PENGERTIAN WAKAF

12
A. PENGERTIAN WAKAF Wakaf berasal dari bahasa Arab “waqafa” yang artinya berhenti atau menahan, sedangkan secara istilah fikih adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan kepemilikan barang yang diwakafkan tersebut untuk dimanfaatkan lebih lanjut oleh khalayak umum. Wakaf menurut para ulama fikih: 1. Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan (Ibnu al-Humam: 6/203). Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya. 2. Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187). Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau tempat yang berhak saja. 3. Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi

Transcript of PENGERTIAN WAKAF

Page 1: PENGERTIAN WAKAF

A. PENGERTIAN WAKAF

Wakaf berasal dari bahasa Arab “waqafa” yang artinya berhenti atau

menahan, sedangkan secara istilah fikih adalah sejenis pemberian yang

pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan kepemilikan barang yang

diwakafkan tersebut untuk dimanfaatkan lebih lanjut oleh khalayak umum.

Wakaf menurut para ulama fikih:

1. Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda

(al-‘ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya

kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan (Ibnu al-Humam:

6/203). Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf

masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan

artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala

perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk

asset hartanya.

2. Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu

harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk

diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam

jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187).

Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang

atau tempat yang berhak saja.

3. Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa

memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara

memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan

kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini: 2/376). Golongan

ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi

bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah

serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575).

4. Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana,

yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang

dihasilkan (Ibnu Qudamah: 6/185). Itu menurut para ulama ahli fiqih.

Bagaimana menurut undang-undang di Indonesia? Dalam Undang-undang

nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum Wakif

Page 2: PENGERTIAN WAKAF

untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya

untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai

dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan

umum menurut syariah.

Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf

bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang

yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan

fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf

berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk

kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

B. DASAR HUKUM DISYARIATKANNYA WAKAF

1. Surat Ali Imran Ayat ke 92

�ه� �الل ن ء�ف�إ ي� ش� �من �نفق�وا �و�م�ات �ون ب �ح �مم�ات �نفق�وا �ىت ت ح� ر� �ب �ال �وا �ال �ن �نت ليم" هع�ل ب

Artinya:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan

maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Isi Kandungan:

Ø Dari segi agama, kebaikan bukan hanya terletak pada shalat dan ibadah. Membantu

orang-orang lemah dan memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat adalah di antara

tugas seorang muslimin.

Ø Karena Tuhan membandingkan apa yang kita infakkan, maka sebaiknya kita

infak sesuatu yang terbaik dan jangan kita bakhil tentang jumlahnya.

Ø Syuhada mencapai derajat tertinggi bir (kebaikan). Karena, mereka menginfakkan

modal yang paling besar yaitu jiwanya di jalan Allah.

Ø Dalam infak, intinya adalah pada kualitas bukannya pada kuantitas, artinya baik

walaupun sedikit.

Page 3: PENGERTIAN WAKAF

Ø Dalam Islam, tujuan infak bukan hanya mengenyangkan perut orang-orang lapar,

melainkan pertumbuhan ekonomi yang menafkahkan juga dimaksudkan. Menghilangkan

keterikatan hati dari mahbub imajinasi dan khayali menyebabkan mekarnya jiwa

kedermawanan dan pengorbanan.

2. Surah Al- Baqarah Ayat 261

Artinya: 261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah [166] adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Kandungan:

Ilmu berniaga ( jual beli ) dengan ALLAH tidak akan pernah rugi, jika kita

berniaga dengan ALLAH pasti melipat gandakan 1 sampai 700 kali

lipat.Sebagai contoh:saya mempunyai uang 1000 rupiah dan saya berikan

kepada fakir miskin dengan niatan berdagang dengan ALLAH , maka saya

akan mendapatkan kembali sebesar 700000 rupiah dan semua itu terlepas

daripada zakat atau shodaqoh,untuk mendapatkan sampai dengan

kelipatan 700 kali lipatnya menurut saya banyak hal yang

mempengaruhinya,dilihat daripada hal ibadah kita apakah kita

menyekutukan ALLAH atau tidak sebagai contoh jika kita mempunyai benda

pusaka gugurlah amal ibadah kita itu pasti karena menduakan ALLAH,dan

pastinya ALLAH akan murka,dan yang mempengaruhinya salah satunya lagi

Page 4: PENGERTIAN WAKAF

bagaimana kita menjalankan amal ibadah kita seperti zakatnya apakah kita

penuhi setiap kita mendapatkan rezeki kita keluarkan, shodaqohnya,puasa

sunahnya,shalat-shalat sunahnya,tingkah laku kita dengan makhluk

lainnya,apakah kita sering menjadi pembenci(akhlak terpuji secara

keseluruhan).

C. STATUS BENDA WAKAF

D. RUKUN DAN SYARAT WAKAFSyarat-syarat harta yang diwakafkan sebagai berikut:

1) Diwakafkan untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktu tertentu (disebut

takbid).

2) Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan

datang. Misalnya, “Saya wakafkan bila dapat keuntungan yang lebih besar dari

usaha yang akan datang”. Hal ini disebut tanjiz

3) Jelas mauquf alaih nya (orang yang diberi wakaf) dan bisa dimiliki barang yang

diwakafkan (mauquf) itu

Rukun Wakaf

1) Orang yang berwakaf (wakif), syaratnya;

a. kehendak sendiri

b. berhak berbuat baik walaupun non Islam

2) Sesuatu (harta) yang diwakafkan (mauquf), syartanya;

a. barang yang dimilki dapat dipindahkan dan tetap zaknya, berfaedah saat

diberikan maupun dikemudian hari

b. milki sendiri walaupun hanya sebagian yang diwakafkan atau musya

(bercampur dan tidak dapat dipindahkan dengan bagian yang lain

Imam Malik berpendapat bahwa kepemilikan barang yang diwakafkan tetap berada di tangan pemilik aslinya, tetapi ia tidak boleh menggunakannya lagi. Dan Iman Hanafi mengatakan bahwa barang yang diwakafkan itu sudah tidak ada lagi pemiliknya. Pendapat inilah yang paling kuat di antara beberapa pendapat di kalangan para pengikut Mazhab Iman Syafi’I, sedangkan Imam Hanbali mengatakan bahwa barang tersebut berpindah ke tangan pihak yang diwakafi

Page 5: PENGERTIAN WAKAF

3) Tempat berwakaf (yang berhaka menerima hasil wakaf itu), yakni orang

yang memilki sesuatu, anak dalam kandungan tidak syah.

4) Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid, sekolah orang yang

tidak mampu dan sebagainya” tidak perlu qabul (jawab) kecuali yang bersifat

pribadi (bukan bersifat umum)

E. PELAKSANAAN WAKAF DI INDONESIA

a. Landasan

1. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah

Milik

2. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 6 Tahun 1977 tentang Tata Cara

Pendaftaran Tanah mengenai Perwakafan Tanah Milik

3. Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan

Pelasanaan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan

Tanah Milik

4. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No.

Kep/P/75/1978 tentang Formulir dan Pedoman Peraturan-Peraturan

tentang Perwakafan Tanah Milik

b. Tata Cara Perwakafan Tanah Milik

1. Calon wakif dari pihak yang hendak mewakafkan tanah miliknya harus

datang dihadapan Pejabat Pembantu Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk

melaksanakan ikrar wakaf.

2. Untuk mewakafkan tanah miliknya, calon wakif harus mengikrarkan

secara lisan, jelas dan tegas kepada nadir yang telah disyahkan dihadapan

PPAIW yang mewilayahi tanah wakaf. Pengikraran tersebut harus dihadiri

saksi-saksi dan menuangkannya dalam bentuk tertulis atau surat

3. Calon wakif yang tidak dapat datang di hadapan PPAIW membuat ikrar

wakaf secara tertulis dengan persetujuan Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten atau Kotamadya yang mewilayahi tanah wakaf. Ikrar ini

dibacakan kepada nadir dihadapan PPAIW yang mewilayahi tanah wakaf

serta diketahui saksi

4. Tanah yang diwakafkan baik sebagian atau seluruhnya harus merupakan

Page 6: PENGERTIAN WAKAF

tanah milik. Tanah yang diwakafkan harus bebas dari bahan ikatan, jaminan,

sitaan atau sengketa

5. Saksi ikrar wakaf sekurang-kurangnya dua orang yang telah dewasa, dan

sehat akalnya. Segera setelah ikrar wakaf, PPAIW membuat Ata Ikrar Wakaf

Tanah

c. Surat yang Harus Dibawa dan Diserahkan oleh Wakif kepada PPAIW

sebelum Pelaksananaan Ikrar Wakaf

Calon wakif harus membawa serta dan menyerahkan kepada PPAIW surat-

surat berikut.

1. sertifikat hak milik atau sertifikat sementara pemilikan tanah (model E)

2. Surat Keterangan Kepala Desa yang diperkuat oleh camat setempat yang

menerangkan kebenaran pemilikan tanah dan tidak tersangkut suatu

perkara dan dapat diwakafkan

3. Izin dari Bupati atau Walikota c.q. Kepala Subdit Agraria Setempat

d. Hak dan Kewajiban Nadir

Nadir adalah kelompok atau bandan hukum Indonesia yang diserahi tugas

pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf

1. Hak Nadir

a. Nadir berhak menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang biasanya

ditentukan oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau

Kotamadya. Dengan ketentuan tidak melebihi dari 10 % ari hasil bersih

tanah wakaf

b. Nadir dalam menunaikan tugasnya dapat menggunakan fasilitas yang

jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten atau Kotamadya.

2. Kewajiban Nadir

Kewajiban nadir adalah mengurus dan mengawasi harta kekayaan wakaf

dan hasilnya, antara lain:

a. menyimpan dengan baik lembar kedua salinan Akta Ikrar Wakaf

b. memelihara dan memanfaatkan tanah wakaf serta berusaha

meningkatkan hasilnya

Page 7: PENGERTIAN WAKAF

c. menggunakan hasil wakaf sesuai dengan ikrar wakafnya.

Mengganti Barang Wakaf

Prinsip-prinsip wakaf diatas adalah pemilikan terhadap manfaat suatu

barang. Barang asalnya tetap, tidak boleh diberikan, dijual atau dibagikan.

Barang yang diwakafkan tidak boleh diganti atau dijual. Persoalannya akan

jadi lain jika barang wakaf itu sudah tidak dapat dimanfaatkan, kecuali

dengan memperhitungkan harga atau nilai jual setelah barang tersebut

dijual. Artinya, hasil jualnya dibelikan gantinya. Dalam keadaan demikian ,

mengganti barang wakaf dibolehkan. Sebab dengan cara demikian, barang

yang sudah rusak tadi tetap dapat dimanfaatkan dan tujuan wakaf semula

tetap dapat diteruskan, yaitu memanfaatkan barang yang diwakafkan tadi.

Sayyidina Umar r.a. pernah memindahkan masjid wakah di Kuffah ke tempat

lain menjadi masjid yang baru dan lokasi bekas masjid yang lama dijadikan

pasar. Masjid yang baru tetap dapat dimanfaatkan. Juga Ibnu Taimiyah

mengatakan bahwa tujuan pokok wakaf adalah kemaslahatan. Maka

mengganti barang wakaf tanpa menghilangkan tujuannya tetap dapat

dibenarkan menurut inti dan tujuan hukumnya.

Pengaturan Wakaf

Tujuan wakaf dapat tercapai dengan baik, apabila faktor-faktor

pendukungnya ada dan berjalan. Misalnya nadir atau pemelihara barang

wakaf. Wakaf yang diserahkan kepada badan hukum biasanya tidak

mengalami kesulitan. Karena mekanisme kerja, susunan personalia, dan

program kerja telah disiapkan secara matang oleh yayasan penanggung

jawabnya.

Pengaturan wakaf ini sudah barang tentu berbeda-beda antara masing-

masing orang yang mewakafkannya meskipun tujuan utamanya sama, yaitu

demi kemaslahatan umum. Penyerahan wakaf secara tertulis diatas materai

atau denagn akta notaris adalah cara yang terbaik pengaturan wakaf.

Dengan cara demikian, kemungkinan penyimpangan dan penyelewengan

dari tujuan wakaf semula mudah dikontrol dan diselesaikan. Apalagi jika

Page 8: PENGERTIAN WAKAF

wakaf itu diterima dan dikelola oleh yayasan-yayasan yang telah bonafide

dan profesional, kemungkinan penyelewengan akan lebih kecil.

F. HIKMAH DARI PERSYARIATAN WAKAF

Melaksanakan perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik. Firman

Allah SWT:

(lihat Al-Qur’an onlines di google)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan.” (QS Al Hajj : 77)

1. Memanfaatkan harta atau barang tempo yang tidak terbatas

Kepentingan diri sendiri sebagai pahala sedekah jariah dan untuk

kepentingan masyarakat Islam sebagai upaya dan tanggung jawab kaum

muslimin. Mengenai hal ini, rasulullad SAW bersabda dalam salah satu

haditsnya:

� م�ن� �م� ال �ه�ت �م�ر ي ا �ن� ب مي ل �م�س� �س� ال �ي (الحديث )م�ن-ى ف�ل

Artinya: “Barangsiap yang tidak memperhatikan urusan dan kepentingan

kaum muslimin maka tidaklah ia dari golonganku.” (Al Hadits)

2. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi

Wakaf biasanya diberikan kepada badan hukum yang bergerak dalam bidang

sosial kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan kaidah usul fiqih berikut ini.

ح ع�لى ق�د�م� �ج�اص- م�ص�ال ح ال �ع�ام- م�ص�ال م� ال

Artinya: “Kemaslahatan umum harus didahulukan daripada kemaslahatan

yang khusus.”

Adapun manfaat wakaf bagi orang yang menerima atau masyarakat adalah:

a. dapat menghilangkan kebodohan

b. dapat menghilangkan atau mengurangi kemiskinan

c. dapat menghilangkan atau mengurangi kesenjangan sosial

d. dapat memajukan atau menyejahterakan umat

G. KESIMPULAN

Page 9: PENGERTIAN WAKAF

Sebagaimana kita semua telah ketahui bahwa seseorang yang mewakafkan

harta bendanya kepada orang-orang yang membutuhkan,maupun demi

pembangunan,haruslah dengan ikhlas mewakafkan apa yang telah ia ingin

berikan bukan karena paksaan dari orang lain , melainkan atas kehendak diri

sendiri, bukan atas paksaan seseorang atau juga karena riya’. Karena wakaf bisa

kita artikan sebagai suatu bukti tanda syukur seseorang terhadap Allah SWT atas

apa yang telah Allah berikan kepadanya.

Sebagai seorang manusia yang masih memiliki akal sehat, tentulah menarik

kembali sesuatu yang telah kita berikan merupakan suatu pantangan, bagaikan

menelan kembali ludah yang telah kita buang sendiri. Dan satu hal lagi,

“berpikirlah sebelum bertindak”, pikirkanlah dulu kemampuan sendiri sebelum

menyatakan sesuatu sebagai wakaf, jika Anda sendiri bukan merupakan orang

yang sudah sepantasnya berwakaf.