PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

7
 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Subjek Pajak Penghasilan Subjek PPh adalah orang pribadi; warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak; badan; dan bentuk usaha t etap (BUT). Subjek Pajak terdiri dari 1. Subjek Pajak Dalam Negeri 2. Subjek Pajak Luar Negeri. Subjek Pajak Dalam Negeri adalah : - Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. - Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana. - Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak. Subjek Pajak Luar Negeri adalah : - Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia; - Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh panghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau; - melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia. Tidak termasuk Subjek Pajak 1.Badan perwakilan negara asing; 2.Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat: • bukan warga Negara Indonesia; dan  • di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut; serta • negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;  3.Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat : • Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;  

Transcript of PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 1/7

 

PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN 

Pengertian

Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan

penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.

Subjek Pajak Penghasilan

Subjek PPh adalah orang pribadi; warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak; badan; dan bentuk usaha tetap (BUT).

Subjek Pajak terdiri dari

1. Subjek Pajak Dalam Negeri

2. Subjek Pajak Luar Negeri.

Subjek Pajak Dalam Negeri adalah :

- Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia lebih dari

183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau yangdalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di

Indonesia.

- Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, meliputi Perseroan Terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan

nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang

sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana.

- Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

Subjek Pajak Luar Negeri adalah :

- Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih

dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan

badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia;

- Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih

dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak 

bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh panghasilan dari

Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau;

- melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.

Tidak termasuk Subjek Pajak 1.Badan perwakilan negara asing;

2.Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing dan

orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal

bersama-sama mereka, dengan syarat:

• bukan warga Negara Indonesia; dan 

• di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau

pekerjaannya tersebut; serta

• negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; 

3.Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

dengan syarat :

• Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; 

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 2/7

 

• tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia

selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;

4.Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Keuangan dengan syarat :

• bukan warga negara Indonesia; dan 

• tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pek erjaan lain untuk memperoleh penghasilandari Indonesia.

Objek Pajak Penghasilan

Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun

dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk :

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang

pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang

Pajak Penghasilan;b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

-keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,dan badan lainnya

sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

-keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena

pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;

-keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,pemecahan atau

pengambilalihan usaha;

-keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali

yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan

keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak pihak yang bersangkutan;

e.penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya;

f. bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

g.dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi

kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

h. royalti;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

 j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;k.keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;

m.selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n.premi asuransi;

o.iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p.tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak 

Objek Pajak yang dikenakan PPh final Atas penghasilan berupa:

• bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;• penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek; 

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 3/7

 

• penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, serta 

• penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Tidak Termasuk Objek Pajak 

1. a. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat ataulembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat

yang berhak.

b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu

derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha

kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, epanjang tidak ada

hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak ybs;

2. Warisan;

3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau

sebagai pengganti penyertaan modal;

4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau

diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah;5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa;

6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai WP

Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha yang

didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :

- dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

- bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham

pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari

 jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham

tersebut;

7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu

yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang

modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi;

10. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana selama 5 (lima) tahun

pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha;

11. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura.

Pengertian Arti Definisi Pajak Penghasilan Karyawan

Pasal 21 / PPh21 - Penjelasan Tarif Pajak, PTKP, Pihak

Obyek Subyek, Dll

A. Pengertian, Definisi dan Arti Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21

PPh atau Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honor

 / honorarium, upah, tunjangan dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak 

orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jasa, jabatan dan kegiatan.

B. Pihak Yang Masuk Dalam Golongan Pemotongan PPh Pasal 21

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 4/7

 

1. Pihak pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan.

2. Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

3. Bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah / pemda.

4. Dana pensiun, PT Taspen, PT Asabri, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

5. Yayasan, asosiasi, lembaga, organisasi massa, organisasi sosial politik, kepanitiaan,

perkumpulan dan organisasi lainnya serta organisasi internasional yang telah ditentukanberdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.

C. Pihak Yang Tergolong Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21

1. Pegawai tetap

2. Penerima honorarium / honor

3. Penerima upah

4. Tenaga lepas seperti seniman, penceramah, pengelola proyek, peserta perlombaan,

olahragawan, pemberi jasa, petugas dinas luar asuransi.

5. Distributor MLM atau direct selling dan kegiatan lain yang sejenis.

6. Penerima pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yangmenerima Tabungan Hari Tua / Jaminan Hari Tua.

7. Tenaga ahli seperti pengacara, arsitek, notaris, aktuaris, penilai, konsultan, akuntan, dokter,

dan lain sebagainya.

D. Pihak Yang Penghasilannya Tidak Terkena Potongan PPh Pasal 21

- Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari perwakilan negara asing,

dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal

bersama. Syaratnya adalah bukan warga negara Indonesia (WNI) dan selama berada di

Indonesia tidak menerima bentuk penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya. Selainitu negara tempat perwakilan asing tersebut juga memperlakukan yang sama terhadap

perwakilan dari Indonesia berdasarkan asas timbal balik (riciprocitas).

- Pejabat perwakilan organisasi internasional berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

selama orang tersebut bukan WNI dan tidak menjalankan usaha, pekerjaan atau kegiatan lain

untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

E. Penghasilan Yang Tidak Kena Potongan Pajak Penghasilan / PPh Pasal 21

1. Pembayaran asuransi pada asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi

bea siswa, dan asuransi dwiguna.

2. Iuran pensiun yang dibayar kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan olehMenteri Keuangan dan Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang

dibayarkan oleh pemberi kerja.

3. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali bentuk natura yang diatur dalam

Keputusan Dirjen Pajak.

4. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lain dengan nama apapun yang diberikan

oleh pemerintah.

5. Pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja

6. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga atau badan amil zakat

yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

F. Tarif Pajak Penghasilan Pasah 21 / PPh21

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 5/7

 

1. Pegawai Negara, Pegawai Negeri Sipil / PNS, anggota TNI Polri yang menerima

honorariun serta bentuk imbalan lain yang berasal dari keuangan negara atau keuangan

daerah penghasilan dipotong pph 21 sebesar 15% kecuali untuk golongan IId atau lebih

rendah, TNI Polri pangkat Peltu ke bawah atau Ajun Insp. / Tingkat I ke bawah.

2. Orang yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang

saku harian yang jumlahnya lebih dari Rp. 24.000 sehari namun kurang dari Rp. 240.000kena potongan 5% dari penghasilan bruto setelah dikurangi dengan PTKP (penghasilan tidak 

kena pajak) harian atau apabila tahunan maka dibagi 360.

3. Orang yang menerima pesangon, Tunjangan Hari Tua, Tebusan Pensiun atau Jaminan Hari

Tua yang dibayarkan sekaligus. Untuk yang nominalnya antara Rp. 25.000.000 sampai

dengan Rp. 50.000.000 terkena potongan pph21 sebesar 5%. Untuk antara Rp. 50.000.000

sampai dengan Rp. 100.000.000 terkena pph 21 sebesar 10%. Kemudian untuk antara Rp.

100.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000 dipotong pph21 20% dan yang terakhir apabila

menerima Rp. 200.000.000 lebih terkena potongan pph21 25%.

4. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dikenakan potongan penghasilan pph 21

sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto yaitu 50% (lima puluh persen) dari penghasilan

bruto. Tenaga ahli contohnya seperti arsitek, dokter, pengacara, akuntan, konsultan, notaris,penilai dan aktuaris.

5. Orang yang menerima honor atau honorarium, hadiah / penghargaan, bea siswa, uang saku,

komisi, dan bentuk pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa dan kegiatan yang jumlahnya

dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau

kegiatan. Mantan Pegawai yang menerima jasa produksi, bonus, gratifikasi dan tantiem.

Peserta program pensiun yang menarik dananya pada dana pensiun semua dikenakan tarif 

berdasarkan pasal 17 Undang-undang PPh dikali Penghasilan Bruto.

6. Pegawai tetap, pegawai tidak tetap, pemagang, calon pegawai, penerima pensiun bulanan,

distributor multi level marketing atau MLM serta direct selling dan kegiatan sejenis

dikenakan tarif sesuai dengan yang ada di Pasal 17 Undang-Undang PPh 21 dikali dengan

Penghasilan Kena Pajak (PKP). Berikut ini adalah cara menghitung penghasilan kena pajak / 

pkp :

- Pegawai tetap dihitung dengan cara mengurangi penghasilan kotor dengan biaya jabatan

sebesar 5% maksimal Rp. 1.296.000 setahun atau Rp. 108.000 per bulan dikurangi lagi

dengan biaya iuran pensiunm iuran jaminan hari tua dan dikurangi lagi dengan PTKP atau

penghasilan tidak kena pajak.

- Penerima pensiun bulanan dihitung dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan

biaya pensiunan sebesar 5% dikurangi Rp. 432.000 setahun atau Rp. 36.000 sebulan, lalu

dikurangi lagi dengan PTKP atau penghasilan tidak kena pajak.

- Untuk pegawai tidak tetap, calon pegawai, pegawai magang / pemagang dihitung denga

cara mengurangi penghasilan kotor dengan PTKP atau penghasilan tidak kena pajak.- Untuk Distributor multi level marketing atau mlm, direct selling dan yang mirip atau sejenis

dihitung dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan PTKP perbulan.

Subyek pajak 

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subyek pajak penghasilan adalah sebagai

berikut:

1.  Subyek pajak pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadiyang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 6/7

 

12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia

dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2.  Subyek pajak harta warisan belum dibagi yaitu warisan dari seseorang yang sudah

meninggal dan belum dibagi tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu

dikenakan pajak.

3.  Subyek pajak badan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecualiunit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1.  pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2.  pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3.  penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah

Daerah; dan

4.  pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan

4.  Bentuk usaha tetap yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak

bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam

 jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di

Indonesia, yang melakukan kegiatan di Indonesia.

Obyek pajak 

Objek pajak penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang

dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan

dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak  darimanapun asalnya yang dapatdipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak tersebut.

Pengertian penghasilan dalam Undang-undang PPh tidak memperhatikan adanya penghasilan

dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik 

mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang

diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.

Dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi dan dapat pula

ditabung untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.

Karena Undang-undang PPh menganut pengertian penghasilan yang luas maka semua jenis

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk 

mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam satu Tahun Pajak  

suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan

dengan penghasilan lainnya (Kompensasi Horisontal), kecuali kerugian yang diderita di luar

negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang

bersifat final atau dikecualikan dari Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh

digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.

Kronologi perubahan undang-undang

5/17/2018 PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-pajak-penghasilan 7/7

 

Pajak Penghasilan (disingkat PPh) di Indonesia diatur pertama kali dengan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1983 Nomor 50. Selanjutnya berturut-turut peraturan ini diamandemen oleh

1.  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 

2.  Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 3.  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 

4.  Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 

Mulai Juli 2003 sampai Desember 2004, pemerintah menerapkan sistem pajak yang

ditanggung pemerintah yang diatur dalam s:Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 dan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.03/2003. 

Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak  (PTKP) telah disesuaikan juga beberapa kali

dalam:

1.  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004, berlaku untuk tahun pajak 2005 

(sekaligus meniadakan pajak yang ditanggung pemerintah).

2.  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005, berlaku untuk tahun pajak 2006.