Pengembangan Pkn SD

download Pengembangan Pkn SD

of 32

Transcript of Pengembangan Pkn SD

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    1/92

     

    BAHAN AJAR CETAK ISBN:

    SUPLEMEN

    PENGEMBANGAN

    PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN SD

    Yayuk Mardiati

    Imam Muchtar

    Sumarjono

    Arief Rijadi

    Ign.Suhanto

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    2010

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    2/92

    i

    KATA PENGANTAR

    Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) mempunyai fungsi sebagai

    sarana untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memahami dan mampumelaksanakan hak-hak dan kewajibannya, berkomitmen setia kepada bangsa dan negara

    Indonesia dengan merefleksikan diri sebagai warga negara yang cerdas, terampil dan

     berkharakter sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

    Tujuan mata Pelajaran PKn antara lain, agar peserta didik memiliki kemampuan

    sebagai berikut :

    1.  Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu–isu

    kewarganegaraan.

    2. 

    Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secaracerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    3.  Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

    kepribadian bangsa Indonesia agar dapat hidup sejajar dengan bangsa-bangsa

    lain.

    4. 

    Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

    langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

    komunikasi ditengah-tengah arus globalisasi.

    Suplemen pengembangan PKn SD ini dimaksudkan untuk melengkapi bahan ajarcetak yang sudah ada. Di dalam suplemen ini dikembangkan model-model, strategi,

    metode-metode dan pendekatan-pendekatan dalam rangka pembelajaran PKn SD yang

    akan membantu guru dalam menuangkan kreativitasnya di depan kelas sebagai fasilitator. 

    Pengembangan suplemen PKn SD ini didasarkan atas prinsip-prinsip Pembelajaran Aktif,

    Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Prinsip-prinsip ini diharapkan

    dapat mempermudah daya serap materi mata pelajaran PKn terutama dalam penilaian

    ranah afektif, kognitif dan psikomotor secara simultan, terutama peserta didik pada kelas

    rendah yang baru belajar membaca dan menulis. Pada kelas tinggi kreativitas dalam pembelajaran lebih ditingkatkan lagi. Namun konsekuensinya guru sebagai motivator dan

    fasilitator harus kreatif, inisiatif, dan konsen terhadap peserta didik. Tanpa hal ini

     pembelajaran PKn yang kita inginkan tidak akan tercapai secara optimal.

    Jember, Juli 2010 Tim Penulis 

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    3/92

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. i

    DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. ii

    TINJAUAN UMUM SUPLEMEN.…………………………………………………….. iv

    UNIT 1 : PARADIGMA BARU PKn …………………..…………………………… 1

    1.1  Pendahuluan ………………………………………………………….. 1

    1.2  Pemikiran Rasional …………………………………………………… 3

    1.3  Lingkungan Kelas Demokratis ( Democratic Classroom) …….……… 6

    1.4  Karakteristik PKn ……………………………………………..……… 9

    1.5 

    Struktur Keilmuan PKn SD/MI .…………………………………… 10

    1.6  Pengembangan Pembelajaran PKn yang Demokratis Melalui Media

    Audiovisual ……………………………………………………….…... 11

    Latihan ……………………………………………………….…………….. 13

    Rangkuman …………………………………………………..…………….. 14

    Tes formatif 1 ………………………………………………….…………... 15

    Daftar Pustaka ………………………………………………..……………. 17

    Glosarium …………………………………………………………………. 18

    UNIT 2 : MODEL-MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKn ….......... 21

    2.1  Pendahuluan …………………………………………..……………… 21

    2.2  Model Pengembangan Pembelajaran PKn ..……………………….…. 22

    2.2.1 Model Pembelajaran PKn SD di Kelas Rendah ……………………. 22

    2.2.1.1 Model Pembelajaran PAIKEM PKn SD …………………………. 23

    2.2.1.2 Model Pembelajaran Talking Stick  ……………………….….…… 24

    2.2.2 

    Model Pengembangan Pembelajaran PKn di Kelas Tinggi…………. 25

    2.2.2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning: Think-Pair-Share ….. 26

    2.2.2.2 Model Pembelajaran Berbasis Portofolio …………………………. 29

    Latihan …………………………………..………………………………… 32

    Rangkuman ……………………………….……………………………….. 33

    Tes formatif 2 ……………………………………….……………………... 34

    Daftar Pustaka ……………………………………………………………... 37

    Glosarium …………………………………………………………….......... 38

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    4/92

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    5/92

    iv

    TINJAUAN UMUM SUPLEMEN

    Suplemen buku Pengembangaan Pembelajaan PKn SD terdiri dari 4 Unit, yaitu

    membahas Paradigma baru PKn SD, model–model pembelajaran PKn pada kelas rendah

    dan kelas tinggi, pengembangan perangkat penilaian serta pengembangan silabus dan RPPsesuai dalam KTSP.

    Unit 1 membahas paradigma buru, tugas, dan tujuan pembelajaran PKn terkait

    dengan suasana era globalisasi. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai bangsa

    tentunya kita menjadi bagian dari bangsa-bangsa lain di dunia, sehingga harus dapat hidup

     berdampingan secara damai dengan berlandaskan budaya Indonesia. Unit ini juga

    membahas pemikiran rasional yang harus kita miliki dan dipakai sebagai pedoman

     pengembangan pembelajaran PKn serta bagaimana kita menemukan konsep-konsep kelas

    demokratis. Mengingat kharakteristik dan struktur keilmuan PKn berbeda dengan mata

     pelajaran yang lain, maka dalam suplemen ini diuraikan juga pengelolaan instrument

     pengukuran ranah afektif, serta bagaimana mengembangkan pembelajaran PKn SD kelas

    tinggi yang demokratis berbantuan media audio visual.

    Unit 2 menjelaskan model-model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran SD

    kelas rendah dan kelas tinggi agar materi pembelajaran dapat diterima secara optimal

    dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

    Pembelajaran PKn SD dengan pendekatan tematik (pada kelas rengah) dengan model atau

     pendekatan tongkat bergilir/berbicara (talking stick ), permainan (games), model

     pembelajaran cooperatif learning  dengan Pendekatan Think-Pair-Share, model

     pembelajaran dengan pendekatan analisis nilai dan model pembelajaran berbasis

     portofolio.

    Unit 3, merupakan bagian dari perangkat penilaian pelajaran PKn, terutama dalam

     pengembangan penilaian afektif dan penilaian berbasis tiga domain. Penilaian ranah afektif

    ini terdiri atas lima instrumen yang diukur dalam  mata pelajaran Pendidikan

     Kewarganegaraan, agama dan estetika yaitu 1.Sikap 2. minat 3. Konsep diri 4. Nilai dan5. Moral. Ketiga instrumen yang terakhir inilah yang membedakan dengan mata pelajaran

    lain.

    Unit 4, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran terutama

    dalam hubungannya dengan interaksi antara guru dan peserta didik, yaitu pengembangan

    silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam unit ini juga dijelaskan

    contoh pengembangan silabus dan RPP PKn SD kelas rendah dan kelas tinggi dengan

     pengembangan model, pendekatan yang berbeda-beda agar pelaksanaan pembelajaran

    dapat diserap oleh peserta didik secara maksimal.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    6/92

    Paradigma Baru PKn-SD  1

    Unit 1 

    PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

    Sumarjono

    Imam Muchtar

    1.1  Pendahuluan

    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat

    multifaset   dengan konteks lintas bidang keilmuan.  Secara filsafat keilmuan PKn

    memiliki ontology  pokok ilmu politik khususnya konsep  political democracy  untuk

    aspek duties and rights of citizen (Chreshore:1886). Dari ontologi pokok inilah

    kemudian berkembang konsep Civics  yang secara harafiah (dalam bahasa Latin)

    adalah  civicus  yang artinya warga negara pada zaman Yunani kuno. Berawal dari

     pengertian itulah kemudian berkembang dan secara akademis diakui sebagai

    embrionya civic education.  Di Indonesia civic education  ini diadaptasi menjadi

    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara epistemologis, PKn sebagai suatu bidang

    keilmuan merupakan pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies 

    yakni citizenship transmission (Barr, Barrt, dan Shermis:1978). Tradisi social studies 

    mengalami perkembangan pesat sehingga kini telah menjadi suatu body of knowledge 

    yang memiliki paradigma sistemik berisi tiga domain citizenship education yaitu:

    domain akademis, kurikuler, dan sosial kultural (Winataputra:2001)

    PKn secara pragmatik memiliki visi socio-pedagogis untuk mendidik

    warganegara yang demokratis dalam konteks yang lebih luas, antara lain mencakup

    konteks pendidikan formal dan non-formal. Sedangkan secara umum PKn memiliki

    visi formal-pedagogis untuk mendidik warganegara yang demokratis dalam konteks

     pendidikan formal. Di Indonesia PKn memiliki visi formal-pedagogis, yakni sebagai

    mata pelajaran sosial dalam dunia persekolahan dan perguruan tinggi yang berfungsi

    sebagai wahana untuk mendidik warganegara Indonesia yang Pancasilais.

    Seiring dengan perkembangan kehidupan demokrasi di Indonesia, yaitu

    lahirnya masa reformasi, para pemikir kurikulum di Indonesia, khususnya ahli-ahli

    PKn mengadakan pembaharuan terhadap muatan dan substansi kurikulum PKn.

    Pengkajian para prkar PKn berhasil merumuskan suatu kesepakatan yang kemudian

    terkenal dengan istilah paradigma baru PKn. Dalam paradigma baru PKn dijelaskan,

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    7/92

    Paradigma Baru PKn-SD  2

     bahwa PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan

    diterima sebagai wahana utama esensial pendidikan demokrasi di Indonesia yang

    dilaksanakan melalui:

    1) Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam

    dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial;

    2) Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

    yang bertanggung jawab; dan

    3) Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar

    tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari

    depan.

    Muatan-muatan materi PKn dengan paradigma baru tersebut kemudian dijabarkan ke

    dalam berbagai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai bagian dari

    Standar Isi PKn yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22

    tahun 2006 tentang Standar Isi.

    Secara garis besar, dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge)

    yang tercakup dalam mata pelajaran PKn meliputi politik, hukum dan moral. Dengan

    demikian, mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian disiplin. Secara lebih rinci,

    materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung

     jawab negara, hak asasi manusia, perinsip-perinsip dan proses demokrasi, lembaga

     pemerintahan dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum

    (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta nilai-nilai dan norma-

    norma dalam masyarakat.

    Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) meliputi keterampilan intelektual

    (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi ( participatory skills) dalam

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual

    misalnya keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, seperti perlu atau

    tidaknya kampanye secara masal. Contoh keterampilan berpartisipasi misalnya

    keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, seperti perlu atau

    tidaknya melapor kepada polisi jika mengetahui tindak kejahatan di masyarakat.

    Watak /karakter kewarganegaraan (civic despositions) sesungguhnya

    merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn.

    Dimensi watak/karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ”muara” dari

    kedua dimensi sebelumnya dengan memperhatikan visi, misi, tujuan, dan karakteristikmata pelajaran PKn. Ciri khas PKn ditandai dengan pemberian penekanan pada

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    8/92

    Paradigma Baru PKn-SD  3

    dimensi watak, karakter, sikap, dan hal-hal lain yang bersifat afektif. Jadi

     pembelajaran PKn diharapkan mampu memberi pengetahuan kepada warganegara

     bidang politik, hukum, dan moral sebagai bekal dalam kehidupan bermasyaarakat,

     berbangsa, dan bernegara. Selanjutnya warga negara di harapkan memiliki

    keterampilan secara intelektual dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat,

     berbangsa, dan bernegara. Pada akhirnya, pengetahuan dan keterampilan itu akan

    membentuk suatu watak atau karakter yang mapan, sehingga menjadi sikap dan

    kebiasaan hidup sehari-hari. Watak, karakter, dan sikap atau kebiasaan hidup sehari-

    hari yang mencerminkan warga negara yang baik itu misalnya sikap religius, toleran,

     jujur, adil, demoktaris, menghargai perbedaan, menghormati hukum, menghormati hak

    orang lain, memiliki kebangsaan yang kuat, memiliki rasa kesetiakawanan sosial dan

    lain-lain.

    1.2 

    Pemikiran Rasional

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 mengakomodir

    kecenderungan globalisasi dalam tujuan mata pelajaran PKn yaitu mengembangkan

    kemampuan: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

    kewarganegaraan; 2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

    secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti

    korupsi; 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

     berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

     bangsa-bangsa lain di dunia; 4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

     percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

    informasi dan komunikasi. Dalam proses pembelajaran, PKn hendaknya menjadi

    “subjek pembelajaran yang kuat” ( powerful learning area) yang ditandai oleh

     pengalaman belajar kontekstual dengan ciri-ciri: bermakna (meaningful), terintegrasi

    (integrated ), berbasis nilai (value-based ), menantang (challenging), dan mengaktifkan

    (activating) (Budimansyah, 2008b:182).

    Konsep paradigma baru PKn muncul setelah era reformasi di mana masyarakat

    Indonesia tidak hanya memerlukan teori tentang konsep demokrasi, tetapi

    menghendaki institusi yang mampu memelihara proses demokrasi. Paradigma baru

     berasal dari bahasa Inggris new paradigm yang secara harafiah berarti pola atau model

     baru. Menurut Udin, dkk.. interpretasi paradigma baru dalam konteks PKn berarti suatumodel atau kerangka berfikir yang digunakan dalam proses kewarganegaraan di

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    9/92

    Paradigma Baru PKn-SD  4

    Indonesia. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk mengembangkan karakter warga

     Negara yang demokratis PKn dengan paradigma baru mempunyai tiga tugas pokok,

    yaitu: 1) mengembangkan kecerdasan warga Negara (civic intelligence); 2) membina

    tanggung jawab warga negara (civic responsibility); dan 3) mendorong partisipasi

    warga Negara (civic participation)

    Perlu kita ketahui bahwa ketiga konsep tugas pokok PKn tersebut diadopsi dari

    Amerika yang sudah mapan demokrasinya. Proses adopsi tersebut disebut making

    connection, yaitu kemampuan berfikir yang secara simultan mengubah pola pikir

    menjadi lebih baik dengan tetap memelihara identitas termasuk budaya sndiri

    ( Mardiati, 2007 ). Oleh karena itu, dalam implementasinya tetap harus kita sesuaikan

    dengan konteks Indonesia. Contoh proses making connection  yang berhasil adalah

    Jepang. Bangsa Jepang memiliki kemampuan menggunakan kesempatan

    mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi barat tanpa menghilangkan

    identitas budaya sendiri.

    Indonesia sebagai salah satu anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) perlu

    mendukung pencapaian tujuan  Millenium Development Goals  (MDGs), khususnya

    untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk pendidikan yang demokratis

    (democratic citizenship education). Nilai-nilai demokrasi dalam paradigma baru dalam

    PKn merupakan konsep yang abstrak. Karena demokrasi bersifat abstrak, maka para

    siswa SD sering kesulitan memahami dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

    Dengan demikian timbul pertanyaan, bagaimana guru dapat mengimplementaskan teori

    demokrasi dan menggabungkan ketrampilannya demokrasi ke dalam praktek? Dalam

    suplemen bahan ajar Paradigma baru PKn SD Anda akan dikenalkan model

     pembelajaran “menciptakan suasana kelas demokratis “ (creating democratic

    classroom environment ).

    Landasan pemikiran rasional pentingnya PKn dipersekolahan sebagaimana

    tercantum dalam Standar Isi mata pelajaran PKn tahun 2006 adalah sbb:

    1.  Pendidikan Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

    warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan

     NKRI sebagai negara kebangsaan yang modern yang pembentukannya didasarkan

     pada semangat kebangsaan dalam kebinekaan (risalah Sidang BPUPKI dan PPKI

    29 Mei s.d 19 Agustus 1945, Sekretariat Negara, 1992).

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    10/92

    Paradigma Baru PKn-SD  5

    2. 

    Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada

    Pancasila dan UUD 1945

    3.   Negara Kesatuan republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila

    seperti yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV

    4. 

    Pancasila dan UUD 1945 perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa

    Indonesia, khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa, mengingat sejarah

    telah membuktikan berbagai peristiwa telah mengancam persatuan dan kesatuan.

    5.  Pada masa depan tidak terulang lagi adanya sistem pemerintahan otoriter yang

    mengekang HAM warga negara untuk menjalankan demokrasi dengan kebebasan

    yang bertanggung jawab. Kehidupan ini dapat dimulai di keluarga, sekolah dan

    masyarakat untuk membentuk masa depan yang cerah (diolah dari Puskur,

     Balitbang Depdiknas, 2003)

    Terkait dengan pemikiran rasional tersebut, maka mata pelajaran PKn di

    sekolah memiliki peran dan tanggung jawab yang sentral. Paradigma baru PKn

    memuat aspek-aspek materi pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Standar Isi

    tahun 2006 sbb:

    1.  Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta

    lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan

    negara kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap

     positif terhadap negara kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan

    keadilan

    2.   Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib

    di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-

    norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan 

    nasional, hukum dan peradilan internasional

    3.  Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota

    masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan

    dan perlindungan HAM

    4.  Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga

    masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,

    menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    11/92

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    12/92

    Paradigma Baru PKn-SD  7

    satunya sumber ilmu dan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of

    knowledge, situasi dan suasana belajar yang diupayakan hening untuk mendapatkan

    konsentrasi belajar maksimal, menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satu-

    satunya yang syah sebagai referensi di kelas, dan adanya model ujian dengan soal-soal

     pilihan ganda (multiple choice) yang hasilnya digunakan untuk ukuran kemampuan

    siswa.

    Somantri (2001:245) mempertegas bahwa kurang bermaknanya PKn bagi

    siswa dikarenakan masih dominannya penerapan metode pembelajaran konvensional

    seperti ground covering technique, indoktrinasi, dan narrative technique dalam

     pembelajaran PKn sehari-hari. Sementara itu, Budimansyah (2008:18) menyoroti

     penyebab masalah tersebut secara lebih luas meliputi: pertama, proses pembelajaran

    dan penilaian PKn lebih menekankan pada dampak instruksional (instructional effects)

    yang terbatas pada penguasaan materi (content mastery) atau hanya menekankan pada

    dimensi kognitifnya saja. Pengembangan dimensi-dimensi lainnya (afektif dan

     psikomotorik) dan pemerolehan dampak pengiring (nurturant effects) sebagai “hidden

    curriculum” belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya.

    Kedua, Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan

     produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui pelibatannya

    secara proaktif dan interaktif, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar

    kelas (intra dan ekstra kurikuler). Hal ini berakibat pada miskinnya pengalaman

     belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk mengembangkan kehidupan dan

     perilaku siswa.

    Ketiga, penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur Kurikulum

    Pendidikan dijabarkan secara kaku dan konvensional sebagai jam pelajaran tatap muka

    terjadwal sehingga kegiatan pembelajaran PKn dengan cara tatap muka di kelas

    menjadi sangat dominan. Hal itu mengakibatkan guru tidak dapat berimprovisasi

    secara kreatif untuk melakukan aktivitas lainnya selain dari pembelajaran rutin tatap

    muka yang terjadwal dengan ketat.

    Keempat , pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio-pedagogis

    untuk mendapatkan “hands-on experience” juga belum memberikan kontribusi yang

    signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktek pembiasaan

     perilaku dan keterampilan dalam berkehidupan yang demokratis dan sadar hukum.

    Pemecahan masalah kekurangbermaknaan PKn tersebut pelu merubah materi pembelajaran PKn tidak hanya berisi hapalan saja, tetapi harus dipadukan dengan

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    13/92

    Paradigma Baru PKn-SD  8

    kehidupan nyata dalam masyarakat dengan ditopang oleh proses pembelajaran yang

    dapat mengembangkan contextualized multiple intelligence. Hal ini senada dengan

     pendapat Somantri (2001:313) bahwa PKn akan lebih bermakna apabila pengetahuan

    fungsional (functional knowledge) dan masalah-masalah kemasyarakatan memperkaya

    konsep-konsep dasar PKn, dan dikembangkan dialog kreatif dalam pembelajaran.

    Dengan demikian pembelajaran PKn dapat mengembangkan seluruh potensi siswa.

    Menurut Djahiri (dalam Budimansyah dan Syaifullah, 2006:3), potensi diri yang harus

    dikembangkan ini meliputi potensi daya pikir/intelektual, daya afektual dan

     psikomotor yang terkait dengan konteks life cycles manusia, aspek kehidupannya, dan

    sumber norma acuannya yang berlaku di masyarakat.

    Proses pembelajaran PKn di persekolahan diperlukan guru inkuiri. Guru inkuiri

    menurut A. Kosasih Djahiri (1985: 7-8) mempunyai ciri-ciri sebagai perencana,

     pelaksana pengajaran,  fasilitator, administrator, evaluator, rewarder , manajer ,

     pengarah dan pemberi keputusan. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa guru yang baik

    adalah guru yang mau melihat dan menyerap perasaan peserta didiknya, mempunyai

     pengertian tinggi atas hal tersebut, percaya peserta didik memiliki kemampuan,

    mampu berperan sebagai fasilitator (pemberi kemudahan, kelancaran-keberhasilan)

    dan mampu melaksanakan peran sebagai guru inkuiri.

    Di dalam kelas guru bisa menciptakan suasana demokratis karena secara alami

    siswa kooperatip, selalu ingin tahu, dan berkemauan belajar serta mempunyai hak

    untuk membuat keputusan sendiri tentang belajar mereka. Disamping itu, siswa

    mempunyai hak dan kewajiban untuk berpartisipasi di dunia sekitarnya. Siwa bisa

     belajar pelajaran yang bernilai baik ketrampilan hidup maupun akademis melalui

     partisipasi demokratis. Menurut Emma E. Holmes (1991) kelas demokratis

    mencerminkan nilai-nilai sebagai layaknya masyarakat demokratis yaitu; hak-hak

    (rights), tanggung jawab (responsibilities), serta menghargai diri sendiri dan orang

    lain(self-respect dan respect for others).

    Di dalam lingkungan kelas demokratis, siswa mempunyai hak untuk dididik atau

    diberi pengajaran dengan baik dan meraih kesuksesan. Dalam hal ini siswa

    menggunakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam hidup kelompok dan

     berkomunikasi dengan yang lainnya. Disamping itu, guru diharapkan bisa

    menciptakan situasi yang memenuhi hak-hak siswa seperti merasa aman disekolah,

    dihargai, didengar, diberi privacy, dilibatkan dalam membuat keputusan menuruttingkatannya, dan diperlakukan dengan adil ( Apple dan Beane 1995).

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    14/92

    Paradigma Baru PKn-SD  9

    Larson (1999) secara implisit berpendapat bahwa komunitas kelas demokratis

    ditandai dengan sifat-sifat seperti saling percaya dan saling menghargai satu sama,

    secara pribadi merasa aman, dan mempunyai tujuan yang sama untuk menggali isu

    secara bersama. Dalam suasana saling percaya dan saling menghargai inilah, siswa

    yang terlibat dalam suatu diskusi kelompok, misalnya, akan mempunyai perasaan yang

     baik terhadap siswa lainnya dan berkemauan mengikuti peraturan berdiskusi, seperti

    mendengarkan, menghargai hak-hak teman dalam berbagai gagasan dan pendapat.

    Menciptakan suatu kelas yang aman dan menghargai berbagi pendapat dan

    gagasan baru sangat penting, sehingga siswa merasa yakin bahwa komentar-komentar

    yang disampaikan selama diskusi dihargai dan tidak akan digunakan untuk

    memusuhinya di luar kelas. Dewey (1948) menekankan bahwa dalam kelas demokratis

     perkembangan setiap siswa dihargai dan dibantu untuk merealisasikan baik potensi

    intelektual, artistik, maupun pribadinya.

    Selain hak-hak tersebut di atas, siswa akan belajar bahwa mereka mempunyai

    tanggung jawab (responsibilities) yang harus mereka kerjakan dalam kehidupan

    sekolah, seperti mengerjakan tugas proyek ataupun tugas lainnya. Dalam kelas

    demokratis, konsep kebebasan  ( freedom) siswa akan mengutarakan pendapatnya

    sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat dalam diskusi kelompok sangat penting,

    karena siswa harus mengekspresikan pendapatnya. Begitu pula dengan penanaman

    konsep persamaan (equality) yang merupakan aspek atau nilai penting dalam kelas

    demokratis, sebab setiap siswa adalah unik tetapi sama haknya, sehingga harus diberi

    kesempatan belajar maksimal dan sama, termasuk memperoleh semua akses berbagai

     program di sekolahnya. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk dilibatkan dalam

    membuat keputusan (decision making). Hal ini bisa dilakukan misalnya guru mengkaji

    materi dan membantu siswa dalam memutuskan aspek yang mana yang paling berguna

     bagi pengorganisasian karyanya.

    1.4  Karakteristik PKn

    PKn mengalami perubahan dari waktu ke waktu mulai dari Civics  yang

    materinya menuju kepada warga negara yang baik saja, Pendidikan Moral Pancasila

    (PMP), Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) yang materinya berupa

    nila-nilai dari sila-sila Pancasila dan Eka Prasetia Panca Karsa. Pada era reformasi

    diubah menjadi PKn yang ruang lingkup muatannya berisi tentang kebebasan bertanggung jawab, tata negara, persatuan dan kesatuan bangsa, hak asasi manusia,

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    15/92

    Paradigma Baru PKn-SD  10

    norma dan peraturan, konstitusi negara, kebutuhan warga negara, kekuasaan dan

     politik, Pancasila sebagai idiologi terbuka, dan globalisasi. Guru PKn diwajibkan

    memiliki kompetensi guru mata pelajaran PKn sebagai berikut: memahami materi,

    struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PKn. Guru

    harus memahami subtansi PKn yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic

    knowledge), nilai dan sikap kewargagenaraan (civic desposition), dan ketrampilan

    kewarganegaraan (civic skill); serta mampu menunjukkan manfaat mata pelajaran PKn

    (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 16 tahun 2007).

    1.5  Struktur Keilmuan PKn SD /MI

    PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang ada dalam standar isi tahun 2006 

    diberikan mulai dari TK sampai Sekolah Menengah Atas Umum dan kejuruan. Hal ini

    tertuang secara jelas  dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun

    2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar Isi.

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

    Pendidikan pasal 6 ayat (1)  menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis Pendidikan

    Umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 

    1.  kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

    2. 

    kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

    3.  kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

    4.  kelompok mata pelajaran estetika;

    5. 

    kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

    Kurikulum SD/MI memuat delapan mata pelajaran, muatan lokal dan

     pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

    mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah.

    Substansi mata mata pelajaran IPA dan IPS SD/MI merupakan IPA terpadu dan IPS 

    terpadu, pembelajaran pada kelas rendah dilaksanakan melalui pendekatan tematik

    termasuk PKn, sedangkan kelas tinggi dilaksanakan melalui pendekatan mata

     pelajaran. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.

    Cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian  adalah:

     peningkatan kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas

    dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme,

     bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    16/92

    Paradigma Baru PKn-SD  11

     pelestarian lingkungan hidup, gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan

     pada hukum,  membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan

    nepotisme. Struktur kurikulum SD /MI dapat dijelaskan pada table berikut:

    Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

    A.  Mata Pelajaran I II III IV, V, dan VI

    1. 

    Pendidikan Agama T

    E

    M

    A

    T

    I

    K

    3

    2. 

    Pendidikan Kewarganegaraan 2

    3.  Bahasa Indonesia 5

    4. 

    Matematika 5

    5.  Ilmu pengetahuan Alam 4

    6.  Ilmu Pengetahuan Sosial 3

    7.  Seni Budaya dan Ke-trampilan 4

    8.  Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan 4

    B.  Muatan Lokal 2

    C.  Pengembangan diri 2*)

    Jumlah 26 27 28 32

    *) ekuivalen 2 jam pembelajaran

    1.6  Pengembangan Pembelajaran PKn yang Demokratis Melalui Media Audio Visual

    Media pembelajaran.  Merupakan media perpaduan antara software  dan

    hardware  (Sadiman dkk, 1986 6-7 ). Media ini menurut Anderson (1987) dibagi atas

    dua kategori, yaitu: 1) Alat bantu pembelajaran (instruktional media) adalah

     perlengkapan atau alat untuk membantu guru dalam memperjelas materi (pesan) yang

    akan disampaikan yang disebut juga alat bantu mengajar ( teaching aids), misalnya

    OHP, slide, peta, gambar, poster, model, grafik, flip chard, lingkungan dan benda-

     benda sebenarnya; 2) Media pembelajaran, yaitu media yang memungkinkan

    terjadinya interaksi antara karya seorang pengembang mata pelajaran (program

     pembelajaran) dengan peserta didik Contoh: televisi, film, CAI, modul, dan program

    audio. Gagne dan Briggs (1975) mengatakan, bahwa media pembelajaran meliputi alat

    yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    17/92

    Paradigma Baru PKn-SD  12

    dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar

     bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Sedangkan Kempt & Dalton

    (1985) mengelompokkan media menjadi delapan jenis, yaitu: 1) media cetakan; 2)

    media panjang; 3) overhead transparancies; 4) rekaman audiotape; 5) seri slide dan

    filmtrips; 6) penyajian multi – image; 7) rekaman video dan film hidup, dan 8)

    komputer, 

    Media Teknologi Mutakhir. Merupakan media yang menggunakan teknologi

    mutakhir dan berbasis telekomunikasi seperti: telekonferen dan kuliah jarak jauh dan

     berbasis mikroprosesor (Computer assisted instruction,  permainan komputer, sistem

    tutor intelejen, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.

    Media Audio. Merupakan media yang menampilkan materi pembelajaran

    dalam bentuk sesuatu yang dapat didengar oleh telinga. Media audio dibedakan

    menjadi Media audio bukan elektronik (yang tidak menggunakan tenaga listrik,

    misalnya peralatan musik akuistik seperti gitar, gamelan dalam seni musik) dan media

    audio elektronik yang menggunakan alat-alat listrik, misalnya amplifier, radio, tape

    recorder, CD player).

    Media Audio visual.  Media yang menampilkan materi pembelajaran dalam

     bentuk sesuatu yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata, gambar diam

    tetap maupun bergerak, seperti slide proyektor yang dipadukan dengan tape recorder,

    televisi, film strip proyektor, video player, DVD player, dan computer.

    Materi-materi PKn di SD pada ddasarnya bersifat abstrak, seperti hal-hal yang

     berkenaan dengan nilai-nilai demokrasi, Hak Asasi Manusia, globalisasi, norma,

    hukum, dan sebagainya. Mengingat materi-materinya bersifat abstrak, maka proses

     pembelajaran PKn dengan cara mendemonstrasikan nilai-nilai demokrasi, seperti

    kebebasan ( freedom), hak-hak (rights), persamaan (equality), tanggung jawab

    (responsibility), dan menghargai (respect ) melalui suara dan penglihatan (audio

    visual) sangat penting.

    Penggunaan media pembelajaran yang baik, tidak hanya disesuaikan dengan

    tingkat perkembangan dan berpikir siswa tetapi juga bagaimana media pembelajaran

    dapat menstimulasi intelektual dan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Gardner (1993) dalam teori belajar multiple intellegent  yang membuktikan bahwa ilmu

     pengetahuan dalam tingkat perkembangan tertentu, termasuk ditingkat spatial atau

    visual tetap bersatu dalam suatu susunan yang utuh. Untuk itu intelegensi bisa dilatihdan dikembangkan dengan mempelajari banyak hal melalui cara yang sesuai.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    18/92

    Paradigma Baru PKn-SD  13

    Pembelajaran PKn SD yang demokratis akan menggunakan media audio

    visual. Tujuan penggunaan media audio visual untuk membantu siswa SD memahami

    konsep dan nilai-nilai PKn yang abstrak secara visual, karena tingkat perkembangan

     baik ranah kognitif dan ranah afeksi (cognitive and affective domains)  anak SD,

    utamanya di kelas rendah belum bisa dijelaskan melalui bahasa tulis secara baik.

    Latihan:

    1.  Apakah yang dimaksud dengan paradigma baru PKn?

    2.  Mengapa paradigma baru muncul setelah ada era reformasi?

    3.  Mengapa Jepang dapat mempertahankan budayanya di tengah-tengah globalisasi?

    4.  Bagaimanakah cara mempertahankan budaya kita pada saat kita mendapat tekanan

     pengaruh globalisasasi?

    5.  Apakah yang dimaksud dengan pemikiran rasional dalam pembelajaran PKn? berikan

    contohnya!

    6.  Apakah ciri-ciri negara demokrasi? Bagaimana tentang Indonesia!

    7.  Bagaimanakah langkah-langkah cara menerapkan kelas demokratis itu?

    8. 

    Apakah ciri-ciri pembeelajaran PKn SD?

    9.  Mengapa pendekatan tematik diterapkan di kelas rendah?

    10. 

    Berikan alasan pentingnya media visual dan audio visual dalam pembelajaran ditingkat SD?

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    19/92

    Paradigma Baru PKn-SD  14

    Rangkuman

    1.  Paradigma baru PKn merupakan dinamika pemikiran perkembangan PKn

    dikarenakan oleh perubahan di segala bidang akibat cepatnya perkembangan Iptek

    dan Globalisasi. Paradigma baru PKn muncul setelah adanya era reformasi,

    sehingga diperlukan model baru dalam kerangka berfikir untuk mengembangkan

    karakter warga negara yang demokratis meliputi civic intelligence, civic

    responsibility  dan civic participation  yang diadopsi dan disesuaikan dengan

    kondisi kepribadian Indonesia sebagai making connection.

    2.  Pemikiran rasional pentingnya PKn dengan harapan:

      Pendidikan Indonesia memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

    mempertahankan NKRI dan nasionalisme  Konsisten terhadap Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

    alinea IV dan UUD 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

     bernegara.

      Demokrasi yang bertanggung jawab

    3.  Guru diharapkan dapat menerapkan kelas demokratis (democratic classroom).

    4.  Karakteristik PKn berisi materi kebebasan bertanggung jawab, tatanegara,

     persatuan dan kesatuan bangsa, HAM, norma dan peraturan, konstitusi negara,

    kebutuhan warga negara, kekuasaan dan politik, Pancasila sebagai idiologi

    terbuka, serta globalisasi sehingga guru harus memahami materi, struktur, konsep

    dan pola keilmuan PKn

    5.  Struktur keilmuan PKn pada pendidikan dasar dan menengah merupakan salah

    satu bagian dari 5 (lima) kelompok mata pelajaran.

    6.  PKn SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah dan

     pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi. PKn mencakup peningkatan

    kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya dalam

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas

    dirinya sebagai manusia.

    7.  Struktur Kompetensi PKn meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar

    yang suudah ditentukan dalam kurikulum sedangkan indicator-indikatornya perlu

    dikembangkan oleh guru sendiri

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    20/92

    Paradigma Baru PKn-SD  15

    Tes Formatif 1.

    Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda (X) !

    1. 

    Civic responsibility dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang nyata

    dalam kehidupan sehari-hari adalah hal berikut …

    a.  Meningkatkan kecerdasan warga negara khususnya generasi mudanya

     b.  Mendidik kesadaran warga negara akan hak dan kewajiban serta tanggung

     jawabnya sebagai warga negara

    c.  Memberikan bekal agar nantinya ia akan aktif berpartisipasi sebagai warga negara

    dalam kehidupan politik

    d. 

    Keaktifan warga negara secara dalam mengemban masa depan secara individu

    e.  Memberikan jiwa dan semangat nasionalisme warga negara

    2.  Dalam negara hukum seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka salah satunya

    adalah adanya Keadilan, perlindungan HAM, kejujuran, kebebasan, tangung jawab yang

    merupakan …

    a.   Nilai nilai demokrasi

     b. 

    Bentuk – bentuk demokrasi

    c. 

    Macam – macam demokrasid.

     

    Ciri – ciri demokrasi

    e.  Isi demokrasi

    3.  Pancasila dan UUD 1945 perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia

    khususnya generasi muda harapan bangsa. Ungkapan ini merupakan salah satu dari…

    a.  Pemikiran rasional

     b. 

    Tujuan pendidikan Kewarganegaraan

    c.  Cita–cita bangsa Indonesia

    d.  Tujuan bangsa Indonesia

    e.  Makna pembangunan nasiional

    4.  Perhatikan hal-hal berikut:

    1. 

    Era reformasi memberikan harapan yang akan dapat memelihara demokrasi

    2.  Untuk mengembangkan tugas civic intelligence, civic responsibility dan civic

     participation

    3.  Proses making connection yang berhasil seperti di Jepang yang dapat

    mengimplementasikan pengetahuan barat tanpa menghilangkan budayanya

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    21/92

    Paradigma Baru PKn-SD  16

    4. 

    Indonesia mendukung PBB dalam millennium Goals (MDGs)

    5.  Perkembangan kelompok-kelompok ekonomi yang berdasar pada kepentingan

    masing- masing regional.

    Pernyataan tersebut diatas yang memberikan semangat munculnya paradigma baru

    dalam pembelajaran PKn adalah nomor:

    a. 

    1, 2, dan 5

     b.  1, 3 dan 5

    c.  2, 3 dan 5

    d.  3, 4 dan 5

    e.  1, 2, 3, dan 4

    5. 

    Perhatikan hal-hal tentan pernyataan berikut:

    1.  Inisiator pembelajaran yang aktif

    2. 

    Perencana pembelajaran dan pelaksana pengajaran

    3.  Fasilitator, administrator, evaluator

    4.  Rewarder dan pemberi arahan termasuk keputusan

    5. 

    Dominan dalam mengejar target kurikulum

    Seorang guru dalam melakukan pembelajaran pada kelas yang demokratis menurut

    A. Kosasih Djahiri (1985) seharusnya melakukan hal-hal pada nomor…

    a. 

    1, 2 dan 3

     b.  1, 3 dan 4

    c.  1, 3 dan 5

    d.  2, 3 dan 4

    e.  2, 3 dan 5

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    22/92

    Paradigma Baru PKn-SD  17

    Daftar Pustaka

    Apple, Michael W. dan Beane, James. (1995).  Democratic Schools. U.S.A. Associationfor Supervision and Curriculum Development. 

    Arcaro, Jerome S. (Terj. 2005) . Pendidikan berbasis Mutu, Prinsip – Prinsip Perumusandan tata Langkah Penerapan, (Quality in Education: An Implementation

     Handbook) Yogyakarta: Pustaka Pelajar .

    Asmstrong, Thomas. (2000).  Multiple Intelligence in the Classroom, (terj.) Sekolah ParaJuara, menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan (2004),, Bandung:Kaifa .

    Dewey, John. (1948). Reconstruction in Philosophy. Boston. Beacon Press.

    Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind: Theory of Multiple Intelligences.  NewYork:Basic Books.

    Ginting, Abdorrakhman (2008),   Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran, Bandung,Humaniora

    Holmes, Emma E. (1991).  Democracy in Elementary School Classes. Social EducationResearch.

    Larson, Bruce. (1999).  Influences on Social Studies Teachers’ Use of Classroom Discussion. The Social Studies (May/June).

    Mardiati, Yayuk. (2008).  Integrating Indonesian Literature Into Social Studies Teaching and Learning. International and Cultural Conference of Aceh 2008. TheUniversity of Hawaii at Manoa. U.S.A.

    Muchtar, Imam; Suhanto, Ign; Djoko Lesmono, A (2010). Kamus menjadi GuruProfesional, FKIP- Universitas Jember.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 22 tahun 2006 tentangStandar Isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah, PT. Binatama Raya,Jakarta

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 23 tahun 2006 tentangStandar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dab menengah, PT.Binatama Raya, Jakarta

    Sekretariat Jenderal MPR RI (2006), Panduan Pemasyarakatan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta

    Sekretariat Negara Republik Indonesia (1992), Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI 29 Mei

    UU No 12 tahun 2006   (2006) tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, PustakaYustisia, Yogyakarta.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    23/92

    Paradigma Baru PKn-SD  18

    Glosarium

    Globalisasi:  Keadaan yang menggambarkan bahwa kita tidak bisa mengisolasi diri

    terhadap apa yang sedang terjadi di tempat lain di dunia ( Joseph Stiglitz);

     penguatan hubungan seluruh dunia yang jauh dari lingkungan sebagaimana jalanyang bercabang dibentuk dari peristiwa yang menjadi beberapa mil jauhnya, dan

    sebaliknya ( Anthony Giddens).

    Kelas demokratis:  kelas yang mencerminkan nilai-nilai sebagai layaknya masyarakat

    demokratis yaitu; hak-hak (rights), tanggung jawab (responsibilities), serta

    menghargai diri sendiri dan orang lain (self-respect dan respect for others,.  Emma

     E. Holmes (1991).

    Kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh

    lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh

    siswa untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran ; penjabaran

    standar kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding

    dengan standar peserta didik; merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki

     peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun

    indikator kompetensi, dan materi pokok.

    Standar kompetensi:  kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu

    mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki

     peserta didik; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata

     pelajaran; kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

     penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada

    setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah

    kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara

    nasional.

    Pemikiran rasional: pemikiran yang berdasarkan pada akal sehat

    Pendidikan: Proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik me-nyangkut

    daya pikir, atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang

    diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya ( John Dewey).

    Media Audio visual: media yang menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu

    yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia, gambar juga dapat

    tetap maupun bergerak, seperti slide proyektor yang dipadukan dengan tape

    recorder, televisi, film strip proyektor, video player, DVD player dan computer.

    Warga negara: warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang –

    undangan (UU No 12 tahun 2006 )

    Kewarganegaraan: segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara (UU No 12

    tahun 2006 )

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    24/92

    Paradigma Baru PKn-SD  19

    Umpan Balik :

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian

    akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia

    untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi

    tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:

    Jumlah soal benar

     ________________ X 100%

    Jumlah soal

    Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali

    Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik

    Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup

    Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang

    Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai

    kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan

    materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap

    materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,

    terutama bagian yang belum Anda kuasai

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    25/92

    Paradigma Baru PKn-SD  20

    Kunci Jawaban Tes Formatif 1: 

    1. b

    2. a

    3. a

    4. e

    5. d

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    26/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  21

    Unit 2 

    MODEL-MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

    Yayuk Mardiati

    Ign. Suhanto

    2.1  Pendahuluan

    Para mahasiswa BPJJ yang kami banggakan pada Unit 2 ini Anda akan diajak

    membahas tentang pelaksanaan proses belajar  dan pembelajaran PKn,  terutama

    yang terkait dengan penggunaan metode/pendekatan, media, dan penilaian menarik

    untuk didiskusikan. Pada kesempatan ini Anda diajak mencermati, mengkritisi dan

    mendiskusikan dengan teman, tutor atau siapapun yang berkepentingan untuk upaya

     peningkatan kualitas pembelajaran PKn.

    Setelah selesai mencermati, mengkritisi dan mendiskusikan baagian ini,

    diharapkan Anda dapat menguasai model-model pembelajaran PKn. Secara khusus,

    diharpkan mampu:

    1  Menjelaskan konsep model pembelajaran PKn

    2  Menguraikan model pembelajaran PKn di kelas rendah

    3  Mencermati contoh-contoh model pembelajaran PKn di kelas rendah

    4  Mengembangkan model pembelajaran PKn di kelas tinggi

    5  Menerapkan model pembelajaran PKn di kelas tinggi

    Modul ini membahas kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut: 1) Model

    Pembelajaran PKn di Kelas Rendah; 2) Model Pembelajaran PKn di kelas tinggi.

    Untuk membantu Anda menguasai sekaligus mempraktekkan materi sebagaimana

    tercantum dalam tujuan di atas, maka dalam bahan ajar ini uraikan materi sesuai

    dengan topik dalam kegiatan belajar.

    Selain itu, diberikan soal-soal latihan dan tugas-tugas yang harus Anda

    kerjakan; Rangkuman materi dan soal-soal formatif. Sedangkan untuk mengukur

    tingkat keberhasilan belajar dan penguasaan materi modul ini, Anda diajak

    mengerjakan soal-soal formatif.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    27/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  22

    Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini

     bacalah dan ikuti petunjuk di bawah ini secara seksama:

    a.  Bacalah secara kritis bagian pendahuluan modul ini agar Anda benar-benar

    memahami apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari bahan ajar ini,

    b.  Cermati uraian materi ddan temukan kata-kata kunci yang Anda anggap penting,

     bila perlu Anda cari arti dan maknanya dalam kamus atau glosarium dalam vahan

    ajar ini,

    c.  Pahami setiap pengertian yang terdapat dalam bahan ajar ini sesuai dengan

    kemampuan sendiri dan diskusi dengan sesama mahasiswa, guru, dan orang lain

    yang mempunyai perhatian terhadap pelaksanaan pembelajaran PKn.

    d.  Mantapkan penguasaan Anda melalui kegiatan simulasi dengan mengaplikasikan

    materi yang dibahas dalam bahan ajar ini.

    2.2  Model Pengembangan Pembelajaran PKn

    Istilah atau konsep tentang model tentunya tidak asing baggi kita. Model

    sering diartikan sebagai  pola, contoh, acuan, atau ragam dari sesuatu pruduk tertentu.

    Sedangkan yang kaitan dengan pembelajaran, istilah model dapat diartikan  sebagai

    kerangka konseptual suatu tipe atau desain yang digunakan pedoman untuk

    melakukan kegiatan pembelajaran; deskripsi atau analogi yang berguna bagi proses

    visualisasi yang tidak dapat diamati; sistem asumsi-asumsi, data-data dan referensi-

    referensi yang digunakan menggambarkan obyek peristiwa secara sistematik; desain

    yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, realitas yang disederhanakan; deskripsi

    dari sistem yang mungkin/imajiner dan penyajian yang diperkecil dapat menjelaskan

    dan menunjukkan sifat-sifat aslinya.

    2.2.1 Model Pembelajaran PKn SD di Kelas Rendah

    Berkenaan dengan pelaksanaan model pembelajaran di persekolahan,

     pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007

    tentang standar proses telah mengubah paradigma proses pendidikan, yaitu dari

     pengajaran (teaching) ke pembelajaran (learning). Perubahan menggambarkan proses

     pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar lebih menekankan pada

     pemberdayaan peserta didik. Upaya memberdayakan siswa pada jenjang pendidikan

    dasar, khususnya kelas rendah, baik yang menyangkut ranah kognisi, afeksi, dan

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    28/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  23

     psikomotor memerlukan model pembelajaran Aktif, Inspiratif, Kreatif, Efektif, dan

    Menyenangkan (PAIKEM).

    2.2.1.1 Model Pembelajaran PAIKEM PKn SD

    Sesuai dengan karakter siswa kelas rendah (yaitu kelas 1, 2, dan 3), penerapan

    model pendekatan pembelajaran PAIKEM dipandang lebih tepat. Penerapan model

     pendekatan PAIKEM diharapkan dapat mendukung penyajian materi-materi ajar

    yang bersifat tematik, yaitu bagaimana guru mengkaitkan materi PKn dengan materi-

    materi lain yang mempunyai tema sama, sehingga lebih menarik perhatian siswa.

    Berdasarkan uraian tersebut, timbul pertanyaan mengapa pendekatan tematik

    dipandang sesuai dengan siswa kelas rendah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,

    ada sejumlah alasan yang dapat dikemukakan, yaitu di lihat dari perkembangan

     psikologis sebagaimana dikemukakan oleh Piaget, bahwa siswa SD  ada dalam

    rentang usia 6 s.d 12 tahun. Pada rentang usia ini anak berada pada tingkat “operasi

    konkrit” (concrete operation) dan awal dari “operasi formal” ( formal operation) yang

    ditandai dengan mulai berkembangnya abstraksi dalam pemikiran.

    Dilihat dari lingkungan kehidupannya, seorang anak SD kelas rendah masih

    dominan berada dalam lingkungan rumah dan lingkungan sekitar termasuk sekolah.

    Berdasarkan alasan-alasan itulah, maka Hanna berpendapat atau berteori bahwa

     pendekatan ini dkatakan sebagai expanding environment. 

    Salah satu teknik dalam mengimplementasikan pendekatan tematik  pada

     pembelajaran PKn dapat menggunakan model jaringan tema  (webbing). Gambar

     berikut merupakan contoh “Pohon Keluarga” sebagai tema sentral materi PKn.

    PKn: Pohon Keluarga

    voices.mysanantonio.com

    Bahasa Indonesia: Menulis

    cerita tentang kegiatan

    keluarga.

    Membaca cerita tentang

    sebuah keluarga.

    Matematika: Menyebutkan

    berapa orang yang tinggal

    dalam keluarga.

    Menyebutkan menyebutkan

     jumlah anggota keluarga

    misalnya saudara

    kandung/angkat/tiri dalam

    keluarga.

    Penjas: Pentingnya

    kegiatan  olah

    raga/menari/main catur

    bersama keluarga untuk

    kesehatan phisik danmental.

    IPA: Membandingkan

     jumlah antara keluarga

    siswa satu dengan

    keluarga siswa lainnya. 

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    29/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  24

    Pada praktiknya teknik webbing  dapat dikembangkan menjadi dua model,

    yaitu:

    1)  Web relationship, yaitu terjadi keterkaitan saling berhubungan dalam jaringan

    yang komplek (Web relationship):

    Contoh:

    Standar kompetensi : Menampilkan nilai-nilai Pancasila

    Kompetensi dasar : -Mengenal nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari

    -Melaksanakan perilaku jujur dalam kegiatan sehari–hari

    Kelas : II (Dua)

    Semester : 2 (dua)

    Jenjang pendidikan : SD

    Tema kejujuran  sebagai tema sentral ini berhubungan dengan nilai–nilai

    dalam sila–sila Pancasila yang lain (double) seperti ketaatan, kesetiaan, keadilan,

    kemanusiaan, kesetiakawanan sosial dan lain-lain. Misalnya, dalam “koperasi

    Kejujuran “ yang dibuka untuk peserta didik sebagai pembelinya, koperasi

    tersebut menjual alat-alat keperluan peserta didik seperti buku, pensil, bolpoin,

     penggaris, tip-ex, buku gambar dan lain-lain. Dalam koperasi tidak ada yang

    menjaga atau sebagai penjualnya. Bagi pembeli yang masuk koperasi harap absen

    sebagai pengunjung. Barang-barang yang sudah diberi label harga dapat dibeli

    dengan uang pas yang dimasukkan dalam kaleng. Dari hasil penjualan dan absen

     pengunjung yang masuk guru PKn dapat mengetahui nilai-nilai kejujuran,

    ketaatan, kesetiaan, keadilan, kemanusiaan, kesetiakawanan sosial.

    2)  Web connected , yaitu model keterhubungan, dimana materi yang ada dalam mata

     pelajaran PKn temannya dijumpai dalam mata pelajaran lain.

    2.2.1.2 Model Pembelajaran Talking Stick 

    Selain pendekatan tematik, pendekatan lain yang dapat digunakan di kelas

    rendah adalah pendekatan permainan tongkat berbicara/bergilir   (talking stick ).

    Model pembelajaran talking stick ini diadopsi dari tradisi orang Indian (native

     American) yaitu menggunakan tongkat untuk berceritera atau mengijinkan setiap

     peserta berbicara pada pertemuan antarsuku ( Locust, 1998 ). Strategi ini kemudian

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    30/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  25

    dipakai guru untuk pendekatan dalam proses belajar mengajar pada hampir semua

     pelajaran termasuk IPS dan PKn.

    Tujuan pendekatan model talking stick,  selain menciptakan PAIKEM, juga

    mendidik siswa untuk berlatih berdemokrasi dalam suasana kelas yang demokratis.

    Saat pembelajaran berlangsung, siswa dilatih menghargai nilai-nilai persamaan hak

    (equality), misalnya ketika seorang siswa memegang tongkat, maka ia akan diberi

    kesempatan (opportunity) untuk berbicara mengeluarkan pendapat. Selain itu siswa

     juga dilatih untuk bisa berbuat adil, yaitu dengan cara bergantian (take turn) dalam

    menjawab pertanyaan. Semua nilai tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai dan

    semangat demokrasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat Indonesia.

    Langkah-langkah aplikasi pembelajaran PKn dengan model talking stick

    dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1) 

    Sebelum memulai pelaksanaan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu

    menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran

    sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan.

    2) 

    Guru menayangkan atau membacakan cerita rakyat ( folklore)  atau

    membacakan/mempelajari tema-tema, misalnya tema lingkungan rumah dan

    lingkungan sekolah sesuai kompetensi dasar yang akan diberikan.

    3) 

    Guru menyediakan sebuah tongkat sebagai alat untuk menunjuk siswa, yaitu

    ketika tongkat diedarkan secara estafet hingga ada tanda berhenti, bagi siswa

    yang memegang atau membawa tongkat, maka yang bersangkutan harus

    menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

    2.2.2 Model Pengembangan Pembelajaran PKn di Kelas Tinggi

    Model pembelajaran di kelas tinggi merupakan model pembelajaran yang

    gunakan dalam proses pembelajaran kelas IV sampai dengan VI. Model ini

    dimaksudkan agar peserta didik dapat menyerap materi pembelajaran, baik ranah

    kognitif, psikomotor, dan afektif secara optimal, sebab siswa kelas tinggi pada

    dasarnya sudah pandai berkomunikasi baik melalui membaca, menulis, maupun

     berdiskusi. Model pembelajaran PKn yang demokratis pada siswa kelas tinggi

    menekankan pendekatan berdiskusi menggunakan strategi cooperative learning  tipe 

    think-pair-share.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    31/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  26

    2.2.2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning: Think-Pair-Share

    Pendekatan pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Lyman (1981)

    dari Universitas Maryland, Amerika Serikat. Pembelajaran Cooperative Learning:

    Think-Pair-Share  merupakan model pembelajaran dengan cara siswa

    dikelompokkan menjadi beberapa grup diskusi dalam kelas. Pembentukan ini

     berujuan untuk meningkatkan partisipasi aktip siswa dalam mengekspresikan

     berbagai gagasan, curahan pendapat; menerima masukan yang imergen; dan

    menciptakan suasana saling menghargai.

    Shepardson (1996) dan Kagan (1994) menyatakan bahwa aktivitas belajar

    kooperatip bertujuan untuk membangun akuntabilitas individu dalam masing-

    masing kelompok. Diskusi dalam cooperative learning: think-pair-share bertujuan

    memberikan kesempatan atau waktu berpikir (think time) kepada masing-masing

    anggota kelompok mengekspresikan berbagai gagasan dan curahan pendapatnya.

    Hasssil diskusi kelompok kemudian disampaikan dalam diskusi antarkelompok

    ( pair ), sehingga siswa dapat membandingkan antara gagasan kelompok satu dan

    lainnya. Dengan demikian siswa dapat merasakan situasi diskusi dan menilai

     pendapat kelompok dari beberapa sudut pandang, serta dapat menemukan beberapa

    alternatif pemikiran. Perbedaan pendapat dalam proses diskusi juga dapat

    merangsang tumbuhnya gagasan dan pemikiran-pemikira kritis peserta. Proses

    diskusi memerlukan ketrampilan mendengarkan dan mengekspresikan gagasan,

    kritik dan menghormati harga diri atau martabat manusia (Shepardson 1996).

    Sebagai aktifitas akhir dari pendekatan ini adalah berbagi (share) hasil diskusi dari

    masing-masing kelompok kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah strategi 

    cooperative learning: think-pair-share:

    1)  Guru membagi kelas ke dalam 4-6 kelompok kecil, disesuaikan dengan rasio

    kelas.

    2)  Guru memberitahu nama Team pada masing-masing kelompok, misalnya

    Team Mawar, Team Melati, Team Kenanga, Team Kamboja. Masing-masing

    kelompok bersifat heterogen yang akan terlibat aktip mendiskusikan suatu

    topik atau tema pelajaran terkait dengan kompetensi dasar.

    3) 

    Guru memberi arahan kepada masing-masing kelompok agar memilih salah

    satu siswa sebagai ketua Team sekaligus sebagai moderator dan bertanggung

     jawab atas kelompoknya.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    32/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  27

    4) 

    Guru memberitahu masing-masing kelompok supaya memilih salah satu siswa

    sebagai notulis yang bertanggung jawab mencatat jawaban anggota dari

    masing-masing kelompok.

    5)  Guru memberitahu bahwa tiap-tiap anggota Team setidak-tidaknya harus

    memberi kontribusi satu ide berdasarkan pertanyaan yang diberikan guru.

    6) 

    Guru memberitahu siswa bahwa melalui diskusi kelompok kecil siswa akan

    membandingkan pandangan atau gagasan dengan kelompok lain ( pair ).

    7)  Guru memberitahu untuk berbagi hasil diskusi keseluruh kelas (share) melalui

    notulis yang sudah dipilih masing-masing kelompok.

    8)  Selama proses diskusi guru membimbing siswa tentang pentingnya memelihara

    kerja sama, konsep pemimpin, serta pentingnya peran serta akuntabilitas

    individu atas keberhasilan kelompoknya.

    Gambar berikut merupakan contoh model pembelajaran cooperative

    learning: think-pair-share yang diadopsi dari  Bridges Across Borders Southeast

     Asia: Community Legal Advisor Educator Manual, oleh Lasky, Otto, dan Morrish

    (editor). 2002. Open Society Institute.

    Gambar diadopsi dari Bridges Across Borders Southeast Asia 

    Cooperative   Learning  disebut juga berlajar dari kerjasama, yaitu

     pembelajaran dengan bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan

    menggunakan seperangkat intruksiatau perintah-perintah pada kelompok kecil,

    sehingga siswa dapat menjalin kerjasama untuk memaksimalkan kerja setiap

    kelompok. Prinsip model pembelajaran ini untuk menciptakan saling

    ketergantungan positif antarsiswa untuk mencapai tujuan dengan berpedoman

     bahwa tujuan akan tercapai jika keberhasilan diraih oleh setiap.

    Kerja sama (cooperative learning), sebagai Strategi Pembelajaran  yang

    menekankan pada bentuk pendekatan proses kerja sama dalam suatu kelompok

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    33/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  28

    yang terdiri atas 3-5 siswa untuk mempelajari suatu materi pembelajaran tertentu

    atau khusus hingga tuntas. Peserta didik didorong untuk bekerja sama secara

    maksimal sesuai dengan keadaan heterogenitas kelompoknya. Bagi siswa yang

    cepat belajarnya membantu temannya lambat belajarnya, karena dalam pendekatan

    ini keberhasilan individu menjadi keberhasilan kelompok, atau sebaliknya,

    kegagalan individu merupakan kegagalan kelompoknya juga. Model kerja sama

    dapat berbentuk mengerjakan tugas-tugas dari guru, sekolah atau memberikan

    motivasi. Menurut Slavin (dalam Abrani dan Chamber, 1996 ), kerja sama meliputi

    tiga perspektif, sebagai berikut.

    1) Perspektif motivasi, yaitu penghargaan yang diberikan kepada kelompok

    memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu.

    2) Perspektif sosial, artinya melalui kerja sama setiap siswa akan saling membantu

    dalam belajar, karena mereka menginginkan semua anggota kelompok

    memperoleh keberhasilan. Bekerjasecara tim dengan mengevaluasi kekurangan-

    kekurangan dan kelebihan-kelebihan sendiri oleh kelompok merupakan iklim

    yang baik, karena setiap kelompok ingin semuanya berhasil.

    3) Perspektif perkembangan kognitif, artinya dengan adanya interaksi antaranggota

    kelompok mendorong setiap peserta didik bersaha memahami dan mencari

    informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya dalam kelas dan

    kelompoknya. Siswa yang cerdas dan kurang cerdas dicampur secara seimbang

    dalam suatu kelompok, sehingga keberhasilan individu akan ditentukan oleh

    kelompoknya atas dasar saling merima dan memberi, membantu dan mengisi

    (elaborasi kognitif).

    Pendekatan lain yang dapat diterapkan di kelas tinggi adalah Praktik Belajar

    PKn Berbasis Portofolio. Portofolio merupakan  kumpulan hasil karya seorang

    siswa. Sejumlah hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk

    digunakan sebagai bukti prestasinya; perkembangan siswa dalam kemampuan

     berfikir; pemahaman siswa atas materi pokok; kemampuan siswa dalam

    mengungkapkan gagasan dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu; dan

    laporan singkat yang dibuat seorang siswa setelaah melaksanakan kegiatan.

    Portofolio dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

    1) Portofolio kerja:  berupa hasil proses kerja mandiri atau sekelompok siswa

    dimulai dari draf, pekerjaan yang belum selesai, pekerjaan terbaik. Hasil karya

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    34/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  29

    menjadi bahan diskusi antara peserta didik dan guru untuk mengetaui kemajuan

    dan membantu siswa merefleksi kemajuan belajar diri sendiri atau kelompok.

    2) Portofolio dokumen: berupa koleksi hasil dan proses kerja peserta didik yang

    khusus dipakai dalam penilaian dan diseleksi dengan mendokumentasikan hasil

    karya terbaik siswa.

    3) Portofolio penampilan/pertunjukan:  berupa pekerjaan peserta didik yang

    sudah selesai tidak mencakup proses kerja, untuk seleksi, sertifikasi, penilaian

    kelas dan harus harus bersifat valid dan reliabel.

    2.2.2.2 Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

    Pengembangkan model pembelajaran berbasis portofolio untuk pembelajaran

    PKn. Model ini secara adaptif menerapkan konsep dan prinsip pedagogis Problem

    Solving dan Project  (Dewey, 1920) inquiry-oriented citizenship transmission (Barr,

    Barth, dan Shermis, 1978), dan social involvement  (Newmann, 1977) yang bersifat

    fasilitatif, empirik, dan simulatif.

    1) Kompetensi Nilai yang dikembangkan peserta didik mampu melaksanakan nilai-

    nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai

    anggota masyarakat. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain peka, tanggap,

    terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik,

    argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas dasar

    keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara utuh,

    dalam praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

    2) Sintaksmatik

    Model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai

     berikut.

    Langkah 1. Pendahuluan

    Kegiatan pada langkah pertama ini guru membuka pelajaran dan memberi

    ilustrasi mengenai nilai-nilai sebagai hak, kewajiban, dan tanggung jawab anggota

    masyarakat.  Misalnya peka, tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif

    untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan

     bermasyarakat dengan memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu dan trend  

    dalam kehidupan masyarakat saat ini, khsusunya dalam proses pembangunan

    masyarakat. Kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa merenungkan sebuah

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    35/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  30

     pertanyaan, Bagaimana seharusnya kita sebagai anggota masyarakat memahami

    dan menjalankan nilai, konsep dan prinsip kehidupan bermasyarakat yang baik

    dalam konteks pembangunan masyarakat Indonesia? 

    Langkah 2. Kegiatan Inti

    Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini pada prinsipnya

    mengacu strategi inquiry learning, discovery learning, problem solving learning,

    research-oriented learning  yang dikemas dalam model Project   ala John Dewey,

    yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

    1) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.

    2) Memilih suatu masalah yang akan dikaji siswa.

    3) Mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah yang telah dipilih.

    4) Mengembangkan portofolio kelas

    5) Menyajikan portofolio

    6) Melakukan refleksi pengalaman belajar

    Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan kelas ke dalam 2

    kelompok besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian masing-masing dibagi

    lagi menjadi empat sub kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5 orang.

    Setiap kelompok ditugasi menjawaban pertanyaan yang telah ditentukan

    sebelumnya dengan cara studi kepustakaan, mengamati masyarakat sekitar, dan

     bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber

    tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil. Setelah masing-masing

    kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi kelompok kecil

    tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas manila

    atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan didiskusikan pada pertemuan

    tatap muka di kelas.

    Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa mengembangkan berbagai

    keterampilan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain, mencatat,

     bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang

     perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian,

     berargumentasi, dan membuat laporan dalam bentuk portofolio

    Portofolio adalah tampilan visual yang disusun secara sistimatis, cerminan

     proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan secara utuh melukiskan

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    36/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  31

     pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas

    (integrated learning experiences).

    Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio

    Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara

     berurutan menyajikan:1) Rangkuman permasalahan yang dikaji

    2) Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah

    3) Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah

    4) Pengembangan rencana kerja/tindakan

    Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau

    sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.

    Portofolio Tampilan dan Dokumentasi disajikan dalam suatu simulasi Public

     Hearing  atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait

    dengan masalah portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di

    masing-masing kelas atau dalam suatu acara Show Case  atau gelar kemampuan

     bersama dalam suatu acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki

    arena show case  tersebut dapat pula dijadikan arena contest   atau kompetisi untuk

    memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke dalam Show Case and

    Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional

     propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan

     pengalam belajar antar  young citizens  yang secara psikososial dan sosiokultural

    dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.

    Setelah acara dengar pendapat, dengan difasilitasi guru diadakan kegiatan

    refleksi. Tujuannya, baik secara individual maupun bersama merenungkan dan

    mengendapkan dampak kegiatan proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa.

    Langkah 3. Penutup

    Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum pertemuan tatap muka

    usai. Guru memberi penegasan dan penguatan (debriefing) terhadap nilai yang

    secara implisit melekat dalam pertanyaan triger , yakni nilai-nilai yang terkandung

    dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, seperti

     peka, tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan,

    empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas

    dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara utuh dalam

     praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    37/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  32

    Latihan:

    Setelah Anda mencermati dan mengkritisi uraian kegiatan belajar di atas, selanjutnya

    kerjakan soal-soal latihan di bawah ini, baik secara mandiri atau diskusi:

    1.  Apakah yang dimaksudkan dengan pendekatan tematik?

    2.  Sebutkan macam-macam pendekatan tematik dalam mata pelajaran SD?

    3.  Berikan contoh model cooperative learning dengan think-pair-share!

    4.  Apakah kelebihan pendekatan Praktik Belajar PKn berbasis portofolio?

    Refleksikan hasil jawaban Anda dengaan perhatikan rambu-rambu jawaban di

     bawah ini!

    1. 

    Perencanaan dan pelaksanaan proses belajar pembelajaran dengan menggunakan tema

    sentral materi PKn dengan didukung oleh materi pelajaran lainnya.

    2.  Pendekatan tematik dengan teknik webbing 

    3.  Lihat kembali uraian dan contoh pada bagian atas

    4.  Kelebihannya menarik dan mengembangkan semua kompetensi yang dimiliki siswa,

     baik kognitif, afaktif maupun psikomotor.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    38/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  33

    Rangkuman:

    Setelah Anda mencocokkan jawaban di atas, cermati dan kritisi rangkuman di

     bawah ini, agar dapat mengambil intisari materi yang telah dibahas.

    1.  Pendekatan tematik di terapkan pada SD dan SLB dengan tiga model, yaitu model

    integratif, berhubungan dalam jaringan komplek, dan keterkaitan saling tumpang

    tindih.

    2.  Strategi materi pokok bertitik tolak pada tema tertentu sebagai stimulus

    3.  Pendekatan tematik integrated, web relationship, dan keterhubungan (connected )

    digabungkan dengan pendekatan talking stick atau games  paling sesuai untuk

    dilaksanakan di kelas rendah.

    4.  Pendekatan tematik dengan model cooperative Learning yang digabungkan dengan

     pendekatan think-pair-share atau pendekatan portofolio paling sesuai untuk

    dilaksanakan di kelas tinggi.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    39/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  34

    Tes Formatif 2 

    Setelah anda mengambil intisari uraian di atas, sekarang kerjakan soal-soal

    formatif di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang

    tepat!

    1.  Model pendekatan tematik yang terjadi bila materinya serupa atau dalam suatu tema

    materinya berbeda saling tumpang tindih keterhubungan, dinamakan…

    a.  Overlapping

    b.  Web relationship

    c.  Integrated

    d.  Connected

    e.  Thematic problem

    2. 

    Pendekatan talking stick disebut tongkat berbicara, karena…

    a.  Tongkatnya dapat berbicara

    b.  Yang mendapat giliran tongkat harus berbicara menjawab pertanyaan

    c.  Tongkat sebagai sarana pembelajaran

    d.  Tongkat dipakai bergilir yang terakhir mengajukan pertanyaan

    e.  Yang memegang tongkat harus berceritera

    3. 

    Dalam pendekatan games cara yang digunakan salah satunya adalah dengan menerka

    yang disebut…

    a.  Information gab

    b.  Guessing

    c.  Search

    d.  Matching

    e. 

    Exchange

    4.  Cooperative learning, artinya …

    a.  Belajar dari kerja sama

    b.  Belajar kelompok

    c.  Belajar individu

    d.  Belajar perorangan

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    40/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  35

    e.  Belajar jarak jauh

    5.  Penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap kelompok akan

    saling membantu dalam cooperative Learning merupakan perspektif…

    a.  Sosial

    b.  Motivasi

    c.  Perkembangan kognitif

    d.  Elaborasi kognitif

    e.  Elaborasi afektif

    6.  Think-pair-share urutannya adalah…

    a.  Menulis ide-memperbandingkan ide– memberitahu ide

    b.  Memperbandingkan ide-menulis ide-memberitahu ide

    c.  Memberitahu ide-menulis ide-memperbandingkan ide

    d.  Menulis ide-memberitahu ide-memperbandingkan ide

    e.  Memperbandingkan ide-memberitahu ide-menulis ide

    7. 

    Tingkatan autonomous terdapat pada perkembangan moral anak pada usia…

    a. 

    Pra sekolah

    b.  4-8 tahun

    c.  8-12 tahun

    d.  12-14 tahun

    e.  15-18 tahun

    8. 

    Model pengembangan pembelajaran cooperative learning, Games dan analisis nilai

    dikembangkan pada kelas tinggi, karena…

    a.  Sudah lebih mahir membaca, menulis, komunikasi, mengenal bilangan, berdiskusi.

    b.  Mampu membuat karya sendiri

    c.  Fisiknya sudah besar

    d.  Dapat dibantu oleh orang lain

    e.  Dapat dibantu oleh guru

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    41/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  36

    9.  Portofolio dokumen berupa …

    a.  Koleksi hasil karya yang terbaik

    b.  Koleksi yang dipertunjukkan

    c.  Koleksi bantuan teman-temannya

    d.  Koleksi mandiri

    e.  Koleksi yang belum selesai.

    10. Seandainya Anda sebagai seorang guru PKn SD/Mi mengetahui bahwa dalam proses

     pembelajaran nantinya digarapkan peserta didik berhasil menjawab dan mengerjakan

     pertanyaan-pertanyaan yang disediakan, sedangkan yang lainnya juga melakukan

     pembelajaran sehingga ada saling ketergantungan positif antar peserta didik untuk

    mencapai tujuan ketuntasan belajar dengan berpedoman: bahwa tujuan akan tercapai

    apabila rekan-rekan siswa yang lain juga berhasil. Maka model pendekatan yang

    terbaik adalah...

    a.  Cooperative learning think –pair-share

     b. Value clarification technicque

    c. 

    Role playing

    d. 

    Talking stick

    e.  Contextual Teaching Learning

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    42/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  37

    Daftar Pustaka

    Buchori, Muchtar. (1994). Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta,Tiara Wacana Yogya.

    DePorter, Bobbi, dan Hernarki, M. (1999, 2002). Quantum Learning, Membiasakan

     Belajar Nyaman dan Menyenangkan Bandung: Kaifa.

    DePorter, Bobbi. dkk (2001). Quantum Teaching orchestracting student succes 

    ( Mempraktekkan Quantum Teaching Di ruang-ruang Kelas), Bandung: Kaifa.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997), Pengelolaan Kegiatan Belajar

     Mengajar (KBM) dalam Pendidikan Sistem Ganda, Direktorat Jenderal Pendidikan

    Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

    Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.(1993). Kurikulum 1994 Pendidikan dasar

    (landasan dan Pengembangan,(Keputusan Menteri Pendidikan damn Kebudayaan

     RI No 660/U/1993) Tentang Kurikulum Pendidikan Dasar, 

    Joice & Weil.M (1980), Model Of Theaching, Engelwood Cliffs, NewJersey, Prentice HallInc.

    Joni Raka.T (1990), Cara Belajar Siswa Aktif CBSA, Artikulasi, Konseptual, JabaranOperasional, dan Verivikasi Empirik , Pusat Penelitian IKIP Malang

    Kagan, Spencer. (1994). Cooperative Learning: Kagan Cooperative Learning. California.

    San Juan Capistrano.

    Locust, C. (1998). dalam http://www.acaciart.com/stories/archieves.html

    Lyman, Frank. (1981). Cooperative Learning: Think-Pair-Share dalam

    http://www.eazhull. org.uk/nlc/think,_pair,_share.htm 

    Meier, Dave.(2003).  Learning Accelerated Handbook (terj). Panduan Kreatif dan efektif

    Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung, Kaifa-PT Mizan Pustaka.

    Muchtar, Imam; Suhanto, Ign; Djoko Lesmono, A (2010). Kamus menjadi Guru

    Profesional, FKIP-Universitas Jember.

    Slavin, Robert E. (1990). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.  New

    Jersey. Prentice Hall Inc.

    Suparlan, Dasim Budimansyah, Danny Meirawan (2008), PAKEM (Pembelajaran Aktif,

    Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Bandung, Genesindo.

    Suparno, Paul dkk. (ed. 1999), Pendidikan Dasar demokratis, Suatu usulan untuk

     Reformasi Pendidikan Dasar di Indonesia,  Yogyakarta, Universitas Sanata

    Dharma.

    Widharyanto, B dkk ed. (2003). Student Active Learning, Yogyakarta: Universitas Sanata

    Dharma.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    43/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  38

    Glosarium:

    Analisis nilai, model pembelajaran dan sebagai pendekatan:  merupakan model

     pembelajaran yang menekankan pada esensi kompleksitas pemikiran tertinggi

    dalam pendidikan moral PKn.

    Kerja sama, (Cooperative Learning), sebagai model dalam Strategi Pembelajaran:

    merupakan Bentuk pendekatan yang menekankan kepada proses kerja sama dalam

    suatu kelompok yang dapat terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa

    Model:  pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau

    dihasilkan. 

    Model-model pembelajaran: Kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai pedoman

    dalam melakukan kegiatan atau pembelajaran.

    Pendekatan pembelajaran ( by teaching style): salah satu cara yang dipergunakan untuk

    mengatasi keberagaman siswa dalam pengelolaan peserta didik.

    Pendekatan tematik: merupakan strategi pembelajaran  dengan pengembangan materi

     pokok yang bertitik tolak dari sebuah tema.

    Permainan/games,  model pembelajaran:  model/metode pembelajaran permainan/games

    dapat dilaksanakan dan menjadi efektif, bermakna, dan tetap menyenangkan

    apabila dikembangkan dengan prinsip-prinsip. ( Mier, Dave, 2000, the accelerated

     Learning: 205 Mier menyebutnya sebagai metode pembelajaran).

    Portofolio:  kumpulan hasil karya seseorang siswa yang terseleksi sesuai dengan

    kepentingannya

    Strategi pembelajaran: pola pembelajaran dari proses kegiatan belajar mengajar

    Talking Stick,  model pembelajaran:  model pembelajaran dengan mengaktifkan peserta

    didik melalui permainan.

    Think-Pair-Share,  sebagai pendekatan pembelajaran:  untuk melatih peserta didik

    menguasai materi pembelajaran dengan bertukar pikiran dengan kelompok lain.

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    44/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  39

    Umpan Balik :

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian

    akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia

    untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi

    tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:

    Jumlah soal benar

     ________________ X 100%

    Jumlah soal

    Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali

    Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik

    Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup

    Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang

    Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai

    kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan

    materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap

    materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,

    terutama bagian yang belum Anda kuasai

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    45/92

    Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD  40

    Kunci Jawaban Formatif:

    1. a

    2. b

    3. b

    4. a

    5. d

    6. a

    7. c

    8. a

    9. a

    10. a

  • 8/20/2019 Pengembangan Pkn SD

    46/92

    Pengembangan Perangkat Penilaian PKn-SD  41

    Unit 3 

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN MATA PELAJARAN

    PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

    Imam Muchtar

    Ign. Suhanto

    3.1 

    Pendahuluan

    Para mahasiswa yang kami banggakan pada Unit 3 ini Anda akan diajak

    membahas tentang penilaian (assessment )  dan  pengukuran  (instrument ).

    Pengukuran dan penilaian mempunyai pengertian yang berbeda. Pengukuran

    merupakan proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan tertentu. Bagi

    seorang guru pengukuran berarti mengukur kemampuan peserta didik dengan

    menggunakan alat-alat penilaian yang ada, baik itu dengan teknik tes (tertulis, lisan,

     perbuatan) dan non-tes (skala sikap, check list, quesioner, catatan harian, dan portofolio) (Rumiati, 2007). Pengukuran juga dapat diartikan sebagai salah satu

    ketrampilan yang terdapat dalam pendekatan ketrampilan proses. Pengukuran sangat

     penting dalam kerja ilmiah sebagai dasar pembanding. Misalnya membandingkan

    luas, kecepatan, suhu, volume dan sebagainya, sehingga guru dapat melatih peserta

    didik agar terampil mengukur dan membanding-bandingkan satu benda dengan benda

    lainnya. Semakin tinggi tingkat sekolah dan peserta didik semakin rumit tugas-tugas