PENGERTIAN BELAJAR
-
Upload
atika-anggraini -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of PENGERTIAN BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR
Untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas tentang daerah yang kita pilih
sebagai pokok pembahasan, maka sebaiknya terlebih dahulu kita mengadakan
pembatasan mengenai pengertian belajar pada umunya. Tinjauan terhadap pokok ini lebih
bersifat psychologis sebagai landasan dalam membahas tehnik-tehnik belajar atau untuk
meneliti cara-cara belajar yang efisien yang sebaiknya diikuti (Hamalik, Oemar. 1983).
Ada yang berpendapat, bahwa belajar adalah kegiatan-kegiatan pisik atau
badaniah. Hasil belajar yang dicapai adalah berupa percobaan-percobaan dalam pisik itu,
misalnya untuk mencapai kecakapan-kecakapan motoris seperti : lari, mengendarai
mobil, memukul bola secara baik dan sebagainya. Pandangan lain menitik beratkan
pendapatnya bahwa belajar adalah kegiatan rohaniah atau psikis. Hasil belajar yang
dicapai adalah percobaan-percobaan dalam psikis, misalnya memperoleh pengertian
tentang bahasa, mengapresiai seni budaya, bersikap susila dan lain-lain (Hamalik, Oemar.
1983).
Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai
berikut : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan, keterampilan,
ksanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat social, emosional dan pertumbuhan
jasmani. Perumusan perbuatan belajar yang terkahir ini tidak lagi memisahkan antara
perubahan-perubahan jasmani dan perubahan-perubahan rohani. Sesungguhnya kedua
aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Keduanya merupakan aspek-
aspek yang bersifat komplementer. Manusia dalam perbuatannya selalu menuntut
kegiatan rohani dan jasmani. Membaca buku misalnya adalah paduan antara kegiatan
jasmani. Membaca buku misalnya adalah paduan antara kegiatan jasmaniah yang berupa
gerakan-gerakan mata, gerakan tangan, sikap badaniah dengan kegiatan-kegiatan
rohaniah yang berupa mengolah pengertian-pengertian yang ada dalam bacaan,
membandingkan mengingat kembali, memikirkan persoalan dan sebagainya. Setiap
perbuatan belajar senantiasa memiliki aspek jasmani yang disebut struktur dan aspek
rohani yang disebut fungsi. Otak kita sebagai kegiatan yang penting dalam diri kita
mengandung kedua aspek itu. Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berfikir adalah
fungsinya. Keduanya saling bertalian dan saling mempengaruhi stau sama lain. Kalau
otak luka maka fungsi berfikir itu tidak normal maka struktur otak itu akan berubah
bentuknya. Jadi, jelaslah bahwa kedua aspek itu sesungguhnya bersatu dalam perbuatan
belajar seseorang (Hamalik, Oemar. 1983).
Bagi kita adanya kedua aspek itu dan yang mana paling menonjol sesungguhnya
tidaklah penting benar, oleh sebab kita hanya ingin mengerti secara singkat saja tentang
apa yang dimaksud dengan perbuatan belajar itu. Belajar di Universitas pada umumnya
banyak menitik bertakan pada memperoleh pengetahuan dan keterampilan belaka,
sekalipun aspek-aspek pribadi lainnya memang sangat dibutuhkan. Dalam rangka itu pula
kita ingin menemukan cara belajar yang paling tepat agar tujuan dan maksud tadi dapat
tercapai sebaik-baiknya. Dengan kata lain, kita memerlukan cara-cara belajar ynag efisien
(Hamalik, Oemar. 1983).
Tafsiran-tafsiran tentang belajar. Gambaran tersebut diatas akan lebih lengkap
apabila dalam bagian ini kita mencoba menganlisa perbuatan belajar itu. Para ahli dalam
bidang belajar poda umunya sependapat, bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat
kompleks, karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi atau ditentukan oleh banyak
factor dan meliputi berbagai aspek baik yang bersumber dari dalam diri maupun yang
bersumber dari luar diri manusia. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka para ahli
dalam bidang ini menginterpretasikannya dalam berbagai segi dengan metodenya sendiri.
Bahkan ada tafsiran, bahwa pada hakikatnya setiap orang memiliki teori belajar, tafsiran
belajar, dan cara belajarnya sendiri. Pada pokoknya dapat disimpulkan, bahwa ada 3 jenis
tafsiran belajar, yakni : 1. Belajar menurut ilmu jiwa daya. 2. Belajar menurut ilmu jiwa
asosiasi. 3. Be;ajar menurut ilmu jiwa gestalt atau organisme (Hamalik, Oemar. 1983).
Daftar Puataka
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung : PT. Tarsito