
kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang
dilakukan peneliti sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan selama
10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca doa
sebelum belajar bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya
guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang pada
pertemuan kali ini tidak masuk. Setelah selesai mengecek kehadiran
siswa, guru memberikan tes penjajagan. Guru bertanya
tahu arti dari do exercise
menyampaikan apersepsi. Apersepsi pada pertemuan ke-2 ini berbeda
dengan apersepsi pada pertemuan ke-1. Pada apersepsi pertemuan ke-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
ini siswa disuruh mewarnai gambar tentang school activity, kemudian
mengaitkannya dengan materi yang akan dibahas. Guru mengakhiri
kegiatan awal ini dengan menyampaikan acuan yang berupa
penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai setelah pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-2 ini sama seperti pertemuan
sebelumnya, berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Selama
berlangsung, kegiatan inti pada pertemuan ke-2 ini juga didukung
dengan penggunaan beberapa media seperti daftar kosakata dan gambar
aktifitas siswa. Daftar kosakata tersebut digunakan untuk melakukan
permainan whisper race. Sedangkan gambar aktifitas siswa digunakan
sebagai media penunjang. Sebelum melakukan permainan whisper race
guru terlebih dahulu diberi waktu untuk mengingat kembali aktifitas-
aktifitas yang dapat dilakukan di sekolah.
Guru tidak lupa membacakan kembali langkah-langkah
permainan whisper race untuk mengingatkan siswa tentang aturan
mainnya. Siswa dibagi sesuai pembagian kelompok pada pertemuan
kemarin. Kelompok yang melakukan permainan whisper race pada
pertemuan ke-2 ini adalah kelompok yang pada pertemuan kemarin
belum sempat maju, yaitu ada 3 kelompok, sehingga pada pertemuan
ke-2 ini ada 3 kelompok yang melakukan permainan whisper race
secara bersama untuk berlomba.
Seperti pada pertemuan ke-1, siswa yang berdiri di urutan paling
akhir diberi daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit.
Kemudian, siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada
teman yang ada di depannya. Kegiatan bisik berbisik itu berlangsung
sampai pada siswa yang berdiri di urutan paling depan. Siswa yang
berdiri diurutan paling depan menuliskan kosakata sesuai dengan apa
yang didengar di papan tulis. Jika masing-masing kelompok telah
selesai menuliskan kosakata sesuai dengan apa yang didengar di papan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tulis, langkah selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi kosakata-
kosakata yang ditulis masing-masing kelompok di papan tulis.
Bersama dengan siswa, guru membahas hasil whisper race dan
memberikan reward pada kelompok yang memenangkan
permainan.Setelah pemberian reward, guru memberikan instruksi pada
siswa untuk menunjuk suatu gambar aktifitas di sekolah. Siswa disuruh
mengulang kalimat yang sesuai untuk masing-masing gambar, seperti
yang dicontohkan guru. Dan kegiatan inti pada pertemuan 2 ini pun
berakhir setelah siswa dan guru membuat kesimpulan tentang kegiatan-
kegiatan yang sesuai untuk gambar yang ditunjuk oleh siswa.
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam kegiatan
ini guru juga mereview kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting. Terakhir, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
3) Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ke-3 ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan
sebelumnya, tindakan dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap
kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang
dilakukan peneliti sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan selama
10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca doa
sebelum belajar secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang
tidak hadir pada pertemuan 3 ini. Setelah selesai mengecek kehadiran
siswa, guru memberikan tes penjajagan. Guru bertanya kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Selesai memberikan tes penjajagan, guru menyampaikan apersepsi.
Apersepsi pada pertemuan ke-3 ini, guru menirukan suatu kegiatan
yang termasuk school activity. Siswa memperhatikan yang dilakukan
guru, lalu menebaknya dengan kalimat dalam Bahasa Inggris.
Kemudian guru mengakhiri kegiatan awal ini dengan menyampaikan
acuan yang berupa penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-3 ini sama seperti pertemuan
sebelumnya, berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Sebelum
melakukan permainan whisper race guru kembali mengingatkan siswa
tentang langkah-langkah permainan whisper race. Pelaksanaan
permainan whisper race yang menjadi inti dari tindakan dalam
pertemuan ke-3 ini dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menang
dalam permainan whisper race di pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2.
Kelompok pemenang dalam pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2
disuruh maju ke depan kelas untuk mempersiapkan diri. Masing-masing
siswa berbaris sesuai kelompoknya. Setelah semua kelompok telah
berbaris dengan benar, siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi
daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit. Kemudian,
siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman yang
ada di depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai pada
siswa yang berdiri di urutan paling depan.
Seperti pada pertemuan ke-1 dan ke-2, siswa yang berdiri
diurutan paling depan menuliskan kosakata sesuai dengan apa yang
didengar di papan tulis. Jika masing-masing kelompok telah selesai
menuliskan kosakata sesuai yang didengar di papan tulis, langkah
selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi kosakata-kosakata yang
ditulis masing-masing kelompok di papan tulis.Guru bersama siswa
membahas hasil whisper race dan memberikan reward pada kelompok
yang memenangkan permainan whisper race.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Setelah pemberian reward, gurumemberikan instruksi pada siswa
untuk menunjuk suatu gambar school activity. Selanjutnya guru
bertanya jawab dengan siswa tentang gambar yang ditunjuk oleh siswa.
Siswa bersama dengan guru membuatkesimpulan tentang materi school
activity secara keseluruhan. Dengan demikian kegiatan inti dalam
pertemuan ke-3 ini pun berakhir setelah pembuatan kesimpulan ini
selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir.
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam kegiatan
ini guru juga mereview kegiatan pembelajaran mulai dari pertemuan ke-
1, ke-2 sampai dan pertemuan 3 secara keseluruhan. kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting. Dan sebelum pembelajaran ditutup, guru terlebih
dahulu melakukan evaluasi untuk siklus II ini. Setelah siswa selesai
melaksanakan evaluasi, guru menutup pelajaran dengan memberikan
motivasi dan mengucapkan salam.
c. Observasi
1) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
a) Pertemuan ke-1
Observer mengamati proses pembelajaran menggunakan
lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Hasil
observasi siklus II terdapat pada lampiran 15. Adapun analisis hasil
observasi guru oleh observer adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.9. AnalisisObservasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus II
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase Ket
1. Keterampilan tahap awal 3,5 87,5% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3,0 75,0% Baik 4. Listening 3,0 75,0% Baik
Berdasarkan tabel 4.9. secara umum pembelajaran sudah
berlangsung dengan baik. Skor yang diperoleh guru masih sama
yaitu 3,25 dengan persentase 81%. Keterampilan melaksanakan
tahap awal bernilai sangat baik yaitu 3,5 dengan persentase 87,5%.
Hal itu sama dengan nilai keterampilan tahap inti pembelajaran
yang juga mendapatkan skor 3,5 dengan persentase 87,5%.
Pelaksanaan whisper race sudah berjalan dengan baik. Guru
telah melaksanakan perannya untuk membimbing dan mengawasi
siswa dalam melakukan permainan. Hanya saja guru lebih
mengfokuskan pada siswa atau kelompok yang sedang melakukan
permainan, sehingga siswa yang lain kurang diperhatikan, untuk itu
pada indikator pelaksanaan whisper race skor yang diperoleh yaitu
masih 3 dengan persentase 75%.
Indikator listening pada pertemuan 1 siklus II ini
mendapatkan nilai baik yaitu dengan skor 3 dan persentase 75%.
Guru mampu menjelaskan materi serta mengucapkan kosakata
dalam Bahasa Inggris dengan baik sesuai pronounciation yang
benar.
Penilaian observasi selain dilakukan observasi terhadap guru,
juga ada observasi yang dilakukan terhadap siswa.Adapun data
analisis hasil observasi untuk siswa adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.10.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus II
No Indikator Rata2 skor
Persen-tase Ket
1. Listening 3,0 75,0 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 2,5 62,5 % Cukup Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,5 62,5 % Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.10. secara keseluruhan hasil analisis
terhadap kegiatan siswa sudah cukup baik, siswa mendapatkan
skor 2,7 dan persentase 67,5%. Dalam penguasaan keterampilan
menyimak (listening), perhatian siswa sudah terpusat pada bahan
simakan. Siswa memiliki minat yang baik dalam menyimak. Hal
ini terlihat saat menyimak siswa tidak mudah terganggu. Akan
tetapi hasil dari kegiatan mnyimak siswa belum tepat, sehingga
pada indikator listening siswa mendapatkan skor 3. Begitu pula
dengan indikator perhatian, siswa telah terlibat dalam pembelajaran
yang komunikatif, semangat dan memperhatikan materi yang
disampaikan guru dengan sungguh-sungguh.
Pada indikator pemahaman, siswa terlihat telah memahami
langkah-langkah permainan whisper race serta memahami
kosakata yang dibisikkan. Akan tetapi dalam menulis dan
mengartikan kosakata yang dibisikkan masih belum tepat. Selain
itu apresiasi siswa terhadap pembelajaran juga masih kurang,
hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif, senang, antusias dan
bersemangat. Begitu pula dengan intrepretasi siswa siswa masih
harus dibantu guru dalam menyampaikan hasil simakan, sehingga
untuk indikator pemahaman, apresiasi, dan intrepretasi skor yang
didapat siswa hanya 2,5 dengan persentase 62,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b) Pertemuan ke-2
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat.
Observer mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil
observasi guru oleh observer adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11. AnalisisObservasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus II
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase
Ket
1. Keterampilan tahap awal 3,5 87,5% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3,0 75,0% Baik 4. Listening 3,0 75,0% Baik
Berdasarkan tabel 4.11. secara keseluruhan skor yang
diperoleh guru pada pertemuan ini yaitu 3,25 dan persentasenya
81%. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-
langkah tahap awal dan tahap inti dengan sangat baik. Namun
belum bisa mendapatkan nilai sempurna, skor yang diperoleh guru
untuk indikator pelaksanaan keterampilan tahap awal dan
intimasing-masing yaitu 3,5 dengan persentase 87,5%. Guru
kurang memperhatikan pembagian waktu. Pelaksanaan kegiatan
inti cukup menghabiskan banyak waktu, sehingga pelaksanaan
kegiatan akhir tidak berjalan begitu baik.
Pelaksanaan whisper race tidak mengalami peningkatan,
malah menunjukkan tanda-tanda kebosanan. Selain itu, siswa
masih terlihat bingung pada saat menuliskan hasil berbisiknya di
papan tulis. Ketika permainan whisper race selesai siswa bukannya
berlomba untuk menuliskan hasil berbisiknya malah saling contek-
mencontek hasilnya. Namun demikian secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
permainan telah berjalan dengan baik, oleh karenanya skor untuk
indikator pelaksanaan whisper race yaitu 3 dengan persentasenya
75%. Sedangkang indikator listening skor yang yang diperoleh
masih sama seperti pertemuan ke-1, yaitu mendapatkan skor 3
dengan persentase 75%. Hal ini karena jika dibandingkan dengan
pertemuan ke-1, indikator listening pada pertemuan ke-2 belum
menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Selain mengobservasi guru, penulis juga mengobservasi
siswa. Adapun data analisis hasil observasi untuk siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.12.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus II
No Indikator Rata2 skor
Persen- tase
Ket
1. Listening 3,0 75,0 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 2,5 62,5 % Cukup Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,0 50,0 % Tidak Baik
Tabel 4.12. secara keseluruhan hasil analisis terhadap
kegiatan siswa cukup baik, siswa mendapatkan skor 2,6 dan
persentase 65 %. Siswa telah melaksanakan tahapan permainan
whisper race sesuai prosedur langkah-langkah, walaupun hasilnya
masih belum sesuai dengan diharapkan.
Penilaian Indikator listening siswa dapat dilihat dari perhatian
siswa yang sudah terpusat pada bahan simakan. Siswa memiliki
minat yang baik dalam menyimak. Selain itu siswa juga terlihat
tidak mudah terganggu saat melakukan kegiatan menyimak. Akan
tetapi hasil dari kegiatan menyimak siswa belum tepat, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
pada indikator listening siswa masih mendapatkan skor 3. Begitu
pula dengan indikator perhatian, siswa telah terlibat dalam
pembelajaran yang komunikatif, semangat dan memperhatikan
materi yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh, namun
siswa belum mampu memahami dan menyerap materi yang
disampaikan guru dengan baik.
Pada indikator pemahaman, siswa juga sudah terlihat
memahami kosakata yang dibisikkan. Akan tetapi dalam menulis
dan mengartikan kosakata yang dibisikkan masih belum tepat.
Begitu pula dengan indikator apresiasi, masih kurang. Hanya ada
beberapa siswa saja yang aktif, senang, antusias dan bersemangat,
sehingga nilai siswa pada indikator pemahaman dan apresiasi
sudah cukup baik. Berbeda dengan indikator pemahaman dan
apresiasi yang mendapatkan skor tetap, indikator intrepretasi siswa
masih mengalami penurunan. Siswa masih terlihat kesulitan dalam
menguasai kosakata meskipun sudah dibantu guru, sehingga untuk
indikator intrepretasi skor yang didapat siswa turun menjadi 2
dengan persentase 50%.
c) Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 siklus II ini, Observer juga mengamati
proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh
observer adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13. Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus II
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase Ket
1. Keterampilan tahap awal 4 100% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3 75% Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3 75% Baik 4. Listening 3 75% Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Berdasarkan tabel 4.13 secara keseluruhan nilai yang
diperoleh guru pada pertemuan ini sudah baik yaitu dengan skor
yang sama seperti sebelumnya 3,25 dan persentase 81%. Namun
untuk indikator keterampilan melakukan tahap awal sudah sangat
baik. Skor yang diperoleh sempurna yaitu 4 dengan persentase
100%. Sedangkan pada pelaksanaan tahap inti, guru hanya
memperoleh skor 3 dengan persentase 75%.
Guru telah memberikan bimbingan serta pengawasan pada
siswa saat pelaksanaan permainan whisper race, sehingga
permainan berjalan dengan lancar. Hanya saja masih ada beberapa
anak yang bercanda sendiri, sehingga skor yang diperoleh guru
untuk indikator pelaksanaan permainan whisper race hanya 3
dengan persentase 75%. Demikian pula dengan indikator
listening, skor yang diperoleh masih sama yaitu 3 dengan
persentase 75%. Dalam berbicara, Bahasa yang digunakan guru
sudah cukup komunikatif, kritis terhadap yang dilakukan siswa.
Guru berusaha agar seluruh siswa dapat memahami dengan baik
apa yang diucapkan olehnya.
Penilaian observasi pada pertemuan 3 siklus II tidak hanya
dilakukan terhadap guru, tetapi juga dilakukan terhadap siswa.
Berikut adalah analisi hasil observasi terhadap siswa.
Tabel 4.14. Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus II
No Indikator Rata2 skor
Persen- Tase Ket
1. Listening 3,0 75,0 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 2,5 62,5 % Cukup Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 3,0 75,0 % Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Berdasarkan tabel 4.14. secara keseluruhan hasil analisis
terhadap kegiatan siswa tidak baik, siswa mendapatkan skor 2,8
dan persentase 70%. Pada penguasaan keterampilan menyimak
(listening), perhatian siswa sudah terpusat pada bahan simakan.
Siswa memiliki minat yang baik dalam menyimak. Hal ini terlihat
saat kegiatan menyimak siswa tidak mudah terganggu. Akan tetapi
hasil kegiatan menyimak siswa masih belum tepat, sehingga pada
indikator listening siswa masih tetap mendapatkan skor 3. Begitu
pula dengan indikator perhatian, siswa telah terlibat dalam
pembelajaran yang komunikatif, semangat dan memperhatikan
materi yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh, namun
siswa belum mampu memahami dan menyerap materi yang
disampaikan guru dengan baik.
Pada indikator pemahaman, siswa terlihat telah memahami
langkah-langkah permainan whisper race serta memahami
kosakata yang dibisikkan. Akan tetapi dalam menulis dan
mengartikan kosakata yang dibisikkan masih belum tepat. Selain
itu apresiasi siswa terhadap pembelajaran juga masih kurang,
hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif, senang, antusias dan
bersemangat. Akan tetapi untuk indikator intrepretasi, siswa
mengalami peningkatan, siswa telah menguasai penulisan dan cara
membaca kosakata yang cukup baik, sehingga untuk intrepretasi
skor yang didapat siswa meningkat menjadi 3.
Penilaian pada siklus II selain dari observasi juga didukung
dengan hasil wawancara terhadap observer dalam bentuk
pertanyaan/wawancara terstruktur setelah pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan analisis wawancara
dengan observer, diperoleh data bahwa pada kegiatan pembelajaran
siklus I pertemuan 1-3 sudah berjalan baik. Hal ini terlihat secara
keseluruhan mulai dari pelaksanaan tahap awal, tahap inti dan
pelaksanaan permainan whisper race itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Pembelajaran menggunakan metode permainan whisper race
dapat membuat siswa lebih antusias terhadap pelajaran Bahasa
Inggris. Dengan metode permainan ini pembelajaran menjadi
menyenangkan karena siswa diajak belajar sambil bermain,
sehingga siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran tanpa
disadari.
Pembelajaran dengan metode permainan ini juga lebih efektif
karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV. Mereka begitu
antusias dengan pembelajaran karena mereka melakukannya
sambil bermain secara berkelompok. Dan untuk menciptakan
persaingan yang sehat, guru merancang permaian ini seperti sebuah
perlombaan, agar masing-masing kelompok berusaha tampil
semaksimal mungkin sehingga dapat menjadi yang terbaik.
2) Analisis Hasil
a) Penilaian Proses
Peneliti dalam kegiatan pembelajaran dalam menilai kegiatan
siswa selama proses pembelajaran tidak saja hanya menggunakan
observasi yang dilakukan oleh observer. Pada penelitian ini guru
juga menilai sendiri kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran.
Data selengkapnya tentang penilaian proses siklus II terdapat pada
lampiran 16.
Gambar 4.2.Diagram Penilaian Proses Siklus 2 Pertemuan 1, 2 dan 3 Ket: 1. Keaktifan 2. Kesenangan 3. Sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan gambar 4.2 pada siklus II deskriptor no 1 yaitu
keaktifan sudah baik. Pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan
pertemuan 3 deskriptor keaktifan mendapatkan persentase 75%.
Deskriptor ke 2 yaitu kesenangan juga sudah baik, pada pertemuan
1, 2 dan 3 juga mendapatkan 75%. Sedangkan untuk deskriptor
sikap, pada pertemuan 1 sekitar 75%, pertemuan 2 naik menjadi
100%, kemudian pertemuan 3 turun lagi menjadi 75%.
b) Penilaian Hasil
Data evaluasi siklus II pada pembelajaran Bahasa Inggris
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012
dengan menggunakan metode permainan whisper race nilai rata-
ratanya yaitu 76,79. Deskripsi data nilai evaluasi dengan
menggunakan metode whisper race tertera pada tabel di bawah ini.
Sedangkan perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 17.
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menyimak Siklus II
No Interval Frekuensi Persentase Ket 1. 17-30 1 2,6% BT 2. 31-44 0 0,0% BT 3. 45-58 4 10,5% BT 4. 59-72 8 21,1% T 5. 73-86 15 39,5% T 6. 87-100 10 26,3% T
Jumlah 38 100,0 %
Berdasarkan tabel 4.15. menunjukan frekuensi nilai
keterampilan menyimak pada siklus II sebagian besar siswa
mendapat nilai pada interval 73-86 yaitu sebanyak 15 siswa dengan
persentase 39,5%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah
pada interval 17-30 sebanyak 1 siswa dengan persentase 62,6%.
Berdasarkan data tersebut keterampilan menyimak yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
siswa mengalami peningkatan dari perolehan nilai hasil evaluasi
sebelumnya.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan siklus II sudah berlangsung lebih baik.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sudah berkurang. Siswa
aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa semakin terlihat dalam
pembelajaran siklus II ini. Dalam kegiatan permaianan whisper racesiswa
sudah terlihat sangat bersemangat dan mengikuti petunjuk dari guru
dengan baik. Namun masih ada beberapa siswa yang masih kurang aktif.
Mereka adalah siswa yang dalam kesehariannya terkucilkan dari teman-
temannya.
Keterampilan siswa dalam menyimak juga sudah mengalami
peningkatan dibandingkan siklus 1. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan
bisik-berbisik yang dilakukan siswa. Jika dibandingkan dengan siklus 1,
pada siklus 2 ini siswa sudah lebih peka. Selain itu siswa juga sudah cukup
tertib dalam melaksanakan permainan whisper race.
Di pandang dari sudut guru, secara garis besar pembelajaran sudah
berjalan seperti yang direncanakan. Hanya saja dalam pelaksanaannya
guru masih lebih menfokuskan pada siswa atau kelompok yang sedang
melaksanakan permainan, sehingga siswa yang lain kurang mendapatkan
perhatian. Meskipun demikian, hasil analisis datapada siklus II ini siswa
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil evaluasi
yang telah dilaksanakan, siswa yang tuntas naik menjadi 33 siswa dari 38
siswa dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 87%. Rata-rata
kelas mencapai 76,79. Meskipun peningkatan keterampilan menyimak
siswa telah mengalami peningkatan namun pembelajaran dikatakan belum
sepenuhnya berhasil karena masih ada siswa yang belum tuntas. Siswa
juga belum seluruhnya senang dalam mengikuti pembelajaran, karena
permainan ini masih didomonasi oleh siswa yang pintar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang
menghambat jalannya pembelajaran yaitu: (1) Perhatian guru cederung
terfokuskan pada siswa atau kelompok yang sedang melakukan
permainan; (2) Permainan masih didominasi oleh siswa yang pintar; (3)
Guru kurang menekankan pada pembentukan karakter maupun sikap anak,
sehingga anak yang pintar cenderung egois, sedangkan anak yang tingkat
kecerdasannya rata-rata ke bawah cenderung minder; (4) Penggunaan
media pada pertemuan ini ternyata tidak cukup membantu meningkatkan
indikator kebahasaan; (5) Pada saat evaluasi listening siswa cenderung
ramai sendiri, sehingga guru perlu mengulang beberapa kali.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi peneliti selama
pertemuan 1-3 pada siklus II ini, peneliti memberikan solusi antara lain:
(1) Guru berusaha memperhatikan siswa yang tidak mengikuti permainan
misalnya dengan cara memberikan peran sebagai supporter untuk
kelompok yang maju; (2) Guru mencoba memberikan pengertian pada
masing-masing kelompok bahwa permainan ini bukan permainan individu
tetapi kelompok jadi harus ada kerja sama yang baik antar anggota
kelompok; (3) Guru harus menekankan pada pembentukan karakter
maupun sikap anak, sehingga anak yang pandai bisa mengahargai,
membantu, dan membimbing anak yang kemampuannya di bawah rata-
rata; (4) Media yang digunakan untuk melakukan tindakan, diusahakan
dibuat sebagus mungkin agar lebih menarik perhatian siswa; (5) Pada saat
evaluasi listening guru terlebih dahulu membuat perjanjian dengan siswa
tentang berapa kali soal listening akan diulang, sehingga diharapkan siswa
akan lebih memperhatikan guru saat memberikan soal listening.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan ataupun kendala yang
ditemukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, maka peneliti merasa
masih perlu melaksanakan siklus III untuk memperbaiki proses dan hasil
pembelajaran pada siklus I dan siklus 2serta untuk menuntaskan 5 siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3. Deskripsi Siklus III
Kegiatan penelitian pada siklus III tidak jauh berbeda dengan siklus I
dan II yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,
tahap observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus III pertemuan 1,2 dan 3,
peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahap perencanaan antara lain
sebagai berikut: (1) Membuat skenario pembelajaran; (2) Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)siklus III dengan materi fruits and
vegetables (lampiran 18);(3)Menyiapkan media yang akan digunakan pada
pertemuan 1, 2 dan 3; (5) Membuat lembar evaluasi(lampiran 19); (6)
Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa;(7) Menyiapkan lembar
wawancara untuk observer; (8) Mempersiapkan alat untuk dokumentasi; (9)
Melakukan penataan ruang kelas.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1
Pelaksanaan tindakan siklus IIIpertemuan ke-1 ini dilaksanakan
pada hari Selasa, 22 Mei 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu
dimulai pada pukul 07.00 08.10. Pada pertemuan ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat dengan kegiatan
pelaksanaan yang terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Skenario pembelajaran siklus III secara lengkap
terdapat padalampiran 20. Berikut tahapan pembelajaran yang dilakukan
peneliti sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
memberikan tes penjajagan berupa pertanyaan, g kamu
menyampaikan apersepsi dengan sebuah gerak dan lagu berjudul
. Dan sebagai akhir dari kegiatan awal ini adalah
penyampaian acuan yang berupa penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan awal yaitu kegiatan inti yang
berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Dalam kegiatan inti ini
berlansung permainanwhisper race yang menjadi inti dari tindakan yang
dilakukan. Sebelum melakukan permainan whisper race guru terlebih
dahulu membacakan kembali langkah-langkah permainan whisper race.
Siswa melakukan permainan whisper racesecara berkelompok. Untuk
menentukan kelompok yang maju lebih dulu, guru memberikan nomor
urut 1-6 secara acak kepada masing-masing kelompok. Kelompok yang
mendapat nomor urut 1-3 berhak melakukan permainan whisper race
dulu.
Kelompok yang telah terpilih segera mempersiapkan diri untuk
melakukan permainan whisper race dengan dibimbing oleh guru. Setelah
masing-masing kelompok berbaris, siswa yang berdiri di urutan paling
akhir diberi daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit.
Daftar kosakata untuk masing-masing kelompok berbeda. Kemudian,
siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman yang ada
di depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai pada siswa
yang berdiri di urutan paling depan.
Siswa yang berdiri di urutan depan menuliskan kosakata sesuai
yang didengar di papan tulis. Setelah masing-masing kelompok selesai
menuliskan kosakata sesuai yang didengar di papan tulis, langkah
selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi kosakata tersebut.
Gurubersama siswa membahas hasil whisper race. Kelompok yang dapat
melakukan whisper race dengan benar mendapatkan reward. Setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pemberian reward, guru memberikan instruksi pada siswa tertentu untuk
menunjukkan suatu benda/tiruan benda. Guru bertanya jawab dengan
siswa tentang benda/tiruan benda yang ditunjuk oleh siswa. Selanjutnya
kegiatan inti ini pun berakhir ketika siswa dan guru telah membuat
kesimpulan dari pelajaran yang telah berlangsung.
Penutup dari rangkaian tindakan di siklus ini yaitu pada kegiatan
akhir yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami. Dalam kegiatan ini guru juga mereview kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencatat hal-hal yang penting. Terakhir, guru menutup pelajaran dengan
memberikan motivasi dan salam.
2) Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 ini tindakan dilaksanakan pada hari Selasa, 29
Mei 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan
pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti
sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan selama
10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca doa
sebelum belajar bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya
guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang pada pertemuan
kali ini tidak masuk. Setelah selesai mengecek kehadiran siswa, guru
memberikan tes penjajagan. Guru menunjukkan sebuah gambar sambil
bertanya
pertanyaan tersebut, siswa menggambar sayuran pada kertas yang telah
disediakan sebagai apersepsi. Hasil gambar siswa tersebut juga
digunakan untuk media pembelajaran. Guru mengakhiri kegiatan awal ini
dengan menyampaikan acuan yang berupa penyampaian informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
tentang kegiatan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-2 berlangsungkurang lebih selama
45 menit. Sebelum melakukan permainan whisper race guru terlebih
dahulu membacakan langkah-langkah permainan whisper race untuk
mengingatkan kembali tentang aturan permainanya. Kelompok yang
melakukan permainan whisper race pada pertemuan ke-2 ini adalah
kelompok yang pada pertemuan kemarin belum sempat maju, sehingga
pada pertemuan ke-2 ini ada 3 kelompok yang melakukan permainan
whisper race secara bersama-sama dan saling berlomba.
Kelompok yang pada pertemuan ke-1 belum melakukan permainan
whisper race disuruh maju ke depan kelas. Masing-masing siswa berbaris
sesuai kelompoknya. Setelah semua kelompok telah berbaris dengan
benar, siswa yang berdiri di urutan paling akhir diberi daftar kosakata
untuk dihafalkan dalam waktu 3 menit. Daftar kosakata untuk masing-
masing kelompok berbeda. Agar pada saat siswa menuliskan kosakata
yang dibisikkan tidak terjadi saling contek. Setelah proses bisik-berbisik
selesai, siswa yang berdiri di urutan depan menuliskan kosakata sesuai
yang didengar di papan tulis.
Gurubersama siswa membahas hasil whisper race dan memberikan
reward pada kelompok yang memenangkan permainan whisper
race.Setelah pemberian reward, gurumembeikan instruksi pada siswa
untuk menunjukkan gambar sayur tertentu. Siswa kembali
mengulang/menirukan kalimat yang diucapkan guru dalam Bahasa
Inggris dengan benar. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa
tentang gambar sayur yang ditunjuk oleh siswa. Kegiatan inti pun
berakhir setelah siswa dan guru membuatkesimpulan tentang materi
fruits and vegetables pada pertemuan 2 ini.
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam kegiatan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
guru juga mereview kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
penting. Terakhir, guru memberikan kuis tentang materi fruits and
vegetables, kemudian menutup pelajaran dengan memberikan motivasi
dan salam.
3) Pertemuan ke-3
Tindakan pada pertemuan ke-3 ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5
Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan dari rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan
pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Berikut tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti
sesuai skenario tersebut:
Kegiatan awal pembelajaran yang kurang lebih dilakukan selama
10 menit, dimulai dengan salam pembuka kemudian membaca doa
sebelum belajar secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, menanyakan siapa yang
tidak hadir pada pertemuan 3 ini. Setelah selesai mengecek kehadiran
siswa, guru bertanya mangosteen
penjajagan. Selesai memberikan tes penjajagan, guru mengajak siswa
. Kegiatan
awal ini pun berakhir dengan menyampaikan acuan yang berupa
penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
Kegiatan inti pada pertemuan ke-3 ini sama seperti pertemuan
sebelumnya, berlangsungkurang lebih selama 45 menit. Selama
berlangsung, kegiatan inti pada pertemuan ke-3 ini juga didukung dengan
beberapa media seperti daftar kosakata, benda-benda konkrit, benda-
benda tiruan maupun gambar. Sebelum melakukan permainan whisper
race guru kembali mengingatkan siswa tentang langkah-langkah
permainan whisper race.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Pada pertemuan ke-3 ini yang melakukan permainan whisper race
adalah kelompok-kelompok yang menang dalam permainan whisper
racedi pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Kelompok pemenang dalam
pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 disuruh maju ke depan kelas untuk
mempersiapkan diri dan berbaris sesuai kelompoknya. Setelah semua
kelompok telah berbaris dengan benar, siswa yang berdiri di urutan
paling akhir diberi daftar kosakata untuk dihafalkan dalam waktu 3
menit. Daftar kosakata untuk masing-masing kelompok tersebut berbeda.
Siswa mulai membisikkan kosakata dalam daftar kepada teman
yang ada di depannya. Kegiatan bisik-berbisik itu berlangsung sampai
pada siswa yang berdiri di urutan depan. Seperti pada pertemuan ke-1
dan ke-2, siswa yang berdiri di urutan depan menulis daftar kosakata
yang dibisikkan di papan tulis. Kemudian guru bersama siswa membahas
hasil whisper race dan memberikan reward pada kelompok yang
memenangkan permainan whisper race.
Guru memberikan instruksi pada siswa untuk menunjuk suatu
benda/tiruan benda/gambar dalam Bahasa Inggris. Selanjutnya guru
bertanya jawab dengan siswa tentang benda yang ditunjuk oleh siswa.
Siswa bersama dengan guru membuatkesimpulan tentang materi fruits
and vegetables secara keseluruhan. Dengan demikian kegiatan inti dalam
pertemuan 3 ini pun berakhir setelah pembuatan kesimpulan ini selesai
dan dilanjutkan dengan kegiatan akhir.
Pada kegiatan akhir yang berlangsung kurang lebih selama 15
menit, guru mengisinya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Dalam kegiatan ini
guru juga mereview kegiatan pembelajaran mulai dari pertemuan ke-1,
ke-2 sampai dan pertemuan ke-3 secara keseluruhan. kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting. Guru terlebih dahulu melaksanakan evaluasi siklus III,
sebelum menutup pertemuan ini dengan motivasi dan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
c. Observasi
1) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
a) Pertemuan ke-1
Pada kegiatan observasi siklus III ini, Observer mengamati
proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh
observer adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16. Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus III
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase Ket
1. Keterampilan tahap awal 4,0 100,0% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3,0 75,0% Baik 4. Listening 3,0 75,0% Baik
Berdasarkan tabel 4.16. secara umum pembelajaran sudah
berlangsung dengan baik. Skor yang diperoleh guru meningkat dari
3,08 menjadi 3,25 denganpersentase 81,3%. Dalam melaksanakan
keterampilan tahap awal, nilai yang diperoleh sangat baik dengan
skor 4 dan persentase 100%. Pada tahap inti pembelajaran skor yang
diperoleh 3,5 dan persentase 87,5 %.
Apersepsi yang digunakan guru pada siklus III pertemuan 1 ini
yaitu .
Penggunaan apersepsi ini dapat memicu semangat serta keceriaan
siswa dalam pelaksanaan permainan whisper race, sehingga
indikator pelaksanaan permainan whisper race mendapatkan skor 3
dengan persentase 75%. Begitu pula dengan indikator listening, skor
yang diperoleh guru yaitu 3 dengan persentase 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Selain observasi terhadap guru, juga ada observasi terhadap
siswa. Hasil observasi siklus III secara lengkap terdapat pada
lampiran 21. Adapun data analisis hasil observasi untuk siswa
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-1 Siklus III
No Indikator Rata2 skor
Persen-tase
Ket
1. Listening 3,0 75 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 3,0 75,0 % Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 3,0 75,0 % Baik
Berdasarkan tabel 4.17. secara keseluruhan hasil analisis
terhadap kegiatan siswa cukup baik, siswa mendapatkan skor 2,9 dan
persentase 72,5%. Tahapan permainan whisper race yang dilakukan
oleh siswa telah sesuai dengan prosedur langkah-langkah yang
benar, walaupun hasilnya masih belum sesuai dengan yang ingin
dicapai.
Indikator listening pada pertemuan ini sudah baik. Skor yang
diperoleh 3 dan persentasenya 75 %. Hal ini karenaperhatian siswa
yangsudah terpusat pada bahan simakan. Siswa sudah memiliki
minat yang baik dalam menyimak, meskipun masih mudah
terganggu saat melakukan kegiatan menyimak. Begitu pula dengan
indikator perhatian, siswa sudah menampakkanperhatian yang serius
terhadap pembelajaran. Perhatian siswa terhadap pembelajaran
memperngaruhi pemahaman siswa, sehingga indikator pemahaman
siswa juga bernilai baik dan mendapat skor 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Indikator apresiasi siswa sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari
sikap siswa yang sudah cukup senang, antusias dan bersemangat
meskipun belum cukup aktif dalam mengikuti permainan whisper
race, sehingga skor siswa 2,5. Selanjutnya siswa terlihat sudah mulai
menguasai kosakata, baik dalam penulisan maupun pelafalan,
sehingga siswa berhak mendapat skor 3 untuk indikator intrepretasi.
b) Pertemuan ke-2
Pada pertemuanke-2 siklus III ini, observer juga mengamati
proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh
observer adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18. Analisis Hasil Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus III
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase Ket
1. Keterampilan tahap awal 4,0 100,0% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 3,5 87,5% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3,5 87,5% Sangat Baik 4. Listening 3,0 75,0% Baik
Berdasarkan tabel 4.18. pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik. Skor yang diperoleh guru meningkat dari 3,25 menjadi
3,3 denganpersentase 83,3%. Keterampilan melaksanakan tahap
awal dan tahap inti juga masih sama. Skor untuk tahap awal 4
dengan persentse 100%. Sedangkan skor untuk keterampilan tahap
inti 3,5 dengan persentase 87,5 %.
Apersepsi yang digunakan guru dari pertemuan 2 ini berbeda
dengan apersepsi pada pertemuan 1. Pada pertemuan 2, guru
menugaskan siswa untuk menggambar sayur pada kertas yang telah
disediakan. Setiap siswa mendapatkan satu lembar kertas yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
kosong. Siswa terlihat antusias dalam menggambar sayur-mayur dan
lebih terpacu untuk menyelesaikan gambarannya karena dibatasi
waktu hanya 3 menit. Kegiatan tersebut membuat siswa lebih
antusias, semangat dan tertarik pada pelajaran yang akan
berlangsung, sehingga untuk indikator pelaksanaan whisper race
skor yang didapat 3,5 dengan persentase 87,5%.
Indikator listening memperoleh skor 3 denganpersentase 75%.
Pengucapan Bahasa Inggris siswa pada pertemuan kali ini sudah
lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya. Intonasi, pelafalan serta
kejelasan pengucapan sudah terdengar lebih baik namun belum dapat
dikatakan sempurna.
Selain observasi terhadap guru, juga ada observasi terhadap
siswa. Adapun data analisis hasil observasi untuk siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.19.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-2 Siklus III
No Indikator Rata2 skor
Persen-tase
Ket
1. Listening 3,0 75,0 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 2,5 62,5 % Cukup Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 2,5 62,5 % Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.19. dapat diperoleh data tentang hasil
analisis terhadap kegiatan siswa yang bernilai sangat baik. Siswa
mendapatkan skor 3,5 dengan persentase 87,5%. Dalam
penguasaan keterampilan menyimak (listening) pada pertemuan
ini, perhatian siswa juga terpusat pada bahan simakan. Minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
menyimak siswa juga sudah baik, sehingga siswa mendapat nilai
baik untuk indikator listening dan perhatian.
Pada indikator pemahaman, siswa terlihat telah memahami
langkah-langkah permainan whisper race serta memahami
kosakata yang dibisikkan. Akan tetapi masih kesulitan dalam hal
mengartikan kosakata, sehingga masih belum tepat dengan daftar
kosakata yang dibisikkan. Selain itu apresiasi siswa terhadap
pembelajaran juga masih kurang, hanya beberapa siswa saja yang
terlihat aktif, senang, antusias dan bersemangat. Begitu pula
dengan intrepretasi siswa siswa masih harus dibantu guru dalam
menyampaikan hasil simakan, sehingga untuk indikator
pemahaman, apresiasi, dan intrepretasi skor yang didapat siswa
hanya 2,5 dengan persentase 62,5%.
c) Pertemuan ke-3
Pada siklus III pertemuan 3, Observer juga mengamati proses
pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disediakan
oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20. Analisis Observasi terhadap Guru oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus III
No Indikator Rata2 Skor
Persen-tase
Ket
1. Keterampilan tahap awal 4,0 100,0% Sangat Baik 2. Keterampilan tahap inti 4,0 100,0% Sangat Baik 3. Pelaksanaan whisper race 3,5 87,5% Sangat Baik 4. Listening 3,0 75,0% Baik
Berdasarkan tabel 4.20. pembelajaran ini sudah berlangsung
dengan baik. Skor yang diperoleh guru 3,4 dengan persentase 85,4%.
Dalam melaksanakan keterampilan tahap awal, nilai yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
sangat baik dengan skor 4 dan persentase 100%. Demikian pula pada
tahap inti pembelajaran, skor yang diperoleh sempurna yaitu 4 dan
persentase 100%.
Apersepsi yang digunakan guru pada siklus III pertemuan 3 ini
sama seperti apersepsi pada pertemuan 1 yaitu dengan melakukan
. Penggunaan apersepsi
secara berselang-seling juga dapat memicu semangat serta keceriaan
siswa dalam mengikuti pelajaran, sehingga skor indikator
pelaksanaan whisper race 3,5 dengan persentase 87,5%.
Indikator listening masih memperoleh skor 3 dengan
persentase 75%. Dalam pelaksanaan pembelajaran, Bahasa yang
digunakan guru sudah cukup komunikatif, jelas, dan lantang namun
tetap saja tidak mendapatkan nilai sempuna karena guru bukanlah
penutus asli Bahasa Inggris.
Selain observasi terhadap guru, juga ada observasi yang
dilakukan terhadap siswa. Adapun data analisis hasil observasi
untuk siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21.Analisis Hasil Observasi terhadap Siswa oleh Observer Pertemuan ke-3 Siklus III
No Indikator Rata2 skor
Persen-tase Ket
1. Listening 3,0 75,0 % Baik 2. Perhatian 3,0 75,0 % Baik 3. Pemahaman 3,0 75,0 % Baik 4. Apresiasi 2,5 62,5 % Cukup Baik 5. Intrepretasi 3,0 75,0 % Baik
Berdasarkan tabel 4.21. dapat diperoleh data secara
keseluruhan bahwa hasil analisis terhadap kegiatan siswa cukup
baik, siswa mendapatkan skor 2,9 dan persentase 72,5%. Penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
keterampilan menyimak (listening) pada pertemuan ini, perhatian
siswa juga sudah terpusat pada bahan simakan. Minat menyimak dan
pemahaman siswa juga sudah baik, sehingga siswa mendapat nilai
baik untuk indikator listening, perhatian dan pemahaman.
Pada indikator apresiasi, nilai siswa cukup baik. Hal ini
mungkin karena sudah mulai muncul kebosanan pada siswa, karena
selama sembilan pertemuan selalu melakukan permainan whisper
race. Begitu pula dengan intrepretasi siswa, skor yang didapat siswa
hanya 2,5 dengan persentase 62,5%.
Selain data hasil observasi, perolehan data pada siklus III juga
didukung dari hasil wawancara dengan observer dalam bentuk
pertanyaan/wawancara terstruktur setelah pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan analisis wawancara dengan observer diperoleh data
bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus III pertemuan 1-3 sudah
berjalan baik. Hal ini terlihat secara keseluruhan mulai dari
pelaksanaan tahap awal, tahap inti dan pelaksanaan permainan
whisper race itu sendiri.
Pembelajaran menggunakan metode permainan whisper race
yang mengguakan apersepsi berbeda dapat membuat siswa lebih
antusias terhadap pelajaran Bahasa Inggris. Dengan metode
permainan ini pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa
diajak melakukan sebuah pembelajaran dengan situasi yang santai
yaitu dengan bermain. Selain itu siswa juga menjadi lebih aktif,
semangat, dan riang. Meskipun itu masih hanya sebatas dalam proses
permainannya saja.
2) Analisis Hasil
a) Penilaian Proses
Penilaian yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran
tidak saja hanya menggunakan observasi dan wawancara, tetapi juga
menggunakan penilaian proses dilakukan oleh peneliti selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
pembelajaran berlangsung. Data penilaian proses siklus III
selengkapnya terdapat pada lampiran 22.
Gambar 4.3. Diagram Penilaian Proses Siklus 3 Pertemuan 1, 2 dan3 Ket: 1. Keaktifan 2. Kesenangan 3. Sikap
Bedasarkan gambar 4.3 pada siklus III deskriptor no 1 yaitu
keaktifan sudah baik. Pada pertemuan ke-1 80%, pertemuan ke-2
85%, dan pertemuan ke-3 82,5%. Deskriptor ke-2 yaitu kesenangan
menunjukkan adanya peningkatan, 82,5% untuk pertemuan ke-1,
87,5% untuk pertemuan ke-2 dan 85% untuk pertemuan k-3.
Sedangkan untuk deskriptor 3 yaitu sikap, pada pertemuan ke-1
sekitar 77,5%, pertemuan ke-2 meningkat menjadi 82,5%, kemudian
pertemuan ke-3 meningkat lagi menjadi 85%.
b) Penilaian Hasil
Data evaluasi siklus 1 mata pelajaran Bahasa Inggris tentang
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012
dengan menggunakan metode permainan whisper racenilai rata-rata
yang didapat yaitu 87. Deskripsi data nilai evaluasi pembelajaran
dengan menggunakan metode permaian whisper race siklus III ini
secara garis besar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sedangkan
perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menyimak Siklus III No Interval Frekuensi Persentase Ket 1. 47-55 3 7,9% BT 2. 56-64 1 2,6% BT 3. 65-73 3 7,9% T 4. 74-82 4 10,5% T 5. 83-91 5 13,2% T 6. 92-100 22 57,9% T
Jumlah 32 100,0 %
Berdasarkan tabel 4.22. menunjukan frekuensi nilai siklus III
sebagian besar anak mendapat nilai pada interval 92-100 yaitu
sebanyak 22 siswa dengan persentase lebih dari 50% yaitu 57,9%.
Sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah pada interval 47-55
sebanyak 3 siswa dengan persentase 7,9%. Berdasarkan data tersebut
keterampilan menyimak yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dari sebelumnya dan telah mencapai indikator yang
dicapai yaitu lebih dari 80% siswa telah mengalami ketuntasan.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan siklus III sudah berlangsung lebih baik.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan II sudah berkurang.
Persentase kesenangan dan keaktifan siswa terus meningkat, sehingga
pelaksanaan whisper race juga menjadi meningkat. Siswa yang pasif pada
tiap siklus cenderung siswa yang sama. Maka solusinya, guru perlu
melakukan pendekatan secara individu.
Pada pelaksanaan permainan whisper race antar kelompok juga
semakin meningkat, sifat individualisme dan egoisme sudah berkurang.
Siswa mulai bisa menunjukkan sikap menghargai antar sesama kelompok
maupun yang berbeda kelompok. Selain itu peningkatan juga terlihat pada
indikator listening, perhatian, pemahaman, apresiasi dan intrepretasi.
Meningkatnya indikator keterampilan menyimak ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan pula pada kemampuan menyimak siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Sedangkan dari sudut pandang guru, guru telah dapat melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
whisper race pada pelajaran Bahasa Inggris yang dapat membangkitkan
semangat belajar, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menyimak
Bahasa Inggris siswa. Dalam menyampaikan pelajaran dengan
menggunakan metode permainan whisper race guru juga terampil
menciptakan variasi selama kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi tidak membosankan dan lancar karena guru telah lebih bisa
menguasai kelas dengan kondisi siswa secara berkelompok.
Berdasarkan analisis data pada siklus III, keterampilan menyimak
siswa mengalami peningkatan. Pada hasil evaluasi yang telah dilaksanakan,
siswa yang tuntas naik menjadi 35 dengan persentase ketuntasan belajar
mencapai 92,1%. Rata-rata kelas mencapai 87. Berdasarkan data tersebut
maka pembelajaran pada siklus III dapat dikatakan berhasil karena sudah
mencapai indikator ketutasan yang ditentukan yaitu 80%. Sedangkan 3
siswa yang belum tuntas memang siswa tersebut termasuk siswa yang
berintelegensi rendah dan membutuhkan penanganan khusus. Mereka sudah
dapat membaca dan berhitung tapi masih lambat.
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang menghambat
jalannya pembelajaran pada siklus III ini yaitu: (1) Pada waktu pelaksanaan
permainan, siswa yang hiperaktif malah mengganggu kelompok lain yang
sedang melakukan permainan; (2) Karena selama siklus I-III kegiatan inti
yang dilakukan siswa adalah bermain whisper race terus, hal ini membuat
beberapa siswa yang merasa jenuh dan bosan ketika diberi soal akan
melaksanakan permainan.
Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pelaksanaan tindakan siklus
III ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan whisper race dapat
meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini sudah
berhasil meskipun masih ada 3 siswa yang hasil evaluasi listeningnya belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
berhasil mencapai KKM. Untuk itu, peneliti mengakhiri penelitian sampai
pada siklus III karena hasil yang diperoleh sudah memenuhi kriteria
keberhasilan yang direncanakan peneliti sebelumnya yakni: (1) Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus III berjalan sesuai dengan skenario yang telah
direncanakan; (2) Keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV
SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat; (3) Lebih dari 80%
siswa kelas IV SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran 2011/2012 telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 60.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
1. Data Nilai Keterampilan Menyimak Siswa
Keterampilan bahasa yang dalam hal ini keterampilan menyimak, dapat
ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes listening.
Ringkasan hasil tes listening menyimak siswa sebelum dan sesudah
menggunakan metode permainan whisper race proses dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.23. Ketuntasan Belajar
No Uraian Belum Tuntas (<60) Tuntas (>60) Rata- rata
nilai Frekuensi % Frekuensi % 1. Nilai Awal 29 76,0% 9 24,0% 40,53 2. Siklus I 27 71,1% 11 28,9% 51,45 3. Siklus II 5 13,0% 33 87,0% 76,79 4. Siklus III 3 7,9% 35 92,1% 87,00
Berdasarkan tabel 4.23 diawali dengan kegiatan sebelum tindakan yang
menunjukan ketuntasan belajar siswa masih jauh dari harapan karena hanya
ada 9 siswa yang tuntas dengan rata-rata nilai siswa adalah 40,53. Pelaksanaan
Siklus I pertemuan ke-1 sudah mengalami peningkatan walaupun masih jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
dari indikator ketuntasan yang diharapkan, terdapat 9 siswa yang tuntas dengan
persentase 28,9% dan nilai rata-rata semua siswa adalah 63,3. Pelaksanaan
Siklus I juga mengalami kenaikan pada ketuntasan belajar siswa namun belum
cukup memuaskan hanya ada 11 siswa yang tuntas dengan persentse 28,9%
dengan rata-rata perolehan nilai pada semua siswa adalah 65,45. Nilai tersebut
sudah diatas kriteria ketuntasan minimal yaitu 60 akan tetapi pencapaian
keterampilan menyimak minimal adalah 85% siswa berada di atas KKM.
Pelaksanaan Siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Terdapat 33 siswa yang mendapat predikat tuntas dengan persentase 87%.
Namun setelah siklus III dilaksanakan ternyata tidak mampu menuntaskan
seluruh siswa. Meskipun ketuntasan naik menjadi 35 siswa dengan persentase
92,1% dengan rata-rata nilai pada semua siswa adalah 89,9.
Peningkatan keterampilan menyimak siswa sebelum tindakan, siklus I,
siklus II dan Siklus III dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar
Pada gambar 4.4 diketahui bahwa awal sebelum tindakan terdapat 24%
siswa mendapatkan ketuntasan belajar, sehingga diadakan tindakan Siklus I
yang mengakibatkan mengalami kenaikan keterampilan menyimak sebesar
4,9% menjadi 28,9%. Pada Siklus II mengalami kenaikan yang signifikan
sebesar 58,1%, sehingga ketuntasan belajar siswa menjadi 87%. Pada siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 5,1%, sehingga ketuntasan
belajar menjadi 92,1%.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Sebagai hasil dari pelaksanaan tindakan di siklus I, II, dan III, selain
menghasilkan data mengenaiketerampilan menyimak yang telah diuraikan di
atas, juga menghasilkan data-data lain berupa pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa bersama guru. Adapun perincian data tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24. Perbandingan Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang Dilakukan Siswa oleh Observer
No Siklus Nilai Keterangan 1 Siklus I 2,5 Cukup Baik 2 Siklus II 2,7 Cukup Baik 3 Siklus III 2,9 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.24. di atas data pelaksanan pembelajaran yang telah
dilakukan siswa berdasarkan hasil dari observasi pada siklus I bernilai cukup
baik yaitu pada angka 2,5. Siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,2
sehingga skor menjadi 2,7. Hal ini menunjukan bahwa, pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II sudah lebih baik dari pelaksanaan siklus
sebelumnya. Selanjutnya pada siklus III juga terdapat peningkatan sebesar 0,2
sehingga skor menjadi 2,9.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
whisper race meningkatkan keterlibatkan siswa yang cukup tinggi. Siswa
terlihat semakin aktif, antusias, bersungguh sungguh serta semakin senang
dalam mengikuti pembelajaran. Di bawah ini adalah gambar perbandingan
penilaian proses siswa saat proses pembelajaran akan disajikan pada gambar
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Gambar 4.5. Perbandingan Penilaian Proses Siswa saat Proses Pembelajaran
Penilaian proses oleh peneliti pada siklus I aspek keaktifan mendapat
persentase 66,70%. Pada siklus II naik menjadi 75% dan pada siklus III
meningkat lagi sebesar 7,5%,sehingga menjadi 82,5%. Aspek Kesenangan
pada siklus I sebesar 83,3%. Pada siklus II turun menjadi 75% dan pada siklus
III naik lagi menjadi 85%.
Pada aspek sikap, siklus I mendapatkanpersentase 71%. Pada siklus II
mengalami kenaikan 12,3% menjadi 83,3% dan pada siklus III turun lagi
menjadi 81,7%. Hal ini karena setiap hari kondisi psikologis siswa berbeda-
beda, sehingga sikap yang muncul dari siswa pun setiap harinya berbeda.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan metode
permainan whisper race tidak hanya terjadi pada siswa. Kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode permainan whisper
race juga mengalami peningkatan. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 4.25. Perbandingan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
No Siklus Nilai Keterangan 1 Siklus I 3,15 Baik 2 Siklus II 3,23 Baik 3 Siklus III 3,48 Baik
Berdasarkan tabel 4.25. di atas data kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan whisper
race pada Siklus I memperoleh nilai baik yaitu dengan skor 3,15 yang didasari
dari hasil observasi guru. Siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,23. Hal
ini menunjukan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih
baik dari sebelumnya. Selanjutnya pada siklus III juga terdapat peningkatan
dengan nilai sangat baik juga yaitu dengan skor 3,48. Peningkatan tersebut
dikarenakan refleksi guru terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung
dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
D. Pembahasan
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan dan setiap pertemuan dilaksanakan melalui
empat tahap. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto,
dkk. (2011) yaitu penelitian tindakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan mengadakan tes
awal untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan. Hasil dari
tes awal yang berupa tes listening menunjukkan bahwa hanya ada 9 siswa yang
dapat mencapai KKM . Dengan nilai terandah 10, tertinggi 70, dan rata-rata
kelas 40,53. Berdasarkan hasil tes tersebut, terlihat bahwa keterampilan
menyimak siswa kelas IV SDN 1 Adikarso masih sangat kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Rendahnya keterampilan menyimak siswa terindikasi oleh pembelajaran
Bahasa Inggris yang dilaksanakan selama ini masih belum efektif. Siswa tidak
diberi kesempatan untuk belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan karena siswa
hanya sebagai objek belajar yang pasif. Padahal hendaknya kegiatan belajar harus
sesuai karakteristik dan perkembangan siswa SD, yaitu melalui kegiatan yang
menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
alah tidak menunggu
sampai peserta didik siap sendiri, tetapi guru menciptakan lingkungan belajar
sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada subjek
(hlm. 57).
Berdasakan analisis hasil tes awal, guru memutuskan untuk melakukan
tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode permainan whisper race
dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode permainan whisper race ini melibatkan peran aktif dari siswa, sehingga
pengalaman belajar yang didapat siswa pun semakin banyak. Hal ini sesuai
151).
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode permainan whisper race
pada siklus I cukup berjalan lancar. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat
memberikan peningkatan keterampilan menyimak, walaupun masih jauh dari
indikator ketuntasan yang diharapkan. Pada siklus I ini terdapat 11 siswa yang
tuntas dengan persentase 28,9% dan nilai rata-rata semua siswa adalah 63,3.
Namun hal ini belum cukup memuaskan karena rata-rata perolehan nilai pada
semua siswa hanya 65,45. Nilai tersebut sudah di atas kriteria ketuntasan minimal
60 akan tetapi belum pencapaian keterampilan menyimak minimal yaitu
85% siswa berada di atas KKM.
Pelaksanaan Siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Terdapat 33 siswa yang mendapat predikat tuntas dengan persentase 87%. Guru
berupaya memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan tindakan pada siklus
III. Hal ini dilakukan guru dengan tujuan agar seluruh siswa dapat tuntas yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dapat mencapai KKM ( 60). Namun setelah siklus III dilaksanakan ternyata tidak
mampu menuntaskan seluruh siswa. Meskipun ketuntasan naik menjadi 35 siswa
dengan persentase 92,1% dan rata-rata nilai pada semua siswa adalah 89,9.
Hasil dari pelaksanaan tindakan di siklus I, II, dan III, selain menghasilkan
data mengenai keterampilan yang telah diuraikan di atas, juga menghasilkan data-
data lain berupa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
bersama guru. Pelaksanaan evaluasi pada penelitian ini tidak hanya menggunakan
teknik tertulis tetapi juga teknik non tertulis. Hal ini sesuai pendapat Hakiim
yaitu: 1) teknik bukan
Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan siswa berdasarkan hasil
penilaian proses, siklus I bernilai cukup baik yaitu pada angka 2,93 dengan
persentase keaktifan 66,7%, kesenangan 83,3%, dan sikap 71%. Pada Siklus II
mengalami peningkatan dengan nilai baik yaitu pada angka 3,03. Persentase
keaktifan pada siklus II naik menjadi 75%, kesenangan turun menjadi 75%, dan
sikap meningkat menjadi 83,3%. Selanjutnya pada siklus III juga terdapat
peningkatan dengan nilai sangat baik yaitu 3,5. Persentase keaktifan meningkat
menjadi 82,5%, kesenangan menjadi 85%, dan sikap menjadi 82%. Hal tersebut
telah menunjukkan bahwa metode permainan whisper race telah berfungsi dengan
baik sesuai pendapat Hakiim (2009) bahwa
pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil
Kemampuan hasil belajar yang dinilai pada penelitian ini
yaitu keterampilan menyimak.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan metode permainan
whisper race tidak hanya dilihat dari peningkatan keterampilan menyimak siswa
tetapi juga hasil observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan perbandingan
hasil observasi terhadap guru dalam setiap siklusnya pelaksanaan pembelajaran
dengan mengunakan metode permainan whisper race pada siklus I memperoleh
nilai baik yaitu dengan skor 3,15. Setelah dilakukan tindakan siklus II juga
mengalami peningkatan sebesar 0.08 sehingga skor menjadi 3,23. Hal ini
menunjukan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
sebelumnya. Selanjutnya pada siklus III juga terdapat mengalami peningkatan
sebesar 0.25 sehingga skor menjadi 3,48. Peningkatan tersebut dikarenakan
refleksi guru terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran juga
menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil observasi terhadap siswa
pada siklus I skor yang diperoleh siswa hanya 2,5, kemudian mengalami
peningkatan sebesar 0,2 pada siklus II sehingga skor berubah menjadi 2,7.
Selanjutnya pada siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 0,2 sehingga skor
menjadi 2,9. Meskipun peningkatan yang terjadi tidak cukup besar namun hal ini
tetap membuktikan bahwa metode permainan whisper race ini dapat memperbaiki
proses pembelajaran sebelumnya yang cenderung monoton.
Dengan keterampilanmenyimak siswa tuntas lebih dari 85% dan adanya
peningkatan terhadap keterampilan proses siswa berdasarkan hasil observasi
maupun wawancara, peneliti memutuskan untuk mengakhiri tindakan pada siklus
III ini, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Beberapa Siswa
yang belum tuntas tersebut ternyata memang memiliki masalah ini belajar
individu, sehingga memerlukan penanganan secara khusus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I sampai siklus III dan
diperkuat dengan hasil wawancara peneliti terhadap teman sejawat, bahwa
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode permainan whisper race sangat
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menyimak Bahasa Inggris
siswa kelas IV SD N 1 Adikarso, karena pembelajaran ini didesain khusus sesuai
karekter siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran dengan suasana yang
menggembirakan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Asti (2009, 11-
12), manfaat bermain bagi perkembangan anak antara lain: 1) mempengaruhi
perkembangan fisik anak, 2) dapat digunakan sebagai terapi, 3) dapat menambah
atau mempengaruhi pengetahuan anak, 4) mempengaruhi perkemba-ngan
kreativitas anak, 5) mengembangkan tingkah laku sosial anak, 6) mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
nilai moral anak. Dan hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan pada
keterampilan menyimak siswa dan penilaian proses siswa di setiap siklusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul
Penggunaan Metode Permainan Whisper Race dalam PeningkatanKeterampilan
Menyimak Bahasan Inggris Siswa Kelas IV SDN 1 Adikarso Tahun Ajaran
2011/2012
1. Penggunaan metode permainan whisper race yang dapat meningkatkan
keterampilan menyimak yaitu dengan langkah-langkah: guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok, guru membimbing siswa berbaris, guru
memberikan daftar kosakata pada siswa untuk dihafalkan selama 3 menit,
siswa paling akhir membisikkan kosakata sesuai yang dihafalkan, siswa
paling depan menuliskan hasilnya di papan tulis, guru bersama siswa
menentukan kosakata yang dibisikkan, guru bersama siswa membahas
hasil permainan whisper race, dan guru memberikan reward pada
kelompok yang memenangkan permainan.
2. Penggunaan metode permainan whisper race dapat meningkatkan
keterampilan menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 1 Adikarso
Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terlihat dari keterampilan menyimak
siswa pada siklus III, bahwa lebih dari 85% siswa telah mencapai KKM
(60). Selain itu, peningkatan keterampilan menyimak Bahasa Inggris ini
juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya penilaian proses yang
didukung dengan hasil observasi dan wawancara.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, secara teoretis dan praktis hasil penelitian
ini perlu ditindak lanjuti. Keberhasilan penggunaan metode permainan whisper
race dalam peningkatan keterampilan menyimak Bahasa Inggris ini dapat
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
dijadikan pilihan bagi guru untuk menciptakan merancang pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga
memberikan pengalaman belajar secara langsung bagi siswa. Apalagi pada siswa
kelas IV yang masih dalam fase operasional konkret dimana pada tahap ini anak
sudah dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret.
Melalui permainan whisper race ini siswa diajak melakukan pengalaman-
pengalaman belajar secara langsung.
Apabila dilakukan penelitian semacam ini dan hasilnya yang diperoleh
meningkat, maka pihak-pihak yang berkompeten dapat menyebarluaskan teknik,
metode, maupun media tersebut kepada masyarakat luas khususnya dalam dunia
pendidikan. Adapun hal-hal yang menjadi kelebihan dari teknik, metode, maupun
media tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi sedangkan kekurangan
ataupun kendala dalam pelaksanaan penelitian tersebut agar dicarikan solusi yang
tepat untuk memperkecil kekurangan ataupun kendala tersebut.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut, terdapat beberapa saran
yang dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu untuk guru, siswa, dan lembaga
pendidikan, serta peneliti sendiri.
1. Untuk Guru
a. Penggunaan metode permainan ini perlu diimbangi dengan penggunaan
media yang mendukung serta disesuaikan dengan karakter siswa, sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
b. Guru hendaknya dapat menguasai berbagai metode pembelajaran yang tepat
dengan pembelajaran Bahsa Inggris, salah satunya adalah metode permainan
whisper race agar pembelajaran Bahasa Inggris menjadi menyenangkan.
2. Untuk Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara aktif, sportif dan
tertib agar pembelajaran dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
3. Untuk LPTK
Penelitian Tindakan Kelas ini perlu dilakukan pada subjek dan tempat
penelitian yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
penggunaan metode permainan whisper race dalam peningkatan keterampilan
menyimak Bahasa Inggris siswa kelas IV Sekolah Dasar.
4. Untuk Peneliti
Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan metode
permainan whisper race dalam pelaksanaan pembelajaran agar tercipta
pembelajaran yang efektif, aktif dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user