Pengeras Lantai Beton

59
Pengeras Lantai Beton Kegunaan ULTRACHEM ® FLOOR HARDENER adalah bahan berbentuk bubuk campuran yang ditaburkan ke atas beton segar, akan kering bersamaan dengan beton dan setelah itu membentuk lapisan tipis yang keras, padat, menyatu dengan beton dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap gesekan dan tumbukan dari lalu lintas kendaraan diatasnya. Dosis Lalu lintas ringan, misalnya parkir mobil, garasi = 3 Kg/M 2 Lalu lintas sedang, misalnya gudang, pabrik menengah non logam = 5 Kg/M 2 Lalu lintas berat, misalnya loading dock, ruang produksi logam berat = 7 Kg/M 2 Aplikasi Diaplikasikan dengan mengunakan bantuan mesin trowel Kemasan 25 Kg/Sak Cara Pemasangan : I. Syarat MATERIAL Lantai Dasar 1. Lantai dasar yang akan dilapis dengan ULTRACHEM ® FLOOR HARDENER sebaiknya adalah beton dengan syarat : - Kuat tekan 28 hari minimal 225 kg/cm². - Tebal minimal 7,5 cm dengan tulangan wiremesh minimal 1 lapis diganjal dengan beton decking dengan ketinggian 2 – 3 cm dari lantai kerja. - Slump beton harus sekecil mungkin, direkomendasikan tidak lebih dari 10 cm ketika beton siap dituang. - Hanya pada situasi sangat terpaksa dimana pengerjaan dengan slump rendah tidak memungkinkan (umumnya lahan terbuka tanpa atap dan cuaca sangat terik), slump diijinkan dinaikkan hingga 12 cm. 2. Jika lantai dasar yang akan dilapisi ULTRACHEM ® FLOOR HARDENER terpaksa bukan beton melainkan mortar / plesteran – tanpa agregat kasar lebih dari 4,8 mm diameternya (umumnya pada pekerjaan pelapisan ulang lantai yang telah dicor sebelumnya), mortar harus memenuhi syarat-syarat berikut : - Tebal minimum 5 cm. - Perbandingan berat semen dan pasir yang disarankan adalah 1 : 3. Jika diubah, harus sepengetahuan konsultan pengawas atau perencana. - Penggunaan air tidak lebih dari 45% dari berat semen. Jika mortar sudah diaduk dan masih terlalu kental, gunakan plasticiser berbentuk cairan, hingga didapatkan kekentalan yang diinginkan. - Penggunaan kawat ayam, wiremesh atau polypropylene fiber adalah wajib. II. PERSIAPAN LANDASAN LANTAI

Transcript of Pengeras Lantai Beton

Page 1: Pengeras Lantai Beton

Pengeras Lantai Beton KegunaanULTRACHEM®FLOOR HARDENER adalah bahan berbentuk bubuk campuran yang ditaburkan ke atas beton segar, akan kering bersamaan dengan beton dan setelah itu membentuk lapisan tipis yang keras, padat, menyatu dengan beton dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap gesekan dan tumbukan dari lalu lintas kendaraan diatasnya.DosisLalu lintas ringan, misalnya parkir mobil, garasi = 3 Kg/M2

Lalu lintas sedang, misalnya gudang, pabrik menengah non logam = 5 Kg/M2

Lalu lintas berat, misalnya loading dock, ruang produksi logam berat = 7 Kg/M2 Aplikasi

Diaplikasikan dengan mengunakan bantuan mesin trowel

Kemasan

25 Kg/Sak

 

Cara Pemasangan :I.         Syarat MATERIAL Lantai Dasar         1. Lantai dasar yang akan dilapis dengan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER sebaiknya adalah beton dengan syarat : 

         -   Kuat tekan 28 hari minimal 225 kg/cm².

         -   Tebal minimal 7,5 cm dengan tulangan wiremesh minimal 1 lapis diganjal dengan beton decking dengan ketinggian 2 – 3 cm dari lantai kerja.

         -   Slump beton harus sekecil mungkin, direkomendasikan tidak lebih dari 10 cm ketika beton siap dituang.

         -   Hanya pada situasi sangat terpaksa dimana pengerjaan dengan slump rendah tidak memungkinkan (umumnya lahan terbuka tanpa atap dan cuaca sangat terik), slump diijinkan dinaikkan hingga 12 cm.

         2. Jika lantai dasar yang akan dilapisi ULTRACHEM®FLOOR HARDENER terpaksa bukan beton melainkan mortar / plesteran – tanpa agregat kasar lebih dari 4,8 mm diameternya (umumnya pada pekerjaan pelapisan ulang lantai yang telah dicor sebelumnya), mortar harus memenuhi syarat-syarat berikut :

         -   Tebal minimum 5 cm.

         -   Perbandingan berat semen dan pasir yang disarankan adalah 1 : 3.  Jika diubah, harus sepengetahuan konsultan pengawas atau perencana.

         -   Penggunaan air tidak lebih dari 45% dari  berat semen. Jika mortar sudah diaduk dan masih terlalu kental, gunakan plasticiser berbentuk cairan, hingga didapatkan kekentalan yang diinginkan.

         -   Penggunaan kawat ayam, wiremesh  atau polypropylene fiber adalah wajib.

 II.     PERSIAPAN LANDASAN LANTAI         1. Di bawah lantai yang akan dicor, harus ada lantai kerja (work floor) yang dibuat minimal dari plesteran dengan mutu rendah (semen : pasir = 1 : 6 atau sesuai anjuran konsultan pengawas).         2. Jika tidak digunakan lantai kerja dan langsung berhubungan dengan tanah, maka diharuskan melapisi tanah terlebih dahulu dengan plastik high density polypropylene 0,2 mm atau lebih tebal. Penumpangan (overlapping) antar lembar plastik harus paling tidak selebar 20 cm dari sisi.

         3. Tulangan yang digelar di atas plastik harus menumpang di atas ganjalan beton (beton decking) dan jangan melubangi lembaran plastic.

         4. Pemadatan tanah dilakukan sebaik mungkin mengikuti saran dan petunjuk konsultan perencana dan pengawas, hingga didapatkan nilai kepadatan optimum yang aman dari penurunan (settlement) di kemudian hari. III.   PERENCANAAN PENGHENTIAN PENGECORAN

Page 2: Pengeras Lantai Beton

         1. Sangat disarankan lantai tidak dicor sekaligus  dalam satu kali pengecoran untuk memberikan kesempatan yang leluasa kepada para pekerja untuk menuang beton dan merapikannya tanpa menginjak area lain yang baru saja dirapikan (masih basah).

         2. Karena itu perencanaan lahan yang akan dicor harus dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, disesuaikan dengan rencana metode penuangan beton (dengan pompa, talang atau crane). Rencana dibahas antara Kontraktor dan pemasang ULTRACHEM®FLOOR HARDENER di atas kertas denah lapangan.

         3. Penghentian pengecoran harus secara bersamaan dikaitkan dengan rencana pemilihan tipe sambungan lantai.

         4. Sambungan pengecoran tanpa penanganan khusus, beton dihentikan begitu saja ( tipe construction joint ) dapat dilakukan tanpa menyelipkan bahan pengisi yang bersifat fleksibel (flexible filling board). Sambungan jenis ini boleh dilakukan dimanapun selama secara artistik tidak mengganggu pola garis yang direncanakan perencana arsitek, mengingat sambungan jenis ini akan menimbulkan retak di kemudian hari yang sangat jelas terlihat mata.         5. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 20 meter, sebaiknya direncanakan satu garis celah perlemahan untuk mengisolir keretakan pada lantai supaya terjadi pada garis tersebut.  Garis perlemahan (contraction joint) ini dibuat dengan cara membuat pengurangan tebal lantai. Cara ini dapat ditempuh dengan mengganjal dasar lantai dengan besi siku atau alumunium siku ataupun kayu segitiga dimana sisi tajam dihadapkan ke atas tepat pada garis yang direncanakan. Untuk mempertegas garis ini, disarankan lantai dipotong di sebelah atas dengan pemotong beton (concrete cutter) dengan kedalaman 2 cm dari permukaan.         6. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 45 meter, sebaiknya direncanakan satu celah untuk memberikan keleluasaan kepada lantai untuk mengembang dan menyusut akibat kenaikan dan penurunan temperatur lantai. Celah didisain dengan ketebalan 5 – 20 mm tergantung interval celah dan perubahan temperatur yang mungkin terjadi. Celah dibuat memotong beton secara total dan celah ini harus diisi dengan bahan yang bersifat dapat ditekan tapi akan kembali ke ukuran semula setelah tekanan dihentikan (reversible dancompressible) misalnya dari semacam busa, karet, bitumen, dan lainnya. Kombinasi bahan dalam pengisian celah boleh dilakukan selama semua bahan dapat ditekan dan kembali ke ukuran semula, akan tetapi di bagian atas lantai, bahan pengisinya harus berbentuk cairan yang memiliki kelekatan yang sangat baik terhadap beton, dan umumnya digunakan bahan sealant. Beberapa alternatif bahan sealant yang dapat digunakan adalah polyurethane, polysulphide, rubber bitumen, silicone, acrylic, dan lain-lain. Penentuan bahan terbaik dilakukan oleh perencana. IV.     METODE PETUNJUK KETINGGIAN LANTAILantai yang dicor diharapkan memiliki hasil kerataan dan ketinggian seperti yang direncanakan oleh pemilik atau pengguna bangunan untuk keperluan khusus mereka. Umumnya lantai diharapkan rata (tidak bergelombang) dan flat (benar-benar horizontal). Untuk mencapai hasil ini, persiapan petunjuk ketinggian lantai sangatlah menentukan hasil pekerjaan perataan lantai. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat dipertanggung jawabkan.         1. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat dipertanggung jawabkan.         2. Petunjuk ketinggian harus bebas dan tidak terikat dengan tulangan, berdiri di atas lantai kerja atau landasan tanah yang stabil (tidak bergerak meski ada beban dari beton yang dituang dan getaran oleh penggetar (concrete vibrator).

         3. Petunjuk ketinggian yang menjadi satu dengan cetakan beton (begisting) harus dipasak ke lantai kerja atau landasan tanah secukupnya hingga tidak bergerak sama sekali.  Bentuk dan struktur cetakan ini mungkin saja bervariasi dari satu Kontraktor ke Kontraktor lain dan boleh digunakan selama mengikuti syarat-syarat  harus lurus, tidak melengkung, tidak melintir, halus, rata, mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada sudut atas lantai, tidak menyerap air, sudut pada sisi atas benar-benar siku. Pilihan pada cetakan besi adalah yang terbaik selama diperhatikan kelurusannya. Plywood dengan lapisan film dapat digunakan selama masih memenuhi syarat. Balok (kaso) sebaiknya tidak digunakan mengingat sangat jarang ditemukan yang lurus. Penggunaan kayu lapis (multiplex) dapat diterima selama masih dalam kondisi baik dan kering. Selalu gunakan minyak khusus untuk mempermudah pelepasan cetakan.

         4. Petunjuk ketinggian yang terpisah dengan cetakan beton harus memiliki dudukan yang kuat, tidak mudah bergerak dan mudah dipindahkan, terutama jika digunakan sebagai petunjuk ketinggian yang bersebelahan dengan dinding yang sudah jadi, dimana petunjuk ketinggian ini sifatnya sangat sementara dan diangkat saat proses perataan lantai dikerjakan.

         5. Petunjuk ketinggian sementara yang dibuat dari mortar / plesteran (kepala plesteran) harus diperiksa ketinggiannya pada interval jarak pengecekan sedekat mungkin dan dibuang setelah beton diratakan untuk kemudian diganti dengan beton baru yang  dilapisiULTRACHEM®FLOOR HARDENER.

Page 3: Pengeras Lantai Beton

         6. Sebagai penggaris dan pemotong kelebihan beton, dapat digunakan berbagai alat mulai dari alat paling sederhana seperti  alumunium profil ringan yang  panjang hingga sistim penggaris yang dibentuk dari sambungan beberapa elemen yang diperkuat serta diberi penggetar terpisah.

         7. Penggaris harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada lendutan terutama di bagian tengah.

         8. Penggaris bertumpu di atas petunjuk ketinggian yang telah dipersiapkan dan digeser dengan cara manual atau otomatis dengan bantuan mesin.

V.       PERSIAPAN PENGECORAN

Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan.

         1. Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan.

         2. Jika dengan amat sangat terpaksa, pengecoran lantai di area terbuka tanpa atap hanya boleh dilaksanakan jika dapat diyakini bahwa hari tersebut tidak hujan dan harus disiapkan tenda sementara dengan luas yang paling tidak lebih besar 20% dari luas area yang dicor.

         3. Umumnya pekerjaan penghalusan terakhir baru selesai sekitar 5 – 7 jam sejak beton dituang. Karena itu pekerjaan sangat disarankan dimulai pagi hari untuk memberikan keleluasaan waktu kepada para pekerja untuk menyelesaikan lantai sebaik-baiknya sebelum matahari terbenam. Jika sangat terpaksa, penggunaan lampu sorot di malam hari harus cukup untuk luas area yang dicor, ditentukan di lapangan sesuai persetujuan dari pihak Kontraktor dan pihak pemasang ULTRACHEM®FLOOR HARDENER.

         4. Penyediaan material beton cukup untuk area yang direncanakan dan sarana transportasi untuk memindahkan beton juga memadai. Jika ternyata gagal di tengah pengecoran, maka akan menghasilkan sambungan dingin (cold joint) yang mungkin menghasilkan retak pada garis sambungan.

         5. Penyediaan alat-alat pemadat (compacting vibrator) yang cukup. Umumnya diperlukan 1 unit pemadat setiap lebar lantai 2 – 3 m.

         6. Penyediaan alat penyalur beton yang siap beroperasi selama pengecoran.  Alat boleh hanya gerobak sederhana, konstruksi berbentuk saluran yang miring,  bucket dengan bukaan beserta crane pengangkat, hingga kepada pompa beton, selama beton dapat dipindahkan dengan cepat tanpa kehilangan sifat cairnya (workability). Sebagai patokan, 1 unit truk pengaduk dan pembawa beton (concrete ready-mixed truck mixer) berisi 7 m3 beton sebaiknya  menghabiskan seluruh isinya dalam waktu tidak lebih dari  1 jam.  Keterlambatan penyaluran dapat diselamatkan dengan penggunakan bahan penunda waktu ikat  dan sekaligus pencair beton (retarding plasticiser)  dengan dosis secukupnya seperti yang diinstruksikan oleh konsultan pengawas.

         7. Pembagian tugas yang jelas antara tenaga kerja yang :

         -   Menyalurkan dan menuang beton

         -   Membagi, mendistribusikan dan meratakan beton dengan cangkul atau alat penggaruk

         -   Memotong kelebihan beton dan menggaris beton dengan penggaris

         -   Meratakan lebih halus, menabur ULTRACHEM®FLOOR HARDENER dan menghaluskan permukaan

         -  Menyediakan sarana penerangan seandainya pekerjaan penghalusan akhir akan selesai setelah matahari terbenam

         -   Menyiapkan tenda untuk pengecoran di area terbuka dan menggelar tenda saat hujan turun

VI.      PENGECORAN BETON

         1. Beton disalurkan, dituang dan dipadatkan sesuai prosedur pengecoran yang diatur dalam Peraturan Beton yang telah diterima oleh masyarakat umumnya, dan khususnya disetujui oleh konsultan pengawas.

Page 4: Pengeras Lantai Beton

         2. Kelebihan beton dibuang dan diratakan dengan penggaris, seperti dijelaskan di atas, sesuai dengan kelebihan alat-alat masing-masing.

         3. Dalam proses perataan lantai, selain penggaris, dapat juga digunakan alat-alat bantu lain yang berfungsi sebagai penggaris dan sekaligus berfungsi pula untuk membuang kelebihan air yang mengambang di permukaan (bleeding) serta menghaluskan permukaan.

         4. Jika memungkinkan, penggunaan pompa penyedot air (vacuum system) untuk lantai sangat disarankan untuk mempercepat proses penaburan dan perataan.         5. Karena kelebihan air ini merupakan salah satu penyebab terjadinya keretakan permukaan beton yang otomatis menyebabkan lapisan hardener ikut mengalami keretakan.VII.    PENABURAN ULTRACHEM®FLOOR HARDENER         1. Saat untuk penaburan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER tidak dapat ditentukan secara tepat, karena sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengeringan dari beton sendiri.         2. Sebagai patokan, jika permukaan lantai sudah rata dan genangan air di permukaan sudah dibuang dengan alat bantu, maka secepatnya bubuk ULTRACHEM®FLOOR HARDENER ditabur ke atas permukaan beton secara merata.

         3. Penaburan dapat dilakukan dengan cara manual (tangan) atau dibantu dengan alat penabur mekanis yang dijalankan di atas lantai, selama proses penaburan tidak mengganggu elevasi kerataan lantai yang telah dikerjakan.

         4. Sangat disarankan pekerja yang menabur tidak langsung menginjak beton, melainkan menggunakan jembatan sementara yang dibangun di atas lantai. Jika sangat terpaksa, gunakan alas dari multiplex sebagai alas injakan pekerja.

         5. Untuk memastikan jumlah yang harus ditabur, sebaiknya sebelum pengecoran dimulai, kemasan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER sudah dipindahkan dari gudang dan diatur peletakannya secara teratur menurut panjang area, misalnya ditumpuk 2 sak per m2  panjang atau mengikuti perhitungan lain sesuai dosis yang digunakan, untuk memberikan patokan kepada para pekerja tanpa harus menghitung kembali jumlah material  saat penaburan. VIII.  PENGHALUSAN

Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas.

         1. Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas.

         2. Penghalusan dan pemadatan permukaan baru dapat dilakukan jika beton di bawah floor hardener sudah cukup kuat untuk menahan beban mesin penghalus (trowel machine) dan para pekerja yang akan menginjak lantai. Sekali lagi,  saat yang tepat untuk memasukkan mesin dan pekerja tidak dapat ditentukan secara mutlak, tetapi sangat ditentukan oleh kecepatan beton mengering.

         3. Sebagai patokan, mesin dan pekerja boleh diletakkan di atas lantai jika seorang pekerja dengan berat wajar 50-70 kg berjalan di atas lantai hanya meninggalkan jejak sedalam 3 – 4 mm saja.

         4. Mesin trowel dijalankan dengan hati-hati dan dioperasikan hingga diperoleh permukaan lantai  yang padat dan halus.

         5. Penghalusan terakhir dan penghalusan area tertentu yang tidak dapat diraih dengan mesin dilakukan dengan trowel tangan oleh pekerja. Penghalusan oleh tangan tidak boleh mengubah ketinggian sama sekali dan hanya dilakukan untuk menghaluskan permukaan saja.

         6. Untuk floor hardener berwarna, sebaiknya jangan terlalu lama ditrowel untuk menghindari perubahan warna menjadi kehitam-hitaman

Page 5: Pengeras Lantai Beton

I. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pengukuran

Sebelum memulai pekerjaan, sebaiknya kita melakukan pengukuran ulang untuk

menentukan posisi/letak dari bangunan dengan melakukan pengukuran batas-batas

terhadap ukuran tanah lokasi tempat akan dibangun, agar kita mengetahui dengan pasti

posisi rumah terhadap ukuran tanah. 

Volume pengukuran dapat dihitung secara satuan lumpsum, sebagai contoh : Pengukuran

Ulang diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, maka perhitungannya adalah : upah

tukang Rp.50.000/hari, maka biaya yang dibutuhkan : Rp.50.000 x 2 hari x 2 tukang =

Rp.200.000,-

Pekerjaan Bouwplank 

Yang dimaksud dengan Bouwplank adalah suatu pekerjaan awal untuk digunakan

membantu menentukan As atau letak titik dari pondasi bangunan yang akan dibuat, dengan

cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang,

dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling sisi luar denah rencana

bangunan, bouwplank dibuat dengan jarak 1 meter dari rencana galian pondasi terluar

bangunan.Sebagai contoh : ukuran masa bangunan adalah 7 m x 10 m , maka volume

bowplank adalah (7m x 2) + (10m x 2)= 34 m’Satuan Volume Bouwplank adalah meter lari

(m’).

Page 6: Pengeras Lantai Beton

II. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi dan Urugan Tanah

Pekerjaan Galian Tanah 

Pekerjaan menggali tanah yang akan digunakan untuk pembuatan pondasi, ukuran

kedalaman dan lebarnya galian tanah tergantung oleh bentuk dan jenis Pondasi yang akan

digunakan. 

Misal lebar bawah Pondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm

kanan 10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh

keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm,

maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi = satuan m3.

Pekerjaan Urugan Tanah 

Pekerjaan mengurug lantai bangunan dengan menggunakan tanah sisa bekas galian

pondasi, septic tank atau tanah merah yang di ambil dari luar lokasi.

Perhitungan volume dihitung berdasarkan luas lantai bangunan yang akan diurug tanah

dikalikan dengan rencana ketinggian lantai bangunan (tinggi rencana lantai dari tinggi tanah

Page 7: Pengeras Lantai Beton

eksisting).

Pekerjaan Urugan tanah satuan volumenya adalah m3.

Contoh : Luas lantai yang akan diurug 70 m2

Tinggi lantai yang direncanakan naik 40 cm dari tanah asal (eksisting)

Volumenya : 70 x 0,40 = 28 m3.

Pekerjaan Urugan kembali

Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian,

contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.

III. Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Lantai Kerja

Page 8: Pengeras Lantai Beton

Lantai Kerja adalah jenis pekerjaan yang letaknya dibawah Pondasi Tapak Beton (Cakar

Ayam).

lantai kerja berupa adukan semen + pasir dengan ketebalan 10 cm.

Cara menghitung Volume nya adalah : Luas permukaan bawah Pondasi Tapak Beton

dikalikan dengan ketebalan adukan Semen + Pasir. Volume Lantai kerja dengan satuan m3.

Pekerjaan Pasir Urug

Pekerjaan Pasir Urug dilakukan sebelum pekerjaan Pondasi batu kali dimulai, pasir urug

digunakan untuk alas dari pondasi batu kali. Ketebalan Pasir urugan dalah 10 cm, cara

menghitung Volume nya adalah : Luas permukaan bawah Pondasi batu kali dikalikan dengan

ketebalan pasir urug.

Pekerjaan Pasangan Pondasi

Pondasi yang kami maksud disini adalah Pondasi batu kali untuk bangunan rumah satu

lantai.

cara menghitung volume Pasangan Pondasi adalah : Jumlah sisi sejajar penampang pondasi

batu kali dikalikan dengan setengah ketinggian pondasi batu kali dikalikan panjang

pekerjaan pondasi batu kali yang direncanakan.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .19   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Page 9: Pengeras Lantai Beton

Perhitungan Volume Pekerjaan

Sebaiknya sebelum pembangunan rumah dimulai, dibuat terlebih dahulu Rencana Anggaran

Biaya nya.

Dengan adanya RAB, kita akan mendapatkan banyak kemudahan didalam Pengawasan dan

Pengontrolan selama pembangunan rumah dikerjakan sampai dengan rumah selesai

dibangun.

Untuk membuat Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan Volume dari setiap jenis pekerjaan

yang akan dilaksanakan.

Kali ini kami akan mencoba untuk menyusun cara membuat Perhitungan Volume Pekerjaan.

Adapaun cara perhitungan yang kami susun ini adalah sebagai acuan, karena dari setiap

desain rumah, perhitungan volumenya berbeda satu dengan yang lainnya.

Penyusunan akan kami buat berurutan dan terbagi beberapa artikel, mulai dari Pekerjaan

Persiapan sampai dengan pekerjaan Lain-lain, agar memudahkan didalam mempelajari cara

perhitungannya. 

Semoga bermanfaat

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .18   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Pemasangan kusen

Page 10: Pengeras Lantai Beton

Permintaan perumahan terus meningkat dan perkembangan yang demikian pesatnya,

sehingga kusen yang umumnya terbuat dari bahan kayu, sekarang banyak dijumpai pula

dari bahan aluminium, baja maupun dari plastik PVC.

Kayu yang baik untuk kusen umumnya dari kayu jati, karena mempunyai umur dan

kekuatan yang baik.

Sifat kayu jati untuk melengkung maupun terpuntir sangat kecil dibandingkan jenis kayu

yang lain. 

Disamping itu jika kusen tadi dipolitur, membuat permukaannya transparan dan akan

terlihat indah. 

Untuk bahan kayu Kalimantan yang baik adalah kayu Kamper Samarinda Oven, karena

seratnya halus, sedangkan bahan kayu Bengkirai cukup kuat dan murah tetapi

pengerjaannya sulit karena keras, sehingga setelah jadi kusen harganya tidak berbeda

dengan kusen dari kayu Kamper.

Jenis-jenis Kusen antara lain :

Kusen pintu

Kusen jendela

Page 11: Pengeras Lantai Beton

Kusen gabungan pintu dan jendela

Bouvenlight (utk lubang hawa saja)

Pada pemasangan kusen pintu umumnya mempunyai ketinggian yang seragam terhadap

kusen pintu yang lainnya (kecuali desain khusus). 

Demikian juga tinggi jendela diusahakan mempunyai ketinggian yang sama dengan kusen

pintu, kecuali untuk hal-hal yang sifatnya khusus misalnya kusen jendela untuk kamar

mandi. 

Perlu diperhatikan pula kearah mana rencananya pintu akan dibuka.

Variasi bentuk/model kusen pintu sebenarnya tidak banyak dan lebih banyak variasi pada

bentuk/model daun pintunya.

Hal-hal yang musti diperhatikan : 

Mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan material yang dibutuhkan.

Memahami dan dapat mempergunakan alat-alat untuk memasang kusen dengan benar.

Menjaga dan memperhatikan keselamatan kerja dengan benar.

Memasang kusen dengan benar sesuai dengan gambar rencana.

Page 12: Pengeras Lantai Beton

Memasang kusen pada ketinggian yang telah ditentukan.

Memasang kusen dengan tegak.

Memasang kusen pada as.

Memasang kusen pada tempat/posisi yang telah ditentukan dalam gambar.

Peralatan yang harus disiapkan : 

Penggaris Water pass

Unting-unting : Alat yang terdiri dari bandul dan benang untuk membuat tegak lurus

pemasangan.

Meteran ukuran 5 m

Benang nylon

Alat tulis Pensil

Pemasangan Kusen Pintu

Page 13: Pengeras Lantai Beton

Pemasangan Kusen Jendela

Ketepatan dan keakuratan pemasangan kusen sangat menentukan mudah atau tidaknya

pintu untuk dibuka dan ditutup.

Oleh karena itu jangan sampai pemasangan kusen tidak sempurna, karena akibatnya akan

timbul pekerjaan bongkar pasang kusen pada saat penyetelan daun pintu.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .17   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Bouwplank

Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih

dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank.

Page 14: Pengeras Lantai Beton

Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah

bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar

ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.

Syarat-syarat memasang bouwplank :

Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah/terlepas

Berjarak cukup dari rencana pekerjaan galian, diusahakan posisi bouwplank tidak terganggu

atau tidak goyang akibat pelaksanaan pekerjaan galian pondasi

Papan Bouwplank harus bisa dibuat titik atau dibuat tanda-tanda dengan cat atau spidol

untuk posisi pemasangan paku pengikat benang.

Sisi permukaan atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan

bouwplank lainnya dan water pas.

Letak pemasangan papan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan

semua).

Garis benang yang dipasang pada bouwplank merupakan as (garis tengah) dari rencana

pemasangan pondasi dan dinding batu bata.

Page 15: Pengeras Lantai Beton
Page 16: Pengeras Lantai Beton

Posisi perletakan Bouwplank terhadap Pondasi

Page 17: Pengeras Lantai Beton

Bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan Bouplank :

Papan 2 cm x 20 cm yang kering dan lurus

Balok kayu 4 cm x 6 cm atau 5 cm x 7 cm

Paku 5 cm dan 7 cm

Benang nylon

Spidol atau cat untuk membuat tanda/titik as

Penggaris water pas.

Selang water pas minimal 20 meter

Linggis dan palu

Pada Saat Pemasangan Bouwplank harus diperhatikan :

Kekokohan pemasangan.

Page 18: Pengeras Lantai Beton

Tegak lurus dan Water pas (horisontal).

Ketepatan ukuran tinggi permukaan papan Bouwplang terhadap Peil lantai rumah terhadap

permukaan jalan didepan rumah. 

Papan yang digunakan tidak boleh melengkung.

Ketepatan pemasangan bouwplank sangat menentukan terhadap ketepatan Pelaksanaan

bangunan agar dapat sesuai gambar rencana rumah.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .15   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Persiapan Tempat Kerja dan Gudang Material

Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembangunan rumah mulai dilaksanakan, dibuat dulu

persiapan untuk tempat bekerja bagi para tukang dan tempat penyimpanan bahan material

(semen, pasir, split, kayu dll) dilapangan. 

Area tempat bekerja itu diperlukan untuk memudahkan didalam pelaksanaan pekerjaan-

pekerjaan dilapangan.

Gudang juga dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan bahan material yang digunakan

secara terus menerus ataupun bertahap (semen, paku, ember, pacul, sekop dll)

Untuk memudahkan didalam komunikasi dan pengawasan sebaiknya dibuat sebuah ruangan

untuk Direksi Keet, yang fungsinya untuk membahas masalah-masalah pekerjaan atau

diskusi pemecahan masalah yang terjadi dilapangan.

Page 19: Pengeras Lantai Beton

Persiapan-persiapan yang dibutuhkan :

Lokasi tempat penumpukan material pasir, batu kali, Split

Lokasi tempat penumpukan material kayu, besi beton

Lokasi tempat penyimpanan material semen, paku, ember, pacul, sekop dll

Lokasi untuk Direksi Keet.

Area tempat bekerja untuk pekerjaan pembuatan kerangka besi beton untuk Sloof, Kolom

dan Balok beton.

Apabila masih menggunakan konstruksi atap menggunakan kayu, juga disiapkan area untuk

tukang kayu membuat rangka konstruksi atap.

Area tempat penumpukan sampah dan material bekas yang tidak diperlukan lagi, agar area

lokasi proyek terjaga kebersihannya (letakkan area ini dekat dengan pintu masuk proyek

agar memudahkan untuk dibuang keluar lokasi proyek).

Dengan dilakukannya perencanaan tempat-tempat ini, maka pekerjaan akan lebih

terkoordinir dan pekerjaan bisa lebih lancer

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .13   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Page 20: Pengeras Lantai Beton

Cara Pelaksanaan Pengecatan yang Baik

Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian

khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah rumah tergantung dari hasil akhir

Pengecatan.

Pada umumnya tata cara dan pelaksaan pekerjaan Pengecatan dilakukan kurang hati-hati,

sehingga kwalitas pekerjaannya menjadi kurang baik.

Banyak hal menjadi penyebab kurang baiknya hasil pekerjaan cat, oleh karena itu sebaiknya

dilakukan pengawasan dengan baik agar kwalitas pekerjaannya baik.

Cara pelaksanaan pengecatan dinding baru dan lam berbeda, kali ini yang kita bahas adalah

pengecatan untuk dinding baru.

Tata cara Pelaksanaan Pengecatan :

Tata cara dan Tahapan pelaksanaan pekerjaan Plesteran dan Acian sudah dilaksanakan

dengan baik dan benar.

Permukaan Acian pada dinding sudah benar-benar kering (tidak ada lagi noda basah.

Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan acian dinding.

Page 21: Pengeras Lantai Beton

Bersihkan permukaan acian dari segala noda kotoran, minyak (olie,solar dll).

Terutama untuk noda minyak harus dibersihkan sampai runtas.

Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat dapat

merekat dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan menggunakan cat dasar untuk

dinding.

Usahakan penggunaan plamuur dinding seminimal mungkin (hanya untuk bagian dinding

yang berlubang atau acian yang gompal).

Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis.

Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering

(jangan tergesa-gesa).

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, dinding baru dilaksanakan dengan 3 – 5

tahap lapisan cat.

Hasil akhir pengecatan akan baik apabila tat cara tahapan-tahapan dilaksanakan dengan

baik dan hati-hati.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .08   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Cara Plesteran dan Acian yang Baik

Pada umumnya setelah rumah ditempati beberapa bulan, maka mulai terlihat dinding retak-

retak rambut.

Page 22: Pengeras Lantai Beton

Kejadian retak-retak rambut pada dinding sbetulnya bisa diminimalisir dengan tata cara

pelaksanaan pekerjaan yang benar.

Biasanya kejadian dinding retak rambut karena bangunan rumah tersebut dilaksanakan

dalam waktu yang relative cepat (dikejar target), sehingga ada tahapan-tahapan yang

terlewati, pada hal tahapan-tahapan tersebut yang bisa meminimalisir terjadinya retak-retak

rambut pada dinding.

Untuk melakukan tata cara dan tahapan yang benar membutuhkan waktu, agar hasil dari

plester dan acian kwalitasnya baik.

Tata cara dan tahapan pekerjaan Plesteran dan Acian :

Pada saat pemasangan dinding bata, lakukan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan Sore)

selama 1 minggu pada pasangan dinding yang sudah selesai terpasang, agar pengeringan

adukan semen pada dinding bata pengeringannya merata dan bertahap.

Setelah tahapan penyiraman dinding bata selesai, barulah dimulai pelaksanaan pekerjaan

plesteran dinding.

Sebelum memulai pekerjaan plesteran, dinding bata disiram air terlebih dahulu secara

merata, agar supaya plesteran dapat lebih meresap kedalam bata.

Lakukanlah pelaksanaan pekerjaan plesteran diselesaikan perbidang dinding, jangan sampai

terjadi pelaksaan pekerjaan plesteran dilaksanakan dua hari (disambung), untuk

Page 23: Pengeras Lantai Beton

menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.

Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, segera keesokan harinya permukaan

plesteran tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.

Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan

acian dapat dilaksanakan.

Demikian pula pelaksaan pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus

(dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada

sambungan acian.

Setelah acian benar-benar kering (tidak keluar air lagi) baru dapat dilakukan pekerjaan

Pengecatan dinding tersebut.

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalisir terjadinya keretakan rambut pada

dinding, tergantung dari kecermatan dan pengawasan dilapangan terhadap tahapan

penyiraman dinding tersebut.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .05   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Peralatan yang harus Disiapkan

Setelah seluruh dokumen gambar rencana rumah dan gambar lapangan diselesaikan serta

perhitungan biaya juga sudah selesai disusun, maka tahap berikutnya melakukan persiapan

untuk memulai pelaksanaan pembangunan rumah.

Page 24: Pengeras Lantai Beton

Untuk memudahkan didalam pengawasan selama proses pembangunan, ada baiknya

mempersiapkan peralatan-peralatan bantu yang nantinya akan diperlukan untuk

mendapatkan presisi / ketepatan serta kwalitas pelaksanaan pekerjaan yang baik.

Peralatan ini sebaiknya tersedia dilapangan, karena peralatan ini kelihatannya seperti tidak

dibutuhkan, padahal ditengah proses pembangunan peralatan ini akan terasa manfaatnya.

Peralatan yang diperlukan :

Meteran panjang 5 m dan 30 , gunanya untuk mengontrol ketepatan ukuran setiap ruangan

yang telah dilaksanakan oleh para tukang. 

Penggaris alluminium panjang 1 m yang dibagian tengahnya terdapat alat pengukur tegak

lurus (vertikal dan horizontal), fungsinya untuk mengontrol pemasangan begisting ataupun

setelah dilakukan pengecoran beton,pemasangan lantai keramik permukaannya sudah rata

dengan baik. Penggaris Alluminium ini juga digunakan untuk mengontrol pemasangan kusen

pintu dan jendela apakah sudah terpasang tegak lurus dengan tepat, kalau tidak nanti pada

saat pemasangan pintu atau jendela akan menghadapi kendala.

Buku catatan ukuran kertas folio untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi atau

catatan-catatan penting lainnya.

Jam dinding sederhana untuk menandai jam kerja para tukang.

Buatlah sebuah segitiga siku-siku dari multipleks 9 mm dengan ukuran sisi sikunya masing-

masing 1 m, fungsinya untuk mengontrol pemasangan pertemuan dua dinding (sudut) agar

terpasang tegak lurus.

Page 25: Pengeras Lantai Beton

Selang air sepanjang 20 m untuk mengukur tinggi permukaan dua titik agar rata (water

pas), alat ini salah satunya digunakan pada saat penyetelan pemasangan ketinggian kusen,

agar ketinggian permukaan atas seluruh kusen sama.

Peralatan ini hanya bisa digunakan oleh kita, karena si Pelaksana pembangunan (baik

Mandor ataupun Kontraktor) wajib memiliki peralatan seperti tersebut diatas.

Kegunaan peralatan ini bagi kita adalah untuk mengawasi kwalitas pekerjaan, seandainya

menurut kita ada pekerjaan yang kurang presisi, kita bisa langsung melakukan pengecekan

dilapangan

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .04   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Rangka Atap

Pekerjaan Atap adalah salah satu bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, karena

atap merupakan salah satu yang membuat rumah menjadi tidak lagi nyaman karena

"Bocor".

Rangka atap bisa dibuat dari dua jenis bahan material, yaitu dari kayu atau dari logam ( besi

siku dan Baja Ringan) tergantung dari biaya yang disediakan. 

Page 26: Pengeras Lantai Beton

Untuk penjelasan Atap Baja ringan sudah kami bahas pada artikel "Tips-Tips", proses

tahapannya akan kita bahas satu persatu.

Bentuk Dasar Atap genteng terdiri dari 3 type, yaitu Perisai, Pelana dan Piramid. 

Kemudian berkembang bentuk-bentuk atap lainnya seperti Atap Joglo (Jawa), Atap rumah

tradisional minang (Sumatra), Atap Rumah Tradisional Toraja (Sulawesi) dan lain-lain. 

Kali ini akan dibahas jenis dan ukuran yang digunakan serta hanya bentuk dasar atap yang

pada umumnya banyak digunakan, dengan konstruksi dari bahan kayu, yang penutup

Atapnya menggunakan Genteng (Keramik atau Beton). 

Page 27: Pengeras Lantai Beton

A. Konstruksi Atap Kayu 

Ukuran Balok Kayu Rangka Atap yang digunakan 6cm x 15cm atau 8cm x 15 cm atau cm x

12 cm tergantung dari bentangan rangka atap yang dibutuhkan. 

Balok kayu ini digunakan untuk kuda-kuda dan Gording. 

Untuk bentuk atap perisai dibuat 2 jenis Rangka kuda-kuda yaitu untuk bagian tengah dan

bagian diagonal atap yang biasa disebut Jurai Atap, digunakan juga sebagai konstruksi

tempat dipasangnya Nok atap yang miring, sedangkan untuk bentuk atap pelana dibuat

satu type Kuda-kuda. 

Kayu untuk Balok Kaso terdiri dari dua ukuran tergantung jenis dan type genteng yang akan

digunakan. Ukurannya 4cm x 6cm x 4 m atau 5cm x 7cm.

Kayu untuk Reng juga terdiri dari dua ukuran tergantung jenis dan type genteng yang akan

digunakan. Ukurannya 2cm x 3cm atau 3cm x 4cm.

B. Konstruksi Baja Ringan atau Besi Siku

Page 28: Pengeras Lantai Beton

Apabila hendak menggunakan Konstruksi Atap menggunakan bahan dari Baja Ringan atau

Besi Siku, agar dikonsultasikan dengan pihak Supplier atau perusahaan yang sudah biasa

menangani pekerjaan atap dari bahan Logam, karena pembuatan dan pemasangannya

dilakukan oleh pihak supplier.

Berikan foto copy Gambar Denah lantai dan Potongan serta Denah Atap kepada Supplier

agar bisa dibuatkan perhitungan Biayanya.

Sebagai bahan pertimbangan memilih supliier jangan hanya karena tergiur oleh "harga

murah", akan tetapi perhatikan referensi yang dimiliki Supplier tersebut dan kwalitas

pekerjaannya.

Tahapan Pengerjaan 

Proses pekerjaan Rangka Atap bisa dimulai pembuatan atau pemesanannya pada saat

pemasangan dinding dan kolom beton sebagian besar sudah terpasang (kalau bangunan

dua lantai dinding dan kolom dibagian lantai atas).

Pembuatan Rangka Atap dari bahan kayu adalah membuat kuda-kuda dan menyiapkan

teknik sambungan diujung balok Gording yang akan disambungkan dengan Gording

disebelahnya.

Letakkan Kuda-kuda yang sudah dibuat diatas balok beton keliling (ring Balok), kemudian

Page 29: Pengeras Lantai Beton

dipasang Balok Gording sebagai pengikat antara kuda-kuda. 

Setelah kuda-kuda terikat kuat dengan Gording, kemudian dipasang balok "Ikatan Angin"

dengan ukuran 5cm x 10 cm secara silang (diagonal) diantara kuda-kuda.

Apabila Balok Gording sudah terpasang, dapat dilakukan pemasangan balok Kaso.

Jarak pemasangan Reng disesuaikan dengan Type dan jenis Genteng yang akan digunakan,

karena setiap type dan jenis genteng mempunyai ukuran yang berbeda, Reng dapat mulai

dipasang setelah balok kaso sudah terpasang diatas gording.

Sebaiknya pemasangan Genteng dilakukan setelah balok Kaso terpasang semua dan

sebagian besar Reng sudah terpasang pula, karena dikhawatirkan kuda-kuda belum terikat

kuat oleh balok Gording dan balok Kaso dengan kuat.

Tahap berikutnya bisa dimulai pembuatan talang dari bahan seng atau karpet karet dan

pemasangan Genteng nok di wuwungan (paling atas) atau dibagian jurai.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  04 .03   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai fungsi dan kekuatan

yang berbeda-beda.

Setiap jenis pekerjaan Beton bertulang mempunyai cara pengerjaannya yang berbeda-beda

pula.

Jenis Pekerjaan Beton Bertulang adalah :

Page 30: Pengeras Lantai Beton

Sloof beton adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Tugas

dari sloof beton bertulang ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom beton menuju

pondasi. Supaya setiap beban yang diterima oleh suatu kolom, akan tersebar merata pada

seluruh permukaan pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding,

pondasi dengan kolom.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan diatas pondasi dengan

posisi tegak/vertikal. Kolom berfungsi disamping sebagai pengikat pasangan dindng bata

juga berfungsi sebagai penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh

pondasi.

Ring balok beton adalah beton bertulang yang terletak di atas pasangan dinding, yang

dikaitkan dengan kolom beton sehingga merupakan kesatuan struktur . Berfungsi sebagai

tumpuan konstruksi atap dan pengikat pasangan bata bagian atas agar pasangan bata tidak

runtuh.

Balok beton adalah beton bertulang merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai

dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat

horizontal bangunan yang akan menerima beban-beban diatasnya.

Plat beton (dak beton) adalah beton bertulang, yang fungsinya sebagai lantai pada

bangunan bertingkat.

Tangga Beton adalah sebagai sarana untuk naik kelantai diatasnya.

Rabat Beton Lantai adalah sebagai lapisan dasar/alas lantai penguat pasangan lantai. Dalam

pelaksanaanya ada yang menggunakan rangkaian besi beton diameter 6 - 8 mm, ada juga

yang tidak.

Pondasi beton Tapak adalah sebagai alas tumpuan kolom yang mempunyai jarak bentang

diatas 4 m atau digunakan untuk menahan beban yang berat yang akan diletakkan dilantai

atas. 

Page 31: Pengeras Lantai Beton

Maksud dari uraian diatas adalah untuk mempermudah mengetahui jenis-jenis pekerjaan

beton bertulang yang akan digunakan dalam pembangunan.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  03 .56   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

Pekerjaan pemasangan dinding dilakukan pada saat Sloof beton sudah terpasang dan

rangka besi beton bertulang kolom sudah berdiri siap cor.

Pemasangan dinding terdiri dari beberapa bahan material yaitu :

Bata merah biasa

Bata merah press

Bataco

Bata Hebel 

Gypsum board

Masing-masing bahan material dinding mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan tergantung dari biaya/anggaran yang tersedia.

Cara yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan dinidng adalah :

Page 32: Pengeras Lantai Beton

Pemasangan dilakukan dengan cara dari kolom beton sebelah kiri ke kolom beton disebelah

kanan.

Sebelum dipasang bata merah disiram dulu dengan air agar adukan semen dapat lebih

lengket dengan bata.

Gunakankan bata merah yang masih utuh, karena bata merah biasa umumnya mudah

patah.

Untuk menghemat gunakan bata merah yang patah untuk dipasang didekat kolom beton. 

Perhatikan pemasangan bata berada di As Sloof beton atau balok beton.

Secara bertahap pada ketinggian pemasangan bata mencapai satu meter, kolom beton

dikanan-kiri pasangan bata supaya dilakukan pekerjaan pengecoran, agar pasangan dinding

tidak roboh.

Umumnya lebar bata merah biasa tidak sama, pasanglah dengan rata permukaan pasangan

bata bagian dalam rumah.

Apabila cuaca sangat panas, sebaiknya pasangan bata merah yang sudah terpasang

dilakukan penyiraman menggunakan air dengan merata, untuk menghindari terjadinya

keretakan pada pasangan bata dan adukan semen dapat lengket dengan baik.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  03 .55   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Kolom dan Beton Bertulang

Sebelum kita mulai membahas, perlu diketahui fungsi dan tugas masing-masing dari Kolom

dan Balok Beton didalam sebuah bangunan rumah.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan diatas pondasi dengan

posisi tegak/vertikal. Kolom berfungsi disamping sebagai pengikat pasangan dindng bata

Page 33: Pengeras Lantai Beton

juga berfungsi sebagai penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh

pondasi.

Ring balok beton bertulang yang terletak di atas pasangan bata.Berfungsi sebagai tumpuan

konstruksi atap dan pengikat pasangan bata bagian atas agar pasangan bata tidak runtuh.

Balok beton bertulang merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai

dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal

bangunan yang akan menerima beban-beban diatasnya.

Didalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam

pelaksanaannya, karena bagian ini adalah bagian penumpu utama bangunan rumah diatas

permukaan tanah.

Apabila ada yang terlewatkan maka bisa terjadi dinding rumah akan retak atau atap

penutup rumah akan turun sampai bisa terjadi rumah akan rubuh.

Pada saat pekerjaan dilaksanakan perlu diperhatikan adalah :

Dimensi/ diameter besi beton yang digunakan sudah sesuai gambar.

Cek dan lakukan pemeriksaan dimensi/ukuran sudah sesuai denga gambar lapangan. 

Pada titik pertemuan atau sambungan sudah dilakukan dengan benar (syarat menyambung

struktur)

Perhatikan ikatan kawat antara besi beton dan ring besi beton sudah terikat dengan kuat.

Pemasangan begisting (cetakan beton) tidak ada celah atau lobang, sehingga pada saat

Page 34: Pengeras Lantai Beton

pengecoran beton tidak terjadi kebocoran.

Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada tumpahan

minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton dapat melekat dengan

baik.

Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting) sudah terisi

dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan

beton.

Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat pengecoran

begisting tidak melengkung/turun.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  03 .54   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

S E L A S A , 0 2 M A R E T 2 0 1 0

Pekerjaan Beton Bertulang

Pada bagian Pekerjaan Beton Bertulang terdapat beberapa tahapan pelaksanaan.

Besaran dari ukuran/dimensi beton disesuaikan dengan luas bangunan yang

direncanakan.Didalam uraian ini tidak membahas masalah besaran ukuran/dimensi dari

Pekerjaan Beton Bertulang.Karena setiap desain rumah mempunyai dimensi/ukuran beton

bertulang yang berbeda.

Setelah Pekerjaan Pondasi selesai dikerjakan dan sudah dilakukan pengurugan kembali

tanah bekas galian, maka kita akan memulai Pekerjaan Beton Bertulang.

A. Pekerjaan Sloof dan Kolom Beton

Page 35: Pengeras Lantai Beton

Tahapan Pekerjaan :

Untuk melaksanakan proses Pekerjaan Sloof beton dapat dilakukan secara estafet

dengan proses pelaksanaan pekerjaan Pondasi.

Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan

pemotongan besi beton dan Cetakan Beton Sloof (Begisting) dari papan kayu yang

murah ukuran 2/20 atau multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan

Kolom beton yang direncanakan.

Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai

dilaksanakan pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof

Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton.

Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton

dan kolom beton bisa dimulai.

Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan

pondasi.

Page 36: Pengeras Lantai Beton

Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang

sloof.

Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa

mulai dilakukan pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom.

Tahap selanjutnya bisa dimulai pengecoran adukan beton untuk Sloof.

Sedangkan untuk pengecoran kolom, dilakukan secara bertahap bersamaan dengan

pemasangan dinding batu bata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 6 mm sudah terkait dengan kuat

pada pondasi batu kali.

Page 37: Pengeras Lantai Beton

Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk

menentukan ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi.

Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang

dibuat maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar

kerja lapangan.

Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi

rangkaian besi beton sudah terpasang tegak lurus atau siku.

Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof

beton (begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada

rongga).

kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof.

Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor

apapun, dan tidak boleh ada tumpahan minyak.

Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar

kering.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  21 .07   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Pondasi

Pondasi adalah alas sebuah rumah atau bangunan. Kekuatan bangunan rumah salah

satunya ditentukan oleh kekuatan pondasi. Dengan pondasi, kestabilan suatu bangunan

terhadap beban dan gaya-gaya (baik luar maupun dalam, baik vertikal, horizontal maupun

Page 38: Pengeras Lantai Beton

momen puntir) dapat ditahan.

Secara umum, terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Pondasi dangkal digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar.

Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya

yang berada di atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal ialah pondasi

batu kali setempat, pondasi lajur batu kali, pondasi tapak/pelat setempat (beton), pondasi

lajur beton, pondasi strouspile dan pondasi tiang pancang kayu.

Sedangkan pondasi dalam ialah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang

lembek. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak

antarkolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalamnya antara lain pondasi

tiang pancang (beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain.Dalam

pemahasan berikut ini kita akan membahas Pondasi dangkal.Pada awal penentuan akan

dimulainya Pekerjaan pembuatan Pondasi, perlu mendapatkan perhatian KHUSUS. karena

kalau ini tidak menjadi perhatian khusus, maka kelancaran proses pembangunan

selanjutnya akan banyak mengalami permasalahan didalam pelaksanaan pekerjaan lainnya.

Setelah pekerjaan pemasangan Bouwplank selesai, pekerjaan galian Pondasi dapat

dilaksanakan.Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah tentukan bagian batas tanah

dan buatlah garis siku terhadap tanah sebagai patokan awal pekerjaan pondasi.Perlu

diingat, patokan untuk sikuan bangunan hanya bisa ditentukan pada satu sisi batas tanah

saja (kecuali rumah yang dibuat dengan gambar desain khusus).Dan Patokan sikuan ini agar

selalu digunakan sebagai acuan proses pekerjaan selanjutnya.Mohon diperhatikan "TEGAK

LURUS ATAU SIKU DARI SETIAP PENGUKURAN" , jangan sampai salah

Pekerjaan Pondasi Batu Kali

Sebelum Pondasi dibuat :

Lakukan pengecekan sekali lagi ukuran pemasangan Bouwplank terhadap bentuk

rencana bangunan terhadap ukuran tanah.

Page 39: Pengeras Lantai Beton

Pastikan bahwa permukaaan bagian atas papan Bouwplank adalah ketinggian level

lantai didalam rumah, atau bisa juga ditentukan lebih rendah beberapa centimeter

dari level permukaan lantai dalam rumah.

Tentukan garis batas sikuan sebagai acuan selanjutnya, sudah dibuat berdasarkan

posisi yang terbaik terhadap kondisi bentuk tanah (hati-hati terhadap bentuk tanah

yang tidak kotak persegi).

Buatlah dengan cat minyak titik-titik batas arah pondasi sesuai Gambar Kerja

Lapangan pada papan Bouwplank, dan pasanglah paku 5 cm diatas papan

Bouwplank.

Selanjutnya tariklah benang dan ikatkan pada paku sesuai dengan titik-titik batas

arah pondasi.

Periksa sekali lagi bahwa tarikan benang sudah sesuai dengan arah dari setiap

pondasi dan sudah tegak lurus atau siku.

Proses Pekerjaan Pondasi Batu Kali :

Mulailah pekerjaan galian tanah dengan ukuran kedalaman dan lebar sesuai dengan

Gambar Lapangan.

Setelah galian tanah selesai, siramlah seluruh permukaan dasar galian tanah dengan

obat Anti Rayap.

Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10 cm (atau yang

disarankan).

Pasanglah terlebih dahulu Batu Kali bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas

pasir urug.

Pasanglah pondasi Batu Kali Belah dengan adukan semen campuran 1 : 5 (Semen

dan Pasir), besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.

Pada posisi 20 cm bagian atas pasangan batu kali belah, sebaiknya dilakukan dengan

campuran semen kedap air 1 : 3, untuk menghindari terjadinya rembesan air tanah

terhadap pasangan dinding diatas dekat pndasi.

Demikian pula pada posisi 20 cm dari bagian atas pasangan pondasi batu kali belah,

diberi stek dari besi beton diameter 6 mm pada jarak setiap 1 meter, gunanya untuk

mengikat pasangan Sloof beton diatas pondasi agar menyatu (tidak bergeser).

Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan

pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata (water pas)

Page 40: Pengeras Lantai Beton

Setelah pasangan Pondasi Batu Kali selesai, sebelum diurug kembali dengan tanah

bekas galian, bisa dilakukan lagi penyiraman obat Anti rayap pada seluruh

permukaan pondasi batu kali tersebut.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  20 .43   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Pekerjaan Persiapan

Perlu saya jelaskan sedikit perihal pekerjaan apa saja yang termasuk dalam katagori

"Pekerjaan Persiapan" sebelum kita membahasnya satu persatu.

Didalam Pelaksanaan Pembangunan kita membutuhkan Persiapan-persiapan sebelum

pekerjaan dimulai, karena persiapan ini mutlak diperlukan. Kalau kurang satu saja akan

timbul masalah didalam proses perjalanan pembangunannya. Saya menyebutkan dalam

ulasan ini pembangunan rumah dengan istilah Proyek untuk memudahkan didalam

pengertian dan penulisannya.

Pekerjaan Persiapan

Sebelum Pelaksanaan Pembangunan dimulai :

Pertama-tama dipastikan terlebih dahulu bahwa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari

Pemda setempat sudah selesai, dan sudah bisa dipasang papan Plank IMB diproyek.

Gambar Desain Rumah sudah selesai dibuat secara keseluruhan.

Gambar Kerja Lapangan sudah selesai dibuat, siapkan dua copy untuk di proyek.

Sudah menentukan siapa yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan,

langsung dengan Mandor atau memilih dilaksanakan oleh Kontraktor.

Disusun terlebih dahulu Rencana Anggaran Biaya (RAB), untuk mengetahui total

pengeluaran biaya pembangunan rumah, memudahkan pengontrolan pengeluaran

biaya.

Buatlah Jadwal Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah (Time Schedule), untuk

memudahkan pengawasan dari setiap pekerjaa, sehingga setiap pekerjaan dapat

diselesaikan tepat waktu.

Sebagai bahan pertimbangan, terutama kalau sudah diketahui lokasi tanah tersebut

bekas sawah atau rawa, saya sarankan bagi bangunan rumah dua lantai dan

mempunyai bentang/lebar ruang 4 m atau lebih, untuk melakukan "test tanah" di

Page 41: Pengeras Lantai Beton

Laboratorium Tanah terlebih dahulu, sehingga bisa diketahui jenis dan type pondasi

yang akan digunakan, agar dikemudian hari bangunan rumah tidak terjadi penurunan

pondasi (Ambles).

Pekerjaan Pembangunan dimulai :

Pasanglah papan Plank Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sudah di isi no.IMB

diatas tanah bagian depan, dan siapkan foto copy dokumen IMB diproyek, agar

memudahkan Pengawas Lapangan apabila ada petugas dari Pemda datang

memeriksa.

Siapkan dua Set Gambar Kerja Lapangan untuk Pengawas Lapangan dan Mandor.

Meminta Ijin atau melakukan Pemberitahuan kepada RT setempat dan tetangga

disekitar proyek, sehubungan dengan akan dimulainya pembangunan rumah.

Siapkan petugas keamanan untuk menjaga proyek, terutama untuk penjagaan

dimalam hari, untuk menghindari kehilangan bahan material.

Lakukan pembersihan dilokasi proyek (tanah) dari segala barang-barang atau

kotoran lainnya, untuk memudahkan pelaksanaan pengukuran dilapangan.

Buatlah pintu dan pagar sementara mengelilingi tanah proyek.

Perhatikan kekuatan beton diatas saluran dipinggir jalan yang masuk kedalam

Proyek, kalau tidak kuat segera diganti dengan beton yang lebih kuat, agar dapat

menahan beban berat truk bahan material masuk kedalam proyek.

Apabila pembangunan yang akan dilaksanakan diatas tanah kosong, maka buatlah

Bedeng untuk ruang Pengawas Lapangan bekerja dan Gudang Material, Kalau

memungkinkan buatlah tambahan ruangan bagi para pekerja (tukang) yang akan

menginap diproyek (umumnya sebagian tukang akan menginap diproyek untuk

menghemat ongkos transportasi).

Demikian pula buatlah Pompa Air Kerja dan Wc sementara untuk dapat digunakan

pleh para pekerja diproyek

Lakukan pengukuran ulang terhadap ukuran tanah dan disesuaikan dengan ukuran di

SertifikatTanah.

Ukur ketinggian Level permukaan Tanah dengan Level permukaan jalan didepan

proyek, perhatikan selisihnya.

Page 42: Pengeras Lantai Beton

Buatlah satu titik Patokan sebagai dasar atau titik awal untuk memulai membuat

ukuran sesuai rencana bangunan yang akan dibangun dan disesuaikan dengan

ukuran tanah yang ada.

Apabila semua ukuran sudah didapat dan sudah sesuai, maka pekerjaan bisa dimulai

dengan pemasangan Bouwplank.

Setelah Bouwplank terpasang, maka bisa mulai ke proses Pekerjaan Pondasi.

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  20 .24   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Tata Cara dan Tahapan Bangun Rumah

Didalam membangun rumah diperlukan kehati-hatian, karena apabila mulai dari "Pekerjaan

Persiapan" ada tahapan yang terlupakan/terlewatkan, maka dampaknya akan bisa

menghadapi masalah/ problem dilapangan.

Oleh karena semakin banyaknya keiinginan dari pemilik rumah untuk mengetahui

bagaimana proses, Tata Cara dan Tahapan Bangun Rumah, maka dalam kali ini akan kita

bahas Tata Cara dan Tahapan pembangunan rumah mulai dari Pekerjaan Persiapan sampai

dengan Rumah itu dapat ditempati.

Tata Cara dan Tahapan ini akan dibuat secara bertahap, agar nantinya didalam pelaksanaan

pembangunan rumah pemilik rumah dapat mengikuti proses pelaksanaannya tahap demi

tahap. Tata Cara dan Tahapan ini disusun tanpa ada kaitannya dengan desain rumah

Tinggal tertentu, Tata Cara dan Tahapan ini dapat digunakan untuk seluruh jenis Desain

Rumah Tinggal.

Tahapan-tahapan meliputi :

A. Pekerjaan Sipil

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Struktur Beton

Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

Pekerjaan Rangka Atap

Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor

Page 43: Pengeras Lantai Beton

Pekerjaan InstalasiListrik

Pekerjaan Plafond Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

B. Pekerjaan Finishing

Pekerjaan Pemasangan Material Lantai / Dinding

Pekerjaan Politur / Melamik / Duco

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung

Pekerjaan Pemasangan Sanitary

Pekerjaan Fixture Lampu dan Sakelar-Stop Kontak

Pekerjaan Pagar Depan dan Pintu masuk

Pekerjaan Carport dan Jalan Masuk

C. Pekerjaan Serah Terima

Pekerjaan Serah Terima Pertama

Masa Garansi

Serah Terima Kedua

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  20 .19   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Teknik Sipil

saya memulai karir pada saat ini.

karir saya insyaalloh dalam teknik sipil.

karena pada saat ini saya masih kuliah di jurusan teknik sipil UPI angkatan 2009.

semoga dengan permulaan ini bisa membawa karir saya lebih baik ke depanya,tetap

eksis,dan bermanfaat bagi kita semua,serta khususnya untuk saya sendiri demi tercapainya

ridho Alloh SWT yang kelak akan dipertanggung jawabkan di hari pembalasan. Amin

DIPOSKAN OLEH  G IAN  D I  19 .55   0 KOMENTAR     L INK KE POST ING IN I

Page 44: Pengeras Lantai Beton

PELAKSANAAN LAPANGAN PENGERJAAN STRUKTUR BAWAH ALFA PURI KEMBANGAN

4.1 Pengerjaan Tanah dan Pembersihan Lahan

       

Tanah tempat Alfa Puri Kembangan merupakan tanah kosong milik PT Alfa Retailindo Tbk. yang

berada di dalam area perumahan Puri Indah. Ketika PT Metraya Pratama hendak melakukan

pembersihan lahan dan pekerjaan tanah, walaupun sudah terdapat pondasi tiang pancang jenis

mini pile, namun sebagian besar area lokasi masih berbentuk tanah kosong di mana masih

terdapat banyak ilalang dan rumput.

       

Pembersihan dilakukan dengan pemotongan rumput dan ilalang, yang sebelumnya diberikan

obat pembasmi serangga terlebih dahulu. Pemberian obat pembasmi serangga tersebut

dilakukan supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh serangga,

mengingat tanah tersebut merupakan tanah kosong yang tidak pernah dilalui dan terdapat

banyak sekali serangga. Hal ini dapat menyulitkan pengerjaan apabila serangga tidak terlebih

dahulu dibersihkan dengan obat pembasmi serangga.

       

Setelah mengadakan pemotongan rumput, maka surveyor bertugas membuat pemetaan

lapangan, sesuai dengan gambar konstruksi yang diberikan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri.

Dalam pemetaan tersebut ada 2 macam pemetaan yang dilakukan, yaitu :

1. Pemetaan dan elevasi struktur bangunan yang dikoordinir oleh PT Metraya Pratama.

2. Pemetaan dan elevasi jalan di dalam lokasi Alfa Puri Kembangan yang dikoordinir oleh PT Mitra

Agung Delta Perkasa sebagai sub-kontraktor pengerjaan tanah dan jalan.

Dalam menentukan elevasi, maka dibuatkah suatu patokan elvasi berupa bench mark dan

bouplank. Selain menggunakan kedua hal tersebut, patokan elevasi juga dibuat secara permanen

yang dalam proyek Alfa Puri Kembangan ini, elevasi dibuat di bawah bedeng gudang (lihat

gambar foto elevasi di bawah ini.

Kemudian dilakukan pengupasan tanah oleh PT Mitra Agung Delta Perkasa dengan alat berat

yang disebut excavator atau yang secara awam lebih dikenal dengan nama “Back hoe”. Alat ini

berbentuk sebuah kendaraan berpenggerak rantai baja yang digerakkan oleh roda baja yang

lebih dikenal dengan sebutan trek. Kendaraan tersebut mempunyai lengan mekanis, yang dapat

digerakkan. Lengan tersebut terbagi 2, yaitu swing dan arm, di mana dengan kedua bagian

tersebut, lengan backhoe dapat di lipat dan direntangkan. Selain itu,  terdapat juga penggerak

Page 45: Pengeras Lantai Beton

untuk menggerakkan bucket agar bucket dapat mengangkat dan melepaskan tanah. Prinsip kerja

tersebut mirip dengan lengan manusia.

4.2 Pengerjaan Pondasi

       

Pada lokasi proyek Alfa Puri Kembangan sudah terdapat tiang pancang yang dipancang oleh

kontraktor lain yang memenangkan tender pemancangan pondasi tiang pancang. Tiang pancang

yang dipakai adalah jenis mini pile dengan luasan alas berbentuk segitiga yang sedianya akan

dicor pile cap dia atas pondasi tiang pancang tersebut yang berfungsi sebagai pengikat pondasi.

(gambar shop drawing PT Metraya Pratama no.S-03 sampai no.S-09, gambar konstruksi PT

Perkasa Internusa Mandiri no.PK/S-02, judul : “Denah Pondasi”, no.PK/S-25, judul “Detail

Pondasi”, no.PK/S-26, judul “Detail Pondasi”)

       

Namun ada suatu kendala besar yang terjadi dalam pengerjaan tanah. Pada awal

direncanakannya Alfa Puri Kembangan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri, Alfa Puri Kembangan

dirancang dengan tidak menggunakan basement, sehingga, walaupun diketahui bahwa dalam

data penelitian tanah bahwa lapisan tanah cadas berada 2.50 -3.00 meter, pada awalnya PT

Perkasa Internusa Mandiri memutuskan untuk tetap menggunakan pondasi tiang pancang jenis

mini pile. Pemancangan tersebut dilakukan oleh perusahaan konstruksi lain yang

mengkhususkan diri dalam pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang. 

       

Namun pada saat diadakannya tender untuk pengerjaan struktur yang dimenangkan oleh PT

Metraya Pratama, PT Alfa Retailindo Tbk. melalui PT Perkasa Internusa Mandiri mengadakan

revisi rencana dengan adanya basement yang sedianya digunakan sebagai tempat parkir dengan

ketinggian 3 meter (diukur dari as pelat lantai 1). Terlebih kendala tersebut diperbesar dengan

adanya perbedaan asumsi, di mana penyelidikan tanah dimaksudkan pada acuan as jalan,

sedangkan PT Perkasa Internusa Mandiri mengintepretasikan pada ketinggian acuan tanah asli,

yang posisinya lebih rendah dari as jalan.

       

Dengan demikian terjadi masalah, di mana pondasi tiang pancang jenis mini pile yang telah

dipancang oleh kontraktor lain tersebut tidak dapat digunakan setelah dilakukan penggalian

tanah untuk membuat pile cap sebagai pengikat pondasi tiang pancang. Hal ini disebabkan

karena tiang pancang yang digunakan hanya dapat menancap ke dalam tanah sekitar 3,5 meter

dari permukaan tanah asli ke dalam tanah, yang walaupun pelaksanaan pemancangan telah

dipaksakan lebih dalam. Bahkan ada beberapa mini pile yang dipancang oleh PT Metraya

Page 46: Pengeras Lantai Beton

Pratama mengalami kerusakan dan kehancuran karena tidak kuat menembus lapisan tanah

cadas yang berada pada kedalaman hanya sekitar beberapa meter dari permukaan tanah. Hal

tersebut menyebabkan posisi tiang pancang berada pada  pile cap bagian atas, yang seharusnya

pile cap tersebut menjadi pengikat pondasi tiang pancang bagian atas. Hal tersebut dapat dilihat

dalam gambar 4.3. di bawah ini  (gambar shop drawing PT Metraya Pratama no.S-01A, judul :

“Aturan Umum Elevasi”).

       

Setelah diadakan penggalian untuk pembuatan pile cap, tiang pancang yang berada pada lokasi

penggalian tidak dapat mempertahankan posisinya karena sama sekali tidak tertancap ke dalam

tanah sebagaimana semestinya. Hal tersebut mengakibatkan tiang pancang tersebut dapat

dirubuhkan hanya oleh tenaga manusia, sehingga rekayasa kedalaman posisi tiang pancang

tidak dapat dimungkinkan. Dan lebih dari itu, pondasi tiang pancang jenis mini pile yang telah

dipancangkan tersebut sama sekali tidak dapat digunakan.

       

Untuk menyiasati hal tersebut, maka digunakan dinding penahan tanah sementara yang dibuat

dari bambu untuk menahan tanah yang telah dikupas alat berat dalam pelaksanaan pengerjaan

pondasi.

       

Untuk pembuatan pondasi telapak setempat (pile cap), tanah harus digali berbentuk persegi

panjang prismatik. Kemudian pada tanah yang telah digali dilakukan pemadatan dengan

menggunakan stamper. Setelah pemadatan dilakukan, maka dilakukan pembuatan lantai kerja.

Sebelum melakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dasar tanah galian dilapisi dengan

pasir setebal 100 mm yang disemprotkan dengan cairan anti rayap untuk mencegah

berkembang biaknya rayap di bawah struktur gedung. Kemudian, di atas urugan pasir tersebut

dibuat lantai kerja yang terbuat dari adukan pasir dengan semen setebal 50 mm. Agar lantai

kerja menjadi rata, terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (beton decking) dalam beberapa baris

dengan ketebalan yang sama, dan kemudian diratakan.

       

Setelah itu, dilakukan pembuatan bekisting untuk pondasi. Bekisting tersebut terbuat dari

pasangan bata merah sampai seluruh dinding tanah galian tertutup. Setelah pemasangan bata

kemudian dilakukan pemasangan tulangan. 

       

Page 47: Pengeras Lantai Beton

Ada dua jenis penulangan yang dipakai. Untuk tulangan atas dipakai jenis tulangan besi ulir

berdiameter 13 mm dengan jarak antara tulangan adalah 15 cm yang dipasang ke arah x dan y.

Untuk tulangan bawah, tulangan yang dipakai adalah besi ulir berdiameter 19 mm dengan jarak

antara 15 cm, dipasang pada arah x dan y. Untuk penyambungan antara tulangan atas dengan

tulangan bawah dipakai tulangan pinggul dengan jenis tulangan besi ulir berdiameter 13 mm.

Lihat gambar shop drawing PT Metraya Pratama no. - , judul : “Pekerjaan Tambah : Perubahan

Dimensi Pile Cap” dan gambar no.S-17, judul : “Det. Pile Cap & Kolom”.

       

Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dipasangkan tulangan kolom yang ujung

bawahnya ditekuk (baca : diangkurkan) ke dalam pondasi. Tulangan kolom yang dipasangkan

hanya berupa tulangan utama, di mana pemasangan sengkang hanya menjaga agar dimensi

kolom yang dibentuk dari posisi dan jarak antara tulangan kolom tidak berubah. Penyetelan

sengkang pada tulangan kolom dilakukan kemudian pada sesi penulangan kolom. 

       

Untuk lebih jelas mengenai bentuk dan posisi dari masing-masing tulangan utama dan tulangan

bagi pada penulangan pondasi type Foot Plate, yang merupakan pembesaran dimensi dari pile

cap, dapat di lihat dalam gambar 4.8. Gambar tersebut juga memperlihatkan dalam kenyataan

bentuk angkur tulangan kolom bangunan di dalam pondasi telapak setempat (Foot Plate).

       

Pengecoran pondasi dilakukan dengan menggunakan beton yang dipesan dari ready mix dengan

pengerjaan dengan menggunakan pompa beton maupun dengan menggunakan saluran buatan

saja, tergantung dari posisi pondasi di lapangan. Apabila posisi sulit dijangkau oleh mobil molen,

maka diperlukan pompa beton untuk dapat melakukan pengecoran pondasi. Pengecoran

dilakukan sesuai standar prosedur yang ditetapkan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri yang

tertuang di dalam dokumen tender Proyek Alfa Puri bagian Spesifikasi Teknis Bab I tentang

Pekerjaan Beton Sub-Bab 1.9.5. tentang Beton Siap Campur (Ready Mix Concrete), 1.10. tentang

Pembuatan Beton di Lapangan, 1.12. tentang Pengecoran Beton, 1.13. tentang Pemadatan

Beton, 1.14. tentang Sambungan Pengecoran dan 1.16. tentang Pengujian Beton.

       

Setelah melakukan pengecoran, maka bagian atas pondasi kemudian diratakan dengan trowell

secara manual memakai tenaga manusia. Trowell dilakukan agar permukaan coran rata dan

halus. Lama pengeringan beton untuk pondasi adalah  14 hari yang kemudian setelah kering

pondasi tersebut kembali ditimbun dengan tanah.

Page 48: Pengeras Lantai Beton

4.3 Pengerjaan Sloof (Tie Beam)

       

Sloof atau disebut juga tie beam merupakan balok yang terbuat dari coran beton yang berada di

atas pondasi di dalam tanah. Sloof berfungsi sebagai pengikat (bracing) pada dasar bangunan.

Sloof merupakan balok dasar yang dimensinya adalah 40 x 20 cm (lihat gambar kerja PT. Perkasa

Internusa Mandiri no.PK/S-13 sampai dengan no.PK/S-24 dan gambar no.PK/S-27, judul : “Daftar

Balok Lantai Basement dan Lantai Satu”). 

       

Dalam pengerjaannya, bekisting untuk sloof dapat dipakai pasangan bata merah, seperti yang

dilakukan untuk sebagian bekisting sloof yang terdapat pada proyek Alfa Puri Kembangan ini.

Namun, berdasarkan beberapa pertimbangan, yang terutama merajuk pada faktor efisiensi

harga, pembuatan bekisting pasangan bata merah untuk sloof dirasakan terlalu mahal dan tidak

efisien. Pada akhirnya, berdasarkan persetujuan direksi PT Perkasa Internusa Mandiri, pihak

pimpinan proyek PT Metraya Pratama memutuskan untuk mengganti bekisting sloof dari

pasangan bata merah dengan bekisting yang terbuat dari kayu.

       

Adapun  pengerjaan sloof adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah pengerjaan penggalian. Penggalian tanah untuk sloof (tie beam)

pada tanah urugan yang menutupi pondasi. Penggalian dilakukan dengan arah antar pondasi

yang melalui tulangan kolom yang mencuat dari dalam tanah. Untuk keperluan pelurusan akan

pengerjaan sloof, maka diperlukan pengerjaan lot dengan benang yang dipasang berdasarkan

hasil survey dengan menggunakan alat theodolite  dan water pass.

2. Langkah kedua adalah pemasangan tulangan. Pemasangan tulangan mengikuti ketentuan

pada gambar yang diberikan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri yaitu gambar kerja no.PK/S-27

dengan judul : “Daftar Balok Lantai Basement dan Lantai Satu” dan gambar kerja (shop drawing)

PT Metraya Pratama no.SI-02 sampai no.SI-10a tentang penulangan tie beam. Adapun langkah

langkah penulangan adalah sebagai berikut :

* Dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi sesuai ukuran pada gambar kerja PT. Metraya

Pratama no.SI-06, no.SI-06-1, no.SI-06-2, no.SI-08, no. SI-08-1, no.SI-09, no.SI-09-1, no.SI-10 dan

gambar no.SI-10-1. Pada gambar kerja tersebut memuat seluruh informasi mengenai cara

pemotongan besi tulangan serta ukurannya, di mana gambar no.SI-08 sampai no.SI-10-1 adalah

gambar yang memuat informasi rekapitulasi cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan

dengan memperlihatkan bentuk pembesian. Sedangkan gambar no.SI-06 sampai gambar no.SI-

Page 49: Pengeras Lantai Beton

06-2 adalah gambar yang memuat informasi mengenai banyaknya besi yang akan dipotong

berdasarkan ukuran yang diberikan pada gambar SI-08 sampai SI-10-1. Pemotongan dan

pembengkokan besi tulangan disebut dengan fabrikasi tulangan dan dilakukan di lokasi proyek

Alfa Puri Kembangan. Besi tulangan yang sudah melalui proses fabrikasi kemudian disimpan

pada tempat tertentu untuk kemudian dipasangkan pada tempat galian.

* Setelah tempat galian siap, kemudian besi tulangan utama dipasangkan. Pemasangan besi

tulangan utama tersebut harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja PT Metraya Pratama

no.SI-02 sampai gambar no.SI-05-1 yang memuat informasi penulangan pada tiap as bangunan.

Pada pemasangan besi tulangan utama, besi tulangan terbatas dengan batas terpanjang adalah

12 meter. Dengan demikian perlu dilakukan sambungan antar besi tulangan. Cara

penyambungan besi tulangan adalah menggunakan kawat pengikat yang disebut kawat bendrat

dengan memakai cara penyaluran (overlaping). Panjang penyaluran tersebut telah ditentukan

yaitu seperempat bentangan atau 40 D (40 kali besar diameter batang besi tulangan). Gambar di

bawah ini memperlihatkan pemasangan penyaluran.

* Dalam pemasangan tulangan, apabila melalui tulangan kolom, maka besi tulangan sloof harus

dimasukkan melalui antara besi tulangan kolom. Untuk dapat tulangan kolom menahan besi

tulangan sloof, maka dipasangkan tulangan sengkang pada tulangan kolom tepat di atas

tulangan sloof dan langsung dilakukan penyetelan pada tulangan sengkang kolom tersebut.

* Kemudian dilakukan pemasangan dan penyetelan tulangan sengkang pada tulangan sloof. Besi

tulangan sengkang sebelumnya dimasukkan terlebih dahulu sebelum penulangan utama sloof

selesai dikerjakan. Setelah penulangan utama sloof selesai dilakukan, maka tulangan sengkang

yang telah dimasukkan dengan segera dilakukan penyetelan. Peyetelan tulangan sengkang

adalah mengatur jarak antara tulangan sengkang, yang setelah pasti, tulangan sengkang

diikatkan kepada tulangan utama dengan kawat pengikat. Jarak antara tulangan sengkang tidak

tetap, di mana pada tengah bentang, tulangan sengkang disusun lebih rapat, sedangkan jarak

antara terenggang adalah pada posisi seperempat bentang. Hal ini disebabkan karena pengaruh

momen yang dipikul oleh sloof sebagai balok dasar (tie beam) bangunan yang sifatnya hampir

sama dengan balok pada struktur atas, di mana dengan kondisi tumpuan jepit, momen terbesar

terjadi di tengah bentang, sedangkan momen minimum yang besarnya adalah nol terletak pada

seperempat bentang dari tumpuan.

3. Langkah ketiga adalah pemasangan bekisting. Berikut ini adalah langkah-langkah pemasangan

bekisting untuk sloof (tie beam) :

* Pada dasar galian yang sudah diratakan diberikan lantai kerja yang terdiri dari urugan pasir

untuk kerataan yang kemudian diberikan plesteran mortar yang merupakan campuran pasir

Page 50: Pengeras Lantai Beton

dengan Semen Portland. Lantai kerja dibuat dengan tujuan selain kerataan, juga untuk

menghindarkan tercampurnya adukan beton dengan tanah sewaktu dilakukannya pengecoran.

* Kemudian dipasang bekisting di sepanjang dinidng galian sloof. Bekisting dapat terdiri dari satu

lapis pasangan bata merah yang dalam pengerjaannya dibantu dengan lot dari benang, atau

dapat terbuat dari papan multipleks yang diberi tulangan dari kayu kaso. Baik pembuatan

bekisting yang memakai pasangan bata merah maupun yang terbuat dari papan multipleks perlu

diingat, bahwa dimensi sloof (tie beam) tidak berubah dan harus mengikuti ketentuan gambar.

Hal ini mempengaruhi besarnya dimensi galian yang dilaksanakan. Tinggi bekisting tersebut

harus mengikuti kedalaman galian yang merupakan tinggi dari sloof tersebut.

* Sebelum bekisting dipasangkan, terlebih dahulu dipasangkan beton decking pada tulangan

dengan cara diikat. Beton decking adalah coran semen berbentuk silinder yang digunakan untuk

menentukan selimut beton. Pembuatan beton decking dilaksanakan di lokasi proyek. Dalam

pemasangannya, beton decking lebih banyak ditempatkan di bagian atas dan bawah

penulangan, di mana bagian atas penulangan merupakan sisi yang tidak tertutup bekisting,

sedangkan bagian bawah pada pengerjaan sloof hanya dilapisi lantai kerja, sehingga beton

decking sangat menentukan tinggi posisi penulangan dari lantai kerja.

4. Langkah keempat adalah pengecoran sloof atau tie beam. Pengecoran dilakukan dengan

memesan dari Ready Mix Concrete yang dalam hal ini adalah Betamix. Pengecoran dilakukan

dengan pompa beton, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke bak penampung

yang berada pada mobil pompa beton, yang selanjutnya dialirkan oleh pompa melalui selang

baja ke lokasi pengecoran. Setelah adukan beton mengisi bekisting, maka perataan dilakukan.

Untuk meratakan komposisi adukan dalam bekisting, digunakan alat vibrator jenis jarum, dan

untuk meratakan sisi atas digunakan pacul dan jidar kayu.

5. Langkah kelima adalah penimbunan kembali tanah setelah sloof mengalami pengeringan dan

pengerasan yang cukup. Bekisting sloof (tie beam) tidak dicabut seperti pada bekisting struktur

atas, namun langsung ditimbun dengan tanah urugan.

4.4 Pengerjaan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

       

Pada dinding tanah yang telah dikupas dan ditahan dengan bambu, akan dibuat suatu dinding

penahan tanah secara permanen. Dinding penahan tanah ini memiliki pondasi tersendiri dan

diikat dengan sloof bersama dengan pondasi telapak setempat. Pada pengerjaannya, pondasi

dinding penahan tanah hampir sama dengan pengerjaan pondasi telapak setempat.

       

Page 51: Pengeras Lantai Beton

Kemudian dibuat tie beam sebagai landasan dinding penahan tanah yang menghubungkan

antara pondasi dinding penahan tanah dengan pondasi bangunan. Cara pembuatan tie beam

pada dinding penahan tanah sama dengan pembuatan tie beam bangunan. Dan selesainya

pembuatan tie beam kemudian dilakukan pembuatan dinding penahan tanah.

       

Pengerjaan dinding penahan tanah terbagi atas beberapa langkan, yang antara lain adalah :

1. Langkah pertama adalah pemasangan penulangan. Penulangan dapat dilihat pada shop

drawing PT Perkasa Internusa Mandiri no.PK/S-31, judul : “Dinding Beton”, shop drawing PT

Metraya Pratama no.SI-26, judul : “Dinding Retaining Wall”, gambar no.SII-09 sampai SII-12-2

mengenai penulangan Retaining Wall. Dalam pemasangan penulangan ini ada beberapa

tahapan, yaitu :

* Dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi sesuai ukuran pada gambar kerja PT Metraya

Pratama no.SII-09, no.SII-09-1, no.SII-09-2, no.SII-10, no.SII-10-1, no.SII-11, no.SII-11-1, no.SII-12,

no.SII-12-1 dan no.SII-12-2. Pada gambar kerja tersebut memuat seluruh informasi mengenai

cara pemotongan besi tulangan serta ukurannya, di mana gambar no.SII-12 sampai no.SII-12-2

dan adalah gambar yang memuat informasi rekapitulasi cara pemotongan dan pembengkokan

besi tulangan dengan memperlihatkan bentuk pembesian. Sedangkan gambar no.SII-09 sampai

gambar no.SII-09-2 adalah gambar yang memuat informasi mengenai banyaknya besi yang akan

dipotong berdasarkan ukuran yang diberikan pada gambar SII-10 sampai SII-12-2. Pemotongan

dan pembengkokan besi tulangan disebut dengan fabrikasi tulangan dan dilakukan di lokasi

proyek Alfa Puri Kembangan. Besi tulangan yang sudah melalui proses fabrikasi kemudian

disimpan pada tempat tertentu untuk kemudian dipasangkan pada tempat galian. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat dalam gambar berikut di bawah ini.

* Setelah fabrikasi tulangan, kemudian besi tulangan utama dipasangkan. Pemasangan besi

tulangan utama tersebut harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja PT Metraya Pratama

no.SII-10 sampai gambar no.SII-11-1 yang memuat informasi penulangan pada tiap as bangunan.

* Kemudian dilakukan pemasangan dan penyetelan tulangan bagi, sehingga bila terlihat secara

pandangan mata (visual), maka tulangan berupa anyaman tulangan besi. Cara penulangan

dengan sistem anyaman ini dilakukan mengingat Retaining Wall merupakan suatu struktur pelat

yang berfungsi menahan gaya desakan tanah ke arah dalam bangunan, yang mana walaupun

besar gaya tersebut tidak merata, namun dapat dianggap sebagai beban merata yang bekerja

statik horisontal.

Page 52: Pengeras Lantai Beton

2. Langkah kedua adalah pemasangan bekisting Retaining Wall. Pemasangan bekisting dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut :

* Bekisting dipasang pada dua sisi yang salah satu sisinya di sepanjang dinidng galian tanah

yang ditahan dengan anyaman bambu. Bekisting terbuat dari papan multipleks yang diberi

tulangan dari kayu kaso dan harus mengikuti ketentuan gambar (gambar modul pengecoran,

shop drawing PT Metraya Pratama no.S-18, judul : “Modul Pengecoran RW”). Mengenai

pemasangan bekisting Retaining Wall dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

* Sebelum bekisting dipasangkan, terlebih dahulu dipasangkan beton decking pada tulangan

dengan cara diikat. Beton decking adalah coran semen berbentuk silinder yang digunakan untuk

menentukan selimut beton. Pembuatan beton decking dilaksanakan di lokasi proyek. Dalam

pemasangannya, beton decking lebih banyak ditempatkan pada sisi penulangan yang

bersinggungan dengan bekisting, sehingga menahan bekisting untuk memberikan jarak yang

sedianya dijadikan selimut beton pada Retaining Wall.

* Kemudian pada bekisting dipasangkan sparator pengikat, yang dimana sparator tersebut

berbentuk sebuah baut berselimut selongsong berbentuk silinder terbuat dari bahan plastik yang

mempunyai pelat penahan pada kedua sisinya yang dikencangkan oleh kedua mur pada pelat

penahan. Pada penempatannya, separator harus diletakkan sedemikian rupa, hingga pelat

penahan dapat menjepit tulangan kaso pada bekisting atau dinding papan multipleks bekisting.

Separator tersebut kemudian dikencangkan hingga mengikat bekisting. Jarak antara separator

telah ditentukan ± 15 – 20 cm. Apabila telah dilaksanakan pengecoran, maka baut sparator

dapat dilepaskan dan hanya selimut sparator yang berbentuk selongsong silinder plastik yang

tertinggal pada coran Retaining Wall.

3. Langkah ketiga adalah pengecoran retaining wall. Pengecoran dilakukan dengan memesan

dari Ready Mix Concrete yang dalam hal ini adalah Adimix. Pengecoran dilakukan dengan pompa

beton, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke bak penampung yang berada pada

mobil pompa beton, yang selanjutnya dialirkan oleh pompa melalui selang baja ke lokasi

pengecoran. Setelah adukan beton mengisi bekisting, maka perataan dilakukan. Untuk

meratakan komposisi adukan dalam bekisting, digunakan alat vibrator jenis jarum, dan untuk

meratakan sisi atas digunakan pacul dan jidar kayu yang mengandalkan tumpuan pada papan

multipleks bagian atas. Oleh karena itu, dalam pemasangan bekisting, diusahakan bagian atas

bekisting yang terbuka harus rata dan dihindari perbedaan kontur permukaan seperti adanya

paku dan lain-lain, karena akan digunakan sebagai patokan jidaran.

4. Langkah keempat adalah pelepasan bekisting setelah coran mengalami pengeringan dan

pengerasan. Sebelum bekisting dilepaskan, terlebih dahulu melepaskan seluruh penahan yang

Page 53: Pengeras Lantai Beton

berupa balok-balok kayu, subpod dan baut sparator. Selongsong plastik sparator dibiarkan

tertanam di dalam retaining wall. Setelah seluruh bekisting dilepaskan, maka selongsong

sparator ditambal dengan adukan mortar untuk menutup celah lubang tersebut.

5. Langkah kelima adalah penimbunan kembali sisi luar retaining wall dengan tanah yang

selanjutnya akan dibuat perkerasan jalan.

4.5 Pengerjaan Pelat Lantai Basement

       

Dalam pengerjaan lantai basement pada Proyek Alfa Puri Kembangan telah terjadi beberapa

perubahan, sehingga menyebabkan kurang efisiennya  pengerjaan lantai. Awal pertamanya,

lantai basement direncanakan berupa jalan dengan perkerasan asphalt. 

       

Namun terdapat kendala besar dalam pengerjaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya

bahwa terjadi perbedaan asumsi, di mana penyelidikan tanah dimaksudkan pada acuan as jalan,

sedangkan PT Perkasa Internusa Mandiri mengintepretasikan pada ketinggian acuan tanah asli,

yang posisinya lebih rendah dari as jalan. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya genangan air

di bawah lantai basement akibat air akibat hujan pada lokasi sekitar bangunan tidak dapat

menyerap ke dalam tanah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 4.14. berikut ini

yaitu gambar shop drawing PT Metraya Pratama, judul : “Potongan Melintang Jalan Tol (Kasus

Hujan  1 Mei 2004”).

       

Berdasarkan kondisi tersebut, PT Perkasa Internusa Mandiri memutuskan untuk mengganti lantai

basement dari perkerasan asphalt dengan pelat coran beton. Hal tersebut menyebabkan pelat

lantai basement tidak terlebih dahulu dibuat sebagai lantai kerja, namun dikerjakan setelah

struktur atas terbentuk.

       

Untuk mengatasi genangan air, maka dipergunakan lapisan lime stone setelah lapisan makadam

sebagai dasar jalan. Lapisan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro secara

keseluruhan dan menggunakan stamper pada lokasi tertentu, seperti lokasi dekat kolom.

       

Langkah-langkah pengerjaan pelat lantai basement adalah sebagai berikut :

Page 54: Pengeras Lantai Beton

1. Dilakukan pekerjaan cut and fill, di mana dilakukan penggalian pada tanah dasar dan

kemudian dilakukan pengurugan kembali yang dilakukan sesuai dengan gambar lapisan (shop

drawing PT Metraya Pratama no.S-23, judul : “Struktur Lantai : Struktur Lantai Beton Area Parkir

Basement”. Pengurugan pertama menggunakan makadam sebagai pondasi pelat lantai

basement yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro dan stamper. Kemudian

dilakukan pengurugan kedua yaitu untuk membentuk lapisan lime stone. Dengan adanya lapisan

lime stone tersebut diharapkan masalah genangan air dapat diatasi dan air tidak dapat masuk ke

bawah lapisan pelat lantai basement. Lapisan lime stone tersebut kemudian dipadatkan kembali

dengan vibo dan stamper. Pengurugan tersebut dilakukan dengan memakai trek shovel.

2. Selanjutnya dilakukan pelapisan abu batu. Maksud dari pelapisan tanah dengan abu batu

adalah :

* Untuk mengisi kekosongan ruang pori-pori kedua lapisan tersebut, yang walaupun telah

dipadatkan, namun masih banyak ruang pori yang kosong.

* Untuk memberikan penambahan ketinggian sampai mencapai ketinggian (level) yang

direncanakan sesuai dengan gambar kerja.

* Untuk memberikan kerataan pada tanah sebagai lapisan dasar pelat lantai.

Setelah pelapisan abu batu dilakukan, maka dilakukan perataan permukaan dengan

menggunakan alat whalles.

3. Permukaan tanah tersebut kemudian dilapisi oleh plastik. Lapisan plastik digunakan supaya

coran beton pada pelat lantai tidak meresap ke dalam tanah dan dapat memberikan hasil yang

maksimal bagi pelat lantai untuk menahan beban kendaraan, sesuai peruntukan lantai basement

yang sedianya dijadikan lokasi parkir.

4. di atas plastik tersebut kemudian dipasang tulangan lantai. Tulangan yang dipakai adalah

tulangan besi ware mesh. Penulangan dilakukan secara setempat sesuai dengan lokasi yang

direncanakan pada modul pengecoran (shop drawing PT Metraya Pratama, judul : “Modul

Pengecoran”). Penulangan tersebut dimaksutkan untuk menahan gaya tarik akibat susut yang

diderita beton pada pelat lantai ketika mengalami pengeringan dan pengerasan, sehingga

keretakan dapat dicegah. Penulangan secara setempat adalah penulangan dilakukan secara

terputus pada suatu lokasi modul tertentu.

5. Kemudian dipasang bekisting sesuai dengan gambar kerja pada tiap modul pengecoran pelat

lantai basement. Pada sisi samping bekisting diberi lubang untuk penempatan pipa PVC yang

ujung pipa disumbat dengan plastik. Penempatan pipa PVC dilakukan untuk memberikan

Page 55: Pengeras Lantai Beton

penempatan bagi tulangan sambung antara satu modul pelat lantai kepada modul pelat lantai

lainnya. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, bahwa tulangan tiap modul terpisah satu

dengan yang lainnya. Karena itu diperlukan tulangan sambungan untuk mencegah keretakan

besar pada sambungan pelat lantai. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 4.16. di

bawah ini mengenai pengerjaan pelat lantai.

6. Selanjutnya adalah pelaksanaan pengecoran. Pengecoran menggunakan Ready Mix Concrate

yang dipesan dari Jayamix dengan menggunakan beton screed K-350. Pengecoran dilakukan

dengan menggunakan ‘pompa kodok’, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke

dalam tempat penampungan yang selanjutnya dialirkan oleh pompa ke permukaan plastik

sampai menutupi tulangan secara merata setebal tinggi bekisting. Dalam pengecoran ini juga

digunakan vibrator jenis jarum sebagai alat penggetar untuk meratakan pengecoran.Setelah

pengecoran dilakukan secara merata, maka dilakukan perataan dengan jidar yang bertumpu

pada tepi bekisting.

7. Setelah coran mengalami pembekuan, selanjutnya adalah meratakan dan menghaluskan

permukaan dengan trowell finish. Trowell dilakukan dengan alat trowell yang digerakkan dengan

motor bensin hingga mengalami pengeringan secara menyeluruh. Hal itu dilakukan sekitar 2

(dua) sampai 3 (tiga) jam.

8. Setelah coran pelat lantai mengalami pengerasan sekitar 3 (tiga) minggu, maka bekisting

modul pelat lantai dilepas. Pada lubang yang dihasilkan oleh pipa PVC dipasang tulangan

sambung berupa besi ulir berdiameter 16 mm.

9. Setelah semua modul dicor sesuai dengan rencana, maka kemudian dilakukan pengecoran

pada modul-modul lainnya.