PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN RENCANA

38
PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN RENCANA MATERI KULIAH Oleh: Tonny Judiantono 131754508 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UNISBA 2008

description

PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN RENCANA. MATERI KULIAH. Oleh: Tonny Judiantono 131754508. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UNISBA 2008. INSTRUMEN PEMBANGUNAN KOTA. Development Plan Strategig Plan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN RENCANA

Page 1: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN RENCANA

MATERI KULIAH

Oleh:Tonny Judiantono

131754508

Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik UNISBA

2008

Page 2: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

INSTRUMEN PEMBANGUNAN KOTADevelopment Plan

Strategig PlanMerupakan rencana yang sifatnya umum,

strategik dan konsepsional, lebih banyak berisi uraian yang sifatnya desktiptif dan retorik, memuat tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijaksanaan Pembangunan Kota

Functional PlanMerupakan rencana intermiediate yang bersifat

sudah lebih teknis, tidak terlalu banyak lagi uraian yang bersifat deskriptif tetapi sudah memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peruntukan makro kota

Detail PlanMerupakan rencana yang bersifat sangat rinci,

sudah menggambarkan tentang dimensi-dimensi teknis perpetakan, Right of Way, Sempadan bangunan dlsb nya.

Development Regulation/Control

Istilah yang digunakan1. Development control (Inggris)2. Zoning Regulation (Perancis)3. Zoning Code (San Diego)4. Zoning Resolution (New York)5. Zoning Ordinance (beberapa kota di USA)6. Land Development Code (Palm Beach)

Page 3: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

JENIS RENCANA

INGGRIS PERANCIS USA SINGAPORE

STRATEGIG PLAN

Structure Plan SDAU Comprehensive Plan

Concept Plan

FUNCTIONAL PLAN

Local/ District Plan

POS Zoning Plan Development Guide Plan (DGP)

DETAIL PLAN Subdivision Plan/ Action Plan

Subdivision Plan

Subdivision Plan/ Landuse Plan

Subdivision Plan

CONTOH JENJANG RENCANA KOTA DI BERBAGAI NEGARA

Page 4: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

HIRARKI/ JENJANG RENCANA DI INDONESIA

LANDASAN HUKUM

JENJANG RENCANA

DKI JAKARTA

KESETARAAN PENGESAHAN

UU 24/1992 RTRWP/K RTRWP/K(1:50.000)

Strategic Plan PERDA

PP 69/96 RRTRK RRTRWC (1:5.000)

Functional Plan SK Gub

PP 69/96 RTRK RTRK/LRK(1:1.000)

Detail Plan SK Gub

LANDASAN HUKUM

JENJANG RENCANA

SKALA KESETARAAN PENGESAHAN

UU 26/2007 RTRW Provinsi

RTRWP/K(1:100.000)

Strategic Plan PERDA

RTRW Kab/Kota

RRTRWC (1:50.000)

Strategic Plan/ Functional Plan

PERDA

Rencana Rinci (1:5.000) Detail Plan SK Bupati/ Walikota

Page 5: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

ASPEK PERENCANAAN

ASPEK PEMANFAATAN RUANG

ASPEK PENGENDALIAN

• NETWORK• ACTIVITY• DENSITY• INTENSITY

LAND MANAGEMENT(KAWASAN)

LAND DEVELOPMENT(PESRSIL, BLOK & SEKTOR)

PERATURAN PENGELOLAAN LAHAN

• PERATURAN• PERIJINAN• PENGAWASAN• PENERTIBAN• KELEMBAGAAN

ZONING REGULATION

KEDUDUDKAN ZONING REGULATION DALAM KONTEKS PENATAAN RUANG

Page 6: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

TUJUAN ZONING REGULATION

Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan, keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang

Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat

Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai, dan menningkatkan kualitas lingkungan hidup

Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikanMemudahkan pengambilan keputusan secara tidak

memihak dan berhasil guna serta mendorong partisipasi masyarakat

Page 7: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. Sebagai intrumen pengendalian pembangunan

2. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional

3. Sebagai panduan teknis pengembangan lahan

SUBSTANSI ZONING REGULATION

1. Prosedur Pembangunan2. Ketentuan-ketentuan Teknis3. Dampak Pembangunan

FUNGSI ZONING REGULATION

Page 8: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

KERANGKA PERATURAN1. Ketentuan Umum2. Asas, Tujuan dan Fungsi3. Lembaga Penataan Ruang4. Jenis Rencana dan Materi Rencana5. Peranserta masyarakat dalam perencanaan tata ruang6. Prosedur penyusunan Rencana Tata Ruang7. Prosedur Peninjauan rencana8. Prosedur Perijinan9. Prosedur Pembangunan Kawasan10. Zonasi11. Peraturan penggunaan12. Ketentuan Teknis13. Ketentuan Khusus14. Dampak Pembangunan

Page 9: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. Lembaga Penataan Ruang dibagi atas dua kelompok, yaitu :• Pengambil keputusan• Pembuat Rekomendasi

2. Pengambil Keputusan, terdiri atas:• Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)• Komisi Perencanaan• Badan Pertimbangan Urusan Tanah (BPUT)• Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA)• Dinas Tata Kota (DTK)

3. Pembuat Rekomendasi, terdiri atas:• Dewan Kota/ Kabupaten• Dewan Kelurahan• Tim Pertimbangan Arsitektur Kota (TPAK)• Tim Pertimbangan Penggunaan Lahan (TPPL)• Badan Kesejarahan

LEMBAGA PENATAAN RUANG

Page 10: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

RTRWP RTRWK RRTRWC RTRK

UMUM • Visi, Misi• Tujuan• Kebijakan Strategi

• Misi• Tujuan• Kebijakan

Program

• Tujuan &• Sasaran

Program

• Tujuan &• Sasaran

Program Proyek

STRUKTUR RUANG

N(Network)

Struktur jaringan makro Provinsi

Struktur jaringan makro Kodya

Sarana Dasar Struktur Jaringan Submakro

Sarana Dasar Struktur Jaringan Mikro

A(Activity)

• Fungsi Utama• Sistem Pusat Utama

& Penunjang

Zona Utama Zona Spesifik Paket Penggunaan

D(Density/Distribusi

Penduduk )

• Target jumlah Pddk Provinsi

• Distribusi per Kodya

• Target Pddk Kodya

• Distribusi Pddk Per Kecamatan

• Rencana Kepadatan tiap distrik perencanaan (kelurahan)

• Penerapan pola kepadatan ke dalam paket penggunaan

I(Intensity)

• Pola sifat lingkungan (PSL)

• Pola pengendalian intensitas (PPI)

Aplikasi PSL dan PPI

Batasan/ nilai intensitas bruto per zona

Batasan/ nilai intensitas bruto per blok

SUBSTANSI RENCANA MENURUT JENJANG RENCANA TATA RUANG

Page 11: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

Hak masyarakat dalam perencanaan tata ruangKewajiban masyarakat dalam perencanaan tata ruangTahapan PSM dalam perencanaan tata ruangLingkup substantif PSM dalam perencanaan tata ruangKelompok serta masyarakat dalam perencanaan tata

ruangCara serta masyarakat dalam perencanaan tata ruangWaktu serta masyarakat dalam perencanaan tata ruangBentuk kelembagaan masyarakat dalam perencanaan

tata ruang

Page 12: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

HAK MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

1. Mengetahui seluruh maksud/keinginan/ rencana pemerintah, atau mengajukan inisiatif

2. Mengetahui seluruh proses persiapan dan ikut menilai kesiapan (proses administrasi) penyelenggaraannya

3. Memberikan pendapat, saran, masukan, dan penentuan tujuan-tujuan dan arah

4. Memberikan pendapat, saran, masukan, data/ informasi dan penentuan potensi dan masalah tata ruang

5. Memberikan kontribusi dalam perumusan rencana6. Melibatkan diri di dalam, dan/atau mengawasi proses

penetapan rencana tata ruang7. Mengajukan keberatan terhadap rancangan rencana

tata ruang

Page 13: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG

1. Memberikan informasi, data dan keterangan dalam setiap tahapan

2. Berlaku tertib dan santun

3. Menghormati dan menghargai pendapat, saran dan masukan data/ informasi pihak-pihak lain

4. Mendudukkan kepentingan kolektif/ publik lebih tinggi daripada kepentingan pribadi atau kelompok

Page 14: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

TAHAPAN PSMDALAM PERENCANAAN TATA RUANG

1. Tahapan Pembelajaran

2. Tahapan Pemberdayaan

3. Tahapan Perencanaan berbasis masyarakat

4. Tahapan Perencanaan oleh masyarakat

Page 15: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

TINGKATAN RENCANA

LINGKUP SUBSTANTIF

KELOMPOK SERTA

CARA KERJA WAKTU SERTA

KELEMBAGAAN

RTRW Provinsi

• Visi• Misi• Tujuan/ Sasaran

• Kebijaksanaan Strategi

• Remaja/ Pemuda

• Tokoh Agama

• Profesi• Intelektual

• Penyebaran angket

• Diskusi

5 Tahun sekali pada waktu penyusunan baru atau peninjauan kembali

Panitia khusus (tidak permanen)

RTRW Kab/ Kota

• Misi/ strategi• Program

sda sda sda sda

RRTRW Kecamatan

Lingkungan dan proyek

• Desa/ kelurahan

• Karang Taruna

• PKK, RT/RW/ Warga masyarakat

Diskusi/ dialog sda sda

RTRK (LRK) Lahan Kepemilikan

• Badan Usaha• Masyarakat secara Individu

Diskusi/ dialog Setiap kasus Komite yang dibentuk gubernur

LINGKUP SUBSTANTIF PSM

Page 16: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. RTRW Provinsi2. RTRW Kota/ Kabupaten3. RRTRW Kecamatan4. RTRK

PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA

Page 17: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

RTRW PROVINSI & RTRW KAB/KOTA1. Pengumuman kepada masyarakat2. Penyelenggaraan Lokakarya I (stakeholder yang relevan)3. Penyusunan angket dari hasil Lokakarya I dan

penyebarluasannya untuk menjaring pilihan masyarakat4. Pengolahan hasil angket5. Penyelenggaraan Lokakarya II (konsultasi teknis)6. Penyempurnaan rancangan rencana7. Pelaksanaan ekspose publik di tempat-tempat umum yang

strategis8. Pelakasanaan dengar pendapat publik (Public Hearing) di

depan sidang DPRD dan ditindak lanjuti dengan penyusunan Rencana Akhir

9. Penetapan dan pengesahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/ Kab/Kota.

Page 18: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

RRTRW KECAMATAN & RTRK

1. Pengumuman kepada masyarakat2. Penentuan metoda pengumpulan data3. Penentuan metoda peran serta4. Pengumpulan informasi5. Perumusan isu-isu utama, penetapan tujuan, penyusunan

alternatif dan pemilihannya, serta pengembangan rencana6. Pelaksanaan ekspose publik di tempat-tempat umum yang

strategis di wilayah Kecamatan7. Pelakasanaan dengar pendapat publik (Public Hearing) di

depan Guvernur dan ditindak lanjuti dengan penyusunan Rancangan Rencana Akhir

8. Penetapan dan pengesahan Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan

Page 19: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR PENINJAUAN RENCANAPrakarsa perubahan, dapat diajukan oleh: Masyarakat baik kelompok maupun perorangan Pemerintah provinsi/ kab/kota Dewan Perwakilan Rakyat DaerahPertimbangan Penyesuaian Rencana

Usul perubahan rencana dapat diajukan jika salah satu kriteria berikut dipenuhi:

Terdapat kesalahan peta dan informasi Rencana yang disusun berpotensi menimbulkan bencana publik Rencana menyebabkan penderitaan terhadap seseorang Menawarkan manfaat yang besar bagi leingkungan di sekitar atau

masyarakat kotaKategori Penyesuaian Rencana Minor Modification atau perubahan kecil Major Modification atau perubahan besar

Page 20: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR PENYESUAIAN RENCANAProsedur Perubahan Rencana Kategori Perubahan Kecil Pemohon mengajukan usul kepada Dinas Tata Kota DTK melakukan kajian terhadap usulan pemohon : Apabila perubahan terjadi pada kategori penggunaan yang sama maka

dapat diproses langsung oleh DTK Apabila perubahan terjadi pada kategori penggunaan yang berbeda maka

DTK menyampaikan kepada komisi perencanaan untuk dilakukan dengar pendapat publik

Apabila perubahan disetujui komisi pencanaan menyampaikan laporannya kepada Gubernur/Bupati/ Walikota

Berdasarkan hasil keputusan tersebut DTK melakuka perubahan rencana

Prosedur Perubahan Rencana Kategori Perubahan Besar DTK menyampaikan konsep perubahan kepada komisi perencanaan untuk

dilakukan dengar pendapat publik Apabila perubahan disepakati komisi perencanaan membuat rekomendasi

kepada DPRD untuk dimintakan persetujuannya

Page 21: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. SP3L (Surat Persetujuan Prinsip Penggunaan lahan)

2. SIPPT (Surat Ijin Penggunaan & Pemanfaatan Tanah)

3. IJIN PEMBANGUNAN• IJIN PEMBANGUNAN KATEGORI I• IJIN PEMBANGUNAN KATEGORI II

PROSEDUR PERIJINAN

Page 22: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR PERMOHONAN SP3L Pemohon mengajukan permohonan kepada Gubernur selaku Ketua Badan

Pertimbangan Urusan Tanah dengan melengkapi semua persyaratan Gubernur meminta DTK selaku sekretariat BPUT mempersiapkan bahan-

bahan terkait untuk dibahas dalam sidang rapat pimpinan BPUT Sidang rapat pimpinan BPUT membahas permohonan dimaksud dan

membuat keputusan menerima atau menolak permohonan sesuai saran-saran anggota

Apabila sidang menerima permohonan maka Gubernur menerbitkan SP3L Setelah menerima SP3L pemohon harus melaporkannya kepada walikota

setempat untuk kemudian diadakan sosialisasi kepada masyarakat Apabila setelah dilakukan sosialisasi sebagian besar masyarakat pemilik

tanah menolak, maka walikota membuat laporan dan saran kepada Gubernur

Atas saran walikota, Gubernur dapat meninjau kempali SP3L dimaksud

Page 23: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR PERMOHONAN SIPPT Pemohon mengajukan permohonan kepada Gubernur selaku Ketua Badan

Pertimbangan Urusan Tanah dengan melengkapi semua persyaratan Gubernur meminta DTK selaku sekretariat BPUT mempersiapkan

perencanaan atas lokasi yang dimohon terkait untuk dibahas dalam sidang rapat pimpinan BPUT

Sidang memberikan koreksi dan saran atas usulan dimaksud Memperhatikan semua saran dan koreksi, Gubernur menerbitkan SIPPT Setelah menerima SIPPT, pemohon melaporkannya kepada walikota

setempat untuk kemudian dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Apabila ada gugatan dari masyarakat terhadap rencana, Walikota membuat

laporan dan saran kepada Gubernur Gubernur meminta komisi perencanaan untuk melakukan dengar pendapat

publik Komisi perencanaan melakukan dengar pendapat publik dan membuat

keputusan dan disampaikan kepada Gubernur Apabila hasil dengar pendapat publik berakibat terhadap perubahan

rencana, Gubernur meminta DTK untuk melaksanakan penyesuaian rencana

Page 24: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR IJIN PEMBANGUNAN (KATEGORI I)

Pemohon mengajukan permohonan kepada DTK dengan melengkapi semua persyaratan yang ditentukan

DTK menerbitkan ijin dimaksud dan mengumumkannya kepada warga yang tinggal di sekitar lokasi yang dimohon

Apabila dalam jangka waktu 2 minggu tidak ada keberatan atau sanggahan dari pemohon maupun warga sekitarnya maka ijin pembangunan dimaksud dinyatakan sah secara hukum

Apabila ada keberatan atau sanggahan, maka dilakukan dengar pendapat publik melalui komisi perencanaan

Apabila mayoritas warga menerima maka ijin pembangunan dinyatakan sah dan apabila mayoritas warga menolak, ijin pembangunan harus ditinjau kembali

Page 25: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR IJIN PEMBANGUNAN (KATEGORI II)

• Pemohon mengajukan permohonan kepada DTK dengan melengkapi semua persyaratan yang ditentukan

• DTK menyiapkan konsep perijinan dan meminta kepada komisi perencanaan untuk melakukan uji publik yaitu dengan melaksanakan dengar pendapat publik warga di sekitarnya dan beberapa tenaga ahli terkait

• Apabila mayoritas warga menerima, maka DTK memproses ijin pembangunan yang definitif

• Apabila mayoritas warga menolak, maka tidak dikeluarkan perijinan

Page 26: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PROSEDUR PEMBANGUNAN KAWASAN

Untuk membangun sebuah kawasan harus dipenuhi syarat-syarat sbb:Memiliki Badan HukumMemperoleh persetujuan Gubernur/ Bupati/ WalikotaMenyusun Master PlanMenyusun AmdalMemiliki SDM yang profesionalMemiliki dukungan finansial

Page 27: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. Zona dasar2. Zona Utama, yaitu zona dasar yang masih memiliki sifat yang asli3. Zona Spesifik, yaitu pemberian karakter-karakter tertentu pada zona

utama sehingga memiliki sifat-sifat pembatasasn ataupun keleluasaan tertentu pada zona dasar

4. Paket Penggunaan, yaitu jenis-jenis penggunaan yang memungkinkan diijinkan pada setiap zona spesifik

5. Paket Peraturan Pembangunan, yaitu persyaratan-persyaratan pembangunan pada zona dasar untuk dapat menampung penggunaan yang diijinkan, seperti luas perpetakan minimum, lebar dan kedalaman perpetakan minimum, KDB, KLB, Ketinggian bangunan, dsb.

ZONASI

Page 28: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

PAKET PERATURAN PEMBANGUNAN

Paket peraturan pembangunan lebih menjelaskan dimensi zona dasar dengan mempertimbangkan penggunaan yang diperbolehkan dalam paket penggunaan

Paket peraturan dengan paket penggunaan tidak boleh saling bertentangan

Salah satu unsur dalam paket peraturan yang mengindikasikan besaran ruang dari zona-zona dasar dengan mengambil salah satu atau beberapa dari ketentuan-ketentuan pembangunan yang paling mewakili

Ketentuan-ketentuan yang lebih rinci tentang luas perpetakan, jarak-jarak bebas, KDB, KLB, Tinggi bangunan, dan ketentuan-ketentuan tentang bangunan lainnya diatur dalam tabel peraturan pembangunan.

Page 29: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

KETENTUAN TEKNIS

1. Tata ruang dan pertimbangan lingkungan2. Daerah perencanaan3. Intensitas bangunan Sifat lingkungan KDB dan KLB Ketinggian Bangunan Garis sempadan bangunan (GSB), Garis sempadan jalan (GSJ) Jarak bebas Jarak bebas pada bangunan renggang Jarak bebas pada bangunan rapat4. Sarana penunjang5. Insentif pembangunan6. Ketentuan tentang bangunan industri7. Ketentuan tentang bangunan-bangunan lainnya.

Page 30: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

KETENTUAN KHUSUS

Peraturan umum untuk penggunaan terpisahPanduan rancang kotaStandar sarana kotaPerparkiranPrasarana kotaPenataan kegiatan Tata Informasi/ media luar ruangBangunan bersejarahPedoman pembangunan wilayah kepulauanPenataan kawasan di sekitar BandaraKawasan PanturaReklame

Page 31: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

DAMPAK PEMBANGUNAN

Pencemaran lingkunganDampak pembangunanAnalisis dampak lalu lintas untuk pembangunan

baru

Page 32: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA
Page 33: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. Introduction2. The need for approval to commence development3. Form of application4. Procedure for dealing with development applications5. Considerations in the determination of development applications6. Applications for the renewal of development approval7. The use of conditions8. Temporary approvals9. Appeals

Page 34: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. General2. The Access problem3. Classification of roads4. Development on controlled access highways5. Development on important regional roads6. The design of driveways7. Conclusions

Page 35: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. Introduction2. Retail shopping background3. Retail shopping policy objectives4. Regional retail shopping structure plan5. Guidelines for the planning of shopping centres6. Car parking for shopping centres

Page 36: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. The purpose of the urban deffered zone2. Metropolitan region scheme3. Procedure for the transfer of land from urban deferred zone to the urban zone4. Imposition of conditions on clause5. Subdivision6. Local authority town planning schemes

Page 37: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. The authority considers that publicly owned open space must be palnned as part of a total metropolitan open space system encompassing public and private land in order to maximise the recreation and conservation potential of the resources

2. The authority will undertake the co-ordination of planning of metropolitan open space resources in order to:

• Establish long term goals and policy objectives • Develop a structure paln for region based o an inventory of resource capability

and user needs• Prepare concept plans for Parks and Recreation reserves based on above• Prepare development plans for such reserves and implement a development

programme for the metropolitan open space system3. Special circumstances dictate4. Management budget5. The desirability of sustaining an adequate level of maintenance and

surveillance compatible with the availability of finance and human resources

Page 38: PENGENDALIAN  DAN PELAKSANAAN RENCANA

1. The authority opposes the discharge of piped or artificially channelled stormwater drainage to lakes, or other wetlands and the establishment of sumps

2. Prepared to accept the pipe discharge of stormwater drainage to lakes or other wetlands in such reserved lands on the following basis:

• That it is satisfied that no alternative disposal method is reasonably available to the proponent

• That provision has been made for the pre-treatment of water for the removal of solids before it enters reserved lands

3. The design of management structures, the level of pre-treatment and the method of implementation is to be based on the advice of the Department of Conservation and Environment and to be to the satisfaction of the Authority