PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DALAM MENINGKATKAN …
Transcript of PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DALAM MENINGKATKAN …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N 2 JATIREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH :
KUSHARYANI
NIM : X1907001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N 2 JATIREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
KUSHARYANI
NIM : X1907001
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjan Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeesitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 19 Juni 2010
Pembimbing, Supervisor,
Dra. Siti Istiyati, M.Pd. Sadino, S.Pd.
NIP 19610819 198603 2 001 NIP 19591204 198201 1 002
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di depan Tim
Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ...........................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ...........................
Anggota I : Dra. Siti Istiyati, M.Pd. ...........................
Anggota II : Dr. Riyadi, M.Si. ...........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kusharyani, PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N 2 JATIREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Lampiran Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jatirejo Kecamatam Kaligesing Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009/2010. Prosedur atau langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari siklus-siklus. Pada masing-masing siklus meliputi : perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan atau observasi melaksanakan analisis dan refleksi.Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan seleksi, karena jumlah siswa kelas V SD 2 Jatirejo sebanyak 13 siswa, sekaligus sebagai subjek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data di lakukan dengan wawancara, observasi langsung dan tes. Analisis data yang dilakukan adalah analisis diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dan tiap-tiap siklus diakhiri dengan tes sehingga diketahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar pada siswa. Data yang diperoleh berupa data kuanlitatif , prestasi belajar, observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian sebanyak 13 siswa, pada siklus pertama diperolah nilai rata-rata 66,92 dan pada pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 79,23. Pada siklus yang kesatu yang mendapat nilai lebih dari 65, sebanyak 7 siswa (54 %). Pada siklus kedua yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 12 siswa ( 92 % ). Terlihat adanya peningkatan yang berarti. Hal ini sesuai dengan pola belajar tuntas, bila materi dikuasai anak minimal 70%-75% dikatakan pembelajaran berhasil secara bertahap. Dari keseluruhan putaran atau siklus yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jatirejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo dalam pembelajaran Matematika yaitu dengan mengefektifkan penggunaan media bangun ruang.Peneliti juga telah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara memberi penguatan-penguatan dan memberi kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini untuk menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
”PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N 2
JATIREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010.”
Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk
memperolah gelar sarjana pada Universitas Sebelas Maret Surakarta. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku ketua program PJJ S-1 PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Riyadi, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah e-TA yang telah
memberikan arahan sehingga terselesaikan penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan sehingga terselesaikan laporan penulisan Penelitian Tindakan Kelas
ini.
5. Sadino, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Jatirejo sekaligus sebagai
supervisor yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan
penelitian.
6. Rekan-rekan Guru SD Negeri 2 Jatirejo yang telah memberi dukungan dan
bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
7. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan kesempatan, dorongan
dan bantuan baik moril maupun materiil demi terselesaikannya laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan laporan Penelitian Tindakan
Kelas ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
membangun peneliti harapkan, dan dengan senang hati peneliti terima demi
kesempurnaan dan perbaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Surakarta, 19 Juni 2010
Peneliti
Kusharyani
NIM : X1907001
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .......................................... 3
C. Tujuan Penelitihan ........................................................................ 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .................................................................................. 5
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 17
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 18
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 21
B. Subjek Peneltian ........................................................................... 21
C. Posedur Penelitian ........................................................................ 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 34
B. Pembahasan .................................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 52
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Saran ............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran ........................................................... 56
B. Instrumen Penelitian ............................................................................ 85
C. Personalia Penelitian ............................................................................ 94
D. Cirriculum Vitae Peneliti ....................................................................... 95
E. Data Penelitian ....................................................................................... 95
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
DAFTAR TABEL
1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ............85
2. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus I ............. 86
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ...........87
4. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus II .............88
5. Data Observasi Keaktivan Siswa dalam Pembelajaran ........................... 89
6. Kondisi Awal Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD N 2
Jatirejo Tahun 2009/2010 ........................................................................ 89
7. Data Kondisi Awal Hasil Belajar Matematika …………………………..90
8. Daftar Hasil Belajar Siklus I ......................................................................90
9. Data Hasil belajar Siklus I .........................................................................91
10. Daftar Hasil Belajar Siklus II....................................................................92
11. Data Hasil belajar Siklus II .......................................................................92
12. Nilai Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ............93
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Data Awal Kondisi Siswa Kelas V SD N 2 Jatirejo
Tahun 2009/2010 .............................................................................. 90
Grafik 2. Data Hasil Belajar Matematika Siklus I .......................................... 91
Grafik 3. Data Hasil belajar Matematika Siklus II .......................................... 93
Gravik 4. Perkembangan Hasil Belajar Siswa ................................................ 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya yang memiliki kepribadian, kecerdasan dan
keterampilan.
Keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari
prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Kita semua mengakui bahwa salah
satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran
yang efektif tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi gurulah yang harus
menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
optimal.
Kenyataan yang peneliti hadapi sebagai guru kalas V SDN 2 Jatirejo
adalah rendahnya prestasi belajar matematika. Dari pengalaman peneliti
beberapa kali ulangan tentang konsep bangun ruang dan hasil tes akhir
semester 1, dari 13 siswa hanya 5 siswa yang nilainya memenuhi Keteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 56,92 yaitu : 2 siswa
mendapat nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat nilai 60, 5
siswa mendapat nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat 45 dan
1 siswa mendapat nilai 40. Padahal KKM yang telah ditentukan minimal 65 .
Dari hasil jawaban yang masih banyak yang salah adalah mengenai bangun
ruang . Gejala yang nampak adalah siswa kurang termotivasi untuk belajar
matematika sehingga dalam menerima pelajaran siswa terlihat pasif.
Hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat dan kepala sekolah
diindentifikasikan bahwa rendahnya prestasi belajar terjadi diantaranya adalah
kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran matematika, guru kurang
memaksimalkan penggunan media pembelajaran, sehingga timbul verbalisme
pada diri siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan.
1
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Matematika dirasa sulit bagi siswa, sehingga siswa enggan untuk belajar atau
tidak ada motivasi untuk belajar matematika. Padahal diketahui bahwa
pelajaran matematika tarmasuk mata pelajaran yang di UASBN kan. Adapun
penggunaan media yang dipakai peneliti selama ini adalah hanya
menggunakan media gambar yang ada pada buku paket atau buku sumber
saja, tanpa mencari alternatif media lain untuk menanamkan konsep bangun
ruang.
Untuk mengoptimalkan prestasi belajar matematika khususnya
mengenai bangun ruang, dalam menyampaikan materi diperlukan suatu media
yang sesuai dengan materi yang diajarkan, disamping itu media yang
digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Menurut Peaget dalam Nabisi Lapono (2008 : 19) bahwa anak usia
sekolah dasar memasuki periode operasional konkret, dimana pada tingkat ini
merupakan permulaan berfikir rasional, yang berarti anak memasuki operasi-
operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah konkret.
Sedangkan menurut NEA dalam (Arif . S. Sadiman,1986 : 6), Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya, media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat
didengar dan dibaca.
Senada dengan itu Ruseffendi (1993 : 141) menyatakan bahwa :
“Media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep
matematika. Alat bentu itu dapat berwujud benda konkrit, seperti batu-
batuan, kacang-kacangan dan untuk menerangkan konsep bidang beraturan
menggunakan media bangun datar dan bangun ruang.
Dari beberapa pendapat tentang penggunaan media dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika adalah salah satunya menggunakan
media bangun ruang. Media bangun ruang adalah suatu model yang
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Media bangun ruang juga
digunakan untuk menyelidiki dan menentukan sifat-sifat bangun ruang.
Sebagaimana dinyatakan dari proses idealisme dan abstraksi benda-benda
konkret, maka para siswa diberi kesempatan untuk melihat, meraba dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengalami sendiri dalam mengenalkan unsur- unsur bangun ruang khususnya
dalam menentukan jaring-jaring bangun ruang. Dengan cara tersebut
diharapkan siswa akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan yang mereka
pelajari, sebagaimana dinyatakan dalam pepatah dari Cina : Saya mendengar
maka saya lupa (I hear, I forget), saya melihat maka saya ingat (I see, I
remember), saya mengerjakan (mengalami) sendiri maka saya mengerti
(I do , I Understand). Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD N 2 Jatirejo dengan
menerapkan penggunaan bangun ruang sebagai media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah
dengan menggunakan media bangun ruang pada pembelajararan
matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD N 2
Jatirejo semester II Tahun Pelajaran 2009/2010?
2. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan prestasi belajar metematika pada siswa kelas
V SD N 2 Jatirejo semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 yaitu dengan
menggunakan media bagun ruang agar siswa dapat terlibat secara langsung
dan pelajaran lebih dipahami dan terserap lebih lama dalam ingatan siswa.
C. Tujuan Penelitian
Meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD N 2
Jatirejo pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui media bangun
ruang .
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Bagi Siswa :
a. Meningkatnya motivasi untuk belajar matematika sehingga prestasi
belajarnya meningkat.
b. Meningkatnya minat pada mata pelajaran matematika, sehingga
pelajaran matematika akan lebih menarik dan mudah mempelajarinya.
2. Bagi Guru :
a. Guru sebagai fasilitator benar-benar dapat memberikan fasilitas dalam
membimbing siswa dalam kegiatan belajar.
b. Dengan penggunaan media yang tepat kualitas pembelajaran akan
meningkat.
3. Bagi Sekolah :
a. Memberikan masukan yang positif dalam meningkatnya mutu
pendidikan di sekolah,yang tercermin dari profesionalisme guru dan
dedikasi di sekolah.
b. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi :
Menurut pendapat Winkel (1984 : 162) “Prestasi merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa”. Sedangkan menurut
Buchori (1997 : 85) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang
dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf serta
tindakan hasil belajar yang dicapai. Adapun hasil belajar yang berupa
angka huruf selain sebagai bukti hasil karya yang dicapai juga dapat
untuk memotivasi agar prestasinya lebih meningkat.
Senada dengan pengertian tersebut Suratinah Tirtonegoro
(1988 : 43) berpendapat prestasi adalah “Penilaian hasil usaha
kegiatan yang dapat mencerminkan hasil yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu.”
Dari definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil karya anak yang
dicapai dan erupakan bukti keberhasilan belajar yang berupa huruf
atau angka untuk memotivasi agar prestasinya lebih baik dalam
periode tertentu.
b. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktifitas yang sengaja dilakukan oleh
individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak
yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu
melakukan sesuatu, anak yang tadinya tidak terampil menjadi
terampil (M.Djauhar Sidik, 2008 : 3).
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut B.F. Skinner dalam Nabisi Lapono ( 2008 : 5 ) bahwa
belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang
perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Sementara Winkel dalam Ingridwati Kurnia, dkk. ( 2008 : 1-3 )
mendefinisikan belajar suatu proses kegiatan mental pada diri
seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif
menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Berdasarkan teori-teori belajar tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah salah satu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperolah perubahan perilaku
yang relatif dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, yang
diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan
perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinue,
relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang
progresif.
c. Prestasi belajar.
Dengan mengetahui prestasi belajar anak, dapat mengetahui
kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak tersebut termasuk
kelompok anak pandai, sedang atau kurang. Lebih lanjut lagi
Sutrinah Tirtonegoro (1988 : 43) mengemukakan bahwa, “Prestasi
belajar ini dinyatakan dalam bentuk huruf maupun simbol dan pada
tiap-tiap periode tertentu misalnya tiap catur wulan atau semester,
hasil belajar anak dinyatakan dalam bentuk rapot.”
Sedangkan menurut Winkel (1991 : 60) yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah “Bukti keberhasilan usaha yang dapat
dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau
mempelajari sesuatu.”
Senada dengan pendapat kedua ahli tersebut, Anton
Sukarno (1994 : 16) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
hasil maksimal yang diperoleh dengan usahannya dalam rangka
mengaktualisikan dan mempotensikan diri lewat belajar.”
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang
di maksud prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan untuk diukur dan dinilai yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau simbol untuk mengetahui kedudukan siswa/anak.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Di bawah ini beberapa faktor yang berkaitan dengan prestasi
belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Muhibin Syah
(1995:132) mengisyaratkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi belajar:
1) Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa )
a) Aspek fisiologis kondisi umum jasmani dan tonus (ketenangan otot) yang menandai tingkat organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran .
b) Aspek psikologis yakni faktor-faktor rohaniah siswa yang meliputi : (1) Intelegensi siswa
Intelegensi adalah kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Anak yang intelegensinya tinggi semakin besar untuk meraih sukses, sebaliknya anak yang intelegensinya rendah semakin kecil untuk memperoleh sukses.
(2) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek secara positif atau negatif.
(3) Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan potseensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
(4) Minat siswa Minat berarti kecenderungan yang tinggi dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sangat tergantung pada pemusatan perhatian, keingintahuan yang besar terhadap sesuatu. Minat sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tergantung pada pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
(5) Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme manusia
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2) Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa) (1) Lingkungan Sosial
a) Lingkungan sosial sekolah misalnya : guru, staf, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
b) Lingkungan siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa
c) Lingkungan sosial yang lain adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Ngalim Purwanto (1990: 102) berpendapat bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar adalah:
a) Faktor Individual (faktor yang berada pada organisme itu sendiri)
1) Kematangan adalah masa mulai berfungsinya baik jasmani maupun rohaninya.
2) Kecerdasan / Intelegensi Kecerdasan dapat dilihat dan diamati dalam mempelajari
sesuatu. seseorang yang intelegensinya tinggi akan cepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dibandingkan seseorang yang intelegensinya rendah.
3) Latihan dan Ulangan Kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat
makin dikuasai dan makin mendalam, disebabkan oleh latihan dan sering mengulangi sesuatu. Sebaliknya tanpa latihan orang tidak akan memiliki pengalaman.
4) Motivasi Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu. Motif instrinsik dapat mendorong seseorang menjadi specialis dalam bidang pengetahuan tertentu.
5) Sifat- sifat Pribadi Seseorang Setiap orang memiliki sifat-sifat kepribadian masing-
masing berbeda antara seseorang dengan orang lain. Sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
b) Faktor Sosial (faktor yang ada diluar individu) 1) Keadaan Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan tercapai dan tidaknya seorang anak dalam belajar. Masalah lain adalah ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan anak dalam belajar.
2) Guru dan Cara Mengajar Faktor guru dan cara mengajar merupakan faktor penting, terutama dalam belajar di sekolah sikap kepribadian guru serta pengetahuan yang dimiliki dan cara mengajarnya, turut menentukan hasil belajar yang dicapai oleh anak.
3) Alat-alat Pelajaran Sekolah yang memiliki alat-alat pelajaran, perlengkapan yang diperlukan dapat mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4) Motivasi Sosial Motivasi sosial dapat timbul pada anak dari orang lainyang ada di sekitarnya, antara lain, orang tua, guru teman sepermainan, tetangga dan sanak saudara. Motivasi yang baik yang diberikan oleh orang tua atau guru dapat mendorong anak, sehingga timbul hasrat untuk belajar yang lebih baik.
5) Lingkungan dan kesempatan Seorang anak yang intelegensinya tinggi belum tentu dapat belajar dengan baik, karena jarak rumah ke sekolah terlalu jauh dan kelelahan menempuh perjalanannya. Ada pula anak yang tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan tidak adanya kesempatan belajar, pengaruh lingkungan yang kurang baik.
Menurut Sumadi Suryabrata (1993:249) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengeruhi belajar antara lain :
1) Faktor yang berasal dari luar individu
a) Faktor-faktor non sosial antara lain : (1) cuaca, (2) waktu, (3) keadaan suhu, (4) alat-alat belajar, (5) letak sekolah, (6) bangunan sekolah.
b) Faktor-faktor sosial, yaitu gangguan yang terjadi pada proses belajar antara lain : (1) konsentrasi belajar, (2) perhatian, (3) keadaan lingkungan kelas.
2) Faktor yang berasal dari dalam individu a) Faktor-faktor fisiologis, antara lain : (1) keadaan jasmani pada
umumnya, (2) keadaan fungsi-fungsi fiologis tertentu. b) Faktor-faktor psikologis, yaitu (1) keadaan jasmani pada
umumnya, (2) kreativitas,(3) simpati dari orang lain, (4) memperbaiki kegagalan, (5) rasa aman, (6) adanya ganjara atau hukuman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah :
a. Faktor dari dalam tubuh
b. Faktor dari luar tubuh
c. Faktor situasi sekolah
d. Faktor pendekatan belajar
e. Faktor kepribadian guru dan siswa
f. Faktor pendukung pembelajaran
2. Hakekat Matematika
a. Pengertian Matematika
Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan
pelajaran tentang bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang
saling berhubungan satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan
ketajaman penalaran siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari dan kamampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta mengembangkan sifat
logis, kritis, cermat, disiplin, menghargai kegunaan matematika.
Menurut James and James dalam kamus matematikanya (1976)
dalam Ruseffendi ( 1992: 27) menyatakan bahwa “ Matematika adalah
ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan besaran, dan konsep-
konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah
yang banyaknya terbagi ke dalam 3 bidang yaitu aljabar, analisis, dan
geometri.”
Sedangkan menurut Johnson dan Myklobust di dalam
Mulyono Abdurahman (1999 : 252) menyebutkan bahwa matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan ruang sedangkan fungsi teoritis
adalah untuk memudahkan berfikir.
Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kehidupan sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolis dan universal
yang memungkinkan manusia berfikir, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan
menggunakan cara deduktif dan induktif.
b. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan umum pembelajaran matematika di jenjang pendidikan
dasar yaitu:
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kitis, cermat, jujur dan efekif.
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir Matemtika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan ( Depdikbud, 1999 31 )
Sedangkan tujuan khusus pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar (SD ) adalah sebagai berikut :
1) Menumbuhkembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Depdikbud, (1999 :31)
5) Tujuan tersebut akan dianggap telah tercapai apabila siswa telah memiliki sejumlah kemampuan di bidang matematika.
c. Fungsi Pelajaran Matematika
Berdasarkan GBPP kelas V SD , kurikulum pendidikan dasar
(1999 : 30) fungsi matematika adalah sebagai salah satu unsur
masukan instrumental, yang memiliki objak dasar abstrak dan
berasarkan kebenaran konsistensi, dalam system proses belajar
mengajar untuk mencapai tuuan pendidikan.
Dalam kurikulum 2004 (2004: 6) disebutkan bahwa
metematika berfungsi untuk mengembangkan keterampilan melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kegiatan penyeldikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat
pemecah msalah melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
Dengan demikian mata pelajaran matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan bernalar dengan menggunakan bilangan
dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Pelajaran matematika juga merupakan salah
satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah (UAS)
d. Teori Belajar Matematika
Menurut Bruner dalam teorinya mengemukakan bahwa dalam
proses belajar anak sebaknya diberi kesempatan memanipulasi benda-
benda atau media yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik
oleh siswa dalam memaham suatu suatu konsep matematika. Melalui
media yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana
keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang
diperhatikannya itu. (Siti Hawa, dkk. 2008 : 6)
Tiga tahapan teori belajar menurut Bruner tentang
perkembangan intelektual adalah :
1) Enactive, dimana seseoang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap objek.
2) Iconic, di mana pemelajaran terjadi melalui penggunaan model -model dan gambar.
3) Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berfikir dalam istilah-istilah yang abstrak. (Mark K. Smith, dkk, 2009 : 123 )
Tahapan perkembangan belajar kognitif menurut Piaget dalam
Nabisi Lapono ( 2008 : 19)
1) Sensorimotor Intelegensi (lahir s.d usia 2 tahun) yaitu perilaku treikat pada panca indra an gerak motorik. Bayi belum mampu berfikir konseptual perkembangan politik telah dapat diamati.
2) Preopration throught (2-7 tahun) yaitu tampak kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan konsep. Bayi belum mampu berfikir koseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Cocrete Operation (7-11 tahun) yaitu berkembanag daya mampu anak berfikir logis untuk memecahkan masalah nyata. Konsep dasar benda, jumlah waktu, ruang kausalitas.
4) Formal operations (11-15 tahun) yaitu kecakapan kogntif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berfikir tentang situasi hipoteses, tentang hakekat berfikir serta menaprsiasi struktur bahasa dan dialog. Sarkasme, bahasa gaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam/ melalui bahasa.
e. Penilaian dalam Pembelajaran Matematika
Penilaian belajar untuk mata pelajaran matematika dapat
dilakukan dalam dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan setiap akhir pokok
bahasan, sedangkan penilaian sumatif dilakukan dalam beberapa
pokok bahasan. Dalam rangka penambahan pemahaman siswa dapat
dilakukan penilaian tugas yang bisa diberikan sebagai tugas pekerjan
rumah.
Penilaian pembelajaran matematika dalam kurikulum 2004
(2004 : 11) dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
efisiensi suatu pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1) Pemahaman konsep. Siswa mampu mendevinisikan konsep, mengidentifikasikan, dan , dan memberikan n contoh atau bukan contoh dari konsep.
2) Prosedur. Siswa mampu mengenal prosedur dan proses atau proses menghitung yang benar dan tidak benar.
3) Komunikasi. Siswa mempu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikan.
4) Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan endukatif dan dedukatif sederhana.
5) Pemecahan masalah. Siswa mampu memahami masalah,memilih strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah.
Cara lain yang sering dilakukan dalam penilaian pembelajaran
matematika adalah dengan mengadakan tes atau termasuk jenis bimbingan
individual dengan mengurangi pembelajaran individual dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mananamkan kembali konsep-konsep yang belum dikuasi oleh siswa serta
dapat dilakukan dengan konseling yaitu dengan pendekatan behavioristik.
3. Hakekat Pembelajaran Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medum yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.
Menurut MC Luhan ( dalam Tim pengembangan PGSD 1998 :
7) Media adalah semua saluran pesan yang digunakan sebagai sarana
komuniksi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya,
meliputi surat, televise, film dan telepon bahkan jalan dan jalur kereta
api.
Menurut Romiszowki (dalam Tim Pengembang PGSD 1998:7)
Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda).
Media meliputi segala sesuatu berupa sarana atau prasarana
dan fasilitas yang digunakan pembelajar (guru) dalam menyampaikan
pesan kepada subjek didik untuk memperjelas, memperlancar,
merangsang, memotivasi, mempermudah belajar siswa, dan
meningkatkan efektivitas dan efisien proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan instruksional secara optimal (Ngadino Yustinus
2003:3).
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Tujuan dan Manfaat Media
Menurut Piaget (dalam Muchtar A. Karim dkk, 1997: 20) anak
usia 7 sampai 12 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar
masih dalam taraf berfikir semi konkrit sebelum memahami konsep
Matematika secara jelas tanpa dibantu benda-benda kongkrit. Maka
media sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembelajaran
di sekolah dasar.
Tujuan dari penggunaan suatu media membuat guru
menyampaikan pesan secara lebih mudah kepada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat menguasai pesan tersebut secara cepat
dan akurat.
Dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan guru
penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat
dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme. Beberapa
manfaat media dalam pembelajaran antara lain :
1) Media sebagai alat komunikasi untuk megefektifkan proses
pembelajaran.
2) Sebagai penunjang pencapaian tujuan.
3) Mengurangi kebebasan siswa dalam proses pembelajaran.
4) Sebaga salah satu jembatan yang dapat mengubah pemikiran dari
yang konkrit ke yang abstrak dan sebaliknya.
Senada dengan Keino Dayton (1985) yang dikutip oleh
Eristo Rahadi (2003 : 15-19 ) mengidentifkasi beberapa manfaat
media pembelajaran, yaitu :
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-
beda terhadap sutu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bentuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehngga dapat disampaikan kepada siswa secara beragam.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Dengan berbagai potensi yang dimlikinya , media dapat
menampilkan informasi melalui uara, gambar, gerakan,dan warna baik secara alami maupun manipulasi. Dengan media , materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sajan bisa membangkitkan rasa keingintahuaan siswa bereaksi baik secra fisik maupun emosional.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Jika dipilih dan direncang dengan baik, media dapat
membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktf selama proses pembelajaran .
4) Efisien dalam waktu dan tenaga Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secra maksimal mungkin. Dengan media guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang.
5) Meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengguanaan media bukan hanya membuat proses pemelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pemelajaran lebih mendalam.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilkukan dimana saja dan kapan saja.
Penggunaan media akan apat menyadarkan siswa akan banyak sumber-sumber belajar yang akan dapat mereka manfaatkan untuk belajar.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi proses belajar.
Dengan media, Proses pembeljaran akan lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencinta ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8) Mengubah peran guru yang lebih positif dan produktif. Dengan memanfaakan media secara baik, seorang guru
bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa manfaat
media adalah :
a) Penyampaian materi dapat diseragamkan
b) Poses pembelajaran menjadi lebih jelas
c) Proses pembelajaran lebih interaktif
d) Efisien waktu dan tenaga
e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran.
g) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
h) Media dapat mmbuat mata pelajaran yang abstrak menjadi lebih
kokrit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
i) Informasi pelajaran yang disajikan dengan media memberikan n
kesan lebih mendalam.
4. Jenis-jenis Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki
rusuk, sisi, dan titik sudut, bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk
masif, berongga, dan kerangka. Bentuk-bentuk bangun ruang yang
diajarkan di sekolah dasar yaitu kubus, balok, tabung, prisma, karucut,
limas, dan bola.
Adapun tujuan penggunaan media bangun ruang adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengkonkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran
matematika
b. Memudahkan siswa dalam menerima materi luas permukaan bangun
ruang
c. Membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
d. Penggunaan madia bangun ruang dalam pembelajaran matematika
dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Menurut Arnis Kamar (2002 : 18) fungsi bangun ruang dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
“(a) Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minat anak dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan penyajian konsep abstrak matematika dalam bentuk konkrit , maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat
membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit
sehingga siswa mudah belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
Maryani, (2007) ”Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan
Penggunaan Blok Dienes Kelas III SD Negeri Jebres Surakarta Th 2006/2007.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peneliti telah berhasil meningkatkan
prestasi belajar matematika dengan menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan media Blok Dienes siswa Kelas III SD Negeri Jebres Surakarta
Th 2006/2007
Suwarto, (2007) Penggunan Media Bangun Ruang untuk Pemahaman
Konsep Luas dan Volume Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V
SD N Walen 1 Kecamatan Simo Kabupaten Boyolalai Tahun Pelajaran 2006/
2007. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peneliti telah mampu
meningkatkan pemahaman konsep luas dan volume dalam pembelajaran
matematika dengan mengefektifkan penggunaan media bangun ruang dan
telah berhasil meningkatkan motivasi belajar pada siswa Siswa Kelas V SD N
Walen 1 Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2006/ 2007
dalam pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Kondisi awal prestasi belajar siswa kelas V SD N 2 Jatirejo Tahun
Pelajaran 2009/2010 pada pembelajaran matematika masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Hal ini terjadi karena pada pembelajaran
matematika tentang materi bangun ruang guru tidak menggunakan media
bangun ruang sehingga prestasi belajarnya belum meningkat.
Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran, maka untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa tentang bangun ruang, guru melaksanakan tindakan
yang berupa penggunaan media bangun ruang dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Dengan menggunakan media bangun ruang tersebut diharapkan
prestasi belajar siswa akan menigkat dan pemblajaran menjadi menyenangkan
pembelajaran yang berupa penggunaan medi bangun ruang dalam
menyampaikan materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Diduga melalui pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang prestasi belajar siswa akan meningkat
Pembelajaran tersebut dilaksanakan melalui dua siklus yang masing
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaaan, oservasi dan refleksi. Dengan
menggunakan media bengun ruang tersebut diharakkan prestasi belajar siswa
kelas V SD Negeri 2 Jatirejo akan meningkatkan dan prestasi belajar siswa
Berdasarkan uraian data, dapat digambarkan kerangka berfikir sebagai
berikut :
Kondisi Awal
Pembelajaran belum menggunakan media
Hasil Pembelajaran
belum memuaskan
Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media bangun ruang
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Hipoteses Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Dengan menggunakan media bangun ruang pada pembelajaran matematika
tentang materi bangun ruang diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas V SD N 2 Jatirejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD N 2 Jatirejo, Kec. Kaligesing,
Kabupaten Purworejo dengan alasan :
a. Sekolah Dasar Negeri 2 Jatirejo yang berada di Kecamatan
Kaligesing, Kabupaten Purworejo belum pernah dijadikan tempat
penelitian.
b. Pada tahun pelajaran sebelumnya dalam menyampaikan materi
pembelajaran matematika khususnya menentukan jaring-jaring
berbagai bangun ruang sederhana belum menggunakan media bangun
ruang.
c. Peneliti sebagai tenaga edukatif pada SD tersebut, sehingga hasil
penelitian nanti dapat memberikan n masukan yang digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran
matematika.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksakan pada semester II tahun pelajaran
2009/2010, 6 bulan mulai bulan Januari sampai Juli 2010.
Penelitian siklus I yaitu dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2010
untuk pertemuan pertama, pertemuan ke-2 pada tanggal 23 Februari 2010 ,
pertemuan ke- 3 dilaksankan pada tanggal 25 Februari 2010.
Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2010 untuk siklus
pertama, pertemuan ke-2 pada tanggal 23 Februari 2010 , pertemuan ke- 3
dilaksankan pada tanggal 25 Februari 2010, pertemuan ke-2 pada tanggal 9
Maret 2010 , pertemuan ke- 3 dilaksankan pada tanggal 11 Maret 2010.
B. Subjek Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian
a. Subyek Penelitian yaitu siswa kelas V SD N 2 Jatirejo Kec.
Kaligesing, Kab. Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 semester II
dengan jumlah siswa 13 anak.
b. Objek penelitian yaitu media bangun ruang untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2. Sumber Data
Data yang paling penting untuk di kumpulkan dan dikaji dalam
penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data
diambil dari berbagai sumber :
a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas V SDN 2 Jatirejo.
b. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran
c. Tes hasil belajar
3. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang rici dan
mendalam tentang tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.
Datanya berupa catatan hasil wawancara dengan siswa. Data yang
diungkap dengan wawancara adalah tentang kendala-kendala dalam
menerima pelajaran matematika.
2. Observasi
Observasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung untuk mengamati siswa dalam menggunakan peraga bengun
ruang. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:147) metode observasi adalah
cara menentukan data dengan mengamati menatap kejadian gerak, atau
proses secara keseluruhan. Sedangkan observasi atau yang disebut pula
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan pengamatan, melalui kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan alat indera. Jadi observasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan pengecap. Di dalam
artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuisener, rekaman
gambar, rekaman suara. Yang menjadi teman kolaborasi dalam penelitian
ini adalah tiga orang observer yang megamati aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar serta dalam penggunaan media bangun ruang, aktivitas
siswa dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar
mengajar. Datanya berupa lembar pengamatan atau lembar observasi.
3. Tes Tertulis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap,intelegensi kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikonto 1998:139).
Teknik tes ini dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika
dalam materi bangun ruang. Adapun bentuk tes adalah tes tertulis, Yaitu tes pada
tiap-tiap akhir siklus. Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
matematika siswa kelas V SD N 2 Jatirejo Kecamatan Kaligesing Purworejo.
Dengan tes tertulis bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi
belajar matematika materi bangun ruang.
4. Teknik analisis Data
1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah dekriptif
kualitatif. Menganalisis dengan deskripti kualitatif adalah memberikan
predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya,
kemudian diukur dengan presentase, baru kemudian ditransfer, yang
digunakan adalah : baik, cukup, dan kurang.
2. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil rata-rata evaluasi setiap
pertemuan dalam setiap pertemuan dalam siklusnya.
5. Indikator Kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis
menetapkan indikator kinerja :
1. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa meguasai konsep luas bangun ruang ,
nilai KKM nya yaitu 65.
2. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.
Hal ini ditandai dengan adanya perubahan sebagai berikut :
a. Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat aktif.
b. Siswa merasa senang karena dapat melakukan manipulasi media yang
sudah dibuat sendiri.
c. Siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran.
C . Prosedur Penelitian
Dalam prosedur pelaksanaan ini terdiri dari dua siklus, yang masing-
masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Pada masing-masing siklus terdiri dari tiga pelaksanaan pembelajaran
( tiga kali pertemuan pembelajaran)
1. Siklus I
Perencanaan Tindakan
a. Pengumpulan Data
Peneliti membagikan angket tentang pendapat siswa mengenai
pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan kepada siswa dan
pendapat teman sejawat serta penilaian dai kepala sekolah/ supervisor
mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan dan mencatat hasil
nilai formatif siswa pada pembelajaran matematika.
b. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peneliti beserta teman sejawat
dan superfisor mengadakan diskusi awal untuk mengidentivikasi
masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya.
c. Menyusun rencana pembelajaran untuk tiga kali pertemuan.
d. Menyususn instrumen pembelajaran
e. Menyediakan media bangun ruang yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke- 1
Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan sesuai
rencana yang ada dalam rencana pembelajaran, seperti berikut :
a. Pra Kegiatan
1) Doa bersama
2) Mengabsen siswa
b. Kegiatan Awal
1) Informasi tujuan pembelajaran
a) Anak-anak marilah sekarang kita belajar tentang bangun
ruang.
b) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak, kubus.
2) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang .
c. Kegiatan inti
1) Guru menunjukkan kerangka kubus dan balok.
2) Dengan dibimbing guru, siswa menunjukkan titik sudut, sisi dan
balok.
3) Dengan bimbingan guru, siswa menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang.
4) Siswa diminta menggambar kubus dan balok.
5) Siswa mengerjakan lembar kerja, yang telah dipersiapkan guru
6) Membahas hasil kerja siswa dan menyimpulkan secara klasikal.
d. Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
1) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
2) Memberikan pesan-pesan.
Pertemuan ke- 2
a. Pra Kegiatan
1) Doa bersama
2) Mengabsen siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Kegiatan Awal
1) Informasi tujuan pembelajaran
Anak-anak marilah sekarang kita malanjutkan pembelajaran
tentang jaring-jaring bangun ruang
2) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang .
c. Kegiatan inti
1) Guru menunjukan salah satu model kubus
2) Salah satu siswa diminta membuka kubus tersebut, sehingga
terlihat sebuah jaring-jaring kubus.
3) Siswa menggambar jaring-jaring kubus tersebut.
4) Siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok
membuat jaring-jaring kubus yang berbeda.
5) Masing- masing kelompok mempresentasikan hasil jaring-jaring
kubus yang dibuat.
6) Siswa mengerjakan lembar kerja, yang telah dipersiapkan guru
7) Membahas hasil kerja siswa dan menyimpulkan secara klasikal.
d. Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
1) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
2) Memberikan pesan-pesan.
Pertemuan ke- 3
a. Pra Kegiatan
1) Doa bersama
2) Mengabsen siswa
b. Kegiatan Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1) Informasi tujuan pembelajaran
Anak-anak marilah sekarang kita malanjutkan pembelajaran
tentang jaring-jaring bangun ruang.
2) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang.
c. Kegiatan inti
1) Guru menunjukkan salah satu model balok dan prisma tegak
segitiga
2) Salah satu siswa diminta membuka balok dan prisma segitiga
tersebut, sehingga terlihat sebuah jaring-jaring balok dan prisma
segitiga.
3) Siswa menggambar jaring-jaring balok dan prisma segitiga.
4) Masing-masing siswa mengerjakan lembar evaluasi siklus 1 yang
telah dipersiapkan guru.
5) Membahas hasil evaluasi siswa dan menyimpulkan secara klasikal.
d. Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
1) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
2) Memberikan pesan-pesan.
Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
berupa check list untuk mengetahui keaktifan dan kekompakan siswa
dalam pembelajaran, serta antusias siswa pada saat pembelajaran.
Pelaksanaan Observasi dilakukan oleh guru kelas V (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasi dengan
supervisor untuk mendiskusikan tentang proses pembelajaran,
peningkatan motivasi belajar dan mengkaji ulang tentang kekurangan dan
kelebihan pada sikus I, Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan
siklus ini dilaksanakan pada siklus ke II.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi dan data pada siklus I, guru ( peneliti )
mengadakan penyempurnaan skenario pembelajaran dan
mengoptimalkan penggunaan media bangun ruang untuk
menyelesaikan tugas dan soal-soal yang berkaitan dengan bangun
ruang.
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran untuk tiga kali
pertemuan.
2) Menyususun instrumen pembelajaran
3) Mengoptimalkan media bangun ruang yang akan digunakan dalam
perbaikan pembelajaran dari siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke- 1
Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan 3 tahapan teori Bruner
yaitu tahap enaktif, tahap ekonik dan tahap simbolik.
1) Pra Kegiatan
a) Doa bersama
b) Mengabsen siswa
2) Kegiatan Awal
a) Informasi tujuan pembelajaran
1) Anak-anak marilah sekarang kita belajar tentang bangun
ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma tegak, kubus.
b) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang .
3) Kegiatan inti
a) Pada tahap enaktif : dalam menganalisis bentuk kubus dan
balok siswa diberi kegiatan mengamati model bangun kubus
untuk mencari bidang sisi dan membilang berapa banyaknya
bidang, menunjukkan nama bentuk bangun bidang sisi kubus,
mencari rusuk dan membilang banyaknya rusuk, mencari titik
sudut dan membilang banyaknya titik sudut dan lain
sebagainya. Demikian pada bengun ruang balok.
Contoh :
Anak didik mengamati model benda kubus (yang dapat dibuat
dari karton, kertas manila dan sebagainya) dan mengenali
sifat-sifat balok, seperti memiliki 8 titik sudut, memiliki 6
bidang sisi, memiliki 12 rusuk dan menyebutkan nama-
namanya.
b) Pada tahap ikonik: siswa mengamati gambar dan
menggambarnya bangun ruang kubus dan balok untuk mencari
bidang sisi dan membilang berapa banyaknya bidang,
menunjukkan nama bentuk bangun bidang sisi kubus dan sisi
balok, mencari rusuk dan membilang banyaknya rusuk,
mencari titik sudut dan membilang banyaknya titik sudut dan
lain sebagainya.
Contoh : titik sudut sebanyak
H G 8,yaitu A,B,C,D,E,F,G,H
E F rusuk kubus
sebanyak 12 D C
AE,BF,... A B
bidang sisi sebanya 6 ;
ABCD,BCGF
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
titik sudut sebanyak
H G 8,yaitu A,B,C,D,E,F,G,H
E F
rusuk balok
sebanyak 12
AE,BF, ... D C
A B
bidang sisi sebanya 6 ;
ABCD, BCGF
c) Pada tahap simbolik : tanpa melihat model benda model
bangun kubus dan balok atau gambar kubus dan balok siswa
menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok
menentukan bentuk bangun bidang sisi balok.
d) Siswa mengerjakan lembar kerja, yang telah dipersiapkan guru
e) Membahas hasil kerja siswa dan menyimpulkan secara
klasikal.
4) Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
a) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
b) Memberikan pesan-pesan.
Pertemuan ke- 2
1) Pra Kegiatan
a) Doa bersama
b) Mengabsen siswa
2) Kegiatan Awal
a) Informasi tujuan pembelajaran
Anak-anak marilah sekarang kita malanjutkan pembelajaran
tentang jaring-jaring bangun ruang
b) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Kegiatan inti
a) Pada tahap enaktif : dalam menganalisis jaring-jaring bentuk
kubus yang sudah dipersiapkan guru siswa diberi kegiatan
mengamati model bangun kubus untuk kemudian kubus
tersebut disuruh membuka sehingga akan terbentuklah sebuah
jaring-jaring kubus.
b) Pada tahap ikonik :
1) Siswa menggambar jaring-jaring kubus tersebut.
2) Siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing
kelompok menggambar dan memotongnya hingga
terbentuk jaring-jaring kubus yang berbeda.
3) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jaring-
jaring kubus yang dibuat.
c) Pada tahap simbolik : tanpa menggambar memotongnya
hingga terbentuk jaring-jaring kubus yang berbeda.siswa
dapat menyebutkan jaring-jaring kubus dan yang bukan jaring-
jaring kubus.
d) Siswa mengerjakan lembar kerja, yang telah dipersiapkan guru
e) Membahas hasil kerja siswa dan menyimpulkan secara
klasikal.
4) Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
a) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
b) Memberikan pesan-pesan.
Pertemuan ke- 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1) Pra Kegiatan
a) Doa bersama
b) Mengabsen siswa
2) Kegiatan Awal
a) Informasi tujuan pembelajaran
Anak-anak marilah sekarang kita malanjutkan pembelajaran
tentang jaring-jaring bangun ruang.
b) Apersepsi
Tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang.
3) Kegiatan inti
a) Pada tahap enaktif : dalam menganalisis jaring-jaring bentuk
balok dan prisma yang sudah dipersiapkan guru, siswa diberi
kegiatan mengamati model bangun balok dan prisma tegak
segitiga untuk kemudian balok dan prisma tegak segitiga
tersebut disuruh membuka sehingga akan terbentuklah sebuah
jaring-jaring balok dan prisma tegak segitiga
b) Siswa menggambar jaring-jaring balok dan prisma segitiga.
c) Masing-masing siswa mengerjakan lembar evaluasi siklus 1
yang telah dipersiapkan guru
d) Membahas hasil evaluasi siswa dan menyimpulkan secara
klasikal.
4) Kegiatan penutup
Tindak Lanjut :
a) Menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati.
b) Memberikan pesan-pesan.
c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang berupa check list untuk mengetahui keaktifan dan kekompakan
siswa dalam pembelajaran, serta antusias siswa pada saat
pembelajaran.
Pelaksanaan Observasi dilakukan oleh guru kelas V ( peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru
dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi ini dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasi
dengan supervisor, apakah prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa
sudah meningkat. Indikator tentang keberhasilan yaitu pada sebuah
kelas yang dapat menguasai setiap kompetensi dasar matematika
antara 70% sampai 75% (J. Blok dalam Lukman Rosadi, 2000:24 ).
Hal tersebut di tandai dengan adanya perubahan sebagai berikut :
1) Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat aktif.
2) Siswa merasa senang karena dapat melakukan manipulasi media
yang dibuat sendiri
3) Siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran.
4) Prestasi belajar siswa meningkat, karena hasil evaluasi
menunjukkan peningkatan tinggi.
Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi
indikator kinerja penelitian, maka akan direkomondasikan pada siklus
III, akan tetapi jika sudah memenuhi indikator penelitian maka dapat
diakhiri pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Mata pelajaran matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit dan menakutkan. Keadaan ini juga terjadi pada siswa kelas V SD N 2
Jatirejo, banyak siswa yang mengalami kesulitan walaupun sudah diupayakan
menggunakan beberapa media dalam menyampaikan materi , tetapi belum
optimal, sehingga hasil masih kurang dalam pola belajar tuntas, yaitu kurang
dari 50% siswa yang mendapat nilai di atas 65 hal ini yang melatar belakangi
peneliti untuk mengadakan penelitian.
Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat kondisi awal hasil belajar Matematika
dari 13 siswa hanya 5 siswa yang nilainya memenuhi Keteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 56,92 yaitu : 2 siswa mendapat nilai
70, 2 siswa mendapat nilai 65, 1 siswa mendapat nilai 60, 5 siswa mendapat
nilai 55, 1 siswa mendapat nilai 50, 1 siswa mendapat 45 dan 1 siswa
mendapat nilai 40.
1. Tindakan siklus 1
Tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap
kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit), yaitu
dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2010 untuk pertemuan pertama,
pertemuan ke-2 pada tanggal 23 Februari 2010 dan pada pertemuan ke-3
dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2010. Adapun tahap yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaaan
Pada tahap ini peneliti membagikan angket tentang pendapat
siswa mengenai pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan
kepada siswa dan pendapat teman sejawat serta penilaian dari kepala
sekolah/ superfisor mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dan mencatat hasil nilai formatif siswa pada pembelajaran
matematika.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peneliti beserta teman
sejawat dan superfisor mengadakan diskusi awal untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya.
Dengan berpedoman pada kurikulum KTSP kelas V tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, dan menentukan jaring-
jaring berbagai bangun ruang sederhana, peneliti melakukan langkah-
langkah untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan
media bangun ruang dan memilih kompetensi dasar dan indikator
yang sesuai dengan materi. Alasan pemilihan kompetensi dasar dan
indikator tersebut antara lain :
1) Peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar matematika mengenai
sifat-sifat bangun ruang, dan menentukan jaring-jaring berbagai
bangun ruang sederhana.
2) Kompetensi dasar dan indikator tersebut dapat digunakan dalam
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan indikator
4) Menyiapkan media bangun ruang yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke- 1 (Tanggal 16 Februari 2010)
Peneliti mengadakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan media bangun ruang. Materi dalam pertemuan pertama
adalah mengenai sifat-sifat bangun ruang. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan pra kegiatan yaitu doa bersama, kemudian guru
mengabsen siswa. Kegiatan awal dimulai dari memberikan informasi
mengenai tujuan pendidikan, diteruskan dengan memberikan apersepsi
yaitu tanya jawab tentang macam-macam bangun ruang. Pada
kegiatan inti, dengan menunjukkan model kerangka kubus dan balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
siswa menunjukkan titik sudut, sisi dan rusuk . Siswa dibimbing untuk
mnyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Kegiatan
dilanjutkan dengan menggambar kerangka kubus dan balok. pada
buku masing-masing, beberapa anak menggambarkan di papan tulis,
peneliti mengamati hasil gambar anak pada buku siswa, dan
membimbingnya untuk membetulkan cara menggambar. Setelah
semua siswa dapat menggambar kerangka kubus dan dapat
menunjukkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok Siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan. Hasil
dibahas dan disimpulkan secara kalasikal, kegiatan akhir menegaskan
kembali kesimpulan yang telah disepakati dan memberikan pesan-
pesan kepada siswa untuk mengulangi lagi belajar dirumah.
Pertemuan ke- 2 ( Tanggal 23 Februari 2010)
Peneliti mengadakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan media bangun ruang model kubus. Materi dalam
pertemuan kedua adalah mengenai jaring-jaring bangun ruang.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pra kegiatan yaitu doa
bersama, kemudian guru mengabsen siswa. Kegiatan awal dimulai
dari memberikan informasi mengenai tujuan pendidikan, diteruskan
dengan memberikan apersepsi yaitu tanya jawab tentang macam-
macam bangun ruang. Pada kegiatan inti guru menunjukkan salah satu
dari model bangun ruang kubus, salah satu siswa diminta membuka
bangun ruang kubus tersebut siswa yang lain mengamati, hasil yang
diperoleh adalah berupa jaring-jaring kubus. Jaring-jaring bangun
ruang tersebut merupakan bangun datar yang terangkai. Masing-
masing siswa mengambar jaring-jaring kubus tersebut pada buku.
Kegiatan dilanjutkan dengan kerja kelompok ,masing-masing
kelompok membuat jarring-jaring kubus yang berbeda, semua siswa
terlihat aktif berlomba membuat jaring-jaring kubus untuk dapat
berlomba memeresentasikan hasil jaring-jaring kubus dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kelompok lain. Setelah masing masing kelompok mempresentasikan
hasil jaring-jaring kubus yeng dibuat siswa mengerjakan mengerjakan
(LKS) dan membahasnya secara klasikal kemudian disimpulkan.
Kegiatan akhir menegaskan kembali kesimpulan yang telah disepakati
dan memberikan pesan-pesan kepada siswa untuk mengulangi lagi
belajar dirumah.
Pertemuan ke- 3 ( Tanggal 25 Februari 2010 )
Peneliti mengadakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan media bangun ruang model kubus. Materi dalam
pertemuan kedua adalah mengenai jaring-jaring bangun ruang.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pra kegiatan yaitu doa
bersama, kemudian guru mengabsen siswa. Kegiatan awal dimulai
dari memberikan informasi mengenai tujuan pendidikan, diteruskan
dengan memberikan apersepsi yaitu tanya jawab tentang macam-
macam bangun ruang. Pada pertemuan ketiga ini peneliti/guru
menunjukkan model sebuah balok dan prisma tegak segitiga salah satu
siswa membuka bangun ruang balok dan prisma tegak segitiga
tersebut dan tampaklah sebuah jaring-jaring balok dan sebuah jaring-
jaring prisma tegak segitiga. Salah satu siswa diminta membuka balok
dan prisma segitiga tersebut, sehingga terlihat sebuah jaring-jaring
balok dan jaring-jaring prisma segitiga.. Masing-masing siswa
menggambar jaring-jaring balok dan prisma tegak segitiga tersebut di
buku masing-masing. Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan soal
evaluasi siklus 1 dan membahasnya secara klasikal kamudian
menyimpulkannya. Kegiatan akhir ditutup dengan menegaskan
kembali kesimpulan yang telah disepakati dan memberikan pesan-
pesan mempelajari lagi di rumah.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan mengadakan pengamatan
terhadap siswa. Pengamatan tersebut dilaksanakn pada proses
pembelajaran barlangsung. Pengamatan tersebut dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
maksud untuk mengetahui keaktifan dan partisisipasi siswa selama
proses pembelajarandengan menggunakan media bangun ruang.Hal
tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi pada lampiran.
Pelaksanaan observasi tidak hanya dilakukan pada aktivitas
siswa saja, namun juga ditujukan pada guru dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi di
pada lampiran.
Hasil observasi kegiatan guru dan siswa adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru.
b) Siswa aktif menjawab petanyaan guru.
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa belum meningkat.
d) Kreativitas dan inisiatif siswa belum meningkat
e) Siswa sudah aktif mengerjakan tugas-tugas pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok.
2) Kegiatan Guru
a) Guru telah memberi informasi secara tepat
b) Guru telah menggunakan berbagai sumber.
c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat.
d) Guru penuh perhatian terhadap siswa
e) Guru telah memotifasi siswa baik secara individu meupun
kelompok.
f) Guru telah melakukan Penilaian proses.
g) Guru telah melakukan penelitian hasil belajar/ tes formatif
h) Guru telah memberikan n tindak lanjut
d. Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti merenungkan
bahwa masih ada beberapa siswa yang dirasa ingin tahu dan
keberanian siswa belum meningkat serta kreativitas dan inisiatif siswa
belum meningkat. Dengan demikian dapat direnungkan bahwa
penelitian pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
pembelajaran sehingga peneliti meneruskan lagi untuk siklus
berikutnya.Adapun hasil yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 4
siswa mendapat nilai 80, 3 siswa mendapat nilai 75, 1 siswa mendapat
nilai 70, 4 siswa mendapat nilai 60 dan 1 siswa mendapat nilai 40.
Dari data nilai di atas dapat diketahui ada peningkatan hasil
belajar matematika materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V
semester II tahun pelajaran 2009/2010 dari kondisi awal siswa dengan
rata-rata 56,92 meningkat pada siklus I dengan rata-rata 66,92. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam penggunaan media
bangun ruang dalam pembelajaran materi tersebut. Namun demikian,
belum sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65, dan
belum mencapai 75% siswa yang mendapat nilai di atas 65. Sehingga
dirasakan perlu untuk menindaklanjuti dalam siklus II.
Tindakan siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap
kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ), yaitu dilaksanakan
pada tanggal 4 Maret 2010 untuk pertemuan pertama, pertemuan ke-2 pada
tanggal 9 Maret 2010 dan pada pertemuan ke-3 dilaksankan pada tanggal 11
Maret 2010. Pada siklus II ini peneliti mengkaji hasil refleksi dari siklus I.
Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus II ini meliputi :
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan hal-hal berikut :
a) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Lebih mengoptimalkan penggunaan media dalam proses
pembelajaran melalui tugas. Adapun tugas yang diberikan yaitu
agar siswa mengidentifikasi ulang sifat-sifat bangun ruang.
c) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
siklus II. Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan
menunjukkan berbagai model bangun ruang yang bereda agar
siswa lebih tertarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan Pertemuan 1 ( Tanggal 4 Maret 2010 )
Peneliti mengulang materi pembebelajaran dengan
mengoptimalkan penggunakan media bangun ruang, mengenal
kembali titik sudut, rusuk dan sisi sebagai prasarat dan
menerapkannya teori dari Bruner yaitu dengan menggunakan 3
tahap yaitu:
a) Pada tahap enaktif
Dalam menganalisis bentuk kubus dan balok siswa diberi
kegiatan mengamati model bangun kubus untuk mencari
bidang sisi dan membilang berapa banyaknya bidang. Siswa
menunjukkan nama bentuk bangun bidang sisi kubus, mencari
rusuk dan membilang banyaknya rusuk. Siswa diminta
mencari titik sudut dan membilang banyaknya titik sudut dan
lain sebagainya. Demikian pada bangun ruang balok. contoh :
Anak didik mengamati model benda kubus (yang dapat dibuat
dari karton, kertas manila ) dan mengenali sifat-sifat balok,
seperti memiliki 8 titik sudut, memiliki 6 bidang sisi, memiliki
12 rusuk dan menyebutkan nama-namanya.
b) Pada tahap ikonik
Siswa mengamati gambar dan menggambarnya bangun ruang
kubus dan balok untuk mencari bidang sisi dan membilang
berapa banyaknya titik sudut, menunjukkan nama bentuk
bangun bidang sisi kubus dan sisi balok, mencari rusuk dan
membilang banyaknya rusuk, mencari titik sudut dan
membilang banyaknya titik sudut dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Contoh : titik sudut sebanyak
H G 8,yaitu A,B,C,D,E,F,G,H
E F rusuk kubus
sebanyak 12 D C
AE,BF,... A B
bidang sisi sebanya 6 ;
ABCD,BCGF
titik sudut sebanyak
H G 8,yaitu A,B,C,D,E,F,G,H
rusuk balok E F
sebanyak 12
AE,BF, ...
D C
A B
bidang sisi sebanya 6 ;
ABCD, BCGF, …
c) Pada tahap simbolik
Tanpa melihat model benda model bangun kubus dan balok
atau gambar kubus dan balok siswa menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang kubus dan balok. menentukan bentuk bangun
bidang sisi balok. Siswa mengerjakan lembar kerja, yang telah
dipersiapkan guru. Membahas hasil kerja siswa dan
menyimpulkan secara klasikal. Peneliti menegaskan kembali
kesimpulan yang telah disepakati.
Pertemuan ke dua ( Tanggal 9 Maret 2010 )
Siswa diberi keterampilan menggambar jaring-jaring
kubus dan balok . Dengan tujuan untuk mengetahui berapa
banyaknya sisi pada masing-masing bangun ruang dan apa
bentuk sisi dari bangun ruang sebagai prasarat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menerapkannya teori dari Bruner yaitu dengan menggunakan
3 tahap yaitu:
a) Pada tahap enaktif
Siswa diberi kegiatan mengamati model bangun kubus untuk
kemudian kubus tersebut disuruh membuka sehingga akan
terbentuklah sebuah jaring-jaring kubus..
b) Pada tahap ikonik :
Siswa menggambar jaring-jaring kubus tersebut. Siswa dibagi
menjadi empat kelompok, masing- masing kelompok
menggambar dan memotongnya hingga terbentuk jaring-
jaring kubus yang berbeda. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil jaring-jaring kubus yang dibuat.
c) Pada tahap simbolik :
Tanpa menggambar dan memotongnya hingga terbentuk
jaring-jaring kubus yang berbeda.siswa dapat menyebutkan
jaring-jaring kubus dan yang bukan jaring-jaring kubus. Siswa
mengerjakan lembar kerja, yang telah dipersiapkan guru dan
membahas hasil kerja siswa dan menyimpulkan secara
klasikal.
Pertemuan Ke tiga ( Tanggal 11 Maret 2010 )
Tangke tiga yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2010. Guru
menunjukan model bengun ruang lain yaitu model balok dan
prisma tegak segitiga
a) Pada tahap enaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Salah satu siswa diminta membuka balok dan prisma segitiga
tersebut, sehingga terlihat sebuah jaring-jaring balok dan
jaring-jaring prisma segitiga.
Siswa menggambar jaring-jaring balok dan prisma
segitiga. Masing-masing siswa mengerjakan lembar evaluasi
siklus II yang telah dipersiapkan guru dan membahas hasil
evaluasi siswa dan menyimpulkan secara klasikal. Kegiatan
dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi siklus II dan
membahasnya secara klasikal kamudian menyimpulkannya.
b). Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir ditutup dengan menegaskan kembali
kesimpulan yang telah disepakati dan memberikan pesan-
pesan untuk mempelajari lagi di rumah.
3) Observasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan mengadakan
pengamatan terhadap siswa. Pengamatan tersebut dilaksanakan
pada proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui keaktifan dan
partisisipasi siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan media bangun ruang. Hal tersebut dapat dilihat
dalam lembar observasi pada lampiran .
Dari data-data observasi diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru.
b) Siswa aktif menjawab petanyaan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa belum meningkat.
d) Kreativitas dan inisiatif siswa belum meningkat
e) Siswa sudah aktif mengerjakan tugas-tugas pembelajaran
baik secara individu maupun kelompok.
2) Kegiatan Guru
a) Guru telah memberi informasi secara tepat
b) Guru telah menggunakan berbagai sumber.
c) Guru telah menggunakan waktu secara tepat.
d) Guru penuh perhatian terhadap siswa
e) Guru telah memotifasi siswa baik secara individu meupun
kelompok.
f) Guru telah melakukan Penilaian proses.
g) Guru telah melakukan penelitian hasil belajar/ tes formatif
h) Guru telah memberikan n tindak lanjut
4) Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus I yang dilakukan pada
siklus I dan siklus II peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan
suatu proses pembelajran matematika, dengan melalui peggunaan
media bangun ruang.
Hal tersebut dapat dilihat adanya peningkatan Rasa ingin tahu
dan keberanian serta kreativitas dan inisiatif siswa dalam
pembelajaran. Adapun data hasil belajar belajar matematika pada
siklus II adalah 1 siswa mendapat nilai 100, 3 siswa mendapat nilai 90,
5 siswa mendapat nilai 80, 3 siswa mendapat nilai 70, dan satu siswa
mendapat nilai 60.semua tabel dan grafik ada pada lampiran. Dari data
di atas dapat diketahui ada peningkatan hasil belajar matematika
materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V semester II tahun
pelajaran 2009/2010 dari siklus I menuju ke Siklus II dengan rata-rata
dari 66,92 meningkat pada siklus II dengan rata-rata 80. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam penggunaan media
bangun ruang dalam pembelajaran materi tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa dari siklus I ke siklus II pada siswa
kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010 telah mampu
menjawab standart KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65 dan telah
memenuhi minimal 75% siswa mendapat nilai di atas 65. Sehingga
dirasakan tidak perlu lagi diadakan siklus berikutnya. Adapun masih
didapati siswa yang nilainya di bawah KKM yang ditentukan karena
kemampuan dan kondisi anak ada catatan khusus yang harus
ditindaklanjuti oleh guru sekolah tersebut.
2. Diskripsi Hasil Penelitian
Pada siklus I disampaikan kompetensi dasar menentukan sifat-sifat
bangun dan hubungan antar bangun dengan indikator menggambarkan
berbagai bentuk jaring-jaring prisma tegak dan membuat bangun prisma
tegak yang meliputi kubus, balok, dan tabung. Dengan menggunakan
media secara individual, proses belajar mengajar mengenai mengenal
jaring-jaring prisma tegak dan terjadi suatu masalah karena konsep
disampaikan siswa terlebih dahulu telah diberikan tugas untuk menjiplak
bermacam-macam jaring prisma tegak dan mengguntingnya di rumah
sehingga mereka telah siap dalam menerima jaring-jaring yang
disampaikan di kelas, dengan konsep yang dimiliki para siswa
sebelumnya. Dengan demikian mereka dapat mencoba sendiri-sendiri
secara individu sehingga proses pembelajaran lebih efektif.
Kemudian untuk materi membuat prisma tegak juga tidak banyak
terjadi masalah, karena siswa telah memahami betul mengenai jaring-
jaring yang dapat mereka gunakan untuk membuat bangun prisma tegak
yang mereka inginkan.
Sebelum penyampaian materi diakhiri, siswa diberikan latihan dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan jaring-jaring prisma tegak, yaitu
dengan cara menghitung luas masing-masing sisi, sehingga siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
memahami betul baik secara teori maupun praktek yang dapat digunakan
sebagai acuan dan gambar untuk menyelesaikan tugas dan tes yang
disampaikan. Dari hasil observasi siklus I ditemui hal-hal sebagai berikut:
a. Suasana kelas tertib dan teratur sehingga kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan baik.
b. Pada umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru tetapi ada
beberapa siswa yang masih belum memperhatikan dengan sungguh-
sungguh.`
c. Siswa masih belum berani bertanya walaupun kenyatannya mereka
belum jelas betul.
d. Guru telah memberi umpan balik kepada siswa dan memberi
kesempatan untuk bertanya.
e. Siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan mencoba, menghitung,
menggabungkan bangun, mengukur dan sebagainya, tetapi masih ada
dua siswa yang kurang mampu bekerja sendiri.
f. Selama tes, siswa mengerjakan dengan tertib dan tenang.
Hasil refleksi pelaksanan siklus I disampaikan sebagai berikut:
a. Suasana kelas tertib
b. Siswa sedikit-sedikit mulai aktif dalam proses pembelajaran.
c. Guru telah menjelaskan dengan jelas dan memberi kesempatan
bertanya.
d. Keterampilan bertanya siswa masih kurang.
e. Minat dan motivasi siswa masih kurang.
f. Sebagian siswa masih kurang terampil dalam menyelesaikan tugas dan
soal.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama,
maka dipandang masih perlu diadakan siklus II.
Pada siklus II ini yang dibahas adalah kompetensi dasar yang
menentukan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan inikator
menggambar bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang. Namun demikian
materi ini juga tidak begitu mengalami hambatan dan kesulitan, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dalam penyampaian materi, telah didahukui dengan penyampaian materi
prasyarat dan teoti-teori yang ada kaitannya dengan bangun ruang serta
ditunjang pemanfaatan media atau alat praga secara individual yang
mempermudah pemahaman siswa tehadap konsep bangun ruang yang
disampaikan oleh guru. Ada satu dua siswa yang belum memahami
konsep diberikan bimbingan secara khusus sehingga mereka sedikit demi
sedikit dapat mengikuti proses pembelajaran seperti teman-teman yang
lain. Di samping itu siswa dilatih gemar bertanya sehingga mereka tidak
pasif, dan bila kurang jelas mengenai mteri yang dijelaskan, siswa dapat
bertanya secara pribadi. Dengan demikian materi yang diserap dapat lebih
mantap dan tepat pada sasaran.
Setelah siswa mengetahui dan mendapat komentar terhadap
nilainya, yang mendapat nila bagus siswa akan senang. Selanjutnya siswa
akan lebih memahami konsep apabila siswa menghayati, mengamati, dan
melaksanakan sendiri apa yang dipelajari ehingga ilmu yang mereka
pelajari bersifat lestari dan tidak mudah hilang, tenyata hal ini sesuai
sekali dengan pendapat Edgar Dale, dalam SBM II yang dikutip Tim
Pengembang PGSD (1998:16) bahwa: bila siswa mengambil manfaat dari
kegiatan pembelajaran yang mempunyai nilai relevasi dengan pengalaman
langsung, akan memberi makna pada pembelajaran yang diikutinya. Hal
ini ditandai dengan semakin besar peningkatan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran dengan dioptimalkan penggunaan media bangun
ruang.
Dari hasil observasi siklus II ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Keberanian untuk betanya semakin tumbuh.
b. Suasana kelas tertib dan teratur sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan engan lancar.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
a. Siswa aktif dalam proses pembelajaran ini ditandai dengan adanya
kegiatan mencoba menghitung, mengukur, membuat.
b. Minat dan motivasi siswa makin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Selama mengerjakan soal tes, siswa mengerjakan dengan baik, tertib,
dan tenang.
Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus II disampaikan sebagai berikut:
a. Siswa aktif dalam pembelajaran.
b. Guru sudah menyampaikan materi dengan jelas dengan
megoptimalkan penggunaan bangun ruang.
c. Siswa sudah terampil dalam menyelesaikan tugas.
d. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya
e. Siswa sudah terampil bertanya, siswa sudah terampil menyelesaikan
soal
f. Siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Berdasarkan hasil olahan observasi dari pengamatan observasi di
sini dapat kita lihat prosentase hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran
matematika dalam menggunakan media bangun ruang secara individual
dari siklus I siswa yang berpartisipasi aktif (kategori baik) dalam
pembelajaran, sebanyak 23% (3 siswa) dan berkategori cukup sebanyak
69% (9 siswa) dan berkategori kurang 8% (1 siswa) dalam pertemuan
satu.
Pada siklus II, baik pada pertemuan kesatu kedua maupun ketiga
semua siswa berpartisipasi aktif dan perhatiannya terpusat pada
pembelajaran matematika, karena semua siswa masing-masing membuat
sendiri macam-macam jaring-jaring, bangun ruang, kemudian dirangkai
menjadi bangun ruang yang sesuai dengan bentuk jaring-jaring. Siswa juga
mengukur sendiri sehingga tiap-tiap siswa mempunyai alat peraga buatan
sendiri. Sehingga ada peningkatan dalam pembelajaran matematika dalam
menggunakan media bangun ruang secara individual pada siklus II
terbukti siswa yang berpartisipasi aktif (kategori baik) dalam
pembelajaran, sebanyak 85% (11 siswa) dan berkategori cukup sebanyak
15% (2 siswa) dan berkategori kurang 0% .
Tabel ada pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Hasil Proses Pembelajaran Matematika
a. Hasil Proses Pembelajaran pada Siklus I
Berdasarkan hasil tes siklus I nilai rata-ratanya adalah 66,92
hasil tersebut belum sesuai dengan harapan peneliti karena masih
banyak siswa yang nilainya kurang dari 65 sebanyak 7 siswa hal ini
berarti siswa yang menguasai materi dalam kelas tersebut baru 49 %
siswa. Ini berarti proses pembelajaran matematika belum
menunjukkan adanya peningkatan yang berarti.
Menurut teori belajar tuntas yaitu apabila setiap kelas dapat
menguasai setiap materi pembelajaran Matematika antara 70% sampai
75% (J. Blok dalam Lukman, 2000:29). Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu siswa, guru, dan pelaksanaan proses
pembelajaran.
Dilihat dari faktor siswa dapat dikumpulkan hal-hal sebagai
berikut : a) Siswa masih belum berani bertanya walaupun
kenyataannya mereka belum jelas betul; b) Masih ada sebagian siswa
yang kurang mampu bekerja sendiri; c) Motivasi siswa masih kurang;
d) Sebagian siswa masih kurang terampil dalam menyelesaikan tugas
dan soal. Faktor dari guru yaitu dalam memperagakan alat peraga
belum optimal.
Dilihat dari proses pembelajaran kurangnya interaksi antara
guru dan siswa sehingga suasana kelas kurang hidup.
Ketiga faktor di atas masih terdapat beberapa yang perlu
ditingkatkan baik siswa, guru dan hasil proses pembelajaran pada
siklus II.
b. Peningkatan Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Setelah diadakan tes pada siklus II diperoleh rata-rata 80 dan
jumlah siswa yang nilainya kurang dari 65 menurun menjadi 1 siswa
berarti prosentase siswa yang berhasil menguasai materi naik, dari 54
% menjadi 92% Hal ini menunjukkan adanya peningkatan proses
pembelajaran yang cukup berarti. Pada siklus II ternyata sudah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dengan teori belajar tuntas. Keberhasilan tersebut diatas dipengaruhi
oleh faktor siswa, guru, dan proses mengoptimalkan penggunaan
media.
Siswa sudah lebih berani bertanya, sudah terampil
mengerjakan tugas-tugas sendiri, hubungan guru dan siswa sudah
komunikatif, minat dan motivasi siswa telah meningkat. Dari uraian
tersebut dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut:
Setelah dikaji pelaksanaannya siklus I dan II ternyata hasil yang
diperoleh sudah mencapai indikator teori belajar tuntas, yaitu apabila kelas
dapat menguasai materi pembelajaran Matematika antara 70%-75% (J.
Block dalam Lukman, 2000:29). Oleh sebab itu penelitian tindakan kelas
ini cukup dilaksanakan dua siklus saja.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian dari beberapa tabel rangkuman di atas dapat
diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus.
Adapun gambaran peningkatan proses pembelajara Matematika siswa melalui
penggunaan media bangun ruang pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
Pada siklus I anak telah siap menerima materi jaring-jaring bangun
ruang, karena konsep disampaikan siswa terlebih dahulu kemudian diberi
tugas di rumah untuk menjiplak bermacam-macam jaring prisma tegak dan
mengguntingnya di rumah. Dengan demikian mereka dapat mencoba sendiri
secara individu sehingga pembelajaran lebih efektif. Dilihat dari hasil
pengamatan observer, aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan kategori
cukup. Karena minat dan motivasi siswa masih belum ada peningkatan.
Apabila dilihat dari pengolahan data prestasi hasil belajar siswa
pada tes siklus I rata-rata nilainya 66,92 nilai tersebut belum cukup karena
banyak siswa yang nilainya masih di bawah 65 yaitu 6 siswa, berarti
dalam kelas tersebut baru 54% yang menguasai materi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum
menunjukkan hasil adanya suatu peningkatan. Padahal menurut teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
belajar tuntas setiap proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila setiap
kelas menguasai materi pembelajaran Matematika antara 70%-75% (J.
Block dalam Lukman 2000:29).
Pada siklus II adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya
karena potensi siswa pada siklus I belum memenuhi syarat teori belajar
tuntas, maka diadakan tindakan pada siklus II. Dari pengamatan observer
diketahui bahwa persentase hasil aktivitas siswa dalam pelajaran
Matematika adalah berkategori baik dibandingkan dengan siklus I.
Pada siklus II aktivitas siswa meningkat dengan baik. Hal ini
dilihat dari keaktifan dan perhatian serta motivasi siswa yang tadinya
belum meningkat sekarang meningkat.
Setelah diadakan tes pada siklus II yang diikuti sebanyak 13 siswa,
hasilnya telah meningkat. Hasil rata-rata yang diperoleh 80 siswa yang
mendapat nilai lebih besar dari 65 ada 12 siswa (92 %).
Nilai Kemampuan Awal dan Hasil Tes tiap Siklus
No
Kemampuan
Awal/Siklus
Nilai Rata-rata
Jumlah siswa yang
mendapatkan hasil
tes tiap sikluslebih
dari 65
Prosentase
(%)
1 Kemampuan Awal 57,30 5 38
2 Siklus I 66,92 7 54
3 Siklus II 79,23 12 92
Grafik Perolehan Nilai Siklus II
02468
1012
Siswa
Awal Siklus 1 siklus 2
Grafik perkembangan Hasil Belajar Siswa
Di atas KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika melalui penggunaan bangun ruang dilaksanakan
secara optimal, maka dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran matematika.
2. Pembelajaran matematika melalui penggunaan media bangun ruang
dilaksanakan secara optimal, maka dapat meningkatkan prestasi hasil
belajar matematika siswa.
Pada pertemuan terakhir seluruh aktivitas guru dan murid dalam proses
pembelajaran terlihat komunikatif. Dalam membimbing siswa dalam
menggunakan media bangun ruang terutama pada siswa yang kurang jelas
telah menunjukkan hasil yang memuaskan ini terbukti dari hasil tes pada
siklus I dengan memperoleh nilai rata-rata 66,92 adapun yang mendapat nilai
lebih besar dari 65 baru 7 siswa dari 13 siswa ( 54 % ). Pada siklus II
memperoleh nilai rata-rata 80. Adapun yang mendapat nilai lebih dari 65
meningkat menjadi 12 siswa dari 13 siswa (92%)
Selama penelitian dilaksanakan ditemukan hambatan pada siklus I
yaitu alat peraga belum berfungsi secara optimal, sehingga masih 51 % siswa
yang belum memenuhi KKM karena mereka belum memahami materi sifat-
sifat bangun ruang secara jelas, rasa ingin tahu dan keberanian siswa belum
meningkat, siswa belum menunjukkan kreativitas dan insiatifnya.
Berdasarkan hambatan-hambatan yang terdapat pada siklus I, peneliti
berusaha mamecahkannya dan mengadakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II dengan melibatkan langsung siswa dalam pembuatan media bengun
ruang Pada siklus II peneliti tidak menemukan suatu hambatan, hal ini terjadi
karena semua siswa sudah terlihat aktif dan kreatif, sehingga prestasi hasil
belajar matematika khususnya mengenai bangun ruang sudah berhasil baik.
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Diharapkan guru SD Negeri 2 Jatirejo dalam proses pembelajaran
matematika selalu menggunakan media bengun ruang dalam
menyampaikan materi bangun ruang.
2. Hendaknya dalam menggunakan media bangun ruang diupayakan secara
optimal supaya apat berdaya guna dan berhasil guna.
3. Usahakan alat peraga bangun ruang yang digunakan tidak hanya
diusahakan oleh guru, tetapi siswa juga dilibatkan sehingga pembeljaran
lebih kondusif.
4. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagi refleksi bagi guru,
kepala sekolah dan orang tua murid.
5. Usahakan sekolah ada laboratoriaum matematika walaupun wujudnya
sederhana.