PENGEMBANGAN WATERFRONT CITY DI KAWASAN JEMBATANeprints.ums.ac.id/61599/11/NASKAH PUBLIKASI...
Transcript of PENGEMBANGAN WATERFRONT CITY DI KAWASAN JEMBATANeprints.ums.ac.id/61599/11/NASKAH PUBLIKASI...
PENGEMBANGAN WATERFRONT CITY DI KAWASAN JEMBATAN
SIAK IV PEKANBARU
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Disusun Oleh
ARFI ANDRIYAN
D300130054
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGEMBANGAN WATERFRONT CITY DI KAWASAN JEMBATAN
SIAK IV PEKANBARU
Abstrak
waterfront city merupakan pola pengembangan kawasan tepian air diantaranya pesisir pantai, tepian sungai dan kawasan yang berada di perbatasan antara daratan dan lautan. waterfront city mulai dikembangkan menjadi pola penataan kota yang memiliki banyak area perbatasan perairan dan daratan untuk mengembangkan potensi wilayah pinggiran san menghilangkan kesan kumuh di daerah pinggiran atau pesisir perairan. kawasan waterfront bisa menjadi bagian dari kota yang sangat berpotensi untuk menjadi area ditinggali dan tempat pertemuan bagi warga negaranya. Perancangan waterfront city yang dimanfaatkan sebagai ruang publik dapat meningkatkan potensi wisata di kawasan tersebut. Pekanbaru dengan wilayahnya yang dilewati aliran sungai Siak berpotensi tinggi dalam perancangan waterfront city yang berpadu dengan public space ini juga bertujuan untuk 1) meningkatkan potensi wisata disepanjang sungai Siak Pekanbaru; 2) menata kawasan tepian sungai agar tidak menjadi kawasan kumuh yang padat penduduk; 3) meningkatkan area ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru. Metode pembahasan yang digunakan adalah deskriptif, studi litelatur, studi lapangan dan perbandingan data.
Kata kunci : Pengembangan, Tepian Air, Ruang Publik, Ruang Terbuka Hijau
Abstract
Waterfront city is the pattern of development of area around the water including the coast, the river, and the area is on the border between land and sea. Waterfront city began to be developed into a pattern of arrangement of a city that has a lot of land and waters boundary area to develop the potential of the region’s suburban saneliminates the impression of a poor suburban areas or coastal waters. The area of the waterfront could become part of the city the potential to be a livable area and meeting place for its citizens. The design od city waterfront that is used as a public space can enhance torism potential in the area. Pekanbaru with the flow of the river impassable territory Siak potentially high in the designof waterfront city that blends with the public space also aims to 1) increase the tourism potential in the Siak soweto; 2) sets the region of the river so as not to be a densely populated slum inhabitans; 3) increases the area of open green space in the city of Pekanbaru. Discussion of the method used is descriptive, literary studies, field studies and comparative data.
Keywords: Development, Waterfront city, Public Space, Landscape
2
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sungai Siak yang membelah kota Pekanbaru dari barat ke timur ini membelah
kota Pekanbaru menjadi dua bagian, yaitu bagian utara dan selatan, dan untuk
menghubungkan wilayah tersebut dibangunlah beberapa jembatan besar yaitu
jembatan Siak I (Leighton 1) yang menghubungkan kecamatan Senapelan dan
kecamatan Rumbai Pesisir, jembatan Siak II yang menghubungkan kecamatan
Tampan dan Palas Rumbai dan merupakan jalur lintas timur sumatera. Sedangkan
untuk jembatan Siak III juga menghubungkan wilayah Rumbai Pesisir dan
Kecamatan Senapelan. Pada kawasan jembatan Siak III terdapat area publik yang
dijadikan kawasan wisata tepian air dan merupakan salah satu bukti nyata dari
pemerintah kota Pekanbaru dalam mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota
wisata tepian air (waterfront city).
Upaya pengembangan kawasan waterfront city juga telah dicanangkan
Pemkot Pekanbaru di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Bappeda Kota Pekanbaru, sehingga pengembangan kawasan waterfront
city ini dapat mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kawasan wisata tepian air.
Kawasan Perencanaan Waterfront City yang merupakan salah satu kawasan
jantung Kota Pekanbaru di sekitar Jembatan Siak I sampai rencana Jembatan Siak
IV, yaitu pada sumbu/axis jl. Jendral Sudirman – Sungai Siak/Rencana Jembatan
Siak IV – Meranti Pandak – Jl. Sekolah menjadi pengembangan kawasan yang
menjadi target utama Pemkot Pekanbaru dan Bappeda Kota Pekanbaru untuk
mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kawasan wisata tepian air (waterfront city).
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diambil adalah merancang Pengembangan Kawasan
Waterfront City Di kawasan Jembatan Siak IV Pekanbaru menjadi kawasan
waterfront city yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, serta sesuai
dengan standar pengembangan kawasan tepian sungai berdasarkan Peraturan
PERMENPU tentang kawasan tepian sungai.
3
1.2.1. Persoalan
1) Apa saja wadah-wadah yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan
fasilitas di kawasan waterfront city jembatan Siak IV Pekanbaru?
2) Kebutuhan ruang apa saja yang diperlukan di kawasan waterfront city
jembatan Siak IV Pekanbaru?
3) Bagaimana teknik yang digunakan untuk mewujudkan ruang-ruang yang
dibutuhkan?
4) Bagaimana penggunaan estetika yang akan dirancang pada kawasan
waterfront city jembatan Siak IV Pekanbaru?
1.3. Tujuan
Dari perencanaan yang dilakukan diharapkan mencapai tujuan diantaranya
sebagai berikut:
1) Mewadahi dan mendorong penyediaan public space dan ruang terbuka hijau
di kawasan tepian sungai sehingga berpotensi mengembangkan penataan
kawasan tepian sungai menjadi kawasan yang bernilai daya tarik wisata, dan
mampu meningkatkan potensi ekonomi, dan sosial budaya.
2) Meningkatkan pengembangan Tata Kota Pekanbaru sebagai kawasan wisata
tepian air .
3) Memfasilitasi masyarakat Kota Pekanbaru dalam bersosialisasi di ruang
publik.
1.4. Sasaran
Dari perencanaan yang dilakukan diharapkan mencapai sasaran diantaranya
sebagai berikut:
1) Mewadahi aktivitas masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mencakup
rekreasi dan pengembangan budaya dalam suatu tempat yang luas dengan
area yang memang diperuntukan kepada publik.
2) Mendukung program Pemerintah Kota Pekanbaru dalam upaya menjadikan
Kota Pekanbaru sebagai kawasan wisata tepian air.
4
2. METODE
2.1. Jenis Data :
1) Data Primer
Data yang diperoleh dengan mengunjungi langsung lokasi, mengamati dan
mengidentifikasi keegiatan yang terjadi.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang tidak secara langsung
berupa dokumen-dokumen data dan referensi yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuia dengan disiplin ilmu yang diperlukan untuk
menunjang data analisa.
2.2. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasu dan fotografi
Mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data
lokasi.
2) Studi literatur
Mengetahui standar-standar dan persyaratan dasar tentang Perancangan
Kawasan Waterfront City yang di dapat dari buku maupun website yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gagasan Perancangan
Pengembangan Kawasan waterfront city di Kawasan Jembatan Siak IV
Pekanbaru merupakan pengembangan kawasan wisata rekreasi tepian sungai dan
juga berfungsi sebagai ruang terbuka publik, taman, serta area pengembangan
kesenian dan budaya Melayu Riau. Kegiatan utama yang dilakukan adalah
interaksi sosial, bersantai, berwisata dan rekreasi, pelestarian budaya seperti;
sarana pelatihan teater; sanggar tari; permainan tradisional; museum budaya;
pelatihan seni musik, upacara kebudayaan, dan festival tahunan seperti; MTQ,
Festival Sungai Siak, Festival Pacu Jalur, dan lain-lain. Dengan pengembangan
kawasan waterfront city ini seluruh kegiatan yang ada dapat terfasilitasi dan juga
berpotensi untuk menarik minat masyarakat sekitar dan wisatawan untuk dapat
5
meramaikan kawasan waterfront city ini sehingga menjadi ruang publik yang
ramai dan mampu mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota wisata tepian air
dengan tetap mengedepankan unsur budaya Melayu sebagai branding dari Kota
Pekanbaru. Untuk konsep perancangan kawasan waterfront city ini menggunakan
pendekatan arsitektur Melayu untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya
Melayu Riau di Bumi Lancang Kuning (Pekanbaru).
3.2. Lokasi
Lokasi site berada di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai
Pesisir, Kota Pekanbaru yang merupakan kawasan yang berada dibawah jembatan
Siak IV yang menghubungkan jalan protokol Kota Pekanbaru Jl. Jendral
Sudirman dengan wilayah Kota Pekanbaru bagian utara yaitu Kecamatan Rumbai
Pesisir, dengan batasan sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Lahan Kosong, Jembatan
2) Sebelah Selatan : Sungai Siak
3) Sebelah Barat : Pemukiman penduduk
4) Sebelah Timur : Lahan Kosong
Untuk mendukung perencanan dan perancangan Pengembangan Kawasan
waterfront city di Kawasan Jembatan Siak IV Pekanbaru yaitu meliputi :
1) Building coverage (BC) adalah antara 0% - 5%
2) Ketinggian bangunan antara 2 lantai
3) Garis sempadan sungai (GSS) pada sungai Siak ialah 10 meter.
4) Termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP)-III, dengan rencana
arahan fungsi wilayah sebagai :
a) Pusat Kegiatan Olahraga;
b) Kawasan Lindung;
c) Kawasan Permukiman;
d) Pusat Kegiatan Pariwisata;
3.3. Perhitungan Besaran Ruang
Asumsi jumlah user adalah penduduk dibeberapa kecamatan yang dekat
dengan lokasi yakni di Kecamatan Rumbai Pesisir, Senapelan, Limapuluh,
Pekanbaru Kota, dan Payung Sekaki yang diambil dari Badan Pusat Statistik
6
tahun 2014 dengan usia 7-25 tahun diambil 5% dari total keseluruhan penduduk
yang ada yaitu 16535 orang dalam sebulan.
Tabel 1. Data Asumsi Jumlah User
ASUMSI JUMLAH USER
NAMA KECAMATAN JENIS
KELAMIN JUMLAH TOTAL
Rumbai Pesisir Laki-Laki 37685
72970 Perempuan 35285
Senapelan Laki-Laki 18819
38183 Perempuan 19364
Sukajadi Laki-Laki 24347
49336 Perempuan 24989
Pekanbaru Kota Laki-Laki 13953
27059 Perempuan 46419
Limapuluh Laki-Laki 21819
43982 Perempuan 22163
Payung Sekaki Laki-Laki 51993
99170 Perempuan 47177
JUMLAH Laki-Laki 254147
330700 Perempuan 242028
Asumsi Jumlah User x 5% : 30 hari 330700 x 5% = 16535 :30 = 551 orang / hari
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Sumber data dari perhitungan besaran pada Pengembangan Waterfront
City di Kawasan Jembatan Siak IV Pekanbaru bedasarkan beberapa sumber yaitu:
1) Data Arsitek
2) Utilitas Bangunan Dwi Tanggoro
3) Badan Pusat Statistik
4) Pedoman Perencanaan Dan Pengoprasian Fasilitas Parkir Direktorat Bina
Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota
5) Tugas Akhir dan Jurnal
7
Berikut tabel program ruang Pengembangan Waterfront City di Kawasan
Jembatan Siak IV Pekanbaru berdasarkan pembagian klasifikasi kebutuhan ruang,
sebagai berikut:
Tabel 2. Program Ruang Untuk Area Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Wisata
Rekreasi
Taman Budaya
700 2,5 100% DA, BPS, TA
1 4000
Berkumpul
Atraksi Budaya
Berjalan-jalan
Pelestarian Budaya
Menari
Open Amphitheater
300 2,5 50% DA, BPS, TA
1 2250 Teater
Musik
Festival Budaya
Gelar Budaya
Open Stage 700 2,5 50% DA, BPS, TA
1 2625 Rangkaian
Festival Upacara
Kebudayaan
Olahraga
Sepak bola Lapangan
Futsal 10 2,5 100%
DA, BPS, TA
1 50
Basket Lapangan
Basket 10 2,5 100%
DA, BPS, TA
1 50
Voli Lapangan Voli 10 2,5 100% DA, BPS, TA
1 50
Jogging Jogging Track 50 2,5 100% DA, BPS, TA
1 250
Rekreasi Bermain
Taman Umum 600 2,5 100% DA, BPS, TA
1 3000 Bersosialisasi
Berkumpul Berjalan
Plaza 800 2,5 50% DA, BPS, TA
1 3000 Berkumpul
TOTAL BESARAN
RUANG 15275
8
Tabel 3. Program Ruang Untuk Area Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Pelayaran Kapal berlabuh
Floating Docks
50 1,2 30% DA, BPS,TA
1 234 Wisata pelayaran
Wisata tepian air
Melihat
Promenade 250 2,5 50% DA, BPS,TA
1 937,5 Berjalan-jalan di
tepi sungai
Parkir
Memarkirkan
Mobil Parkir Mobil 100 27 100%
DA, BPS,
TA
1 5400
Memarkirkan
Motor Parkir Motor 350 3 100%
DA, BPS,
TA
1 2100
Memarkirkan
Sepeda Parkir Sepeda 150 2 100%
DA, BPS,
TA
1 600
TOTAL BESARAN
RUANG 9271,5
Total besaran ruang untuk program ruang pada area Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) ditambahkan dengan 30%
kebutuhan sirkulasi, sehingga menjadi sebagai berikut:
( Area RTH + Area RTNH ) x 30% = Kebutuhan Sirkulasi
( 15275 + 9271,5 ) x 30% = 7363,95
Area RTH + Area RTNH + Kebutuhan Sirkulasi = Jumlah Total Ruang
15275 + 9271,5 + 7363,95 = 31910,45 m2
9
Tabel 4. Tabel Kebutuhan Ruang Indoor (Building)
NAMA RUANG KAPASITAS STAND
ART FLOW
SUMBER
DATA
JUMLAH
RUANG
BESARAN
RUANG
Museum Adat Melayu
300 1,2 30% DA, BPS,
TA 1 468
Cafeetaria 250 1,2 30% DA, BPS,
TA 1 390
Dapur Bersih 5 1,2 30% DA, BPS,
TA 8 62,4
Dapur Kotor 5 1,2 30% DA, BPS,
TA 8 62,4
Ruang Sholat 200 1,2 30% DA, BPS,
TA 1 312
Tempat Wudhu' 60 0,8 30% DA, BPS,
TA 2 124,8
Toilet 1 1,2 30% DA,UB,BPS
, TA 75 117
Urinal 1 0,9 30% DA,UB,BPS
, TA 50 58,5
Wastafel 1 0,8 30% DA,UB,BPS
, TA 75 78
ATM 2 0,8 30% DA,BPS,TA 6 12,48
Rest Room 20 2,5 30% DA, BPS,
TA 1 65
Pos Satpam 4 1,2 30% DA, BPS,
TA 2 12,48
TOTAL BESARAN
RUANG 1763,06
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tahun 2014 tentang Koofisien
Dasar Bangunan (KDB) dengan pemanfaatan fungsi lahan sebagai Ruang
Terbuka Hijau yakni sebanyak 0-5% sehingga dapat di lakukan perhitungan
pada lokasi site yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
Luas Site x KDB = Luas area yang boleh dibangun
36.600 m2 x 5% = 1.830 m2 (Luas area yang boleh dibangun)
Sedangkan dari kebutuhan ruang bangunan didapat sebanyak total besaran
ruang 1.763,06 m2.
10
3.4. Analisa Bangunan
3.4.1. Konsep Tampilan Bangunan
Pada konsep tampilan arsitektur baik secara bangunan maupun secara
lansekap akan menggunakan konsep Arsitektur Melayu Riau, sebagai identitas
Kota Pekanbaru dan juga untuk tetap melestarikan budaya.
Gambar 1. Ilustrasi Desain Arsitektur Melayu
Gambar 2. Ilustrasi Desain Arsitektur Melayu
11
Tabel 5. Ciri Khas Arsitektur Melayu
CONTOH GAMBAR JENIS MATERIAL
Selembayung
Selembayung merupakan hiasan
pada atap rumah adat melayu,
berbentuk seperti tanduk dengan
ukiran khas melayu. Selembayung
merupakan identitas rumah
melayu.
Lebah Bergantung
Lebah bergantung merupakan
ornamen yang terdapat dibagian
bawah atap, atau biasa disebut
resplang. Pada arsitektur melayu,
resplang memiliki motif tertentu
sebagai identitas budaya melayu.
12
Tabel 6. Struktur
CONTOH GAMBAR KETERANGAN
Beton Bertulang
Material beton bertulang
digunakan pada bangunan
museum adat melayu, masjid dan
cafeetaria.
Pas Batu Kali
Material ini digunakan pada
bangunan museum adat melayu,
masjid dan cafeetaria.
Pondasi Foot Plat
Material ini digunakan pada
bangunan museum adat melayu,
masjid dan cafeetaria.
13
Atap Baja Ringan
Penggunaan rangka atap baja
ringan agar lebih ramah
lingkungan pada bangunan
dengan bentang 18m seperti
museum adat melayu, masjid dan
cafeetaria..
Atap Kuda-Kuda
Penggunaan rangka atap kuda-
kuda pada bangunan dengan
bentang yang berkisar 9m.
Floating Docks ( Dermaga
Apung )
Penggunaan floating docks atau
dermaga apung sebagaitempat
parkirnya kapal kecil untuk wisata
pelayaran, penggunaan floating
atau terapung agar dermaga dapat
mengikuti ketinggian air sungai
akibat pasang surut.
14
3.5. Utilitas
Konsep sistem perancangan menggunakan ground water tank dan upper tank
dengan tower tandon. Sistem yang digunakan adalah down feed system yaitu
Ground water tank Sistem pengelolahan air pada area taman menggunakan fed
water filtering system, dimana digunakan sebagai alat penyaringan air sungai dan
diolah sebagai air penyiraman tanaman di seluruh site.
Gambar 3. Bagan Jaringan Air Bersih
3.5.1. Utilitas Bangunan
Pada Utilitas bangunan untuk air bersih air kotor akan dijelaskan melalui
bagan sebagai berikut
15
Gambar 4. Jaringan Grey Water
Gambar 5. Jaringan Black Water
Sedangkan untuk proteksi pemadam kebakaran, karena bangunan tidak
sampai 5 lantai hanya maksimal 2-3 lantai maka menggunakan APAR masing-
masing satu APAR disetiap lantainya.
16
3.5.2. Utilitas Landscape
Tabel 7. Rencana Utilitas Landscape
CONTOH GAMBAR JENIS MATERIAL
Saluran Air Tertutup
Saluran ini berfungsi menyalurkan
air ke tempat penampungan air hujan
agar dapat dimanfaatkan untuk
menyirami tanaman di sekitar site
Sumur Dalam
Terbuat dari beton yang berfungsi
sebagai sumber air bersih danau dan
taman air
Sprinkle Tanaman
Sprinkle ini digunakan untuk
menyirami tanaman yang ada di
Publik Space
Solar Cell
17
Gambar 6. Rencana Utilitas Air Hujan
Sistem gorong – gorong di sekitar area public space berfungsi sebagai tempat
penampungan air hujan dan di salurkan menuju tandon penyiraman untuk
tanaman.
Pemanfaatan Solar Cell digunakan
sebagai sumber listrik pada malam
hari, agar lebih hemat energi
Bak Penampungan Air Hujan
Bak ini digunakan untuk tempat
penampungan air hujan yang akan
digunakan untuk menyirami tanaman
di public space
Gambar
18
Gambar 7. Simulasi Respon Kebakaran
Gambar 8. Utilitas Aliran Listrik
19
3.6. Perspektif
Gambar 6. Perspektif Gambar Taman
20
4. PENUTUP
Penulis Mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang tua
yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doanya serta kepada Bapak Dr.
Ir. Qomarun, MM.selaku dosen pembimbing, kepada Ibu Ronim Azizah, ST, MT.
Selaku koordinator mata kuliah tugas akhir, dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada seluruh sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyan, A. (2017, November 20). Jembatan Siak IV.
Andriyan, A. (2017, september 27). Pengembangan Kawasan waterfront city di
Kota Pekanbaru.
BAPPEDA Kota Pekanbaru. (2017). Data Dokumen. Retrieved NOVEMBER 8,
2017, from BAPPEDA KOTA PEKANBARU:
http://bappeda.pekanbaru.go.id/data-dokumen/48/rancangan-awal-rpjmd-
kota-pekanbaru-2017-2022/
BAPPEDA Kota Pekanbaru. (2017). Laporan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2017-2022. Pekanbaru:
BAPPEDA Kota Pekanbaru.
Breen. (1996). Waterfront city. Urban Planing Waterfront city.
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota , D. (n.d.). Pedoman
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir. Pedoman Perencanaan
dan Pengoperasian Fasilitas Parkir.
Faisal, G. (2013, Juni). SELEMBAYUNG SEBAGAI IDENTITAS KOTA
PEKANBARU: KAJIAN LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU. Retrieved
November 11, 2017, from Academia:
https://www.academia.edu/9232722/SELEMBAYUNG_SEBAGAI_IDEN
TITAS_KOTA_PEKANBARU_KAJIAN_LANGGAM_ARSITEKTUR_
MELAYU?auto=download
Hadi, S. (2010). Ruang Publik/Public Space. Retrieved november 7, 2017, from
Mencoba Berbagi Meski Tak Sesempurna Yang Seharusnya:
https://syulhadi.wordpress.com/my-document/umum/komunikasi-
antarbudaya/ruang-publikpublic-space/
Juwana, J. (2008). Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
21
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Peraturan
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta:
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pedoman Pembangunan Gedung Stadion. (2016). Pedoman Pembangunan
Gedung Stadion.
Pemerintah Kota Pekanbaru. (2000). Wilayah Geoografis Kota Pekanbaru.
Retrieved november 11, 2017, from Pekanbaru.go.id:
http://www.pekanbaru.go.id/wilayah-geografis/
Ranju, R. (2012, desember). Konsep Water Front City. Retrieved november 7,
2017, from SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/334013599/Konsep-Water-Front-City
Studyanto, a. b. (2009, April 28). RUANG PUBLIK. Retrieved November 07,
2017, from anung b studyanto:
http://masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/
Wikipedia. (2017, April 16). Sungai Siak. Retrieved November 2017, from
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Siak
22