Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

13
TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOM ISLAM JUDUL : PERJANJIAN ASURANSI SYARIAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK III KELAS H SEMESTER V TERDIRI DARI 1. HADIRAT SYUKUR. H (0810041600354) 2. AAN SUHAENA (0810041600384) 3. JABARI (0810041600095) 4. RAFIZAL (0810041600358) 5. PETRUS EDISON SILAEN (091000774201067) 6. CERY ILVAN (0810041600439) 7. DAYANA HARAHAP (0810041600468) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU 2010

Transcript of Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Page 1: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOM ISLAM

JUDUL : PERJANJIAN ASURANSI SYARIAH

DISUSUNOLEH :

KELOMPOK III KELAS HSEMESTER V

TERDIRI DARI1. HADIRAT SYUKUR. H (0810041600354)2. AAN SUHAENA (0810041600384)3. JABARI (0810041600095)4. RAFIZAL (0810041600358)5. PETRUS EDISON SILAEN (091000774201067)6. CERY ILVAN (0810041600439)7. DAYANA HARAHAP (0810041600468)

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU 2010

Page 2: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

PENDAHULUAN

Judul makalah ini adalah Perjanjian AsuransI Syariah. Makalah ini dibuat

sebagai tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen Hukum Ekonomi Islam yaitu

Bapak Syaifuddin Anshari, S.Ag M,Hum. Pembahasan mengenai makalah ini

berupa Asuransi Syariah yan berupa konsep Asuransi Islam.

Prinsip dari tafakul (Asuransi) adalah pembagian risiko dan berlawanan

dengan Asuransi Konvensional yaitu pemindahan risiko.

Dalam skema risiko (asuransi) ada 3 hal yang harus dihindari : Gharar

(Ketidak pastian), Maisir (Perjudian), dan riba (Bunga).

Bahan-bahan makalah ini kami ambil dari 2 (dua) buah buku yaitu buku 1 :

Judul adalah “Asuransi Syariah” karangan Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ. FIIS

dan buku yang ke II judul adalah “Asuransi Syariah Dalam Praktik” karangan

Muhaimin Iqbal.

Sesungguhnya institusi syariah modern mendapat pijakan yang kuat yaitu

mengedepankan prinsip kerjasama saling menanggung dan membantu.

Disinilah manusia mengupayakan cara berupa bersama-sama salling

membantu, saling menjamin, ta’awuni, tadhamuni, takafuli.

Page 3: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Judul Perjanjian Asuransi Syariah

Adanya perbedaan pendapat-pendapat ulama serta perdebatan mereka

tentang halal-haramnya asruansi. Perbedaan pendapat ini memberikan suatu

kesimpulan bahwa sesungguhnya perbedaan pendapat di kalangan para ahli

Hukum Islam sekarang tentang Asuransi, lebih disebabkan karena mereka tidak

mempunyai gambaran yang utuh tentang ta’min (Asuransi) itu sendiri.

Asuransi Syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan risiko yang

memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang melibatkan

peserta dan operator syariah berasal dari ketentuan di dalam AL-Qur’an mengenai

Asuransi Syariah ini adalah antara lain solusi yang tampak benar dipermukaan

namun tentu benar menurut Allah.

Konsep Asuransi Islam bukanlah hal baru karena sudah ada di zaman

Rasulullah. Istilah lain sering digunakan untuk Asuransi Syariah adalah tafakul

yang berarti secara Etimologis adalah menjamin atau salaing menanggung.

Menurut pengertiannya Tafakul adalah saling memikul risiko diantara

sesame sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko

lainnya. Saling pikul risiko ini dilakukan atas dasar saling menolong dalam

kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana, dana ibadah,

sumbangan, derma yang di tujukan, untung menanggung risiko Takaful yang

sesuai dengan Al-Qur’an.

Pada akad Asuransi Syariah ada istilah “Dana Kebijakan” atau Tabarru

(sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma), Tabarru dengan akad yang

mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang dalam

keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela. Konetk akad dalam Asuransi

Syariah Tabarru bermaksud memberikan dana sesuatu tanpa ada keinginan untuk

menerima apapun dari orang yang menerima kecuali kebaikan dari Allah SWT.

Page 4: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Akad pada Asuransi Syariah yang melandasinya akad tolong menolong (akad

takaful) atau untuk menyalurkan dana kebajikan melalui Akad Tabaru (Hibah).1

Akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan

menjauhkan penganiayan.

Dala teori Hukum Kontark secara Islam setiap terjadi transaksi, maka akan

terjadi salah satu dari tiga hal berikut :

Pertama, kontraknya sah, kontraknya fasad, dan ketiga akadnya batal.

Kontrak Asuransi Syariah haruslah bukan merupakan kontrak jual beli.

Jumhur Ulama figih menyatakan Hukum Akad (Perjanjian) terdiri dari tiga

hal :

1. Pertanyaan untuk mengikat diri (perikatan)

2. Pihak-pihak yang ber akad (adanya tertanggung dan penanggung).

3. Obyek Akad

Pengelolaan dan penanggungan risiko, Asuransi Syariah tidak

membolehkan adnya gharar (ketidak pastian/ spekulasi), untuk menghindari

gharar pada setiap kontrak Asuransi Syariah harus dibuat sejelas mungkin dan

sepenuhnya terbuka. Gharar terjadi apabila kedua belah pihak (misalnya peserta

Asuransi pemegang polisi dan perusahaan) saling tidak mengetahui apa yang akan

terjadi. Kapan musibah akan menimpa, apakah minggu depan, tahun depan dan

sebagainya. Inilah yan disebut gharar ketidakjelasan yang dilarang dalam agama

Islam. Contoh adalah memberi atau menjual anak lembu yang masih dalam

perutnya.

Dengan cara gharar dan maisir (perjudian/ keuntungan tiba-tiba)

memberikan suatu tantangan kepada operator Asuransi Syariah dalam upaya

untuk memastikan tidak adanya kedua unsur tersebut dalam Asuransi Syariah,

investasi dan manajemen dana bebas bunga. Yang dibolehkan dalam Islam adalah

1 Dari Buku Asuransi Syari’ah Karangan Ir. Muhd. Syakir Sula

Page 5: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

bukan risiko atau memindahkan risiko kepada pihak ke tiga dengan menggunakan

kontrak jual belilah yang tidak dibolehkan.

Dibawah Hukum Syariah dibawah pengaturan Asuransi Syariah Riba

(Bunga) sama sekali dilarang, untuk menghindari riba dalam Asuransi Syariah

kontribusi para pesertanya dikelola dalam skema pembagian risiko dan bukan

sebagai premi.

Pada masalah Riba dieliminir dengan konsep Mudhabarah (bagi hasil).

Akad perjanjian (konvensional) dimana pihak yang memberikan sesuatu

kepada orang lain berhak menerima penggantian dari pihak yang diberinya. (Jika

barang yang muawwadah kala hilang di tangan orang yang menerimanya maka ia

akan mengalami kerugian karena ia harus membayar penggantiannya).

Dalam asuransi biasa (konvensional) terjadi kerancuan/ ketidakjelasan

dalam masalah akad. Akad yang melandasi semacam akad jual beli, penjual,

pembeli barang yang di perjualbelikan atau yang akan diperoleh serta ijab (akad)

jelas, tetapi yang menjadi masalahnya adalah harganya (berupa besar premi yang

akan dibayarkan) kepada perusahaan asuransi. Padahal hanya Allah yang tahu

tahun berapa kita meninggal jadi pertanggungan yang akan diperoleh sesuai

dengan yang diperjanjikan ini jelas. Tetapi jumlah yang akan dibayarkan menjadi

tidak jelas, tergantung usia kita dan hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal.

Dalam Asuransi Syariah risiko Individu atau Organisasi disebarkan atau

dibagi dengan orang atau organisasi disebar atau dibagi dengan orang atau

organisasi lain yang memiliki sifat risiko yang relatif sama.

Berdasarkan model yang ditetapkan oleh Asuransi Syariah, individu atau

organisasi membayar, kontribusi dalam bentuk sumbangan dengan ketentuan

bahwa bila terjadi risiko pada salah satu peserta, peserta akan menerima bantuan

dana asuransi syariah untuk menutupi kerugian yang dihadapinya.

Page 6: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Untuk menghindari qharar (ketidakpastian) maisir (perjudian) riba (bunga),

Asuransi Syariah memiliki konsep tembok perlindungan, yaitu berapa kontrak

atau ikatan Asuransi Syariah itu sendiri.

Asuransi Syariah tidak menggunakan perikatan jual beli, melainkan

menggunakan perikatan yang sesuai syariah seperti perikatan Mudharabah

(berbagi keuntungan). Perbedaan konsep asuransi konvesional (perpindahan

risiko) dengan Asuransi Syariah (berbagi risiko).2

Dalam mekanisme dana di Asuransi Syariah, premi yang dibayarkan peserta

dalam 2 rekening yaitu rekening peserta dan rekening tabarru (hibah), pada

rekening Tabarru inilah di tampung semua dana Tabarru peserta seagai dana

tolong menolong atas dana kebijakan yang jumlahnya disekitar 5% - 10% dari

premi pertama (tergantung usia).

Contohnya seorang disebut saja peserta (A) meninggal, dia mengambil

paket asuransi 10 tahun uang pertangungannya 10 juta. Apabila tahun ke empat,

tuan (A) meninggal dunia, baru bayar premi 4 juta maka ahli warisnya mendapat

10 juta. Pertanyaan muncul darimana sisa 6 juta diperoleh. Uang 6 juta diambil

dari rekening khusus yaitu dari rekening tabarru dan semua peserta sejak awal

sudah ihklas untuk memberikan derma.

Produk Asuransi Syariah

1. Asuransi Jiwa Murni (Al Khairat)

2. Asuransi Jiwa Murni + Kesehatan (Tafakul Falah)

3. Asuransi Dana Pendidikan (Fulnadi)

1. Asuransi Jiwa Murni (Al Khairat)

Diberikan kepada Ahli waris apabila peserta meninggal dunia baik karena

sakit maupun karena kecelakaan.

- Kecelakaan diri adalah manfaat tambahan pertama

2 Dari Buku Suransi Syariah dalam Praktek Karangan Muhaimin iqbal

Page 7: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Diberikan kepada peserta atau ahli waris apabila peserta meninggal atau

cacat tetap sebagian karena kecelakaan.

- Cacat tetap total adalah manfaat tambahan kedua

Diberikan kepada peserta apabila peserta mengalami cacat tetap total

akibat sakit atau kecelakaan.

- Dana sentuhan harian rawat inap (casd plan) adalah manfaat ketiga

Diberikan kepada peserta menjalani rawat inap di rumah sakit disebab

sakit atau kecelakaan

Apabila peserta hidup akhir kontrak berhenti atau mengalami klaim

sehingga menyebabkan ke pesertaannya berakhir maka kepada yang

bersangkutan atau ahli warisnya akan dibayarkan nilai tunai polis yang

merupakan akumulasi premi tabungan berikut hasil investasinya.

2. Asuransi Jiwa + Kesehatan (Takaful Falah)

Adalah produk yang dirancang secara khusus bagi peserta yang

menginginkan manfaat asuransi secara menyeluruh, ketika peserta

mengalamu musibah meninggal baik karena sakit ataupun kecelakaan ; cacat

tetap total karena sakit atau kecelakaan ; cacat tetap sebagian karena

kecelakaan ; dana santunan harian selama peserta dirawat inap di rumah sakit

dan juga manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit

kritis. Peserta juga berhak atas nilai tunia polis ketika kepesertaan berakhir.

Takaful Falah akan memberikan bagi hasil yang menarik yaitu memberikan

bagi hasil 80% dari hasil investasi dana di rekening tabungan peserta. Untuk

bagian tabarrul hibah dari premi yang di akadkan untuk saling menanggung

dan saling tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah.

Page 8: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

Premi takaful dapat dibayar tahunan dan sekaligus, premi dengan cara

pembayaran tahunan sekurang-kurangnya sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta

rupiah).

Untuk masa perjanjian maksimal 65 tahun sedangkan masa perjanjian

asuransi minimal 5 tahun

3. Asuransi Dana Pendidikan (Fulnadi)

Adalah program asuransi untuk perseorangan yang bertujuan untuk

menyedia akan dana pendidikan untuk peserta putra putri peserta sampai

pendidikan tingkat sarjana dengan manfaat proteksi atas resiko meninggal.

Keuntungan Fulnadi

1. Tak ada dana hangus

2. Biaya pendidikan diterima hingga perguruan tinggi

3. Premi cukup dibayar hingga anak usia SMA (18 th)

4. Anak akan menerima beasiswa dimana peserta sudah tidak bias

membayar premi (bebas premi) tapi dalam tahapan pendidikan tetap

diterima.

5. Apabila peserta meninggal maka ahli waris menerima empat manfaat,

yakni

a. Santunan untuk istri sebesar 100% rencana menabung suami

b. Seluruh dana tabungan + bagi hasil

c. Uang masuk sekolah SD, SMP, SMA serta perguruan tinggi

d. Uang sekolah per tahun selama TK, SD, SMP, SMA dan perguruan

tinggi (4 th)3

3 Dari buku Asuransi Syariah dalam Praktek Kkarangan Muhaimin Iqbal

Page 9: Pengertian Dan Jenis-Jenis Surat

KESIMPULAN

Islam mengarahkan kepada Umatnya untuk mencari rasa aman baik untuk

diri sendiri dimasa mendatang maupun untuk keluarganya. Sebagaimana nasihat

Rasul kepada Sa’ad bin Abi Waggash agar mensedekahkan sepertia hartanya

saja…. Selebihnya ditinggalkan untuk keluarganya agar mereka tidak menjadi

beban masyarakat.

Dengan pengertian, Asuransi Syariah mempunyai konsep saling

menanggung atau tanggung jawab social yang mana jika sebagian mereka

mengalami peristiwa, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi

peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing

– masing peserta.

Dengan pemberian tersebut mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang

dialami oleh peserta yang tertimpa musibah. Karena Asuransi Syariah adalah

sebuah gabungan kesepakatan untuk saling menolong yang telah diatur dengan

sangat rapi, tujuannya adalah menghilangkan atau meringankan kerugian dari

peristiwa-peristiwa yang terkadang menimpa sebagian mereka.

Dan jalan yang ditempuh adalah dengan sedikit memberi pemberian

(derma) dari masing-masing individu.