PENGERTIAN SYARIAH

8
A. PENGERTIAN SYARIAH Syariah (Arab: ة ع ر ش  ), undang-undang, Syari„ah juga ي م ل س ن و ق  ( Qānūn Islami ) adalah kode moral dan hukum Islam. Syariah berkaitan dengan banyak topik dibanding yang dimuat o leh hukum sekuler, termasuk kejahatan, politik dan ekonomi, serta hal-hal  pribadi seperti hubungan seksual, kebersihan, pola makan, ibadah, dan berpuasa. Meskipun interpretasi Syariah bervariasi diantara budaya, dalam definisi itu dinyatakan sebagai hukum Allah yang sempurna dan berbeda dengan interpretasi manusia tentang hukum (Fiqh) (Mudawan 2012). Secara etimologis kata syari’at berasal dari bahasa Arab yaitu syar’I yang berarti jalan besar, sumber mata air. Para ahli mengungkapkan kata Syariah sebagai kata Arab kuno yang menunjukkan jalan yang harus diikuti, atau bagian menuju lubang air. Definisi yang terakhir berasal dari fakta bahwa jaln menuju air adalah seluruh cara hidup di lingkungan padang pasir gersang (Mudawan 2012). Etimologi Syariah memiliki arti sebagai “jalan” berasal dari ayat al -Qur'an (45:18): Abdul Mannan Omar dalam karyanya Dictionary of al-Qur'an dalam Mudawan (2012), percaya bahwa "Jalan" yang diamaksud pada ayat ini berasal dari kata “Syara'a” yang berarti "dia ditahbiskan". Bentuk lain juga muncul “Syara'u” dalam al-Qur’an (42:21, 5:48) disebutkan : Al-Qur’an (42:21) :  Al-Qur’an (5:48) :  

Transcript of PENGERTIAN SYARIAH

A. PENGERTIAN SYARIAHSyariah (Arab: ), undang-undang, Syariah juga (Qnn Islami) adalah kode moral dan hukum Islam. Syariah berkaitan dengan banyak topik dibanding yang dimuat oleh hukum sekuler, termasuk kejahatan, politik dan ekonomi, serta hal-hal pribadi seperti hubungan seksual, kebersihan, pola makan, ibadah, dan berpuasa. Meskipun interpretasi Syariah bervariasi diantara budaya, dalam definisi itu dinyatakan sebagai hukum Allah yang sempurna dan berbeda dengan interpretasi manusia tentang hukum (Fiqh) (Mudawan 2012). Secara etimologis kata syariat berasal dari bahasa Arab yaitu syarI yang berarti jalan besar, sumber mata air. Para ahli mengungkapkan kata Syariah sebagai kata Arab kuno yang menunjukkan jalan yang harus diikuti, atau bagian menuju lubang air. Definisi yang terakhir berasal dari fakta bahwa jaln menuju air adalah seluruh cara hidup di lingkungan padang pasir gersang (Mudawan 2012). Etimologi Syariah memiliki arti sebagai jalan berasal dari ayat al-Qur'an (45:18):

Abdul Mannan Omar dalam karyanya Dictionary of al-Qur'an dalam Mudawan (2012), percaya bahwa "Jalan" yang diamaksud pada ayat ini berasal dari kata Syara'a yang berarti "dia ditahbiskan". Bentuk lain juga muncul Syara'u dalam al-Quran (42:21, 5:48) disebutkan : Al-Quran (42:21) :

Al-Quran (5:48) :

Sedangkan secara terminologis, syariah diartikan sebagai norma hukum dasar yang diwahyukan Allah SWT, yang wajib diikuti orang islam dan mengatur hubungan antara :1. Manusia dengan Allah SWT2. Manusia dengan manusia3. Manusia dengan alam semestaHubungan antara syariah dengan akidah adalah sebagaimana hubungan antara iman dengan amal. Hal tersebut tercantum dalam Al-quran surah An-Nahl ayat 97 dan surah Al-Asr ayat 3 yaitu :

Surah An-Nahl ayat 97 :

Surah Al-Asr ayat 3 :

Syariah merupakan manifestasi dari akidah. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa akidah semua nabi dan rasul adalah sama (QS. 21:25, 3:83-84).

Surah Al-Anbiya ayat 25 :

Surah Al-Imran ayat 83-84 :

Sedangkan syariah setiap nabi dan rasul masing-masing berbeda (QS. 5:48, 2:286).

Surah Al-Maidah ayat 48 :

Surah Al-Baqarah ayat 286 :

B. PRINSIP-PRINSIP SYARIAHDiantara prinsip-prinsip syariah Islamiyah adalah sebgai berikut:1. Selalu sesuia dengan fitrah manusia (QS. 30:30)Contohnya :a. Menikah (QS. 30-21).

Islam tidak membenci dan mengharamkan hubungan antara laki-laki dan wanita, tetapi islam mengatur dan mengarahkan agar tidak salah jalan, yaitu dengan menikah.

b. Menutup aurat (QS. 33:59, 24:31).

Tujuan menutup aurat adalah agar lelaki dan wanita menjaga kehormatannya dan kemuliaan derajatnya, sehingga pergaulan diantara keduanya didasarkan pada hukum Allah dan tidak dibebaskan tanpa norma seperti binatang.

2. Dapat dilaksanakan dalam segala kondisi (QS. 2:185).

a. Shalat. Dalam shalat terdapat rukhsah bagi orang yang dalam keadaan sakit, bisa dilakukan dengan duduk, berbaring bahkan dengan isyarat tergantung beratnya penyakit yang diderita. Kemudian bagi orang yang dalam perjalanan dapat dilakukan dengan cara diringkas (qashar) bagi shalat yang jumlah rakaatnya empat.b. Tharah. Jika tidak ada air dapat dilakukan dengan tayamum.c. Puasa. Bagi orang yang dalam keadaan lemah, baik sakit, wanita hamil, dan menyusui bisa mengganti puasa dengan qadha dan fidyah apabila tidak kuasa untuk berpuasa.

3. Beban yang ringan sesuai dengan kemampuan manusia, tujuan untuk kemaslahatan (kebahagian dan kepentingan) manusia itu sendiri. (QS. 7:157).

Contohnya : apa yang diharamkan Allah pada manusia jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dihalalkannya dan semua yang diharamkan untuk kesehatan dan kemaslahatan manusia itu sendiri.

4. Penetapannya dilakukan dengan bertahap, dimulai dengan menanamkan akidah kepada umatnya.Contohnya : a. Pengharaman minuman keras (QS. 2:219, 4:43, 5:90).

Surah Al-Baqarah ayat 219 :

Surah An-Nisa ayat 43 :

Surah A-Maidah ayat 90 :

b. Pengharaman riba (QS. 30:39, 4:161, 2:275-281).

Surah Ar-Rum ayat 39 :

Surah An-Nisa ayat 161 :

Surah Al-Baqarah ayat 275-281

5. Diberlakukan secara adil bagi siapapun (QS. 4:135) yang muslim, tidak peduli ia pengasa maupun rakyat, ulama maupun awam, kaya maupun miskin.

Surah A-Nisa ayat 135 :

C. SUMBER HUKUM DAN NORMA ISLAMRasullah SAW menegaskan bahwa sumber dari segala sumber norma atau hukum atau syariat islam ada tiga yaitu :1. Al-QuranSumber hukum yang pertama dan paling tinggi dalam islam adalah Al-Quranul Karim.Tuntutan beriman kepada Al-Quran :a. Berhubungan yang intim dengan Al-Quran dengan senantiasa belajar dan mengajarkan Al-Qquran, membacanya dengan tajwid yang baik dan memahami kandungannya, menghafal dan melaksanakan semua ayat-ayat yang ada didalamnya.b. Mendidik diri dengan Al-Quran yaitu dengan selalu berusaha menyesuaikan sikap, perkataan dan perilakunya dengan Al-Quran.c. Tunduk dan taat pada hukum-hukumnyad. Berdakwah dengan dan kepadanya dengan selalu berpedoman kepadanyae. Menegakannya di muka bumiBahayanya melupakan Al-Quran yaitu :a. Sesat (QS. 4:60, 115)b. Dada yang sempit (QS. 6.125)c. Kehidupan yang berat (QS. 20:124)d. Buta hatinya (QS.22:46)e. Keras hatinya (QS. 57:16)f. Dzalim dan hina (QS. 3:112, 32:22)g. Bersahabat dengan setan (QS. 43:36)h. Lupa diri (QS. 54:19)i. Fasik (QS. 2:26-27)j. Munafik (QS. 1:61-63).

2. As-SunahSumber dari segala sumber hukum kedua bagi seorang mukmin adalah As-Sunnah, karena Al-Quran tidak dapat dipahami dan diamalkan dengan baik kecuali dengan memahami As-Sunnah. Taat kepada As-Sunnah sama dengan taat kepada Al-Quran dan ingkar pada As-Sunnah sama dengan ingkar kepada Al-Quran. Menurut Mudawan 2012, As-Sunnah adalah kehidupan dan contoh dari Nabi Muhammad (saw), pentingnya as-Sunnah merupakan sumber Syariah, seperti ditegaskan oleh beberapa ayat dari al-Qur'an misalnya (al-Quran 33:21).

As-Sunnah terutama terkandung dalam hadits atau periwayatan berisis sabda Nabi Muhammad SAW, tindakan diam-diamnya sebagai sikap persetujuannya.

3. IjtihadIjtihad artinya menggunakan akal untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Quran atau hadits atau menggunakan akal pada hal-hal yang tidak ada dalam Al-Quran dan hadits. Ijtihad yang merupakan dalil syariat hanyalah ijma (kesepakatan ulama) dan qiyas (analogi).

Daftar Pustaka Mudawan S. 2012. Syariah-Fiqih-Hukum Islam Studi Tentang Konstruksi Pemikiran Kontemporer. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum 46(2).