PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

68
PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP IPA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH KELAS V DI SDN KAMPUNG BULAK 03 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Oleh : Rimma Rahma NIM: 11150183000073 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP IPA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN

DARAH KELAS V DI SDN KAMPUNG BULAK 03

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

Rimma Rahma

NIM: 11150183000073

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …
Page 3: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …
Page 4: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …
Page 5: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

i

ABSTRAK

Rimma Rahma (11150183000073) Penggunaan Media Komik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Kelas V di SDN Kampung Bulak 03. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem peredaran darah dengan menggunakan media komik. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2018-2019 bulan November di kelas V SDN Kampung Bulak 03. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa pilihan ganda, serta instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas guru, siswa dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem peredaran darah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan penguasaan konsep pada siklus I dan II. Pada siklus I, terdapat 69% siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan rata-rata nilai siswa sebesar 70. Kekurangan dan kelemahan pada siklus I dapat diperbaiki sehingga terjadi peningkatan pada siklus II. Pada siklus II, penguasaan konsep siswa meningkat hingga mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan, yaitu terdapat 84% siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan rata-rata sebesar 79. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan komik dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem peredaran darah. Kata Kunci: Media Komik, Peningkatan Penguasaan Konsep

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

ii

ABSTRACT

Rimma Rahma (11150183000073) The Use of Comic to Increase Mastery of

Science Concepts in 5th Grade of Circulatory System Material in SDN

Kampung Bulak 03. Thesis Studies Program Faculty of Madrasah Ibtidaiyah

Teacher Education and Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2019.

This research aims to determine the increase in mastery of the science

concepts of students in the circulatory system material using comic media. This

research was conducted in the academic year 2018-2019 in November in class V

SDN Kampung Bulak 03. The research method used was Classroom Action

Research (CAR). The instrument used in this research was a multiple choice test,

and a non-test instrument in the form of an observation sheet for teacher, student

and interview activities. The results showed an increase in the mastery of science

concepts in students on the circulatory system material. This is proven by the

increase in mastery of concepts in cycles I and II. In the first cycle, there were

69% of students who scored above the KKM with an average student score of 70.

Weaknesses and weaknesses in the first cycle could be improved so that there was

an increase in the second cycle. In cycle II, students 'mastery of concepts

increased to achieve the expected completeness criteria, namely 84% of students

scored above KKM with an average of 79. Based on the results of the research

showed that the use of comics can improve students' mastery of science concepts

in the circulation system material blood.

Keyword: The Media of Comic, Increased Mastery of Concept

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis kepada Allah SWT, yang

senantiasa memberikan rahmat, petunjuk, dan segala ke Agungannya sehingga

sehingga penulis dapat menyelesaika tugas akhir perkuliahan dengan membuat

skripsi berjudul “Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep IPA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Kelas V di

SDN Kampung Bulak 03”. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sabahat, dan para umatnya yang

semoga mendapatkan syafa’at di yaumil akhir.

Skirpsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

(S1) pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah

Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Pembuatan skirpsi ini

terlaksana berkat bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terimakasih setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Sita Ratnaningsih, Siti Masyithoh, M.Pd. dan Rohmat Widiyanto, M.Pd

selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, memberikan

masukan, saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis dengan penuh

kesabaran selama proses bimbingan penyusunan skripsi.

2. Mufida Awalia Putri, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah bidang IPA yang

telah banyak membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan proposal

skipsi kepada penulis.

3. Dina Rahma F, M.Pd., selaku Dosen validator instrumen yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.

4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segala ilmu dalam proses

perkuliahan semoga semua ilmu yang telah Bapak dan Ibu berika mendapat

keberkahan dan balasan dari Allah SWT.

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

iv

5. Pundi Ary Setiawati, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Kampung Bulak

03 yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama

melakukan penelitian.

6. Teristimewa untuk kedua orangtua saya tercinta, Mama Rabiah Susi dan

Ayah Drs. Ridwan Kinana, MBA yang selalu memberikan kasih sayang,

motivasi, semangat, doa, dan dukungan baik moril maupun materil yang tak

henti-hentinya dari awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

7. Kakak-kakak dan Adik-adik saya, Fouqil Rais, Bani Yardha, M. Rayyan, M.

Raa, M. Rizqi, Riru Rahimah, A. Rahman, A. Rahim, A. Rauf, A. Razaq,

dan Raudatul Jannah.

8. Sahabat-sahabat saya, Ayu Fauziah, Resty Jelita, Mamisya Yunia, Firda

Aulia, Amelya Razak Siti Nur Aftika, Muhammad Ramadhan, dan Rachel

Rivanti yang selalu membantu dan bersama saya di waktu senang maupun

sulit.

9. Teman-teman pendidikan PGMI angkatan 2015 yang selalu memberikan

motivasi dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini namun

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis ucapkan terimakasih telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,

jazakumullah.

Akhir kata penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan. Oleh karena itu,

penulis menerima kritik dan saran untuk kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Aamiin.

Jakarta, 20 Januari 2020

Penulis

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik...................................................................................... 8

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 31

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 32

D. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 35

B. Metode Penelitian dan Desain Siklus Penelitian ...................................... 35

C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................... 36

E. Tahapan Intervensi Tindakan................................................................... 36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................................ 37

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

vi

G. Data dan Sumber Data ............................................................................. 37

H. Instrumen Penelitian ................................................................................ 38

I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

J. Analisis Data dan Interpretasi Data .......................................................... 41

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaaan ..................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................47

B. Pembahasan ............................................................................................ 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 72

B. SARAN ................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................74

LAMPIRAN

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Siklus I ................................................................38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Siklus II ...............................................................39

Tabel 3.3 Kategori Hasil Observasi ....................................................................42

Tabel 3.4 Nilai Gain dan Klasifikasinya .............................................................43

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisiensi Reabilitas .......................................................44

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .........................................................45

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ......................................................46

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Posttest Siklus I ....................................................56

Tabel 4.2 Presentase Hasil Perhitungan N-Gain Siklus I .....................................56

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Posttest Siklus II ...................................................66

Tabel 4.4 Presentase Hasil Perhitungan N-Gain Siklus II ...................................67

Page 12: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................38

Page 13: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Komik Pada Halaman Isi ...........................................28

Gambar 4.1 Kegiatan Pembelajaran Siklus I......................................................51

Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siklus II ....................................................62

Page 14: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 Silabus Pembelajaran

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Penggunaan Media

Komik

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Penggunaan Media Komik

Lampiran 7 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Penggunaan Media

Komik

Lampiran 8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Penggunaan Media

Komik

Lampiran 9 Lembar Validasi Instrumen Tes Penguasaan Konsep IPA

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Siklus I

Lampiran 11 Lembar Soal Siklus I

Lampiran 12 Hasil Lembar Soal Siklus I

Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Siklus II

Lampiran 14 Lembar Tes Siklus II

Lampiran 15 Hasil Lembar Soal Siklus II

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Siklus I

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Siklus II

Lampiran 18 Validitas Anates Siklus I

Lampiran 19 Validitas Anates Siklus II

Lampiran 20 Hasil Ujian Tengah Semester I Siswa Kelas V

Lampiran 21 Skor Penguasaan Konsep IPA Siswa Siklus I

Lampiran 22 Skor Penguasaan Konsep IPA Siswa Siklus II

Lampiran 23 Hasil Nilai Gain Penguasaan Konsep Siswa Siklus I

Lampiran 24 Hasil Nilai Gain Penguasaan Konsep Siswa Siklus II

Lampiran 25 Pedoman Wawancara Peserta Didik

Lampiran 26 Pedoman Wawancara Guru

Page 15: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

xi

Lampiran 27 Dokumentasi Kegiatan Proses Pembelajaran

Lampiran 28 Lembar Uji Referensi

Page 16: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

sangat penting, sebab dengan adanya pendidikan manusia dapat memperoleh

suatu pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan agar mampu bersaing di

jaman yang semakin modern seperti sekarang ini. Pendidikan tidak terlepas

dari kegiatan belajar mengajar, sebab tanpa belajar manusia mungkin tidak

dapat mengembangkan bakat, minat, dan kepribadiannya sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki. Karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan

oleh mutu pendidikan itu sendiri.1

Salah satu tahapan pendidikan yang sangat penting terhadap kualitas

manusia adalah sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan

dasar yang menjadi program wajib belajar dari pemerintah dimana proses

pendidikannya dirancang agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Agar dapat menjadi bangsa yang maju dalam penguasaan

teknologi, maka pendidikan tentang IPA diajarkan dari mulai pendidikan

dasar.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sendiri sering disebut dengan singkat

sebagai sains. Dalam Usman Samatowa, James Conant mendefinisikan sains

sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu

sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil ekspresimentasi dan observasi, serta

berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.”3

Karakteristik dari ilmu sains sendiri merupakan konsep-konsep yang

berkaitan erat dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik IPA

merupakan kumpulan dari konsep, prinsip, hukum, dan teori. Konsep-konsep

IPA tersebut haruslah dikuasai dengan baik, sehingga ketika siswa menemui

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 17. 2 Anatri Desstya, dkk, “Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia (Relevansi

Model Pendidikan Paulo Freire dengan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar), Profesi Pendidikan

Dasar, (Vol. 4, No. 1, 2017), h. 1-2 3 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2009), h. 1.

Page 17: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

2

permasalahan yang serupa dengan konsep tersebut maka siswa dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada. Penguasaan konsep IPA yaitu

kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA, baik secara teori maupun

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.4

Sesuai dengan karakteristik ilmu sains, pemberian pendidikan IPA di

sekolah bertujuan agar siswa dapat menguasai konsep alam dengan baik.

Pembelajaran IPA juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode

ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam yang mereka temui dalam

kehidupan sehari-hari serta menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan

konsep yang mereka miliki, oleh karena itu penguasaan konsep sangat

dibutuhkan bagi siswa.5

Realitanya, pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini

dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah

dasar sampai sekolah menengah. Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam

menguasai konsep-konsep IPA disebabkan karena banyak materi IPA yang

bersifat abstrak. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan

bahwa pelajaran IPA ini sulit juga terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir

Semester (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari

standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan,

maka perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin

rendah.6

Menurut Immanuel, penguasaan konsep IPA yang kurang ini disebabkan

oleh banyaknya istilah asing, materi yang terlalu padat, siswa terkesan mau

tidak mau harus menghafal materi, terbatasnya media pembelajaran, peserta

4 Marlina, Sugeng Utaya dan Lia Yulianti, “Penguasaan Konsep IPA Pada Siswa Sekolah

Dasar Negeri (SDN) Penanggungan Malang”, Universitas Negeri Malang, (No. 8, 2017), h. 782. 5 Lin Suciani Astuti, “Penguasaan Konsep IPA ditinjau Dari Konsep Diri dan Minat

Belajar Siswa”, Jurnal Formatif, (Vol. 7, No. 1, 2017), h. 41. 6 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013), h. 165.

Page 18: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

3

didik terkesan susah memahami materi tanpa tersedianya media, guru yang

cenderung mendominasi pembelajaran, dan terlalu monoton.7

Keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa

komponen. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang

penting dalam penyampaian materi ajar kepada siswa. Penggunaan media

pembelajaran akan sangat membantu ketika guru kesulitan dalam menjelaskan

materi pelajaran tertentu yang kurang maksimal apabila hanya dijelaskan oleh

kata-kata atau ceramah. Namun hal tersebut kurang mendapat perhatian dari

guru, karena itu dianggap problem atau menambah pekerjaan terutama dengan

menciptakan media pembelajaran yang cocok dan mendukung terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan.8

Menurut Thomas Wibowo terdapat tujuh alasan yang menyebabkan

sejumlah guru enggan menggunakan media pembelajaran. Pertama,

penggunaan media di kelas cukup repot. Kedua, media itu cenderung canggih

dan mahal. Ketiga, guru tidak terampil dalam menggunakan media. Keempat,

media itu dianggap sebagai hiburan sedangkan belajar itu serius. Kelima,

media tidak tersedia di sekolah. Keenam, terbiasanya menikmati ceramah.9

Permasalahan serupa ditemukan ketika peneliti melakukan observasi pada

tanggal 23 Juli 2019 di SDN Kampung Bulak 03 kelas V, yaitu keterbatasan

penggunaan media menjadi masalah utama dalam pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran hanya berpusat pada guru dan penyampaian materi hanya

sebatas buku teks. Guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA.

Ketika guru meminta siswa membaca materi yang terdapat di buku LKS

Tematik, terlihat hanya beberapa siswa saja yang membacanya dengan

sungguh-sungguh. Siswa kurang termotivasi dan tertarik untuk membaca

dikarenakan buku yang mereka miliki cenderung monoton dan penuh dengan

tulisan tanpa ada gambar yang menarik. Masih banyak siswa yang kesulitan

7 Immanuel Sairo Awang, “Kesulitan Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar”, STKIP

Persada Khatulistiwa, (Vol. 6, No. 2, 2015), h. 110 8 Said Alwi, “Problematika Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran”, Itqan,

(Vol. 8, No. 2, 2017), h. 150 9 Thomas Wibowo Agung Sutjiono, “Pendayagunaan Media Pembelajaran”, Jurnal

Pendidkan Penabur, (No. 4, 2005), h. 80-81

Page 19: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

4

memahami konsep-konsep IPA, hal ini ditunjukkan ketika siswa diminta

untuk menjelaskan materi yang sudah dijelaskan, siswa masih belum bisa

menjelaskannya kembali dengan bahasa sendiri. Siswa juga lebih cenderung

melakukan penghafalan materi bukan pemahaman materi. Selain itu, dilihat

dari hasil Ujian Tengah Semester I siswa pada mata pelajaran IPA

menunjukkan bahwa sebanyak 50% siswa yang mencapai standar ketuntasan

sekolah dengan standar KKM yaitu 70.

Pada saat peneliti melakukan wawancara, guru mengutarakan kendala

utama yang sering ditemui ialah penggunaan media jarang dilakukan dan

kurang bervariatif karena keterbatasan biaya sehingga siswa kurang antusias

dalam belajar. Selain itu guru juga menyampaikan bahwa siswa kesulitan

memahami materi yang masih bersifat abstrak seperti peredaran darah karena

guru tidak menggunakan media apapun. Guru juga mengutarakan, penggunaan

media pada materi peredaran darah sulit diterapkan.

Menurut Devanti, dkk, siswa masih sulit memahami konsep IPA

khususnya pada materi sistem peredaran darah, bahkan termasuk ke dalam

materi yang sulit dipelajari. Sistem peredaran darah memerlukan pengelolaan

yang baik dalam penyajiannya sebab materi ini membahas tentang proses

peredaran darah yang kompleks sehingga membutuhkan media yang inovatif

untuk mempermudah penyampaian informasi.10

Permasalahan lainnya yang masih sering ditemui ialah buku pelajaran

yang banyak digunakan siswa merupakan buku yang verbalistik, kalimat yang

disajikan cenderung kaku dan kurang komunikatif sehingga membuat siswa

mudah jenuh dan kurang termotivasi untuk membaca buku pelajaran.11 Hal

tersebut membuat siswa hanya membuka buku ketika guru memberi tugas

10 Devanti Nurharyani, Sardini, dan Jumrodah, “Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil

Belajar Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Siswa Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangkaraya”, EduSains, (Vol. 3, No. 2,2015), h. 126-127.

11 Nabiela Dini Agatha, Jekti Prihatin, dan Erlia Narulita, “Pengembangan Buku Komik Pokok Pembahasan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Bioedukatika, (Vol. 5, No. 2, 2017), h. 59.

Page 20: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

5

latihan dan hanya bergantung pada buku catatan saja. Hal ini menyebabkan

pengetahuan siswa terhadap IPA tidak menyeluruh dan kurang maksimal.12

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan perbaikan dan solusi

dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan penguasaan konsep

siswa. Salah satu solusinya ialah penggunaan media komik yang menarik

dalam pembelajaran sebagai kerangka yang berisi konsep-konsep yang hendak

diajarkan. Potensi komik sebagai media dalam pendidikan pun selalu diakui

oleh guru dan ahli psikologi. Banyak guru yang telah melakukan penelitian

dan bereksperimen dengan komik dalam kelasnya, dan sebagian besar

digunakan untuk membantu siswa dengan keterampilan literasi yang rendah.13

Pemahaman dan penguasaan materi pada pembelajaran pun lebih mudah

diwujudkan dengan menggunakan media pembelajaran berupa komik yang

lebih sederhana, jelas dan mudah dipahami. Komik dapat digunakan sebagai

bahan ajar karena dinilai efektif dalam proses belajar mengajar, meningkatkan

motivasi, dam minat belajar siswa untuk lebih memahami serta menguasai

konsep suatu materi. 14

Menurut Arroio, komik dapat membuat siswa berpikir tentang sains

dengan pendekatan yang berbeda dimana media ini dapat memperkenalkan

masalah ilmiah dengan cara yang menghibur dan menyenangkan dengan daya

tarik visual dari gambar. Dengan cara ini, belajar sains menjadi lebih menarik

dibandingkan hanya dengan menghapal suatu materi hanya untuk

mendapatkan keberhasilan dalam ujian.15

Menurut Cheesman (2006) dalam Koutnikova, “komik dapat digunakan

dalam semua jenjang pendidikan. Komik juga dapat digunakan untuk

mengatasi hampir semua topik IPA; dan hanya harus disesuaikan dengan usia

12 Retariandalas, “Pengaruh Minat Membaca dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPA Siswa”, Jurnal Formatif, (Vol. 7, No. 2, 2017), h. 191 13 Matteo Farniella, “The Potential of Comics in Science Communication”, Journal of

Science Communication, (Vol. 17, No. 01, 2018), h. 2 14 I Nurvianti, Astalini dan A. Syarkowi, “Penggunaan Media Komik pada Pembelajaran

Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Jambi Tahun 2017”, Jurnal Penelitian

Pembelajaran Fisika, (Vol. 9, No. 1, 2018), h. 2. 15 Agnaldo Arroio, “Comics As a Narrative In Natural Science Education”, Western Anatolia

Journal of Education Science, Dokuz Eylül Üniversitesi Eğitim Bilimleri Enstitüsü, 2011, h. 97.

Page 21: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

6

siswa, siswa yang lebih tua, siswa yang lebih muda dan pra sekolah.”16 Selain

itu, Karen C. Webber, dkk dalam penelitiannya menjelaskan “pembuatan

komik dengan bantuan TIK dapat berperan penting dalam mendekatkan siswa

ke topik yang dianggap sulit terutama konsep tematik yang berasal dari

disiplin ilmu.”17

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik dan merasa

berkepentingan guna memberikan alternatif pemecahan masalah terkait

penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPA dengan mengadakan

penelitian tentang “Penggunaan Media Komik untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep IPA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Kelas V

di SDN Kampung Bulak 03”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya penguasaan konsep IPA siswa.

2. Rendahnya motivasi siswa untuk membaca buku pelajaran.

3. Penggunaan media yang belum variatif dalam proses pembelajaran.

4. Siswa masih lebih sering menghafal materi bukan memahami materi.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberi arahan yang jelas mengenai masalah yang dibahas, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media komik buku.

2. Penelitian ini diterapkan pada materi sistem peredaran darah.

3. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas V SDN Kampung Bulak 03.

4. Penguasaan konsep IPA yang dicapai ditinjau dari ranah kognitif.

16 Marta Koutnikova, “The Application of Comics in Science Education”, Acta

Educationis Generalis, Tomas Bata University, (Vol. 7, 2017), h. 94 17 Karen, C. Webber, dkk, “Introducing Comics As an Alternative Scientific Narrative in

Chemistry Teaching”, Journal of West Anatolia Educational Sciences (BAED), Dokuz Eylül Üniversitesi Eğitim Bilimleri Enstitüsü, (Vol. 04, No. 08, 2013), h.3

Page 22: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah:

Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat

meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem peredaran

darah?

E. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem peredaran darah dengan

menggunakan media komik.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik,

menyenangkan, aktif, bermakna dan memungkinkan dirinya untuk

menguasai konsep IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA serta menambah wawasan dan keterampilan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Sebagai rekomendasi agar dapat dijadikan bahan atau ide untuk

mengadakan penelitian lanjutan dengan hal-hal yang belum terjangkau

dalam penelitian. Serta sebagai penguatan kompetensi kependidikan dan

pematangan bagi profesi keguruan.

Page 23: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Penguasaan Konsep IPA

a. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan ranah kognitif yang menekankan pada

aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan

berpikir. Penguasaan konsep merupakan kemampuan seseorang dalam

memahami dan menguasai sesuatu yang telah dipelajarinya melalui

pengalaman-pengalaman atau peristiwa yang ia miliki sehingga

menghasilkan suatu produk pengetahuan. Menurut Sumaya, indikator

penguasaan konsep adalah seseorang dapat menguasai konsep ketika orang

tersebut benar-benar memahami suatu konsep yang telah dipelajarinya

sehingga dapat menjelaskan kembali dengan bahasanya sendiri sesuai

dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, namun tidak merubah makna

yang ada didalamnya.18

Konsep mengarahkan pada konsep instrumental. Dengan konsep yang

telah kita ketahui, maka seseorang dapat menentukan tindakan-tindakan

apa yang selanjutnya perlu dikerjakan/dilakukan. Misalnya pada kegiatan

memecahkan suatu masalah dan suatu keputusan. Dengan mengetahui

konsep penyebab gangguan peredaran darah, maka kita dapat

merencanakan tindakan untuk mencegah terjadinya gangguan pada sistem

peredaran darah kita.19

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hasil belajar tidak hanya

dilihat dari pemahaman konsep atau pengetahuan semata, namun memiliki

kemampuan kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan

18 Sumaya, Sains di SD, (Bandung: Erlangga, 2014), h. 102 19 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2005), h. 165.

8

Page 24: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian

kerja. 20

Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau paling

tidak punya pengaruh tertentu. Adapaun kegunaan dari konsep dan prinsip,

yaitu sebagai berikut.21

1) Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan.

2) Konsep-konsep membantu mengidentifikasi objek-objek yang ada

di sekitar kita.

3) Membantu mempelajari hal baru yang lebih luas dan lebih maju.

4) Konsep dapat membantu menentukan tindakan-tindakan yang perlu

dikerjakan atau dilakukan.

5) Konsep dan prinsip memungkinkan pelaksanaan pengajaran.

6) Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda

dalam kelas yang sama.

Penilaian terhadap hasil penguasaan materi bertujuan untuk mengukur

penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives)

berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.

Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan

dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah

kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan

mental/otak. 22

Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan

berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif

merupakan ranah yang membahas mengenai tujuan pembelajaran yang

berkenaan dengan proses mental seseorang, dimulai dari tingkat

pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu evaluasi.23

20 Sumaya, Op. Cit, h. 75 21 Oemar Hamalik, Op. Cit, 164-166 22 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 11. 23 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016), h. 38.

9

Page 25: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Ranah kognitif memiliki enam tingkatan kemampuan, diantaranya:24

1) Mengingat (Remember)

Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan kembali

pengetahuan yang dimilikinya dari ingatan jangka panjang.

Mengingat terdiri dari 2 macam, yaitu:

a) Mengenali (recognize) yaitu mengeluarkan kembali

pengetahuan yang dimilikinya dari ingatan jangka panjang

guna membandingkan informasi yang baru diberikan.

b) Mengingat kembali (recall) yaitu mengeluarkan kembali

pengetahuan yang dimilikinya dari ingatan panjan ketika

diberi petunjuk.

2) Memahami (Understand)

Memahami yaitu mampu menjelaskan kembali pesan-pesan

pembelajaran yang mencakup komunikasi oral, tertulis, dan grafis.

Kemampuan memahami terdiri dari:

a) Menginterpretasikan, yaitu mengubah dari bentuk

representasi ke dalam bentuk lain.

b) Memberikan contoh, yaitu menemukan contoh atau

memberi gambaran dari suatu konsep yang dimilikinya.

c) Mengklasifikasikan, yaitu mengkategorikan suatu konsep

tersebut.

d) Merangkum, yaitu membuat abstraksi dari suatu tema

umum.

e) Menyimpulkan, yaitu menarik kesimpulan yang logis dari

konsep yang dimilikinya.

f) Membandingkan, yaitu menemukan hubungan antara dua

objek dari suatu konsep.

g) Menjelaskan, yaitu kemampuan menyusun dan

menggunakan suatu model sebab-akibat dari suatu sistem.

24 Lukamnul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),

h. 100-103.

10

Page 26: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

3) Menerapkan (Apply)

Menerapkan yaitu menerapkan suatu prosedur dalam suatu

situasi tertentu. Kemampuan menerapkan terdiri dari:

a) Melakukan, yaitu menerapkan suatu prosedur dalam tugas

yang sudah dikenali.

b) Mengimplementasikan, yaitu menggunakan suatu prosedur

dalam tugas yang belum dikenali.

4) Menganalisis (Analyze)

Menganalisis artinya menguraikan sesuatu ke dalam bagian-

bagian dan menentukan hubungan antara bagian tersebut dan

dengan struktur keseluruhan. Kemampuan analisis terdiri atas

kemampuan berikut:

a) Differentiating artinya memisahkan bagian-bagian yang

relevan dari yang tidak relevan, yang penting dari yang

tidak penting pada suatu materi.

b) Mengorganisasikan yaitu menentukan bagaimana suatu

elemen berfungsi dalam suatu struktur.

c) Mengatribusikan, yaitu menentukan suatu sudut pandang,

bias, nilai atau tujuan yang mendasari materi yang

disajikan.

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Mengevaluasi artinya membuat penilaian berdasarkan suatu

standar tertentu. Kemampuan mengevaluasi terdiri atas

kemampuan berikut:

a) Mengecek, yaitu menguji atau memeriksa kesalahan dalam

suatu proses atau hasil, menentukan apakah suatu proses

atau hasil memiliki konsistensi internal, dan mendeteksi

keefektifan suatu prosedur saat diimplementasikan.

b) Mengkritik, yaitu mendeteksi inkonsistensi antara hasil

dengan kriteria eksternal, menentukan apakah suatu hasil

11

Page 27: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

memiliki kriteria eksternal, mendeteksi kesesuaian suatu

prosedur dengan masalah tertentu.

6) Mencipta (Create)

Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk

membentuk sesuatu yang berfungsi, mereorganisasi elemen-elemen

ke dalam suatu pola atau struktur baru. Kemampuan mencipta

terdiri atas kemampuan berikut:

a) Generating, yaitu menyusun hipotesis alternatif

berdasarkan pada suatu kriteria.

b) Merencanakan, yaitu merancang suatu prosedur untuk

menyelesaikan suatu tugas.

c) Memproduksi, yaitu menyusun suatu rencana untuk

memecahkan masalah yang memiliki spesifikasi tertentu.

Untuk mengetahui siswa yang telah mengetahui suatu konsep, paling

tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, diantaranya adalah:25

1) Dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep tersebut.

2) Dapat menyatakan atau menjelaskan ciri-ciri (properties) konsep

tersebut.

3) Dapat memilih dan membedakan antara contoh-contoh dari yang

bukan contoh.

4) Mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep

tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep

IPA merupakan kesanggupan siswa memahami konsep dalam ranah

kognitif sesuai dengan klasifikasi Bloom, mengaplikasikan konsep

tersebut dalam kehidupan sehari-hari serta menjelaskan fenomena dalam

kehidupan yang berhubungan dengan konsep yang telah dimilikinya.

Penguasaan konsep IPA diukur melalui penguasaan kurikulum konsep IPA

sesuai tingkat kemampuan kognitif siswa. Dalam penelitian ini, peneliti

memfokuskan penguasaan konsep IPA siswa pada aspek kognitif

25 Oemar Hamalik, Op. Cit, h. 166

12

Page 28: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

berdasarkan karakteristik siswa dari tingkatan mengingat (remember),

memahami (understand), menerapkan (apply), dan menganalisis (analyze)

yang didasarkan pada kemampuan siswa di sekolah dasar yaitu pada

tingkat operasional konkrit.

b. Hakikat Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA merupakan salah satu segi pendidikan yang

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam Tri

Agustiana, menurut Cain dan Evans, IPA pada hakikatnya memiliki 2

komponen, yaitu komponen produk dan proses. Sebagai sebuah produk,

IPA terdiri atas sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep,

prinsip, dan hukum tentang gejala alam. Sebagai sebuah proses, IPA

merupakan suatu rangkaian yang terstuktur dan sistematis yang dilakukan

untuk menemukan konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam.

Hakikat IPA memberi arti bahwa IPA tidak hanya sebatas ilmu

pengetahuan yang mencakup alam saja, melainkan juga sebuah proses

penyelidikan dan peroleh ilmu atau suatu produk.26

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang

alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan laam,

dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam

sebagai produk, proses, dan sikap. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk,

yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk konsep

yang telah dikai sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Ilmu

pengetahuan sebagai proses, yaitu menggali dan memahami pengetahuan

tentang alam karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka

IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan konsep tersebut

yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Sedangkan ilmu pengetahuan alam

sebagai sikap, yaitu sikap ilmiah yang harus dikembangkan dalam

pembelajaran sains.27

26 I Gusti Ayu Tri Agustina dan I Nyoman Tika, Op. Cit, h. 272. 27 Ahmad Susanto, Op. Cit, h. 167-169.

13

Page 29: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan

Nasional Standar Pendidikan dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.28

c. Materi Sistem Peredaran Darah

1. Alat Peredaran Darah

Sistem sirkulasi dibangun oleh darah, sebagai medium transportasi

tempat bahan-bahan yang akan disalurkan atau diendapkan, pembuluh

darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan

mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan

mengembalikannya ke jantung, dan jantung yang berfungsi memompa

darah agar mengalir ke seluruh jaringan. Sistem peredaran darah pada

manusia terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Alat peredaran darah

28 Ibid, h. 171-172.

14

Page 30: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah yakni arteri, vena, dan

kapiler.29

a) Darah

Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan

dapat mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita. Darah

adalah jenis jaringan ikat, terdiri atas sel-sel (eritrosit, leukosit, dan

trombosit) yang terendam pada cairan kompleks plasma. Darah

membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Fungsi darah

diantaranya ialah:

1) Darah adalah media transportasi utama yang mengangkut

gas, nutrisi dan produk limbah. Oksigen dari paru-paru

diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel.

Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke

pari-paru untuk dibuang setiap kali kita menghembuskan

napas. Darah juga mengangkut produk-produk limbah

lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal

untuk dideminasi. Selain transportasi nutrisi dan limbah,

darah mengangkut hormon yang diekskresikan berbagai

organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke

jaringan.

2) Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari

invasi patogen dan menjaga dari kehilangan darah. Sel

darah putih tertentu menghancurkan patogen dengan cara

fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan

mengeluarkan antibodi.

3) Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil

panas, sebagian besar dari otot yang aktif, dan dibawa

seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah diangkut ke

pembuluh darah yang melebar di kulit. Panas akan

29 Sumiyati Sa’adah, Sistem Peredaran Darah Manusia, (Bandung: UIN Sunan Gunung

Djati Bandung, 2018), h. 3

15

Page 31: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

menyebar ke lingkungan dan tubuh mendingin kembali ke

suhu normal.30

b) Jantung

Jantung merupakan salah satu dari organ tubuh yang sangat

vital yang bertugas memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh.

Jantung terletak di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan

kembali lagi ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung dibagi

menjadi 4 ruang; atrium (serambi) kanan, ventrikel (bilik) kanan,

atrium kiri, dan ventrikel kiri. Dinding atrium lebih tipis dan

dinding ventrikel tebal. Atrium berfungsi memompa darah ke

ventrikel, dan ventrikel berperan memompa darah keluar dari

jantung. Dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan

karena berfungsi sebagai pemompa ke seluruh tubuh. Ventrikel

kanan berfungsi mengantar darah ke paru-paru. Darah dengan CO2

memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan vena cava

inferior. Atrium kanan menguncup lalu mendorong darah ke

ventrikel kanan melalui katup trikuspid yang menghalang darah

mengalir balik ke atrium kanan.31

Otot jantung secara umum dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu:

1) Epikardium, yaitu lapisan luar dari otot jantung

2) Miokardium, yaitu bagian utama dari otot jantung

3) Endokardium, yaitu bagian dalam dari otot jantung32

30 Ibid, h. 3-6 31 Elis Djubaedah dan Sri Endang Purnami, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI, (Bandung:

Grafindo Media Pratama, 2016), h. 57-58 32 Pirton Lumbantoruan, EKG Dasar, (Jakarta: Sagung Seto, 2014), h. 1-4

16

Page 32: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah. Dari atrium

kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan, darah ini

mengandung oksigen yang rendah, banyak mengandung karbon

dioksida. Kemudian darah dialirkan ke paru-paru melalui arteri

pulmonalis, untuk mendapatkan oksigen. Dari paru-paru darah

kembali ke atrium kiri antng melalui vena pulmonalis, darah ini

kaya akan oksigen karena telah mengalami oksigenasi di paru-paru.

Dari atrium kiri dialirkan ke ventrikel kiri, selanjutnya ke seluruh

tubuh melalui aorta.33

c) Pembuluh darah

Terdapat tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler dan

vena. Mereka membentuk sistem tertutup berbentung tabung yang

membawa darah dari jantung ke sel-sel tubuh dan kembali ke

jantung.34

33 I Putu Adiartha Griadhi, Sistem Kardiovaskuler, (Bali: Universitas Udayana, 2016), h.

3-4 34 Elis Djubaedah dan Sri Endang Purnami, Op.Cit, h. 58

17

Page 33: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

1) Arteri

Arteri disebut juga pembuluh nadi merupakan pembuluh yang

mengalirkan darah meninggalkan jantung menuju kapiler.

Berdinding tebal, disusun oleh tiga lapis yang terdiri atas tunica

eksterna, tunia media, dan tunica intima.

2) Pembuluh Vena

Vena disebut juga sebagai pembuluh balik, berfungsi

mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung. Terdiri atas

lapisan (seperti halnya arteri), tetapi tunika medianya lebih

tipis. Memiliki katup yang berfungsi menahan darah supaya

tidak mengalir balik meninggalkan jantung.

3) Kapiler

Kapiler merupakan tempat pertukaran nutrisi, udara, homon,

dan metabolit. Di dalam kapiler terdapat pembuluh darah

mikroskopis kecil antara arteri dan vena yang mendistribusikan

darah kaya oksigen ke jaringan tubuh.35

2. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

Darah manusia beredar melalui pembuluh darah. Darah akan melewati

jantung sebanyak dua kali sehingga peredaran manusia termasuk dalam

peredaran ganda.

a) Peredaran Darah Kecil (sirkulasi paru-paru):

Darah dari ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru →

vena pulmonalis → atrium kiri.

b) Peredaran Darah Besar (sirkulasi sistemik):

Darah yang kaya O2 dari ventrikel kiri → seluruh tubuh → darah

masuk ke vena cava (miskin O2 kaya CO2 → atrium kanan.36

3. Gangguan organ peredaran darah

a) Otot jantung yang lemah

35 Ibid. 36 Ibid, h. 59

18

Page 34: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Penyakit ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung

yang lemah membuat penderitanya tak dapat melakukan aktivitas

yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang

berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan

kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-

biruan.

b) Serangan jantung

Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan

jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi

mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal

jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah

terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena

pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke

otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras.

c) Atherosclerosis

Akumulasi lemak kolestrol pada dinding pembuluh darah.

d) Stroke

Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak kekurangan

oksigen bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

e) Leukimia

Leukimia yang berarti “darah putih” mengacu kepada

sekelompok kanker yang melibatkan ploriferasi leukosit yang tidak

terkendali. Sebagian besar leukosit ini abnormal atau belum

matang

f) Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit kelainan genetik yang disebabkan

oleh kekurangan faktor pembekuan darah sehingga darah sukar

membeku.37

37 Ibid, h. 59-60

19

Page 35: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

2. Media Pembelajaran Komik

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari

kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau

pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk

bentuk jamak maupun mufrad.38 Alam bahasa Arab, media berarti suatu

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. 39

Menurut Raharjo dalam Kustandi menjelaskan bahwa “media adalah

wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran

atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan

instruksional, sedangkantujuan yang dicapai adalah tercapainya proses

belajar.”40 Menurut Jamil, media diartikan sebagai pengantar atau

perantara, diartikan pula sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima.41

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar

untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar

sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran

adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber

belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.42

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam

upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif

dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.43 Dari penjelasan

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan

suatu alat, sarana atau wadah sebagai penyampai pesan atau materi yang

38 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,

2009), h. 8. 39 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2016), h. 7. 40 Ibid. 41 Jamil Suprihatiningrum, Op.Cit, h. 319. 42 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit, h. 5. 43 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Op.Cit, h. 1

20

Page 36: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

digunakan dalam pembelajaran guna membantu serta meningkatkan

kegiatan proses belajar mengajar.

Media dapat digunakan secara efektif dalam situasi formal dimana

siswa dapat belajar secara mandiri atau guru bekerja sama dengan

kelompok siswa lainnya. Media memiliki peran penting dalam pendidikan

siswa terlebih lagi pada anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan

perawatan khusus yang disesuaikan dengan lingkungan dan dirancang

khusus agar pembelajaran menjadi lebih efektif untuk siswa tersebut.44

Dua unsur yang amat penting dalam suatu proses pembelajaran adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Hamalik berpendapat dalam

Cecep Kustandi bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran

dapat meningkatkan minat siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu yang

lebih, membangkitkan motivasi dan bahkan membawa pengaruh

psikologis terhadap siswa.45

b. Manfaat Media Pembelajaran

Peranan media dalam membantu siswa akan terlihat jika guru pandai

memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Tak hanya membantu

siswa, namun penggunaan media pun akan sangat membantu penyampaian

informasi atau materi bagi guru media yang dipilih berdasarkan kegunaan

sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Media pembelajaran memiliki nilai

dan manfaat, yaitu sebagai berikut:46

a) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep

yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara

langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan

melalui pemanfaatan.

b) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar

didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru

44 Ahsan Akhtar Naz dan Rafaqat Ali Akbar, “Use of Media for Effective Instruction its

Importance: Some Consideration”, Journal of Elementary Education, IER University of the Punjab Pakistan, (Vol. 18, No. 1-2, 2012), h. 36

45 Ibid, h. 20. 46 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Op. Cit, h. 9.

21

Page 37: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

menjelaskan dengan gambar atau program telebisi tentang

binatang-binatang buas.

c) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru

akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut,

pesawat atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil

seperti bakteri, virus, semut, dll.

d) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion)

dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru,

melesatnya anak panah atau memperlihatkan suatu ledakan.

c. Peran Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton mengemukakan beberapa hasil penelitian yang

menunjukkan damapak positif dari penggunaan media sebagai bagian

integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran

langsung, yaitu sebagai berikut:47

1) Penyampaian pelajaran tidak kaku.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat

untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah

yang cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa

lebih besar.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan

elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi

dengan baik, spesifik dan jelas.

47 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit, h. 21.

22

Page 38: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan

atau diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang

untuk penggunaan secara individu.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

d. Karakteristik Media Pembelajaran

Dalam perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti

arus perkembangan teknologi. Memasuki era globalisasi yang memiliki

persaingan antar negara maju, maka Indonesia harus ikut serta

mengembangkan keprofesionalan pada sumber daya manusianya dengan

memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi. Media pembelajaran

harus menyesuaikan tuntutan perkembangan zaman.48 Setiap media

memiliki jenis-jenis dari masing-masing media tersebut yang disesuaikan

dengan fungsi media itu sendiri. Untuk mengetahui fungsi dari setiap

media pembelajaran, khususnya dalam proses belajar mengajar, guru

harus terlebih dahulu mengenal masing-masing media tersebut.

Untuk tujuan-tujuan praktis, di bawah ini akan dibahas karakteristik

beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar

mengajar khususnya di Indonesia.49

1) Media Grafis

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau

gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan

simbol/gambar. Yang termasuk media grafis antara lain:

a) Grafik

b) Diagram

c) Bagan

d) Sketsa

48 Soewarno, Hasmiana, dan Faiza, “Kendala-Kendala yang dihadapi Guru dalam

Memanfaatkan Media Berbasis Komputer di SD Negeri 10 Banda Aceh”, Jurnal Pesona Dasar,

(Vol. 2, No. 4, 2016), h. 29 49 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Op. Cit, h. 14-23.

23

Page 39: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

e) Komik

f) Poster

g) Papan Flaner

h) Bulletin Board

2) Media Bahan Cetak

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya

melalui proses pencetakan/printing atau offset. Jenis media bahan

cetak ini diantaranya:

a) Buku teks

b) Modul

c) Bahan pengajaran terprogram

3) Media Gambar Diam

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar

yang dihasilkan melalui proses fotografi, contohnya foto.

4) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau

media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya

tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini

diantaranya:

a) OHP dan OHT

b) Media Opaque Projector

c) Media Slide

d) Media Filmstrip

5) Media Audio

Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya

dapat diterima oleh indera pendengaran. Jenis media audio ini

diantaranya:

a) Media radio

b) Media alat perekam pita magnetik

6) Media Audio Visual Diam

24

Page 40: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Media audio visual diam adalah media yang penyampaian

pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera

pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah

gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak.

7) Film (Motion Pictures)

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures) yaitu

serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan

diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

8) Televisi

Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara

audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi

diantaranya:

a) Media televisi terbuka

b) Media televisi siaran terbatas (TVST)

c) Media video cassete recorder (VCR)

9) Multimedia

Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan

menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu

unit atau paket.

e. Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media

merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Untuk itu,

terdapat beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media,

yaitu sebagai berikut:50

4) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi.

6) Praktis, luwes, dan bertahan.

7) Guru terampil menggunakannya

8) Pengelompokan sasaran

50 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit, h. 80-81.

25

Page 41: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

9) Mutu teknis

f. Media Komik

Komik termasuk ke dalam media visual grafis. Komik merupakan

sebuah media visual yang memiliki fungsi menyampaikan informasi dan

pesan secara populer dan mudah dimengerti. Komik memuat teks yang

disertai gambar yang menarik si pembaca dengan suatu alur tertentu.

Gambar dari komik membuat cerita mudah diserap sedangkan alur cerita

itu sendiri membuat informasi yang disampaikan lebih mudah diikuti dan

diingat. Komik merupakan media yang efektif karena memiliki kekuatan

pada gambar dan alur cerita.51

Komik merupakan sebuah seni yang menggunakan gambar diam

atau tak bergerak yang mana tersusun dari suatu bentuk cerita. Komik IPA

dalam pembelajaran merupakan rangkaian ilustrasi cerita yang memuat

pengetahuan dalam bentuk subjek pokok sains (ilmu alam) yang disusun

dengan bahasa sehari-hari yang menarik.52

Komik dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran yang

dapat menarik perhatian dan motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Sudjana & Rivai bahwa peranan komik dalam

pembelajaran adalah kemampuannya dalam meningkatkan minat belajar

siswa.53 Media komik juga merupakan suatu bentuk bacaan dimana peserta

didik mau membaca tanpa paksaan. Hal ini tidak terlepas dari anggapan

bahwa bacaan komik lebih mudah dicerna karena bantuan gambar yang

ada di dalamnya. Kelebihan dari komik sendiri telah dimanfaatkan di

banyak negara maju sebagai alat bantu untuk meningkatkan minat baca

pada pembelajaran, salah satunya negara Jepang.54

51 Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Penerbit Andi,

2007), h. 186. 52 D. Yulianti, dkk, “Inquiry Based Science Comic Physics Series Integrated With

Character Education”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Universitas Negeri Semarang, (Vol. 5, No. 1, 2016), h. 38.

53 Nana Sudjana, Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 2011), h. 68.

54 Indriana Mei Listiyani, Ani Widayati, “Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Akutansi Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akutansi Untuk Siswa SMA

26

Page 42: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Komik secara nyata memberikan andil dalam ranah intelektual dan

seni. Komik memberikan pengaruh yang sangat baik dalam memberikan

pemahaman yang cepat dan mudah dimengerti oleh pembaca tentang suatu

hal yang berkaitan dengan edukasi. Gambar dan teks dengan sebuah alur

cerita di dalam buku komik ternyata mampu mentransfer pemahaman atau

informasi lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan tulisan saja.

Bahkan buku pelajaran TK sudah memakai komik dalam materi

pelajarannya, meski hanya dengan visual seadanya.55

Menurut Trimo dalam Mariyanah, media komik dapat dibedakan

menjadi 2 yaitu komik (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik

strip adalah komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang

dimuat dalam suatu majalah dan biasanya ceritanya bersambung. 56

Komik merupakan salah satu media visual yang berfungsi untuk

menyampaikan informasi melalui ilustrasi gambar yang sifatnya mudah

dicerna dan mampu menarik minat si pembaca. Komik terdiri atas

beberapa unsur. Toni Masdiono (2007) membagi unsur-unsur komik atas

halaman pembuka dan halaman isi. Pada bagian halaman pembuka biasa

terdapat komponen-komponen seperti judul, credit, dan indica.57

Selanjutnya yaitu unsur-unsur yang terdapat pada halaman isi adalah

panel, gang, narasi, balon kata dan efek suara. Berikut ini penjelasan

secara mendetail:58

1) Panel, berfungsi sebagai ruang tempat diletakannya gambar-gambar

yang biasanya berbentuk kotak sehingga tercipta suatu alur cerita

yang ingin disampaikan oleh penulis. Kelas XI”, Jurnal Pendiidkan Akutansi Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, (Vol. 10, No. 2, 2012), h. 82.

55 Indiria Maharsi, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 21

56 Nur Mariyanah, “Efektivitas Media Komik Dengan Media Gambar dalam

Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan dan Pengangkutan (Studi Eksperimen Pada

Siswa Kelas II SMPN I Pegandon Kabupaten Kendal)”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2005, h. 25.

57 Siti Aisah, “Pengaruh Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran IPS Terhadap

Penguasaan Konsep Materi Perusahaan dan Badan Usaha di MTs Daarul Hikmah Pamulang”, Skripsi Pada Universitas Negeri Islam Jakarta, Jakarta, 2011, h. 15.

58 Ibid, h. 16.

27

Page 43: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

2) Gang, berfungsi sebagai pembatas antara satu panel dengan panel

lainnya. Melalui gang inilah imajinasi pembaca mengambil dua

gambar yang terpisah dan mengubahnya menjadi gagasan.

3) Narasi, merupakan keterangan yang menjelaskan suatu dialog, waktu

atau tempat kejadian.

4) Balon kata dan efek suara, merupakan suatu lambang yang

mengekspresikan suatu percakapan yang biasanya digunakan variasi

dengan bentuk huruf yang disesuaikan dengan bunyi-bunyi non

verbal.

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Komik Pada Halaman Isi

a) Cara Membuat Komik

Dalam dunia komik, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam

pembuatan komik yaitu manual dan digital. Proses membuat komik

secara manual bisa disebut juga sebagai manual production. Pada

cara manual, pembuatan komik dari mulai sket, proses penulisan

teks pada balon teks, layout sampai dengan finishing semuanya

dilakukan dengan manual tanpa bantuan komputer atau alat digital

lainnya. Sebaliknya, pada proses pembuatan komik dengan cara

digital, seluruh proses pembuatannya mulai dari sket, proses

penulisan teks pada balon teks, layout sampai dengan finishing

28

Page 44: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

dilakukan dengan menggunakan komputer atau alat digital lainnya.

59

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media komik

dengan cara digital. Peneliti membuat komik dengan

memanfaatkan website yang banyak disediakan oleh internet secara

gratis. Adapun pembahasan yang akan dibahas dalam sub bab ini

ialah tahap proses pembuatan media komik dengan cara digital.

1. Membuat sinopsis cerita dan storyline. Sebelum membuat

komik, terlebih dahulu menentukan tema, naskah beserta plot,

setting, jalan cerita, tokoh-tokoh utama dan urutan cerita. Plot

merupakan bagian penting dari sebuah komik karena tanpa

adanya plot, maka nantinya cerita menjadi tidak jelas dan tidak

terarah. Dalam komik penelitian ini, peneliti membuat plot

yang berkaitan dengan materi sistem peredaran darah pada

kelas V.

2. Mendaftar di website Pixton. Peneliti menggunakan website

Pixton yang dapat diakses secara gratis. Setelah berhasil

mendaftar, maka Pixton sudah dapat digunakan.

3. Memilih layout. Setelah mendaftar pada akun Pixton, maka

pengguna harus memilih layout yang akan digunakan. Tersedia

tiga layout, yaitu comic strip, storyboard, dan graphic novel.

4. Membuat komik dengan karakter yang tersedia. Langkah

selanjutnya adalah mulai membuat komik dengan storyline

yang sudah disiapkan. Pada website Pixton, karakter, latar

belakang, balon kata sudah tersedia dan pengguna hanya perlu

mendesain sesuai dengan alur cerita yang diinginkan. Pengguna

dapat merubah ekspresi dan postur tubuh sesuai dengan yang

diinginkan.

5. Setelah komik selesai dibuat sesuai dengan storyline yang

sudah dibuat sebelumnya, maka komik dapat disimpan.

59 Indiria Maharsi, Op. Cit, h. 110-119

29

Page 45: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

6. Print out komik. Komik pada website Pixton dapat dinikmati

oleh pengguna dalam bentuk digital ataupun hard copy. Peneliti

melakukan print out pada komik yang sudah dibuat dan

dijadikan komik buku agar dapat digunakan oleh siswa maupun

guru.

b) Kelebihan dan Kekurangan Komik

Komik sebagai media visual memiliki kelebihan maupun

kekurangan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik dalam

kegiatan belajar mengajar itu sendiri, yaitu:60

1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.

2) Mempermudah peserta didik mencerna pengetahuan yang

masih abstrak.

3) Dapat mengembangkan minat baca anak dan mengembangkan

satu bidang studi yang lain.

4) Jalan cerita komik menuju pada satu hal yakni kebaikan atau

studi yang lain.

Disamping memiliki kelebihan, komik juga memiliki

kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu.

Kelemahan tersebut diantaranya adalah:

1) Kemudahan membaca komik membuat orang menjadi malas

membaca buku yang tidak bergambar.

2) Ditinjau dari segi bahasa, komik hanya menggunakan kata-kata

kotor atau kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.

3) Banyak aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku

yang kurang prevented.

Dilihat dari kelebihan dan karakteristik komik, media visual

tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk

meningkatkan minat baca siswa sehingga siswa tidak merasa

jenuh. Selain itu, komik yang dikemas sedemikian rupa juga

60 Fauzyah Aulia Rahman, “Pengaruh Media Pembelajaran Komik Strip Terhadap

Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2018, h. 11.

30

Page 46: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap

suatu materi tertentu.

Pada penelitian ini komik yang digunakan adalah komik buku.

Komik buku merupakan komik yang dikemas dalam bentuk buku

dan biasanya memiliki sebuah alur cerita yang utuh. Komik ini

berisi materi organ pencernaan hewan dan manusia dengan sebuah

alur cerita agar menarik minat baca siswa. Materi yang disajikan

dalam komik berupa macam-macam organ pencernaan hewan dan

manusia, manfaat organ pencernaan hewan dan manusia, organ

pencernaan hewan dan manusia yang dapat diperbaharui dan tidak

diperbaharui, perubahan bentuk energi serta hubungannya dengan

lingkungan. Selain itu, dalam komik terdapat soal-soal terkait

materi yang akan disajikan sebagai bentuk bahan evaluasi siswa.

Komik ini nantinya akan menjadi pegangan bahan belajar siswa

selain buku tematik dan digunakan dari awal hingga materi selesai.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang berhubungan dengan penggunaan media

komik pada pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut:

Siti Aisah dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Komik dalam Pembelajaran IPS terhadap Penguasaan Konsep Materi

Perusahaan dan Badan Usaha di MTs Daarul Hikmah Pamulang”. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep dengan

media komik yang dapat dilihat pada perbandingan nilai siswa tanpa komik

yaitu 60,90 meningkat menjadi 72,12 dengan media komik. 61

Siti Rahmah, dkk, dalam jurnalnya yang berjudul “Penguasaan Konsep

IPA Pada Siswa Sekolah Dasar”. Dalam penelitiannya, terlihat bahwa 57%

siswa belum memiliki penguasaan konsep yang baik. Oleh karena itu,

61 Siti Aisah, Op. Cit, h. 63-64.

31

Page 47: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

diperlukan penerapan pembelajaran yang dapat membantu siswa memperoleh

penguasaan konsep yang baik dan tepat.62

Fitri Dwi Arini, dkk, dalam jurnalnya yang berjudul “The Use of Comic as

a Learning Aid to Improve Learning Interest of Slow Learner Student”.

Penelitian yang digunakan ialah experimental design dengan satu kelompok

pretest dan posttest. Dalam penelitiannya terlihat adanya peningkatan minat

belajar siswa pada pretest dengan skor 28.80 meningkat menjadi 33.40.

Penelitian ini membuktikan komik dapat meningkatkan minat belajar siswa

yang lamban dalam pembelajaran atau slow learner.63

Widdy Sukma Nugraha dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SD dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep yang dapat dilihat

dengan rata-rata 30,70 pada kemampuan berpikir kritis dan 32,17 pada

penguasaan konsep. 64

C. Kerangka Berpikir

IPA masih dianggap sulit karena konsepnya yang masih bersifat abstrak

dan rumit. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya

diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi tanpa

menguasai informasi yang diperolehnya, ketidakaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dan kurang kebermaknaan pembelajaran, sehingga

mengakibatkan rendahnya penguasaan konsep siswa.

Guna mengatasi permasalah tersebut maka diperlukan solusi yang tepat

dan sesuai. Salah satunya adalah dengan penggunaan media yang inovatif dan

efektif, salah satunya media komik. Dengan memanfaatkan komik sebagai

media pembelajaran, maka dapat menarik perhatian, menambah semangat dan

62 Siti Rahmah, Lia Yulianti, Edy Bambang Irawan, “Penguasaan Konsep IPA Pada

Siswa Sekolah Dasar”, Universitas Negeri Malang, (Vol. 3, No. 1, 2017), h. 38. 63 Fitri Dwi Ariani, dkk, “The Use of Comic as a Learning Aid to Improve Learning

Interest of Slow Learner Student”, European Journal of Special Education Research, Universitas Sebelas Maret Surakarta, (Vol. 2, No. 1, 2017), h. 74.

64 Widdy Sukma Nugraha, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SD dengan Menggunakan Model Problem Based Learning”, Jurnal

Pendidikan Dasar, Institut Pendidikan Indonesia Garut, (Vol. 10 No. 2, 2018), h. 124.

32

Page 48: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

membantu siswa untuk menguasai materi yang diberikan, sehingga dapat

meningkatkan penguasaan konsep suatu materi yang diberikan.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat disimpulkan dengan

dengan bagan berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Penggunaan media kurang variatif dan penguasaan

konsep IPA siswa rendah

Tindakan

Siklus I

a. Perencanaan menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi.

c. Evaluasi d. Refleksi

Siklus II

a. Perencanaan menggunakan media komik dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi.

c. Evaluasi d. Refleksi

Penguasaan konsep IPA pada materi sistem

peredaran darah sekitar kelas IV SDN Kampung

Bulak 03 meningkat.

33

Page 49: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan

media komik dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa pada materi

sistem peredaran darah kelas V di SDN Kampung Bulak 03.

34

Page 50: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kampung Bulak 03. Waktu

penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang

berlangsung pada tanggal 1-18 November 2019.

B. Metode dan Desain Siklus Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas dengan desain PTK model siklus Kemmis dan McTaggart. Model ini

terdiri atas empat komponen berikut:65

1. Plan (Rencana)

Tahapan ini berupa penyusunan rancangan tindakan untuk

mmemperbaiki dan meningkatkan apa yang hendak terjadi.

2. Act (Tindakan)

Suatu tindakan yang merupakan kegiatan praktis yang terencana dan

dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau

perubahan yang diinginkan.

3. Observe (Observasi)

Pengamatan terhadap suatu treatment yang diberikan pada kegiatan

tindakan.

4. Reflect (Refleksi)

Peneliti mengkaji dan menilai kembali hasil atau dampak tindakan dari

treatment yang diberikan pada subjek/objek yang diteliti.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kampung Bulak 03,

Ciputat, Tangerang Selatan. Jumlah siswa dalam kelas ini yaitu 26 siswa yang

terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

65 Ibid, h. 5-6.

35

Page 51: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru sekaligus pelaku

penelitian. Peneliti membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan

menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Peneliti dibantu oleh

guru kelas V yang berperan sebagai observer. Observer bertugas mengamati

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa tentang

pendemonstrasian materi pelajaran serta mengamati proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan penguasaan

konsep siswa pada pelajaran IPA. Adapun tahap intervensi tindakan adalah

sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Pra penelitian merupakan refleksi awal, yaitu sebelum penelitian tindakan

siklus dilaksanakan, dilakukan kegiata sebagai berikut:

a. Menyusun format pengumpulan data objektif sekolah.

b. Melakukan observasi kegiatan pembelajaran.

c. Wawancara.

d. Mengumpulkan data objektif sekolah dengan menggunakan form pra

penelitian.

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan

meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

bahan ajar (materi pembelajaran), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

instrumen tes, serta lembar observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran atau penelitian dengan

menggunakan perangkat pembelajaran sesuai skenario pembelajaran

atau RPP yang telah disusun melalui tahapan kegiatan awal serta

kegiatan inti, yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan

konfirmasi.

36

Page 52: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

c. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer melakukan

penilaian atas pelaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan

instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kemudian

peneliti bersama observer melakukan pengumpulan data dan

mendiskusikan tentang kelemahan atau kekurangan proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

d. Refleksi

Data yang diperoleh setelah tahap observasi selanjutnya akan dianalisis

oleh peneliti bersama dengan guru selaku observer. Jika terdapat

kekurangan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, maka

dilakukan perbaikan dan penyempurnaan tindakan pada siklus

selanjutnya agar proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Siklus II

Siklus II dilaksanakan atas dasar hasil refleksi siklus I apabila pada siklus I

belum memenuhi KKM. Apabila indikator belum tercapai pada siklus II

maka dilaksanakan siklus berikutnya dengan alur yang sama.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah

penggunaan media komik dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa

pada materi sistem peredaran darah. Indikator keberhasilan hasil belajar secara

klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang

ditetapkan.66 Tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa setiap siklusnya

harus mencapai sama dengan atau lebih dari 70, hal ini berdasarkan KKM

yang ditetapkan oleh sekolah.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh baik

dari siswa maupun guru kelas V berupa lembar penilaian tes penguasaan

66 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Pendidik

dan Keilmuan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h. 35

37

Page 53: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

konsep pada materi sistem peredaran darah serta lembar observasi guru dan

siswa.

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kampung Bulak 03,

peneliti dan guru kelas (observer).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu

instrumen tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, maka indikator yang

digunakan pada instrumen tes disesuaikan dengan karakteristik siswa yang

difokuskan pada aspek kognitif C1-C4. Tes dilakukan dengan tujuan untuk

menganalisis peningkatan penguasaan konsep setelah diterapkannya

penggunaan media komik selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan

penilaian atau tes dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 15 butir

untuk mengukur ketercapaian indikator-indikator penguasaan konsep IPA

siswa. Penilaian dilakukan sesudah pembelajaran setiap akhir siklusnya.

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan pada siklus I dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Siklus I

Indikator Pembelajaran Indikator Soal

Nomor Soal Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

Menyebutkan bagian-bagian

jantung manusia

Menyebutkan letak jantung

1 1

Menyebutkan nama bagian-bagian jantung

2 3 2

Menjelaskan sistem peredaran darah

manusia

Menentukan sistem peredaran darah besar dan kecil

4 13 2

Menyebutkan kandungan darah pada sistem peredaran darah manusia

5 1

38

Page 54: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Mengklasifikasikan bagian-bagian

pembuluh darah manusia

Menyebutkan sel darah manusia

6 1

Menjelaskan fungsi pembuluh darah manusia

7 1

Mengklasifikasikan pembuluh balik pada peredaran darah manusia

8 1

Menentukan ciri-ciri pembuluh darah manusia

10 9 2

Menganalisis cara kerja jantung

manusia

Menelaah denyut nadi berdasarkan aktivitas

11 1

Menelaah cara kerja jantung manusia

12 1

Menyebutkan gangguan

peredaran darah manusia

Menyebutkan gangguan peredaran darah manusia

14 1

Mendiagnosis gangguan peredaran darah manusia

15 1

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan pada siklus II dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Siklus II

Indikator Pembelajaran Indikator Soal

Nomor Soal Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

Menjelaskan sistem peredaran darah

manusia

Mengidentifikasi sirkulasi peredaran darah jantung

1 1

Menjelaskan sistem peredaran darah besar

2 1

Menjelaskan fungsi organ peredaran darah manusia

Menjelaskan fungsi darah

3 1

Menyebutkan fungsi pembuluh kapiler

4 1

Menganalisis cara kerja jantung

manusai

Menjelaskan cara kerja jantung berdasarkan aktivitas

5 1

39

Page 55: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Mengklasifikasikan bagian-bagian

organ peredaran darah manusia

Menentukan organ peredaran darah manusia berdasarkan ciri-ciri

6 1

Menjelaskan sistem peredaran darah

pada hewan

Menyebutkan sistem peredaran darah pada hewan tertentu

7 1

Memberi contoh sistem peredaran darah pada hewan

8 1

Menyebutkan gangguan

peredaran darah manusia

Menentukan faktor yang memengaruhi gangguan peredaran darah manusia

9, 14

2

Menelaah gangguan pada sistem peredaran darah manusia

11 10, 12,13

4

Menyebutkan cara mencegah gangguan

peredaran darah manusia

Menentukan cara pencegahan penyakit pada sistem peredaran darah

15 1

2. Instrumen non tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan selama pelaksanaan proses pembelajaran

dengan menggunakan media komik berlangsung. Lembar observasi

yang digunakan ada dua, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan

lembar observasi aktivitas siswa. Lembar obeservasi digunakan untuk

mengamati tindakan guru, aktivitas siswa serta perilaku-perilaku siswa

sebagai pengaruh terhadap tindakan yang dilakukan guru. Lembar

observasi ini bertujuan untuk menganalisis proses pembelajaran dan

merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus

berikutnya.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan pada tahap pra penelitian dan pada akhir siklus

yang bertujuan untuk mengetahui informasi seputar sekolah, dan

40

Page 56: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

mengetahui secara langsung mengenai proses pembelajaran serta

masalah-masalah yang dihadapi kelas.

c. Dokumentasi

Peneliti melaksanakan pengumpulan data objektif sekolah tentang data

sekolah, dan hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung.

Dokumentasi ini berfungsi merekam kegiatan dan partisipasi siswa

ketika proses pembelajaran berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan yang dilakukan pada penelitian ini berupa

lembar observasi aktivitas siswa dan guru, wawancara dengan guru dan

siswa, dokumentasi dan tes. Pada teknik pengumpulan data melalui tes,

peneliti melakukan uji validitas terhadap soal yang diberikan oleh peserta

didik dengan jumlah soal sebanyak 15 butir soal berupa pilihan ganda

yang diberikan setiap akhir siklus.

J. Analisis Data dan Interpretasi Data

Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul dan peneliti

memberi uraian mengenai hasil penelitian. Proses analisis data terdiri atas

analisis data pada saat di lapangan yaitu pada pelaksanaan kegiatan

penelitian. Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil

penelitian pelaksaan pembelajaran di kelas, observasi siswa, dan hasil

belajar. Peneliti menggunakan indikator keberhasilan penelitian untuk

menentukan apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator

keberhasilan sebagai berikut:

1. Data yang didapat oleh peneliti adalah hasil observasi pada saat

pelaksanaan pembelajaran di kelas yang disajikan dalam bentuk tabel

yang kemudian dianalisis dengan nilai presentase yang menggunakan

rumus perhitungan presentase sebagai berikut:67

P = 𝑭𝒏 𝒙 100%

67 Anas Sudjino, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008), h. 43.

41

Page 57: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Keterangan:

P : presentase skor observasi tiap pertemuan

F : frekuensi

N : jumlah frekuensi

Hasil perhitungan dari data observasi tersebut dapat dikategorikan

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Hasil Observasi

No Rentang Kategori 1. 80-100% Sangat Baik 2. 70-79% Baik 3. 60-69% Cukup 4. 50-59% Kurang 5. 0-40% Kurang Sekali

2. Teknik analisis data yang digunakan dalam memperoleh data hasil

belajar siswa adalah tes tulis, kemudian dibuat presentasenya setelah

dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif yang dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

3. Perhitungan peningkatan penguasaan konsep siswa dihitung dengan

menggunakan N-Gain, dengan persamaan:

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 3.4 Nilai Gain dan Klasifikasinya

Gain Klasifikasi (g) ≥ 0,7 Tinggi 0,7> (g) ≥ 0,3 Sedang (g) < 0,3 Rendah

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaaan

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik maka diperlukan

instrumen yang baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau dari

validitas. Validitas instrumen dilakukan melalui penilaian oleh dosen

42

Page 58: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

pembimbing. Kemudian peneliti melakukan uji coba pada soal-soal yang

akan diberikan melalui uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya

pembeda.

1. Uji validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ukuran yang menunjukkan

tingkat kevaliditasan atau keshahihan suatu instrumen tersebut

dapat mengukur data apa yang hendak diukur.68 Tes yang

digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar

ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai,

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Peneliti

mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes

penguasaan konsep ipa dengan dosen ahli atau adjusment expert

dan menggunakan program komputer yaitu software ANATES V4.

2. Uji reabilitas

Reabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrument cukup data

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik.69 Reabilitas merupakan sebuah

instrument yang berhubungan dengan masalah kepercayaan.

Sebuah tes dikatakan taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.70 Hasil yang tetap

inilah disebut reliable. Suatu alat ukur memiliki reabilitas yang

baik jika alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walau

dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), di manapun dan

kapanpun. Pengukuran koefisien reabilitas instrumen tes

penguasaan konsep IPA menggunakan bantuan software ANATES

V4, adapun nilai koefisien dari reabilitas ini dapat dilihat sebagai

berikut:

68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), ed. Revisi VII, Cet. 13, h. 168 69 Ibid, h. 178 70 Ibid, h. 86

43

Page 59: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisiensi Reabilitas

Besar 𝒓𝟏𝟏 Interpretasi 𝑟11 < 0,20 Reabilitas sangat rendah 0,20 < 𝑟11< 0,40 Reabilitas rendah 0,40 < 𝑟11< 0,70 Reabilitas sedang 0,70 < 𝑟11< 0,90 Reliabilkitas tinggi 0,90 < 𝑟11< 1,00 Reabilitas sangat tinggi

Perhitungan nilai reabilitas ini menggunakan bantuan

software ANATES V4 yang hasilnya terdapat pada lampiran.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reabilitas

instrumen tes pada siklus I sebesar 0,89 dan siklus II sebesar 0,80

dimana nilai ini berarti memiliki reabilitas yang tinggi. Oleh karena

itu, dapat dikatakan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan

dalam penelitian.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya

indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0. Rumus untuk

menghitung taraf kesukaran yaitu sebagai berikut:71

P = 𝐵

𝐽𝑆

Di mana:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mendapatkan kesukaran suatu soal, peneliti

menggunakan bantuan software ANATES V4.

71 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 222-223

44

Page 60: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 0 - 30 Sukar

0,31 - 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah

>1,00 Sangat Mudah Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang

diujikan pada 25 soal siklus I diketahui bahwa terdapat 16 soal

sedang atau sebesar 63% dan 9 soal mudah atau sebesar 36%.

Sedangkan pada perhitungan tingkat kesukaran butir soal

yang diujikan pada 25 soal siklus II diketahui bahwa terdapat 1

soal sukar atau sebesar 4%, 19 soal sedang atau sebesar 76% dan 5

soal mudah atau sebesar 20%.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,

disingkat D (d besar). 72 Untuk menemukan indeks diskriminasi,

maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 - 𝐵𝐵

𝐽𝐵 = 𝑃𝐴− 𝑃𝐵

Di mana:

J = jumlah peserta tes

𝐽𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas

𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah

𝐵𝐴 =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

Untuk mendapatkan daya pembeda suatu soal, peneliti

menggunakan bantuan software ANATES V4.

72 Ibid, h. 226.

45

Page 61: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

Besarnya Nilai D Kategori Daya Pembeda Bernilai negatif Sangat Buruk

0,00 – 0,20 Buruk 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik Sekali

Berdasarkan perhitungan daya pembeda yang diujikan pada

25 soal siklus I diketahui bahwa terdapat 3 soal buruk atau sebesar

12%, 5 soal cukup atau sebesar 20%, 15 soal baik atau sebesar

60% dan 2 soal sangat baik atau sebesar 8%.

Sedangkan perhitungan daya pembeda yang diujikan pada

25 soal siklus II diketahui bahwa terdapat 2 soal sangat buruk atau

sebesar 8%, 3 soal buruk atau sebesar 12%, 3 soal cukup atau

sebesar 12%, 14 soal baik atau sebesar 56%, dan 3 soal sangat baik

atau sebesar 12%.

46

Page 62: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus

dan seluruh pembahasan analisis yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan media komik

dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa pada materi sistem

peredaran darah kelas V di SDN Kampung Bulak 03. Dengan penggunaan

media komik di dalam kelas, siswa sudah tidak lagi menghafal materi dan

mampu membangun pengetahuan yang dimilikinya. Media komik yang

menarik mampu membuat siswa menguasai konsep sistem peredaran

dengan lebih mudah dan menyenangkan. Peningkatan juga terjadi pada

kualitas pembelajaran dimana siswa menjadi lebih aktif pada saat kegiatan

diskusi maupun tanya-jawab, siswa semakin antusias mengikuti proses

pembelajaran hingga jam pelajaran berakhir, dan proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka

penulis menyarankan beberapa hal berikut:

1. Guru hendaknya menggunakan media komik dalam pembelajaran

sebab penggunaan media komik dapat meningkatkan penguasaan

konsep serta mempermudah siswa memahami materi yang abstrak

karena disajikan secara ringan dan sederhana.

2. Komik yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan

usia pembaca dan materi yang disampaikan. Selain itu, media komik

sebaiknya disajikan dengan bahasa yang mudah dicerna serta ilustrasi

atau gambar yang menarik.

3. Media komik sebaiknya mengandung pesan moral yang dapat dicontoh

oleh siswa. Jadi siswa tak hanya mendapat materi pelajaran saja,

72

Page 63: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

melainkan siswa juga mendapat pesan moral yang terkandung dalam

komik.

4. Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka hendaknya

dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pembelajaran

dengan media komik dapat diterapkan dan memberikan hasil yang

lebih baik di semua mata pelajaran.

73

Page 64: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

DAFTAR PUSTAKA

Agatha, Nabiela Dini, Jekti Prihatin, dan Erlia Narulita. “Pengembangan Buku

Komik Pokok Pembahasan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal

Bioedukatika, Vol. 5, No. 2, 2017

Aisah, Siti. “Pengaruh Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran IPS

Terhadap Penguasaan Konsep Materi Perusahaan dan Badan Usaha di

MTs Daarul Hikmah Pamulang”, Skripsi Pada Universitas Negeri Islam

Jakarta, Jakarta, 2011

Alwi, Said. “Problematika Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran”,

Itqan, Vol. 8, No. 2, 2017

Ariani, Fitri Dwi, dkk, “The Use of Comic As a Learning Aid to Improve

Learning Interest of Slow Learner Student”, European Journal of Special

Education Research, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Vol. 2, No. 1,

2017

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2006

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2004

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006

Arisanti, Wa Ode Lidya, Wahyu Sopandi dan Ari Widodo. Analisis Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Project

Based Learning, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 8, No. 1, 2016

Arroio, Agnaldo. Comics As a Narrative In Natural Science Education, Western

Anatolia Journal of Education Science, University of Sao Paulo, 2011

Astuti, Lin Suciani. “Penguasaan Konsep IPA ditinjau Dari Konsep Diri dan

Minat Belajar Siswa”, Jurnal Formatif, Vol. 7, No. 1, 2017

Awang, Immanuel Sairo. “Kesulitan Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar”,

STKIP Persada Khatulistiwa, Vol. 6, No. 2, 2015

Azizah, N. dan S. Khanafiyah. “Pengaruh Komik Sains dalam Pembelajaran IPA

Terhadap Pengembangan Karakter Siswa di Kecamatan Semarang

74

Page 65: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Tengah”, Unnes Physics Education Journal, Universitas Negeri

Semarang, Vol. 3, No. 3, 2014

Desstya, Anatri, dkk. “Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia

(Relevansi Model Pendidikan Paulo Freire dengan Pendidikan IPA di

Sekolah Dasar), Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, 2017

Djubaedah, Elis dan Sri Endang Purnami. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI,

Bandung: Grafindo Media Pratama, 2016

Farniella, Matteo. The Potential of Comics in Science Communication, Journal

of Science Communication, Vol. 17, No. 01, 2018

Fathina, Dewi, Regina Lichteria, Julia. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam Mata Pelajaran IPA Pada

Materi Gaya”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No. 1, 2016

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika

Aditama, 2007

Ghony, M. Djunaidi. Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press,

2008

Griadhi, I Putu Adiartha. Sistem Kardiovaskuler, Bali: Universitas Udayana, 2016

Hakim, Lukamnul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,

2009

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005

Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: DIVA Press, 2011

Koutnikova, Marta. “The Application of Comics in Science Education”, Acta

Educationis Generalis, Tomas Bata University, Vol. 7, 2017

Kusrianto, Adi. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit

Andi, 2007

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2016

75

Page 66: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Listiyani, Indriana Mei dan Ani Widayati. “Pengembangan Komik Sebagai Media

Pembelajaran Akutansi Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar

Akutansi Untuk Siswa SMA Kelas XI”, Jurnal Pendiidkan Akutansi

Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 10, No. 2, 2012

Lumbantoruan, Pirton. EKG Dasar, Jakarta: Sagung Seto, 2014

Maharsi,Indiria. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku, 2011

Mariyanah, Nur. “Efektivitas Media Komik Dengan Media Gambar dalam

Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan dan Pengangkutan

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas II SMPN I Pegandon Kabupaten

Kendal)”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2005

Miadi, Okta. “Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha”, Skripsi

pada Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2014

Muslich,Masnur. Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2016 Naz, Ahsan Akhtar dan Rafaqat Ali Akbar. “Use of Media for Effective

Instruction its Importance: Some Consideration”, Journal of Elementary

Education, IER University of the Punjab Pakistan, Vol. 18, No. 1-2

Nugraha, Eka Arif, dkk. “Pembuatan Bahan Ajar Komik Sains Inkuiri Materi

Benda untuk Mengembangkan Karakter Siswa Kelas IV SD”, Unnes

Physics Education Journal, Universitas Negeri Semarang, Vol. 2, No. 1,

2013

Nugraha, Widdy Sukma. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan

Penguasaan Konsep IPA Siswa SD dengan Menggunakan Model Problem

Based Learning”, Jurnal Pendidikan Dasar, Institut Pendidikan Indonesia

Garut, Vol. 10 No. 2, 2018

Nurharyani, Devanti, Sardini, dan Jumrodah. “Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil Belajar Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Siswa Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangkaraya”, EduSains, Vol. 3, No. 2, 2015

Nurvianti,I, Astalini dan A. Syarkowi, Penggunaan Media Komik pada Pembelajaran Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Jambi Tahun 2017, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol. 9, No. 1, 2018

OECD. PISA 2015 Results in Focus, New York: Columbia University, 2018

76

Page 67: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Rahman, Fauzyah Aulia. “Pengaruh Media Pembelajaran Komik Strip Terhadap

Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia”, Skripsi Pada

Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2018

Ramlawati. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran IPA BAB IV

Sistem Organ Pada Manusia, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2017

Retariandalas. “Pengaruh Minat Membaca dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPA Siswa”, Jurnal Formatif, Vol. 7, No. 2, 2017

Sa’adah, Sumiyati. Sistem Peredaran Darah Manusia, Bandung: UIN Sunan

Gunung Djati Bandung, 2018

Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Indeks, 2009

Soewarno, Hasmiana, dan Faiza. “Kendala-Kendala yang dihadapi Guru dalam

Memanfaatkan Media Berbasis Komputer di SD Negeri 10 Banda Aceh”,

Jurnal Pesona Dasar, Vol. 2, No. 4, 2016

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran

IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosda

Karya, 2011

Sudjino, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2008

Sukardi, M. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan

Pengembangannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2013

Sumaya. Sains di SD, Bandung: Erlangga, 2014

Suparmi. “Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran IPA di Sekolah”,

Journal of Natural Science and Intergration, SMPN 25 Pekanbaru, Vol.

1, No. 1, 2018

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2012

77

Page 68: PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI …

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran, Bandung: CV Wacana

Prima, 2009

Sutjiono, Thomas Wibowo Agung. “Pendayagunaan Media Pembelajaran”, Jurnal

Pendidkan Penabur, No. 4, 2005

Syaifuddin. Anatomi Fisiologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010

Utaya, Marlina Sugeng dan Lia Yulianti. Penguasaan Konsep IPA Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Penanggungan Malang, Universitas Negeri

Malang, No. 8, 2017

Webber, C. Karen, dkk. “Introducing Comics as an Alternative Scientific

Narrative in Chemistry Teaching”, Journal of West Anatolia Educational

Sciences (BAED), Dokuz Eylül Üniversitesi Eğitim Bilimleri Enstitüsü,

Vol. 04, No. 08, 2013

Yulianti, D, dkk. Inquiry Based Sciene Comic Physics Series Integrated With

Character Education, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Universitas

Negeri Semarang, Vol. 5, No. 1, 2016

Nurvianti, I, Astalini dan A. Syarkowi. “Penggunaan Media Komik pada

Pembelajaran Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Jambi

Tahun 2017”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol. 9, No. 1, 2018

78