Pengertian Ekosistem( lsda)

36
Pengertian Ekosistem Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada dalam ekosistem. Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum toleransi. Berikut komponen pembentuk ekosistem dan tipe-tipe ekosistem. Komponen Pembentuk Ekosistem

description

lingkungan dan sumber daya alam

Transcript of Pengertian Ekosistem( lsda)

Page 1: Pengertian Ekosistem( lsda)

Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada dalam ekosistem.

Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum toleransi. Berikut komponen pembentuk ekosistem dan tipe-tipe ekosistem.

Komponen Pembentuk Ekosistem

Komponen pembentuk ekosistem antara lain :

AbiotikAbiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki beragam variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta faktor yang memengaruhi distribusi organisme, antara lain:

Page 2: Pengertian Ekosistem( lsda)

1. Suhu

Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas akan membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam tubuh.

2. Air

Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.

3. Garam

Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.

4. Cahaya matahari

Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.

5. Tanah dan batu

Page 3: Pengertian Ekosistem( lsda)

Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,, komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme yang berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah.

6. Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.

BiotikBiotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme. Komponen biotik merupakan suatu komponen yang menyusun ekosistem selain komponen abiotik. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau pengurai :

1. Heterotrof / konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan dari bahan-bahan organik yang telah disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanannya. Komponen heterotrof disebut konsumen makro atau fagotrof karena makanan yang dimakan berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof adalah manusia, hewan, mikroba, dan jamur.

2. Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof. Hal ini karena makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

1. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan

2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai penerima elektron atau oksidan

3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah teroksidasi juga sebagai penerima elektron. Komponen tersebut berada di suatu tempat serta berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem yang teratur.

Page 4: Pengertian Ekosistem( lsda)

Read more: http://woocara.blogspot.com/2015/02/pengertian-ekosistem-komponen-dan-tipe.html#ixzz3lRK2eo63

Macam-macam Ekosistem Air LautStandard

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.

Memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lain. Memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di kedalaman laut. Terdapat arus laut, yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin,

perbedaan densitas (massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.

Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.

Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.

Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200 – 2.000 meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis.

Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.

Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut.

Zona litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi pasang dan seperti daratan saat air laut surut. Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak dihuni kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, udang, kepiting, dan cacing laut.

Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dan 200 m. Zona ini dapat ditembus cahaya matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan.

Zona batial, memiliki kedalaman air 200 m – 2.000 m dan keadaannya remang-remang. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang), misalnya ikan.

Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di zona abisal lebih dan 2.000 m. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivor (pemakan sisa organisme), dan pengurai.

Berikut ini macam-macam ekosistem air laut.

Page 5: Pengertian Ekosistem( lsda)

a. Ekosistem laut dalamEkosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Pada ekosistem laut dalam tidak ditemukan produsen. Organisme yang dominan, yaitu predator dan ikan yang pada penutup kulitnya mengandung fosfor sehingga dapat bercahaya di tempat yang gelap.

b. Ekosistem terumbu karangEkosistem terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih. Organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang (Coelenterata), hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang, siput), bintang laut, ikan, dan ganggang. Ekosistem terumbu karang di Indonesia yang cukup terkenal di antaranya Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.

c. Ekosistem estuariEkosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari lebih rendah daripada air laut, tetapi lebih tinggi daripada air tawar, yaitu sekitar 5 – 25 ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove.

Padang lamun, merupakan habitat pantai yang biasanya ditumbuhi seagrass. Tumbuhan ini memiliki rizom dan serabut akar, batang, daun, bunga, bahkan ada yang berbuah. Seagrass berbeda dengan alga karena mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang khas. Seagrass tumbuh menyebar membentuk padang rumput di dalam air dengan perpanjangan rizom. Jenis hewan di padang lamun, antara lain duyung (Dugong dugon), bulu babi (Tripneustes gratilla), kepiting renang (Portunus pelagicus), udang, dan penyu.

d. Ekosistem hutan mangrove, terdapat di daerah tropis hingga subtropis. Ekosistem ini didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), dan bogem (Bruguiera sp.). Tumbuhan bakau memiliki akar yang kuat dan rapat untuk bertahan di lingkungan berlumpur yang mudah goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Tumbuhan bakau memiliki buah dengan biji vivipari yang sudah berkecambah dan berakar panjang saat masih di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika jatuh ke lumpur. Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain burung, buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang. Hutan mangrove banyak terdapat di pesisir pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, dan Sumbawa.f. Ekosistem pantai pasirEkosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Di tempat ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat pada siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Formasi pes-caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna), misalnya Ipomoea pes-caprae, Vigna marina, dan Spinifex

Page 6: Pengertian Ekosistem( lsda)

littoreus. Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan pohon, misalnya Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Erythrina, Hibiscus tiliaceus, dan Hernandia. Hewan yang hidup di pantai pasir, misalnya kepiting dan burung. Pantai pasir antara lain terdapat di Bali, Lombok, Papua, Bengkulu, dan Bantul (Yogyakarta).g. Ekosistem pantai batuSesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar maupun batu kecil. Organisme dominan di smi, yaitu ganggang cokelat, ganggang merah, siput, kerang, kepiting, dan burung. Ekosistem ini banyak terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku.

   Ekosistem sungaiSungai adalah perairan umum yang airnya mengalir terus menerus pada

arah tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut. Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem-sistem terestrial dan lentik. Ciri-ciri umum daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada umumnya mempunyai tofograpi makin bergelombang sampai bergunung-gunung. Sungai adalah lingkungan alam yang banyak dihuni oleh organisme. Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian mengarah ke hilir.

Pada habitat air mengalir ini, perubahan-perubahan yang terjadi akan lebih nampak pada bagian atas dari aliran air karena adanya kemiringan, volume air atau komposisi kimia yang berubah. secara umum zonasi habitat air mengalir, yaitu: Arus mempunyai arti penting untuk pergerakan ikan. Arus yang searah dari hulu sangat penting untuk pergerakan ikan atau bahkan menyebabkakn ikan-ikan bergerak aktif melawann arus, kea rah muara pergerakan ikan dapat berlangsung dengan pasif maupun mengapung

Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Dan sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi. Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat garam di laut luas.

Page 7: Pengertian Ekosistem( lsda)

Sungai adalah bagian dari permukaan bumi sebagai tempat air tawar mengalir. Sungai terbentuk secara alami. Pada bagian kiri dan kanan dibatasi oleh tanggul. Sungai bermuara ke rawa, danau, sungai lain, dan akhirnya ke laut. Daerah tempat sumber air sungai mengalir disebut juga daerah hulu sungai. Berdasarkan ciri yang tampak, aliran sebuah sungai terbagi atas tiga bagian. Yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir atau muara.

·        Hulu SungaiAdapun ciri-ciri bagian hulu sungai adalah sebagai berikut :

1.      Arus sungai deras.2.      Arus erosi ke dasar sungai besar (erosi vetikal).3.      Lembah sungai curam.4.      Lembah sungai berbentuk V.5.      Tidak terjadi pengendapan hasil erosi.6.      Banyak ditemukan air terjun.

·        Tengah SungaiAdapun ciri-ciri bagian tengah sungai adalah sebagai berikut.

1.      Jarang dijumpai air terjun.2.      Kecepatan aliran sungai mulai berkurang.3.      Mulai terjadi proses pengendapan material yang dibawa oleh air sungai.

4.      Selain terjadi erosi ke bawah juga terjadi erosi ke samping (erosi horizontal)

·        Hilir atau MuaraAdapun ciri-ciri bagian hilir atau muara sungai adalah sebagai berikut.1.      Kecepatan sungai mulai lambat.2.      Proses pengendapan sangat intensif.3.      Dibagian muara sungai sering disebut delta.

Page 8: Pengertian Ekosistem( lsda)

Danau

Danau merupakan suatu badan air

yang menggenang dan luasnya

mulai dari beberapa meter persegi

hingga ratusan meter persegi.

     Gbr. Berbagai Organisme Air Tawar 

     Berdasarkan Cara Hidupnya

Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus

cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya

matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau

termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.

Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a)      Daerah litoral

Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat

berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang

mencuat ke atas permukaan air.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom),

berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan

ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

b. Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.

Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang

berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton.

Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian

ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain

menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah

limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

Page 9: Pengertian Ekosistem( lsda)

Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21 derajat Celcius - 29 derajat Celcius. Meskipun masih dapat tumbuh pada suhu di atas dan di bawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat

lambat. Karena itulah, terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah subtropis yang dilewati aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat, & bagian selatan Jepang.

Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxantellae untuk berfotosintesis.

Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18-29 meter sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman lebih dari 90

meter. Karangmemerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh. Oleh karena itu, di sekitar mulut sungai / pantai / sekitar pemukiman penduduk,

pertumbuhan terumbu karang juga lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.

Page 10: Pengertian Ekosistem( lsda)

A.Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang dapat berkembang dengan baik apabila kondisi lingkungan perairan mendukung pertumbuhan terumbu karang. Berikut ini faktor

lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang.

Page 11: Pengertian Ekosistem( lsda)

1.Suhu

Secara global, sebaran terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 derajat Celcius. Tdak ada terumbu karang yang

berkembang di bawah suhu 18 derajat Celcius. Terumbu karang tumbuh dan berkembang secara optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 derajat

Celcius, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 derajat Celcius.

2.Salinitas

Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas normal 32-35%. Umumnya, terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang

mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas.Contohnya di Delta Sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi

lain,terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42%.

3.Cahaya dan Kedalaman

Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxanthellaeyang terdapat di

jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat tumbuh di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang

di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah padakedalaman dengan

intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.

Page 12: Pengertian Ekosistem( lsda)

4.Kecerahan

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan

yang tinggi pula.

5.Paparan Udara (Aerial Exposure)

Paparan udara terbuka merupakan faktor pembatas karena dapat mematikan jaringan hidup dan algayang bersimbiosis di dalamnya.

6.Gelombang

Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak strukturterumbu karang, contohnya gelombang tsunami.

Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang dapat memberikan pasokan air

segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni / polip karang.

7.Arus

Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan

oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi

permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

EKOSISTEM MANGROVE

 

Page 13: Pengertian Ekosistem( lsda)

1. PENGERTIAN

Mangrove sering disebut sebagai hutan bakau dan merupakan ekosistem peralihan antara darat dan

laut ataupun dengan perairan sekitar muara sungai. Oleh karena itu ekosistem ini dipengaruhi oleh

pasang surut air laut. Mangrove diartikan sebagai kelompok tumbuhan yang terdiri dari berbagai

jenis dari suku yang berbeda, tetapi mempunyai persamaan kemampuan penyesuaian diri yang

sama terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut. Di Indonesia mangrove sering

diidentikan dengan salah satu jenis vegetasinya yaitu bakau, sehingga orang lebih mengenal

ekosistem ini dengan ekosistem/hutan bakau. Walaupun dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

vegetasi mangrove bukan merupakan vegetasi yang membutuhkan kadar garam tinggi, namun

vegetasi mangrove merupakan vegetasi yang tahan terhadap kadar garam tinggi.

2. PENGENALAN MANGROVE

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya mangrove maka tumbuhan mangrove :

Adaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah

Untuk hidup dilingkungan yang sulit pada kadar oksigen yang rendah berbagai tumbuhan mangrove

mengembangkan perakaran unik yang disebut pneumotofor (akar nafas), berfungsi untuk

mengambil oksigen dari udara dan bertahan pada subtract yang berlumpur. Akar nafas ini terdapat

pada spesies tumbuhan mangrove tertentu seperti Avicennia spp; dan Sonneratiaspp

Adaptasi terhadap kadar garam tinggi

Beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti bakau (Rhizophora spp) api-api (Avicennia spp.) dan

pidada (Sonneratia spp.) mengembangkan sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam.

Page 14: Pengertian Ekosistem( lsda)

Sekitar 90-97% kandungan garam di air laut hampir tak mampu menembus saringan akar ini. Garam

yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang

bersama gugurnya daun.

Adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil

Untuk mengatasi subtrat kurang stabil, beberapa spesies tumbuhan mangrove mengembangkan

struktur akar membentuk jaringan horisontal yang lebar, disamping memperkokoh tubuhnya, akar

tersebut berfungsi untuk mempermudah tumbuhan dalam menangkap unsur hara dan menahan

sedimen.

Kecambah biji mangrove

Beberapa spesies mangrove mengembangkan cara berbiak secara vivivar, yaitu buahnya

berkecambah pada saat masih berada di pohon. Kecambah ini akan segera mengeluarkan akar,

bilamana jatuh ke tanah pada saat surut, atau setelah tersangkut pada materi yang cukup padat

sehingga tidak mudah hanyut karena ombak. Pertumbuhan akar ini diduga dirangsang oleh adanya

kontak dengan subtrat yang keras atau adanya zat tertentu dalam tanah yang merangsang

pertumbuhan akar.

Survey Mangrove

Survey Mangrove dan Hutan Pantai

Studi struktur dan komposisi mangrove dilakukan dengan menggunakan metode yang merupakan modifikasi dari cara yang digunakan oleh Mueller Dumbois dan Ellenberg (1974).

Page 15: Pengertian Ekosistem( lsda)

Pada masing-masing plot berukuran 10 m x 10 m, dilakukan pengambilan data pohon (dbh ≥ 4 cm). Sedangkan untuk data sapling (1 cm ≤ dbh < style=""> 5 m dan seedling (anakan) dengan ketinggian <>

Identifikasi spesies vegetasi dilakukan langsung di lapangan dengan mengacu pada Kitamura et. al., (1997)dan Noor, et al., (1999). Jika terdapat keragu-raguan dalam mengidentifikasi spesies tertentu, maka diambil sampel (daun, bunga dan buah) untuk diidentifikasi lebih lanjut dengan mengacu pada Tomlinson (1994).

Gambar 3.4. Peletakan Subplot 1 m x 1 m (Seedling) dan Subplot 5 m x 5 m (Sapling) dalam Plot 10 m x 10 m (Pohon) untuk Vegetasi Mangrove/hutan pantai pada Transek

ñ Pohon

Pada penelitian ini, data pohon (dbh ≥ 4cm) yang diambil dari masing-masing plot 10 m x 10 m berupa spesies, diameter pohon ketinggian pohon dan keterangan lain yang berhubungan seperti ujung pohon patah, pohon ditebang sebagian dan lain-lain. Karena pohon mangrove mempunyai bentuk yang unik, kadangkala menimbulkan kesulitan untuk menentukan posisi pengukuran diameter, maka dengan sedikit modifikasi rekomendasi Cintron dan Novelli (1984) digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apabila batang bercabang di bawah ketinggian sebatas dada (1,3 m) dan masing-masing cabang memiliki diameter ≥ 4 cm maka diukur sebagai dua pohon yang terpisah

2. Apabila percabangan batang berada di atas setinggi dada atau sedikit di atasnya maka diameter diukur pada ukuran setinggi dada atau di bawah cabangnya

3. Apabila batang mempunyai akar tunjang/udara, maka diameter diukur 30 cm di atas tonjolan tertinggi

4. Apabila batang mempunyai batang yang tidak lurus, cabang atau terdapat ketidaknormalan pada point pengukuran maka diameter diambil 30 cm di atas atau di bawah setinggi dada

Page 16: Pengertian Ekosistem( lsda)

Ketinggian diukur dari pohon bagian paling bawah yang menyentuh tanah sampai daun yang paling ujung. Data yang diambil tersebut dianalisa untuk diketahui nilai Kerapatan (K), Basal Area (BA), Kerapatan Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), Nilai Penting (NP), Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’).

ñ Sapling

Sampel sapling berupa vegetasi mangrove yang memiliki diameter batang 1 ≤ dbh <> 1 m. Data yang diambil berupa spesies, diameter batang, ketinggian sapling dan keterangan penting lainnya mengenai individu sapling tersebut. Data yang diambil tersebut kemudian dianalisa untuk diketahui nilai indeksnya. Nilai indeks tersebut antara lain nilai Kerapatan (K), Basal Area (BA), Kerapatan Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), Nilai Penting (NP), Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’).

ñ Seedling

Sampel seedling berupa vegetasi mangrove dengan ketinggian < style="">data sheet adalah berupa spesies, jumlah spesies dan persentase penutupan terhadap subplot 1m x 1m. Penutupan seedling diklasifikasikan dalam enam kelompok yaitu : <5%,>

Indeks Dominasi Relatif (DR) didapatkan dari persentase penutupan spesies seedling dalam subplot 1m x 1m. Nilai indeks lain yang didapatkan dari data tersebut adalah Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), Nilai Penting (NP), Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’).

Pengolahan Data

Data pohon yang diambil dari masing-masing lokasi berupa spesies, jumlah dan diameter pohon. Data yang diambil tersebut dianalisa untuk diketahui nilai indeks kerapatan, indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman. Data vegetasi dianalisa dengan metode Mueller-Dumbois dan Ellenberg (1974), yaitu meliputi :

Page 17: Pengertian Ekosistem( lsda)

· Kerapatan (K)

Kerapatan adalah jumlah individu per unit area (Cintron dan Novelli, 1984).

· Basal Area (BA)

Basal area merupakan penutupan areal hutan mangrove oleh batang pohon. Basal area didapatkan dari pengukuran batang pohon mangrove yang diukur secara melintang (Cintron dan Novelli, 1984). Diameter batang tiap spesies tersebut kemudian diubah menjadi basal area dengan menggunakan rumus :

BA =

Dimana : BA = Basal Area

π = 3,14

D = Diameter batang

· Kerapatan Relatif (KR)

Kerapatan Relatif merupakan prosentase kerapatan masing-masing spesies dalam transek. Nilai kerapatan Relatif didapatkan dengan rumus (English et al., 1997) :

KR = 100% (Kind / Ktot)

Dimana : KR = Kerapatan Relatif

Kind = Kerapatan individu tiap spesies i

Ktot = Kerapatan total individu

Page 18: Pengertian Ekosistem( lsda)

· Dominansi Relatif (DR)

Dominansi relatif merupakan prosentase penutupan suatu spesies terhadap suatu areal mangrove yang didapatkan dari nilai basal area untuk spesies pohon dan sapling dengan menggunakan rumus (English et al., 1997) :

DR = 100 % (Bai/BA)

Dimana : DR = Dominansi relatif

Bai = Total basal area tiap spesies ke-i

BA = Basal area dari semua spesies

Untuk kategori seedling, perhitungan DR menggunakan rumus :

DR = 100% ( Coi/Co)

Dimana : DR = Dominansi relatif

Coi = Rata-rata nilai tengah prosentase penutupan tiap spesies ke-i

Co = Total prosentase penutupan dari semua spesies

· Nilai Penting (NP)

Nilai penting diperoleh untuk mengetahui spesies yang mendominasi suatu areal mangrove. Nilai penting ini didapat dengan menjumlahkan nilai kerapatan relatif dan dominansi relatif (Curtis, 1959) :

NP = KR + DR

Dimana : NP = Nilai penting

KR = Kerapatan relatif.

· Indeks Keanekaragaman ( H’)

Page 19: Pengertian Ekosistem( lsda)

Indeks Keanekaragaman merupakan karakteristik dari suatu komunitas yang menggambarkan tingkat keanekaragaman spesies dari organisme yang terdapat dalam komunitas tersebut (Odum, 1993). Rumus yang digunakan adalah :

H' = log N - Σ ni log ni

Dimana : H’ = Indeks Shannon-Wienner

N = Jumlah Total Spesies

Kategori menurut Wilhm dan Dorris (1986) :

H’ < 2,303 → Keanekaragaman rendah

2,303 - 6,908 → Keanekaragaman sedang

H’ > 6,908 → Keanekaragaman tinggi

· Indeks Keseragaman (J’)

Indeks Keseragaman spesies merupakan perbandingan antara nilai keanekaragaman dengan Logaritma natural dari jumlah spesies (Odum, 1993), rumusnya:

J’ =

Dimana : H’ = Indeks Shannon-Wienner

S = Jumlah spesies

Menurut Krebs (1989), Indeks Keseragaman berkisar antara 0 - 1, dimana :

J’>0,6 : Keseragaman spesies tinggi

0,4 < style=""> : Keseragaman spesies sedang

J’ < style=""> : Keseragaman spesies rendah.

Metode PelaksanaanUntuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengamatan yang sifatnya permanen atau sementara. Petak yang digunakandalam praktek ini yaitu dengan metode analisis jalur berpetak seperti padaGambar 1.

 3Gambar 1 Desain metoda analisis vegetasi jalur berpetak. 

Page 20: Pengertian Ekosistem( lsda)

Plot contoh dalam jalur inventarisasi dengan arah utara-selatan dandidalamnya terdapat 5 petak contoh. Dalam satu plot contoh terdapat 4 sub-plotcontoh yang luasnya dibedakan berdasarkan pada tingkat pertumbuhan pohon dantingkat permudaan yang ada. Semua permudaan pohon diukur diameter, yaitudiameter setinggi dada(diameter at breastheight  /DBH). Berdasarkan plot contohdibagi ke dalam 4 sub plot contoh antara lain :1. Sub-plot pohon.Bentuk plot persegi panjang dengan ukuran 20 m x 20 m. Semua pohon besarpada sub plot ini dicatat dalamtally sheet .2. Sub-plot tiangDari titik awal plot (pada awal as plot, dibuat sub-plot tiang berbentuk bujursangkar berukuran 10 m x 10 m disis kiri jalur. Pada sub-plot ini dicatatpohon-pohon tingkat tiang padatally sheet  3. Sub-plot pancang.Pada sisi kiri plot contoh dibuat sub-plot pancang berbentuk bujur sangkar 5m x 5 m. Pada pusat sub plot ini dipasang tanda berupa pasak dan pada sub-plot ini dicatat kedalamtally sheet semua permudaan tingkat pancang jeniskomersial.4. Sub-plot semai.Sub-plot dibuat pada awal plot berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 2 m x2 m. Pada sub-plot ini dicatat pohon-pohon kecil kedalamtally sheet .Tingkat pancang yaitu semua permudaan yang hidup mulai tinggi minimal1,5 m hingga diameter kurang dari 10 cm. Tingkat tiang yaitu pohon hidupberdiameter mulai 10 cm sampai kurang dari 20 cm. Tingkat pohon kecil yaitupohon hidup berdiameter mulai 20 cm sampai kurang dari 35 cm. Sedangkantingkat pohon besar yaitu semua pohon hidup berdiameter mulai dari 35 cm keatas.Analisis DataIndeks Nilai Penting (INP) atau Importance Value Index(IVI) digunakanuntuk meranking spesies berdasarkan kepentingan ekologinya. Dan INP adalah jumlah kerapatan relatif (KR), bidang dasar relatif (DR) dan frekuensi relatif (FR).Semua permudaan pohon dikelompokkan berdasarkan tingkatpertumbuhan (growth stage) ,yaitu anak pohon terdiri dari permudaan pohon yangmemiliki diameter 2-10 m dan pohon yaitu pohon muda dan dewasa yangmemiliki diameter 10 cm. Untuk mengetahui jenis dominan disetiap tingkat

Page 21: Pengertian Ekosistem( lsda)

 4pertumbuhan digunakan metode indeks nilai penting (INP) (Kusmana 1997).dimana INP terdiri atas kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominansi relatif dengan nilai maksimum 300 % pada tingkat pohon dan tingkat tiang sedangkanuntuk tingkat semai dan tingkat pancang nilai maksimum INP ialah 200% terdiridari jumlah kerapatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR). Perhitungberdasarkan persamaan berikut:INP = KR + DR + FRa. 

Page 22: Pengertian Ekosistem( lsda)

EKOSISTEM PADANG LAMUNDefinisi

Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat

menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien karena

mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan ekosistem

yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat mendukung di

perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun

didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu

beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di

dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan

lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh,

berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.

Page 23: Pengertian Ekosistem( lsda)

Gambar Lamun jenis Halophila sp

Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun

(Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut

dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang.

Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan

abiotik disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah

perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.

Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda dengan

ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah

:

1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir

2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran

terumbu karang

3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung

4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan

5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya

terbenam air termasuk daur generatif

6. Mampu hidup di media air asin

7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

Page 24: Pengertian Ekosistem( lsda)

Klasifikasi

Lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan menyebarkan bibit seperti

banyak tumbuhan darat. Dan klasifikasi lamun adalah berdasarkan karakter tumbuh-

tumbuhan. Selain itu, genera di daerah tropis memiliki morfologi yang berbeda sehingga

pembedaan spesies dapat dilakukan dengan dasar gambaran morfologi dan anatomi.

Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan

sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi, lamun berada pada Sub

kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4 famili lamun yang diketahui, 2 berada

di perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceae danCymodoceae.

Famili Hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3

famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut.

Lamun merupakan tumbuhan yang beradaptasi penuh untuk dapat hidup di lingkungan laut.

Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan termasuk

toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untuk menancapkan akar di substrat

sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat

terbenam. Lamun juga memiliki karakteristik tidak memiliki stomata, mempertahankan

kutikel yang tipis, perkembangan shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan

diafragma pada sistem lakunar. Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi

reproduksi lamun adalah hidrophilusyaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di

bawah air.

. Pengertian Ekosistem Estuari

Estuari (muara) tempat bersatunya air sungai dengan air laut, sering dipengaruhi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Estuari sebagai perairan semi tertutup terdapat dihilir sungai dan masih berhubungan dengan laut. Sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air tawar dari sungai yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.

Nutrien dari sungai memperkaya estuari sehingga keseluruhan perairan estuari termasuk ekosistem sangat produktif namun paling mudah mendapat gangguan dari berbagai aktivitas manusia.

Ciri khas perairan estuari :

Page 25: Pengertian Ekosistem( lsda)

· Produksi primer tinggi,

· Ekosistemnya memiliki keterkaitan dengan ekosistem darat, mangrove, lamun, terumbu karang, dan ekosistem laut lepas,

· Struktur jaringan makanan yang khas karena dicirikan oleh banyak terakumulasinya bahan detritus organik,

· Organisme estuari rentan terhadap perubahan lingkungan perairan seperti peningkatan suhu air, perubahan salinitas, dan penurunan kadar oksigen terlarut,

· Merupakan daerah peralihan dari kondisi perairan tawar ke laut,

· Terdapat berbagai macam kepentingan yang sering menimbulkan konflik.

Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Estuaria didominasi oleh subsrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air laut atau air tawar.

B. Klasifikasi Ekosistem Estuari

Berdasarkan klasifikasinya perairan estuaria dibagi atas tiga jenis, yaitu :

1. Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam, Dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan dilokasi dimana aliran air tawar lebih dominan dibanding penyusupan air laut.

2. Estuaria bercampur sempurna atau estuaria homogen vertical

Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur sempurna dan tidak membentuk stratifikasi.

Page 26: Pengertian Ekosistem( lsda)

3. Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat). Aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.

C. Biota Estuari

1. Hewan :

· Jenis endemik ( seluruh hidupnya tinggal di estuaria)

Contoh : kerang dan kepiting serta berbagai macam ikan seperti famili Clupeidae,Engraulidae, Gobiidae, dan Leoignathidae

· Jenis estuaria yang tinggal di estuaria untuk sementara waktu

Contoh : larva, beberapa jenis udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut, seperti genus Plotosius

· Jenis ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya seperti seperti sidat dan ikan salmon

2. Tumbuhan

· Lamun

· Alga makro (rumput laut) tumbuh di dasar perairan

Page 27: Pengertian Ekosistem( lsda)

· Alga mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daun lamun

Jumlah ekosistem yang mendiami ekosistem estuaria lebih sedikit karena fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya jenis yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan di estuaria. Keruhnya estuaria yang membuat hanya tumbuhan memucat yang dapat tumbuh mendominasi.

D. Karakteristik Estuari

1. Keterlindungan

Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.

2. Kedalaman

Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan dangkal).

3. Salinitas air

Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.

1. Sirkulasi air

Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.

1. Pasang

Page 28: Pengertian Ekosistem( lsda)

Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting, antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkan limbah.

1. Penyimpanan dan pendauran zat hara

Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani.

E. Produktivitas Hayati Estuari

1. Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara.

Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu menyuburkan diri sendiri melalui :

§ Dipertahankanya dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.

§ Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh bermacam ikan dan udang pemakan detritus.

§ Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar estuary atau lewat aktivitas hewan penggali liang di dasar estuaria seperti bermacam cacing.

§ Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataanya bahwa tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya sedemikian rupa sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun. Estuaria sering memiliki tiga tipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro

Page 29: Pengertian Ekosistem( lsda)

(makrofiton) yang hidup di dasar estuary atau hidup melekat pada daun lamun dan mikrofiton yang hidup melayang-layang tersuspensi dalam air (fitoplankton). Proses fotosintesis yang berlansung sepanjang tahun ini menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatik pemakan tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan akuatik pemakan detritus, karena yang dimakan bukan daun segar melainkan partikel-partikel serasah makrofiton yang dinamakan detritus.

§ Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang permukaan airnya berfluktuasi. Pasang umumnya makin besar amplitudo pasang surut, makin tinggi pula potensi produksi estuaria, asalkan arus pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisan berat dari tepi estuaria. Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yang mengarah kedaratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat mengangkut bahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplankton.

F. Peran Ekologi Estuari

Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut :

1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation).

2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).

3. Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.

4. Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per ha pada perairan tertentu di texas.

Page 30: Pengertian Ekosistem( lsda)

5. Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman,

6. Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.

7. Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri.