Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

15
PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN DENGAN DENGAN BIOFUNGISIDA BIOFUNGISIDA Trichoderma Trichoderma sp sp P4S PERSADA NUSANTARA LUMAJANG Jalan Raya Kudus, Kec. Klakah Kab. Lumajang – JAWA Jalan Raya Kudus, Kec. Klakah Kab. Lumajang – JAWA TIMUR TIMUR

description

Sebagian besar petani mengendalikan penyakit di areal tanamannya menggunakan pestisida, alasannya lebih cepat dalam mengendalikan. Namun mereka sebagian besar tidak memperhitungkan biaya dan akibat negatif dari penggunaan pestisida kimiawi tersebut, Disamping mahal penggunaan pestida berdampak negatif baik dari lingkungan (Air, Tanah, tanaman dan manusianya) yang ditimbulkan dari residu dan limbah botol bekas pestisida. Untuk mengurangi keadaan yang demikian tak salah kalau kita mencoba dengan trichoderma,sp yang merupakan pengendalian hayati dengan biofungisida yang dampaknya sama dengan pestisida kemis yakni dapat mengendalikan penyakit namun tidak berdampak negatif bagi lingkungan. kalau anda berminat silahkan mencoba atau anda bingung mencari biakan trichoderma bisa kontak kami

Transcript of Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Page 1: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

PENGENDALIAN PENYAKIT PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN DENGAN TANAMAN DENGAN

BIOFUNGISIDABIOFUNGISIDA Trichoderma Trichoderma sp sp

P4S

PERSADA NUSANTARA

LUMAJANG

Jalan Raya Kudus, Kec. Klakah Kab. Lumajang – JAWA TIMURJalan Raya Kudus, Kec. Klakah Kab. Lumajang – JAWA TIMUR

Page 2: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Semua jenis tanaman (hortikultura, pangan, perkebunan) dapat

terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dari mulai

pembibitan sampai panen. Salah satu OPT yang selalu menyerang

tanaman adalah penyakit tanaman, baik penyakit tular tanah

(disebarkan oleh air dan serangga), tular udara (disebarkan oleh

angin, percikan air dan serangga), maupun tular bibit (penyakit terbawa

dari bibit).

Pengendalian terhadap penyakit telah banyak dilakukan : kultur

teknik, fungisida dan kultivar tahan. Aplikasi fungisida relatif mudah dan

praktis dilakukan, namun pemakaian yang terus menerus dapat

menyebabkan kekebalan sehingga fungisida yang digunakan akan

tidak efektif lagi. Sedangkan tanaman yang tahan masih terbatas

jumlahnya,

Page 3: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Pengendalian hayati : alternatif pengendalian yang aman, murah dan

ramah lingkungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia kaya sumber

daya alam seperti mikroorganisme. Mikroorganisme ini dapat dijadikan

sumber pengendalian penyakit secara hayati yaitu dengan isolasi,

perbanyakan massal dan memanfaatkannya lewat aplikasi, sehingga

mikroorganisme yang berasal dari alam ini dapat berkembang secara

alami bila lingkungannya menguntungkan.

Banyak penelitian yang melaporkan keberhasilan penggunaan agens

hayati dari golongan cendawan, hal ini karena relatif mudah

dikembangkannya. Salah satu cendawan yang umum dan sudah

dikenal luas untuk mengendalikan penyakit adalah Trichoderma sp.

Agens hayati ini didapat dari isolasi cendawan tanah yang bersifat

parasit bagi cendawan lain. tetapi tidak bersifat patogen bagi hewan

atau manusia sehingga dapat mengendalikan penyakit tanaman.

Page 4: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Selain AH, Trichoderma juga berfungsi sebagai dekomposer, karena mengandung enzim selulase yang dapat memutuskan ikatan glikosida β-1,4 di dalam selulosaPemanfaatan Trichoderma sebagai Pengendali Hayati → salah satu komponen utama dalam sistem PHT disamping cara bercocok tanam dan varietas. Hal ini tercantum didalam Undang-undang RI No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah R.I. No.6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dan Undang-undang R.I. No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan pernyataan tersebut tercermin jelas bahwa dalam setiap tindakan pengendalian OPT harus memadukan berbagai teknik, termasuk didalamnya teknik pengendalian hayati. Pengendali Hayati penyakit tanaman → suatu cara untuk mengurangi jumlah inokulum patogen atau menekan aktifitas patogen baik aktif atau dorman dalam menimbulkan penyakit dengan satu atau beberapa organisme secara alami atau melalui manipulasi lingkungan, inang atau antagonis Dalam aplikasinya Trichoderma sp. dapat berbentuk cair, maupun diaplikasikan dalam bentuk kompos yang langsung dicampurkan pada pupuk kandang.

Page 5: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

TrichodermaTrichoderma sp. sp.

Trichoderma Trichoderma dikenal luasdikenal luas,, mudah mudah diisolasi dari tanah, kayu membusuk diisolasi dari tanah, kayu membusuk & & bentuk lain dari bentuk lain dari BO BO tanaman. tanaman. PPertumbuhan cepat dalam medium ertumbuhan cepat dalam medium buatan, koloni melingkar yg berwarna buatan, koloni melingkar yg berwarna hijau terang sampai gelap, mhijau terang sampai gelap, mrprp karakter karakter cendawan dalam genus inicendawan dalam genus iniMekanisme antagonis oleh Mekanisme antagonis oleh TrichodermaTrichoderma tthdhd organisme lain meliputi organisme lain meliputi mikoparasitisme, antibiotik, kompetisi, mikoparasitisme, antibiotik, kompetisi, mengeluarkan enzim, dan induksi mengeluarkan enzim, dan induksi ketahananketahananDDapat mengendalikan apat mengendalikan bbrpbbrp cendawan cendawan patogen tular tanah seperti patogen tular tanah seperti R. solani, R. solani, S. rolfsii, Aspergillus niger, Fusarium S. rolfsii, Aspergillus niger, Fusarium sp.sp., , Phytium.Phytium.

a ba

Page 6: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

TEKNIK PRODUKSI DAN APLIKASITEKNIK PRODUKSI DAN APLIKASI

Salah satu faktor penentu keberhasilan penggunaan Salah satu faktor penentu keberhasilan penggunaan AH utkAH utk pengendalian di lappengendalian di lap → → bentuk formulasi bentuk formulasi

Formulasi yg tepat dpt meningkatkan keefektifan Formulasi yg tepat dpt meningkatkan keefektifan AHAH, , ketahanan hidup lebih lama dan yang penting mudah dketahanan hidup lebih lama dan yang penting mudah dlmlm aplikasinya. Proses produksi biofungisida Trichoderma aplikasinya. Proses produksi biofungisida Trichoderma tgt tgt pada bentuk akhir produknya, bisa padat atau cairpada bentuk akhir produknya, bisa padat atau cair

Proses produksi dibagi menjadi dua tahapProses produksi dibagi menjadi dua tahap yaitu yaitu 1.1. Produksi konidia-biomassa yang mencakup kegiatan Produksi konidia-biomassa yang mencakup kegiatan

peremajaan isolat, pembuatan starter, perbanyakan biomassa peremajaan isolat, pembuatan starter, perbanyakan biomassa dan sporadan spora

2.2. Pencampuran hasil fermentasi dengan bahan padat, Pencampuran hasil fermentasi dengan bahan padat, penyiapan bahan padat pencampur, pencampuran biomassa-penyiapan bahan padat pencampur, pencampuran biomassa-spora dengan bahan padat, pengeringan campuran dan spora dengan bahan padat, pengeringan campuran dan pengepakan produk.pengepakan produk.

Page 7: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Perbanyakan dalam media padat jagung gilingPerbanyakan dalam media padat jagung giling Cuci jagung giling dengan air dan pisahkan dari kulit atau bagian Cuci jagung giling dengan air dan pisahkan dari kulit atau bagian yang mengapung, rendam selama 12 jam (semalam ) yang mengapung, rendam selama 12 jam (semalam ) Kukus dalam dandang selama 1 jam, angkat dan dinginkan Kukus dalam dandang selama 1 jam, angkat dan dinginkan Setelah dingin masukkan ke dalam kantong-kantong plastik kira-Setelah dingin masukkan ke dalam kantong-kantong plastik kira-kira ½ bagian kira ½ bagian Sterilkan dengan menggunakan autoclaveSterilkan dengan menggunakan autoclaveMedia jagung yang telah disterilkan, kemudian didinginkan, Media jagung yang telah disterilkan, kemudian didinginkan, diletakkan dalam rak atau keranjang plastik diletakkan dalam rak atau keranjang plastik Setelah dingin media diinokulasi dengan Trichoderma dalam Setelah dingin media diinokulasi dengan Trichoderma dalam laminar flow atau enkas laminar flow atau enkas Setiap kantong plastik yang diinokulasi diberi pipa yang ditutup Setiap kantong plastik yang diinokulasi diberi pipa yang ditutup dengan kapas, atau diikat dengan menggunakan karetdengan kapas, atau diikat dengan menggunakan karetInkubasi diletakkan dalam rak atau keranjang plastik di dalam Inkubasi diletakkan dalam rak atau keranjang plastik di dalam suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung. Inkubasi suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung. Inkubasi dilakukan selama 7 hari. Tiap 2 hari diamati secara teliti terhadap dilakukan selama 7 hari. Tiap 2 hari diamati secara teliti terhadap pertumbuhan Trichoderma dan adanya kontaminasi. Kantong pertumbuhan Trichoderma dan adanya kontaminasi. Kantong yang terkontaminasi segera dibuang.yang terkontaminasi segera dibuang.

Page 8: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Perbanyakan Trichoderma dalam media Perbanyakan Trichoderma dalam media

jagung gilingjagung giling

a

b

dc

biomassa Trichoderma

Gambar 6e

Page 9: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Cara PembuatanCara Pembuatan TrichocomposTrichocompos

Pukan, sekam & bekatul dicampur jadi satu sampai menjadi rata, Pukan, sekam & bekatul dicampur jadi satu sampai menjadi rata, kemudian dibagi menjadi 4 bagkemudian dibagi menjadi 4 bagLarutkan Larutkan Dekomposer Dekomposer ke dalam airke dalam airSatu bagian (t.d pukan, sekam, dan bekatul) dibuat satu lapisan, Satu bagian (t.d pukan, sekam, dan bekatul) dibuat satu lapisan, kemudian tuangkan lar. kemudian tuangkan lar. dekomposer dekomposer dg gembor pd campuran tsb dg gembor pd campuran tsb smp lembab, dg tanda-tanda jika dikepal dengan tangan, air tidak smp lembab, dg tanda-tanda jika dikepal dengan tangan, air tidak keluar dan bila kepalan dilepas adonan tidak pecah, tambahkan keluar dan bila kepalan dilepas adonan tidak pecah, tambahkan Trichoderma cair atau Trichoderma padat. Trichoderma cair atau Trichoderma padat. Ulangi sampai empat (4) lapisan.Ulangi sampai empat (4) lapisan.Adonan ditumpuk di atas ubin kering/tanah kering yg sdh di alas Adonan ditumpuk di atas ubin kering/tanah kering yg sdh di alas karung goni. Tinggi tumpukan ± 40 cm, kemudian ditutup dengan karung goni. Tinggi tumpukan ± 40 cm, kemudian ditutup dengan karung goni. Tempat timbunan harus terlindung dari sinar matahari karung goni. Tempat timbunan harus terlindung dari sinar matahari dan hujandan hujanPertahankan suhu adonan 40-60Pertahankan suhu adonan 40-60oo C. Bila suhu lebih dari 60 C. Bila suhu lebih dari 60oo C, C, karung goni penutup dibukakarung goni penutup dibukaSetelah 4 hari pupuk organik Setelah 4 hari pupuk organik plus Trichoderma plus Trichoderma telah selesai telah selesai difermentasi dan menjadi kompos aktif yang siap digunakan sebagai difermentasi dan menjadi kompos aktif yang siap digunakan sebagai pupuk organikpupuk organik plus plus..

Page 10: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

CIRI-CIRI FISIK PROSES FERMENTASI :CIRI-CIRI FISIK PROSES FERMENTASI :

Terjadi kenaikan suhuTerjadi kenaikan suhu

Muncul jamur-jamur fermentasi berwarna putih diatas Muncul jamur-jamur fermentasi berwarna putih diatas adonanadonan

Terjadi perubahan aroma dari khas bahan organik menjadi Terjadi perubahan aroma dari khas bahan organik menjadi bau netralbau netral

Adanya perubahan warna bahan ke arah hitam kecoklatanAdanya perubahan warna bahan ke arah hitam kecoklatan

Kadar air turun Kadar air turun

Page 11: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

Hasil Penelitian Trichoderma Hasil Penelitian Trichoderma Aplikasi Trichoderma cair pada bibit bawang Aplikasi Trichoderma cair pada bibit bawang

merah sebelum ditanam, dapat meningkatkan merah sebelum ditanam, dapat meningkatkan hasil bawang merah 11% lebih tinggi daripada hasil bawang merah 11% lebih tinggi daripada tanpa aplikasi Trichoderma pada varietas tanpa aplikasi Trichoderma pada varietas Sumenep (Korlina dkk, 2008a). Sumenep (Korlina dkk, 2008a).

Pada cabai rawit pemberian Pada cabai rawit pemberian TrichodermaTrichoderma sp. sp. cair mampu menekan serangan penyakit layu cair mampu menekan serangan penyakit layu FusariumFusarium sp. sebesar 73,77% dan sp. sebesar 73,77% dan Trichokompos sebesar 78,08% Trichokompos sebesar 78,08% (Sarwono dkk, (Sarwono dkk, 2009). 2009).

Page 12: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

TrichocomposTrichocompos

Kompos/bokasi yang diperkaya denganKompos/bokasi yang diperkaya dengantrichoderma yang berasal dari trichoderma yang berasal dari pencampuranpencampuranbiomassa-spora dengan bahan padatbiomassa-spora dengan bahan padat

Kandungan Trichocompos:Kandungan Trichocompos:Trichoderma sp. 1,5 x 10 7 propagule/gramTrichoderma sp. 1,5 x 10 7 propagule/gram

Page 13: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

KegunaanKegunaan

DDapat mengendalikan apat mengendalikan beberapabeberapa cendawan cendawan

patogen tular tanah seperti patogen tular tanah seperti ::• Fusarium sp. Fusarium sp. • RRizoctoniaizoctonia solani solani • Phytophtora spp.Phytophtora spp.• SSclerotinia sclerotioriumclerotinia sclerotiorium.. • PhytiumPhytium spp. spp.

Pada tanaman hias, sayurandan buah-buahan Pada tanaman hias, sayurandan buah-buahan

Page 14: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

CARA APLIKASICARA APLIKASI

Dicampurkan dengan media pesemaian Dicampurkan dengan media pesemaian sebanyak 1 kg trichocompos/4 m sebanyak 1 kg trichocompos/4 m

10 gram/lubang tanam10 gram/lubang tanam

Page 15: Pengendalian penyakit dengan Trichoderma

TERIMA KASIHTERIMA KASIH