Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

download Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

of 9

Transcript of Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    1/9

    Pengertian Perkawinan dan Tujuan

    Perkawinan

    Pengertian Perkawinan

    Perkawinan sering diartikan sebagai ikatan suami istri yang sah, menurut ensiklopedia

    Indonesia (Purwadarminta, 1976) diartikan sebagai perjodohan laki-laki dan perempuan

    menjadi suami istri. Sedangkan menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974,

    yang dimaksud denganperkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

    wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

    dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Wantjik, 1976).

    Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1974 diatas maka seluruh seluk beluk

    tentang perkawinan di Indonesia diatur oleh undang-undang tersebut. UndangUndang

    Perkawinan itu dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yaitu tentangpelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tersebut diatas dan menjadi acuan tentang

    perkawinan di Indonesia.

    Dengan ini jelas juga bahwa yang diikat dalam perkawinan sebagai suami istri adalah

    seorang pria dan seorang wanita. Ini berarti jika ada dua wanita atau dua pria yang ingin

    diikat sebagai suami istri melalui perkawinan, menurut Undang-Undang Perkawinan tidak

    dapat dilakukan (Walgito, 2004).

    Setiapperkawinan, selain cinta juga diperlukan salingpengertianyang mendalam, kesediaan

    untuk saling menerima pasangan masing-masing dengan latar belakang yang merupakan

    bagian dari kepribadiannya. Hal ini berarti mereka juga harus bersedia menerima danmemasuki lingkungan sosial budaya pasangannya, dan karenanya diperlukan keterbukaan

    dan toleransi yang sangat tinggi, serta saling penyesuaian diri yang harmonis. Orang menikah

    bukan hanya mempersatukan diri, tetapi seluruh keluarga besarnya juga ikut. Proses

    pengenalan antar pasangan itu berlangsung hingga salah satu pasangan mati, dan dalam

    perkawinan terjadi proses pengembangan yang didasari oleh LOVE yaitu Listen, Observe,

    Value dan Emphaty (Wismanto, 2005).

    Dalamperkawinandibutuhkan adanya ikatan lahir dan batin.

    Ikatan lahir adalahikatan yang nampak, ikatan formal sesuai dengan aturan yang ada,baik yang mengikat dirinya sendiri, suami atau istri, anak, maupun oarang lain. Olehkarena ituperkawinanbiasanya diinformasikan kepada masyarakat luas agar

    masyarakat dapat mengetahuinya.

    Ikatan batin adalahikatan yang tidak nampak secara langsung, merupakan ikatan psikologis. Antara suami dan

    istri harus ada ikatan ini, saling mencintai satu sama lain sehingga ikatan batin ini dapat

    terbentuk. Kedua ikatan diatas harus ada dalam perkawinan dan bila tidak ada salah satu,

    maka akan menimbulkan persoalan dalam kehidupan perkawinan pasangan tersebut (Walgito,

    2004).

    Ketika suami dan istri berikrar untuk menikah, berarti masing-masing mengikatkan diri pada

    pasangan hidup, dan sebagian kebebasan sebagai individu dikorbankan. Perkawinanbukan

    http://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.htmlhttp://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.html
  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    2/9

    sebuah titik akhir, tetapi sebuah perjalanan panjang untuk mencapai tujuan yang disepakati

    berdua. Tiap pasangan harus terus belajar mengenai kehidupan bersama. Tiap pasangan juga

    harus menyiapkan mental untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangannya

    dengan kontrol diri yang baik. Pentingnya penyesuaian dan tanggung jawab sebagai suami

    atau istri dalam sebuah perkawinan akan berdampak pada keberhasilan hidup berumah

    tangga.

    Keberhasilan dalam hal ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap adanya kepuasan hidup

    perkawinan, sehingga memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam kedudukannya

    sebagai suami atau istri dan kehidupan lain di luar rumah tangga (Hurlock, 2002). Dari uraian

    diatas dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah bersatunya dua insan laki-laki dan

    perempuan dalam ikatan yang sah untuk menjalani hidup bersama.

    Tujuan Perkawinan

    Perkawinan merupakan salah satu aktivitas individu. Aktivitas individu umumnya akan

    terkait pada suatu tujuan yang ingindicapai oleh individu yang bersangkutan, demikian juga

    dalam hal perkawinan. Karena perkawinan merupakan dari suatu aktivitas dari suatu

    pasangan, maka sudah selayaknya mereka pun juga mempunyai tujuan tertentu. Tetapi karena

    perkawinanitu terdiri dari dua individu, maka ada kemungkinan bahwa tujuan mereka tentu

    tidak sama. Bila hal tersebut terjadi, maka tujuan itu harus dibulatkan agar terdapat satu

    kesatuan dalam tujuan tersebut.

    Dalam pasal 1 Undang-Undang Perkawinan dengan jelas disebutkan bahwa tujuan dari

    perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

    Yang Maha Esa. Dengan demikian sebenarnya tidak perlu dipertanyakan lagi apa sebenarnya

    tujuan perkawinan. Namun demikian seperti yang dikatakan diatas bahwa keluarga terdiridari dua individu, dan dari dua individu ini mungkin berbeda tujuan, maka hal tersebut perlu

    mendapatkan perhatian yang cukup mendalam.

    http://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.htmlhttp://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.htmlhttp://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.htmlhttp://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.html
  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    3/9

    Jodoh yang Ideal

    Siapa sih yang tidak ingin mendapatkan jodoh ideal? Tentu semua berharap bisa menemukan

    tambatan hatinya untuk menjadi pendamping hidupnya. Namun, tentunya dengan kriteria

    tertentu yang memenuhi aspek lahir dan batin. Lahir dalam artian pasangan bisa dipandang

    menyejukkan dan memiliki kesempurnaan sesuai takaran masing-masing. Sedangkan batin,adanya rasa cinta yang tumbuh dari naluri kemanusiaan dan naluri dari ilahi (rahmat).

    Dalam surat Ar-Rum ayat 21 Allah SWT berfirman, Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya

    adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

    merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

    Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berpikir.

    Dari ayat di atas, dapat disimpulkan salah satu hikmahnya bahwa jika kita sudah

    menemukannya, niscaya kita akan mendapatkan ketenteraman dan kebahagiaan bersamanya

    dalam menjalani bahtera keluarga. Rasa kasih sayang yang ditumbuhkan Allah di hatikeduanya akan membuahkan keharmonisan sehingga kebahagiaan selalu menyertai

    keduanya. Kekurangan tidak lagi jadi sumber ganjalan dan kelebihan masing-masing tidak

    menjadi saling mendominasi.

    Inilah jodoh ideal dambaan semua orang. Jodoh yang bisa sama-sama dibawa menuju ridha

    Allah untuk menjadi pasangan yang selalu bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya.

    Jodoh yang menjadi perhiasan yang paling berharga di dunia. Jodoh yang mampu

    mengundang malaikat rahmat bersemayam di dalam rumahnya. Jodoh yang bisa menjadi

    pemicu timbulnya semangat beramal shaleh.

    Namun masalahnya, bisakah kita menemukan jodoh seperti di atas? Tentu saja bisa. Hanyasaja kita mesti mengetahui berbagai hal sebagai faktor penunjang agar jodoh ideal bisa

    ditemukan dengan mudah. Yang pertama ialah dimulai dari diri masing-masing. Mulai dari

    pembenahan niat, membenahi perbuatan hati dan tingkah laku, selalu berdoa, hingga

    diaplikasikan melalui ikhtiar. Kemudian, carilah calon pendamping Anda berdasarkan kriteria

    ideal, mulai dari aspek fisik, keluarga, keshalehan, hingga ilmu yang dimilikinya.

    Tentu penjelasan detailnya tidak akan cukup ditulis dalam satu artikel. Oleh karena itu,

    alangkah baiknya Anda berkesempatan membaca bukuMuqadimah Cintayang ditulis oleh

    Ummu Azzam. Buku ini akan menjelaskan kepada Anda secara mudah dan lengkap tentang

    resep mujarab menemukan jodoh ideal yang dicintai dan diridhai Allah SWT berdasarkan Al-

    Qur`an, hadits, dan pendapat para ulama kenamaan.

    Di dalam buku terbitan QultumMedia ini dibuka dengan pembahasan aspek dasar fitrah cinta

    dalam diri manusia. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan ikhitiar dalam mendapatkan

    jodoh ideal, proses taaruf nikah dan taaruf cinta, bimbingan istikharah cinta, khitbah cinta,

    dan ditutup dengan doa-doa mustajab sebagai senjata para pejuang cinta sejati. Buku ini akan

    membimbing Anda dalam mendapatkan jodoh ideal yang dicintai dan diridhai Allah SWT.

    http://www.qultummedia.com/Wawasan-Wacana/Muqodimah-Cinta/Detailed-product-flyer.htmlhttp://www.qultummedia.com/Wawasan-Wacana/Muqodimah-Cinta/Detailed-product-flyer.htmlhttp://www.qultummedia.com/Wawasan-Wacana/Muqodimah-Cinta/Detailed-product-flyer.htmlhttp://www.qultummedia.com/Wawasan-Wacana/Muqodimah-Cinta/Detailed-product-flyer.html
  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    4/9

    CARA MELAMAR

    Berbenah Diri Untuk Mendapatkan Yang Terbaik

    Penulis ingin membicarakan 2 jenis manusia ketika ditanya: Anda ingin menikah dengan

    orang shalih/shalihah atau tidak?. Manusia jenis pertama menjawab Ya, tentu saja saya

    ingin, dan inilah muslim yang masih bersih fitrahnya. Ia tentu mendambakan seorang suami

    atau istri yang taat kepada Allah, ia mendirikan shalat ia menjalankan perintah-perintah Allah

    dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ia menginginkan sosok yang shalih atau shalihah.

    Maka, jika orang termasuk manusia pertama ini agar ia mendapatkan pasangan yang shalih

    atau shalihah, maka ia harus berusaha menjadi orang yang shalih atau shalihah pula. Allah

    Azza Wa Jalla berfirman yang artinya: Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji.

    Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk

    laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula [QS. An

    Nur: 26]. Yaitu dengan berbenah diri, berusaha untuk bertaubat dan meninggalkan segala

    kemaksiatan yang dilakukannya kemudian menambah ketaatan kepada Allah Taala.

    Sedangkan manusia jenis kedua menjawab: Ah saya sih ndak mau yang alim-alim atau

    semacam itu. Inilah seorang muslim yang telah keluar dari fitrahnya yang bersih, karena

    sudah terlalu dalam berkubang dalam kemaksiatan sehingga ia melupakan Allah Taala,

    melupakan kepastian akan datangnya hari akhir, melupakan kerasnya siksa neraka. Yang ada

    di benaknya hanya kebahagiaan dunia semata dan enggan menggapai kebahagiaan akhirat.

    Kita khawatir orang-orang semacam inilah yang dikatakan oleh Rasulullah ShallallahualaihiWasallam sebagai orang yang enggan masuk surga. Lho, masuk surga koq tidak mau?

    Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Setiap ummatku akan masuk surga

    kecuali yang enggan. Para sahabat bertanya: Siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah?.

    Beliau bersabda: Yang taat kepadaku akan masuk surga dan yang ingkar terhadapku maka ia

    enggan masuk surga [HR. Bukhari]

    Seorang istri atau suami adalah teman sejati dalam hidup dalam waktu yang sangat lama

    bahkan mungkin seumur hidupnya. Musibah apa yang lebih besar daripada seorang insan

    yang seumur hidup ditemani oleh orang yang gemar mendurhakai Allah dan Rasul-Nya?

    Padahal Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Keadaan agama seorang insan

    tergantung pada keadaan agama teman dekatnya. Maka sudah sepatutnya kalian

    memperhatikan dengan siapa kalian berteman dekat [HR. Ahmad, Abu Dawud. Dihasankan

    oleh Al Albani]

    Bekali Diri Dengan Ilmu

    Ilmu adalah bekal penting bagi seseorang yang ingin sukses dalam pernikahannya dan ingin

    membangun keluarga Islami yang samara. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu agama

    tentunya. Secara umum, seseorang perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu agama, minimal

    ilmu-ilmu agama yang wajib bagi setiap muslim. Seperti ilmu tentang aqidah yang benar,

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    5/9

    tentang tauhid, ilmu tentang syirik, tentang wudhu, tentang shalat, tentang puasa, dan ilmu

    yang lain, yang jika ilmu-ilmu wajib ini belum dikuasai maka seseorang dikatakan belum

    benar keislamannya. Lebih baik lagi jika membekali diri dengan ilmu agama lainnya seperti

    ilmu hadits, tafsir al Quran, Fiqih, Ushul Fiqh karena tidak diragukan lagi bahwa ilmu

    adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Renungkanlah firman Allah Taala, yangartinya: Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang

    yang diberi ilmu beberapa derajat [QS. Al Mujadalah: 11]

    Secara khusus, ilmu yang penting untuk menjadi bekal adalah ilmu tentang pernikahan. Tata

    cara pernikahan yang syarI, syarat-syarat pernikahan, macam-macam mahram, sunnah-

    sunnah dalam pernikahan, hal-hal yang perlu dihindari, dan yang lainnya.

    Siapkan Harta Dan Rencana

    Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan membutuhkan kemampuan harta. Minimal untuk

    dapat memenuhi beberapa kewajiban yang menyertainya, seperti mahar, mengadakan

    walimah dan kewajiban memberi nafkah kepada istri serta anak-anak. Rasulullah

    Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-

    nyiakan orang yang menjadi tanggungannya. [HR. Ahmad, Abu Dawud].

    Namun kebutuhan akan harta ini jangan sampai dijadikan pokok utama sampai-sampai

    membuat seseorang tertunda atau terhalang untuk menikah karena belum banyak harta. Harta

    yang dapat menegakkan tulang punggungnya dan keluarganya itu sudah mencukupi. Karena

    Allah dan Rasul-Nya mengajarkan akhlak zuhud (sederhana) dan qanaah (mensyukuri apayang dikarunai Allah) serta mencela penghamba dan pengumpul harta. Rasulullah

    Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham,

    celakalah hamba khamishah dan celakalah hamba khamilah. Jika diberi ia senang, tetapi jika

    tidak diberi ia marah [HR. Bukhari].

    Disamping itu, terdapat larangan bermewah-mewah dalam mahar dan terdapat teladan

    menyederhanakan walimah. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Pernikahan

    yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya [HR. Ahmad]. Beliau

    Shallallahualaihi Wasallam juga, berdasarkan hadits Anas Bin Malik Radhiyallahuanhu,

    ketika menikahi Zainab Bintu Jahsy mengadakan walimah hanya dengan menyembelih

    seekor kambing [HR. Bukhari-Muslim].

    Selain itu rumah tangga bak sebuah organisasi, perlu manajemen yang baik agar dapat

    berjalan lancar. Maka hendaknya bagi seseorang yang hendak menikah untuk membuat

    perencanaan matang bagi rumah tangganya kelak. Misalnya berkaitan dengan tempat tinggal,

    pekerjaan, dll.

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    6/9

    Pilihlah Dengan Baik

    Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda : Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-

    benar serius dan bercandanya dianggap serius : nikah, cerai dan ruju (Diriwayatkan oleh Al

    Arbaah kecuali Nasai). Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseoranguntuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup insya

    Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang

    hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam

    memilih pasangan hidup.

    Kriteria yang paling utama adalah agama yang baik. Setiap muslim atau muslimah yang ingin

    beruntung dunia akhirat hendaknya mengidam-idamkan sosok suami atau istri yang baik

    agamanya, ia memahami aqidah Islam yang benar, ia menegakkan shalat, senantiasa

    mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana

    Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam menganjurkan memilih istri yang baik agamanya

    Wanita dikawini karena empat hal : . hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-

    Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka. [HR. Bukhari-

    Muslim]. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam juga mengancam orang yang menolak

    lamaran dari seorang lelaki shalih Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya

    (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi

    fitnah dan kerusakan besar di muka bumi [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah].

    Selain itu ada beberapa kriteria lainnya yang juga dapat menjadi pertimbangan untuk memilih

    calon istri atau suami:

    Sebaiknya ia berasal dari keluarga yang baik nasabnya (bukan keluarga pezina atau ahli

    maksiat)

    Sebaiknya ia sekufu. Sekufu maksudnya tidak jauh berbeda kondisi agama, nasab dan

    kemerdekaan dan kekayaannya

    Gadis lebih diutamakan dari pada janda

    Subur (mampu menghasilkan keturunan)

    Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik wanita adalah yang

    menyenangkan jika engkau pandang [HR. Thabrani]

    Hendaknya calon istri memahami wajibnya taat kepada suami dalam perkara yang maruf

    Hendaknya calon istri adalah wanita yang mengaja auratnya dan menjaga dirinya dari lelaki

    non-mahram.

    Shalat Istikharah Agar Lebih Mantap

    Pentingnya urusan memilih calon pasangan, membuat seseorang layak untuk bersungguh-

    sungguh dalam hal ini. Selain melakukan usaha, jangan lupa bahwa hasil akhir dari segala

    usaha ada di tangan Allah Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan meninggalkan doa kepada

    Allah Taala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Dan salah satu doa yang bisa

    dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari Jabir

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    7/9

    Radhiyallahuanhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam mengajarkan kepada

    kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan Al Quran [HR.

    Bukhari].

    Datangi Si Dia Untuk Nazhor Dan Khitbah

    Setelah pilihan telah dijatuhkan, maka langkah selanjutnya adalah Nazhor. Nazhor adalah

    memandang keadaan fisik wanita yang hendak dilamar, agar keadaan fisik tersebut dapat

    menjadi pertimbangan untuk melanjutkan melamar wanita tersebut atau tidak. Terdapat

    banyak dalil bahwa Islam telah menetapkan adanya Nazhor bagi lelaki yang hendak menikahi

    seorang wanita. Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Jika salah seorang dari

    kalian meminang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk

    menikahinya maka lakukanlah [HR. Abu Dawud].

    Namun dalam nazhor disyaratkan beberapa hal yaitu, dilarang dilakukan dengan berduaan

    namun ditemani oleh mahrom dari sang wanita, kemudian dilarang melihat anggota tubuh

    yang diharamkan, namun hanya memandang sebatas yang dibolehkan seperti wajah, telapak

    tangan, atau tinggi badan.

    Dalil-dalil tentang adanya nazhor dalam Islam juga mengisyaratkan tentang terlarangnya

    pacaran dalam. Karena jika calon pengantin sudah melakukan pacaran, tentu tidak ada

    manfaatnya melakukan Nazhor.

    Setelah bulat keputusan maka hendaknya lelaki yang hendak menikah datang kepada walidari sang wanita untuk melakukan khitbah atau melamar. Islam tidak mendefinisikan ritual

    atau acara khusus untuk melamar. Namun inti dari melamar adalah meminta persetujuan wali

    dari sang wanita untuk menikahkan kedua calon pasangan. Karena persetujuan wali dari

    calon wanita adalah kewajiban dan pernikahan tidak sah tanpanya. Rasulullah

    Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Tidak sah suatu pernikahan kecuali dengan

    keberadaan wali [HR. Tirmidzi]

    Siapkan Mahar

    Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah mahar, atau disebut juga mas kawin. Mahar adalah

    pemberian seorang suami kepada istri yang disebabkan pernikahan. Memberikan mahar

    dalam pernikahan adalah suatu kewajiban sebagaimana firman Allah Taala yang artinya:

    Maka berikanlah kepada mereka maharnya sebagai suatu kewajiban [QS. An Nisa: 24].

    Dan pada hakekatnya mahar adalah hadiah untuk sang istri dan mahar merupakan hak istri

    yang tidak boleh diambil. Dan terdapat anjuran dari Rasulullah ShallallahualaihiWasallam

    untuk tidak terlalu berlebihan dalam mahar, agar pernikahannya berkah. Sebagaimana telah

    dibahas di atas.

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    8/9

  • 7/22/2019 Pengertian Perkawinan Dan Tujuan Perkawinan

    9/9

    Perkawinan dan pola menetap sesudah kawin

    Prinsip perkawinan yang dianut oleh kesatuan sosial yang disebut keret itu adalah eksogami,artinya antara anggota-anggota warga satu keret tidak boleh terjadi perkawinan. Dengan

    demikian isteri harus diambil dari keret lain, apakah keret lain itu berada pada mnu yang

    sama atau bukan. Selanjutnya pola perkawinan ideal menurut orang Biak , terutama pada

    waktu lampau, adalah perkawinan yang disebut indadwer, atau exchange marriage, yaitu

    pertukaran perempuan antara dua keluarga yang berasal dari dua keret yang berbeda. Di

    samping pola perkawinan ideal tersebut, orang Biak mengenal juga bentuk perkawinan

    lainnya seperti perkawinan melalui peminangan dan perkawinan ganti tikar baik yang bersifat

    levirate maupun sororate. Bentuk perkawinan yang paling banyak terjadi adalah perkawinan

    melalui peminangan, fakfuken.

    Menurut tradisi pihak laki-lakilah yang berkewajiban untuk melakukan peminangan padapihak perempuan. Unsur-unsur penting dalam proses peminangan adalah penentuan jumlah

    maskawin yag dibayarkan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan dan penetuan waktu

    pelaksanaan perkawinan, apabila pihak yang disebut terakhir setuju dengan peminangan

    tersebut. Tentang pernyataan setuju atau tidak baik dari pihak calon penganten pria maupun

    calon penganten putri terhadap siapa ia akan dinikahkan tidak dipersoalkan dalam

    peminangan. Dengan kata lain orang itulah yang menentukan siap calon isteri atau calon

    suami anaknya.

    Keadaan yang dilukiskan di atas ini pada waktu sekarang sudah berubah, sebab anak-anak

    sendiri yang menentukan sendiri siapa yang akan menjadi calon pasangan hidupnya nanti.

    Biasanya penetuan pilihan itu didasarkan atas hubungan yang terjalin antar seorang pemuda

    dengan seorang pemudi sebelumnya. Penentuan pilihan itu kemudian disampaikan kepada

    pihak orang tua, terutama dari pihak laki-laki, yang selanjutnya diproses sampai kepada

    upacara perkawinan lewat peminangan biasa seperti tersebut di atas.

    Pola menetap sesudah kawin yang dianut adalah patrilokal, yaitu pasangan baru yang

    menikah menetap di rumah atau lokasi tempat asal suami. Sering terjadi juga bahwa sesudah

    menikah, pasangan baru itu menetap untuk waktu tertentu di rumah orang tua atau wali isteri.

    Hal ini disebabkan oleh karena sang suami dari keluarga baru itu harus melakukan

    pekerjaanpekerjaan tertentu misalnya membantu membuka kebun baru, membangun rumah

    baru atau melakukan suatu pekerjaan lain bagi orang tua isterinya sebagai pengganti

    maskawin yang belum lunas dibayar. Biasanya apabila pekerjaan tersebut sudah selesai dan

    dianggap tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan itu layak sebagai pengganti

    sisa maskawin, maka pasangan baru itu kembali menetap di tempat asal sang suami.