Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

18
Pengertian Perencanaan Layanan BK Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Dengan kata lain perencanaan (planning) adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu). Perencanaan Bimbingan Dan Konseling Perencanaan Bimbingan dan Konseling adalah penentuan serangkaian tindakan/usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (klien) agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan

description

Layanan BK

Transcript of Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Page 1: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Pengertian Perencanaan Layanan BK

Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,

imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.

Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan

apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.

Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang

sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana

sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan

rencana kegiatan tertentu. Dengan kata lain perencanaan (planning) adalah penentuan

serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan

menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau

pelaksanaan suatupe kerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu).

Perencanaan Bimbingan Dan Konseling

Perencanaan Bimbingan dan Konseling adalah penentuan serangkaian

tindakan/usaha yang dilakukan lembaga pendidik (konselor) kepada siswa (klien)

agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka

hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh konselor dan klien.

            Secara umum perencanaan merupakan pedoman yang memberi arah

pelaksanaan Bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuannya. Wujud

perencanaan adalah persiapan system, teknik, metode, fasilitas, personalia, waktu dan

pencapaian aktivitas bimbingan dan konseling. Menurut Roeber dalam Organization

dan Administration of Guidance Service, perencanaan awal program bimbingan dan

konseling diarahkan untuk menjawab 3 aspek berikut, yaitu :

1)   apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan bagi siswa ?

2)   sejauh mana kebutuhan-kebutuhan itu telah dapat dipenuhi dengan kondisi yang

ada sekarang ?

Page 2: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

3)    bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik ?

(Purwoko, 2008 : 32)

Pengorganisasian Layanan BK

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang sruktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara

paa anggota, agar tujuannya dapat dicapai dengan efisien.

Perencanaan yang matang saja tidaklah cukup untuk membuat progaram bimbingan

dan koseling. Selanjutnya tahap yang harus dikerjakan oleh konselor adalah

organizing atau pengorganisasian, yaitu proses untuk merancang, mengelompokan,

dan mengatur serta membagi-bagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi

bimbingan dan konseling, agar tujuan dari organisasi bimbingan dan konseling dapat

dicapai dengan efisien. Konselor sekolah menentukan siapa saja pihak- pihak yang

dilibatkan, sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan. Biasanya konselor sekolah

melibatkan semua stakeholder sekolah untuk membantu pembuatan dan pelaksanaan

program bimbingan dan konseling, yaitu dari penjaga sekolah/satpam, ibu kantin,

cleaning servis, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, sampai dengan

kepala sekolah.

Program bimbingan dan konseling

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan

bimbingan dan konseling perkembangan. Program bimbingan dan konseling

merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana,

terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. (Winkel, 2006 : 91).

Sedangkan menurut (Purwoko, 2008 : 18) Program bimbingan dan konseling

disekolah ialad sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh

sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

            Dengan kata lain Program bimbingan dan konseling adalah kegiatan layanan

dan kegiatan  pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu.

Page 3: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Jenis Program

a.   Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program bulanan.

b.   Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling.

c.   Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan.

Unsur-Unsur Program Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan

memperhatikan unsur-unsur :

a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data.

b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75 orang

c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)d. Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,

pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

e. Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

f. Volume kegiatan g. Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali

dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal.

h. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam.

i. Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 25/O/1995.

Page 4: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

j. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru.

Pelaksanaan Layanan BK

Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin,

insidental dan keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang

direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan

sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah

Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk

menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan

konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di

dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per

minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta

didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,

himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah

Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan

orientasi, Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, Bimbingan

dan Konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat

dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan dan

Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam

pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling

di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan

pelayanan Bimbingan dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan

sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam

laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan

kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap

minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah.

Page 5: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan

sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan

program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program

pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran

dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan

fasilitas sekolah/ madrasah.

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah konselor sekolah/

madrasah.

2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di

sekolah/madrasah wajib:

a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional

Bimbingan dan Konseling.

b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak

terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan

orang tua.

c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling yang setiap

kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan

sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.

d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan

profesional Bimbingan dan Konseling.

e. Mengembangkan kemampuan profesional Bimbingan dan Konseling secara

berkelanjutan.

3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya

di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya

adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan

dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan

tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI

Page 6: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

dapat diselenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan

kelompok, dan Bimbingan dan Konseling kelompok.

b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang

konselor untuk menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat

sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.

Teknik Pelaksanaan

Layanan bimbingan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara

tergantung pada sifat permasalahan, jumlah siswa, kesiapan tenaga

pembimbing, serta tersediannya waktu dan tempat. Berdasarkan hal-hal

tersebut di atas maka cara-cara yang ditempuh antara lain:

1. Dengan cara KlasikalYaitu cara pelayana kepada siswa yang sama

kebutuhannya tanpa adanya pemisah.

2. Dengan cara Kelompok.Yaitu melayani siswa yang sama kebutuhannya

namun tidak tidak sesuai untuk sebagian siswa yang lain, misalnya perbedaan

jenis kelamin, agama, usia dan sebagainya.

3. Dengan cara Individual.

4. Dengan cara Alih Tangan Kasus

2. Waktu

1. Terjadwal

2. Terjadwal tersendiri secara individual

3. Mengambil waktu di luar jam pelajaran

3. Tempat Pelaksanaan

1. Kegiatan layanan bimbingan memerlukan tempat secara baik dan tepat.

Kegiatan bimbingan konseling dapat dilakukan di ruangan yang disiapkan

secara khusus untuk keperluan tersebut atau di ruang kelas, di ruang

laboratorium, atau di tempat lain yang telah disepakati bersama siswa.

Evaluasi Layanan BK

Page 7: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan Bimbingan dan

Konseling (BK). Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan

mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah

direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh

mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata

lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang

hendak dilihat melalui kegiatan penilaian.

Penilaian kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala

usaha, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan

yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

dengan mengacu kepada kriteria atau patokan-patokan tertentu yang sesuai dengan

program yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai

keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuan peserta didik dan

pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak lansgung berperan memperoleh

perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan

untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan dan

konseling yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sejauh mana

keberrhasilan pelayanan bimbinan dan konseling dan dapat ditertapkan langkah-

langkah tindak lanjut untuk mempertbaik dan mengembangankan program

selanjutnya.

Ada dua macaam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan dan konseling

yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling ditinjau dari

prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi

keefektifan layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari hasilnya.

Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan

untuk memperoleh umpan balik terhadap efektifitaspelayanan bimbingan dan

konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai

Page 8: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang

telah dilaksanakan.Berdasarkan hasil evaluasi dapat ditetapkan langkah-langkah

tindak lanjut bimbingan dan konseling untuk perbaikan dan pengembangan program

pelayanan bimbingan dan konseling.

Prinsip Evaluasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007

tentang Standar Penilaian, evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur.

2. Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena

berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat

istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan

dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya.

Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program BK di Sekolah

Page 9: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Evaluasi program bimbingan dan konselingadalah upaya untuk menelaah

program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan

untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di

sekolah bersangkutan. Dengan demikian, tujuan evaluasipelayanan program

bimbingan dan konseling di sekolah adalah;

1. membantu menumbuhkembangkan kurikulum sekolah ke arah kesesuaian dan

kebutuhan peserta didik

2. membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, dan

3. memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif

Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program BK

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan

program bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhinya

tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik

langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh

perubahan-perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik. Secara rinci

kebutuhan-kebutuhan dimaksud, adalah;

1. Kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk mengerti dan menerima dirinya,

mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-ketentuan dan

merumuskan serta melaksanakan ketentuan-ketentuan dan merumuskan serta

melaksanakan rencana untuk perkembangan lebih lanjut.

2. Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya

individu peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok untuk

perkembangannya.

3. Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi-informasi

tentang perkembangan peserta didik.

4. Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari luar

sekolah untuk beberapa anak tertentu.

Page 10: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah

Lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

mencakup empat komponen, yaitu: (1) Komponen peserta didik (input), (2)

Komponen program, (3) Komponen proses pelaksanaan bimbingan dan konseling,

dan (4) Komponen hasil pelaksanaan program (output).

1.     Evaluasi Peserta Didik (raw-input)

Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan

konseling maka pemahaman terhadap peserta didik (konseli) yang mendapat

bimbingan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai (raw input)

peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin, dengan pemahaman terhadap raw

inputdapat dipakai mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan

konseling bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi raw-input dimulai

dari pelayanan himpunan data pada saat peserta didik (konseli) diterima di sekolah

bersangkutan.

2.     Evaluasi Program

Evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus

disesuaikan dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan bimbingan dan

konseling. Kegiatan operasional dari masing-masing pelayanan hendaknya disusun

dalam suatu sistematika yang rinci, diantaranya:

a.     Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling

b.     Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling

c.      Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling

d.     Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

e.     Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan

luar sekolah

f.       Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling

g.     Sarana pelayanan bimbingan dan konseling

h.     Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbingan dan konseling

Page 11: Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing

Evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling dan butir-butir di atas

memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik.

3.     Evaluasi Proses

Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan bimbingan dan

konseling yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu

dievaluasi, terutama yang terkait dengan pengelolaan pelayanan bimbingan dan

konseling. Faktor pengelolaan yang perlu di evaluasi, meliputi;

a. Organisasi dan administrasi program pelayanan bimbingan dan konseling

b. Petugas pelaksanaan atau personel (tenaga profesional) dan bukan profesional.

c. Fasilitas dan perlengkapan

d.     Anggaran biaya

Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pos-pos seperti;

honorarium pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan

perlengkapan, biaya operasional (perjalanan, kunjungan rumah, penilaian dan

penelitian)

Evaluasi perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan evaluasi

yang merupakan analisis dari hasil penilaian proses maupun hasil dijadikan dasar

dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan

konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat, maka

diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan pelayanan

konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk

pertanggungjawaban/akuntabiltas pelaksanaan program pelayanan konseling.

Secara skematis evaluasi program pelayanan konseling tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut: