PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
Transcript of PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
PENGENALAN DAN PROSEDUR
PENDAFTARAN PATEN MODUL KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2020
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 1
SERI MODUL KEKAYAAN INTELEKTUAL
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2020
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 2
TIM PENYUSUN:
BIDANG MANAJEMEN KEKAYAAN INTELEKTUAL
PUSAT PEMANFAATAN DAN INOVASI IPTEK LIPI
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 3
DAFTAR ISI
A. Definisi dan Terminologi dalam Paten ......................................................................................... 4
B. Tujuan Paten .......................................................................................................................................... 7
C. Subjek Paten ........................................................................................................................................... 7
D. Jenis Paten ............................................................................................................................................... 9
1. Paten ...................................................................................................................................................... 9
2. Paten Sederhana ................................................................................................................................ 9
E. Objek Perlindungan Paten ................................................................................................................ 9
1. Produk ................................................................................................................................................... 9
2. Proses .................................................................................................................................................. 12
3. Penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses ............................................. 12
4. Invensi yang tidak dapat diberi Paten: ................................................................................... 13
F. Kriteria Patentabilitas ...................................................................................................................... 14
1. Baru (novelty) ................................................................................................................................... 14
2. Langkah inventif (inventive step) .............................................................................................. 16
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable) ............................................... 16
G. Prosedur Pendaftaran Paten .......................................................................................................... 16
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 4
A. Definisi dan Terminologi dalam Paten
Menurut UU Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, definisinya adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten merupakan
salah satu hak kekayaan intelektual yang perlu didaftarkan untuk mendapatkan
pelindungan. Paten di Indonesia menganut sistem first to file dimana pelindungan
diberikan terhadap invensi yang didaftarkan terlebih dahulu, berdasarkan tanggal
penerimaan pendaftaran.
Dalam pelindungan Paten terdapat beberapa terminologi yang sering disebutkan, antara
lain:
1) Inventor
Seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.
2) Invensi
Ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
3) Temuan (discovery)
Penemuan terhadap suatu sifat baru dari suatu material atau benda yang sudah
dikenal atau sudah ada sebelumnya secara alami.
4) Pemegang paten
Inventor sebagai pemilik paten, pihak yang menerima hak atas paten tersebut dari
pemilik paten, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak atas paten tersebut
yang terdaftar dalam daftar umum paten.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa invensi merupakan kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi. Tidak tercakup sebagai invensi adalah sebagai
berikut:
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 5
1. Kreasi estetika
Contoh kreasi estetika adalah kursi kayu dengan ukiran. Ukiran hanya bersifat
estetika dan tidak memiliki fungsi untuk memecahkan suatu masalah. Fitur yang
bersifat kreasi estetika dapat didaftarkan sebagai Desain Industri.
2. Skema
Skema adalah suatu bentuk rancangan atau kerangka secara garis besar yang
memuat gambaran umum tentang bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Skema
seperti diagram alir (flowchart) tidak dapat dianggap sebagai suatu invensi karena
tidak menjelaskan setiap tahapan dalam proses secara rinci. Supaya tahapan-
tahapan dalam proses tersebut dapat dikatakan sebagai suatu invensi, maka harus
dinyatakan dalam bentuk klaim dengan fitur tahapan-tahapan proses yang jelas.
3. Aturan dan metode untuk melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan mental,
permainan, atau bisnis
Hal ini tidak dapat dikatakan sebagai invensi karena pelaksanaan aturan atau metode
tersebut tidak melibatkan suatu teknologi tertentu, tetapi lebih melibatkan suatu
kegiatan fisik untuk mencapai tujuan tersebut. Jika suatu metode melibatkan suatu
teknologi tertentu maka metode tersebut dianggap sebagai sebuah invensi dan dapat
diberikan paten.
4. Aturan dan metode yang hanya berisi program komputer
Metode yang hanya berisi program komputer tanpa memiliki karakter, efek teknik,
dan penyelesaian permasalahan tidak termasuk invensi. Program komputer dalam
hal ini berupa sistem operasi, program aplikasi, program utility, dan bahasa
pemrograman. Aplikasi atau perangkat lunak yang dihasilkan dari pemrograman
dapat dilindungi sebagai Hak Cipta.
5. Presentasi mengenai suatu informasi
Presentasi umumnya berisi informasi-informasi yang disampaikan oleh pembicara,
sehingga dapat dikatakan sebagai salah satu media komunikasi. Presentasi tidak
dapat memecahkan suatu permasalahan tertentu di bidang teknologi sehingga
presentasi tidak dapat dianggap sebagai sebuah invensi.
6. Temuan (Discovery)
Khususnya untuk temuan, perlu diketahui lebih lanjut perbedaannya dengan invensi.
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 6
Tabel 1. Perbedaan Temuan dan Invensi
Temuan (Discovery) Invensi
Definisi Penemuan terhadap suatu sifat
baru dari suatu material atau
benda yang sudah dikenal atau
sudah ada sebelumnya secara
alami.
Penemuan berupa ide yang diwujudkan dalam
suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik
di bidang teknologi berupa produk atau proses,
atau penyempurnaan dan pengembangan produk
atau proses.
Contoh
Buah Mangga 1
Krim Kecantikan2
Seorang peneliti menjelaskan
bahwa buah mangga memiliki
kandungan vitamin A dan beta
karoten yang bermanfaat untuk
proses regenerasi kulit.
Kandungan tersebut memang
sudah terdapat dalam buah
mangga, sehingga bisa
dikatakan sebagai sebuah
temuan.
Seorang peneliti membuat krim yang bermanfaat
untuk mencerahkan kulit, dimana komposisi
krimnya menggunakan bahan-bahan natural,
seperti mangga, daun pegagan, tomat, serta bahan
kimiawi untuk basis krim dan pengawetnya.
Contoh tersebut adalah invensi, karena ada
kegiatan menentukan komposisi serta proses
pembuatan krim tersebut.
1https://www.freepik.com/free-vector/realistic-mango-background_4474574.htm#page=1&query=mango&position=19 2https://www.freepik.com/free-vector/tropic-mango-cosmetics-realistic_8502305.htm#page=2&query=mango&position=21
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 7
B. Tujuan Paten
Kata Paten berasal dari bahasa Latin, yaitu Patere, yang berarti “to lay open” atau
“untuk membuka”. Inventor menjelaskan invensinya secara lengkap dalam bentuk
dokumen yang dipublikasikan kepada masyarakat, sehingga apa yang telah ditemukan
inventor dapat diketahui. Namun dengan diungkapkannya secara terbuka invensi
tersebut, Pemerintah memberikan pelindungan berupa hak eksklusif untuk jangka waktu
tertentu bagi inventor. Hak eksklusif itu berupa hak pengakuan/hak moral, hak untuk
menggunakan, memperbanyak, menyebarluaskan, mengalihkan, memberi izin pihak lain,
melarang pihak lain, menjual/ melisensikan dan memperoleh manfaat ekonomi lainnya.
Tujuan dari paten antara lain:
1) Menyediakan pelindungan bagi kebaruan di bidang teknologi.
2) Memberikan penghargaan tidak hanya untuk pembuatan teknologi, namun juga
untuk pengembangan lebih lanjut dari teknologi yang sudah ada.
3) Publikasi invensi membuat publik dapat mengakses pengetahuan atau informasi
tentang teknologi terbaru.
4) Menginspirasi inventor lain untuk menemukan inovasi baru dan mendorong
perkembangan teknologi baru.
C. Subjek Paten
Ada tiga hal yang perlu diketahui terkait dengan subjek paten, yaitu:
1. Inventor
Pihak yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau orang yang
menerima lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan. Jika invensi dihasilkan
bersama-sama oleh beberapa orang, hak atas invensi menjadi milik bersama.
2. Pemegang Paten
Pemegang paten atas invensi yang dihasilkan oleh Inventor dalam
hubungan kerja merupakan pihak yang memberikan pekerjaan, kecuali
diperjanjikan lain. Hal ini berlaku juga terhadap invensi yang dihasilkan, baik oleh
karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau sarana yang
tersedia dalam pekerjaannya.
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 8
Pemegang paten atas invensi yang dihasilkan oleh Inventor dalam
hubungan dinas dengan instansi pemerintah adalah instansi pemerintah
dimaksud dan Inventor, kecuali diperjanjikan lain. Pemegang paten dapat lebih
dari 1 pihak jika invensi merupakan hasil kerjasama dan telah diperjanjikan.
Ketentuan di atas tidak menghapuskan hak inventor untuk tetap dicantumkan
namanya dalam sertifikat paten.
Contoh untuk penjelasan di atas, seorang dosen di Universitas U
mendaftarkan paten atas invensi dari hasil penelitiannya. Pemegang atas paten
tersebut adalah Universitas U, yang dinyatakan melalui Surat Pengalihan Hak pada
saat pendaftaran paten. Namun, dosen tersebut tetap berhak untuk dituliskan
namanya pada sertifikat paten ketika pendaftarannya telah disetujui. Dosen
tersebut juga tetap berhak mendapatkan hak ekonomi, berdasarkan peraturan
dan perjanjian yang ada di Universitas U.
Invensi bisa merupakan hasil kolaborasi dari beberapa instansi. Pemegang
paten dari invensi yang merupakan hasil kerjasama diatur dalam dokumen
perjanjian kerjasama yang mencantumkan para pihak yang terlibat, serta
menentukan skema pembayaran serta pembagian imbalan yang diperoleh atas
invensi yang didaftarkan paten. Perlu dipertimbangkan pula tentang penyedia
dana, sarana dan prasarana yang digunakan untuk menghasilkan invensi pada
saat menetapkan pemegang paten atas invensi tersebut.
3. Imbalan
Inventor berhak mendapatkan imbalan berdasarkan perjanjian yang
dibuat oleh pihak pemberi kerja dan Inventor, dengan memperhatikan manfaat
ekonomi yang diperoleh dari invensi dimaksud. Inventor dalam hubungan dinas
dengan instansi pemerintah, setelah paten dikomersialkan, berhak mendapatkan
imbalan atas paten yang dihasilkannya dari sumber penerimaan negara bukan
pajak (PNBP).
Selain hak ekonomi ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat
hak bagi inventor/pemegang paten untuk melaksanakan sendiri secara komersil
atau memberikan hak lebih lanjut kepada pihak lain. Pihak lain dilarang
melaksanakan invensi seperti yang dideskripsikan pada paten tanpa persetujuan
pemegang paten. Hak ini supaya mencegah pihak lain untuk mengeksploitasi
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 9
secara komersial dari suatu invensi, sehingga inventor atau pemegang paten dapat
mengambil manfaat ekonomi dalam atas invensi tersebut.
D. Jenis Paten
Menurut UU Nomor 13 Tahun 2016, Paten dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Paten
Paten yang diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan
dapat diterapkan dalam industri. Masa pelindungannya Paten Biasa adalah 20 tahun
sejak didaftarkan dan tidak dapat diperpanjang.
2. Paten Sederhana
Paten yang diberikan untuk invensi yang baru, pengembangan dari produk atau
proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten Sederhana harus
memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis. Masa pelindungannya Paten Sederhada
adalah 10 tahun sejak didaftarkan dan tidak dapat diperpanjang.
E. Objek Perlindungan Paten
Paten melindungi invensi di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
1. Produk
Produk merupakan suatu hal yang memiliki bentuk fisik (benda), yang dapat berupa:
a. Alat atau Peralatan
Inovasi pada suatu alat tidak harus berupa inovasi besar seperti membuat alat
baru secara keseluruhan, melainkan bisa berupa modifikasi kecil pada alat yang
memiliki peningkatan fungsi. Contoh, lengan cangkir kopi (coffee cup sleeve)
merupakan invensi berupa kertas kardus yang dililitkan pada badan cangkir kopi
untuk mencegah tangan peminum terkena panas saat memegang cangkir kopi.
Invensi ini didaftarkan sebagai paten.
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 10
Gambar 1. Contoh Coffee Cup Sleeve3
b. Sistem
Sistem merupakan sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.
Gambar 2. Sistem pendingin solar panel (Paten CN107395116)4
c. Komposisi atau formula
Penempatan atau aransemen unsur-unsur visual atau bahan yang mencapai
satu kesatuan yang berkesesuaian. Komposisi bisa digunakan untuk
menjelaskan unsur-unsur pada suatu makanan, minuman, sediaan, atau
produk lain yang merupakan paduan dari beberapa unsur.
Contoh: komposisi mi berbahan baku pati umbi-umbian yang terdiri dari pati
dari umbi-umbian, tepung labu, air, dan garam.
d. Senyawa
Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa
unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya
3 https://en.wikipedia.org/wiki/Coffee_cup_sleeve 4 Paten CN107395116A
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 11
dengan reaksi kimia tersebut. Senyawa kimia dalam hal ini dapat berfungsi
sebagai bahan aktif. Contoh:
Gambar 3. Contoh gambar Senyawa Kimia5
e. Jasad renik
Merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat
dilihat secara kasat mata melainkan harus dengan bantuan mikroskop. Jasad
renik atau yang lebih dikenal sebagai mikroorganisme merupakan makhluk
hidup yang dikecualikan karena dapat didaftarkan paten. Contoh jasad renik
adalah amuba, ragi, virus, dan bakteri.
f. Software-Related Invention
Di dalam UU Paten Nomor 13/2016 dijelaskan bahwa aturan dan metode
yang hanya berisi Program Komputer bukan termasuk invensi sehingga tidak
dapat dipatenkan. Namun ada penjelasan tambahan bahwa Program
Komputer dapat dikategorikan sebagai suatu invensi yang dapat dipatenkan
jika memenuhi syarat mempunyai karakter (instruksi-instruksi) yang
memiliki efek teknis dan fungsi untuk menghasilkan penyelesaian masalah
baik yang berwujud (tangible) maupun yang tak berwujud (intangible).
Pelindungan kekayaan intelektual untuk suatu program komputer
memang masih banyak diperdebatkan. Hak Cipta melindungi suatu program
komputer hanya pada ekpresinya bukan pada ide, prosedur, metode operasi
atau konsep matematika. Padahal "ide" yang mendasari program komputer
adalah yang seringkali memiliki nilai komersial yang cukup besar6.
5 Paten US9676777B2 6 https://www.wipo.int/sme/en/documents/software_patents_fulltext.html
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 12
2. Proses
Proses merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan suatu produk, atau suatu
aktivitas yang menggunakan suatu produk, atau suatu aktivitas dengan benda-benda
hidup sebagai subjeknya.
Gambar 4. Diagram alir pembuatan serbuk saus salad7
Perlu diperhatikan bahwa proses berupa skema seperti pada Gambar 4 tidak
dapat diberi paten, melainkan harus diuraikan dalam tahapan-tahapan proses.
3. Penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses
Pada umumnya, paten merupakan invensi yang berupa pengembangan dari invensi
sebelumnya. Contohnya adalah lengan kopi (coffee cup sleeve) pada contoh sebelumnya.
Invensi terbaru yang didaftarkan setelahnya misalnya adalah lengan kopi yang terbuat
dari bahan silikon, sehingga lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan berkali-kali.
7 Paten IDP000063608
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 13
Gambar 5. Lengan (sleeve) berbahan silikon8
4. Invensi yang tidak dapat diberi Paten:
Hal-hal berikut dapat dikatakan sebagai invensi, namun tidak bisa diberi paten,
antara lain:
1. Proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum,
atau kesusilaan
2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan
Metode pemeriksaan dalam hal ini adalah metode diagnosa, sementara metode
perawatan merupakan metode perawatan untuk medis. Yang dikecualikan adalah
metodenya saja, sementara peralatan kesehatan termasuk alat, bahan, maupun
obat dapat dikategorikan sebagai invensi yang dapat diberikan paten.
3. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
Hal ini dapat dikategorikan sebagai temuan (discovery), karena merumuskan
fenomena yang terjadi dan sudah ada di alam dalam bentuk rumus matematis atau
teori ilmu pengetahuan.
Contoh: teori gravitasi yang dikemukakan oleh Isaac Newton tidak dianggap
sebagai suatu invensi yang dapat diberi paten, karena pada dasarnya gravitasi
sudah ada di alam.
4. Makhluk hidup, kecuali jasad renik
Makhluk hidup dalam hal ini mencakup manusia, hewan, atau tanaman. Varietas
baru tanaman yang merupakan hasil pemuliaan tanaman dapat didaftarkan
kekayaan intelektualnya sebagai Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
8https://www.alibaba.com/product-detail/custom-reusable-eco-friendly-silicone-coffee_60711628685.html
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 14
5. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
proses nonbiologis atau proses mikrobiologis
Proses biologis yang dimaksud dalam hal ini adalah proses biologis untuk
memproduksi tanaman dan hewan yang bersifat alami atau konvensional, seperti
teknik stek, pencangkokan, atau penyerbukan secara alami. Sementara yang dapat
diberi paten adalah proses nonbiologis atau proses mikrobiologis untuk
memproduksi tanaman atau hewan, yaitu proses memproduksi tanaman atau
hewan yang biasanya bersifat rekayasa genetika/transgenik yang dilakukan
dengan menyertai proses kimiawi, fisika, penggunaan jasad renik, atau bentuk
rekayasa genetika lainnya.
Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016
menyatakan invensi yang berupa penggunaan kedua dan selanjutnya (second use dan
second medical use) atas paten yang sudah habis masa perlindungannya tidak
diperbolehkan. Penggunaan kedua dan selanjutnya merupakan penggunaan suatu
senyawa atau kombinasi dari senyawa yang sudah umum diketahui manfaatnya, ternyata
memiliki manfaat penyembuhan yang baru. Misalnya, suatu sediaan A sudah diketahui
memiliki aktivitas antidiabetes, sediaan A sudah mendapat perlindungan paten. Setelah
diteliti lebih lanjut, ternyata sediaan A juga memiliki aktivitas antikanker. Sediaan A tidak
dapat diberi paten karena telah didaftarkan sebelumnya, walaupun memiliki aktivitas
yang berbeda dan tidak ada perubahan komposisi pada sediaan tersebut.
F. Kriteria Patentabilitas
Berdasarkan penjelasan pada subbab sebelumnya, ada beberapa kriteria
patentabilitas, yaitu baru (novelty), mengandung langkah inventif (inventive step), dan
dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable). Khusus pada Paten Sederhana,
langkah inventif tidak menjadi salah satu syarat patentabilitas, karena bisa berupa
pengembangan produk atau proses.
1. Baru (novelty)
Invensi dianggap baru ketika pada tanggal penerimaan pendaftaran, invensi tersebut
tidak sama dengan teknologi yang telah diungkapkan sebelumnya. Teknologi yang
diungkapkan sebelumnya adalah teknologi yang telah diumumkan di Indonesia atau di
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 15
luar Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan, penggunaan, atau
dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli melaksanakan invensi tersebut,
sebelum tanggal penerimaan pendaftaran paten.
Invensi yang tidak sama adalah bukan hanya beda, tetapi harus dilihat sama atau
tidak sama dari fungsi ciri teknis (features) invensi tersebut dibanding fungsi ciri dari
teknologi yang telah diungkapkan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu melakukan uji
kebaruan, salah satunya dengan melakukan penelusuran dokumen pembanding.
Penelusuran dokumen dilakukan terhadap seluruh publikasi yang ada di dunia, tidak
terbatas pada wilayah / negara tempat paten didaftarkan, karena kebaruan bersifat
universal. Dokumen pembanding tidak terbatas pada dokumen paten saja, melainkan
juga dari berbagai sumber seperti artikel ilmiah, paparan, artikel media massa, dll.
Dalam melakukan uji kebaruan, bisa menggunakan matriks sebagai berikut:
Invensi terkini D1 D2 D3 D4
Fitur Esensial
A √
B √
C √
Baru Baru Baru Tidak Baru
Keterangan:
√ = belum ada di dokumen pembanding
= ada di dokumen pembanding
Kebaruan dibandingkan one on one terhadap dokumen pembanding. Jumlah
dokumen pembanding tidak harus banyak, tetapi perlu mencari dokumen pembanding
yang memiliki fitur invensi paling dekat/mirip dengan invensi yang akan diajukan.
Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6 bulan
sebelum tanggal penerimaan pendaftaran paten, invensi telah:
a) dipertunjukkan dalam suatu pameran resmi atau dalam suatu pameran yang diakui
sebagai pameran resmi, baik diselenggarakan di Indonesia maupun di luar negeri;
b) digunakan di Indonesia atau di luar negeri oleh inventornya, dalam rangka
percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan;
c) diumumkan inventornya dalam:
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 16
• sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi, tesis, disertasi,
dan karya ilmiah lainnya;
• forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian di lembaga
pendidikan atau lembaga penelitian.
2. Langkah inventif (inventive step)
Invensi mengandung langkah inventif jika invensi tersebut tidak dapat diduga oleh
seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik. Dalam hal ini, pemeriksa
paten dapat dianggap sebagai orang yang ahli di bidangnya. Langkah inventif juga dapat
memecahkan masalah teknis yang dijelaskan di dokumen paten pada bagian Latar
Belakang Invensi, dan didukung data-data pada Uraian Lengkap Invensi.
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable)
Invensi dapat diterapkan dalam industri jika invensi tersebut dapat dilaksanakan
dalam industri seperti yang diuraikan dalam dokumen paten, tidak hanya bersifat
teoritis. Invensi berupa produk yang dapat diterapkan dalam industri harus mampu
dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan kualitas yang sama, sedangkan jika
invensi berupa proses maka proses tersebut harus mampu dijalankan atau digunakan
dalam praktek.
G. Prosedur Pendaftaran Paten
Sebelum mendaftarkan paten, hal yang harus disiapkan adalah membuat deskripsi
paten/ dokumen spesifikasi paten. Dokumen ini berisi penjelasan mengenai invensi yang
akan didaftarkan Paten. Dokumen spesifikasi paten ini terdiri sekurang-kurangnya atas:
• Judul Invensi;
• Latar Belakang Invensi, yang menerangkan teknologi yang ada sebelumnya serta
masalah yang terdapat pada teknologi tersebut, yang coba ditanggulangi oleh
invensi;
• Uraian Singkat Invensi, yang menerangkan secara ringkas mengenai fitur-fitur
yang terkandung dalam, dan menyusun, invensi;
• Uraian Lengkap Invensi, yang menerangkan mengenai bagaimana cara
melaksanakan invensi;
• Gambar Teknik, jika diperlukan untuk menerangkan invensi secara lebih jelas;
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 17
• Uraian Singkat Gambar, untuk menerangkan mengenai Gambar Teknik yang
disertakan;
• Abstrak, ringkasan mengenai invensi dalam satu atau dua paragraf;
• Klaim, yang memberi batasan mengenai fitur-fitur apa saja yang dinyatakan
sebagai baru dan inventif oleh sang inventor, sehingga layak mendapatkan hak
paten.
Pendaftaran Paten sekarang dilakukan secara online, sehingga dokumen spesifikasi
paten perlu disiapkan dalam format terpisah untuk Deskripsi, Klaim, Abstrak, Gambar
Invensi (PDF) dan Gambar untuk Publikasi (JPG). Selain itu, beberapa kelengkapan untuk
mendaftarkan Paten diantaranya Surat Pengalihan Hak (jika inventor dan pemohon
berbeda atau pemohon merupakan badan hukum), Surat Kuasa (jika diajukan melalui
konsultan), Surat Keterangan UMK (jika pemohon merupakan usaha mikro atau usaha
kecil) dan SK Akta Pendirian (jika pemohon merupakan lembaga pendidikan atau litbang
pemerintah).
Apabila semua persyaratan sudah lengkap, kita dapat mulai mendaftarkan Paten ke
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual melalui E-filing Paten yang dapat diakses pada
tautan : https://paten.dgip.go.id/site/login.
Gambar 6. Alur Pendaftaran Paten9
9 https://dgip.go.id/prosedur-diagram-alir-permohonan-paten
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 18
Gambar 7. Halaman depan E-filing Paten
Secara garis besar, pendaftaran paten terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Pendaftaran
Dalam hal persyaratan dan kelengkapan permohonan pada saat pendaftaran
belum lengkap, DJKI akan memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon
untuk melengkapi persyaratan dan kelengkapan Permohonan tersebut dalam
waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal surat pengiriman
pemberitahuan oleh DJKI. Waktu tersebut dapat diperpanjang paling lama 2 (dua)
bulan, dan dapat diperpanjang lagi paling lama 1 (satu) bulan setelah berakhirnya
jangka waktu tersebut dengan dikenai biaya.
2. Pengumuman publik
Publikasi dilakukan oleh DJKI akan dimulai setelah 18 bulan dari sejak Tanggal
Penerimaan permohonan. Pengumuman dilakukan agar publik dapat mengetahui
paten yang didaftarkan dan dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada
DJKI jika publik mengetahui bahwa invensi tersebut tidak memenuhi syarat untuk
dipatenkan. Pengumuman dilakukan selama 6 bulan, dan dapat diakses melalui
halaman website DJKI dan media resmi pengumuman paten lainnya.
3. Pemeriksaan substantif
Setelah Masa pengumuman berakhir atau selambat – lambatnya 36 bulan dari
Tanggal Penerimaan, pemohon dapat mengajukan Permohonan Pemeriksaan
Substantif dengan menyerahkan formulir yang dilengkapi Pemeriksaan substantif
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 19
dilakukan oleh pemeriksa selama 30 bulan (ideal). Pemeriksaan substantif
maksimal 3 kali yaitu pemeriksaan substantif tahap 1 dengan waktu perbaikan
maksimal 3 bulan, pemeriksaan substantif tahap 2 dengan waktu perbaikan
maksimal 2 bulan dan pemeriksaan substantif tahap 3 dengan waktu perbaikan
maksimal 1 bulan.
Hal yang diperiksa dalam tahap pemeriksaan substantif adalah:
a. Kejelasan invensi.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata invensi yang diajukan
permohonan patennya mengandung ketidakjelasan atau kekurangan lain
yang dianggap penting maka pemohon paten akan diberitahu oleh DJHKI
secara lisan atau tertulis, agar ketidakjelasan tersebut diperbaiki dan
kekurangannya agar dilengkapi. Perbaikan atas ketidakjelasan dimaksud
tidak boleh memperluas lingkup invensi semula;
b. Kebaruan dari invensi.
Perbedaan secara teknik yang dihasilkan oleh invensi yang dimohonkan paten
apabila dibandingkan dengan invensi terdahulu atau yang telah ada
sebelumnya. Dalam menentukan kebaruan suatu invensi yang dimohonkan
paten, pemeriksa paten akan membandingkan invensi yang diajukan dengan
teknologi yang sudah ada sebelum tanggal penerimaan permohonan
paten. Adapun dokumentasi pembanding yang digunakan dapat berupa
dokumentasi yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
c. Langkah inventif yang terkandung dalam invensi, yaitu suatu tahapan yang
bagi orang yang mempunyai keahlian biasa mengenai bidang teknik terkait
adalah merupakan hal yang tak terduga sebelumnya. Penilaian bahwa suatu
invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga dilakukan dengan
memperhatikan keahlian yang ada pada saat diajukan permohonan paten;
d. Keterterapan invensi dalam industri, yaitu invensi yang dihasilkan harus dapat
diterapkan dalam industri atau dapat diproduksi atau digunakan dalam
berbagai jenis industri sesuai dengan karakteristiknya;
e. Apakah invensi yang bersangkutan termasuk di dalam kelompok invensi yang
tidak dapat diberi paten sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 UUP.
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 20
4. Putusan
Paten yang memenuhi persyaratan hasil dari pemeriksaan substantif diputuskan
dapat diberi paten. Paten yang tidak memenuhi syarat dari pemeriksaan
substantif akan ditolak. Apabila suatu permohonan paten ditolak karena alasan
substantif, maka pemohon atau konsultan KI dapat mengajukan permohonan
banding ke komisi banding paten dengan tembusan ke DJKI secara lengkap
beserta alasannya. Permohonan banding diajukan paling lama 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan penolakan permohonan
dan selanjutnya dapat meneruskannya ke Pengadilan Niaga apabila komisi
banding tersebut menolaknya. Permohonan banding dapat diajukan terhadap :
a. Penolakan Permohonan;
Permohonan banding terhadap penolakan permohonan diajukan paling lama
3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan
penolakan Permohonan.
b. Koreksi atas deskripsi, klaim, dan/atau gambar setelah Permohonan diberi
Paten
Permohonan banding terhadap koreksi atas deskripsi, klaim, dan/atau gambar
setilah permohonan diberi Paten diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan dapat diberi Paten.
c. Keputusan pemberian Paten
Permohonan banding terhadap keputusan pemberian Paten diajukan secara
tertulis oleh pihak yang berkepentingan atau Kuasanya kepada Komisi
Banding Paten dengan tembusan yang disampaikan kepada Menteri dengan
dikenai biaya. Dapat diajukan dalam jangka waktu paling lama 9 (sembilan)
bulan sejak tanggal pemberitahuan diberi Paten.
Paten yang telah didaftarkan akan mendapatkan perlindungan sejak tanggal
penerimaan pendaftaran. Perlindungan paten hanya berlaku pada negara / wilayah
tempat paten tersebut didaftar. Namun kebaruannya bersifat universal, seperti yang
telah dijelaskan pada kriteria patentabilitas tentang kebaruan (novelty).
Jangka waktu Paten mulai dari pendaftaran hingga pengumuman adalah sebagai
berikut:
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 21
Gambar 8. Alur dan Waktu Paten
Jangka waktu Paten Sederhana mulai dari pendaftaran hingga pengumuman
adalah sebagai berikut:
Gambar 9. Alur dan Waktu Paten Sederhana
PENGENALAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN
© 2020, PPII LIPI 22