PENGERTIAN BELAJAR

4
A. PENGERTIAN BELAJAR Untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas tentang daerah yang kita pilih sebagai pokok pembahasan, maka sebaiknya terlebih dahulu kita mengadakan pembatasan mengenai pengertian belajar pada umunya. Tinjauan terhadap pokok ini lebih bersifat psychologis sebagai landasan dalam membahas tehnik-tehnik belajar atau untuk meneliti cara-cara belajar yang efisien yang sebaiknya diikuti (Hamalik, Oemar. 1983). Ada yang berpendapat, bahwa belajar adalah kegiatan- kegiatan pisik atau badaniah. Hasil belajar yang dicapai adalah berupa percobaan-percobaan dalam pisik itu, misalnya untuk mencapai kecakapan-kecakapan motoris seperti : lari, mengendarai mobil, memukul bola secara baik dan sebagainya. Pandangan lain menitik beratkan pendapatnya bahwa belajar adalah kegiatan rohaniah atau psikis. Hasil belajar yang dicapai adalah percobaan-percobaan dalam psikis, misalnya memperoleh pengertian tentang bahasa, mengapresiai seni budaya, bersikap susila dan lain-lain (Hamalik, Oemar. 1983). Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-

description

ED

Transcript of PENGERTIAN BELAJAR

Page 1: PENGERTIAN BELAJAR

A. PENGERTIAN BELAJAR

Untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas tentang daerah yang kita pilih

sebagai pokok pembahasan, maka sebaiknya terlebih dahulu kita mengadakan

pembatasan mengenai pengertian belajar pada umunya. Tinjauan terhadap pokok ini lebih

bersifat psychologis sebagai landasan dalam membahas tehnik-tehnik belajar atau untuk

meneliti cara-cara belajar yang efisien yang sebaiknya diikuti (Hamalik, Oemar. 1983).

Ada yang berpendapat, bahwa belajar adalah kegiatan-kegiatan pisik atau

badaniah. Hasil belajar yang dicapai adalah berupa percobaan-percobaan dalam pisik itu,

misalnya untuk mencapai kecakapan-kecakapan motoris seperti : lari, mengendarai

mobil, memukul bola secara baik dan sebagainya. Pandangan lain menitik beratkan

pendapatnya bahwa belajar adalah kegiatan rohaniah atau psikis. Hasil belajar yang

dicapai adalah percobaan-percobaan dalam psikis, misalnya memperoleh pengertian

tentang bahasa, mengapresiai seni budaya, bersikap susila dan lain-lain (Hamalik, Oemar.

1983).

Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai

berikut : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang

yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan, keterampilan,

ksanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat social, emosional dan pertumbuhan

jasmani. Perumusan perbuatan belajar yang terkahir ini tidak lagi memisahkan antara

perubahan-perubahan jasmani dan perubahan-perubahan rohani. Sesungguhnya kedua

aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Keduanya merupakan aspek-

aspek yang bersifat komplementer. Manusia dalam perbuatannya selalu menuntut

kegiatan rohani dan jasmani. Membaca buku misalnya adalah paduan antara kegiatan

jasmani. Membaca buku misalnya adalah paduan antara kegiatan jasmaniah yang berupa

gerakan-gerakan mata, gerakan tangan, sikap badaniah dengan kegiatan-kegiatan

rohaniah yang berupa mengolah pengertian-pengertian yang ada dalam bacaan,

membandingkan mengingat kembali, memikirkan persoalan dan sebagainya. Setiap

perbuatan belajar senantiasa memiliki aspek jasmani yang disebut struktur dan aspek

rohani yang disebut fungsi. Otak kita sebagai kegiatan yang penting dalam diri kita

Page 2: PENGERTIAN BELAJAR

mengandung kedua aspek itu. Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berfikir adalah

fungsinya. Keduanya saling bertalian dan saling mempengaruhi stau sama lain. Kalau

otak luka maka fungsi berfikir itu tidak normal maka struktur otak itu akan berubah

bentuknya. Jadi, jelaslah bahwa kedua aspek itu sesungguhnya bersatu dalam perbuatan

belajar seseorang (Hamalik, Oemar. 1983).

Bagi kita adanya kedua aspek itu dan yang mana paling menonjol sesungguhnya

tidaklah penting benar, oleh sebab kita hanya ingin mengerti secara singkat saja tentang

apa yang dimaksud dengan perbuatan belajar itu. Belajar di Universitas pada umumnya

banyak menitik bertakan pada memperoleh pengetahuan dan keterampilan belaka,

sekalipun aspek-aspek pribadi lainnya memang sangat dibutuhkan. Dalam rangka itu pula

kita ingin menemukan cara belajar yang paling tepat agar tujuan dan maksud tadi dapat

tercapai sebaik-baiknya. Dengan kata lain, kita memerlukan cara-cara belajar ynag efisien

(Hamalik, Oemar. 1983).

Tafsiran-tafsiran tentang belajar. Gambaran tersebut diatas akan lebih lengkap

apabila dalam bagian ini kita mencoba menganlisa perbuatan belajar itu. Para ahli dalam

bidang belajar poda umunya sependapat, bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat

kompleks, karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi atau ditentukan oleh banyak

factor dan meliputi berbagai aspek baik yang bersumber dari dalam diri maupun yang

bersumber dari luar diri manusia. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka para ahli

dalam bidang ini menginterpretasikannya dalam berbagai segi dengan metodenya sendiri.

Bahkan ada tafsiran, bahwa pada hakikatnya setiap orang memiliki teori belajar, tafsiran

belajar, dan cara belajarnya sendiri. Pada pokoknya dapat disimpulkan, bahwa ada 3 jenis

tafsiran belajar, yakni : 1. Belajar menurut ilmu jiwa daya. 2. Belajar menurut ilmu jiwa

asosiasi. 3. Be;ajar menurut ilmu jiwa gestalt atau organisme (Hamalik, Oemar. 1983).

Daftar Puataka

Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung : PT. Tarsito