Pengetahuan Praktis Search and Rescue

40
PENGETAHUAN PRAKTIS SEARCH AND RESCUE Sebelumnya telah diuraikan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan, khususnya di gunung hutan. Hal yang berkaitan dengan masalah tersebut adalah kegiatan SAR (Search and Rescue=mencari dan menolong). Kegiatan SAR sudah banyak dikenal, baik SAR di udara, di laut, dan di darat. Tujuan SAR adalah mencari dan menolong dengan cara efektif dan efisien, jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan (distress). Dengan demikian kegi- atan SAR dalam pelaksanaannya haruslah cepat, cermat, dan cekatan (3C). Anggota unit SAR harus dapat : Berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan. Membuat strategi dengan cermat, artinya dengan persiapan dan perhitungan yang matang, berdasar dan terkoordinasi. Melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dan dengan teknik yang terlatih serta kedisiplinan tinggi. Masih sering kita dengar mengenai pelaksanaan SAR gunung hutan di Indonesia yang kurang berhasil, yaitu tidak berhasilnya menolong korban (survivor) dalam keadaan hidup. Hal yang dapat menghambat keberhasilan misi SAR adalah tidak ada/kurangnya faktor 3 C tersebut, misal : Keterlambatan atau kurangnya informasi, sementara kemampuan korban untuk bertahan hidup semakin menurun. Kurangnya komunikasi dan koordinasi, baik perorangan ataupun antar kelompok, khususnya pecinta alam, pendaki gunung, dan Diklat Dasar SWARA Nightingale 107 CEPAT CERMAT CEKATAN

Transcript of Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Page 1: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

PENGETAHUAN PRAKTIS SEARCH AND RESCUE

Sebelumnya telah diuraikan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan, khususnya di gunung hutan. Hal yang berkaitan dengan masalah tersebut adalah kegiatan SAR (Search and Rescue=mencari dan menolong). Kegiatan SAR sudah banyak dikenal, baik SAR di udara, di laut, dan di darat.

Tujuan SAR adalah mencari dan menolong dengan cara efektif dan efisien, jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan (distress). Dengan demikian kegiatan SAR dalam pelaksanaannya haruslah cepat, cermat, dan cekatan (3C).

Anggota unit SAR harus dapat : Berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan. Membuat strategi dengan cermat, artinya dengan persiapan dan perhitungan yang matang,

berdasar dan terkoordinasi. Melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dan dengan teknik yang terlatih

serta kedisiplinan tinggi.

Masih sering kita dengar mengenai pelaksanaan SAR gunung hutan di Indonesia yang kurang berhasil, yaitu tidak berhasilnya menolong korban (survivor) dalam keadaan hidup. Hal yang dapat menghambat keberhasilan misi SAR adalah tidak ada/kurangnya faktor 3 C tersebut, misal :

Keterlambatan atau kurangnya informasi, sementara kemampuan korban untuk bertahan hidup semakin menurun.

Kurangnya komunikasi dan koordinasi, baik perorangan ataupun antar kelompok, khususnya pecinta alam, pendaki gunung, dan instansi yang bergerak dalam bidang ini yang kebetulan tergabung dalam misi SAR tertentu.

Kekurangan/ ketidak seragaman pengetahuan dan pemahaman tentang SAR pada setiap kelompok.

Kurang disiplin dan tanggung jawab, baik individu maupun kelompok dalam melaksanakan “aturan main” di dalam melakukan kegiatan SAR tersebut serta keseragaman/kesepakatan sistem pencarian.

Organisasi SAR di indonesia, sesuai dengan Keppres No.11 tahun 1972, sebelum dibentuk untuk penanganan SAR penerbangan dan pelayaran. Akan tetapi sebelum kegiatan di alam terbuka mulai banyak digiati, maka sangat perlu adanya SAR darat sehingga secara organisasi SAR ini dapat terbentuk dan berfungsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 107

CEPAT

CERMAT

CEKATAN

Page 2: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Organisasi operasi SAR ini tidak harus di bawah koordinasi dari unsur-unsur di dalam organisasi SAR pemerintahan tetapi dapat saja dikoordinasikan pejabat yang mempunyai wewenang (misalnya dalam penguasaan daerah, mempunyai fasilitas-fasilitas, dan sebagainya) seperti Pangdam, Kapolres, Kapolda, dan lainnya. Jadi organisasi SAR ini bersifat temporer (dibentuk dan dibubarkan sesuai kebutuhan, pada saat misi SAR dimulai, berlangsung, dan selesai) dan organisasi SAR inilah yang sekarang dipergunakan pada operasi SAR darat (khususnya di Indonesia).

ORGANISASI SAR Organisasi SAR yang Dikenal di Indonesia.

o BASARNAS (Badan SAR Nasional) Dibawah koordinasi DEPT. Perhubungan.

o KKR (Kantor Koordinasi Rescue) : ada 4 Lokasi (Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, dan Biak).

o SKR (Sub Koordinasi Rescue) : ada 15 daerah antara lain ( Medan, Padang, Tanjung Pinang, Pontianak, Denpasar, Menado, Banjarmasin, Kupang, Ambon, Balikpapan, Merauke, Jaya Pura).

Organisasi Operasi SARStruktur yang dibuat ketika terjadinya suatu misi SAR ( Insidentil ), dan akan dibubarkan setelah misi selesai.

SC (SAR Coordinator)Biasanya pejabat pemerintahan yang mempunyai wewenang dalam penyediaan fasilitas.SMC (SAR Mission Coordinator) :Harus orang mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam menentukan MPP (Most Probable Position), menentukan area pencarian, strategi pencarian (beberapa unit, teknik, dan fasilitasnya).OSC (On Scene Commander)Tidak mutlak ada tetapi juga bisa lebih dari satu tergantung wilayah komunikasi dan kesulitan jangkauannya. SRU (Search And Rescue Unit).Adalah yang menjadi ujung tombak suatu pencarian, merupakan team-team yang melakukan pencarian di lapangan.

Tugas SMC 1. Menganalisa data yang masuk/diperoleh untuk :

menentukan datum (MPP) menentukan daerah pencarian

Diklat Dasar SWARA Nightingale 108

Page 3: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

menentukan jumlah unsur yang dipakai memperkirakan berapa lama waktu operasi.

2. Melakukan koordinasi dengan semua unsur yang terlibat serta melayani hubungan koordinasi (misalnya dengan pejabat-pejabat,wartawan, dan lain-lain).

3. Menyesuaikan fasilitas logistik yang diperlukan SRU.

Sistem SAR

Perencanaan

Pada tahap ini dituntut suatu persiapan perencanaan yang efektif (termasuk koordinasi). Pelaksanaannya adalah daerah gerak (Confinement Mode) yang merupakan daerah pencarian.1. Search Planning Event (Tahap Perencanaan Pencarian).

Ada 5 tahapan pencarian yang berurutan, yaitu :a. Memperkirakan datum atau MPP (Most Probable Position).b. Menentukan luas area pencarian (Search Area).c. Memilih pola pencarian yang sesuai (Search Pattern).d. Menentukan pencakupan daerah yang diinginkan (Area Coverage).e. Mengembangkan perencanaan pencarian yang mungkin dilaksanakan dengan

menggunakan unit pencari (SRU) yang ada.2. Search Planning Sequence (Urutan Perencanaan Pencarian).

Secara umum urutan perencanaan pencarian adalah sebagai berikut :a. Menentukan posisi kejadian darurat dan mempertimbangkan pengaruh angin, arus

air, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap gerakan korban sejak waktu kecelakaan terjadi sampai tibanya unit pencari di tempat kejadian.

b. Menentukan luas area pencarian untuk kemungkinan kesalahaan navigasi dari unit pencari dan kesalahan perhitungan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap survivor.

c. Memilih pola pencarian terbaik yang akan digunakan, dalam hal ini yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat kejadian kecelakaan tersebut.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 109

KEKHAWATIRAN

KESIAGAAN

PERENCANAAN

PERTOLONGAN

EVALUASI

SUKSES

GagalSalah dataSalah AreaSiaga kemba;i

Page 4: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

d. Tipe dari Search Target yang dicari, dipertimbangkan dari jarak berapa target itu dapat dideteksi dengan alat sensor yang dimiliki unit pencari. Lebar penyapuan (sweep width) dan jarak jalur (search track spacing) harus diperhitungkan dan ditentukan untuk perkiraan kemampuan pendeteksian (Probability of Detection).

e. Jumlah SRU yang tersedia dan keterbatasan pada faktor-faktor lain juga diperhitungkan (bila dianggap perlu) untuk mengembangkan perencanaan pencarian agar dapat melengkapi atau mengatasi suatu keadaan tertentu yang mungkin muncul.

Catatan :SMC berkoordinasi dengan semua unsur-unsur yang terlibat dan memberikan pengarahan kepada Unit Pencari dan Penolong (SRU) yang di bawah koordinasi aksi pencariannya.

3. Tingkatan Perencanaan Pencarian (Degree of Search Planning)Secara umum tingkatan dari perencanaan pencarian ini membutuhkan pertimbangan,

sebagai berikut : Keadaan lingkungan alam dari insiden SAR itu. Ketepatan pelaporan posisi dari insiden. Dapat / tidaknya unit SAR yang terlatih / tersedia digunakan. Waktu yang terlewat sejak kecelakaan terjadi.

Keadaan lingkungan alam dari suatu insiden SAR menimbulkan faktor-faktor spesifik yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pencarianContoh :

Untuk suatu misi yang dilakukan di laut, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerak survivor (survivor drift factor) yang akan masuk perhitungan tetapi hanya satu faktor saja yang mungkin dimasukkan bila misi ini dilakukan didaerah gunung sehingga :

a. Apabila posisinya diketahui, perencanaan pencarian dapat dikatakan relatif sederhana.b. Apabila hanya arah tujuan yang diketahui, perencanaan pencarian akan lebih sulit.c. Apabila hanya gambaran-gambaran kasar yang diketahui, perencanaan pencarian

akan menjadi sangat sulit.Bagaimanapun tepatnya lokasi suatu kecelakaan diketahui, perencanaan pencarian akan

selalu dibutuhkan. Mungkin hal itu direncanakan hanya dalam waktu singkat tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan profesional untuk keseluruhan tahapan atau memerlukan waktu sampai beberapa jam dengan evaluasi yang berkesinambungan, perhitungan-perhitungan, pertimbangan-pertimbangan besar kecilnya faktor yang berpengaruh, dan koordinasi yang terus menerus sebelum satu SRU pun diberangkatkan.

4. Perhitungan Perencanaan Pencarian (Search Planning Computating)

Perhitungan itu meliputi : Lokasi insiden SAR (SAR Incident Location) Tiga situasi yang mungkin timbul yang perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi dari insiden SAR adalah : posisi diketahui jalan lintas diketahui area diketahui.

Definisi-definisi yang digunakan dalam Perencanaan Pencarian :

Diklat Dasar SWARA Nightingale 110

Page 5: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

1. Initial Location (Lokasi Antara). Lokasi antara yang dimaksud dapat berupa :

a. Aerospace Position (posisi di angkasa)b. Parachute Opening Position (posisi parasut mengembang)c. Surface Position (posisi di permukaan bumi)d. Under Water Position (posisi di bawah permukaan air)e. Dalam hal ini hanya akan disinggung lokasi antara pada permukaan bumi (di

darat).2. Definisi Datum dan Drift Datum.

a. Datum adalah kemungkinan lokasi dari search object melalui koreksi dari drift pada banyak arah gerakan yang penting selama misi berlangsung. Ada tiga tipe datum yang mungkin berkembang bergantung pada bagaimana ketepatan lokasi antara dari search object itu diketahui, yaitu datum point, datum line, dan datum area.

b. Drift adalah gerakan yang terarah dari search object yang disebabkan oleh momentum, helaan, angin, dan kekuatan-kekuatan lain.

c. Datum Point (titik Datum) adalah titik yang dinyatakan apabila posisi antara dari search object diketahui. Perlu diperhatikan catatan waktu tertentu menurut jam (clock time).

d. Datum Line (Garis Datum) adalah garis yang menghubungkan dua atau lebih titik datum, diperhitungkan pada waktu (jam) tertentu yang sama.

e. Datum Area (Daerah Datum) adalah lokasi search object diperkirakan. Daerah Datum paling sering dibutuhkan apabila tidak diketahui posisi atau jalur lintasan.

Langkah-langkah Perhitungan Perencanaan Pencarian.

Langkah pertama dalam perencanaan pencarian adalah menentukan datum, yang dimulai dari laporan suatu insiden SAR. Laporan ini bisa berupa posisi, jalur lintasan, atau area. Langkah berikutnya adalah koreksi drift.

Pola-pola Pencarian (Search Pattern).Setelah lokasi dan luas Search Area ditentukan, suatu pencarian yang sistematis terhadap target haruslah direncanakan. Pemilihan pola-pola pencarian bergantung pada beberapa faktor, antara lain :

Ketepatan datum Luas search area SRU yang dapat digunakan untuk pencarian Kemampuan SRU untuk dapat bergerak dan bernavigasi Kondisi cuaca dan medan di search target Besarnya / ukuran search target Alat-alat yang dimiliki survivor, yang mudah dideteksi Dan faktor-faktor lain yang diperkirakan perlu untuk diperhitungkan.

Tahap Operasi SAR

Diklat Dasar SWARA Nightingale 111

Page 6: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Operasi SAR sangat berhubungan dengan kendala waktu. Ada empat faktor yang sangat berhubungan dengan waktu dan masing-masing saling mempengaruhi karena proses ini merupakan sebuah urutan.Keempat tahap tersebut, yaitu :

1. Pencarian korbanPertolongan dapat segera dilakukan apabila telah ditemukan. Lokasi korban dapat diketahui atau diperkirakan. Tahap pencarian dapat diketahui dalam sekejap dengan Binokular, atau berhari-hari bila berupa perkiraan di sebuah jalur pendakian namun “entah dimana”. Tahapan ini dalam SAR disebut search, sedang tim pencari biasa disebut SRU.

2. Pencapaian ke korbanTahap ini dapat memakan waktu pendakian hanya lima menit (mendaki bukit), beberapa jam (menuruni lereng curam), beberapa hari (mengikuti jalur pendakian dengan sejumlah advance camp).

3. Penanganan awal pada korbanPenanganan PGD pada sejumlah luka korban memberi kenyamanan pada korban dan menyiapkan korban untuk dievakuasi dengan selamat. Cedera dapat bersifat potensial (Hipotermi, Hipoglekemi, Dehidrasi) dan bersifat aktual (patah tulang paha, pendarahaan dalam, atau ketakutan).

4. Evakuasikan korbanTahap ini dapat berlangsung sederhana dan sebentar (membimbing korban turun di jalur setapak) atau sangat sulit dan lama (mengambil korban dari atas batu di tengah jeram pada sungai yang banjir, menuruni korban dari tebing 600 meter).

Pelaksanaan operasi SAR dapat berupa :1. Operasi pencarian tanpa operasi pertolongan (karena korban tidak ditemukan).2. Operasi pertolongan tanpa operasi pencarian (karena lokasi sudah ditemukan /

dilaporkan dengan pasti).3. Operasi pencarian dilanjutkan dengan operasi pertolongan.

Ketika operasi dimulai, maka ada 8 tahapan kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :1. Briefing pencarian.

2. Pemberangkatan SRU.3. Perjalanan SRU menuju daerah pencarian.4. Pelaksanaan pencarian.5. Bila menemukan sasaran.6. Apabila perlu adanya pergantian SRU.7. Penarikan SRU ke pangkalan.8. Briefing ulang (debriefing) SRU.Semua hal tersebut harus diketahui oleh setiap SRU.

Briefing pada operasi pencarian dilakukan oleh SMC dan sebaiknya digunakan check list sebagai berikut :

Situasi Keadaan darurat / distress Sasaran pencarian Data terperinci Posisi akhir yang diketahui

Diklat Dasar SWARA Nightingale 112

Page 7: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Kendala waktu makin diperhitungkan

Kendala Teknik makin diperhitungkan

Peralatan survivor yang dibawa Perkiraan keadaan SRU yang terlibat

Cuaca Pada saat musibah terjadi Saat pencarian akan dilakukan (selama di lokasi pencarian) Ramalan cuaca (dalam perjalanan dan di lokasi pencarian) Bahaya / ancaman dari keadaan cuaca yang dihadapi

Areal Pencarian Luas area yang akan diliput Tanda – tanda Ukuran Sumbu utama gerak pencarian Titik awal pencarian (CSP – Commence Search Point) Bahaya dari keadaan medan yang akan dihadapi

Pola Pencarian Penjelasan pola Track spacing Ketinggian pencarian Kemungkinan menemukan (POD) Ketepatan navigasi Variasi dari POD dan pencarian Kecepatan

Pada OSC, penjelasan seperti dibriefing dilengkapai dengan keterangan, antara lain :a. Jam tiba di daerah pencarianb. Komunikasi yang tersedia di lokasic. Kecepatan SRU yang ditugaskand. Kemampuan bertahan di lokasie. Titik tolak dari daerah yang dikehendaki

Operasi SAR tidak berakhir setelah ditemukannya korban, tetapi sampai korban diselamatkan. Operasi pertolongan atau penyelamatan (rescue operation) mungkin dapat terjadi bersamaan dengan operasi pencarian (search operation) yang belum berakhir

KENDALA EVAKUASI

Cedera ringan Meninggal Cedera berat

Pola –pola PencarianAda 8 kelompok utama pola pencarian, yaitu :

Track line

Diklat Dasar SWARA Nightingale 113

Page 8: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Parallel Creeping line Square Sector Contour Flare Homing

Pola pencarian yang sering digunakan pada misi SAR darat (khususnya di Indonesia) adalah track line, parellel, dan contour. Untuk menamakan sesuatu pada pencarian dalam misi SAR, biasanya digunakan huruf-huruf awal yang terdiri dari 3 huruf.

Huruf 1 : Pola pencarian yang digunakan, misalnya : T (track line), P (parallel).Huruf 2 : Unit yang terlibat, misalnya : S (single unit), M (multi unit).Huruf 3 : Keterangan pelengkap, misalnya :

C=coordinated (dengan koordinasi) atau circle (melingkar)R= radar (digunakan radar untuk pengendalian) atau return to starting point (kembali pada titik awal pencarian)N= non return (tidak perlu kembali ke titik awal)L= loran line (sesuai garis loran)

Pencarian dengan pola garis lintasan (track line) digunakan :a.Apabila seorang dinyatakan hilang pada jalur perjalanan yang direncanakan dan tidak diketahui data-data lain, berarti jalur perjalanan / garis lintasan merupakan satu-satunya data.b.Untuk usaha pencarian secara fisik pertama kali dapat dilakukan, misalnya meminta bantuan pada pesawat komersil yang kebetulan melintasi jalur tersebut.

Pola track line dikenal 4 jenis, yaitu :1. TSR (track line, single unit, return)2. TMR (track line, multi unit, return)3. TSN (track line, single unit, return)4. TMN (track line, multi unit, non return)

Pencarian dengan pola parallel (sejajar memanjang / melingkar) digunakan:a. Apabila daerah pencarian cukup luas dan medannya relatif datar.b. Hanya diketahui posisi duga dari sasaran yang dicari.

Pada pola parallel ini dikenal 9 bentuk, yaitu :1. PS (parallel track, single unit)2. PM (parallel track, multi unit)3. PMR (parallel track, multi unit, return)4. PMN (parallel track, multi unit, non return)

Diklat Dasar SWARA Nightingale 114

Page 9: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

5. PSC (parallel track, single unit, circle)6. PMC (parallel track, multi unit, circle)7. PSS (parallel track, single unit, spiral)8. PSL (parallel track, single unit, loran)9. PSA (parallel track, single unit, arc)

Pencapaian dengan pola contour digunakan untuk daerah yang bergunung dan berbukit. Syaratnya :

Anggota SRU harus berpengalaman, mempunyai kondisi dan daya tahan tinggi. Briefing harus baik dengan peta yang cukup jelas. Keadaan cuaca harus baik, termasuk visibility (jangkauan pandang) dan keadaan angin.

CONFINEMENT MODE Sasaran :

Pemikiran yang melatarbelakangi Confinement Mode adalah sederhana, yaitu menjebak orang yang hilang di dalam satu area yang kita ketahui batas-batasnya, sampai :

1. Area itu dapat disapu (dilakukan pencarian) dengan batas-batas nyata.2. Orang yang hilang itu akan bergerak keluar area pencarian dan (dalam proses)

dapat tertangkap atau ditemukan oleh tim pencari.Waktu :

Di permulaan tahap awal dari operasi pencarian.Di dalam praktek, Confinement mungkin jarang digunakan, tetapi untuk daerah pencarian yang luas, terutama daerah yang tidak memiliki tanda-tanda alam yang jelas, tindakan ini akan sangat berharga dan suatu kerja yang ada dasarnya.Kecenderungan yang umum terjadi adalah mengirimkan tim pencari untuk melakukan pencarian ke area pencarian, yang diduga didatangi oleh orang yang hilang. Akan tetapi bila OL salah menduga dan tim pencari serta subyek bergerak lebih jauh, konsekuensinya search area (area pencarian) yang memungkinkan akan bertambah luas.Kerja awal untuk dapat mencapai Confinement adalah memagari kemungkinan gerak pencarian yang padat yang mungkin diperlukan, ada kemungkinan bila areal pencarian menjadi terlalu luas.

Metoda :1. Trail Block

Tim kecil dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar dan masuk ke search area. Mereka mencatat nama-nama dan data-data dari setiap orang yang meninggalkan search area dan memberi tahu yang akan masuk ke search area tentang orang yang hilang. Setidak-tidaknya satu orang tetap berjaga sepanjang waktu dan dapat memperhitungkan bahwa tidak seorang pun dapat lewat tanpa diketahui.

Trail Block harus tetap diawasi sepanjang waktu sampai diperintahkan beralih ke metoda lain.2. Road Block

Pada dasarnya sama dengan Trail Block. Kadang tenaga suka rela atau penggemar jeep diminta bantuannya untuk berfungsi disini, sebagaimana juga sebagai tim pencari di jalan-jalan setapak. Apabila search area diputuskan tertutup bagi orang yang bukan tim pencari, seseorang (sebaiknya petugas hukum) sebaiknya ditempatkan di Road Block.3.Look Outs

Diklat Dasar SWARA Nightingale 115

Page 10: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Sering ada tempat-tempat di sekitar batas search area yang memberikan batas pandangan yang luas ke dalam lembah-lembah di sebelahnya, sungai-sungai, dan sebagainya. Di tempat lain mungkin ada sebentuk cerobong-cerobong alam (tunnel) yang menyebabkan orang yang hilang (subyek) untuk memilih jalan itu.Sebuah tim kecil ditempatkan pada posisi-posisi itu, dapat mengawasi daerah-daerah di sekitarnya dengan teropong-teropong, dan ada kemungkinan dapat mendeteksi orang yang hilang bila ia bergerak lewat disana.

Beberapa bentuk peralatan (asap, bunyi-bunyian, lampu, bendera, dan lain-lain) dapat digunakan untuk menarik perhatian subyek. Variasi lain bergerak memeriksa beberapa lokasi lain dan obyek-obyek mencurigakan yang berada di dalam jarak pandang pengamat. Semua metoda ini diperhitungkan untuk tetap menjaga agar subyek tidak dapat meninggalkan search area tanpa terdeteksi.

AsapX

X API

Melihat dengan teropong Binokular4. Camp - In

Camp-In dapat saja berbentuk Look Outs, Trail Block, Radio Relay (radio penghubung), atau situasi lain, dimana satu tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu. Lokasi Camp-In merupakan lokasi yang mempunyai batas pandang yang cukup luas, pertemuan dari jalan setapak-jalan setapak, pertemuan cabang-cabang sungai, dan lain-lain. Tanda – tanda yang dapat menarik perhatian orang yang hilang, yang menunjukan arah menuju ke pos-pos tertentu dapat dipergunakan.Ditekankan kepada tim kecil yang memiliki kemampuan cukup untuk menempati lokasi yang diketahui dan memeriksa daerah sekitarnya, sampai diminta untuk melakukan hal lain.5. Track Traps

Sebenarnya, track traps hampir mirip dengan metoda camp-in. tetapi, pada lokasi track traps tidak ditempatkan personil. Yang harus diperhatikan dalam melakukan metoda ini adalah lokasi track traps diperkirakan akan dilalui oleh subyek yang sedang dicari. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jalur jalan yang berlumpur (becek) sehingga bila ada orang yang lewat di daerah tersebut, dapat terlihat jejak-jejaknya. Pemeriksaan lokasi track traps ini dilakukan secara berkala untuk melihat jejak. Hal yang penting untuk dipahami oleh tim pencari adalah untuk tidak merusak tepi sungai yang berpasir, daerah berlumpur pada jalan setapak, dan lain-lain, yang memungkinkan terjadinya jejak-jejak yang lebih jelas di atasnya. Akan tetapi, kalau hal ini tidak bisa dihindari, usahakan agar tim tracker (pencari jejak) dapat membedakan jejak-jejak yang sudah lama dengan yang baru.6. String Lines

Metoda-metoda seperti Look Outs, Camp-In, Track Traps, akan efektif bila dilakukan pada daerah terbuka dengan luas pandang yang baik.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 116

Page 11: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Arah anak panahPada string tag

Subjek terakhir terlihat

Jalan setapak

SEARCH BASE

Untuk daerah yang berpohon dan bersemak lebat, Tagged String Lines (bentangan tali yang bertanda) akan lebih efektif untuk kepentingan/tujuan yang sama dengan metoda lain di atas.

Tags (tanda-tanda) pada string lines menarik perhatian orang yang hilang untuk bergerak mengikuti bentangan tali itu menuju ke tempat yang lebih aman.

STRING TAG String

Setelah Initial Confinement (pemagaran awal), tambahan string line dapat digunakan untuk membagi-bagi area itu. String line dapat digunakan untuk memagar dan menandai sektor pencarian

String Lines

Person last seen

Jalan setapak

Pemisahan lebih lanjut ini menghasilkan 2 hal yang diinginkan :1. Mengurangi waktu yang diperlukan oleh orang yang hilang untuk bergerak mencapai string lines.2. Menjadikan kotak-kotak/ruang-ruang search area menjadi sektor-sektor yang terkuasai untuk areal pencarian bagi tim pencari.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 117

Page 12: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Bentuk penerapan lain sama dengan Camp – In, yaitu dengan menempatkan string lines dalam search area, yang bertujuan untuk mengarahkan orang hilang itu ke jalan setapak, pos-pos yang ditempati, atau tempat-tempat lain yang aman.

String Line

Trail Creek

Pentingnya Cepat Tanggap

Reaksi yang cepat untuk pencarian anak-anak yang hilang dan orang-orang yang memiliki kesulitan kondisi kesehatan, telah lama disetujui.Bagaimanpun baru pada saat ini, konsep ‘cepat tanggap’ harus diberlakukan kepada setiap situasi orang yang hilang, dipergunakan.

Sering dianggap seorang pemburu atau “hiker’ , bila diberi waktu sehari atau dua hari akan menemukan jalannya kembali, seandainya saja ia tersesat. Suatu kebetulan bahwa hal ini sering terjadi. Namun yang harus dipertimbangkan adalah bahwa makin berpengalaman seseorang, makin tinggi daya jelajahnya, serta semakin berani keputusan yang akan diambilnya. Dari kenyataan ini akan terdapat kemungkinan bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi sehingga orang tersebut tidak dapat kembali sesuai dengan jadwal yang direncanakannya. Misalnya saja orang tersebut mengalami cedera karena terjatuh. Atau karena orang tersebut menjelajah lebih jauh dari yang direncanakannya, karena ada sesuatu yang menimbulkan daya tariknya.Bagaimanapun, bila mereka bergerak dengan arah yang tidak menuju ke jalan keluar, gerak pencarian hampir tidak mungkin dilaksanakan, karena luas search area yang dicurigai semakin bertambah luas.

Semakain kecil area, maka makin mudah dipagari atau dilakukan penyapuan.

Hubungan antara jarak tempuh dari titik akhir orang yang hilang dengan ukuran luas search area terlihat dari gambar berikut.

. Panjang jalan yang ditempuh dari titik awal (tempat subyek terakhir terlihat) = 1 mil. Maka luas areal penyapuan akan menjadi 3,1 mil persegi.

. Panjang jalan yang ditempuh dari titik awal = 2 mil

Luas areal penyapuan = 12,6 mil persegi.

.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 118

Page 13: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Subyek sudah tidak bergerak lagi (statis)

Panjang jalan yang ditempuh = 3 milLuas areal penyapuan = 28,3 mil persegi.

. Panjang jalan yang ditempuh = 4 milLuas areal penyapuan = 50,3 persegi.

Bila orang yang hilang mempunyai waktu untuk bergerak sejauh 10 mil, maka search area akan menjadi seluas 314 mil persegi. Mungkin akan dibutuhkan sekitar 50 orang pencari untuk menyapu daerah seluas 1 mil persegi, dengan waktu sehari penuh (8 jam kerja). Bahkan untuk daerah tertentu mungkin membutuhkan sekitar 300 orang pencari untuk daerah yang sama luasnya. Dapat dibayangkan, betapa sulit dan sangat memakan waktu melakukan pencarian di daerah seluas itu.Karena search area sebaiknya tetap dijaga agar tidak semakin meluas. Diperlukan adanya tindakan yang cepat tanggap untuk memungkinkan hal tersebut.

Kesulitan Pencarian

Waktu sejak subyek dinyatakan hilang.

Kesulitan pencarian terus bertambah sampai subyek tidak mampu bergerak lagi. Setelah itu, dalam beberapa saat akan bertambah, untuk seterusnya bergerak mendatar.Ketika subyek tidak bergerak lagi, ia mungkin masih bisa berteriak atau dalam bentuk lain menjawab kepada para pencari. Bila ia menjadi tidak sadar, dan akhirnya meninggal, ia akan mencapai situasi untuk dapat ditemukan, tetapi kesulitan pencarian tidak bertambah.

Confinement dan Detection akan menjadi lebih mudah dilakukan, apabila luas search area kecil.Tanggapan yang cepat terhadap situasi pencarian adalah kritis. Untuk itu perlu segera dilaksanakan Confinement dan Detection terhadap :

Jalan-jalan Jalan setapak Sungai atau parit Bangunan atau gubuk-gubuk

Diklat Dasar SWARA Nightingale 119

Page 14: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Daerah-daerah yang sulit Daerah punggungan gunung Dan lain-lain yang berada di daerah pencarian.

Pencarian dengan cepat ini dilakukan oleh tim-tim kecil, beranggotakan 3 sampai 6 orang. Tim-tim ini mampu bergerak capat dan sistematis untuk melihat jejak-jejak yang mungkin ditinggalkan subyek. Ada kalanya tim harus bergerak melebar (misalnya bila bergerak di punggungan yang lebar), tetapi pada umumnya tidak.Adalah bijaksana untuk berhenti dengan suatu interval tertentu, untuk melihat kesekitar area, memanggil orang yang hilang, dan menunggu apakah ada jawaban.

Pemimpin tim tetap harus melaporkan kepada OL tentang kemajuan dari tim : menemukan barang yang tercecer, jalan-jalan, jalan setapak, bangunan, yang tak terpetakan. Posko akan mencatat penemuan itu dan lokasinya.Apabila OL memerintahkan membawa barang itu, sebuah marker ditempatkan pada lokasi itu, untuk memungkinkan pencari-pencari lain atau petugas Polisi untuk menemukan posisi itu, bila dibutuhkan pada saat terakhir.

DETECTION

PengantarDetection adalah suatu tindakan atas dasar pertimbangan kemungkinan menemukan

orang yang hilang atau barang-barang yang tercecer yang ditinggalkan oleh orang yang hilang. Pada keadaan inilah, tenaga ESAR sangat dibutuhkan.

METODA

Metoda Detection ini telah dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu :1. Tipe I Search

Pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukan terhadap area yang dianggap paling memungkinkan. (Penamaan lain adalah Reconnaissance atau Hasty Searchhing / pencarian terburu-buru).

Sasaran :1. Suatu pemeriksaan segera atas area spesifik yang sangat memungkinkan.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 120

EXPLORER SEARCH & RESCUE

REGU___________TANGGAL_________WAKTU_________MARKER__________

(KALAU ADA) INFORMASI : TIPE GRID [ ] KIRI [ ] AWAL [ ] TENGAH [ ] AKHIR [ ] KANAN

DESKRIPSI TEMUAN : [ ] DIBAWA TULIS,JIKA ADA [ ] DITINGGAL

Page 15: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

2. Memperoleh informasi tentang search areaWaktu :

1. Pada tahap awal operasi2. Setiap saat untuk memeriksa area yang tidak diyakini tersapu atau untuk

melakukan pemeriksaan ulang tempat-tempat yang sangat memungkinkan.

Metoda :Sebuah tim kecil yang mampu bergerak cepat dikirimkan untuk memeriksa.

2.Tipe II SearchKriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang

luas dengan metoda penyapuan, yang akan menghasilkan hasil tertinggi dari setiap pencari setiap jam kerjanya (Dinamakan juga Open Grid).Sasaran :

Pencarian yang cepat atas area yang luas.Waktu : 1. Pada tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang hilang itu untuk bertahan hidup sangatlah pendek. 2. Pada situasi dimana search area luas, tidak ada area-area khusus yang dapat diidentifikasi,dan bila kekurangan tenaga untuk bisa meliput seluruh area.Metoda :Pencarian menyapu dengan jarak yang lebar di antara tim pencari. Walaupun ini tidak secermat seperti bila jarak antara pencari lebih sempit, cara ini lebih efisien (menghasilkan pencapaian yang lebih besar dari kemampuan kerja pencari per jam dari waktu pencarian).Jumlah anggota tim bervariasi antara 3 sampai 7 orang. Jarak penyapuan yang lebar dapat dilaksanakan sempurna oleh tim yang terdiri dari 3 orang dengan sudut kompas sejajar.

o x o o x o

50 300

Metoda Tipe II dengan regu yang terdiri dari 3 orang pada jarak penyapuan yang luarX : orang yang memegang kompasO : Anggota regu yang bergerak memeriksa ke depan dan belakang (geraknya bisa bolak-balik).

Diklat Dasar SWARA Nightingale 121

Page 16: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

O X o o X O O

TL

50

Metoda Tipe II. Dua regu beranggotakan 3 orang bekerja pada jarak penyapuan sedang X : Orang yang memegang kompas O : Anggota regu TL : Ketua regu yang bergerak di belakang regu.

Bila jumlah anggota tim lebih dari 5 orang, akan lebih bijaksana untuk memiliki Pemimpin Tim yang bergerak bolak-balik selebar areal penyapuan. Tugasnya adalah untuk:

1. Memperhatikan apakah pemegang kompas ( Compass man) dapat menjaga sudut kompas yang sejajar.

2. Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak.3. Memeriksa penemuan-penemuan.

Apabila seseorang anggota tim menemukan sesuatu atau mendapat kesulitan dalam menembus kerimbunan hutan, ia harus berteriak HALT atau STOP (berhenti). Pemimpin Tim atau Team Leader akan memeriksa apa yang menjadi alasan untuk berhenti dan akan memberi perintah untuk bergerak kembali bila setiap anggota timnya sudah siap. Adalah merupakan prinsip umum gerak berjajar ini, bahwa setiap anggota tim boleh berteriak HALT, tetapi hanya Team Leader yang boleh memerintahkan tim untuk bergerak kembali.

Seperti juga pada tipe I Search, tim harus secara periodik berhenti dan memanggil orang yang hilang itu. Ini harus diikuti dengan seluruh anggota tim tidak bersuara, agar dapat mendengar apabila ada suara jawaban.Perhatian :Bila kita mendengar jawaban, periksa melalui radio komunikasi, apakah ada tim lain disekitar kita dan apakah mereka mendengar kita memanggil. Sering terjadi, dua tim saling mengejar karena menyangka mereka telah bertemu dengan yang dicari.Yang juga penting adalah setiap anggota tim untuk melihat ke belakang, ke muka, atau ke samping, karena akan menambah kesempatan untuk menemukan obyek.

Pada umumnya Tipe II Search digunakan untuk memeriksa sungai-sungai/parit. Di daerah yang berhutan lebat, sungai-sungai kecil merupakan jalan yang lebih mudah ditembus oleh obyek dibandingkan dengan belukar di sekitarnya.

Creek

Diklat Dasar SWARA Nightingale 122

Page 17: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

(Control Line)

o o o o

1 2 o 4 5 3

Metoda Tipe II Regu beranggotakan 5 orang memeriksa kedua tepi sungai

Sering kali beberapa tim diminta untuk melakukan penyapuan sejajar. Ada cara umum tetap menjaga regu-regu itu dari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak bisa lagi menjaga jarak di antara mereka. Pertama adalah menggunakan kompas dan kedua dengan menggunakan pita-pita sebagai kisi-kisi.

o o o o o Team 1

o o o o o Team 2

o o o o o Team 3 Metoda Tipe II

3 regu dalam penyapuan sejajar menggunakan kompas sebagai kontrol pergerakan

Metoda ini bergantung pada ketepatan penggunaan kompas, bagaimanapun bila panjang dari setiap penyapuan tidak besar, cara ini akan lebih cepat dan praktis.

Pita Kontrol (dari bahan kertas, plastik, kain berukuran 1 x 24 inci).

Team 1 o o o o o o

TLTeam 2

o o o o o o TL

Team 3o o o o o o TL

Diklat Dasar SWARA Nightingale 123

Page 18: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Dengan meletakkan pita-pita pada batang pohon, dahan atau semak-semak dan sebagainya, orang yang paling pinggir menandai garis jalannya. Orang yang paling pinggir dari tim berikutnya dapat mengikuti pita-pita itu, dengan demikian tetap menjaga atau memelihara jarak dan tidak saling tumpang tindih dalam penyapuan dari tim. Umumnya pita-pita itu akan diambil oleh tim berikutnya untuk digunakan lagi kemudian.

Area yang tersapu secara efektif tertandai, yaitu area di belakang tim dan di antara dua garis pita.

3. Tipe III SearchKriterianya adalah Kecermatan,pencarian dengan sistematika yang ketat atas area yang

lebih kecil, menggunakan metoda penyapuan yang cermat (dinamakan Close Grid).

Sasaran :Pencarian yang cermat atas area yang spesifik.

Waktu :1. Bila metoda Tipe II telah dicoba tapi ‘Probability Of Detection (POD)’ ternyata lebih

rendah dari yang diinginkan. (POD adalah besarnya kemungkinan obyek akan ditemukan bila ia berada di search area).

2. Bila search area terbatas dan tenaga kerja yang tersedia mencukupi.3. Pencarian yang memberikan bukti-bukti yang sangat pasti.

Metoda :Pencari menyapu dengan jarak penyapuan yang kecil. Hal yang ingin dicapai adalah

kecermatan. Jumlah anggota tim terdiri dari 3 sampai 9 orang.

o o o o o o TL

Control Line

String Line

Base Line

Metoda Tipe IIIJarak penyapuan yang sempit memperbesar kecermatan.

Di dalam Tipe III Search, pita-pita atau string lines hampir selalu dipergunakan untuk mengontrol. Hal ini sangat penting untuk memberi tanda-tanda yang jelas antara area yang sudah dicari atau belum.

Team 1

Diklat Dasar SWARA Nightingale 124

Page 19: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

String Lines ooooooo TL

Team 2 ooooooo

TL

Team 3 ooooooo

TL

Road

Metoda Tipe III

2 regu bergerak mencari dalam gerak yang sejajar

Pada gambar, setiap regu berpatokan kekanan.

TLo o o o o o o Team 3 Original

Control LineTL

o o o o o o o Team 2

TL o o o o o o o

Team 1

Metoda Tipe III3 regu yang melakukan penyapuan berbalik kembali

Pada gambar, regu – 1 berpatokan ke kanan, dan regu –2 dan regu –3 berpatokan ke kiri.Catatan :Penggunaan kompas sebagai kontrol pergerakan, lebih cocok digunakan di daerah dengan

kondisi medan relatif datar, dengan tanda-tanda medan yang tidak jelas. Pada daerah pegunungan dengan punggungan dan sungai-sungai yang mengalir di lembahnya, lebih cocok digunakan tanda-tanda medan sebagai kontrol pergerakan yang membentuk garis panjang sebagai guide.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 125

Anggota regu paling kanan melepas string line

Page 20: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Sikap Mental Selama Pencarian :Suatu kesalahan umum dari seorang para pemula adalah bahwa dengan bergerak sejajar,

secara otomatis area akan terliput dengan cermat.Padahal sering dengan jarak penyapuan yang sempit, sesuatu akan terlewati bila pencari

tidak mengamati dengan sepenuh perhatiannya. Dengan demikian, akan menjadi penting untuk mengembangkan kebiasaan melihat secara agresif ke sekeliling selama pencarian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan pikiran ‘kita berusaha menemukan orang yang hilang’ dengan baik. Setiap kita menemukan batang pohon, kita berusaha mencari, adakah sesuatu yang tersembunyi di belakangnya. Atau kita berjalan melewati tempa-tempat yang rimbun selalu ada dugaan bahwa bisa saja bersembunyi disana. Hal seperti ini dapat membuat kita jenuh, tetapi hal ini adalah sesuatu yang penting.

Bila bentuk pencarian ini kita anggap sesuatu yang menarik, maka akan lebih efektif hasilnya. Kesungguhan, perhatian, sikap yang agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja yang efektif dan efisien.

Melihat ke Belakang

Tim yang bergerak sejajar, harus juga melihat kesegala arah yang mungkin terjangkau batas pandangnya. Karena ini akan memberikan bentuk pandangan yang sangat berbeda. Hal ini mendukung efektivitas pencarian.

Jarak :Jarak untuk tipe III Search harus merupakan jarak maksimum di antara setiap pencari,

yang memungkinkan mereka dapat melihat hamparan medan antara dirinya dengan pencari yang berada disebelahnya. Karena pencari di sebelahnya juga melihat hamparan medan yang sama dengan sudut pandang yang berlawanan, maka hal ini akan menghasilkan derajat kecermatan yang tinggi.

Membuat Jarak dengan Susunan Bertangga :Satu variasi dari gerakan berjajar adalah membuat jarak susunan tangga dari anggota tim

sehingga setiap anggota tim berada beberapa langkah di belakang orang yang menjadi patokannya. Pemilihan antara bergerak sejajar datar atau susunan tangga agaknya masih bergantung kepada kebiasaan untuk menggunakannya. Belum ada suatu penelitian yang telah bisa menyimpulkan cara bergerak yang mana yang lebih efektif.

o o o

o Control Line o

o

Susunan tangga dari anggota – anggota regu ketika bergerak berjajar.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 126

Page 21: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Menandai Awal dan Akhir Dari Penyapuan Berjajar

Pada daerah pencarian yang luas sering diperlukan untuk meninggalkan tanda pada titik berangkat dan titik akhir penyapuan. Tanda ini menjelaskan pada bagian mana tim masuk dan meninggalkan lokasi itu, kapan, dan apa bentuk penyapuan yang telah dilakukan. Hal ini memungkinkan tim berikutnya untuk mengetahui dari mana mereka harus mulai bergerak. Tanda – tanda itu juga bisa dipakai untuk pemeriksaan ulang problem deteksi. Bila 2 tim diharapkan bergerak dengan patokan sejajar selebar 200 kaki, tetapi ternyata tanda-tanda itu ditemukan hanya 150 kaki, sebuah problem telah ditemukan dengan kata lain disebut kegagalan. Juga tim dari Posko dapat memeriksa lokasi dari tanda – tanda tersebut, dengan demikian dapat memetakan daerah penyapuan tim dengan lebih teliti.

Pertama kali pita-pita digunakan untuk menandai titik-titik berangkat dan akhir penyapuan dari tanda-tanda. Tetapi pita-pita dapat membingungkan. Tidak lebih dari satu jam, dalam satu area penyapuan terdapat banyak sekali pita, sehingga tidak lagi artinya sebagai suatu tanda khusus. Tanda-tanda yang bertuliskan dapat dibaca dan dimengerti setiap saat.

Pita-pita :Aturan yang baik adalah mengatur jarak pita sedemikian

rupa sehingga dari satu pita kita sudah dapat melihat pita berikutnya. Hal ini dapat mengurangi waktu yang seharusnya terpakai bila tim harus berhenti untuk mencari pita berikutnya.

Daerah Pencarian Yang Berskala Besar

ESAR harus betul-betul menyadari tugasnya agar dapat bekerja sama dengan banyak pencari-pencari lain dari unit pencari. Metoda umum untuk menggarap operasi pencarian yang besar adalah memberi nama setiap unit ESAR dan melakukan pencarian di suatu paket dari Search Area

Diklat Dasar SWARA Nightingale 127

EXPLORER SEARCH & RESCUE

REGU :84 TANGGAL : 06-06-90 WAKTU : 11.30 MARKER :

[JIKA ADA]INFORMASI : TIPE GRID: 7 GUIDE 30

[ ] SEBELAH KIRI [X ] AWAL OPERASI

PENCARIAN[X] TENGAH REGU : [ ] AKHIR[ ] SEBELAH KANAN

DESKRIPSI TEMUAN : [ ] DIBAWAJIKA ADA TEMUAN

[ ] DITINGGAL

M A R K E R

Page 22: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Unit D Unit A Unit B ooooooo ooooooo ooooooo

ooooooo ooooooo ooooooo

String 5

o o ooooooo o o o o

o o ooooooo o o o o o o Unit C String 9

o o o o o o

o o o o o o o o String 13

String 10 String 14 String 16 Sungai

Pencarian berskala besarSetiap ESAR unit dinamai untuk sebuah search area

Penamaan Grid

Sampai beberapa waktu yang lalu, Close Grid mendominasi pikiran-pikiran Search And Rescue di banyak area; karena suatu area akan selalu tersapu ‘separuhnya’ sampai kita mengetahui bahwa orang yang hilang tidak berada disitu. Hal ini tidak lagi dilakukan akhir-akhir ini karena dari pengalaman-pengalaman pencarian yang disadari oleh penelitian membuktikan bahwa jarak penyapuan yang lebar memberikan hasil yang baik di bawah situasi tertentu.Kecenderungan yang mulai dikembangkan sekarang : jarak penyapuan berjajar lebar dan dibarengi lagi dengan yang serupa dengan waktu yang pendek telah diterapkan dalam SAR.Karena hal tersebut dan juga karena pentingnya komunikasi yang tepat antara tim dengan OL, sehubungan dengan jarak penyapuan antara tim, penamaan grid dengan sistem berikut dikembangkan :

Sistem Penamaan GridBerisi bentuk sebuah Angka – Kata – Angka RangkaianAngka Pertama

Diklat Dasar SWARA Nightingale 128

Page 23: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

Jumlah anggota tim di dalam garis penyapuan. Ini di luar Team Leader bila ia memilih untuk bergerak bolak-balik di belakang tim.

KataAntara Kompas dan Guide (patokan)Kompas :

Bila tim menggunakan kompas untuk mengontrol arah majunya.Guide :

Bila tim menggunakan string line, garis-garis pita, anak sungai, jalan, punggungan, atau bentuk lain selain kompas.

Angka Rangkaian :Menyatakan jarak antar anggota tim di dalam garis penyapuan.

Sebagai contoh :

o o o o o o o TL

20 String Line

Road

o o o o o o o Team 1 TL

o o o o o o o 50 Team 2 TL

50

o o o o o o o 40 Ribbon Line

Kelebihan sistem ini :1. Apabila tim lewat radio menyatakan mereka memulai dalam bentuk 5 compass 50 atau lainnya, hal ini segera memberikan satu kesempatan akhir untuk mengungkapkan setiap ada perbedaan antara apa yang dikehendaki oleh OL dan apa yang dimengerti oleh Team Leader tentang kehendak OL tersebut.

Diklat Dasar SWARA Nightingale 129

Page 24: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

2. Apabila kita menggabungkan total besar angka (jumlah penyapu dikalikan lebar penyapuan), ini akan menunjukkan kelebaran tim kita. Hal ini merupakan informasi yang sangat berguna untuk digambarkan pada peta operasi di Posko.4. Angka terakhir merupakan gambaran mengenai apa yang akan diperkirakan oleh OL

tentang POD untuk area itu.

EXPLORER SEARCH AND RESCUEDATA INFORMASI

TIPE OPERASI :………………………………………………...

Diklat Dasar SWARA Nightingale 130

Page 25: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

JUMLAH SUBYEK :………………………………………………...LOKASI KEJADIAN :………………………………………………...LEMBAR PETA no :………………………………………………...

GRID POSISI SUBYEK TERAKHIR DILIHAT/BERHUBUNGAN :……

……………………………………………………………………………...

OLEH / DENGAN SIAPA :……………………………………………………………………………………………………………………..

WAKTU TERAKHIR DILIHAT/BERHUBUNGAN : TGL…….BLN……..THN…….JAM…………

TUJUAN/RUTE DIRENCANAKAN SUBYEK :TITIK BERANGKAT :……………………………………………….TITIK TUJUAN :……………………………………………….TITIK KEMBALI :……………………………………………….

WAKTU TEMPUH DIRENCANAKAN SUBYEK :BERANGKAT :…………………………………………….….TIBA DITUJUAN :………………………………………………..KEMBALI :………………………………………………..

KESULITAN YANG MUNGKIN DIALAMI SUBYEK :………………….…………………………………………………………………….

LOKASI BASE OPERASI :………………………………………RUTE TERDEKAT MENCAPAI BASE :………………………………..CARA MENGHUBUNGI BASE CAMP :………………………………..RADIO KOMUNIKASI FREQUENCY :………………………………...LAIN – LAIN :………………………………………………..BASE CAMP DICAPAI DENGAN JENIS KENDARAAN :…………….

UNIT ESAR YANG SUDAH ADA/BEROPERASI DI LOKASI :……………………………………………………………………………………..

UNIT ESAR YANG SUDAH/SEDANG DIHUBUNGI :………………………………………………………………………………………………..

LOKASI/DESA TERDEKAT DENGAN TEMPAT KEJADIAN :……………………………………………………………………………………..DAPAT DICAPAI DENGAN KENDARAAN :………………………….LOKASI FASILITAS PERAWATAN MEDIAS TERDEKAT :…………

ALAMAT :……………………………………………………… :………………………………………………………

HUBUNGAN TRANSPORTASI DESA TERDEKAT :…………………DENGAN FASILITAS MEDIS TERDEKAT :…………………………

Diklat Dasar SWARA Nightingale 131

Page 26: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

LEMBAGA/INSTANSI PEMERINTAHAN TERDEKAT :………………………………………………………………………………………….

ALAMAT :…………………………………. :…………………………………………..

DATA INFORMASI INI DIBUAT/DITERIMA OLEH :NAMA :………………………………………ALAMAT :…………………………………….... :………………………………………UMUR :………….THNPEKERJAAN :………………………………………

TANDA TANGAN

(……………………..)

PEMBUAT/PENERIMA DATA INFORMASI INI MERUPAKAN ORANG KE :a. Pertamab. Keduac. Ketigad. ………

melihat langsung/berhubungan langsung :………………………..

MENERIMA DATA INFORMASI DENGAN MEDIA :a. Teleponb. Radio komunikasic. Wawancarad. ………

Keterangan lain mengenai asal data ?

-------------ESAR--------------

EXPLORER SEARCH AND RESCUE

DATA SUBYEK

SUBYEK NO. :………………………………………………………….

Diklat Dasar SWARA Nightingale 132

Page 27: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

NAMA :………………………………………………………….ALAMAT :…………………………………………………………. :………………………………………………………….

TEMPAT/TGL.LAHIR :…………………………………………………………JENIS KELAMIN :…………………………………TINGGI BADAN :……………………………….CMBERAT BADAN :……………………………….KGWARNA KULIT :…………………………………WARNA RAMBUT :…………………………………PEKERJAAN :………………………………………………KEBANGSAAN :…………………………………

TANDA KHUSUS DI BADAN :………………………………………KONDISI FISIK TERAKHIR :………………………………………CATATAN MEDIS/KESEHATAN :………………………………………

PERLENGKAPAN YANG DIBAWA SUBYEK :MERK/JENIS WARNA/UKURAN JUMLAH

BAJU CELANA JAKET SWEATER SEPATU RANSEL PONCO TENDA SLEEPING BAG PETA/KOMPAS GOLOK/PISAU LAIN-LAIN

PERBEKALAN SUBYEK :MAKANAN, MINUMAN, ROKOK (YANG DIBAWA SUBYEK)

JENIS/MERK JML WARNA1…………………………………….. …………. ………………2…………………………………….. …………. ………………3…………………………………….. …………. ………………4…………………………………….. …………. ………………5…………………………………….. …………. ………………6…………………………………….. …………. ………………7…………………………………….. …………. ………………8…………………………………….. …………. ………………9…………………………………….. …………. ………………10…………………………………… …………. ………………

Diklat Dasar SWARA Nightingale 133

Page 28: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

SUBYEK MENGIKUTI ORGANISASI/PERHIMPUNAN DARI :1. …………………………………………………………………………2. …………………………………………………………………………3. …………………………………………………………………………4. …………………………………………………………………………5. …………………………………………………………………………

PENGALAMAN DAN KETERAMPILAN HIDUP DI ALAM TERBUKA :

NAMA ORANG TUA :………………………………………………………PEKERJAAN :………………………………………………………ALAMAT :……………………………………………………… :………………………………………………………

BRIEFING FORM OPERASI SAR

SAR :……………..HARI:………TGL:……….BLN:…………THN:……..

KETUA REGU :…………………………… SEARCH AREAANGGOTA REGU : 1. ………………………..

2. ……………………….. 3. ……………………….. 4. ……………………….. 5. ………………………..

BATAS UTARA :……………….(………..:……….)BATAS SELATAN :……………….(………..:……….)BATAS TIMUR :……………….(………..:……….)BATAS BARAT :……………….(………..:……….)LOKASI BIVOUAC : (……..:………)RUTE MENUJU SEARCH AREA :……………………RUTE KEMBALI KE BASE :……………………

TUGAS SAR : 1.CONFINEMENT :……………PATOKAN/GUIDE :

Diklat Dasar SWARA Nightingale 134

Page 29: Pengetahuan Praktis Search and Rescue

2.DETECTION :……………. 1.STRING LINE NO:………3.EVACUATION :……………. 2.KOMPAS :……………….4. …………………….. 3. …………………………..

WAKTU BERANGKAT :…………… WAKTU KEMBALI :………….WAKTU TEMPUH KE SEARCH AREA :……...LAMA OPERASI :……………

ALAT KOMUNIKASI :……………….JAM PANGGIL FREQUENCY FREQ.ALTERNATIF FREQ.EMERGENCY

ALTERNATIF KOMUNIKASI LAIN :………………………………..PERLENGKAPAN RESCUE YANG DIBAWA :

1. ……………………………… 5. ………………………………2. ……………………………… 6. ………………………………3. ……………………………… 7. ………………………………4. ……………………………… 8. ………………………………

Diklat Dasar SWARA Nightingale 135