Pengertian self Regulation.docx

25
Pengertian self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons, dalam Schunk & Zimmerman,1998). Zimmerman (dalam Woolfolk, 2004) mengatakan bahwa self-regulation merupakan sebuah proses dimana seseorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan maka yang dibicarakan adalah self-regulated learning. Self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas- tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang-mengulang informasi untuk mengingatnya serta mengembangkan dan memelihara keyakinan positifnya tentang

description

regulation

Transcript of Pengertian self Regulation.docx

Page 1: Pengertian self Regulation.docx

Pengertian self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana

seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri

(Zimmerman & Martinez-Pons, dalam Schunk & Zimmerman,1998). Zimmerman (dalam

Woolfolk, 2004) mengatakan bahwa self-regulation  merupakan sebuah proses dimana

seseorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan

perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan. Ketika

tujuan tersebut meliputi pengetahuan maka yang dibicarakan adalah self-regulated

learning.

Self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara

sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan cara memberi perhatian

pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan

pengetahuan, mengulang-mengulang informasi untuk mengingatnya serta

mengembangkan dan memelihara keyakinan positifnya tentang kemampuan belajar

dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya (Schunk, dalam Schunk & Zimmerman,

1998).

Page 2: Pengertian self Regulation.docx

Self-regulated learning merupakan proses dimana peserta didik mengaktifkan

pikirannya, perasaan dan tindakan yang diharapkan dapat mencapai tujuan khusus

pendidikan (Zimmerman, Bonner & Kovach, 2003). Selain itu  Schunk & Zimmermann

(1998) menegaskan bahwa peserta didik yang bisa dikatakan sebagai self-regulated

learners adalah yang secara metekognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta

dalam proses belajar. Peserta didik dengan sendirinya memulai usaha belajar secara

langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian  yang diinginkan tanpa

bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian self-regulated

learning adalah proses bagaimana seorang peserta didik mengatur pembelajarannya

sendiri dengan  mengaktifkan kognitif, afektif dan perilakunya sehingga tercapai tujuan

belajar.

Vicarious Learning – Consumer Behavior #1

Page 3: Pengertian self Regulation.docx

Hi! ini adalah tulisan pertama saya

mengenai major study yang

tengah saya ambil kini di FEUI,

yakni Manajemen. Salah satu

kasus yang sudah pernah saya

dengar cukup lama di tahun 2010,

tepatnya ketika saya masih

menjadi internship di Internal

Communications, PT. Unilever

Indonesia, Tbk. Berikut kisahnya:

http://gugling.com/2010/07/04/

gugat-axe-karena-tidak-bisa-

dapat-pacar/ Pria India Gugat AXE

Page 4: Pengertian self Regulation.docx

Karena Tidak Bisa Dapat Pacar!

Apa Hubungannya?

Karena tidak dapat memikat gadis

seorang pun, seorang pria asal

India berusia 26 tahun menjadi

frustasi dan menggugat

perusahaan & distributor HUL

(Hindustan Unilever Limited), yang

memasarkan produk bermerk Axe,

dengan tuduhan telah menipu dan

menyebabkan ‘penderitaan

mental’.

Pemuda itu menyebutkan

kegagalannya untuk menarik

Page 5: Pengertian self Regulation.docx

gadis manapun meskipun dia telah

menggunakan produk Axe selama

lebih dari tujuh tahun sampai

sekarang. Iklan Axe menunjukkan

bahwa produk-produk itu

membantu kaum pria untuk bisa

langsung menarik wanita.

Vaibhav Bedi, sang penggugat,

juga menyerahkan semua bukti ke

pengadilan dari semua produk

yang telah digunakan maupun

yang belum terpakai, yang berupa

deodorant sprays, perfume sticks

and roll-ons, anti-perspirants,

Page 6: Pengertian self Regulation.docx

aftershaves, body washes,

shampoos, dan hair gels dengan

merek Axe. Penggugat juga

meminta agar semua produk itu

diperiksa di laboratorium.

Vaibhav terpaksa mengambil

langkah ini karena pembantunya

memukulinya dengan sapu ketika

ia mencoba untuk membuatnya

terkesan dengan tampil telanjang

di depannya setelah

menggunakan semua produk Axe.

Page 7: Pengertian self Regulation.docx

“Lalu mana Axe Effect-nya? Saya

sudah menunggu selama lebih

dari tujuh tahun. Sejak kuliah

sampai dengan saya bekerja di

kantor, tidak ada satupun gadis

yang mau saya ajak bahkan hanya

untuk minum teh atau kopi

dengan saya, meskipun saya yakin

mereka bisa membaui parfum,

deodorant dan aftershaves yang

saya pakai. Saya selalu

menggunakan produk itu dengan

harapan bisa seperti apa yang

terjadi pada iklan di televisi.

Page 8: Pengertian self Regulation.docx

Akhirnya saya berusaha untuk

menarik perhatian pembantu saya

yang telah bertengkar dengan

suaminya dan tinggal sendirian

selama lebih dari setahun. Dan

ternyata saya malah dipukuli

dengan sapu! ” Vaibhav

mengungkapkan keluhannya.

Vaibhav mengklaim bahwa dia

telah menggunakan semua produk

Axe sesuai instruksi yang ada

bahkan sejak dia pertama kali

membelinya. Dia berargumen

bahwa jika dia tidak bisa

Page 9: Pengertian self Regulation.docx

mengalami Axe Effect meskipun

telah menggunakan produk sesuai

petunjuk, berarti perusahaan telah

menipu atau menjual produk

palsu.

“Saya selalu menyimpannya di

tempat sejuk dan kering, dan

menjauhkan mereka dari cahaya

matahari langsung atau panas.

Saya selalu menggunakan

penggaris sebelum

menyemprotkan untuk

memastikan bahwa jarak antara

nozzle dan ketiak saya adalah

Page 10: Pengertian self Regulation.docx

sekurang-kurangnya 15 cm. Saya

selalu melakukan sesuai petunjuk

pemakaian. Saya bahkan

memukul keponakan saya yang

berusia 5 tahun karena telah

mendekati lemari saya, sesuai

dengan anjuran yang menyatakan

agar menjauhkan dari jangkauan

anak-anak. Namun, akhirnya yang

saya dapatkan adalah pukulan

sapu dari pembantu saya”,

Lanjutnya.

Vaibhav mengklaim bahwa dia

telah mengalami banyak

Page 11: Pengertian self Regulation.docx

penderitaan mental dan

penghinaan di depan umum

karena tidak adanya Axe Effect

dan dia ingin agar perusahaan Axe

mengkompensasi dia untuk semua

penderitaan tersebut.

HUL secara resmi telah menolak

berkomentar mengenai kasus

tersebut, tetapi salah satu sumber

menyebutkan bahwa HUL cukup

khawatir atas perkembangan

kasus ini. Perusahaan mungkin

berpendapat bahwa Vaibhav itu

memang tidak berpenampilan

Page 12: Pengertian self Regulation.docx

menarik dan tidak memiliki

persyaratan minimal agar Axe

Effect terjadi. HUL secara resmi

memang belum mengeluarkan

pernyataan apapun, namun para

ahli hukum percaya bahwa HUL

akan sulit untuk meyakinkan

pengadilan.

(Intinya adalah…………………

Selanjutnya Terserah Anda…   )

Saya masih ingat sekali ketika

membaca berita melalui internet

di PC kantor, sontak saya langsung

Page 13: Pengertian self Regulation.docx

berbicara dengan partner samping

saya, yakni Mas Hami. “Ini

beneran ya mas?” dan ia pun

menjawab “Oh, hoax itu, beritanya

juga lama. pernah ada

sebelumnya.”

14 Maret 2012, tepatnya di ruang

A.109. kami sekelompok (Ata,

Chrisna, Intan, dan saya) sedang

mempresentasikan mengenai

Classical Conditioning & Learning

Process juga Influencing Consumer

Behavior, ketika kelompok kami

mendapatkan pertanyaan dari

Page 14: Pengertian self Regulation.docx

kelompok penanya mengenai

KASUS ini. Tentu saja pada saat itu

saya tidak bisa menjawab bahwa

itu merupakan artikel hoax, tapi

haruslah dikaitkan dengan sub bab

bahasan kami mengenai Vicarious

Learning. Yang menjadi

pertanyaan adalah: bagaimana

kasus ini dikaitkan dengan

Vicarious Learning? Tentunya ini

menjadi sebuah dampak yang

buruk bagi HUL. Bagaimana sih

sebenarnya sebuah pemodelan

yang baik bagi konsumen? Dan

Page 15: Pengertian self Regulation.docx

pada akhirnya bagaimana kita jika

berada di pihak produsen harus

bertindak?

Vicarious Learning merupakan

suatu metode mengikuti perilaku

seseorang atau sering disebut

dengan pemodelan. Seperti

contoh sebuah iklan shampo yang

memberitahu step by step

bagaimana pemakaian shampo

dengan baik dan benar sehingga

rambut menjadi sehat dan kulit

kepala bebas dari ketombe.

Konsumen yang melihat ini

Page 16: Pengertian self Regulation.docx

pemodelan ini tentunya akan

mengikuti jika ia melihat

konsekuensinya adalah positif bagi

dirinya.

Yang menarik dari kasus ini adalah

seorang pria India yang sudah

memakai AXE selama 7 tahun

lebih dan ia tidak mendapatkan

seorang wanita pun yang mau jadi

kekasihnya. Padahal jika melihat

dari iklan AXE adalah pria yang

memakai AXE sudah pasti akan

menjadi rebutan para wanita

(bahkan memikat malaikat dalam

Page 17: Pengertian self Regulation.docx

varian terbarunya). Jika

pertanyaannya adalah apakah

strategi Vicarious Learning ini

berhasil terhadap konsumen pria

India ini?

Jawabannya adalah YA. Tentu saja.

Pria ini sudah memakai AXE

selama lebih dari 7 tahun dan

mengikuti semua petunjuknya.

AXE telah berhasil meyakinkan

sang konsumennya. Namun

permasalahan berikutnya adalah

konsekuensi yang didapat pria ini

ternyata berbeda dengan yang

Page 18: Pengertian self Regulation.docx

ada di iklan. Tentu saja sebagai

konsumen biasa jika ditanya

apakah iklan ini masuk akal maka

kita akan menjawab dengan Tidak.

Terlalu lebay, dibuat-buat,

berlebihan singkat kata. Namun

itulah advertising.

Selanjutnya yang bisa dilakukan

oleh HUL adalah tentunya selama

proses pembuatan materi promo

ini telah dijalankan sejumlah trial

dengan mengajak beberapa orang

untuk diriset tanggapannya

mengenai iklan ini. Dan hasilnya

Page 19: Pengertian self Regulation.docx

semua masih dalam batas normal.

Hanya saja kita tidak bisa

memungkiri bahwa selalu saja ada

pengecualian dalam setiap

peristiwa. Anomali yang

membuatnya berbeda dari yang

lainnya. Dan pria India ini

merupakan contoh nyata

pengecualian yang terjadi di

dunia. 

Belajar sosial (juga dikenal

sebagai belajar

observasional atau belajar

vicarious atau belajar dari model) adalah

proses belajaryang muncul sebagai fungsi

Page 20: Pengertian self Regulation.docx

dari pengamatan, penguasaan dan, dalam

kasus proses belajar imitasi, peniruan

perilaku orang lain. Jenis belajar ini

banyak diasosiasikan dengan

penelitian Albert Bandura, yang membuat

teori belajar sosial. Di dalamnya ada

proses belajar meniru atau menjadikan

model tindakan orang lain melalui

pengamatan terhadap orang tersebut.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan

adanya hubungan antara belajar sosial

dengan belajar melalui pengkondisian

klasik dan operant.[1]

Banyak yang secara salah menyamakan

belajar observasional dengan belajar

melalui imitasi. Kedua istilah ini berbeda

dalam arti bahwa belajar observasional

Page 21: Pengertian self Regulation.docx

mengarah pada perubahan perilaku akibat

mengamati model. Ini tidak selalu berarti

bahwa perilaku yang ditunjukkan orang

lain diduplikasi. Bisa saja si pengamat

justru melakukan sesuatu yang sebaliknya

dari yang dilakukan model karena ia telah

mempelajari konsekuensi dari perilaku

tersebut pada si model. Dalam hal ini

adalah belajar untuk tidak melakukan

sesuatu dan ini berarti terjadi belajar

observasional tanpa adanya imitasi.

Walau belajar observasional dapat terjadi

dalam setiap tahapa kehidupan, tapi

terutama terjadi saat pada anak-anak,

karena pada saat itu otoritas dianggap

penting. Penelitian Bandura mengenai

boneka Bobo merupakan demonstrasi dari

Page 22: Pengertian self Regulation.docx

belajar observasional dan ditunjukkan

bahwa anak cenderung terlibat dalam

perlakuan yang bengis terhadap boneka

setelah melihat orang dewasa di televisi

melakukan hal tersebut pada boneka yang

sama. Bagimanapun, anak mungkin akan

melakukan peniruan bila perilaku model

mendapat penguatan. Permasalahannya,

seperti diteliti oleh Otto Larson (1968),

bahwa 56% karakter dalam

acara televisi anak mencapai tujuannya

melalui tindakan kekerasan.

About these ads