BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian...

35
BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah, meskipun tidak selamanya belajar harus berada di sekolah. Belajar sebagai kegiatan pokok berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan atau dicita-citakan. Oleh karena itu para ahli menaruh perhatian pada teori-teori belajar. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi belajar, diantaranya: Learning is process through which experience causes permanent change in knowledge or behavior. 1 Pengertian belajar lebih lanjut dalam kamus pendidikan seperti yang dikutip Crow & Crow diartikan sebagai perubahan dalam respon atau tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setaraf dengan ketepatan), yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pengalaman, “pengalaman” yang serupa itu terutama yang sadar, namun kadang-kadang mengandung juga komponen penting yang tak sadar, seperti yang biasa terdapat dalam belajar gerak ataupun dalam reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang tak teratur ataupun yang amat halus; termasuk juga perubahan tingkah laku dalam suasana emosional, namun yang lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya pengetahuan simbolik atau ketrampilan gerak; tidak termasuk adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti keletihan (fatigue), atau halangan atau tidak berfungsinya indera untuk sementara setelah berlangsungnya perangsang-perangsang yang terus menerus-menerus. 2 Belajar dapat diartikan sebagai proses transfer yang ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang terjadi melalui 1 Anita E. Woolfolk, Educational Psychology, (United States: The Ohio State University Press, 1995), hlm. 196 2 Lester D. Crow & Crow, “Educational Psychology”, dalam Abd. Rahman Abror (Penerjemah), Psikologi Pendidikan, (Unites States: Mc Graw-Hill, 1945), hlm. 272

Transcript of BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian...

Page 1: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB II

BELAJAR DAN BEKERJA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses

pendidikan di sekolah, meskipun tidak selamanya belajar harus berada di

sekolah. Belajar sebagai kegiatan pokok berperan penting dalam pencapaian

tujuan pendidikan yang diharapkan atau dicita-citakan. Oleh karena itu para

ahli menaruh perhatian pada teori-teori belajar. Berikut ini dikemukakan

beberapa definisi belajar, diantaranya:

Learning is process through which experience causes permanent

change in knowledge or behavior.1

Pengertian belajar lebih lanjut dalam kamus pendidikan seperti yang dikutip Crow & Crow diartikan sebagai perubahan dalam respon atau tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setaraf dengan ketepatan), yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pengalaman, “pengalaman” yang serupa itu terutama yang sadar, namun kadang-kadang mengandung juga komponen penting yang tak sadar, seperti yang biasa terdapat dalam belajar gerak ataupun dalam reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang tak teratur ataupun yang amat halus; termasuk juga perubahan tingkah laku dalam suasana emosional, namun yang lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya pengetahuan simbolik atau ketrampilan gerak; tidak termasuk adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti keletihan (fatigue), atau halangan atau tidak berfungsinya indera untuk sementara setelah berlangsungnya perangsang-perangsang yang terus menerus-menerus.2

Belajar dapat diartikan sebagai proses transfer yang ditandai oleh

adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang

relatif tetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang terjadi melalui

1 Anita E. Woolfolk, Educational Psychology, (United States: The Ohio State University

Press, 1995), hlm. 196 2 Lester D. Crow & Crow, “Educational Psychology”, dalam Abd. Rahman Abror

(Penerjemah), Psikologi Pendidikan, (Unites States: Mc Graw-Hill, 1945), hlm. 272

Page 2: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

aktifitas mental yang bersifat aktif, konstruktif, komulatif dan berorientasi

pada tujuan.3

Ada 3 hal pokok dalam belajar; pertama, bahwa belajar itu membawa

perubahan, kedua, bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya

kecakapan baru, ketiga, bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan

sengaja).

Ngalim Purwanto mengemukakan adanya beberapa elemen yang

penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu: Belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah

kepada tingkah laku yang lebih buruk; Belajar merupakan suatu perubahan

yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan

yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai

belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi;

Perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu

periode waktu yang cukup panjang; Tingkah laku yang mengalami perubahan

karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun

psikologis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu

masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.4

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar

adalah proses perubahan kualitatif dan kuantitatif pengetahuan dan perilaku

seseorang yang dihasilkan dari praktik dan pengalaman.

Bertolak dari pengertian belajar, maka dapat dipahami bahwa belajar

merupakan suatu usaha untuk memperoleh kepandaian atau kecerdasan, ilmu

atau wawasan, ketrampilan dan pengalaman. Sehingga atas pertimbangan

inilah, kiranya diperlukan suatu strategi atau pola atau cara yang diperlukan

untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam belajarnya.

3 Chabib Thoha, “PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar”, dalam

Abdul Mu’ti (eds.), Proses Belajar: Pendekatan Kognitif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), Cet. I, hlm. 94

4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. XV, hlm. 85

Page 3: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

B. Proses Belajar

1. Teori Belajar

Proses tentang belajar sebagai proses psikologis, terjadi di dalam

diri seseorang dan karena itu sukar diketahui secara pasti bagaimana

terjadinya. Karena proses itu kompleks, maka timbullah berbagai teori

yang dikemukakan oleh ahli psikologi. Secara sederhana dapat

digolongkan dalam tiga golongan yakni teori belajar menurut ilmu jiwa

daya, teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi, dan menurut ilmu jiwa

Gestalt.5

a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini jiwa itu terdiri atas berbagai daya, masing-

masing dengan fungsi tertentu seperti daya ingat, daya khayal, daya

pikir dan sebagainya. Daya-daya itu dapat dilatih, sehingga bertambah

baik fungsinya. Daya dapat dilatih dengan menggunakan segala

macam bahan. Misalnya untuk melatih daya ingat, dapat menghafal

angka-angka, bahasa lain, atau apa saja yang boleh dihafal, karena

dengan demikian daya ingat tersebut menjadi terlatih. Yang

dipentingkan di sini bukanlah penguasaan bahan atau materinya,

melainkan hasil dari pembentukan daya itu.

Demikian pula halnya dengan daya pikir yang dianggap sangat

penting. Daya ini dapat dilatih dengan menyuruh seseorang

memikirkan segala macam soal-soal matematika, ilmu alam, tata

bahasa, dan lain-lain. Itu sebabnya maka berhitung dan matematika

mendapat kedudukan yang terhormat dalam kurikulum sekolah. Makin

sulit hitungan makin baik sebagai latihan, sekalipun hitungan itu tak

pernah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahan pelajaran itu

sendiri tidak penting. Namun dengan daya yang telah terbentuk kita

mudah mempelajari bahan pelajaran baru. Jadi walaupun segala bahan

pelajaran terlupakan masih ada yang tertinggal, yakni daya yang telah

5 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. II,

hlm. 36

Page 4: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

terlatih itu yang dapat selanjutnya digunakan untuk menghadapi

bahan-bahan lain. Daya pikir yang telah terlatih misalnya dapat

digunakan terhadap segala macam soal dalam bidang apa pun juga.

b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berpendirian bahwa keseluruhan itu terdiri

atas penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.

Dalam aliran ini terdapat dua macam teori belajar yang

terkenal, yakni teori Connectionisme (Bond Psychology) dan teori

Conditioning (Pavlovisme).6

1) Teori connectionisme atau bond psychology

Teori ini dikemukakan oleh Thorndike, sehingga dapat

disebut sebagai teori Thorndike. Ia adalah seorang tokoh dalam

lapangan psikologi pendidikan yang besar pengaruhnya. Dalam

tulisannya yang mula-mula sekali Thorndike berpendapat, bahwa

yang menjadi dasar belajar itu ialah asosiasi antara kesan panca

indera (sense impression) dengan implus untuk bertindak (impulse

to action). Asosiasi yang demikian itu disebut “Bond” atau

“Connection”. Asosiasi atau bond atau koneksi itulah yang menjadi

lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya

kebiasaan-kebiasaan. Karena prinsipnya yang demikian itulah

maka teori Thorndike itu disebut Connectionisme atau Bond

Psychology.

Bentuk belajar yang khas baik pada hewan maupun pada

manusia itu oleh Thorndike disifatkan sebagai “trial and error

learning” atau “learning by selecting and connecting”. Organisme

(pelajar, dalam eksperimen dipergunakan hewan juga) dihadapkan

kepada situasi yang mengandung problem untuk dipecahkan;

pelajar harus mencapai tujuan. Pelajar itu akan memilih response

yang tepat di antara berbagai respons yang mungkin dilakukan.

6 Ibid, hlm. 37, lihat pula Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999), hal. 89

Page 5: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Berbeda dengan penelitian-penelitian laboratorium

mengenai hal belajar itu yang telah dilakukan oleh ahli-ahli yang

lebih dahulu, dalam eksperimen ini Thorndike memasukkan

masalah baru di dalam belajar, yaitu masalah dorongan

(motivation), hadiah (ganjaran, reward), dan hukuman

(punishment). Penelitian-penelitian yang lebih dahulu umumnya

tidak mempersoalkan hal itu.

Eksperimen-eksperimen Thorndike mengenai hewan

mempengaruhi pikirannya mengenai belajar pada taraf insasi

(human). Dia yakin bahwa tingkah laku hewan sedikit sekali

dipimpin oleh pengertian. Respons-respons itu dilakukan oleh

hewan langsung terhadap situasi yang diamati. Dengan tidak

menyatakan secara eksplisit menolak kemungkinan adanya

pengertian pada hewan, dia yakin bahwa masalah belajar itu pada

hewan dapat diterangkan sebagai hubungan langsung antara situasi

dan perbuatan, tanpa diantarai oleh pengertian.

2) Teori Conditioning

Peletak dasar teori ini adalah Ivan Petrovitch Pavlov. Ia

juga mempelajari hal belajar pada binatang. Adapun penelitiannya

yang khas adalah sebagai berikut:

Anjing dioperasi kelenjar ludahnya sedemikian rupa

sehingga memungkinkan si peneliti untuk mengukur dengan teliti

air liur yang keluar sebagai respons (reaksi) apabila ada

perangsang makanan ke mulutnya. Hasilnya:

Setelah percobaan diulang berkali-kali, maka ternyata air liur telah

keluar sebelum makanan sampai ke mulutnya, yaitu:

a) pada waktu melihat piring makanannya,

b) pada waktu melihat orang yang biasa memberikan makanan,

dan bahkan

c) pada waktu mendengar langkah orang yang biasa memberikan

makanan itu.

Page 6: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Jadi makanan-makanan di sini merupakan perangsang yang

sewajarnya (perangsang alami) bagi refleks keluarnya air liur,

sedangkan piring, orang, suara langkah itu merupakan perangsang

yang bukan sewajarnya, sebab seharusnya, dalam keadaan normal,

anjing tidak akan mengeluarkan air liur kalau melihat orang atau

mendengar langkah orang. Pengamatan terhadap piring, orang,

langkah orang tersebut merupakan pertanda (isyarat, signal)

terhadap datangnya makanan.

Terhadap hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan

demikian:

Pertanda (signal) dapat memainkan peranan yang sangat penting

dalam adaptasi hewan terhadap sekitarnya. Reaksi mengeluarkan

air liur karena mengamati pertanda tersebut mula-mula disebutnya

“sekresi psikis” (psychic secretion) atau refleks bersyarat

(conditioned reflex disingkat CR). Pertanda atau signal itu

disebutnya perangsang bersyarat (conditioned stimulus disingkat

CS). Makanan disebut perangsang tak bersyarat (unconditioned

stimulus disingkat US), sedangkan keluarnya air liur karena

makanan disebut refleks tak bersyarat (unconditioned reflex

disingkat UR).

Bentuk kelakuan yang dapat dipelajari melalui teori ini,

seperti halnya anak-anak berkumpul secara bersama-sama ketika

mendengar bunyi lonceng/bel di sekolah, tentara melakukan

macam-macam gerak atas aba-aba komandannya, berhenti di jalan

bila lampu merah, dan sebagainya. Namun banyak yang tidak

dapat dipelajari dengan conditioning, seperti main bola, belajar

naik sepeda atau belajar matematika.

c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori Gestalt dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari

Jerman. Aliran ini berpendirian bahwa manusia adalah organisme yang

Page 7: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu bertindak atas

berbagai pengaruh di dalam dan di luar individu.

Teori belajar menurut Gestalt, diantaranya:

1) Belajar berdasarkan keseluruhan. Orang berusaha menghubungkan

pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata

pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti dari pada bagian-

bagiannya.

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak-anak baru dapat

mempelajari dan mencernakan bila ia telah matang untuk

menerima bahan pelajaran itu. Manusia suatu organisme yang

berkembang kesediaan mempelajari sesuatu ditentukan oleh

kematangan batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena

lingkungan dan pengalaman.

3) Anak sebagai organisme keseluruhan. Anak belajar tak hanya

intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaninya.

4) Terjadi transfer. Belajar pada pokoknya yang terpenting

penyesuaian pertama ialah memperoleh response yang tepat. Bila

dalam suatu kemampuan telah dikuasai dengan betul-betul maka

dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman. Pengalaman adalah suatu

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar itu baru

timbul bila seseorang menemui situasi/soal baru. Dalam

menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang

dimiliki.

6) Belajar harus dengan insight. Insight adalah satu saat dalam proses

belajar dimana seseorang melihat tentang pengertian mengenai

sangkutpaut dan hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung

suatu problem.7

Menurut aliran ini seorang dikatakan belajar jika ia mendapat

“insight”. Insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara

7 Kuryani, “Teori Belajar”, Jurnal Akademika, Jakarta, Vol. 8 No. 1 Januari 2003, hlm. 80

Page 8: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas

baginya dan dengan demikian memecahkan masalah itu.

Timbulnya insight tergantung pada:

1) Kesanggupan, kematangan dan inteligensi individu. Anak-anak

yang terlampau muda atau bodoh tidak sanggup memecahkan suatu

soal karena tidak memperoleh insight dalam seluk beluk masalah

itu.

2) Pengalaman seseorang. Seorang montir lebih mudah memperoleh

insight dalam soal-soal mesin daripada seseorang guru besar yang

tak mempunyai pengalaman dalam bidang itu.

3) Sifat atau taraf kompleksitas situasi. Kalau situasi itu terlampau

kompleks, insight tak sanggup diperoleh sehingga masalah itu tak

terpecahkan.

4) Latihan. Dengan latihan-latihan dapat mempertinggi kesanggupan

memperoleh insight dalam situasi-situasi yang bersamaan yang

telah banyak dihadapi sebelumnya.

5) Trial and error. Sering tak segera jalan untuk memecahkan suatu

masalah terlihat. Setelah mengadakan beberapa percobaan, terdapat

gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara berbagai unsur

dalam problema itu, sehingga akhirnya kita peroleh insight dan kita

pecahkan masalah itu.8

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar

teori-teori belajar adalah sebagai berikut:

a. Teori belajar ilmu jiwa daya

Dalam diri manusia terdapat jiwa daya yang masing-masing

mempunyai fungsi sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya

menangkap pengetahuan, daya berfikir dan lain-lain, jadi dalam otak

manusia terdapat berbagai daya maka perlu dilatih dengan baik

8 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 42

Page 9: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

b. Teori belajar Gestalt

Menurut teori ini manusia tidak dipandang sebagai jumlah dari daya-

daya tetapi merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak

dan berfikir. Jadi keseluruhan itu dipandang lebih berarti daripada

bagian-bagian. Dalam praktek pembelajaran yang menyangkut teori ini

berusaha menjadi bahan pengajaran sebagai satu kesatuan dari sini

dimulai pembelajaran baru yang berkembang ke hal-hal yang khusus

sebagai bagian dari keseluruhan tadi.

c. Teori belajar Asosiasi

Teori ini berlawanan dengan teori Gestalt, menurut teori belajar

asosiasi belajar itu harus dimulai dari bagian-bagian bari dijumlahkan

menjadi keseluruhan.

d. Teori belajar Thorndike

Teori belajar Thorndike lebih dikenal dengan teori belajar

koneksionisme. Dan menurut teori ini belajar adalah kegiatan problem

solving atau pemecahan masalah.

Adanya berbagai teori belajar menunjukkan bahwa proses belajar

itu kompleks. Mungkin tidak ada teori yang memberi seluruh kebenaran.

Mungkin untuk lower learning misalnya menghafal nama-nama atau kata-

kata lebih tepat digunakan teori Connectionisme dan Conditioning,

sedangkan untuk higher learning yaitu untuk hal-hal yang sulit seperti

memecahkan masalah diperlukan teori Gestalt.

2. Fase dalam Belajar

Belajar merupakan proses pengolahan informasi. Proses

pengolahan informasi tersebut secara umum meliputi proses

mengumpulkan dan menyeleksi data informasi melalui panca indra,

menyusun atau menata informasi yang telah diseleksi ke dalam memori

Page 10: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

dan menggunakan informasi yang tersimpan dalam memori untuk

melakukan suatu perbuatan.9

Belajar berlangsung dalam empat fase yang berturut-turut, yakni

(1) fase apprehending, (2) fase acquisition, (3) fase storage, dan (4) fase

retrieval.

Dalam fase apprehending seorang harus memperhatikan stimulus

tertentu melalui panca indera, menangkap artinya dan memahaminya.

Proses ini disebut selective perception. Perhatian, informasi yang

ditangkap oleh receptor dilanjutkan ke “working memory” (memori kerja).

Suatu stimulus dapat ditafsirkan dengan berbagai cara, misalnya “gajah”

dapat ditafsirkan sebagai hewan yang besar atau nama sebuah penyakit.

Setelah itu fase “acquisition” dan ini terbukti dari kesanggupan

yang diperoleh seseorang untuk melakukan sesuatu yang belum diketahui

sebelumnya.

Kemampuan yang baru itu disimpan. Ini disebut fase “storage”.

Ada kalanya apa yang dipelajari itu disimpan atau diingat sebentar saja,

misalnya beberapa menit seperti nomor telepon untuk memutar nomor

tertentu, dapat pula diingat sepanjang hidup. Jadi ada ingatan jangka

pendek, ada pula ingatan jangka panjang. Melalui proses storage atau

penyimpanan, informasi dilanjutkan ke “long-term memory” (memori

tetap).

Apa yang disimpan itu pada suatu waktu diperlukan dan diambil

dari simpanan. Ini disebut fase “retrieval” atau mengambil kembali.

Retrieval ini tidak semata-mata mengeluarkan kembali apa yang disimpan,

akan tetapi menggunakannya dalam situasi tertentu atau untuk

memecahkan suatu masalah. Ada kemungkinan bahwa apa yang disimpan

itu dikeluarkan dalam bentuk yang lain daripada sewaktu disimpan. Gejala

ini termasuk transfer apa yang dipelajari itu.

9 Chabib Thoha, “PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar”, dalam

Abdul Mu’ti (eds.), Proses Belajar: Pendekatan Kognitif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), Cet. I, hlm. 98

Page 11: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Keempat fase itu sukar dipisahkan dengan tegas. Kedua fase

pertama dapat berlangsung dalam waktu beberapa detik. Keduanya dapat

dipandang sebagai perbuatan belajar, sedangkan fase ketiga dan keempat

dipandang sebagai mengingat. Yang satu tentu dapat dipisahkan dari yang

satu lagi. Belajar hanya terjadi bila ada sesuatu yang diingat dari apa yang

dipelajari itu.10

3. Jenis Belajar

Komponen-komponen dalam proses belajar dapat digambarkan

sebagai S - R. Stimulus yang diterima seseorang melalui alat indra,

kemudian ditransformasi dengan sistem alat syaraf sebagai perangsang.

Hasil transformasi dikeluarkan dalam bentuk respons sebagai hasil belajar

yang dapat diamati.

Nana Sudjana mengidentifikasi jenis/tipe belajar sebagai berikut:

a. Belajar informasi

Yang termasuk jenis belajar adalah belajar lambang, kata istilah,

definisi, peraturan, persamaan, pernyataan sifat dan lain-lain jenis

informasi.

b. Belajar konsep/pengertian

Konsep adalah serangkaian perangsang dengan sifat-sifat yang sama.

Pada tipe belajar ini mulai menggabungkan serangkaian informasi-

informasi yang diterima.

c. Belajar prinsip

Prinsip adalah pola hubungan fungsional antar konsep. Belajar tipe ini

lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan tipe belajar konsep.

d. Belajar ketrampilan

Ketrampilan merupakan pola kegiatan yang bertujuan, yang

memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.11

10 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), Cet. VIII, hlm. 140 11 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar

Baru, 1989), hlm. 12-17

Page 12: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Lebih lanjut Robert M. Gagne mengemukakan delapan macam tipe

belajar yakni:

a. Signal learning (belajar isyarat)

Contoh: mendengar bunyi lonceng merupakan signal atau isyarat untuk

masuk kelas. Mendengar bunyi lonceng itu merupakan isyarat yang

menimbulkan perasaan tertentu. Signal learning ini mirip dengan

conditioning menurut Pavlov dan timbul setelah sejumlah pengalaman

tertentu. Respons yang timbul bersifat umum, kabur, emosional. Selain

timbulnya dengan tak sengaja dan tak dapat dikuasai.

b. Stimulus-response learning (belajar stimulus-respons)

Contoh: anjing dapat diajar “memberi salam” dengan mengangkat kaki

depannya bila dikatakan “kasi tangan” atau “salam”. Ucapan “kasi

tangan” merupakan stimulus yang menimbulkan respons “memberi

salam” oleh anjing itu. Kemampuan ini tidak diperoleh dengan tiba-

tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan. Respons itu dapat diatur dan

dikuasai, jadi berlainan dengan belajar tipe 1. Respons bersifat

spesifik, jadi tidak umum dan kabur. Respons itu diperkuat atau di-

reinforce dengan adanya imbalan atau reward. Sering gerakan motoris

merupakan komponen penting dalam respons itu. Dengan belajar

stimulus-respons ini seorang belajar mengucapkan kata-kata dalam

bahasa asing.

c. Chaining (rantai atau rangkaian)

Contoh: dalam bahasa kita banyak contoh “chaining” seperti pulang

dari sekolah, ganti baju, makan. Chaining terjadi bila terbentuk

hubungan antara beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera

setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan “contiguity”.

d. Verbal association (asosiasi verbal)

Bentuk verbal asosiasi yang paling sederhana ialah bila diperlihatkan

suatu bentuk geometris, dan anak itu dapat mengatakan “bujur

sangkar”, atau mengatakan “itu bola saya” bila dilihatnya bola.

Sebelumnya ia harus dapat membedakan bentuk geometris, atau

Page 13: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

mengenal “bujur sangkar” sebagai salah satu bentuk geometris, atau

mengenal “bola”, “saya” dan “itu”. Hubungan itu terbentuk, bila

unsur-unsur itu terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera

mengikuti yang satu lagi (contiguity).

e. Discrimination Learning (belajar diskriminasi)

Contoh: anak dapat mengenal berbagai merk mobil beserta namanya,

walaupun tampaknya mobil itu banyak bersamaan. Demikian pula ia

dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman,

binatang, dan lain-lain. Diskriminasi didasarkan atas “chain”. Anak

misalnya harus mengenal mobil tertentu beserta namanya. Untuk

mengenal model lain harus pula diadakan “chain” baru, dengan

kemungkinan yang satu akan mengganggu yang satu lagi.

Makin banyak yang harus dirangkaikan, makin besar kesulitan yang

dihadapi, karena kemungkinan gangguan atau “interference” itu, dan

kemungkinan suatu chain dilupakan.

f. Concept learning (belajar konsep)

Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk

mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan

menggunakan bahasa. Manusia dapat melakukannya tanpa batas berkat

bahasa dan kemampuannya mengabstraksi. Dengan menguasai konsep,

ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu,

misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah, dan sebagainya.

Untuk mempelajari suatu konsep anak harus mengalami berbagai

situasi dengan stimulus tertentu. Dalam pada itu harus ia dapat

mengadakan diskriminasi untuk membedakan apa yang termasuk dan

tidak termasuk konsep itu. Proses belajar konsep memakan waktu dan

berlangsung secara berangsur-angsur.

g. Rule learning (belajar aturan)

Tipe belajar ini banyak terdapat dalam pelajaran di sekolah. Banyak

aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini

terdapat dalam tiap mata pelajaran. Misalnya: benda yang memuai,

Page 14: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

angin berembus dari daerah maksimum ke daerah minimum, dan

sebagainya.

h. Problem solving (pemecahan masalah)

Problem solving atau memecahkan masalah sesuatu yang biasa dalam

hidup setiap manusia.

Di sekolah murid-murid terus menerus dihadapkan dengan berbagai

masalah dalam tiap mata pelajaran. Memecahkan masalah memerlukan

pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-

aturan yang telah dikenal menurut kombinasi yang berlainan. Dalam

memecahkan masalah sering harus dilalui berbagai langkah seperti

mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang

berkenaan dengan masalah itu dan dalam segala masalah langkah perlu

ia berpikir. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan waktu ada

kalanya sebentar, ada kalanya lama, bergantung pada kompleksitas

masalah itu.12

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Secara global menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:

1. Faktor Intern

Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri sendiri

meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2)

aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a. Aspek fisiologis/jasmaniah

Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas dalam mengikuti pelajaran. Aspek fisiologis dapat berupa:

1) Kesehatan

2) Cacat tubuh

12 S. Nasution, Op. Cit., hlm. 136-139

Page 15: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

b. Aspek psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah:

1) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun

semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau

sekumpulan objek.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih.

5) Motif

Motif adalah sesuatu yang mendorong individu untuk berperilaku.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

2. Faktor kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Page 16: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

3. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat

dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor keluarga

Pengaruh keluarga dapat berupa: cara orang tua mendidik,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.13

Muhibbin Syah menambahkan, selain faktor intern dan ekstern

tersebut, faktor pendekatan belajar juga dapat berpengaruh terhadap taraf

keberhasilan belajar. Pendekatan belajar meliputi strategi dan metode yang

digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Pendekatan belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1)

pendekatan rendah (reproductive dan surface); 2) pendekatan menengah

(analytical dan deep); 3) pendekatan tinggi (speculative dan achieving).14

Surjadi menambahkan, ada dua pendekatan terhadap proses belajar

yaitu pendekatan dikotomus dan non-dikotomus. Pendekatan dikotomus

berupa paradigma belajar aktif dan belajar pasif. Dalam penelitian lain

menyebutkan berupa tingkat permukaan (surface level) dan tingkat dalam

(deep level process of learning). Tingkat permukaan berkarakteristik utama

adalah belajar reproduktif, berkaitan dengan volume, menggambarkan dan

13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2003),

hlm. 54-56, lihat pula Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 102-105, Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 233

14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 140-141

Page 17: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

menyebutkan apa yang ditulis pengarang; atomistic, dan penyebutan multi

struktural (enumeratif dan repetitive recall).

Tingkat dalam berkenaan dengan mencari inti/pokok bahan-bahan

pelajaran, membandingkan pengetahuan baru dengan yang telah dimiliki,

mencernakan (digesting) pengetahuan baru tersebut, menganalisa dan

mensintesakan pengetahuan baru dengan yang telah ada di luar apa yang

ditulis pengarang.15

D. MOTIVASI BELAJAR

1. Pengertian Motivasi Belajar

Manusia merupakan makhluk yang hidup, berkembang dan

beraktifitas. Manusia bertingkah laku selain terikat oleh faktor-faktor yang

datang dari luar dirinya, juga ditentukan oleh faktor-faktor yang datang

dari dalam dirinya. Faktor atau kekuatan yang berasal dari dalam diri

seseorang akan menjadi pendorong untuk berbuat atau bertindak yang

disebut sebagai motivasi. Seperti halnya definisi motivasi dari McDonald

yang dikutip Oemar Hamalik, “Motivation is energy change within the

person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk

mencapai tujuan.16

Sedangkan motivasi belajar dapat diartikan sebagai energi, tenaga

atau kekuatan yang mendorong, menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang dikehendaki tercapai.

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi diakui sebagai hal yang penting dalam proses belajar

mengajar. Fenomena yang sering terlihat adalah anak-anak kecil tidak

15 A. Surjadi, “Studi tenteng Kebiasaan Belajar Mahasiswa UT-UPBJJ Bandung”, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, No. 046, Tahun Ke-10, Januari 2004 16 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1992), hlm. 173

Page 18: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

semua suka ke sekolah, bahkan anak-anak besarpun ada juga yang

sebenarnya kurang menyukai sekolah. Namun kadang mereka sangat giat

pergi ke sekolah walaupun dalam keadaan sakit dan bahkan ada seorang

pelajar yang rela belajar semalam di dalam kamar, karena esoknya harinya

ujian.

Perhatian para tokoh terhadap motivasi dikemukakan dalam

beberapa teori. Hewitt mengemukakan bahwa attentional set merupakan

dasar bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat sosial, artinya anak

itu suka bekerja-sama dengan anak-anak lain dan dengan guru, ia

mengharapkan penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan

mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan

sekelasnya. Selanjutnya anak itu memperoleh motivasi untuk menguasai

pelajaran (mastery), termasuk penguasaan ketrampilan intelektual. Dengan

reinforcement, yakni penghargaan atas keberhasilannya, motivasi itu dapat

dipupuk. Taraf motivasi tertinggi adalah motivasi untuk achievement atau

keberhasilan yang merupakan syarat agar anak itu didorong oleh

kemauannya sendiri dan merasa kepuasaan dalam mengatasi masalah

tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai,

maka anak itu sanggup untuk belajar sendiri.

Ausebel berpendapat, sebagaimana yang dikutip Nasution bahwa

motivasi yang dikaitkan dengan motivasi sosial tidak begitu penting

dibandingkan dengan motivasi yang bertalian dengan penguasaan tugas

dan keberhasilan. Motivasi serupa ini bersifat intrinsik dan

keberhasilannya akan memberi rasa kepuasan. Selain itu keberhasilan itu

mempertinggi harga dirinya dan rasa kemampuannya. Ia menambahkan

adanya hubungan antara motivasi dan belajar. Motivasi bukan merupakan

syarat mutlak untuk belajar. Tak perlu lebih dahulu ditunggu adanya

motivasi sebelum kita mengajarkan sesuatu. Bahkan kita dapat

mengabaikan motivasi dan memusatkan perhatian kepada pengajaran itu

sendiri. Bila mengajar itu berhasil, maka akan timbul motivasi itu dengan

Page 19: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

sendirinya dan keinginannya untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam

belajar akan membangkitkan motivasi untuk belajar.

Skinner menjelaskan bahwa masalah motivasi bukan soal

memberikan motivasi, akan tetapi mengatur kondisi belajar sehingga

memberikan reinforcement. Sedangkan McClelland menyelidiki berbagai

hal yang dapat mempertinggi motivasi, misalnya dengan merumuskan

tujuan dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa turut

bertanggung jawab, dan lingkungan sosial yang menyokong.17

Motivasi dalam belajar memiliki peran dan fungsi, diantaranya:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Selain itu, motivasi juga menjadi pendorong dalam pencapaian

prestasi karena adanya motivasi akan mengembangkan aktivitas dan

inisiatif seseorang. Motivasi yang baik akan mendorong intensitas,

ketekunan dan keuletan dalam kegiatan belajar, sehingga hasil belajar

menjadi optimal. 18

3. Macam-macam Motivasi dalam Belajar

Secara sederhana, motivasi dalam belajar dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

individu ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Adapun dalam

kegiatan belajar motivasi intrinsik berarti motivasi yang didalamnya

aktifitas belajar mulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang

17 S. Nasution, Op. Cit., hlm. 181-182 18 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. III,

hlm.175

Page 20: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar

karena ingin mengetahui seluk beluk masalah selengkap-lengkapnya.19

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Adapun dalam

kegiatan belajar motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalamnya

aktivitas belajar mulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan

yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Misalnya

anak belajar karena untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan oleh

orang tuanya.20

Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi ekstrinsik tetap

penting, karena keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan mungkin

ada komponen-komponen dalam proses belajar mengajar yang kurang

menarik bagi kegiatan belajar siswa. Sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik.

4. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi

Peran motivasi sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar

dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu tugas guru adalah

membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau belajar.

Namun, menumbuhkan motivasi bukanlah pekerjaan yang mudah.

Motivasi yang berhasil bagi seorang anak atau suatu kelompok mungkin

tak berhasil bagi anak atau kelompok lain.21 Dalam hal ini guru harus hati-

hati dalam menumbuhkan motivasi bagi kegiatan belajar para peserta

didik. Sebab, maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak

menguntungkan perkembangan belajar siswa.22

19 W.S. Winkel, S.J., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia,

1983), hlm. 27 20 Ibid, hlm. 27 21 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. II,

hlm. 73 22 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992),

Cet. IV, hlm. 91

Page 21: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Ada beberapa cara memberikan dan menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, yakni:23

a. Memberi angka

Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu ia

berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan

motivasi yang kuat.

b. Hadiah

c. Saingan atau kompetisi

d. Hasrat untuk belajar

Hasil belajar lebih baik jika pada diri anak ada hasrat atau tekad untuk

mempelajari sesuatu.

e. Ego-involvement

Seseorang merasa ego-involvement atau keterlibatan diri bila ia merasa

pentingnya suatu tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dan mempertaruhkan harga diri. Kegagalan akan berarti

berkurangnya harga diri, sehingga ia akan berusaha sekuat tenaga

untuk mencapai hasil baik untuk menjaga harga dirinya.

f. Memberi ulangan

Para siswa akan belajar giat jika tahu akan diadakan ulangan atau tes.

g. Mengetahui hasil

Melihat grafik kemajuan, mengetahui hasil pekerjaan akan mendorong

siswa lebih giat belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat.

h. Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan

motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan memupuk suasana

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar siswa serta

membangkitkan harga diri.

i. Hukuman

Hukuman dengan reinforcement negatif apabila secara tepat akan

menjadi motivasi yang baik.

23 Ibid, hlm. 91-94

Page 22: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

j. Minat

Pelajaran menjadi lancar karena ada minat, anak-anak malas belajar,

gagal karena tidak ada minat. Minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Minat dapat dibangkitkan dengan berbagai cara antara lain:24

1) Bangkitkan suatu kebutuhan.

2) Hubungkan dengan pengalaman masa lampau.

3) Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

4) Gunakan pelbagai bentuk mengajar seperti diskusi, ceramah,

demonstrasi dan sebagainya.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan

menjadi alat motivasi yang sangat tinggi. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai. Karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

E. METODE BELAJAR

1. Pengertian Metode Belajar

Proses belajar terjadi melalui mental proses secara individual.

Artinya, sekalipun dalam sebuah pengajaran seorang guru memberikan

informasi yang sama kepada peserta didik, setiap peserta didik akan

memperoleh hasil yang berbeda.25 Demikian juga dengan cara yang

dilakukan untuk memproses dan mengolah informasi yang diterima dari

sumber belajar. Perbedaan tersebut disebabkan oleh metode atau teknik

yang digunakan.

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.26

24 S. Nasution, Loc. Cit., 82 25 Chabib Thoha, “PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar”, dalam

Abdul Mu’ti (eds.), Proses Belajar: Pendekatan Kognitif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), Cet. I, hlm. 98

26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet. IV, hlm. 2

Page 23: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Metode belajar dapat diartikan cara atau jalan yang harus dilalui

untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan ketrampilan.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar sebagai proses aktif, dimana terjadi hubungan antara

peserta didik dan lingkungan. Hubungan tersebut akan memperoleh hasil

yang semakin baik apabila senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip atau

pokok-pokok dalam perbuatan belajar. Hal ini juga perlu diketahui agar

memiliki pedoman belajar secara efisien.

Syeikh Ibrahim bin Ismail menyebutkan beberapa prinsip-prinsip

belajar, sebagai berikut:

a. Belajar dimulai dari pelajaran yang lebih mudah dipahami.

b. Di waktu mengikuti pelajaran hendaknya mencatat dan diberi tanda-

tanda, lalu diingat-ingat dengan sungguh-sungguh dan ditelaah

berulang-ulang.

c. Belajar sebaiknya dilakukan dengan serius atau dengan memusatkan

perhatiannya (konsentrasi).

d. Kalau pelajaran yang dahulu telah dikuasai, maka supaya cepat-cepat

mempelajari pelajaran yang baru.

e. Cara belajar dapat dilakukan dengan saling berdialog dan berdiskusi

serta bertukar pikiran dengan teman-temannya.

f. Belajar dilakukan (dan mampu mencari faidah) dalam segala situasi

dan kondisi.

g. Belajar harus disertai dengan cita-cita yang tinggi.

h. Belajar sebaiknya direncanakan dengan jadwal khusus dan berusaha

disiplin dalam melaksanakannya.

i. Belajar dilandasi dengan semangat dan motivasi yang tinggi (tidak

merasa kendor dan bingung).27

27 Syeikh Ibrahim bin Ismail, “Syarakh Ta’limul Muta’allim”, dalam M. Ali Chasan Umar

(penerjemah), Petunjuk Menjadi Cendekiawan Muslim, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2000), hlm. 60-71

Page 24: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Sejalan dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik juga

mengemukakan beberapa prinsip belajar, diantaranya:

a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling

mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.

b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa, tujuan

akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

c. Belajar yang efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang

murni yang bersumber dari dalam sendiri.

d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa

harus sanggup mengatasinya secara tepat.

e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru/dosen

atau tuntutan dari buku-buku pelajaran sendiri.

f. Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berpikir kritis,

lebih baik daripada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan

masalah melalui kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah

disadari bersama.

h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga

diperoleh pengertian-pengertian.

i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah

dipelajari dapat dikuasai.

j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk

mencapai tujuan/hasil.

k. Belajar dianggap berhasil apabila pelajar telah sanggup

mentransferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-

hari.28

28 Oemar Hamalik, Metodik Belajar Mengajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung:

Tarsito, 1983), hlm. 21

Page 25: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

3. Belajar yang Efisien

Belajar itu sangat kompleks. Hasil belajar dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara

individual. Dalam belajar ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif.

Oemar Hamalik mengatakan, cara belajar adalah “Kegiatan yang

dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan yang seharusnya

dilakukan dalam situasi belajar tertentu”.29

Efisien menurut The Liang Gie, adalah sebuah pengertian atau

konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha

dengan hasilnya. Sebuah kegiatan dapat dikatakan efisien kalau hasil

tertentu yang diinginkan dapat tercapai dengan usaha terkecil. Dan sebuah

kegiatan dapat dikatakan efisien kalau usaha tertentu memberikan hasil

terbesar.30

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa cara-cara

belajar yang efisien itu adalah cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis,

terarah sesuai dengan situasi dan tuntutan-tuntutan yang ada guna

tercapainya tujuan belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai. Untuk meningkatkan efektifitas dalam belajar para siswa

perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

a. Kondisi Internal

Yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri seperti

kesehatan, keamanan, ketentraman dan sebagainya. Siswa dapat

belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya

terpenuhi. Menurut Maslow ada lima kebutuhan primer manusia yaitu :

29 Ibid., hlm. 30 30 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1984), hlm. 5 31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2003), Cet. IV, hlm. 74-80

Page 26: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia, misalnya

kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan. Untuk

dapat belajar yang efektif dan efisien, siswa harus sehar jasmani,

jangan sampai sakit yang dapat mengganggu kerja otak yang

mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.

2) Kebutuhan akan keamanan. Manusia membutuhkan ketentraman dan

keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan,

ketidakseimbangan, mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi

yang lain yang dapat mengganggu kelancaran belajar seseorang. Oleh

karena itu agar belajar siswa dapat ditingkatkan ke arah yang efektif,

maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga

perasaan aman dapat tercapai dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan

pada materi pelajaran yang ingin dipelajari.

3) Kebutuhan akan kebersamaan atau cinta. Manusia dalam hidup

membutuhkan kasih sayang dari orang tua, saudara dan teman-teman

yang lain. Di samping itu ia akan merasa berbahagia apabila dapat

membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula. Oleh

karena itu belajar bersama dengan kawan-kawan lain dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berpikir siswa.

4) Kebutuhan akan status (misalnya keinginan akan keberhasilan). Tiap

orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk

kelancaran belajar, perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan

yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lagi pula

siswa harus yakin bahwa apa yang dipelajari adalah merupakan hal-hal

yang kelak akan banyak gunanya bagi dirinya.

5) Kebutuhan self-actualization. Belajar yang efektif dapat diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap orang tentu

berusaha untuk memenuhi keinginan yang dicita-citakan. Oleh karena

itu siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat

membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.

Page 27: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

6) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti; yaitu kebutuhan untuk

memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi, dan

untuk mengerti sesuatu. Hanya melalui belajarlah upaya pemenuhan

kebutuhan ini dapat terwujud.

7) Kebutuhan estetik yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai

kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu

tindakan. Hal ini hanya mungkin terpenuhi jika individu/siswa belajar

yang tak henti-hentinya tidak hanya selama di pendidikan formal saja

tetapi juga setelah selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan

dalam masyarakat.

b. Kondisi Eksternal

Yaitu kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya :

1) Ruang belajar yang bersih, tak ada bau-bauhan yang mengganggu

konsentrasi pikiran.

2) Rungan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

3) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran,

buku-buku, dan sebagainya.

c. Strategi Belajar

Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan

strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat

mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Berikut berbagai petunjuk

tentang cara belajar yang baik:

1) Keadaan Jasmani

Belajar memerlukan tenaga. Karena itu untuk mencapai hasil yang

baik diperlukan keadaan jasmani yang sehat.

2) Keadaan Emosional dan Sosial

Siswa yang merasa jiwanya tertekan, yang selalu dalam keadaan takut

akan kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi

yang kuat tidak dapat belajar efektif.

Page 28: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

3) Keadaan Lingkungan

Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-

perangsang dari sekitar. Sebelum memulai pelajaran harus disediakan

segala sesuatu yang diperlukan. Buku-buku, kitab tulis, kertas, pensil

dan lain-lain harus tersedia rapi, sehingga belajar tak terputus-putus

karena mencari-cari buku atau lain-lain.

4) Memulai Belajar

Pada permulaan belajar sering dirasakan kelambatan, keengganan

bekerja. Kalau perasaan itu kuat, belajar itu sering diundurkan,

malahan tak dikerjakan. Kelambatan itu dapat diatasi dengan suatu

“perintah” kepada diri sendiri untuk memulai pekerjaan itu tepat pada

waktunya.

5) Membagi Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan lebih dahulu menentukan apa yang dapat

dan harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Jangan ambil tugas yang

terlampau berat untuk selesaikan.

6) Mengadakan Kontrol

Pada akhir belajar, pelajar menyelidiki hingga manakah bahan itu telah

dikuasai. Hasil yang baik menggembirakan. Kalau hasilnya kurang

baik, akan nyata kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan

khusus.

7) Pupuk Sikap Optimistis

Segala sesuatu dilakukan dengan sesempurna-sempurnya, pekerjaan

yang baik memupuk suasana kerja yang menggembirakan.

8) Waktu Belajar

Orang yang ingin belajar atau bekerja sungguh-sungguh harus bertekad

untuk tetap belajar sesuai dengan waktu yang ditargetkan, misalnya

selama 40 menit, apa pun yang terjadi, selama itu perhatian

dicurahkan.

Page 29: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

9) Buatlah Suatu Rencana Kerja

Dengan adanya suatu rencana kerja dengan pembagian waktu,

tampaklah bahwa selalu cukup waktu untuk belajar.

10) Menggunakan Waktu

Menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita gunakan waktu dengan

efisien. Waktu yang lewat sudah hilang dan takkan kembali lagi.

11) Belajar Keras Tidak Merusak

Belajar dengan penuh konsentrasi tidak merusak. Yang merusak

adalah mengurangi waktu istirahat.

12) Cara Mempelajari Buku

Sebelum memulai membaca buku lebih dahulu mencoba memperoleh

gambaran tentang buku dalam garis besarnya.

13) Mempertinggi Kecepatan Membaca

Pembaca yang cepat dan efisien menggeser tatapannya secara mulus

dan dapat menangkap banyak kata dalam satu kali tatapan. Gerakan

mata seperti ini dibutuhkan latihan-latihan yang berulang-ulang.

Penggunaan alat penuntun baca juga dapat meningkatkan kecepatan

baca sekaligus mempertajam pemahaman dan daya ingat.32

14) Jangan Membaca Belaka

Membaca bukanlah sekadar mengetahui kata-katanya, akan tetapi

mengikuti jalan pikiran pengarang. Setelah membaca suatu bagian,

harus mampu mengatakannya kembali dengan kata-katanya sendiri

sambil merenungkan sisinya secara kritis dan membandingkannya

dengan apa yang telah diketahui.

F. PEKERJAAN

1. Pengertian Pekerjaan

Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktivitas. Salah

satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan

32 Justina Anggraini, Kiat Sukses dalam Study, (Bandung: Pionir Jaya, 2003), hlm. 43

Page 30: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

kerja. Kerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri

dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.

Bekerja berasal dari kata dasar kerja. Pengertian kerja dalam

Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kerja adalah melakukan

suatu pekerjaan (perbuatan) atau berbuat sesuatu yang dilakukan untuk

mencari nafkah.33 Kerja merupakan aspek kehidupan yang dapat

memberikan status pada masyarakat. Kerja juga merupakan pernyataan

diri secara obyektif memandang ke dunia, sehingga dirinya dan orang lain

dapat memandang dan memahami keadaan dirinya. Sehingga kerja

memiliki arti ganda yaitu disamping untuk memperoleh imbalan materi

juga untuk mendapatkan imbalan psikologis berupa perasaan bahwa

manusia masih memiliki peran. Disamping itu dengan bekerja, individu

akan mendapatkan penghargaan dalam masyarakat.

2. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat dikelompokkan dalam beberapa hal:

a. Menurut lapangan pekerjaan:

1) Pertanian

2) Industri

3) Perdagangan

4) Jasa

5) Lainnya

b. Menurut status pekerjaan:

1) Berusaha sendiri

2) Berusaha dibantu buruh tidak tetap

3) Berusaha dibantu buruh tetap

4) Buruh/karyawan

5) Pekerja tak dibayar

33 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),

hlm. 619

Page 31: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

c. Menurut jumlah jam kerja seminggu

1) 0 jam

2) 1 – 9 jam

3) 10 – 24 jam

4) 25 – 34 jam

5) 35 – 44 jam

6) 45 – 59 jam

7) > 60 jam 34

G. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi banyak dipakai dalam berbagai bidang dan kegiatan,

misalnya dalam olah raga, pendidikan, seni dan sebagainya.

Kata prestasi menurut bahasa berarti hasil usaha. Sedangkan

menurut istilah prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.35

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan

atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai test atau nilai yang diberikan oleh guru. 36

Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan

bahwa prestasi belajar adalah hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

diri (faktor eksternal) individu).37

Nana Sudjana menambahkan bahwa prestasi belajar bukan hanya

merupakan hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang

dimiliki siswa, yakni aspek kognitif (penguasaan intelektual), aspek afektif

34 BPS, Profil Ketenagakerjaan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004, (Semarang: BPS Jawa

Tengah, 2004), hlm. 16 35 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur, (Jakarta: Remaja Karya,

1988), hlm. 2-3 36 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),

hlm.700 37 Abu Ahmadi dan Widodo S., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 130

Page 32: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

(berhubungan dengan sikap dan nilai), dan aspek psikomotorik

(kemampuan/ketrampilan bertindak/berperilaku).38

Sehingga penilaian prestasi belajar sebagai hasil yang telah dicapai

tidak hanya berupa angka atau huruf, tetapi juga dapat berupa tindakan

yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai.39

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan suatu

perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan ketrampilan yang relatif

tetap pada diri seseorang. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai

atau dengan kata lain berhasil dengan baik atau tidaknya itu sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang menunjang hasil belajar, yaitu: (1) kesiapan

untuk belajar; (2) minat dan konsentrasi dalam belajar; (3) keteraturan

waktu dan disiplin dalam belajar.

Kesiapan merupakan kapasitas (kemampuan potensial) fisik

maupun mental untuk belajar, disertai harapan ketrampilan yang dimiliki

dan latar belakang untuk mengerjakan sesuatu.

Minat dan konsentrasi dalam belajar merupakan dua faktor yang

saling berkaitan. Konsentrasi sering kali ditimbulkan oleh adanya minat

terhadap sesuatu bahan pelajaran yang dipelajari. Minat pada dasarnya

merupakan perhatian yang bersifat khusus. Sedangkan konsentrasi muncul

akibat adanya perhatian.

Belajar secara teratur dan mengikuti pengaturan waktu yang sudah

ditetapkan secara disiplin dapat mendatangkan keuntungan bagi diri

sendiri. Baik dalam hal akademis maupun fisik dan mental. Secara

akademis, keteraturan dan disiplin dapat memperbanyak perbendaharaan

ilmu pengetahuan. Oleh sebab waktu yang dimiliki setiap hari disediakan

sebagian untuk belajar. Hal ini lebih berarti dibandingkan dengan

38 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1984),

hlm.49 39 M. Buchori, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Jemmar, 1985), hlm. 178

Page 33: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

menumpuk bahan yang harus dipelajari, sampai menjelang ujian.

Kemudian baru dipelajari secara penuh dalam beberapa hari.40

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengungkapkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor

internal dan faktor eksternal.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial atau kecerdasan

2) Faktor kecakapan nyata

b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian

diri.

Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

1. Faktor sosial yang terdiri atas:

a. Lingkungan keluarga;

b. Lingkungan sekolah;

c. Lingkungan masyarakat;

d. Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.41

40 Mohamad Ali, Bimbingan Belajar (Penuntun Sukses di Perguruan Tinggi dengan sistem

S.K.S), (Bandung: Sinar Baru, 1984), hlm. 12-18 41 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

hlm.130-131

Page 34: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

Hasbullah Thabrany menyajikan hal-hal yang mempengaruhi

keberhasilan belajar secara lebih rinci, diantaranya:

1. Kecerdasan

Kecerdasan atau kepandaian atau sering juga disebut

kecakapan, dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah kepandaian

nyata yang dapat dilihat atau diketahui dari nilai prestasi belajar di

sekolah. Kedua adalah kepandaian potensial atau disebut bakat.

Kepandaian ini bisa dikenali dengan pengamatan dan test khusus.

Kepandaian sering dihubungkan dengan daya ingat. Kuat

tidaknya daya ingat seseorang tergantung dari tiga faktor besar.

Pertama adalah kapasitas otak, kedua, besarnya minat/perhatian

terhadap masalah yang dihadapi dan ketiga adalah kuat-ringannya

hubungan (asosiasi) suatu peristiwa yang dihadapi dengan peristiwa

lain.

2. Motivasi

Motivasi yang kuat dapat menumbuhkan semangat untuk bekerja

ekstra kuat untuk mencapai tujuan.

3. Konsentrasi

Konsentrasi penuh terhadap pelajaran membuat perhatian terhadap

pelajaran itu akan besar sekali.

4. Kesehatan jasmani

Kesehatan jasmani sangat mempengaruhi segala aktivitas, baik

aktivitas fisik maupun mental.

5. Ambisi dan tekad

Ambisi merupakan tenaga dalam yang sangat besar potensinya.

Ambisi yang besar akan melahirkan motivasi yang besar pula.

6. Lingkungan

Lingkungan dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap diri

individu. Pengaruh itu bisa positif dan bisa pula negatif, tergantung

mana yang kuat/menang.

Page 35: BAB II BELAJAR DAN BEKERJA A. Pengertian Belajarlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

7. Cara belajar

Cara seseorang belajar jelas mempengaruhi hasilnya. Oleh karena itu

perlu mencari cara yang tepat untuk masing-masing individu.

8. Perlengkapan

Perlengkapan umum yang dibutuhkan dalam belajar adalah buku,

pensil atau pena.

6. Sifat-sifat negatif

Sifat-sifat negatif yang dihindari untuk keberhasilan belajar yaitu tidak

dewasa, rasa permusuhan, kurang tanggung jawab dan takut gagal.42

42 Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),

hlm.21-41