PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan...

71
1 PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK DADUNG DENGAN ANALISIS ABC PADA PT. MONDRIAN KLATEN Tugas Akhir Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Program DIII Manajemen Industri Oleh : Annis Rahwijayanti F.3507015 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan...

Page 1: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

1

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK

DADUNG DENGAN ANALISIS ABC PADA

PT. MONDRIAN KLATEN

Tugas Akhir

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya

Program DIII Manajemen Industri

Oleh :

Annis Rahwijayanti

F.3507015

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dengan kondisi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan

dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin

canggih, sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan

terutama disektor industri. Oleh karena itu mengakibatkan perusahaan

harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya agar dapat

bertahan didalam dunia bisnis. Sehingga, menuntut perusahaan untuk

menjalankan strategi-strategi tersendiri dan harus mampu

mengendalikan semua sumber daya dari persediaan bahan baku yang

sangat mendukung dalam pemrosesan suatu barang.

Dalam dunia industri, bahan baku merupakan faktor yang sangat

penting dalam menunjang kelangsungan proses produksi. Sering kali

faktor material menjadi suatu kendala tersendiri dalam pelaksanaan

kegiatan produksi. Maka dari itu, pengendalian persediaan bahan baku

menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga proses produksi

dapat berjalan dengan lancar.

Persediaan merupakan sumber daya yang menggangur (Idle

Resources) yang menunggu proses lebih lanjut, yang dimaksud proses

lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem

manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun

kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga (Nasution,

Page 3: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

3

2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku

akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena

barang tidak dapat didatangkan secara mendadak, dan sebaliknya bila

persediaan bahan baku yang terlalu besar akan menimbulkan biaya

ekstra.

Bahan baku terdiri dari beberapa macam dan mempunyai

karakteristik yang berbeda antara bahan satu dengan bahan lainnya.

Baik dari segi harga per unit bahan, dari segi jumlah unit bahan yang

diperlukan, dan dari segi penyimpanan bahan baku. Apabila

manajemen perusahaan memperlakukan semua bahan baku yang

diperlukan dengan sama rata, maka tindakan tersebut akan merugikan

perusahaan. Hal ini disebabkan karena terdapatnya perbedaan nilai

rupiah dari bahan yang diperlukan serta jumlah unit yang diperlukan

perusahaan. Dalam kenyataannya akan terdapat bahan baku yang

diperlukan dalam jumlah unit yang sangat besar namun mempunyai

nilai rupiah yang kecil, sebaliknya akan terdapat pula sejumlah bahan

baku dalam nilai rupiah yang tinggi walaupun jumlah unit fisiknya tidak

terlalu besar. Dengan demikian harus ada perlakuan yang berbeda

untuk masing-masing bahan baku yang mempunyai karakteristik

berbeda, salah satunya dengan Analisis ABC.

Menurut Render dan Heizer (2005;62) Analisis ABC membagi

persediaan ke dalam tiga golongan berdasarkan pada volume tahunan

dalam jumlah uang. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan

dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa terdapat “sedikit

Page 4: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

4

hal yang penting dan banyak hal yang sepele”. Untuk menentukan

volume rupiah tahunan Analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap

barang persediaan dihitung dikalikan dengan harga per unit.

PT. Mondrian Klaten adalah perusahaan garmen yang bergerak

dalam bidang pembuatan kaos, T-Shirt dan pakaian santai. PT.

Mondrian memiliki 3 brand produk yaitu: Dadung, Be-Gaya, dan

Sekido. Dalam penelitian ini penulis meneliti hanya pada produk

Dadung, yang merupakan salah satu produk yang paling dikenal oleh

masyarakat. PT Mondrian belum menggunakan Analisis ABC untuk

klasifikasi kebijakan pengadaan bahan baku, sehingga penulis ingin

meneliti klasifikasi antara bahan baku yang satu dengan bahan baku

yang lain yang mempunyai harga paling mahal dan harga yang paling

rendah, serta jumlah pemakaiannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul Tugas

Akhir “ PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK

DADUNG DENGAN ANALISIS ABC PADA PT MONDRIAN

KLATEN”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis diharapkan dapat

mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan

ruang lingkup penelitian uraian terbatas dan terarah pada hal-hal yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Page 5: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

5

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya,

maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku yang

dilakukan PT. Mondrian saat ini?

2. Bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku PT.

Mondrian dengan menggunakan Analisis ABC?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang diharapkan bisa dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengelompokan persediaan bahan baku pada PT

Mondrian saat ini.

2. Mengetahui pengelompokan persediaan bahan baku setelah

menggunakan Analisis ABC pada PT Mondrian.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan

Dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi perusahaan

dalam membuat kebijakan yang baru dalam hal pengadaan dan

pengklasifikasian persediaaan bahan baku.

2. Bagi peneliti (penulis)

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

pengendalian bahan baku dengan Analisis ABC pada suatu

perusahaan. Serta menerapkan ilmu yang didapat selama di

bangku kuliah.

Page 6: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

6

3. Bagi pihak lain

Dapat sebagai tambahan referensi bacaan dan informasi

khususnya mahasiswa Manajemen Industri yang sedang

menyusun Tugas Akhir tentang pengelompokan bahan baku

dengan Analisis ABC.

E. METODE PENELITIAN

Untuk melaksanakan penelitian yang ilmiah, metode penelitian

sangat penting artinya. Penelitian akan berhasil dengan baik bila

mendapat data yang obyektif dan teliti dalam pembahasannya,

sehingga dapat melaksanakan teknik-teknik pengumpulan data serta

pengolahan data terlaksana dengan mudah dan lancar. Metode

penelitian ini terdiri dari:

1. Desain penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

desain kasus, dilakukan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”

yang menjadi permasalahan utama peneliti dengan keharusan

membuat metode deskriptif yang digunakan untuk menjawab atau

menganalisis masalah tersebut.

Dalam penelitian ini kasus yang diteliti mengenai persediaan

bahan baku produk Dadung selama Februari 2009 – Februari 2010.

Page 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

7

2. Obyek Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Mondrian di Klaten yang

berlokasi di Jalan KH. Hasyim Ashari No 171 (By Pass), Mojayan,

Klaten, Jateng Telp: (0272) 323181, Fax (0272) 324718, 324727.

3. Jenis Dan Sumber data

a. Data primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan,

berupa informasi dan keterangan yang diperoleh melalui

interview secara langsung dengan staff atau karyawan PT

Mondrian. Misalnya: data jenis bahan baku, kebutuhan bahan

baku dan harga per unit bahan baku.

b. Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh dengan tidak langsung,

baik dari hasil laporan maupun catatan dokumen yang dimiliki

perusahaan. Misalnya: Sejarah berdirinya PT Mondrian, struktur

organisasi, gambaran umum perusahaan dan data tenaga kerja.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan

langsung pada obyek yang diteliti.

b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan menanyakan

langsung kepada pihak- pihak perusahaan yaitu karyawan

perusahaan atau staff PT Mondrian.

Page 8: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

8

c. Studi pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

membaca dan mempelajari buku dan artikel lain yang

membantu dalam memecahkan masalah yang mendasari

penelitian.

5. Analisis Data

Menurut Gaspers (2005;274) terdapat sejumlah prosedur untuk

pengelompokan material-material inventori ke dalam kelas A, B dan

C antara lain:

a. Tentukan volume penggunaan per periode waktu (per tahun)

dari material-material inventori yang ingin diklasifikasikan.

b. Kalikan volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari

setiap material inventori dengan biaya per unitnya, untuk

memperoleh nilai total penggunaan biaya per periode waktu (per

tahun) untuk setiap material inventori.

c. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material

inventori tersebut itu memperoleh nilai total penggunaan biaya

keseluruhan.

d. Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori

itu dengan nilai total penggunaan biaya keseluruhan dari setiap

material inventori itu.

e. Daftarkan material-material itu kedalam rank persentase nilai

total penggunaan biaya dengan urutan menurun dari terbesar

sampai terkecil.

Page 9: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

9

f. Klasifikasikan material-material inventori itu ke dalam kelas A, B

dan C. Dengan kriteria 20% dari jenis material diklasifikasikan

ke dalam kelas A, 30% dari jenis material diklasifikasikan ke

dalam kelas B dan 50% dari jenis material diklasifikasikan ke

dalam kelas C.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar I.1 Kerangka pemikiran

Dari gambar diatas dapat dijelaskan adapun bahan baku

dievaluasi terlebih dahulu dalam data kebutuhan bahan baku

sebelum menggunakan metode yang akan dipakai. Bahan baku

Bahan baku produk Dadung

Evaluasi data kebutuhan bahan baku

Menentukan volume penggunaan bahan baku

Persentase dalam nilai rupiah

Analisis ABC

Klasifikasi persediaan

Kebijakan pengendaliaan persediaan bahan baku

Page 10: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

10

merupakan kebutuhan utama dalam memproduksi suatu barang,

karena tanpa adanya bahan baku perusahaan tidak dapat

memproduksi barang.

Selain kebutuhan bahan baku untuk awal proses produksi akan

berbeda jumlahnya yaitu menentukan volume penggunaan,

persentase dalam nilai uang yang akan menggunakan analisis ABC

dan hasilnya berupa output yang menggunakan kebijakan

pengendalian persediaan bahan baku yang optimal.

Page 11: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Persediaan

1. Definisi Persediaan

Persediaan mempunyai arti yang sangat penting bagi

perusahaan yaitu untuk mempermudah atau memperlancar

jalannya operasi perusahaan yang dilakukan berturut-turut untuk

memproduksi barang dan menyampaikannya kepada konsumen.

Tanpa adanya persediaan, perusahaan pada suatu waktu tidak

dapat menghasilkan barang dan tidak dapat memenuhi permintaan

pelanggan, karena tidak setiap saat bahan baku, bahan setengah

jadi dan bahan jadi selamanya tersedia sehingga pengusaha akan

kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan.

Persediaan adalah sumber daya tertahan yang digunakan untuk

proses lebih lanjut. Sumber daya tertahan ini dimaksudkan untuk

mengatur kegiatan produksi pada sistem manufaktur atau sistem

nonmanufaktur (Purnomo, 2004;96).

Menurut Rangkuti (2002;3) persediaan adalah salah satu unsur

paling aktif dalam operasi perusahaan secara terus-menerus

diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali.

Menurut Nasution (2003;103) persediaan adalah sumber daya

menggangur (Idle Resources) yang menunggu proses lebih lanjut.

Berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan

Page 12: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

12

pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada

sistem rumah tangga.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki untuk diproses

lebih lanjut atau dijual.

2. Fungsi Persediaan

Persediaan berfungsi untuk menghubungkan operasi

perusahaan dengan pembelian bahan baku untuk selanjutnya

diolah untuk dijadikan barang atau jasa yang kemudian diarahkan

pada konsumen. Dengan demikian adanya persediaan

memungkinkan terlaksananya operasi produksi bagi perusahaan.

Menurut Rangkuti (2002;15) ada 3 fungsi persediaan yaitu:

a. Fungsi Decoupling

Persediaan Decoupling yaitu memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung supplier.

Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak

akan sepenuhnya tergantung pada pengadaanya dalam hal

kuantitas dan waktu pengiriman.

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan Economic Lot Sizing yaitu dengan melakukan

pembelian dengan jumlah tertentu perusahaan dapat

melakukan penghematan potongan pembelian, biaya

pengangkutan dan sebagainya.

c. Fungsi Antisipasi

Page 13: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

13

Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan dari data di

masa lalu. Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi

ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan

barang selama periode tertentu, sehingga memerlukan

persediaan ekstra yaitu persediaan pengaman.

Menurut Render dan Heizer (2005;60) fungsi persediaan

adalah:

a. Untuk men-decouple atau memisahkan beragam bagian

produksi. Sebagai contoh: jika pasokan sebuah perusahaan

berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan-persediaan

tambahan untuk men-decouple proses produksi dari pemasok.

b. Untuk men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akan

memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini

umumnya terjadi pada pelanggan eceran.

c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab

pembelian dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya

produksi atau pengiriman barang.

d. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

3. Tujuan Persediaan

Tujuan persediaan sangatlah besar dan persediaanpun dapat

membantu fungsi-fungsi penting yang akan menambah fleksibilitas

Page 14: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

14

operasi perusahaan. Menurut Ishak (2010;164) tujuan diadakannya

persediaan yaitu:

a. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin

sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang

banyak.

b. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini

mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan

menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set

up mesin). Disamping itu juga produk menginginkan

persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang

cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena

kekurangan bahan.

c. Pembelian (purchasing), dalam rangka efisien, juga

menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah

sedikit dari pada pesanan yang kecil dalam jumlah yang

banyak. Pembelian juga ingin ada persediaan sebagai

pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.

d. Keuangan (finance), menginginkan minimisasi semua bentuk

investsi persediaan karena biaya investasi dan efek negative

yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset

perusahaan.

e. Personalia, menginginkan adanya persediaan untuk

mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK

tidak perlu dilakukan.

Page 15: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

15

f. Rekayasa (engineering), menginginkan persediaan minimal

untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa/

engineering.

4. Jenis Persediaan

Menurut Heizer dan Render (2005;61) mengemukakan empat

jenis persediaan yaitu:

a. Persediaan bahan baku

Bahan baku pada umumnya dibeli tetapi belum memasuki

proses pabrikasi.

b. Persediaan barang setengah jadi

Bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa

perubahan tetapi belum selesai atau belum menjadi produk jadi.

c. Persediaan MRO (Maintenance Repair Operating)

Persediaan yang diperuntukan bagi pasokan, pemeliharaan,

perbaikan atau operasi yang diperlukan untuk menjaga

permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada

kebutuhan dan waktu pemeliharaan.

d. Persedian barang jadi

Merupakan produk akhir proses transformasi yang siap

dipasarkan kepada konsumen.

Menurut Baroto (2002;52) mengelompokan item persediaan

kedalam lima kategori yaitu, sebagai berikut:

Page 16: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

16

a. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang yang berwujud

seperti baja, kayu, tanah liat atau bahan-bahan mentah lainnya

yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari

pemasok atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan

perusahaan dalam proses produksinya sendiri.

b. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri dari bagian-bagian

(parts) yang diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi

sendiri untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi atau

barang setengah jadi.

c. Barang setengah jadi (work in process), yaitu barang-barang

keluaran dari tiap operasi produksi yang telah memiliki bentuk

lebih kompleks daripada komponen, namun masih perlu proses

lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.

d. Barang jadi (finished good) adalah barang-barang yang telah

selesai diproses dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.

e. Bahan pembantu (supplies material) adalah barang-barang

yang diperlukan dalam proses pembuatan atau perakitan

barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi.

Termasuk bahan penolong adalah bahan bakar, pelumas, listrik

dan lain-lain.

5. Biaya Persediaan

Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya sistem persediaan

adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai

Page 17: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

17

akibat adanya persediaan. Nasution (2003;105) menguraikan

biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan :

a. Biaya Pembelian

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk

membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung

pada jumlah barang yang dibeli dan satuan harga barang.

b. Biaya Pengadaan

Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal-usul

barang, yaitu: biaya pemesanaan (Ordering Cost) bila barang

diperlukan diperoleh dari pihak luar (Supplier) dan biaya

pembuatan (Set-up Cost) bila barang diperoleh dengan

memproduksi sendiri.

1) Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang

timbul untuk mendatangkan barang dari luar, biaya ini

meliputi biaya untuk menentukan pemasok (Supplier),

pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya

pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya.

2) Biaya Pembuatan

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul

dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini

timbul didalam pabrik yang meliputi biaya menyusun

peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan

gambar kerja dan seterusnya.

Page 18: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

18

c. Biaya Penyimpanan

Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat

menyimpan barang, biaya ini meliputi:

1) Biaya memiliki persediaan (Biaya Modal)

Penumpukan barang digudang berarti penumpukan

modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos

(Expense) yang dapat diukur dengan suku bunga bank.

2) Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat

penyimpanan, sehingga menimbulkan biaya gudang.

3) Biaya Kerusakan dan Penyusutan

Barang yang disimpan mengalami kerusakan dan

penyusutan, karena beratnya berkurang ataupun

jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya ini biasanya

diukur dari pengalaman sesuai dengan presentasinya.

4) Biaya Kadaluwarsa

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai

karena perubahan teknologi dan model seperti barang-

barang elektronik. Biaya ini biasanya diukur dengan

besarnya penurunan harga jual dari barang tersebut.

5) Biaya Asuransi

Barang yang disimpan diasumsikan untuk menjaga hal-

hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya

asuransi tergantung pada jenis barang yang

Page 19: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

19

diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan

asuransi.

6) Biaya Administrasi dan Pemindahan

Biaya administrasi dikeluarkan untuk mengadministrasi

persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan,

penerimaan barang maupun penyimpanannya dan biaya

untuk memindahkan barang dari, ke dan didalam tempat

penyimpanan, temasuk upah burunh dan biaya peralatan

handling.

2. Pengendalian Persediaan

1. Pengendalian Persediaan

Teknik pengendalian persediaan merupakan tindakan yang

sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat

persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai

mengadakan pemesanan kembali (Rangkuti, 2002;19).

Menurut Baroto (2002;52) pengendalian persediaan merupakan

fungsi manajerial yang sangat penting. Bila persediaan dilebihkan,

biaya penyimpanan dan modal yang diperlukan akan bertambah.

Kelebihan persediaan membuat modal menjadi tertahan,

semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain

yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, bila persediaan dikurangi,

suatu saat bisa mengalami kehabisan barang (stock out).

2. Tujuan Pengendalian Persediaan

Page 20: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

20

Pengendalian persediaan merupakan faktor yang cukup kuat

dalam menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan yang telah

terencana, pengendalian juga merupakan salah satu fungsi

manajemen. Oleh karena itu pengendalian perlu dilaksanakan pada

setiap tingkat manajemen. Apabila perusahaan menanamkan

terlalu banyak dana dalam persediaan, maka akan menyebabkan

biaya penyimpanan yang berlebihan, demikian pula apabila

perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat

mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan

(Rangkuti,2002;13)

Menurut Handoko (2000;359) berpendapat bahwa tujuan

perusahaan menerapkan pengendalian persediaan adalah untuk:

a. Mengusahakan agar apa yang telah direncanakan bisa

menjadi kenyataan.

b. Mengusahakan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

instruksi yang telah dikeluarkan.

c. Mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan

yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan

pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya

persediaan pada tingkat optimal agar produksi dapat berjalan

dengan lancar dengan biaya persediaan yang minimal.

3. Bahan Baku

Page 21: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

21

1. Pengertiaan Bahan Baku

Menurut Nasution (2003;103) bahan baku yaitu bahan yang

merupakan input awal dari proses transformasi produk jadi. Dalam

hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan kecepatan

produksi yang tetap, kemudian digunakan kedalam proses lebih

lanjut.

Cara pengadaan bahan baku bias diperoleh dari sumber-

sumber alam, petani atau membeli dari perusahaan lain yang

menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang

menggunakannya.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan perlu

menyediakan persediaan bahan baku. Namun dalam hal ini

perusahaan akan menghadapi berbagai faktor yang saling

berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi

persediaan bahan baku.

Menurut Vile (2000;26) adapun faktor-faktor yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

a. Perkiraan Pembelian

Suatu kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, pihak

manajemen terlebih dahulu harus membuat perkiraan bahan

baku yang akan digunakan dalam proses produksi dalam suatu

periode.

b. Harga Bahan Baku

Page 22: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

22

Harga bahan baku merupakan dasar penyusunan perhitungan

besarnya dana yang harus disediakan untuk investasi dalam

persediaan bahan baku. Sehubungan dengan hal ini maka

biaya modal yang digunakan dalam persediaan bahan baku

harus pula diperhitungkan.

c. Biaya-biaya Persediaan

Biaya persediaan bahan baku ini selayaknya diperhitungkan

pula untuk penentuan besarnya persediaan bahan baku.

Didalam perhitungan biaya persediaan ini diantaranya: biaya

penyimpanan, biaya pemesanan, biaya tetap perusahaan.

d. Kebijaksanaan Persediaan

Besar kecilnya persediaan bahan baku tergantung dari

seberapa dana yang disediakan, dimana keputusan tersebut

merupakan kebijaksanaan pembelajaran perusahaan.

e. Pemakaian Bahan Baku

Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang

selalu merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.

Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi

serta hubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah

disusun harus senantiasa dianalisia. Sehingga dapat ditentukan

kebutuhan bahan baku diharapkan tidak terjadi penyimpangan

pemakaian yang terlalu besar.

f. Waktu Tunggu

Page 23: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

23

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu diperlukan antara

saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu

sendiri. Waktu tunggu ini diperlukan karena berhubungan erat

dengan penentuan saat pemesanan kembali (Reorder Point).

Dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka

perusahaan dapat membeli pada saat yang tepat pula, sehingga

resiko penumpukan persediaan dan kekurangan persediaan

dapat ditekan seminimal mungkin.

3. Model Analisis ABC

Menurut Heizer dan Render (2005;62) analisis ABC membagi

persediaan ditangan kedalam tiga golongan berdasarkan volume

tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan

persediaan dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa

“ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele”. Untuk

menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC,

kita mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan

dikalikan dengan biaya per unit. Barang kelas A adalah persediaan

yang volume dolar tahunan tinggi. Barang semacam ini mungkin

hanya mewakili sekitar 15% dari butir persediaan total, mewakili

70% hingga 80% dari total biaya persediaan. Barang kelas B

adalah barang-barang yang memiliki volume dolar tahunannya

sedang (menengah). Barang kelas ini mungkin hanya mewakili 30%

dari keseluruhan persediaan barang dan 15% hingga 25% dari nilai

total. Barang-barang yang memiliki volume dolar tahunan rendah

Page 24: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

24

adalah kelas C, yang hanya mewakili 5% dari volume dolar

tahunan, tetapi mewakili 55% dari total barang persediaan.

Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup

hal-hal sebagai berikut:

a. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada

pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A

dibandingkan barang C.

b. Barang A, tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki control

persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka dapat

diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi

catatan persediaan untuk barang A harus lebih diverifikasi.

c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya

dibandingkan dengan prediksi barang B dan C.

Page 25: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

25

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. MONDRIAN yang dijadikan obyek penelitian ini adalah

sebuah perusahaan garmen yang bergerak dalam bidang usaha

pembuatan pakaian jadi dengan bahan baku utama knitting. PT.

MONDRIAN didirikan pada tanggal 19 Desember 1992 oleh

beberapa orang pendiri, diantaranya:

a. Bapak Edy widyanto

b. Bapak Hartono

c. Bapak Harri Pramono

d. Bapak Bambang Dwi Purnomo

e. Bapak Endra Sutapa

f. Ibu Fr. Kiswari

Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Harri Pramono dan

menjabat sebagai Direktur. Pada tahun berdirinya, perusahaan ini

masih berbentuk usaha perorangan dengan nama Mondrian.

Seiring dengan perkembangan perusahaan maka pada tanggal 1

April 1997 perusahaan berubah dari usaha perorangan menjadi

perusahaan berbadan hukum tetap dengan nama PT. MONDRIAN.

Perusahaan ini telah mendapat pengesahan oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan dengan no. 107/KDP 11-11/3

Page 26: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

26

UTDI/IV/97. Pada saat ini PT. MONDRIAN dimiliki oleh beberapa

pemegang saham sebagai berikut:

a. Bapak Edy Widyanto

b. Bapak Harri Pramono

c. Bapak Bambang Dwi Purnomo

d. Bapak Endra Sutapa

e. Bapak Ardi Wijaya

f. Ibu Fr. Kiswari

Latar belakang perusahaan memilih nama Mondrian sebagai

nama perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Nama "Mondrian" diambil dari nama seorang pelukis besar

seangkatan dengan Leonardo Davinci. Nama lengkapnya

adalah Piet Mondrian.

b. Nama Mondrian mudah dibaca, mudah dikenal, mudah diingat

oleh masyarakat atau konsumen yang mempunyai hubungan

langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas perusahaan,

c. Nama Mondrian diambil dari nama pelukis besar yang

pengagumnya tersebar di seluruh dunia karena hasil lukisannya

yang sangat indah, maka diharapkan PT Mondrian mampu

memproduksi barang yang sangat indah sehingga digemari oleh

banyak konsumennya.

Banyaknya tenaga ahli di bidang konveksi yang berada di

daerah kabupaten Klaten dan sekitarnya serta meningkatnya

jumlah kebutuhan kaos terutama untuk pakaian santai dan pakaian

Page 27: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

27

olah raga merupakan faktor berdirinya perusahaan konveksi

Mondrian ini, serta tempat usaha dan modal. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang tersebut di atas merupakan

faktor-faktor yang menjadi latar belakang didirikannya perusahaan

konveksi Mondrian.

PT. Mondrian adalah perusahaan yang bergerak di bidang

konveksi. Produk-produk dari Mondrian semuanya berupa T-Shirt

yang terdiri dari beberapa merk yaitu Mondrian, Montana, Be Gaya,

Sekido dan Dadung. Diantara produk-produk tersebut yang paling

berhasil di segi pemasarannya adalah DADUNG PEKAJAMAN.

Dadung pada awal perkembangannya dikenal dengan kaos Humor

Jogja, dimana design yang dihasilkan imagenya lucu dan

menggelitik. Puncak penjualan tertinggi pada tahun 1999. Setelah

tahun 1999 terjadi titik jenuh pada konsumen, mereka lebih memilih

fasion untuk style mendukung penampilannya. Dengan hal itu PT.

Mondrian merespon pasar dan tahun 2000 lahirlah brand ”Be-

Gaya”, merupakan produk pakaian remaja putra dan putri dengan

mode yang lebih variatif. Seiring perkembangan fashion yang

sangat cepat, persaingan produk garmen dan permintaan

konsumen, maka PT. Mondrian juga memproduksi pakaian muslim

dengan brand ”Sekido”. Sehingga PT Mondrian mempunyai tiga

brand yaitu dadung, Be-Gaya dan Sekido dengan produk yang

mempunyai karakter masing- masing setiap brandnya.

Page 28: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

28

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor :

Lahir sebagai merk dagang resmi. Adapun alasan pemilihan

Nama Dadung Pekajaman :

a. Nama “Dadung” adalah nama yang mudah diingat, dan sudah

dikenal oleh seluruh masyarakat.

b. “Dadung” adalah sebuah tali yang sangat kuat yang gunanya

untuk mengikat., maka makna yang tersirat dari pemberian

nama “Dadung “adalah dengan memakai kaos Dadung akan

menimbulkan ikatan yang kuat antara pemakai/konsumen

dengan Kaos Dadung, ada perasaan puas dan senang.

c. Pekajaman mengandung arti atau makna bahwa Dadung akan

selalu mengikuti perkembangan jaman, Desain-desain Kaos

Dadung adalah selalu up to date, bahkan Dadung akan

menciptakan model-model desain yang akan dipakai di masa

depan.

Perkembangan Dadung Pekajaman

Diantara produk-produk Mondrian, Dadung Pekajaman yang

paling berhasil di segi pemasarannya. Agar dapat berkembang

lebih leluasa, maka berdasarkan keputusan Dewan Komisaris,

Dadung Pekajaman terhitung mulai tanggal 14 Januari 2002

dimandirikan oleh PT. Mondrian. Dadung tetap berorientasi pada

produk T-shirt mencoba pengembangan-pengembangan baru

dengan tim kreatifnya, mulai dari produk, kemasan produk dan

teknik pemasarannya.

Page 29: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

29

Jaringan distribusi yang telah dimiliki membutuhkan

pemeliharaan yang lebih maksimal, tidak hanya berorientasi pada

profit jangka pendek saja tetapi juga menumbuhkan image yang

positif terhadap produk. Mengingatkan kembali kepada konsumen

tentang produk Dadung, walaupun berbeda dengan yang dulu

dengan kata-kata dan motif lucu. Semangat baru yang ditiupkan

dengan nafas NEXT GENERATION atau disingkat NEXT GEN

yang berarti New (baru) selalu menampilkan produk dan kreasi

yang baru, Excellent (unggul) unggul disetiap lini distribusi, dan

inovasi, Trend (sesuai dengan zaman) bisa mengikuti alur yang ada

dipasar fashion. Diharapkan dengan simbol Next Gen bisa

menciptakan kreasi baru yang unggul dipasar dan tetap sesuai

dengan perubahan.

2. Lokasi PT. Mondrian

Lokasi perusahaan adalah tempat dimana perusahaan

melakukan aktivitas-aktivitasnya. PT. Mondrian berlokasi di Jalan

Hasyim Ashari no. 171 By Pass Selatan, Klaren, Jawa Tengah

dengan nomor telepon 0272 323181, fax.(0272) 324727 dan

Email: [email protected]. Perusahaan berada di pinggir jalan

raya Jogja - Solo sehingga memudahkan dalam kegiatan para

karyawannya maupun dalam pemasarannya. PT. Mondrian

mempunyai areal dengan luas kurang lebih 9000 m2 yang terdiri

atas bagunan perkantoran, produksi, gudang, kantin, mushola dan

area parkir kendaraan. Semua proses produksi dari berbagai merk

Page 30: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

30

yang berkembang sekarang baik Dadung, Sekido, Be Gaya

maupun Public Order menjadi satu.

Dasar-dasar pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah:

a. Berada di pinggir jalan raya By Pass Jogja – Solo sehingga

mudah diakses oleh supplier maupun konsumen dan

memudahkan proses distribusi.

b. Banyak ahli desain dan tenaga kerja yang lain dengan upah

yang relatif murah.

c. Memanfaatkan dan memberdayakan potensi daerah dengan

membuka lapangan kerja khususnya bagi masyarakat

Kabupaten klaten.

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh PT.Mondrian adalah:

a. Kedalam Perusahaan

1) Membangun suatu perusahaan yang mandiri, berkualitas

dan mampu bersaing dengan perusahaan dalam negeri

maupun laur negeri.

2) Menciptakan suatu produk kaos yang berkualitas dengan

harga yang relatif terjangkau dan mampu mengikuti trend

atau metode perkembangan zaman.

3) Meraih keuntungan yang besar dan memajukan perusahaan

serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Page 31: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

31

b. Keluaran Perusahaan

Menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Klaten

dan sekitarnya sebagai wujud pengabdian dalam membangun

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

4. Struktur Organisasi PT. Mondrian

Struktur organisasi perusahaan dibuat untuk mengetahui system

pengorganisasian perusahaan tersebut. Fungsi pengorganisasisan

dalam perusahaan tersebut adalah mengatur jalannya perusahaan

secara bersama sehingga dapat mencapai sasaran perusahaan.

Struktur organisasi akan mengggambarkan secara skematis

tentang bagian-bagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan

antar bagian atau antar departemen yang ada. Dengan demikian

perusahaan memiliki garis komando yang jelas untuk seluruh

karyawan.

Sejak mulai berdiri pada tahun 1992, struktur organisasi PT.

MONDRIAN sudah mengalami beberapa perubahan sesuai dengan

strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Adapun struktur

organisasi PT. MONDRIAN adalah sebagai berikut :

Page 32: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

1

Gambar III.1 STRUKTUR ORGANISASI PT MONDRIAN

MANAGER UMUM

KOMISARIS UTAMA

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR DISTRIBUSI

SEKTERTARIS KOMISARIS

DIREKTUR BOD

DIREKTUR PRODUK

DIREKTUR PROMOSI

DIREKTUR AKSELERASI

KEUANGAN KONSINYASI MIS PEMBELIAN

DIREKTUR PRODUKSI

GM EXPORT

GM LOKAL

PERSONALIA HRD KENDARAAN KEAMANAN RT SARASI

Page 33: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

1

PT Mondrian dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan

dibantu oleh Sekretaris perusahaan, Manager Umum dan Manager

yang menangani Sistem Teknologi Informasi. Sedangkan Direktur

pada bagian lain membawahi dan memimpin bagian masing-

masing serta mempunyai keterkaitan satu sama lain sehingga

tercipta satu kesatuan team yang utuh. Tugas masing-masing

jabatan dari struktur organisasi PT. Mondrian adalah sebagai

berikut:

a. Komisaris Utama

Tugas dan tanggung jawab Komisaris sebagai berikut:

1) Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

2) Merumuskan strategi perusahaan dan membuat kebijakan.

3) Merencanakan kegiatan jangka panjang, mengawasi dan

mengkoordinasi seluruh kegiatan dalam perusahaan untuk

mencapai tujuan.

b. Direktur Utama

1) Perencanaan

Tugas awal direktur utama adalah menyusun rencana

strategis menyeluruh di dalam perusahaan yaitu:

a) Menentukan waktu pelaksanaan rencana kerja.

b) Menetukan siapa pelaksana rencana kerja tersebut.

c) Menentukan kebijaksanaan.

d) Menentukan target penjualan.

Page 34: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

2

2) Pengorganisasian

Suatu teamwork yang bertanggung jawab tugas masing-

masing. Dalam hal ini direktur utama yang berwenang dalam

pembagian tugas dan tanggung jawab kepada karyawan.

3) Pengarahan

Setelah rencana strategis tersusun dan struktur organisasi

terbentuk, maka tugas direktur utama selanjutnya adalah

memberikan pengarahan tentang cara pelaksanaan rencana

kerja yang tersusun dan memotivasi kepada bawahan agar

segala rencana dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan

bermutu tinggi.

4) Pengawasan

Direktur utama melakukan pengawasan terhadap kinerja

para karyawan dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing sehingga organisasi dapat berjalan sesuai dengan

yang direncanakan.

c. Manager Umum

Tugas dan tanggung jawab Manager Umum sebagai berikut:

1) Mendukung program kerja perusahaan yang telah ditetapkan

baik dari segi Sumber Daya Manusia, penyediaan,

kendaraan, lokasi dan gudang.

2) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis.

3) Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan

aman.

Page 35: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

3

4) Bertanggung jawab kepada direktur utama.

Dalam menjalankan tugasnya manager umum dibantu oleh:

a) Kepala Personalia, bertugas menjalankan pekerjaan yang

menyangkut kepegawaian, rencana kerja dan administrasi

umum sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

b) HRD, bertugas meningkatkan kinerja karyawan dengan

memberikan pelatihan khusus agar kinerja karyawan bias

maksimal dan bertugas menyeleksi tenaga kerja yang

masuk.

c) Kepala keamanan, bertanggungjawab atas keamanan

lingkungan perusahaan.

d) Kepala kendaraan, bertanggungjawab atas kondisi

kendaraan yang digunakan untuk kelancaran kegiatan

perusahaan.

e) Kepala rumah tangga,bertanggungjawab atas kebersihan

dan kenyamanan perusahaan.

f) Sarasi, bertugas memeriksa dan memperbaiki mesin

produksi yang rusak.

d. Sekretaris

1) Menyiapakan acara kerja Direktur Utama.

2) Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan surat

menyurat.

3) Mengadakan hubungan dengan instansi lain yang

berhubungan dengan perusahaan.

Page 36: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

4

4) Dalam keadaan tertentu dapat mewakili direktur utama.

e. Direktur BOD ( Business Operation Director)

Mewakili wewenang untuk mengatur dan mengawasi kerja

Direktur Produksi, Direktur Distribusi dan Direktur Promosi.

Kinerja ketiga Direktur tersebut dikoordinasi oleh Business

Operation Director. BOD tersebut harus memberikan laporannya

secara berkala kepada direktur utama.

1) Direktur Produk

Bertugas menerima dan mengatur pelaksanaan order dari

konsumen berupa desing dan karakteristik produk. Order

tersebut diimplementasi kepada perusahaan.

2) Direktur Distribusi

Mengatur dan memantau segala kegiatan perusahaan yang

berhubungan dengan penjualan dan distribusi produk agar

diterima baik oleh konsumen.

3) Direktur Promosi

Bertugas untuk mengatur segala kegiatan promosi kepada

konsumen dan survey ke tempat-tempat yang

memungkinkan untuk memperluas pamasaran produk.

f. Direktur Akselerasi

Mewakili wewenang untuk mengatur dan mengawasi kerja

bagian:

1) Keuangan

a) Mengelola keuangan perusahaan.

Page 37: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

5

b) Melakukan pembukuan sekaligus menyusun laporan

keuangan.

c) Mengendalikan segala pengeluaran perusahaan.

2) Konsinyasi

Bertugas untuk mengendalikan sirkulasi uang kaitannya

dengan penjualan barang secara kredit.

3) MIS (Manager Information System)

a) Membuat suatu sistem komputer bagi perusahaan

sehingga mempermudah segala aktifitas yang dilakukan

perusahaan.

b) Melindungi dan melakukan perawatan jaringan atau

sistem komputer perusahaan.

c) Menampung segala data dan informasi baik dari dalam

maupun dari luar perusahaan melalui jaringan komputer.

4) Pembelian

a) Menyediakan segala kebutuhan perusahaan baik untuk

keperluan kantor maupun operasional produksi.

b) Mengadakan hubungan dengan supplier.

g. Direktur Produksi

Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah:

1) Memproduksi barang untuk didistribusikan dan dari order

konsumen.

2) Bertanggungjawab atas mutu hasil produksi dan

mempercepat inovasi terbaru.

Page 38: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

6

3) Mengadakan pengawasan kualitas barang yang dihasilkan.

a) GM Export

Bertugas mengawasi dan mengatur proses produksi

mulai dari persiapan sampai dengan bagian finishing

barang yang kan di ekspor.

b) GM Lokal

Bertugas mengawasi dan mengatur proses produksi

mulai dari persiapan sampai dengan bagian finishing

barang yang akan dijual di Indonesia.

5. Personalia

a. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja PT. Mondrian sampai saat ini berjumlah 655

karyawan yang semuanya berasal dari Klaten, Yogyakarta,

Solo dan sekitarnya. Karyawan pada PT.Mondrian terdiri dari

tiga golongan, yaitu:

1) Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang mempunyai

hubungan kerja dengan perusahaan yang upahnya

dibayarkan secara bulanan didasarkan atas jabatan atau

pengalaman kerja yang dimiliki.

2) Karyawan Tidak Tetap (Harian)

Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang belum diangkat

menjadi karyawan tetap, namun telah dipekerjakan secara

Page 39: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

7

rutin dan gaji secara harian yang diberikan pada akhir

minggu berjalan.

3) Karyawan Borongan

Karyawan yang menerima gaji sesuai dengan jumlah produk

yang dihasilkan, semakin banyak jumlah produk yang

dihasilkan maka semakin besar pula gaji yang diterima.

b. Jam dan Tata Tertib Kerja

Jam dan tata tertib kerja yang ditetapkan di PT. Mondrian

adalah sebagai berikut:

1) PT Mondrian beroperasi selama 6 hari kerja dalam satu

minggu mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu.

2) Jam kerja untuk hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 s/d

15.30 WIB. Kecuali jam kerja untuk hari Sabtu pukul 07.30

s/d 12.00 WIB.

3) Waktu istirahat dimulai pukul 12.00 s/d 12.45 WIB kecuali

hari Jumat dimulai pukul 11.30 s/d 12.45 WIB. Sedangkan

hari Sabtu tidak ada jam istirahat karena hanya diberlakukan

sistem kerja setengah hari kerja.

4) Berada di tempat kerja masing-masing 10 menit sebelum

jam kerja dimulai dan menjalankan tugasnya pada bel kedua

berbunyi.

5) Melaksanakan absensi sendiri pada mesin absensi

elektronik pada saat akan masuk dan pulang kerja.

Page 40: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

8

6) Memberitahu bagian personalia melalui petugas satpam

paling lambat 24 jam setelah tidak dapat masuk karena over

mach (kecelakaan, sakit dan bencana alam).

7) Memberitahukan direktorat yang bersangkutan melalui

petugas satpam paling lambat 5 menit sebelum jam kerja

dimulai, apabila mengalami hambatan dalam perjalanan

sehingga terlambat masuk kerja.

c. Kesejahteraan Karyawan

PT. Mondrian meningkatkan kesejahteraan dan memberikan

motivasi kerja, serta memberikan jaminan sosial dan fasilitas

kerja diantaranya adalah:

1) Perusahaan mengikutsertakan tenaga kerjanya menjadi

peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai

ketentuan Undang-Undang No. 01 tahun 1992 Junto

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993.

2) Seluruh karyawan diikutsertakan dalam wadah SPSI (

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia)

3) Karyawan yang mendapat musibah, misalnya kematian

anak, istri, suami mendapat bantuan social dan uang duka

dari perusahaan.

4) Karyawan yang melahirkan mendapat cuti dan sumbangan

sekedarnya dari perusahaan.

5) Apabila pekerja tertimpa kecelakaan kerja, maka segala

biaya yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan.

Page 41: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

9

6) Karyawan tetap mendapat seragam dari perusahaan.

7) Karyawan akan mendapat tunjangan hari raya lebaran dan

natal.

8) Perusahaan juga menyediakan fasilitas- fasilitas lain guna

memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi karyawan

antara lain: kantin, tempat parker, mushola, poliklinik dan

loker untuk menyimpan barang pribadi.

d. Sistem Penarikan Tenaga Kerja

Sistem perekrutan dan pengelolaan sumber daya manusia di

PT. Mondrian dimulai dengan penyebaran informasi penerimaan

karyawan baru melalui beberapa media seperti surat kabar,

radio dan kampus-kampus yang terkait dengan spesifikasi

tenaga kerja yang dibutuhkan. Setelah itu diadakan proses

penyeleksian lamaran calon karyawan yang melamar ke

perusahaan yang selanjutnya diadakan wawancara terhadap

calon karyawan. Apabila calon karyawan dinyatakan lulus

wawancara maka akan dilanjutkan dengan serangkaian test

sesuai dengan bidang masing-masing. Calon karyawan yang

lulus test akan menjalani masa job training kurang lebih tiga

bulan sebelum diangkat menjadi karyawan tetap.

6. Aspek Produksi

a. Proses Produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan utama dalam seluruh

aktifitas perusahaan. PT. Mondrian termasuk perusahaan

Page 42: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

10

manufaktur, artinya mengolah bahan baku / bahan mentah/

setengah jadi menjadi bahan jadi. Adapun proses produksinya

dapat digambarkan sebagai berikut:

SKEMA PROSES PRODUKSI

Gambar III.2 Skema Proses Produksi

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa dalam

memproses bahan baku menjadi bahan jadi ada tiga tahap

utama yaitu : persiapan produksi, proses produksi dan

penyelesaian produksi. Ketiga tahap tersebut dapat diterangkan

sebagai berikut:

1) Persiapan Produksi

Yang termasuk dalam tahap ini antara lain :

Persiapan Proses produksi

Pemotongan bahan

Penyablonan

Penjahitan Screen

Pembuatan klise Film

Pembuatan Design

Pemotongan Benang

Penyetrikaan

Pengemasan

Penyelesaian

Page 43: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

11

a) Pembuatan Desain kaos

Desain gambar maupun kaos disesuaikan dengan

perkembangan mode/trend atau menurut pesanan.Untuk

kaos pakaian olah raga dan pakaian muslim dan lain-lain.

b) Pembuatan Klise Film

Dilakukan oleh desain yang nantinya untuk menyablon

kaos yang telah didesain menurut jumlah warna.

c) Pembuatan Screen

Dilakukan oleh bagian sablon yang digunakan untuk

menyablon kaos yang sesuai dengan desain.

2) Proses Produksi

Yang termasuk dalam tahap ini antara lain:

a) Pemotongan Bahan

Pemotongan bahan dilakukan sesuai dengan model yang

telah ditentukan.

b) Penyablonan

Merupakan tahap pemberian warna sesuai dengan produk

yang akan dipasarkan, dengan penambahan motif,

gambar, tulisan atau hiasan yang dikehendaki oleh

konsumen.

c) Penjahitan

Setelah proses sablon hingga penyablonan terbentuk

dengan baik dan kering, maka langkah berikutnya adalah

tahap penjahitan, menggabungkan bagian yang telah

Page 44: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

12

disablon dengan yang tidak disablon. Termasuk

didalamnya pemasangan label dan kancing bila perlu.

3) Penyelesaian

a) Pemotongan Benang

Benang-benang sisa jahitan yang masih ada pada kaos

dibersihkan (brandil) agar tidak menggangu proses

selanjutnya yaitu penyetrikaan.

b) Penyetrikaan

Proses pembersihan benang sudah selesai, kemudian

dilakukan proses penyetrikaan agar kaos yang sudah jadi

dapat terlihat bagus dan rapi dan siap untuk proses

berikutnya yaitu packing.

c) Pengemasan (packing)

Packing merupakan tahap akhir dari proses produksi, yaitu

memasukan produk jadi ke dalam plastik kemas

(pembungkus) agar terlihat rapi dan tetap bersih.

b. Alat yang digunakan

1) Mesin Jahit, digunakan untuk menjahit kain yang telah

dipotong sesuai dengan pola (pattern) yang telah

ditentukan.

2) Mesin Obras, digunakan untuk memperkuat dan merapikan

bagian tepi kain yang sudah dipotong.

Page 45: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

13

3) Mesin Pelubang dan pemasang kancing, digunakan untuk

membuat lubang kancing dan memasang kancing pada

kaos (pakaian).

4) Gunting, digunakan untuk memotong kain dan benang.

5) Mistar gulung, sebagai alat bantu mengukur panjang dan

lebar kain.

6) Alat sablon, digunakan untuk menyablon pada produk baik

berupa gambar atau tulisan yang telah disesuaikan dengan

keinginan konsumen.

7) Setrika Uap, digunakan untuk mengatur dan merapikan

pakaian yang sudah jadi.

c. Bahan Produksi

PT. Mondrian memproduksi berbagai macam produk

garment antara lain berupa Kaos, Jaket, Baju Muslim, T-Shirt,

Shirt dll. Perusahaan ini memiliki dua divisi yaitu divisi lokal dan

ekspor. Pada divisi lokal, tipe produksinya menggunakan Make

to Stock (MTS) sedangkan pada divisi ekspor, tipe produksinya

menggunakan Make to order (MTO). Pada penelitian ini hanya

akan dibahas proses produksi pada divisi lokal.

Bahan produksi menggunakan benang 100% Cotton

Combed 24 S Mercerized yang dirajut menjadi kaos 100%

Cotton Combed yang bersifat dingin menyerap keringat dan

tetap terlihat rapi. Bahan baku untuk produk dadung antara lain:

cotton combed 20 S, cotton combed 24 S, CVC 20 S, TC toton,

Page 46: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

14

babyterry, diadora, rayon spandex, cotton spandex, grimis

spandex, laxos CVC. Selain menggunakan bahan baku,

perusahaan juga menggunakan bahan penolong antara lain:

benang katun, benang polyster, kain keras, kain kapas, kancing,

zipper, dan label.

Printing: dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun kami

mengkombinasikan bahan sablon rubber, akrafon, foam dan

mutiara untuk dapat menghasilkan printing yang betul-betul

sempurna.

Model dan Gambar : kami menghasilkan kaos sesuai dengan

tren saat ini, mengkombinasikan warna kaos dipadu aksen-

aksen yang digemari anak muda saat ini. Gambar disesuaikan

dengan modelnya dan selalu mengikuti tuntutan perkembangan

zaman baik secara humor, kritik, simbolis dan lain-lain, sesuai

dengan tren anak muda saat ini.

d. Kategori Produk

1) Dadung

Produk dadung merupakan pakaian casual untuk anak,

remaja, dewasa pria dan wanita. Arahan desain yang dibuat

untuk produk pakaian pria lebih mengarah pada detail

gambar grafis, sedangkan untuk pakaian wanita lebih simple

dengan mode pakaian girly sporty. Kategori produk dadung

diantaranya: T-shirt, jumper, jacket, short style knitting.

2) Be-Gaya

Page 47: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

15

Merupakan produk pakaian untuk remaja putrid dengan

arahan desain produk yaitu feminim, girly sporty. Kategori

produk lebih bervariasi diantaranya: sackdress casual, two

piece semu, jumper, jacket, short style.

3) Sekido

Merupakan produk pakaian muslim berjilbab dan wanita

muslim yang tidak berjilbab. Karakter produk Sekido lebih

mengutamakan pakaian menutup aurat dan lebih longgar.

Arahan desain produk feminim dan lebih elegan dengan

kategori produk diantaranya: short style, long style, big

beauty, dan muslim style.

7. Aspek Pemasaran

Wilayah pemasaran PT. Mondrian meliputi pulau Jawa, Bali,

Lombok, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Untuk menghadapi persaingan pasar dan memenuhi kebutuhan

konsumen, PT. Mondrian selalu melakukan inovasi terhadap

produknya setiap satu bulan sekali. PT. Mondrian menyediakan 12

desainer untuk merancang model pakaian yang diminati oleh

konsumen. Sehingga setiap bulan akan direalisasi kurang lebih 75

model desain produk pakaian yang akan diproduksi. Pemesanan

umum, dimana konsumen akan memesan kaos langsung ke

perusahaan.

Dalam memasarkan produknya PT. Mondrian menggunakan

beberapa cara antara lain:

Page 48: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

16

a. Dengan melakukan penjualan langsung kepada konsumen. PT.

Mondrian mempunyai Factory Outlet yang berlokasi satu areal

dengan perusahaan, sekarang diberi nama “Smart Shopping”.

PT. Mondrian juga membuka ratusan counter di berbagai

Department Store atau Mall di seluruh wilayah pemasarannya.

b. Dengan sistem Konsinyasi, yaitu menitipkan produk ke took-

toko yang telah menjadi langganan maupun mitra bisnisnya, di

mana barang yang laku dibayar, dan sistem Jual Putus yaitu

toko membeli sejumlah produk baik secara tunai maupun utang

yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu.

c. Melalui Pemesanan Umum (Public Order), dimana konsumen

akan memesan produk dalam jumlah besar, harga dapat ditekan

serendah mungkin sehingga perusahaan mampu bersaing

dengan perusahaan sejenis lainnya.

d. Promosi , Pemasaran terpau yang didalamnya terdapat unsur

promosi akan menambah kepercayaan konsumen terhadap

produk. Promosi dilakukan diberbagai media antara lain: TV,

media cetak (majalah, tabloid) dan lain-lain.

e. Pelayanan, divisi Pelayanan dan Pemeliharaan Konsumen siap

merangkul pembeli dengan berbagai programnya, antara lain

ketersediaan produk, ketentuan transaksi yang tidak

menyulitkan, pemberian informasi yang cepat dan tidak berbelit,

dengan pola promosi yang terpadu sehingga dapat

memperkenalkan dan memperoleh image produk yang baik.

Page 49: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

17

8. Aspek Kualitas

Kualitas merupakan aspek yang sangat penting, PT Mondrian

selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian

kualitas yang dilakukan mulai dari bahan baku datang, proses

produksi, dan inspeksi produk akhir.

a. Bahan Baku

Bahan baku dari supplier di inspeksi apakah ada cacat

(cacat kain, cacat print, cacat celup), apakah berat dan panjang

sesuai. Jika diketahui terdapt cacat kain, maka kain akan

dikembalikan kepada supplier untuk ditukar kembali.

b. Proses Produksi

Dalam proses produksi yang biasa diperiksa adalah semua

bagian produksi tapi yang sering terjadi kerusakan adalah

bagian potong, dan bagian penjahitan. Untuk bagian potong

kendala yang ada kerumitan pola, maka dari itu untuk bagian

potong dibutuhkan orang yang berpengalaman yang cukup

lama dan ahli dibidangnya. Dengan begitu kerusakan dapat

diminimalkan. Untuk bagian penjahitan kerusakan yang biasa

terjadi adalah jahitan lepas, jahitan tidak rata. Hal ini dapat

diminimalkan dengan memberi pelatihan terlebih dahulu kepada

karyawan.

c. Inspeksi produk Akhir

Jika diketahui produk akhir tidak layak untuk dijual atau tidak

memenuhi standar kualitas, maka produk tersebut dibawa lagi

Page 50: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

18

kebagian produksi. Jika kerusakan kecil maka produk itu bias

diperbaiki lagi. Jika kerusakan besar maka barang itu

dikategorikan barang reject dan dijual sendiri dengan harga

yang murah.

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang adalah suatu kegiatan pembelajaran secara langsung

atau praktek kerja yang dilakukan untuk membandingkan teori yang

didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.

Magang kerja wajib dilakukan oleh Mahasiswa DIII Manajemen

Industri pada semester akhir. Waktu pelaksanaan magang minimal

satu bulan, dengan magang kerja dapat membantu mahasiswa

dalam memyelesaikan tugas akhir dan diharapkan mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada

perusahaan. Perusahaan yang menjadi tujuan magang yaitu

perusahaan yang bersifat produksi atau industri.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT. Mondrian yang beralamat di

Jalan KH. Hasyim Ashari No 171 (By Pass), Mojayan, Klaten,

Jateng Telp: (0272) 323181, Fax (0272) 324718, 324727.

Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 22 Februari s/d 21

Maret 2010. Magang dimulai pada pukul 07.30 s/d 15.30 WIB,

kecuali hari Sabtu magang dimulai pukul 07.30 s/d 12.00 WIB.

Page 51: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

19

3. Tujuan Magang

a. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara

langsung dalam dunia kerja.

b. Untuk melatih mahasiswa dalam memecahkan suatu

permasalahan yang menjadi obyek penelitian.

c. Sebagai media belajar dalam bersosialisasi pada dunia kerja

secara nyata.

4. Manfaat Magang

Magang kerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang

didapat selama menempuh pendidikan.

2) Agar setelah lulus mahasiswa dapat menghadapi masalah

yang timbul dalam dunia kerja.

b. Bagi Perusahaan

1) Perusahaan akan mendapat sumber daya manusia yang

berkualitas di masa yang akan datang.

2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat

dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan-

kebijakan perusahaan.

5. Kegiatan Magang

Selama magang kerja mahasiswa diwajibkan mengikuti tata

tertib yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu:

Page 52: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

20

a. Mahasiswa diperbolehkan berpakaian bebas dengan ketentuan

rapi dan sopan.

b. Datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan.

c. Tidak diperkenankan merokok selama magang berlangsung.

d. Peserta magang harus lapor kepada pembimbing lapangan

sebelum melaksanakan magang.

e. Jika ada keperluan atau tidak dapat masuk magang harus ijin

terlebih dahulu dengan pembimbing lapangan.

f. Selama magang kerja mahasiswa diharuskan memakai kartu

identitas dari perusahaan.

Pelaksanaan magang kerja dilaksanakan mulai hari Senin

sampai jumat pada pukul 07.30 s/d 15.30 WIB, kecuali hari sabtu

mulai pukul 07.30 s/d 12.00 WIB.

Selama satu bulan pelaksanaan magang kerja, penulis

ditempatkan pada dua bagian yaitu bagian MIS (Manajemen

Information System) dan bagian produksi, dengan rincian sebagai

berikut:

1) Minggu pertama

a) Perkenalan mahasiswa dengan pembimbing lapangan.

b) Perkenalan dengan beberapa karyawan perusahaan.

c) Penetapan jadwal magang kerja dan pemberitahuan

aturan yang diberlakukan bagi peserta magang kerja.

d) Pengenalan tempat berlangsungnya proses produksi.

Page 53: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

21

2) Minggu kedua

a) Melihat dan mengamati lingkungan bagian produksi.

b) Melakukan inspeksi kegiatan proses produksi.

c) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan up-

date data HPP.

3) Minggu ketiga

a) Mengamati proses produksi mulai dari awal bahan baku

sampai menjadi produk jadi.

b) Mencatat dan mengambil data terkait dengan sejarah

umum perusahaan.

c) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan up-

date data penjualan.

4) Minggu keempat

a) Mencatat dan mengambil data proses produksi

b) Mengambil data penjualan produk brand Dadung yang

digunakan untuk penyusunan TA.

c) Perpisahan dan serah terima kenang-kenangan.

C. Pembahasan Masalah

1. Bahan Baku Produk Dadung

PT. Mondrian adalah perusahaan yang bergerak di bidang

konveksi. Produk-produk dari Mondrian semuanya berupa T-Shirt

yang terdiri dari beberapa merk yaitu: Be Gaya, Sekido dan

Dadung. Diantara produk-produk tersebut yang paling berhasil di

Page 54: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

22

segi pemasarannya adalah DADUNG. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan analisis pengelompokkan bahan baku produk dadung.

Kebutuhan bahan baku pada PT. Mondrian relatif stabil dengan

kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu mencolok, kecuali pada

kondisi tertentu seperti menjelang hari raya Idul Fitri. Bahan baku

yang digunakan untuk memproduksi produk Dadung diantaranya

sebagai berikut:

Tabel III.1 Daftar Kebutuhan Bahan Baku Produk Dadung

PT. Mondrian Februari 2009 – Februari 2010

No Nama Bahan Kebutuhan

(Kg) Harga/ Kg

(Rp) 1 Cotton Combed 20'S 57.651 52.000 2 Cotton Combed 24'S 99.358 54.000 3 CVC 20'S 23.177 46.000 4 TC Tuton 17.089 45.000 5 Rayon Spandex 7.813 67.000 6 Cotton Spandex 3.508 80.000 7 Grimis Spandex 1.691 57.000 8 Laxos CVC 16.580 59.000 9 Baby Terry 18.595 61.000 10 Diadora 27.618 48.000 Total 273.080

Sumber: PT. Mondrian

2. Pengelompokan Persediaan Bahan Baku

PT. Mondrian selama ini memperlakukan semua bahan baku

dengan sama rata, sehingga PT. Mondrian belum menerapkan

Analisis ABC untuk kebijakan pengelompokan bahan baku.

Pembelian bahan baku yang dilakukan PT. Mondrian selama ini

mempunyai frekuensi pemesanan yang cukup tinggi. PT. Mondrian

memperoleh bahan baku dari supplier dan melakukan pemesanan

Page 55: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

23

bahan baku setiap dua minggu sekali, bahan baku di datangkan

dari Bandung. Selama ini Perusahaan kurang memperhatikan

pengelompokan bahan baku yang sesuai dengan nilainya,

sehingga perusahaan tidak mengetahui kelompok bahan baku

mana yang memerlukan penanganan yang lebih intensif. Dengan

mengabaikan pengelompokan bahan baku terkadang akan

mengalami kekurangan bahan baku yang tampaknya tidak penting

padahal bahan baku tersebut sangat dibutuhkan dalam proses

produksi. Sehingga menyebabkan terhentinya proses produksi dan

kegiatan distribusi barang menjadi terhambat.

3. Analisis ABC

Dalam melakukan penelitian mengenai persediaan bahan baku

produk Dadung pada PT. Mondrian, peneliti menggunakan Analisis

ABC. Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan dari prinsip

Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa terdapat “sedikit hal

yang penting dan banyak hal yang sepele”. Idenya untuk

memfokuskan pengendalian persediaan kepada jenis (item)

persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai

rendah (trivial). Analisis ABC membagi persediaan kedalam tiga

golongan A, B dan C berdasarkan pada volume rupiah tahunan.

Dengan mengetahui kelas-kelas tersebut maka dapat diketahui

jenis (item) persediaan yang harus mendapatkan perhatian lebih

intensif (serius) dibandingkan jenis (item) yang lain.

Langkah-langkah yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

Page 56: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

24

a. Menentukan volume tahunan dalam nilai rupiah.

V = Kebutuhan x harga (per unit)

1) Untuk item Cotton Combed 20’S

Volume tahunan (dalam unit) = 57.651 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 52.000,-

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 57.651 x Rp. 52.000,-

= Rp 2.997.852.000,-

2) Untuk item Cotton Combed 24’S

Volume tahunan (dalam unit) = 99.358 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 54.000,-

Maka :

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 99.358 x Rp. 54.000,-

= Rp. 5.365.332.000,-

3) Untuk item CVC 20’S

Volume tahunan (dalam unit) = 23.177 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 46.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 23.177 x Rp. 46.000,-

= Rp. 1.066.142.000,-

4) Untuk item TC Tuton

Page 57: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

25

Volume tahunan (dalam unit) = 17.089 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 45.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 17.089 x Rp. 45.000,-

= Rp. 769.005.000,-

5) Untuk item rayon Spandex

Volume tahunan (dalam unit) = 7.813 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 67.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 7.813 x Rp. 67.000,-

= Rp. 523.471.000,-

6) Untuk item Cotton spandex

Volume tahunan (dalam unit) = 3.508 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 80.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 3.508 x Rp. 80.000,-

= Rp. 280.640.000,-

7) Untuk item Grimis Spandex

Volume tahunan (dalam unit) = 1.691 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 57.000,-

Maka ;

Page 58: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

26

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 1.691 x Rp. 57.000,-

= Rp. 96.387.000,-

8) Untuk item Laxos CVC

Volume tahunan (dalam unit) = 16.580 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 59.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 16.580 x Rp. 59.000,-

= Rp. 978.220.000,-

9) Untuk item Babyterry

Volume tahunan (dalam unit) = 18.595 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 61.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 18.595 x Rp. Rp. 61.000,-

= Rp. 1.134.295.000,-

10) Untuk item Diadora

Volume tahunan (dalam unit) = 27.618 kg/tahun

Biaya per unit = Rp. 48.000,-

Maka ;

Volume tahunan (dalam unit) x biaya per unit

= 27.618 x Rp. 48.000,-

= Rp. 1.325.664.000,-

Page 59: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

27

Tabel III.2 Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah

Februari 2009 – Februari 2010

No Nama Bahan Kebutuhan

(Kg) Harga/ Kg

(Rp) Volume tahunan

dalam nilai rupiah

1 Cotton Combed 20’S 57.651 52.000 2.997.852.000 2 Cotton Combed 24’S 99.358 54.000 5.365.332.000 3 CVC 20’S 23.177 46.000 1.066.142.000 4 TC Tuton 17.089 45.000 769.005.000 5 Rayon Spandex 7.813 67.000 523.471.000 6 Cotton Spandex 3.508 80.000 280.640.000 7 Grimis Spandex 1.691 57.000 96.387.000 8 Laxos CVC 16.580 59.000 978.220.000 9 Baby Terry 18.595 61.000 1.134.295.000 10 Diadora 27.618 48.000 1.325.664.000 Total 273.080 14.537.008.000

Sumber : data diolah

b. Menentukan persentase volume tahunan dalam nilai rupiah.

%100unitper uang nilai dalam tahunan Volume

unitper uang nilai dalam tahunan Volume´

å

1) Untuk item Cotton Combed 20’S

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 2.997.852.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14000.852.997.2

´

= 20.62 %

2) Untuk item Cotton Combed 24’S

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

Page 60: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

28

= Rp. 5.365.332.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14000.332.365.5

´

= 36.91 %

3) Untuk item CVC 20’S

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 1.006.142.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.142.066.1´

= 7.34 %

4) Untuk item TC Tuton

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 769.005.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

Page 61: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

29

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.005.769´

= 5.29 %

5) Untuk item Rayon Spandex

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 523.471.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.471.523´

= 3.60 %

6) Untuk item Cotton spandex

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 280.640.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.640.280´

Page 62: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

30

= 1.93 %

7) Untuk item Grimis Spandex

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 96.387.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.387.96´

= 0.66 %

8) Untuk item Laxos CVC

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 978.220.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.220.978´

= 6.73 %

9) Untuk item Babyterry

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 1.134.295.000,-

Page 63: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

31

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.295.134.1´

= 7.80 %

10) Untuk item Diadora

Volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 1.325.664.000,-

Jumlah volume tahunan dalam nilai uang per unit

= Rp. 14.537.008.000,-

Maka :

= %100unit)per uang (nilai tahunan umeJumlah vol

unit)per uang (nilai tahunan Volume´

= %100000.008.537.14

000.664.325.1´

= 9.12 %

Page 64: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

32

Tabel III.3 Persentase Volume Tahunan Dalam Nilai Rupiah

Februari 2009-Februari 2010

No Nama Bahan Volume tahunan dalam nilai (Rp)

Persentase volume

tahunan (%) 1 Cotton Combed 20'S 2.997.852.000 20,62 2 Cotton Combed 24'S 5.365.332.000 36,91 3 CVC 20'S 1.066.142.000 7,34 4 TC Tuton 769.005.000 5,29 5 Rayon Spandex 523.471.000 3,60 6 Cotton Spandex 280.640.000 1,93 7 Grimis Spandex 96.387.000 0,66 8 Laxos CVC 978.220.000 6,73 9 Baby Terry 1.134.295.000 7,80 10 Diadora 1.325.664.000 9,12 Total 14.537.008.000

Sumber : data diolah

c. Susunan Urutan Item Persediaan berdasarkan Volume Tahunan

Rupiah dari yang terbesar nilainya ke yang terkecil.

Tabel III.4 Susunan Urutan Item Persediaan Berdasarkan Volume

Tahunan

No Nama Bahan Kebutuhan

(Kg)

Harga/ Kg

(Rp)

Volume tahunan

dalam nilai (Rp)

Persentase

volume tahunan

(%)

1 Cotton Combed 24'S

99.358 54.000 5.365.332.000 36,91

2 Cotton Combed 20'S 57.651 52.000 2.997.852.000 20,62

3 Diadora 27.618 48.000 1.325.664.000 9,12 4 Baby Terry 18.595 61.000 1.134.295.000 7,80 5 CVC 20'S 23.177 46.000 1.066.142.000 7,34 6 Laxos CVC 16.580 59.000 978.220.000 6,73 7 TC Tuton 17.089 45.000 769.005.000 5,29 8 Rayon Spandex 7.813 67.000 523.471.000 3,60 9 Cotton Spandex 3.508 80.000 280.640.000 1,93 10 Grimis Spandex 1.691 57.000 96.387.000 0,66 Total 273.080 14.537.008.000

Page 65: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

33

d. Perhitungan Klasifikasi Analisis ABC

Tabel III.5 Perhitungan Klasifikasi Analisis ABC

Nama Bahan Kebutuhan

(Kg)

Harga/ Kg

(Rp)

Volume tahunan

dalam nilai (Rp)

Persentase

volume tahunan

(%)

Persentase

Kumulatif

Kategori

Cotton Combed 24'S

99.358 54.000 5.365.332.000 36,91 36,91 A

Cotton Combed 20'S

57.651 52.000 2.997.852.000 20,62 57,53 A

Diadora 27.618 48.000 1.325.664.000 9,12 66,65 B Baby Terry 18.595 61.000 1.134.295.000 7,80 74,45 B CVC 20'S 23.177 46.000 1.066.142.000 7,34 81,79 B Laxos CVC 16.580 59.000 978.220.000 6,73 88,52 C TC Tuton 17.089 45.000 769.005.000 5,29 93,81 C Rayon Spandex

7.813 67.000 523.471.000 3,60 97,41 C

Cotton Spandex

3.508 80.000 280.640.000 1,93 99,34 C

Grimis Spandex

1.691 57.000 96.387.000 0,66 100 C

Total 273.080 14.537.008.000

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

20 30 50

C

B

A

Persentase dari Keseluruhan Butir Persediaan

Per

sen

tase

Pem

akai

an T

ahu

nan

D

alam

Ru

pia

h

57,53%

24,26%

18.21%

Gambar III.3

Grafik Analisis ABC

Page 66: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

34

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa:

1) Kelas A memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

57,53 % dari total nilai volume tahunan rupiah, yang terdiri dari 2

item (20%) persediaan yaitu: Cotton combed 24’S dan Cotton

combed 20’S.

2) Kelas B memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

24,26% dari total nilai volume tahunan rupiah, yang terdiri dari 3

item (30%) persediaan yaitu: Diadora, Babyterry, dan CVC 20’S.

3) Kelas C memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

18,21% dari total nilai volume tahunan rupiah, yang terdiri dari 5

item (50%) persediaan yaitu: Laxos CVC, TC Tuton, Rayon

Spandex, Cotton Spandex, Grimis Spandex.

Kebijakan yang dapat diambil berdasarkan Analisis ABC

mencakup hal-hal dibawah ini:

1) Butir persediaan kelas A di PT. Mondrian berlainan dengan butir

persediaan B dan C, harus dikendalikan secara lebih ketat,

mungkin karena butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah

yang lebih tertutup dan mungkin keakuratan catatan persediaan

harus lebih sering diverifikasi.

2) PT. Mondrian harus meramalkan butir persediaan kelas A lebih

hati-hati daripada meramalkan butir persediaan yang lain.

Selain itu PT. Mondrian sebaiknya mengelompokan kelas-kelas

sesuai dengan Analisis ABC yang kemudian digunakan sebagai

Page 67: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

35

pedoman dalam pembelian bahan baku ke supplier,

pengelompokan kelas itu meliputi:

1) Pengendalian bahan baku kelas A

a) Pengendalian ketat

b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan

penggunaan barang

c) Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan

d) Pengecekan secara ketat

e) Monitoring terus- menerus

f) Persediaan pengaman tidak ada atau rendah (1-2 minggu)

2) Pengendalian bahan baku kelas B

a) Pengendalian moderat

b) Penyimpanan secara baik laporan-laporan penerimaan dan

penggunaan barang

c) Berdasarkan perhitungan pemakaian di waktu lalu atau

daftar permintaan

d) Serangkaian pengecekan perubahan-perubahan kebutuhan

e) Monitoring untuk memungkinkan kekurangan persediaan

f) Persediaan pengaman moderat (2-3 bulan)

3) Pengendalian bahan baku kelas C

a) Pengendalian longgar

b) Bila supplai mencapai titik pemesanan kembali, pemesanan

kembali dilakukan

Page 68: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

36

c) Pengecekan sedikit dilakukan, dengan membandingkan

terhadap kebutuhan

d) Monitoring tidak perlu atau sedikit dilakukan

e) Persediaan pengaman jumlahnya besar (2-6 bulan atau

lebih)

Setelah menggunakan Analisis ABC, maka pengendalian bahan

baku pada PT. Mondrian dapat dikelola secara optimal. Sehingga

diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1) Dapat melakukan pembelian bahan baku dengan lebih teratur

dan terencana, dengan demikian biaya persediaan yang

dikeluarkan juga dapat diatur.

2) Memudahkan dalam pengambilan bahan baku ketika akan

memulai proses produksi, karena bahan baku yang volume

pemakaiannya besar dapat ditempatkan dibagian depan

gudang.

3) Dengan menggunakan Analisis ABC, persediaan bahan baku

telah dikelompokan sesuai dengan nilainya, sehingga

penyimpanan persediaan bahan baku akan lebih efektif, karena

pemeliharaan bahan baku yang lebih intensif hanya kelas A

sedangkan kelas B dab C pemeliharaannya hanya berkala saja.

Page 69: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

37

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada

Bab III secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen Persediaan Bahan Baku Produk Dadung pada PT.

Mondrian.

PT. Mondrian Klaten memperlakukan semua bahan baku

dengan sama rata, sehingga PT. Mondrian belum menerapkan

Analisis ABC untuk kebijakan pengelompokan bahan baku pada

produk Dadung.

2. Pengelompokan Persediaan berdasarkan Analisis ABC.

a. Kelas A memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

57.53 % dari total volume tahunan rupiah, meliputi 2 item yaitu:

1) Cotton Combed 24’S

2) Cotton Combed 20’S

b. Kelas B memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

24.26 % dari total volume tahunan rupiah, meliputi 3 item yaitu:

1) Diadora

2) Babyterry

3) CVC 20’S

c. Kelas C memiliki nilai persentase volume tahunan sebesar

18.21 % dari total volume tahunan rupiah, meliputi 5 item yaitu:

Page 70: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

38

1) Laxos CVC

2) TC Tuton

3) Rayon spandex

4) Cotton Spandex

5) Grimis Spandex

B. SARAN

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis

masalah yang dihadapi oleh PT. Mondrian Klaten, maka penulis dapat

mengajukan saran yang diharapkan sangat berguna dan dapat

dijadikan pertimbangan dan kebijaksanaan pengelompokan bahan

baku pada PT. Mondrian, adapun saran itu meliputi:

1. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis

ABC dalam kebijakan pengelompokan bahan baku, karena dengan

Analisis ABC perusahaan akan mudah dalam menetapkan

kebijakan dan pengendalian untuk setiap kelasnya berdasarkan

nilai dan kebutuhannya. Dengan menggunakan Analisis ABC maka

perusahaan bisa lebih efisien dalam mengendalikan kebutuhan

bahan baku produk Dadung.

2. Apabila perusahaan menerapkan Analisis ABC, bisa dilakukan

dengan perhitungan computer. Adapun software yang dapat

digunakan untuk membantu perhitungan Analisis ABC dengan

Production and Operation Management (POM for Windows).

3. Memberikan pelatihan kepada karyawan, apabila menggunakan

software POM dalam perhitungan Analisis ABC.

Page 71: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU …...3 2003;103). Bila dalam perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak

39

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia

Indonesia. Jakarta. Gespersz, Vincent. 2004. Production Planning and inventory Control.

Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Handoko, T hani. 2002. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Edisi I. BPFE. Yogyakarta. Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Edisi I. Guna Widya. Surabaya. Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Edisi II. Graha Ilmu.

Yogyakarta. Rangkuti, Freddy. 2002. Manajemen Persediaan. Raya Grafindo

Persada. Jakarta. Render, Barry dan Jay Heizer. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen

Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Vile, David I. 2000. Dasar-dasar Manajemen Sediaan dari Gudang ke

Pusat Distribusi. PPM. Jakarta.