PENGGUNAAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN ...... · dapat meningkatkan pembelajaran...
Transcript of PENGGUNAAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN ...... · dapat meningkatkan pembelajaran...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN
PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
PADA SISWA KELAS IV SDN 1 JATIMULYO
KECAMATAN PETANAHAN TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
NATALIA KRISTIANI
X7210093
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Natalia Kristiani
NIM : X7210093
Jurusan/Program Studi: FKIP / SI PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGGUNAAN MEDIA
MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN OPERASI
HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN1
JATIMULYO KECAMATAN PETANAHAN TAHUN AJARAN 2011/2012”
ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila dikemudia hari terbukti atau dapat skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
Natalia Kristiani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN
PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
PADA SISWA KELAS IV SDN 1 JATIMULYO
KECAMATAN PETANAHAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
NATALIA KRISTIANI
X7210093
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Natalia Kristiani. PENGGUNAAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN1 JATIMULYO KECAMATAN PETANAHAN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang: (1) Langkah-langkah penggunaan media muatan dalam peningkatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat, (2) Kendala dan solusi penggunaan media muatan dalam peningkatan pembelajarn operasi hitung bilangan bulat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 31 siswa dengan perincian 10 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan dokumen. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif yang digunakan yaitu tes hasil belajar, sedangkan teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Dalam memvalidasi hasil penelitian, digunakan triangulasi data antara peneliti, observer dan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media muatan dapat meningkatkan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Hal ini terlihat dari ketepatan dan kecepatan siswa dalam menyelesaikan soal sesuai langkah-langkah yang ditandai dengan meningkatnya ketuntasan hasil belajar pada setiap siklusnya. Ketuntasan nilai siswa mencapai lebih dari 80% setelah diadakan tindakan siklus III. Adapun ketuntasan nilai pre test sebesar 32,26%, siklus I meningkat menjadi 80,65%, pada siklus II meningkat menjadi 90,32% dan pada siklus III meningkat menjadi 93,55%. Ketertarikan dan keaktifan pada saat pembelajaran siswa juga selalu mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai III.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penggunaan media muatan yang dapat meningkatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa apabila dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang tepat berdasarkan skenario yang telah dibuat; (2) Kendala penggunaan media muatan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat siswa yaitu: (a) Saat demonstrasi siswa yang tidak ikut ribut sendiri; (b) Saat diskusi kelompok siswa saling berebut media; (c) Ketika diberi pertanyaan oleh guru, dalam menjawab kurang serius. Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu: (a) Siswa dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi; (b) Siswa diberi pengertian akan pentingnya kerjasama; (c) Siswa diberi penghargaan apabila dapat menjawab dengan benar.
Kata kunci : media muatan, pembelajaran bilangan bulat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Natalia Kristiani. OF USING CONTENT MEDIA IN IMPROVING OPERATIONS LEARNING STUDENTS INTEGERS OPERATION LEARNING CALCULATE IV GRADE STUDENT AT STATE ELEMENTARY SCHOOL 1 JATIMULYO PETANAHAN DISTRIC ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training And Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta, October 2012.
This research aims are: (1) to find take step in learning use of media content integer arithmetic operations on fourth grade, (2) Constraints and solutions of the content media integer arithmetic operations on fourth grade students.
This research uses Classroom Action Research (CAR). Research is three cycles and each cycle consisted of three meetings. The subjects are which amounts to 31 students with the details of 10 male students and 21 female students. Classroom action research was carried out during four phases: planning, implementation, observation and reflection. Sources of data in this research were students, teachers, peers and documents. Data collected in the form of quantitative data and qualitative data. The quantitative data collection techniques used were achievement test, while the the qualitative data collection techniques used were observation and interviews. In validating the results of research, are used data triangulation between researchers, observers and students.
The result of the research showed that through the use of content media to increase the integer operations learning. It is seen from accuracy and speed of students in solving appropria exerciseste the steps are characterized by an increased mastery learning results at each cycle. Of the students achieved more than 80% after cycle III of the measures. The exhaustiveness pre-test value amounting 32.26%, first cycle increased to 80.65%, in the second cycle increased to 90.32% and the third cycle increased to 93.55%. Interest and activeness during the learning of students is always increase from cycle 1 to III.
Based on research results it can be concluded: (1) The use of the content media to improve learning of integer arithmetic operations on students if implemented as appropriate the steps based on scenarios that have been created; (2) Constraints of media content usage of learning students integer arithmetic operations are: (a) When a demonstration of students who did not join sling; (b) when the discussion groups of students scramble each other for media; When student is given a question by the teacher, the answer is less serious. Based on the constraints, the researcher provides a solution that is: (a) Students are involved in demonstration activities; (b) Students are given an understanding of the importance of cooperation; (c) Students can be awarded if answered correctly.
Keywords: content media, learning integers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Semua yang hidup seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga
rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap
untuk selama-lamanya
(1 Petrus 1: 24)
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu
Karena setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok,
baginya pintu dibukakan
(Matius 7: 7-8)
Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita punya pilihan bagaimana akan
menghadapi hari esok
(Lyndon B. Johnson)
Ketika sesuatu nampaknya sulit, beranilah untuk terus melangkah
Ketika sepertinya tidak ada harapan sama sekali, beranilah untuk menemukan
beberapa harapan
(Spirit Girls)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring sujud syukur Kehadirat Tuhan Yesus Kristus
Dengan segenap kerendahan hati aku persembahkan karya kecil ini atas cinta
bakti dan sayangku kepada:
1. Ayahanda Fertius Widayat dan Ibunda Rumanti tercinta,
terima kasih atas segala kasih sayangmu kepadaku dan
maafkan aku tak mampu menjadi yang terbaik.
2. Kakak-kakakku tersayang, Mbak Win, Mbak Tuti, Mbak Ani
dan Mbak Ati serta keponakan-keponakan kecilku yang
senantiasa mewarnai hari-hariku.
3. Mas Agus T, terimakasih untuk semangat dan dukungannya.
4. Sahabat-sahabatku semoga persahabatan kita tak’an lekang
oleh waktu
5. Almamaterku yang ku banggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul “PENGGUNAAN MEDIA
MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN1 JATIMULYO
KECAMATAN PETANAHAN TAHUN AJARAN 2011/2012”, sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
motivasi, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan setulus
hati peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Koordinator Pelaksana S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta Kampus VI Kebumen.
5. Drs. Triyono, M.Pd., selaku pembimbing 1 yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Tri Saptuti Susiani, M.Pd., selaku pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa program S1 PGSD Kampus VI Kebumen.
8. Siti Sumarsih, A.Ma.Pd., selaku Kepala SD N 1 Jatimulyo yang telah
memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data penelitian.
9. Wiji Astuti, A.Ma.Pd, selaku Guru kelas IV SDN 1 Jatimulyo, yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan dalm penelitian.
10. Para siswa SDN 1 Jatimulyo yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang terwujud ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
peneliti harapkan demi peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Akhirnya
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang terkait.
Surakarta, Oktober 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka.................................................................. 5
1. Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada
Siswa Kelas IV SD .................................................... 5
a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ....................... 5
b. Matematika .......................................................... 6
c. Operasi Hitung Bilangan Bulat ........................... 11
d. Pembelajaran ........................................................ 15
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Media Muatan ............................................................ 18
a. Media Pembelajaran ............................................ 18
b. Media Muatan ..................................................... 26
c. Penggunaan Media Muatan ................................ 36
B. Penelitian Yang Relevan ................................................. 37
C. Kerangka Berpikir ........................................................... 37
D. Hipotesis Tindakan ......................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 41
B. Subjek Penelitian.............................................................. 43
C. Data dan Sumber Data ..................................................... 43
D. Pengumpulan Data ........................................................... 44
E. Uji Validitas Data............................................................. 50
F. Analisis Data .................................................................... 51
G. Indikator Kinerja .............................................................. 52
H. Prosedur Penelitian .......................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ...................................................... 60
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................. 62
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ..................... 131
D. Pembahasan ...................................................................... 136
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 140
B. Implikasi........................................................................... 141
C. Saran................................................................................. 142
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 143
LAMPIRAN .............................................................................................. 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
2.1 Kurikulum Matematika SD Kelas IV Semester 2 ........................... 10
3.1 Kisi-kisi Penggunaan Media Muatan .............................................. 48
3.2 Kisi-kisi Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat .................. 50
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kondisi Awal ................................. 61
4.2 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus I .............................................. 64
4.3 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I
Pertemuan Pertama .......................................................................... 71
4.4 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ...... 72
4.5 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Pertama ...... 73
4.6 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I
Pertemuan Kedua ............................................................................. 74
4.7 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua 76
4.8 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Kedua ......... 77
4.9 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I
Pertemuan Ketiga ............................................................................ 78
4.10 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Ketiga 78
4.11 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Ketiga ........ 79
4.12 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus II ............................................. 86
4.13 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus II
Pertemuan Pertama .......................................................................... 95
4.14 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ..... 96
4.15 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus II Pertemuan Pertama ..... 97
4.16 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I
Pertemuan Kedua ............................................................................. 98
4.17 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ..... 99
4.18 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Kedua ......... 100
4.19 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus II
Pertemuan Ketiga ............................................................................ 101
Tabel Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.20 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 3 ..... 102
4.21 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus II Pertemuan Ketiga ...... 103
4.22 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus III ............................................ 110
4.23 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III
Pertemuan Pertama .......................................................................... 119
4.24 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ..... 120
4.25 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Pertama ... 121
4.26 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III
Pertemuan Kedua ............................................................................ 122
4.27 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan 2 .... 123
4.28 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Kedua ...... 124
4.29 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III
Pertemuan Ketiga ............................................................................ 125
4.30 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan 3 .... 126
4.31 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Ketiga ...... 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
1
2.1 Gambar Alur Kerangka Berpikir .................................................... 40
3.1 Gambar Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 42
3.2 Tahapan Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas ................. 54
4.1 Perbandingan Persentase Penggunaan Media Muatan .................... 132
4.2 Diagram Perbandingan Persentase Proses Belajar Siswa ............... 133
4.3 Diagram Perbandingan Tes Hasil Belajar ...................................... 134
4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa .......................... 135
Gambar Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1
1 Daftar Siswa Kelas IV dan Absensi ............................................... 146
2 Silabus Matematika Kelas IV .......................................................... 147
3 Kisi-Kisi Tes .................................................................................... 150
4 Lembar Observasi Guru dan siswa .................................................. 152
5 Pedoman Wawancara Guru dan siswa ............................................. 161
6 Skenario Siklus 1 ............................................................................. 163
7 Skenario Siklus 2 ............................................................................. 166
8 Skenario Siklus 3 ............................................................................. 170
9 RPP Siklus 1 .................................................................................... 173
10 RPP Siklus 2 .................................................................................... 188
11 RPP Siklus 3 .................................................................................... 203
12 Soal Pre Test .................................................................................... 216
13 Soal Evaluasi Siklus 1 ..................................................................... 217
14 Soal Evaluasi Siklus 2 ..................................................................... 218
15 Soal Evaluasi Siklus 3 ..................................................................... 219
16 Penilaian Proses Siklus 1 ................................................................. 220
17 Penilaian Proses Siklus 2 ................................................................. 222
18 Penilaian Proses Siklus 3 ................................................................. 224
19 Daftar Nilai Pre Test ........................................................................ 226
20 Daftar Nilai Siklus 1 ........................................................................ 228
21 Daftar Nilai Siklus 2 ........................................................................ 232
22 Daftar Nilai Siklus 3 ........................................................................ 236
23 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 1 ............................................. 240
24 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 2 ............................................. 242
25 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 3 ............................................. 244
26 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 1 ............................................ 246
27 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 2 ............................................ 248
Lampiran Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
28 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 3 ............................................ 250
29 Analisis Observasi Guru Siklus 1 .................................................... 252
30 Analisis Observasi Guru Siklus 2 .................................................... 253
31 Analisis Observasi Guru Siklus 3 .................................................... 254
32 Analisis Observasi Siswa Siklus 1................................................... 255
33 Analisis Observasi Siswa Siklus 2................................................... 256
34 Analisis Observasi Siswa Siklus 3................................................... 257
35 Sampel Observasi Guru ................................................................... 258
36 Sampel Observasi Siswa .................................................................. 260
37 Sampel Wawancara Guru .............................................................. 261
38 Sampel Wawancara Siswa ............................................................. 262
39 Dokumentasi Foto Tiap Siklus ........................................................ 264
40 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 268
41 Surat Keterangan Kepala Sekolah ................................................... 269
42 Surat Keterangan dari Observer ...................................................... 270
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya peningkatan mutu
pendidikan matematika masih terus diupayakan, karena sangat diyakini bahwa
matematika induk dari ilmu pengetahuan yang lain. Dalam berbagai diskusi
pendidikan di Indonesia salah satu sorotan adalah mutu pendidikan yang rendah
bila dibandingkan dengan mutu pendidikan negara lain. Salah satunya adalah
mutu pendidikan matematika yang diduga telah tergolong memprihatinkan yang
ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa di sekolah lebih
rendah jika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain.
Matematika merupakan ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik
materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran ini berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan
menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari.
Dengan kata lain belajar matematika yaitu mempelajari obyek kajian yang abstrak
dengan pola pendekatan deduktif dan kebenarannya bersifat pasti. Namun pada
kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak
dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika.
Kemampuan matematika siswa rendah karena sebagian besar siswa kurang
antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu
mengemukakan pendapatnya. Tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam
mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan
sebagian dari mereka ada yang membencinya. Hal ini menyebabkan siswa
menjadi takut terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa
tidak hanya di sebabkan oleh siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung oleh ketidak
mampuan guru menciptakan situasi yang membawa siswa tertarik pada
matematika.
Salah satu upaya pengembangan pola pikir siswa SD Kelas IV diajarkan
materi operasi hitung bilangan bulat yang meliputi konsep bilangan bulat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
operasi hitung bilangan bulat yaitu meliputi, penjumlahan, pengurangan.
Kekurang pahaman siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dimungkinkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Biasanya guru dalam menjelaskan
konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak menggunakan
pengalaman siswa sehari-hari, sehingga siswa kesulitan memahaminya. Hal
tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna. Siswa yang tidak
menguasai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Apabila hal ini
berlanjut pada siswa, dapat mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran
matematika karena dianggap sulit, bahkan siswa akan malas bersekolah apabila
ada pelajaran matematika. Hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar misalnya, penguasaan materi, taraf berpikir siswa dan alat peraga/media
pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri
1 Jatimulyo, pada semester II materi operasi hitung bilangan bulat menunjukkan
bahwa kenyataan di lapangan masih kurangnya kesadaran guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran pada saat pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sebagian
besar media pembelajaran di SD Negeri 1 Jatimulyo belum memadai. Hal tersebut
menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami dan menguasai materi yang telah
diajarkan. Pada dasarnya media pembelajaran sangat membantu siswa dalam
memahami konsep pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
Mengenai bilangan bulat Wahyudi berpendapat, “Bilangan bulat
merupakan gabungan antara bilangan Asli dengan bilangan-bilangan negatifnya
serta bilangan nol” (2000: 74).
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan nol dan
bilangan negatif. Pada umumnya dalam pembelajaran operasi hitung bilangan
bulat menggunakan garis bilangan untuk membantu pemahaman siswa. Pada
kenyataannya di lapangan siswa kurang mampu memahami penjelasan guru hanya
dengan garis bilangan saja. Dari keadaan tersebut guru memerlukan cara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk menjelaskan konsep bilangan bulat. Salah satu caranya yaitu dengan
menggunakan media yang dapat membantu dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat yang disebut media muatan. Media muatan murah harganya karena
dapat dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan kertas warna-warni yang
dibentuk setengah lingkaran, yang diberi tanda positif dan negatif untuk
membedakan bilangan dengan muatan positif dan muatan negatif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Media Muatan
Dalam Peningkatan Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa
Kelas IV SDN 1 Jatimulyo, Petanahan Tahun Ajaran 2011/2012
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan media muatan dalam peningkatan
pembelajaran operasi hitung bilang bulat pada siswa kelas IV SDN 1
Jatimulyo Kecamatan Petanahan tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah kendala dan solusi penggunaan media muatan dalam peningkatan
pembelajaran operasi hitung bilang bulat pada siswa kelas IV SDN 1
Jatimulyo Kecamatan Petanahan tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan media muatan dalam
peningkatan pembelajaran operasi hitung bilang bulat pada siswa kelas IV
SDN 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui kendala dan solusi penggunaan media muatan dalam
peningkatan pembelajaran operasi hitung bilang bulat pada siswa kelas IV
SDN 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh
pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan media muatan dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
2. Manfaat Praktis
a. Guru
1) Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru SDN1 Jatimulyo memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan media muatan dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
2) Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru SDN1 Jatimulyo dapat
menggunakan media muatan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan
bulat.
b. Siswa
1) Dapat lebih mudah menerima materi pembelajaran karena pembelajaran
sesuai dengan pengalaman peserta didik
2) Dapat mengaktifkan siswa SDN1 Jatimulyo dalam pembelajaran sehingga
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung bilangan bulat dirasa
menarik siswa SDN1 Jatimulyo untuk tetap mengikuti pelajaran.
c. Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan peneliti mendapat pengalaman nyata dan dapat
menerapkan penggunaan media muatan dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat.
d. Sekolah
Memberikan kontribusi yang baik berupa masukan tentang penggunaan media
muatan dalam peningkatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD
a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Siswa kelas IV SD menurut Dalyono (mengutip simpulan Piaget)
berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun). Selanjutnya Piaget juga
berpendapat pada fase tingkat operasi konkret anak dapat mengetahui simbol-
simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (2010:
39).
Ciri utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat
holistik, perkembangan bersifat terpadu, aspek perkembangan yang satu
terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Siswa usia
kelas IV mulai mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dalam
pembelajaran.
Seorang pakar pendidikan secara rinci mengemukakan sebagai
berikut:
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak , siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak (Heruman, 2010: 1). Siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo sebagian besar berusia antara 9
sampai 10 tahun. Berdasarkan fase perkembangan kognitif yang dikemukakan
oleh Piaget bahwa usia 7-11 tahun termasuk fase operasional konkret. Hal
tersebut sesuai dengan simpulan Piaget (1896-1980) bahwa dalam pada masa
ini pikiran anak terbatas pada objek-objek yang ia jumpai dari pengalaman-
pengalaman langsung. Anak berpikir tentang objek-objek atau benda yang ia
temukan secara langsung, misalnya tentang beratnya, warnanya, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
strukturnya. Ia juga berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang dapat ia lakukan
dengan menggunakan benda-benda yang ditemuinya itu (Sanjaya, 2011: 265).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya siswa mulai memahami bahwa belajar juga dapat diperoleh dari
penggunaan media pembelajaran. Siswa dapat memahami suatu peristiwa
hanya melalui gambar yang ditunjukkan atau benda-benda di sekitarnya yang
mendukung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana dalam membantu siswa
dalam belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b. Matematika
1) Pengertian Matematika
Nasution (1980) berpendapat, “Istilah matematika berasal dari
bahasa Yunani matheina atau mathenein yang artinya mempelajari, namun
diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau
widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi” (Karso, dkk,
2004: 1.39).
Ruseffendi (1988) menyatakan bahwa, “matematika itu
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-
definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, di mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika
sering disebut ilmu deduktif” (Karso, dkk, 2004: 1.39).
Jonshon dan Myklebust (1967) mendefinisikan, “matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir” (Abdurrahman, 2009:
252).
Wahyudi juga berpendapat, “matematika merupakan suatu bahan
kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga kebenaran antar
konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas” (2008: 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan bahasa
simbolis yang terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil untuk memudahkan
berpikir setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum.
2) Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Sesuai dengan pernyataan Karso, dkk (2004) (mengutip simpulan
GBPP matematika kurikulum pendidikan dasar, 1994) bahwa tujuan
umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar meliputi dua
hal yaitu:
a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat,
jujur, dan efektif.
b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
Mengenai tujuan pembelajaran, Wahyudi berpendapat, “Tujuan
pembelajaran Matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,
logis, kritis, kreatif dan konsisten” (2008: 3).
Demikian juga menurut Kurikulum 2004, Tujuan pembelajaran
matematika adalah “melatih berfikir secara sistematis, logis, kreatif, dan
konsisten” (2003: 2).
Sedangkan menurut kurikulum KTSP (2006) pelajaran matematika
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah,
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika dan menafsirkan solusi yang diperoleh,
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran matematika adalah mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang
selalu berkembang, melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis,
kreatif dan konsisten, serta memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam mempelajari matematika serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
3) Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika SD
Menurut Karso, dkk (2004) sebagai rangkuman garis besar ruang
lingkup pembelajaran matematika SD adalah:
a) Unit Aritmetika (Berhitung)
Sebagian besar dari bahan kajian matematika SD adalah
berhitung yaitu bagian dari matematika yang membahas bilangan
dengan operasinya beserta sifat-sifatnya. Bilangn diperkenalkan
dengan pendekatan urutan bilangan asli serta kumpulan benda konkret.
b) Unit Pengantar Aljabar
Unit pengantar aljabar adalah perluasan terbatas dari unit
aritmetika dasar. Dengan dasar pemahaman tentang bilangan,
dilakukan rintisan pengenalan aljabar.
c) Unit Geometri
Unit geometri mengutamakan pengenalan bangun ruang dan
bangun datar. Bangun-bangun datar yang diperkenalkan di antaranya
segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang, trapesium, jajargenjang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dan macam-macam sudut. Sedangkan bangun-bangun ruangnya seperti
kubus, balok, limas, kerucut, tabung, bola, dan macam-macam prisma.
d) Unit Pengukuran
Pengukuran diperkenalkan sejak kelas I-VI dan diawali dengan
pengukuran tanpa menggunakan satuan baku. Di kelas-kelas yang
lebih tinggi baru diperkenalkan pengukuran dengan satuan yang baku.
Konsep yang diperkenalkan mencakup pengukuran panjang, keliling,
luas, berat, volume, sudut, dan waktu dengan satuan-satuan ukurannya.
Selain itu juga di SD diperkenalkan satuan ukuran jumlah (satuan
banyak) seperti lusin, kodi, dan gross.
e) Unit Kajian Data
Kajian data adalah pembahasan materi statistic secara
sederhana di SD. Dalam topic kajian data ini terdapat kegiatan
pengumpulan data, menyusun data, dan menyajikan data secara
sederhana, serta membaca data yang telah disajikan dalam bentuk
diagram. Data yang dikaji diambil dari lingkungan kelas dan kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari yang mudah diamati seperti data
banyaknya siswa pria dan wanita dan data berat badan serta tinggi
badan.
Wahyudi juga berpendapat, “ruang lingkup matematika
dikelompokkan ke dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran
dan geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri dan kalkulus”
(2008: 3).
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkhususkan pada
pembelajaran bilangan yaitu operasi hitung bilangan bulat. Ruang lingkup
operasi hitung bilangan bulat meliputi penjumlahan, pengurangan, dan
operasi hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan).
4) Standar Kompetensi Matematika Kelas IV
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi
Matematika Kelas IV dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tabel 2.1. Kurikulum Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan 5. Menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat
5.1 Mengurutkan bilangan bulat 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat 5.3 Melakukan operasi hitung
campuran
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4 Mengurangkan pecahan 6.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pecahan
7. Menggunakan lambang bilangan Romawi
7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
Geometri dan Pengukuran 8. Memahami sifat bangun
ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun
ruang sederhana 8.2 Menentukan jaring-jaring balok
dan kubus 8.3 Mengidentifikasi benda-benda
dan bangun datar simetris 8.4 Menentukan hasil pencerminan
suatu bangun datar
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkhususkan pada
pembelajaran bilangan yaitu menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat. Ruang lingkup operasi hitung bilangan bulat meliputi mengurutkan
bilangan bulat, menjumlahkan bilangan bulat, mengurangkan bilangan
bulat, dan melakukan operasi hitung campuran dimana pada materi ini
banyak ditemukan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 c. Operasi Hitung Bilangan Bulat
1) Pengertian Bilangan Bulat
Karso, dkk (2004) mendefinisikan bahwa bilangan bulat adalah
penggabungan dari bilangan-bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3 … dan
seterusnya dengan bilangan-bilangan asli yang negatif yaitu -1, -2, -3, -4,
…dan seterusnya. Hubungan antara bilangan-bilangan asli, cacah, nol, dan
bulat secara singkatnya dapat disajikan sebagai berikut:
Bilangan cacah
dst … -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, … dst
bilangan bulat negatif bilangan bulat positif (bilangan asli)
nol
(bilangan yang tidak positif dan tidak negatif)
Wahyudi juga mengemukakan bahwa, “bilangan bulat merupakan
gabungan antara bilangan Asli dengan bilangan-bilangan negatifnya serta
bilangan nol” (2008: 92).
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan nol dan
bilangan negatif.
Himpunan bilangan Asli = {1, 2, 3, 4, ……}
Himpunan bilangan Cacah = {0, 1, 2, 3, 4, ……}
Himpunan bilangan Bulat = {……, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ……}
Bilangan bulat jika ditunjukan pada garis bilangan menjadi sebagi berikut.
… -3 -2 -1 0 1 2 3 …
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Pengertian negatif, misalnya negatif tiga (-3) harus dibedakan dengan
pengertian tanda “-” pada operasi 7 – 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pengertian -5 adalah menunjukkan kedudukan bilangan -3 pada garis
bilangan di sebelah kiri titik pangkal nol.
Sedangkan pada 7 – 3, tanda “-” berarti operasi.
b) Perhatikan garis bilangan pada bilangan bulat di atas:
3 lawan bilangannya -3
-2 lawan bilangannya 2
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat
adalah gabungan dari bilangan cacah dan bilangan asli yang negatif.
2) Sifat-sifat Bilangan Bulat
Menurut Soewito, dkk (1991) untuk semua bilangan bulat p, q, r
berlaku sifat-sifat bilangan bulat antara lain:
a) Tertutup untuk operasi penjumlahan dan perkalian
p + q adalah bilangan bulat yang tunggal
p . q adalah bilangan bulat yang tunggal
b) Komutatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian
p + q = q + p
p . q = q . p
c) Assosiatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian
(p + q) + r = p + (q + r)
(p . q) . r = p . (q + r)
d) Ada elemen invers penjumlahan yang tunggal
Untuk setiap bilangan bulat r, ada bilangan bulat yang tunggal
demikian sehingga r + (-r) = (-r) + r = 0
e) Ada elemen identitas penjumlahan yang tunggal
Untuk setiap bilangan p, ada bilangan bulat yang tunggal yaitu 0,
demikian sehingga p + 0 = 0 + p = p
f) Ada elemen identitas perkalian yang tunggal
Untuk setiap bilangan bulat q, ada bilangan bulat yang tunggal yaitu 1,
demikian sehingga 1 . q = q . 1 = q
g) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a (b + c) = ab + ac (distributif kiri)
(b + c) a = ba + ca (distributif kanan)
h) Perkalian dengan nol
Jika p adalah bilangan bulat, maka 0 . p = p . 0 = 0
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat bilangan
bulat adalah (1) tertutup untuk operasi penjumlahan dan perkalian, (2)
komutatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian, (3) ssosiatif untuk
operasi penjumlahan dan perkalian, (4) ada elemen invers penjumlahan
yang tunggal, (5) ada elemen identitas penjumlahan yang tunggal, (6) ada
elemen identitas perkalian yang tunggal, (7) distributif perkalian terhadap
penjumlahan, dan (8) perkalian dengan nol.
3) Operasi Hitung Bilangan Bulat
a) Penjumlahan Bilangan Bulat
Mengenai penjumlahan bilangan bulat, Wahyudi (2000)
mengemukakan bahwa tanda “+” merupakan operasi
tambah/penjumlahan. Terdapat 6 kemungkinan bentuk pasangan
operasi biner pada bilangan bulat yaitu:
(1) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh: 3 + 5 = …
(2) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: 3 + (-5) = …
(3) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: -2 + 3 = …
(4) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: -3 + (-4) = …
(5) Bilangan nol dengan bilangan bulat positif, dan sebaliknya
Contoh: 0 + 4 = …
4 + 0 = …
(6) Bilangan nol dengan bilangan bulat negatif, dan sebaliknya
Contoh: 0 + (-5) = …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
-5 + 0 = …
Sifat-sifat operasi penjumlahan bilangan bulat:
(1) Sifat tertutup
(2) Sifat pertukaran (komutatif)
(3) Sifat pengelompokan (asosiatif)
(4) Sifat elemen identitas penjumlahan (sifat bilangan 0)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada operasi
hitung penjumlahan bilangan bulat terdapat 6 kemungkinan bentuk
pasangan operasi biner pada bilangan bulat yaitu: bilangan bulat positif
dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, bilangan bulat
negatif dengan positif, bilangan bulat negatif dengan negatif, bilangan
nol dengan bilangan bulat positif, dan sebaliknya, dan bilangan nol
dengan bilangan bulat negatif, dan sebaliknya. Serta berlaku juga sifat-
sifat operasi penjumlahan bilangan bulat: sifat tertutup, sifat
pertukaran, sifat pengelompokkan, sifat elemen identitas penjumlahan.
b) Pengurangan Bilangan Bulat
Tanda “-” merupakan operasi pengurangan/selisih. Terdapat 6
kemungkinan bentuk pasangan operasi biner pada bilangan bulat yaitu:
(1) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh: 3 - 5 = …
(2) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: 3 - (-5) = …
(3) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: -2 - 3 = …
(4) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh: -3 - (-4) = …
(5) Bilangan nol dengan bilangan bulat positif, dan sebaliknya
Contoh: 0 - 4 = …
4 - 0 = …
(6) Bilangan nol dengan bilangan bulat negatif, dan sebaliknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Contoh: 0 - (-5) = …
-5 - 0 = …
Sifat-sifat operasi pengurangan bilangan bulat:
(1) Sifat tertutup
(2) Sifat pertukaran (komutatif)
(3) Sifat pengelompokan (asosiatif)
(4) Sifat elemen identitas penjumlahan (sifat bilangan 0)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada operasi
hitung pengurangan bilangan bulat terdapat 6 kemungkinan bentuk
pasangan operasi biner pada bilangan bulat yaitu: bilangan bulat positif
dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, bilangan bulat
negatif dengan positif, bilangan bulat negatif dengan negatif, bilangan
nol dengan bilangan bulat positif, dan sebaliknya, dan bilangan nol
dengan bilangan bulat negatif, dan sebaliknya. Serta berlaku juga sifat-
sifat operasi pengurangan bilangan bulat: sifat tertutup, sifat
pertukaran, sifat pengelompokan, sifat elemen identitas penjumlahan.
d. Pembelajaran
1) Pengertian
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2007).
Hal tersebut sesuai dengan simpulan Gagne, Briggs, dan Wager
“Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of
events that affect learners in such a way that learning is facilitated”
(Winataputra, 2007: 1.19).
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku,
papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio
visual, juga computer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik,
2010).
Mengenai pembelajaran Sudjana (2000) pembelajaran merupakan
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004) juga
berpendapat mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk
menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar
(Sugihartono, dkk, 2007: 80).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
menciptakan dan memfasilitasi sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa untuk meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri siswa.
2) Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Peran guru dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan
aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, yaitu: a)
Merencanakan pembelajaran, b) Melaksanakan pembelajaran, c)
Mengevaluasi pembelajaran, d) Memberikan umpan balik (Sumiati &
Asra, 2009).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam
proses pembelajaran adalah merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi,
dan memberikan umpan balik dalam kegiatan pembelajaran.
3) Ciri-ciri Pembelajaran
Ada 3 ciri-ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran,
yaitu: a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsure bersifat
esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem
pembelajaran; c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem.
Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang
perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar
siswa belajar secara efisien dan efektif (Hamalik, 2010).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran meliputi rencana,
kesalingtergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi
dalam suatu keseluruhan, dan tujuan sistem pembelajaran yang hendak
dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat, yang terdiri dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Operasi hitung bilangan bulat ini masuk pada kurikulum matematika kelas IV
SD. Sehingga pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ini dilaksanakan
pada siswa kelas IV SD. Pada dasarnya siswa kelas IV masuk pada tahap
operasional konkret di mana anak mulai berpikir tentang objek-objek atau
benda yang ia temukan secara langsung, misalnya tentang beratnya, warnanya,
dan strukturnya. Ia juga berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang dapat ia
lakukan dengan menggunakan benda-benda yang ditemuinya itu. Siswa dapat
memahami suatu peristiwa hanya melalui gambar yang ditunjukkan atau
benda-benda di sekitarnya yang mendukung dalam proses pembelajaran, anak
mulai memahami bahwa belajar juga dapat diperoleh dari penggunaan media
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Media Muatan
a. Media Pembelajaran
1) Pengertian Media
Menurut Bringgs media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar.
Contohnya: buku, film, kaset, film bingkai (Sumantri & Permana, 2001:
152).
Sesuai pernyataan Heinich, dkk (1982) media berasal dari bahasa
Latin, merupakan bentuk jamak dari kata “MEDIUM” yang secara harfiah
berarti “PERANTARA” (between) yaitu perantara sumber pesan (source)
dengan penerima pesan (receiver) (Winataputra, dkk, 1997: 5.3).
Demikian juga Raharjo (1989) menyatakan bahwa media adalah
wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran
atau penerima pesan tersebut. Sadiman juga mengemukakan bahwa media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Kustandi & Sutjipto, 2011: 7).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
2) Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar (Sumiati & Asra, 2009). Pakar lain juga menyatakan bahwa
“Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar” (Kustandi & Sutjipto, 2011: 9).
Sedangkan Sumantri & Permana (2001: 153) juga berpendapat
bahwa “Media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan
guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan intruksional
dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pengajaran tersebut.” Hal tersebut sesuai dengan simpulan Miarso (1980)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
“media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa”
(Hernawan, dkk, 2011: 11.18). Pendapat lain juga menyatakan bahwa
“media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan
yang berlangsung dalam proses pendidikan” (Angkowo & Kosasih, 2007:
14).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sarana pengajaran yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak didik sehingga memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran.
3) Tujuan Penggunaan Media Pengajaran
Sumantri & Permana (2001) menyatakan tujuan penggunaan media
pengajaran sebagai berikut :
a) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan
media yang paling tepat menurut karakteristik bahan.
b) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
c) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu.
d) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penggunaan media pembelajaran adalah (1) memberikan kemudahan
kepada peserta didik, (2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda
dan bervariasi, (3) meneumbuhkan sikap dan ketrampilan, dan (4)
menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Fungsi Media Pengajaran
Secara umum fungsi media pengajaran yaitu: a) Alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; b) Bagian integral dari
keseluruhan situasi megajar; c) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari
konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat
verbalisme; d) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik; e)
Mempertinggi mutu belajar mengajar (Sumantri & Permana, 2001)
Menurut Kemp dan Dayton (1985) media pembelajaran dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam
hal (a) memotivasi minat atau tindakan; (b) menyajikan informasi; dan (c)
memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran
dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk
tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan
laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk
hiburan, drama, atau teknik motivasi (Kustandi & Sutjipto, 2011).
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan
sebagai: (1) menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, (2)
memenipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, (3) menambah
gairah dan motivasi belajar siswa, dan (4) media pembelajaran memiliki
nilai praktis (Sanjaya, 2011).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, memenipulasi keadaan,
peristiwa, atau objek tertentu, dan memotivasi belajar peserta didik.
5) Peranan Media dalam Pembelajaran
Sudjana mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran
adalah: a) Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk
berpikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme; b) Dengan media dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memperbesar minat dan perehatian siswa untuk belajar; c) Dengan media
dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
bertambah mantap; d) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa; e)
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, f)
Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya
kemampuan berbahasa; g) Memberikan pengalaman yang tak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan
pengalaman belajar yang lebih sempurna; h) Bahan pengalaman akan lebih
jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; i) Metode
mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran; j) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain (Jamarah &
Zain, 2002).
Untuk dapat merasakan manfaatnya, guru dapat mempergunakan
dan mengembangkannya dalam proses belajar mengajar, baik di kelas
maupun di luar kelas. Media yang dapat dimanfaatkan oleh guru adalah
media yang sesuai dengan misi tujuan. Cara memanfaatkan media
tergantung dari jenis dan karakteristik suatu media. Cara kerja media
visual tentu berbeda dengan cara kerja media audiovisual. Cara
pemakaiannya tidak mesti harus guru, tetapi siswa juga bisa selama untuk
mencapai tujuan pengajaran.
6) Alasan Pemilihan Media
Seorang guru harus mengerti prinsip-prinsip dalam pemilihan
media sebelum menggunakannya dalam pembelajaran. Arsyad
menyatakan bahwa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
media sebagai berikut: (a) hambatan pengembangan dan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang telah
tersedia, waktu yang tersedia (manusia dan material); (b) persyaratan isi,
tugas, dan jenis pembelajaran; (c) hambatan dari sisi siswa dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal; (d) tingkat
kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektifan biaya;
(e) pertimbangan kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus
yang tepat; (f) kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat;
(g) kemampuan mengakomodasikan umpan balik (2011).
Daryanto berpendapat, “Pemilihan media yang disesuaikan dengan
tujuan, materi serta kemampuan dan karekteristik pembelajar, akan sangat
menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran” (2010:
18).
Prinsip pemilihan media yaitu: a) Berdasarkan tujuan pengajaran
dan bahan pengajaran yang akan disampaikan; b) Disesuaikan tingkat
perkembangan peserta didik; c) Disesuaikan kemampuan guru baik dalam
pengadaan dan penggunaannya; d) Disesuaikan situasi dan kondisi, dan
disesuaikan dengan karakteristik media tersebut (Sumantri & Permana,
2001).
Berdasarkan pendapat diatas tentang alasan pemilihan media maka
peneliti mengunakan salah satu dari media visual yaitu media grafis. Media
grafis merupakan media visual yang dapat dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual yang dirancang khusus untuk
mengkomunikasikan pembelajaran. Media ini sangat sesuai dengan
karakteristik siswa yang masih pada fase operasional konkret dimana pada
tahap ini anak dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum
dapat menghadapi hal-hal yang abstrak.
7) Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasi. Dilihat dari sifatnya Sanjaya (2011) mengelompokkan jenis-
jenis media sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsure suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah
film slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan
yang dicetak seperti media grafis.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsure gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsure jenis media pertama dan kedua.
Sedangkan Angkowo & Kosasih (2007) mengelompokkan jenis-
jenis media sebagai berikut:
a) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster,
kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi,
yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model
penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
c) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP.
d) Lingkungan sebagai media pembelajaran.
Media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar
misalnya: media grafis, media tiga dimensi, media pandang berproyeksi
diam, media visual proyeksi gerak, dan media audio (Padmono, 2011).
Demikian juga dengan Hermawan (2011) berpendapat, media
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: (a) media visual; (b) media
audio; dan (c) media audiovisual .
Berdasarkan berbagai jenis media yang ada, dalam penelitian ini,
peneliti mengambil salah satu dari media grafis. Media grafis sering juga
disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang
dan lebar. Media grafis merupakan media visual yang dapat dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual yang dirancang khusus untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mengkomunikasikan pembelajaran. Sedangkan dalam penggunaannya
jenis media grafis ini ditempel pada papan flannel. Papan flanel disini
digunakan sebagai alat peraga yang digunakan untuk menempelkan obyek
atau media tertentu yang digunakan dalam pembelajaran.
8) Papan Flanel
a) Pengertian
Beberapa alat peraga matematika yang mungkin dapat
dikembangkan di SD, antara lain: alat peraga lingkungan sekitar,
benda-benda geometri, tangga garis bilangan, timbangan
bilangan/neraca bilangan, papan flannel, dan blok model dienes. Papan
flannel terdiri dari sebuah papan datar/rata atau tripleks yang agak
tebal/teakblock tidak usah dicat atau diplitur dan dibungkus oleh kain
planel. Kemudian benda-benda yang akan ditempelkan dibuat dari
bahan yang tipis/datar/gepeng bahannya dari kertas/karton/tripleks
tipis yang bagian belakangnya ditempelkan ampelas kasar menghadap
ke luar (Ruseffendi, 1992).
Menurut Padmono (2011) “papan flannel merupakan papan
yang dilapisi kain flannel yang dapat untuk menempelkan pias/kertas
yang telah dilapisi dengan busa/kain pasir” (hlm. 38). Demikian juga
dengan Kustandi & Sutjipto (2011) mendefinisikan bahwa “Papan
flannel (flannel board) merupakan media visual yang efektif untuk
menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya
kepada sasaran didik” (hlm. 53).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa papan
flannel merupakan papan datar/rata atau tripleks yang agak
tebal/teakblock tidak usah dicat atau diplitur yang dilapisi kain flannel
yang dapat digunakan untuk menempelkan pias/kertas yang telah
dilapisi dengan busa/kain pasir yang untuk menyajikan pesan tertentu
kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada sasaran didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b) Fungsi Papan Flanel
Menurut Sumantri & Permana (2001) fungsi papan flannel
antara lain: (1) Memvisualisasikan suatu gagasan melalui penempatan
huruf-huruf, gambar-gambar, dan symbol-simbol lainnya; (2) Sebagai
arena permainan untuk melatih keberanian dan keterampilan peserta
didik dalam memilih bahan tempel yang cocok; (3) Menyalurkan bakat
dan minat peserta didik dalam menggambar, membuat karya tulis, dan
lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi dari
papan flannel adalah untuk memvisualisasikan suatu gagasan, sebagai
arena permainan peserta didik, dan menyalurkan bakat dan minat siswa
dalam pembelajaran.
c) Kelebihan Papan Flanel Kustandi & Sutjipto (2011) mendefinisikan kelebihan papan
flannel adalah: (1) Papan flannel dapat dibuat sendiri oleh guru; (2)
Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti; (3) Dapat
memusatkan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan;
(4) Dapat menghemat waktu pembelajaran, karena segala sesuatunya
sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara
langsung.
Sedangkan Sumantri & Permana (2001) keunggulan papan
flannel antara lain: (1) Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik
belajar; (2) Dapat digunakan dan dipahami pada semua tingkat sekolah
mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi; (3) Mudah membuatnya dan
dapat dirancang oleh guru, peserta didik atau kerjasama antara
keduanya; (4) Digunakan untuk berbagai bidang studi/ mata pelajaran;
(5) Isi pesan mudah diganti-ganti.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kelebihan papan flannel adalah papan flannel dapat dipersiapkan
sendiri, dapat digunakan pada semua tingkat sekolah, digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
berbagai bidang studi, dan dapat memotivasi dan mengaktifkan peserta
didik dalam belajar.
d) Kelemahan Papan Flanel
Kustandi & Sutjipto (2011) mendefinisikan kelemahan papan
flannel adalah: (1) Walaupun bahan flannel dapat menempel pada
sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada bahan yang berat,
karena dapat lepas bila ditempelkan; (2) Apabila terkena angin, bahan
yang ditempel pada papan flannel dapat jatuh.
Sedangkan menurut Sumantri & Permana (2001) keunggulan
papan flannel antara lain: (1) Mudah rusak bila tidak dirawat secara
teratur; (2) Memerlukan keterampilan dan ketekunan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kelemahan papan flannel adalah papan flannel hanya dapat digunakan
untuk menempel bahan yang ringan-ringan saja, misalnya kertas,
memerlukan ketekunan dan keterampilan dalam membuatnya dan
mudah rusak (tidak tahan lama) apabila tidak dirawat secara teratur.
Dalam penelitian ini papan flannel digunakan sebagia alat untuk
menempelkan media yang digunakan oleh peneliti.
b. Media Muatan
1) Pengertian
Wahyudi (2008) berpendapat, “Selain garis bilangan, terdapat cara
lain untuk menjelaskan konsep bilangan bulat, yaitu dengan menggunakan
peragaan seperti berikut (sebut saja peragaan dengan “MUATAN”)” (hlm.
92).
Anitah menyatakan media kartu muatan tergolong ke dalam media
visual yang tidak diproyeksikan. Media kartu muatan termasuk jenis
“realia” atau disebut juga objek adalah benda yang sebenarnya dalam
bentuk utuh atau disebut juga objek. Realia termasuk ke dalam media
visual yang tidak diproyeksikan karena tidak membutuhkan proyektor dan
layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Bentuk media ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya, yang terpenting bentuk
modifikasi dari media ini sesuai dengan prinsip kerja media tersebut.
Media kartu muatan terdiri atas dua warna yang berbeda, satu warna
menandakan/mewakili bilangan bulat positif, sedangkan warna lain
menandakan/mewakili bilangan bulat negatif (Hernawan, 2011: 18).
Muhsetyo (2008: 3.11) juga menjelaskan bahwa:
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: a) Tahap pengenalan konsep secara konkret, b) Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi
abstrak c) Tahap pengenalan konsep secara abstrak.
Pada tahap pertama ada 2 model peragaan yang dapat dikembangkan, yaitu menggunakan pendekatan himpunan (yaitu menggunakan alat peraga manik-manik), sedang model yang kedua menggunakan pendekatan hukum kekekalan panjang (yaitu menggunakan alat peraga balok garis bilangan atau pita garis bilangan atau tangga gari bilangan).
Pada tahap kedua, proses pengerjaan operasi hitungnya diarahkan menggunakan garis bilangan dan pada tahap ketiga kepada siswa baru diperkenalkan dengan konsep-konsep operasi hitung yang bersifat abstrak.
Muhsetyo juga menambahkan seperti kita ketahui bahwa pada himpunan, kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik. Bentuk alat ini dapat berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Alat ini biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan positif (missal biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan bilangan negatif (misal kuning).
Berdasarkan definisi menurut Muhsetyo di atas yang dimaksud
dengan alat peraga manik-manik dalam pendekatan himpunan pada tahap
pengenalan konsep secara konkret juga sama artinya dengan media
muatan, hanya pada sebutan atau namanya yang berbeda.
Alternatif pembelajaran bilangan bulat dapat menggunakan
konteks muatan khususnya muatan listrik positif dan negatif. Namun
demikian muatan ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh sebab
itu diupayakan untuk memilih objek cerita sedemikian rupa sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
konteks tersebut dapat diterima dalam alam pikiran siswa SD. Beliau juga
menambahkan untuk mempermudah dalam menyajikan pembelajaran
bilangan bulat dapat digantikan dengan manik-manik atau kancing baju
yang warnanya sesuai yaitu manik-manik putih mewakili bilangan bulat
positif, manik-manik hitam mewakili bilangan bulat negatif, dan sepasang
manik-manik putih dan manik-manik hitam mewakili bilangan nol
(Rahardjo & Sumardi, 2010).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan media muatan adalah media yang digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran bilangan bulat.
Bentuk media ini dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya,
yang terpenting bentuk modifikasi dari media ini sesuai dengan prinsip
kerja media tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media
muatan yang berbentuk setengah lingkaran dengan dua macam warna yang
membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.
2) Media Muatan
Seperti kita ketahui bahwa pada himpunan, kita dapat
menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang dalam hal ini
anggotanya berbentuk muatan, yang berisi muatan negatif dan positif.
Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang apabila sisi
diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Alat ini
biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan
positif (misal biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan bilangan
negatif (misal merah) atau dapat juga diganti dengan warna yang lainnya.
Media muatan ini cara penggunaannya dengan ditempelkan pada papan
flannel (flannel board). Papan flannel (flannel board) merupakan media
visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran
tertentu pula, salah satunya kepada peserta didik.
Warna biru mewakili bilangan Warna merah mewakili bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
positif negatif
Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diwakili oleh dua buah muatan
dengan warna berbeda yang dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga
membentuk lingkaran penuh dalam dua warna.
Netral = bernilai 0
Bernilai 1 (positif 1)
Bernilai -1 (negatif 1)
Bernilai 3 (positif 3)
Bernilai -3 (negatif 3)
3) Langkah-langkah Penggunaan Media Muatan
a) Mengenal Bilangan Bulat Menggunakan Media Muatan
Netral = bernilai 0
Bernilai 1 (positif 1)
Bernilai -1 (negatif 1)
Bernilai 3 (positif 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Bernilai -3 (negatif 3)
b) Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Media
Muatan
“Dalam operasi hitung, proses penggabungan dalam konsep
himpunan dapat diartikan sebagai penjumlahan, sedangkan proses
pemisahan dapat diartikan sebagai pengurangan” (Muhsetyo 2008:
3.12).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
penjumlahan, yaitu:
(1) Jika a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0, maka gabungkanlah
sejumlah media muatan ke dalam kelompok media muatan lain
yang warnanya sama.
(2) Jika a > 0 dan b < 0 atau sebaliknya, maka gabungkanlah sejumlah
media muatan yang mewakili bilangan positif ke dalam kelompok
media muatan yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya,
lakukan proses “penghimpitan” di antara kedua kelompok media
muatan tersebut agar ada yang menjadi lingkaran penuh.
Tujuannya untuk mencari sebanyak-banyaknya kelompok media
muatan yang bernilai nol. Melalui proses ini akan menyisakan
media muatan dengan warna tertentu yang tidak berpasangan.
media muatan yang tidak berpasangan inilah yang merupakan hasil
penjumlahannaya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses
pengurangan, yaitu:
(1) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a > b, maka pisahkanlah secara langsung
sejumlah b media muatan keluar dari kelompok media muatan
yang berjumlah a.
(2) Jika a > 0 dan b > 0 tetapi a < b, maka sebelum memisahkan
sejumlah b media muatan yang nilai bilangannya lebih besar dari a,
terlebih dahulu Anda harus menggabungkan sejumlah media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
muatan yang bersifat netral ke dalam kelompok media muatan a,
dan banyaknya tergantung pada seberapa kurangnya media muatan
yang akan dipisahkan.
(3) Jika a > b dan b < 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b media
muatan yang bernilai negatif, terlebih dahulu Anda harus
menggabungkan sejumlah media muatan yang bersifat netral dan
banyaknya tergantung dari besarnya bilangan pengurangannya (b).
(4) Jika a < 0 dan b > 0, maka sebelum melakukan proses pemisahan
sejumlah b media muatan yang bernilai positif dari kumpulan
media muatan yang bernilai negatif, terlebih dahulu Anda harus
menggabungkan sejumlah media muatan yang bersifat netral ke
dalam kumpulan media muatan a, dan banyaknya tergantung pada
seberapa besarnya bilangan b.
(5) Jika a < 0 dan b < 0 tetapi a > b, maka sebelum melakukan proses
pemisahan sejumlah b media muatan yang bilangannya lebih kecil
dari a, terlebih dahulu Anda harus melakukan proses
penggabungan sejumlah media muatan yang bersifat netral ke
dalam kumpulan media muatan a, dan banyaknya tergantung dari
seberapa kurangnya media muatan yang akan dipisahkan.
c) Langkah-langkah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
Menggunakan Media Muatan
Menurut Muhsetyo (2008: 3.14) langkah-langkah penggunaan
alat peraga tersebut adalah:
1) Penjumlahan pada Bilangan Bulat
Contoh: 3 + (-5) = …?
(a) Tempatkan 3 buah media muatan yang berwarna biru atau
bertanda positif ke dalam papan peragaan. Hal ini untuk
menunjukkan bilangan positif 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(b) Gabungkan atau tambahkan ke dalam papan peragaan tersebut
media muatan yang bertanda negatif sebanyak 5 buah yang
menunjukkan bilangan kedua dari operasi tersebut, yaitu
negatif 5.
(c) Lakukan pemetaan antara media muatan yang bertanda positif
dengan yang bertanda negatif dengan tujuan untuk mencari
sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral (bernilai
nol).
(d) Dari hasil pemetaan pada langkah ke 3 di atas, terlihat ada 3
pasangan media muatan yang membentuk lingkaran penuh
(bersifat netral). Jika pasangan media muatan ini dikeluarkan,
maka dalam papan peragaan terlihat ada 2 buah media muatan
yang berwarna merah (bernilai negatif 2). Peragaan ini
menunjukkan kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2
(2) Pengurangan pada Bilangan Bulat
Contoh: 3 – 5 = …
Netral netral netral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
(a) Tempatkanlah 3 buah media muatan yang bertanda positif ke
dalam papan peragaan (untuk menunjukkan bilangan positif 3).
(b) Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan yaitu
oleh bilangan positif 5, maka seharusnya kita memisahkan dari
dalam papan peragaan media muatan yang bertanda positif
sebanyak 5 buah. Namun, untuk sementara pengambilan tidak
dapat dilakukan, karena hanya terdapat 3 buah.
(c) Agar pemisahan dapat dilakukan, maka kita perlu
menambahkan 2 buah media muatan yang bertanda positif dan
2 buah media muatan yang bertanda negatif dan letaknya
dihimpitkan ke dalam papan peragaan.
(d) Setelah melalui proses tersebut, dalam papan peragaan terlihat
ada 5 buah media muatan yang bertanda positif dan 2 buah
media muatan yang bertanda negatif. Selanjutnya kita dapat
memisahkan ke 5 buah media muatan yang bertanda positif
keluar dari papan peragaan.
netral netral
Akan diambil sebanyak 5 buah, tetapi hanya ada 3 buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(e) Dari hasil pemisahan tersebut, di dalam papan peragaan
sekarang terdapat 2 buah media muatan yang bertanda negatif
(bernilai negatif 2). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa:
3 – 2 = -2
4) Keunggulan dan Kelemahan Media Muatan
a) Keunggulan Media Muatan
Media muatan merupakan salah satu jenis dari media grafis.
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan
titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau symbol
visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan,
menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Media
grafis juga merupakan media dua dimensi sehingga hanya bisa dilihat
dari bagian depannya saja. Kelebihan dari media grafis antara lain:
bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat
menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu
dengan yang lainnya (Daryanto, 2010).
Media muatan secara nyata dapat membantu siswa memahami
konsep penjumlahan dan pengurangan pada bilanangan bulat. Siswa
akan terlibat secara aktif dan dapat menggunakan media ini untuk
menjelaskan konsep pada operasi hitung bilangan bulat. Beberapa
keunggulan media muatan antara lain: (1) Mudah didapat karena bisa
menggunakan kertas warna yang sudah tidak terpakai; (2) Ringan
karena terbuat dari kertas; (3) Bisa dibuat sendiri sehingga lebih
ekonomis; (4) Bentuknya kecil dan praktis; (5) Aman dan mudah
digunakan siswa (Hermawan, 2011).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keunggulan dari media muatan adalah bentuknya sederhana, ekonomis
karena bisa dibuat sendiri oleh guru, bahan mudah diperoleh,
bentuknya kecil dan praktis, dan mudah digunakan oleh siswa.
b) Kelemahan Media Muatan
Pada dasarnya media muatan merupakan salah satu dari media
grafis seperti yang telah dijelaskan di atas. Menurut Daryanto (2010)
“Kelemahan media grafis antara lain: tidak dapat menjangkau
kelompok besar, hanya menekankan persepsi indera penglihatan saja,
tidak menampilkan unsur audio dan motion” (hlm. 19).
Mengenai kelemahan media grafis, Sumantri & Permana
(2001) juga menegaskan bahwa “Kelemahan media grafis yaitu
memerlukan keterampilan khusus untuk merancang dan membuat
bagan dan grafik secara benar, menarik dan simpel” (hlm.164).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kelemahan media muatan antara lain: hanya menekankan pada indera
penglihatan, tidak dapat digunakan pada kelompok yang relative besar,
tidak dapat menampilkan unsur audio, dan memerlukan keterampilan
dalam pembuatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 c. Penggunaan Media Muatan
Seperti kita ketahui bahwa pada himpunan, kita dapat menggabungkan
atau memisahkan dua himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk
muatan, yang berisi muatan negatif dan positif.Penggunaan media muatan ini
mempunyai maksud agar mempermudah pemahaman siswa tentang operasi
hitung bilangan bulat, melalui suatu media pembelajaran. Bentuk media ini
dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya, yang terpenting bentuk
modifikasi dari media ini sesuai dengan prinsip kerja media tersebut. Media
kartu muatan terdiri atas dua warna, satu warna untuk menandakan atau
mewakili bilangan bulat positif, sedangkan warna yang lain untuk
menandakan atau mewakili bilangnan bulat negatif. Bilangan nol diperlihatkan
oleh dua kartu muatan dengan warna yang berbeda. Bentuk netral ini
digunakan pada saat melakukan operasi pengurangan a-b dengan b lebih besar
dari a atau b merupakan bilangan negatif (Hermawan, 2011).
Muhsetyo (2008: 3.14) menguraikan salah satu contoh penggunaan
media muatan pada materi menjumlahkan bilangan positif dengan negatif
yaitu: 1) Tempatkan 3 buah media muatan yang berwarna biru atau bertanda
positif ke dalam papan peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan positif
3; 2) Gabungkan atau tambahkan ke dalam papan peragaan tersebut media
muatan yang bertanda negatif sebanyak 5 buah yang menunjukkan bilangan
kedua dari operasi tersebut, yaitu negatif 5.; 3) Lakukan pemetaan antara
media muatan yang bertanda positif dengan yang bertanda negatif dengan
tujuan untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral
(bernilai nol); 4) Dari hasil pemetaan pada langkah ke 3 di atas, terlihat ada 3
pasangan media muatan yang membentuk lingkaran penuh (bersifat netral).
Jika pasangan media muatan ini dikeluarkan, maka dalam papan peragaan
terlihat ada 2 buah media muatan yang berwarna merah (bernilai negatif 2).
Peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan langkah
penerapan media konkret sesuai dengan prosedur di atas. Akan tetapi peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
lebih menitik beratkan pada proses pembelajaran yaitu Melaksanakan
penyajian pembelajaran yang berpusat pada keterlibatan siswa dan
dikombinasikan dengan media. Sedangkan untuk langkah penerapan dalam
menjumlahkan bilangan bulat yaitu: 1) Menempatkan media muatan bertanda
positif atau negatif pada papan; 2) Menggabungkan atau menambahkan media
muatan bertanda negatif atau positif pada papan; 3) Melakukan pemetaan
terhadap media muatan yang bertanda positif dengan yang bertanda negatif
dengan tujuan untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat
netral (bernilai nol); 4) Menunjukkan hasil yang diperoleh setelah melakukan
pemetaan.
B. Penelitian yang Relevan
Hermawan (2011) dalam penelitiannya “Peningkatan Keterampilan
Berhitung Bilangan Bulat Matematika melalui Media Kartu Muatan Siswa Kelas
IV SDN Sampangan No.26 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” menyatakan
bahwa penggunaan media muatan dapat meningkatkan Keterampilan Berhitung
Bilangan Bulat Matematika melalui media kartu muatan siswa kelas IV SDN
Sampangan No.26 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama menerapkan Media Muatan dalam pembelajaran
Matematika tentang operasi hitung bilangan bulat. Akan tetapi, penelitian yang
dilakukan peneliti menggunakan subjek penelitian kelas IV SD Negeri 1
Jatimulyo Kecamatan Petanahan dan lebih menekankan kepada proses dalam
pembelajaran yang akhirnya juga dapat meningkatkan hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar, keahlian guru dalam memberikan
petunjuk atau cara belajar adalah hal yang penting. Seorang guru hendaknya
selalu mengupayakan agar pembelajaran yang disampaikan menarik, mudah
dipahami, dan menyenangkan yang akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38 optimal. Demikian halnya pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada
siswa kelas IV SD merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa pada mata pelajaran
matematika tentang operasi hitung bilangan bulat, yang terdiri dari penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Operasi hitung bilangan bulat ini masuk pada
kurikulum matematika kelas IV SD. Sehingga pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD. Pada dasarnya siswa
kelas IV masuk pada tahap operasional konkret di mana anak mulai berpikir
tentang objek-objek atau benda yang ia temukan secara langsung, misalnya
tentang beratnya, warnanya, dan strukturnya. Ia juga berpikir tentang aktivitas-
aktivitas yang dapat ia lakukan dengan menggunakan benda-benda yang
ditemuinya itu. Siswa dapat memahami suatu peristiwa hanya melalui gambar
yang ditunjukkan atau benda-benda di sekitarnya yang mendukung dalam proses
pembelajaran.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah penggunaan
media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. Banyak hal yang dapat
membuat kegiatan pembelajaran menarik dan menyenangkan, misalnya
penggunaan metode, alat peraga, media. Salah satu media yang dapat digunakan
yaitu media muatan. Bentuk media ini dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk
lainnya, yang terpenting bentuk modifikasi dari media ini sesuai dengan prinsip
kerja media tersebut., melalui suatu media pembelajaran. Seperti kita ketahui
bahwa pada himpunan, kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua
himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk muatan, yang berisi muatan
negatif dan positif. Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran
yang apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh.
Alat ini biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan
positif (misal biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan bilangan negatif
(misal merah) atau dapat juga diganti dengan warna yang lainnya. Media muatan
ini cara penggunaannya dengan ditempelkan pada papan flannel (flannel board).
Papan flannel (flannel board) merupakan media visual yang efektif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39 menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada
peserta didik.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan
perbaikan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat, yang
terdiri dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Oleh karena itu,
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat hendaknya tidak hanya memberikan
konsep-konsep dan pengetahuan saja, melainkan lebih ke pengalaman langsung
agar siswa dapat mengembangkan dan memahami serta mengaplikasikannya
dalam penyelesaian masalah. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut
adalah melaui penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui penggunakan media muatan dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD. Media
muatan merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat selain dengan menggunakan garis bilangan. Penggunaan media
muatan ini mempunyai maksud agar mempermudah pemahaman siswa tentang
operasi hitung bilangan bulat. Media muatan dapat dibuat sendiri oleh guru
dengan menggunakan kertas berwarna yang membedakan bilangan dengan
muatan positif dan muatan negatif. Cara penggunaannya dengan ditempelkan
pada papan flannel dengan menggunakan perekat. Dalam pembelajaran
menggunakan media muatan dapat membuat perhatian siswa meningkat, siswa
tertarik dan termotivasi untuk belajar, dan aktif dalam kegiatan pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat. Media muatan menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan media
pembelajaran melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas, sehingga
pembelajaran dapat menyenangkan dan bermakna. Hal ini akan mempengaruhi
penguasaan materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat oleh siswa yang
akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh alur
kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1:
Gambar 2.1: Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan telaah teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah jika penggunaan media muatan berjalan sesuai dengan
langkah-langkahnya, maka pembelajaran matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo kecamatan Petanahan
tahun ajaran 2011/2012 meningkat.
Kondisi Awal
Tindakan Pembelajaran dengan menggunakan media muatan
Siklus I Dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat (KD: Mengurutkan bilangan bulat) Guru menggunakan media muatan.
Siklus II Dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat (KD: menjumlahkan bilangan bulat) Guru menggunakan media muatan.
Diduga dengan penggunaan media muatan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan
Kondisi Akhir
Guru belum menggunakan media muatan dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan operasi hitung bilangan bulat siswa kelas IV rendah
Siklus II Dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat (KD: mengurangkan bilangan bulat) Guru menggunakan media muatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jatimulyo
yang terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
Sekolah dasar ini letaknya tidak terlalu strategis karena jauh dari jalan raya
dan kota.
Sekolah ini mempunyai 13 tenaga kependidikan yang terdiri dari
Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 3 guru bidang studi, 2 tenaga perpustakaan, dan
1 penjaga sekolah. Kepala Sekolah selain bertugas menjadi pemimpin juga
mengajar mata pelajaran PKn mulai dari kelas IV sampai kelas VI. Setiap
kelas mempunyai guru kelas masing-masing dari kelas I sampai VI.
Sedangkan untuk guru bidang studi yaitu guru Penjaskes, guru Pendidikan
Agama Islam, guru Bahasa Inggris, dan guru Seni Budaya dan Keterampilan.
Sekolah ini mempunyai 158 siswa yang terdiri dari 72 siswa putra dan
86 siswa putri yang seluruh siswanya berasal dari Desa Jatimulyo. Siswa-
siswa di sekolah ini cukup berprestasi terbukti dengan adanya deretan piala
yang terpajang di lemari kaca ruang kantor. Piala tersebut diperoleh dari
berbagai lomba yang diadakan di tingkat kecamatan.
2. Waktu Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, penulis merencanakan jadwal waktu
penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat
berlangsung secara sistematis, efisien dan efektif. Penelitian ini direncanakan
akan dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Oktober
2012 dengan pengaturan jadwal penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kegiatan Penelitian Bulan
Nov 2011
Des 2011
Jan 2012
Feb 2012
Mar 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juli 2012
Agust 2012
Sept 2012
Okt 2012
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti
dengan kepala sekolah dan guru kelas II
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun Proposal Penelitian
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lemar observasi dan pedoman wawancara)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus 1
- perencanaan - pelaksanaan Tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan Tindakan - observasi - refleksi
c. Siklus III - perencanaan - pelaksanaan Tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan 3 siklus)
b. Menyusun Laporan Skripsi
c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas IV SD
Negeri 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen tahun ajaran
2011/2012 dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 21 siswa
putri.
C. Sumber Data
Arikunto (2006: 129) menyatakan sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang akan peneliti gunakan dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Guru Kelas IV
Dalam penelitian ini, sumber data pertama adalah guru kelas IV SD
Negeri 1 Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, kabupaten Kebumen Tahun jaran
2011/2012. Data dari guru kelas IV yaitu untuk mengetahui keadaan siswa dan
kondisi pembelajaran sebelum dan sesudah adanya penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan media muatan dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV.
2. Siswa
Sumber data dapat diperoleh dari siswa. Dalam penelitian ini, sumber
data berasal dari siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo yang terdiri dari 10
siswa putra dan 31 siswa putri. Data yang diambil dari siswa ini berisi tentang
seluruh kegiatan proses pembelajaran. Selain proses pembelajaran, peneliti
juga mengambil hasil belajar yaitu tentang penggunaan media muatan dalam
pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat.
3. Teman Sejawat atau Guru
Dalam penelitian ini diperlukan juga sumber data dari teman sejawat
yang tidak lain adalah guru SD Negeri 1 Jatimulyo yang berlaku sebagai
observer/pengamat kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Hasil
observasi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
menggunakan media muatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Dokumen
Dokumen yang diambil peneliti sebagai sumber data dari penelitian
ini yaitu hasil belajar Matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa
dalam buku daftar nilai. Dokumen ini dimaksudkan untuk mencari tahu
tentang keadaan siswa dalam pelajaran Matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang
akan dilakukan.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah dengan
observasi dan tes.
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Arikunto (2006: 150) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Selanjutnya Sudjana (2009: 35) juga
menegaskaan bahwa tes digunakan untuk menilai dan megukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dn
pengajaran.
Dalam penelitian ini digunakan tes untuk mengukur dan
membandingkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat sebelum
menggunakan media muatan dengan sesudah menggunakan media muatan
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo. Sedangkan alat pengumpul
data yang digunakan dalam teknik ini adalah instrumen tes dengan soal-
soal yang berhubungan dengan materi operasi hitung bilangan bulat yang
ada di kelas IV.
b. Wawancara
Sukhmadinata (2010: 216) menyatakan, “wawancara merupakan
salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penelitian deksriptif kualitatif dan deksriptif kuantitatif. Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.
Menurut Sanjaya (2011: 96) “Wawancara atau interview dapat
diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa
lisan baik secara tatap muka maupunmelalui saluran media tertentu.”
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa untuk
mengetahui tentang minat dan tanggapan siswa setelah pembelajaran
menggunakan media muatan. Instrumen yang digunakan dalam
wawancara adalah pedoman wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada siswa dan observer.
c. Observasi
Sanjaya (2011: 86) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan
teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal
yang akan diamati atau diteliti.”
Observasi adalah kegiatan pengamatan langsung. Arikunto (2006: 156)
mengemukakan bahwa observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi
digunakan untuk menggambarkan seberapa jauh tindakan yang telah mencapai
sasaran dan untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan dalam
penggunaan media muatan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
pada siswa kelas IV.
Observasi langsung di kelas yang digunakan untuk penelitian, yaitu
pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala
perilaku yang diselidiki sebagai objek yang diteliti.Dari data hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung, peneliti dapat
mengetahui tingkah laku, bakat dan minat siswa terhadap materi pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru. Teknik observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi kepada teman
sejawat ketika peneliti melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sesuai
dengan teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Soal-soal Tes
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu
berupa soal-soal tes. Adapun soal yang digunakan berisi tentang materi konsep
tentang operasi hitung bilangan bulat yang telah disampaikan melalui
penggunaan media muatan.
b. Pedoman Wawancara
Alat pengumpulan data dengan teknik wawancara ini yaitu wawancara
yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa tentang tanggapan mereka
terhadap proses belajar mengajar, serta kesan mereka selama pembelajaran
dengan menggunakan media muatan. Adapun daftar wawancara
pembelajarannya dalam lampiran 5 halaman 161.
c. Lembar Observasi
Alat pengumpulan data dengan teknik observasi yang dilakukan oleh
teman sejawat kepada peneliti ialah menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang dapat
memperlihatkan pengelolaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
melalui penggunaan media muatan oleh guru, siswa, dan partisipasi siswa
pada proses pembelajaran secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini
mengukur secara individual tentang, keberanian, keaktifan, dan kerjasama
siswa saat diskusi kelompok dalam pembelajaran operasi hitung bilangan
bulat. Adapun lembar observasi terdapat dalam lampiran 4 halaman 152.
Adapun masing-masing instrumen akan diajabarkan sesuai dengan
definisi konsep dan definisi operasional di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
a) Instrumen Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
a) Definisi Konsep
Definisi konsep pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada
siswa kelas IV hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ciri
utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat holistik,
perkembangan bersifat terpadu, aspek perkembangan yang satu terkait
erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Siswa usia
kelas IV mulai mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dalam
pembelajaran. Anak berpikir tentang objek-objek atau benda yang ia
temukan secara langsung, misalnya tentang beratnya, warnanya, dan
strukturnya. Ia juga berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang dapat ia
lakukan dengan menggunakan benda-benda yang ditemuinya itu.
Pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
menciptakan dan memfasilitasi sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa untuk meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri siswa. Meteri operasi hitung bilangan bulat
salah satu materi yang perlu mendapatkan penekanan berbeda. Dalam
pembelajaran matematika siswa perlu memperhatikan dengan cermat,
aktif, dan menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang
diungkapkan oleh teman ataupun guru. Kemampuan matematika siswa
rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya.
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan memberikan umpan balik dalam
kegiatan pembelajaran. Hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar misalnya, penguasaan materi, taraf berpikir siswa dan alat
peraga/media pembelajaran yang digunakan.
b) Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konsep tersebut peneliti bermaksud
menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi untuk
mengukur proses belajar melalui rating scale, dan pedoman wawancara
digunakan sebagai penguatan terhadap data, data yang sudah jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
melalui observasi akan diperjelas kembali melalui wawancara dan data
observasi yang masih belum jelas akan diperjelas melalui wawancara.
(a) Aspek pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas
IV SD
(1) Proses pembelajaran
Pelaksanaan pada saat pembelajaran berlangsung meliputi factor
faktor yang mempengaruhi.
(2) Hasil belajar
Dampak pembelajaran yaitu berupa aspek kemampuan (kognitif),
sikap (afektif).
(b) Indikator pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa
kelas IV SD
(1) Proses pembelajaran
Keaktifan, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
siswa, sumber pembelajaran dam media pembelajaran.
(2) Hasil belajar
Kognitif yaitu pengetahuan siswa materi operasi hitung bilangan
bulat siswa kelas IV. Afektif meliputi keaktifan, kerjasama,
tanggungjawab.
c) Kisi-kisi Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
Tabel 3.1. Kisi-kisi penggunaan media muatan
Indikator Alat Pengumpul Data No Pertanyaan
Keaktifan Observasi 1B, 2B, 3B
Wawancara 1B, 2B, 3B, 5A, 7A Kerjasama
Observasi 4B, 5B, 6B, 7B Wawancara 4B, 5B, 6B, 7B, 8A
Tanggung Jawab
Observasi 8B, 9B, 10B Wawancara 8B, 9B, 10B, 6A, 9A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Instrumen Penggunaan Media Muatan
a) Definisi Konsep
Media muatan adalah media yang digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran bilangan bulat.
Bentuk media ini dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya,
yang terpenting bentuk modifikasi dari media ini sesuai dengan
prinsip kerja media tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan media muatan yang berbentuk setengah lingkaran
dengan dua macam warna yang membedakan bilangan bulat positif
dan bilangan bulat negatif.
Bentuk alat ini berupa bulatan-bulatan setengah lingkaran yang
apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran
penuh. Alat ini biasanya terdiri dari dua warna, satu warna untuk
menandakan bilangan positif (misal biru), sedangkan warna lainnya
untuk menandakan bilangan negatif (misal merah) atau dapat juga
diganti dengan warna yang lainnya. Dalam alat ini, bilangan nol
(netral) diwakili oleh dua buah muatan dengan warna berbeda yang
dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga membentuk lingkaran
penuh dalam dua warna.
Langkah-langkah dalam penggunaan media muatan meliputi
mengenal operasi hitung bilangan bulat, penjumlahan bilangan bulat,
dan pengurangan bulat. Media muatan ini cara penggunaannya dengan
ditempelkan pada papan flannel (flannel board). Papan flannel
(flannel board) merupakan media visual yang efektif untuk
menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya
kepada peserta didik.
b) Definisi Operasional
Berdasarkan definisi operasional dari penggunaan media
muatan diukur dengan teknik observasi, wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c) Kisi-kisi Penggunaan Media Muatan
Tabel 3.2. Kisi-kisi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
Indikator Alat Pengumpul Data No Pertanyaan
Langkah 1 Observasi 1A, 5A, 9A
Wawancara 1A, 2A
Langkah 2 Observasi 2A, 6A, 10A Wawancara 4A
Langkah 3 Observasi 3A, 7A, 12A Wawancara 4A
Langkah 4 Obsevasi 4A, 8A, 12A Wawancara 10A, 3A
E. Uji Validitas Data
Data yang baik adalah data yang valid/sahih. Arikunto (2006: 168)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tentang gambaran variabel, yaitu tentang penggunaan media muatan dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
Validitas data dalam penelitian tindakan kelas ini melibatkan siswa, teman
sejawat dan guru kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo. Data yang diperoleh peneliti
dari siswa dicocokkan dengan data yang diperoleh guru dan teman sejawat.
Untuk mengetahui keabsahan data digunakan teknik triangulasi teknik dan
triangulasi sumber. Penggunaan triangulasi teknik bertujuan untuk memperoleh
data dari sumber yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda. Sedangkan
penggunaan triangulasi sumber bertujuan untuk memperoleh validitas data dari
sumber yang berbeda. Data dari sumber yang berbeda tersebut kemudian
dicocokkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F. Analisis Data
Bentuk analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
data kualitatif. Salah satu data kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa dengan
cara mencari nilai rata-rata dari hasil tes. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi melampaui ketuntasan, tuntas, dan belum tuntas. Selain itu data
kualitatif juga berasal dari hasil observasi dan wawancara. Menurut Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2008: 246) analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur
tindakan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
1. Reduksi Data
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 247) menyatakan bahwa
“reduksi data yaitu proses merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya”.
Hal yang pertama kali dilakukan adalah reduksi data. Reduksi data
diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul
dari catatan-catatan lapangan. Data yang dihasilkan dari observer merupakan
data yang masih mentah, untuk itu peneliti melakukan pemilihan data yang
relevan dan bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data yang pokok,
memfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih
data yang mampu menjawab permasalahan penelitian.
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data
yaitu sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data adalah
memadukan informasi secara terorganisir yang memungkinkan mengambil
kesimpulan dan tindakan. Data yang berupa kata-kata dan angka yang
diperoleh selama tindakan dipaparkan dengan jelas. Hasil tes, hasil
pengamatan, hasil rekaman, hasil wawancara merupakan dasar pengambilan
keputusan apakah tindakan yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan
harapan atau masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki pada setiap siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dari data inilah, peneliti dan guru kelas mengadakan refleksi dari setiap
siklus. Hanya data dengan display yang lengkap dan transparan pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara baik.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verfikasi
Pada data penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan secara
terus-menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak awal mengadakan
penelitian dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan untuk mencari
pola tema, hubungan persamaan, dan hipotesis yang untuk selanjutnya
dituangkan dalam bentuk kesimpulan awal. Dari data yang telah direduksi
dan kesimpulan awal yang diperoleh, untuk selanjutnya menuju kesimpulan
akhir yang mampu menjawab permasalahan yang ada.
G. Indikator Kinerja
Penelitian tindakan ini dilakukan agar terjadi perubahan yang lebih baik.
Adapun indikator-indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini yaitu siswa termotivasi dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat, siswa merasakan suasana belajar efektif dalam pembelajaran, dan
siswa memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah keberhasilan
pembelajaran yang ditandai dengan :
1. Pembelajaran operasi hitung bilangan bulat kelas IV sudah sesuai dengan
langkah-langkah penggunaan media muatan.
2. Hasil pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat berjalan
efektif ditandai dengan proses pembelajaran berjalan efektif ditandai dengan
90% siswa aktif dalam pembelajaran.
3. Hasil belajar matematika operasi hitung bilangan bulat materi operasi hitung
bilangan bulat yaitu jika siswa yang tuntas belajar mencapai 80% dengan
batas tuntas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 atau lebih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model siklus.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) menurut Suhardjono
(dalam Arikunto, dkk 2008: 57) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja
sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak
sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
Menurut Wardani dan Wihardit (2009: 1.4) “Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.”
Sanjaya (2011: 26) “PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.”
Tujuannya ialah untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki
proses belajar mengajar yang kurang tepat, serta meningkatkan kompetensi belajar
siswa khususnya dan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
Menurut Arikunto (2008: 16) terdapat empat tahap yang digunakan, yaitu
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/pengamatan, dan (4) refleksi.
Tahap perencanaan adalah tahap di mana peneliti menentukan dan menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Tahap kedua, yaitu tahap tindakan di mana tahap tindakan
merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan/perencanaan
mengenai tindakan di kelas. Selanjutnya tahap ketiga, yaitu observasi/pengamatan
yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan biasanya dilakukan ketika tindakan
sedang berlangsung. Pengamat sedikit demi sedikit mencatat apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Tahap yang
terakhir, yaitu tahap refleksi yang merupakan kegiatan mengungkapkan kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
apa yang sudah dilakukan. Peneliti mengevaluasi diri dengan berdasarkan hal-hal
yang telah dicacat oleh pengamat/observer, kemudian apabila ada hal-hal yang
kurang pas dengan rencana, maka diperlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Tahapan Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan
pada gambar 3.2:
Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Adapun tahapan tindakan yang peneliti rencanakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan
pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan
pada siklus ini meliputi:
1) Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi dasar
dan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran.
2) Menentukan waktu penelitian.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3) Menyusun RPP pelaksanaan tindakan sesuai langkah-langkah
pembelajaran penggunaan media muatan. Adapun untuk RPP Siklus I
terdapat pada lampiran 9 halaman .
4) Menyiapkan perlengkapan media muatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, dan lembar
observasi.
6) Menentukan observer, yaitu Bapak Sartiman, Ibu Wiji Astuti dan Ibu
Yuniarti Setyaningsih.
b. Pelaksanaan
Pada proses belajar mengajar di siklus I, peneliti menjelaskan tentang
materi operasi hitung bilangan bulat dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Pada siklus I ini terdiri dari tiga
pertemuan yang membahas materi yang berbeda pada setiap kali pertemuan.
Pada kegiatan awal, siswa bersama-sama menyanyikan lagu tentang
“Bilangan Bulat”. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini materi
yang dibahas yaitu, mengenal bilangan bulat negatif dan positif dengan
menggunakan media muatan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua,
materi yang dibahas yaitu mengurutkan bilangan bulat dari yang terkecil
dengan menggunakan media muatan. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuanketiga ini materi yang dibahas yaitu mengurutkan bilangan bulat
dari yang terbesar dengan menggunakan media muatan. Siswa akan dibagi
dalam beberapa kelompok untuk diskusi. Setiap kelompok akan diberi lembar
kerja untuk dikerjakan bersama kelompoknya. Pada akhir kegiatan
pembelajaran, siswa disuruh untuk mengerjakan evaluasi tentang materi
mengurutkan bilangan bulat. Pada kegiatan pembelajaran ini guru dan
observer mengamati jalannya kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada skenario pembelajaran terdapat dalam lampiran 6 halaman 163.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pertama, kedua dan ketiga dengan menggunakan media muatan. Materi yang
dibahas yaitu mengurutkan bilangan bulat yang dilaksanakan pada siklus I.
Pengamatan berorientasi ke masa yang akan datang, artinya observasi
dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk
langkah-langkah/merencanakan tindakan pada siklus II.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus I, peneliti mengadakan analisis, pemaknaan,
dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I dan
juga berdasarkan hasil observasi. Hasil refleksi pada siklus I ini kemudian
digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan siklus
II. Siklus II ini dilakukan karena hasil siklus I belum sesuai dengan indikator
kinerja yang peneliti targetkan sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I yang terdiri dari tiga
pertemuan. Pada siklus II lebih ditekankan pada perbaikan dan pemecahan
masalah-masalah yang muncul pada siklus I. Peneliti menyusun RPP tentang
materi operasi hitung penjumlahan bilangan bulat untuk tiga pertemuan
kemudian meyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang juga
menggunakan kerangka media muatan seperti pada siklus I. Dalam siklus II
ini, peneliti menyajikan materi tentang operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat untuk tiga pertemuan sesuai rencana yang telah disusun. Pada kegiatan
awal pemeblajaran siswa bersama-sama menyanyikan lagu tentang “Bilangan
Bulat”. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama materi yang dibahas
yaitu, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan positif dan menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan negatif dengan menggunakan media muatan.
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua materi yang dibahas yaitu,
menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan positif dan menjumlahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bilangan bulat negatif dengan negatif dengan menggunakan media muatan.
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga materi yang dibahas yaitu,
menjumlahkan bilangan nol dengan bilangan bulat positif, dan sebaliknya
dan menjumlahkan bilangan nol dengan bilangan bulat negatif, dan
sebaliknya dengan menggunakan media muatan. Siswa akan dibagi dalam
beberapa kelompok untuk diskusi. Setiap kelompok akan diberi lembar kerja
untuk dikerjakan bersama kelompoknya. Pada akhir kegiatan pembelajaran,
siswa disuruh untuk mengerjakan evaluasi tentang materi menjumlahkan
bilangan bulat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skenario pembelajaran
dalam lampiran 7 halaman 166.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran menggunakan media
muatan pada materi penjumlahan bilangan bulat yang dilaksanakan pada
siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan. Pengamatan dimaksudkan untuk
memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-
langkah/merencanakan tindakan pada siklus III.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II, peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siklus II dan juga berdasarkan hasil observasi. Hasil refleksi pada siklus
II ini kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana
tindakan siklus III. Walaupun hasil siklus II sudah sesuai indikator kinerja
peneliti, tetapi peneliti menginginkan hasil yang lebih meyakinkan dalam
penelitian ini mengenai penggunaan media muatan. Oleh sebab itu, peneliti
melakukan tindakan siklus III.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus III sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II yan terdidi dari tiga
pertemuan. Pada siklus III peneliti menyusun RPP tentang materi operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
hitung pengurangan bilangan bulat untuk tiga pertemuan dan masing-masing
pertemuan membahas materi yang berbeda, kemudian meyiapkan lembar
kerja siswa dan lembar evaluasi sesuai materi.
b. Pelaksanaan
Sama halnya dengan siklus I dan siklus II, dalam tindakan siklus III
pun guru menggunakan media muatan dalam pembelajaran yang dibagi dalam
tiga pertemuan. Hanya saja guru dalam siklus III ini menjelaskan materi yang
berbeda, yaitu materi operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Pada
kegiatan awal, siswa bersama-sama menyanyikan lagu tentang bilangan bulat.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama materi yang dibahas yaitu,
penjumlahan bilangan bulat yang meliputi, mengurangkan bilangan bulat
positif dengan positif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan negatif
dengan menggunakan media muatan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua materi yang dibahas yaitu mengurangkan bilangan bulat negatif dengan
positif dan mengurangkan bilangan bulat negatif dengan negatif dengan
menggunakan media muatan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama materi yang dibahas yaitu bilangan nol dengan bilangan bulat positif,
dan sebaliknya dan bilangan nol dengan bilangan bulat negatif, dan
sebaliknya dengan menggunakan media muatan. Siswa akan dibagi dalam
beberapa kelompok untuk diskusi. Setiap kelompok akan diberi lembar kerja
untuk dikerjakan bersama kelompoknya. Pada akhir kegiatan pembelajaran,
siswa disuruh untuk mengerjakan evaluasi tentang materi menjumlahkan
bilangan bulat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skenario pembelajaran
dalam lampiran 8 halaman 170.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran menggunakan media
muatan pada materi pengurangan bilangan bulat yang dilaksanakan pada
siklus III yang terdiri dari tiga pertemuan. Pengamatan berorientasi ke masa
yang akan datang, yang digunakan untuk upaya perbaikan bagi para peneliti
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus III, peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siklus secara keseluruhan dan juga berdasarkan hasil observasi. Hasil
refleksi pada siklus III ini kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran
untuk menyimpulkan hasil tindakan siklus karena indikator kinerja telah
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini diawali dengan pre-test yang dilakukan pada hari Senin, 12
Maret 2012 tentang pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Adapun
subjeknya adalah kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Jatimulyo Tahun Pelajaran
2011/2012.
Sekolah Dasar Negeri 1 Jatimulyo merupakan sekolah yang terletak di desa
Jatimulyo kecamatan Petanahan dengan jumlah siswa sebanyak 158 siswa.
Peneliti yang melakukan penelitian di kelas IV sekolah tersebut dengan jumlah
siswa 31 siswa terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan (lampiran 1
halaman 146). Di kelas IV ini nampaknya mempunyai masalah dengan
pembelajaran matematika. Siswa sering ribut sendiri dan kurang memperhatikan
penjelasan guru ketika pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa kelas IV
nampaknya tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari arsip nilai siswa pada
pelajaran matematika. Banyak anak yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran matematika sebenarnya sudah berlangsung cukup baik. Guru
mengajarkan materi-materi pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum. Akan
tetapi dalam penggunaan metode dan media pembelajaran masih belum optimal,
sehingga siswa kurang semangat jika hanya dengan metode ceramah saja.
Siswa sangat kurang dalam memahami pembelajaran matematika khususnya
soal tentang materi operasi hitung bilangan bulat. Banyak siswa yang
mengerjakan soal tidak sesuai langkah-langkah dalam menyelesaikan soal operasi
hitung penjumlahan bilangan bulat dan operasi hitung pengurangan bilangan
bulat. Hal tersebut dapat dibuktikan pada saat siswa mengerjakan soal tes
awal/pre-test, sebagian besar siswa hampir dikatakan semuanya mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan. Jawaban yang mereka tulis ada
sebagian yang terbalik antara positif dan negatif. Dalam melakukan perhitungan
juga masih banyak yang melakukan kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Hasil tes awal/pre-test pada saat belum diadakan siklus, hanya ada 9 siswa
yang mencapai KKM. Dari hasil tes awal/pre-test diperoleh hasil untuk nilai
terendah adalah 27 dan nilai tertinggi adalah 93 dengan nilai rata-ratanya 59,65.
Hasil tes tersebut secara nyata menunjukkan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 1 Jatimulyo sangat kurang memahami pembelajaran matematika
khususnya operasi hitung bilangan bulat.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba menggunakan media muatan
untuk membantu menyampaikan pembelajaran matematika khususnya soal
operasi hitung bilangan bulat. Sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman tentang konsep matematika khususnya soal operasi hitung bilangan
bulat sesuai langkah-langkah dan hasil pembelajaran matematikan dapat
meningkat.
Tabel 4.1 adalah distribusi frekuensi nilai evaluasi kondisi awal. Adapun
daftar nilai evaluasi kondisi awal dan perhitungan frekuensi hasil tes kondisi awal
pada lampiran 19 halaman 226.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kondisi Awal
Interval (R) Frekuensi (f)
%
Relatif Kumulatif 27 - 38 6 19,35 19,35
39 - 49 3 9,68 29,03
50 - 60 11 35,48 64,51
61 - 71 2 6,45 70,96
72 - 82 5 16,13 87,09
83 - 93 4 12,90 100,00
Jumlah (∑) 31 100,00
Rerata nilai 59,65
Jumlah siswa tuntas 10
32,26
Jumlah siswa belum tuntas 21
67,74
Berdasarkan tabel 4.1 dinyatakan bahwa rata-rata tes hasil belajar dari 27
siswa mencapai 59,65. Ketuntasan belajar siswa dari hasil tes awal mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
32,26% atau 10 siswa tuntas belajar. Sedangkan ketidaktuntasan mencapai
67,74% atau 21 siswa tidak tuntas belajar. Hasil tersebut tentunya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika yang
harus mencapai 70,00. Data tersebut menujukkan bahwa siswa kelas IV memiliki
kesulitan dalam belajar bilangan bulat. Analisis hasil pre-tes peneliti menujukkan
bahwa kesulitan siswa pada kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
Berdasarkan uraian masalah tersebut, perlu adanya strategi pembelajaran
matematika yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang tepat digunakan berdasarkan masalah di SD tersebut
yaitu media muatan. Media muatan merupakan media pembelajaran yang
digunakan untuk menjelaskan konsep bilangan bulat positif dan negatif. Melalui
media ini dapat meminimalisasi keterlibatan guru dalam pembelajaran,
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran baik secara individu mapun
secara kelompok. Penggunaan media muatan dalam pembelajaran matematika,
guru demonstrasi menggunakan media muatan sesuai dengan langkah-langkah
yang ada, kemudian siswa mempraktekannya baik secara kelompok maupun
individu.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika dilihat dari proses
dan hasil belajar kurang maksimal. Bahkan rerata hasil pre-tes belajar siswa
bilangan pecahan di bawah kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran
matematika yaitu 70,00. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan agar
pembelajaran matematika operasi hitung bilangan bulat maksimal. Hal itulah yang
mendorong peneliti mengadakan tindakan siklus I. Berikut ini adalah deskripsi
dari tindakan siklus I:
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kondisi awal yang ada di SD penelitian. Tindakan yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tujuan dari kegiatan ini untuk merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan.
Kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain menyusun penyusunan
perangkat pembelajaran, perencanaan tindakan, observasi tindakan, serta
refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1) Rencana Persiapan Perangkat Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I pertemuan 1,2 dan 3
peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahap perencanaan antara
lain sebagai berikut: (1) Membuat skenario pembelajaran (2) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 9 halaman 173)
pada pertemuan 1, 2 dan 3 memuat materi tentang soal mengurutkan
bilangan bulat (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) (4) Menyiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan, antara lain media muatan dan
papan flanel (5) Membuat lembar evaluasi (lampiran 13 halaman 217) (6)
Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa (lampiran 4 halaman
152) serta mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer.
Peneliti sebagai pelaksana tindakan dan observer pada penelitian ini
adalah teman sejawat yang dalam hal ini guru dan teman sejawat; (7)
Membuat lembar wawancara untuk observer (lampiran 5 halaman) (8)
Mempersiapkan alat untuk dokumentasi, berupa Kamera digital; (9)
Melakukan penataan ruang kelas dan menyiapkan media muatan yang
akan digunakan ketika kegiatan pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan kondisi
yang ada pada SD tempat penelitian dilaksanakan. Sebelum tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dilaksanakan, peneliti telah mengkonsultasikan dengan guru kelas IV
tentang waktu pelaksaan tindakan kelas. Selanjutnya peneliti menyusun
rencana pelaksanaan tindakan dengan membuat jadwal pertemuan siklus
I. Tabel 4.2 adalah jadwal pertemuan tindakan pada siklus I.
Tabel 4.2 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus I
Pertemuan ke- Hari, Tanggal Pukul Materi
1 Rabu, 14 Maret 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurutkan bilangan bulat
2 Senin, 19 Maret 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurutkan bilangan bulat
3 Rabu, 21 Maret 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurutkan bilangan bulat
3) Rencana Observasi
Observer yang direncanakan dalam penelitian ini adalah guru kelas
IV dan teman sejawat. Teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas ini
merupakan rekan guru peneliti di SD Jatimulyo 1. Tujuan perencanaan
kegiatan observasi ini adalah untuk mengarahkan observer pada
penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan observasi ini peneliti
memberikan petunjuk tentang pengisian lembar observasi terhadap siswa,
lembar observasi siswa, lembar wawancara, serta kamera yang akan
digunakan untuk mendokumentasikan pembelajaran.
4) Rencana Refleksi
Peneliti merencanakan refleksi setelah pertemuan tiap siklus
dilakukan. Tempat pelaksanaan refleksi ini direncanakan di ruang
perpustakaan SD Negeri 1 Jatimulyo. Tujuan rencana refleksi ini agar
peneliti dapat mengetahui kendala yang ada pada setiap pertemuan.
Refleksi ini akan dilakukan dengan teman sejawat dan guru kelas IV.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, kemudian peneliti
menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang telah
ditemukan selanjutnya diperbaiki pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dibagi menjadi 3 pertemuan sesuai
jadwal yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan. Adapun
deskripsi mengenai pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I diuraikan
sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 ini dilaksanakan sesuai
jadwal pelajaran matematika kelas IV pada hari Rabu, 14 Maret 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pada pukul 07.15 –
08.25, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari rancangan
yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Skenario
pembelajaran siklus I pertemuan I pada lampiran 6 halaman 163. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai skenario yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan kegiatan bernyanyi bersama yang
berjudul bilangan bulat.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan inilah
pembelajaran yang menggunakan media muatan dilakukan. Berikut
uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel dan menempelkan media muatan negatif pada papan flanel
dan letaknya media muatan negatif dihimpitkan pada media muatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
positif hingga membentuk seperti bangun datar lingkaran kemudian
menjelaskan bilangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempelajari
bilangan bulat yang bersifat netral atau nol.
Langkah kedua guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan positif yang lain yang ditempel pada papan flanel.
Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat positif.
Langkah ketiga guru menempelkan media muatan negatif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan negatif yang lain yang ditempel pada papan
flanel. Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat negatif.
Langkah keempat guru menempelkan media muatan dengan jumlah
yang berbeda kemudian siswa diminta menyebutkan bilangan tersebut.
Setelah itu, siswa juga diminta maju untuk mencoba mendemonstrasikan
kegiatan ini menggunakan media muatan papan flanel.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan yang diperoleh. Setelah itu guru membagikan LKS kepada
siswa (lampiran 16 halaman). LKS yang digunakan berupa gambar media
muatan dan kalimat soal matematika yang ditulis di bawah gambar
peragaan. Tujuannya agar siswa dapat menghubungkan sekaligus 3 hal
berupa kalimat sehari-hari yang berkaitan dengan masalah matematika,
gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan susunan objek-
objeknya dan bilangan dan operasi yang bersesuaian. Dengan begitu anak
akan lebih memahami konsep yang diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang
kepada kelompok siswa yang menjawab betul. Kegiatan inti berakhir
ketika siswa dan guru telah menyimpulkan pelajaran yang sudah
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kesalahan dan kesulitan yang dialami oleh siswa. dilanjutkan dengan
Guru menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal
evaluasi kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada
kertas yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan
salam.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Senin, 19 Maret 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Skenario
pembelajaran siklus I pertemuan 2 pada lampiran 6 halaman 163. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai skenario yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan bernyanyi bersama sambil bertepuk
tangan.
Kegiatan awal pun selesai dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
berlangsung selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40
menit, mulai pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan
inilah pembelajaran yang menggunakan media muatan dilakukan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung selama 40
menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai pukul 07.25
WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan inilah pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
menggunakan media muatan dilakukan. Berikut uraian langkah-langkah
penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel dan menempelkan media muatan negatif pada papan flanel
dan letaknya media muatan negatif dihimpitkan pada media muatan
positif hingga membentuk seperti bangun datar lingkaran kemudian
menjelaskan bilangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempelajari
bilangan bulat yang bersifat netral atau nol.
Langkah kedua guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan positif yang lain yang ditempel pada papan flanel.
Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat positif.
Langkah ketiga guru menempelkan media muatan negatif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan negatif yang lain yang ditempel pada papan
flanel. Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat negatif.
Langkah keempat guru menempelkan media muatan dengan jumlah
yang berbeda kemudian siswa diminta menyebutkan bilangan tersebut.
Setelah itu, siswa juga diminta maju untuk mencoba mendemonstrasikan
kegiatan ini menggunakan media muatan papan flanel.
Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan tentang mengurutkan
bilangan bulat dari yang terkecil. Setelah itu guru membagikan LKS
kepada siswa. Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk
membimbing yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru
dan siswa membahas hasil diskusi. Guru Memberikan penghargaan
kepada siswa kelompok yang menjawab betul. Kegiatan inti berakhir
ketika siswa dan guru telah menyimpulkan pelajaran yang sudah
berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 25 menit. Guru menyampaikan
kesalahan dan kesulitan yang dialami oleh siswa. dilanjutkan dengan
Guru menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan kuis kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
siswa berupa satu soal dengan cara mendiktekan soal cerita siswa disuruh
menuliskannya diselembar kertas yang disediakan. Guru menutup
pelajaran dengan memberikan salam.
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Rabu, 21 Maret 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Skenario
pembelajaran siklus I pertemuan 3 pada lampiran 6 halaman 163. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai skenario yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan bernyanyi bersama sambil bertepuk
tangan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan inilah
pembelajaran yang menggunakan media muatan dilakukan. Berikut
uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel kemudian menempelkan media muatan negatif pada papan
flanel dan letaknya media muatan negatif dihimpitkan pada media
muatan positif hingga membentuk seperti bangun datar lingkaran
kemudian menjelaskan bilangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mempelajari bilangan bulat yang bersifat netral atau nol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Langkah kedua guru menempelkan media muatan positif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan positif yang lain yang ditempel pada papan flanel.
Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat positif.
Langkah ketiga guru menempelkan media muatan negatif pada
papan flanel dan menjelaskan bilangan tersebut, kemudian siswa diminta
menyebutkan bilangan negatif yang lain yang ditempel pada papan
flanel. Hal ini dilakukan untuk mempelajari bilangan bulat negatif.
Langkah keempat guru menempelkan media muatan dengan jumlah
yang berbeda kemudian siswa diminta menyebutkan bilangan tersebut.
Setelah itu, siswa juga diminta maju untuk mencoba mendemonstrasikan
kegiatan ini menggunakan media muatan papan flanel.
Guru menyediakan soal yang ditulis pada papan tulis tentang
mengurutkan bilangan bulat dari yang terbesar. Setelah memberikan
contoh, guru meminta siswa maju kedepan kelas untuk mengerjakan di
depan. Setelah selesai siswa disiapkan untuk melaksanakan kegiatan
diskusi. Seperti pada pertemuan sebelumnya siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, kemudian siswa diberi LKS tiap kelompok. Hal ini
dimaksudkan agar siswa mampu dalam mengerjakan soal mengurutkan
bilangan bulat.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kesalahan dan kesulitan yang dialami oleh siswa. dilanjutkan dengan
guru menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan soal evaluasi
kepada siswa. Guru meminta siswa untuk menjawab lembar evaluasi
yang disediakan. Setelah selesai guru meminta siswa untuk
mengumpulkan lembar evaluasi yang dikerjakan. Kegiatan pembelajaran
pun berakhir, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
c. Observasi
1) Pertemuan 1
a) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
Pengamatan proses dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Hasil pengamatan obsever terhadap
penggunaan media muatan yang dilakukan guru tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Persentase (%)
Ket
1. Media muatan bernilai nol atau netral (langkah 1)
2,67 67 C
2. Media muatan bernilai positif (langkah 2)
2,67 67 C
3. Media muatan bernilai negatif (langkah 3)
2,67 67 C
4.
Media muatan dengan jumlah bilangan negatif atau positif yang berbeda (langkah 4)
3,00 75 B
Rerata 2,75 69 C
Berdasarkan tabel 4.3 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 2,75
dengan persentase 69%. Persentase tersebut termasuk kategori kurang
baik dan belum memenuhi indikator kinerja. Indikator student
penjelasan media muatan bernilai nol atau netral mencapai 2,67. Guru
sudah sudah menjelaskan bilangan bulat yang bernilai nol atau netral
dengan menggunakan media muatan positif dan negatif yang
dihimpitkan pada papan flanel dan membentuk seperti bangun datar
lingkaran. Pada pelaksanaannya ada beberapa siswa yang gaduh dan
bermain sendiri. Indikator media muatan bernilai positif mencapai
2,67 dengan cukup. Guru telah menjelaskan menggunakan media
muatan bernilai positif dengan menggunakan media muatan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pelaksanaannya mengalami kendala yaitu siswa ada yang berbicara
sendiri ketika guru melakukan demonstrasi di depan. Indikator media
muatan bernilai negatif mencapai 2,67 dengan kategori cukup. Masih
ada siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru, karena bagi
siswa media muatan baru pertama kali siswa menggunakannya.
Indikator media muatan dengan jumlah bilangan yang berbeda
mencapai 2,67 dengan kategori cukup. Penerapannya ada kendala
yaitu siswa ribut saat guru menjelaskan di depan, karena banyak siswa
yang ingin menebak jumlah bilangan yang ditempelkan oleh guru
sehingga suasana di kelas menjadi ramai. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunakan media muatan
belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk melihat data
lebih rinci lihat rekapitulasi lembar observasi siklus I pertemuan
pertama pada lampiran 23 halaman 240
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Analisis observasi proses belajar siswa pada pertemuan
pertama tertera pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 2,78 69,50% C 2 Kerjasama 2,91 72,75% C 3 Tanggung Jawab 2,67 66,75% C
Rerata 2,79 69,67% C
Berdasarkan tabel 4.4 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 2,79 dengan persentase 69,67%. Persentase
tersebut termasuk kategori cukup baik. Meskipun demikian, belum
mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Indikator keaktifan
mencapai 2,78 dengan persentase 69,50%. Persentase tersebut
termasuk kategori cukup baik, meskipun demikian ada kendala yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
beberapa siswa yang berusaha mencontek saat mengerjakan soal
latihan. Selain itu juga masih ada siswa yang diam saat saja pada saat
pelajaran berlangsung. Indikator kerjasama mencapai 2,91 dengan
persentase 72,75%. Persentase tersebut termasuk kategori cukup baik.
Siswa telah bekerjasama dalam kelompok, saat diskusi kelompok
beberapa siswa yang membuat keributan karena ada salah satu teman
mereka tidak mau ikut mengerjakan sehingga membuat siswa lainnya
iri. Indikator tanggung jawab mencapai 2,67 dengan persentase
69,67%. Persentase tersebut termasuk kategori cukup baik. Meskipun
demikian belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Pada
pelaksanaanya kendala yang ada yaitu siswa tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan pekerjaan sehingga menambah alokasi waktu yang
telah ditetapkan. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses
belajar siswa belum mencapai indikator kinerja karena80%. Untuk
melihat data lebih rinci lihat rekapitulasi lembar proses belajar siswa
siklus I pertemuan pertama pada lampiran 26 halaman 246.
b) Pengamatan Hasil
Tes hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama tentang
materi mengurutkan bilangan bulat tertera pada tebel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Pertama
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 29 - 40 1 3,22 3,22 41 - 52 0 0,00 3,22 53 - 64 5 16,13 19,35 65 - 76 8 25,81 45,16 77 - 88 7 22,58 67,74 89 - 100 10 32,26 100,00
Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 77,39 Jumlah siswa tuntas 19 61,29 Jumlah siswa tidak tuntas 12 38,71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan tabel 4.5 dinyatakan bahwa pada siklus I pertemuan
pertama siswa yang tuntas belajar ada 19 orang atau sebesar 61,29%.
Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 12 orang atau 38,71%.
Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan pertama yaitu 100, sedangkan
nilai terendah yaitu 33. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan
tersebut sebesar 77,39. Rerata tes hasil belajar tersebut sudah
mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Namun,
ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena
hanya mencapai 67,74%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja
rerata tes hasil belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan tes hasil
belajar mencapai հ80%. Adapun data hasil tes siklus I pertemuan
pertama dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 228.
2) Pertemuan 2
a) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Hasil pengamatan obsever terhadap
langkah penggunaan media muatan oleh guru tertera pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bernilai nol atau netral (langkah 1)
3,00 75 B
2. Media muatan bernilai positif (langkah 2)
2,67 67 C
3. Media muatan bernilai negatif (langkah 3)
3,00 75 B
4.
Media muatan dengan jumlah bilangan negatif atau positif yang berbeda (langkah 4)
3,00 75 B
Rerata 2,91 72,93 C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan tabel 4.6 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 2,91
dengan persentase 72,93%. Persentase tersebut termasuk kategori
cukup baik dan belum memenuhi indikator kinerja. Indikator media
muatan bernilai nol atau netral mencapai 3,00. Guru sudah sudah
menjelaskan bilangan bulat yang bernilai nol atau netral dengan
menggunakan media muatan positif dan negatif yang dihimpitkan
pada papan flanel dan membentuk seperti bangun datar lingkaran.
Pada pelaksanaannya sudah berjalan baik dari pada pertemuan
sebelumnya. Indikator media muatan bernilai positif mencapai 2,67
dengan kategori cukup. Guru telah menjelaskan menggunakan media
muatan bernilai positif dengan menggunakan media muatan. Pada
pelaksanaannya mengalami kendala yaitu masih ada siswa yang
berbicara sendiri ketika guru melakukan demonstrasi di depan.
Indikator media muatan bernilai negatif mencapai 3,00 dengan
kategori baik. Indikator media muatan dengan jumlah bilangan yang
berbeda mencapai 3,00 dengan kategori baik. Pada pelaksanaannya
sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya, hanya ada beberapa
siswa yang berebut ingin maju mengerjakan di depan. Berdasarkan
data tersebut disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunakan media
muatan belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk
melihat data lebih rinci lihat rekapitulasi lembar observasi siklus I
pertemuan kedua pada lampiran 23 halaman 240.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Data analisis observasi proses belajar siswa pada pertemuan
pertama tertera pada tabel 4.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.7 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 2,78 69,50% C 2 Kerjasama 3,17 79,25% B 3 Tanggung Jawab 3,00 75,00% B Rerata 2,98 74,58% B
Berdasarkan tabel 4.7 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 2,98 dengan persentase 74,58%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik. Meskipun demikian, belum mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Indikator keaktifan mencapai 2,78
dengan persentase 69,50%. Persentase tersebut termasuk kategori
cukup baik meskipun demikian ada kendala yaitu beberapa siswa yang
berusaha melihat pekerjaan teman disampingnya saat mengerjakan
soal latihan. Indikator kerjasama mencapai 3,17 dengan persentase
79,25%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Siswa telah
bekerjasama dalam kelompok, tetapi belum semua kelompok
mempresentasikan hasil di depan kelas. Indikator tanggung jawab
mencapai 3,00 dengan persentase 75%. Persentase tersebut termasuk
kategori baik. Meskipun demikian belum mencapai indikator kinerja
yang ditetapkan. Pada pelaksanaanya kendala yang ada yaitu masih
ada siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan pekerjaan
sehingga menambah alokasi waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan
data tersebut disimpulkan bahwa proses belajar siswa belum mencapai
indikator kinerja karena80%. Untuk melihat data lebih rinci lihat
rekapitulasi lembar proses belajar siswa siklus I pertemuan kedua
pada lampiran 26 halaman 246.
b) Pengamatan Hasil
Tes hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua tentang
materi mengurutkan bilangan bulat tertera pada tabel 4.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.8 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Kedua
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 23 - 35 3 9,68 9,68 36 - 48 1 3,22 12,90 49 - 61 3 9,68 22,58 62 - 74 9 29,03 51,61 75 - 87 5 16,13 67,74 88 - 100 10 32,26 100,00
Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 75,77 Jumlah siswa tuntas 23 74,19 Jumlah siswa tidak tuntas 8 25,81
Berdasarkan tabel 4.8 dinyatakan bahwa pada siklus I pertemuan
kedua siswa yang tuntas belajar ada 23 orang atau sebesar 74,19%.
Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 8 orang atau 25,81%.
Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan pertama yaitu 100, sedangkan
nilai terendah yaitu 27. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan
tersebut sebesar 75,77. Rerata tes hasil belajar tersebut sudah
mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Namun,
ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena
hanya mencapai 74,19%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja
rerata tes hasil belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan tes hasil
belajar mencapai հ80%. Adapun data hasil tes siklus I pertemuan
kedua dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 229.
3) Pertemuan ke 3
a) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Data hasil pengamatan obsever terhadap
langkah penggunaan media muatan oleh guru tertera pada tabel 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.9 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bernilai nol atau netral (langkah 1) 3,33 83,25 B
2. Media muatan bernilai positif (langkah 2) 3,33 83,25 B
3. Media muatan bernilai negatif (langkah 3) 3,33 83,25 B
4.
Media muatan dengan jumlah bilangan negatif atau positif yang berbeda (langkah 4)
3,33 83,25 B
Rerata 3,33 83,25 B
Berdasarkan tabel 4.9 dinyatakan bahwa rerata indikator
penggunaan media muatan mencapai 3,33 dengan persentase 83,25%.
Indikator media muatan bernilai nol atau netral dilaksanakan dengan
baik tanpa kendala. Indikator media muatan bernilai positif sudah
berjalan dengan baik. Indikator media muatan bernilai positif juga
sudah dapat terlaksana dengan baik, kendala yang ditemukan ada
siswa yang terbalik antar bilangan positif dan negatif. Adapun
rekapitulasi observasi guru siklus I pertemuan ketiga terdapat pada
lampiran 26 halaman.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Data analisis observasi proses belajar siswa pada pertemuan
ketiga tertera pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,33 83,25% B 2 Kerjasama 3,41 85,25% B 3 Tanggung Jawab 3,33 83,25% B Rerata 3,36 83,92% B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan tabel 4.10 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,36 dengan presentase 83,92%. Pada
indikator keaktifan siswa mengerjakan LKS dari guru dengan tekun
dan serius, siswa ingin cepat menyelesaikan soal dan ingin
mendapatkan bintang penghargaan bagi kelompok yang selesai lebih
dahulu, saat mengerjakan evaluasi belajar siswa mulai berani bertanya
ketika mengalami kesulitan materi, serta siswa menjawab pertanyaan
guru secara lisan. Pada indikator kerjasama siswa sudah bekerjasama
dengan kelompok meskipun ada beberapa yang terlihat ingin
mengerjakan sendiri. Pada indikator tanggung jawab siswa sudah
menggunakan media muatan yang disediakan pada setiap kelompok
saat mengerjakan LKS. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa
proses belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan
karena proses belajar հ80%. Adapun rekapitulasi observasi siswa
siklus I pertemuan ketiga pada lampiran 26 halaman 246.
b) Pengamatan Hasil
Tes hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan ketiga tentang
mengurutkan bilangan bulat tertera pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Ketiga
Interval (R) Frekuensi (f)
%
Relatif Kumulatif 29 - 40 1 3,22 3,22 41 - 52 0 0,00 0,00 53 - 64 3 9,68 12,90 65 - 76 8 25,81 38,71 77 - 88 9 29,03 67,74 89 - 100 10 32,26 100,00
Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 80,74 Jumlah siswa tuntas 25 80,65 Jumlah siswa tidak tuntas 6 19,35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan tabel 4.11 dinyatakan bahwa pada siklus I
pertemuan ketiha siswa yang tuntas belajar ada 25 orang atau sebesar
80,65%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 6 orang atau
19,35%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan pertama yaitu 100,
sedangkan nilai terendah yaitu 33. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 80,74. Rerata tes hasil belajar tersebut
sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Data di
atas menujukkan bahwa tes hasil belajar siswa telah mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan rerata tes hasil
belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan mencapai հ80%. Adapun
data hasil tes siklus I pertemuan ketiga dapat dilihat pada lampiran 20
halaman 228.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan lanjut dari observasi. Tahap
observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil
pengamatan oleh observer, data hasil wawancara, serta data hasil
dokumentasi pelaksanaan tindakan. Data-data tersebut dianalisis dan
dipahami dalam tahap refleksi ini untuk menyimpulkan tindakan yang telah
dilaksanakan. Analisis data dimulai dengan mereduksi data, memilih data,
serta merangkum data pokok yang penting. Adapun data pokok pada
refleksi ini meliputi langkah guru dalam penggunaan media muatan,
kendala-kendala yang terjadi saat penggunaan media muatan, proses belajar
siswa dalam penggunaan media muatan serta tes hasil belajar siswa. Berikut
ini uraian refleksi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga:
1) Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan observer serta wawancara pada
pertemuan pertama pada langkah penggunaan media muatan serta proses
belajar siswa direfleksi data bahwa:
Pertama, rerata tahapan penggunaan media muatan yang
dilaksanakan guru mencapai 69%. Persentase tersebut termasuk kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
cukup. Penggunaan media muatan mengalami beberapa kendala yaitu:
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang menghambat
jalannya pembelajaran yaitu: (1) Pada saat demonstrasi didepan kelas,
siswa ada yang ribut sendiri karena ingin tahu dan ada yang diam saja
walaupun guru sudah memberikan pertanyaan-petanyaan tentang fakta
yang ada dalam peragaan; (2) Pada saat dilakukan demonstrasi guru
belum menguasai secara optimal media muatan karena terlihat kaku
sehingga penyampaiannya kurang menarik perhatian siswa; (3) Pada saat
mengerjakan LKS siswa yang paling mendominasi adalah siswa yang
pintar saja dan saat siswa sedang menuliskan jawabannya di LKS siswa
yang tidak bertindak menjadi penulis malah ribut sendiri; (4) Dalam
kegiatan diskusi siswa masih banyak yang kebingungan tidak tahu cara
mengerjakannya akibatnya siswa selalu bertanya; (5) Ketika diberi
pertanyaan oleh guru, kadang dalam menjawab siswa acuh tak acuh dan
menjawabnya seenaknya; (6) Siswa masih sering lupa antara muatan
negatif dan muatan positif sehingga dalam mengerjakan tidak urut dan
terbalik-balik urutannya. (7) Siswa berusaha mencontek saat
mengerjakan soal evaliasi; (8) siswa ribut saat menukarkan LKS nya
dengan teman; (9) siswa berebut untuk dibimbing guru ketika ada soal
yang kurang jelas dalam LKS; (10) Beberapa siswa tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan lembar jawab.
Kedua, proses belajar siswa saat penggunaan media muatan dalam
pelaksanaannya ada kendala yaitu : (1) siswa yang bermain sendiri,
terutama siswa yang berada pada kelompok bagian belakang; (2)
pelaksanaan diskusi kelompok yang belum maksimal karena siswa belum
bekerjasama bersama teman kelompoknya, serta belum melaksanakan
presentasi. Hasil tes belajar matematika tentang bilangan bulat pada
siklus I pertemuan pertama siswa yang tuntas belajar ada 21 orang atau
sebesar 67,74%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 10 orang
atau 32,26%. Rata-rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar
77,39. Hal ini hampir memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
ini disebabkan rerata tes hasil belajar siswa 77,39, namun ketuntasan
belajar siswa hanya 67,74%. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan
bahwa indikator kinerja pada pertemuan pertama belum tercapai. Hal ini
disebabkan langkah penggunaan media muatan 80%, proses belajar
siswa 80%, serta tes hasil belajar 80%.
2) Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil pengamatan serta kuesioner observer terhadap
guru dan siswa direfleksi data berikut ini:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 72,93%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Namun
dalam penerapannya ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa bersantai-
santai dalam mengerjakan LKS; (2) siswa yang sudah selesai
mengerjakan LKS mengganggu teman yang belum selesai; (3) siswa
bermain-main sendiri dan kurang serius dalam diskusi kelompok,
terutama yang berada pada bangku bagian belakang; (4) presentasi sudah
mulai berjalan namun siswa hanya menuliskan jawaban LKS di papan
tulis; (5) siswa belum mampu mengutarakan pertanyaan,ketika belum
jelas; (6) siswa mengumpulkan lembar jawab evaluasi tidak tepat waktu;
(7) siswa belum memanfaatkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh
guru; (8) alokasi waktu kurang, sehingga ada beberapa anak yang
kekurangan waktu saat mengerjakan.
Kedua, pembelajaran matematika dilihat dari proses sudah baik,
meskipun ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa yang berada pada
bangku belakang lebih banyak bermain sendiri; (2) siswa saat diskusi
kelompok siswa yang pandai tidak mau membantu siswa yang kurang
pandai. Berdasarkan tes hasil belajar pada siklus I pertemuan II diperoleh
data bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 74,19%, sedangkan
ketidaktuntasan mencapai 25,81%. Rerata tes hasil belajar adalah 75,77.
Nilai tertinggi pada evaluasi kedua yaitu 100, sedangkan nilai
terendahnya 27. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses
belajar siswa belum mencapai indikator kinerja karena 80%. Namun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
tes hasil belajar telah mencapai indikator kinerja yaitu rerata tes hasil
belajar siswa mencapai հ70 dengan ketuntasan mencapai հ80%.
3) Pertemuan Ketiga
Berdasarkan data hasil pengamatan pada pertemuan ketiga
direfleksi sebagai berikut:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 83,25%. Persentase tersebut termasuk kategori baik tetapi
masih ada kendala sebagai berikut: (1) siswa dalam setiap kelompok
berebut untuk dibimbing ketika petunjuk LKS kurang jelas; (2) guru
kurang tegas dalam membatasi waktu mengerjakan LKS sehingga siswa
bersantai-santai dalam mengerjakan LKS; (3) saat diperintahkan
presentasi siswa berebut untuk menuliskan hasil LKS di papan tulis; (4)
siswa masih malu ketika menayakan materi yang belum dipahami yaitu
mengurutkan bilangan bulat; (6) siswa terburu-buru dalam mengerjakan
dan kurang teliti, sehingga ada yang terbalik antara negatif dan positif.
Kedua, proses belajar siswa sudah cukup baik dan sesuai dengan
langkah penggunaan media muatan berlangsung baik. Persentase proses
belajar siswa mencapai 82,93%. Rerata hasil belajar siswa mencapai
80,74 dengan ketuntasan 80,65%. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan
bahwa proses belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja karena 80% dan tes hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan yaitu rerata tes hasil belajar հ70 dengan ketuntasan հ 80%.
Berdasarkan uraian refleksi di atas, disimpulkan bahwa penggunaan
media muatan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat mengalami
kendala. Berikut ini adalah kendala yang terjadi pada siklus I:
1. Siswa berebut melihat media muatan ketika guru demosntrasi di depan.
2. Siswa sering tertukar antara media muatan negatif dan positif.
3. Siswa ribut saat menukarkan LKS nya dengan kelompok lain.
4. Siswa berebut ingin dibimbing guru ketika ada soal yang kurang jelas
dalam LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
5. Siswa malu dan takut ketika mendapat giliran maju untuk
mempresentasikan hasil LKS di depan kelas.
6. Tidak semua siswa ikut mengerjakan LKS karena lembar jawab
kelompok hanya ada satu setiap kelompok.
7. Beberapa siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan evaluasi karena
keterbatasan waktu yang ada.
8. Siswa yang pandai lebih cepat mengerjakan, sehingga sering
mengganggu teman yang belum selesai.
9. Siswa berebut maju ketika guru menyuruh siswa mengerjakan di depan
menggunakan media muatan.
10. Ada beberapa siswa yang terlihat individual ketika disuruh untuk
berdiskusi.
Berdasarkan 10 kendala tersebut, untuk pertemuan siklus II guru
bersama peneliti merumuskan tindakan-tindakan sebagai upaya perbaikan
untuk meningkatkan pembelajaran matematika bilangan pecahan sebagai
berikut:
1. Guru lebih menguasai kelas dan sekreatif mungkin ketika sedang
demonstrasi,agar siswa memperhatikan.
2. Guru memberikan penjelasan tentang media muatan negatif dan positif
secara berulang-ulang agar siswa semakin paham materi tersebut.
3. Guru yang menentukan dan mengatur siswa saat hasil diskusi akan
ditukar.
4. Guru membimbing siswa secara bergantian, agar siswa tidak berebut
ingin dibimbing.
5. Guru membimbing siswa agar berani berpendapat dan mempresentasikan
hasil diskusi.
6. Siswa dalam kelompok menulis jawaban LKS pada bukunya, agar
semua siswa ikut aktif dalam kelompoknya.
7. Guru memperingatkan siswa agar mengerjakan dengan tepat waktu
sesuai waktu yang disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
8. Siswa yang pandai diberi pengertian agar tidak mengganggu teman lain
yang belum selesai
9. Siswa yang mengerjakan di depan dibuat bergantian.
10. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar meningkatkan kerjasama
dengan membantu teman sekelompok yang kesulitan memahami materi.
2. Deskripsi Siklus II
Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan
refleksi pada siklus I. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tujuan dari kegiatan ini untuk merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan
siklus II yang berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Kegiatan dalam
perencanaan siklus II ini meliputi:
1) Persiapan Perangkat Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus II pertemuan 1,2 dan 3
peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahap perencanaan antara
lain sebagai berikut: (1) Membuat skenario pembelajaran (2) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 10 halaman) pada
pertemuan 1, 2 dan 3 memuat materi tentang soal menjumlahkan
bilangan bulat (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) (4) Menyiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan, antara lain media muatan dan
papan flanel (5) Membuat lembar evaluasi (lampiran 14 halaman 218) (6)
Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa (lampiran 4 halaman
152), serta mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer.
Peneliti sebagai pelaksana tindakan dan observer pada penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
adalah teman sejawat yang dalam hal ini guru dan teman sejawat; (7)
Membuat lembar wawancara untuk observer (lampiran 5 halaman 161)
(8) Mempersiapkan alat untuk dokumentasi, berupa kamera digital; (9)
Melakukan penataan ruang kelas dan menyiapkan media muatan yang
akan digunakan ketika kegiatan pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan kondisi
yang ada pada SD tempat penelitian dilaksanakan. Sebelum tindakan
dilaksanakan, peneliti telah mengkonsultasikan dengan guru kelas IV
tentang waktu pelaksaan tindakan kelas. Selanjutnya peneliti menyusun
rencana pelaksanaan tindakan dengan membuat jadwal pertemuan siklus
II. Tabel 4.12 adalah jadwal pertemuan tindakan pada siklus II.
Tabel 4.12 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus II Pertemuan
ke- Hari, Tanggal Pukul Materi
1 Senin, 2 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Menjumlahkan bilangan bulat
2 Kamis, 5 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Menjumlahkan bilangan bulat
3 Senin, 9 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Menjumlahkan bilangan bulat
3) Rencana Observasi
Peneliti merencanakan guru kelas dan dua orang teman sejawat
untuk mengobservasi penelitian. Seperti pada siklus I, sebelumnya
peneliti menyiapkan alat yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara, serta
kamera digital. Tujuan dari perencanaan observasi untuk mengarahkan
dan memberi tugas kepada observer dalam penelitian
4) Rencana Refleksi
Peneliti merencanakan refleksi akan dilakukan oleh peneliti dan
dua teman sejawat. Tempat pelaksanaan refleksi ini direncanakan di
ruang perpustakaan SD Negeri 1 Jatimulyo. Tujuan rencana refleksi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
agar peneliti dapat mengetahui kendala yang ada pada setiap pertemuan.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, kemudian peneliti
menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang telah
ditemukan selanjutnya diperbaiki pada siklus berikutnya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dibagi menjadi 3 pertemuan sesuai
jadwal yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan. Adapun
deskripsi mengenai pembelajaran pada setiap pertemuan siklus II diuraikan
sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1 ini dilaksanakan sesuai
jadwal pelajaran matematika kelas IV pada hari Rabu, 2 April 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pada pukul 07.15 –
08.25, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari rancangan
yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan kegiatan bernyanyi bersama tentang
bilangan bulat dengan versi lagu Menanam Jagung di selingi dengan
Tepuk Riang (kreasi tepuk tangan).
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan inilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
pembelajaran yang menggunakan media muatan dilakukan. Berikut
uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
positif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan positif dengan negatif pada
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya.
Langkah kedua guru menempelkan lima buah media muatan
negatif pada papan flanel. Hal ini dilakukan untuk membuktikan
penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif. Jumlah bilangan
dapat diganti dengan bilangan yang lainnya.
Langkah ketiga guru melakukan pemetaan antara media muatan
yang bertanda positif dengan yang bertanda negatif. Hal ini dilakukan
untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral
(bernilai nol). Guru menjelaskan pemetaan bilangan yang telah
dilakukan, siswa diminta menyebutkan bilangan apa saja yang ada pada
papan flanel. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bilangan yang bernilai
nol (netral) pada papan.
Langkah keempat dari hasil pemetaan pada langkah ketiga, terlihat
ada pasangan media muatan yang membentuk lingkaran penuh yang
bernilai nol (bersifat netral). Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang terlihat bernilai nol. Kemudian guru menjelaskan, jika pasangan
media muatan ini dikeluarkan, maka dalam papan peragaan terlihat ada
media muatan yang tersisa yang berwarna merah. Siswa diminta
menyebutkan bilangan berapa yang tersisa pada papan flanel. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa penjumlahan bilangan bulat positif
dengan negatif yaitu 3 + (-5) = -2. Setelah itu siswa dengan inisial A
diminta untuk mempraktekkannya di depan kelas dengan contoh bilangan
yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan yang diperoleh, dan pengelompokkan berdasarkan nama-
nama pahlawan. Setelah itu guru membagikan LKS kepada siswa dan
juga media muatan positif dan negatif pada setiap kelompok. LKS yang
digunakan di dalamnya berupa operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat menggunakan media muatan dan juga kalimat matematika,
kemudian digambarkan dengan menggunakan media muatan. Tujuannya
agar siswa dapat menghubungkan gambaran kerangka berfikir untuk
membayangkan susunan objek-objeknya dengan bilangan tersebut dan
operasi yang bersesuaian. Dengan begitu anak akan lebih memahami
konsep yang diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang
dan tanda senyum kepada kelompok siswa yang menjawab betul.
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kesalahan dan kesulitan yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk bersama.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Kamis, 5 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan bernyanyi bersama sambil melakukan
kreasi tepuk tangan.
Kegiatan awal pun selesai dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
berlangsung selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40
menit, mulai pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Kegiatan inti
dilaksanakan selama 40 menit, mulai pukul 07.25 WIB sampai dengan
08.05. Dalam kegiatan inilah pembelajaran yang menggunakan media
muatan dilakukan. Berikut uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
negatif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan negatif dengan positif pada
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya.
Langkah kedua guru menempelkan lima buah media muatan positif
pada papan flanel. Hal ini dilakukan untuk membuktikan penjumlahan
bilangan bulat negatif dengan positif. Jumlah bilangan dapat diganti
dengan bilangan yang lainnya.
Langkah ketiga guru melakukan pemetaan antara media muatan
yang bertanda negatif dengan yang bertanda positif. Hal ini dilakukan
untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral
(bernilai nol). Guru menjelaskan pemetaan bilangan yang telah
dilakukan, siswa diminta menyebutkan bilangan apa saja yang ada pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
papan flanel. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bilangan yang bernilai
nol (netral) pada papan.
Langkah keempat dari hasil pemetaan pada langkah ketiga, terlihat
ada pasangan media muatan yang membentuk lingkaran penuh yang
bernilai nol (bersifat netral). Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang terlihat bernilai nol. Kemudian guru menjelaskan, jika pasangan
media muatan ini dikeluarkan, maka dalam papan peragaan terlihat ada
media muatan yang tersisa yang berwarna biru. Siswa diminta
menyebutkan bilangan berapa yang tersisa pada papan flanel. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa penjumlahan bilangan bulat negatif
dengan positif yaitu -3 + -5 = 2. Setelah itu siswa dengan inisial M
diminta untuk mempraktekkannya di depan kelas dengan contoh bilangan
yang lainnya.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan secara acak yang diperoleh, dan pengelompokkan
berdasarkan nama-nama pahlawan. Setelah itu guru membagikan LKS
kepada siswa (lampiran 17 halaman) dan juga media muatan positif dan
negatif pada setiap kelompok. LKS yang digunakan di dalamnya berupa
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat menggunakan media muatan
dan juga kalimat matematika, kemudian digambarkan dengan
menggunakan media muatan. Tujuannya agar siswa dapat
menghubungkan gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan objek-objeknya dengan bilangan tersebut dan operasi yang
bersesuaian. Dengan begitu anak akan lebih memahami konsep yang
diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang dan tanda
senyum kepada anggota kelompok yang mendapat nilai paling banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kendala dan solusi yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk bersama.
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Senin, 9 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat. Berikut tahapan pembelajaran yang
dilakukan peneliti yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan bernyanyi bersama sambil bertepuk
tangan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Berikut uraian langkah-langkah
penggunaan media muatan:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
negatif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan negatif dengan negatif pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya.
Langkah kedua guru menempelkan lima buah media muatan
negatif pada papan flanel. Hal ini dilakukan untuk membuktikan
penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif. Jumlah bilangan
dapat diganti dengan bilangan yang lainnya.
Langkah ketiga guru melakukan pemetaan antara media muatan
yang bertanda negatif dengan yang bertanda positif. Hal ini dilakukan
untuk mencari sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral
(bernilai nol). Tetapi pada penjumlahan bilangan bulat negatif dengan
negati tidak ditemukan bilangan yang bersifat netral (bernilai nol) karena
hanya terdiri dari dari dua bilangan yaitu bilangan negatif dengan negatif.
Guru menjelaskan alasan pemetaan bilangan yang telah dilakukan,
kemudian siswa diminta menyebutkan bilangan berapa yang ada pada
papan flanel. Hal ini dilakukan untuk membuktikan penjumlahan
bilangan bulat positif dengan positif.
Langkah keempat dari hasil pemetaan pada langkah ketiga, terlihat
tidak ada satupun pasangan media muatan yang membentuk lingkaran
penuh yang bernilai nol (bersifat netral). Siswa diminta menyebutkan
bilangan berapa yang ada pada papan flanel. Hal ini menunjukkan kepada
kita bahwa penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif yaitu
-3 + (-5) = -8. Setelah itu siswa dengan inisial S diminta untuk
mempraktekkannya di depan kelas dengan contoh bilangan yang lainnya.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan secara acak yang diperoleh, dan pengelompokkan
berdasarkan nama-nama pahlawan. Setelah itu guru membagikan LKS
kepada siswa (lampiran 17 halaman) dan juga media muatan positif dan
negatif pada setiap kelompok. LKS yang digunakan di dalamnya berupa
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat menggunakan media muatan
dan juga kalimat matematika, kemudian digambarkan dengan
menggunakan media muatan. Tujuannya agar siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
menghubungkan gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan objek-objeknya dengan bilangan tersebut dan operasi yang
bersesuaian. Dengan begitu anak akan lebih memahami konsep yang
diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang dan tanda
senyum kepada anggota kelompok yang mendapat nilai paling banyak.
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kendala dan solusi yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk bersama.
e. Observasi
1) Pertemuan 1
a) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
Pengamatan proses dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Data hasil pengamatan obsever terhadap
penggunaan media muatan yang dilakukan oleh guru tertera pada tabel
4.13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4.13 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus II Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1) 3,00 75 B
2. Media muatan bertanda negatif (langkah 2) 3,00 75 B
3. Melakukan pemetaan (langkah 3) 2,67 67 C
4. Pemisahan media muatan bernilai nol (langkah 4) 3,00 75 B
Rerata 2,92 73 C Berdasarkan tabel 4.13 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 2,92
dengan persentase 73%. Persentase tersebut termasuk kategori cukup
baik tetapi belum memenuhi indikator kinerja. Indikator media
muatan bertanda positif mencapai 3,00 dengan kategori baik. Guru
sudah menempelkan media muatan yang bernilai positif dengan warna
biru berbentuk setengah lingkaran. Pada pelaksanaannya ada beberapa
siswa yang gaduh karena berebut ingin menjawab pertanyaan guru
lebih dulu. Indikator media muatan bernilai negatif mencapai 3,00
dengan kriteria baik. Guru telah menempelkan media muatan bernilai
negatif pada papan. Pada pelaksanaannya mengalami kendala yaitu
siswa ada yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri ketika guru
melakukan demonstrasi di depan. Indikator pemetaan media muatan
mencapai 2,67 dengan kategori cukup. Kendala pada langkah ini guru
masih kesulitan melakukan pemetaan. Indikator pemisahan media
muatan yang bersifat netral mencapai 3,00 dengan kategori baik.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa langkah-langkah
penggunakan media muatan belum mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan. Untuk melihat data lebih rinci lihat rekapitulasi lembar
observasi siklus II pertemuan pertama pada lampiran 24 halaman 242.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Data analisis observasi proses belajar siswa pada pertemuan
pertama tertera pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,00 75% B 2 Kerjasama 3,00 75% B 3 Tanggung Jawab 3,00 75% B Rerata 3,00 75% B
Berdasarkan tabel 4.14 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,00 dengan persentase 75%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik. Meskipun demikian, belum mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Indikator keaktifan mencapai 3,00
dengan persentase 75%. Persentase tersebut termasuk kategori cukup
baik meskipun demikian ada kendala yaitu beberapa siswa yang tidak
mau disuruh maju oleh guru. Indikator kerjasama mencapai 3,00
dengan persentase 75%. Persentase tersebut termasuk kategori baik,
namun pada saat diskusi kelompok beberapa siswa yang membuat
keributan karena berebut menuliskan jawaban pada LKS. Indikator
tanggung jawab mencapai 3,00 dengan persentase 75%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik. Meskipun demikian belum mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Pada pelaksanaanya kendala yang
ada yaitu ada siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan
pekerjaan sehingga membuat siswa yang sudah selesai bosan
menunggu. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses
belajar siswa belum mencapai indikator kinerja karena80%. Untuk
melihat data lebih rinci lihat rekapitulasi lembar proses belajar siswa
siklus II pertemuan pertama pada lampiran 27 halaman 248.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
b) Pengamatan Hasil
Tabel 4.15 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus II
pertemuan pertama tentang materi menjumlahkan bilangan bulat.
Tabel 4.15 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus II Pertemuan Pertama
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 10 - 25 1 3,23 3,23 26 - 40 1 3,23 6,46 41 - 55 4 12,90 19,36 56 - 70 5 16,13 35,49 71 - 85 7 22,58 58,07
86 - 100 13 41,93 100,00 Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 77,26 Jumlah siswa tuntas 24 77,42 Jumlah siswa tidak tuntas 7 22,58
Berdasarkan tabel 4.15 dinyatakan bahwa pada siklus II
pertemuan pertama siswa yang tuntas belajar ada 24 orang atau
sebesar 77,42%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 7
orang atau 22,58%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan pertama
yaitu 100, sedangkan nilai terendah yaitu 10. Rata-rata tes hasil belajar
pada pertemuan tersebut sebesar 77,26. Rerata tes hasil belajar
tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70.
Namun, ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja
karena hanya mencapai 77,42%. Mestinya, agar mencapai indikator
kinerja rerata tes hasil belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan tes
hasil belajar mencapai հ80%. Adapun data hasil tes siklus II
pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 284.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2) Pertemuan 2
a) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Tabel 4.16 adalah data hasil pengamatan
obsever terhadap langkah penggunaan media muatan oleh guru.
Tabel 4.16 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus I Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1) 3,00 75 B
2. Media muatan bertanda negatif (langkah 2) 3,33 83,25 B
3. Melakukan pemetaan (langkah 3) 3,00 75 B
4. Pemisahan media muatan bernilai nol (langkah 4) 3,33 83,25 B
Rerata 3,17 79 B
Berdasarkan tabel 4.16 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 3,17
dengan persentase 79%. Persentase tersebut termasuk kategori baik
tetapi belum memenuhi indikator kinerja. Indikator media muatan
bernilai positif mencapai 3,00. Guru sudah menempelkan media
muatan yang bernilai positif pada papan flanel. Pada pelaksanaannya
sudah berjalan baik dari pada pertemuan sebelumnya, siswa sudah
lebih tenang mengikuti pembelajaran. Indikator media muatan bernilai
negatif mencapai 3,33 dengan kategori baik. Guru telah menjelaskan
menggunakan media muatan bernilai positif dengan menggunakan
media muatan, sebagian besar siswa juga sudah konsentrasi
memperhatikan demonstrasi dari guru. Indikator pemetaan media
muatan mencapai 3,00 dengan kategori baik. Guru sudah tidak
terlihat kaku saat demonstrasi di depan. Indikator pemisahan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
muatan yang bernilai nol atau netral mencapai 3,00 dengan kategori
baik. Pada pelaksanaannya sudah lebih baik dari pertemuan
sebelumnya. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa langkah-
langkah penggunakan media muatan belum mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan. Untuk melihat data lebih rinci lihat
rekapitulasi lembar observasi siklus II pertemuan kedua pada lampiran
24 halaman 242.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Tabel 4.17 adalah data analisis observasi proses belajar siswa
pada pertemuan kedua.
Tabel 4.17 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,44 86,00% B 2 Kerjasama 3,33 83,25% B 3 Tanggung Jawab 3,33 83,25% B Rerata 3,37 84,17% B
Berdasarkan tabel 4.17 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,37 dengan persentase 84,17%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik dan sudah mencapai indikator yang
ditetapkan. Indikator keaktifan mencapai 3,44 dengan persentase 86%.
Persentase tersebut termasuk kategori baik meskipun demikian ada
kendala yaitu beberapa siswa yang berusaha melihat pekerjaan
kelompok teman disampingnya saat mengerjakan LKS. Indikator
kerjasama mencapai 3,33 dengan persentase 83,25%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik. Siswa telah bekerjasama dalam
kelompok, tetapi belum semua kelompok mempresentasikan hasil di
depan kelas karena hanya salah seorang yang mewakili. Indikator
tanggung jawab mencapai 3,33 dengan persentase 83,25%. Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
tersebut termasuk kategori baik dan sudah mencapai indikator yang
ditetapkan. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses
belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja karena80%. Untuk
melihat data lebih rinci lihat rekapitulasi lembar proses belajar siswa
siklus II pertemuan pertama pada lampiran 27 halaman 248.
b) Pengamatan Hasil
Tabel 4.18 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus II
pertemuan kedua tentang materi menjumlahkan bilangan bulat.
Tabel 4.18 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus I Pertemuan Kedua
Interval (R) Frekuensi (f)
%
Relatif Kumulatif 17 - 30 1 3,23 3,23 31 - 44 0 0 3,23 45 - 58 1 3,23 6,46 59 - 72 6 19,35 25,81 73 - 86 4 12,90 38,71
87 - 100 19 61,29 100,00 Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 82,90 Jumlah siswa tuntas 25 80,65 Jumlah siswa tidak tuntas 6 19,35
Berdasarkan tabel 4.18 dinyatakan bahwa pada siklus II
pertemuan kedua siswa yang tuntas belajar ada 25 orang atau sebesar
80,65%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 6 orang atau
19,35%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan kedua yaitu 100,
sedangkan nilai terendah yaitu 20. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 82,90. Rerata tes hasil belajar tersebut
sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Namun,
ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja karena
hanya mencapai 77,42%. Mestinya, agar mencapai indikator kinerja
rerata tes hasil belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan tes hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
belajar mencapai հ80%. Adapun data hasil tes siklus II pertemuan
kedua dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 232.
3) Pertemuan ke 3
a) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Tabel 4.19 adalah data hasil pengamatan
obsever terhadap langkah penggunaan media muatan oleh guru.
Tabel 4.19 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus II Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Persentase (%)
Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1) 3,33 83,25 B
2. Media muatan bertanda negatif (langkah 2) 3,33 83,25 B
3. Melakukan pemetaan (langkah 3)
3,67 91,75 A
4. Pemisahan media muatan bernilai nol (langkah 4)
3,67 91,75 A
Rerata 3,5 87,5 A
Berdasarkan tabel 4.19 dinyatakan bahwa rerata indikator
penggunaan media muatan mencapai 3,5 dengan persentase 87,5%.
Indikator media muatan bernilai positif dilaksanakan dengan baik
tanpa kendala mencapai 3,33. Indikator media muatan bernilai negatif
sudah berjalan dengan baik dan mencapai 3,33. Indikator pemetaan
media muatan juga sudah dapat terlaksana dengan baik mencapai
3,67. Begitu juga dengan indikator pemisahan media muatan sudah
baik dan mencapai skor 3,67. Akan tetapi ada siswa yang ketika
ditunjuk maju menolak dengan alasan malu karena merasa siswa
paling besar di kelasnya. Adapun rekapitulasi observasi guru siklus II
pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 24 halaman 242.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Tabel 4.20 adalah data analisis observasi proses belajar siswa
pada pertemuan pertama.
Tabel 4.20 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,89 97,25% A 2 Kerjasama 3,84 96,00% A 3 Tanggung Jawab 3,67 91,75% A Rerata 3,80 95,00% A
Berdasarkan tabel 4.19 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,80 dengan presentase 95%. Pada indikator
keaktifan siswa mengerjakan LKS dari guru dengan tekun dan serius,
siswa ingin cepat menyelesaikan soal dan ingin mendapatkan bintang
penghargaan bagi kelompok yang selesai lebih dahulu, saat
mengerjakan evaluasi belajar siswa mulai berani bertanya ketika
mengalami kesulitan materi, serta siswa menjawab pertanyaan guru
secara lisan. Pada indikator kerjasama mencapai skor 3,84 dengan
persentase 96%. Siswa sudah bekerjasama dengan kelompok
meskipun ada beberapa yang terlihat ingin mengerjakan sendiri. Pada
indikator tanggung jawab mencapai 3,67 dengan persentase 95%.
Siswa sudah menggunakan media muatan yang disediakan pada setiap
kelompok saat mengerjakan LKS. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa proses belajar siswa sudah mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan karena proses belajar հ80%. Adapun
rekapitulasi observasi siswa siklus II pertemuan ketiga pada lampiran
27 halaman 248.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b) Pengamatan Hasil
Tabel 4.21 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus II
pertemuan ketiga tentang materi operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat.
Tabel 4.21 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus II Pertemuan Ketiga
Interval (R) Frekuensi (f)
%
Relatif Kumulatif 47 - 55 1 3,23 3,22 56 - 64 2 6,45 9,68 65 - 73 6 19,35 29,03 74 - 82 3 9,68 38,71 83 - 91 7 22,58 61,29 92 - 100 12 38,71 100,00
Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 85,16 Jumlah siswa tuntas 28 90,32 Jumlah siswa tidak tuntas 3 9,68
Berdasarkan tabel 4.20 dinyatakan bahwa pada siklus II
pertemuan ketiga siswa yang tuntas belajar ada 28 orang atau sebesar
90,32%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 3 orang atau
9,68%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan ketiga yaitu 100,
sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 85,16. Rerata tes hasil belajar tersebut
sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Data di
atas menujukkan bahwa tes hasil belajar siswa telah mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan rerata tes hasil
belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan mencapai հ80%. Adapun
data hasil tes siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada lampiran 21
halaman 232.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
f. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan lanjut dari observasi. Tahap
observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil
pengamatan oleh observer, data hasil wawancara, serta data hasil
dokumentasi pelaksanaan tindakan. Data-data tersebut dianalisis dan
dipahami dalam tahap refleksi ini untuk menyimpulkan tindakan yang telah
dilaksanakan. Analisis data dimulai dengan mereduksi data, memilih data,
serta merangkum data pokok yang penting. Adapun data pokok pada
refleksi ini meliputi langkah guru dalam penggunaan media muatan,
kendala-kendala yang terjadi saat penggunaan media muatan, proses belajar
siswa dalam penggunaan media muatan serta tes hasil belajar siswa. Berikut
ini uraian refleksi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga:
1) Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan observer serta wawancara pada
pertemuan pertama pada langkah penggunaan media muatan serta proses
belajar siswa direfleksi data bahwa:
Pertama, rerata tahapan penggunaan media muatan yang
dilaksanakan guru mencapai 73%. Persentase tersebut termasuk kategori
baik. Namun dalam penerapannya ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa
terburu-buru dalam mengerjakan LKS, sehingga dalam mengerjakan
tidak maksimal; (2) ada siswa bermain-main sendiri dengan media
muatan sehingga kurang serius dalam diskusi kelompok; (3) Pada saat
disuruh maju kedepan kelas ada 1 orang anak yang tidak mau maju
karena malu merasa sebagai anak paling besar dan tinggi di kelas. (5)
Siswa yang sudah selesai ramai sendiri sehingga mengganggu teman
yang belum selesai.
Kedua, proses belajar siswa saat penggunaan media muatan dalam
pelaksanaannya ada kendala yaitu : (1) siswa yang bermain sendiri, pada
saat diskusi kelompok; (2) pelaksanaan diskusi kelompok yang belum
maksimal karena siswa belum bekerjasama bersama teman kelompoknya,
serta belum melaksanakan presentasi. Hasil tes belajar matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
tentang bilangan bulat pada siklus II pertemuan pertama siswa yang
tuntas belajar ada 24 orang atau sebesar 77,42%. Sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar ada 7 orang atau 22,58%. Rata-rata tes hasil belajar
pada pertemuan tersebut sebesar 77,26. Hal ini hampir memenuhi
indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan rerata tes hasil
belajar siswa 77,26, namun ketuntasan belajar siswa hanya 77,42%.
Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa indikator kinerja pada
pertemuan pertama belum tercapai. Hal ini disebabkan langkah
penggunaan media muatan 80%, proses belajar siswa 80%.
2) Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil pengamatan observer dan wawancara terhadap
guru dan siswa direfleksi data berikut ini:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 79%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Namun
dalam penerapannya ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa terburu-buru
dalam mengerjakan LKS; (2) ada siswa bermain-main sendiri dan kurang
serius dalam diskusi kelompok; (3) presentasi belum berjalan lancar
karena siswa berebut ingin mendapat bintang penghargaan; (4) siswa
malu untuk bertanya, ketika belum jelas; (5) alokasi waktu kurang bagi
siswa yang kemampuan intelegensinya kurang sehingga kekurangan
waktu saat mengerjakan.
Kedua, pembelajaran matematika dilihat dari proses sudah baik,
meskipun ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa berebut menggunakan
media muatan dalam kelompoknya; (2) dalam diskusi kelompok hanya
ada beberapa siswa yang mengerjakan LKS. Berdasarkan tes hasil belajar
pada siklus I pertemuan II diperoleh data bahwa ketuntasan belajar siswa
mencapai 77,42%, sedangkan ketidaktuntasan mencapai 22,58%. Rerata
tes hasil belajar adalah 82,90. Nilai tertinggi pada evaluasi kedua yaitu
100, sedangkan nilai terendahnya 20. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa proses belajar siswa belum mencapai indikator
kinerja karena 80%. Namun, tes hasil belajar telah mencapai indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
kinerja yaitu rerata tes hasil belajar siswa mencapai հ70 dengan
ketuntasan mencapai հ80%.
3) Pertemuan Ketiga
Berdasarkan data hasil pengamatan pada pertemuan ketiga
direfleksi sebagai berikut:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 87,5%. Persentase tersebut termasuk kategori sangat baik.
Pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga sudah berlangsung lebih baik.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan sebelumnya sudah
berkurang. Siswa aktif dalam pembelajaran. Kerja sama siswa semakin
terlihat dalam pembelajaran. Siswa juga tertarik dengan media yang
dibawa oleh guru. Siswa menjadi lebih perhatian ketika guru
menjelaskan materi dengan media muatan karena siswa ikut serta
dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi. Dalam kegiatan diskusi anak
sudah terlihat sangat bersemangat dan mengikuti petunjuk dari guru
dengan baik .Namun masih ada 3 siswa yang masih kurang aktif. Mereka
adalah siswa yang berintelegensi rendah. Ketrampilan siswa dalam
menyelesaiakan soal menggunakan media muatan sudah mengalami
peningkatan dibandingkan siklus 1. Siswa sudah dapat mengerjakan
secara urut dan dapat mengidentifikasi setiap langkah. Kecepatan siswa
dalam mengerjakan pun juga sudah mengalami peningkatan. Sedangkan
dari sudut pandang guru, dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik
dan lancar serta melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Keterampilan guru dalam menjelaskan dengan media konkret juga
semakin baik dan tidak kaku sehingga mudah dicerna oleh siswa.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan masih ada
kendala sebagai berikut: (1) Dalam mengerjakan soal meskipun
berdiskusi kelompok siswa masih individual sehingga kerja sama antar
kelompok kurang terjalin;; (2) Pada saat kegiatan diskusi kelompok
ketika siswa memeragakan dengan media untuk diterapkan pada soal
cerita siswa berebut media yang disediakan;; (4) siswa terburu-buru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
dalam mengerjakan dan kurang teliti, sehingga ada yang terbalik antara
bentuk media muatan negatif dan positif.
Kedua, proses belajar siswa sudah cukup baik dan sesuai dengan
langkah penggunaan media muatan berlangsung baik. Persentase proses
belajar siswa mencapai 90,32%. Rerata hasil belajar siswa mencapai
85,16 dengan ketuntasan 80,65%. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan
bahwa proses belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja karena 80% dan tes hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan yaitu rerata tes hasil belajar հ70 dengan ketuntasan հ 80%.
Berdasarkan uraian refleksi di atas, disimpulkan bahwa penggunaan
media muatan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat mengalami
kendala. Berikut ini adalah kendala yang terjadi pada siklus I yaitu:
1. Dalam mengerjakan soal meskipun berdiskusi kelompok siswa masih
individual sehingga kerja sama antar kelompok kurang terjalin.
2. Pada saat kegiatan diskusi kelompok ketika siswa memeragakan dengan
media untuk diterapkan pada soal siswa berebut media yang disediakan.
3. Pada saat disuruh maju kedepan kelas ada anak yang tidak mau maju
karena merasa menjadi siswa yang paling besar dan paling tinggi
dikelasnya
4. Siswa dalam kelompok berebut ingin dibimbing guru ketika ada soal
yang kurang jelas dalam LKS.
5. Beberapa siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan evaluasi karena
keterbatasan waktu yang ada.
6. Siswa yang pandai lebih cepat mengerjakan, sehingga sering
mengganggu teman yang belum selesai.
7. Ada beberapa siswa yang terlihat individual ketika disuruh untuk
berdiskusi.
8. Tidak semua siswa ikut mengerjakan LKS karena siswa yang intelegensi
rendah hanya terlihat diam.
Berdasarkan kendala peneliti memberikan solusi antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
1. Dalam diskusi kelompok siswa diberi pengertian bahwa saat diskusi
harus saling bekerja sama antar sesama anggota karena yang dinilai
bukan siswa itu sendiri melainkan kekompakan kelompoknya baik itu
pada saat peragaan maupun ketika mengerjakan meskipun LKS setiap
anak satu
2. Untuk siswa yang berebut media guru melerainya dan memberi
pengertian bahwa media tersebut digunakan bersama-sama dengan
kelompoknya bukan untuk diri sendiri. Setiap anak gantian/bergiliran
ketika melakukan peragaan. Setiap anak diberi tugas masing-masing.
Misalnya ada yang menghitung, ada yang menggunakan media dan ada
yang membacakan soal.
3. Anak dibimbing agar percaya diri, dan teman-temannya diberi pengertian
agar tidak mengejek teman mereka ketika maju ke depan kelas; (4) Guru
membimbing kelompok secara bergantian, sehingga tidak ada kelompok
yang merasa iri.
4. Anak yang berintelegensi rendah dibimbing agar bisa menyerap
pembelajaran sehingga waktu tidak terbuang sis-sia.
5. Siswa yang pandai diberi tambahan soal agar tidak mengganggu teman
yang sudah selesai.
6. Siswa diberi pengertian agar dalam diskusi kelompok mampu
bekerjasama dengan kelompoknya.
7. Guru membimbing siswa yang tidak mau ikut mengerjakan LKS agar
aktif dalam diskusi, dan diberi motivasi dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan ataupun kendala yang
ditemukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, maka peneliti masih perlu
melaksanakan siklus III untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran
pada siklus I dan siklus 2 serta untuk menuntaskan 3 siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. Deskripsi Siklus III
Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan
refleksi pada siklus II. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tujuan dari kegiatan ini untuk merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan
siklus III yang berpedoman pada hasil refleksi siklus II. Kegiatan dalam
perencanaan siklus III ini meliputi:
1) Persiapan Perangkat Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan tindakan siklus III pertemuan 1,2 dan 3
peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahap perencanaan antara
lain sebagai berikut: (1) Membuat skenario pembelajaran (2) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 11 halaman 203)
pada pertemuan 1, 2 dan 3 memuat materi tentang soal mengurangkan
bilangan bulat (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) (4) Menyiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan, antara lain media muatan dan
papan flanel (5) Membuat lembar evaluasi (lampiran 15 halaman 219) (6)
Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa (lampiran 4 halaman
152), serta mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer.
Peneliti sebagai pelaksana tindakan dan observer pada penelitian ini
adalah teman sejawat yang dalam hal ini guru dan teman sejawat; (7)
Membuat lembar wawancara untuk observer (lampiran 5 halaman) (8)
Mempersiapkan alat untuk dokumentasi, berupa kamera digital; (9)
Melakukan penataan ruang kelas dan menyiapkan media muatan yang
akan digunakan ketika kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
2) Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan kondisi
yang ada pada SD tempat penelitian dilaksanakan. Sebelum tindakan
dilaksanakan, peneliti telah mengkonsultasikan dengan guru kelas IV
tentang waktu pelaksaan tindakan kelas. Selanjutnya peneliti menyusun
rencana pelaksanaan tindakan dengan membuat jadwal pertemuan siklus
III. Jadwal pertemuan tindakan pada siklus II tertera pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Jadwal Pertemuan Tindakan Siklus III
Pertemuan ke-
Hari, Tanggal Pukul Materi
1 Senin, 16 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurangkan bilangan bulat
2 Rabu, 18 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurangkan bilangan bulat
3 Senin, 23 April 2012 07.15 - 09.00 WIB Mengurangkan bilangan bulat
3) Rencana Observasi
Peneliti merencanakan guru kelas dan dua orang teman sejawat
untuk mengobservasi penelitian. Seperti pada siklus II, sebelumnya
peneliti menyiapkan alat yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara, serta
kamera digital. Tujuan dari perencanaan observasi untuk mengarahkan
dan memberi tugas kepada observer dalam penelitian
4) Rencana Refleksi
Peneliti merencanakan refleksi akan dilakukan oleh peneliti dan
dua teman sejawat. Tempat pelaksanaan refleksi ini direncanakan di
ruang perpustakaan SD Negeri 1 Jatimulyo. Tujuan rencana refleksi ini
agar peneliti dapat mengetahui kendala yang ada pada setiap pertemuan.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, kemudian peneliti
menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang telah
ditemukan selanjutnya diperbaiki pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus III dibagi menjadi 3 pertemuan sesuai
jadwal yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan. Adapun
deskripsi mengenai pembelajaran pada setiap pertemuan siklus III diuraikan
sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan 1 ini dilaksanakan sesuai
jadwal pelajaran matematika kelas IV pada hari Senin, 16 April 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pada pukul 07.15 –
08.25, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari rancangan
yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan pantun tentang bilangan bulat dengan di
selingi dengan Tepuk Riang (kreasi tepuk tangan).
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Dalam kegiatan inilah
pembelajaran yang menggunakan media muatan dilakukan. Berikut
uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
positif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan positif dengan negatif pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya disesuaikan dengan soal.
Langkah kedua guru melakukan pemisahan, karena berkenaan
dengan operasi hitung pengurangan. Karena operasi hitungnya berkenaan
dengan pengurangan yaitu oleh bilangan positif 5, maka seharusnya kita
memisahkan dari dalam papan peragaan media muatan yang bertanda
positif sebanyak 5 buah. Namun, untuk sementara pengambilan tidak
dapat dilakukan, karena hanya terdapat 3 buah. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan yang lainnya sesuai soal latihan.
Langkah ketiga agar pemisahan dapat dilakukan, maka kita perlu
menambahkan 2 buah media muatan yang bertanda positif dan 2 buah
media muatan yang bertanda negatif dan letaknya dihimpitkan ke dalam
papan peragaan (bernilai nol atau netral). Siswa diminta memperhatikan
peragaan yang dilakukan guru.
Langkah keempat setelah melalui proses tersebut, dalam papan
peragaan terlihat ada 5 buah media muatan yang bertanda positif dan 2
buah media muatan yang bertanda negatif. Selanjutnya kita dapat
memisahkan ke 5 buah media muatan yang bertanda positif keluar dari
papan peragaan. Hal ini dilakukan agar operasi hitung pengurangan dapat
dilakukan. Siswa diminta menyebutkan bilangan apa saja yang ada pada
papan peragaan.
Langkah kelima dari hasil pemisahan tersebut, di dalam papan
peragaan sekarang terdapat 2 buah media muatan yang bertanda negatif
(bernilai negatif 2). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa: 3 – 2 = -2.
Siswa diminta menyebutkan hasil yang ada pada papan peragaan. Setelah
kegiatan ini siswa dengan inisial V mempraktekkan penggunaan media
muatan pada operasi hitung pengurangan di depan kelas.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan yang diperoleh, dan pengelompokkan berdasarkan nama-
nama bunga. Setelah itu guru membagikan LKS kepada siswa (lampiran
18 halaman) dan juga media muatan positif dan negatif pada setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
kelompok. LKS yang digunakan di dalamnya berupa operasi hitung
pengurangan bilangan bulat menggunakan media muatan dan juga
kalimat matematika, kemudian digambarkan dengan menggunakan media
muatan. Tujuannya agar siswa dapat menghubungkan gambaran
kerangka berfikir untuk membayangkan susunan objek-objeknya dengan
bilangan tersebut dan operasi yang bersesuaian. Dengan begitu anak akan
lebih memahami konsep yang diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang
dan tanda senyum kepada kelompok siswa yang menjawab betul.
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kesalahan dan kesulitan yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk bersama.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Rabu, 18 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat, tahap kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut
tahapan pembelajaran yang dilakukan peneliti yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka dan tepuk belajar
kemudian siswa bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa
yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyampaikan acuan yang isinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
penyampaian informasi tentang kegiatan dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai setelah pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini
diakhiri dengan penyampaian apersepsi pantun sambil melakukan kreasi
tepuk tangan.
Kegiatan awal pun selesai dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
berlangsung selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40
menit, mulai pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Kegiatan inti
dilaksanakan selama 40 menit, mulai pukul 07.25 WIB sampai dengan
08.05. Dalam kegiatan inilah pembelajaran yang menggunakan media
muatan dilakukan. Berikut uraian langkah-langkah penerapannya:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
negatif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan negatif dengan negatif pada
operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya disesuaikan dengan soal.
Langkah kedua guru melakukan pemisahan, karena berkenaan
dengan operasi hitung pengurangan. Karena operasi hitungnya berkenaan
dengan pengurangan yaitu oleh bilangan positif, maka seharusnya kita
memisahkan dari dalam papan peragaan media muatan yang bertanda
positif sebanyak 5 buah. Namun, untuk sementara pengambilan tidak
dapat dilakukan, karena hanya terdapat 3 buah bilangan negatif. Jumlah
bilangan dapat diganti dengan bilangan yang lainnya sesuai soal latihan.
Langkah ketiga agar pemisahan dapat dilakukan, maka kita perlu
menambahkan 5 buah media muatan yang bertanda positif dan 5 buah
media muatan yang bertanda negatif dan letaknya dihimpitkan ke dalam
papan peragaan (bernilai nol atau netral). Siswa diminta memperhatikan
peragaan yang dilakukan guru.
Langkah keempat setelah melalui proses tersebut, dalam papan
peragaan terlihat ada 5 buah media muatan yang bertanda positif dan 8
buah media muatan yang bertanda negatif. Selanjutnya kita dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
memisahkan ke 5 buah media muatan yang bertanda positif keluar dari
papan peragaan. Hal ini dilakukan agar operasi hitung pengurangan dapat
dilakukan. Siswa diminta menyebutkan bilangan apa saja yang ada pada
papan peragaan.
Langkah kelima dari hasil pemisahan tersebut, di dalam papan
peragaan sekarang terdapat 8 buah media muatan yang bertanda negatif
(bernilai negatif 8). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa: -3 – 5 = -8.
Siswa diminta menyebutkan hasil yang ada pada papan peragaan. Setelah
kegiatan ini siswa dengan inisial B mempraktekkan penggunaan media
muatan pada operasi hitung pengurangan di depan kelas.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan secara acak yang diperoleh, dan pengelompokkan
berdasarkan nama-nama pahlawan. Setelah itu guru membagikan LKS
kepada siswa (lampiran 18 halaman) dan juga media muatan positif dan
negatif pada setiap kelompok. LKS yang digunakan di dalamnya berupa
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat menggunakan media muatan
dan juga kalimat matematika, kemudian digambarkan dengan
menggunakan media muatan. Tujuannya agar siswa dapat
menghubungkan gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan objek-objeknya dengan bilangan tersebut dan operasi yang
bersesuaian. Dengan begitu anak akan lebih memahami konsep yang
diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang dan tanda
senyum kepada anggota kelompok yang mendapat nilai paling banyak.
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kendala dan solusi yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk belajar bersama.
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 ini tindakan dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
Matematika kelas IV pada hari Senin, 23 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit, pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dari
rancangan yang telah dibuat. Berikut tahapan pembelajaran yang
dilakukan peneliti yaitu:
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan selama kurang lebih 10
menit. Guru memulainya dengan salam pembuka kemudian siswa
bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas. Guru mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan acuan yang isinya penyampaian informasi tentang
kegiatan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
pembelajaran berlangsung. Kegiatan awal ini diakhiri dengan
penyampaian apersepsi dengan bernyanyi bersama sambil bertepuk
tangan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berlangsung
selama 40 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit, mulai
pukul 07.25 WIB sampai dengan 08.05. Berikut uraian langkah-langkah
penggunaan media muatan:
Langkah pertama guru menempelkan tiga buah media muatan
negatif pada papan flanel. Siswa diminta menyebutkan bilangan berapa
yang di tempel pada papan flanel. Langkah ini merupakan salah satu
contoh langkah penggunaan media muatan negatif dengan negatif pada
operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Jumlah bilangan dapat
diganti dengan bilangan lainnya disesuaikan dengan soal. Langkah ini
dilakukan pada operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif
dengan negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Langkah kedua guru melakukan pemisahan, karena berkenaan
dengan operasi hitung pengurangan. Operasi hitung ini berkenaan dengan
pengurangan yaitu oleh bilangan negatif 5, tetapi pada prinsipnya apabila
tanda pengurangan berjajar dengan bilangan negatif maka tanda
pengurangan tersebut menjadi tanda penjumlahan (-3 - (-5) = -3 + 5).
Jumlah bilangan dapat diganti dengan bilangan yang lainnya sesuai soal
latihan.
Langkah ketiga karena berkenaan dengan operasi hitung
penjumlahan maka yang dilakukan bukan lagi pemisahan tetapi
penambahan. Pada papan sudah ada bilangan negatif 3, sehingga
selanjutnya kita tambahkan bilangan positif 5 dan letaknya dihimpitkan
pada bilangan negatif yang tersedia. Siswa diminta memperhatikan
peragaan yang dilakukan guru, dan menjawab pertanyaan guru tentang
bilangan yang telah ditempel pada papan flanel.
Langkah keempat setelah melalui proses tersebut, dalam papan
peragaan terlihat ada 5 buah media muatan yang bertanda positif dan 3
buah media muatan yang bertanda negatif. Selanjutnya kita dapat
memisahkan ke 3 pasang media muatan bertanda positif dan negatif atau
bernilai nol (netral) keluar dari papan peragaan. Hal ini dilakukan agar
operasi hitung penjumlahan dapat dilakukan. Sekarang sudah terlihat sisa
media muatan yang terdapat pada papan adalah positif 2. Siswa diminta
menyebutkan bilangan apa saja yang ada pada papan peragaan. Hal ini
membuktikan bahwa: -3 - (-5) = -3 + 5 = 2. Setelah kegiatan ini selesai
siswa dengan inisial D mengerjakan soal menggunakan media muatan
seperti demonstrasi yang dilakyukan guru.
Guru meminta siswa membentuk kelompok berdasarkan nomor
penghitungan secara acak yang diperoleh, dan pengelompokkan
berdasarkan nama-nama pahlawan. Setelah itu guru membagikan LKS
kepada siswa (lampiran 18 halaman) dan juga media muatan positif dan
negatif pada setiap kelompok. LKS yang digunakan di dalamnya berupa
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat menggunakan media muatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
dan juga kalimat matematika, kemudian digambarkan dengan
menggunakan media muatan. Tujuannya agar siswa dapat
menghubungkan gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan objek-objeknya dengan bilangan tersebut dan operasi yang
bersesuaian. Dengan begitu anak akan lebih memahami konsep yang
diberikan.
Pada saat kegiatan diskusi guru berkeliling untuk membimbing
yang masih kesulitan. Setelah kegiatan diskusi selesai guru dan siswa
membahas hasil diskusi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru Memberikan penghargaan berupa bintang dan tanda
senyum kepada anggota kelompok yang mendapat nilai paling banyak.
Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan
pelajaran yang sudah berlangsung.
Kegiatan akhir berlangsung selama 20 menit. Guru menyampaikan
kendala dan solusi yang dialami oleh siswa dan dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi
kepada siswa berupa 10 soal, siswa disuruh mengerjakan pada kertas
yang disediakan. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam dan
kreasi tepuk bersama.
g. Observasi
1) Pertemuan 1
1) Observasi Proses (Hasil observasi/pengamatan)
Pengamatan proses dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Tabel 4.23 adalah data hasil pengamatan
obsever terhadap penggunaan media muatan yang dilakukan oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tabel 4.23 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1) 3,00 75 B
2. Memisahkan atau menambahkan media muatan negatif atau positif (langkah 2)
3,33 83,25 B
3. Memisahkan atau mengeluarkan media muatan negatif atau positif (langkah 3)
3,00 75 B
4. Menunjukkan hasil (langkah 4) 3,33 83,25 B Rerata 3,17 79 B
Berdasarkan tabel 4.22 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 3,17
dengan persentase 79%. Persentase tersebut termasuk kategori baik
tetapi belum memenuhi indikator kinerja. Indikator media muatan
bertanda positif mencapai 3,00 dengan kategori baik. Guru sudah
menempelkan media muatan yang bernilai positif dengan warna biru
berbentuk setengah lingkaran. Pada pelaksanaannya ada beberapa
siswa yang gaduh karena sudah merasa bosan menggunakan media
muatan setiap kali pertemuan. Indikator memisahkan atau
menambahkan media muatan bernilai negatif atau positif mencapai
3,33 dengan kriteria baik. Guru telah menempelkan media muatan
bernilai negatif pada papan. Pada pelaksanaannya mengalami kendala
yaitu siswa merasa bingung dengan masalah pengurangan. Indikator
memisahkan atau mengeluarkan media muatan nwgatif atau positif
mencapai 3,00 dengan kategori cukup. Kendala pada langkah ini guru
masih kesulitan melakukan pemisahan. Indikator menunjukkan hasil
mencapai 3,33 dengan kategori baik. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunakan media muatan
belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk melihat data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
lebih rinci lihat rekapitulasi lembar observasi siklus III pertemuan
pertama pada lampiran 5 halaman 244.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Tabel 4.24 adalah data analisis observasi proses belajar siswa
pada pertemuan pertama.
Tabel 4.24 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Pertama
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,33 83,25% B 2 Kerjasama 3,25 81,25% B 3 Tanggung Jawab 3,00 75,00% B Rerata 3,19 79,83% B
Berdasarkan tabel 4.23 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,19 dengan persentase 79,83%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik. Meskipun demikian, belum mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Indikator keaktifan mencapai 3,33
dengan persentase 83,25%. Persentase tersebut termasuk kategori
cukup baik meskipun demikian ada kendala yaitu siswa menolak
ketika disuruh maju. Indikator kerjasama mencapai 3,25 dengan
persentase 81,25%. Persentase tersebut termasuk kategori baik, siswa
sudah tidak berebut menulis pada LKS. Indikator tanggung jawab
mencapai 3,00 dengan persentase 75%. Persentase tersebut termasuk
kategori baik. Meskipun demikian belum mencapai indikator kinerja
yang ditetapkan. Pada pelaksanaanya kendala yang ada yaitu ada
siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan pekerjaan
sehingga membuat siswa yang sudah selesai bosan menunggu.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses belajar siswa
belum mencapai indikator kinerja karena80%. Untuk melihat data
lebih rinci lihat rekapitulasi lembar proses belajar siswa siklus III
pertemuan pertama pada lampiran 28 halaman 250.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
2) Pengamatan Hasil
Tabel 4.25 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus III
pertemuan pertama tentang materi mengurangkan bilangan bulat.
Tabel 4.25 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Pertama
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 29 - 40 1 3,23 3,23 41 - 52 0 0 3,23 53 - 64 6 19,36 22,59 65 - 76 11 35,48 58,07 77 - 88 4 12,90 70,97
89 - 100 9 29,03 100,00 Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 74,84 Jumlah siswa tuntas 24 77,42 Jumlah siswa tidak tuntas 7 22,58
Berdasarkan tabel 4.24 dinyatakan bahwa pada siklus III
pertemuan pertama siswa yang tuntas belajar ada 24 orang atau
sebesar 77,42%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 7
orang atau 22,58%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan pertama
yaitu 100, sedangkan nilai terendah yaitu 30. Rata-rata tes hasil belajar
pada pertemuan tersebut sebesar 74,84. Rerata tes hasil belajar
tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70.
Namun, ketuntasan tes hasil belajar belum mencapai indikator kinerja
karena hanya mencapai 77,42%. Mestinya, agar mencapai indikator
kinerja rerata tes hasil belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan tes
hasil belajar mencapai հ80%. Adapun data hasil tes siklus III
pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 236.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
b. Pertemuan 2
1) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Tabel 4.26 adalah data hasil pengamatan
obsever terhadap langkah penggunaan media muatan oleh guru.
Tabel 4.26 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1) 3,33 83,25 B
2.
Memisahkan atau menambahkan media muatan negatif atau positif (langkah 2)
3,67 91,75 A
3.
Memisahkan atau mengeluarkan media muatan negatif atau positif (langkah 3)
3,33 83,25 B
4. Menunjukkan hasil (langkah 4) 3,33 83,25 B
Rerata 3,42 85,38 B
Berdasarkan tabel 4.25 dinyatakan bahwa berdasarkan rerata 3
obsever indikator penggunaan media muatan 3 observer disimpulkan
rerata indikator langkah penggunaan media muatan mencapai 3,42
dengan persentase 85,38%. Persentase tersebut termasuk kategori baik
dan sudah memenuhi indikator kinerja. Indikator media muatan
bernilai positif mencapai 3,33. Guru sudah menempelkan media
muatan yang bernilai positif pada papan flanel. Pada pelaksanaannya
sudah berjalan baik dari pada pertemuan sebelumnya, siswa sudah
lebih tenang mengikuti pembelajaran. Indikator memisahkan atau
menambahkan media muatan bernilai negatif atau positif mencapai
3,67 dengan kategori sangat baik. Guru telah menjelaskan
menggunakan media muatan bernilai positif dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
media muatan, sebagian besar siswa juga sudah konsentrasi
memperhatikan demonstrasi dari guru. Indikator memisahkan atu
mengeluarkan media muatan mencapai 3,33 dengan kategori baik.
Guru sudah tidak terlihat kaku saat demonstrasi di depan, hanya saja
siswa mulai ramai karena merasa bosan dengan pembelajaran yang
sama. Indikator menunjukkan hasil mencapai 3,33 dengan kategori
baik. Pada pelaksanaannya sudah lebih baik dari pertemuan
sebelumnya. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa langkah-
langkah penggunakan media muatan sudah mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan. Untuk melihat data lebih rinci lihat
rekapitulasi lembar observasi siklus III pertemuan kedua pada
lampiran 25 halaman 244.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
siswa. Tabel 4.27 adalah data analisis observasi proses belajar siswa
pada pertemuan kedua.
Tabel 4.27 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Kedua
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,56 89,00% A 2 Kerjasama 3,59 89,75% A 3 Tanggung Jawab 3,33 83,25% B Rerata 3,49 87,33% B
Berdasarkan tabel 4.26 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,49 dengan persentase 87,33%. Persentase
tersebut termasuk kategori baik dan sudah mencapai indikator yang
ditetapkan. Indikator keaktifan mencapai 3,56 dengan persentase 89%.
Persentase tersebut termasuk kategori baik dan sudah lebih baik dlama
mengerjakan LKS. Indikator kerjasama mencapai 3,59 dengan
persentase 89,75%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Siswa
telah bekerjasama dalam kelompok. Indikator tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
mencapai 3,33 dengan persentase 83,25%. Persentase tersebut
termasuk kategori baik dan sudah mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses belajar siswa
sudah mencapai indikator kinerja karena80%. Untuk melihat data
lebih rinci lihat rekapitulasi lembar proses belajar siswa siklus III
pertemuan kedua pada lampiran 28 halaman 250.
2) Pengamatan Hasil
Tabel 4.28 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus III
pertemuan kedua tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat:
Tabel 4.28 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Kedua
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 17 - 30 2 6,45 6,45 31 - 44 2 6,45 12,90 45 - 58 2 6,45 19,35 59 - 72 12 38,71 58,06 73 - 86 3 9,68 67,74
87 - 100 10 32,26 100,00 Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 74,84 Jumlah siswa tuntas 25 80,65 Jumlah siswa tidak tuntas 6 19,35
Berdasarkan tabel 4.27 dinyatakan bahwa pada siklus III
pertemuan kedua siswa yang tuntas belajar ada 25 orang atau sebesar
80,65%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 6 orang atau
19,35%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan kedua yaitu 100,
sedangkan nilai terendah yaitu 30. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 82,90. Rerata tes hasil belajar tersebut
sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70.
Ketuntasan tes hasil belajar mencapai indikator kinerja mencapai
77,42%. Indikator kinerja rerata tes hasil belajar mencapai հ70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
dengan ketuntasan tes hasil belajar mencapai հ80%. Adapun data
hasil tes siklus III pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 22
halaman 236.
c. Pertemuan ke 3
1) Pengamatan Proses
Pengamatan observer dilakukan pada langkah-langkah
penggunaan media muatan. Tabel 4.29 adalah data hasil pengamatan
obsever terhadap langkah penggunaan media muatan oleh guru.
Tabel 4.29 Analisis Lembar Observasi Penggunaan Media Muatan Siklus III Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Persentase
(%) Ket
1. Media muatan bertanda positif (langkah 1)
3,67 91,75 A
2. Media muatan bertanda negatif (langkah 2) 3,67 91,75 A
3. Melakukan pemetaan (langkah 3) 3,67 91,75 A
4. Pemisahan media muatan bernilai nol (langkah 4) 3,67 91,75 A
Rerata 3,67 91,75 A
Berdasarkan tabel 4.28 dinyatakan bahwa rerata indikator
penggunaan media muatan mencapai 3,67 dengan persentase 91,75%.
Indikator media muatan bernilai positif dilaksanakan dengan baik
tanpa kendala mencapai 3,67. Indikator media muatan bernilai negatif
sudah berjalan dengan baik dan mencapai 3,67. Indikator pemetaan
media muatan juga sudah dapat terlaksana dengan baik mencapai
3,67. Begitu juga dengan indikator pemisahan media muatan sudah
baik dan mencapai skor 3,67. Adapun rekapitulasi observasi guru
siklus III pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 25 halaman 244.
Selain pengamatan pada langkah-langkah guru dalam
penggunaan media muatan, observer juga mengamati proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
siswa. Tabel 4.30 adalah data analisis observasi proses belajar siswa
pada pertemuan ketiga.
Tabel 4.30 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Ketiga
No Indikator Rerata Observer
Persentase (%)
Ket
1 Keaktifan 3,89 97,25% A 2 Kerjasama 3,75 93,75% A 3 Tanggung Jawab 3,67 91,75% A Rerata 3,77 94,25% A
Berdasarkan tabel 4.29 dinyatakan bahwa rerata indikator proses
belajar siswa mencapai 3,77 dengan presentase 94,25%. Pada
indikator keaktifan siswa mengerjakan LKS dari guru dengan tekun
dan serius, siswa ingin cepat menyelesaikan soal dan ingin
mendapatkan bintang penghargaan bagi kelompok yang selesai lebih
dahulu, saat mengerjakan evaluasi belajar siswa mulai berani bertanya
ketika mengalami kesulitan materi, serta siswa menjawab pertanyaan
guru secara lisan. Pada indikator kerjasama mencapai skor 3,75
dengan persentase 93,75%. Siswa sudah bekerjasama dengan
kelompok meskipun ada beberapa yang terlihat ingin mengerjakan
sendiri dan ingin lebih cepat selesai. Pada indikator tanggung jawab
mencapai 3,67 dengan persentase 95%. Siswa sudah menggunakan
media muatan yang disediakan pada setiap kelompok saat
mengerjakan LKS. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa
proses belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan
karena proses belajar հ80%. Adapun rekapitulasi observasi siswa
siklus III pertemuan ketiga pada lampiran 28 halaman 250.
2) Pengamatan Hasil
Tabel 4.31 adalah tes hasil belajar siswa pada siklus III
pertemuan ketiga tentang materi operasi hitung pengurangan bilangan
bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Tabel 4.31 Distribusi Rentang Frekuensi Tes Siklus III Pertemuan Ketiga
Interval (R) Frekuensi
(f) %
Relatif Kumulatif 47 - 55 1 3,23 3,23 56 - 64 0 0 3,23 65 - 73 8 25,81 29,04 74 - 82 5 16,13 45,17 83 - 91 6 19,35 64,52
92 - 100 11 35,48 100,00 Jumlah (∑) 31 100,00 Rerata Nilai 85,48 Jumlah siswa tuntas 29 93,55 Jumlah siswa tidak tuntas 2 6,45
Berdasarkan tabel 4.30 dinyatakan bahwa pada siklus III
pertemuan ketiga siswa yang tuntas belajar ada 29 orang atau sebesar
93,55%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 2 orang atau
6,45%. Nilai tertinggi pada evaluasi pertemuan ketiga yaitu 100,
sedangkan nilai terendah yaitu 50. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 85,48. Rerata tes hasil belajar tersebut
sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu հ70. Data di
atas menujukkan bahwa tes hasil belajar siswa telah mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan rerata tes hasil
belajar mencapai հ70 dengan ketuntasan mencapai հ80%. Adapun
data hasil tes siklus III pertemuan ketiga dapat dilihat pada lampiran
22 halaman 236.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan lanjut dari observasi. Tahap
observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil
pengamatan oleh observer, data hasil wawancara, serta data hasil
dokumentasi pelaksanaan tindakan. Data-data tersebut dianalisis dan
dipahami dalam tahap refleksi ini untuk menyimpulkan tindakan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
dilaksanakan. Analisis data dimulai dengan mereduksi data, memilih data,
serta merangkum data pokok yang penting. Adapun data pokok pada
refleksi ini meliputi langkah guru dalam penggunaan media muatan,
kendala-kendala yang terjadi saat penggunaan media muatan, proses belajar
siswa dalam penggunaan media muatan serta tes hasil belajar siswa. Berikut
ini uraian refleksi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga:
1) Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan observer serta wawancara pada
pertemuan pertama pada langkah penggunaan media muatan serta proses
belajar siswa direfleksi data bahwa:
Pertama, rerata tahapan penggunaan media muatan yang
dilaksanakan guru mencapai 79%. Persentase tersebut termasuk kategori
baik. Penggunaan media muatan mengalami beberapa kendala yaitu:
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang menghambat
jalannya pembelajaran yaitu: (1) Pada saat demonstrasi didepan kelas,
siswa ada yang ribut sendiri karena ingin tahu dan ada yang diam saja
tidak mau menjawab karena takut salah; (2) Pada saat dilakukan
demonstrasi guru belum menguasai langkah-langkah secara optimal; (3)
Pada saat mengerjakan LKS tidak semua kelompok dibimbing; (4)
Dalam kegiatan diskusi siswa banyak yang ramai karena berebut ingin
menulis pada LKS; (5) Siswa ada yang terbalik antara muatan negatif dan
muatan positif sehingga dalam mengerjakan tidak urut dan terbalik-balik
urutannya. (7) siswa ribut saat menukarkan LKS nya dengan pekerjaan
dari kelompok lain; (8) siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan
lembar jawab, bagi siswa yang pandai merasa bosan menunggu siswa
lainnya yang belum selesai.
Kedua, proses belajar siswa saat penggunaan media muatan dalam
pelaksanaannya ada kendala yaitu : (1) siswa yang bermain sendiri,
terutama siswa jauh dari jangkauan guru; (2) tidak semua kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil tes belajar matematika tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
bilangan bulat pada siklus III pertemuan pertama siswa yang tuntas
belajar ada 24 orang atau sebesar 77,42%. Sedangkan siswa yang tidak
tuntas belajar ada 7 orang atau 22,58%. Rata-rata tes hasil belajar pada
pertemuan tersebut sebesar 74,84. Hal ini hampir memenuhi indikator
kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan rerata tes hasil belajar siswa
74,84, namun ketuntasan belajar siswa hanya 77,42%. Berdasarkan
uraian tersebut, disimpulkan bahwa indikator kinerja pada pertemuan
pertama belum tercapai. Hal ini disebabkan langkah penggunaan media
muatan 80%, proses belajar siswa 80%.
2) Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil pengamatan serta kuesioner observer terhadap
guru dan siswa direfleksi data berikut ini:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 85,38%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Namun
dalam penerapannya ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa yang sudah
selesai mengerjakan evaluasi mengganggu teman yang belum selesai; (3)
siswa mengumpulkan lembar jawab evaluasi tidak tepat waktu; (4) siswa
belum memanfaatkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru
karena siswa malu dianggap tidak bisa oleh teman mereka.
Kedua, pembelajaran matematika dilihat dari proses sudah baik,
meskipun ada beberapa kendala yaitu saat diskusi kelompok siswa yang
pandai tidak mau membantu siswa yang kurang pandai. Berdasarkan tes
hasil belajar pada siklus III pertemuan II diperoleh data bahwa
ketuntasan belajar siswa mencapai 87,10%, sedangkan ketidaktuntasan
mencapai 12,90%. Rerata tes hasil belajar adalah 74,84. Nilai tertinggi
pada evaluasi kedua yaitu 100, sedangkan nilai terendahnya 30.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa proses belajar siswa belum
mencapai indikator kinerja karena 80%. Namun, tes hasil belajar telah
mencapai indikator kinerja yaitu rerata tes hasil belajar siswa mencapai հ70 dengan ketuntasan mencapai հ80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
3) Pertemuan Ketiga
Berdasarkan data hasil pengamatan pada pertemuan ketiga
direfleksi sebagai berikut:
Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan guru
mencapai 91,75%. Persentase tersenut termasuk kategori sangat baik.
Guru telah dapat menerapkan penggunaan media muatan sesuai dengan
langkah-langkah penggunaan media mauatn tersebut. Dalam
menyampaikan materi dengan menggunakan media konkkrit guru juga
terampil menciptakan variasi selama kegiatan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi tidak membosankan dan guru telah lebih bisa
menguasai kelas dalam posisi siswa ketika berkelompok sehingga selama
kegiatan diskusi kelompok siswa juga sudah lebih tenang. Misalnya
ketika siswa terlihat bosan, guru mengajak siswa bernyanyi dengan
kreasi-kreasi tepuk tangan yang berbeda.
Pelaksanaan tindakan siklus III sudah berlangsung lebih baik.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan II sudah berkurang.
Keaktifan siswa semakin meningkat, siswa berpartisipasi penuh dalam
pembelajaran. Sudah jarang sekali dijumpai siswa yang pasif dan
bermain sendiri, pada pelaksanaan diskusi kerjasama antar kelompok
juga semakin meningkat, sifat individualisme dan menang sendiri sudah
berkurang. Siswa juga tertarik dengan media yang dibawa oleh guru.
Hampir seluruh siswa ingin mencoba media yang dibawa oleh guru.
Keterampilan anak dalam menyelesaiakan soal bilangan bulat semakin
meningkat. Kecepatan dalam mengerjakan pun juga semakin meningkat.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sudah jauh lebih cepat dari
waktu yang ditentukan.
Kedua, proses belajar siswa sudah cukup baik dan sesuai dengan
langkah penggunaan media muatan berlangsung baik. Persentase proses
belajar siswa mencapai 94,25%. Rerata hasil belajar siswa mencapai
85,48 dengan ketuntasan 87,10%. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan
bahwa proses belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
80% dan tes hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan yaitu rerata tes hasil belajar հ70 dengan ketuntasan հ 80%.
Sedangkan 4 siswa yang belum tuntas memang siswa tersebut termasuk
siswa yang berintelegensi rendah dan membutuhkan penanganan khusus,
terbukti pada kelas sebelumnya mempunyai riwayat pernah tinggal kelas
pada kelas sebelumnya.
Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang menghambat
jalannya pembelajaran yaitu: (1) Pada waktu pelaksanaan diskusi,
kelompok yang sudah selesai mengganggu kelompok lain yang belum
selesai; (2) Karena untuk siklus 1 -3 yang dibahas soal terus menerus
sehingga ada siswa yang merasa jenuh dan bosan ketika diberi soal
evaluasi.
Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pelaksanaan tindakan
siklus III ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media muatan dapat
meningkatkan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Jatimulyo tahun ajaran 2011/2012. Oleh
karena itu, dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus III ini sudah berhasil meskipun masih ada 4 siswa yang hasil
evaluasinya masih di bawah KKM. Untuk itu, peneliti mengakhiri
penelitian sampai pada siklus III karena hasil yang diperoleh sudah
memenuhi kriteria keberhasilan yang direncanakan peneliti sebelumnya
yakni: (1) Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III berjalan sesuai
dengan langkah-langkah penggunaan media muatan; (2) Pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo
tahun ajaran 2011\2012 meningkat; (3) Sebagian besar siswa kelas IV SD
Negeri 1 Jatimulyo tahun ajaran 2011/2012 telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Setelah dilakukan deskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan perbandingan
hasil tindakan antar siklus. Data yang dibandingkan meliputi langkah penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
media muatan, proses belajar siswa, serta tes hasil belajar siswa. Berikut adalah
perbandingan hasil tindakan antar siklus I, II, dan III.
1. Penggunaan Media Muatan
Penggunaan media muatan yang dilakukan oleh guru secara umum
mengalami peningkatan. Meskipun kadang mengalami penurunan tetapi tidak
terlalu jauh. Untuk memaksimalkan langkah penggunaan media muatan guru
mendapatkan masukan dari observer berupa data wawancara yang kemudian
direfleksi agar pertemuan berikutnya lebih maksimal. Berdasarkan hasil
rekapitulasi pertemuan dalam satu siklus disajikan gambar perbandingan
langkah penggunaan media muatan. Gambar 4.1 adalah gambar perbandingan
persentase penggunaan media muatan.
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Penggunaan Media Muatan
Berdasarkan gambar 4.1 dinyatakan bahwa pada siklus I mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan. Persentase langkah penggunaan media
muatan 69%. Hal ini disebabkan masih banyak kendala dalam penggunaan
media muatan. Untuk lebih jelasnya lihat rekapitulasi lembar observasi guru
siklus I pada lampiran 23 halaman 240. Persentase penggunaan media muatan
pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini disebabkan kendala
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
69% 75%
79% 73% 79%
85% 83%
88% 92%
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
yang muncul dalam siklus I sudah berkurang. Selain itu, langkah guru sudah
sesuai dengan skenario pembelajaran media muatan. Untuk lebih jelas lihat
rekapitulasi lembar observasi guru siklus II pada lampiran 24 halaman 242.
Selanjutnya, persentase langkah penggunaan media muatan mencapai 92%.
Persentase tersebut menunjukan bahwa guru sudah menggunakan media
muatan sesuai dengan skenario pembelajaran secara benar. Untuk lebih
jelasnya lihat rekapitulasi lembar observasi guru siklus III pada lampiran 25
halaman 244. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa langkah
penggunaan media muatan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan
yaitu persentase pada siklus III pertemuan ketiga mencapai 92% (հ80%).
2. Proses Belajar Siswa
Proses belajar siswa selama penelitian menemui banyak kendala.
Meskipun demikian, seiring dengan langkah penggunaan media muatan yang
benar, kendala yang muncul berkurang dari setiap pertemuan. Hal ini didukung
data observasi dan wawancara guru dan siswa pada setiap pertemuan. Gambar
4.2 adalah diagram perbandingan observasi proses belajar siswa dari siklus I
sampai siklus III.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Persentase Proses Belajar Siswa
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
70%
75%
80% 75%
84% 87% 84%
95% 94%
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dinyatakan bahwa proses belajar siswa
pada siklus I mencapai 70% pada pertemuan pertama, kemudian naik 5% pada
pertemuan kedua menjadi 75%. Selanjutnya, pada pertemuan ketiga naik 5%
menjadi 80%. Selanjutnya, pada siklus II mengalami kenaikan dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua yaitu 75% menjadi 84%. Persentase meningkat
95% pada pertemuan ketiga. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa sudah
dapat mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Meskipun ada
beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media muatan, dengan bimbingan teman siswa dapat
mengikutinya. Persentase proses belajar siswa pada siklus III mengalami
peningkatan dari setiap pertemuan yaitu dari 80% pada pertemuan pertama,
87% pada pertemuan kedua, serta 94% pada pertemuan ketiga. Hal ini
disebabkan semua siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat. Selain berdasarkan proses belajar siswa, pembelajaran
matematika juga dilihat dari tes hasil belajar siswa. Gambar 4.3 adalah gambar
diagram perbandingan tes hasil belajar dari siklus I sampai siklus III.
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Tes Hasil Belajar
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa bahwa rerata tes hasil
belajar siswa siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan (tes awal) hingga
tindakan (siklus I, II, dan III). Rerata tes hasil belajar siswa pada saat pre tes
77.39 77.26
74.84
75.77
82.9
74.84
80.74
85.16 85.48
6870727476788082848688
Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
mencapai 59,65. Kemudian rerata tes hasil belajar pada siklus I mengalami
peningkatan pada pertemuan ketiga menjadi 80,74. Selanjutnya, pada siklus II
rerata tes hasil belajar siswa pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan
menjadi 85,16. Pada siklus III rerata tes hasil belajar siswa pada pertemuan
ketiga mencapai 85,48. Data tes hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan media muatanmemberikan kontribusi pada tes hasil belajar siswa.
Selain itu, ketuntasan belajar siswa juga menjadi indikator kinerja penelitian
ini. Gambar 4.4 adalah diagram perbandingan ketuntasan belajar siswa dari
tindakan siklus I sampai tindakan siklus III.
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 4.4 dinyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa
mencapai peningkatan dari pra tindakan hingga tindakan siklus III. Ketuntasan
belajar siswa pada pra tindakan mencapai 32%, siklus I mencapai 81%, siklus
II mencapai 90%, serta siklus III mencapai 94%. Sedangkan ketidaktuntasan
belajar siswa mengalami penurunan dari pra tindakan hingga tindakan siklus
III. Ketidaktuntasan belajar siswa pada pra tindakan mencapai 68%, siklus I
mencapai 19%, siklus II mencapai 10%, dan siklus III mencapai 6%.
Siklus I Siklus II Siklus III
68%
77% 77% 74% 81% 81% 81%
90% 94%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa indikator kinerja telah tercapai
yaitu ketuntasan belajar siswa pada siklus III mencapai 94% (հ 80%).
D. Pembahasan
Penggunaan Media Muatan dalam pembelajaran Operasi Hitung Bilangan
Bulat telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo, Kecamatan
Petanahan, Kabupaten Kebumen dengan subjek penelitian 31 siswa. Secara umum
pembelajaran matematika dengan media muatan pada siklus I, II, dan III telah
terlaksana sesuai dengan langkah-langkah yang tersusun dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Media pembelajaran adalah segala sarana pengajaran yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak didik sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. hal ini
sesuai dengan pendapat Kustandi & Sutjipto (2011) bahwa media pembelajaran
adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Media disini
berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk memudahkan siswa dalam kegiatan
proses belajar siswa, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar sehingga siswa tidak kesulitan dalam
pembelajaran.
Penggunaan media muatan dalam operasi hitung bilangan bulat ini
diwujudkan untuk menjelaskan konsep bilangan bulat. Hal ini sesuai pendapat
dari Wahyudi (2008: 92) bahwa “selain garis bilangan, terdapat cara lain untuk
menjelaskan konsep bilangan bulat, yaitu dengan menggunakan peragaan seperti
berikut (sebut saja peragaan dengan “MUATAN”)”. Demikian juga dengan
Anitah menyatakan media kartu muatan tergolong ke dalam media visual yang
tidak diproyeksikan. Media kartu muatan termasuk jenis “realia” atau disebut juga
objek adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh atau disebut juga objek.
Realia termasuk ke dalam media visual yang tidak diproyeksikan karena tidak
membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak.
Bentuk media ini dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya, yang
terpenting bentuk modifikasi dari media ini sesuai dengan prinsip kerja media
tersebut. Media kartu muatan terdiri atas dua warna yang berbeda, satu warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
menandakan/mewakili bilangan bulat positif, sedangkan warna lain
menandakan/mewakili bilangan bulat negative (Hernawan, 2011)
Pembelajaran ini sesuai materi yang diajarkan yaitu langkah-langkah
penggunaan media muatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gatot Muhsetyo
(2008) bahwa langkah-langkah penggunaannya meliputi mengenal bilangan bulat
menggunakan media muatan, operasi hitung penjumlahan bilangan bulat
mengguakan media muatan, dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat
menggunakan media muatan. Penggunaan media muatan ini mempunyai maksud
agar mempermudah pemahaman siswa tentang operasi hitung bilangan bulat,
melalui suatu media pembelajaran. Seperti kita ketahui bahwa pada himpunan,
kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang dalam hal ini
anggotanya berbentuk muatan, yang berisi muatan negatif dan positif.
Mengenal bilangan bulat ada 4 langkah meliputi: mengenalkan bilangan
netral (bernilai nol), bilangan positif, bilangan negatif, dan bilangan dengan
jumlah yang berbeda. Menjumlahkan bilangan bulat ada 4 langkah yang meliputi:
menempatkan bilangan positif, menempatkan bilangan negatif, melakukan
pemetaan, dan memisahkan bilangan yang bersifat netral atau bernilai nol. Pada
materi mengurangkan bilangan bulat juga ada 4 langkah yaitu: menempatkan
bilangan positif, memisahkan atau menambahkan media muatan, mengeluarkan
media muatan bersifat netral atau bernilai nol dan kemudian memperlihatkan
hasilnya. dan mengurangkan bilangan bulat. Secara umum pembelajaran
matematika menggunakan media muatan pada siklus I, II, dan III telah terlaksana
sesuai dengan langkah-langkah yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Langkah pertama guru menempatkan media muatan bersifat netral atau
bernilai nol pada papan. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan bilangan nol
atau bersifat netral pada anak melalui penggunaan media muatan yang berbentuk
setengah lingkaran berwarna biru untuk muatan positif dan berwarna merah untuk
muatan negatif. Letak kedua bilangan ini dihimpitkan sehingga membentuk
seperti bangun datar lingkaran dengan dua warna. Kendalanya pada tahap ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
siswa berebut ingin maju menggunakan media muatan pada papan, karena bagi
merea media muatan merupakan hal yang baru pertama mereka lihat.
Langkah kedua guru menempatkan media muatan positif pada papan.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan bilangan positif pada anak melalui
penggunaan media muatan yang berbentuk setengah lingkaran berwarna biru.
Pada awalnya siswa merasa bingung karena bentuk media muatan dibuat kecil ada
yang berwarna merah dan biru. Apabila tidak memperhatikann pada saat
demonstrasi, siswa terbalik memeasangkan media muatan tersebut.
Langkah ketiga guru menempatkan media muatan negatif pada papan.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan bilangan negatif pada anak melalui
penggunaan media muatan yang berbentuk setengah lingkaran berwarna merah.
Ada beberapa siswa pada tahap ini yang terbalik antara media muatan negatif dan
positif.
Langkah keempat guru menempatkan media muatan positif atau negatif
pada papan dengan contoh bilangan yang berbeda dari sebelumnya. Tujuan dari
kegiatan ini untuk mengenalkan bilangan negatif yang lainnya pada anak melalui
penggunaan media muatan. Siswa juga ditunjuk maju untuk mempraktekkannya
sendiri pada papan. Pada tahap ini siswa ada yang terburu-buru dalam
menempelkan media muatan sehingga posisinya terbalik.
Selama proses pembelajaran siswa melaksanakan pembelajaran secara
individu dan kelompok. Pembelajaran media muatan ini diwujudkan dalam
demonstrasi guru, siswa dalam diskusi kelompok dan klasikal. Pembelajaran
individu dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk pengerjaan evaluasi pada
ahir pembelajaran. Dalam diskusi kelompok guru memberikan lembar kerja siswa
untuk dikerjakan secara kelompok, selanjutnya didiskusikan serta dibahas dengan
anggota kelompok. Hambatan dalam langkah penerapan tahap ini yaitu siswa
berebut ketika dibagikan media muatan oleh guru karena mereka menginginkan
media sebanyak-banyaknya. Hal ini seperti pendapat Daryanto (2010: 19) yang
menyatakan bahwa kelemahan media grafis antara lain: tidak dapat menjangkau
kelompok besar, hanya menekankan persepsi indera penglihatan saja, tidak
menampilkan unsur audio dan motion. Media grafis disini pada dasarnya media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
muatan yang merupakan salah satu dari media grafis seperti yang telah dijelaskan
di atas. Sumantri dan Permana (2001: 164) juga menegaskan bahwa “Kelemahan
media grafis yaitu memerlukan keterampilan khusus untuk merancang dan
membuat bagan dan grafik secara benar, menarik dan simpel”. Kendala yang lain
yaitu: (1) Saat demonstrasi siswa yang tidak ikut ribut sendiri; (2) Guru belum
menguasai langkah-langkah penggunaan media muatan secara optimal sehingga
penyampaiannya kurang menarik perhatian siswa; (3) Dalam berdiskusi kelompok
siswa masih individual sehingga kerja sama antar kelompok kurang terjalin; (4)
Saat diskusi kelompok siswa saling berebut media; (5) Ketika diberi pertanyaan
oleh guru, dalam menjawab kurang serius. Berdasarkan kendala tersebut peneliti
memberikan solusi yaitu: (1) Siswa perlu dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi
secara bergantian; (2) Guru berusaha memperbaiki kemampuannya dalam
menggunakan media muatan; (3) Siswa diberi pengertian bahwa saat diskusi harus
saling bekerja sama antar siswa dalam kelompok; (4) Guru melerainya dan
memberi pengertian bahwa media tersebut digunakan bersama-sama dengan
kelompoknya bukan untuk diri sendiri; (5) Guru memberikan penghargaan kepada
mereka yang dapat menjawab dengan benar.
Secara umum, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika kelas IV pada
materi operasi hitung bilangan bulat telah sesuai dengan langkah-langkah
penggunaan media muatan. Hal ini dibuktikan dengan persentase langkah
penerapan model dan proses belajar siswa mencapai հ80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul
”Penggunaan Media Muatan Dalam Peningkatan Pembelajaran Operasi Hitung
Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo Tahun Ajaran
2011/2012”, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan media muatan sesuai langkah-langkah yang dapat meningkatan
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah dengan melaksanakan
pembelajaran sesuai langkah-langkah dengan skenario yang telah dibuat untuk
menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa
menjadi tertarik terhadap pembelajaran yang nantinya berimbas pada
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat.
Apabila siswa sudah terampil maka secara tidak langsung berpengaruh pada
hasil belajar yang diperoleh. Hal ini terlihat pada ketuntasan nilai siswa yang
lebih dari 80% setelah diadakan tindakan siklus III. Adapun ketuntasan nilai
pre test sebesar 32,26%, siklus I meningkat menjadi 80,65%, pada siklus II
meningkat menjadi 90,32% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi
93,55%. Demikian halnya dengan ketertarikan dan keaktifan pada saat
pembelajaran siswa juga selalu mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai
III.
2. Kendala penggunaan media muatan dalam peningkatan pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jatimulyo yaitu: (1)
Saat demonstrasi siswa yang tidak ikut ribut sendiri; (2) Guru belum
menguasai langkah-langkah penggunaan media muatan secara optimal
sehingga penyampaiannya kurang menarik perhatian siswa; (3) Dalam
berdiskusi kelompok siswa masih individual sehingga kerja sama antar
kelompok kurang terjalin; (4) Saat diskusi kelompok siswa saling berebut
media; (5) Ketika diberi pertanyaan oleh guru, dalam menjawab kurang serius.
Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu : (1) Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
perlu dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi secara bergantian; (2) Guru
berusaha memperbaiki kemampuannya dalam menggunakan media muatan; (3)
Siswa diberi pengertian bahwa saat diskusi harus saling bekerja sama antar
siswa dalam kelompok; (4) Guru melerainya dan memberi pengertian bahwa
media tersebut digunakan bersama-sama dengan kelompoknya bukan untuk
diri sendiri; (5) Guru memberikan penghargaan kepada mereka yang dapat
menjawab dengan benar.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini secara teoritis dan
secara praktis perlu ditindak lanjuti sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Dalam melaksanakan pembelajaran matematika khususnya operasi
hitung bilangan bulat, media yang tepat digunakan adalah dengan
menggunakan media muatan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran sehingga siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran, apalagi
siswa kelas IV yang dalam berfikir masih dalam operasional konkrit dimana
anak belum bisa berfikir secara abstrak. Anak memerlukan suatu media untuk
menemukan suatu konsep matematika. Penggunaan media ini tentunya juga
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi guru terutama guru SD untuk
menemukan pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat untuk siswanya. Pembelajaran yang tepat salah
satunya adalah dengan menggunakan media muatan. Pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan media muatan sangat membantu siswa dalam
meningkatkan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu untuk guru, siswa, dan lembaga
pendidikan.
1. Untuk Guru
a. Guru dalam melaksanakan KBM sebaiknya menggunakan media muatan
dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat, agar siswa mampu
mencapai ketuntasan belajar yang diharapakan.
b. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
kreatif inovatif, dan menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan terhadap
pembelajaran matematika.
2. Untuk Lembaga Pendidikan
Penelitian Tindakan Kelas ini perlu dilakukan pada subjek dan tempat
penelitian yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
penggunaan media muatan dalam peningkatan pembelajaran Operasi Hitung
Bilangan Bilat di kelas IV Sekolah Dasar.
3. Untuk Peneliti
Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan lagi penggunaan media
muatan dalam pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat agar
tercipta pembelajaran yang lebih efektif.