PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf ·...

54
Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009 PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK EKALIPTUS KLON IND 48 HASIL PENELITIAN DELIMA NABABAN 041202031/BUDIDAYA HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Transcript of PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf ·...

Page 1: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK EKALIPTUS

KLON IND 48

HASIL PENELITIAN

DELIMA NABABAN 041202031BUDIDAYA HUTAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48

Nama Delima Nababan NIM 041202031 Departemen Kehutanan Program Studi Budidaya Hutan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Afifuddin Dalimunthe SP MP Ketua Anggota

Dr Budi Utomo SP MP

Mengetahui

Ketua Departemen Kehutanan Dr Ir Edy Batara Mulya Siregar MS

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRACT

Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo

This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRAK

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm

Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan

persentase tumbuh stek ekaliptus

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP

MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran

2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh

keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya

3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk

melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen

4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan

dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini

5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan

2004

Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini

Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa

penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang

akan membalaskannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan Maret 2009

Delima Nababan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 2: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48

Nama Delima Nababan NIM 041202031 Departemen Kehutanan Program Studi Budidaya Hutan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Afifuddin Dalimunthe SP MP Ketua Anggota

Dr Budi Utomo SP MP

Mengetahui

Ketua Departemen Kehutanan Dr Ir Edy Batara Mulya Siregar MS

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRACT

Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo

This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRAK

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm

Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan

persentase tumbuh stek ekaliptus

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP

MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran

2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh

keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya

3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk

melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen

4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan

dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini

5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan

2004

Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini

Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa

penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang

akan membalaskannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan Maret 2009

Delima Nababan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 3: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRACT

Delima Nababan The Use of IBA Hormone to the Growth Eucalyptus Clone IND 48 Under Academic Supervision by Afifudin Dalimunthe and Budi Utomo

This research purposed to get the affect of using IBA hormone to the growth eucalyptus clone IND 48 This research was hold on September until December 2008 in Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea The research is the use the non factorial chuster random design with ten time replay The parameter that observed in this research is the clone loring percentage the rootted clone percentage the shoot height the shoot diameter and dried root weighten the research of result showed that in giving the IBA hormone in kinds of concentration will affect different unread in the shoot length and shoot diameter from that clone and in 2000 ppm concentration will be better the result than in 4000 ppm and 8000 ppm concentration Key Words Apical shoot IBA hormone eucalyptus concentration clone

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRAK

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm

Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan

persentase tumbuh stek ekaliptus

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP

MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran

2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh

keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya

3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk

melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen

4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan

dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini

5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan

2004

Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini

Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa

penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang

akan membalaskannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan Maret 2009

Delima Nababan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 4: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ABSTRAK

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48 Dibimbing oleh Afifudin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan stek ekaliptus klon IND 48 Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008 di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Porsea Penelitian ini memakai pola rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan hanya sepuluh kali Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah persentase hidup dari stek persentase stek berakar tinggi tunas diameter tunas dan berat kering akar Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya pemberian hormon IBA dalam berbagai konsentrasi akan berpengaruh tidak berbeda nyata pada panjang tunas dan diameter dari stek pucuk tersebut dan pada konsentrasi 2000 ppm akan lebih baik hasilnya dibanding pada konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm

Kata Kunci Stek pucuk hormon IBA ekaliptus konsentrasi klon

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan

persentase tumbuh stek ekaliptus

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP

MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran

2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh

keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya

3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk

melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen

4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan

dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini

5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan

2004

Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini

Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa

penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang

akan membalaskannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan Maret 2009

Delima Nababan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 5: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tema yang

dipilih dalam penelitian ini adalah penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan

persentase tumbuh stek ekaliptus

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada

1 Bapak Afifuddin Dalimunthe SP MP dan Bapak Dr Budi Utomo SP

MP selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran

2 Ayahanda Amser Nababan dan Ibunda Rosintan Lubis serta seluruh

keluarga penulis atas segala doa dan perhatiannya

3 PT Toba Pulp Lestari yang telah memberikan izin buat penulis untuk

melakukan penelitian dan pihak Nursery and Plantation Departemen

4 Kepada seseorang yang telah memberikan motifasi semangat dan

dukungan doa kepada penulis dari awal sampai berakhirnya skripsi ini

5 Teman-teman mahasiswa Departemen Kehutanan terkhusus angkatan

2004

Penulis menyadari kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini

Atas semua bantuan tersebut diatas penulis tidak dapat membalasnya doa

penulis kiranya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang selalu memberkati dan yang

akan membalaskannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan Maret 2009

Delima Nababan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 6: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ii ABSTRAK iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus 3 Taksonomi IND 48 4 Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif 5 Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek 11 Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid) 13 METODOLOGI 14 Waktu dan Tempat Penelitian 14 Alat dan Bahan 14 Metode Penelitian 14 Prosedur Penelitian 15 1 Persiapan Media Perakaran 15

2 Pengisian Tube 15 3 Pemanenan Coppice 16 4 Pemberian Hormon Akar 17 5 Penanaman 17 6 Parameter Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Hasil 20 1 Persentase Hidup 20

2 Persentase Stek Berakar 21 3 Tinggi Tunas 22 4 Diameter Tunas 23 5 Berat Kering Akar 24 Pembahasan 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 7: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 8: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Shedule Penyiraman Bibit pada Cuaca 18 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi 25

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 9: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 20

2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 21 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) 22

4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 23

5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita 24

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 10: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 33

2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 34

3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam

Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 35

4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 36

5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik

Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) 37

6 Data Perkembangan Akar 38

7 Data Pengamatan Suhu 39

8 Dokumentasi Penelitian 40

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 11: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas terus

mengalami peningkatan Meningkatnya kebutuhan kayu seiring dengan

bertambahnya penduduk setiap tahun Peningkatan kebutuhan ini harus diimbangi

dengan ketersediaan produksi kayu yang mencukupi dengan memperhatikan

keseimbangan alam Untuk mengatasi hal tersebut salah satu alternatif

pemecahannya adalah dengan pengembangan Hutan Tanaman Industri atau HTI

(Khaerudin 1993)

Dengan bertambahnya permintaan terhadap kayu ekaliptus maka perlu

dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna

produksinya dan pemenuhan kebutuhan akan permintaan kayu ekaliptus dapat

berjalan dengan baik Agar bibit tetap tersedia maka perlu dilakukan tindakan

perbanyakan atau pembudidayaan tanaman Menurut Widarto (1999) secara garis

besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara

generatif dan secara vegetatif

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek Perkembangbiakan dengan

cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan induknya

(Astuti 2000)

Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek adalah

dengan menggunakan jenis hormon atau zat pengatur tumbuh IBA (Indole

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 12: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Butyric Acid) merupakan salah satu jenis hormon yang digunakan untuk

merangsang pembentukan akar Saat ini dosis hormon IBA yang digunakan di PT

Toba Pulp Lestari adalah 10000 ppm dengan pertumbuhan 60-70 Hingga kini

belum ada penelitian tentang dosis IBA yang tepat untuk pertumbuhan ekaliptus

Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di PT Toba

Pulp Lestari bahwa hasil persilangan stek Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan

jenis ekaliptus lainnya Untuk itu pemberian hormon IBA sangat berperan penting

dalam pertumbuhannya

Tujuan Penelitian

Mencari dosis hormon IBA yang tepat untuk meningkatkan persentase

tumbuh stek ekaliptus

Hipotesis Penelitian

Penggunaan dosis 10000 ppm masih terlalu tinggi masih ada dosis yang

lebih rendah yang mampu meningkatkan pertumbuhan stek ekaliptus tetapi dosis

belum diketahui

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan

informasi ataupun masukan bagi PT Toba Pulp Lestari untuk mendapatkan dosis

yang tepat untuk merangsang pertumbuhan stek ekaliptus dan mendapatkan bibit

ekaliptus dalam jumlah yang besar dan waktu yang tepat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 13: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebaran dan Syarat Tumbuh Ekaliptus

Daerah penyebarannya meliputi Australia New Britain Papua dan

Tasmania Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya

Sulawesi Nusa Tenggara Timur dan Timor-timur Tanaman ini bertajuk tidak

rapat tingginya bervariasi menurut jenisnya (Khaerudin 1993)

Umumnya Eucalyptus sp tumbuh baik pada jenis alluvial kecuali E

saligna yang memerlukan jenis tanah podsol kelembaban tinggi dan tergenang

air Ketinggian tempat yang sesuai untuk ekaliptus berbeda-beda Untuk tumbuh

baik ekaliptus menghendaki iklim yang berbeda-beda menurut jenisnya Jenis

Eucalyptus grandis dan Eucalyptus pellita menghendaki daerah beriklim kering

dan tipe iklim C D dan E menurut Shmidt dan Ferguson (Khaerudin 1993)

Menurut Nurcahyaningsih (2004) Eucalyptus pellita merupakan jenis

tanaman cepat tumbuh yang berpotensi besar dalam pembangunan hutan tanaman

industri (HTI) Ukuran pohon bervariasi dari pohon kerdil dengan percabangan

yang banyak sampai pohon besar dengan tinggi mencapai 10 m dengan diameter

lebih dari 100 cm

Taksonomi IND 48

Klon IND 48 merupakan hasil perkawinan silang Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita IND 48 merupakan varieras tanaman ekaliptus yang ditemukan

oleh pihak R amp D PT Toba Pulp Lestari (Sirait K 24 September 2008

komunikasi pribadi)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 14: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Taksonomi dari clone IND 48 adalah sebagai berikut

Divisio Spermathophyta

Sub Divisio Angiospermae

Class Dikotyledon

Ordo Myrtales

Family Myrtaceae

Genus Eucalyptus

Species Eucalyptus pellita

Varietas Eucalyptus pellita x Eucalyptus grandis (IND 48)

Sistem Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa

melalui proses perkawinan Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat

dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya batang daun umbi

spora dan lain-lain Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara

yang paling sederhana seperti stek cangkok merunduk dan lain-lain hingga cara

yang rumit misalnya perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan

(Widarto 1995)

Umumnya semua jenis tanaman dapat dibiakkan secara generatif atau

vegetatif Berbeda dengan perbanyakan generatif yang pada dasarnya semua jenis

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 15: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman dapat melakukannya secara alami tetapi pada perbanyakan vegetatif

beberapa jenis pohon memerlukan kondisi khusus untuk dapat melaksanakan

secara vegetatif (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Penggunaan teknologi perbanyakan vegetatif umumnya didasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut ini (1) sulitnya diperoleh benih secara

kesinambungan akibat ketidak teraturan musim pembungaan serta masa simpan

benih singkat (2) mendapatkan perolehan genetik (genetic gain) secara

maksimum khususnya dalam program penghutanan klonal (clonal forest) (3)

pembangunan kebun benih klonal dari pohon induk unggul dan (4) konservasi

genetik melalui bank clone (Subiakto et al 2000 diacu dalam Veronica 2005)

Bibit stek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian

dari tanaman seperti akar batang daun dan tunas dengan maksud agar bagian-

bagian tersebut membentuk akar Kelebihan dari cara perbanyakan ini adalah

caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit

yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya Kelemahannya adalah

tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sehingga

penggunaannya terbatas (Setiawan 2001)

Menurut Adjers dan Otsamo (1996) perbanyakan vegetatif memiliki

keunggulan antara lain sebagai alternatif metoda lain guna menanggulangi

masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilangan daya kecambah secara

cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi

pohon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas

tanaman Untuk dapat mengambil bahan stek secara terus menerus maka dapat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 16: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

dibuat kebun pangkas (hedge orchad) dimana dari kebun pangkas ini bahan stek

dapat diambil setiap periode tertentu tergantung dari kecepatan dan kemampuan

dari suatu jenis untuk membentuk pucuk baru dan waktunya stek diperlukan

(Irwanto 2003)

Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari

pohon induk yang telah diketahui silsila tingkat pertumbuhan serta kualitas dan

kuantitas produksi buahnya Untuk stek bagian vegetatif yang digunakan adalah

batang daun akar umbi Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal

untuk kegiatan perbanyakan tanaman Pohon induk dipilih dari tanaman yang

sudah jelas asal usul dan keunggulan sifatnya baik dari segi pertumbuhan

kuantitas dan kualitas potensi produksi maupun ketahanannya terhadap hama dan

penyakit (Redaksi Agromedia 2007)

Seperti halnya mencangkok dari perbanyakan dengan cara stek juga

diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya Sifat ini meliputi

ketahanan terhadap hama dan penyakit rasa buah warna dan keindahan bunga

dan sebagainya Tetapi bila dibandingkan dengan cangkokan stek mempunyai

kelebihan Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk

menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri tetapi stek tidak

demikian Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun

sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah

(Wudianto 2000)

Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul pada stek disebabkan

oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun Tunas yang sehat pada

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 17: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran Stek

sering didefenisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan pemotongan beberapa

bagian tanaman (akar batang daun tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar Berdasarkan itu munculah istilah stek akar stek daun stek

batang stek umbi dan sebagainya (Wudianto 2000)

Stek pucuk merupakan metoda perbanyakan vegetatif dengan cara

menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas aksilar pada media tumbuh

dipersemaian hingga tunas tersebut berakar (rooted cutting) sebelum semai yang

dihasilkan ditransfer ke lapangan Keberhasilan stek pucuk tergantung beberapa

faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah tingkat ketentuan

donor stek kondisi fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya

Adapun yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu

kelembaban intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh (Narsquoiem 2000)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Produksi bibit dalam jumlah yang banyak dapat diperoleh melalui stek

pucuk Stek merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan

memanfaatkan bagian dari tanaman yang telah dipotong atau dipisahkan dari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 18: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

tanaman induknya kemudian diusahakan untuk menumbuhkan tunas aksiler pada

media tumbuh di persemaian setelah stek tersebut berakar menjadi tanaman yang

tumbuh sebagai bibit sebelum dipindahkan ke lapangan Stek biasanya dilakukan

pada tanaman yang berkayu karena tanaman tersebut memiliki lapisan xylem

floem dan kambium sebagai terbentuknya akar Stek pucuk adalah stek yang

dibuat dari hasil pangkasan bagian pucukjaringan tanaman yang berumur muda

(juvenil) Bahan stek pucuk biasanya diambil dari tanaman donor stock plant di

kebun pangkas yang ada di persemaian (Basiang 2008)

Menurut Basiang (2008) pada saat pembuatan bahan stek pucuk yang

harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut

1 Bahan untuk stek diambil pada saat intensitas cahaya dan suhu relatif

masih rendah karena bahan stek pucuk sangat rentan terhadap udara panas

2 Panjang tunas untuk bahan stek pucuk biasanya cukup satu ruas dan yang

jaringan tanamannya telah kuat (tidak lunak) atau 2 bulan - 4 bulan setelah

pemangkasan

3 Daun pada stek harus dikurangi dengan cara dipotong dan disisakan

sekitar 25 pada pangkal daun hal ini untuk mengurangi terjadinya

penguapan yang berlebihan pada bahan stek yang dapat menyebabkan

kematian pada stek

4 Penggunaan hormonZPT (zat pengatur tumbuh) dengan bahan aktif

sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bahan stek (dilihat dari jenis

tanaman bahan stek serta jenis dan konsentrasi hormonZPT yang

digunakan)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 19: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Untuk mencegah bahan stek agar terhindar dari penyakit yang bisa

disebabkan oleh cendawanjamur maupun mikroba-mikroba pengganggu

lainnya sebaiknya dilakukan sterilisasi media yang akan digunakan yaitu

dengan cara pemanasanpenjemuran pembakaran atau dimasak pada suhu

tertentu atau bisa juga dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

6 Rentang waktu antara pengambilan pembuatan bahan stek pucuk sampai

ke penanamannya pada media sebaiknya jangan terlalu lama

Persyaratan media yang baik bagi pertumbuhan adalah ringan tidak

mahal mempunyai komposisi yang seragam serta mudah tersedia Selain itu harus

mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi mampu menyimpan air

serta bebas hama penyakit (Veronika 2005)

Jenis media stek yang digunakan dapat berupa media padat ataupun cair

Media padat yang biasanya digunakan adalah pasir tanah gambut vermikulit

Persyaratan penting adalah kegemburannya dan pH media sekitar 5-6 Dibanding

sifat kimia media sifat fisik dari media menentukan keberhasilan sistem stek

Media yang baik haruslah mempunyai sifat fisik yang baik Media yang

mempunyai sifat fisik yang baik yaitu memiliki struktur yang remah daya serap

serap dan daya simpan air baik serta kapasitas udaranya cukup Selain itu media

tersebut haruslah mengandung bahan organik (Khaeruddin 1999)

Media stek harus selalu dijaga kelembabannya Stek yang ditanam dalam

wadah tingkat kelembaban medianya dapat dilihat dari titik-titik air yang

menempel pada plastik atau kaca penutupnya Tidak adanya titik air pada tempat

itu menandakan bahwa media telah kering Cara mengatasinya dengan menyirami

media (Wudianto 2000)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 20: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Menurut Sukandarrumidi (1995) dibanding dengan peranan media top soil

(tanah lapisan atas) yang sekarang masih digunakan sebagai media semai lahan

gambut lebih baik sebagai media semai Kelemahan media top soil antara lain

sistem perakaran bibit kurang kompak dengan medianya berat persatuan bibit

relatif tinggi banyak terjadi kerusakankematian pada saat pengangkutan bibit ke

lapangan Partikel-partikel pasir ukurannya jauh besar dibandingkan dengan

partikel-partikel debu dan liat Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah

semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah semakin

memperlancar gerakan udara dan air (Hakim et al 1986)

Menurut Kosasih et al (1997) selain itu ada juga beberapa faktor penentu

keberhasilan stek pucuk yaitu

1 Cahaya dan Kelembaban

Cahaya dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang utama yang

juga menetukan keberhasilan pembentukan akar pada stek pucuk Cahaya yang

memadai berjumlah 5000 lux dengan intensitas optimum sekitar 50 persen

diperlukan untuk proses fotosintesis dan kelembaban tinggi gt80 adalah kondisi

ideal untuk menekan transpirasi yang berlebihan

2 Temperatur

Temperatur media ideal bagi pembentukan akar berkisar 200C ndash 300C

sedangkan temperatur udara harus dijaga tidak lebih dari 400C

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 21: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Peranan Hormon atau Zat Pengatur Tumbuh dalam Perakaran Stek

Hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik yang dihasilkan oleh

tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis

Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju

tanaman lainnya Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan Zat pengatur tumbuh

dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin gibbellerin cytokinin

ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap

proses fisiologis (Abidin 1982)

Hormon auksin banyak disusun di jaringan-jaringan meristem di dalam

ujung-ujung tanaman seperti tunas kuncup bunga pucuk daun dan lain-lainnya

lagi Maka auksin yang dibuat di beberapa tempat tertentu didistribusikan di

seluruh bagian tanaman akan tetapi tidak semua bagian mendapatkan bagian yang

sama Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoktil (ujung tunas) Auksin

yang terbentuk di puncak koleoktil beredar ke bagian-bagian yang ada dibawah

koleotil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar Auksin berfungsi untuk

pembentukan akar perkembangan tunas pembentukan buah dan juga untuk

pengembangan sel (Dwidjoseputro 1994)

Menurut Lakitan (1995) setelah semakin banyak hormon yang berhasil

diidentifikasi dan setelah pengaruh serta konsentrasi internalnya dipelajari maka

semakin jelas bahwa hormon tidak hanya berpengaruh pada banyak bagian

tanaman tetapi juga pengaruh tersebut tergantung pada konsentrasinya dan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 22: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

interaksi dengan hormon - hormon lain yang telah diketahui dan mungkin juga

interaksi dengan hormon lain yang belum diketahui Jika auksin digunakan secara

eksternal pada tumbuhan tertentu pada konsentrasi yang jauh lebih

tinggi daripada konsentrasi untuk mendorong pertumbuhan maka faktor

pertumbuhan ini mengganggu metabolisme dan perkembangan dari tumbuhan itu

(Heddy 1983) Pada kadar rendah tertentu hormonzat tumbuh akan mendorong

pertumbuhan sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat

pertumbuhan meracuni bahkan mematikan tanaman (Kusumo 1984)

Menurut Abidin (1982) bahwa dengan membuang pucuk tanaman akan

terjadilah hambatan pada pertumbuhan pucuk tanaman tersebut Tetapi keadaan

sebaliknya terjadi pada akar Apabila ujung akar dibuang ternyata keadaan

tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan akar Di dalam pola

pertumbuhan tanaman pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun

muda apabila mengalami hambatan maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea

rah samping yang dikenal dengan ldquotunas lateralrdquo Misalnya saja terjadi

pemotongan pada ujung batangpucuk maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun

Fenomena ini kita namakan ldquoapical dominancerdquo

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada stek

yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu menumbuhkan akar dan

menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek yang memiliki kadar

yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon

penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam

metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel (Alrasyid dan

Widiarti 1990)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 23: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kusumo (1984) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pemberian hormon diantaranya adalah

(a) Kondisi pohon induk seperti umur kesuburan dan bagian stek yang diambil

(b) Faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik

Manfaat Penggunaan Hormon IBA (Indole Butyric Acid)

Menurut Wattimena (1987) zat pengatur tumbuh dapat dibagi beberapa

golongan yaitu auksin sitokinin gibberellin ethylene dan inhibitor Hormon-

hormon ini masuk dalam golongan auksin yaitu IAA (Asam Indol Asetat) NAA

(Asam Naftalena Asetat) dan IBA (Asam Indol Butirat) Hormon yang ada pada

tanaman ini jumlahnya sedikit maka perlu ditambah Dengan demikian

pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (Wudianto 1999)

Indole-3-Butyric Acid (IBA) kelihatan sangat lebih praktis dari jenis

auksin (IAA) dan sangat efektif dalam inisiasi akar dan merangsang pertumbuhan

batang dan daun IBA berbentuk tepung berwarna putih atau kristal-kristal yang

bersatu dimana menunjukkan suatu reaksi yang mempunyai karakteristik dari

senyawa anorganik lain IBA tidak dapat dicairkan dengan air biasa tapi dapat

dipecahkan dengan larutan organik alkali dan karbon Dalam bidang pertanian

IBA digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman dan pematangan

buah (Wikipedia 2007)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 24: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2008

di lokasi Nursery Asahan PT Toba Pulp Lestari Tbk Desa Sosor Ladang

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan lempengan kuali

mesin pengaduk semen tube gunting stek alat untuk mengontrol waktu

penyiraman (watery timer control) ember timbangan elektrik gelas ukur oven

jangka sorong penggaris alat tulis termometer bola basah-bola kering serta

kamera Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman induk

(Mother plant) IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) hormon IBA

air media pasir media cocopeat kantong dari kain kasa

Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan dangan menggunakan pola rancangan acak

kelompok (RAK) non faktorial dengan ulangan dilakukan sebanyak sepuluh kali

Tanaman induk yang digunakan adalah hasil produksi klon yang dikembangkan di

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 25: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Hutan Tanaman Industri PT Toba Pulp Lestari yang di dapat dari media sand box

1-4 pada teras II

Menurut Hanafiah (2003) model rancangan acak kelompok non faktorial

yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Yij = micro + τi + βj + Єij

dimana Yij = respon tanaman yang diperoleh dari faktor hormon IBA ke-i pada

ulangan ke-j

micro = nilai rerata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor hormon IBA

βj = pengaruh ulangan ke-j dari faktor hormon IBA

Єij = pengaruh galat (experimental eror)

Hormon IBA dengan 6 taraf yaitu

A = 0 ppm C = 1000 ppm E = 4000 ppm

B = 500 ppm D = 2000 ppm F = 8000 ppm

Apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan indeks sebesar 5

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 26: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Prosedur Penelitian

1 Persiapan Media Perakaran

Media yang dipakai adalah campuran 80 cocopeat dan 20 pasir

Sebelum dipakai sebagai media stek pasir diayak dengan ayakan 5 mesh dan

disterilisasi dengan cara menggonseng selama 20 ndash 30 menit pada suhu 60 0C di

atas lempengan kuali Sedangkan media cocopeat dihaluskan dan dijemur di

bawah sinar matahari untuk menghindari fungi Pencampuran cocopeat dan pasir

dilakukan dengan mesin pengaduk semen

2 Pengisian Tube

Tube yang dipakai berukuran diameter 3 cm tinggi 12 cm dengan volume

38 cc Tube ini dibersihkan dengan mesin pembersih tube dan disetrilkan dengan

cara direndam ke dalam air panas (suhu 700C- 900C) selama 5 menit dan diisi

secara manual ke dalam rak Kemudian tube itu diisi dengan campuran media

cocopeat dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya

3 Pemanenan Coppice

Coppice merupakan cabang dari tanaman induk dimana bagian cabang ini

akan diambil sebagai bahan yang akan distekkan Coppice siap panen biasanya

ditandai dengan panjang rata-rata coppice adalah 10-15 cm Jumlah yang dipanen

biasanya lebih kurang antara 10-12 coppice per pohon induk Pohon induk atau

mother plant yang dipilih untuk diambil coppice-nya adalah pohon induk yang

mempunyai coppice dari segi morfologi (penampakan dari luar) hampir sama

baik dari segi jumlah coppice-nya maupun panjang coppice-nya

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 27: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah

bull Panjang 25-40 cm

bull Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama

bull Batang masih lentur belum berkayu

Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara

memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek Coppice yang

telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm

sebelum dibawa ke tempat pemotongan Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon

induk bagian pangkal segera direndam dengan air bersih Tujuannya agar

jaringan pengangkut tidak berisi udara dengan demikian bahan stek akan cepat

menyerap air dan mineral dari media

Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting Cara

kerja

bull Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm

bull Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua

bull Batang coppice tidak berbentuk petak

bull Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah

termasuk pucuk dan masing-masing dibuang frac12 bagian kecuali daun pucuk

bull Coppice harus dijaga agar tidak layu

4 Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam

waktu singkat dengan berbagai konsentrasi

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 28: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

5 Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar maka cutting itu

ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house Penyiraman dilakukan

dengan sistem pengabutan (kelembaban diatur) Cutting berada dalam mist house

selama 25 hari Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban

daun cutting tersebut Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan

dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara

dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1

Apabila cuaca terlalu panas penyiraman dilakukan secara manual agar

kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin

maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab

Untuk menghindari perkembangan jamur setiap hari daun yang gugur dan cutting

yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang Sesudah stek berumur

25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka (open

growing area)

Tabel 1 Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House

Umur Bibit

(hari)

Durasi

(detik)

Rotasi

(menit)

1 - 15 25 5

16 - 31 25 7

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 29: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

6 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Persentase Hidup

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

mengguanakan rumus sebagai berikut

hidup = 100xsteksemuahidupyangstek

sumsum

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

stek berakar = 100xsteksemua

berakaryangstek

sumsum

3 Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas pengambilan data dilakukan apabila umur

stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris

Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi

Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap

kombinasi perlakuan Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun harus segera

dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya

pertumbuhan stek

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 30: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

4 Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan

dilakukan dengan menggunakan jangka sorong Pengukuran dilakukan pada bibir

tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan Pengambilan data dilaksanakan

sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi

tunas

5 Berat Kering Akar

Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik

yang dilakukan pada akhir penelitian Sebelumnya bibit yang telah diukur

parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue Kemudian

masing-masing bagian dipisahkan akar batang dan daun Lalu dimasukkan

kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian Setelah itu dimasukkan ke

dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 1050C selama 24 jam

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 31: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1 Persentase Hidup

Setelah jangka waktu 3 bulan persen hidup stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) mencapai 9333 persen Persen tertinggi

dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500

ppm 2000 ppm dan 8000 ppm sedangkan persen hidup terendah adalah 80

persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 1

Gambar 1 Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 32: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase

hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh

nyata

2 Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar pada stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita) mencapai 7333 persen Persen tertinggi dalam setiap ulangan

mencapai 90 persen pada tingkat konsentrasi 2000 ppm sedangkan persen

terendah adalah 60 persen pada tingkat konsentrasi 0 ppm atau tanpa pemberian

hormon IBA Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 33: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 2 Grafik Persentase Stek Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi

hormon IBA terhadap persentase stek berakar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita) Hasil pengujian statistik pada Lampiran 2 dari

persentase stek berakar menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak

memberikan pengaruh nyata

3 Tinggi Tunas

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan ada beberapa

stek yang mengalami pertambahan tinggi tetapi tidak mempunyai perakaran Rata-

rata pertambahan tinggi stek yang berakar mencapai 164907 cm dan dalam setiap

satuan percobaan berkisar antara 07071 cm sampai dengan 36878 cm Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada

Lampiran 3 bahwa rata-rata pertambahan tinggi stek menunjukkan bahwa

pemberian hormon IBA tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi stek

pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 34: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 3 Grafik Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik tinggi tunas stek pucuk IND 48

(Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) Rata-rata tinggi tunas tertinggi terdapat

pada perlakuan E (4000 ppm) yaitu 32200 cm sedangkan rata-rata tinggi tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm 24907 cm

4 Diameter Tunas

Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter tunas adalah

79286 cm dan nilai tertinggi dari setiap satuan percobaan mencapai 16432 cm

sedangkan nilai terendah adalah 07071 cm Hasil pengujian statistik dari rata-rata

jumlah akar stek pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita) pada

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 35: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 menunjukkan pengaruh tidak nyata dari perlakuan hormon IBA

terhadap diameter tunas

Gambar 4 Grafik Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Gambar 4 memperlihatkan bahwa rata-rata diameter tunas tertinggi

terdapat pada perlakuan D (2000) ppm yaitu 14533 cm sedangkan rata-rata

diameter tunas terendah terdapat pada perlakuan B (500) ppm yaitu 12383 cm

5 Berat Kering Akar

Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata berat kering akar dapat mencapai

55000 gram dan untuk setiap satuan percobaan berkisar antara 07071 gram

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 36: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

sampai dengan 11651 gram Hasil pengujian statistik rata-rata berat kering akar

menunjukkan tidak ada pengaruh yang sangat nyata dari pemberian hormon IBA

Hal tersebut disajikan dengan jelas pada Lampiran 15

Gambar 5 Grafik Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata berat kering akar tertinggi

terdapat pada perlakuan F (8000) ppm yaitu 09793 gram sedangkan rata-rata

berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan A (0 ppm) yaitu 08797

Perlakuan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 37: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Pembahasan

Tabel 2 Hasil dari Parameter Pengamatan dan Notasi

Parameter 0

ppm

500

ppm

1000 ppm

2000

ppm

4000 ppm

8000 ppm

Notasi

Persentase Hidup 90 100 80 100 90 100

tn

Persentase Stek Berakar 60 70 70 90 70 80 tn

Tinggi Tunas 27580 24907 27793 29185 32200

28213

tn

Diameter Tunas 12731 12383 13231 14533 14399 13352 tn

Berat Kering Akar 08797 08891 09232 09582 09089 09793 tn

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian hormon IBA

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan tinggi tunas dan diameter tunas

Hal ini bisa terjadi karena auksin yang sudah ada di dalam stek (hormon endogen)

sudah cukup tersedia dan hormon yang diberikan (hormon eksogen) belum

bekerja pada jaringan target

Pemberian hormon pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh

karena diduga manfaat hormon yang diberikan tidak bermanfaat dalam proses

perakaran stek Lampiran 1 menunjukkan bahwa dosis 0 ppm atau kontrol

persentase tumbuhnya mencapai 90 Hal ini sesuai dengan pendapat

Dwidjoseputro (1990) Wudianto (1993) Kusumo (1984) yang mengemukakan

bahwa manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis yang diberikan jika

dosisnya tepat akan sangat membantu dan didapatkan sistim perakaran yang baik

dalam waktu relatif singkat

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 38: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Grafik persentase hidup dan persentase stek berakar pada Gambar 1 dan 2

ada stek yang hidup dan berakar walaupun tanpa diberikan hormon IBA

(konsentrasi 0 ppm) Hal ini bisa terjadi karena pada batang bahan stek terdapat

cadangan makanan yang mengandung karbohidrat Cadangan makanan ini akan

diambil oleh tanaman yang distek untuk pembentukan sel baru termasuk untuk

pembentukan akar Kemampuan stek untuk hidup dipengaruhi oleh keberhasilan

dari stek untuk membentuk akar Budianto (2000) mengatakan bahwa karbohidrat

dalam batang sebagai bahan pembangun merupakan hasil fotosintesis yang

dilakukan daun dan disimpan pada seluruh bagian vegetatif tanaman sebagai

cadangan makanan Cadangan makanan ini akan digunakan kembali pada saat

terjadi keadaan yang kurang menguntungkan atau untuk pembentukan sel maupun

organ baru Apabila akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah tidak segera dibentuk maka bahan stek akan mati Untuk itu perlu diketahui

faktor keberhasilan stek dari dalam maupun dari luar seperti suhu kelembaban

kondisis fisiologi stek dan lain sebagainya Hal ini sesuai dengan pernyataan

Narsquoiem (2000) yang menyatakan bahwa Keberhasilan stek pucuk tergantung

beberapa faktor dalam dan faktor luar Faktor dalam diantaranya adalah kondisi

fisiologi stek waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya Adapun yang

termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran suhu kelembaban

intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh

Kadar auksin yang tinggi akan lebih cepat perkembangan akarnya daripada

kadar auksin yang rendah Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada

berat kering akar dimana berat kering tertinggi terdapat pada konsentrasi 8000

ppm sebesar 09793 gram dan berat kering terendah terdapat pada konsentrasi 0

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 39: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

ppm sebesar 08797 gram Pernyataan ini sesuai dengan Alrasyid dan Widiarti

(1990) yang menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ

stek bervariasi Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi lebih mampu

menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi daripada stek

yang memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel

Suhu dan kelembaban di mist house harus diperhatikan karena

mempengaruhi kecepatan pertumbuhan akar Lampiran 7 menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban yang normal dan tidak berfluktuasi menyebabkan stek

bertahan hidup sebelum dipindahkan ke open growing area (OGA) Dari

pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan tanaman yang mati lebih banyak

pada saat berada di OGA daripada di mist house Hal ini terjadi karena perbedaan

suhu dan kelembaban yang sangat berfluktuasi serta faktor cuaca yang berbeda

Pemilihan stek pucuk sebagai bahan stek dikarenakan pada bagian pucuk

auksin lebih banyak karena biasanya kandungan auksin lebih banyak berada

jaringan meristem di dalam ujung tanaman Menurut Dwijoseputro (1994)

mengatakan bahwa auksin banyak tersusun di jaringan-jaringan meristem di

dalam ujuna-ujung tanaman Dimana pusat pembentukan auksin adalah ujung

koleoptil atau ujung tunas sehingga pertumbuhan stek akan cepat berkembang

walaupun tanpa diberikan hormon Karena pada dasarnya auksin yang berada

pada bahan stek sudah tersedia sebagai cadangan makanan dan untuk

pembentukan akar

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 40: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Waktu yang diambil untuk menentukan persen hidup stek pada penelitian

ini yaitu pada akhir penelitian Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar (1998)

persen hidup tertinggi suatu stek dicapai bila stek sudah berumur tiga sampai

empat minggu yang merupakan waktu minimum untuk menyatakan stek hidup

atau mati Pada awal penanaman kondisi dari stek masih dalam keadaan segar dan

mempunyai daun serta batang yang memiliki cadangan makanan akan tetapi

mulai dari minggu kedua hingga akhir penelitian batang dari sebagian stek tidak

mampu memberikan suplai makanan untuk membantu terbentuknya akar Hal ini

sesuai dengan pernyataan Wudianto (2000) untuk bahan stek batang dari stek

sebagian atau seluruhnya harus diikutkan karena persediaan makanan memang

sangat diperlukan mengingat akar stek belum ada atau belum siap untuk

memperoleh makanan dari lingkungannya

Pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa diameter tunas terbesar terdapat

pada perlakuan D (2000 ppm) sebesar 14533 cm sedangkan diameter tunas

terendah terdapat pada perlakuan B (500 ppm) sebesar 13231 cm walaupun

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek Hal ini

disebabkan oleh sudah mulai terbentuknya organ tanaman berupa daun dan mulai

tumbuhnya akar sehingga akan mempengaruhi perbesaran sel tunas Bahan

makanan yang sudah mulai tersedia akan digunakan meristem batang tunas untuk

melakukan perbesaran pada dinding sel sehingga diameter batang akan semakin

membesar Jumlah daun akan mempengaruhi perbesaran diameter tunas karena

akan terbentuk bahan makanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel Perkembangan daun dalam jumlah yang cukup pada awal

pertumbuhan stek merupakan kondisi yang baik untuk proses fisiologi tanaman

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 41: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

pada tahap-tahap pertumbuhan berikutnya karena jumlah daun yang cukup dapat

menstimulir proses fosintesis (Jayusman 1997)

Pemberian hormon IBA oleh pihak PT TPL dengan dosis 10000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sekitar 60 sementara dengan dosis 2000 ppm

diperoleh persentase tumbuh sebesar 100 Hal ini mungkin disebabkan karena

hormon auksin yang berasal dari tanaman tersebut sudah cukup untuk proses

pertumbuhannya Sehingga jika diberikan tambahan hormon lagi akan

menyebabkan residu bagi tanaman itu sendiri ataupun menghambat pertumbuhan

tanaman itu sendiri Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumo (1994) pada kadar

rendah hormon akan mendorong pertumbuhan tanaman sementara pada kadar

yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman Hal ini dapat

disimpulkan bahwa adanya hormon yang berasal dari stek sudah cukup membantu

dalam proses pertumbuhan stek tersebut sehingga pemberian hormon tidak perlu

dengan taraf yang lebih tinggi dari 2000 ppm

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 42: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1 Pemberian hormon IBA pada berbagai konsentrasi berpengaruh tidak berbeda

nyata pada panjang tunas dan diameter tunas dari stek pucuk bagi keberhasilan

stek pada IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

2 Pemberian hormon IBA ternyata hanya tepat digunakan pada konsentrasi 2000

ppm karena hormon IBA yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan

tanaman

Saran

Pemberian konsentrasi 2000 ppm merupakan konsentrasi yang lebih baik

dalam pertumbuhan stek ekaliptus Tetapi pada dosis 0 ppm persentase tumbuh

mencapai 90 Untuk itu pemberian hormon pada klon IND 48 tidak perlu

dilakukan karena akan merugikan kepada PT Toba Pulp Lestari

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 43: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z 1982 Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh Angkasa Bandung

Adjers G dan Otsama A 1996 dalam Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Astuti P 2000 Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Stek dan Konsentrasi Rotone F terhadap Pertumbuhan Stek Kopi Robusta (Coffea canephora) wwwunmulaciddatpubfrontirpujipdf [18 Februari 2008]

Basiang H A 2008 Pengaruh Manipulasi Lingkungan dan Media Perakaran terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora) httpwwwgooglecoid [5 Maret 2008]

Dwidjoseputro D 1994 Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Hakim NMY Nyakpa AM SG Lubis MA Nugroho DihaGB Hong dan HH Bailey 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung Bandar Lampung

Hanafiah KA 2003 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga Raja Grafindo Persada Jakarta

Harahap R Jayusman dan Cica A Prosiding Peranan Kehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera Utara bagian Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar

Heddy S 1983 Hormon Tumbuhan Raja Grafindo Persada Jakarta

Khaerudin 1993 Hormon Tumbuhan Rajawali Jakarta

Latifah S 2004 2004 Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Eucalyptus grandis di Hutan Tanaman Industri httpwwwlibraryusuacid [ 23 Februari 2008]

Narsquoiem M 2000 Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia Seminar Nasional Status Silvikultur 1999 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Nurcahyaningsih 2004 Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan httpbiotifordaoridindexphp [16 Februari 2008]

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 44: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Redaksi Agromedia 2007 Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman Agromedia Pustaka Jakarta

Setiawan AI 2001 Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah Penebar Swadaya Jakarta

SubiaktoA Ika H dan Hani SN 2000 dalam Veronika I 2005 Pengaruh Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Sutisna U T Kalima dan Purnadjaja 1998 Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Disunting oleh Soetjipto NW dan Soekotjo Yayasan Porsea Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan Bogor

Veronika I 2005 Pengaruh berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus grandis Skripsi Tidak Dipublikasikan

Widarto L 1996 Perbanyakan Tanaman dengan Biji Stek Cangkok Sambungan Okulasi dan Kultur Jaringan Kanisius Yogyakarta

Wikipedia 2007 Indole-3-Butyric Acid (IBA) atau Indol Asam Butirat Jerman httpenwikipediaorgwikiIndole-3-butyric_acid

Wudianto R 1996 Membuat Stek Cangkok dan Okulasi Penebar Swadaya Jakarta

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 45: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 1 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90

B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

C 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 800 80

D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

E 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 900 90

F 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 100

Total 600 600 600 600 600 600 600 400 500 500 5600 560

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

B 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

C 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 100250 816142 81614

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

E 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 909321 90932

F 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 1002500 100250

Total 601500 601500 601500 601500 601500 601500 601500 415142 508321 508321 5642284 564228

c Sidik Ragam Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6367039097 7074487885 1375 2050

Perlakuan 5 289410868 5788217361 1125 2425

Galat 45 2315286944 5145082098

Total 59 3241401722

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 46: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 2 Rataan Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 600 60

B 0 0 100 100 100 100 100 0 100 100 700 70 C 100 100 100 100 100 0 100 0 0 100 700 70 D 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 900 90 E 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 700 70 F 100 100 100 100 0 100 100 100 100 0 800 80

Total 400 500 600 600 400 500 500 200 400 300 4400 440

b Transformasi Akar Kuadrat Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 07071 07071 07071 629784 62978

B 07071 07071 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 722963 72296

C 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 07071 07071 100250 722963 72296

D 100250 100250 100250 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 909321 90932

E 07071 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 722963 72296

F 100250 100250 100250 100250 07071 100250 100250 100250 100250 07071 816142 81614

Total 415142 508321 601500 601500 415142 508321 508321 228784 415142 321963 4524136 452414

c Sidik Ragam Persentase Stek yang Berakar pada Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 208375825 2315286944 1363636364 2050 Perlakuan 5 4630573889 9261147777 0545454545 2425

Galat 45 7640446916 1697877092 Total 59 10187262555

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 47: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 3 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 - 70 00 95 683 68300 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 - 885 88500

F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 442 447 498 458 4736 473600

b Missing Data Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 116 54 89 101 85 73 82 70 00 95 765 76500 B 00 00 116 95 94 84 100 06 95 102 692 69200 C 116 78 103 00 00 131 67 117 92 136 840 84000 D 78 102 110 85 58 88 85 27 93 95 821 82100 E 99 90 70 123 64 96 91 122 130 113 998 99800 F 75 104 114 85 00 115 99 105 88 30 815 81500

Total 484 428 602 489 301 587 524 447 498 571 4931 493100

c Transformasi Akar Kuadrat Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 34785 24290 30659 32558 30000 27928 29496 27386 07071 31623 275796 27580 B 07071 07071 34785 31623 31464 29833 32404 10488 31623 32711 249073 24907 C 34785 28810 32863 07071 07071 36878 26833 34928 31145 37550 277934 27793 D 28810 32711 33912 30000 25100 30496 30000 17889 31305 31623 291846 29185 E 32249 30822 27386 35777 26268 31780 30984 35637 36742 34351 321996 32200 F 28284 33015 34496 30000 07071 34641 32249 33166 30496 18708 282126 28213

Total 165984 156719 194101 167029 126974 191556 181966 159494 168382 186566 1698771 169877

d Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 6047594165 067195 090933 2050

Perlakuan 5 2828207835 056564 076546 2425 Galat 45 332531485 073896 Total 59 421289505

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 48: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 4 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus

pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 - 09 00 12 102 102 B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111 C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13 D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165 E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 - 144 144 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 84 63 84 56 787 79

b Missing Data Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 12 13 13 14 14 15 14 09 00 12 116 116

B 03 04 17 11 17 14 19 00 16 10 111 111

C 16 13 18 01 07 17 14 19 14 11 130 13

D 14 16 21 16 18 13 20 04 21 22 165 165

E 16 14 15 20 13 19 13 16 18 14 158 158 F 16 16 18 13 03 20 18 15 15 01 135 135

Total 77 76 102 75 72 98 98 63 84 70 815 82

c Transformasi Akar Kuadrat Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus

grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 13038

13416

13416

13784

13784

14142

13784

11832

07071

13038

127305 12731

B 08944

09487

14832

12649

14832

13784

15492

07071

14491

12247

123829 12383

C 14491

13416

15166

07746

10954

14832

13784

15492

13784

12649

132314 13231

D 13783

14491

16125

14491

15166

13416

15811

09487

16125

16432

145327 14533

E 14491

13784

14142

15811

13416

15492

13416

14491

15166

13784

143993 14399

F 14491

14491

15166

13416

08944

15811

15166

14142

14142

07746

133515 13352

Total 79238

79085

88847

77897

77096

87477

87453

72515

80779

75896

806283 80628

d Sidik Ragam Diameter Tunas Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 0455871857 0050652429 0984960199 2050 Perlakuan 5 0378642383 0075728477 1472575701 2425

Galat 45 2314164 0051425863 Total 59 3148678

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 49: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 5 Rataan Missing Data Transformasi Akar Kuadrat dan Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

a Rataan Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 - 01702 00686 02225 24964 02496 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 - 30134 03013 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 19088 11128 18216 18527 211274 21127

b Missing Data Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 03070 02064 03406 04246 03991 03574 02800 01702 00686 02225 27764 02776 B 00168 00456 04136 02733 04205 05448 03858 02021 03669 03212 29906 02991 C 05739 05487 04211 03157 05384 02978 03382 00000 00000 06386 36724 03672 D 04938 03440 03767 04328 05913 05037 03840 01415 04084 05477 42239 04224 E 00214 04714 03156 05924 01180 04760 02319 03137 04730 03378 33512 03351 F 02838 06352 07041 05896 01790 08574 05689 02853 05047 01227 47307 04731

Total 16967 22513 25717 26284 22463 30371 21888 11128 18216 21905 217452 21745

c Transformasi Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x

Eucalyptus pellita)

Perlakuan Kelompok

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 08983 08405 09168 09616 09482 09260 08832 08187 07541 08500 87974 08797 B 07189 07386 09558 08794 09594 10222 09412 08379 09311 09062 88907 08891 C 10363 10241 09597 09032 10190 08932 09155 07071 07071 10671 92323 09232 D 09969 09187 09363 09658 10447 10018 09402 08009 09531 10236 95820 09582 E 07221 09856 09031 10452 07861 09879 08555 09021 09864 09153 90893 09089 F 08853 10655 10973 10438 08240 11651 10339 08862 10023 07891 97925 09793

Total 52578 55730 57690 57990 55814 59962 55695 49529 53341 55513 553842 55384

d Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Stek Pucuk IND 48 (Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita)

SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 Kelompok 9 01330224 001478 16117 2050 Perlakuan 5 00762376 001525 16627 2425

Galat 45 04126768 000917 Total 59 06219368

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 50: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 6 Data Perkembangan Akar

Tanggal A B C D E F Ket 25-Sep-08 - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - 12-Oct-08 - - - - - -

13-Oct-08 2 2 1 3 4 1 14-Oct-08 3 6 6 9 7 1 15-Oct-08 5 8 11 14 10 5 16-Oct-08 21 18 18 23 17 11 17-Oct-08 35 32 25 41 30 17 18-Oct-08 57 54 36 57 47 36 19-Oct-08 74 67 53 69 63 54 20-Oct-08 88 79 63 83 81 65 21-Oct-08 92 91 81 92 94 77 22-Oct-08 103 108 100 118 115 96 23-Oct-08 111 113 113 131 125 107 24-Oct-08 120 115 119 142 138 108 25-Oct-08 126 131 132 147 149 119 26-Oct-08 132 141 145 153 156 127 27-Oct-08 141 150 160 163 162 135 28-Oct-08 152 158 162 174 173 150 29-Oct-08 155 170 173 182 175 157 30-Oct-08 161 181 179 192 181 158 31-Oct-08 165 184 185 195 184 164 1-Nov-08 166 194 186 200 185 164 2-Nov-08 167 199 186 206 186 168 3-Nov-08 167 205 187 209 187 170 4-Nov-08 168 206 189 211 187 174 5-Nov-08 169 207 189 211 187 176

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 51: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 7 Data Pengamatan Suhu

Tanggal Min Max Suhu Kelembaban

Ket Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

25-Sep-08 16 28 24 30 31 78 86 92

26-Sep-08 16 26 26 30 32 77 74 92

27-Sep-08 17 23 23 31 33 84 80 79

28-Sep-08 17 27 27 31 33 78 74 92

29-Sep-08 18 26 26 31 29 84 92 91

30-Sep-08 18 28 28 28 27 84 92 92

1-Oct-08 18 28 28 30 29 85 92 92

2-Oct-08 18 27 27 29 29 85 74 92

3-Oct-08 17 27 27 29 27 85 86 91

4-Oct-08 19 22 22 30 29 92 93 91

5-Oct-08 17 30 30 33 32 85 86 91

6-Oct-08 18 22 22 28 27 91 92 92

7-Oct-08 17 27 27 29 30 91 92 91

8-Oct-08 16 24 24 29 30 84 92 91

9-Oct-08 18 24 24 29 29 91 92 92

10-Oct-08 18 23 23 31 30 83 92 91

11-Oct-08 19 29 29 32 30 84 92 92

12-Oct-08 18 29 29 31 30 85 92 92

13-Oct-08 17 31 31 31 30 83 92 92

14-Oct-08 16 23 23 29 29 92 93 92

15-Oct-08 18 24 24 31 30 91 92 92

16-Oct-08 21 26 26 34 30 91 93 92

17-Oct-08 17 24 24 34 30 84 92 92

18-Oct-08 20 24 24 34 34 91 93 92

19-Oct-08 21 26 26 35 35 85 86 92

20-Oct-08 22 26 26 31 31 91 92 92

21-Oct-08 19 29 29 30 28 91 85 92

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 52: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Media Cocopeat

Gambar 2 Hormon IBA

Gambar3 Cutting Tanaman Induk

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 53: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 4 Hasil Cutting

Gambar 5 Stek di Mist House

Gambar 6 Pencelupan Stek ke Hormon IBA

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup

Page 54: PENGGUNAAN HORMON IBA TERHADAP …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf · Penelitian ini untuk melanjutkan respon penggunaan hormon IBA terhadap pertumbuhan

Delima Nababan Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48 2009 USU Repository copy 2009

Gambar 7 Penanaman Stek

Gambar 8 Pengkabutan Mist House

Gambar 9 Bibit yang Hidup