pengendalian sumur

7
Ada dua cara penutupan sumur yaitu Soft Shut In dan Hard Shut In. The Hard Shut In adalah penutupan sumur dimana annular preventer dengan segera ditutup setelah pompa dimatikan. Sedangkan Soft Shut In adalah proses penutupan sumur dimana choke dibuka terlebih dahulu sebelum penutupan annular preventer. Alasan penggunaan Soft Shut In adalah untuk mencegah adanya tumbukan keras dari fluida formasi yang menghantam preventer karena adanya penutupan yang dilakukan secara tiba-tiba, hal ini disebut sebagai Low Choke Pressure Method yang akan membuat naiknya tekanan pada casing. Sebenarnya metode penutupan secara Soft maupun Hard ini tidak banyak berbeda, keduanya dapat dipakai dan menghasilkan penutupan yang bagus. Efek dari hantaman fluida terhadap peralatan maupun efek negatif lain belum dapat dibuktikan. Penutupan sumur ketika pipa didalam sumur atau pada waktu drilling prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Memberi peringatan pada kru 2. Dengan segera tarik kelly keatas sampai tool joint diatas rotary table 3. Menghentikan putaran Rotary table dan mematikan pompa 4. Memerikasa aliran dari dalam sumur dan bila ada aliran kita lakukan prosedur penutupan sumur yaitu dengan : a) Metode Hard Shut In - Membuka Choke Line Valve - Menutup rangkaian BOP - Memberitahu personel perusahaan

description

perminyakan

Transcript of pengendalian sumur

Page 1: pengendalian sumur

Ada dua cara penutupan sumur yaitu Soft Shut In dan Hard Shut In. The Hard

Shut In adalah penutupan sumur dimana annular preventer dengan segera ditutup setelah

pompa dimatikan. Sedangkan Soft Shut In adalah proses penutupan sumur dimana choke

dibuka terlebih dahulu sebelum penutupan annular preventer. Alasan penggunaan Soft Shut

In adalah untuk mencegah adanya tumbukan keras dari fluida formasi yang menghantam

preventer karena adanya penutupan yang dilakukan secara tiba-tiba, hal ini disebut sebagai

Low Choke Pressure Method yang akan membuat naiknya tekanan pada casing.

Sebenarnya metode penutupan secara Soft maupun Hard ini tidak banyak

berbeda, keduanya dapat dipakai dan menghasilkan penutupan yang bagus. Efek dari

hantaman fluida terhadap peralatan maupun efek negatif lain belum dapat dibuktikan.

Penutupan sumur ketika pipa didalam sumur atau pada waktu drilling

prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Memberi peringatan pada kru

2. Dengan segera tarik kelly keatas sampai tool joint diatas rotary table

3. Menghentikan putaran Rotary table dan mematikan pompa

4. Memerikasa aliran dari dalam sumur dan bila ada aliran kita lakukan prosedur

penutupan sumur yaitu dengan :

a) Metode Hard Shut In

- Membuka Choke Line Valve

- Menutup rangkaian BOP

- Memberitahu personel perusahaan

- Membaca SIDPP dan SICP setiao menit

b) Metode Modifikasi

- Menutup rangkaian BOP

- Membuka Choke Line valve

- Memberitahu personel perusahaan

- Membaca SIDPP dan SICP setiap menit

c) Metode Soft Shut In

- Membuka Choke lIne valve

- Menutup rangkaian BOP

- Menutup Choke dan melihat tekanan casing untuk meyakinkan tidak ada

tekanan yan terjebak.

- Memberitahu personel perusahaan

Page 2: pengendalian sumur

- Membaca SIDP dan SICP setiap menit

Page 3: pengendalian sumur

Circulation Penyebab  lost circulation adalah adanya celah terbuka yang cukup

besar di dalam lubang bor,yang memungkinkan lumpur untuk mengalir kedalam

formasi .Celah tersebut dapat terjadi secara alami dalam formasi yang caver

nous,fracture,fissure,unconsolidated,atau tekanan terlalu besar.Hal ini dapat terjadi jika

pemboran menebus formasi yang memiliki banyak gerowong ataupun rekahan alami dengan

ukuran celah yang sangat besar ,loss Circulation juga bisa karena mud weight di bore hole

melebihi tekanan formasi ataupun melebihi frackture gradient nya, hal ini dapat

menyebabkan drilling fluid masuk ke formasi akibatnya kolam lumpur akan menurun dan

tekanan hidrostatik juga menurun, sehingga tekanan hidrostatik akan mengecil di bawah

tekanan formasi yang akan menyebabkan fluida formasi bisa keluar dan mendorong kolam

lumpur keatas hal ini menyebabkan kick bahkan bisa juga menyebabkan blow out formasi

semacam sering di jumpai pada batuan karbonat atau limestone. Ukuran celah yang besar

menyebabkan di mungkin kannya mengatasi lost circulation ini dengan metode konvesional

seperti penambahan aditif LCM  ataupun cement plug untuk menyumbat celah celah pada

formasi tersebut. 1.    Formasi Natural yang dapat menyebabkan lost  Walau formasi yang

menyebabkan lost circulation tidak di ketahui secara nyata, namun dapat di pastikan bahwa

formasi tersebut mesti berisi lubang pori yang lebih besar dari ukuran partikal lumpur. Hal ini

di tunjukan dalam kasus bahwa phase solid dari lumpur tidak akan masuk ke pori dari

formasi yang terdiri dari clay shale dan sand stone denan permeabilitas normal. a.     Coarse

dan Gravel yang mempunyai variasi permeabilitas  Studi menunjukan bahwa formasi

memerlukan permeabilitas yang besar untuk di masuki lumpur. Permeabilitas yang besar ini

dapat terjadi pada shallow sand dan lapisan gravel. Formasi yang berkonsulidasi dengan baik

dapat menyebabkan keguguran dinding sumur yang membentuk gua – gua, hal ini dapat

terjadi karena adanya tekanan overburden dari berat rig. b.    Breksiasi  Breksiasi terjadi

karena adanya eart stress yang menghasilkan rekahan, rekahan yang terjadi dapat

menyebabkan lost circulation. c.    Covernous atau vugular formation Pada prinsipnya zona

cavernous atau vugular terjadi pada formasi limestone, pada formasi limestone di hasilkan

oleh aliran yang kontinyu dari alami yang menghancurkan bagian dari matriks batuan

menjadi encer dan larut, ketika formasi ini di tembus lumpur akan cepat hilang ke dalam

formasi, volume lumpur yang hilang tergantung pada derajat vugs yang saling berhubungan

sedangkan cavernous dapat terjadi karena pendinginan magma. d.    Cracked dan fracture

Lost circulation juga terjadi jika formasi cracked dan adanya frackture, selain itu juga terjadi

karena depleted zone, depleted sand sangat potensial untuk terjadinya lost, karena jika

Page 4: pengendalian sumur

formasi produktif dalam lapangan yang sama menyebabkan tekanan sub normal akibat

produksi dari sumur sebelumnya, ( sumur pengembangan ). Dalam kasus ini brat lumpur

yang di perlukan untuk mengontrol tekanan formasi yang lebih dangkal mungkin terlalu

tinggi untuk lapisan sand di bawah nya akibat nya lapisan sand menjadi rekah dan akan di

masuki lumpur. 2.     Lost circulation karena tekanan Selain karena adanya formasi natural

yang dapat menyebabkan lost, lost circulation dapat juga terjadi karena kesalahan yang

dilakukan pada saat operasi pemboran yang berkaitan dengan tekanan misal nya : a.   

Memasang intermediet casing pada tempat yang salah jika casing diatas zona transisi antara

zona yang bertekanan normal maka di perlukan lumpur yang berat untuk mengimbangi

tekanan yang abnormal. b.    Pelanggaran down hole pressure antara lain, mengangkat atau

menurunkan pipa yang terlalu cepat, pipe whipping, sloghing shale, peningkatan tekanan

pompa yang terlalu cepat, lumpur yang yang berat. 4.3 Penangulangan Lost Circulation Lost

circulation dapat menimbulkan beberapa masalah dan kerugian misalnya, hilangnya

lumpur,bahaya terjepitnya pipa, formation damage, kehilangan waktu,  tidak di perolehnya

cuttng untuk sample log, gas kick dan penurunan permukaan lumpur yang dapat

menyebabkan blowout pada formasi berikutnya. Beberapa metode yang di lakukan untuk

menanggulangi lost circulation, yaitu : 1.    Mengurangi tekanan pompa Terjadinya lost

circulation dapat di ketahui dari flow sensor, atau berkurangnya lumpur di mud pit. Bila berat

lumpur normal dan tekanan abnormal bukanlah faktor penyebab, langkah utama dan paling

mudah dilakukan adalah mengatur tekanan pompa dan berat lumpur. Tekanan sirkulasi

lumpur berkisar antara 900 Psi sampai 3000 Psi, fungsi dari tekanan ini adalah unutuk

menanggulangi kehilangan tekanan selama pengaliran lumpur. 2.    Mengurai berat lumpur

Salah satu fungsi lumpur pemboran adalah untuk mengimbangi tekanan fomasi, semakin

besar berat lumpur semakin besar diferensial pressure antara kolam lumpur dan formasi,

lumpur yang terlalu berat dapat menyebabkan pecah nya formasi, jadi jika lost yang yang

terjadi cukup kecil maka langkah yang harus di ambil yaitu menurunkan berat lumpur sambil

melanjutkan drilling dan monitoring circulation. 3.    Menaikan viscositas dan gel streng Pada

shalow dept, lost sirculation umumnya di sebabkan oleh formasi yang porous yang terdiri dari

coarse, gravel atau cavernous, peningkatan viscositas dan gel streng akan membantu

memecahkan masalah ini. 4.    Mengurangi tekanan surge lubang bor Tekanan surge di

hasilkan dari penurunan pipa kedalam lubang bor yang terlalu cepat, kondisi ini dapat

memecahkan formasi, untuk itu drill string mesti di turunkan dengan lambat untuk

mengurangi tekanan surge yang dapat memecahkan formasi. 5.    Sealing agent  Bila

beberapa metode di atas gagal ataupun lost yang terjadi cukup besar biasanya di tambah lost

Page 5: pengendalian sumur

circulation material (LCM), yaitu bahan pengurang kehilangan lumpur.   6.    Cement Plug

Penggunaan semen untuk mengatasi hilang lumpur terutama di daerah yang banyak

mengandung gerowong sebagaimana terdapat pada formasi karbonat. 7.    Blind Drilling

Drilling blind adalah pemboran yang dilakukan secara membabi buta dimana sirkulasi

lumpur tidak ada karena semua lumpur hilang ke formasi, drilling blind sangat berbahaya

karena cuting yang tidak terangkat ke permukaan dapat menjepit pipa/ stuck. 8.    Aerated

drilling Aerated drilling mud di lakukan dengan tujuan untuk menurunkan densitas lumpur,

metode ini sangat cocok di terapkan untuk mengatasi lost circulation yang di jumpai pada

formasi cavernous, vugs yang besar, metode ini di lakukan dengan memompa  campuran air

dan udara kedalam lubang. Jumlah air yang di pompa ke dalam lubang dapat di atur sesuai

dengan kebutuhan, setelah daerah vugular di lewati, pipa dapat di set atau aerated drilling

dapat di teruskan. 4.4 Pipe Stuck Jika pada suatu pemboran terjadi kondisi dimana drillpipe

sudah dapat di naikan, diturunkan atau bahkan di putar. Pipe stuck di bagi menjadi 4 situasi,

yaitu ; 1.    Differential sticking yaitu terjadi karena adanya mud cake. 2.    Packing off yaitu

terjadi karena adanya cuting. 3.    Undergauge hole. 4.    Keyseating. 4.5 Faktor Penyebab

Pipe Stuck Pipe stuck disebabkan karena adanya swealing, clay swealing terbentuk karena

mud weight yang terlalu rendah sehingga clay akan mengembang bisa juga karena komposisi

kimawi dari drilling fluid yang tidak sesuai dengan jenis lempungnya sehingga saat clay

mengembang menyebabkan rangkaian pipa bor akan terjepityang di kenal dengan istilah Pipe

Stuck. 4.5.1 Penanggulangan Pipe Stuck 1. Jika karena differential sticking penanggulangan

nya dengan cara menurunkan mud weight bersaan dengan proses sirkulasi. 2. Jika mud

weight kurang maka mud weight harus di tambah atau dengan menggunakan clay inhibitor

yang di sesuaikan dengan jenis clay nya. 3. Dengan cara cabut masuk rangkaian drillstring.

4.6 Hole Pack Off Hole pack off adalah terjepitnya rangkaian pipa pengeboran akibat

runtuhnya dinding lubang bor ataupun sebagai akibat dari adanya perbedaan tekanan antara

tekanan formasi dengan tekanan dari permukaan serta tekanan dari lubang sumur.