Pengertian BAZ Dan LAZ

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam agama Islam dikenal adanya dana sosial yang bertujuan untuk membantu kaum dhuafa. Sumber utama yang bertujuan untuk tersebut meliputi zakat, infak, dan shodaqoh, serta dapat ditambahkan wakaf dan dana investasi kebajikan. Dalam konsep Agama Islam, zakat wajib dibayarkan oleh umatnya yang telah mampu dengan batas umur tertentu, sedangkan, infak dan shodaqoh lebih bersifat sukarela. Dana zakat merupakan sumber dana yang potensial untuk dikembangkan. Sedangkan wakaf dimaksudkan sebagai dana abdi dan produktif untuk jangka panjang. Umat mayoritas di Indonesia adalah beragama Islam dan jika separuh dari jumlah tersebut membayar zakat, maka dapat dibayangkan jumlah dana yang terkumpul. Jika lebih khusus membahas mengenai potensi dana zakat, manarik sekali untuk dicermati seberapa jauh sebenarnya masyarakat telah menyadari bahwa dirinya termasuk wajib zakat atau belum. Akan tetapi informasi yang akurat yang dapat memberikan penjelasan tersebut belum ada. Hal ini salah satu penyebab potensi zakat belum dapat dioptimalkan, begitu pula halnya dengan 1

Transcript of Pengertian BAZ Dan LAZ

Page 1: Pengertian BAZ Dan LAZ

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam agama Islam dikenal adanya dana sosial yang bertujuan untuk

membantu kaum dhuafa. Sumber utama yang bertujuan untuk tersebut

meliputi zakat, infak, dan shodaqoh, serta dapat ditambahkan wakaf dan dana

investasi kebajikan. Dalam konsep Agama Islam, zakat wajib dibayarkan oleh

umatnya yang telah mampu dengan batas umur tertentu, sedangkan, infak dan

shodaqoh lebih bersifat sukarela. Dana zakat merupakan sumber dana yang

potensial untuk dikembangkan. Sedangkan wakaf dimaksudkan sebagai dana

abdi dan produktif untuk jangka panjang. Umat mayoritas di Indonesia adalah

beragama Islam dan jika separuh dari jumlah tersebut membayar zakat, maka

dapat dibayangkan jumlah dana yang terkumpul.

Jika lebih khusus membahas mengenai potensi dana zakat, manarik

sekali untuk dicermati seberapa jauh sebenarnya masyarakat telah menyadari

bahwa dirinya termasuk wajib zakat atau belum. Akan tetapi informasi yang

akurat yang dapat memberikan penjelasan tersebut belum ada. Hal ini salah

satu penyebab potensi zakat belum dapat dioptimalkan, begitu pula halnya

dengan besarnya zakat yang diberikan oleh masing-masing muzakki tentunya

sangat menarik sekali.

Disisi lain dikenal dengan adanya pajak sebagai salah satu pos

pendapatan utama di Indonesia. Dengan demikian, disiilah letak dilema,

banyak para wajib pajak yang juga merupakan wajib zakat harus membayar

pajak dengan jumlah yang sama. Namun, sejak dikeluarkan Undang-Undang

tentang zakat Nomor 38 Tahun 1999 serta aturan-aturan yang melengkapinya,

maka bukti setoran zakat yang dikeluarkan oleh Badan Amil Zakat dan

Lembaga Amil Zakat resmi dapat diperhitungkan sebagai pengurang jumlah

setoran pajak penghasilan.

1

Page 2: Pengertian BAZ Dan LAZ

B. Rumusan Masalah

1. Kapan Awalmula Badan Amil Zakat Itu Diberdirikan?

2. Apa Peranan Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat dalam

Usaha Pemberdayaan Ekonomi Umat?

3. Apa saja Pembagian tugas (Job Description) Pengelola zakat?

4. Apa Saja Syarat Agar Lembaga Amil Zakat dapat dikukuhkan?

5. Apa Kewajiban Lembaga Amil Zakat?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui awal berdirinya Badan Amil Zakat.

2. Untuk Mengetahui Peran BAZ dan LAZ dalam Usaha Pemberdayaan

Ekonomi Umat.

3. Untuk Mengetahui Pembagian Tugas Pengelola Zakat.

4. Untuk Mengetahui Syarat-syarat Lembaga Amil Zakat dapat

dikkuhkan.

5. Untuk Mengetahui Kewajiban Lembaga Amil Zakat.

2

Page 3: Pengertian BAZ Dan LAZ

BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal terbentuknya Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat

Sesuai dengan konsep Al-Qur’an, Amil adalah orang-orang yangv

bertugas mengurus zakat, seperti penarik zakat, penulis dan penjaganya. Dan

awal terbentuknya Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat diprakarsai

oleh undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,

Lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 dilatarbelakangi oleh

kenyataan sosiologis, bahwa masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.

Dimana Islam telah menentukan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi

oleh para penganutnya. Salah satu kewajiban tersebut yang mempunyai

implikasi sangat luas terhadap kehidupan masyarakat adalah kewajiban untuk

menunaikan zakat

..Lembaga yang secara formal diakui oleh Undang-Undang Nomor 38

Tahun 1999 sebagai lembaga yang berhak mengelola zakat adalah Badan Amil

Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Oleh karena itu kedua lembaga ini memiliki

peran dan fungsi yang strategis, baik dilihat dari perspektif pemberdayaan

sosial-ekonomi umat maupun dari hubungan zakat dengan perpajakan.

Pembentukan Badan Amil Zakat merupakan hak otoritatif pemerintah,

sehingga hanya pemerintah yang berhak membentuk B adan Amil Zakat, baik

untuk tingkat nasional sampai tingkat kecamatan. Semua tingkatan tersebut

memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan

informatif.

B. Alokasi zakat dan wakaf di BAZ dan LAZ

Zakat yang sudah dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat atau Badan

Amil Zakat haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kepentingan mustahiq,

sebagaimana digambarkan daam Al-quran surat At-taubah ayat 60, karena itu

3

Page 4: Pengertian BAZ Dan LAZ

Lembaga Amil Zakat harus dikelola dengan amanah dan jujur, transparan dan

professional.

Harta yang terkumpul dari pengumpulan zakat disalurkan langsung

untuk kepentingan mustahiq, baik yan bersifat konsumtif maupun yang

bersifat produktif. Dalam kaitan penyaluran zakat secara produktif, maka

Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat yang amanah, terpercaya dan

professional diperbolehkan membangun perusahaan, pabrik dan lainnya dari

uang zakat untuk kemudian kepemilikan dan keuntungannya diberikan kepada

para mustahiq dalam jumlah yang relatif besar, sehingga terpenuhi kebutuhan

mereka dengan lebih leluasa.

C. Peranan Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat dalam

Usaha Pemberdayaan Ekonomi Umat

Zakat merupakan ibadah maaliyah ijtimaiyah yang memiliki posisi

penting dan strategis serta menentukan baik dari sisi ajaran maupun dari sisi

pembangunan kesejahteraan ummat. Kewajiban menunaikan zakat secara

tegas dan mutlak, karena didalamnya terkandung hikmah dan manfaat yang

mulia dan besar bagi semua stakeholders zakat, seperti muzakki, mustahiq

maupun masyarakat secara keseluruhan. Diantara hikmah dan manfaat antara

lain

1. Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, menumbuhkan

akhlak mulia yang memiliki rasa kepedulian yang dapat

menghilangkan rasa kikir dan rakus

2. Zakat merupakan hak bagi mustahiq yang berfungsi menolong,

membantu dan membina mereka

3. Sebagai pilar jama’i antara kelompok aghniya yang hidup

berkecukupan hidupnya dengan para mujahid yang waktunya

sepenuhnya untuk berjuang dijalan Allah.

4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana

ataupun prasarana yang harus dimiliki umat islam

4

Page 5: Pengertian BAZ Dan LAZ

5. Menjadi pilar etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan

diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil.

6. Bagi pembangunan kesejahteraan ummat, zakat merupakan salah

satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan pengelolaan zakat

yang baik dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi

sekaligus pemerataan pendapatan ecomomic growth with equity .1

D.Tingkatan Badan Amil Zakat

Badan Amil Zakat (BAZ) memiliki tingkatan sebagai berikut:

1. Nasional, dibentuk oleh Presiden atas usul menteri Agama.

2. Daerah Provinsi, dibentuk oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi.

3. Daerah Kabupaten atau Kota, dibentuk oleh Bupati atau Walikota

atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau

Kota.

4. Kecamatan, dibentuk oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan.

Struktur organisasi Badan Amil Zakat terdiri dari tiga bagian, yaitu

Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana. Kepengurusan

Badan Amil Zakat tersebut ditetapakan setelah melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Membentuk tim penyeleksi yang terdiri atas unsur ulama,

cendekia, tenaga profesional, praktisi pengelola zakat, Lembaga

Swadaya Masyarakat terkait, dan pemerintah.

2. Menyusun kriteria calon pengurus.

3. Mempublikasikan rencana pembentukan Badan Amil Zakat.

4. Melakukan penyeleksian terhadap calaon pengurus, sesuai dengan

keahliannya.

1 http://usweulpe.blogspot.com/2008/11/pengelolaan-zakat-melalui-baz-dan-laz.html5

Page 6: Pengertian BAZ Dan LAZ

5. Calon pengurus terpilih kemudian diusulkan untuk ditetapkan

secara resmi.

Pembagian tugas (job Description) Pengelola zakat yaitu :

Status

Kepengurusan

Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab

Majelis Pertimbangan

Badan Amil Zakat

1. Memberikan pertimangan tetang

pengembangan hukum dan pemahaman-pemaaman

zakat.

2. Membantu pelaksanaan operasional

penyadaran wajib zakat, infak, dan shodaqoh.

3. Memberi pertimbangan akan

kebijakan-kebijakan pengumpulan, pendayagunaan,

dan pengembangan zakat, Infak, dan Shodaqoh.

4. Mengetahui dan mengesahkan

pertanggungjawaban neraca dana BAZ atas dasar

auditing akuntan.

5. Menampung dan menyalurkan

pendapat umat tentang pengelolaan zakat, infak

dan shodaqoh.

Majelis Pengawasan

BAZ

1. Mengawasi pengumpulan dan

pendayagunaan zakat, infak, dan shodaqoh.

2. Mengawasi pelaksanaan program

pendayagunaan zakat, infak, dan shodaqoh.

3. Menunjuk akuntan untuk mengaudit

pendapatan pendayagunaan dana zakat, infak, dan

shodaqoh.produktif.

4. Mempertanggungjawabkan

pelaksanaan kerjanya kepada ketua umum.

Pengurus harian BAZ 1. Melaksanakan garis-garis kebijakan

6

Page 7: Pengertian BAZ Dan LAZ

BAZ dalam program pengumpulan dan pengelolaan

zakat, infak, dan sodaqoh produktif.

2. Memimpin pelaksanaan program BAZ

3. Merencanakan pengembangan

pengumpulan dana pendayagunaan dana BAZ

4. Bertanggung jawab kepada ketua

tingkat gubernur

Tata Usaha 1. Melaksanakan tata administrasi umum

BAZ

2. Menyediakan bahan untuk

3. Pelaksanaan kegiatan BAZ

4. Menyediakan fasilitas untuk

kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan

sehari-hari

5. Mempertanggungjawabkan segala

kegiatannya kepada pengurus harian

Bendahara 1. Melaksanakan sistem administrasi

pengawasan, pengumpulan, dan pendayagunaan

dana BAZ

2. Membukukan pendapatan dan

pendayagunaan dana.

3. Menyusun neraca kwartal tahunan.

4. Menyediakan dana operasional dan

mengatur efisiensi penggunaan anggaran

operasional.

5. Menyediakan pertanggungjawaban

dana BAZ, infak, dan shodaqoh.

6. Mempertanggung jawabkan segala

kegiatan kepada ketua pengurus.

Bidang Perencanaan

Penelitian dan

1. Menyusun rencana pengumpulan dan

7

Page 8: Pengertian BAZ Dan LAZ

Pengembangan BAZ pendayagunaan zakat .

2. Melaksanakan segala program kegiatan

penelitian dan pengembangan sumber dana BAZ,

objek pendagunaan, pengembangan organisasi, dan

pemetaan tahunan muzakki dan mustahik

3. Melakukan penelitian dan

pembangunan masalah-masalah sosial keagaman

4. Menerima dan memberi prtimbangan

usulan dan sasaran dalam pengembangan

pendayagunanaan dana zakat infak, dan Shodaqoh

produktif

5. Mempertanggungjawabkan segala

kegiatan kepada ketua pengurus harian

Bidang Pengumpulan

Zakat, Infak, Dan

Shodaqoh

1. Menyalurkan dana produktif kepada

mustahik melalui bendahara.

2. Memotong zakat dilaksanakan oleh

petugas khusus.

3. Melaksanakan pendistribusian zakat

Infak dan Shodaqoh sesuai dengan keputusan yang

telah ditetapkan .

4. Mencatat penditribusian dana ZIS

5. Mencatat dana produktif yang diterima

dan yang telah didayagunakan

6. Menyiapkan bahan laporan penyaluran

dana ZIS untuk usaha produktif setiap bulan.

Bidang Pendayagunaan

BAZ

1. Menerima, meneliti , dan menyeleksi

permohonan calon mustahik

2. Mencatat mustahik yang memenuhi

syarat menurut kelompoknya masing-masing

3. Menyiapkan rencana keputusan

tentang mustahik yang menerima ZIS untuk

8

Page 9: Pengertian BAZ Dan LAZ

mendapatkan persetujuan dewan pertimbangan

4. Merekomendasi penyaluran ZIS sesuai

dengan keputusan yang telah ditetapkan kepada

ketua umum.

5. Menyiapkan bahan laporan

pendayagunaan ZIS setiap bulan.

Bidang Pengembangan 1. Menyusun rencana pengembangan

bidan pengumpulan, pendistribusian,

pendayagunaan dan pengembangan zakat

2. Melaksanakan bimbingan dan

penyuluhan serta penelitian masalah-masalah UPZ

dalam rangka pengembangan ZIS.

3. Menerima dan memberi pertimbangan

dan saran mengenai penyaluran. Pendistribusian,

pendayagunaan dan pengembangan ZIS.

4. Melaporkan hasil penyaluran zakat

setiap bulan.

Tujuan dan Sasaran dalam Pengelola zakat

1. Ikut berpartisipasi mengurangi pengangguran dan kemiskinan

2. Perkoperasian

3. Pendidikan dan bea siswa

4. Program kesehatan

5. Panti Asuhan

6. Sarana Peribadatan

7. Madrasah dan Pondok pesatren

8. Menafkahkan para da’i dan guru ngaji

Pilar utama Manajemen Pengelola dan Pemberdayaan Zakat Akuntabilitas

manajemen BAZ dapat terjadi jika memiliki 3 pilar utama, yaiu :

a. Amanah

Sifat amanah merupakan kunci jaminan mutu dari kepercayaan

masyarakat. Pengelolaan dana umat sangat membutuhkan sikap

9

Page 10: Pengertian BAZ Dan LAZ

amanah. Tidak eksisnya BAZ disebabkan hilangnya rasa kepercayaan

terhadap lebaga.

b. Profesional

Efisiensi dan efektifitas manajemen memerlukan sikap profesional

dari semua pegurus BAZ.

c. Transparan

Sistem kontrol yang baik akan terjadi jika jiwa transparansi dalam

pengelolaan dana umat dapat dilaksanakan. Sebab kemudahan akses

para muzaki untuk mengetahui bagaimana dananya diolahkan akan

menambah rasa percaya terhadap lembaga.

Beberapa kriteria yang harus dipunyai oleh pengurus Badan Amil

Zakat antara lain memiliki sifat amanah, mempunyai visi dan misi,

berdedikasi, profesional, berintegrasi tinggi, mempunyasai program kerja dan

tentu saja paham fiqih zakat.

Walaupun Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah, tetapi sejak

awal proses pembentukannya sampai kepengurusunnya harus melibatkan

unsur masyarakat. Menurut peraturan hanya posisi sekretariat saja yang

berasal dari pejabat Departemen Agama. Dengan demikian, masyarakat luas

dapat menjadi pengelola Badan Amil Zakat sepanjang kualifikasinya

memenuhi syarat dan lulus seleksi.

Fungsi dari masing-masing struktur di Badan Amil Zakat dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Dewan Pertimbangan berfungsi memberikan pertimbangan, fatwa,

saran, dan rekomendasi tentang pengembangan hukum dan

pemahaman mengenai pengelolaan zakat.

2. Komisi Pengawas memiliki fungsi melaksanakan pengawas

internal atas operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan

Pelaksana.

10

Page 11: Pengertian BAZ Dan LAZ

3. Badan Pelaksana mempunyai fungsi melaksanakan kebijakan

Badan Amil Zakat dalam program pengumpulan, penyaluran, dan

pendayagunaan zakat.

Setelah terbentuk secaa resmi, Badan Amil Zakat mempunyai

kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Segera melakukan kegiatan sesuai program kerja yang telah

dibuat.

2. Menyusun laporan tahunan termasuk laporan keuangan.

3. Mempublikasikan laporan keungan tahunan yang telah diaudit

oleh akuntan publik atau lembaga pengawas pemerintah yang

berwenag melalui media massa sesuai dengan tingkatannya,

selambat-lambatnya enam bulan setelah tahu buku berakhir.

4. Menyerahkan laporan tahunan tersebut kepada pemerintah dan

Dewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan tingkatannya.

5. Merencanakan kegiatan tahunan.

6. Mengutamakan pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat

yang diperoleh di daerah masing-masing sesuai dengan

tinkatannya.

Jika para pengelola Badan Amil Zakat tidak melaksanakan kewajiban

sebagaiamana teresebut di atas, maka keberadaaannya dapat ditinjau ulang.

Mekanisme peninjauan ulang ini dilakukan dengan beberapa tahapan:

1. Diberikan peringatan tertulis oleh pemerintah yang

membentuknya sebanyak maksimal tiga kali.

2. Jika peringatan telah diberikan sebanyak tiga kali dan tidak ada

perbaiikan, pembentukan Badan Amil Zakat tersebut ditinjau ulang serta

pemerintah dapat membentuk kembali Badan Amil Zakat dengan susunan

pengurus baru, sesuai dengan susunan pengurus baru, sesuai mekanisme yang

berlaku.

11

Page 12: Pengertian BAZ Dan LAZ

E.Lembaga Amil Zakat

Sebagaimana Badan Amil Zakat, Lembaga Amil Zakat memiliki

berbagai tingkatan, yaitu:

1. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama.

2. Daerah provinsi, dilakukan oleh Gubernur atas usul Kepala

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.

3. Daerah Kabupaten atau Kota, dilakukan oleh Bupati atau

Walikota atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama

Provinsi.

4. Kecamatan dikukuhkan oleh Camat atau Walikota atas Kepala

Kantor Departemen Agama Kabupaten Kota.

Untuk dapat dikukuhkan oleh pemerintah, sebuah Lembaga Amil Zakat

harus memenuhi dan melemparkan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

1. Akte pendirian (berbadan hukum).

2. Data muzakki dan mustahuk.

3. Daftar susunan pengurus.

4. Rencana program kerja jangka pendek, jangka menengah, jangka

menengah, dan jangka panjang.

5. Neerca atau laporan posisi keuangan.

6. Surat pernyataan bersedia untuk diaudit.

Hanya Lembaga Amil Zakat yang telah dikukuhkan oleh pemerintah

saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena

pajak dari muzakki yang membayar dananya. Bentuk badan hukum untuk

Lembaga Amil Zakat, yaitu yayasan, karena Lembaga Amil Zakat termasuk

organisasi nirlaba, dan badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya

tidak berorientasi untuk memupuk laba.

12

Page 13: Pengertian BAZ Dan LAZ

Persyaratan data muzakki dan mustahik serta program kerja sebaiknya

berdasrkan hasil survei agar mencerminkan kondisi lapangan. Sedangkan

neraca atau laporan posisi keuangan diperlukan sebagai bukti bahwa Lembaga

Amil Zakat telah mempunyai sistem pembukuan yang baik. Surat pernyataan

bersedia untuk diaudit diperlukan agar prinsip transparasi dan akuntabilitas

tetap terjaga.

Setelah dapat pengukuhan, Lembaga Amil Zakat memilki kewajiban

sebagai berikut:

1. Segra melakukan kegiatan sesuai dengan progaram kerja yang

telah dibuat

2. Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan.

3. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui

media massa.

4. Menyerahkan laporan kepada pemerintah.

Jika sebuah Lembaga Amil Zakat tidak lagi memenuhi persyaratan

pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana di atas,

pengukuhannya dapat ditinjau ulang bahkan sampai dicabut. Mekanisme

peninjauan ulang terhadap Lembaga Amil Zakat dilakukan dengan

memberikan pperingatan tertulis sampai tiga kali. Bila tiga kali diperingatkan

secara tertulis tidak ada perbaikan, akan dilakukan pencabutan pengukuhan.

Pencabutan pengukuhan tersebut akan mengakibatkan:

1. Hilangnya hak pembinaan, perlindungan, dan pelayanan dari

pemerintah.

2. Tidak diakuinya bukti setoran zakat yang dikeluarkannya sebagai

pengurang penghasilan kena pajak.

3. Tidak dapat melakkukan pengumpulan dana zakat.

Aturan-aturan seperti diuraikan di atas diberlakukan agar pengolahan

dana-dana zakat, infaq, shadaqah, dan lainnya, baik oleh lembaga yang 13

Page 14: Pengertian BAZ Dan LAZ

dibentuk oleh pemerintah maupun yang sepenuhnya diprakarsai oleh

masyarakat, dapat lebih profesional, amanah, dan transparan sehingga dapat

berdampak positif terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan umat.

Tuntutan profesionalisme mengharuskan organisasi pengelola zakat

dikelola secara fokus dan full time. Mereka yang sehari-hari mengurus

organisasi pengelola zakat ini dinamakan Amil Zakat. Sehingga dapat

dikatakan bahwa amil zakat adalah profesi, sebagaimana profesi-profesi lain.

Mereka inilah yang berhak atas bagian zakat ( asnaf amilin).2

Karakteristik Organisasi Pengelola Zakat

Sebagai organisasi nirlaba, organisasi pengelola zakat juga memiliki

karateristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu :

a. Sumberdaya berasal dari para donatur yang mempercayakannya

kepada lembaga. Para donatur tersebut tidak mengharapkan keuntungan

kembali secara materi dari organisasi pengelola zakat.

b. Menghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada

masyarakat. Jasa-jasa tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan laba

tetapi tidak semua bersifat Cuma-Cuma atau gratis melainkan dikenakan

biaya.

c. Kepemilikan organisasi pengelola zakat tidak seperti lazimnya

pada organisasi bismis. Biasanya terdap pendiri, yaitu orang-orang yang

sepakat untuk mendirikan organisasi pengelola zakat tersebut pada awalnya.

Pada hakekatnya, organisasi pengelola zakat bukanlah milik pendiri, tetapi

milik umat. Hal ini dikarenakan sumber daya organisasi terutama berasal dari

masyarakat atau umat. Termasuk jika organisasi pengelola zakat tersebut

dilikuidasi, kekayaan yang ada pada lembaga itu tidak boleh dibagikan pada

pendiri.

BAB III

2 Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Hal 4-914

Page 15: Pengertian BAZ Dan LAZ

PENUTUP

Dari makalah yang telah kami susun dapat disimpulkan bahwa

walaupun Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah, tetapi sejak awal

proses pembentukannya sampai kepengurusunnya harus melibatkan unsur

masyarakat. Menurut peraturan hanya posisi sekretariat saja yang berasal dari

pejabat Departemen Agama. Dengan demikian, masyarakat luas dapat menjadi

pengelola Badan Amil Zakat sepanjang kualifikasinya memenuhi syarat dan

lulus seleksi. Dan Struktur organisasi Badan Amil Zakat terdiri dari tiga

bagian, yaitu Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana.

Sedangkan Lembaga Amil Zakat yang telah dikukuhkan oleh

pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang

penghasilan kena pajak dari muzakki yang membayar dananya. Bentuk badan

hukum untuk Lembaga Amil Zakat, yaitu yayasan, karena Lembaga Amil

Zakat termasuk organisasi nirlaba, dan badan hukum yayasan dalam

melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk memupuk laba.

DAFTRAR PUSTAKA

15

Page 16: Pengertian BAZ Dan LAZ

Al-Faridy, Hasan Rifa’i. 1996. Panduan Zakat Praktis. Jakarta: Dompet

Duafa.

Djuanda Gustianb et.al. 2006. Pelaporan Zakat Pengurang Pajak

Penghasilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Innoed, H. Amiruddin. 2005. Anatomi Fiqh Zakat. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

16