PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 16 SAROLANGUN
SKRIPSI
RATIH WINDYANINGSIWI
NIM. 206172932
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 16 SAROLANGUN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
RATIH WINDYANINGSIWI
NIM. 206172932
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
ii
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Ratih Windyaningsiwi
NIM : 206172932
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
Terhadap Keterampilan Proses Sains Sekolah Menengah
Pertama Negeri 16 Sarolangun
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Jambi, Mei 2021
Mengetahui
Pembimbing I
Boby Syefrinando, M. Si
NIP. 197709252009121002
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
iii
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Ratih Windyaningsiwi
NIM : 206172932
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
Terhadap Keterampilan Proses Sains Sekolah Menengah
Pertama Negeri 16 Sarolangun
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Jambi, Mei 2021
Mengetahui
Pembimbing II
Louisiana Muliawati, M. Pd
NIDN. 201606840
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun
Yang disiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ratih Windyaningsiwi
NIM : 206172932
Telah dimunaqasyahkan pada : Senin, 31 Mei 2021
Nilai Munaqasyah : 84,00
Telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang di atas dan telah diterima sebagai
bagian dari persyaratan Pengesahan Perbaikan Skripsi.
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang
Dr. H. M. Junaid, M. Pd.I
NIP. 195909121990031002
Penguji I Penguji II
Rahmi Putri Wirman, M. Si Abd Rahim, M. Pd
NIP. 198405012011012021 NIDN. 200304870001
Pembimbing I Pembimbing II
Boby Syefrinando, M.Si Louisiana Muliawati, M.Pd.
NIP.1977092252009121002 NIDN.2016068406
Sekretaris Sidang
Dr. Ir. H. Salahuddin, M. Si
NIP.19700712201401007
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah,dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan
perundangundangan yang berlaku.
Jambi, Mei 2021
Ratih Windyaningsiwi
NIM. 206172932
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas nikmat dan karunia-Nya serta tak lupa
Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya
kepada dunia yang penuh ilmu pengetahuan.
Tak hentinya rasa syukur aku ucapkan karena telah mampu menyelesaikan karya
kecil ini kepada orang-orang baik disekitarku..
Kepada bapakku, bapak Agus Winoto bapak terhebatku. Ibuku, ibu Sri Sayekti
ibu terkuat yang telah melahirkanku , Ibu Sumiyem, ibu yang membesarkanku.
Terimakasih telah memberi kasih sayang yang tak hingga kepada anakmu ini.
Kepada Mbak Reni, Mas Juanda dan Mbak Ratna, kakak-kakakku yang selalu
mendukungku. Ponakan-ponakan kecilku Ilmi, Zulmi dan Raihan yang
memberikan keceriaan dalam hidup ini. Terimakasih orang-orang terkasihku.
Seluruh dosen Prodi Tadris Fisika terkhusus yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini, terimakasih karena telah membimbing dengan kesabaran.
Sahabat-sahabatku Tadris Fisika Angkatan 2017, Absurd, Unknown, Crocodile,
Para pengagum Pak Einstein, dan Coboy Junior ku… Terimakasih kalian telah
memberikan warna berbeda selama empat tahun terakhir ini.
vii
MOTTO
ا ا ا
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak
ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu”(Q.S. Al-
Ankabut : 43)(Kemenag, 2021)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, berkah, nikmat serta karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
yang inshaallah tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat dan salam kepada
Rasulullah SAW, yang membawa umatnya kepada dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penulisan penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran
Demonstrasi Interaktif Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun ini merupakan persyaratan bagi peneliti
untuk memperoleh gerar Sarjana Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari
bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna dan mungkin tidak akan mampu
menyelesaikannya tanpa adanya motivasi, support, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr . H. Su’adi, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si dan Bapak Dr. H. Salahuddin, M. Si selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Boby Syefrinando, M. Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Louisiana Muliawati, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Abdul Rahim, M. Pd dan Bapak Zainal Hartoyo, M. Pd selaku tim
validator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal posttest yang telah
meluangkan waktu untuk membantu peneliti sebagai validator.
6. Bapak M. Zainudin, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri
16 Sarolangun dan Bapak Januardican, S.P selaku guru mata pelajaran IPA
ix
Terpadu yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan riset
ini.
7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan, dukungan
,motivasi serta do’a yang tak pernah berhenti sehingga memberikan semangat
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Fisika angkatan 2017 yang selalu memberi
semangat dan menjadi teman diskusi yang baik selama penulisan skripsi ini.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan semoga Allah
SWT berkenan membalas kebaikan dan amal dengan kebaikan yang tak ada
hentinya. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti dan kepada seluruh
pembaca.
Jambi, Mei 2021
Ratih Windyaningsiwi
NIM. 206172932
x
ABSTRAK
Nama : Ratih Windyaningsiwi
NIM : 206172932
Jurusan : Tadris Fisika
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 16 Sarolangun
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Penelitian ini dilaksanakan
dengan jumlah sampel 48 siswa kelas VIII dengan teknik sampling jenuh sebagai
teknik pengambilan sampel yang digunakan. Selanjutnya jenis penelitian yang
digunakan adalah quasy experimental dengan desain posttest only control group
design. Berdasarkan penelitian, peneliti melihat adanya pengaruh model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Hal tersebut disimpulkan
berdasarkan hasil pengolahan data analisis uji-t pada taraf signifikansi 5% yang
memperoleh thitung 1,69 dan ttabel 1,68 , sehingga disimpulkan bahwa 1,69 > 1,68
atau thitung > ttabel(Ha diterima dan H0 ditolak). Pengujian selanjutnya pada uji effect
size yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi
interaktif memberikan efek sedang terhadap keterampilan proses sains siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun.
Kata Kunci : Model Demonstrasi Interaktif, Keterampilan Proses Sains
xi
ABSTRACT
Name : Ratih Windyaningsiwi
NIM : 206172932
Department : Physics Education
Thesis Title : The Effect of the Interactive Demonstration Learning Model on
Student Science Process Skills Junior High School 16 Sarolangun
This study aims to determine whether or not the interactive demonstration
learning model has an effect on the science process skills of students at Junior
High School 16 Sarolangun. This research was conducted with a total sample of
48 students of class VIII with saturated sampling technique as the sampling
technique used. Furthermore, the type of research used was quasy experimental
with posttest only control group design. Based on the research, the researcher saw
the influence of the interactive demonstration learning model on students' science
process skills at Junior High School 16 Sarolangun. This is concluded based on
the results of t-test analysis data processing at a significance level of 5% which
obtained tcount 1,69 and ttable 1.68, so it is concluded that 1,69> 1.68 or tcount>
ttable (Ha accepted and H0 rejected). Further testing on the effect size test that has
been carried out shows that the interactive demonstration learning model has a
moderate effect on the science process skills of students at Junior High School 16
Sarolangun.
Keywords: Interactive Demonstration Model, Science Process Skills
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ...... 7
A. Landasan Teori ............................................................................................ 7
B. Study Relevan ............................................................................................ 22
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24
D. Hipotesis .................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 27
B. Desain Penelitian ....................................................................................... 27
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 28
xiii
D. Variabel-Variabel Penelitian ..................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 29
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44
A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 56
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 60
A. Kesimpulan........................................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
LAMPIRAN ........................................................................................................ 66
LEMBAR KONSULTASI ............................................................................... 173
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 175
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkatan Pembelajaran Inkuiri ............................................................ 11
Tabel 2.2 Tahapan pembelajaran demonstrasi interaktif ..................................... 15
Tabel 2.3 Indikator keterampilan proses sains ..................................................... 21
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII SMP N 16 Sarolangun ................................... 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes ......................................................................... 31
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen lembar observasi ................................................... 31
Tabel 3.4 Kategori hasil observasi ....................................................................... 34
Tabel 3.5 Kriteria penafsiran taraf kesukaran butir soal ...................................... 37
Tabel 3.6 Klasifikasi uji daya pembeda ............................................................... 38
Tabel 3.7 Interpretasi kriteria effect size .............................................................. 42
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda soal .......................................................................................... 45
Tabel 4.2 Skor hasil posttest keterampilan proses sains pada kelas eksperimen ... 48
Tabel 4.3 Skor hasil posttest keterampilan proses sains pada kelas kontrol ........ 50
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................... 54
Tabel 4.5 Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains kelas
eksperimen ........................................................................................... 57
Tabel 4.6 Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains kelas kontrol
............................................................................................................... 58
Tabel 4.7 Perbandingan hasil lembar observasi kelas eksperimen dan kelas kontrol
............................................................................................................... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir .................................................................. 25
Gambar 3.1 Desain Penelitian posttest only control group design ...................... 27
Gambar 4.1 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses Sains
Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
dengan Bantuan Alat Peraga ............................................................ 49
Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses Sains
Siswa Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi
Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga ............................................ 52
Gambar 4.3 Grafik perbandingan hasil posttest keterampilan proses sains kelas
eksperimen dan kelas kontrol ........................................................... 53
Gambar 4.4 Grafik rata-rata hasil lembar observasi keterampilan proses sains ... 72
Gambar 4.5 Grafik persentase hasil lembar observasi keterampilan proses sains ....
.......................................................................................................... 102
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal ......................................................................... 66
Lampiran 2 Uji homogenitas awal ....................................................................... 75
Lampiran 3 Lembar validator RPP ...................................................................... 76
Lampiran 4 Lembar validator soal posttest .......................................................... 79
Lampiran 5 Lembar validator alat peraga ............................................................ 82
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 85
Lampiran 7 Soal posttest ..................................................................................... 107
Lampiran 8 Uji validitas butir soal...................................................................... 127
Lampiran 9 Uji reliabilitas soal .......................................................................... 135
Lampiran 10 Uji taraf kesukaran butir soal ........................................................ 136
Lampiran 11 Uji daya pembeda ......................................................................... 138
Lampiran 12 Nilai Posttest ................................................................................ 141
Lampiran 13 Lembar observasi .......................................................................... 142
Lampiran 14 Rekapitulasi lembar observasi ....................................................... 149
Lampiran 15 Analisis data .................................................................................. 151
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas .................................................... 153
Lampiran 17 Uji Hipotesis t ............................................................................... 163
Lampiran 18 Uji Effect Size ............................................................................... 165
Lampiran 19 Dokumentasi ................................................................................. 166
Lampiran 20 f tabel ............................................................................................ 168
Lampiran 21 t tabel ............................................................................................ 171
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berlanjutnya kehidupan dan ilmu pengetahuan, pendidikan
merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang signifikan untuk memenuhi tuntutan
kehidupan dengan kemajuan peradaban. Sesuai dengan tujuannya, yaitu
pendidikan sebagai jembatan untuk memanusiakan manusia yang maksudnya
ialah bahwa pendidikan sebagai jalan yang dapat ditempuh untuk
mengembangkan potensi-potensi dalam diri manusia sehingga mampu bersaing
dikemudian hari. Untuk menciptakan masa depan yang gemilang, pendidikan
memiliki peran yang amat penting. Kualitas pendidikan suatu bangsa sangat
berpengaruh dalam menentukan peradaban suatu bangsa. Sehingga pendidikan
merupakan ujung tombak dari kemajuan peradaban suatu bangsa. Sebuah
perubahan yang signifikan akan terjadi dalam berbagai bidang akan dibawa oleh
manusia yang berpendidikan demi kesejahteraan manuasia lainnya dan akan
diteruskan kepada generasi-generasi selanjutnya. Menurut S. Chomaidi (dalam
Kurniawan et al., 2020), pendidikan adalah usaha sadar dan terstruktur agar siswa
dengan aktif membuat perkembangan untuk potensinya dengan cara membuat
kondisi belajar serta kegiatan pembelajaran.
(Arkudanto, 2007) menyatakan pembelajaran fisika merupakan
pembelajaran yang membahas mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Berdasarkan Depdiknas 2003:2, fisika adalah pembelajaran yang membutuhkan
pemahaman daripada penghafalan, namun ditempatkan pada pengertian dan
pemahaman konsep. Konsep tersebut menekankan pada proses pembentukan
pengetahuan melalui penemuan, pengungkapan data secara matematis dan
berdasarkan kaidah-kaidah tertentu, sehingga dalam proses pelaksanaan
pembelajarannya ada beberapa kaidah yang digunakan (Sutarto, Wardhany, &
Subiki, 2014). Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang
mengedepankan konsep materi, mengembangkan pola berpikir secara kreatif dan
analitis, serta mampu menjelaskan kondisi di alam.
2
Sehingga, kegiatan pembelajaran fisika harus menitikberatkan kepada
pengembangan kegiatan berdasarkan cara pengetahuan diperoleh. Misalnya
melalui kegiatan observasi, eksperimen atau magang, siswa dapat dibimbing
untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kegiatan belajar fisika tidak untuk
sekadar menekankan pemahaman konsep semata, tetapi juga membimbing siswa
memiliki pemikiran secara konstruktif. Oleh karenanya, pada mata pelajaran
fisika atau IPA kegiatan belajarnya tidak bisa dipisahkan dari proses
berkembangnya keterampilan proses sains (Siswanto, 2016).
Gürses, Çetinkaya, Doğar, & Şahin (dalam Elvanisi, Hidayat, & Fadillah,
2018) mengatakan keterampilan proses sains adalah keterampilan dasar untuk
mempromosikan pembelajaran ilmiah, membuat siswa proaktif, menumbuhkan
rasa tanggung jawab, dan meningkatkan metode pembelajaran dan penelitian.
Selanjutnya (Sukarno, Permanasari, & Hamidah, 2013) keterampilan proses sains
ialah keterampilan yang dimiliki setiap orang pada saat menggunakan pikiran,
penalaran, serta tindakannya secara efektif dan efisien guna menggapai suatu
tujuan. Keterampilan Proses Sains sendiri adalah keahlian yang diperlukan
siswa, tidak hanya dipembelajaran IPA, akan tetapi juga dikehidupan sehari-
hari. Beberapa indikator keterampilan prosesa sains dalam (Ilmi, Desnita,
Handoko, & Zelda, 2016) diantaranya mengamati/observasi, menginferensi,
memprediksi, berhipotesis, menginterpretasi, menerapkan konsep dan
berkomunikasi.
Berdasarkan survei yang dilaksanakan Sukarno dkk pada sepuluh
sekolah menengah pertama berbeda di Jambi. Dari total 322 siswa, diperoleh skor
total siswa dengan keterampilan proses sains tinggi sebesar 26,09%, siswa
dengan keterampilan proses sains sedang 30,43% dan siswa dengan keterampilan
proses sains rendah 43,48%. Hal tersebut mengindikasi bahwasanya masih relatif
rendahnya keterampilan proses sains pada siswa (Sukarno et al., 2013).
Selanjutnya berdasarkan observasi yang dilakukan pada 01 Desember
2020 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun khususnya di mata
pelajaran IPA kelas VIII, ditemui beberapa permasalahan dalam keterampilan
proses sains siswa. Permasalahan keterampilan proses sains siswa tersebut dapat
3
diidentifikasi berdasarkan kegiatan wawancara dengan beberapa siswa guru mata
pelajaran IPA. Dimana dari wawancara tersebut diketahui bahwa guru belum
pernah secara khusus melatih keterampilan proses sains, kegiatan belajar yang
sering dilaksanakan masih dominan pembelajaran dengan guru sebagai pusat
perhatian, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam melakukan indikator-
indikator keterampilan proses sains. Dari hasil observasi awal pada mata pelajaran
IPA juga didapati nilai hasil belajar dari siswa sebanyak 15 orang dari total 27
siswa kelas VIII A tidak tuntas dengan nilai rata-rata 72,88. Sedangkan di kelas
VIII B sebanyak 14 orang dari total 28 siswa belum tuntas dengan rata-rata 70,35.
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun tersebut belum memiliki
ruangan laboratorium, yang juga membuat kegiatan pembelajaran hanya
dilaksanakan di ruangan kelas tanpa penggunaan alat peraga.
Keterampilan proses sains siswa mampu diasah dengan berpartisipasi saat
pembelajaran berlangsung. Keterampilan proses sains merupakan suatu jalan guna
berkembangnya keterampilan siswa dengan metode pengolahan sains seperti
penelitian dan praktik yang dapat membuat siswa mengerti hipotesis serta menarik
kesimpulan berdasarkan permasalahan yang ada. Sejalan dengan hal tersebut,
berdasarkan salah satu indikator dalam SKL atau Standar Kompetensi Lulusan,
kurikulum 2013 merupakan kurikulum dimana pada proses pembelajarannnya
siswa diajak untuk lebih aktif dan mampu memperluas dari segi kemampuan
berpikir kritisnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan
(pengamatan, bertanya, melakukan percobaan, pengolahan, penyajian,penalaran,
dan menciptakan) melalui pikiran dan tindakan secara kreatif serta efektif pada
bidang abstrak dan aktual demi mengembangkan diri dari apa yang diajarkan di
sekolah ( yang cocok dengan minat serta bakatnya).(Amijaya, Ramdani, &
Merta, 2018).
Model pembelajaran yang memusatkan pada kegiatan keterampilan
berpikir kritis juga mendalam guna menyelidik serta mendapatkan jawaban secara
mandiri atas permasalahan yang terkait adalah inkuiri. Model inkuiri ini
memusatkan siswa untuk bagaimana siswa menggunakan sumber belajar sebagai
media yang akan digunakan untuk mencari masalah dan merumuskan masalah
4
(Goyena & Fallis, 2019). Rancangan proses belajar dengan menitikberatkan pada
kegiatan berpikir secara perseptif dan investigatif guna memperoleh jawaban dari
sebuah permasalahan adalah ciri khas model inkuri (Sanjaya, 2006).
Demikianlah, inkuiri dirasa cocok diterapkan dalam kegiatan belajar
fisika guna membimbing perkembangan keterampilan proses sains siswa. Dari
beberapa model pembelajaran inkuiri yang mampu menciptakan kegiatan belajar
berbasis eksperimen adalah model demonstrasi interaktif. Demonstrasi interaktif
itu sendiri ialah model pembelajaran berbasis inkuiri, dimana dapat memberi
kesempatan pada peserta didik untuk melakukan pengamatan secara cermat,
merangkum serta mengembangkan sikap ilmiah, sehingga secara efektif
mengembangkan keterampilan proses ilmiah siswa (Fitriani & Mansyur, 2015).
Model pembelajaran Demonstrasi Interaktif ini merupakan tingkatan kedua dalam
model pembelajaran inkuiri yang lebih sering dikenal dengan Levels Of Inquiry.
Tahapan model pembelajaran demonstrasi interaktif yang terdiri atas
melakukan pengamatan, memanipulasi, menggeneralisasi, memverifikasi, serta
mengaplikasi sejalan dengan indikator-indikator pada keterampilan proses sains
yang juga melatih siswa untuk dapat melakukan pengamatan, menginferensi,
mengidentifikasi variabel, memprediksi, merumuskan hipotesis, menginterpretasi,
menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Sehingga penggunaan model
pembelajaran demonstrasi interaktif dirasa cocok mengembangkan keterampilan
proses sains pada siswa.
Dari riset-riset terdahulu, membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran demonstrasi interaktif dapat secara efektif berdampak positif
terhadap keterampilan proses ilmiah siswa (khususnya pembelajaran fisika).
Sistem pembelajaran yang mudah melibatkan hubungan guru serta peserta didik
mampu memjadikan siswa merasa nyaman serta tidak akan mudah merasa bosan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 16 SAROLANGUN”
5
B. Identifikasi Masalah
Terdapat permasalahan-permasalahan dari latar belakang yang teridentifikasi
dilapangan, diantaranya:
1. Masih kurangnya keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran
fisika (IPA).
2. Guru masih kurang dalam memvariasikan model pembelajaran yang
dipergunakan.
3. Kegiatan belajar mengajar belum pernah menggunakan alat peraga
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian yang akan dilaksanakan lebih terarah serta sesuai dengan
tujuan pembelajaran, maka peneliti memberikan batasan-batasan masalah seperti
dibawah ini:
1. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun
yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai
kelas kontrol.
2. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran demonstrasi
interaktif dengan bantuan alat peraga, sedangkan pada kelas kontrol tidak
diterapkan model pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan alat
peraga.
3. Pokok bahasan yang diteliti dipenelitian ini adalah materi pokok bahasan
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang dipenelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun?
2. Seberapa signifikan pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif
terhadap keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan Tekanan
Zat Padat dan Zat Cair di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Sarolangun?
6
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penilitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa kelas
VIII SMP Negeri 16 Sarolangun
b. Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh model demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair di SMP Negeri 16 Sarolangun.
2. Kegunaan Penelitian
Beberapa kegunaan dipenelitian ini diantaranya :
a. Peneliti
Untuk peneliti, hasil penelitian bisa menambah pengetahuan
tentang model pembelajaran demonstrasi interaktif. Serta berguna
untuk melatih diri dalam mengembangkan ilmu dan rasa
profesionalitas sebagai persiapan menghadapi dunia pendidikan.
b. Pendidik
Bagi Pendidik, penelitian digunakan sebagai bertambahnya
wawasan dalam memilih pendekatan belajar untuk siswa.
c. Siswa
Bagi siswa, penelitian dijadikan sebagai bertambahnya pengalaman
dan wawasan baru tentang model pembelajaran yang digunakan pada
proses pembelajaran.
d. Sekolah
Bagi Sekolah, riset ini diharapkan mampu memberi sumbangsih
untuk pengembangan model pembelajaran efektif serta sinkron dengan
materi saat pembelajaran fisika di sekolah.
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Inkuiri
Menurut penelitian Sanjaya (2014), strategi pembelajaran inkuiri ialah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan terkait.
Sedangkan menurut Riyantod (dalam Nofrion, 2018), inkuiri merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis konteks. Pengetahuan dan
keterampilan yang diharapkan siswa untuk diperoleh bukanlah hasil dari
mengingat sekumpulan fakta, tetapi hasil dari menemukan diri mereka sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mencari
materi yang diajarkan.
Menurut Danim ( dalam Nofrion, 2018), latihan inkuiri diartikan sebagai
proses mempersiapkan kondisi agar siswa dipersiapkan untuk menjawab teka-
teki. Melalui upaya para siswa tersebut, masalah atau teka-teki dapat
dipecahkan. Karena sifatnya, metode pelatihan inkuiri tidak mungkin
digunakan untuk mengenalkan setiap topik, sehingga pelatihan ini dapat
digunakan dalam eksakta atau ilmu sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang model pembelajaran inkuiri diatas,
penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah model yang lebih
menekankan pada pola berpikir kritis siswa. Siswa diharapkan dapat
menganalisis dan kemudian dapat memecahkan masalah atau lebih singkatnya
model pembelajaran inkuri lebih menekankan supaya siswa bisa mencari dan
mendapakan masalah sendiri.
a. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri
Karakteristik dalam model inkuiri menurut Khoirul (2015:13) Strategi
inkuiri menekankan aktivitas mencari dan menemukan siswa secara
maksimal. Artinya model pembelajaran inkuiri menggunakan siswa
8
sebagai topik pembelajaran. Semua kegiatan yang dilakukan siswa
bertujuan untuk menemukan dan menemukan sendiri jawaban atas
pertanyaan yang bersangkutan, sehingga diharapkan dapat membentuk
sikap percaya diri.
Menurut Sanjaya (2014), berikut ini merupakan hal-hal yang menjadi
spesifikasi dari pembelajaran inkuiri:
1) Inkuiri menitikberatkan pada kegiatan siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Siswa akan berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri sehingga
tidak hanya menerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal di dalam proses pembelajaran.
2) Pada pembelajaran inkuiri, guru ditempatkan sebagai sumber
belajar juga sebagai fasilitator dan motivator. Siswa diharapkan
dapat menumbuhkan ras percaya dirinya dengan cara diarahkan
oleh gurunya untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
pertanyaan terkait.
3) Pada pembelajaran inkuiri ini, siswa dilatih untuk dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan maksimal,
tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran saja.
Tujuannya adalah agar siswa dapat berpikir kritis dengan
sistematis, masuk akal, serta mengembangkan kemampuan
intelektualnya sebagai bagian dari proses mental (Nurdyansyah &
Fahyuni, 2016).
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa kelebihan dari model pembelajaran inkuiri menurut
Sanjaya (2006 : 196 ) diantaranya:
1) Model pembelajaran inkuiri dianggap lebih bermakna karena
menitikberatkan pembelajaran pada proses menembangkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor dengan seimbang.
9
2) Model pembelajaran inkuiri membebaskan siswa untuk dapat
belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka inginkan.
3) Perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman
yang kemudian menjadikan model pembelajaran inkuiri dianggap
sesuai dengan hal tersebut.
4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus
tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping mempunyai kelebihan, model pembelajaran inkuiri
juga mempunyai beberapa kekurangan. Berikut ini merupakan
kekurangan model pembelajaran inkuiri yang dijelaskan oleh (Sanjaya,
2006) :
1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa saat
menggunakan model pembelajaran inkuiri
2) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Guru sulit menyesuaikan waktu pembelajaran karena terkadang
proses penerapan model pembelajaran ini membutuhkan waktu
yang lumayan panjang.
4) Model pembelajaran inkuri akan tetap sulit diterapkan jika tolok
ukur keberhasilan belajar siswa ditentukan dari kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran .
2. Levels Of Inquiry
Wenning (dalam Widodo & Widayanti, 2014) levels of inquiry merupakan
“sebuah pendekatan untuk instruksi yang secara sistematis mempromosikan
pengembangan keterampilan proses intelektual dan ilmiah dengan menangani
inkuiri secara sistematis dan komprehensif”. Tujuan dari levels of inquiry
adalah untuk memberikan kemudahan kepada guru dalam menerapkan
10
pembelajaran inkuiri secara bertahap dan berurutan dengan memperhatikan
kemampuan intelektual siswa.
Wenning (2010) mengenalkan levels of inquiry dengan mengelompokkan
tingkatan pembelajaran inkuiri yang terdiri atas discovery learning, interactive
demonstration, inquiry lesson, inquiry laboratory, real-world applications dan
hypothetical inquiry. Tingkatan tersebut dibagi berdasarkan kecerdasan
intelektual dan kontrol kelas. Lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Tingkatan Pembelajaran Inkuiri
Discovery
learning
Interactive
Demonstration
Inquiry
Lesson
Inquiry
Lab
Real-world
applications
Hypothetical
inquiry.
Rendah Kecerdasan Intelektual Tinggi
Guru Kontrol Kelas Siswa
Sumber : Wenning,2005 dalam Liliawati,dkk 2014
Hierarki adalah kerangka kerja eksplisit yang dapat digunakan untuk
pembelajaran berlandaskan inkuiri. Wenning (2005) dalam (Liliawati, dkk,
2014) menjelaskan bahwa struktur hierarki ini secara bertahap dapat melatih
kemampuan siswa dari berpikir tingkat dasar menjadi berpikir tingkat tinggi,
yang juga akan mengubah pusat pembelajaran yang semula ada di antara guru
menjadi siswa.
Karakteristik kegiatan pada tiap tingkatan pada pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut:
a. Discovery Learning
Pembelajaran discovery adalah suatu proses dimana siswa bisa
melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar dan memperoleh
informasi sendiri dengan cara mengeksplorasi dan memanipulasi objek
atau melakukan percobaan laboratorium yang sistematis (Sirait, 2017).
b. Interactive Demonstration
Siswa dilibatkan dalam proses menjelaskan dan memprediksi
sehingga guru dapat memperoleh, mengidentifikasi, menghadapi, dan
memecahkan konsep alternatif (pengalaman pengetahuan sebelumnya)
(Liliawati, dkk, 2014).
11
c. Inquiry Lesson
Ciri khas utama model pembelajaran ini adalah bimbingan guru
berupa pertanyaan bimbingan langsung yang bertujuan membimbing
siswa dalam proses inkuiri ilmiah (Utomo, 2018).
d. Inquiry Lab
Peserta didik menetapkan hukum empiris berdasarkan hasil
pengukuran variabel (membangun pengetahuan yang lebih detail
melalui kolaborasi) (Liliawati, dkk, 2014).
e. Hypothetical inquiry
Peserta didika menjelaskan fenomena yang diamati (mengalami
bentuk ilmiah yang lebih realistis) (Liliawati, dkk, 2014).
3. Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
Interactive Demonstration atau demonstrasi interaktif adalah salah satu
model pembelajaran berbasis levels of inquiry merupakan model yang
mendukung kegiatan ilmiah. Slekiene & Reguliene (dalam Susiana, Yuliati, &
Latifah, 2018) menerangkan demonstrasi interaktif adalah kegiatan
demonstrasi yang dilakukan oleh guru untuk eksperimen interaktif, bertujuan
agar siswa dapat memprediksi dan menjelaskan (sesuatu atau bagaimana hal itu
akan terjadi). Dalam model demonstrasi interaktif, guru berperan sebagai
pemandu untuk membimbing siswa, sedangkan siswa lebih aktif dalam
kegiatan berpikir dan praktik langsung.
Apabila siswa diberi kesempatan untuk mencari, menemukan dan
menyimpulkan sendiri berdasarkan peluang pembelajaran inkuiri, maka
kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dapat terwujud. Dalam
pembelajaran semacam ini, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati dengan teliti, menguraikan secara langsung, dan membentuk sikap
ilmiah, yang secara efektif dapat memungkinkan siswa untuk mengubah
gagasan yang salah menjadi gagasan ilmiah, yaitu mengubah gagasan (Fitriani
& Mansyur, 2015).
12
Demonstrasi interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang
dalam implemetasinya dilakukan dengan menyampaikan materi pelajaran
menggunakan cara menunjukkan obyek, aktivitas, keterampilan, atau cara
melakukan sebuah proses yang dilaksanaan dengan sistematis serta
berlangsung secara interaktif. Metode demonstrasi merupakan metode
pembelajaran yang menggabungkan antara pemberian informasi secara verbal
dalam bentuk penjelasan lisan dengan suatu aktivitas fisik guna
menghubungkan sebuah proses, konsep dan fakta. Metode pembelajaran ini
sangat efisien untuk memberikan pengajaran tentang keterampilan yang dapat
dicermati dimana siswa mempelajari keterampilan fisik dan mental dengan
benar-benar melakukan keterampilan tersebut di bawah bimbingan guru
(Supraptianingsih, 2018).
Metode demonstrasi merupakan upaya atau latihan melalui demonstrasi
yang ditujukan kepada siswa, agar semua siswa dapat lebih mudah memahami
dan mempraktikkan ilmu yang diperoleh ketika berhasil mengatasi masalah
dengan perbedaan. Berkaitan dengan proses pembelajaran, metode argumentasi
adalah memperjelas suatu pemahaman atau menunjukkan bagaimana suatu
proses pembentukan tertentu mengajar siswa melalui argumentasi, dan
memperjelas dalam praktek bahwa pemahaman tersebut dapat diselesaikan
oleh guru atau siswa itu sendiri(Imas Kurniasih, 2015).
Demonstrasi interaktif merupakan model pembelajaran yang menerapkan
pendekatan inkuiri yang telah banyak digunakan dalam pembelajaran saintifik
untuk mengatasi keterbatasan alat dan bahan serta waktu pembelajaran yang
terbatas. Ciri-ciri model pembelajaran demonstrasi interaktif adalah: (1) guru
atau sekelompok siswa mendemonstrasikan beberapa contoh kasus atau
fenomena yang dipilih sebagai lingkungan belajar, (2) menjelaskan lebih lanjut
fenomena / kasus yang didemonstrasikan di dalam kelas. Diskusi, dan (3)
menekankan gagasan awal siswa sebagai titik awal pembelajaran. Sintaks atau
tahapan dalam model pembelajaran demonstrasi interaktif terdiri dari Predict,
Experience dan Reflect. Fase Predict adalah fase saat guru menjelaskan
tentang suatu kasus atau fenomena laboratorium atau melalui penayangan
13
multimedia interaktif dan siswa menyimak dengan seksama. Guru memberikan
beberapa pertanyaan deskriptif (what happen ....If question) dan pertanyaan
sebab akibat (why) tentang fenomena atau kasus yang diberikan dan siswa
mengajukan dugaan (hipotesis) terhadap pertanyaan deskriptif dan kausal yang
diberikan. Pada fase experience dilakukan kegiatan demonstrasi yang bisa
berupa simulasi atau penayangan multimedia interaktif untuk membuktikan
hipótesis yang diajukan pada fase Predict. Setelah membuktikan hipotesis,
siswa mengidentifikasi perbedaan antara hipótesis dan hasil pengamatan dan
memberikan alternatif penjelasan terhadap hasil pengamatan mereka (Wijaya,
Kirna, & Suardana, 2012).
Menurut Violeta dan Loreta (dalam Azizah, Yuliati, & Latifah, 2016),
kegiatan demonstrasi interaktif meliputi eksperimen interaktif yang
didemonstrasikan oleh guru, kemudian siswa memprediksi dan menjelaskan
bagaimana hal itu akan terjadi. Demonstrasi interaktif biasanya dimulai dengan
presentasi guru, kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang akan
terjadi (siswa membuat prediksi) dan menanyakan apa yang mungkin terjadi
atau mengapa (siswa memberikan penjelasan). Dalam demonstrasi interaktif,
pertama-tama guru mendemonstrasikan untuk mengembangkan dan
menanyakan pertanyaan menyelidik siswa, dan kemudian siswa menghasilkan
tanggapan untuk mengidentifikasi konsep alternatif siswa, menempatkan siswa
dalam situasi disonansi kognitif sehingga mereka dapat menemukan konsep
alternatif yang dapat diidentifikasi. Selanjutnya, guru meminta siswa membuat
penjelasan lebih lanjut untuk melengkapi konsep alternatif, siswa diminta agar
tetap berpegang pada prediksi mereka, dan membandingkan hasil prediksi
dengan hasil eksperimen yang akan dilakukan, kemudian guru membantu siswa
menggambar. kesimpulan yang benar dari bukti. percobaan ini. Guru
menyadari adanya prasangka buruk terhadap siswa, kemudian meminta siswa
untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah yang ditemukan.Di sini
guru mulai mengalihkan sumber kendali dari guru kepada siswa, sehingga
mengimplikasikan proses inkuiri kepada siswa.
14
Wenning menjelaskan bahwa ada lima tahapan dalam siklus pembelajaran
pada tingkat inkuiri, dan dalam demonstrasi interaktif juga merupakan tahapan
siklus pembelajaran yang meliputi observasi, manipulasi, generalisasi,
verifikasi dan penerapan. Di antara lima tahapan siklus pembelajaran,
demonstrasi interaktif menekankan pada tahap kedua, manipulasi. Siklus
pembelajaran 5 tahap ini secara konsisten lebih menekankan pada perilaku
siswa daripada perilaku guru. Selama 5 tahap ini, siswa akan terus bertukar ide,
metode, proses, data dan hasil termasuk kesulitan dan hambatannya.. Rincian
dari kelima tahapan siklus belajar level of inquiry adalah sebagai berikut
(Azizah et al., 2016) :
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
Tahapan Keterangan
Pengamatan(observation) Siswa melakukan observasi yang dilakukan oleh
guru. Guru bisa menunjukkan fenomena,
gambar, atau video.
Manipulasi
(manipulation) Guru:
Guru melakukan manipulasi terhadap sebuah
ilustrasi. Siswa melakukan prediksi apa yang
akan terjadi pada manipulasi yang dilakukan
oleh guru.
Siswa melakukan manipulasi dengan mengubah
variabel bebas, kemudian melihat efeknya pada
variabel terikat.
Generalisasi
(generalization)
Siswa membuat generalisasi terhadap manipulasi
yang telah mereka lakukan.
Verifikasi(verification) Siswa melakukan diskusi kelas untuk melihat
bagaimana hasil kerja kelompok lain dan saling
bertukar pendapat.
Aplikasi(application) Siswa menerapkannya dalam kasus lain yang
sama namun beda konteks.
Sumber : Wenning dalam Azizah dkk, 2016
15
Beberapa keuntungan penerapan model presentasi interaktif adalah (1)
mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan banyak alat dan bahan; (2)
menghindari ekspresi lisan; (3) pembelajaran dimulai dari niat awal siswa; (4)
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (5) Mahasiswa dapat
secara langsung membandingkan antara teori dan kenyataan (Wijaya et al.,
2012).
Kelebihan Model Demonstrasi Interaktif sebagai berikut:
a. Membantu siswa memahami dengan jelas proses kerja atau sistem
(sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan,
sistem ekskretoris, dll.), Mekanisme kerja benda (menggunakan rel
geser, mikrometer spiral, pegas, termometer, dll.). Dan eksperimen
langkah demi langkah (efek panas pada perubahan suhu dan bentuk
benda, investigasi transportasi cairan di batang tanaman, dll.)
b. Mudah memberikan berbagai jenis penjelasan dalam konsep ilmiah
c. Dengan menghadirkan objek nyata, kesalahan pada hasil ujaran dapat
diperbaiki melalui observasi dan contoh spesifik.
Kelemahan Model Demonstrasi Interaktif sebagai berikut:
a. Peserta didik biasanya sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika
dilaksanakan dalam kelas yang besar.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai materi (Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati, 2014).
4.Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata "media" berasal dari bahasa Latin "medium", yang berarti
"perantara" atau "pendahuluan". Selain itu, media merupakan sarana untuk
memandu pesan atau informasi pembelajaran yang ingin disampaikan oleh
sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan. Penggunaan media
pembelajaran dapat membantu mencapai keberhasilan pembelajaran.
Danim menegaskan bahwa hasil penelitian membuktikan keefektifan
16
penggunaan alat atau media dalam proses pembelajaran di kelas,
khususnya dalam meningkatkan kinerja siswa. Terbatasnya media yang
digunakan di dalam kelas dinilai menjadi salah satu penyebab rendahnya
kualitas pembelajaran siswa(Mahnun, 2012).
Sehingga penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dirasa sangat penting untuk menarik minat siswa dalam belajar.
Penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan keterampilan
proses sains siswa karena penggunaan media pembelajaran akan menuntut
siswa untuk lebih aktif dalam belajar dan lebih mengenal dan melihat
secara langsung suatu fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Terkait media pembelajaran yang semakin beragam, Raharjo
menyatakan pemilihan media harus memperhatikan beberapa prinsip.
Yaitu; (a) Untuk memperjelas maksud dan tujuan pemilihan media;
apakah itu untuk hiburan, informasi umum, pembelajaran, dll., (b)
Keakraban media, yang melibatkan pengetahuan tentang sifat dan
karakteristik media untuk dipilih, (c) Sejumlah media dapat
diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan yang kiranya lebih sesuai
dengan tujuan pengajaran (Mahnun, 2012).
Menurut Hamalik,seorang pendidik harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang memadai tentang media pembelajaran, yang
meliputi:
1) Media sebagai alat komunikasi membuat proses pengajaran
menjadi lebih efektif
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
3) Seluk-beluk proses belajar
4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
9) Usaha inovasi dalam media pendidikan (Mahnun, 2012).
17
b. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Hamalik (1986) berpendapat bahwa penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran akan menimbulkan keinginan
dan minat baru, menimbulkan motivasi dan stimulasi untuk kegiatan
belajar, bahkan berdampak psikologis pada siswa. Secara umum,
keunggulan media dalam proses pembelajaran adalah mendorong interaksi
antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
Namun secara lebih spesifik ada beberapa manfaat media yang lebih
detail, misalnya Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa
manfaat media dalam pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
6) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar.
7) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh
Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan
banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Azhar Arsyad (2007) manfaat
praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
18
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang
dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkun gannya misalnya melalui karya wisata.
Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang (Karo-
Karo S & Rohani, 2013).
5. Media Alat Peraga
Alat peraga merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk
membantu proses pembelajaran dalam menerangkan/mewujudkan suatu
konsep. Anderson dalam Lestari (2006: 2), alat peraga digunakan sebagai
media atau perlengkapan untuk membantu para pengajar. Alat peraga
pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh pembelajar untuk:
(l) membantu pembelajar dalam meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan pembelajar; (2) mengilustrasikan dan memantapkan pesan
dan informasi; dan (3) menghilangkan ketegangan dari hambatan dan rasa
malas peserta didik.
Dalam proses pembelajaran alat peraga digunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
Selain itu, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika juga
dimaksudkan agar siswa meningkatkan minat dan motivasi siswa sehingga
siswa merasa tertarik, senang dan lebih mudah dalam memahami konsep
yang terkandung di dalamnya.
Hamalik dalam Herlina (2010:1) mengatakan bahwa alat peraga
dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut: meletakkan dasar-
dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, dapat
memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
19
perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap. Dengan
melihat peranan alat peraga dalam pengajaran, maka pelajaran fisika
merupakan pelajaran yang paling membutuhkan alat peraga, karena pada
pelajaran ini siswa berangkat dari yang abstrak yang akan diterjemahkan
ke sesuatu yang konkret. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat
disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang
dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah
dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep
agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut (Neni, 2015).
Penelitian yang dilaksanakan oleh Higgins dan Suydam (Udin S.
Winataputra, dkk. 1992) (dalam Suwardi, Firmiana, & Rohayati, 2016),
memberikan hasil-hasil diantaranya bahwa alat peraga berfungsi efektif
dalam memotivasi belajar siswa; memanipulasi alat peraga sangat penting
bagi siswa; terdapat sedikit bukti yang menggambarkan bahwa
memanipulasi alat peraga hanya berhasil bagi siswa-siswa yang tingkat
rendah; gambar dari benda; sebagai alat peraga dalam pengajaran;
memiliki kegunaan yang tidak jauh berbeda dengan bendanya sendiri.
6. Keterampilan Proses Sains
Karamustafaoglu (dalam Noviani, 2019)menyatakan, keterampilan
proses sains ini merupakan keterampilan khusus yang memudahkan siswa
dalam mempelajari sains, mengaktifkan siswa, mengembangkan rasa tanggung
jawab siswa dalam pembelajaran serta mengajari siswa mengenai metode
penelitian. Menurut Dahar (dalam Fitriyani, 2017), keterampilan proses sains
(KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan. Aydin
(dalam Tawil dan Liliasari, 2014). berpendapat keterampilan proses sains
(KPS) adalah keterampilan berpikir yang digunakan untuk menciptakan
pengetahuan, merefleksikan masalah, dan memformulasikan hasil.
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan asilimilasi dari berbagai
keterampilan intelektual yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
20
Keterampilan proses merupakan seperangkat keterampilan yang
digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan (Qomariyah dkk,
2014). Berdasarkan Kemdikbud 2013:6 (dalam Pratama, Sudirman, &
Andriani, 2011), keterampilan proses merupakan seperangkat keterampilan
yang digunakan dalam melakukan penyelidikan untuk menemukan suatu
konsep/prinsip/teori. Keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses
terintegrasi (integrated skills).
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan melakukannya
pada keterampilan proses sains dasar (basic skills). Ongowo & Indoshi (2013)
(dalam Elvanisi et al., 2018) berpendapat bahwa keterampilan proses sains
membantu siswa untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam
pembelajaran serta meningkatkan betapa pentingnya metode penelitian dalam
proses pembelajaran. Keterampilan proses sains bertujuan agar siswa dapat
lebih aktif dalam memahami serta menguasai rangkaian yang dilakukannya
seperti melakukan kegiatan mengamati/observasi, menginferensi,
memprediksi, merumuskan hipotesis, menginterpretasi, menerapkan konsep
dan berkomunikasi.
Penjabaran indikator keterampilan proses sains disingkat KPS dalam
Ramig, Bailer, & Ramsey (1995) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator Penjelasan
Melakukan
pengamatan
Pengetahuan dalam sains dibentuk berdasarkan
eksperimen dan observasi (mengamati). Proses
pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Proses kualitatif dilakukan dengan
menggunakan panca indera sedangkan proses kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
peralatan teknologi.
Menginferensi Kemampuan Inferensi merupakan kemampuan untuk
21
membuat sebuah penjelasan logis yang kita gunakan
untuk menggambarkan kejadian berdasarkan
pengamatan.
Mengidentifikasi
Variabel
Variabel merupakan faktor – faktor, keadaan, dan/atau
hubungan – hubungan yang dapat berubah atau dapat
diubah dalam sebuah kejadian atau sistem. Dalam
melakukan sebuah investigasi, maka siswa membutuhkan
kemampuan untuk mengidentifikasi variabel. Jenis
variabel yang diidentifikasi antara lain: variabel
manipulasi (variabel yang diubah – ubah), variabel
respon (variabel yang berubah akibat variabel
manipulasi), dan variabel kontrol (variabel yang nilainya
dibuat tetap). Kemampuan mengidentifikasi variabel
membantu merumuskan masalah dan membuat prediksi.
Memprediksi Kemampuan memprediksi merupakan kemampuan untuk
meramalkan kejadian yang akan terjadi. Prediksi
didasarkan pada pengamatan sebelumnya atau data yang
tersedia. Jumlah data dan ketepatan data memiliki
pengaruh yang kuat terhadap ketepatan sebuah prediksi.
Merumuskan
hipotesis
Kemampuan merumuskan hipotesis berkaitan dengan
kemampuan untuk memprediksi atau membuat ramalan
bagaimana sebuah variabel akan memberikan pengaruh
terhadap variabel yang lain. Hipotesis dirumuskan secara
deduktif berdasarkan teori
Menginterpretasi Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan
menafsirkan pengamatan berdasarkan pola data/fakta.
Menerapkan
konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila
siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada
pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa
22
yang sedang terjadi
Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi diantaranya adalah
kemampuan untuk membaca grafik, tabel, atau diagram
dari hasil percobaan, menjelaskan hasil percobaan.
Kemampuan berkomunikasi merupakan kemampuan
untuk merubah bentuk penyajian data.
Sumber : Ramig, Bailer, & Ramsey (1995), Nuryani (2005) dalam Nazwatul dkk(2016)
B. Studi Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian oleh Ramajid Hafizsando yang berjudul “Pengaruh Model
Demonstrasi Interaktif Berbatuan Media Alat Peraga Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa SMA”. Pada
penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy experimental design
dengan pemilihan sampel dengan teknik random sampling. Berdasarkan
hasil penelitian, model interactive demonstration memberikan hasil yang
baik, dibuktikan dengan hasil uji post tes of homogeneity of varience nilai
Sig . Kelas eksperimen dan kelas kontrol 0,120 > 0,05. Sehingga Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh dari model interactive demonstration
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah pada variabel Y yang diukur dan materi
pembelajaran yang digunakan.
2. Jurnal penelitian oleh Wanda Indriana Puspita, Sutopo dan Lia Yuliati
yang berjudul “Interactive Demonstration Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika pada Materi Fluida Siswa SMA Kelas XI”.
Dalam jurnal penelitian, pembelajaran interactive demonstration sesuai
dengan sintaks mendapatkan peningkatan skor atau hasil pembelajaran
yang signifikan untuk mengindikasi peningkatan penguasaan konsep
23
siswa, dengan menggunakan pembelajaran interactive demonstration
daripada menggunakan pembelajaran tradisional (ceramah).
Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah pada jenis penelitian, variabel Y yang diukur dan
materi pembelajaran yang digunakan.
3. Jurnal penelitian berjudul Pengaruh Interactive Demonstration terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X pada Materi Hukum
Newton yang ditulis oleh Nora Susiana, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel penelitian terdiri
dari 33 siswa kelas X SMAN 1 Singosari. Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunakan uji statistik paired t test dan N-gain. Hasil
paired t test diperoleh nilai t = 33,664 dengan signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,00. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran Interactive Demonstration terhadap kemampuan pemecahan
masalah materi Hukum Newton pada siswa kelas X SMAN 1 Singosari.
Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah pada variabel Y yang diukur dan materi
pembelajaran yang digunakan.
4. Penelitian skripsi oleh Febria Wahnate yang berjudul “Pengaruh Model
Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu
Dan Kalor Di Sman 1 Bukit Bener Meriah”. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen semu (Quasy Eksperimental) dengan desain
penelitian Nonequivalent control group design yang dilakukan di sekolah
dengan sampel dua kelas yang diambil secara tidak random. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dan hasil pengujian statistik yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup
signifikan antara rata-rata skor dengan hasil analisis uji-t dua sampel
independen diperoleh skor rata-rata posttest kelas eksperimen 72,86%
lebih tinggi dari skor rata-rata posttest pada kelas kontrol 62,61%. Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa thitung 2,603 > ttabel 1,725 untuk taraf
signifikan 95% dan α = 0,05 sehingga 𝐻𝑎 diterima dan 𝐻0 ditolak.
24
Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah pada model pembelajaran dan materi pembelajaran
yang digunakan.
5. Penelitian skripsi oleh Yuni Hilalia yang berjudul “Implementasi Model
Pembelajaran Cooperative Physic Mysterious Pendekatan Pratikum Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP
IT Ash-Shiddiiqi Batang Hari”. Penelitian ini merupakan penelitian
penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini menunjukan bahwa
keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran yang diukur dengan
evaluasi pada siklus I dan siklis II dengan jumlah nilai rata-rata siswa
pada siklus I 77,58 dan jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus II 87,06
jumlah persentase keterampilan proses sains pada siklus I adalah 81% dan
siklus II 88%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan pemebelajaran kooperatif physic mysterious meningkat
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam terpadu khususnya materi
fisika siswa kelas VIII PI II di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
Ash-Shiiddiqi Batang Hari.
Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah pada jenis penelitian, model pembelajaran dan
materi pembelajaran yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Untuk melihat pengaruh model demonstrasi interaktif terhadap
keterampilan proses sains peserta didik dapat digambarkan dalam diagram
kerangka berpikir berikut ini.
25
Diagram Kerangka Berpikir
Model pembelajaran yang diberikan
Kelas Eksperimen:
Menggunakan Model
Pembelajaran Demonstrasi
Interaktif
Kelas Kontrol:
Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Demonstrasi
Interaktif
Keterampilan Proses Sains
Siswa
Keterampilan Proses Sains
Siswa
Dibandingkan
Apakah terdapat perbedaan yang terjadi antara
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Demonstrasi Interaktif dengan
pembelajaran tanpa menggunakan model
pembelajaran Demonstrasi interaktif terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
26
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Sehingga hipotesis
ialah jawaban sementara dari permasalahan yang perlu diuji kebenarannya melalui
analisis. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
1. 𝐻0: Tidak ada pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif terhadap
keterampilan sains siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun
2. 𝐻a: Ada pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif terhadap
keterampilan sains siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 16 Sarolangun yang terletak di Desa Butang Baru,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran semester genap tahun
2021 tepatnya pada bulan Februari dan disesuaikan dengan jadwal
pelajaran IPA.
B. Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian eksperimen
dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif. Peneliti menggunakan
penelitian eksperimen karena peneliti akan melihat ada atau tidaknya
pengaruh perlakuan (treatment) tertentu. Jenis eksperimen yang digunakan
adalah quasy experimental dengan menggunakan desain posttest only
control group design.
Penelitian ini dilakukan dengan membagi responden menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama akan menjadi kelompok eksperimen dan
kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah
kelompok peserta didik yang akan diterapkan model pembelajaran
demonstrasi interaktif berbantuan alat peraga. Kemudian kelompok
kontrol adalah kelompok peserta didik yang melakukan pembelajaran
tanpa menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif. Desain
pada penelitian adalah sebagai berikut :
X O1
O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian posttest only control group design.
R1
R2
28
Keterangan :
R1 : Kelas Eksperimen
R2 : Kelas Kontrol
X : Perlakuan model pembelajaran demonstrasi interaktif
O1 : Hasil posttest kelas eksperimen
O2 : Hasil posttest kelas kontrol (Sugiyono, 2015)
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (dalam Ulfa, 2020) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas VIII di SMP Negeri 16 Sarolangun.
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII SMP N 16 Sarolangun
No. Kelas Jumlah Siswa
1. VIII A 27 Orang
2. VIII B 28 Orang
Jumlah : 55 Orang
Sumber : Tata Usaha SMP N 16 Sarolangun
2. Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh
sebagai teknik pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan populasi yang
kecil sehingga seluruh anggota populasi dalam penelitian dijadikan
sebagai sampel. Sampling jenuh adalah teknik
pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2015).
Selanjutnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
peneliti menentukan secara acak dengan catatan kelas harus homogen.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sampel sebanyak 2
29
kelas yaitu kelas VIII A dan VIII B. Kelas VIII A sebagai kelas
eksperimen dan pembelajaran di kelas ini menggunakan model
pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan media alat peraga.
Sedangkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran
tanpa menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif.
D. Variabel-variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel indipenden
(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
Variabel bebas (X) : Model pembelajaran demonstrasi interaktif
berbantuan media alat peraga (variabel X).
Variabel terikat (Y) : Keterampilan proses sains siswa (variabel Y)
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
1. Tes
Pada penelitian ini, teknik tes digunakan untuk melihat nilai
kognitif siswa dengan menggunakan instrumen berupa lembar soal.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk melihat keterampilan proses
sains siswa. Kegiatan observasi akan dilaksanakan saat proses
pembelajaran dilaksanakan. Lembar observasi berisi indikator-
indikator keterampilan proses sains yang akan diberi skor dengan skala
1-4. Lembar observasi tersebut akan menggunakan lembar observasi
yang sudah ada sebelumnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015).
30
1. Definisi Konseptual
Demonstrasi interaktif memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengamati secara cermat, memberi gambaran secara langsung dan dapat
menumbuhkan sikap ilmiah sehingga efektif membuat siswa mengubah
konsep yang salah menuju konsep ilmiah yaitu perubahan konsep (Fitriani
& Mansyur, 2015).
Menurut Riyana (dalam Sumirat Dyah Wulandari, Undang Rosidin,
2014)media pembelajaran khusus seperti alat peraga dapat digunakan
untuk menunjukkan fenomena dan konsep-konsep yang abstrak, sehingga
sulit dipahami bila hanya dijelaskan secara verbal atau melalui gambar.
Oleh karena itu diperlukan alat peraga yang dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa melalui praktikum ataupun
demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
2. Definisi Operasional
Penerapan model demonstrasi interaktif dengan berbantuan alat peraga
dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah berikut.
a. Pertama, guru akan menjelaskan serta mendemonstrasikan materi
pembelajaran dan siswa akan mengamati demonstrasi yang
dilakukan guru.
b. Ketiga, guru akan memberhentikan demonstrasi dan mengarahkan
siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada demonstrasi
tersebut.
c. Keempat, siswa memjelaskan tentang prediksi mereka.
d. Kelima, guru akan melanjutkan demonstrasi untuk melihat apa
yang akan terjadi pada demonstasi.
e. Keenam, guru bersama siswa mendiskusikan mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi.
Pelaksanaan pembelajaran demonstrasi interaktif dengan
menggunakan media alat peraga akan memberikan pengetahuan secara
nyata ditambah dengan adanya kegiatan pembelajaran yang interaktif akan
membantu siswa untuk lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
31
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan adalah indikator
keterampilan proses sains. Indikator keterampilan proses sains ini akan
diukur dengan 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban yang akan
diberikan setelah proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan untuk melihat
keberhasilan kognitif berdasarkan indikator keterampilan proses sains
adalah dengan instrumen tes. Tes dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur pemahaman materi peserta didik dengan melihat skor hasil
belajar siswa dari soal yang dibuat berdasarkan indikator-indikator
keterampilan proses sains. Skor hasil belajar siswa dilihat setelah siswa
mengerjakan 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban. Soal-soal
disusun dengan melihat indikator pada kurikulum 2013 pada materi
pembelajaran tekanan zat padat dan zat cair. Kisi-kisi instrumen tes pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes
No. Indikator KPS Butir Soal Jumlah Bentuk Soal
1. a. Melakukan pengamatan 1,8,11,13 4 Pilihan Ganda
b. Menginferensi 2,3,6 3 Pilihan Ganda
c. Mengidentifikasi
variabel
5,9 2 Pilihan Ganda
d. Memprediksi 4,10,12 3 Pilihan Ganda
e. Merumuskan hipotesis 7,17 2 Pilihan Ganda
f. Menginterpretasi/mena-
fsirkan
14,15 2 Pilihan Ganda
g. Menerapkan Konsep 16,18,19,20 4 Pilihan Ganda
Jumlah 20
32
Selain menggunakan instrument tes, penelitian ini juga akan menggunakan instrumen nontes menggunakan lembar observasi
yang berguna unuk melihat keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar
observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument lembar observasi
Aspek Sub aspek Indikator Instrumen Jumlah Item Instrumen
Keterampilan
Proses Sains
Melakukan
pengamatan
(observasi)
1. Mengidentifikasi objek
2. Menggunakan semua indera yang sesuai
Lembar
Observasi
2 1,2
Menginferensi 1. Mengidentifikasi
keunggulan,kekurangan, dan contoh-
contoh objek dengan tepat
2. Memilah objek secara cermat
Lembar
Observasi
2 3,4
Mengidentifikasi
Variabel
1. Mengidentifikasi faktor – faktor,
keadaan, dan/atau hubungan – hubungan
yang dapat berubah atau dapat diubah
dalam sebuah kejadian atau sistem
Lembar
Observasi
1 5
Memprediksi 1. Menyajikan prediksi sederhana
2. Menerapkan proses prediksi dalam
Lembar
Observasi
2 6,7
33
situasi yang sesuai
Merumuskan
hipotesis
1. Membuat hipotesis dari variabel Lembar
Observasi
1 8
Menginterpretasi 1. Mengidentifikasi hasil berdasarkan data
pengamatan
Lembar
Observasi
1 9
Menerapkan
konsep
1. Menerapkan konsep yang telah dipelajari Lembar
Observasi
1 10
Berkomunikasi 1. Mendiskusikan suatu masalah
2. Mentransmisikan informasi ke orang lain
dengan benar
Lembar
Observasi
2 11,12
Sumber : Diadopsi dari Galuh dalam Darsono 2012
34
Untuk mengetahui seberapa tinggi, sedang atau rendahnya keterampilan
proses sains siswa, maka digunakanlah tabel kriteria hasil obserbvasi
keterampilan proses sains berikut ini.
Tabel 3.4. Kategori hasil observasi
Tingkat
Penguasaan
Nilai Huruf Bobot Predikat
86%-100% A 4 Sangat Baik
76%-85% B 3 Baik
60%-75% C 2 Cukup
55%-59% D 1 Kurang
≤54% E 0 Kurang Sekali
Sumber : M. Ngalim Purwanto (dalam Guswita, 2018)
4. Kalibrasi Instrumen
Tujuan diadakan uji coba (kalibrasi instrument) adalah diperolehnya
informasi mengenai kualitas instrumen sudah atau belum memenuhi
persyaratan yang digunakan. Empat kriteria kelayakan dalam instrument
tes diantaranya adalah uji validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda.
a. Uji Validitas
Sudjana (dalam Matondang, 2009) menyatakan bahwa validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Artinya hasil
ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan
secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.
Instrumen tes merupakan instrumen yang harus mempunyai validitas isi
dan konstruk(Sugiyono, 2015).
1) Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-
benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi
35
konseptual yang telah ditetapkan(Matondang, 2009). Pada
penelitian ini, peneliti meminta kepada para ahli untuk
memvalidasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), posttest,
dan alat peraga. Dengan masing-masing intrumen divalidasi oleh
1 orang validator, sehingga total validator ada 3 orang.
2) Validitas Isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas
atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili
secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang
dikenai tes tersebut. Artinya tes itu valid apabila butir-butir tes
itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan
atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional (Matondang,
2009). Menurut Purwanto (dalam Ayu, 2020) Pengujian validitas
isi dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu
menelaah butir instrument, meminta pertimbangan ahli, dan
analisis korelasi butir soal. Pada penelitian ini, metode analisis
korelasi butir soal yang digunakan peneliti adalah korelasi
product moment dengan persamaan :
𝑟 ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ …….(1)
Keterangan :
rxy= Angka korelasi product moment
N = Jumlah responden
X = Skor yang diberikan oleh rater 1
Y = Skor yang diberikan oleh rater 2 (Sudijono, 2019 dalam Ayu
2020)
Instrumen dikatakan valid dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika rxy(hitung) > rxy(tabel), maka instrumen valid
b) Jika rxy(hitung) < rxy(tabel), maka instrumen tidak valid
36
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau
konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner
(maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran
yang tetap konsistensi jika pengukuran diulang kembali). Uji relabilitas
instrumen yang dapat digunakan antara lain test-retest, ekuivalen, dan
internal consistency. Kemudian internal consistency terbagi menjadi
beberapa teknik uji yang berbeda diantaranya uji split half, KR 20, KR
21, dan Alfa Cronbach (Yusup, 2018). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan uji reliabilitas metode KR 20. (Sugiyono, 2015)
merumuskan metode KR 20 sebagai berikut :
𝑟
{ ∑
}……(2)
Keterangan:
ri = Reliabilitas instrumen (rhitung)
n = Jumlah butir soal
𝑠 = Varians total=
∑
, dengan x adalah nilai setiap soal dan n
adalah jumlah responden.
𝑝 = Proporsi siswa yang jawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah (Sugiyono, 2015)
Menurut Instrument dikatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika ri(hitung) > ri(tabel), maka instrumen reliabel
b) Jika ri(hitung) <ri(tabel), maka instrumen tidak reliabel
c. Uji Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana, 2009). Asumsi yang
digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan
37
adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara
proporsional. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat
3-4-3, artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan
30% soal kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis
dengan proporsi di atas adalah 3-5-2. Artinya 30% soal kategori
mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran
dari tiap butir soal yaitu:
…….(3)
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
J = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Hery Susanto, Achi Rinaldi,
2015)
Tabel 3.5 Kriteria penafsiran tingkat kesukaran butir tes
Butir Soal Interpretasi
0,00-0,30 Soal Sukar
0,31-0,70 Soal Sedang
0,70-1,00 Soal Mudah
Sumber : Anas Sudijono 2003 dalam Mujianto,2017
d. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda dari setiap butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara peserta didik
yang menjawab dengan benar dengan peserta didik yang tidak dapat
menjawab dengan benar.Rumus yang digunakan untuk menghitung
daya beda tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
…..(4)
Keterangan:
= Daya beda suatu butir soal.
38
JA = Jumlah peserta didik kelompok atas.
JB = Jumlah peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar.
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar.
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar.
Jumlah kelompok atas diambil 27% dan jumlah kelompok bawah diambil
27%.81 Arikunto (dalam Mujianto, 2017)
Dari sempel uji coba daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan
dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
DP Interpretasi
0,00
0,00 < ≤ 0,20
0,21 < ≤ 0,40
0,41 < ≤ 0,70
> 0,70
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Sumber : Arikunto 1996 dalam Mujianto 2017
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
populasi harus dipenuhi sebagai syarat untuk menentukan perhitungan
yang akan dilakukan pada uji hipotesis berikutnya. Data yang diuji yaitu
data kelas eksperimen dan data kelas kontrol. Uji normalitas yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji Liliefors. Menurut
39
Sudjana (dalam Ulfa, 2020) langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai
berikut:
a. Mengurutkan sampel dari yang terkecil ke terbesar (𝑥1,𝑥2,𝑥3,…,𝑥n)
b. Menghitung rata-rata nilai skor dan sampel secara keseluruhan
menggunakan rata-rata tunggal.
c. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-
rata tunggal.
d. Menghitung Z dengan rumus :
… (5)
e. Menentukan nilai tabel z ( melihat lampiran tabel z) berdasarkan
nilai z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.
f. Menentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel
z (ditulis dengan simbol 𝑓 (𝑧𝑖)) yaitu dengan cara nilai 0.5 - nilai
tabel z apabila nilai 𝑧𝑖 negatif (-) dan 0.5 + nilai tabel z apabila 𝑧𝑖
positif (+).
g. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z
untuk setiap baris, dan disebut dengan (𝑧) kemudian dibagi dengan
jumlah number of cases (n) sampel.
h. Menentukan nilai Lhitung =|𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆(𝑧𝑖)| dan bandingkan dengan
nilai 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf
signifikasi yang digunakan sebesar 5% (0.05)
i. Apabila 𝐿𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data adalah uji persyaratan analisis tentang kelayakan
data untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik tertentu.
Dilakukannya uji homogenitas adalah untuk melihat apakah kedua sampel
memiliki varian yang berbeda atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan berikut :
40
F =
……(6)
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mencari nilai dari varians terbesar dan terkecil
b. Mencari nilai Fhitung dengan rumus
dbpembilang = n-1
dbpenebut = n-1
c. Tetapkan taraf signifikan (α) dengan rumus Ftabel
d. Bandingkan Fhitung dan Ftabel
e. Kriteria pengujian
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tidak homogen
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka homogen (Riduwan,2018) dalam (Ayu,
2020)
3. Uji Hipotesis
a. Uji t
Independent Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi
beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Adapun
untuk rumus Independent t-test sebagai berikut:
Langkah-langkah melakukan Uji Test “t” sebagai berikut:
1) Menentukan Ha dan H0
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah
Pertama Negeri 16 Sarolangun.
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah
Pertama Negeri 16 Sarolangun
2) Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik :
Ha : µ1 ≠ µ2
Ho : µ1 = µ2
41
3) Menentukan taraf signifikansi sebesar α = 5% atau α = 0,05
4) Menghitung dengan persamaan independen t-test,yaitu :
𝑡
√
(
)…(7)
Keterangan :
M1 = rata-rata skor kelompok 1
M2 = rata-rata skor kelompok 2
SS1 = sum of square kelompok 1
SS2 = sum of square kelompok 2
n1 = jumlah subjek/sample kelompok 1
n2 = jumlah subjek/sample kelompok
Dengan :
∑
…(8) 𝑆𝑆 ∑
∑
…(9)
8) Mencari nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05
Dengan df(derajat kebebasan) = N1+N2-2
9) Menentukan kriteria pengujian :
Jika –ttabel ≤ thitung ≥ +ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
(Riduwan,2018) dalam (Ayu, 2020)
b. Uji Effect Size
Susanto (2010) Effect size menunjukkan sejauh mana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain dalam suatu penelitian atau menunjukkan
seberapa efektif suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Effect size
merupakan ukuran mengenai signifikansi praktis hasil penelitian yang
berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu
variabel pada variabel lain (Diani, Yuberti, & Syafitri, 2016).
42
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan Uji effect size
menggunakan rumus Cohen’s :
……(10)
Keterangan:
d = Effect Size
𝑥 = Rata-rata kelas eksperimen
𝑥 = Rata-rata kelas control
Dengan
𝑆 √
…..(11)
Keterangan:
𝑆 = Standar error of the different between means
𝑛 = Jumlah subjek kelas eksperimen
𝑛 = Jumlah subjek kelas kontrol
𝑆 = Standar deviasi kelas eksperimen
𝑆 = Standar deviasi kelas kontrol. Cohen’s Becker (2000) dalam
(Ulfa, 2020).
Dengan interpretasi kriteria effect size menurut Cohen’s Becker (2000)
sebagai berikut:
Tabel 3.7 Interpretasi kriteria effect size
No Nilai Daya Pembeda Interpretasi
1. 0,2 ≤ d ≤ 0,5 Efek kecil
2. 0,5 ≤ d ≤ 0,8 Efek sedang
3. d ≥ 0,8 Efek besar
Sumber : (Cohen’s Becker 2000) dalam (Ulfa, 2020)
43
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Tes “t”
Ha : thitung > ttabel
H0 : thitung < ttabel
Keterangan :
a. Ha yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa sekolah
menengah pertama 16 Sarolangun
b. H0 yaitu tidak terdapat pengaruh model pembelajaran
demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa
sekolah menengah pertama 16 Sarolangun.
2. Uji Effect Size
0,2 ≤ d ≤ 0,5
0,5 ≤ d ≤ 0,8
d ≥ 0,8
Keterangan:
a. 0,2 ≤ d ≤ 0,5, maka terdapat efek kecil dalam penelitian
b. 0,5 ≤ d ≤ 0,8, maka terdapat efek sedang dalam penelitian
c. d ≥ 0,8, maka terdapat efek besar dalam penelitian (Cohen’s
(Becker 2000) dalam (Ulfa, 2020)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Demonstrasi Interaktif Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun”, dengan kelas
eksperimen adalah kelas VIII A serta kelas kontrol adalah kelas VIII B.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menegah Pertama Negeri 16
Sarolangun dengan menyesuaikan jumlah jam pelajaran IPA di Kelas
VIII.Namun sehubungan masih terjadinya pandemi covid-19 di Indonesia,
proses pembelajaran yang awalnya satu jam pelajaran sama dengan 40
menit, saat ini hanya dilaksanakan selama 20 menit karena harus membagi
kelas menjadi dua shift.
Guna melihat populasi berdistribusi normal dan homogen atau
tidak, uji normalitas dan uji homogenitas awal telah dilakukan sebelum
dilaksanakan penelitian. Dari kedua pengujian awal, penelitian dapat
dilakukan pada kedua kelas tersebut, didapatkan hasil bahwa kedua kelas
ditetapkan berdistribusi normal dan varians yang homogen. Selain itu,
peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian berupa RPP, soal
posttest, lembar observasi, dan alat peraga yang telah tervalidasi. Untuk
RPP dan alat peraga dilakuan validasi oleh ahli, berbeda dengan soal
posttest yang selain menggunakan validasi ahli juga menggunakan validasi
dengan meminta siswa kelas IX di SMP tersebut untuk mengerjakannya,
dan yang terakhir lembar observasi yang dipakai merupakan lembar
observasi yang dipergunakan pada penelitian sebelumnya sehingga tidak
dilakukan validasi kembali. Tujuan dilaksanakan validasi instrumen adalah
untuk mengetahui apakah suatu instrumen sudah tepat dan teliti sehingga
layak untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.
45
Dari hasil validasi oleh ahli, diperoleh hasil bahwa RPP yang
dibuat telah sesuai dengan indikator penilaian validasi RPP dan dinyatakan
layak untuk digunakan (Lampiran 3). Pada instrumen soal posttest,
instrumen dinyatakan layak dengan sedikit revisi karena pada beberapa
soal yang dibuat belum sinkron dengan indikator-indikator keterampilan
proses sains (Lampiran 4). Selanjutnya, berdasarkan data yang didapatkan
dari pengerjaan soal posttest yang dilakukan oleh kelas IX SMP Negeri 16
Sarolangun, diperolehlah hasil uji validitas, reliabilitas, uji daya pembeda,
dan taraf kesukaranberikut:
a. Dari hasil validitas instrumen ditemukan sebanyak 9 soal tidak valid
dan 21 soal yang valid (lampiran 8). Ini menunjukkan bahwa
sebanyak 21 soal sudah layak dipergunakan untuk instrumen
penelitian.
b. Untuk uji realibilitas yang telah dilakukan, didapatkanlah rhitung
sebesar 0,80 dan rtabel yang sebesar 0,468 , sehingga dapat
disimpulkan instrumen reliabel karena 0,80 > 0,468 yang
menandakan bahwa rhitung > rtabel (lampian 9).
c. Dari uji taraf kesukaran soal ditemukan 4 soal terkategori soal
mudah, 22 soal terkategori sedang, dan 4 soal terkategori soal sulit
(lampiran 10).
d. Dan yang terakhir dari uji daya pembeda soal didapatkan 1 soal
terkategori sangat jelek, 2 soal terkategori jelek, 10 soal terkategori
cukup, 14 soal terkategori baik, dan 3 soal terkategori baik sekali
(lampiran 11).
Sehingga berdasarkan beberapa uji yang telah dilakukan,
didapatkan 21 soal dari total keseluruhan 30 soal yang dapat digunakan
untuk penelitian karena telah memenuhi syarat pengujian instrumen
sehingga layak untuk digunakan sebagai soal posttest dalam penelitian
yang akan dilakukan. Namun hanya sebanyak 20 soal dari 21 soal yang
telah memenuhi syarat akan dipergunakan karena untuk memudahkan
perhitungan dalam proses penelitian. Berdasarkan hasil instrumen
46
pengumpulan data berbentuk soal posttest (tes) dan lembar observasi
(nontes) yang dilaksanakan, maka didapatkanlah hasil berikut.
1. Deskripsi Data Posttest Keterampilan Proses Sains
Soal posttest yang berisi 20 soal pilihan ganda akan diberikan pada
siswa setelah proses pembelajaran telah dilaksanakan atau lebih tepatnya
pada pertemuan ketiga yang merupakan akhir pertemuan. Soal posttest ini
dibuat berdasarkan indikator pada RPP dan indikator keterampilan proses
sains (Lampiran 7). Indikator keterampilan proses sains yang dipakai
adalah mengamati, menginferensi, mengidentiikasi masalah,
mengidentifikasi variabel, memprediksi, merumuskan hipotesis, dan
menerapkan konsep. Berdasarkan soal posttest sebanyak 20 soal yang
dilaksanakan pada kelas VIII (eksperimen) dan kelas VIII B(kontrol),
didapatkanlah hasil sebagai berikut.
a. Deskripsi Data Tes Soal Keterampilan Proses Sains Kelas
Eksperimen
Penelitian di kelas eksperimen dilakukan menggunakan
model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat
peraga sederhana yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Selanjutnya proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan
pendahuluan sesuai dengan RPP, dengan memberi apersepsi seperti
pada umumnya yaitu dengan menanyakan kepada siswa tentang
mengapa sebuah peristiwa dapat terjadi. Kemudian peneliti sebagai
guru akan memberikan penjelasan materi dengan menghubungkan
materi dengan kehidupan sehari-hari, menjelaskan motivasi atau
stimulus untuk fokus pada materi tekanan pada materi padat dan
cair. Selanjutnya guru mengajak siswa mendiskusikan mengapa
perihal itu bisa terjadi, dan menginstruksikan siswa untuk
menentukan variabel mana yang akan mempengaruhi kejadian
tersebut. Guru kemudian melakukan proses demonstrasi dengan
menghentikan proses demonstrasi sebelum final serta
47
menginstruksi siswa melakukan prediksi apa yang akan terjadi
dengan menuliskan prediksi mereka di atas kertas. Proses prediksi
diarahkan oleh guru agar siswa dapat membuat prediksi atau
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dengan penalaran
yang disesuaikan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi
pada sebuah peristiwa. Setelah memprediksi, guru mengarahkan
siswa untuk membacakan hasil prediksi mereka serta alasannya,
kemudian barulah guru melakukan verifikasi dengan melanjutkan
proses demonstrasi tersebut. Selanjutnya, guru mengajak siswa
untuk berdiskusi mengenai prediksi-prediksi dari peristiwa yang
telah dilakukan oleh siswa.
Proses belajar mengajar dilakukan dengan 3x pertemuan,
kegiatan belajar mengajar menerapkan model pembelajaran
demonstrasi interaktif sebanyak 2x, dan 1x lainnya adalah kegiatan
mengerjakan soal posttest pada pertemuan terakhir. Pada pertemuan
awal terdapat beberapa kendala yaitu tidak banyak siswa yang
memiliki keberanian menyampaikan argumen-argumennya pada
sebuah peristiwa dan guru yang sedikit sulit menyesuaikan waktu
mengingat jam pembelajaran yang hanya 2 x 20 menit. Namun pada
pertemuan kedua, siswa mulai berani untuk menjelaskan dan
menyampaikan pendapatnya, sehingga proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik. Pada pertemuan terakhir, dilaksanakanlah
pengambilan nilai posttest keterampilan proses sains siswa guna
melihat adakah pengaruh model pembelajaran demonstrasi
interaktif yang digunakan.
Skor hasil posttest kelas eksperimen yang menerapkan
model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat
peraga dapat dilihat pada lampiran 12 . Siswa dengan nilai tertinggi
didapatkan oleh siswa MKU dan MMF dengan nilai 95. Siswa
dengan nilai terendah yaitu 40 diperoleh oleh siswa MRA. Untuk
lebih jelasnya hasil posttest keterampilan proses sains siswa pada
48
kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik distribusi frekuensi
dibawah ini.
b. Deskripsi Data Tes Soal Keterampilan Proses Sains Kelas
Kontrol
Proses pembelajaran tanpa menggunakan model
pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat peraga
dilakukan pada kelas kontrol. Jumlah pertemuan dilakuan sebanyak
3x di kedua kelas, dengan 2x pertemuan melaksanakan proses
pembelajaran dan 1x pertemuan dilaksanakan posttest keterampilan
proses sains. Pada pertemuan perdana dan kedua, materi
disampaikan guru sesuai RPP. Kegiatan tetap diawali dengan
kegiatan apersepsi namun pada kegiatan inti guru akan lebih banyak
menjelaskan dengan pembelajaran konvensional. Untuk kendala
selama proses penelitian adalah, dalam pembelajaran pada kelas
kontrol ini siswa banyak yang kurang memperhatikan karena jenuh
mendengarkan guru berbicara didepan kelas. Sehingga disaat guru
mengadakan kegiatan tanya jawab, siswa menjadi kurang fokus.
0 2 4 6 8 10 12
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
Frekuensi
Inte
rval
Grafik Hasil Posttes KPS Kelas Eksperimen
Gambar 4.1 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan
Proses Sains Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi
Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga
49
Berdasarkan hasil posttest dari kelas kontrol yang tanpa
menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan
bantuan alat peraga (Lampiran 13). Siswa dengan nilai tertinggi
didapatkan oleh siswa KAA dengan nilai 90. Siswa dengan nilai
terendah yaitu 30 diperoleh oleh siswa BAZA. Agar mempermudah
penjelasan hasil posttest KPS siswa di kelas eksperimen bisa
diamati melalui grafik distribusi frekuensi dibawah ini.
c. Perbandingan Hasil Posttest
Salah satu instrumen yang digunakan guna mengetahui
apakah model pembelajaran demonstrasi interaktif dalam
penelitian ini berdampak pada keterampilan proses ilmiah siswa,
digunakan hasil posttest keterampilan proses sains siswa. Kelas
eksperimen (VIII A) merupakan kelas yang menggunakan model
pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat peraga
0 2 4 6 8
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
Frekuensi
Inte
rval
Grafik Hasil Posttest KPS Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses
Sains Siswa Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi
Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga
50
berdasarkan hasil post-test keterampilan proses sains siswa. Di
kelas ini, nilai rata-rata pasca pengukuran keterampilan proses
sains adalah 75. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata
nilai posttest kelas eksperimen telah mencapai 70. Pada kelas
kontrol (VIII B), kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran demonstrasi interaktif, didapatkan rata-rata sebesar
67,20 yang menunjukkan belum mencapai nilai kkm. Untuk
median dari dua kelas tersebut, masing-masing 80 pada kelas
eksperimen dan 70 pada kelas kontrol. Modus pada kelas
ekperimen adalah 80 dan 85 dengan data sebanyak 5 buah sehingga
melalui penghitungan menggunakan persamaan modus dengan dua
data diperoleh modus dari kelas eksperimen adalah 82,5.
Kemudian modus pada kelas kontrol adalah nilai 75 sebanyak 4
buah dan 80 sebanyak 4 buah sehingga melalui penghitungan
menggunakan persamaan modus dengan dua data diperoleh modus
dari kelas kontrol adalah 77,5.
Selanjutnya dilihat dari standar deviasi kelas eksperimen
yaitu sebesar 15,30 hasil ini lebih rendah dari kelas kontrol yakni
16,59. Standar error pada kelas eksperimen sebesar 3,19 dan pada
kelas kontrol adalah 3,31. Untuk nilai maksimum pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 95, sedangkan pada
kelas kontrol adalah 90. Nilai minimum kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol yaitu 40 dimana nilai minimum dari kelas
kontrol adalah 30. Berikut ini merupakan rangkuman data-data
dalam bentuk diagram perbandingan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan uraian yang telah disajikan diatas.
51
Jika dievaluasi berdasarkan data hasil posttest keterampilan proses
sains siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas
eksperimen menunjukkan nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol.
Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi interaktif
dengan bantuan alat peraga pada kelas eksperimen memberi pengaruh
terhadap keterampilan proses sains siswa. Namun untuk lebih
memperjelas bisa diamati di pengujian hipotesis seperti uji normalitas,
uji homogenitas, uji t hingga uji effect size.
2. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis
Setelah dilaksanakannya riset, uji prasyarat dan pengujian hipotesis
dilaksanakan guna melihat berpengaruh atau tidakkah penggunaan model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains
siswa. Uji prasyarat pada penelitian ini berupa uji normalitas dan uji
homogenitas. Agar dapat melanjutkan pada uji hipotesis yaitu uji-t dan
effect size, data yang berdistribusi normal dan data homogen menjadi
75 80
89.5
15.3
3.19
95
40
67.2 70 72.5
16.59
3.31
90
30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Grafik perbandingan hasil posttest keterampilan proses
sains kelas eksperimen dan kelas kontrol
52
syarat yang wajib dipenuhi. Uji normalitas (Lampiran 15) pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diatas dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Ltabel Lhitung Keterangan
Eksperimen 0,275 0,126 Normal
Kontrol 0,264 0,127 Normal
Setelah dilakukan pengujian normalitas data, didapatlah Lhitung dari
kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang lebih kecil dari
Ltabel. Sehingga kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
Selanjutnya uji homogenitas dilaksanakan guna melihat homogen atau
tidaknya suatu populasi. Dari uji homogenitas (Lampiran 16 ) diperoleh
hasil nilai Fhitung = 1,18 lebih kecil dari Ftabel = 2,75 dari taraf signifikan
5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang
homogen. Oleh karenanya pengujian dapat dilanjutkan pada uji-t atau uji
hipotesis hingga ke uji effect size karena data dinyatakan berdistribusi
normal dan homogen.
Uji “t” dilakukan untuk melihat terdapat pengaruh atau tidakkah
model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses
sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun atau
menguji hipotesis dari 𝐻0: Tidak ada pengaruh penerapan model
demonstrasi interaktif terhadap keterampilan sains siswa kelas VIII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun dan 𝐻a: Ada pengaruh
penerapan model demonstrasi interaktif terhadap keterampilan sains siswa
kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun. Hasil pengujian uji t (Lampiran 17),
diperoleh thitung = 1,69. Dengan ttabel menggunakan derajat kebebasan df =
n1+n2-2 = 23+ 25-2=46. Maka diperoleh nilai ttabel dengan taraf
signifikasnsi 5% sebesar 1,68. Oleh karena itu, dari data yang ada dapat
ditarik kesimpulan bahwa thitung> ttabel meskipun hanya berbeda tipis yakni
0,01. Sesuai dengan dengan interpretasi uji t yaitu jika - ttabel ≤ thitung≥ ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima atau berarti terdapat pengaruh model
53
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains
siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun.
Berdasarkan uji t yang telah dilakukan, didapatkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap
keterampilan proses sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Sarolangun. Namun untuk mengetahui lebih lanjut seberapa pengaruh
model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses
sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun maka
dilakukanlah uji effect size. Uji effect size pada penelitian ini menggunakan
uji Cohen’s. Dari data tersebut diperoleh nilai dari uji effect size sebesar
0,50. Dan sesuai dengan interpretasi pada tabel 3.6, nilai tersebut dapat
dikategorikan pada efek sedang yakni 0,50 ≤ 0,50 ≤ 0,80 (Lampiran 18).
3. Deskripsi Data Nontes Lembar Observasi Keterampilan Proses
Sains
Penelitian dilaksanakan pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen (kelas VIII A) berjumlah 27 orang
namun 4 orang siswa tidak masuk, sedangkan kelas kelas kontrol (VIII B)
berjumlah 28 orang dan 3 orang siswa tidak masuk. Sehingga jumlah
siswa keseluruhan 48 siswa. Observasi dilakukan pada kelas ekperimen
sejumlah 23 siswa dan kelas kontrol sejumlah 25 siswa dengan
pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2x pertemuan. Pada kedua kelas,
pada pertemuan pertama membahas Tekanan Zat Padat dan Tekanan
Hidrostatis selanjutnya pertemuan kedua membahas Hukum Archimedhes
dan Hukum Pascal. Yang membedakan adalah di kelas eksperimen
digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif namun kelas kontrol
tidak digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif.
Beberapa aspek keterampilan proses sains yang dilihat adalah
pengamatan, menginferensi, mengidentifikasi variabel, memprediksi,
merumuskan hipotesis, mengeinterpretasi, menerapkan konsep, dan
berkomunikasi. Kegiatan observasi akan dilaksanakan saat kegiatan
54
pembelajaran dilakukan. Lembar observasi berisi indikator-indikator
keterampilan proses sains yang diberi skor dengan skala 1-4. Observasi
dilaksanakan oleh guru di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri
16 Sarolangun yang mengamati selama kegiatan pembelajaran dilakukan.
Instrumen lembar observasi ini dipakai agar lebih memaksimalkan
penilaian keterampilan proses sains. Dimana pada keterampilan proses
sains terdapat indikator yang tidak dapat dinilai melalui soal posttest saja.
Selain itu, terdapat beberapa soal dengan indikator keterampilan proses
sains yang soalnya tidak valid sehingga pengunaan instrumen lembar
observasi ini diharapkan dapat memaksimalkan penilaian dari
keterampilan proses sains siswa. Hasil lembar observasi juga telah
dikategorikan berdasarkan tabel 3.4, dengan hasil rekapitulasi lembar
observasi seperti berikut ini.
Tabel 4.7 Perbandingan hasil lembar observasi kelas eksperimen dan kelas
kontrol
No
.
Keterampilan
Proses Sains
Kelas
Eksperimen
Kategori Kelas
Kontrol
Kategori
1. Melakukan
Pengamatan 70,65% Cukup 66,50% Cukup
2. Menginferensi 73,91% Cukup 71,50% Cukup
3. Mengidentifikasi
Variabel 75,00% Cukup 73,00% Cukup
4. Memprediksi 75,54% Cukup 70,50% Cukup
5. Merumuskan
Hipotesis 70,65% Cukup 66,00% Cukup
6. Menginterpretasi 72,83% Cukup 72,00% Cukup
7. Menerapkan
Konsep 73,91% Cukup 64,00% Cukup
8. Berkomunikasi 71,74% Cukup 68,50% Cukup
Rata-rata 73% Cukup 69% Cukup
55
Tabel diatas menunjukkan perbandingan hasil lembar observasi
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel yang disajikan bisa dilihat
bahwasanya pada kelas eksperimen, tiga indikator keterampilan proses
sains yang nilainya tertinggi berturut-turut ialah memprediksi,
mengidentifikasi variabel, dan menerapkan konsep. Pada kelas kontrol,
tiga indikator keterampilan proses sains dengan skor tertinggi adalah
mengidentifikasi variabel, menginterpretasi, dan menginferensi. Untuk
indikator keterampilan proses sains terendah di kelas eksperimen adalah
merumuskan hipotesis dan indikator menerapkan konsep di kelas kontrol.
Selanjutnya berdasarkan pengkategoriannya, seluruh indikator
keterampilan proses sains pada kedua sampel dalam kategori cukup.
Grafik berikut menunjukkan hasil lembar observasi keterampilan proses
sains kedua kelas.
Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwasanya dari observasi
keterampilan proses sains pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih baik dari kelas kontrol. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa
perlakuan pada kelas eksperimen berdasarkan observasi yaitu penerapan
model pembelajaran demonstrasi interaktif telah memiliki pengaruh pada
keterampilan proses sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16
Sarolangun.
55
60
65
70
75
80
Rata-rata kelas
eksperimen
Rata-rata kelas kontrol
Gambar 4.4 Grafik hasil lembar observasi keterampilan proses sains
56
B. Pembahasan
Dari uraian analisis data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran demonstrasi
interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 16 Sarolangun, meskipun dalam uji efektivitasnya hanya
termasuk kepada kategori sedang. Data nilai keterampilan proses sains
siswa yang dimaksud ialah data keterampilan proses sains siswa setelah
mendapatkan serangkaian proses pembelajaran IPA (Fisika) pada pokok
bahasan Tekanan Zat Padat dan Zat Cair baik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang dinilai melalui posttest dan lembar observasi. Di kelas
eksperimen digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif akan
tetapi pada kelas kontrol tidak digunakan model pembelajaran demonstrasi
interaktif. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa mendapatkan
pembelajaran sebanyak 2x pertemuan pada setiap kelas. Setelah
melaksanakan pembelajaran sebanyak 2x pertemuan, siswa diberi posttest
pada pertemuan terakhir atau pertemuan ketiga.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, penggunaan
model pembelajaran demonstrasi interaktif pada kelas eksperimen terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa.
Hal ini bisa diamati pada grafik 4.3 perbandingan hasil posttest kedua
kelas dan pada tabel 4.7 perbandingan hasil lembar observasi kedua kelas.
Rata-rata nilai posttest siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol yaitu 75,00 pada kelas ekperimen dan 67,20 pada kelas kontrol.
Begitu pula rata-rata hasil lembar observasi pada kelas eksperimen yang
menunjukkan angka persentase rata-rata yang lebih baik daripada kelas
kontrol. Rata-rata persentase pada kelas eksperimen yaitu 73% dan kelas
kontrol sebesar 69%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Dwi Rahayu
Lestari Noviani (2019) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains
siswa.
57
Selama pelaksanaan penelitian berlangsung, peneliti mengamati
adanya perbedaan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, diantaranya
seperti antusias siswa ketika belajar. Pembelajaran yang tidak
menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan
alat peraga pada kelas kontrol terkesan biasa saja dan kurang antusiasnya.
Berbeda pada kelas yang menggunakan model pembelajaran demonstrasi
interaktif dengan bantuan alat peraga yaitu pada kelas eksperimen,
menunjukkan rasa ingin tahu mereka meskipun awalnya belum terlalu
berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Walaupun tidak dipungkiri
tidak seluruh peserta didik pada kelas kontrol tidak memiliki rasa antusias
dan tidak seluruh peserta didik pada kelas ekperimen pula memiliki rasa
antusias yang tinggi. Namun ketika diamati lebih lanjut, siswa pada kelas
kontrol sebagian besar terlihat merasa bosan dan kurang antusias berbeda
dengan kelas eksperimen yang sebagian besar siswanya lebih antusias
dalam proses pembelajaran.
Perbedaan tersebut diidentifikasi dari penggunaan model
pembelajaran demonstrasi interaktif pada kelas eksperimen yang mana
menurut Wenning dalam (Azizah et al., 2016) pembelajaran demonstrasi
interaktif melibatkan siswa dalam memprediksi dan membuat penjelasan
suatu konsep fisika sehingga memberi kemungkinanan siswa agar dapat
memperoleh masalah, identifikasi, dihadapkan, dan mengatasi
permasalahan dari pengalamannya. Sehingga siswa pun menunjukkan
antusiasmenya saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran yang dipakai guru
pada proses demonstrasi juga menjadi satu aspek yang menjadi pusat
perhatian siswa. Karena berdasarkan data observasi awal yang dilakukan,
di sekolah tempat penelitian dilaksanakan belum ada penggunaan alat
peraga yang digunakan selama proses pembelajaran. Sedangkan pada
kelas kontrol, siswa hanya sedikit aktif dalam pembelajaran dengan guru
yang lebih banyak berbicara di kelas. Pada kelas ini banyak siswa yang
terlihat tidak tertarik dikarenakan tidak ada hal-hal yang berpotensi untuk
58
menarik perhatian siswa untuk belajar. Sehingga proses pembelajaran
seperti ini kurang cocok digunakan guna mengembangkan keterampilan
proses sains.
Penggunaan model pembelajaran demonstrasi interaktif
dipenelitian ini memang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
keterampilan proses sains. Akan tetapi, dari hasil uji effect size yang
bertujuan melihat besar atau tidaknya pengaruh model pembelajaran
demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun ini menunjukkan efek sedang
berdasarkan hasil posttest yang telah dilaksanakan. Itu bisa saja terjadi
dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya berasal dari kelemahan model
pembelajaran yang digunakan Model pembelajaran demonstrasi interaktif
ini menggunakan metode demonstrasi sehingga yang melakukan
percobaan bukan siswa melainkan guru. Kondisi ini membuat siswa tidak
turun langsung kedalam proses percobaan yang dapat membuat siswa
belum memahami secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
(Rusmiyati & Yulianto, 2009) yang mengemukakan bahwasanya salah
satu aspek lain yang berdampak pada hasil belajar ialah siswa yang diberi
kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung pada kegiatan belajar
mengajar, seperti kesempatan melaksanakan eksperimen.
Penelitian yang dilakukan dimasa pandemi covid-19 ini hanya
dapat melangsungkan proses pembelajaran selama 2x20 menit pada tiap
pertemuan. Karena sekolah harus menerapkan proses pembelajaran dua
shift agar siswa dapat menerapkan social distancing. Hal itu merupakan
salah satu aspek yang menjadikan peneliti sulit menyesuaikan waktu
pembelajaran. Pembelajaran yang hanya 2x20 menit ini lah yang
membuat pelaksanaan pembelajaran demonstrasi interaktif menjadi kurang
efektif. Sejalan dengan pernyataan (Sanjaya, 2006) bahwasanya proses
pembelajaran berorientasi inkuiri seperti model pembelajaran demonstrasi
interaktif ini memerlukan waktu yang tidak sebentar, sehingga guru cukup
kesulitan untuk mengatur waktu pembelajaran dengan tepat.
59
Selain faktor-faktor diatas, faktor yang mempengaruhi
keterampilan proses sains siswa seperti belum memadainya sarana dan
prasarana mengingat sekolah tempat penelitian tidak memiliki ruangan dan
alat laboratorium yang dapat digunakan. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian (Saputra, 2015) dimana ia mengatakan yang menjadi salah satu
aspek yang berpengaruh kepada keterampilan proses sains ialah
ketersediaan sarana dan prasarana. Penelitian ini hanya menggunakan alat
peraga sederhana yang disiapkan oleh peneliti. Sehingga belum dapat
memenuhi sarana dan prasarana yang baik.
Penggunaan model pembelajaran demonstrasi interaktif terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan proses sains. Hanya
saja penelitian ini kurang maksimal dikarenakan faktor-faktor yang telah
diuraikan diatas. Sehingga agar dapat mengembangkan keterampilan
proses sains secara maksimal bisa memakai model pembelajaran
demonstrasi interaktif dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ada dipenelitian ini. Karena sejatinya pengaruh model pembelajaran
demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains lebih signifikan
daripada pembelajaran konvensional.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian pada pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa
yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran demonstrasi dengan bantuan alat
peraga berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Hal tersebut dapat dilihat
dari nilai rata-rata data hasil tes siswa menggunakan soal yang
dirancang berdasarkan indikator keterampilan proses sains dan hasil
dari uji hipotesis “t” yang dilakukan. Dimana rata-rata pada kelas
eksperimen sebesar 75,00 yang lebih besar dari kelas kontrol yaitu
67,20. Dari uji hipotesis “t”, diperoleh nilai thitung sebesar 1,69 yang
lebih besar dari ttabel yaitu 1,68 sehingga Ha diterima (thitung < ttabel = Ha
diterima). Adanya pengaruh model pembelajaran demonstrasi dengan
bantuan alat peraga terhadap keterampilan proses sains siswa juga
diidentifikasi dari hasil observasi yang dilakukan. Dimana beberapa
rata-rata hasil observasi berlandaskan indikator-indikator keterampilan
proses sains siswa pada kelas eksperimen diperoleh persentase sebesar
73% lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan persentase sebesar
69%.
2. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan uji effect size yang bertujuan
untuk melihat signifikansi pengaruh model pembelajaran demonstrasi
dengan bantuan alat peraga terhadap keterampilan proses sains siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Dari uji tersebut,
dieproleh nilai sebesar 0,50 sehingga termasuk dalam kategori
pengaruh sedang karena 0,5 ≤ 0,50 ≤ 0,8.
61
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tantang pengaruh model pembelajaran
demonstrasi interaktif dengan bantuan alat perga terhadap keterampilan proses
sains siswa SMP Negeri 16 Sarolangun, peneliti memberi saran sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dapat
menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan
bantuan alat peraga .
2. Karena penelitian ini belum sempurna, diharapkan untuk penelitian
selanjutnya untuk lebih baik dengan mempersiapkan segala keperluan
penelian agar lebih matang. Dan juga dari segi materi pembelajaran
agar materi yang digunakan dalam penelitian selanjutnya berbeda
dengan materi yang digunakan saat ini.
3. Pembelajaran yang dilakukan lebih baik dengan jangka waktu yang
lebih lama agar proses pelaksaan penelitian maksimal.
4. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat bagi
peneliti, pembaca, untuk penelitian selanjutnya, serta untuk
perkembangan potensi yang dimiliki anak bangsa.
62
DAFTAR PUSTAKA
Amijaya, L. S., Ramdani, A., & Merta, I. W. (2018). Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Pijar Mipa, 13(2), 94.
https://doi.org/10.29303/jpm.v13i2.468
Arkudanto. (2007). Pembaharuan dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Ayu, M. G. (2020). Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Peraga Dalam
Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa Di MTs N 2 Kota Jambi.
Skripsi.
Azizah, R., Yuliati, L., & Latifah, E. (2016). Kemampuan Pemecahan Masalah
Melalui Pembelajaran Interactive Demonstration Siswa Kelas X SMA pada
Materi Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi (ISSN. 2407-6902),
II(2), 55–60.
Diani, R., Yuberti, Y., & Syafitri, S. (2016). Uji Effect Size Model Pembelajaran
Scramble dengan Media Video Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas X MAN 1 Pesisir Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
5(2), 265. https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i2.126
Elvanisi, A., Hidayat, S., & Fadillah, E. N. (2018). Analisis keterampilan proses
sains siswa sekolah menengah atas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(20),
245–252.
Fitriani, K., & Mansyur, J. (2015). Pengaruh Interactive Demonstration Terhadap
Perubahan Konsep Siswa Tentang Tekanan Zat Cair Pada Kelas VII SMP
Negeri 14 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 3(3).
Fitriyani, R. (2017). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan
Proses Sains Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, 11(2).
Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). Journal of Chemical Information and Modeling.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Guswita, S. (2018). Analisis Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah Bagi
Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung.
63
Hery Susanto, Achi Rinaldi, N. (2015). Analisis Validitas Reabilitas Tingkat
Kesukaran dan Daya Beda pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil
Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2,
2015, Hal 203-217, 37(3), 343. https://doi.org/10.18907/jjsre.37.3_343_4
Ilmi, N., Desnita, D., Handoko, E., & Zelda, B. (2016). Pengembangan Instrumen
Penilaian Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Sma. V,
SNF2016-RND-57-SNF2016-RND-62. https://doi.org/10.21009/0305010213
Imas Kurniasih, B. sani. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta.
Karo-Karo S, I. R., & Rohani. (2013). Manfaat Media dalam Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan, №3, с.30.
Kemenag. (2021). Al-Qur’an. Retrieved from https://quran.kemenag.go.id/sura/29
Kurniawan, W., Pathoni, H., Muliawati, L., Kurniawan, D. A., Romadona, D. D.,
Ningsi, A. P., & Dari, R. W. (2020). Relationship of science process skills
and critical thinking of students in physics subject. Universal Journal of
Educational Research, 8(11), 5581–5588.
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.081162
Liliawati, dkk, W. (2014). Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp, Sma Dan
Smk Dalam Penerapan Levels of Inquiry Pada Pembelajaran Fisika. Berkala
Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran Dan Apliksinya, 6(2),
34–39.
Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal
Pemikiran Islam; Vol 37, No.1, 37(1), 27–35.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 6(1), 1510–1515.
https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.496-500.1510
Mujianto, S. (2017). Analisis daya beda soal. taraf kesukaran, butir tes, validitas
butir tes, interpretasi hasil tes valliditas ramalan dalam evaluasi pendidikan.
Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 2, 2(2), 192–213.
Neni, Ti. E. A. (2015). Pengaruh Metode Inquiry Dan Metode Drill Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Di Mi Se-
Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Skripsi, 38–53. Retrieved from
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2976/
Nofrion. (2018). Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Geografi. Retrieved
from https://doi.org/10.31227/osf.io/bzqau
Noviani, D. R. L. (2019). Pengaruh Pembelajaran Demonstrasi Interaktif terhadap
64
Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa SMA pada Materi Perubahan
Lingkungan. Assimilation: Indonesian Journal of Biology Education, 2(2),
58. https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.20249
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:
Nizmania Learning Center.
Pratama, A. A., Sudirman, & Andriani, N. (2011). Studi Keterampilan Proses
Sains Pada Pembelajaran Fisika Materi Getaran Dan Gelombang Di Kelas
Viii Smp Negeri 18 Palembang. Jurnal Pendidikan Fisika, 75, 100.
Rusmiyati, A., & Yulianto, A. (2009). PENINGKATAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED-
INSTRUCTION. 5, 75–78.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputra, A. W. A. (2015). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) Di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pada
Mata Pelajaran Fisika.
Sirait, M. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Discovery- Inkuiri dan
Kontribusinya Terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar.
AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar Vol.1, 1(2).
Siswanto. (2016). Keterampilan Proses Sains Dan Kemandirian Belajar Siswa.
Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Fisika, 2(2), 10–28.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sukarno, Permanasari, A., & Hamidah, I. (2013). The Profile of Science Process
Skill ( SPS ) Student at Secondary High School ( Case Study in Jambi ). 1(1).
Sumirat Dyah Wulandari, Undang Rosidin, A. (2014). Pengembangan Alat Peraga
Fisika Pada Materi Visikositas Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Fisika, 20(4), 312–313.
Supraptianingsih, A. (2018). Penerapan Demonstrasi Interaktif Pada Pembelajaran
IPA Tentang Sifat-Sifat Benda Padat dan Cair Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas II di SDN Kepatihan 03 Kecamatan Kaliwates
Kabupaten Jember. Jurnal Pendidikan IPA, 295–302.
Susiana, N., Yuliati, L., & Latifah, E. (2018). Pengaruh Interactive Demonstration
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X pada Materi
Hukum Newton. Jurnal Pendidikan, (2001), 312–315.
65
Sutarto, Wardhany, R. P. K., & Subiki. (2014). Media Video Kejadian Fisika
dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, (2301–
9794).
Suwardi, S., Firmiana, M. E., & Rohayati, R. (2016). Pengaruh Penggunaan Alat
Peraga terhadap Hasil Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini.
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 2(4), 297.
https://doi.org/10.36722/sh.v2i4.177
Ulfa, S. M. (2020). Pengaruh Model Discovery Learning Berbantukan Alat Peraga
Sederhana Terhadap Hasil Belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10
Merangin. Skripsi.
Utomo, E. N. P. (2018). Pengembangan Modul Berbasis Inquiry Lesson Untuk
Meningkatkan Literasi Sains Dimensi Proses Dan Hasil Belajar Kompetensi
Keterampilan Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI. Jurnal Tadris
Pendidikan Biologi, 9(1), 45–60.
Widodo, & Widayanti, L. (2014). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs
Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika
Indonesia, 17(49), 32–35. https://doi.org/10.22146/jfi.24410
Wijaya, I. K. W. B., Kirna, I. M., & Suardana, I. N. (2012). Model Demonstrasi
Interaktif Berbantuan Multimedia Dan Hasil Belajar Ipa Aspek Kimia Siswa
Smp. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, No. 1, 88–98.
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.
Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23.
https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100
66
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
UJI NORMALITAS AWAL
Untuk dapat melakukan penelitian, syarat yang harus dipenuhi adalah
sampel harus berdistribusi normal. Sehingga sebelum melakukan penelitian,
dibutuhkan pengujian normalitas pada kelas sampel. Berikut merupakan lampiran
uji normalitas awal pada sampel yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri
16 Sarolangun menggunakan uji normalitas liliefors.
A. Uji Normalitas Awal Kelas VIII A
Langkah-langkah uji normalitas awal liliefors adalah kelas eksperimen sebagai
berikut.
1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05
2) Menentukan H0 dan Ha
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
50 50 52 58 64 66 66 66 68 68
70 74 74 76 78 78 78 78 80 80
80 82 88 88 90 94 94
3) Menghitung rata-rata data sampel
∑
4) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan
persamaan:
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
Keterangan :
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
67
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
∑ : Jumlah nilai X
∑ : Jumlah kuadrat nilai X
𝑛 : Jumlah siswa
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√
5) Menghitung nilai Z dengan persamaan:
𝑧
𝑆
z : Angka baku / nilai standard
: Jumlah rata-rata nilai X
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
68
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
6) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal berdasarkan
notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva
sampai dengan titik z.
7) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan persamaan:
69
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
𝑆 𝑧
Ket : S(z) : Probabilitas komulatif
empiris
Fk : Frekuensi Komulatif
N : Jumlah siswa
8) Menentukan nilai Lhitung :
𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |
Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors dari
nomor 3 hingga 9
No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)
1 50 -1.92126 0.02735 Jan-00 0.046724374
2 50 -1.92126 0.02735 0.074074 0.046724374
3 52 -1.75915 0.039276 Jan-00 0.071835121
4 58 -1.27283 0.101539 0.148148 0.046609372
5 64 -0.78651 0.215783 0.185185 0.030597935
6 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656
7 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656
8 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656
9 68 -0.4623 0.321932 0.37037 0.048438096
10 68 -0.4623 0.321932 0.37037 0.048438096
11 70 -0.3002 0.382014 0.407407 0.025393694
12 74 0.024016 0.50958 0.481481 0.028098477
13 74 0.024016 0.50958 0.481481 0.028098477
14 76 0.186122 0.573825 0.518519 0.055306821
15 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257
16 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257
17 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257
18 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257
19 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623
20 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623
21 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623
22 82 0.67244 0.749348 0.814815 0.065466719
23 88 1.158758 0.876723 0.888889 0.012166367
24 88 1.158758 0.876723 0.888889 0.012166367
25 90 1.320864 0.906727 0.925926 0.01919933
26 94 1.645076 0.950023 1 0.049977098
70
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
9) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari
| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya adalah
0,082
10) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal
11) Dari langkah-langkah uji normalitas awal Liliefors yang telah dilakukan
didapatkan nilai Lhitung kelas 8A adalah 0,082 lebih kecil dari nilai Ltabel
yaitu 0,254.
0,082 < 0,254 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas eksperimen
berdistribusi normal
B. Uji Normalitas Awal Kelas VIII B
Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas kontrol sebagai berikut.
1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05
2) Menentukan H0 dan Ha
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
3) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
50 52 52 54 54 58 60 64 66 70
70 72 72 72 74 74 76 78 78 78
78 80 84 84 88 88 90 94
4) Menghitung rata-rata data sampel
27 94 1.645076 0.950023 1 0.049977098
Rata-rata : 73.7037037
Simpangan Baku : 12.3376061
71
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
∑
5) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan
persamaan:
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
Keterangan :
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
∑ : Jumlah nilai X
∑ : Jumlah kuadrat nilai X
𝑛 : Jumlah siswa
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√
6) Menghitung nilai Z dengan persamaan:
𝑧
𝑆
z : Angka baku / nilai standard
: Jumlah rata-rata nilai X
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
𝑧
72
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
73
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
7) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal berdasarkan
notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva
sampai dengan titik z.
8) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan persamaan:
𝑆 𝑧
Ket : S(z) : Probabilitas komulatif
empiris
Fk : Frekuensi Komulatif
N : Jumlah siswa
9) Menentukan nilai Lhitung :
𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |
Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors dari
nomor 3 hingga 9
No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)
1 50 -1.74286 0.040679 0.00438596 0.036293
2 52 -1.58286 0.056726 0.10714286 0.050417
3 52 -1.58286 0.056726 0.10714286 0.050417
4 54 -1.42286 0.077388 0.17857143 0.101184
5 54 -1.42286 0.077388 0.17857143 0.101184
6 58 -1.10286 0.135044 0.21428571 0.079242
7 60 -0.94286 0.172876 0.25 0.077124
8 64 -0.62286 0.266688 0.28571429 0.019026
74
Lampiran 1 Uji Normalitas Awal
9 66 -0.46286 0.321733 0.32142857 0.000304
10 70 -0.14286 0.443201 0.39285714 0.050344
11 70 -0.14286 0.443201 0.39285714 0.050344
12 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839
13 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839
14 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839
15 74 0.177144 0.570302 0.57142857 0.001126
16 74 0.177144 0.570302 0.57142857 0.001126
17 76 0.337144 0.631996 0.60714286 0.024853
18 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599
19 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599
20 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599
21 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599
22 80 0.657146 0.744456 0.78571429 0.041258
23 84 0.977147 0.835752 0.85714286 0.021391
24 84 0.977147 0.835752 0.85714286 0.021391
25 88 1.297148 0.90271 0.92857143 0.025862
26 88 1.297148 0.90271 0.92857143 0.025862
27 90 1.457149 0.927462 0.96428571 0.036823
28 94 1.77715 0.962228 1 0.037772
Rata-
rata 71.78571429
10) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari
| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya adalah
0,101
11) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal
12) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan
didapatkan nilai Lhitung kelas 8B adalah 0,109 lebih kecil dari nilai Ltabel
yaitu 0,250.
0,101 < 0,250 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas kontrol
berdistribusi normal
75
Lampiran 2 Uji Homogenitas Awal
UJI HOMOGENITAS AWAL
Selain berdistribusi normal, sampel yang akan digunakan juga harus
homogen. Sehingga dibutuhkan uji homogenitas untuk melihat homogen atau
tidaknya sampel yang akan digunakan. Berikut merupakan uji homogenitas awal
dari populasi yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri 16 Sarolangun.
1) Menghitung varians masing-masing kelas
a. Varians Kelas VIII A b. Varians Kelas VIII B
𝑆
∑
(
∑
)
𝑆
∑
(
∑
)
𝑆
(
)
𝑆
(
)
𝑆
(
) 𝑆
(
)
𝑆 𝑆
Fhitung =
1,03
2) Membandingkan Fhitung dan Ftabel dengan cara :
Dbpembilang = n-1 = 28-1 = 27
Dbpenyebut = n-1= 27-1 =26
Taraf signifikan (α) = 0,05, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 1,91
3) Kriteria Pengujian
Jika : Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen
Jika : Fhitung ≤ Ftabel, homogen
Saat dibandingkann ternyata 1,03 < 1,91 atau Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
Maka dapat ditentukan bahwa varians-varians data bersifat homogen.
76
Lampiran 3 Lembar Validator RPP
LEMBAR PENILAIAN VALIDATOR
TERHADAP VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Nama Validator : Abdul Rahim, M. Pd
A. Tujuan
Tujuan penggunaan lembar penilaian ini adalah untuk mendapatkan
penilaian layak, perlu revisi, atau tidak layak penggunaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian pada beberapa aspek
yang terdapat dalam RPP.
2. Bapak/Ibu memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang telah
disediakan sesuai dengan criteria skala penilaian yang telah ditentukan
sebagai berikut:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
3. Pada bagian kolom komentar Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan
saran-saran untuk perbaikan instrument tersebut.
77
Lampiran 3 Lembar Validator RPP
C. Penilaian
No Indikator/Aspek yang Divalidasi Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1 Format
a. Identifikasi
Kelengkapan RPP (memuat
komponen-komponen materi,
metode, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar
dan penilaian)
√
b. Perumusan Indikator
Pembelajaran
Ketepatan dan kejelasan
rumusan indikator pencapaian
dan tujuan berdasarkan SK
dan KD
√
2 Materi
a. Kesesuaian materi dengan
indikator dan tujuan
pembelajaran
√
b. Langkah-langkah
pembelajaran dijabarkan
dengan jelas
√
c. Kesesuaian alokasi waktu
dengan kegiatan yang
dilakukan
√
3 Kebahasaan
a. Penggunaan sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia yang
√
78
Lampiran 3 Lembar Validator RPP
baik dan benar
b. Bahasa yang digunakan
singkat, jelas dan tidak
menimbulkan pengertian
ganda
√
D. Kesimpulan
Tes kemampuan hasil belajar ini dinyatakan:
1. Layak digunakan tanpa revisi (√)
2. Layak digunakan dengan revisi kecil
3. Layak digunakan dengan revisi besar
4. Belum dapat digunakan
(Mohon memberi tanda checklist (√) pada salah satu nomor sesuai dengan
kesimpulan Bapak/Ibu)
E. Saran/Masukan Validator
.................................................................................................................................
Jambi, 05 Februari 2021
Validator
Abdul Rahim, M. Pd
NIDN.20030487001
79
Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest
LEMBAR PENILAIAN VALIDATOR
TERHADAP VALIDASI SOAL TES HASIL BELAJAR
Satuan Pendidikan : SMP
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Nama Validator : Abdul Rahim, M. Pd
F. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument adalah untuk mendapatkan tes hasil belajar
yang valid.
G. Petunjuk
4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian pada beberapa aspek
yang terdapat dalam tes hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika
pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor.
5. Bapak/Ibu memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang telah
disediakan sesuai dengan criteria skala penilaian yang telah ditentukan
sebagai berikut:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
6. Pada bagian kolom komentar Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan
saran-saran untuk perbaikan instrument tersebut.
80
Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest
81
Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest
82
Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga
LEMBAR VALIDASI
ALAT PERAGA
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Peneliti : Ratih Windyaningsiwi
A. PETUNJUK
1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian (memvalidasi)
beberapa aspek yang terdapat pada alat peraga pembelajaran pada
materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair.
2. Penilaian cukup memberikan tanda ceklis ( √ ) pada salah satu kolom
dengan kategori SS, S, N, TS, dan STS. Keterangan kategori
mempunyai arti sebagai berikut.
Kategori Keterangan
SS Sangat Setuju
S Setuju
N Netral
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
Atas kesediaan Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi lembar validasi
ini, saya ucapkan terimakasih.
83
Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga
84
Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga
85
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 16 Sarolangun
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Tekanan Zat
Sub Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam Pelajaran (20 Menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI-4 :Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.8 Memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan
angkut pada tumbuhan.
4.8 Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan zat
cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan kapilaritas,
misalnya dalam batang tumbuhan
86
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
C. Indikator
1. Indikator Kognitif
a. Menganalisis konsep tekanan
b. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap
besarnya tekanan
c. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu
d. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal
e. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang
terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air
f. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja
berdasarkan prinsip tekanan
g. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan tekanan
2. Indikator Psikomotor
a. Melakukan percobaan tekanan zat
b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal
c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses
pengangkutan zat pada tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Afektif
Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam
selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan
sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.
2. Tujuan Afektif (Sosial)
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan
sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama,
teliti, tekun, responsif dan proaktif.
3. Tujuan Kognitif
87
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Selama mengikuti pembelajaran Tekanan zat dengan menggunakan model
demonstrasi interaktif, diharapkan siswa dapat :
a. Menganalisis konsep tekanan
b. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap
besarnya tekanan
c. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu
d. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal
e. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang
terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air
f. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja
berdasarkan prinsip tekanan
g. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan tekanan
4. Tujuan Psikomotor
a. . Melakukan percobaan tekanan zat
b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal
c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses
pengangkutan zat pada tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
1. Fakta
a. Mata kapak yang ujungnya dibuat tajam (Tekanan Zat Padat)
b. Tembok bendungan yang bagian bawahnya dibuat lebih tebal karena
menerima tekanan yang lebih kuat.(Tekanan Zat Cair)
c. Kapal selam yang menggunakan konsep Hukum Archimedes(Tekanan
Zat Cair)
d. Dongkrak hidrolik yang berfungsi mengangkat benda berat (Tekanan
Zat Cair)
2. Konsep
a. Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan
tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: Bila balok yang sama ditekan
88
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada tanah yang lembek akan lebih besar tekanannya atau akan lebih
dalam tekanannya dibandingkan di tanah yang tidak lembek. Semakin
besar luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin kecil.
Semakin kecil luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin
besar. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang
tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan
luas. Tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda.
Tekanan berbanding dengan luas bidang tekan.
b. Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar air dari sebuah
c. tabung yang berlubang dari atas ke bawah dan diisi air. Tekanan zat
cair dipengaruhi oleh kedalaman, semakin dalam airnya tekanan zat
cair makin besar. Tekanan zat cair yang diam disebut tekanan
hidrostatik. Untuk mengetahui besarnya tekanan hidrostatik dapat
diketahui dengan alat Harlt.
d. Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya angkat
yang sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan benda itu. Sebuah
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat
oleh zat cair sebesar berat zat cair yang dipindahkan, hal ini merupakan
bunyi dari hukum Archimedes.
3. Prinsip
a. Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan eksternal yang diberikan
zat cair dalam sistem tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama
besar, dan tekanan pada setiap titik pada fluida akan meningkat
sebanding dengan tekanan eksternal yang diberikan.
b. Tekanan zat padat
𝐹
Keterangan:
P = Tekanan(Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan (m2)
89
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. Tekanan zat cair
1) Tekanan Hidrostatis
Ph = ρ x g x h = S x h
Fh = ph x A
Keterangan:
Ph = Tekanan hidrostatik
ρ = Massa jenis zat cair (r = rho) (Kg/m3 )
g = Gravitasi (g) (N/Kg)
h = Kedalaman (h) (m)
A = luas alas bejana atau wadah (m2)
S = berat jenis (N/m3)
2) Hukum Archimedhes
Dengan :
= Gaya berat benda didalam air (N)
w = gaya berat benda di udara (N)
Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N)
Dengan persamaan
3) Hukum Pascal
𝐹
𝐹
Keterangan :
F1 = Gaya pada penampang pertama (N)
A1 = Luas permukaan penampang pertama (m2)
F2 = Gaya pada penampang kedua (N)
A2 = Luas permukaan penampang kedua (m2)
𝑤 𝑤 𝐹𝑎
𝐹𝑎 𝜌.𝑔.𝑉
90
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Demonstrasi Interaktif
Metode Pembelajaran : Diskusi, demonstrasi
G. Media Pembelajaran
1. Media : - Papan Tulis
- Spidol
2. Alat : - Alat peraga Tekanan Zat Padat
a) Kotak/ wadah
b) Tepung
c) Uang Koin
- Alat Peraga Tekanan Zat Cair
a) Botol bekas air mineral
b) Gelas
c) Telur
d) Garam
e) Alat peraga Hukum Pascal
3. Sumber belajar : Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 20 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan
salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
Siswa :
Menjawab salam dari guru dan
berdo’a sebelum belajar
Siswa mengabsen sesuai dengan
arahan dari guru
91
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Aperpepsi
Memberikan apersepsi tentang
tekanan dengan memberi
pertanyaan
Mengapatali tas ransel yang kita
gunakan dibuat lebar?”dan
“Mengapa tanggu dibuat lebih tebal
pada bagian bawahnya?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Mendengarkan pertanyaan serta
mencoba menjawab pertanyaan
dari guru dengan baik
Mendengarkan penjelasan dari
guru dengan baik
Kegiatan Inti ( 30 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Demonstrasi
Interaktif
Keterampilan
Proses
Sains
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pengamatan
(observasi)
Melakukan
pengamatan
Peserta didik diberi
motivasi atau
rangsangan untuk
memusatkan
perhatian pada topik
materi Tekanan Zat
Padat dan Zat
Cair(Tekanan
Hidrostatis) dengan
cara memberi
penjelasan materi
dengan mengaitkan
gambaran materi
dengan kehidupan
sehari-hari.
Siswa mengamati apa
yang dijelaskan oleh
guru pada topik materi
Tekanan Zat Padat dan
Zat Cair(Tekanan
Hidrostatis) yang
dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Menginferensi Setelah guru
mengajak siswa
berdiskusi mengenai
mengapa suatu
peristiwa dapat
terjadi (misal
pengunaan paku
yang menerapkan
Siswa memberi
penjelasan yang logis
berdasarkan
pengamatan yang telah
dilakukan
92
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
konsep tekanan zat
padat)
Mengidentifikasi
Variabel
Guru mengajak
siswa berdiskusi
mengenai apa saja
faktor-faktor yang
mempengaruhi
Tekanan Zat Padat
dan Tekanan
Hidrostatis
Siswa berdiskusi
bersama guru tentang
faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Tekanan
Zat Padat dan Tekanan
Hidrostatis
Manipulasi
(manipulation)
Memprediksi Guru melakukan
manipulasi terhadap
sebuah ilustrasi
sebuah percobaan
kemudian
menghentikan pada
bagian yang akan
diprediksi oleh
siswa
Percobaan 1 : Dua
buah koin diatas
tepung diletakkan
dengan posisi
horizontal dan
vertikal diberi gaya
yang sama, maka
koin manakah yang
akan menancap
paling dalam?
Percobaan 2 :
Terdapat botol
dengan 3 lubang
berbeda kedalaman,
manakah yang akan
terpancar paling
jauh? Beserta
alasannya
Siswa melakukan
prediksi apa yang akan
terjadi pada manipulasi
yang dilakukan oleh
guru.
Genaralisasi
(generalization)
Merumuskan
hipotesis
Guru meminta siswa
untuk menalar atau
memikirkan
kemungkinan yang
akan terjadi dalam
manipulasi yang
telah dilakukan oleh
guru dengan
memperhatikan
variabel-variabel
yang dapat
mempengaruhi hal
Siswa menuliskan
prediksi dari
demonstrasi yang telah
dilakukan oleh guru
dengan memperhatikan
variabel-variabel yang
mempengaruhi suatu
kejadian
93
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tersebut dapat
terjadi
Verifikasi
(verification)
Berkomunikasi Guru mengajak
siswa untuk
saling bertukar
informasi atas
apa yang telah
mereka prediksi
dengan
melakukan
diskusi kelas.
Guru
melanjutkan
kegiatan
demonstrasi
yang dihentikan
sebelumnya
untuk melihat
fenomena yang
akan terjadi
Guru
menanggapi dan
mengkonfirnasi
kepada siswa
yang belum
menjawab
dengan tepat
Percobaan 1 :
Luas permukaan
koin yang
diletakkan secara
vertikal lebih kecil
dari koin yang
diletakkan secara
horizontal
Percobaan 2 :
Lubang paling
dalam akan
memancarkan air
paling jauh karena
tekanannya paling
besar (kedalaman
berbanding lurus
dengan tekanan)
Siswa
menyampaikan
prediksi mereka
tentang percobaan
tekanan zat padat
dan tekanan
hidrostatis yang
telah ditulis
sebelumnya
Siswa
mendiskusikan
prediksi-prediksi
yang telah ditulis
sebelumnya
Siswa mengamati
penjelasan dari guru
tentang konsep
yang dikonfirmasi
oleh guru tentang
materi Tekanan Zat
Padat dan Tekanan
Hidrostatis
Siswa mencatat hal-
hal penting yang
disampaikan oleh
guru
Aplikasi
(application)
Menerapkan
konsep
Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa berdasarkan
konsep yang telah
dibahas sebelumnya
, namun dalam
Siswa menerapkan
konsep yang telah
dipelajari dengan
menjawab soal yang
berikan oleh guru.
94
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
peristiwa yang
berbeda dengan cara
memberikan soal
sederhana kepada
siswa
Kegiatan Penutup (5 Menit)
Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang belum dipahami.
Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan hal-hal penting
selama proses pembelajaran
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Guru menyampaikan kegiatan /
materi yang akan dilaksanakan
pada pembelajaran selanjutnya.
Guru mengucapkan salam penutup
dan do’a
Siswa bertanya kepada guru jika
ada yang belum dipahami
Siswa bersama guru
menyimpulkan hal-hal penting
selama proses pembelajaran
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Siswa mendengarkan guru
Siswa menjawab salam penutup
dan berdo’a bersama
2 . Pertemuan Kedua (2 x 20 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan
salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
Memberikan apersepsi tentang
tekanan dengan memberi
pertanyaan
“Mengapa kapal selam bisa
tenggelam dan mengapung
kembali?”dan “Bagaimana cara
tempat cuci mobil dapat
mengangkat mobil yang berat?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa :
Menjawab salam dari guru dan ber-
Do’a sebelum belajar
Siswa mengabsen sesuai dengan
arahan dari guru
Mendengarkan pertanyaan serta
mencoba menjawab pertanyaan
dari guru dengan baik
Mendengarkan penjelasan dari guru
dengan baik
95
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Kegiatan Inti ( 30 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Demonstrasi
Interaktif
Keterampilan
Proses
Sains
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pengamatan
(observasi)
Melakukan
pengamatan
Peserta didik diberi
motivasi atau
rangsangan untuk
memusatkan perhatian
pada topik materi
Hukum Archimedhhes
dan Hukum Pascal
dengan cara memberi
penjelasan materi
dengan mengaitkan
materi dengan
kehidupan sehari-hari.
Siswa mengamati apa
yang dijelaskan oleh
guru pada topik materi
Hukum Archimedhhes
dan Hukum Pascal
dengan cara memberi
penjelasan materi
dengan mengaitkan
materi dengan
kehidupan sehari-hari.
Menginferensi Setelah guru mengajak
siswa berdiskusi
mengenai mengapa
suatu peristiwa dapat
terjadi (misal kapal
selam yang mampu
tenggelam,melayang
dan mengapung serta
bagaimana cara
mengangkat mobil yang
berat saat mencuci
mobil)
Siswa memberi
penjelasan yang logis
berdasarkan
pengamatan yang telah
dilakukan
Mengidentifik
asi Variabel
Guru mengajak siswa
berdiskusi mengenai
apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi
Hukum Archimedhes
dan Hukum Pascal
Siswa berdiskusi
bersama guru tentang
faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Hukum
Archimedhes dan
Hukum Pascal
Manipulasi
(manipulation
)
Memprediksi Guru melakukan
manipulasi terhadap
sebuah ilustrasi sebuah
percobaan kemudian
Siswa melakukan
prediksi apa yang akan
terjadi pada manipulasi
yang dilakukan oleh
96
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
menghentikan pada
bagian yang akan
diprediksi oleh siswa
Percobaan 1 :
Telur A tidak diberi
garam, apa yang akan
terjadi?
Telur B diberi garam
satu sdm, apa yang
akan terjadi?
Telur C diberi garam 2
sdm, apa yang akan
terjadi?
Percobaan 2 :
Apakah suntikan A
yang lebih kecil mampu
mengangkat benda pada
suntikan B yang lebih
besar?
guru.
Genaralisasi
(generalizatio
n)
Merumuskan
hipotesis
Guru meminta siswa
untuk menalar atau
memikirkan
kemungkinan yang
akan terjadi dalam
manipulasi yang telah
dilakukan oleh guru
dengan memperhatikan
variabel-variabel yang
dapat mempengaruhi
hal tersebut dapat
terjadi
Siswa menuliskan
prediksi dari
demonstrasi yang telah
dilakukan oleh guru
dengan memperhatikan
variabel-variabel yang
memperngaruhi suatu
kejadian
Verifikasi
(verification)
Berkomunika-
si Guru mengajak
siswa untuk saling
bertukar informasi
atas apa yang telah
mereka prediksi
dengan melakukan
diskusi kelas.
Guru melanjutkan
kegiatan
demonstrasi yang
dihentikan
sebelumnya untuk
melihat fenomena
yang akan terjadi
Guru menanggapi
dan mengkonfirnasi
kepada siswa yang
belum menjawab
dengan tepat
Siswa
menyampaikan
prediksi tentang
percobaan tekanan
zat padat dan
tekanan hidrostatis
yang telah ditulis
sebelumnya
Siswa
mendiskusikan
prediksi-prediksi
yang telah ditulis
sebelumnya
Siswa mengamati
penjelasan dari guru
tentang konsep
yang dikonfirmasi
oleh guru mengenai
materi Hukum
97
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Percobaan 1 :
Telur A tenggelam
karena <
Telur B melayang,
karena =
Telur C mengapung
karena >
Percobaan 2:
Suntik kecil mampu
mengangkat benda pada
suntik besar karena
tekanan didalam
ruangan tertutup akan
diteruskan ke segala
arah dengan sama
besar.
Archimedhes dan
Hukum Pascal
Siswa mencatat hal-
hal penting yang
disampaikan oleh
guru
Aplikasi
(application)
Menerapkan
konsep
Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa berdasarkan
konsep yang telah
dibahas sebelumnya ,
namun dalam peristiwa
yang berbeda dengan
cara memberikan soal
sederhana kepada siswa
Siswa menerapkan
konsep yang telah
dipelajari dengan
menjawab soal yang
berikan oleh guru.
Kegiatan Penutup (5 Menit)
Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang belum dipahami.
Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan hal-hal penting
selama proses pembelajaran
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Guru menyampaikan kegiatan /
materi yang akan dilaksanakan
pada pembelajaran selanjutnya.
Guru mengucapkan salam penutup
dan do’a
Siswa menjawab pertanyaan guru
jika ada yang belum dipahami
Siswa bersama guru
menyimpulkan hal-hal penting
selama proses pembelajaran
Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Siswa mendengarkan guru
Siswa menjawab salam penutup
dan berdo’a bersama
I. Penilaian
Metode Bentuk Instrumen
Afektif Lembar Pengamatan
Kognitif Tes Uraian
98
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Psikomotor Lembar Pengamatan
99
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Tekanan Zat
Sub Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam Pelajaran (20 Menit)
B. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI-4 :Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. Kompetensi Dasar
3.8 Memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan
angkut pada tumbuhan.
4.8 Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan zat
cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan kapilaritas,
misalnya dalam batang tumbuhan
100
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
D. Indikator
1. Indikator Kognitif
h. Menganalisis konsep tekanan
i. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap
besarnya tekanan
j. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu
k. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal
l. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang
terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air
m. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja
berdasarkan prinsip tekanan
n. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan tekanan
2. Indikator Psikomotor
b. Melakukan percobaan tekanan zat
c. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal
d. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses
pengangkutan zat pada tumbuhan
E. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Afektif
Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam
selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan
sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.
2. Tujuan Afektif (Sosial)
Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan
sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama,
teliti, tekun, responsif dan proaktif.
3. Tujuan Kognitif
101
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Selama mengikuti pembelajaran Tekanan zat dengan menggunakan model
demonstrasi interaktif, diharapkan siswa dapat :
a. Menganalisis konsep tekanan
h. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap
besarnya tekanan
i. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu
j. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal
k. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang
terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air
l. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja
berdasarkan prinsip tekanan
m. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan tekanan
5. Tujuan Psikomotor
a. . Melakukan percobaan tekanan zat
b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal
c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses
pengangkutan zat pada tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
4. Fakta
e. Mata kapak yang ujungnya dibuat tajam (Tekanan Zat Padat)
f. Tembok bendungan yang bagian bawahnya dibuat lebih tebal karena
menerima tekanan yang lebih kuat.(Tekanan Zat Cair)
g. Kapal selam yang menggunakan konsep Hukum Archimedes(Tekanan
Zat Cair)
h. Dongkrak hidrolik yang berfungsi mengangkat benda berat (Tekanan
Zat Cair)
102
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
5. Konsep
a. Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan
tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: Bila balok yang sama ditekan
pada tanah yang lembek akan lebih besar tekanannya atau akan lebih
dalam tekanannya dibandingkan di tanah yang tidak lembek. Semakin
besar luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin kecil.
Semakin kecil luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin
besar. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang
tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan
luas. Tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda.
Tekanan berbanding dengan luas bidang tekan.
b. Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar air dari sebuah
c. tabung yang berlubang dari atas ke bawah dan diisi air. Tekanan zat
cair dipengaruhi oleh kedalaman, semakin dalam airnya tekanan zat
cair makin besar. Tekanan zat cair yang diam disebut tekanan
hidrostatik. Untuk mengetahui besarnya tekanan hidrostatik dapat
diketahui dengan alat Harlt.
d. Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya angkat
yang sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan benda itu. Sebuah
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat
oleh zat cair sebesar berat zat cair yang dipindahkan, hal ini merupakan
bunyi dari hukum Archimedes.
6. Prinsip
a. Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan eksternal yang diberikan
zat cair dalam sistem tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama
besar, dan tekanan pada setiap titik pada fluida akan meningkat
sebanding dengan tekanan eksternal yang diberikan.
b. Tekanan zat padat
𝐹
Keterangan:
103
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
P = Tekanan(Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan (m2)
ii. Tekanan zat cair
4) Tekanan Hidrostatis
Ph = ρ x g x h = S x h
Fh = ph x A
Keterangan:
Ph = Tekanan hidrostatik
ρ = Massa jenis zat cair (r = rho) (Kg/m3 )
g = Gravitasi (g) (N/Kg)
h = Kedalaman (h) (m)
A = luas alas bejana atau wadah (m2)
S = berat jenis (N/m3)
5) Hukum Archimedhes
Dengan :
= Gaya berat benda didalam air (N)
w = gaya berat benda di udara (N)
Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N)
Dengan persamaan
6) Hukum Pascal
𝐹
𝐹
Keterangan :
𝑤 𝑤 𝐹𝑎
𝐹𝑎 𝜌.𝑔.𝑉
104
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
F1 = Gaya pada penampang pertama (N)
A1 = Luas permukaan penampang pertama (m2)
F2 = Gaya pada penampang kedua (N)
A2 = Luas permukaan penampang kedua (m2)
F. Model dan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab
J. Media Pembelajaran
1. Media : - Papan Tulis
- Spidol
2. Sumber belajar : Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
K. Langkah-langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 20 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
Memberikan apersepsi tentang tekanan dengan memberi pertanyaan
“Mengapa tas ransel yang digunakan kebanyakan dibuat lebar?”dan
“Mengapa kalian bias berenang didalam air?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Kegiatan Inti (30 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
105
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru menjelaskan materi Tekanan Zat
Padat dan Zat Cair (Tekanan
Hidrstatis)
Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang materi Tekanan Zat Padat dan
Zat Cair (Tekanan Hidrstatis)
Guru memberikan contoh peristiwa-
peristiwa yang berkaitan dengan
materi Tekanan Zat Padat dan Zat
Cair (Tekanan Hidrstatis) dengan
mengaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari
Siswa memahami penjelasan guru
tentang peristiwa yang berkaitan
dengan materi Tekanan Zat Padat dan
Zat Cair (Tekanan Hidrstatis)
Guru mempersilahkan siswa
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Siswa menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti
Guru bertanya kepada siswa tentang
materi Tekanan Zat Padat dan Zat
Cair (Tekanan Hidrostatis) yang baru
saja dipelajari.
Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang materi Tekanan Zat Padat dan
Zat Cair (Tekanan Hidrostatis) yang
baru saja dipelajari.
Penutup (5 Menit)
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hal-hal penting selama proses
pembelajaran Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Guru menyampaikan kegiatan / materi yang akan dilaksanakan pada
pembelajaran selanjutnya.
Guru mengucapkan salam penutup dan do’a
1 . Pertemuan Kedua (2 x 20 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
Memberikan apersepsi tentang tekanan dengan memberi pertanyaan
“Mengapa tas ransel yang digunakan kebanyakan dibuat lebar?”dan
“Mengapa kalian bias berenang didalam air?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
106
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Inti (30 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan materi Zat Cair
(Hukum Archimedhes dan Hukum
Pascal)
Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang materi Zat Cair (Hukum
Archimedhes dan Hukum Pascal)
Guru memberikan contoh peristiwa-
peristiwa yang berkaitan dengan
materi Zat Cair (Hukum Archimedhes
dan Hukum Pascal) dengan
mengaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari
Siswa memahami penjelasan guru
tentang peristiwa yang berkaitan
dengan materi Zat Cair (Hukum
Archimedhes dan Hukum Pascal)
Guru mempersilahkan siswa
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Siswa menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti
Guru bertanya kepada siswa tentang
materi Zat Cair (Hukum Archimedhes
dan Hukum Pascal) yang baru saja
depelajari.
Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang materi Zat Cair (Hukum
Archimedhes dan Hukum Pascal)
yang baru saja depelajari.
Penutup (5 Menit)
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hal-hal penting selama proses
pembelajaran Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Guru menyampaikan kegiatan / materi yang akan dilaksanakan pada
pembelajaran selanjutnya.
Guru mengucapkan salam penutup dan do’a
L. Penilaian
Metode Bentuk Instrumen
Afektif Lembar Pengamatan
Kognitif Tes Uraian
Psikomotor Lembar Pengamatan
107
Lampiran 7 Soal Posttest
INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA MATERI TEKANAN ZAT PADAT DAN ZAT CAIR
Nama Sekolah : SMP N 16 Sarolangun
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/2
Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Jumlah Soal : 20
No. Indikator Indikator
KPS
Soal Kunci
Jawaban
1. Menganalisis
konsep
tekanan
Melakukan
pengamatan
(observasi)
1. Perhatikan gambar dibawah ini !
Di antara keempat bentuk di atas, yang akan memberikan tekanan paling kecil adalah
nomor…
a. I
b. II
B
108
Lampiran 7 Soal Posttest
c. III
d. IV
2. Perhatikan gambar dibawah ini !
Diantara keempat balok di atas, yang memberikan tekanan paling besar ditunjukkan
oleh nomor….
(1) b. (2) c. (3) d. (4)
C
2. Menganalisis
hubungan
antara gaya
dan luas
permukaan
terhadap
besarnya
tekanan
Mengidentifika
si variabel
3. Perhatikan tabel berikut!
Gaya Tekan
Gaya Gravitasi
Luas Bidang Tekan
Massa Benda
Dari tabel diatas, yang termasuk faktor-faktor yang memengaruhi tekanan zat padat
C
(1) (4)
44
(3) (2)
109
Lampiran 7 Soal Posttest
adalah ....
a. Gaya tekan dan massa benda
b. Gaya tekan dan gaya gravitasi
c. Luas bidang tekan dan gaya tekan
d. Luas bidang tekan dan gaya gravitasi
Menginferensi 4. Perhatikan tabel percobaan tekanan dibawah ini!
No. Gaya (N) Tekanan (Pa)
1. 16 N 8 Pa
2. 8 N 4 Pa
3. 4 N 2 Pa
4 2 N 1 Pa
Tabel tersebut menunjukkan percobaan pada sebuah kotak yang diberi gaya yang berbeda
sebanyak empat kali sehingga menghasilkan tekanan yang berbeda. Berdasarkan data
tersebut, pengaruh gaya terhadap tekanan adalah….
a. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar tekanan
b. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin kecil tekanan
c. Gaya tidak mempengaruhi tekanan
d. Tidak ada yang berubah
A
Menginferensi 5. Perhatikan grafik dibawah ini ! B
110
Lampiran 7 Soal Posttest
A (Luas Permukaan dalam m2)
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 P ( Tekanan dalam Pa)
Setelah melihat grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar luas
permukaan, maka tekanan akan ….
a. Semakin besar pula
b. Semakin kecil
c. Tidak ada perubahan
d. Hilang
111
Lampiran 7 Soal Posttest
Memprediksi 6. Terdapat empat kotak dilantai dengan luas permukaan alas dari kotak berurutan
adalah sebagai berikut !
Nomor Luas permukaan alas kotak (m2) Tekanan (Pa)
Kotak 1 1 m2 8 Pa
Kotak 2 2 m2 4 Pa
Kotak 3 4 m2 2 Pa
Kotak 4 8 m2 …..
Keempat kotak tersebut akan diangkat oleh Ferdi dengan gaya yang sama, sehingga
tekanan pada kotak ke-4 adalah….
a. 1 Pa
b. 2 Pa
c. 3 Pa
d. 4 Pa
A
3. Menganalisis
tekanan zat
cair pada
kedalaman
tertentu
Mengidentifika
si variabel
7. Perhatikan gambar dibawah ini!
Terdapat dua ekor ikan pada sebuah aquarium dengan massa jenis dan gaya gravitasi
B
112
Lampiran 7 Soal Posttest
yang sama. Tekanan hidrostatis pada ikan pertama (A) yaitu 20 Pa dan pada ikan
kedua (B) sebesar 30 Pa. Dari kedua ikan tersebut, maka dapat diidentifikasi faktor
yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah….
a. Berat aquarium
b. Kedalaman ikan dari permukaan air
c. Batu yang ada didasar aquarium
d. Jenis ikan
Menginferensi/
menyimpulkan
8. Perhatikan tabel percobaan tekanan hidrostatis dibawah ini !
No. Kedalaman benda(m) Tekanan(Pa)
1. 0,5 m 2 Pa
2. 1 m 4 Pa
3. 1,5 m 6 Pa
4. 2 m 8 Pa
Berdasarkan data pada tabel di atas kesimpulan yang tepat untuk menggambarkan
pengaruh kedalaman benda (m) terhadap pertambahan tekanan hidrostatis (Pa) adalah ....
a. Semakin dalam benda maka akan semakin besar tekanan
b. Kedalaman benda berbanding terbalik dengan tekanan
c. Semakin dalam benda maka akan semakin kecil tekanan
d. Tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh kedalaman benda
A
113
Lampiran 7 Soal Posttest
Berhipotesis 9. Jika terdapat dua bendungan air, bendungan pertama sisi bawahnya dibuat lebih tebal
dari sisi atasnya. Bendungan kedua dibuat dengan tebal yang sama antara sisi bawah
dan atasnya. Kedua bendungan tersebut diberi jumlah air yang sama , ternyata
bendungan kedua lebih mudah jebol. Hal tersebut terjadi karena….
a. Bendungan pertama tidak mudah jebol karena keras
b. Bendungan kedua mudah jebol karena bendungan terlalu tipis
c. Bendungan pertama lebih kuat karena sisi bawahnya yang tebal mampu menahan
tekanan yang lebih besar
d. Semua jawaban salah
C
Berhipotesis 10. Sebuah kapal selam yang berat jenisnya 50.000 N/m2 masuk kedalam air yang
bermassa jenis 1000 kg/m3. Kapal selam tersebut kemudian tenggelam ke dasar laut.
Hal tersebut dapat terjadi karena….
a. Massa jenis air lebih besar dari berat jenis kapal selam
b. Massa jenis air lebih kecil dari berat jenis kapal selam
c. Karena kapal selam terbuat dari besi
d. Massa jenis air dan berat jenis benda sama besar
B
Melakukan
pengamatan
11. Perhatikan gambar dibawah ini ! D
114
Lampiran 7 Soal Posttest
Dari keempat ikan diatas, ikan yang tekanan hidrostatisnya paling kecil adalah…
a. (4) b. (3) c. (2) d. (1)
Melakukan
Pengamatan
12. Perhatikan gambar dibawah ini !
Dari keempat ikan diatas, ikan yang tekanan hidrostatisnya paling besar adalah…
A
115
Lampiran 7 Soal Posttest
a. (4) b. (3) c. (2) d. (1)
4. Menganalisis
Hukum
Archimedes
dan Hukum
Pascal
Mengidentifika
si variabel
13. Perhatikan pompa hidrolik dibawah ini!
Untuk mengangkat gaya pada F2 yang besarnya 100 N, maka yang harus dilakukan
adalah….
a. Menambah gaya pada F1 sebesar 24 N
b. Mengurangi gaya pada F1 sebesar 24 N
c. Menambah gaya pada F1 sebesar 48 N
d. Mengurangi gaya pada F1 sebesar 48 N
A
116
Lampiran 7 Soal Posttest
Menginferensi/
menyimpulkan
14. Pada sebuah percobaan Hukum Archimedhes, didapatkan data sebagai berikut !
No Volume Benda Gaya Apung
1. 10 m3 100 N
2. 20 m3 200 N
3. 30 m3 300 N
4. 40 m3 400 N
Berdasarkan data tersebut, pengaruh volume benda terhadap gaya apung adalah ....
a. Semakin besar volume benda, maka gaya apung akan semakin kecil
b. Semakin kecil volume benda, maka semakin besar gaya apung
c. Semakin besar volume benda, maka gaya apung akan semakin besar pula
d. Volume benda tidak mempengaruhi gaya apung
C
Menginterpreta
si
15. Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut!
Berdasarkan grafik diatas, hubungan antara gaya apung (N) dan volume benda (m3)
adalah….
D
0
2
4
6
1 2 3 4Gay
a A
pu
ng(
N)
Volume Benda(m3)
117
Lampiran 7 Soal Posttest
a. Gaya apung (N) berbanding terbaik dengan volume benda (m3)
b. Gaya apung (N) dan volume benda (m3) tidak saling berhubungan
c. Gaya apung (N) dan volume benda (m3) tidak memiliki perbandingan
d. Gaya apung (N) berbanding lurus dengan volume benda (m3)
Memprediksi 16. Perhatikan data hasil percobaan Hukum Archimedhes berikut!
No Volume Benda Gaya Apung
1. 10 m3 100 N
2. 20 m3 200 N
3. 30 m3 300 N
4. 40 m3 400 N
Selanjutnya jikapercobaan kelima mendapatkan hasil gaya apung sebesar 500 N,
maka volume benda kelima adalah ….
a. 100 m3 b. 80 m
3 c. 200 m
3 d. 50 m
3
D
118
Lampiran 7 Soal Posttest
5. Menganalisis
penerapan
hukum
Archimedes
pada benda
yang
terapung,
melayang,
dan
tenggelam di
dalam air
Melakukan
Pengamatan
(observasi)
17. Devi melakukan percobaan dengan memasukkan dua buah telur ke air dengan
wadah yang bentuk dan ukurannya sama. Setelah dilakukan percobaan, didapatkan
hasil seperti pada gambar.
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa….
a. Massa jenis air di A lebih berat di banding massa jenis telurnya
b. Massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya
c. Massa jenis air di A lebih kecil di banding massa jenis telurnya
d. Massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya
C
119
Lampiran 7 Soal Posttest
Memprediksi 18. Perhatikan percobaan kepada lima benda yang diceburkan kedalam zat cair pada tabel
berikut!
No. Massa Jenis
benda (kg/m3)
Massa Jenis zat
cair(kg/m3)
Kondisi benda
1. 1000 1200 Mengapung
2. 800 900 Mengapung
3. 1000 1000 Melayang
4. 1000 800 ….
5. 1200 700 Tenggelam
Berdasarkan tabel tersebut, yang terjadi pada benda ke-empat adalah…
a. Tenggelam
b. Melayang
c. Mengapung
d. Terbang
A
Memprediksi 19. Amati gambar dibawah ini!
C
120
Lampiran 7 Soal Posttest
Ketiga bola tersebut akan dimasukkan kedalam sebuah drum yang berisi air dengan
massa jenis 1000 kg/m3. Bola hitam massa jenisnya 1200 kg/m
3 , bola biru massa jenisnya
1000 kg/m3, dan bola merah massa jenisnya 800 kg/m
3. Dari ketiga bola tersebut, bola yang
akan mengapung adalah….
a. Bola Hitam
b. Bola Biru
c. Bola Merah
d. Tidak ada yang mengapung
6. Mengevaluasi
benda dalam
kehidupan
sehari-hari
yang bekerja
berdasarkan
prinsip
tekanan
Melakukan
Pengamatan
20. Perhatikan gambar berikut !
Ketiga buah logam (A,B, dan C) terbuat dari bahan yang sama, dipukul dengan gaya
yang sama. Logam yang akan menancap paling dalam adalah….
a. A, karena semakin luas penampang yang bersentuhan dengan meja maka tekanan
yang diteruskan akan semakin besar, tekanan berbanding lurus dengan luas
B
121
Lampiran 7 Soal Posttest
penampang.
b. B, karena semakin kecil penampang maka tekanan semakin besar, seluruh gaya
akan terkonsentrasi pada luas penampang yang kecil sehingga tekanan menjadi
besar.
c. C, bentuk geometris suatu benda sangatlah mempengaruhi tekanan suatu benda.
Benda C memiliki luas penampang yang sama pada bagian atas dan bawahnya
sehingga lebih stabil. Kestabilan ini sangat mempengaruhi besarnya tekanan pada
alas meja.
Memprediksi 21. Semua menancap dengan tekanan yang sama karena gaya yang diberikanPak Tono
yang merupakan seorang kuli bangunan yang sedang memaku sebuah papan dengan
menggunakan dua paku. Salah satu paku (Paku A) sangat runcing, namun salah satu
paku lainnya (Paku B) , ternyata paku tersebut tumpul. Jika Pak Tono memaku papan
dengan gaya (F) yang sama, maka yang terjadi adalah….
a. Paku A tidak dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil,
sedangkan paku B dapat menancap karena luas permukaannya yang besar
b. Paku B tidak dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil,
sedangkan paku A dapat menancap karena luas permukaannya yang besar
c. Paku A dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil, sedangkan
C
122
Lampiran 7 Soal Posttest
paku B tidak dapat menancap karena luas permukaannya yang besar
d. Kedua paku tidak dapat menancap
7. Merumuskan
ide untuk
menyelesaika
n
permasalahan
yang terkait
dengan
tekanan
Menginterpreta
si
22. Perhatikan tabel dibawah ini!
No. Gaya (N) Luas bidang Tekan (m2)
1. 42 6
2. 18 3
3. 30 5
4. 12 4
Tekanan terbesar sesuai dengan tabel diatas, dihasilkan oleh nomor.....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
A
Menginterpreta
si
23. Perhatikan tabel Tekanan Hidrostatis berikut ini!
No. Kedalaman
benda(m)
Tekanan (Pa)
1. 2 m 20 Pa
2. 4 m 40 Pa
3. 6 m 60 Pa
4. 12 m 120 Pa
Berdasarkan tabel diatas, jika kedalam benda 14 m, maka Tekanan Hidrostatis benda
tersebut adalah….
a. 110 Pa b. 120 Pa c. 140 Pa d. 150 Pa
C
123
Lampiran 7 Soal Posttest
Menerapkan
konsep
24. Sebuah kotak di angkat oleh Randi dengan gaya sebesar 250 N dengan luas alas kotak
tersebut sebesar 2,5 m2 . Kemudian kotak tersebut diletakkan di atas lantai, maka
besar tekanan yang dihasilkan adalah …
a. 100 N/m2
b. 200 N/m2
c. 150 N/m2
d. 250 N/m2
A
Menerapkan
konsep
25. Sebuah benda yang luas alasnya 2 m2 diletakkan di atas lantai dan menghasilkan
tekanan sebesar 400 N/m2. Berat dari benda tersebut adalah.…
a. 1600 N
b. 800 N
c. 400 N
d. 200 N
B
Berhipotesis 26. Ketika kita mengangkat teman kita di dalam kolam renang akan terasa lebih ringan
dibandingkan ketika mengangkatnya di luar kolam renang. Hal ini bisa terjadi karena
…
a. Ketika di dalam kolam berat badan seseorang menjadi lebih kecil , sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
C
124
Lampiran 7 Soal Posttest
b. Ketika di dalam kolam renang tekanan yang diberikan kecil, sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
c. Di dalam kolam terdapat bantuan dari gaya apung air, sehingga mempermudah
mengangkat beban yang berat
d. Di dalam kolam renang terdapat tekanan hidrostatis yang membantu mengangkat
beban yang berat
Menerapkan
konsep
27. Pompa hidrolik memiliki luas penampang kecil 10 cm² dan luas penampang besar
80cm². Untuk mengangkat beban 8.000 N, gaya tekan yang harus diberikan pada
pengisap kecil supaya beban tersebut terangkat adalah ...
a. 1000 N
b. 2000 N
c. 8000 N
d. 10000 N
A
Menerapkan
konsep
28. Sebuah kelereng yang ditimbang dengan menggunakan neraca pegas di udara,
diketahui beratnya mencapai 10 N. Namun, setelah ditimbang di dalam air berat
benda tersebut menjadi 5 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar ....
a. 20 N
b. 15 N
c. 10 N
D
125
Lampiran 7 Soal Posttest
d. 5 N
Berhipotesis 29. Luas bidang kecil yang diberi gaya dapat mengangkat luas bidang besar pada pompa
hidrolik, karena….
a. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan
kesegala arah dengan sama besar
b. Gayanya sama besar
c. Tekanan pada luas bidang kecil dan luas bidang besar tidak sama besar
d. Tekanan lebih keci dari gaya yang diberikan
A
Menerapkan
konsep
30. Perhatikan penerapan tekanan zat cair pada kehidupan sehari-hari berikut ini!
(1) Kapal selam
(2) Pompa hidrolik
(3) Keran air
(4) Bendungan
(5) Pemasangan infus
Yang termasuk penerapan Hukum Archimedhes adalah….
a. (1) Kapal selam dan (4)Bendungan
b. (1) Kapal selam dan (3) Keran air
B
126
Lampiran 7 Soal Posttest
c. (2) Pompa hidrolik dan (3) Keran air
d. (1) Kapal selam dan (5) Pemasangan infus
127
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
UJI VALIDITAS BUTIR SOAL
Langkah-langkah menguji validitas butir soal dengan menggunakan korelasi
produk momen adalah sebagai berikut
1. Rumus yang digunakan adalah
𝑟 ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy= Angka korelasi product moment
N = Jumlah responden
X = Skor yang diberikan oleh rater 1
Y = Skor yang diberikan oleh rater 2
2. Mencari nilai Mt atau nilai rata-rata skor tota
∑
3. Mencari nilai SDt atau standard deviasi dari skor
𝑆 √∑
(
∑
)
=√
(
)
= √ =√
4. Menguji validitas masing masing butir soal
𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑟
√
1. Soal Nomor 1
=
= 16,41
𝑟
√
=
√ . 0,10 (2,4) = 0,24 (Tidak Valid)
128
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
2. Soal Nomor 2
=
= 18,21
𝑟
√
=
√ 0,45 (0,83) = 0,37 (Valid)
3. Soal Nomor 3
=
= 14
𝑟
√
=
√ -0,38 (0,56) = -0,21
(Tidak Valid)
4. Soal Nomor 4
=
=18,48
𝑟
√
=
√ 0,50 (1,28) = 0,64 (Valid)
5. Soal Nomor 5
=
= 18,21
𝑟
√
=
√ 0,45 (0,83) = 0,37 (Valid)
6. Soal Nomor 6
=
= 16,95
𝑟
√
=
√ 0,30 (1,17) = 0,35 (Valid)
129
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
7. Soal Nomor 7
=
= 18,05
𝑟
√
=
√ 0,42 (1) = 0,42 (Valid)
8. Soal Nomor 8
=
= 17,67
𝑟
√
=
√ 0,34 (1,89) = 0,64 (Valid)
9. Soal Nomor 9
=
= 17,25
𝑟
√
=
√ . 0,30 (1,18) = 0,35 (Valid)
10. Soal Nomor 10
=
=16,48
𝑟
√
=
√ 0,11 (1,69) = 0,18
(Tidak Valid)
11. Soal Nomor 11
=
=19,06
𝑟
√
=
√ 0,62 (0,89) = 0,55 (Valid)
130
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
12. Soal Nomor 12
=
= 19,43
𝑟
√
=
√ 0,69 (0,83) = 0,57 (Valid)
13. Soal Nomor 13
=
=17,50
𝑟
√
=
√ 0,31 (1,36) = 0,42 (Valid)
14. Soal Nomor 14
=
= 17,00
𝑟
√
=
√ 0,21 (0,64) = 0,13
(Tidak Valid)
15. Soal Nomor 15
=
= 17
𝑟
√
=
√ 0,21 (1,28) = 0,27
(Tidak Valid)
16. Soal Nomor 16
𝑟
√
=
√ 0,43(1,06) = 0,46 (Valid)
131
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
17. Soal Nomor 17
𝑟
√
=
√ 0,57 (0,89) = 0,61 (Valid)
18. Soal Nomor 18
𝑟
√
=
√ 0,63 (0,59) = 0,37 (Valid)
19. Soal Nomor 19
𝑟
√
=
√ 0,30 (0,69) = 0,21 (Tidak Valid)
20. Soal Nomor 20
17,34
𝑟
√
=
√ 0,28 (1,46) = 0,41(Valid)
21. Soal Nomor 21
16,27
𝑟
√
=
√ 0,07 (2,71) = 0,19 (Tidak Valid)
132
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
22. Soal Nomor 22
17,00
𝑟
√
=
√ 0,21 (2,14) = 0,45 (Valid)
23. Soal Nomor 23
𝑟
√
=
√ 0,42 (1) = 0,42 (Valid)
24. Soal Nomor 24
17,81
𝑟
√
=
√ 0,37 (1,28) = 0,47 (Valid)
25. Soal Nomor 25
𝑟
√
=
√ 0,35 (0,88) = 0,31 (Tidak Valid)
26. Soal Nomor 26
19,80
133
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
𝑟
√
=
√ 0,76 (0,69) = 0,52 (Valid)
27. Soal Nomor 27
𝑟
√
=
√ 0,26 (1,36) = 0,35 (Valid)
28. Soal Nomor 28
17,62
𝑟
√
=
√ 0,33 (1,28) = 0,42 (Valid)
29. Soal Nomor 29
16,70
𝑟
√
=
√ 0,15 (0,66) = 0,10
(Tidak Valid)
30. Soal Nomor 30
18,90
𝑟
√
=
√ 0,59 (1,28) =0,75 (Valid)
134
Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal
135
Lampiran 9 Uji Reliabilitas
UJI RELIABILITAS SOAL
1. Rata-rata
∑
2. Varians
𝑆
∑ ∑
.
.
3. Uji Reliabilitas
𝑟 𝑛
𝑛 (𝑠 ∑𝑝𝑞
𝑠 )
(
)
rtabel= 0,468, sehingga 0,80 > 0,468 atau rhitung > rtabel (Reliabel)
136
Lampiran 10 Uji Taraf Kesukaran Soal
UJI TARAF KESUKARAN SOAL
No. Butir Soal Taraf Tingkat Kesukaran Interpretasi
1. Soal Nomor 1
= 0,85 Soal Mudah
2. Soal Nomor 2
= 0,41 Soal Sedang
3. Soal Nomor 3
= 0,24 Soal Sukar
4. Soal Nomor 4
= 0,62 Soal Sedang
5. Soal Nomor 5
= 0,56 Soal Sedang
6. Soal Nomor 6
= 0,59 Soal Sedang
7. Soal Nomor 7
= 0,50 Soal Sedang
8. Soal Nomor 8
= 0,44 Soal Sedang
9. Soal Nomor 9
= 0,59 Soal Sedang
10. Soal Nomor 10
= 0,74 Soal Mudah
11. Soal Nomor 11
= 0,44 Soal Sedang
12. Soal Nomor 12
= 041 Soal Sedang
13. Soal Nomor 13
= 0,65 Soal Mudah
14. Soal Nomor 14
= 0,29 Soal Sukar
15. Soal Nomor 15
= 0,62 Soal Sedang
16. Soal Nomor 16
= 0,53 Soal Sedang
17. Soal Nomor 17
= 0,44 Soal Sedang
18. Soal Nomor 18
= 0,26 Soal Sukar
19. Soal Nomor 19
= 0,32 Soal Sedang
20. Soal Nomor 20
= 0,68 Soal Sedang
21. Soal Nomor 21
= 0,88 Soal Mudah
137
Lampiran 10 Uji Taraf Kesukaran Soal
22. Soal Nomor 22
= 0,82 Soal Mudah
23. Soal Nomor 23
= 0,50 Soal Sedang
24. Soal Nomor 24
= 0,62 Soal Sedang
25. Soal Nomor 25
= 0,44 Soal Sedang
26. Soal Nomor 26
= 0,32 Soal Sedang
27. Soal Nomor 27
= 0,65 Soal Sedang
28. Soal Nomor 28
= 0,62 Soal Sedang
29. Soal Nomor 29
= 0,29 Soal Sukar
30. Soal Nomor 30
= 0,62 Soal Sedang
138
Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal
UJI DAYA PEMBEDA SOAL
No. Butir Soal Daya Beda Butir Soal Interpretasi
1.
Soal Nomor 1
𝑝
= 0,22 Cukup
2.
Soal Nomor 2
𝑝
= 0,44 Baik
3.
Soal Nomor 3
𝑝
= -0,22 Sangat Jelek
4.
Soal Nomor 4
𝑝
= 0,89 Sangat Baik
5.
Soal Nomor 5
𝑝
= 0,56 Baik
6.
Soal Nomor 6
𝑝
= 0,56 Baik
7.
Soal Nomor 7
𝑝
= 0,33 Cukup
8.
Soal Nomor 8
𝑝
= 0,44 Baik
9.
Soal Nomor 9
𝑝
= 0,44 Baik
10.
Soal Nomor 10
𝑝
= 0,44 Baik
11.
Soal Nomor 11
𝑝
= 0,67 Baik
12.
Soal Nomor 12
𝑝
= 0,67 Baik
13.
Soal Nomor 13
𝑝
= 0,33 Cukup
139
Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal
14.
Soal Nomor 14
𝑝
= 0,22 Cukup
15.
Soal Nomor 15
𝑝
= 0,22 Cukup
16.
Soal Nomor 16
𝑝
= 0,56 Baik
17.
Soal Nomor 17
𝑝
= 0,67 Baik
18.
Soal Nomor 18
𝑝
= 0,33 Cukup
19.
Soal Nomor 19
𝑝
= 0,22 Cukup
20.
Soal Nomor 20
𝑝
= 0,44 Baik
21.
Soal Nomor 21
𝑝
= 0,11 Jelek
22.
Soal Nomor 22
𝑝
= 0,44 Baik
23.
Soal Nomor 23
𝑝
= 0,77 Sangat Baik
24.
Soal Nomor 24
𝑝
= 0,33 Cukup
25.
Soal Nomor 25
𝑝
= 0,33 Cukup
26.
Soal Nomor 26
𝑝
= 0,33 Cukup
27.
Soal Nomor 27
𝑝
= 0,44 Baik
28.
Soal Nomor 28
𝑝
= 0,56 Baik
140
Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal
29.
Soal Nomor 29
𝑝
= 0,11 Jelek
30. Soal Nomor 30
𝑝
= 0,89 Sangat Baik
141
Lampiran 12 Nilai Posttest
Nilai Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nama Siswa Skor Nama Siswa Skor
1. ACT 70
ADW 70
2. AS 85
AMFF 70
3. AR 85
AF 75
4. BFO 75
AFE 80
5. DM 50
BAZA 30
6. DA 80
DM 55
7. DTA 80
DDK 70
8. DCNA 80
DFW 80
9. EW 85
E 85
10. FFO 90
FSP 35
11. II 50
IE 65
12. JA 75
IW 65
13. LA 85
KAA 90
14. MA 85
LK 75
15. MKU 95
MS 45
16. MRA 40
N 85
17. MHJS 75
NSS 80
18. MNM 80
R 45
19. MMF 95
RS 75
20. PRA 75
SIM 85
21. R 45
S 65
22. SB 85
SNH 45
23. YSH 65
YA 55
24.
ZAS 80
25
ZNW 75
142
Lampiran 13 Lembar Observasi
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
(Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair
Hari/Tanggal :
Tujuan : Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran “Tekanan Zat
Padat dan Zat Cair” yang berlangsung selama ± 40 menit.
N
o.
Komponen
Pengamatan
S
k
o
r
Indikator Penelitian No. Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Melakukan
identifikasi terhadap
alat dan bahan serta
data hasil percobaan
yang diamati
4 Jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data
hasil percobaan yang diamati dengan benar dan tepat
3 jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data
hasil percobaan yang diamati dengan benar tetapi kurang tepat
2 Jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data
hasil percobaan yang diamati dengan kurang benar dan tidak
tepat
1 Jika tidak melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta
data hasil percobaan yang diamati dengan benar dan tepat
143
Lampiran 13 Lembar Observasi
2. Menggunakan semua
indera dengan
melihat, merasakan,
mendengar, meraba
dan mencium untuk
mendapatkan data
sesuai dengan
percobaan yang
dilakukan
4 Jika menggunakan 4 atau 5 indera yang dimiliki untuk
mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan
3 Jika menggunakan 2 atau 3 indera yang dimiliki untuk
mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan
2 Jika hanya menggunakan 1 indera yang dimiliki untuk
mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan
1 Jika tidak menggunakan indera yang dimiliki untuk mendapatkan
data sesuai dengan percobaan yang dilakukan
3. Mengidentifikasi
perbedaan antara
Tekanan Hidrostatis,
Hukum Archimedes,
dan Hukum Pascal
serta memberikan
contoh peristiwa
tekanan zat padat
dan zat cair
4 Jika mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,
Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan
contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair secara jelas dan
tepat
3 Jika mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,
Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan
contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair secara jelas
namun kurang tepat
2 Jika mngidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,
Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan
144
Lampiran 13 Lembar Observasi
contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair kurang jelas
namun kurang tepat
1 Jika tidak dapat mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan
Hidrostatis, Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta
memberikan contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair
secara jelas namun kurang tepat
4. Menggolongkan alat,
bahan dan materi
pelajaran dalam
percobaan secara
jelas dan tepat
4 Jika menggolongkan alat, bahan dan materi pelajaran dalam
percobaan secara jelas dan tepat
3 Jika menggolongkan alat, bahan dan materi pelajaran dalam
percobaan secara jelas tetapi ada yang tidak tepat
2 Jika menggolongkanalat,bahan dan materi pelajarandalam
percobaan secara kurang jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak menggolongkanalat,bahan dan materi pelajarandalam
percobaan secara jelas dan tepat
5. Mengidentifikasi
faktor – faktor,
keadaan, dan/atau
hubungan –
4 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan zat padat dan zat cair dengan benar dan tepat.
3 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan zat padat dan zat cair benar tetapi kurang tepat
145
Lampiran 13 Lembar Observasi
hubungan yang
dapat berubah atau
dapat diubah dalam
sebuah kejadian atau
sistem
2 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan zat padat dan zat cair kurang benar dan tidak tepat
1 Jika tidak dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan zat padat dan zat cair dengan benar dan tepat
6. Membuat perkiraan
atau dugaan
sementara sebelum
demonstrasi
dilakukan
4 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum
demonstrasi dilakukan dengan benar dan tepat
3 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum
demonstrasi dilakukan dengan benar tetapi kurang tepat
2 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum
demonstrasi dilakukan dengan kurang benar dan tidak tepat
1 Jika tidak membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum
demonstrasi dilakukan dengan benar dan tepat
7.
Menyesuaikan
prediksi yang telah
dibuat dengan teori
dan materi yang
diajarkan
4 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan
materi yang diajarkan secara jelasdan tepat
3 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan
materi yang diajarkan secara jelas tetapi kurang tepat
2 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan
146
Lampiran 13 Lembar Observasi
materi yang diajarkan secara kurang jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori
dan materi yang diajarkan secara jelas dan tepat
8. Membuat hipotesis
dari variabel
4 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada
percobaan dengan jelas dan tepat
3 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada
percobaan dengan jelas dan kurang tepat
2 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada
percobaan secara kurang jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada
percobaan dengan jelas dan tepat
9. Mengidentifikasi
hasil
4 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat
padat dan zat cair dengan benar dan tepat
3 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat
padat dan zat cair dengan benar dan tidak tepat
2 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat
padat dan zat cair dengan kurang benar dan tidak tepat
1 Jika tidak dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan
147
Lampiran 13 Lembar Observasi
zat padat danzat cair dengan benar dan tepat
1
0.
Menerapkan konsep
yang telah dipelajari
4 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada
permasalahan yang lain secara jelas dan tepat
3 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada
permasalahan yang lain secara jelas dan tidak tepat
2 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada
permasalahan yang lain secara belum jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada
permasalahan yang lain secara jelas dan tepat
1
1.
Mendiskusikan suatu
masalah
4 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama
teman atau guru secara jelas dan tepat
3 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama
teman atau guru secara jelas dan tidak tepat
2 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama
teman atau guru secara tidak jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama
teman atau guru secara jelas dan tepat
1 Mentransmisikan 4 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang
148
Lampiran 13 Lembar Observasi
2. informasi ke orang
lain dengan benar
pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara
jelas dan tepat
3 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang
pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara
jelas dan tidak tepat
2 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang
pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara
belum jelas dan tidak tepat
1 Jika tidak dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang
pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara
jelas dan tepat
149
Lampiran 14 Rekapitulasi Lembar Observasi
Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen
Indikator Keterampilan
Proses Sains
No. Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Melakukan Pengamatan 6 5 6 4 7 6 6 6 5 6 4 7 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 5 130
Menginferensi 5 5 4 6 7 8 5 5 6 7 5 7 5 7 5 6 6 6 8 6 6 5 6 136
Mengidentifikasi Variabel 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 69
Memprediksi 6 6 6 6 6 8 4 6 5 6 5 8 5 7 6 7 7 4 6 7 7 6 5 139
Merumuskan Hipotesis 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 65
Menginterpretasi 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 3 3 67
Menerapkan Konsep 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 68
Berkomunikasi 4 5 5 5 6 6 6 5 6 6 7 7 6 7 4 6 6 4 7 6 6 6 6 132
Jumlah 31 33 31 31 40 40 32 31 33 37 33 43 33 40 32 39 40 29 38 39 35 32 34
150
Lampiran 14 Rekapitulasi Lembar Observasi
Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains siswa kelas kontrol
Indikator Keterampilan
Proses Sains
No. Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Melakukan Pengamatan 6 5 5 5 5 6 5 6 5 4 7 6 6 6 4 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 133
Menginferensi 7 6 7 7 4 7 6 7 5 5 6 4 8 5 5 6 6 6 5 7 5 4 5 5 5 143
Mengidentifikasi
Variabel
2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
Memprediksi 5 5 5 6 6 6 7 5 4 5 6 7 7 5 6 5 5 6 6 6 5 4 5 7 7 141
Merumuskan Hipotesis 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 66
Menginterpretasi 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 72
Menerapkan Konsep 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 64
Berkomunikasi 6 5 6 7 5 5 5 5 5 5 5 6 5 6 5 6 7 6 5 6 6 5 4 6 5 137
Jumlah 33 32 34 36 30 36 34 33 27 29 34 34 38 33 30 34 34 34 32 38 32 30 33 34 35
151
Lampiran 15 Analisis Data
MEAN, MEDIAN, MODUS, STANDAR DEVIASI DAN STANDAR ERROR
1. Kelas Eksperimen
a. 𝑒𝑎𝑛 ∑
b. Median = 75
c. Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 80 dan 85, maka modus pada
kelas eksperimen adalah
d. Standar Deviasi
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√
e. Standar Error
𝑆
√
√
f. Nilai Maksimum = 95
g. Nilai Minimum = 40
2. Kelas Kontrol
a. Mean
∑
152
Lampiran 15 Analisis Data
b. Median = 70
c. Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 80 dan 85, maka modus pada
kelas kontrol adalah
d. Standar Deviasi
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√ .
e. Standar Error
𝑆
√
√
h. Nilai Maksimum = 90
i. Nilai Minimum = 30
153
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
Uji Normalitas kelas Eksperimen
Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas eksperimen
sebagai berikut.
1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05
2) Menentukan H0 dan Ha
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
3) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
40 45 50 50 65 70 75 75 75
75 80 80 80 80 80 85 85 85
85 85 90 95 95
4) Menghitung rata-rata data sampel
∑
5) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan
persamaan:
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
Keterangan :
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
∑ : Jumlah nilai X
∑ : Jumlah kuadrat nilai X
𝑛 : Jumlah siswa
154
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√
6) Menghitung nilai Z dengan persamaan:
𝑧
𝑆
z : Angka baku / nilai standard
: Jumlah rata-rata nilai X
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
155
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
0,98
𝑧
𝑧
7) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal
berdasarkan notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai
dari ujung kiri kurva sampai dengan titik z.
8) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan
persamaan:
𝑆 𝑧
Ket : S(z) : Probabilitas komulatif empiris
Fk : Frekuensi Komulatif
N : Jumlah siswa
9) Menentukan nilai Lhitung :
𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |
156
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas
Liliefors dari nomor 3 hingga 9
Tabel 4.4 Uji Normalitas kelas eksperimen
No X Z F(Z) S(Z) |F(z)-S(z)|
1 40 -2.28758 0.011081 0.043478 0.032397185
2 45 -1.96078 0.024952 0.086957 0.062004205
3 50 -1.63398 0.051131 0.173913 0.122781913
4 50 -1.63398 0.051131 0.173913 0.122781913
5 65 -0.65359 0.256687 0.217391 0.039295561
6 70 -0.3268 0.371911 0.26087 0.111041243
7 75 0 0.5 0.434783 0.065217391
8 75 0 0.5 0.434783 0.065217391
9 75 0 0.5 0.434783 0.065217391
10 75 0 0.5 0.434783 0.065217391
11 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722
12 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722
13 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722
14 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722
15 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722
16 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083
17 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083
18 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083
19 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083
20 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083
21 90 0.98039 0.836553 0.913043 0.076490238
22 95 1.307187 0.904425 1 0.095574604
23 95 1.307187 0.904425 1 0.095574604
Rata-rata : 75
S. Baku : 15.30002971
10) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari
| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya
adalah 0,125
11) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal
157
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
12) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan
didapatkan nilai Lhitung kelas 8A adalah 0,126 lebih kecil dari nilai
Ltabel yaitu 0,275. maka dapat ditentukan bahwa data kelas
eksperimen berdistribusi normal
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas kontrol
sebagai berikut.
13) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05
14) Menentukan H0 dan Ha
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
15) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
30 35 45 45 45 55 55 65 65
65 70 70 70 75 75 75 75 80
80 80 80 85 85 85 90
16) Menghitung rata-rata data sampel
∑
17) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan
persamaan:
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
158
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
Keterangan :
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
∑ : Jumlah nilai X
∑ : Jumlah kuadrat nilai X
𝑛 : Jumlah siswa
𝑆 √∑
∑
𝑛𝑛
√
√
√
√ .
18) Menghitung nilai Z dengan persamaan:
𝑧
𝑆
z : Angka baku / nilai standard
: Jumlah rata-rata nilai X
SD : Standar deviasi / Simpangan baku
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
159
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
𝑧
19) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal
berdasarkan notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari
ujung kiri kurva sampai dengan titik z.
20) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan
persamaan:
𝑆 𝑧
Ket : S(z) : Probabilitas komulatif empiris
Fk : Frekuensi Komulatif
160
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
N : Jumlah siswa
21) Menentukan nilai Lhitung :
𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |
Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors
dari nomor 3 hingga 9
Tabel 4.5. Uji normalitas kelas kontrol
No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)
1 30 -2.24256 0.012462 0.04 0.027538
2 35 -1.94114 0.02612 0.08 0.05388
3 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601
4 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601
5 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601
6 55 -0.73546 0.231028 0.28 0.048972
7 55 -0.73546 0.231028 0.28 0.048972
8 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245
9 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245
10 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245
11 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021
12 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021
13 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021
14 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899
15 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899
16 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899
17 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899
18 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165
19 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165
20 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165
21 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165
22 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623
23 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623
24 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623
25 90 1.374475 0.915353 1 0.084647
Rata-rata : 67.2
Simpangan baku :16.58814838
161
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
22) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari
| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya
adalah 0,109
23) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal
24) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan
didapatkan nilai Lhitung kelas 8B adalah 0,109 lebih kecil dari nilai
Ltabel yaitu 0,264.
0,109 < 0,264 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas
kontrol berdistribusi normal
162
Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Menghitung varians masing-masing kelas
𝑆
∑
(
∑
)
𝑆
∑
(
∑
)
𝑆
(
)
𝑆
(
)
𝑆
(
) 𝑆
(
)
𝑆 𝑆
.
Fhitung =
1,18
2) Membandingkan Fhitung dan Ftabel dengan cara :
Dbpembilang = n-1 = 25-1 = 24
Dbpenyebut = n-1= 23-1 =22
Taraf signifikan (α) = 0,05, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 2,03
3) Kriteria Pengujian
Jika : Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen
Jika : Fhitung ≤ Ftabel, homogen
Setelah dilakukan pengujian homogenitas kedua sampel,
didapatkanlah nilai Fhitung sebesar 1,18. Hasil tersebut lebih kecil dari
Ftabel yaitu 2,03, sehingga uji homogenitas dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol dinyatakan homogen.
163
Lampiran 17 Uji Hipotesis t
Uji Hipotesis Tes
Langkah-langkah melakukan Uji Test “t” sebagai berikut:
1) Menentukan Ha dan H0
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif
terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16
Sarolangun.
H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif
terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16
Sarolangun
2) Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik :
Ha : µ1 ≠ µ2
Ho : µ1 = µ2
3) Menentukan taraf signifikansi sebesar α = 5% atau α = 0,05
4) Menghitung dengan persamaan independen t-test,yaitu :
𝑡
√𝑆𝑆 𝑆𝑆
𝑛 𝑛 ( 𝑛
𝑛
)
Dengan :
∑
𝑆𝑆 ∑
∑
∑
𝑆𝑆 ∑
∑
75,00
𝑆𝑆
= 134525 -
= = 5150
𝑆𝑆
=119500 -
164
Lampiran 17 Uji Hipotesis t
= 119500 - 112896 = 6604
𝑡
√𝑆𝑆 𝑆𝑆
𝑛 𝑛 ( 𝑛
𝑛
)
√
(
)
√
.
√
5) Mencari nilai ttabel dengan ketentuan :
Taraf signifikansi α=0,05
Df = n1+ n2 - 2 = 23 + 25 – 2 = 46
Maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68
6) Menentukan kriteria pengujian
Jika thitung > ttabel, maka terdapat pengaruh model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan
proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16 Sarolangun (H0
ditolak)
Jika thitung < ttabel, maka tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan
proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16 Sarolangun (H0
diterima)
7) Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan thitung = 1,69
dan ttabel = 1,68 , sehingga disimpulkan bahwa 1,69 > 1,68 atau
thitung > ttabel. Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
165
Lampiran 18 Uji Effect Size
Uji Effect Size
langkah uji effect size adalah sebagai berikut.
1) Uji Effect size dilakukan dengan menggunakan Uji effect size
menggunakan rumus Cohen’s
……(8)
Dengan
𝑆 √
…..(9)
2) Menghitung effect size
𝑆 √
√ .
√
𝑆 √
Perhitungan effect size diatas, mendapatkan nilai effect size
atau d = 0,50. Berdasarkan tabel interpretasi dapat disimpulkan
bahwa nilai effect size yang diperoleh termasuk kategori efek
sedang, yaitu 0,5 ≤ 0,50 ≤ 0,8.
166
Lampiran 19 Dokumentasi
DOKUMENTASI
167
Lampiran 19 Dokumentasi
168
Lampiran 20 f tabel
Tabel distribusi F
169
Lampiran 20 f tabel
170
Lampiran 20 f tabel
171
Lampiran 21 t tabel
Tabel t
(Pada taraf signifikansi 0,05) 1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)
Df Sinifikansi
Df Siknifikansi
0.025 0.05 0.025 0.05 1 12.706 6.314 46 2.013 1.679
2 4.303 2.920 47 2.012 1.678
3 3.182 2.353 48 2.011 1.677
4 2.776 2.132 49 2.010 1.677
5 2.571 2.015 50 2.019 1.676
6 2.147 1.943 51 2.008 1.675
7 2.365 1.8+5 52 2.007 1.675
8 2.306 1.80 53 2.006 1.674
9 2.262 1.863 54 2.005 1.674
10 2.228 1.832 55 2.004 1.673
11 2.201 1.716 56 2.003 1.673
12 2.179 1.792 57 2.002 1.672
13 2.160 1.781 58 2.002 1.672
14 2.145 1.771 59 2.001 1.671
15 2.131 1.763 60 2.000 1.671
16 2.120 1.756 61 2.000 1.670
17 2.110 1.740 62 1.999 1.660
18 2.101 1.744 63 1.998 1.669
19 2.093 1.739 64 1.998 1.669
20 2.086 1.725 65 1.997 1.669
21 2.080 1.721 66 1.997 1.668
22 2.074 1.727 67 1.996 1.668
23 2.069 1.714 68 1.995 1.668
24 2.06. 1.711 69 1.995 1.667
25 2.060 1.718 70 1.994 1.667
26 2.056 1.706 71 1.994 1.667
27 2.052 1.703 72 1.993 1.666
28 2.048 1.701 73 1.993 1.666
29 2.045 1.609 74 1.993 1.666
30 2.042 1.697 75 1.992 1.665
31 2.040 1.696 76 1.992 1.665
32 2.037 1.694 77 1.991 1.665
33 2.035 1.692 78 1.991 1.665
34 2.032 1.691 79 1.990 1.664
35 2.030 1.690 80 1.990 1.664
36 2.028 1.688 81 1.990 1.664
37 2.026 1.687 82 1.989 1.664
38 2.024 1.686 83 1.989 1.663
39 2.023 1.685 84 1.989 1.663
40 2.021 1.684 85 1.988 1.663
41 2.020 1.683 86 1.988 1.663
42 2.018 1.682 87 1.988 1.663
172
Lampiran 21 t tabel
43 2.017 1.681 88 1.987 1.662
44 2.015 1.680 89 1.987 1.662
45 2.014 1.679 90 1.987 1.662 Sumber: Function Statistical Microsoft excel
173
174
175
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Ratih Windyaningsiwi
TTL : Sarolangun, 18 November 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :RT.001/RW.001, Desa Suka Maju,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten
Sarolangun
No. Handphone : 082176471754
Email : [email protected]
DATA PENDIDIKAN
SD/MI : SD N 178/VII Butang Baru (2005-2011)
SMP/MTs : SMP Negeri 16 Sarolangun (2011-2014)
SMA/MA : MAN Model Kota Jambi (2014-2017)
SI : Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jambi, Mei 2021
Ratih Windyaningsiwi
NIM. 206172932