PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para...

63
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Konsep Manusia menurut R. Paryana Suryadipura telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam pada Program Studi Aqidah Filsafat. Jakarta, 16 September 2008 Sidang Munaqasyah Ketua Sidang Munaqasyah Sekretaris Harun Rasyid, M.A H. Rifqi Muchtar,M.A NIP. 150 232 921 NIP. 150 282 120 Penguji I Penguji II Agus Darmaji, M.Fils Edwin Syarif, M.A NIP. 150 262 447 NIP. 150 283 228 Pembimbing Rosmaria Syafaria, M.Fils NIP. 150 289 815

Transcript of PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para...

Page 1: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Konsep Manusia menurut R. Paryana Suryadipura

telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16 September 2008. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam pada Program

Studi Aqidah Filsafat.

Jakarta, 16 September 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Munaqasyah Sekretaris

Harun Rasyid, M.A H. Rifqi Muchtar,M.A

NIP. 150 232 921 NIP. 150 282 120 Penguji I Penguji II

Agus Darmaji, M.Fils Edwin Syarif, M.A

NIP. 150 262 447 NIP. 150 283 228

Pembimbing

Rosmaria Syafaria, M.Fils

NIP. 150 289 815

Page 2: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Konsep Manusia Menurut Paryana Suryadipura

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Filsafat Islam

Martinda Rifai

NIM. 204033103091

PROGRAM STUDI AQIDAH FILSAFAT

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429H/2008M

Page 3: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

ABSTRAK

Manusia dalam Pemikiran R.Paryana Suryadipura

Pemikiran R.Paryana Suryadipura mengenai manusia adalah rumusan yang sangat saintis dan filosofis lalu mengarah kepada metafisika. Menurutnya hal itu telah melatarbelakangi munculnya kesadaran manusia terhadap Tuhan. Prinsip yang terpenting dari manusia adalah berpikir dengan sadar akan nilai religiusitas, spiritualitas. Karena itu manusia adalah Dualimus, yaitu antara Spiritualimus dan Materialimus, dengan maksud ruh dapat membangkitkan materi, badan, atau sebaliknya materi bisa membangkitkan ruh. Pandangan Dualimus yang dinampakkan dari Paryana dalam buku Manusia dengan Atomnya. Paryana menjelaskan Susunan Badan, dan Susunan Ruhani, lalu menjadi Kesadaran, dan mengerti Hakikat Aku. Pemikiran ini nampak menginginkan adanya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Walau pun dengan jelas dalam pembahasan tentang tubuh manusia Paryana lebih cenderung bahwa tubuh adalah bagian dari sesuatu yang mengarah kepada Spiritualimus. Menurutnya bagaimana kejadian manusia dalam kitab Suci al-Quran yang berasal dari tanah, lebih diperdalam lagi di dalam tanah ada zat-zat lainnya seperti zat pembakar (Oxygenium), zat lemas (Nitrogenium), zat air (Hydrogenium), dll. Karena itu protein dapat hidup disinari oleh elektron. Dalam hal ini elektron lah yang menghidupi dan bukan diluar elektron. Karena elektron dari luar bumi ini. Dengan begitu induksi yang menyatakan manusia terbuat dari materi telah gugur karena subtansi kehidupan masih tersimpan di dalam materi, berarti manusia adalah bernilai subtansi, yaitu ruhani, atau bahasa yang digunakannya adalah Spiritualimus.

Page 4: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah s.w.t. Yang sudah memberikan kemudahan

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dikarenakan ada sebab pertamalah aku

berada di sini. Semoga Ilmu yang telah tertulis dalam skripsi ini menjadi pemacu

untuk lebih baik.

Terima kasih kepada orang tua yang memberikan kekuatan untuk maju

hingga sampai sekarang ini. Serta adik-adik yang selalu memberikan kerinduan

keceriaan.

• Kedua orang tua Penulis: Ayahanda H.Triono Satrio Putro, S.E,

dan Ibunda Hj.Farinia.

• Kedua Adik Penulis: Sora Yuninda Putri, yang baru SMP kelas 1,

dan Shila yang baru masuk TK dan sangat pintar sekali membaca.

Terima kasih kepada dosen-dosen yang telah memberikan inpirasi agar

aku lebih berkembang kedepan.

• Dosen-dosen yang Membuat Pencerahan: Prof.Dr.Zainun Kamal,

Prof. Dr. Aziz Dahlan. Prof. Dr. Fauzan, Fakhruddin M.Fils,

Dr.Syamsuri, M.Ag.

• Dosen-dosen yang Mengarahkan Skripsi: .Agus Darmaji, M.Fils.

Rosmaria, M.Fils., Harun Rosit, M.Ag.

Terima kasih kepada pegawai Perpus Ushuluddin yang dengan senang hati

selalu memberikan kemudahan-kemudahan, serta kekeluargaannya yanga tak bisa

dilupakan.

Page 5: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

• Kepada Staf Perpustakaan Ushuluddin: Pak Agus perpustakaan

yang senang hati selalu melayani. Edwin, terima kasih

persahabatannya. Ibu Yana, secara pengertian dan

kekeluargaannya.

Terima Kasih terhadap teman-teman seperjuangan serta diskusinya yang

sangat seru serta bantuan pinjaman buku.

• Satra teman skosan yang telah baik meminjamkan buku dan kini

kos bersama di Jl. Sedap Malam no. 40, RW/RT 08/08. Ocit

(Rosit) yang setiap pagi dan sore membuat kosan tidak pernah

menjadi sepi. Abi yang telah memberikan petunjuk penting dalam

menambah refrensi skripsi ini. Serta tidak lupa kepada Anden

calon Dukun Indonesia tercinta, juga terima kasih atas pinjaman

bukunya Harun Hadiwijono, Manusia dalam Kebatinan Jawa dan

hadirnya menjadi semangat saya untuk pergi ke kampus.

• Luluk yang mengingatkan adanya pertemuan di kampus itu

penting. Via yang telah sungguh ingin lulus bersama dan terima

kasih ongkosnya untuk menemukan secara tidak sengaja Keluarga

Dipura, yang berhubungan tokoh utama dalam skripsi ini.

• Kepada yang Tersayang Nuraida, M.Psi. membuat dorongan

perasaan untuk segera menyelesaikan skripsi ini, juga fasilitas

printernya dan pengertiannya yang teramat besar.

Page 6: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Penulis berdoa semoga Allah s.w.t membalas di dunia dan di akhirat.

Semoga Allah akan memberi anugrah dan memberikan yang terbaik dari

kita semua. Dari keadaan menyenangkan saya berterima kasih kepada Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat tercinta. Tanpa kampus ini mungkin tiada kesan dan

kenangan berfilsafat.

Jakarta 21 Agustus 2008

Penulis

Martinda Rifai

Page 7: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.. ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 10

D. Metode Penelitian..................................................................... 10

E. Sitematika Penulisan................................................................. 11

BAB II PRIHAL TENTANG MANUSIA-MANUSIA............................. 13

A. Pengertian Filsafat Manusia...................................................... 13

B. Manusia Pandangan Hinduisme ................................................ 15

1. Artha .................................................................................. 16

2. Kama .................................................................................. 16

3. Dharma .............................................................................. 16

4. Moksa ................................................................................ 17

C. Manusia Pandangan Filosof Cina .............................................. 17

1. Confucius ........................................................................... 18

2. Lou Tse.............................................................................. 19

D. Manusia Pandangan Filosof Yunani Kuno .............................. 21

1. Protagoras........................................................................... 22

2. Socrates .............................................................................. 23

Page 8: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

3. Plato ................................................................................... 24

E. Manusia Pandangan Kitab Suci................................................. 24

1. Injil ..................................................................................... 24

2. Al-Quran ............................................................................ 26

F. Manusia Pandangan Sufisme .................................................... 27

1. Jasad ................................................................................... 28

2. Ruh..................................................................................... 28

3. Jiwa .................................................................................... 29

G. Manusia Pandangan Filosof Barat............................................. 29

1. Rene Decartes ..................................................................... 30

2. Henri Bergson..................................................................... 30

BAB III PANDANGAN MANUSIA R. PARYANA SURYADIPURA..... 32

A. Biografi R.Paryana Suryadipura................................................ 32

B. Filsafat Manusia R.Paryana Suryadipura................................... 34

C. Susunan Jasad........................................................................... 35

D. Susunan Rohani............................................................ .............. 37

E. Kesadaran................................................................................. 39

F. Hakikat Aku ............................................................................. 40

BAB IV PARA PENGAMAT DAN PENGKRITIK PEMIKIRAN

R.PARYANA SURYADIPURA................................................... 41

A. Penulis dan Kritikus R.Paryana Suryadipura ............................. 41

1. A.Seno-Sastroamidjojo ....................................................... 42

2. Harun Hadiwijono............................................................... 42

Page 9: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

3. Rahnip ................................................................................ 43

4. Suwarno Imam.................................................................... 43

BAB V PENUTUP..................................................................................... 44

A. Kesimpulan .............................................................................. 44

B. Saran-saran............................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 49

Page 10: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB I

PENDAHULUAN

A.A.A.A. Latar Latar Latar Latar Belakang MasalahBelakang MasalahBelakang MasalahBelakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan masih harus diproses sehingga

sampai kepada kesadaran akan Tuhan, dan itulah diinginkan oleh Paryana

Suryadipura dalam melihat keadaan modern yang serba positivisme

tentang ilmu pengetahuan. Gambaran yang nyata pada masanya kaum

muda tidak lagi memperdulikan ajaran agama, dan lebih meninggikan

rasio yang bersifat saintifik, dan prinsip spiritual kebatinan yang

mengarah kepada ilmu ketuhanan yang sudah diasingkan sebagai bagian

dari kehidupan manusia.

Manusia modern yang sering kali melihat dirinya berjalan pada

realitas melalui rasio, sementara bagi Paryana itu belum final dan harus

perlu diselidiki kembali untuk apa dan akan kemana akhirnya dan harus

dengan kesadaran yang termanefestasikan dengan spiritual. Karena cara

pandang realitas adalah hujud materialisme akan menjatuhkan manusia

kepada tiada bertuhan. Kesadaran hidup manusialah yang mesti harus

dikembangkan walau pun proses kesadaran tersebut ada di dalam otak,

dan dengan itu harus diselidiki dengan cara ilmiah kedokteran dan dari

keilmuan itu semua tidak disembunyikan oleh Paryana.

Dikarenakan Paryana adalah seorang dokter, maka otak manusia

sebagai material penting dapat memiliki gambaran yang serba kompleks

untuk menganalisa manusia modern yang sedang mengalami krisis dalam

Page 11: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

memaknai pandangan hidup. Bila, dilihat pada perkembangan waktu itu

secara garis besar pengikut Darwin jatuh kepada pemikiran ekstrim

ateisme yang materialis.1

Kesalahan pemikiran tersebut membuat kaum muda serba mempunyai

pola pikir yang cenderung kepada tidak percaya lagi kepada Tuhan. Paryana

sebagai dokter yang melihat keadaan yang pemikiran manusia yang multi krisis.

Inilah yang menjadi pemikiran Paryana sebagai dokter ternyata tak puas akan

pandangan saintis yang masih belum final. A. Creassy pun melihat betapa

hebatnya menyelidiki adanya ketuhanan diberikan The Royal of Great Britain

sebesar $ 48,000.-.2 Hal itu sangat luar biasa perkembangan di dunia Barat serta

mempengaruhi Indonesia pada masa itu dengan paham materialistis hingga ateis.

Kita bisa perhatikan pemikiran Indonesia tersebut dengan adanya tulisan

Soekarno, Di bawah Bendera Revolusi. Tulisan tersebut mengawali dengan

penjelasan buku tersebut dengan Nasionalisme, Islamisme, Komunisme.3

Bagaimana perkembangan pemikiran Pancasila? Alisjahbana mengungkapkan:

”Kesukaran lain dengan Pancasila pada masa ini ialah bahwa Soekarno telah merumuskan Pancasila dan mengembangkannya dengan diperinci secara amat jauh, seperti Nasakom, sosialisme Indonesia, dan lain-lain, dan ini yang kita tolak. Kita belum mempunyai rumusan mitos Pancasila yang baru. ... .” 4

Segalanya memang maju dengan pemikiran yang sangat kontras

satu dengan yang lainnya. Bisa dibayangkan kehidupan yang serba maju,

1 A. Creassy Morrison, Menjingkapkan Dunia Modern, penerjemah Hilman Madewa dan

Mr. Muchtar Kusumaatmadja, cet-1, (Kebangsaan, Djakarta: 1958), h. 9. 2 A. Creassy Morrison, Menjingkapkan Dunia Modern, h. 8. 3 Soekarno, Di bawah Bendera Revolusi, (Djakarta:1963), h. 1. 4 Harsja W. Bachtiar, Percakapan dengan Sidney Hook, cet, 1, (Djambatan, Jakarta:

1976), h. 99.

Page 12: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

maka nilai regiusitas dari semua proses kehidupan akan terbantahkan

dengan argumentasi materialis yang saintis. Keagamaan pun telah

diacuhkan sebagai sesuatu yang tidak dapat mengembangkan negara.

Dunia pemikiran pada saat itu tidak akan lepas dengan kenyataan bahwa

rasionalisme telah menjadi garis yang nyata dalam kehidupan pemuda dan

materialisme sebagai sesuatu yang harus utamakan, sedangkan

religiusitas dan spritualitas yang dapat dinilai filosofis kearah kepada

Tuhan belum tergali secara mendalam melalui rasionalisme dan

positivisme. Karena pada manusia modern sedikit sekali menghujudkan

aktivitas mistis dan kesadaran religius, kesadaran moral.5

Pengalaman yang sangat saintis dan filosofis ini dimunculkan oleh

Paryana untuk menjelaskan saintis yang modern adalah jalan buntu tanpa

adanya alasan-alasan filosofis. Hal ini bagaimana ia menjelaskan

bagaimana cara pandang filsafat kearah kepada saintis modern maupun

sebaliknya. Bila landasan keduanya dapat saja berjalan dengan seimbang

maka akan mendapatkan gambaran yang sangat tinggi yaitu Tuhan. Dari

penjelasan akhir Paryana sendiri menjelaskan mengenai dasar dari

pembelajaran harus di mulai dengan filsafat sebelum mempelajari ilmu

pengetahuan yang speciaal.6

Dalam tataran yang sangat sangat mendasar Paryana tidak

menafikan filsafat dan agama untuk menunjang manusia kepada ilmu

pengetahuan. Tanpa filsafat dan agama akan mematikan peran

5 Alexis Carrel, Mesteri Manusia, penerjemah Kurnia Roesli dkk, (Remaja Karya,

Bandung: 1987), h. 121-120. 6 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, Cet-2, (Sumur Bandung, Bandung: 1961), h.

286.

Page 13: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

fundamental sesuatu tujuan keilmuan sesungguhnya. Pelajaran tentang

filsafat dapat menjadi fundamental mendasar keilmuan maka sebagai

mahasiswa harus diberikan filsafat mengenai metaphysica.7

Skeptisisme terhadap agama di kaum pelajar serta mahasiswa berkembang

dikarenakan adanya lapangan pengetahuan saintis yang serba jelas ketimbang

agama, spritual, dan filsafat. Bila pemuda saat itu sedang meninggikan saintis

ketimbang spiritualitas, religiusitas, filsafat maka Paryana mengambil jalan

penghubung antara saintis dan dunia metafisik. Sebab, pemikiran pemuda saat

masa itu kontras dengan efek-efek materialisme, positivisme, dan rasionalisme,

dengan begitu Paryana pun merekonstruksi pemikiran yang ada dan mengangkat

apa yang ada di dalam saintis itu supaya keluar menuju dunia metafisis yaitu

ruhani, jiwa, atau yang lebih tinggi lagi sadar akan Tuhan.

Dalam merekonstruksi pemikiran yang telah ada Paryana ingin

menunjukan ada benang merah antara kitab suci al-Quran, Injil, Regveda, serta

pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi,

hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang pesat, lalu ia membuat

garis penghubung yang sangat jelas bahwa semua mengemukakan sesuatu yang

metafisis, yaitu hubungan antara fisis dan metasis atau hubungan tubuh dan jiwa,

antara otak dan akal, antara manusia dan Tuhan.

Dikarenakan pemikiran Paryana terbilang mendaur pemikiran apa yang

tersirat supaya dapat kembali menjadi bangunan pemikiran yang saintis dan tidak

melupakan spiritualitas kepada Tuhan maka Paryana adalah seorang yang yakin

7 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 286.

Page 14: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

akan Tuhan dengan landasan yang sangat rinci melalui pembahasan otak manusia

sampai kesadaran yang sesungguhnya.

Hampir satu abad di Indonesia, ternyata karya Paryana belum ada

menandingi untuk bisa dijadikan acuan saintik dan metafisik. Landasan yang

spekulatifnya pun menjadikan tulisannya kepada landasan filosofis dalam menilai

karya-karya saintik yang memiliki kelebihan tersendiri. Karena Paryana berdiri

pada dunia saintik dan metafisik, maka kodrat manusia adalah antara jasmani dan

ruhani. Spekulatif tersebut terlihat seorang Paryana sangguh untuk

mengkomplasikan semua gagasan yang bersifat saintis dan juga gagasan filosofis.

Gagasan itu di sambut dari banyak penulis, yaitu A.Seno-Sastroamidjojo, Harun

Hadiwijono, Rahnip, Suwarno Imam. Walau pun demikian dari buku-buku

mereka masih belum koridor penulis deskripsi dan kritikus. Dan hasilnya mereka

hanya melihat sisi luarnya saja dari pemikiran Paryana.

Ini terbukti tulisan buku Harun Hadiwijono, Konsep tentang Manusia

dalam Kebatinan Jawa. Terlihat sangat meringkas, dan hanya mengartikan dari

sisi kebatinan saja dalam mengartikan pemikiran manusia menurut Paryana dan

itu hanya sebatas kesimpulan.

Rahnip, melihat Paryana selalu dari sisi religius keislaman melulu, bila

untuk menganggapnya pemikiran filsafat Rahnip mengakui namun pemikiran

filsafatnya di luar dari Islam.

Yang lebih baik dari penulis itu adalah A.Seno-Sastroamidjojo, walaupun

mengkritik Paryana dikarenakan belum menuntaskan masalah Hakekat Hidup

yang sebenarnya dalam bukunya Hakekat Hidup:

Page 15: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

”Menurut dokter Paryana Suryadipura, ”mengerti rahasia hidup itu berarti mengerti kehidupan yang sejati”. Sayang sekali, bahwa tidak diterangkan lebih jauh apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan” kehidupan, mengkritik tujuan dari manusia yang belum dijabarkan sebagai sejati manusia hidup yang belum dijelaskannya.”8

Di luar dari tanggapan penulisan terhadap Pemikiran Paryana, kita bisa

melihat argumentasi untuk melihat Islam dari banyak aspeknya. Terutama untuk

mengkoreksi pemikiran Rahnip atas Paryana yang selalu dibenturkan kepada al-

Quran. Maka kita dapat melihat pendapat Harun Nasution dalam buku, Islam

Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, yaitu:

”Jadi Islam, berlainan dengan apa yang umum diketahui, bukan hanya mempunyai satu-dua aspek, tetapi mempunyai berbagai aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadat, aspek moral, aspek mistisisme, aspek falsafah, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan lain sebagainya.”9

Berarti bila membicarakan Islam masih sangat luas sekali dalam

menganalisa pemikiran, dan disesuaikan aspek mana yang akan dikaji. Bagaimana

J.W.M. Bakker menulis tentang kebudayaan itu dapat diarahkan kepada tingkatan

yang sudah dirumuskan karena ilmu filsafat pun sampai kepada menyelidiki

hakikat kebudayaan.10 Dengan begitu kita harus mengkaji pemikiran Paryana dari

segi filsafat yang memang berlandasan pemikiran yang sangat universal.

8 A.Seno-Sastroamidjojo, Hakekat Hidup, Suatu Tafsiran, (Timun Mas, Djakarta: 1963),

h.72. 9 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid I, cet 5, (UI Press,

Jakarta:1985), h. 27. 10 J.W.M. Bakker SJ, Filsafat Kebudayaan, Sebuah pengatar, cet-15,( Kanisius, BPK

Gunung Mulia, Yogyakata:2005), h. 27

Page 16: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Walaupun kajian filsafat tersebut ditentang oleh Rahnip dengan

mengatakan:

”Sebenarnya dia telah menjurus kepada filsafat, tetapi

filsafatnya itu di luar tuntunan agama Islam, tidak sesuai dengan

ajaran-ajaran al-Quran tentang persoalan agama yang dikupasnya.

Dari sana menunjukkan bahwa ia bukanlah orang yang harus diikuti

pemikiran-pemikirannya. ... .”11

Dukungan tersebut ditambah lagi dengan tulisan Suwarno Imam S.

Dengan menulis buku Konsep Tuhan Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan

Jawa, dan ini menambah jelas bahwa Paryana merupakan termasuk aliran

kebatinan Jawa. Walau pun demikian apa yang dimaksud Suwarno Imam bukan

sesuatu yang negatif dalam penjelasan arti dari kebatinan.12 Namun dari

pengungkapan tersebut telah mengundang titik kotras yang berlawanan dengan

definisi kebatinan menurut Kamil Kartapradja yang berdasarkan pada Departeman

Agama.13 Sebab, perkembangan kebatinan sudah masuk kedalam mitos dan

tingkatannya tidak pernah sistematiskan menjadi nilai filosofis, dan dalam tulisan

Kamil Kartapradja, tersebut Paryana tidak dianggap termasuk aliran kebatinan.

11 Rahnip, Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan, (Pustaka Progresif,

Surabaya: 1997), h. 155. 12 Suwarno Imam, Konsep Tuhan Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan Jawa,

(Rajagrafindo, Jakarta:2005), h. V. 13 Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepecayaan di Indonesia, cet-1, .(Masagung,

Jakarta:1985), h. 212.

Page 17: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, yang di tulis oleh Kamil

Kartapradja, ada dua golongan besar yaitu:

”Pertama, golongan kepercayaan yang animistis tradisional tidak terdapat filosofinya dan tidak ada mistiknya, misalnya: Kaharingan

kepercayaan suku Dayak di Kalimantan, Pelbegu dan Perlamin kepercayaan rakyat di Tapanuli, kepercayaan-kepercayaan rakyat di Irian di Lembah x dan sebagainya, dan masih banyak lagi di beberapa pulau di Indonesia ini.

Kedua, golongan kepercayaan rakyat yang ada filosofinya disertai ajaran mistik yang memuat ajaran-ajaran bagaimana caranya agar manusia dapat bersatu dengan Tuhan atau sedikitnya dapat sedekat mungkin. Ajarannya selalu membicarakan yang ada sangkut pautnya dengan batin atau hal-hal yang gaib. Oleh karena itu golongan kepercayaan ini disebut golongan kebatinan, bahkan pada beberapa tahun yang lalu ada badan koordinasinya yang dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro, dengan nama BKKI singkatan dari kata-kata ”Badan Kongres Kebatinan Indonesia” dan sekarang badan tersebut menjelma dengan nama Sekretariat Kerjasama Kepercayaan Indonesia.

Dari Aliran Kepercayaan yang dulunya berkumandang dengan nama Aliran Kebatinan, seperti PANGESTU, paguyuban Sumarah, Sapta Darma dan lain-lain... .”14

Berarti penjelasan dari Kamil Kartapradja menegaskan Paryana tidak ada

hubungan dengan aliran kebatinan yang berkembang di Indonesia.

Pada akhirnya kita memang masih belum terbiasa dengan tradisi

kebudayaan berbeda pendapat mengenai adanya berkeyakinan ataupun

menganalisa pemikiran mengenai apa mengenai hal yang metafisika. Dengan

begitu pemikiran filsafat masih belum berkembang pada tingkat mahasiswa dan

pada penulis di Indonesia untuk patut dicermati.

Dengan demikian kita bisa melihat aliran yang merupakan kebatinan

tersebut banyak di Indonesia menurut Kamil tiada nama Paryana Suryadipura di

14 Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan, h. 212-213.

Page 18: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

ikut sertakan termasuk aliran kebatinan. Namun, tidak bisa dielakkan bahwa

Paryana memang mengarahkan dari kehidupan manusia berakhir dengan masa

kebatinan (geestelijke periode).15 Yang berbeda antara kebatinan dengan yang

dipahami sebagai sekte kebatinan.

Menurut Paryana adalah ’masa kebatinan’ adalah waktu disaat pemuda

berumur dua puluh tahun, dan disaat itu pemuda sedang berada di Perguruan

Tinggi, yang di dalamnya memiliki kesulitan dengan pelajaran, kesukaran di

dalam bidang politiek, moral dan kemasyarakatan, kesukaran dengan ekonomi dan

kehidupan, kesukaran dilapangan keasmaraan, maka pada masa itu dibutuhkan

pendidikan kebatinan dan pendidikan kemasyarakatan: religi, filsafat, ilmu jiwa

dan sosiologi.16 Dengan begitu kaum muda yang dicetak oleh universitas dan

fakultas bukan menghasilkan ”homo economicus” yang terutama adalah ”animal

metaphysicum”.17

Dikarenakan untuk memahami manusia sebagai makhluk yang

biologis dengan logika, rasio, lalu di seimbangkan dengan manusia sebagai

makluk ruhani dengan intuisi, kesadaran akan dunia spiritual.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan dan perumusan isi skripsi ini akan membicarakan

pokok pemikiran Paryana tentang Konsep Manusia menurut Paryana

Suryadipura. 1. Susunan Jasmani, 2. Susunan Ruhani, 3. Kesadaran, 4.

Hakikat Aku.

15 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 270. 16 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 284. 17 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 286.

Page 19: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Berarti yang menjadi poin yang harus terselesaikan adalah

Apakah konsep manusia secara mendasar dari Paryana Suryadipura?

Apakah yang dimaksud dengan Susunan Jasmani? Apakah yang

dimaksud dengan Susunan Ruhani? Dengan demikian semoga skripsi ini

dapat menjabarkan apa yang telah dirumuskan dan di bahas secara

tuntas. Karena barkaitan dengan Konsep Manusia menurut R.Paryana

Suryadipura.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi mengambil tokoh R. Paryana Suyadipura untuk

memperkenal salah satu filusuf Indonesia, semoga dapat menjadi bahan rujukan

sebagai filusuf Indonesia. Dikarenakan banyak tokoh yang berada pada dunia

pemikiran di Indonesia masih sangat asing sekali orang Indonesia mengenalnya

sebagai filusuf atau pun pemikir.

Tokoh yang dikaji ialah ”Konsep Manusia menurut R. Paryana

Suryadipura”, diharapkan pemikirannya tentang manusia dapat menjadi nilai

orientasi pengembangan diri pemuda Indonesia. Dengan begitu semoga alasan

yang filosofis terhadap manusia dapat menjadi berkembang di Indonesia. Oleh

karena itu penulisan tentang R. Paryana Suryadipura, menjadikan nilai tersendiri

setelah kita mengenal filsafat Barat dan filsafat lainnya. Dengan demikian harapan

terbesar dari tulisan skripsi ini adanya perkenalan Filsafat Indonesia yang terasing

lalu hadir untuk dapat di kaji dan dikembangkan sebagai pemikiran yang hibrid.

Page 20: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

D. Metode Penelitian

Penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dan analitik.

Dengan begitu skripsi ini akan banyak menjelaskan melalui karya Paryana

Suryadipura dengan buku Alam Pikiran sebagai referensi primer Manusia dengan

Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit.

Peneliti juga untuk menambah sistem penulisan dengan buku Pedoman

Akademik 2004-2005 fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Di tambah lagi dengan

buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) penerbit

CeQda 2008. Dengan begitu, semoga dapat mensistematikan apa saja yang

dianggap penulis skripsi menjadi lebih baik untuk menjelaskan kontes masalah

dalam penulisan skripsi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I, dalam bab awal ini skripsi ini mengajak pembaca pada dunia

manusia yang modern, serta pemikirannya yang harus dikenal sebagai materialis,

jika demikian gambaran manusia modern sampai ragu kepada Tuhan. Ditambah

lagi kita bisa melihat penafsiran yang keliru kepada para penulis dan pembaca

bisa melihat penjelasan aliran kebatinan secara lebih relatif, ketimbangan

pengetahuan yang telah disistematikkan.

BAB II, mulai merumuskan pengertian Filsafat Manusia, karena dari

zaman India Kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno, hingga Filsafat Barat modern masih

terus berkemban. Pembahasan itu penting dikala Paryana telah terpengaruh

terhadap para filosof sebelumnya.

Page 21: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB III, dalam bab ini menjelaskan biografi R.Paryana Suryadipura.

Dalam bab ini menjelaskan siapa saja yang berpengaruh untuk lahirnya buku

tersebut. Penghormatan orang-orang sekelilingnya berguna untuk melihat

pengaruh terbesar pada masa itu. Sebab, biodatanya dalam skripsi ini masih

terhitung minim. Pengambilan informasi pun dapat menemui titik terang dikala

ada sisilah latar belakang keluarga. Rupanya nama R.Paryana Suryadipura,

berasal dari keluarga Dipura.

BAB IV, dalam bab ini membicara poin penting skripsi, yaitu Konsep

Manusia menurut Paryana Suryadipura. Manusia akan dijawab dengan adanya

pertanyaan dipembatasan masalah. Secara jelas Konsep Manusia, Susunan

Jasmani, Ruhani, Kesadaran, dan Hakikat Aku. Dengan demikian pembahasan

tersebut adalah sistesa besar antara pengetahuan yang berlandasankan teori,

dengan nuansa filosofis.

BAB V, bab ini adalah bagaimana konsep manusia Paryana Suryadipura

sebagai secara garis besar. Semoga saran-saran yang ada menjadi pemacu bagi

penulis dan pembaca skripsi ini dalam memahami Filsafat Indonesia. Sebab,

perkembangan Filsafat Indonesia masih terasing di negeri sendiri. Bisa

dibayangkan fokus filsafat di luar filsafat Indonesia yang belum direduksi,

akhirnya generasi sekarang sebagai buntut yang tidak tahu perkembangan

pemikiran Indonesia dalam memaknai dirinya.

Page 22: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB II

PRIHAL TENTANG MANUSIA-MANUSIA

A. Pengertian Filsafat Manusia

Filsafat manusia sesungguhnya dimulai dengan adanya mempertanyakan

manusia itu berasal dari apa? Dari mana? Lalu akan kemana? Sehingga timbulnya

pertanyaan tersebut untuk dijawab dengan berspekulasi bahwa manusia berasal

dari material, dan immaterial.18 Bila adanya jawaban dengan keduanya berarti

kerangka pemikirannya termasuk dualimus.19 Atau pun salah satunya saja yang

lebih melihat manusia sebagai material semata. Oleh karena itu, landasan itu

penting untuk bisa dijadikan alasan yang sangat mendalam tentang manusia.

Lahirlah sebuah pemikiran yang selalu dikatakan materialis, spritualis,

idealis, serta konsep ketuhanan yang bisa terbilang imajinatif untuk mengatakan

manusia adalah makhluk tuhan yang transendental.

Manusia masih tanda tanya? Dari kalangan Agama, dikatakan sebagai

hasil karya Tuhan. Di dalam kalangan Ilmuwan dikatakan sebagai makhluk

biologis. Lalu berlainan lagi di dalam pemikiran filosof-filosof yang penuh

dengan jawaban bertentangan atau pun mendukung dari beberapa sumber

keyakinan. Hingga terbiasa di anggap sebagai manusia yang sempurna

dibandingkan binatang. Terlihatlah sangat nampak sekali bagaimana jawaban

tersebut sangat jelas ketika pembahasan tentang manusia itu dipertanyakan

sebagai manusia, Aku siapa? Mungkin aku hanya binatang yang berpikir, oleh

18 Immateri tersebut dalam arti Spiritualimus. 19 Lihat pada Abstrak skripsi dan pada BAB IV, Penulis menjelaskan kearah Dualimus,

Paryana Suryadipura.

Page 23: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

sebab pemikiran yang membedakan aku dengan hewan yang sibuk akan

makannya dan harus berlutut

Walau terlihat sangat sederhana untuk berspekulasi, hal tersebut telah

menjadikan polemik yang masih bersifat esensial dalam pembahasan filsafat

manusia. Dikarenakan manusia dalam tingkatan berpikir masih berpolemik akan

kemanusiaannya. Sebab, landasan awal tersebutlah yang sekiranya penting

dipertahankan sampai manusia terlihat sangat jelas darimana manusia dan untuk

apa? Lalu berakhir manuju kemana?

Semakin dipertanyakan manusia yang jelas akan menjadi terlihat samar-

samar, tujuan akan kemana manusia? Mungkin yang lebih membingungkan lagi

aku berada dimana? Hingga untuk apa? Lalu berakhir kemana? Pertanyaan itu

sudah jelas, namun ternyata jawaban yang panjang terlalu tidak menjelaskan.

Walau pun demikian apa yang telah berkembang hanya menjadi permasalahan

yang akan dijawab oleh di jawab oleh filusuf Yunani hingga Barat, China dan

dapat menjadi koreksi penjelasan manusia secara jelas.

Dalam penjelasan N. Drijarkara S.J.

”Manusia itu adalah makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya”.20

Setidaknya fungsi sebagai manusia dapat jelas menjadi dirinya sendiri. Hal

itu sebagai respon keadaan manusia haruslah disadari oleh manusia. Dengan jelas

siapa saja yang menyatakan dirinya manusia sebagai makhluk lalu siapa pun dia

akan bermasalah, atau merasakan kesenangan dan menyenangkan, menyedihan,

20 Prof. Dr. N. Drijarkara, Filsafat Manusia, cet-22, (Kanisius, Yogyakarta:2005), h. 6.

Page 24: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

serta keadaan yang sangat sulit sekali yang didapati, dan semua itu karena diri

sediri didalam keadaannya, dan dunianya.

Sekilas pemikiran itu adalah bagaimana cara melihat dunia manusia yang

sangat berbagai rumusan sehingga terlihat matematis sekali dalam

memandangnya. Dan sebenarnya menurut Bakker Antropologi Metafisik, ia

menerangkan bahwa rusmusan filsafat manusia tiada lagi yang baru. Memang bila

arahnya materi dan immateri tiada yang akan berbeda. Pernyataan seperti itu juga

sama ketika ada pernyataan ”semua orang dewasa dipastikan dari masa kanak-

kanaknya”.21 Pemikiran tentang manusia bisa saja menjadi nilai yang bermacam-

macam, segi biologis, segi religius, segi filsafat, segi budaya, segi sosiologis,

hingga segi spekulasi subtasi saat membicarakan ruh, jiwa, juga ketuhanan.

B. Manusia Pandangan Hinduisme

Lembah Indus merupakan lahirnya peradaban dunia lebih kurang 2500

SM. Hal itu terlihat adanya situs purbakala di sungai Ravi dan Mahenjo Daro di

sungai Hindus.22 Pemikiran India adalah bertujuan membuka kesadaran, dalam hal

ini penemuan Diri (atman), sesuatu yang kekal, yaitu tidak mengalami perubahan

ruang waktu.23

21 Penulis menilai Manusia sebagai perjalannya secara permulaan adalah sama dan secara

subtansi masih selalu relative, kita bisa saksikan tiap harinya membicarakan tentang manusia di seluruh televisi, dan di dalam tulisan-tulisan yang bernada untuk bercinta dan begitu banyak pembicaraan manusia dalam tulisan dengan bernada religious. Lalu semua itu untuk apa? Jikalau tidak untuk manusia.

22 Tim Redaksi Driyakara, Jelajah Hakikat Pemikiran Timur, cet-1, (Gramedia, Jakarta: 1993), h. 19

23 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India, penerjemah Agung Prihantoro, cet-1, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2003), h. 5.

Page 25: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Menurut Heinrich, ide filsafat India terdiri ada 4, yaitu 1.Artha, 2.Kama,

3.Dharma, 4.Moksa. Dalam hal ini harus seorang manusia hendak menjalani tahap

tersebut sehingga mendapat ketenangan hidupnya. Yang berarti manusia adalah

mempunyai sisi material dan jiwa.

1. Artha

Artha, bertujuan mempunyai material, seperti mengusai ilmu pengetahuan yaitu,

ilmu ekonomi, politik, menjahui kebencian. Artha yang berarti benda, objek, substansi.

Dengan arti hal ini mencakupi kesenangan inderawi.24

2. Kama

Kama adalah kesenangan dan cinta, Kama adalah bagian dari Dewa Asmara yang

memiliki selembar bunga dan mempunyai lima anak panah yang mampu mengetarkan

hati. Ajaran Kama muncul untuk mencegah frustasi dalam hubungan suami-isteri. Karya

klasik India di tulis Vatsyayana, lalu dikenal sebagai abisius dalam seksualitas.25

3. Dharma

Dharma adalah kewajiban moral, Dharmasutra buku-buku hukum tersebut

dimanifestasikan kepada tokoh-tokoh hayal. Seperti Manu sebagai nenek moyang

manusia, guru-guru Brahma.26

4. Moksa

24 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India, h. 33. 25 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India, h. 36. 26 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India, h. 37.

Page 26: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Moksa, apavarga, nirvttim atau nivrtti, dengan pembersihan dosa, atau

pembebasan spiritual. Muk, adalah melepaskan, membebaskan, mengeluarkan,

meninggalkan, lari, keluar. Apavarga dari kata kerja, menghacurkan, menghilang,

melepaskan, mencabut, mengeluarkan. 27

”... . Moksa itu melampaui bintang-bintang, bukan berkelana dijalanan

desa. ... . Moksa adalah teknik untuk mentransendensikan perasaan dalam rangka

menemukan, mengetahui dan tinggal di sebuah relitas abadi yang melatari mimpi

kehidupan dunia”.28

C. Manusia Pandangan Filosof Cina

Cina menjadi pradaban yang tertua dan hingga masih kini bertahan.

Ketimbang Sumeria, Assyria-Babylon, Mesir, dan Yunani-Roma. Walau pun

Mongol dan Manchus mengalahkan Cina, namun budaya Cina memenangkan. 29

Jusuf Sutanto menulis buku Kearifan Kuno di Zaman Modern, di dalam

pendahuluannya dia menafikan stikma tidak rasional kepada pemikiran Timur

dengan The Tao of Phisics, karya Fritjof Capra, yang menjelaskan ada paralelisme

antara fisika subatomik dengan kearifan kuno, dan pengetahuan modern hanya

mereduksinya.30

Konfusianisme telah menjadi aliran filsafat terpenting di Cina, Korea, dan

juga berkebang Jepang.31 Itu menandakan landasan filosofis tersebut sangatlah

membumi sehingga mempunyai landasan etika. Sedangkan sebaliknya menurut

27 Heinrich Zimmer, Sejaraha Filsafat India, h. 38. 28 Heinrich Zimmer, Sejaraha Filsafat India, h. 41-42. 29 Ong Hang, Keajaiban Seni Motivasi Bangsa Cina Kuno, penerjemah Nadjamuddin

(Prestasi Asia Pustaka, Jakarta: 2007), h. 1. 30 Jusuf Sutanto, Kearifan Kuno di Zaman Modern, Penyejuk Manusia dalam Mencari

Kebenara, cet-1, (Hikmah, Jakarta:2004), h. 4 31Rochiati Wiriaatmadja, dkk, Sejarah Peradaban Cina, Analisis Filosofis-Historis Sosio-

Antropologis, cet-2, (Humaniora, Bandung: 2004), h. 16.

Page 27: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

semakin seseorang mempelajari etika semakin dapat menipu siapa pun dalam

perbuatannya, berarti biarkan kebaikan itu hadir dengan alaminya, sehingga

manusia itu dapat jujur dan jauh dari menipu siapa pun dalam perbuatannya.

3. Confucius

Confucius dilahirkan di negara Lu yang sekarang Chu Fu (diwilayah

Shatung).32 Ajaran moralitasnya tentang bernegara hingga rumah tangga dan

berkawan pun diajarkan Confucius. Masyarakat Cina mengenal ajaran Confucius

dengan nama Ju Chiau sebagai ajaran yang telah di kenal sebagai ajaran filsafat

tentang moralnya.33 Fungsi dari moralitas adalah untuk manusia dapat

menempatkan pribadinya dalam keluarga, kawan, dan negara.

Konsepsi dari negara menurutnya adalah feodal, yaitu kesetiaan dan

ketaatan kepada yang memimpin dengan moralitas, bawahan yang taat kepada

atasan dan atasan memberikan membela melindungi bawahannya. Orang muda

menghormati yang tua, dan orang tua mencintai orang muda. Hingga kepala

negara harus taat kepada raja dan raja harus memerhatikan bawahannya dan

rakyatnya. Ketertiban tersebut dikenal Wu Lun, yaitu lima hubungan, yaitu:

”1. Hubungan antara raja atau pemerintah dan rakyat, 2. Hubungan ayah dan anak, 3. Hubungan suami dan istri, 4. Hubungan kakak dan adik, hubungan kawan dan kawan”.34

Hal itu adalah yang harus dipelajari untuk menjadikan manusia baik. Bila

seorang raja dapat memerintahkan rakyatnya dengan sejahtera, dengan

32

Rochiati Wiriaatmadja, dkk, Sejarah Peradaban Cina, h.110. 33 Rochiati Wiriaatmadja, dkk, Sejarah Peradaban Cina, h. 112. 34 Rochiati Wiriaatmadja, dkk, Sejarah Peradaban Cina, h. 113.

Page 28: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

perlindungan terhadap bawahannya, maka berikanlah keadilan kepada rakyatnya,

keluarga pun akan menjadi sejahtera. Begitu juga anak dengan orang tuanya

membimbing dan memberikan kebutuhan, maka seorang anak harus taat

semestinya untuk membantu kedua orang tuanya.

4. Lou Tse

Lou Tse di kenal sebagai filusuf dengan karyanya Tao Te Ching. Lou Tse

dikenal pada 4 abad SM akhir.35 Pemikirannya tentang Tao telah mempengaruh

sendi-sendi kehidupann masyarakat Cina. Dengan gagasan yang mudah dipahami,

termanivestasikan pemikirannya mengenai negara. Menurutnya negara yang

menggunakan aturan yang mudah, menjadikan masyarakat itu menjadi taat, dan

sebaliknya banyaknya aturan dapat menjadikan masyarakat menjadi penjahat.

Ajarannya mengenai Tao telah menjadi ispirasi untuk manusia, semua

tidak mesti harus bersusah payah dan manusia hanya menjalankan dan jangan

melawan alam. Pada kitab Tao Te Ching, Lou Tse menjelaskan tentang Tao dan

ini terlihat sangat mendalam.

”Tao yang dapat dibicarakan bukanlah Tao yang sebenarnya atau yang abadi dan nama yang dapat diberikan bukanlah nama yang sejati”.36

Sungguh sangat imjinatif sekali pemikiran Lou Tse, sebagai bentuk

filosofis yang tergambar puitis. Hingga banyak tafsiran dalam sangat panjang

lebar. Termasuk Lim Tji Kay menafsirkan dengan makna yang lebih mendalam:

35 Rochiati Wiriaatmadja, dkk, Sejarah Peradaban Cina, h.122. 36 Lou Tse, Kitab Tao Te Cing, penerjemah Lim Tji Kay, cet-3, (Balai Kitab Tridharma

Indonesia, Jakarta: 2007), h.1

Page 29: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

”... . Bagaimana manusia yang tinggal di bumi ini dapat mengetahui tentang keadaan semesta alam. Pengetahuan manusia sangat terbatas, bagaikan katak di dalam perigi (sumur), pengetahuan tentang dunia saja masih belum sepenuhnya diketahui, bagaimana dpat mengetahui Tao? Tidak mungkin bukan? Di atas telah diterangkan bahwa luasnya Tao tidak terbatas, sesuatu yang tidak terbatas tidak dapat dibicarakan, dan sesuatu yang tidak dapat dibicarakan, tidak dapat di beri nama, bila nama itu dengan paksa diberikan bukanlah nama yang sejati lagi.”37

Dengan begitu manusia yang dianggap sebagai manusia adalah yang telah

menyatu dengan alam semesta. Semua itu layaknya air yang mengikuti kemana

saja tempatnya. Inilah way of life for human, the one nature, berarti manusia harus

sederhana dan seimbang denga alamiahnya. Dikala manusia bicara harus juga

dengan diam, dan diamnya adalah gerakan. Berarti tidak mesti manusia

beraktifitas, atau harus mati-matian karena obyek tujuannya. Hal tersebut bila kita

pastikan akan menjadi sia-sia belaka. Adanya Tao adalah yang diartikan sesuatu

yang tinggi dan di lain sisi lain adalah sesuatu adanya hukum semesta ini yang

kemudian manusia tidak dapat melepaskan kecuali dengan disesuaikannya dengan

hukum alam.38

Lou Tse memandang manusia kebaikan ataukah kejahatan setelah manusia

cerdik dan pandai. 39 Oleh karena itu perbuatan manusia dapat dipandang baik

disebabkan menyesuaikan dirinya dengan Tao.40 Lou Tse melihat kehidupan

diumpakan air, karena kelembutannya dapat hidup, berarti kekerasan benda

lainnya selain air dapat hancur dengan sendirinya. Kesimpulannya bahwa

kehidupan ini mestilah lembut.

37 Lou Tse, Kitab Tao Te Cing, h.1 38 Lou Tse, Kitab Tao Te Cing, h. 33. 39 Lou Tse, Kitab Tao Te Cing, h. 37. 40 Lou Tse, Kitab Tao Te Cing, h. 115.

Page 30: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

D. Manusia Pandangan Filosof Yunani Kuno

Pandangan yang berkembang pada masa Yunani Kuno telah menjadi peran

tersendiri di kala menjadi rumusan besar pada pemikiran Filsafat Patrestik

Skolastik dan Filsafat Islam, hingga Filsafat Barat mengembangkan arah

pemikiran yang arah perkembangan rasio dapat dijadikan alasan. Di zaman

Yunani Kuno lah seorang dapat mengelurkan pemikiran tersebut dengan terbuka.

Hal itu bisa lihat karya Andrew Gregory, Eureka! Lahirnya Ilmu Pengetahuan,

yang diterjemahkan oleh Syafruddin Hasani, bahwa banyak sesuatu lahir pada

masa itu Yunani Kuno kita tidak dapati di zaman Kekaisaran Romawi Barat, serta

kebangkitan Kristen awal telah menjatuhkan ilmu pengetahuan yang sudah

berkembang.41

1. Protagoras

Relativisme dalam bahasa Latin, relativus, yang berarti ’nisbi, relativ’.42

Pandangan penganut pemikiran ini akan memberi penilaian relativ pada apa saja.

Bila ditanyakan mana yang dapat bisa dikatakan hukum yang pasti? Mereka akan

mengatakan kepastian adalah semuanya dalam hukum yang relativ. Tiada yang

sanggup menyamakan kebenaran yang satu dengan yang lain. Ini selaras dengan

pandangan Protagoras berazazkan nilai relativ yang menilai tak menentu untuk

41 Andrew Gregory, Eureka! Lahirnya Ilmu Pengetahuan, penerjemah Syafruddin Hasani,

cet-1, (Jendela, Yogyakarta: 2002), h. 166. 42 A. Mangunhardjana, Isme-Isme Dalam Etika dari A sampai Z, cet-8, (Kanisius,

Yogyakarta:2006), h. 203

Page 31: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

menjawab kebenaran pada diri manusia, dan lebih jauh lagi ia menilai relavisme

adalah manusia menentukan sendiri nilai dari kebenaran.

Dalam memaknai manusia yang sangat tinggi sekali adalah Protagoras

sebagai tokoh sofis abad ke-5 masehi dalam sejarah ialah dianggap pertama kali

dengan pernyataannya bahwa Manusia ukuran segalanya. Walau pun ia terbilang

sofis dikarenakan bisa mengambil pertimbangan sosiolog dan antropolog,43

namun telah memaknai manusia sebagai kekuatan yang sangat bebas sekali untuk

menilai dengan persepsi apapun. Dia mengambil jalur relativme untuk menilai

etika pula. Mungkin hal tersebut bukanlah menilai manusia secara subtansi

tentang keberadaan manusia berasal dari mana, namun hanya berdasarkan

bagaimana etika itu sebenarnya bersifat relativ dan bebas nilai, maka

pandangannya tentang manusia bebas menentukan nilai.

2. Socrates

Socrates (+470-399 SM)44 lahir di Athena dan hidup hingga mati

mempertaruhkan pendapatnya mengenai eksistensi jiwa yang kekal, ini

terdokumentasi oleh Phaedo yang menceritakan saat-saat Sokrates membela

keabasian jiwa.45

Pada saat keadaan yang penting juga tokoh filosof dari Yunani mucul

dengan warna yang berlawanan. Ini penting sebagai penentuan keabsolutan pada

43 Mohammad A. Shomali, Relativisme Etika, penerjemah Zaimul Am, (Serambi dan

ICAS, Jakarta:2005), h. 45. 44 Linda Smith/William Raeper, dan Agama, Dulu dan Sekarang, penerjemah P. Hadono

Hadi, cet-5, (Kanisius, Yogyakarta: 2004), h. 11. 45 Linda Smith/William Raeper, Ide-Ide Filsafat, h. 13.

Page 32: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

diri manusia yaitu, manusia menginginkan kebenaran. Hal semakin jelas lagi

ketika pemikiran antara keabsolutan dan kerelativan terhadap menilai obyek

menjadi berlawan sekali. Bila ditanyakan tentang bagaimana tentang kebenaran,

maka Socrates dengan jelas mengatakan kebenaran adalah ada pada diri manusia.

Sedangkan bila ditanyakan kembali tentang tanggapan yang berbeda-beda

manusia menyikapinya, Socrates pun menganggapnya mereka mengatakan

kebenaran yang mereka ketahui dan semua manusia mencari kebenaran.

Jadi dalam diri manusia menginginkan kebenaran dan Sokrates

menganggapnya hal ini penting, berarti keabsolutan kebenaran itu ada, dan jauh

bersifat relativ. Melalui jalan diskusi-diskusi dan teknik kebidanan (maieutikê

tekhnê). Ia mencari idea-idea umum yang terdapat dalam jiwa. ”Kenalilah dirimu

sendiri” (gnôthi seauton), demikian semboyannya.46

3. Plato

Sebagai pemikiran yang sangat ideal sekali Plato sebagai murid meniru

Socrates sebagai guru memandang manusia hingga negara. Hal ini wajar, bila

mengambil rumusan bahwa kebenaran merupakan keabsolutan, dan ini

berkembang sampai kepada rumusan yang lebih melebar ketataran yang terdalam

pada diri manusia.

Plato melihat bagaimana keadilan yang bertitik tolak pada manusia lalu

merumuskan pembagian jiwa atas tiga fungsi, epithymia: bagian keinginan,

46 P.A. van der Weij, Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia, penerjemah K. Bertens., cet 2,

(Gramedia, Jakarta:1991), h. 15.

Page 33: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

thymos: bagian energik, logos: rasional sebagai puncak segala lingkup.47 Namun

jauh dari itu Plato mensistematiskan dari manusia yang terbagi menjadi tiga

bagian tersebut yang pertama epithymia adalah golongan produktif yang terdiri

dari buruh, petani dan pedagang. Kedua thymos adalah golongan penjaga terdiri

prajurit-prajurit. Dan ketiga logos adalah pejabat yang memegang pucuk

pimpinan.48

E. Manusia Pandangan Kitab Suci

1. Injil

Karya Maurice Bucaille, yang telah di terjemahkan oleh Rahmani Astuti, Asal-

Usul Manusia Menurut Bibel Al-Quran Sains. Itu dapat dianggap sebagai langkah

terpenting untuk merealistiskan agenda apologetik yang sudah tertinggal. Walau hal itu

masih terlihat mengikuti perkembangan saintik tentang manusia yang diteliti para

ilmuwan zoologi. Ternyata hal itu masih terlihat wajar-wajar saja, disebabkan dunia

ilmiyah adalah bisa digeluti oleh siapa saja dan dari pemahaman apa saja.

Apa yang menarik dari penjelasan Maurice adalah ketika penelitian tentang

manusia itu dikumpulkan untuk di kaji. Sementara tidak sedikit pula data-data yang

dikembangkan dari Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru Bibel, mau pun al-Quran

menjadi acuan. Pentingnya kajian yang menjelaskan manusia pada penciptaan. Kisah

pertama; Sakerdotal (Kitab Genesis, seluruh bab pertama dan bab 2, ayat 1 sampai 4a),

kitab ini yang di susun oleh para pendeta kuil Yarusalem dan kita itu lebih dari dari abad

47 P.A. van der Weij, Filsuf-Filsuf Besar, 16. 48 P.A. van der Weij, Filsuf-Filsuf Besar, 16-17.

Page 34: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

kenam masehi. Kitab ini dinamakan versi ’Sakerdotal’, yang menceritakan tentang

penciptaan langit dan bumi.49

”Versi Sakerdotal secara bijaksana menempatkan kemunculan manusia di

atas bumi setelah kemunculan kelompok-kelompok makhluk hidup lainnya, tapi,

sebagaimana telah kita catat untuk bagian dunia hewan lainnya, urutan

kemunculan yang dilukiskan dalam kisah itu tidak sesuai dengan fakta-fakta

paleontologi yang telah jelas terbukti.

Penjelasan mengenai hari ketujuh mengacu pada hari istirahat Tuhan,

sebab itulah makna kata Ibrani ’Shabbath’; inilah asal-usul hari istirahat bagi

orang-orang Yahudi, ... .”50

Kisah kedua; Yahwis (inti dari versi ini menceritakan manusia), versi ini

berlawanan dengan versi modern tentang sejarah bumi:

”Tuhan Yahweh belum mengizinkan hujan turun di atas bumi dan belum ada manusia yang mengolah tanah”.51

Penjelasan itu mengisyaratkan bahwa manusia terbuat dari debu.52

Sedangkan dalam Perjanjian Baru, mencari genealogi Yesus, lalu sampai Ibrahim

dan Adam. Pencarian tersebut dalam Injil karang Matius dan Lukas.53 Dalam Lukas

yang menarik adalah memuat tujuh puluh enam nama nenek-moyang Yesus sampai

Adam. Kita bisa melihat Lukas (3, 23-38).54 Secara jelas pemikiran Maurice termasuk

saintik lalu kearah dokmatis teologis.

2. Al-Quran

Dengan begitu apa yang tergambarkan adalah gambaran manusia pada

tingkatan religiusitas dan bernilai ilmiah. Ini menjadi argumentasi yang

49 Maurice Bucaille, Menurut Bibel Al-Quran Sains, penerjemah Rahmani Astuti, cet-5,

(Mizan, Bandung: 1992), h. 47. 50 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 173. 51 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 174. 52 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 174. 53 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 179. 54 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 180.

Page 35: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

menguatkan arti dari agama dan saintik, atau pun bersifat filosofis dalam

penyuguhannya. Al-Quran pun menyuguhkan lebih saintik yang sejalan dengan

sains modern.55

Ayat-ayat mutasyabihat dapat saja menjadi petunjuk penting dengan Allah

memberikan petunjuk kepada orang yang menginginkan kebenaran.56 Dengan arti

yang sangat luas makna terkandung di dalam al-Quran, maka landasan

pengungkapan kebenaran dapat saja menambah landasan ide pemikiran untuk

menafsirkan manusia.

Harun Yahya penentang Dawinisme sebagai penggagas evolusi manusia

yang berasal dari kera. Sebagai pertanyaan pertanyaan yang mendasar adalah:

”1. Teori evolusi ini sama sekali tidak mampu menerangkan bagaimana kehidupan ini muncul di muka bumi; 2. Tidak ada penemuan ilmuah yang menunjukkan bahwa ”mekanisme evolusi” yang di canakan oleh teori ini memiliki kekuatan untuk membenarkan semua itu; 3. Rekaman fosil yang ada secara lengkap membuktikan seesuatu yang sangat bertentangan dengan semua kemungkinan yang ditawarkan oleh teori evolusi.”57

Harun Yahya berkeyakinan bahwa semua yang ada telah diciptakan dan

memandang al-Quran sebagai wahyu tentang terjadinya alam semesta, hingga

hujud dari manusia yang sangat otentik dari manusia dan bukan karena pengaruh

evolusi yang melihat manusia berkembang dari hewan kepada manusia.

F. Manusia Pandangan Sufisme

55 Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia, h. 186. 56 Harun Yahya, Misinterpretasi terhadap Al-Quran, Mewaspadai Penyimpangan dalam

menafsirkan Al-Quran, penerjemah Samson Rahman, cet-1 (Robani Pres, Jakarta:2001), h. 15. 57 Harun Yahya, Misinterpretasi terhadap Al-Quran, h. 133-134.

Page 36: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Sufisme adalah pandangan tentang kesucian diri manusia, dalam

sejarahnya mereka menjauhkan dari dunia politik, dan harta benda serta keihlasan

yang tinggi kepada Allah dan manusia. Manusia dalam pandangan sufi bermacam-

macam, dan secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu Jasad, dan Ruh.

Pemakaian kata sufi diperkirakan oleh Abu Hasyim al-Kufi (wafat tahun

150 H).58 Dalam itemologi yang ahl al–Suffah yang dengan maksud orang yang

ikut pindah dari Mekah ke Madinah, dalam keadaan yang kesulitan berada di sisi

rosullullah di mesjid dengan dengan berbantas pelana yaitu suffah. Ada juga yang

mengidentikkan dengan Saf yang berarti barisan terdepan, dan Suf yaitu kain yang

terbuat dari wol.59

Tasawuf adalah membahas tentang interpretasi tentang diri kepada Allah.

Bukan hanya melulu kepada persoalan akhirat. Walau demikian persepsi yang

dikemkembang oleh orang sufi pada umumnya cenderung kepada akhirat,

sedangkan pembahasan diri masih pembahasan yang terbuka sangat luas.

Pembahasan antara jasad dan ruh, merupakan sesuatu yang mendasar

dalam membahas manusia. Jasad yang berasal dari tanah, dan akan punah. Lalu

ruh yang berasal dari Tuhan akan kekal dan bila manusia itu mati akan kembali

kepada Tuhan. Begitulah manusia yang dipandang dualistik, jasad dianggap

adalah keburukan dan ruh adalah kebaikan.

Dalam al-Quran dalam Sûrat al-Baqarah/185, ”Jika hamba-Ku bertanya

kepadamu tentang diri-Ku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan yang

58 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, cet-11, (Bulan Bintang, Jakarta:

2004), h. 47. 59 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme, h. 48.

Page 37: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

memanggil jika Aku di panggil ... .” Sering dijadikan argumentasi tentang

pengenalan diri dan mempunyai diri manusia itu dengan Allah.

1. Jasad

Jasad telah menjadi sesuatu yang akan punah dengan waktu yang relatif cepat.

Kita pun aku mengalami pase kelahiran, bayi, anak, remaja, tua dan kematian. Dalam

pase yang sangat singkat tubuh kita pun akan melemah dengan banyaknya kelemahan

tubuh yang tak bisa dihindari. Kita adalah tubuh, yang dipastikan dari unsur tanah.

Dengan demikian para sufistik akan memandang asal manusia yang berasal dari bumi

atau tanah adalah kotor, hina, rendah, terhadap tubuh manusia.

Itulah yang sering selalu dianggap sebagai bagian dari kejahatan yang sangat bisa

dimaklumi, contoh lapar perut mendekati kepada pencurian. Sebagai buktinya semua

masih bertanya kepada perut.

2. Ruh

Ruh berasal dari Allah yang telah menghidupkan manusia. Proses tersebut

biasa dengan dalil ”Aku tiupkan sebagaian ruhKu” sebagai kiasan bahwa manusia

adalah mempunyai proses pembaitan yang sangat tinggi sekali antara manusia dan

Allah. Nilai subtasi dari manusia adalah kehidupan. Tanpa adanya ruh mungkin

seseorang akan mengagap adanya kenyataan adalah mayat. Ruh mengetahui

berasal dari keabadian yang merupaakan dari Tuhan.60

3. Jiwa

60 Laleh Bakhtiar, Perjalanan Menuju Tuhan, dari Maqam-maqam hingga Karya-besar Dunia

Sufi, penerjemah Purwanto, cet-1,(Nuansa, Bandung: 2001), h. 35.

Page 38: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Arti jiwa adalah nafs, dengan begitu adanya penyatuan ruh dan jasad lalu

terlahirlah jiwa yang berarti kemauan. Tanpa adanya korelasi antara ruh dan jasad tidak

mungkin dapat terlahir menjadi jiwa, berarti jiwa berada antara ruh dan jasad.61

Landasan hal tersebut seperti itu menandakan kebebasan dari Tuhan kepada

manusia. Sedangkan manusia itu tidak bisa terlepas dari tanggung jawab nantinya kepada

Allah.

Jiwa terbagi menjadi tiga, yaitu nafs nabatiyyah, nafs hayawaniyyah, dan nafs

nathiqah. Nafs nabatiyyah adalah mempunyai keinginan untuk keinginan makan tubuh.

Nafs hayawniyyah adalah mempunyai keinginan untuk bergerak dan kelahiran.62 Nafs

Nathiqah adalah mempunyai keinginan menghujudkan kemampuan diri.63

G. Manusia Pandangan Filosof Barat

Filsafat Barat telah melanjutkan pemikiran Yunani Kuno dengan caranya

sendiri. Pemikiran modern masa itu telah meninggal Gereja dengan rasionalitas

yang sudah menjadi barometer kebenaran. Alasan yang tidak ril pun dianggap

omong kosong semata tanpa adanya dalil realistis. Bila berpikir hanya kepada

peran pemikiran agama dapat menjadi alasan yang mudah untuk dianggap tidak

masuk akal. Pada masa zaman pencerahan hadirlah Rene Descartes dengan

konsep rasionalitas dia dianggap bapak filsafat modern.

1. Rene Descartes

61 Laleh Bakhtiar, Perjalanan Menuju Tuhan, h. 34. 62 Laleh Bakhtiar, Perjalanan Menuju Tuhan, h. 36. 63 Laleh Bakhtiar, Perjalanan Menuju Tuhan, h. 37.

Page 39: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Rene Descartes (1596-1650)64 adalah bapak filosof Barat Modern, dengan

begitu setidaknya ia berlainan dengan karya-karya Skolastik Paterstik. Dia

mengembangkan cara skeptisisme sampai ke rasionalisme. Layaknya sebuah

perjalanan pemikiran yang sangat bertentangan sekali dengan pola pemikiran

gereja. Tidak bisa dibayangkan di saat itu pemikirannya tentang keterbukaan

berlawanan dengan mengambil jalannya dengan menghadirkan nilai rel yang

masih tersamar-samar lalu dapat pula menjadi kemutlak. Maka ungkapan yang

dikenal ”aku berpikir maka aku ada”.

Descartes melihat manusia ada dua subtansi, yakni jiwa dan materi.

Setidak-nya ia melihat rasio lah yang membedakan manusia dengan binatang.

Karena jiwalah, manusia yang paling dungu dapat meliki kebebasan.65 Kesan

bahwa seorang baik atau pun jahat terletak pada rasio.

2. Henri Bergson (1859-1941)

Henri Bergson adalah filsuf Prancis, dia berketurunan bapak Polandia dan

ibu Ingris. Dia terkenal cerdas dan merebut peringkat pertama untuk pelajaran

filsafat dan matematika. Dia pun melanjutkan di Ecole normale superiure, yang

melahirkan Emile Durheim sebagai ahli besar dala sosiolog.66

Manusia menurut Bergson mempunyai Materi dan Ingatan mempelajari

hubungan antara jiwa dan tubuh, antara roh dan materi, dan hal tersebut bersifat

dualistis. Karena Bergson melihat Materialisme dan epifenomenalisme67 sebagai

64 Linda Smith/William Raeper, Ide-Ide Filsafat, h. 60. 65 F. Budi Hardiman, Filsafat Modern: dari Machiavelli sampai Nietzche, (Gramedia,

Jakarta: 2004), h. 40-41. 66 K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Prancis, (Gramedia, Jakarta: 2006), h. 9. 67 Epifenomenalisme, K. Bertens, Filsafat Barat, lihat h. 16.

Page 40: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

pendirian mereka yang sudah berkembang pada abad 19, sebagai bagian yang

dievaluasi secara filosofis.68

68 K. Bertens, Filsafat Barat, h. 16.

Page 41: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB III

PANDANGAN MANUSIA R.PARYANA SURYADIPURA

A. Biografi R. Paryana Suryadipura

R. Paryana Suryadipura lahir pada tahun 1901,69 Dia hanya di kenal dokter

dan pensiun sebagai mantan kepala rumah sakit Umum Pusat Semarang.

Karyanya penulis baru ketahui ada dua yaitu, pertama; Alam Pikiran, Penerbit

Sumur Bandung.70 dan kedua; Manusia dengan Atomnya, di terbitkan oleh PT

Usaha Mahasiswa, Semarang.

Dilihat dari gelarnya selain dokter, dia juga seorang raden, karena gelar

tersebut tidaklah didapatkan secara belajar dan memang dapat dikatakan ia adalah

keturunan kerajaan. Dia adalah salah satu keturunan dari keluarga Dipura, yaitu

keturunan dari Prabu Siliwangi, ini diketahui dari salah satu anak Sastradipura.

Ternyata keturunan Prabu Siliwangi tersebut tersebar dimana-mana dengan nama

keluarga Dipura. Hingga ada yang menjadi dokter, dll. Hal ini didapati dari

informasi pak Ucup. Dia adalah penghubung yang dapat menghubungkan saya

dengan keluarga yang besar yang berada di Tasik. Informasi itu penting untuk

perkembangan pemikiran filsafat di Indonesia. Sebab, terdahulu sangat minim

sekali pengetahuan filosofis pada sebelum masa Indonesia merdeka atau pun

sesudahnya dalam kalangan orang-orang pribumi.

69 Daftar Tajuk Nama Pengarang Indonesia, (perpustakaan Nasional RI:2006), h. 232. 70 Soesanto Kartoatmodjo, Parapsikologi, Paragnosi, Parergi, dan Data Paranormal,

cet-1 (Sinar Harapan, Jakarta: 1995), h. 170.

Page 42: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Memang dia terlihat aktif sekali dalam lingkungan kampus dalam kerja

sama penerbitan dan itu terlihat dari buku keduanya. Setidaknya dia masih

mendiskusikan tentang pemikirannya secara terbuka kepada mahasiswa sebagai

generasi pelanjut. Penerbitan Usaha Mahasiswa, itu terlihat dari minat kepada

kaum muda untuk bisa berkembang dan memberikan kesempatan yang lebih

untuk dapat berkembang.

Dalam penjelasannya tentang filsafat terlihat adalah secara keilmuan telah

mencukupi. Apalagi secara sistematika dia terlihat telah menguasai filsafat secara

akdemik. Bila pun ternyata mempelajari filsafat secara otodidak itu

ketidakmungkinan dan bisa saja terjadi interpretasi yang berlainan. Dengan begitu

tampak dia adalah seorang yang mempelajari filsafat secara akademik, atau yang

lebih dapat memungkinkan seringnya dia berdiskusi dengan zamannya untuk

mendiskusikan filsafat, karena dalam buku Alam Pikiran dalam sebuah kata

pengantar hanya berterima kasih kepada Dr. R. A. Baudisch, yang telah

memberikan pinjaman naskah-naskah yang diperlukan.71

Cara penulisannya tentang menempatkan fot not pun di dalam buku Alam

Pikiran terlihat sudah baik dan buku yang keduanya Manusia dengan Atomnya

dalam Keadaan Sehat dan Sakit. Dengan begitu saya yakin dia seorang penulis

ilmiah modern.

Dalam buku Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit,

dia berterima kasih kepada Prof. Dr. M. Sardjito sebagai orang Pimpinan

Perguruan Tinggi Kedokteran dan Lembaga Pasteur di Kelaten pada dekade

71 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, Cet-2, (Sumur Bandung, Bandung: 1961), h. X.

Page 43: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

1940.72 Ternyata kedekatan dengan Lembaga Pasteur tersebut adalah studi

penelitian untuk percobaan, dia berterima kasih kepada R. Mohammad Hadi, dan

R. Timbul Masjono.73 Buku keduanya dalam pengantar, buku tersebut bermaksud

”Mengenal diri sendiri adalah mengenal Tuhan” yang diartikannya dari kuil di

Delphi, ”KEN UZELF”74

kepada Dewa Apollo.75

Tulisan Paryana berlandasan filosofis, yaitu induktif dan deduktif, untuk

membuktikan hakikat insani bersumber dari Yang Satu, Sang Maha Penciptaan

dan juga hubungan Ciptaannya.76 Lalu bagaimana seorang orang yang berada

pada aliran filsafat positivisme pun dianggap sebagai tumbuhnya egoisme,

liberalisme, materialisme, kapitalisme, imprialisme.77 Oleh karena itu kesadaran

diperlukan dalam melihat diri untuk mencapai titik kesadara akan kemampuaan.

Itulah kesadaran secara immaterial yang ingin dikemukan oleh Paryana kesadaran

. Dari semua penjelasan tentang tentang otak manusia yang dapat melakukan

peroses ’memikir’ hingga dapat dikatakan insan kamil.

B. Filsafat Manusia R.Paryana Suryadipura

Dalam memahami konsep filsafat manusia Paryana Suryadipura dapat

dilihat dari bukunya Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit.

Disana ada kejelasan tentang manusia adalah Susunan Jasmani dan Rohani, lalu

memiliki Kesadaran kepada hingga Hakikat Aku. Bila melihat pemikirannya

72 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit,

(Bumi Aksara, Jakarta: 1994), V. 73 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. VII. 74 Tulisan itu berdasarkan test asli. 75 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. VI. 76 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. VI. 77 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. XIV.

Page 44: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

tersebut dari buku Alam Pikiran, mengenai pemikirannya termasuk dalam

dualismus, yaitu manusia Materialismus dan Spiritualimus, yang berarti roh bisa

dijelaskan dari jasad dan sebaliknya jasad bisa menjelma menjadi roh.78

Bagaimana mengungkap pemikiran Anaxagoras, Aristoteles, Rene Decartes, dan

Arnold Geulincx telah terpengaruh oleh Decartes, bahwa Tuhan berhubungan

ketika mempunyai kesempatan (occasio), dengan lalu perumusan dengan

Occasionalismus. Lalu, Spinoza berteori badan dan jiwa, yaitu (attribuut) dan

(substantie).79

Landasan manusia adalah hayat (hidup) sebagai bagian materi dan rohani

yang karena berhubungan dengan penciptaan dunia, maka penjelasannya bumi

terdahulu adalah panas lalu menjadi dingin, berarti hayat datangnya dunia luar.80

C. Susunan Jasmani

Jasmani menurut Paryana adalah berhubungan dengan ’hayat’,81

menurutnya hayat dari luar dunia. Dikarenakan pada pase pertama dunia ini panas

lalu menjadi dingin, maka makhluk-makhluk dapat hidup di dunia, dari penjelasan

tersebut ’hayat’ berasal dari luar dunia. Hayat adalah di dalam elektron, dalam hal

ini elektron adalah kata-kata Tuhan.82 Sehingga memiliki tenaga yang besar sekali

dari proses sebelumnya, terbukti dari adanya bom atom.83

78 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 144. 79 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 144-145. 80 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 259. 81 Hayat adalah kutipan langsung dari Paryana, Manusia dengan Atomnya.h. 269. 82 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 98. 83 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 259.

Page 45: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Otak manusia adalah berfungsi sebagai tempat berpikir. Dalam

membicarakan otak adalah berlainan secara subtantif dengan hewan. Walau

hewan memiliki besar dalam otaknya yaitu paus dan gajah sebagai otak yang

terbesar, dan dibandingan manusia hanya 1400 sampai 1500 gram, karena

memiliki perbandingan berat badannya dengan otaknya maka otak manusia

terbilang besar 1: 40½, bila dibandingan gajah 1: 40.000.84

Dalam penjelasan filsafat manusia memang ia sangat menitik beratkan

pada bagaimana manusia dari individu yang mempunyai budi, yaitu subyek

memiliki hujud fisik yang otak yang baik. Sebab, dari apa yang kita fikirkan

merupakan dari otak yang memiliki pusat-pusatnya tersendiri. Sehingga ia

memiliki kesadaran yang benar-benar terjaga. Hal tersebut penjelasannya tentang

orang-orang jahat dengan orang-orang yang baik dari ukuran kepalanya. Seakan

percaya tidak percaya sudah ditemukan bahwa hujud kepala bisa saja menjadi

patokan baik ataukah jahat. Namun yang mencengangkan adalah ketika seorang

otak seperti orang biasa-biasa saja dalam lingkarannya dapat menulis 50 bahasa.85

Paryana dalam membahas tentang tubuh manusia adalah panca indra.

Persoalan terbesar adalah mengapa pancaindra mata apakah bersifat fisik ataukah

non-fisik? Sebab, pancaindra itu mengapa seperti mata yang tertutup masih

mampu untuk membaca. Dalam hal ini Paryana memberikan contoh Kuda Bux,

yang ditest oleh Harry Price dari The University London Council for Psychical

Investigation Investigation,86 untuk membaca buku sedangkan matanya dalam

kondisi tertutup, namun setelah di dalam ruang tertutup yang awalnya terang dan

84 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 7.

85 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 8. 86 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 23.

Page 46: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

kini tidak adanya listrik, sinar matahari yang masuk dalam ruangan tersebut, Kuda

Bux tidak dapat membaca lagi, versi yang lain adalah dikarenakan Kuda Bux,

tidak mengizinkan hidungnya di tutup.87

Dalam menjawab permasalah Kuda Bux tentang pancaindra, Paryana

mengutip gagasan Al-Ghazali, dalam mambahas akal pada buku Ihya Ulumuddin,

yaitu Akal lahir hanya berfungsi di kala terang, dan Akal batin dapat berfungsi di

kala terang, maupun gelap.88

”... . Tubuh manusia merupakan susunan resonator-resonator,

(resonatoren-systeem) seperti alat radio. Alat radio hanja berbunji apabila gelombangnja sesuai dengan gelombang setasion penjiar jang sedang dihubungkan dengan alat radio itu. ... .

Resonator-resonator dari tubuh manusia ialah Pantjainderanja”.89

Paryana dalam proses memikir ini mengambil kutipan langsung Arthur E.

Baines.

”Seluruh rasam dari susunan persarafan, risa, takik sambungan sumsum-punggung, sarung-saraf, simpul-saraf dsb. Merupakan suatu susunan listrik dengan banjak tangkupan arus, patahan, tjabang-tjabang dan sebagainja dan kita mnundjukkan dahulu, bahwa dasar tenaga tubuh ialah phenomeen listrik.”

90

D. Susunan Rohani

”Elektron-elektron bebas yang terdapat di dalam tiap-tiap inti dan di dalam darah adalah badan halus kita yang berasal dari zat anorganis, dan oleh karena itu disebut roh zat anorganis atau anima meneralis.”91

87 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 24. 88 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 26. 89 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 36-37. 90 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 55. 91 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 263.

Page 47: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Karena elektron ada hidup di dalamnya yang berasal aether dan itu berasal

dari ucapan Tuhan.92 Paryana mengungkap dalam al-Quran ”Jadilah kamu!” Maka

jadilah dia.93 Ayat dan surat yang dimaksud adalah Surat Yasin, ayat 82. Itulah

yang menjadikan landasan segala sesuatu yang metafisik kepada fisik. Di mulai

dari sesuatu yang mutlak yang tak bisa dan tidak dapat terbagi-bagi lagi. Lalu

butir-butir aether mempunyai unsur negatif dan positif berlawanan dan saling

menghancurkan dan munculah butir-butir elektron butir-butir lainnya.94

Elektron dianggap sebagai ruhani manusia yang menghidupkan. Berarti

Paryana menitik beratkan kepada spiritualimus untuk dapat menghidupkan. Walau

pun menurut al-Quran manusia berasal dari tanah, namun Paryana menjelaskan

unsur-unsur tanah tersebut dengan segala unsurnya di dalam unsur tersebut

haruslah disinari dengan elektron supaya dapat hidup.95

Menjelaskan tantang sesuatu yang subtantif dalam diri manusia Paryana

menjelaskan binatang siput dan tardagradus yang dikeringkan bertahun-tahun

dapat hidup kembali.96 Lalu seorang Yogi, telah dikubur berhari-hari hidup

kembali. Dari itu semua Paryana mempunyai keyakinan dari elektron menyusun

atom.97 Bila dihubungkan dengan tubuh maka elektron tersebut menjadi impuls

listrik ke otak dan dari otak tersebut pancaindara, insting, dan juga kedalam pusat

92 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 98. 93 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 99. 94 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 97. 95 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 160. 96 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 133. 97 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 135.

Page 48: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

kesadaran.98 Maka arus listrik itu mengalir ke pusat kesadaran lalu ke pusat akal

yang berbentuk ruh menjelma menamakan dirinya Aku.

E. Kesadaran

”Segera setelah Aku lupa akan diri sendiri, maka roh yang menamakan

dirinya Aku keluar dari otak dan menjadi badan pikiran (corpus mentalis) yang

bersifat metafisis dan sadar akan badan kasar (jasmani) dan badan halusnya

(rohani). Inilah yang dinamakan kesadaran diri sendiri yang murni (het

zuiverzelfbewustzijn), yaitu kesadaran akan diri sendiri suatu totalitas.

Apabila Aku ini mencapai ketenangan dan rasa damai di dalam batin

secara mutlak atau kesadaran sudah mencapai taraf mutmainah, maka berhentilah

gerakan elektron-elektron yang menyusunnya, baik gerakan berputar maupun

gerakan ulang-alik, dan elektron-elektron ini berubah menjadi aether kembali.

Dengan melewati badan pikiran (metal lichaam), elektron-elektron ini memasuki

budi serta menjadi kesadaran yang sadar akan isi seluruh semesta alam.

Kesadaran ini disebut kesadaran alam semesta (het cosmisch bewustzijn).

Setelah kesadaran ini tercapai, maka tenaga kesadaran ini makin lama

makin bertambah banyak sehigga meluap ke luar dari budi. Dan dengan meliputi

roh rabbani dan jasmani, tenaga ini berubah menjadi roh rahmani yang sama bagi

setiap pemiliknya. Mereka hanya sadar akan adanya Yang Satu. Kesadaran yang

demikian dinamakan kesadaran bersama (het collectief bewustzijn) yang

menimbukan agama.

Kesadaran bersama inilah yang mendorong umat manusia untuk

beragama, tanpa mengetahui sebab-sebabnya dan tidak mengetahui hakikat apa

yang disembah, akan tetapi mereka sadar bahwa di atas segala yang nyata ini

harus ada kekuasaa yang tertinggi. Dengan kata lain segala yang nyata ini harus

ada penciptaNya.”99

Gambaran kesadaran yang dikembangkan oleh Paryana dimulai dengan Aku lupa

akan diri sendiri. Dengan begitu terlihat seperti seperti berhubungan dengan metafisika,

98 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 263. 99 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 273-174.

Page 49: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

dan berhentilah elektron-elektron itu sebagai berfungsi sebagai hidup dan kembali

menjadi aether, yaitu positif dan negatif yang saling berlawanan dalam terjadinya alam

semesta. Paryana menjelaskan dengan begitu kesadaran itu tentang alam semesta hadir.

Pembahasan itu berakhir dengan Tuhan. Maka ketika adanya kesadaran ada pada

diri manusia akan adanya persamaan, yaitu bertuhan dan beragama. Hal itu menandakan

adanya pengalaman manusia yang sama antara yang satu dengan lain. Itulah dianggapa

oleh Paryana sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia untuk menafikan

adanya religiusitas yang berdasarkan diri sendiri yang berasal dari nilai spirit yang

tertinggi.

F. Hakikat Aku

”Aku merupakan elektron-elektron bebas yang bergerak di dalam otak

dan sadar akan diri sendiri.”100

Penjelasan Paryana mengenai Aku dalam kesadaran sesungguhnya

difungsikan oleh ruh nabati yang berada di sayur dan ruh hewani. Sementara Aku

tidak dapat berpikir jikalau tidak ada elektron-elektron bebas yang nantinya

mengelola makanan di dalam tubuh dan elektron berkaitan membutuhkan asupan

ruh nabati dan ruh hewani. Semua berproses nafsu pun berada di otak.101 Berarti

teoritis nafsu Paryana sangat berbeda dengan sufistik yang diartikan dengan

keinginan, kehidupan, kebaikan dan kejahatan yang berada di hati.

Hakekat Aku lebih cenderung kepada kebebasan jiwa yang berada di

kepala yang dapat menditeksi segala yang berada di alam semesta. Konsep

100 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 274. 101 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 275.

Page 50: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

tersebutnya itu dihubungkan dengan konsep Atman, yang berarti jiwa yang bebas

yang tidak terikat oleh waktu. Dikarenakan fungsi Atman yang berada didalam

diri manusia sebenarnya adalah sesuatu bebas, maka Paryana mengartikan bahwa

segalanya tentang Hakekat Aku berada di kepala dapat digunakan sebagai signal

informasi tentang segalanya. Berarti poin terpenting adalah langkah Kesadaran.

Page 51: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB IV

PARA PENGAMAT DAN PENGKRITIK PEMIKIRAN

R. PARYANA SURYADIPURA

A. Penulis dan Kritikus R.Paryana Suryadipura

Penulisan Paryana bersifat saintis sebagai dokter, namun ditambah dengan

argumentasi para filosof lainnya dan menjadikan sangat jelas pengetahuannya

telah mencukupi dengan banyak memahami fisafat. Dalam membahas tentang

para filosof tersebut terlihat dari timur sampai barat pun Paryana secara umum

dan atas rincian. Jadi Paryana bukanlah seorang yang dianggap aliran kebatinan,

seperti yang diungkap oleh Ranip, Harun Hadiwijono, dan Suwarno Imam. Para

penulis itu berlainan A.Seno-Sastroamidjojo telah mengutip buku Paryana

Suryadipura, Hakekat Atoom, (Atoom-Waarheid), dalam “Pantjaran Filsafat dan

Kebatinan”, pernerbit Panitya Penjelenggara Pertemuan Filsafat dan

Kebatinan” Djakarta, 1954:5.102 A.Seno dengan maksud mengembangkan

subtantif pemikiran tentang hidup.

Karena penulis sendiri masih kekurang dana dalam penelitian secara

lapangan untuk mengetahui kapan dan dimana terakhir kali dia mengabiskan

waktu pensiunnya. Ini penting, di kala karyanya sudah berhasil menjadi sejarah

pemikiran di Indonesia. Walau demikian kita harus melihat Paryana dari para

pengkritik pemikiranannya.

102 A.Seno-Sastroamidjojo, Hakekat Hidup, Suatu Tafsiran, (Timun Mas, Djakarta:

1963), h.72.

Page 52: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

5. Seno-Sastroamidjojo

Seno-Sastroamidjojo menulis mencapai kehidupan yang sejati. Paryana

pun dikritik oleh A.Seno-Sastroamidjojo, dalam buku Hakekat Hidup:

”Menurut dokter Paryana Suryadipura, ”mengerti rahasia hidup itu berarti mengerti kehidupan yang sejati”. Sayang sekali, bahwa tidak diterangkan lebih jauh apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan” kehidupan, mengkritik tujuan dari manusia yang belum dijabarkan sebagai sejati manusia hidup yang belum dijelaskannya”.103

Memang terasa penuh keilmuan tentang manusia, namun menurut Seno

Sastroamijojo adalah sangat di sayang tidak membahas tentang tujuan sejati

manusia belum dijelaskan. Sebagai kritik pemikiran Paryana, Seno-

Sastroamidjojo menulis karya yaitu Hakekat Hidup.

6. Harun Hadiwijono

Ini terbukti tulisan buku Harun Hadiwijono, Konsep tentang Manusia

dalam Kebatinan Jawa. Terlihat sangat meringkas, dan hanya mengartikan dari

sisi kebatinan saja dalam mengartikan pemikiran manusia menurut Paryana dan

itu hanya sebatas kesimpulan. Tulisanya lebih cenderung kepada mistisisme Jawa

itu sendiri. Serta obyektivitasnya hanya sekedar kesimpulan yang dapat

menjadikan pendahuluan ketimbang subtansi pemikiran Paryana yang

sesungguhnya.

103 A.Seno-Sastroamidjojo, Hakikat Hidup, h. 6.

Page 53: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

7. Rahnip

Rahnip, melihat Paryana selalu dari sisi religius keislaman melulu, bila

untuk menganggapnya pemikiran filsafat Rahnip mengakui namun pemikiran

filsafatnya di luar dari Islam. Standar yang digunakan untuk meluruskan Paryana

selalu dengan menggunakan al-Quran, sedangkan pembahasan Paryana adalah

gagasan filosofis. Bila diarahkan menjadi berstandarkan al-Quran akan menjadi

nuansa teologis. Tentunya Rahnip melihat karya-karya sufi untuk menganalisa

atau karya filsafat Islam lainnya.

8. Suwarno Imam

Dukungan tersebut ditambah lagi dengan tulisan Suwarno Imam S.

Dengan menulis buku Konsep Tuhan Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan

Jawa, dan ini menambah jelas bahwa Paryana merupakan termasuk aliran

kebatinan Jawa. Walau pun demikian apa yang dimaksud Suwarno Imam S. bukan

sesuatu yang negatif dalam penjelasan arti dari kebatinan.104

Suwarno Imam adalah lebih baik ketimbang Harun Hadiwijono dalam

menjelasankan pemikiran Paryana. Langkah teoritisnya pun sesuai dengan buku

Alam Pikiran, karya Paryana. Secara jelasnya Suwarno hanya menjelaskan cara

berpikir manusia dan tentang manusia secara subtansi.

104 Suwarno Imam, Konsep Tuhan Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan Jawa,

(Rajagrafindo, Jakarta:2005), h. v.

Page 54: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gagasana pemikiran Paryana menutup dengan bab Insan Kamil, dia

menjelaskan manusia sudah ada pada kejenuhan atas semua pemikiran.

”Ada tanda-tanda, bahwa seluruh umat manusia tidak lagi mencari kebahagiaan didalam ratio (akal) dan logica, maupun di dalam ketegaran formalisme dan dogmatisme.”105 Filsafat Indonesia masih terhitung langka, dan disistematikan pun tiada

pernah. Ditambah lagi Filsafat Indonesia masih terlihat belum jelas sebagai jalan

pemikiran yang memang harus berbeda. Sedangkan banyak karya orang Indonesia

yang dapat dijadikan bahan tulisan yang bernilai filosofis belum tentu disadari.

Bisa saja orang-orang yang mengerti filsafat belum dapat merangkum, disebabkan

para tokoh Filosofis Indonesia sudah menghasilkan karya-karya. Di Indonesia

banyak sekali tokoh filsafat, seperti; Soekarno, Paryana Suryadipura, A. Seno

Sastroamidjojo, N. Drijarkara S.J, K. Bertens, namun tiada yang dapat

mensistematiskan pemikiran mereka. Hal itu menarik untuk bisa disistematiskan

yang nantinya Filsafat Indonesia membumi di negeri ini tercinta.

Sayang sekali sejauh ini filsafat hanya sebatas mendukung Ideologi

Negara. Dengan begitu Filsafat Indonesia dikembangkan disesuaikan untuk

kepentingan negara dengan tujuan yang terpenting adalah politik dan bukan

subtansi ajaran. Namun Sidney Hook yang mempersepsikan ideologis berbeda

dengan nilai ilmiah. Karena ideologi mirip sejenis kepercayaan primitif.106

105 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 238. 106 Harsja W. Bachtiar, Percakapan dengan Sidney Hook, h. 156

Page 55: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Apalagi bila kita kembangkan dengan embel-embel filsafat Pancasila, hal

tersebut adalah sangat condong kepada hanya diyakini saja ketimbang mengubah

dengan mengkritisi. Sementara sampai hari ini filsafat yang bersifat spekulatif

dan sekiranya melenceng dari tradisi masih beranggapan sesat, atau aliran yang

dianggap terlarang untuk didekati sebagai pelajaran. Karena filsafat Pancasila

adalah ideologis yang merupakan tuntutan dari manusia untuk bisa dijalankan

oleh pemerintah bisa saja terhitung benar. Sangatlah terlihat sangat tidak ilmiah

dan masih terlihat sekali dalam penjelasan yang bersifat tradisional. Bagaimana

Sunoto,107 ingin mensistematiskan bagaimana pandangan tradisi tersebut hingga

pernyataan mengapa ada Filsafat China, Filsafat Yunani, hal tersebut merupakan

sesuatu dari tingkat pemikiran masyarakat dalam membutuhkan spirit untuk

pencapaian yang tertinggi.

Itu sama saja seperti Robert C. Zaehner ingin bagaimana merumuskan

Hinduisme yang sudah berkembang dalam budaya India. Namun itu tidak terlalu

sulit disebabkan banyaknya sumber yang akan menyatakan hal itu sudah

disepakati sebagai nilai filosofis dan itu terdapat di dalam kitab-kitab kuno mereka

seperti Weda. Hal tersebut menambah cara bagaimana kita memandang sisi

pemikiran tersebut, untuk sampai tingkatan penelitian filosofis. Karena dari sekian

banyak penulis filsafat hanya berada pada kepercayaan penulis-penulis

sebelumnya.

Penulis melihat, pertama; sebelum kemerdekaan adalah filsafat terhitung

pada pase Nusantara atau sebelum kemerdekaan, berarti bisa disebut dengan

107 Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekatan melalui Metafisika, Logika, dan

Etika. Edisi 3, Cet XII, (Hanindita, Yogyakarta: 1995), h. 8.

Page 56: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Filsafat Nusantara. Kedua; filsafat yang sudah kemerdekaan yaitu sudah dalam

sebutan Filsafat Indonesia.

Dari sekian banyak pemikir di Indonesia sedikit sekali untuk dianggap

seorang pemikir. Dikarenakan abad ke-20: upaya penerimaan Islam terhadap

budaya-budaya lokal dan nasional, penempatan keyakinan dan praktik Islam yang

standar sebagai modus operandi.108 Di sisi yang sama juga diperlihatkan

background masyarakat kita adalah praktik animisme merupakan ciri penting dari

kehidupan keseharian di Jawa. Seperti, Hindu, Budha, hingga melekat pada ritual

Islam.109

B. Saran-saran

Mahasiswa masih kurang tanggap pada perkembangan filsafat Indonesia,

apalagi mengenai manusia sangat fondamental segala bidang keilmuan. Hal

tersebut sudah satu abad ini tidak ada kejelasan tentang rumusan tentang

kefilsafatan. Mengenai kemanusian tidak lagi menjadi sentral yang utama,

pembahasan tentang berupa teknologi lebih dipentingkan ketimbang riset tentang

manusia.

Bila kita saksikan adanya kekuatan baru seperti intuisi di dalam diri

manusia dapat diteliti, dimungkinkan manusia akan menemukan potensi yang

terpendam pada dirinya. Ditambah cara berpikir manusia yang lebih diutamakan

dimungkinkan negara akan dapat lebih maju. Ketimbang diatas kertas manusia

bekerja, namun setelah mengalami fluktuatif ekonomi seperti 1990-1999, maka

108 Howard M. Federspiel, (Laiden, The Nederland: 2001).Penerjemah Ruslani,

Kurniawan Abdullah, Labirin Ideologi Muslim: Pencarian dan Pergulatan PERSIS di Era

Kemunculan Negara Indonesia (1923-1957), Cet-1, (Serambi, Jakarta: 2004), h. 7 109 Howard M. Federspiel, Koninklijke Brill NB, h. 17.

Page 57: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

berapa banyak kekuatan itu tiada hasil. Nilai tenaga tidak dihargai lagi

dikarenakan perusahaan terpengaruh dari gejala ekonomi global. Dengan begitu

cara berpikir kita mesti diarahkan kepada kemandirian yang sesungguhnya tidak

rentan krisis. Sebab, manusia berpikir tentang cara yang terbaik akan dirinya

untuk berjalan.

Kita bisa saksikan bagaimana sekarang ini banyak pekerja ketimbang jadi

pemikir, dan dengan itu mengakibatkan rapuhnya sendi perekonomian yang rawan

mudah krisis. Bila dianggap pekerjaan adalah landasan dari manusia hidup, dari

arti materialis, maka sedikit saja adanya pemutusan hubungan pekerjaan dengan

satu perusahaan dapat sendirinya mengalami krisis sosial. Salah satunya

dikarenakan kita selalu disembunyikan dan menyembunyikan diri kita dihadapan

pimpinan sedangkan ide kita lebih baik.

Keinginan Paryana bagaimana manusia menjadi manusia metafisicum,

belum mendapatkan hasil yang baik. Stikma yang hadir adalah perdukunan,

kekebalan, atau pengobatan alternatif. Inilah kekeliruan yang terjadi dimanapun.

Sebab, manusia memerlukan ruang batin untuk bertanya ’Siapa Aku?’ Itu yang

tak muncul dalam perkembangan manusia modern, sedangkan krisis kemanusiaan

sudah dapat di ungkap namun karena banyaknya kepentingan maka ketidak

manusiaan muncul. Dengan begitu kita harus mengenal diri kita sendiri. Sebagai

modal dasar dari motivasi untuk dapat tetap hidup atau untuk tetap baik.

Kritik yang dicurahkan Paryana sesungguhnya untuk mahasiswa yang

dalam proses atau sebutan Paryana ’masa kebatinan’ yaitu sekitar umur 20 tahun.

Karena, masa tersebut pemuda lebih cenderung depresif, dan krisis kepribadian,

Page 58: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

atau pencarian identitas diri. Dengan begitu lapangan pemikiran khusus filsafat

sudah harus dikembangkan lebih dini lagi dan lebih membumi. Supaya gagasan

Paryana tersebut menjadi terhujud di Indonesia khususnya.

Page 59: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Daftar Pustaka

Bachtiar, Harsja W., Percakapan dengan Sidney Hook, cet, 1, (Djambatan,

Jakarta: 1976).

Bakhtiar, Laleh, Perjalanan Menuju Tuhan, dari Maqam-maqam hingga Karya-

besar Dunia Sufi, penerjemah Purwanto, cet-1,(Nuansa, Bandung:

2001).

Bertens, K., Filsafat Barat Kontemporer Prancis, (Gramedia, Jakarta: 2006).

Bucaille, Maurice, Asal-Usul Manusia Menurut Bibel Al-Quran Sains,

penerjemah Rahmani Astuti, cet-5, (Mizan, Bandung: 1992).

Carrel, Alexis, Mesteri Manusia, penerjemah Kurnia Roesli dkk, (Remaja Karya,

Bandung: 1987).

Driyakara, Tim Redaksi, Jelajah Hakikat Pemikiran Timur, cet-1, (Gramedia,

Jakarta: 1993).

Drijarkara, Prof. Dr. N., Filsafat Manusia, cet-22, (Kanisius, Yogyakarta:2005).

Hardiman, F. Budi, Filsafat Modern: dari Machiavelli sampai Nietzche,

(Gramedia, Jakarta: 2004).

Hadiwijono, Harun, Konsep Tentang Manusia Dalam Kebatinan Jawa, cet-1,

(Sinar Harapan, Jakarta: 1983).

Hang, Ong, Keajaiban Seni Motivasi Bangsa Cina Kuno, penerjemah

Nadjamuddin (Prestasi Asia Pustaka, Jakarta: 2007).

Imam, Suwarno, Konsep Tuhan Manusia, Mistik dalam berbagai Kebatinan

Jawa, (Rajagrafindo, Jakarta:2005).

Indonesia, Daftar Tajuk Nama Pengarang, (perpustakaan Nasional RI:2006).

Kartapradja, Prof. Kamil, Aliran Kebatinan dan Kepecayaan di Indonesia, cet-1,

.(Masagung, Jakarta: 1985).

Page 60: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Kartoatmodjo, Soesanto, Parapsikologi, Paragnosi, Parergi, dan Data

Paranormal, cet-1 (Sinar Harapan, Jakarta: 1995).

Mangunhardjana, A., Isme-Isme Dalam Etika dari A sampai Z, cet-8, (Kanisius,

Yogyakarta: 2006).

Mohammad A. Shomali, Relativisme Etika, penerjemahan Zaimul Am, (Serambi

dan ICAS, Jakarta: 2005).

Morrison, A. Creassy, Menjingkapkan Dunia Modern, penerjemah Hilman

Madewa dan Mr. Muchtar Kusumaatmadja, cet-1, (Kebangsaan,

Djakarta: 1958).

Nasuhi, Hamid dkk, pedomanan Akademik, fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

(UIN, Jakarta: 2004-2005)

Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi,), (CeQda, Jakarta: 2008).

Nasution, Harun, Islam ditinjau dari berbagai aspek, jilid I, cet 5, (UI Press,

Jakarta:1985).

Nasution, Harun, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, cet-11, (Bulan Bintang,

Jakarta: 2004).

Rahnip, Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan, (Pustaka Progresif,

Surabaya:1997).

Sastroamidjojo, A. Seno, Hakekat Hidup, Suatu Tafsiran, (Timun Mas, Djakarta:

1963).

SJ, J.W.M. Bakker Filsafat Kebudayaan, Sebuah pengatar, cet-15, ( Kanisius,

BPK Gunung Mulia, Yogyakata:2005).

Smith, Linda & William Raeper, Ide-Ide Filsafat dan Agama, Dulu dan Sekarang,

penerjemah, P. Hadono Hadi, cet-5, (Kanisius, Yogyakarta: 2004).

Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, cet-2 (Djakarta:1963).

Suryadipura, R. Paryana, Alam Pikiran, Cet-2, (Sumur Bandung, Bandung: 1961).

Page 61: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Suryadipura, R. Paryana, Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan

Sakit, cet-1, (Bumi Aksara, Jakarta: 1994).

Sutanto, Jusuf, Kearifan Kuno di Zaman Modern, Penyejuk Manusia dalam

Mencari Kebenara, cet-1, (Hikmah, Jakarta:2004).

Tse, Lou, Kitab Tao Te Cing, penerjemah Lim Tji Kay, cet-3, (Balai Kitab

Tridharma Indonesia, Jakarta: 2007).

Weij, P.A. van der, Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia, penerjemahan K.

Bertens. cet-2, (Gramedia, Jakarta:1991).

Wiriaatmadja, Rochiati, dkk, Sejarah Peradaban Cina, Analisis Filosofis-Historis

Sosio-Antropologis, cet-2, (Humaniora, Bandung: 2004).

Yahya, Harun, Misinterpretasi terhadap Al-Quran, Mewaspadai Penyimpangan

dalam menafsirkan Al-Quran, penerjemah Samson Rahman, cet-1

(Robani Pres, Jakarta:2001).

Zimmer, Heinrich, Sejarah Filsafat India, penerjemah Agung Prihantoro, cet-1,

(Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2003).

Page 62: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang

Biodata Penulis

Nama : Martinda Rifai

Tempat/Lahir : Tangerang 12 Maret 1984

Alamat Lengkap : Jl. Tongkol II. No: 179 Perum I Tangerang Banten

Telepon : 081210974352 / 92113752

Pendididikan : TK Ar-Rahman (1989-1990), SD Islamic Village

Karawaci Tangerang (1990-1996), Paket B (2000), Paket C

(2004), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta (2004-2008), Mendapatkan Gelar Sarjana Filsafat

Islam.

Keterampilan : Musik Gitar Klasik, Bahasa Ingris, Bernyanyi, Pelatihan

Motivasi Diri.

Filosofi Hidup : Terimalah segala penolakan atas kebaikan, pengorbanan,

hingga perasaan cinta yang diabaikan kekasihmu,

engkaupun akan mendapatkan yang lebih baik ketimbang

dirinya.

Page 63: PENGESAHAN PANITIA UJIAN - · PDF fileSocrates ... pemikiran para filosof Yunani Kuno, para filosof China, filosof Islam, sufi, hingga filsafat Barat, dan saintis yang telah berkembang